KALIUM DAN PENYAKIT YANG DITIMBULKAN AKIBAT
KANDUNGANNYA YANG TIDAK SEIMBANG DALAM TUBUH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Gizi
yang Diampu Oleh Dosen Ir. Sri Budi Wahjuningsih, M.P.
Disusun Oleh :
1. Aulia Candra P. D.111.12.0023
2. Kartika Candra Putri D.111.12.0041
3. Noorlita Putriprinandya D.111.12.0049
4. Puput Septiana D.111.12.0050
PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mineral potassium (K) atau Kalium adalah mineral paling berlimpah urutan ketiga dalam
tubuh manusia sebagai investasi jangka panjang. Kalium memiliki kualitas untuk
mempertahankan kadar tinggi kesejahteraan tubuh manusia dan gaya hidup yang ceria. Oleh
karena itu kaberadaan kalium tidak boleh diabaikan. Kalium penting untuk fungsi normal otot,
jantung, dan saraf. Hal ini memainkan peran penting dalam mengontrol aktivitas otot polos
(seperti otot yang ditemukan di saluran pencernaan) dan otot rangka (otot-otot ekstremitas dan
dada), serta otot-otot jantung. Hal ini juga penting untuk transmisi normal sinyal listrik seluruh
sistem saraf dalam tubuh.
Kadar normal kalium sangat penting untuk menjaga irama jantung normal listrik. Kedua
kadar kalium darah rendah ( hipokalemia ) dan kadar kalium darah tinggi (hiperkalemia) dapat
menyebabkan ritme jantung abnormal. Biasanya konsentrasi kalium yang tinggi lebih berbahaya
dari pada konsentrasi kalium yang rendah. Bila konsentrasi tinggi ini terus berlanjut, irama
jantung menjadi tidak normal dan jantung akan berhenti berdenyut. Kebanyakan kasus yang
ditemui, pasien memiliki hiperkalemia ringan (yang biasanya ditoleransi dengan baik). Namun,
kondisi yang menyebabkan hiperkalemia ringan bahkan harus diobati untuk mencegah
perkembangan ke hiperkalemia yang lebih parah. Tingkat yang sangat tinggi kalium dalam darah
(hiperkalemia berat) dapat menyebabkan serangan jantung dan kematian. Bila tidak dikenali dan
diobati dengan benar, hasil hiperkalemia berat dalam tingkat kematian sekitar 67%.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dan manfaat dari kalium dan bagaimana metabolismenya dalam tubuh?
2. Apa saja makanan yang merupakan sumber kalium?
3. Penyakit apa yang timbul akibat tidak seimbangnya kadar kalium dalam tubuh?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi, Manfaat, dan Metabolisme Kalium
Kalium adalah salah satu mineral yang sangat penting bagi manusia. Kalium digunakan
untuk membantu kinerja otot dan syaraf pada tubuh manusia agar bekerja dengan baik.
Kalium juga sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk menyimpan gula dalam bentuk glikogen.
Kalium juga merupakan elektrolit, yaitu mineral yang mampu menghasilkan listrik dalam
tubuh yang dilakukan secara bersama dengan beberapa mineral penting lainya seperti
kalsium, klorida, magnesium dan natrium
Kalium (sering juga disebut sebagai potassium) bersama dengan sodium dan klorida
berfungsi untuk mengontrol kadar air di dalam tubuh. Menurut penelitian para ahli, manfaat
kalium yang lain adalah untuk mencegah penyakit tekanan darah tinggi jika berada dalam
jumlah yang sesuai di dalam tubuh. Kalium sangat penting dan dibutuhkan untuk menunjang
kinerja jantung serta memiliki peranan penting dalam kontraksi otot rangka dan otot halus.
Selain itu manfaat kalium antara lain :
1. Mengoptimalkan Fungsi Otak
Kalium berperan penting dalam menjaga konduktivitas elektrolit di otak yang
akan mempengaruhi fungsi otak secara keseluruhan. Baik dalam proses optimalisasi
memori ataupun proses belajar. Gangguan otak, seperti epilepsi, diketahui berhubungan
dengan kadar kalium di otak.
2. Mengendalikan Kontraksi Otot dan Syaraf
Kalium di dalam tubuh manusia biasanya bekerja sama dengan sodium atau
natrium (Na) dalam mengatur keseimbangan muatan elektrolit cairan tubuh.
Keseimbangan ini dijaga dengan menyesuaikan jumlah asupan kalium dari makanan dan
jumlah kalium yang dibuang. Selain mengatur keseimbangan cairan tubuh, kalium juga
bekerja bersama natrium untuk sistem saraf yaitu dengan meneruskan pesan ke otak serta
mengatur kontraksi otot.
3. Membantu Penyerapan zat Gizi
Kalium sangat penting dalam penyerapan nutrisi makanan. Kalium bertindak
sebagai ‘magnet’, sehingga penyerapan sari-sari makanan dan oksigen dapat terserap lebih
efektif dalam sel. Jika anda memiki program diet anda harus mengkonsumsi kalium
secara ideal dalam keseharian.
4. Mendukung Proses Metabolisme
Kalium dalam tubuh berperan signifikan dalam proses metabolisme tubuh dengan
cara mempercepat oksidasi yang diperlukan tubuh untuk melepas dan membuang lemak
dari dalam tubuh. Hasilnya, berat badan ideal bisa dipertahankan dan buang air kecil
menjadi lancar.
5. Mencegah Pengerasan Pembuluh Darah
Kalium menjaga aliran darah dalam tubuh tetap lancar dengan cara memperlambat
proses pengerasan pembuluh darah. Terutama yang mengarah ke organ jantung. Seperti
kita ketahui bersama bahwa pengerasan pembuluh darah dapat mengakibatkan serangan
jantung dan stroke. Oleh karena itu, kalium berperan penting dalam menjaga fleksibilitas
pembuluh darah.
6. Membersihkan Pembuluh Darah
Kolesterol jahat dalam lemak yang dapat menyumbat pembuluh darah dan
menghentikan aliran darah menuju jantung. Kalium merupakan salah satu mineral penting
yang dapat mengikis kolesterol dan toksin yang menyumbat pembuluh darah, sehingga
darah bisa mengalir dengan lancar.
Berdasarkan kebutuhannya di dalam tubuh, mineral dapat digolongkan menjadi 2
kelompok utama yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral
yang menyusun hampir 1% dari total berat badan manusia dan dibutuhkan dengan jumlah
lebih dari 1000 mg/hari, sedangkan mineral mikro (Trace ) merupakan mineral yang
dibutuhkan dengan jumlah kurang dari 100 mg /hari dan menyusun lebih kurang dari
0.01% dari total berat badan. Mineral yang termasuk di dalam kategori mineral makro
utama adalah kalsium (Ca), fosfor (P), magnesium (Mg), sulfur (S), kalium (K), klorida
(Cl), dan natrium (Na). Sedangkan mineral mikro terdiri dari kromium (Cr), tembaga
(Cu), fluoride (F), yodium (I) , besi (Fe), mangan (Mn), silisium (Si) and seng (Zn).
Kalium merupakan ion bermuatan positif (kation) utama yang terdapat di dalam
cairan intrasellular (ICF) dengan konsentrasi ±150 mmol/L. Sekitar 90% dari total kalium
tubuh akan berada di dalam kompartemen ini. Sekitar 0.4% dari total kalium tubuh akan
terdistribusi ke dalam ruangan vascular yang terdapat pada cairan ekstraselular dengan
konsentrasi antara 3.5-5.0 mmol /L. Konsentrasi total kalium di dalam tubuh diperkirakan
sebanyak 2g/kg berat badan. Namun jumlah ini dapat bervariasi bergantung terhadap
beberapa faktor seperti jenis kelamin, umur dan massa otot (muscle mass). Kebutuhan
minimum kalium diperkirakan sebesar 782 mg/hari.
Di dalam tubuh kalium akan mempunyai fungsi dalam menjaga keseimbangan
cairan-elektrolit dan + + keseimbangan asam basa. Selain itu, bersama dengan kalsium
(Ca ) dan natrium (Na ), kalium akan berperan dalam transmisi saraf, pengaturan enzim
dan kontraksi otot. Hampir sama dengan natrium, kalium juga merupakan garam yang
dapat secara cepat diserap oleh tubuh. Setiap kelebihan kalium yang terdapat di dalam
tubuh akan dikeluarkan melalui urin serta keringat
2.2 Makanan Sumber Kalium
Kalium yang merupakan unsur yang menjaga keseimbangan muatan elektrolit tubuh
bekerja sama dengan sodium atau natrium. Untuk itu sangat penting menjaga asupan kalium
bagi tubuh, dan mineral ini dapat dengan mudah ditemukan dalam makanan yang
dikonsumsi sehari-hari, diantaranya adalah berikut ini :
1. Kentang panggang
Satu buah kentang panggang beserta kulit mengandung 840 mg kalium.
2. Melon
Satu potong melon mengandung 60 kalori, namun kaya dengan kalium sebanyak 680
mg.
3. Kismis
Anggur yang dikeringkan ini juga kaya dengan kalium. Setengah cangkir kismis
mengandung 555 mg kalium
4. Avokad
Buah yang sering disebut sebagai buah mentega yang satu ini, mengandung 602 mg
kalium.
5. Aprikot kering
Setengah cangkir aprikot mengandung kalium sebanyak 480 mg.
6. Jus tomat
Salah satu pelengkap pembuatan saus ini bukan hanya memiliki kandungan likopen,
namun juga diperkaya dengan kalium. Dalam satu cangkir jus tomat, Anda akan
mendapatkan manfaat kalium sebesar 480 mg.
7. Jus jeruk
Selain kekayaan dari vitamin C, jus jeruk juga memiliki manfaat kalium sebanyak 503
mg dalam setiap gelasnya.
8. Yoghurt
Ada banyak alasan bagi Anda untuk menikmati sajian yoghurt. Selain serat alami,
yoghurt juga diperkaya dengan 530 mg kalium dalam setiap cangkirnya.
9. Ikan
Sekitar 85 gram ikan halibut dalam kemasan memiliki kalium sebanyak 449 miligram.
Makanan laut yang baik selain halibut adalah salmon dan kerang.
10. Pepaya
Buah berwarna cerah ini memiliki kandungan kalium 264 miligram untuk potongan
sekitar 2,5 sentimeter.
11. Pisang
Terdapat sekitar 350 mg kalium dalam satu buah pisang berukuran sedang.
2.3 Penyakit Yang disebabkan karena tidak seimbangnya kalium di dalam tubuh
2.3.1 Hyperkalemia
Secara teknis, hyperkalemia berarti tingkat potassium dalam darah yang naiknya secara
abnormal. Tingkat potassium dalam darah yang normal adalah 3.5-5.0 milliequivalents per liter
(mEq/L). Tingkat-tingkat potassium antara 5.1 mEq/L sampai 6.0 mEq/L mencerminkan
hyperkalemia yang ringan. Tingkat-tingkat potassium dari 6.1 mEq/L sampai 7.0 mEq/L adalah
hyperkalemia yang sedang, dan tingkat-tingkat potassium diatas 7 mEq/L adalah hyperkalemia
yang berat/parah. Kalium sangat penting untuk berfungsinya normal otot-otot, jantung, dan
syaraf-syaraf. Kalium memainkan peran yang penting dalam mengontrol aktivitas dari otot
halus (seperti otot yang ditemukan di saluran pencernaan) dan otot kerangka (otot-otot dari
anggota-anggota tubuh dan torso), serta otot-otot jantung. Kalium juga penting untuk transmisi
(pengantaran) sinyal-sinyal listrik keseluruh sistim syaraf didalam tubuh.
Tingkat-tingkat darah yang normal dari kalium sangat penting untuk memelihara irama
listrik jantung yang normal. Keduanya tingkat-tingkat potassium yang rendah (hypokalemia)
dan tingkat-tingkat potassium darah yang tinggi (hyperkalemia) dapat menjurus pada irama-
irama jantung yang abnormal. Efek klinis yang paling penting dari hyperkalemia berhubungan
dengan irama listrik jantung. Semetara hyperkalemia yang ringan kemungkinan mempunyai
efek yang terbatas pada jantung, hyperkalemia yang sedang dapat menghasilkan perubahan-
perubahan EKG (bacaan listrik dari otot-otot jantung), dan hyperkalemia yang berat/parah dapat
menyebabkan penekanan dari aktivitas listrik jantung dan dapat menyebabkan jantung untuk
berhenti berdenyut.
Efek penting lainnya dari hyperkalemia adalah gangguan berfungsinya otot-otot kerangka.
Kelumpuhan periodik hyperkalemia adalah penyakit turunan (diwariskan) yang jarang dimana
pasien-pasien dapat mengembangkan penimbulan yang tiba-tiba dari hyperkalemia yang pada
gilirannya menyebabkan kelumpuhan otot. Sebab untuk kelumpuhan otot tidak dimengerti
dengan jelas, namun kemungkinan disebabkan oleh hyperkalemia yang menekan aktivitas listrik
otot.
Gejala Hyperkalemia
Hyperkalemia dapat menjadi asymptomatic, yang berarti bahwa ia tidak menyebabkan
gejala-gejala. Adakalanya pasien-pasien dengan hyperkalemia melaporkan gejala-gejala yang
samar-samar termasuk:
mual
lelah
kelemahan otot
perasaan-perasaan kesemutan.
Gejala-gejala hyperkalemia yang lebih serius termasuk denyut jantung yang perlahan dan
nadi yang lemah. Hyperkalemia yang parah dapat berakibat pada berhentinya jantung yang
fatal. Umumnya, tingkat potassium yang naiknya secara perlahan (seperti pada gagal ginjal
kronis) ditolerir lebih baik daripada tigkat-tingkat potassium yang naiknya tiba-tiba. Kecuali
naiknya potassium adalah sangat cepat, gejala-gejala dari hyperkalemia biasanya tidak jelas
hingga tingkat-tingkat potassium yang sangat tinggi (biasanya 7.0 mEq/l atau lebih tinggi).
Penyebab-penyebab utama dari hyperkalemia adalah disfungsi ginjal, penyakit-penyakit
dari kelenjar adrenal, penyaringan potassium yang keluar dari sel-sel kedalam sirkulasi darah,
dan obat-obat.
Disfungsi Ginjal
Potassium nornmalnya disekresikan (dikeluarkan) oleh ginjal-ginjal, jadi penyakit-
penyakit yang mengurangi fungsi ginjal-ginjal dapat berakibat pada hyperkalemia. Ini
termasuk:
1. Gagal ginjal akut dan kronis
2. Glomerulonephritis
3. Lupus nephritis
4. Penolakan transplant
5. Penyakit-penyakit yang menghalangi saluran urin (kencing), seperti urolithiasis
(batu-batu dalam saluran kencing).
2.3.2 Hipokalemia
Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam darah) adalah suatu keadaan
dimana konsentrasi kalium dalam darah kurang dari 3.8 mEq/L darah. Jika konsentrasi
kalium darah terlalu rendah, biasanya disebabkan oleh ginjal yang tidak berfungsi
secara normal atau terlalu banyak kalium yang hilang melalui saluran pencernaan
(karena diare, muntah, penggunaan obat pencahar dalam waktu yang lama atau polip
usus besar). Hipokalemia jarang disebabkan oleh asupan yang kurang karena kalium
banyak ditemukan dalam makanan sehari-hari. Kalium bisa hilang lewat air kemih
karena beberapa alasan, yang paling sering adalah akibat penggunaan obat diuretik
tertentu yang menyebabkan ginjal membuang natrium, air dan kalium dalam jumlah
yang berlebihan.
Pada sindroma Cushing, kelenjar adrenal menghasilkan sejumlah besar hormon
kostikosteroid termasuk aldosteron. Aldosteron adalah hormon yang menyebabkan
ginjal mengeluarkan kalium dalam jumlah besar. Penderita sindroma Liddle, sindroma
Bartter dan sindroma Fanconi terlahir dengan penyakit ginjal bawaan dimana
mekanisme ginjal untuk menahan kalium terganggu.
Obat-obatan tertentu seperti insulin dan obat-obatan asma (albuterol, terbutalin dan
teofilin), meningkatkan perpindahan kalium ke dalam sel dan mengakibatkan
hypokalemia, tetapi pemakaian obat-obatan ini jarang menjadi penyebab tunggal
terjadinya hipokalemia.
Gejala Hipokalemia
Hipokalemia ringan biasanya tidak menyebabkan gejala sama sekali.
Hipokalemia yang lebih berat (kurang dari 3 mEq/L darah) bisa menyebabkan
kelemahan otot, kejang otot dan bahkan kelumpuhan.
Irama jantung menjadi tidak normal, terutama pada penderita penyakit jantung.
Pengobatan
Kalium biasanya dapat dengan mudah digantikan dengan mengkonsumsi makanan
yang banyak mengandung kalium atau dengan mengkonsumsi garam kalium (kalium
klorida) per-oral. Kalium dapat mengiritasi saluran pencernaan, sehingga diberikan
dalam dosis kecil, beberapa kali sehari. Sebagian besar orang yang mengkonsumsi
diuretik tidak memerlukan tambahan kalium. Tetapi secara periodik dapat dilakukan
pemeriksaan ulang dari konsentrasi kalium darah sehingga sediaan obat dapat diubah
bilamana perlu.
Pada hipokalemia berat, kalium bisa diberikan secara intravena. Hal ini dilakukan
dengan sangat hati-hati dan biasanya hanya dilakukan di rumah sakit, untuk
menghindari kenaikan kadar kalium yang terlalu tinggi.
2.3.3 Stroke
Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-
tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi
biokimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel saraf di otak. Kematian jaringan otak
dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. Bila dapat
diselamatkan, kadang-kadang penderita mengalami kelumpuhan di anggota badannya,
hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan bicaranya. Beberapa tahun belakangan ini makin
populer istilah serangan otak. Istilah ini berpadanan dengan istilah yang sudah dikenal luas
"serangan jantung".
Jenis stroke
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu stroke iskemik dan stroke hemorragik. Sebuah hasil
sebuah penelitian di Korea menyatakan bahwa 75,2% stroke iskemik diderita oleh kaum pria
dengan prevalensi berupa hipertensi, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.
A. Stroke hemorragik
Dalam stroke hemorragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran
darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan
merusaknya. Hampir 70 persen kasus stroke hemorrhagik menyerang penderita
hipertensi. Stroke hemoragik sendiri ada 2 jenis, yaitu:
1. Hemoragik Intraserebral : pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak.
2. Hemoragik Subaraknoid : pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid
(ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak).
B. Stroke iskemik
Dalam stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah
arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis interna
dan dua arteri vertebralis. Arteri carotis interna merupakan cabang dari arteri carotis
communis sedangkan arteri vertebralis merupakan cabang dari arteri subclavia.
Stroke iskemik sendiri dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Stroke Trombotik : proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.
2. Stroke Embolik : tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
3. Hipoperfusion Sistemik : berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh
karena adanya gangguan denyut jantung.
Faktor Penyebab Stroke
1. Faktor yang tidak dapat diubah
a. Usia : makin tinggi usia angka kejadian stroke semakin tinggi.
b. Jenis kelamin : usia muda kasus stroke pada pria, lebih tua kasus stroke jumlah yg sama
antara pria dan wanita. Hal ini berhubungan dengan kondisi estrogen pada wanita yang
mempunyai sifat proteksi/melindungi untuk terjadi stroke, yang mana kadar estrogen ini
akan menurun pada usia lanjut.
c. Genetik/ keturunan : apabila didalam keluarga didapati ada yg menderita stroke maka
resiko menderita stroke juga lebih tinggi
d. Ras : pada ras tertentu angka stroke lebih tinggi dari ras yang lain, berkaitan dengan faktor
genetik.
2. Faktor yang bisa diubah
Penyakit darah tinggi, kencing manis, jantung, dyslipidemia (kelainan lemak darah),
kelainan irama jantung, merokok, minum yg beralkohol, pengguna obat terlarang (golongan
amphetamin), stress (ketegangan), kurang olah raga, kegemukan (obesitas).
Ciri-ciri Stroke
1. Kejadiannya medadakKelemahan nggota gerak tubuh pada sisi yang sama (tangan, kaki,
dan wajah)
2. Kelemahan pada anggota gerak wajah satu sisi dengan anggota gerak
3. Gangguan rasa raba dapat berupa nyeri, rasa tebal, rasa sakit pada sisi yang sama
4. Kesulitan untuk berbicara/tidak dapat berbicara sama sekali
5. Nyeri kepala yang mendadak
6. Mendadak lupa
7. Hilangnya kemampuan berfikir/mengenali lingkungannya
8. Pusing atau didapatkn kesulitan menelan
9. Gangguan penglihatan yang mendadakKesadaran yang menurun
10. Dapat hilang dalam waktu 24 jam
Penanganan
Penderita stroke akut biasanya diberikan SM-20302, atau microplasmin, oksigen,
dipasang infus untuk memasukkan cairan dan zat makanan, kemudian diberikan manitol
atau kortikosteroid untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan di dalam otak, akibat
infiltrasi sel darah putih. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kelumpuhan dan
gejala lainnya bisa dicegah atau dipulihkan jika recombinan tissue plasminogen
activator (rtPA) atau streptokinase yang berfungsi menghancurkan emboli diberikan
dalam waktu 3 jam, setelah timbulnya stroke. Trombolisis dengan rtPA terbukti
bermanfaat pada manajemen stroke akut, walaupun dapat meningkatkan risiko
pendarahan otak, terutama pada area sawar darah otak yang terbuka.
Beberapa senyawa yang diberikan bersamaan dengan rtPA untuk mengurangi
risiko tersebut antara lain batimastat (BB-94) dan marimastat (BB-2516), yang
menghambat enzim MMP, senyawa spin trap agent seperti alpha-phenyl-N-t-
butylnitrone (PBN) dan disodium- [tert-butylimino)methyl]benzene-1,3-disulfonate N-
oxide (NXY-059), dan senyawa anti-ICAM-1.
Metode perawatan hemodilusi dengan menggunakan albumin masih kontroversial,
namun penelitian oleh The Amsterdam Stroke Study memberikan prognosis berupa
penurunan angka kematian dari 27% menjadi 16%, peningkatan kemandirian aktivitas
dari 35% menjadi 48%, saat 3 bulan sejak terjadi serangan stroke akut.
Pemulihan
Serangan stroke terkait dengan keterbatasan pulihnya fungsi otak, meskipun area
peri-infark menjadi lebih bersifat neuroplastik sehingga memungkinkan perbaikan
fungsi sensorimotorik melakukan pemetaan ulang di area otak yang mengalami
kerusakan. Di tingkat selular, terjadi dua proses regenerasi dalam korteks peri-infark,
akson akan mengalami perubahan fenotipe dari neurotransmiter ke dalam status
regeneratif, dan menjulurkan tangkainya untuk membuat koneksi baru di bawah
pengaruh trombospondin, laminin, dan NGF hasil sekresi sel Schwann,[63] dan terjadi
migrasi sel progenitor neuron ke dalam korteks peri-infark. Hampir sepanjang 1 bulan
sejak terjadi serangan stroke, daerah peri-infark akan mengalami penurunan molekul
penghambat pertumbuhan. Pada rentang waktu ini, neuron akan mengaktivasi gen yang
menstimulasi pertumbuhan, dalam ritme yang bergelombang. Neurogenesis saling
terkait dengan angiogenesis juga terjadi bergelombang yang diawali dengan migrasi
neuroblas dengan ekspresi GFAP, yang berada dalam zona subventrikular ke dalam
korteks peri-infark. Migrasi ini dimediasi oleh beberapa senyawa antara lain
eritropoietin, stromal-derived factor 1 (SDF-1) dan angiopoietin-1, hingga
menghasilkan neuroblas dengan jarak tempuh migrasi yang lebih panjang dan rentang
waktu sitokinesis yang lebih pendek.
Terhambatnya fungsi pencerap GABA ekstrasinaptik di area peri-infark yang terjadi
akibat oleh disfungsi transporter GABA GAT-3/GAT-4, dalam hewan tikus, dapat
dipulihkan dengan pemberian benzodiazepina.
Derita Pasca Stroke
Setelah stroke, sel otak mati dan hematom yg terbentuk akan diserap kembali
secara bertahap. Proses alami ini selesai dlm waktu 3 bulan. Pada saat itu, 1/3 orang
yang selamat menjadi tergantung dan mungkin mengalami komplikasi yang dapat
menyebabkan kematian atau cacat
Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut:
1/3 dari jumah penduduk yang terkena stroke bisa pulih kembali,
1/3 lainnya mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang,
1/3 sisanya mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus
menerus di kasur.
Hanya 10-15 % penderita stroke bisa kembali hidup normal seperti sedia kala,
sisanya mengalami cacat, sehingga banyak penderita stroke menderita stress akibat
kecacatan yang ditimbulkan setelah diserang stroke. Ada juga akibat stroke lainnya:
80% penurunan parsial/ total gerakan lengan dan tungkai.
80-90% bermasalah dalam berpikir dan mengingat.
70% menderita depresi.
30 % mengalami kesulitan bicara, menelan, membedakan kanan dan kiri.
Pencegahan
Dalam manusia tanpa faktor risiko stroke dengan umur di bawah 65 tahun, risiko
terjadinya serangan stroke dalam 1 tahun berkisar pada angka 1%. Setelah terjadinya
serangan stroke ringan atau TIA, penggunaan senyawa anti-koagulan seperti warfarin,
salah satu obat yang digunakan untuk penderita fibrilasi atrial, akan menurunkan risiko
serangan stroke dari 12% menjadi 4% dalam satu tahun. Sedangkan penggunaan
senyawa anti-keping darah seperti aspirin, umumnya pada dosis harian sekitar 30 mg
atau lebih, hanya akan memberikan perlindungan dengan penurunan risiko menjadi
10,4%. Kombinasi aspirin dengan dipyridamole memberikan perlindungan lebih jauh
dengan penurunan risiko tahunan menjadi 9,3%.
Cara yang terbaik untuk mencegah terjadinya stroke adalah dengan
mengidentifikasi orang-orang yang berisiko tinggi dan mengendalikan faktor risiko
stroke sebanyak mungkin, seperti kebiasaan merokok, hipertensi, dan stenosis di
pembuluh karotid, mengatur pola makan yang sehat dan menghindari makanan yang
mengandung kolesterol jahat (LDL), serta olaraga secara teratur. Stenosis merupakan
efek vasodilasi endotelium yang umumnya disebabkan oleh turunnya sekresi NO oleh
sel endotelial, dapat diredam asam askorbat yang meningkatkan sekresi NO oleh sel
endotelial melalui lintasan NO sintase atau siklase guanilat, mereduksi nitrita menjadi
NO dan menghambat oksidasi LDL di lintasan aterosklerosis.
Beberapa institusi kesehatan seperti American Heart Association atau American
Stroke Association Council, Council on Cardiovascular Radiology and Intervention
memberikan panduan pencegahan yang dimulai dengan penanganan seksama berbagai
penyakit yang dapat ditimbulkan oleh aterosklerosis, penggunaan senyawa anti-
trombotik untuk kardioembolisme dan senyawa anti-keping darah bagi kasus non-
kardioembolisme,[74] diikuti dengan pengendalian faktor risiko seperti arterial
dissection, patent foramen ovale, hiperhomosisteinemia, hypercoagulable states, sickle
cell disease; cerebral venous sinus thrombosis; stroke saat kehamilan, stroke akibat
penggunaan hormon pasca menopause, penggunaan senyawa anti-koagulan setelah
terjadinya cerebral hemorrhage; hipertensi, hipertensi, kebiasaan merokok, diabetes,
fibrilasi atrial, dislipidemia, stenosis karotid, obesitas, sindrom metabolisme, konsumsi
alkohol berlebihan, konsumsi obat-obatan berlebihan, konsumsi obat kontrasepsi,
mendengkur, migrain, peningkatan lipoprotein dan fosfolipase.
BAB III
KESIMPULAN
Akibat yang ditimbulkan dari hypokalemia adalah kelemahan otot, nyeri nyeri otot serta
kejang-kejang otot. Karena jantung juga merupakan otot, denyut jantung yang tidak teratur
adalah salah satu akibat yang ikut ditimbulkan dan menjurus pada gangguan-gangguan berbahaya
pada irama jantung. Terganggunya denyut/irama jantung menyebabkan pasokan darah di dalam
tubuh juga ikut terganggu. Sehingga dapat dikatakan hypokalemia sangat erat kaitannya dengan
penyakit stroke. Mengapa demikian? Karena stroke merupakan penyakit akibat terganggunya
pasokan darah ke bagian otak. Seperti yang disebutkan di atas, jantung merupakan alat vital yang
memasok darah ke seluruh bagian tubuh dan salah satu yang mengganggu denyut jantung adalah
kelemahan serta kejang-kejang otot. Sehingga dapat disimpulkan bahwa salah satu penyebab
penyakit stroke adalah kekurangan kalium pada tubuh (hypokalemia).
Top Related