Rilis PUPR #2
10 Desember 2017
SP.BIRKOM/XII/2017/602
Kementerian PUPR Perbaiki Infrastruktur yang Rusak Akibat Banjir di Gunung Kidul, Pacitan
dan Wonogiri
Pacitan - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah memobilisasi
personil dan alat berat untuk memperbaiki jembatan yang putus dan tanggul sungai yang ambles akibat
banjir yang terjadi di Gunung Kidul, Yogyakarta dan Pacitan, Jawa Timur beberapa waktu lalu.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Sabtu (9/12) mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi)
mengunjungi lokasi yang terdampak bencana. Lokasi yang ditinjau diantaranya Jembatan Bonjing di
Kabupaten Gunung Kidul dan tanggul Sungai Grindulu.
"Sebagai contoh ini (Bonjing) adalah jembatan kecil, tapi karena darurat dan Kabupaten tidak
punya dana (untuk rekonstruksi), jadi akan dikerjakan oleh BNPB atau Kementerian PUPR," kata Presiden
Jokowi.
Jembatan Bonjing sepanjang 50 meter dengan lebar 2 meter merupakan salah satu jembatan yang
putus akibat bencana banjir di Selatan Jawa pada akhir November 2017 lalu. Jembatan yang melintang di
atas Sungai Oya ini memiliki fungsi vital untuk menghubungkan dua Dusun Gelaran I dan II.
Sementara itu, untuk jalan longsor di Kabupaten Pacitan yang tengah dikerjakan, Presiden Jokowi
meminta untuk segera diselesaikan. Untuk tanggul yang jebol, Presiden menargetkan selesai dalam dua
minggu. “Tanggul kita beri waktu dua minggu untuk bisa diselesaikan,” kata Presiden Jokowi.
Sementara itu Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto yang
ditemui di Pacitan pada hari Minggu (10/12) mengungkapkan akan segera membangun jembatan darurat
sebagai pengganti sementara Jembatan Bonjing. “Penanganannya bersifat darurat agar bisa dilalui dulu
sambil dipersiapkan pembangunan jembatan permanennya lebih kurang 100 meter dari hilir jembatan
yang ada sekarang,” katanya.
Untuk mencegah kembali rusaknya infastruktur akibat longsor dan bencana banjir bandang,
dirinya meminta agar seluruh pemulihan infrastruktur memperhatikan perkuatan pondasi jembatan serta
perkuatan tebing di sepanjang jalan nasional.
"Longsoran ini dapat kita cegah kalau kita memahami karakteristik sungai. Tantangan utamanya
bagaimana kita membangun infrastruktur berdasarkan morfologi sungai," kata Arie.
Terkait perbaikan ke depannya, Arie telah berkoordinasi dengan Direktur Jenderal SDA Imam
Santoso untuk memperoleh data geometri sungai. "Saya sudah diskusikan dengan teman-teman SDA
supaya kita bisa perbaiki dengan cepat dan juga dengan keandalan yang tinggi," tambahnya.
Menurutnya jebolnya tanggul Sungai Grindulu disebabkan akibat curah hujan yang tinggi dan
pada saat bersamaan juga permukaan air laut sedang naik. "Sehingga aliran air tidak bisa ke laut dan
berpusar. Itu yang menyebabkan tanggul rusak dan pondasi Jembatan Grindulu terancam," terangnya.
Di Pacitan juga terdapat tujuh jembatan gantung yang terdampak bencana banjir dan saat ini
sedang dikerjakan perbaikannya, diantaranya Jembatan Gantung Tambak Rejo, Banjarsari I, Banjarsari II,
Kembang, Kedungbendo, Kebon, dan Kali Atas
Tidak hanya di Pacitan, Arie mengatakan juga akan memperkuat pondasi jembatan yang melintas
di atas sungai pada seluruh wilayah untuk mengantisipasi perubahan cuaca ekstrem.
"Saya minta pengerjaannya dimulai dari sekarang, minimal perbaikan jembatan yang ada dulu.
Kami masih punya sisa dana untuk penanganan. Sebagian akan memakai dana darurat bencana 2017. Saya
minta pengerjaannya tertib administrasi," ujarnya.
Usai menyusuri wilayah Jawa Timur dari Ponorogo sampai Pacitan, dimana jalannya berada di sisi
kanan Sungai Grindulu, Arie bersama rombongan melanjutkan perjalanan ke Wonogiri dan Yogyakarta.
Di Wonogiri ia meninjau tiga jembatan yang terdampak bencana banjir, diantaranya dua jembatan
yang putus, yakni Jembatan Taman Wiroko sepanjang 23 meter, dan Jembatan Puter Jatiroto-Tirtomoyo.
Sementara Jembatan Banyak Prodo/Ngalaran sepanjang 62 meter hanya mengalami kerusakan pada pilar
jembatan dan dinding samping abutment yang runtuh.
Untuk dua jembatan yang putus tersebut, sambil dilakukan perbaikan jembatan permanen, akan
dipasang jembatan darurat (bailey) agar tetap bisa dilalui warga.
Sementara itu, untuk pembangunan Jembatan Bonjing, Arie menyatakan sudah dimulai
pembangunannya dan ditargetkan akan selesai dalam waktu 3 bulan sesuai instruksi Presiden. "Kami
optimis semua perbaikan jembatan bisa selesai dalam 3 bulan," ungkapnya. (*)
Biro Komunikasi Publik
Kementerian PUPR