Download - Kemitraan gapoktan bkp 17 maret (yuti)

Transcript
Page 1: Kemitraan gapoktan bkp 17 maret (yuti)

Pengembangan Kelembagaan

Gapoktan Dalam Menjalin

Kemitraan

Syahyuti([email protected])

Badan Ketahanan Pangan – Jakarta 17 Maret 2015

Focus Group Discussion “Model Kemitraan Agribisnis Perkotaan dalam Pengembangan Usaha Distribusi Pangan”1

Page 2: Kemitraan gapoktan bkp 17 maret (yuti)

2

Materi presentasi:

1. Kondisi umum organisasi petani

2. LEMBAGA vs ORGANISASI

3. Kebijakan pengorganisasian petani di Indonesia

saat ini

4. Strategi Gapoktan menjalin kemitraan

Page 3: Kemitraan gapoktan bkp 17 maret (yuti)

3

*Kondisi yang kita hadapi :

= Organisasi-organisasi petani tidak berkembang baik, tidak

sesuai harapan dan target.

Penyebabnya adalah:

1. Pada sisi keilmuan = konsep dan teori berkenaan tentang

“lembaga” dan “organisasi” lemah, tidak konsisten, tidak

ada konsep dan teori baku tentang lembaga dan organisasi.

2. Dari sisi kebijakan = inkosistensi konsep lembaga dan

organisasi, pendekatan searah, “pemaksaan” organisasi,

organisasi adalah “wakil pusat di desa”, ego sektoral, dll

3. Pada diri aparat = lemah dan keliru tentang konsep, sikap,

dan metode dalam mengorganisasikan petani.

4. Pada diri petani = belum mampu mengorganisasikan diri

secara efektif, petani “terpaksa” berorganisasi, dst.

Page 4: Kemitraan gapoktan bkp 17 maret (yuti)

1. Menyebut “lembaga” (institution) sama dengan

“organisasi” (organization). Contoh: Kelembagaan subak.

Padahal dalam literatur berbahasa Inggris subak adalah

”nonformal organization”.

2. Menganggap dengan membuat organisasi telah

menyelesaikan masalah kelembagaan

3. Menganggap dengan mempelajari organisasi (dan

jaringan) telah menganalisis kelembagaan

4. Kajian kelembagaan biasanya hanya meneliti kebijakan-

kebijakan, belum termasuk norma-norma, dan kultural

kognitif.

4

Kekeliruan yang sering terjadi:

Page 5: Kemitraan gapoktan bkp 17 maret (yuti)

Konsep:

Lembaga dan kelembagaan:

Institution = “….are composed of cultured-cognitive, normative, and regulative elements that, together with associated activities and resources, provide stability and meaning of social live”. (Richard Scott. 2008. “Institutions and Organizations”. Third Edition. SAGE Publications, Inc)

Lembaga (institution) = merupakan hal-hal yang menjadi

penentu dalam perilaku manusia dalam masyarakat yakni

berupa norma, nilai-nilai, aturan formal dan nonformal, dan

pengetahuan kultural. Keseluruhan ini menjadi pedoman

dalam berperilaku aktor (individu dan organisasi), memberi

peluang (empower) namun sekaligus membatasi (constraint)

aktor.

Kelembagaan (institutional) = segala hal yang berkenaan

dengan lembaga.

5

Page 6: Kemitraan gapoktan bkp 17 maret (yuti)

*Organisasi dan keorganisasian:

Social organization = “the formation of a stable structure of relations inside a group,which provides a basis for order and patterns relationships for newmembers”

A formal organization = “a social system organized aroundspecific goals and usually consisting of several interrelated groups or subsystems. Formal organizations are governed by clearly stated and enforced norms.

Organisasi (organization) = adalah kelompok sosial yg sengaja dibentuk oleh sekelompok orang, memiliki anggota yang jelas, dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu, dan memiliki aturan yang dinyatakan tegas (biasanya tertulis). Organisasi adalah aktor sosial dalam masyarakat sebagaimana individu. Contoh: koperasi, kelompok tani, Gabungan kelompok tani, dan kelompok wanita tani.

Keorganisasian (organizational) = hal-hal berkenaan dengan organisasi misalnya perihal kepemimpinan dalam organisasi, keanggotaan, manajemen, keuangan organisasi, kapasitas organisasi, serta relasi dengan organisasi lain.

6

Page 7: Kemitraan gapoktan bkp 17 maret (yuti)

* Berkenaan dengan organisasi,

perlu dipahami:

1. Individual organization. Anggotanya individu. Misal

kelompok tani, koperasi primer. Aspeknya =

kepemimpinan, keanggotaan, manajemen, keuangan

organisasi, dll.

2. Second level organization / interorganization.

Anggotanya ind organization, misal Gapoktan, koperasi

sekunder

3. Supporting organization. Misal Pemda, penyuluh, Dinas

Peratnain, dll

4. Inter relation organization. Misal relasi antar kelompok

tani, relasi vertikal dan horozontal, dll.

7

Page 8: Kemitraan gapoktan bkp 17 maret (yuti)

Secondary

organizationSecondary

organization

Individu

al org Individu

al org

Individu

al org

Individu

al org

Individu

al org

Individu

al org

Desa

ADesa

B

Dinas Pertanian

BPP -Penyuluhan

LSM, Perguruan tinggi, dll

Interrelation organization

Supporting organization

instituti

on

instituti

on

instituti

on

instituti

on 8

Page 9: Kemitraan gapoktan bkp 17 maret (yuti)

Individual organization Secondary level organization

Bisa disebut sebagai organisasi primer atau single

group, sebagai organisasi paling dasar.

Beberapa literatur menyebut dengan intergroup

association, Small Farmer Group Associaton

(SFGA), atau representatives ofgroups.

Anggotanya adalah orang atau individu / orang Anggotanya adalah organisasi, yakni individual

organization

Contohnya adalah kelompok tani, KWT, P3A, dan

koperasi primer

Gapoktan dan koperasi sekunder

Jumlah anggota ideal untuk kelompok tani adalah 15

orang (dalam Permentan 82 tahun 2013 adalah 20-

25 orang)

Jumlah anggota ideal untuk Gapoktan adalah 5-10

kelompok tani (dalam Permentan 82 tahun 2013 bisa

5 sampai 10 kelompok tani)

Lebih kepada urusan internal anggota, dan terbatas

jangkauannya.

Mengelola urusan petani sedesa keluar. Lebih luas

cakupan relasinya.

Pengurus dipilih oleh anggota. Pengurus dipilih oleh perwakilan “organisasi

individual”, karena ia tidak punya anggota orang. 9

Page 10: Kemitraan gapoktan bkp 17 maret (yuti)

10

*

Aspek Upaya yang dapat dilakukan

1. Regulatif -Menyusun UU, PP, Permen, Perda yang berpihak kepada Gapoktan

-Mensosialisasikan, menegakkan, dan mengawasi kebijakan yg telah

dibuat

-Memberi sanksi jika kebijakan tidak dijalankan.

2. Normatif -Membentuk persepsi dan mental bahwa Gapoktan adalah organisasi

petani yang potensial.

-Menghargai PETANI dan organisasi petani

-Menumbuhkan sikap bahwa Gapoktan PENTING

3. Kognitif -Menyusun tulisan (ilmiah dan pouler) bahwa Gapoktan adalah kunci

pembangunan pertanian dan petani

-Memasukkan materi dan membuat modul bahan ajar di perguruan

tinggi, STPP, BLPP, dll ttg Gapoktan

-Memberi pelatihan tentang metode pemberdayaan Gapoktan

4. Keorganisasi

an

-Memperkuat organisai Gapoktan dan individual organization di

bawahnya.

-Memberikan kemudahan dalam pembentukan badan hukum

organisasi petani, dst

Page 11: Kemitraan gapoktan bkp 17 maret (yuti)

11

Kebijakan terbaru tentang organisasi

petani di Indonesia:

1. UU No 19-2013 tentang Pemberdayaan dan Perlindungan

Petani,

2. UU No 16-2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,

Perikanan dan Kehutanan,

3. UU No 17- 2012 tentang Perkoperasian,

4. UU No 1-2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro, dan

5. Permentan No 82-2013 tentang Pedoman Pembinaan

Kelompok Tani dan Gapoktan.

Page 12: Kemitraan gapoktan bkp 17 maret (yuti)

12

* UU No 19 tahun 2013 tentang

Perlindungan dan Pemberdayaan Petani:

*Kelembagaan Petani = lembaga yang ditumbuhkembangkan dari,

oleh, dan untuk Petani guna memperkuat dan memperjuangkan

kepentingan Petani.

*Asosiasi Komoditas Pertanian = kumpulan dari Petani, Kelompok

Tani, dan/atau Gabungan Kelompok Tani untuk memperjuangkan

kepentingan Petani. (pasal 76, 77, 78)

*Dewan Komoditas Pertanian Nasional = suatu lembaga yang

beranggotakan Asosiasi Komoditas Pertanian untuk

memperjuangkan kepentingan Petani (pasal 79)

*Badan Usaha milik Petani (pasal 80): berasal dari Gapoktan,

berbentuk koperasi atau badan usaha lain

Page 13: Kemitraan gapoktan bkp 17 maret (yuti)

13

KELEMBAGAAN petani:

Pasal 69: Pembentukan kelembagaan dilaksanakan dengan

perpaduan dari budaya, norma, nilai, dan kearifan lokal

Petani.

Pasal 70: (1) Kelembagaan Petani sebagaimana terdiri atas:

Kelompok Tani, Gapoktan, Asosiasi Komoditas Pertanian, dan

Dewan Komoditas Pertanian Nasional. (dihilangkan oleh KY)

(2) Kelembagaan Ekonomi Petani berupa badan usaha milik

petani.

Pasal 71: Petani berkewajiban bergabung dan berperan aktif

dalam Kelembagaan Petani.

Page 14: Kemitraan gapoktan bkp 17 maret (yuti)

*

Pasal UU No 19 tahun 2013 Revisi oleh MK

Pasal 70 ayat 1 “Kelembagaan petani sebagai dimaksuddalam pasal 69 ayat (1) terdiri atas: (a)Kelompok Tani, (b) GabunganKelompok Tani, (c) Asosiasi KomoditasPertanian, dan (d) Dewan KomoditasPertanian Nasional”

(Dibatalkan)

Pasal 71 ayat 1 “Petani berkewajiban bergabung danberperan aktif dalam KelembagaanPetani sebagaimana dimaksud dalamPasal 70 ayat (1)”.

“Petani bergabung danberperan aktif dalamkelembagaan petanisebagaimana dimaksud dalamPasal 70 ayat 1”

14

Page 15: Kemitraan gapoktan bkp 17 maret (yuti)

15

*Pengembangan Gapoktan

untuk Kemitraan

Page 16: Kemitraan gapoktan bkp 17 maret (yuti)

Aktivitas

Agribisnis

Kel. Tani Gapoktan Koperasi P3A KUBA UPJA Posludes -

klinik Agb –

kelompencapi

r

1. penyediaan benih V V V - V V -

2. Penyediaan pupuk

dan obat-obatan

V V V V

3. penyediaan modal V V V - V V -

4. Penyediaan

alsintan

V V V V

5. penyediaan air

irigasi

V - - V - - -

6. Penyediaan tenaga

kerja

V - - - - V -

7. Pengolahan hasil

panen

V V V - V V -

8. Pemasaran hasil

panen

V V V - V - -

9. penyediaan

informasi pasar

V V - - - V V

10. Penyediaan

informasi teknologi

V V V - V V V

Aktivitas agribisnis dan organisasi-organisasi yang dapat menjalankannya

(teoritis):

16

Page 17: Kemitraan gapoktan bkp 17 maret (yuti)

17

* Fungsi yg harus dipenuhi

organisasi petani:

1. Fungsi administrasi pembangunan (kepentingan proyek)

2. Fungsi komunikasi (kepentingan program, wadah belajar)

3. Fungsi ekonomi (aksi kolektif)

4. Fungsi partisipasi (dalam pembangunan)

5. Fungsi perwakilan (tujuan politik).

Page 18: Kemitraan gapoktan bkp 17 maret (yuti)

18

*

Fungsi Bentuk relasi Pelaku selama ini Pelaku ke depan

1. Administratif Atas ke bawah Kelompok tani, Gapoktan Semakin dikurangi,

gunakan cara lain

2. Komunikasi Atas ke bawah Kelompok tani, Gapoktan Semakin berkurang

3. Ekonomi Horizontal, dan

bawah ke atas

Kelompok tani,

Gapoktan, koperasi

(lemah)

Gapoktan, BUMP

(koperasi, PT, dll)

4. Partisipasi bawah ke atas Tidak ada / lemah Koperasi, KTNA,

asosiasi, dll

5. Politik bawah ke atas Tidak ada / lemah KTNA, HKTI,

asosiasi, petani di

legislatif (“partai

petani”), dll

Page 19: Kemitraan gapoktan bkp 17 maret (yuti)

19

*

Organisasi petani Pembina selama ini Pembina semestinya

1. Kelompok tani, KWT, Gapoktan, P3A

Kementan (Dirjend

berdasarkan subsektornya)

Kementan (integratif)

2. Koperasi pertanian Dinas koperasi Kementan, Dinas Koperasi

3. Perusahaan milik petani

Tidak ada Kementan, dinas perindutrian, dinas perdagangan, dll

4. Asosiasi komoditas Dirjend bersangkutan Lintas instansi sbg supporting org.

5. Asosiasi profesi Tidak ada Badan SDM, penyuluhan, dll

6. KTNA Tidak ada Kementan, Kemendagri, dll

7. LSM Tidak ada Lintas instansi sbg supporting org.

8. Org. Komunitas lokal Tidak ada Lintas instansi sbg supporting org.

Page 20: Kemitraan gapoktan bkp 17 maret (yuti)

20

* Syarat ntuk menciptakan ORGANISASI petani yang kuat:

1. Dari sisi teknis = penyatuan berbagai organisasi-organisasi yang kecil

menjadi ckup besar hingga mencapai skala ekonomis secara

manajemen dan ekonomis

2. Dari sisi struktural = hilangkan sifat ego sektoral. Merasa MEMILIKI

petani.

3. Dari sisi psikologis = sikap bahwa organisasi petani adalah milik

petani, memberi kesempatan kepada mereka untuk tumbuh dan

berkembang (learning organization), organisasi formal adalah salah

satu pilihan, tidak WAJIB,

4. Dari sisi legislasi = pelurusan konsep, konsistensi, penjelasan lebih

detail, dst.

5. Jangan hanya mendirikan ORGANISASI, tapi harus membangun

KELEMBAGAAN. Kelembagaan = aspek regulatif + aspek regulatif +

aspek kultural kognitif + aspek keorganisasian

Page 21: Kemitraan gapoktan bkp 17 maret (yuti)

21

* Contoh: penguatan organisasi permodalan petani

di desa dengan PENYATUAN

*Pasal 4 dan 5 UU No 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro (LKM): pendirian LKM harus berbadan hukum dan mendapat izin usaha

*Bentuk badan hukum dimaksud adalah berupa Koperasi atau Perseroan Terbatas.

*Maka, formalitas LKMA-PUAP (+ 47 ribu unit) harus sudah dilakukan selambatnya 8 Januari 2015 (= dua tahun setelah diundangkannya UU LKM).

*Jika masing-masing menjadi koperasi (5-8 unit koperasi) = biaya pembuatan mahal, pendapatan jasa (keuntungan) kecil, sehingga tidak cukup menggaji manajer, staf, dll. Tidak mencapai SKALA EKONOMI, tidak SUSTAIN (Pengurus tidak dapat insentif, honor manajer hanya Rp 300 ribu per bulan)

*Jika diSATUKAN = mencapai skala ekonomi, dan lebih SUSTAIN (bisa menggaji manajer dan staf minimal Rp 3 juta / orang/bulan)

Page 22: Kemitraan gapoktan bkp 17 maret (yuti)

22

* Penyaturan organisasi permodalan di desa:

Organisasi

pengelola

permodalan

Jumlah modal

(Rp )

Potensi pendapatan

(+ 10 %/tahun)

Potensi

pendapatan

Jika disatukan

1. LKMA-PUAP 100 juta 10 juta

+ Rp 100

juta

2. LDPM 225 juta 22,5 juta

3. LPM 50 juta 5 juta

4. Koperasi wanita 15 juta 1,5

5. KUD 300 juta 30 juta

6. koperasi

pengrajin

200 juta 20 juta

Tingkat

sustainabilitas

Keuntungan rendah,

masing-masing tidak

sustain

Mencapai skala

ekonomi,

SUSTAIN

Page 23: Kemitraan gapoktan bkp 17 maret (yuti)

Level dusun/komunitas

Kelompok2 tani

komoditas

Kelompok2 tani wilayah

P3AKelompok

taruna tani

Level desa

Gapoktan

Level kabupaten

Asosiasi2 komoditas

Asosiasi2 organisasi

petani

Asosiasi2 kepentingan

Asosiasi2

minat

Asosiasi LDPM

Asosiasi penyuluh swadaya

Rancangan struktur organisasi petani

ke depan

23

Page 24: Kemitraan gapoktan bkp 17 maret (yuti)

*

Kegiatan bisnis Mitra potensial Bentuk kerjasama

1. Pengadaan gabah dan

pangan lain

Kelompok tani Jasa pengadaan

2. Pengolahan hasil

pertanian

Penggilingan, huller, dll Jasa komersial

3. Penyediaan sarana

produksi

Suplier, penyalur pupuk

bersubsidi

Fee usaha, relasi

komersial

4. Penyediaan pangan

untuk anggota

Kel tani, suplier luar Relasi komersial

5. Pelayanan permodalan Bank komersial, simpanan

anggota, pelaku

permodalan lain di desa

Bagi hasil, jasa keuangan

24

Page 25: Kemitraan gapoktan bkp 17 maret (yuti)

25