Download - Kegawatdaruratan Medis

Transcript
Page 1: Kegawatdaruratan Medis

Kegawatdaruratan Medis

Pengertian Keadaan Gawat Daruratan Medis

Sebenarnya terdapat perbedaan mendasar antara istilah “gawat” dan “darurat”, namun

umumnya dipahami oleh masyarakat sebagai satu-kesatuan. Dalam dunia medis, suatu keadaan

disebut gawat apabila sifatnya mengancam nyawa namun tidak memerlukan penanganan yang

segera. Biasanya keadaan gawat dapat dijumpai pada penyakit-penyakit yang sifatnya kronis.

Suatu keadaan disebut darurat apabila sifatnya memerlukan penanganan yang segera.

Meskipun keadaan darurat tidak selalu mengancam nyawa, namun penanganan yang lambat

bisa saja berdampak pada terancamnya nyawa seseorang. Biasanya keadaan darurat dapat

dijumpai pada penyakit-penyakit yang sifatnya akut.

Keadaan gawat dan darurat dapat juga terjadi bersamaan. Dalam hal ini, nyawa pasien

benar-benar dalam keadaan yang mengkhawatirkan dan diperlukan penanganan yang segera

terhadapnya. Contoh untuk kasus ini adalah seseorang yang telah menderita penyakit jantung

dalam waktu yang lama dan tiba-tiba saja mendapatkan serangan jantung (heart attack).

Pada keadaan gawat darurat medik didapati beberapa masalah utama, yaitu:

1. Penode waktu pengamatan/pelayanan relatif singkat

2. Perubahan klinis yang mendadak

3. Diperlukannya mobilitas petugas yang tinggi

Hal-hal di atas menyebabkan tindakan dalam keadaan gawat darurat memiliki risiko

tinggi bagi pasien berupa kecacatan bahkan kematian.

Keadaan Medis yang Mengancam Jiwa

Hypersensitivity Reactions

Beberapa obat yang diberikan pada pasien yang menjalani bedah mulut dapat beraksi

sebagai antigenic stimuli, memicu reaksi alergi. Dari empat tipe dasar reaksi hipersensitiviti ,

Page 2: Kegawatdaruratan Medis

hanya tipe I (immediate hypersensitivity) yang dapat menyebabkan kondisi akut dan

mengancam jiwa. Reaksi alergi tipe I diperantarai oleh immunoglobulin E (IgE) antibodies.

Respon inisiasi tipe I sebelumnya tampak pada antigen yang terlihat pada system immune.

Manifestasi keparahan hipersensitiviti tipe I adalah dermatologic. Reaksi pada kulit

dan mukosa yang terlokalisir yaitu pruritus (itching), erythema, urticaria, dan angioderma.

Walaupun reaksi kulit dan mukosa tidak berbahaya, tapi ini merupakan indikasi serius

manifestasi alergi yang dapat terjadi. Lesi pada kulit biasnya timbul dalam menit sampai jam,

timbul cepat setelah pemberian obat antigenic. Reaksi alergi yang terjadi pada saluran

pernafasan lebih serius dan agresive. Keterlibatan jalan nafas ditandai oleh desah (wheezing),

adanya kontraksi otot halus bronchial (bronchospasm) dan terdapat inflamasi mukosa jalan

nafas. Pasien akan mengeluh dyspenia dan dapat menjadi cyanotic. Angioderma yang

terdapat pada vocal cords menyebabkan obstruksi jalan nafas sebagian atau seluruhnya.

Pasien biasanya tidak dapat berbicara dan mengeluarkan suara bernada tinggi.

Secara umum anaphylaxis merupakan reaksi hipersensitivitas yang paling sering,

umumnya terjadi dalam beberapa detik atau menit setelah pemberian parental obat antigenic.

Banyak tanda dan symptom adanya anaphylaxis, tetapi yang paling penting untuk

penatalaksanaan secara dini yaitu gangguan kardiovaskular dan saluran pernafasan. Reaksi

anphylaxis pada pasien ditandai dengan mengeluh malaise atau perasaan mendekati ajal.

Manifestasi kulit yang langsung terjadi yaitu flushing, urticaria, dan puritus pada wajah dan

badan. Nausea and vomiting, abdominal cramping, dan urinary incontinence dapat terjadi.

Pada pernafasan ditandai oleh dyspenia dan wheezing. Cyanosis kuku dan mukosa akan

timbul jika pertukaran udara tidak mencukupi. Gangguan kardiovaskular yang terjadi adalah

tachycardia dan palpitation. Obstruksi laringeal yang disebabkan oleh vocal cord edema

dapat menyebabkan kematian.

Page 3: Kegawatdaruratan Medis

Pencegahan merupakan strategi paling baik. Selama interview pasien harus

ditanyakan mengenai sejarah alergi. Penatalaksanaan reaksi alergi tergantung pada keparahan

dari tanda dan gejalanya.

2.2 Chest Discomfort

chest discomfort timbul pada periode perioperative pada pasien yang memiliki

penyakit jantung ischemic. Ketidaknyamanan dari cardiac ischemia sering tampak seperti

sensasi memeras dengan dada terasa berat. Ini biasa terjadi pada lokasi retrosternal, berjalan

sampai bahu dan tangan.

Page 4: Kegawatdaruratan Medis

2.3 Kesulitan pernapasan

1. hentikan semua perawatan gigi

2. posisikan pasien pada postur setengah miring

3. beri nitrogliserin sekitar 0,4 mg dalam bentuk tablet atau spray

4. masukkan oksigen

5. periksa denyut nadi dan tekanan darahsembuh

6. asumsikan ada angina pectoris

7. berikan oksigen perlahan-lahan selama 5 menit

8. ubah perawatan gigi untuk mencegah kekambuhan

Sakit berlanjut 3 menit setelah TNG

6. berikan dosis TNG kedua

7. pantau tanda-tanda vital

Sakit berlanjut 3 menit setelah TNG kedua

8. beri dosis TNG kedua

9. pantau tanda2 vital

10. minta seseorang memberi bantuan medissembuh

11. menuju kepada evaluasi medis sebelum perawatan gigi lebih lanjut

Sakit berlanjut 3 menit setelah TNG ketiga

12. asumsikan infarksi miokardial dalam progress

13. mulai jalur intravena dengan memasukkan larutan crystalloid 30 mL/jam

14. jika sakit menjadi parah, dapat dilakukan titrasi morfin sulfat (MS) 2 mg subkutan atau intravena setiap 3 menit sampai mulai membaik

15. bersiap untuk berpindah ke fasilitas gawat darurat, berikan bantuan hidup dasar, jika diperlukanPenanganan pasien dengan sakit dada ketika bedah mulut

Page 5: Kegawatdaruratan Medis

Beberapa pasien cenderung memiliki masalah pernapasan pada prosedur dental,

pasien-pasien ini termasuk pasien dengan asma atau chronic obstructive pulmonary disease

(COPD), pasien dengan kecemasan yang hebat, pasien yang atopic dan mereka yang

menggunakan teknik sedative noninhalasi dengan obat yang menekan sistem pernapasan.

Penanganan khusus sebaiknya dilakukan untuk membantu mencegah terjadinya kedaruratan.

Jika pasien ini tidak ditangani dengan cepat, situasi dapat mengancam keselamatan jiwa.

i. Asma.

Pasien dengan riwayat asma dapat mengalami perubahan khusus jika mengalami

stress atau beberapa agen farmakologi yang mudah memicu masalah pernapasan. Dari

kebanyakan pasien dengan asma menyadari gejala yang ditandai dengan serangan

bronchospasm. Bersamaan dengan peningkatan bronchospasm, pasien menjadi hypoxic dan

cyanotic, dan akhirnya kehilangan kesadaran.

Manifestasi episode asma akut:

Ringan sampai berat

1. wheezing (dengan atau tanpa stetoskop)

2. dispnea (kesulitan bernafas)

3. takikardia

4. batuk

5. kecemasan

Parah

1. dispnea intens

2. sianosis pada membran mukosa dan jaringan bawah kuku

3. kemerahan pada wajah

4. kecemasan ekstrim

5. kebingungan mental

Page 6: Kegawatdaruratan Medis

6. berkeringat

Masalah respiratori yang diakibatkan oleh alergi obat sulit dibedakan dengan yang

dihasilkan dari asma. Namun penanganan masalah respiratori sama pada satu kasus dengan

kasus lain.

1. hentikan semua perawatan gigi

2. posisikan pasien pada postur duduk sepenuhnya

3. masukkan bronkodilator dengan spray (metaprotenol, isoprotenol, epinefrin)

4. masukkan oksigen

5. pantau tanda-tanda vital

Tanda dan gejala sembuh Tanda dan gejala berlanjut

6. pantau selama penyembuhan di klinik

7. hentikan semua jalur intravena

8. Jangan berikan perawatan gigi lagi hingga dokter pasien tersebut menyetujui

6. beri epinefrin 0,3 mL dengan perbandingan intramuscular atau subkutan

7. mulailah jalur intravena dan masukkan larutan crystalloid (30 mL/jam)

8.pantau tanda-tanda vital

Tanda-tanda dan gejala tidak sembuh

9. hubungi bantuan medis

10. mulai memberi teofilin 250 mg intravena selama 10 menit dan kortison 100 mg intravena (atau ekivalen)

11. persiapkan perpindahan ke fasilitas gawat darurat

Penanganan pasien asma akut yang terjadi selama bedah mulut

Page 7: Kegawatdaruratan Medis

ii. Hyperventilation

Penyebab paling banyak dari kesulitan pernapasan pada prosedur dental adalah

kecemasan yang ditandai dengan hyperventilation yang biasanya terlihat pada pasien berusia

belasan, dua puluhan dan tiga puluhan tahun dan dapat dicegah dengan mengendalikan

kecemasan tersebut. Dokter gigi sebaiknya sudah terbiasa dengan tanda-tanda ketakutan

pasien melalui tanya jawab, dan sebaiknya memberikan perhatian yang lebih terhadap pasien.

Pasien dengan kecemasan yang luar biasa dapat ditangani dengan protokol yang mengurangi

kecemasan. Sebagai tambahan, diperlukan juga farmakologik anxiolysis.

Manifestasi pertama dari sindrom hyperventilation adalah ketidakmampuan

memperoleh cukup udara. Pasien bernapas dengan cepat (tachypnea) dan menjadi terganggu.

Peredaran udara yang cepat meningkatkan eliminasi CO2 melalui paru-paru. Pasien dapat

dengan cepat menjadi alcalotic, dan mengalami sensasi “tingling” pada jari-jari tangan dan

kaki, serta regio perioral, dan dapat mngalami konvulsi otot. Kadang terjadi juga kehilangan

kesadaran.

Penanganan sindrom hiperventilasi

1. Mengakhiri semua perawatan gigi dan menghilangkan benda asing dari mulut

2. Posisi pasien di kursi di hampir sepenuhnya posisi tegak

3. Mencoba untuk menenangkan pasien secara lisan

4. Pasien diberikan CO2 yang diperkaya, dari kantong kecil

5. Jika gejalanya menetap atau memburuk, administrasikan diazepam 10 mg IM atau IV

perlahan-lahan sampai kecemasan berkurang, atau administrasikan midazolam 5 mg IM atau

IV perlahan-lahan sampai kecemasan berkurang

6. Memantau terus gejala-gejala yang ditunjukkan pasien

Page 8: Kegawatdaruratan Medis

7. Lakukan semua bedah mulut lebih lanjut dengan tetap mengurangi kadar kecemasan

iii. Aspirasi benda asing

Aspirasi benda asing ke dalam saluran pernapasan selalu menjadi masalah potensial

selama bedah oral dan prosedur gigi lainnya. Hal ini terutama terjadi jika pasien diposisikan

telentang atau semi-tegak di kursi atau cukup dibius untuk menghilangkan refleks muntah.

jika materi yang menyumbat sangat besar, pasien biasanya tidak dapat menghasilkan suara

apapun dan menjadi sangat cemas. Sianosis segera muncul, diikuti dengan kehilangan

kesadaran.

Penanganan pasien ini tergantung pada tingkat obstruksi jalan napas. Pasien dengan

refleks sumbat yang utuh dan sebagian menghalangi jalan napas harus diizinkan untuk

menghilangkan benda asing dengan dibatukan. Jika materi tidak keluar, pasien harus

diberikan oksigen tambahan dan dikirim ke fasilitas kedaruratan untuk dilakukan

laryngoscopy atau bronkoskopi. Yang benar-benar tersumbat utuh tapi pasien dalam keadaan

bangun, harus dilakukan abdominal thrust atau manuver Heimlich sampai berhasil atau

kesadaran hilang. Jika seorang pasien memiliki refleks gag yang berkurang akibat sedasi atau

karena jalan napas terhalangi sepenuhnya dan kehilangan kesadaran, abdominal thrusts harus

dilakukan dengan pasien dalam posisi telentang. Setelah setiap tembakan dari tekanan, pasien

harus segera dimiringkan ke samping dan dokter harus menyapu mulut dengan jari untuk

menghapus objek apapun yang mungkin terdorong keluar. Jika pasien tidak bertukar udara,

BLS bahu dimulai. Jika udara tidak dapat tertiup ke paru-paru, abdominal thrust harus

dilakukan diikuti dengan menyapu mulut dengan jari dan BLS. Dokter gigi yang terlatih

dalam laryngoscopy bisa melihat pada pangkal tenggorokan dan menggunakan forsep Magill

untuk mencoba menghilangkan zat-zat asing. Jika beberapa upaya untuk meringankan

obstruksi gagal, cricothyrotomy darurat mungkin diperlukan.

iv. Aspirasi isi lambung.

Page 9: Kegawatdaruratan Medis

Aspirasi isi lambung ke saluran pernapasan bawah sering menimbulkan kesulitan

pernapasan yang serius. Zat partikulat dalam isi lambung menyebabkan gangguan fisik

saluran udara paru, tetapi biasanya keasaman dari lambung yang menghasilkan masalah yang

lebih serius. PH rendah asam lambung dapat dengan cepat menghancurkan jaringan paru-

paru, dan diikuti sindrom gangguan pernapasan, dengan transudation cairan ke alveoli paru-

paru dan hilangnya fungsi jaringan paru-paru. Untuk pasien dengan refleks muntah yang

kurang disebabkan oleh sedasi, pingsan atau anestesi topical di oropharynx yang paling

berisiko untuk aspirasi lambung. Para pasien yang dibius atau tidak sadar yang mengalami

aspirasi sejumlah besar materi lambung menunjukkan tanda-tanda kesulitan pernapasan,

seperti tachypnea dan wheezing. Takikardia dan hipotensi akan segera terjadi serta sianosis.

Akhirnya terjadi kegagalan pernafasan yang membutuhkan BLS dan membutuhkan baik

intubasi dan pemberian oksigen konsentrasi tinggi.

Pencegahan aspirasi lambung adalah dengan menginstruksikan kepada pasien untuk

menghindari makan atau minum selama 8 jam sebelum bedah oral di mana mereka akan

dibius.

Page 10: Kegawatdaruratan Medis

2.4 Perubahan tingkat kesadaran

Perubahan tingkat kesadaran pada pasien merupakan hasil dari berbagai masalah

kesehatan. Tanpa membahas semua kemungkinan penyebab perubahan kesadaran, akan

dijelaskan kondisi umum yag terjadi yang dapat mengarah kondisi perubahan kesadaran akut

saat pasien menjalani prosedur bedah mulut.

2.4.1 Vasovagal syncope.

1. hentikan semua perawatan gigi

2. tempatkan pasien di sisi kanan secara horizontal

3. suction orofaring

Sekali muntah terjadi, tidak ada gejala aspirasi terjadi

Sekali muntah terjadi, ada gejala aspirasi

4. pantau tanda-tanda vital selama 30 menit

5. jika dugaan aspirasi terjadi, pindahkan ke fasilitas gawat darurat

4. minta seseorang memberi bantuan medis

5. berikan oksigen

6. mulai jalur intravena, dan berikan larutan crystalloid 150 mL/jam

7. pantau tanda-tanda vital

8. berikan intubasi endotrakeal

9. berikan teofilin 250 mg intravena perlahan-lahan

10. mulai bantuan hidup dasar, jika kesulitan bernafas

11. pindahkan ke fasilitas gawat darurat

Tanda-tanda hipoksia Tidak ada tanda hipoksia

8. pindahkan ke fasilitas gawat darurat

Penanganan pasien yang muntah dengan aspirasi isi lambung

Page 11: Kegawatdaruratan Medis

Merupakan penyebab paling umum dari hilangnya kesadaran sementara di klinik gigi.

Hal ini biasanya terjadi karena serangkaian peristiwa kardiovaskular yang dipicu oleh stres

emosional. Tahap awal dalam vasovagal syncopal episode adalah stres yang memicu

peningkatan pelepasan katekolamin yang menyebabkan penurunan resistensi pembuluh darah

perifer, takikardia, dan berkeringat. Pasien mungkin mengeluh merasa hangat, mual, dan

berdebar-debar. Penurunan tekanan darah arteri muncul, dengan penurunan yang sesuai

dalam aliran darah otak. Pasien mungkin akan mengeluh merasa pusing atau lemah. Upaya

mekanisme kompensasi untuk mempertahankan tekanan darah yang memadai, tapi cepat

kembali seperti semula lagi, yang mengarah ke Bradycardia vagally. Setelah tekanan darah

turun di bawah level yang diperlukan untuk mempertahankan kesadaran, sinkop terjadi

Untuk mencegah reaksi vasovagal syncopal, harus dilakukan persiapan pasien yang

tepat. Pasien dengan kecemasan yang luar biasa harus dirawat dengan menggunakan protokol

pengurang kecemasan dan, jika perlu, diberi obat anxiolytic pretreatment. Perawatan bedah

mulut harus diberikan sementara pasien berada dalam posisi setengah telentang atau posisi

telentang sepenuhnya. Setiap gejala-gejala akan terjadinya episode syncopal harus segera

ditangani dengan menempatkan pasien dalam posisi telentang penuh atau posisi di mana kaki

lebih tinggi daripada jantung dan dengan menempatkan handuk basah yang dingin di dahi.

Jika pasien hypovolentilating dan lambat untuk memulihkan kesadaran, dapat digunakan

stimulant pernapasan seperti amonia aromatik. Jika kembalinya kesadaran lebih dari semenit,

penyebab lainnya dari kesadaran yang tertekan selain sinkop vasovagal harus dicari. Setelah

sembuh dari syncopal pasien sebaiknya dipulihkan di klinik. Pada kunjungan selanjutnya,

sebelum dioperasi, pasien memerlukan obat penenang dan mengurangi kecemasan.

2.4.2 Orthostaric hipotensi.

Page 12: Kegawatdaruratan Medis

Penyebab umum lain terjadinya perubahan kondisi kesadaran sementara dalam prosedur

dental adalah hipotensi ortostatik. Masalah ini terjadi karena pengumpulan darah di system

saraf tepi yang tidak digerakkan cukup cepat untuk mencegah iskemia serebral ketika pasien

segera mencapai posisi tegak. Oleh karena itu pasien akan merasa pusing atau menjadi

syncopal. Pasien dengan hipotensi orthostatic yang tetap sadar biasanya akan mengeluh

palpitasi dan kelemahan umum. Kebanyakan individu yang tidak memiliki hypovolemic atau

hipotensi ortostatik akibat dari efek farmakologi obat-obatan seperti antihipertensi agent akan

cepat sembuh dengan posisi berbaring. Sekali gejala menghilang pasien pada umumnya dapat

duduk tegak (walaupun hal ini harus dilakukan perlahan-lahan) dan duduk di pinggir kursi

untuk beberapa saat sebelum berdiri. Tekanan darah dapat diperiksa di setiap posisi dan bisa

kembali normal sebelum mencapai postur yang lebih tegak.

Beberapa pasien memiliki kecenderungan untuk hipotensi ortostatik. Dalam populasi

ambulatori ini biasanya ditemukan pada pasien yang menerima obat sebagai berikut: obat-

obatan yang menghasilkan vasodilatasi perifer, seperti kebanyakan nondiuretic antihipertensi,

narkotik, dan banyak obat-obatan psikiatri dan obat-obatan yang mencegah denyut jantung

meningkat secara refleks, seperti beta-simpatik antagonis obatan (misalnya propranolol).

Pasien dengan hipotensi postural biasanya dapat ditangani dengan memberikan waktu lebih

panjang untuk mencapai posisi berdiri. Pada beberapa peningkatan ketika menjadi tegak

lurus untuk memberikan kompensasi reflex kardiovaskular agar terjadi. Jika pasien dibawah

pengaruh narkotika, suatu antagonis seperti naloxone mungkin diperlukan. Pasien dengan

masalah berat dengan hipotensi postural sebagai suatu hasil dari terapi obat harus dirujuk ke

dokter untuk kemungkinan perubahan regimen obatnya.

2.4.3 Epilepsi

Gangguan epilepsi idiopatik dapat ditunjukkan dengan berbagai cara. Walaupun

jarang, beberapa gangguan epilepsi, dari yang bersifat sekunder seperti kecelakaan yang

Page 13: Kegawatdaruratan Medis

dapat menyebabkan kerusakan otak sampai penyalahgunaan ethanol dipercaya sebagai

penyebabnya. Biasanya pasien mempunyai gangguan epilepsi sebelum didiagnosa dan akan

mendapatkan obat-obatan antiseizure, seperti phenytoin(dilantin), fenobarbitol, atau asam

valproic. Sangat membantu untuk menemukan faktor-faktor yang dapat menimbulkan

kekambuhan, pasien biasanya kompromi dengan obat anti-epilepsi dan frekuensi yang baru-

baru terjadi dalam episode kekambuhan. Pasien yang mengidap epilepsi terlihat seperti

mempunyai kontrol yang baik tentang penyakitnya, yang, jarang terjadi episode yang

mempunyai durasi yang singkat dan tidak mudah dipercepat oleh kecemasan, biasanya dapat

menjalani bedah mulut dengan aman dalam pengaturan ambulatorium. Bagaimanapun,

menejemen pasien saat dan setelah epilepsi bervariasi, berdasarkan pada tipe epilepsi yang

terjadi. Kemampuan pasien untuk bernafas harus sangat diperhatikan. Jika terlihat aliran

udaranya tersumbat, kita harus berusaha untuk membukanya, contoh dengan menempatkan

kepala dalam ekstensi pertengahan (dagu menjauhi dada) dan menggerakan mandibula jah

dari faring. Jika pasien muntah atau terlihat mempunyai masalah dengan pembuangan sekresi

dari pernafasan, kepala pasien diposisikan ke samping untuk mengeluarkan bahan yang dapat

menyumbat agar dapat dikeluarkan dari mulut. Jika memungkinkan, penyedotan volume

tinggi dapat digunakan untuk mengeluarkan material dari faring. Periode cepat dari apnea

dapat terjadi, dimana tidak ada perawatan yang dilakukan kecuali melancarkan jalan nafas.

Bagaimanapun, apnea yang lebih dai 30 menit tergantung pada teknik BLS yang dilakukan.

Walau, sering dijelaskan bahwa biasanya penting, penempatan benda di antara gigi untuk

menghindari menggigit lidah itu berbahaya dan biasanya tidak beralasan.

Epilepsi lanjutan atau perulangan tanpa periode penyembuhan antara mereka

diketahui sebagai status epilepticus. Masalah ini mempunyai peringatan yang beralasan

tentang bantuan emergensi dari luar karena dia tipe yang paling umum dari epilepsi yang

menyebabkan kematian. Terapinya termasuk pengukuran awal telah dijelaskan untuk epilepsi

Page 14: Kegawatdaruratan Medis

self-limitting. Untuk tambahan, administrasi untuk benzodiapine telah diindikasikan.

Benzodiapine suntik yang tidak larut air seperti diazepam harus di berikan IV untuk

memprediksi hasilnya, dimana lebih sulit pada pasien epilepsi jika lewat jalan vena tidak

tersedia. Sedangakn injeksi benzodiapine larut air seperti mizadolam menyuguhakan

alternatif yang lebih baik., karena suntikannya dapat menghasilkan respon yang lebih cepat.

Bagaimanapun, dokter yang memberikan benzodiapin harus dipersiapkan untuk mendapatkan

BLS, karena pasien mungkin mendapatkan suatu periode apnea setelah menerima dosis besar

dan cepat dari benzodiapine.

Setelah epilpesi berhenti, beberapa pasien biasanya kehilangan kesadaran.Tanda vital

harus dimonitor sangat hati-hati saat ini, dan pasien tidak boleh meninggalkan tempat praktik

kita setelah sepenuhnya sadar dan harus ada yang menemani.

Tremor, palpitasi dan cemas biasanya mendahului epilepsi disebabkan oleh efek

ethanol. Oleh karena itu, tampilan dari tanda-tanda ini pada pasien harus disadari oleh dokter

untuk menunda pengobatan sampai perawatan medis yang tepat telah dilakukan.Kontrol juga

dilakukan pada penggunaan benzodiazepin, dimana digunakan sampai efek samping dari

ethanol hilang. Epilepsi yang disebabkan oleh penyalahgunaan ethanol juga dirawat dengan

cara yang sama dengan epilepsi lain.

2.4.4 Diabetes Mellitus

Diabetes melitus adalah suatu gangguan metabolik dimana prognosis pasien jangka

panjang tergantung pada menjaga level serum glukosa mendekati normal. Penderita diabetes

yang bergantung insulin tapi tidak merawat dirinya dengan baik dapat meningkatkan resiko

ketoasidosis dan menyertai perubahan kesadaran, memerlukan perawatan gawat darurat.

Walaupun seorang penderita diabetes yang ketergantungan dengan insulin mungkin akan

menderita masalah jangka panjang karena tingginya tingkat serum glukosanya, situasi gawat

darurat yang dialami adalah hypoglikemia hasil dari suatu ketidakcocokan dosis insulin dan

Page 15: Kegawatdaruratan Medis

serum glukosa. Hipoglikemi parah adalah situasi emergensi yang biasa dihadapi oleh dokter

gigi keika sedang melakukan bedah mulut pada pasien diabetes. Konsentrasi serum glukosa

pada pasien diabetes menunjukkan suatu keseimbangan antara pengaturan insulin, glukosa

ditempatkan ke serum dari berbagai sumber gula seperti makanan dan glukoneogenesis dari

jaringan adiposa, otot, dan penyimpanan glukosa. Aktivitas fisik adalah prinsip pokok oleh

serum glukosa mana yang diturunkan. Oleh karena itu tingkat glukosa darah dapat turun

drastis karena :

1. Meningkatkan pengaturan insulin

2. Menurunkan pemasukan makanan tinggi kalori

3. Meningkatkan metabolisme glukosa (contoh: olahraga, infeksi, dan stress)

Masalah dengan hipoglikemi selama perawatan dental biasanya meningkat karena

pemasukan kalori pasien turun secara akut, suatu infeksi atau kisaran metabolik yang

meningkat disebabkan oleh kecemasan. Jika pasien tidak berkompensasi dengan penurunan

glukosa yang ada oleh penurunan dosis insulin biasa, hasilnya adalah hypoglikemia.

Walaupun pasien mengidap oral hipoglikemia juga bisa mempunyai masalah dengan

hipoglikemia, tingkat glukosa darah mereka berubah-ubah biasanya kurang diumumkan

daripada diabetes yang bergantung pada insulin, jadi mereka mudah sekali untuk menjadi

penderita hypoglikemia parah.

Banyak pasien pengidap diabetes biasanya mendapat informasi yang jelas tentang

penyakitnya dan mereka dapat mendiagnosi hipoglikemia mereka sendiri sebelum menjadi

lebih parah. Pasien biasanya merasa lapar, mual atau pusing atau mungkin juga menimbulkan

sakit kepala. Dokter gigi mungkin menilai jika pasien menjadi lethargic, dengan menurunnya

spontanitas dalam pembicaraan dan kemampuan untuk konsentrasi. Pada hipoglikemia yang

lebih parah, pasien menjadi lebih diaphorexic atau mempunyai tachikardi, piloereksi, atau

Page 16: Kegawatdaruratan Medis

peningkatan kecemasan dan menunjukkan kelakuan yang tidak umum. Pasien biasanya

menjadi stuporous atau pingsan.

Hipoglikemia parah pada pasien diabetes biasanya dihindari dengan desain pengukuran

untuk menjaga tingkat glukosa darah pada titik ternormal atau secara temporer di bawah

normal Selama wawancara riwayat kesehatan, dokter gigi harus mempunyai ide yang

cemerlang dari derajat penanganan pasien diabetes. Jika pasien tidak rutin mengatur kadar

gula darahnya dalam urine atau darah, maka dokternya harus dihubungi agar dapat bisa

menentukan waktu perawatan dengan tepat dan aman.

Jika pasien diabetes menunjukkan kurang kadar gula darahnya atau gejala dari

hipoglikemia tampak, semua prosedur yang dilakukan harus berhenti dan pasien harus

mengkonsumsi makanan dengan karbohidrat tinggi seperti beberapa bungkus permen, segelas

jus buah atau makanan yang mengandung gula. Jika pasien gagal untuk ditingkatkan, menjadi

tidak sadar, atau tak bisa mengonsumsi gula lewat mulut, akses vena harus dilakukan dan

sebuah ampule (50ml) dari 50% glukosa dalam air dapat diatur lewat IV selama 2 sampai 3

menit. Jika akses vena tidak bisa dilakukan, 1 mg dari glukagon dapat lewat IM. Jika 50%

glukosa dan glukagon tidak ada, sebuah 0,5 Ml dosis dari 1:1000 efinefrin dapat lewat SC

dan diulang setiap 15 menit jika dibutuhkan.

Seorang pasien yang tampak baru sembuh dari suatu episode hipoglikemi harus istirahat

di ruang praktek selama 1 jam, dan gejala l, kehamilan, disembuhkan dengan glukosa lewat

oral. Pasien harus ditemani sampai rumah dengan instruksi dan bagaimana menghindari

episode hipoglikemi selama perwatan dental selanjutnya.

2.4.5 Disfungsi Tyroid

Hipertiroidism dan hypotiroidism adalah gangguan perkembangan secara perlahan

dimana dapat menghasilkan suatu perubahan tingkat kesadaran tapi jarang menyebabkan

Page 17: Kegawatdaruratan Medis

gawat daruratan. Keadaan yang paling umum di dalam ambulans, biasanya pasien yang

tampak sehat dapat menjadi emergensi gangguan tiroid ketika suatu krisis tiroid terjadi.

Krisis tiroid datang tiba-tiba, eksaserbasi parah dari hipertiroidisme mungkin atau

tidak mungkin sebelumnya didiagnosis. Bisa dapat dipercepat oleh infeksi, operasi, trauma

maupun gangguan fisiologis atau stress. Predisposisi pasien untuk krisis tiroid biasanya

mempunyai gejala hipertiroidism, seperti tremor, takikardi, berat badan turun drastis,

hipertensi, iritabilitas, tidak tahan panas, dan exophtalmus, mereka biasanya sudah mendapat

terapi sebelumnya.

Pasien yang diketahui mengidap hipertiroidisme biasanya punya konsultasi dulu

dengan dokter yang merawat sebelum semua prosedur bedah mulut. Penentuan adequat dari

kontrol produksi hormon tiroid yang berlebihan harus diperoleh dari dokter si pasien dan jika

dibutuhkan pasien diberikan obat anti-tiroid dan perawatan iodida sebelum pembedahan.

Tanda pertama dari kkrisis tiroid adalah meningkatnya temperatur dan denyut jantung.

Hampir semua tanda dan gejala umumnya dari hipertiroid yang tidak dirawat dapat muncul

secara berlebihan. Pasien menjadi lebih mudah iritasi, delirious, atau bahkan koma.

Hipotensi, muntah dan diare juga terjadi.

Perawatan dari krisis tyrotoxic dimulai dengan penghentian semua prosedur dan

pemberitahuan pada luar kerja praktik guna untuk pertolongan emergensi, Akses vena harus

bisa dilakukan, larutan kristal mulai pada kisaran moderate dan jaga pasien setenang

mungkin.

2.4.6 Insufisiensi Adrenal

Insufisiensi adrenocortical primer (Addison Disease) atau kondisi medis lainnya

dimana adrenal korteks telah dihancurkan sangat jarang. Bagaimanapun, insufisiensi adrenal

sekunder sampai pelaksanaan eksogenus kortikosteroid biasanya jarang karena dari

banyaknya kondisi klinis yang dimana kortikosteroid terapetik diberikan. Pasien dengan

Page 18: Kegawatdaruratan Medis

insufisiensi adrenal seringnya tidak diberikan informed concern tentang kebutuhan

potensialnya untuk pengobatan tambahan, dan yang dengan insufisiensi adrenal mungkin

gagal untuk memberitahukan dokter gigi bahwa mereka mengonsumsi kortikosteroid. Ini

bukan suatu masalah, buatlah pasien agar tidak stres secara fisiologi maupun emosi.

Bagaimanapun, bila pasien stres, supresi adrenal yang dihasilkan dari kortikosteroid

eksogen kortikosteroid dapat mencegah peningkatan jumlah dati kortikosteroid endogen yang

dibutuhkan untuk membantu tubuh bertemu dengan permintaan peningkatan metabolik.

Pasien berisiko untuk insufisiensi adrenal akut sebagai suatu hasil dari supresi adrenal yang

umumnya dikonsumsi paling tidak 20 mg kortisol setiap hari selama paling tidak, 2 minggu

setiap saat selama perencanaan awal prosedur bedah mulut. Bagaimanapun, dalam semua

prosedur bedah mulut yang dilakukan dibawah pengaruh anestesi lokal tau nitrogen oksida

atau kortiko tambahan jika dibutuhkan.

Manifestasi klinis awal dari krisis insufisiensi adrenal akut termasuk kebingunagn

mental, nausea, fatigue dan lemah otot. Jika kondisi memburuk, pasien dapat mengalami

kebingungan mental parah, nyeri punggung, abdomen, dan kaki, muntah dan hipotensi. Tanpa

perawatan, pasien akan mulai untuk kehilangan kesadaran, dengan koma yang mengawali

stage preterminal.

Manajemen dari krisis adrenal dimulai dengan memberhentikan semua perawatan

dental dan mengamati tanda-tanda vital. Jika pasien terlihat hipotensi, mereka langsung

diposisikan dengan kepala dibawah, kaki dinaikkan. Oksigen harus diberikan dan juga akses

vena. Sebuah dosis 100mg dari hidrokortison sodium suksinat harus diberikan IV. Cairan IV

diberikan secara cepat sampai hipotensi membaik. BLS harus dievaluasi.