Download - Kekaisaran Rusia: Pra-Ryurik hingga Pra-Romanov

Transcript
  • Halaman 1 dari 20

    UNIVERSITAS INDONESIA

    ABSTRAK

    Pemabahasan mengenai sejarah Rusia di masa pra-Ryurik hingga pra-Romanov.

    Pembahasan mengenai sejarah Rusia pada masa kegelapan hingga pra-

    Bolshevisisme.

    Kata kunci: Ryurik; Romanov; Peter I; Katerina II; Vladimir I; Nikolai II.

  • Halaman 2 dari 20

    UNIVERSITAS INDONESIA

    BAB I

    PENDAHULUAN

  • Halaman 3 dari 20

    UNIVERSITAS INDONESIA

    Latar Belakang

    Ketika kita berbicara tentang sejarah Rusia, kita akan berbicara tidak

    hanya mengenai komunis yang dibangun oleh Vladimir Ulyanov Lenin(Lenin)

    yang kemudian dikembangkan oleh Stalin, tetapi juga bagaimana bangsa Rusia

    terbentuk bahkan hingga perkembangan pola peradaban yang mempengaruhi

    bangsa Rusia secara kultural, moral, intelektual, serta spiritual. Proses

    perkembangan tersebut tentunya merupakan produk dari evolusi bangsa Rusia

    yang panjang dan tidak jarang dihiasi oleh berbagai pergolakan. Pergolakan-

    pergolakan yang terjadi juga tidak jarang melahirkan pembaharuan dalam

    kehidupan bangsa Rusia secara umum, Revolusi Bolshevik merupakan salah satu

    contohnya. Namun, awal mula pembaharuan peradaban tersebut sesungguhnya

    sudah terjadi sejak abad ke-9, tepatnya ketika salah seorang pangeran dari bangsa

    Varyagi(Skandinavia) diundang oleh bangsa Rus, persatuan dari puluhan suku

    Slav, untuk memimpin mereka. Pangeran tersebut bernama Pangeran Ryurik.

    Jika ditilik lebih jauh, sebenarnya proses pergolakan untuk mencapai suatu

    titik perubahan terjadi di berbagai belahan dunia manapun. Namun, berbeda

    kasusnya dengan Rusia, khususnya kaitannya dengan Indonesia. Indonesia dan

    Rusia memiliki beberapa kesamaan, diantaranya populasi yang besar, wilayah

    yang luas, pluralisme. Bahkan dari sisi wilayah Rusia yang jauh lebih besar,

    dengan awalnya 11 zona waktu, relatif lebih stabil meskipun diperkaya oleh

    keadaan politik yang dinamis. Indonesia sebagai negara yang sering mengeluh

    mengenai sulitnya mengelola wilayah yang luas, sudah seharusnya belajar kepada

    Rusia. Bahkan, dapat kita lihat saat ini bahwa pergolakan-pergolakan masa lalu di

    Rusia justru membentuk Rusia menjadi sebuah negeri yang kuat dan

    diperhitungkan dunia saat ini.

    Makalah ini mengupas secara ringkas hal-hal penting yang menjadi

    tonggak penting yang memengaruhi perkembangan masyarakat Rusia dari zaman

    kekaisaran.

  • Halaman 4 dari 20

    UNIVERSITAS INDONESIA

    Tujuan

    Banyak orang yang mengira bahwa bangsa Rusia lahir dari rahim

    komunisme. Padahal, jauh dari itu bangsa Rusia lahir dari pergolakan-pergolakan

    dalam bangsa Rusia itu sendiri. Fahrurodji dalam bukunya, Rusia Baru Menuju

    Demokrasi, menyebutkan bangsa Rusia justru terbentuk atas pertanyaan-

    pertanyaan eksistensialis seperti Siapakah itu Rusia?. Masalahnya, ketika

    kelahiran Rusia sebagai suatu bangsa dipersempit hanya sebagai anak dari

    runtuhnya komunisme, kita justru tidak akan pernah bisa menemukan dan tidak

    bisa mengambil pelajaran dari apa yang telah bangsa Rusia alami dalam

    perjalanannya hingga menjadi Rusia seperti saat ini.

    Maka, makalah ini dibuat tidak hanya sebagai tugas perbaikan untuk mata

    kuliah Sejarah Kekaisaran Rusia, namun juga penulis berharap agar makalah ini

    mampu mencerahkan masyarakat bahwa berbicara tentang Rusia tidak melulu

    berbicara tentang komunisme, marxisme, atau paham kiri lainnya dalam bentuk

    apapun. Berbicara Rusia akan sama halnya seperti berbicara tentang Arab yang

    tidak melulu Islam. Berbicara tentang Rusia akan juga berbicara tentang apa yang

    menjadikan mereka menjadi Rusia, darimana mereka terbentuk, apa yang

    membuat mereka bergerak sejauh hingga saat ini.

    Penulis berharap agar makalah ini mampu menjadi rujukan bagi

    masyarakat awam yang ingin mengenal Rusia lebih jauh. Dan, telah disajikan

    dalam makalah ini pembahasan yang akan membuka paradig masyarakat awam

    tentang Rusia, terutama pada masa kekaisaran hingga pra-bolshevisisme.

  • Halaman 5 dari 20

    UNIVERSITAS INDONESIA

    BAB II

    PEMBAHASAN

  • Halaman 6 dari 20

    UNIVERSITAS INDONESIA

    1. Periode Pra-Ryurik hingga Periode Pra-Romanov

    Perjalanan Rusia sebagai suatu bangsa sesungguhnya tidak bermula pada

    saat keruntuhan Uni Sovyet lalu muncul suatu negara bernama Rusia pada tahun

    1991. Namun, lebih dari itu, Rusia sebagai suatu bangsa bisa dirunut sejak 2000an

    tahun yang lalu yang merupakan masyarakat Slavia di wilayah selatan Baltik.

    Pada kala itu masyarakat Slavia masih primitif dan belum mengenal sistem

    pemerintahan. Layaknya kehidupan primitif, masyarakat Slavia kala itu masih

    tinggal mengelompok dan hidup dalam hubungan keluarga dan suku. Seiring

    pertumbuhannya, masyarakat Slavia mulai menyebar. Penyebaran masyrakat

    Slavia ini terkonsentrasi di sekitaran Eropa Timur, Eropa Selatan, dan Eropa

    Tengah. Karena penyebaran ini pula, akhirnya perbedaan dan pengelompokkan

    Slavia Barat, Slavia Barat, dan Slavia Timur terjadi. Perbedaan tersebt dipicu oleh

    asimilasi dan adaptasi kebudayaan Slavia terhadap kebudayaan setempat dimana

    mereka tinggal dan melanjutkan hidup.

    Suku-suku Slavia Selatan terdiri dari Bolgars, Serbs, Khrovats, dan

    Slovens yang tinggal di wilayah selatan Danube. Suku-suku Slabia Barat terdiri

    dari Polandia, Vislans, Moravia, dan Slovakia yang tinggal di kawasan antara

    Sungai Danube dan Laut Baltik. Sedangkan suku-suku Slavia Timur tinggal di

    kawasan Sungai Dniepr dan Sungai Ilmen. Nikitin (2000) menyebutkan bahwa

    suku-suku yang datang sebelum dan setelah abad VIII Masehi umumnya

    memiliki perbedaan yang mencirikan suku tersebut datang dari abad berapa.

    Suku-suku yang datang sebelum abad VIII Masehi memiliki nama dengan akhiran

    an/-yan. Sedangkan yang datang setelah abad VIII Masehi memiliki nama yang

    berakhiran ichi. (Fahrurodji, 2005:8)

    Sistem pemerintahan yang pernah terjadi di daratan Rusia ada beberapa

    bentuk, diantaranya Kepangeranan(Knyazhestvo) hingga akhirnya Tsar Ivan IV

    memperkenalkan istilah Tsar sebagai simbol kekuasan seluruh tanah Rus.

    Sebelum abad IX Masehi, masa Rus Kuno, yang terjadi adalah demokrasi militer.

    Menurut Yakober (1998) demokrasi milter adalah bentuk pemerintahan pada

    struktur masyarakat primitif dimana kekuasaan Pangeran (Knyaz) yang turun-

  • Halaman 7 dari 20

    UNIVERSITAS INDONESIA

    temurun dibatasi oleh sebuah lembaga kerakyatan (Veche) serta masih memiliki

    sisa-sisa hubungan kesukuan. (Fahrurodji, 2005:22).

    Kekuasaan pangeran terletak pada kekuasaan Druzhina (Pengawal)-nya

    juga merupakan salah satu ciri masyarakat Rus Kuno. Druzhina dibagi ke dalam 2

    tingkatan, Starshaya Druzhina (Pengawal Senior) dan Mladshaya Druzhina

    (Pengawal Junior). Starshaya Druzhina terdiri dari para Boyar dan orang-orang

    terdekat pangeran. Sedangkan Mladshaya Druzhina terbagi lagi ke dalam 2

    bagian, Gridi dan Otroki. Gridi adalah pasukan yang dikhususkan hanya untuk

    mengawal pangeran. Sedangkan Otroki adalah pasukan yang ditugaskan untuk

    berperang , mengumpulkan upeti, serta menjalankan perintah-perintah pangeran

    lainnya.

    Pemerintahan Rus Kuno dipimpin oleh Pangeran Agung Kiev, sedangkan

    anak-anak berserta kerabatnya memegang kendali negara pada bidang-bidang

    tertentu, seperti pengadilan, pegumpulan pajak, dan bea cukai. Pemerintahan Kiev

    bertanggung jawab untuk menjaga keamanan penduduk Rus Kuno dari serangan-

    serangan bangsa lain, terutaman nomad-Pecheneg, Bizantium, Kaganat Khazar

    (Yahudi), dan Bolgar. Penyatuan suku-suku Slav terjadi pada abad VII IX

    Masehi dimana akhirnya persatuan suku-suku tersebut menjadi satu kesatuan suku

    yang amat besar. Untuk menghindari persaingan tampuk kepemimpinan yang

    lebih besar, akhirnya mereka mengundang seorang Skandinavia bernama Ryurik

    untuk memimpin mereka. Pangeran Ryurik lah yang kemudian melahirkan

    keturunan-keturunan yang selanjutnya menjadi tonggak dari Dinasti Ryurik.

    Dinasti Ryurik dimulai di kota Novgorod pada tahun 862M bersama kedua

    saudaranya, Sineus dan Truvor. Namun, kemudian kedua saudara Ryurik tersebut

    meninggal. Pangeran Ryurik menjadi penguasa tunggal Novgorod. Sepeninggal

    Pangeran Ryurik pada tahun 879M, tampuk kepemimpinan diambil alih oleh

    Pangeran Oleg, karena Pangeran Ryurik tidak menunjuk penerusnya. Pada tahun

    882M, Pangeran Oleg mengadakan perjalanan ekspansif ke Kiev yang saat itu

    diperintah oleh Askold dan Dir. Dengan terbunuhnya Askold dan Dir, Pangeran

    Oleg menyatukan dua kepangeranan(Knyazestvo) yaitu Novrogod dan Kiev serta

    kemudian menjadikan Kiev sebagai pusat dari penggabungan dua Knyazestvo

    tersebut. Dengan tujuan memperkuat posisi Kiev, Pangeran Oleg juga berhasil

  • Halaman 8 dari 20

    UNIVERSITAS INDONESIA

    menaklukkan Smolensk, Lyubech, serta beberapa kota lain. Karena kedudukannya

    yang sentral, bangsa Rus selanjutnya dikenal dengan nama Rus Kiev. Pada tahun

    907M dan 911M, Pangeran Oleg mengunjungi Bizantium secara khusus untuk

    membuka kerjasama di bidang perdagangan.

    Diantara 18 tokoh penerus Pangeran Ryurik, setidaknya ada beberapa

    tokoh pangeran agung yang kontribusi terbilang patut disoroti, yakni Pangeran

    Vladimir I, Pangeran Yaroslav Mudry, Pangeran Vladimir Monomakh II, serta

    Tsar Ivan IV The Terrible. Pangeran Vladimir I merupakan anak dari Pangeran

    Svyastoslav. Pangeran Vladimir I dianggap sebagai pangeran pertama yang

    dianggap mampu menyatukan seluruh tanah Slavia dibawah bendera

    Kepangeranan Rus Kiev. Ia juga meruapakan seorang yang mengembangkan

    kepercayaan pra-agama(Yazichetsvo) yang sebelumnya memang sudah mengakar

    dalam masyarakat bangsa Slavia. Salah satu strategi Pangeran Vladimir I untuk

    memperkuat hal tersebut adalah dengan membangun beberapa bangunan pra-

    religi, termasuk patung, di beberapa titik strategis di pusat kota Kiev. Karenanya,

    keyakinan ini berkembang pesat bahkan melebihi sebelumnya. Namun, akhirnya

    Ia mengadopsi Kristen Timur karena masyarakat mulai memperhatikan Kristen

    Ortodoks yang diperkenalkan pada masa kepemimpinan Pangeran Putri Olga.

    Pada 988M, Ia melakukan Kristenisasi massal terhadap bangsa Rus. Benteng-

    benteng pertahanan di sepanjag sungai Desna, Osetr, Trubezh, dan lain-lain guna

    memperkuat pertahanan perbatasan. Julukan yang disematkan musuh-musuh

    Pangeran Vladimir I kepadanya adalah Krasnos Solnyskhko yang berarti Surya

    Merah, sedangkan rakyat menjulukinya Svyatoy yag artinya Suci. Dalam

    perkuliahan Sejarah Kekaisaran Rusia pada tanggal 4 Oktober 2012, A. Fahrurodji

    mengatakan bahwa, Agama itu sistem, karena itu agama tidak hanya untuk

    beribadah saja.

    Dan salah satu sumbangan terpenting dari Pangeran Vladimir I adalah Ia

    membagi seluruh negeri ke dalam beberapa wilayah administratif yang terdiri dari

    Daerah Kepangeranan(Knyazesky Udel) dan Daerah Kepemilikan

    Bangsawan(Boyar) yang keduanya disebut Volost. Lalu tokoh berikutnya adalah

    Pangeran Yaroslav Mudry, yang merupakan anak dari Pnageran Vladimir I.

    Beberapa perkembangan yang berhasil diperkenalkan pada masa Pangeran

  • Halaman 9 dari 20

    UNIVERSITAS INDONESIA

    Yaroslav adalah pembangunan Katedral Sophia serta Monasteri Kiev-Pecherska,

    juga pembudayaan penulisan lontar. Ia juga yang menginisiasi penulisan kitab

    hukum atau kitab undang-undang berjudul Russkaya Pravda yang kemudian

    dilanjutkan oleh penerusnya. Ia terkenal karena hubungan baiknya dengan

    beberapa kerajaan, yaitu Bizantium, Swedia, juga Polandia melalui perkawinan.

    Mudry sendiri merupakan julukan yang diberikan kepadanya yang berarti Bijak.

    Dan Vladimir II Monomakh patut disoroti karena berhasil menumpas

    pemberontakan Smolensk.

    Kemudian, adalah Tsar Ivan IV The Terrible, tokoh yang

    memperkenalkan terminologi Tsar. Ia juga merupakan tokoh sentral dalam

    perkembangan bangsa Rus. Ia berhasil menduduki Kazan dan selanjutnya

    mendirikan Katedral St. Basil sebagai bentuk perayaan kemenangannya. Namun,

    Ia mengalami serangkaian kegagalan saat akan mengambil alih Khanate Krim

    pada tahun 1559 serta dalam Perang Livonia. Menjelang akhir abad ke-16 proyek

    ekspansif dikonsentrasikan di Siberia. Tsar Ivan IV juga meletakan dasar-dasar

    pembaharuan sistem pemerintahan dengan mendirikan Prikazy(semacam

    departemen-departemen), seperti Razyardny Prikaz(Departemen Militer). Dasar-

    dasar kemiliteran modern juga tak luput dari perhatiannya. Ia membentuk pasukan

    elit reguler baru berupa pasukan panah yang siap bertugas pada masa perang dan

    damai, pasukan ini sudah berseragam. Tsar Ivan IV juga melancarkan politik

    Oprichnina yang bertujuan untuk mengeliminasi segala upaya dan kekuatan

    yang menentang tsar. Setelah kematian Tsar Ivan IV, Imperium Rusia dengan

    perlahan tapi mulai masuk ke dalam jurang kegelapan. Karena sudah tiada lagi

    pemimpin-pemimpin yang cakap dan memiliki jiwa kepemimpinan yang lemah,

    contohnya adalah Tsar Fyodor yang notabene adalah putra mahkota yang ditunjuk

    langsung oleh Tsar Ivan IV.

    Masalah tersebut telah menjerumuskan Imperia Rusia ke dalam perang

    antar-bangsawan untuk memperebutkan kekuasaan yang ditinggalkan Tsar Ivan

    IV dan hampir saja memusnahkan eksistensi bangsa ini. Masa-masa tersebut

    kemudian dikenal dengan sebutan Smutnoye Vremya (Masa Kegelapan) hingga

    Mikhail Rumanov dipilih oleh Zemsky Sobor sebagai pemimpin pada Oktober

    1612.

  • Halaman 10 dari 20

    UNIVERSITAS INDONESIA

    2. Smutnoye Vremya dan Periode Romanov

    Sejak kematian Tsar Ivan IV naiknya Dinasti Romanov, Bangsa Rusia

    dipimpin oleh Klyuchevsy, tsar-tsar khusus, seperti Boris Godunov (1598 1605),

    Fyodor Borisovich Godunov (April 1605 Juni 1605), Dmitri Palsu (1605

    1606), dan Vasily Ivanovich Shuisky (1606 1610). Mereka berhasil memuncaki

    pucuk kepemimpinan karena berbagai intrik politik dan bahkan konspirasi dengan

    pihak asing. Di masa Vasily Shuisky, dalam pertempuran di Mozhaisk (Juli 1610)

    pasukan Rusia mengalami kekalahan melawan orang-orang Polandia. Karenanya,

    Vasily Shuisky digulingkan lalu dikirim ke monasteri untuk menjadi rahib.

    Akhirnya pada September 1610, Tujuh Boyar menyerahkannya kepada

    Polandia, dan Ia meninggal di sana.

    Pada bulan Februari 1613, Zemsky Sobori memilih Mikhail Romanov

    untuk menjadi Tsar baru Rusia, kendati umurnya masih 16 tahun. Keputusan ini

    diambil menyusul keberhasilan Mikhail Romanov mengusir orang-orang Polandia

    yang telah menguasai Moskow dan membebaskan Kremlin pada Oktober 1612.

    Mikhail Romanov merupakan masih kerabat dari Dinasti Ryurik. Selama masa

    kepemimpinannya, Pemerintahan Moskow menngalami pertumbuhan ekonomi

    yang positf. Ahli-ahli dan pengusaha didatangkan dari Eropa Barat, khususnya

    Belanda dan Skotlandia, untuk alasan industrialisasi. Ekspansi ke wilayah Eropa

    dan Asia pun kembali berkembang.

    Sejarah mencatat bahwa Dinasti Romanov juga melahirkan banyak

    pemimpin besar Rusia, diantaranya Peter Agung, Katerina II (Agung), serta

    Aleksandr I. Nama-nama tersebut tidak hanya membawa Rusia untuk disegani di

    daratan Eropa, bahkan juga dunia. Abad XVII merupakan salah satu masa yang

    penting dalam perjalanan bangsa Rusia, terjadi perubahan yang mendasar di

    berbagai bidang kehidupan, salah satunya penyempurnaan sistem perbudakan

    (Krepostnoye Pravo). Pada saat itu, perkembangan sosio-ekonomi yang terjadi

    adalah pembagian kerja, serta pembentukkan pasar di seluruh tanah Rusia. Ini

    berakibat pada terbentuknya masyarakat borjuis yang pertama di Rusia. Indikasi

    baru dalam bidang kebudayaan terlihat dalam perjuangan terhadapa budaya Abad

    Pertengahan yang disandarkan pada pandangan relijius. Kekuatan konservatif

  • Halaman 11 dari 20

    UNIVERSITAS INDONESIA

    dipimpin oleh kalangan gereja. Pada tahun 80-an, abad XVII, 24% kaum laki-laki

    di Moskow sudah melek huruf. Di masa Tsar Aleksei ini pula terjadi perpecahan

    di dalam tubuh gereja. Gereja terbagi ke dalam dua kubu: Novovery dan

    Stratovery. Novovery dipimpin oleh Patriarch Nikon. Kubu tersebut

    menginginkan agar Kristen Ortodoks sebagai agama universal. Sedangkan

    Stratoery menginginkan Kristen Ortodoks sebagai institusi Rusia. Karena tidak

    didukung oleh tsar, Stratovery kalah dan akhirnya eksodus dari Rusia. Namun

    demikian, Stratovery mempunyai beberapa kontribusi dalam perjalanan bangsa

    Rusia, di antaranya Seni oleh Tretiakov, Teater oleh Sawa Morozov, Ekonomi

    oleh Nikolai Riabushinky.

    Industrialisasi di Rusia tidak akan pernah terlepas dari salah seorang

    Bapak Industrialisasi Rusia, ialah Tsar Peter Agung. Ia bisa dibilang unik

    ketimbang tsar-tsar pada umumnya. Ia lebih tertarik pada bidang-bidang teknik.

    Karena, putra mahkota biasanya lebih ditekankan untuk dibekali ilmu-ilmu sosial

    dan humaniora serta hukum dan kemiliteran. Tsar Aleksei, ayah dari Peter,

    meninggal pada saat Peter berusia 6 tahun. Maka, terjadilah konflik di kalangan

    istana, karena Tsar Aleksei mempunyai 2 istri. Kedua istrinya menginginkan tahta

    bagi keturunannya masing-masing. Akhirnya, anak dari istri ke-2 dari Tsar

    Aleksei, yang mana adalah Peter sendiri diangka menjadi tsar penerus tahta Tsar

    Aleksei. Peristiwa-peristiwa perebutan tahta tersebut secara tidak langsung

    mendidik Peter untuk kemudian berwatak keras. Peter kecil juga terkenal lincah.

    Persepsi mengenai Eropa Barat diperoleh Peter melalui pengasuhnya yang

    berkebangsaan Jerman. Masa kecil Peter tersebut pada gilirannya sangat

    memengaruhi kebijakan-kebijakan Peter selama dalam pemerintahan. Peter lah

    yang meletakkan dasar-dasar perubahan yang cukup pesat bagi Rusia. Idenya

    tersebut adalah inisiatifnya karena melihat bangsanya begitu tertinggal bila

    dibandingkan dengan bangsa-bangsa di Eropa Barat. Salah satu yang direformasi

    oleh Peter adalah sistem untuk memperoleh gelar bangsawan. Sebelumnya gelar

    bangsawan diperoleh secara turun-temurun yang dikenal dengan istilah Boyar.

    Peter mereformasi sistem ini, sistem untuk memperoleh gelar kebangsawanan

    pada masa Peter diperoleh dengan sistem prestasi, siapa yang berjasa, maka dia

    berhak atas gelar bangsawan, tentunya atas persetujuan Peter. Rusia, pada tahun

  • Halaman 12 dari 20

    UNIVERSITAS INDONESIA

    1697, mengirimkan misi keliling Eropa Barat dalam rangka mencari dukungan

    untuk perangnya melawan Turki. Misi itu dipimpin langsung oleh Peter sendiri.

    Namun demikian, Peter mendelegasikan wewenangnya kepada tiga orang Duta

    Besar: Lefort, Golovin, dan Voznysin. Hal yang unik lagi dari Peter adalah selama

    dalam misi tersebut, Peter menyamar menjadi orang biasa. Ia berbuat demikian

    agar tidak terganggu dengan seremoni-seremoni kenegaraan, misi ini dimulai pada

    bulan Maret, dan berakhir pada Agustus 1698.

    Peter mengunjungi Belanda, Inggris, dan Austria. Seharusnya Peter juga

    mengunjungi Venesia, namun karena Pemberontakan Strelsy, Peter berangkat

    pulang pada 19 Juli 1689. Di perjalanan pulang, Peter sempat bertemu dengan

    Raja Polandia, August II. Saat itu mereka bersepakat untuk saling membantu. 25

    Agustus 1689, Peter telah menginjak Moskow kembali, Ia marah besar hingga tau

    tinggal di Istana. 30 September 1689, Pelaku pemberontakkan dihukum mati

    sejumlah 200 orang. 5 orang di antaranya dipancung dengan tangan Peter sendiri.

    Sedangkan, yang lainnya dihukum gantung. Dalam Perang Utara (1700 1721),

    Peter berhasil memukul mundur pasukan Swedia hingga ke Turki setelah

    sebelumnya Peter telah membuat perjanjian damai dengan Turki untuk

    mengamankan wilayah Rusia di selatan.

    Reformasi Peter I merupakan upaya untuk melanjutkan dan memperkuat

    kebijakan politik dan ekonomi. Peter I menjalankan upaya penguatan kekuatan

    negara dan pembentukkan absolutisme Rusia dengan cara represif. Reformasi

    Peter membawa pemikiran pro-kontra di kalangan sejarawan dan intelektual

    Rusia. Namun, secara umum, sejarawan Rusia memandang Peter I telah

    membawa Rusia pada perkembangan ekonomi secara mendasar, melakukan

    lompatan raksasa bagi kemajuan Rusia. Reformasi tersebut mengalami stagnasi

    akibat tidak adanya pewaris tahta dari Peter. Usaha westernisasi menimbulkan

    pro-kontra di masyarakat Rusia. Kecenderungan westernisasi terlihat pada

    masyarakat elit kelas atas. Peter III adalah orang yang melanjutkan tongkat

    kepemimpinan Rusia setelah Peter I. Peter III lahir dan besar di Kerajaan Prussia.

    Karenanya, Ia tidak dekat dengan kebudayaan Rusia maupun Slavia. Peter III

    adalah seorang Lutheran, dengan nama asli Charles Peter of Holstein. Setelah

  • Halaman 13 dari 20

    UNIVERSITAS INDONESIA

    dibaptis dengan ritual Ortodoks, namanya menjadi Peter Fyodorovich. Ia menikah

    dengan putri bangsawan Kerajaan Prussia pula, Sophie Auguste Frederika.

    Peter III adalah seorang yang lemah, namun perangainya kasar.

    Kepemimpinannya pun lemah, Ia tidak mampu memimpin negara sebesar Rusia.

    Keberpihakannya dengan Kerajaan Prussia memengaruhi kebijakan

    internasionalnya. Peter III mengadakan perjanjian damai dengan Kerajaan Prussia

    yang saat itu dipimpin oleh Frederik II. Padahal, seharusnya Rusia saat itu mampu

    menguasai Prussia. Intrik istana menggulingkan Peter III dari tahta. Ia meninggal

    pada 1762, sebulan setelah turun tahta, oleh istrinya sendiri, Katerina II.

    Selanjutnya, Sophie lah yang mengambilalih tampuk kekuasaan Rusia. Berbeda

    dengan Peter III, suaminya, Sophie justru berusaha keras untuk menyatu dengan

    Rusia. Sophie pun dibaptis dengan ritual Ortodoks dan namanya menjadi Katerina

    II, dikenal juga dengan Katerina Agung. Katerina II juga merupakan seorang

    reformis. Ia melakukan banyak gebrakan, diantaranya Komisi Militer, Kolegia

    Kesehatan, dan Kolegia Ekonomi. Komisi Militer dibentuk khusus untuk

    mereformasi segala yang berkaitan dengan angkatan bersenjata. Kolegia

    Kesehatan fokus untuk menangani masalah kesehatan. Sedangkan, Kolegia

    Ekonomi bertugas untuk membenahi ekonomi Rusia, terutama setelah dihantam

    inflasi akibat pengeluaran Rusia yang besar setelah melawan Turki.

    Pemberontakan Yemelyan Pugachev, seorang bangsawan Kosak, juga terjadi pada

    masa Katerina II. Tuntutannya adalah pembebasan budak, dan pengembalian hak-

    hak istimewa bangsa Kosak. Pemberontakan ini berhasil ditumpas dalam 2 tahun.

    Seluruh pemberontak dihukum mati.

    Periode pemerintahan Katerina II juga berhasil menyelenggarakan

    pendidikan khusus wanita di St. Petersburg. Ekspedisi Palisa juga dilancarkan

    untuk memelajari daerah-daerah Rusia. Katerina II meninggal akibat sakit pada 7

    Nopember 1796. Pavel Petrovich, keturunan dari Peter III dan Katerina II, adalah

    penerusnya. Setelah 5 tahun pemerintahannya, Pavel I dibunuh. Ia dibunuh karena

    ketidakstabilan yang terjadi. Ketidakstabilan itu pun terjadi karena dalam keluarga

    Pavel I kurang harmonis. Setelah itu, Rusia dipimpin oleh Tsar Aleksandr I.

    Aleksandr I merupakan cucu dari Katerina II. Aleksandr I menikah pada usia 16

    tahun dengan Luisa Maria Augusta, putri dari Karl Ludovig, yang kemudian

  • Halaman 14 dari 20

    UNIVERSITAS INDONESIA

    dibaptis dengan nama Elizabet Alekseyevna. Pada saat naik tahta, Aleksandr I

    langsung mengambil kebijakan untuk menghukum orang-orang yang diduga

    terlibat konspirasi yang menyebabkan kematian ayahnya, Paul I. Pada awal

    pemerintahannya, Aleksandr I terkenal dengan kebijakan liberalnya, seperti

    mengembalikan hak-hak istimewa bangsawan yang dihapus pada masa Paul,

    institusi polisi rahasia ditutup, tahanan politik dibebaskan, mahasiwa

    diperbolehkan ke luar negeri, dan diizinkannya penerbitan buku-buku asing.

    Petani juga diberi angin segar dengan diterbitkannya Law of Agriculturist dimana

    tuan tanah diizinkan untuk membebaskan budak mereka untuk kemudian

    diberikan tanah untuk digarap. Sebenarnya Aleksandr I lebih terfokus kepada

    kebijakan luar negerinya. Pada tahun 1807, Rusia bertempur melawan Prancis

    yang saat itu dipimpin oleh Napoleon Bonaparte. Rusia bersekutu dengan Prussia.

    Tahun 1812 menjadi salah satu tonggak sejarah yang penting, yang mana saat itu

    terjadi Perang Patriotik. Ibarat peristiwan Bandung Lautan Api, di Moskow juga

    terjadi hal yang sama, sebelum pasukan Rusia mundur dan menyerahkan Moskow

    ke Prancis. Pada akhirnya pun Rusia berhasil memukul mundur dan bahkan

    mengejar pasukan Prancis hingga ke Eropa Barat. Pada 1814, pasukan Rusia dan

    Prussia memasuki Paris, Perancis. Ini adalah sebuah simbol bahwa hegemoni

    Prancis sudah berakhir.

    Pada tahun 1825, Rusia mulai dipimpin oleh Tsar Nikolai I. Nikolai I

    mendapat pendidikan umum dan mliter pribadi di rumahnya. Ia merupakan orang

    yang haus kekuasaan dan kasar. Karena kedekatannya dengan militer, gaya

    pemerintahan pada masanya sangat kaku dan militeristik. Ia tak hanya membenci

    kaum revolusioner, namun juga membenci kaum liberal. Karenanya, Ia

    memperkuat kekuasaan pemerintahan, termasuk meningkatkan peran polisi.

    Tahun 1825 dibentuk Komisi Rahasia. Sentralisasi dan birokrasi diperketat.

    Saking tidak percaya pada sipil, bahkan hingga jabatan-jabatan sipil strategis dan

    gereja juga turut dipimpin militer. Untuk semakin mencengkram rakyat, munculah

    dokrtin Otokrasi, Ortodoksi, Narodnost. Narodnost adalah konsep kerakyatan

    dimana rakyat dianggap menyatu dengan Tsar, maka segala bentuk pemberotakan

    terhadap Tsar dianggap mencederai rakyat itu sendiri. Tahun 1827 dikukuhkan

    sebagai UU censorship yang sebenarnya telah dipersiapkan sejak masa Aleksandr

  • Halaman 15 dari 20

    UNIVERSITAS INDONESIA

    I. Tsar Nikolai I mangkat pada 18 Februari 1855. Lalu selanjutnya diteruskan oleh

    Putra Mahkota yaitu Aleksandr II. Sebelum kematiannya, Tsar Nikolai sempat

    mengambil sumpah Konstantin, adik dari Aleksandr II, agar tidak merongrong

    tahta kakaknya. Namun, setelah kematian Tsar Nikolai I, melanggar sumpahnya.

    Pada masanya, Aleksandr II berhasil menguasai Kaukasus dan wilayah-wilayah

    Cinda di timur. Namun, Ia juga menjual Alaska kepada AS. Aleksandr II tewas

    dalam operasi pemberontakan kelompok revolusioner radikal yang bernama

    Narodnaya Volya (Keinginan Rakyat) pada 1 Maret 1881. Selanjutnya giliran

    Aleksandr III, keturunan langsung Aleksandr II, yang memimpin. Kebijakannya

    lebih kepada penguatan otokrasi, mengingat kematian ayahnya karena gerakan

    pemberontak. Hubungan dengan Jerman menurun. Sebaliknya, hubungan dengan

    Prancis menguat. Ada dua kubu besar yang berkembang pada abad XIX:

    Slavianophil dan Zapadniki. Zapadniki menilai bahwa masa depan bangsa Rusia

    berkaitan erat dengan Barat. Karenanya, penting untuk mengadopsi ide-ide Barat.

    Menurut mereka nilai dasar sebuah masyarakat adalah manusia sebagai makhluk

    yang bebas. Manusia harus mandiri, aktif, serta siap menerima perbedaan

    pandangan. Kubu menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan teknologi.

    Di lain pihak ada Slavianophil. Mereka menilai bahwa dengan bertumpu

    pada kekuatan dan kekayaan budaya masa lampau, kekuatan Rusia tidak bisa

    dianggap kecil. Oleh karena itu, mengikat diri dengan Barat merupakan hal yang

    tidak bisa diterima. Rusia harus berjalan di atas nilai-nilainya sendiri, nilai-nilai

    asli bangsa Rusia. Tiga pilar pembangunan menurut mereka adalah Ortodoksi,

    Otokrasi, dan Kerakyatan yang terlaksana sebagai suatu semangat kolektif.

    Selanjutnya adalah masa dari Nikolai II. Ia naik tahta pada tahun 1894,

    berusia 26 tahun. Saat Ia memimpin perseberan masyarakat Rusia sudah lebih

    merata, tidak lagi terkonsentrasi di Rusia bagian Eropa. Selain mewarisi wilayah

    yang luas, Nikolai II juga mewarisi masalah dalam negeri dan mancanegara yang

    ditinggalkan oleh ayahnya, Aleksandr III, di antaranya perang dengan Jepang dan

    Turki. Gerakan revolusioner yang menentang monarki juga semakin ganas dan

    semakin menampilkan bentuk aslinya. Sosok Nikolai II merupakan sosok yang

    lemah. Selain itu, peranan Permaisuri Aleksandra yang dominan juga dianggap

    menjadi pemicu runtuhnya Dinasti Romanov. Dan akhirnya, kekecewaan yang

  • Halaman 16 dari 20

    UNIVERSITAS INDONESIA

    mengkristal tersebut mencapai puncaknya pada 9 Januari 1905, dimana saat itu

    rakyat berdemonstrasi di Plaza Istana. Namun, dibubarkan oleh militer atas

    perintah langsung Nikolai II. Peristiwa tersebut menyebabkan sekitar 200 orang

    meninggal dunia, dan ratusan lainnya terluka akibat aksi represif militer. Rakyat

    Rusia yang awalnya menganggap Tsar sebagai ayah akhirnya mulai berbalik

    menyerang kekuasaan Tsar. Ayah yang selama ini mereka percaya, memberikan

    perintah untuk menembak demonstran, menembak rakyatnya, menembak anak-

    anaknya. Sejak 1905 itu pula gerakan Revolusioner yang dipimpin Vladimir

    Ilyich Ulyanov (Lenin) terus berproses hingga akhirnya pada tahun 2 Maret 1917

    Nikolai II mengumumkan pengunduran dirinya. Dan, Dinasti Romanov benar-

    benar musnah pada 16 Juli 1918 di Yekaterinburg, Keluarga Nikolai II berserta

    kerabat dekat dan pelayan-pelayannya dibunuh secara sadis oleh massa Bolshevik.

    Ada rumor yang menarik dan hingga tulisan ini dirilis masih diperbincangkan

    oleh masyarakat awam, yakni mengenai kematian Anastasia yang kabarnya

    berhasil kabur dari tragedi tersebut.

  • Halaman 17 dari 20

    UNIVERSITAS INDONESIA

    BAB III

    PENUTUP

  • Halaman 18 dari 20

    UNIVERSITAS INDONESIA

    Kesimpulan

    Bangsa Slavia lahir sekitar 2000 tahun yang lalu di kawasan selatan Baltik.

    Tapi, seiring perkembangannya suku-suku Slav itu menyebar lagi ke Eropa

    Timur, Eropa Selatan, dan Eropa Tengah. Kemudian, dari abad VII hingga abad

    IX, puluhan-puluhan suku Slavia tersebut melebur menjadi satu kesatuan suku

    yang mengambil nama Rus yang berpusat di Kiev. Karena telah menjadi suatu

    suku yang besar, akhirnya terjadi pergolakan diantara suku-suku yang telah

    menyatu tersebut mengenai siapa yang pantas memimpin, maka diundanglah tiga

    bersaudara dari Skandinavia untuk memimpin bangsa Rus. Namun kemudian

    yang tersisa hanyalah seorang bernama Ryurik. Dimulailah Dinasti Ryurik di

    Kiev, dimulailah periode Rus Kiev. Dinasti Ryurik berlangsung hingga tahun

    1584. Salah satu pangeran dari Dinasti Ryurik yang menetapkan Kristen Ortodoks

    sebagai agama kerajaan adalah Pangeran Vladimir I. Pemimpin terakhir dari

    Dinasti Ryurik adalah Tsar Ivan IV, Ia juga tokok yang pertama kali

    memperkenalkan istilah Tsar.

    Selanjutnya terjadi krisis kepemimpinan di Rusia karena Tsar Ivan IV

    tidak menunjuk penerusnya. Pada masa itu terjadi intrik politik yang

    menyebabkan istana dan Rusia dipimpin oleh beberapa orang, bahkan ada Dmitri

    palsu yang sempat memimpin. Masa-masa itu dikenal dengan nama Smutnoye

    Vremya (Masa Kegelapan). Smutnoye Vremya berakhir setelah Mikhail Romanov

    ditunjuk sebagai Tsar baru Rusia. Ia adalah masih kerabat dari Dinasti Ryurik. Ia

    dipilih setelah berhasil mengusir Polandia yang saat itu menyerang Rusia pada

    masa Vasily Shuisky. Dinasti Romanov berakhir pada 1917 saat Tsar Nikolai II

    mendeklarasikan kemundurannya setelah Revolusi Bolshevik berhasil

    menggulingkan kekuasaanya. Bapak Industrialisasi dari Dinasti Ryurik adalah

    Tsar Peter I. Ia meletakkan dasar-dasar reformasi yang kuat seprti pembangunan

    industri kapal dan militer. Bahkan sistem kebangsawanan pun turut direformasi.

    Kesimpulannya, perjalanan bangsa Rusia untuk mencari jati dirinya

    sangatlah panjang dan penuh dengan pergolakan sosial dan intrik politik. Meski

    demikian, dalam setiap masanya selalu saja ada pemimpin Rusia yang mampu

    menjadi reformator yang sukses meskipun harus bertangan dingin.

  • Halaman 19 dari 20

    UNIVERSITAS INDONESIA

    Daftar Acuan

    Fahrurodji, Ahmad. 2005. Rusia Baru Menuju Demokrasi. Jakarta: Obor

  • Halaman 20 dari 20

    UNIVERSITAS INDONESIA

    LAMPIRAN