8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
1/49
KEBIJAKAN PENGELUARAN JANGKA
MENENGAH DI DAERAH (MEDIUM TERM
EXPENDITURE FRAMEWORK/MTEF)
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Disampaikan pada:
Musrenbang RPJMD Provinsi Jawa Timur
Tahun 2014 - 2019
Surabaya, 6 Maret 2014
Inte ritasProfesionalismeSiner iPela anan - Kesem urnaan
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
2/49
Integritas | Profesionalisme | Sinergi | Pelayanan | Kesempurnaan
1. Pendahuluan2. Pengertian dan Manfaat KPJM (MTEF)
3. Bagan Arsitektur Penerapan KPJM
(MTEF) di Indonesia
4. Implementasi KPJM (MTEF)
5. Langkah-langkah Penyempurnaan
POKOK BAHASAN:
2
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
3/49
Urgensi Reformasi Penganggaran
Mewujudkan pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta
pemerataan pendapatan dalam rangka pencapaian tujuan
bernegara;
Mendorong pembangunan yang berkelanjutan yang sesuai
dengan perencanaan jangka menengah dan panjang;
Mendorong pelaksanaan anggaran/fiskal yang berkelanjutan
(fiscal sustainability);
Memastikan terciptanya keluaran (output) dari pelaksanaan
penganggaran yang memberikan dampak (outcome) terhadap
kesejahteraan masyarakat;
Mewujudkan harmonisasi dan sinkronisasi antara perencanaan
dan penganggaran;
3
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
4/49
ANGGARAN SEBAGAI INSTRUMEN UTAMA
KEBIJAKAN FISKAL
Anggaran adalah instrumen atau alat utama dari kebijakan
fiskal pemerintah dalam mencapai sasaran-sasaran prioritaspembangunan, terutama dalam penyediaan dan pemenuhan
pelayanan publik guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kebijakan fiskal merupakan penggunaan anggaran pemerintah
untuk mempengaruhi suatu perekonomian, termasuk keputusantentang pajak yang dipungut dan dihimpun, pembiayaan transfer
termasuk subsidi, pembelian barang dan jasa oleh pemerintah,
sertasize defisit dan pembiayaan, yang mencakup semua tingkat
pemerintahan.
Pada intinya kebijakan fiskal melibatkan langkah-langkah
pemerintah untuk mengarahkan dan mengendalikan
pengeluaran danperpajakan, atau penggunaaninstrumen-
instrumen fiskal untuk mempengaruhi bekerjanya sistem
ekonomiagarmemaksimumkan kesejahteraan ekonomi. 4
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
5/49
UU No.17/2003 Pasal 14
Ayat (3):
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) disertai dengan PRAKIRAAN BELANJA UNTUK
TAHUN BERIKUTNYA setelah tahun anggaran yang sedang
disusun. KPJM/MTEF
DASAR HUKUM
Pasal 3 Ayat (2) PP No. 20 Tahun 2004 tentang RKP dan
Pasal 5 Ayat (1) PP No. 90 Tahun 2010 tentang RKAK/L :
Program dan kegiatan disusun dengan pendekatan
berbasis kinerja, Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah
(KPJM), dan penganggaran terpadu.
5
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
6/49
Integritas | Profesionalisme | Sinergi | Pelayanan | Kesempurnaan
1. Pendahuluan2. Pengertian dan Manfaat KPJM (MTEF)
3. Bagan Arsitektur Penerapan KPJM
(MTEF) di Indonesia
4. Implementasi KPJM (MTEF)
5. Langkah-langkah Penyempurnaan
POKOK BAHASAN:
6
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
7/49
7
KERANGKA PENGELUARAN JANGKA MENENGAH
(KPJM)
KPJM adalah Pendekatan Penganggaran berdasarkan
Kebijakan, dengan pengambilan keputusan terhadap kebijakantersebut dilakukan Dalam Perspektif Lebih Dari SatuTahun Anggaran, denganmempertimbangkan ImplikasiBiaya keputusan yang bersangkutan padatahun berikutnyayang dituangkan dalamprakiraan maju.
Prakiraan Maju :
Prakiraan maju adalahperhitungan kebutuhan dana untuk
tahun anggaran berikutnya dari tahun yangdirencanakan guna memastikan kesinambunganprogram dan kegiatan yang telah disetujui dan menjadidasar penyusunan anggaran tahun berikutnya.
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
8/49
8
Manfaat KPJM (MTEF)
1. Meningkatkan transparansi alokasi sumber daya anggaran yanglebih baik(allocative efficiency);
2. Meningkatkan kualitas perencanaan penganggaran (to improvequality of planning) berupa keterkaitan antara kebijakan,perencanaan, dan penganggaran (antara KPJM, RKP, dan APBD)
3. Memperbaiki fokus terhadap kebijakan prioritas (best policy option);
4. Mengembangkan disiplin fiskal (fiscal discipline), dalam rangkamenjaga kesinambungan fiskal (fiscal sustainability);
5. Meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dengan
pemberian pelayanan yang optimal dan lebih efisien.
6. Meningkatkan prediktabilitas (predictabiliy) dan kesinambungan
pembiayaan suatu program/kegiatan.
7. Memudahkan kerja perencanaan pada tahun-tahun berikutnya.
8. Mendorong peningkatan kinerja pemerintah daerah dalam
memberikan pelayanan kepada publik.
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
9/49
Integritas | Profesionalisme | Sinergi | Pelayanan | Kesempurnaan
1. Pendahuluan2. Pengertian dan Manfaat KPJM (MTEF)
3. Bagan Arsitektur Penerapan KPJM
(MTEF) di Indonesia
4. Implementasi KPJM (MTEF)
5. Langkah-langkah Penyempurnaan
POKOK BAHASAN:
9
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
10/49
10
STRUKTUR PERENCANAAN
KEBIJAKAN
STRUKTUR MANAJEMEN
KINERJA
STRUKTUR ANGGARANTRUKTUR ORGANISASI
FUNGSI
SUB-FUNGSI
PRIORITAS
FOKUS PRIORITAS
SASARAN POKOK
IMPACT)
ORGANISASI
ESELON 1A
ESELON 2
PROGRAM
KEGIATAN
JENIS BELANJA
PROGRAM
KEGIATAN PRIORITAS
MISI/SASARAN K/L
IMPACT)
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
OUTPUT)
INDIKATOR KINERJA
FOKUS PRIORITAS
OUTCOME)
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM
OUTCOME)
Bagan Arsitektur Penerapan KPJM (MTEF)
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
11/49
11Sumber : Framework for Managing Programme Performance Information, National Treasury, Republic of South Africa, May 2007
Hasil pembangunan yang diperolehdari pencapaian outcome
Apa yang ingin dirubahDAMPAK
Manfaat yang diperoleh dalam jangka
menengah untuk beneficieries tertentu
sebagai hasil dari outputApa yang ingin dicapaiOUTCOME
Produk/barang/jasa akhir yang
dihasilkan
Apa yang dihasilkan
(barang) atau dilayani
(jasa)
OUTPUT
Proses/kegiatan menggunakan
input menghasilkan output yangdiinginkan Apa yang dikerjakan
KEGIATAN/
PROSES
Sumberdaya yang memberikan
kontribusi dalam menghasilkan
output
Apa yang digunakan
dalam bekerjaINPUT
Metode
Pelaksanaan
Metode
Penyusuna
n
Struktur Informasi Kinerja Program dan Kegiatan(Logic Model Theory)
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
12/49
Integritas | Profesionalisme | Sinergi | Pelayanan | Kesempurnaan
1. Pendahuluan2. Pengertian dan Manfaat KPJM (MTEF)
3. Bagan Arsitektur Penerapan KPJM
(MTEF) di Indonesia
4. Implementasi KPJM (MTEF)
5. Langkah-langkah Penyempurnaan
POKOK BAHASAN:
12
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
13/49
Integritas | Profesionalisme | Sinergi | Pelayanan | Kesempurnaan
A. Landasan Konseptual danInstrumen KPJM (MTEF)
B. Tahapan Implementasi
C. Model/Bentuk Penerapan KPJM(MTEF) di Indonesia
D. Capaian Implementasi
E. Kendala dan Tantangan
4. IMPLEMENTASI KPJM (MTEF):
13
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
14/49
Instrumen
MTEF
Landasan
Konseptual
1.
2.
3.
Penerapan anggaran bergulir (rolling
budget)
Mempunyai Angka Dasar (Baseline)
Penetapan Parameter
Adanya mekanisme penyesuaianangka dasar
Adanya mekanisme usulan tambahan
anggaran bagi kebijakan atau
inisiatif baru (additional budget for
new initiatives)
Riviu Angka Dasar (Baseline Review)
Riviu Kebijakan (Policy Review)
Riviu Inisiatif Baru (New Initiative
Review
1.
2.
4.
5.
3.
14
A. Landasan Konseptual dan Instrumen KPJM (MTEF):
RAPBD + 3 thn Prakiraan
Maju
Biaya Operasional dan
Biaya Non Operasional
Parameter Ekonomi dan
Non-Ekonomi
Bersifat On-top, Realokasi,
dan Campuran
Review Baseline Biaya
Operasional dan Biaya
Non Operasional;
On-going atau Terminated
Prioritas, Kriteria, dan
Sumber Pendanaan
Penyesuaian Biaya
Operasional dan BiayaNon Operasional
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
15/49
15
Phase I :2005-2009
(Pengenalan)
Phase II :2010-2014
(Pemantapan)
Phase III :2015-2019
(Penyempurnaan)
Pengenalan konsep KPJM (MTEF) dalam
perencanaan dan penganggaran;
Kajian Penganggaran Bergulir (rolling
budget);
Kajian mekanisme penilaian dan
penetapan Inisiatif Baru;
Penyesuaian angka dasar (baseline)
RPJMN/D 2015-2019;
Pelaksanaan reviu baseline tahunan
RPJMN/D; Penyesuaian proyeksi kapasitas fiskal
jangka menengah setiap tahun;
Penerapan formula dan variabel dalam
penghitungan pagu belanja SKPD;
Penerapan KPJMN/D dalam perencanaan dan
penganggaran dg format T+3 (Tahun yang
direncanakan ditambah 3 thn ke depan); Penyusunan pedoman penyusunan dan reviu angka
dasar (baseline);
Penyusunan tata cara penilaian dan penetapan Inisistif
Baru;
Penyusunan baseline dalam RPJMN/D 2010-2014;
Pelaksanaan reviu baseline tahun 2015;
Persiapan penyusunan baseline RPJMN/D 2015-2019;
B. Tahapan Implementasi KPJM (MTEF)
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
16/49
Prakiraan
MajuPrakiraan
Maju
Implikasi anggaran
KPJM /MTEF
Prakiraan
Maju
Kebijakan baru dan
berlanjut
2015 2016 20172014(RAPBD)
RAPBD
2014
T0
Prakiraan
Maju
2015
T+1
Prakiraan
Maju
2016
T+2
Prakiraan
Maju
2017
T+3
REALISASI
2014
T-1
RAPBD
2015
T0
Prakiraan
Maju
2016
T+1
Prakiraan
Maju
2017
T+2
Prakiraan
Maju
2018
T+3
TA 2014 dan KPJMN/D
2015 - 2017
TA 2015 dan KPJMN/D
2016 - 2018
C. Model/Bentuk Penerapan KPJM (MTEF)di Indonesia
16
d j
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
17/49
Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
17
PERUBAHAN BASELINE:
Sumber Pendanaan:1. Penghematan dari pelaksanaan Program
2. Cadangan (contingency reserves) yang tidak terpakai
3. Peningkatan penerimaan/ketersediaan anggaran (+ defisit)
Pemanfaatan Dana:
1. Perubahan makro ekonomi (mis. inflasi)
2. Perubahan keluaran yang bukan karena perubahan
kebijakan
3. Pemanfaatan untuk inisiatif baru *)
*) Pencapaian Kinerja akan
menentukan pendanaanInisiatif Baru (New
Initiative)
Ruang Gerak
Fiskal bagi
Inisiatif Baru
Tambahan
anggaran
Penghematan
BaselineAwal
Baseline
Baru
RKPD dan Renja SKPD(Rolling Plan 3 Tahunan)
17
L k h l k h
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
18/49
Langkah-langkahPenerapan KPJM (MTEF)
Alokasi
Anggaran
2014
Review
On/Off
Program, Kegiatan dan
Output/Komponen (ON)
Prakiraan Maju
2015 2016 2017
1 2
3
4
5
Komponen
Running Cost; Pelayanan dasar;
Multi years;
Tunggakan;
Penyelesaian
kegiatan.
Costing
Process
Hasil costing;
Penyesuaian
parameter;
Baseline (Existing
policy)
Program
Kegiatan
Output
18
D C i I l i
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
19/49
19
D. Capaian ImplementasiKPJM (MTEF)
1) Tahun 2010:
Penerapan KPJM (MTEF) secara bertahap
Dilakukan sejalan dengan penyempurnaan Format RKA-K/L yang memfasilitasi
penuangan angka Prakiraan Maju untuk 3 tahun ke depan.
a. Penyajian informasi KPJM (MTEF) pada RKA-K/L dituangkan dalam Formulir 1 RKA-
K/L (akumulasi untuk seluruh Unit Eselon I K/L) dan Formulir 2 RKA-K/L (untuk
masing-masing unit Eselon I K/L).
b. Penghitungan KPJM (MTEF) untuk masing-masing Satker, dituangkan dalam Kertas
Kerja RKA-K/L Formulir Bagian D.
2) Tahun 2013:
Informasi penerapan KPJM (MTEF) dan hasil penghitungan angka Prakiraan Maju secara
nasional sudah dituangkan dalam Bab VII Nota Keuangan.
Hal ini sejalan dengan saran dan masukan dari pihak Bank Dunia untuk mulai
mempublikasikan kepadastakeholder.
3) Sampai dengan TA 2014:
Penerapan KPJM (MTEF) masih fokus pada penghitungan Prakiraan Maju untuk belanja
K/L berdasarkan data RKA-K/L.
Belum ada sinkronisasi antara angka KPJM (MTEF) dalam RPJMN, Proyeksi Jangka
Menengah APBN, dan realisasi untuk setiap tahun.
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
20/49
20
E. Kendala dan Tantangan (1)
Beberapa faktor penyebab kualitas penerapan KPJM (MTEF) saat ini masihbelum optimal antara lain :
1) Penyusunan KPJM (MTEF) oleh masing-masing K/L banyak yg tidakkonsisten dengan target kinerja dan indikasi pendanaan sesuai angka ygditetapkan dalam RPJMN;
2) Dalam menyusun angka Prakiraan Maju, K/L masih banyak melakukankesalahan dalam mengklasifikasikan :
a. Output atau Komponen berhenti atau berlanjut;b. Komponen utama atau pendukung;
3) K/L dalam menghitung angka Prakiraan Maju pada umumnya :
a. Menerapkan perlakuan yang sama terhadap : Output yg merupakan tugas fungsi; Output dalam rangka penugasan; Output yg bersifatmultiyears project;
b. Memasukan alokasi belanja transito, output cadangan, dan tambahandana dari Hasil Optimalisasi DPR;
c. Tidak memasukan tambahan alokasi yg berasal dari BA BUN,khususnya tambahan untuk Biaya Operasional.
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
21/49
21
E. Kendala dan Tantangan...(2)
4) Belum ada pedoman yang standar untuk melakukanreview baseline dan
mekanisme penyesuaian baseline setiap tahun;
5) Belum ada mekanisme penyesuaian angka KPJM (MTEF) yg ditetapkan
dalam RPJMN dengan kondisi riil setiap tahun sesuai perhitungan
resource envelope dan proyeksi jangka menengah RAPBN;
6) Perlu dibangun sinergi yg semakin solid antara Kementerian Keuangandan Bappenas dalam menjamin kualitas penerapan KPJM (MTEF), baik
dalam dokumen perencanaan dan penganggaran;
7) Perlu dilaksanakan kegiatan edukasi terus menerus kepada para petugas
perencana pada K/L, khususnya para penanggung jawab Program dan
Kegiatan karena penyusunan angka Prakiraan Maju saat ini dilakukanoleh para Operator K/L.
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
22/49
Integritas | Profesionalisme | Sinergi | Pelayanan | Kesempurnaan
a. Evaluasi: Kelemahan dalam Penerapan KPJM
(MTEF) saat ini
b. Penyempurnaan Implementasi KPJM (MTEF)
c. Tahapan Penyempurnaan
d. Hal yang harus diperhatikan
e. Penerapan KPJM (MTEF) di daerah
f. Rancangan Kebijakan HKPD terkait KPJM
(MTEF)
5. LANGKAH-LANGKAH PENYEMPURNAAN:
22
5 a Evaluasi: Kelemahan dalam Penerapan
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
23/49
1. Penerapan KPJM (MTEF) belum mencapai hasil yang optimal
karena tidak ada keterkaitan antara dokumen perencanaandan dokumen anggaran;
2. Kebijakan prioritas yang ditetapkan pemerintah terkadangtimeframe penyelesaiannya tidak jelas dan setiap tahunselalu berubah setiap tahun sehingga mengakibatkan prosespenganggaran selalu kembali ke nol (zero based budgeting);dan
3. Penerapan KPJM baru sebatas mencantumkan prakiraanmaju tiga tahun ke depan, namun belum ada metodologi untuk
memberikan justifikasi bahwa prakiraan maju yangdicantumkan tersebut merupakan indikasi awal pendanaantahun berikutnya.
5.a. Evaluasi: Kelemahan dalam Penerapan
KPJM (MTEF) Saat ini
23
5 b Penyempurnaan Implementasi
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
24/49
24
5.b. Penyempurnaan ImplementasiKPJM (MTEF)
Menyiapkan
pedoman review
angka dasar
(Baseline) 2015;
Merumuskan formula
penghitungan pagu
dan identifikasi
variabel;
Menyempurnakan
penyusunan
baseline RPJMN/D
2015-2019;
Melakukan review
kebijakan secara
bertahap setiap
tahun;
Menyempurnakanpedoman penilaian
Inisiatif Baru;
Menyempurnakanmekanisme
Trilateral Meeting;
Menyusun pedomanreview baseline
RPJMN/D setiap tahun;
T h P
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
25/49
25
5.c. Tahapan PenyempurnaanKPJM (MTEF)
2014
2015
2016
Menyiapkan pedomanreview angka dasar
(Baseline);
Menyempurnakan
pedoman penilaian
Inisiatif Baru;
Merumuskan formula
penghi-tungan pagu dan
identifikasi variabel; Menyempurnakan
mekanisme Trilateral
Meeting;
Menyempurnakan penyusunan
baseline RPJMN/D 2015-2019; Menyusun pedoman review
baseline RPJMN/D setiap tahun;
Melakukan review kebijakan secara
bertahap setiap tahun;
Melakukan reviewkebijakan
secara bertahap setiap tahun;
Melakukan penyesuaianbaseline RPJMN/D tahunan;
Melakukan penyesuaian angka
dasar (baseline) RKAK/L /
RKA-SKPD.
5 d Hal yang Harus Diperhatikan
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
26/49
1. Secara umum penyusunan KPJM yang komprehensif
memerlukan suatu tahapan proses penyusunan perencanaanjangka menengah meliputi: penyusunan kerangka asumsimakro, penetapan target-target fiskal, total resource envelopes,pendistribusian total pagu belanja masing-masing Satker, danpenjabaran pengeluaran ke masing-masing Program dan
Kegiatan.2. Dalam penghitungan prakiraan maju, proses estimasi seringkali
dipisah antara kebijakan yang sedang berjalan (on goingpolicies) dan prakiraan atas biaya dari kebijakan baru (newpolicies).
3. Dalam rangka penerapan KPJM (MTEF), maka pemda harusmemperhatikan kebutuhan anggaran untuk setiap outputyang dihasilkan serta tetap menjaga keselarasan dengantarget dalam RPJMN/D dan Renstra serta budget constraintuntuk setiap tahun.
5.d. Hal yang Harus Diperhatikan
dalam Penerapan KPJM (MTEF)
26
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
27/49
5.e. Penerapan KPJM (MTEF) di Daerah
Sampai dengan saat ini KPJM (MTEF) belum
diterapkan secara penuh di daerah;
Penerapan lebih lanjut KPJM (MTEF) di daerah perlu
landasan hukum;
Untuk itu, dalam RUU HKPD akan diatur terkait
penerapan KPJM di daerah.
Status RUU HKPD sedang dalam proses pembahasan
bersama K/L terkait dan DPR.
27
5 f Rancangan Kebijakan HKPD terkait KPJM/MTEF
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
28/49
Pokok-PokokPengaturan KondisiSaat Ini
PengaturanRUU HKPD
Peningkatan
Prediktabilitas
Pendapatan
Bobot kriteria DAU
berubah setiap
tahun
Bobot kriteriaDAU ditetapkan
untuk periode 3tahun (MTEF)
Pasal 38
Bobot masing-masing provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal36 dan bobot masing-masing kabupaten dan kota sebagaimanadimaksud dalam Pasal 37 berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahunsepanjang tidak ada penambahan Daerah baru
28
5.f. Rancangan Kebijakan HKPD terkait KPJM/MTEF
(Revisi UU 33) (1)
5 f Rancangan Kebijakan HKPD terkait KPJM/MTEF
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
29/49
5.f. Rancangan Kebijakan HKPD terkait KPJM/MTEF
(Revisi UU 33) (2)
Pokok-PokokPengaturan KondisiSaat Ini
PengaturanRUU HKPD
Peningkatan
Prediktabilitas
Pendapatan
Alokasi DAK
ditetapkan
tahunan danberubah-ubah
bidangnya
Alokasi DAK dapatditetapkan untuk
periode 3 tahun(KPJM/MTEF)sesuai upayapencapaian SPM
Pasal 48(1) Daerah yang mendapat DAK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) huruf a,
adalah Daerah dengan indeks kemampuan keuangan Daerah di bawah rata-ratanasional dan indeks pencapaian Standar Pelayanan Minimal di bawah Standar
Pelayanan Minimal yang ditetapkan.
(2) Daerah yang mendapatkan alokasi DAK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
masing-masing bidang dapat ditetapkan untuk jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun
sesuai dengan tingkat pencapaian Standar Pelayanan Minimal.
29
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
30/49
TERIMA KASIH
30
Hubungan Kebijakan Fiskal
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
31/49
Hubungan Kebijakan Fiskal
Nasional dan Daerah
KEBIJAKAN
MONETER
KEBIJAKAN
NERACA
PEMBAYARANKEBIJAKAN
SEKTOR
RIIL
KEBIJAKAN
FISKAL
Seluruh kebijakan
ekonomi makro,
terutama
Kebijakan Fiskal,
mempengaruhi
Kebijakan Transfer
ke Daerah
Inter-relasi Kebijakan Makro
31
Kebijakan fiskal daerah
merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari sis-tem kebijakan fiskal nasi-
onal. Karena itu, kebijak-an
fiskal daerah harus se-
jalan dengan dan mendu-
kung keempat elemen ke-
bijakan makro nasional.
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
32/49
FUNGSI ANGGARAN
1. FUNGSI ALOKASI (ALLOCATION) Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mengalokasikan
sumber daya yang dimiliki kepadasektor-sektor prioritas
dalam rangkapenyediaan dan pemenuhan pelayanan
publik kepada masyarakat;
2. FUNGSI DISTRIBUSI (DISTRIBUTION) Anggaran menjadi alat pemerataan tingkat kesejahteraan
masyarakat;
3. FUNGSI STABILISASI (STABILIZATION) Anggaran dapat menjadi alat untuk menjaga stabilitas harga,
dan mendorong pertumbuhan ekonomi;
32
TIGA PILAR PENGANGGARAN
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
33/49
PENGANGGARAN
TERPAD
U
DISIPLIN ANGGARAN DAN BERKELANJUTAN
PENGANGGARAN
BERBASISKI
NERJA
KERANGKA
PENGELUA
RAN
JANGKAMEN
ENGAH
KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
TIGA PILAR PENGANGGARAN
1. Penganggaran Terpadu (Unified Budget)
2. Penganggaran Berbasis Kinerja (Performance Based Budgeting)
3. Penganggaran dalam Perspektif Kerangka Pengeluaran Jangka
Menengah (Medium Term Expenditure Framework)33
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
34/49
34
PENGANGGARAN TERPADU
1. Penyusunan rencana keuangan tahunan yang dilakukan
secara terintegrasi untuk seluruh jenis belanja gunamelaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkanpada prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana.
2. Sangat penting untuk memastikan bahwa investasi dan
biaya operasional yang berulang (recurrent)dipertimbangkan secara simultan.
Dualisme perencanaan antara anggaran rutin dananggaran pembangunan di masa lampau menimbulkanpeluang duplikasi, penumpukan, dan penyimpangan
anggaran.
3. Perencanaan belanja rutin dan belanja modal dilakukan
secara terpadu dalam rangka mewujudkan prestasi
pemerintahan yang dapat memuaskan masyarakat.
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
35/49
35
PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA
1.Mengutamakan upaya pencapaian output(keluaran) dan outcomes (hasil) atas alokasibelanja (input) yang ditetapkan.
2. Ditujukan untuk memperoleh manfaatsebesar-besarnya dari penggunaan sumberdaya yang terbatas.
3. Perlu adanya indikator kinerja danpengukuran kinerja untuk tingkat satuankerja (satker).
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
36/49
36
FOKUS PENGUKURAN KINERJA
MENGUBAH FOKUS PENGUKURAN
bergeser
BesarnyaJumlah
Alokasi
Sumber Daya
Hasil yangdicapai dari
penggunaan
sumber daya
INPUT BASED OUTPUT BASED
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
37/49
37
MENETAPKAN TARGET KINERJA:S.M.A.R.T
SPECIFIC jelas, tepat dan akurat
Faktor apa yang paling menentukan keberhasilan?
MEASURED dapat dikuantifikasikanKarakteristik apa yang dapat dikuantifikasikan?
ACHIEVABLE praktis & realistisApakah kinerja tahun sebelumnya dapat ditingkatkan?
RELEVANT bagi konsumen (masyarakat)Apakah konsumen menganggap bahwa target yang ditetapkan
yang terpenting? TIMELINESS batas atau tenggang waktu
Seberapa cepat dapat dicapai?
Berapa lama permintaan dapat direspon?
Operasionalisasi: RPJMD dan Renstra SKPD
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
38/49
Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
Contingency
Reserves
(1-2% Total
Anggaran)
Contingency
Planning
(mengamankan
baseline)
Resources
Envelope
Tahun 4
MTFF
Total
Anggaran
Baseline
MTEF
Operasionalisasi: RPJMD dan Renstra SKPD(MTEF Baseline 5 Tahun)
38
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
39/49
Integritas | Profesionalisme | Sinergi | Pelayanan | Kesempurnaan
Pengintegrasian SistemInformasi Keuangan Daerah
39
PENGINTEGRASIAN
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
40/49
Transformasi
Beragamnya aplikasi
pengelolaan keuangan
daerah: SIMDA, SIPKD,
SIMAKDA, dll
Data yang disampaikan
Pemda kepada DJPK
hanya data keuangan
Time-lag data relatif
lama: semesteran
Seragamnya aplikasi
pengelolaan keuangan
daerah: Newsystem
Data yang disampaikanPemda kepada DJPK:
data keuangan dan
nonkeuangan
Time-lag data relatif
pendek: bulanan dan
ditarik secara otomatis
Amanat peraturan perundangan:
PP 56 Th 2005: Kementerian Keuangan penyelengaara SIKD secara Nasional
PP 71 Th 2010: Mulai Jan 2015 pencatatan keuangan berbasis akrual
PP 45 Th 2013: Terintegrasinya sistem informasi keuangan pusat dan daerah
Mewujudkan SIKD Nasional yang realtime-online dan
terintegrasi dengan Sistem Informasi Keuangan Pusat
(SPAN)
Eksisting Ideal
Objective
PENGINTEGRASIAN
SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH
URGENSI:
40
LATAR BELAKANG
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
41/49
LATAR BELAKANGPENGINTEGRASIAN
Masih beragamnya sistem pengelolaan keuangan di daerah sehingga outputyang dihasilkan belum dapat dikonsolidasikan secara langsung;
Time-lag informasi terlalu lama, yaitu Data Semesteran/Triwulanan;
Perlunya perluasan coverage data guna memenuhi kebutuhan analisis danpemeringkatan daerah;
KOMANDAN sebagai aplikasi pengumpulan data elektronik:o Belum secara langsung menyediakan informasi keuangan yang
terkonsolidasi;o Output belum mengakomodir peraturan perundangan terkini; dano Proses penyampaian informasi keuangan daerah belum terintegrasi
dengan sistem transaksi keuangan di daerah; Belum tersedianya tools analisis informasi keuangan daerah dengan konsep
business inteligence secara online/web.
41
KONSEP PENGINTEGRASIAN
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
42/49
SIKD
Modul InputData
Keuangandan Non
Keuangan
ModulNew
System
ModulKonsolidator
ModulLayanan
Data(SPAN/GFS)
ModulPresentasi
(Dashboard)
Input
APBD
KOMANDAN
MOFISDA
SIMTRADA
SIPRIDA
Existing System N E W System
SIMDA
SIPKD
Others
KONSEP PENGINTEGRASIAN
42
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
43/49
Eksisting Sistem Informasi Keuangan Daerah
DJPK saat ini telah memiliki beberapa core information
systems, antara lain:
Input Data secara manual: APBD, Realisasi APBD dan
Neraca
KOMANDAN: penyampaian informasi keuangan daerah
secara elektronik
MOFISDA: visualisasi informasi dalam bentuk peta
SIPRIDA: sistem penerimaan pajak dan retribusi daerah
SIMTRADA: informasi transfer online dan realtime bagi
Pemda
43
Partials to Unity
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
44/49
Partials to Unity
New System Seluruh Pemda menggunakan 1 sistem yang sama dalam proses perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah, yaituModulNewsystem.
Untuk melakukan konsolidasi data informasi keuangan daerah secara detil (sampai
rincian obyek) dari seluruh Pemda digunakan Modul Integrator. Modul ini bekerja
secara otomatis menarik data dariNewsystemyang ada di seluruh Pemda.
Modul Input APBD berfungsi untuk melakukan validasi data yang dihasilkan oleh
Modul Integrator. Modul ini berupa webform yang input datanya dikerjakan olehpegawai Pemda dan data yang diinput bersifat summary(tidak detil). Proses input
pada modul relatif cepat karena dikerjakan oleh seluruh Pemda (banyak orang) dan
data yang dihasilkan dapat lebih valid karena divalidasi oleh masing-masing pemilik
data (Pemda).
Modul Input Data Non-Keuangan berfungsi untuk melakukan input data-data seperti:
jumlah penduduk, luas wilayah, IPM, dan sebagainya. Data Warehouse merupakan kumpulan seluruh database baik berupa data
keuangan maupunn data non-keuangan yang telah final dan siap disajikan dalam
bentuk laporan (report).
Modul Business Intelligence merupakan modul untuk menyajikan report dalam
format yang mudah dibaca secara komprehensif (summary, grafik, peta, dll). Modul
ini juga dapat digunakan untuk melakukan analisis dan simulasi kebijakan. 44
LINGKUP ARSITEKTUR SIKD
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
45/49
SIKD
Lapis Presentasi
Lapis Layanan Data
Lapis Konsolidasi
Lapis Transaksional
Dashboard/
AnalyticalReport Website
LINGKUP ARSITEKTUR SIKD
UNITINCHARGE
DI PUSAT:KEMENKEU
DashboardSIKD
InterfacePusat
InterfacePemda
DI DAERAH:PEMDA
NewSystem
Publik
SPAN
GFS
Instansi
Lainnya
45
LINGKUP ARSITEKTUR SIKD
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
46/49
LINGKUP ARSITEKTUR SIKD
No Lapis /Layer Uraian Pihak Terkait /Tool
1. Transaksional Operasional di daerah :
Perencanaan
Penganggaran
Penatausahaan
Pertanggungjawaban
Pemda
New System
2. Konsolidasi Konsolidasi data di tingkat
nasional Kemenkeu
Interface Pemda
3. Layanan Data Proses lebih lanjut untuk
keperluan Kementerian
Keuangan dan pihak terkait :
SPAN, GFS, instansi terkait
Kemenkeu
Interface Pusat
4. Presentasi Penyajian Informasi Keuangan
Daerah kepada masyarakat
berupa dashboard, laporan,
website
Kemenkeu
Dashboard dan Website
46
Integrasi SIKD ke SPAN GFS
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
47/49
Integrasi SIKD ke SPAN-GFS
Lapis Presentasi
Lapis Layanan Data
Lapis Konsolidasi
Lapis Transaksional
SIKD
SPANGFSIntegrasi antara SIKD dengan SPAN dilakukan di lapis Layanan Data.
Dengan menggunakan interface (Service-Oriented Architecture), data
informasi keuangan daerah secara nasional dari SIKD dikirimkan ke SPAN
untuk dikonsolidasikan dengan data Keuangan Negara.
Data yang sudah terkonsolidasi di SPAN di-mapping ke GFS (Government
Finance Statistics).
INTERFACE
47
KOMUNIKASI DATA DAERAH KE PUSAT
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
48/49
1. Database Aplikasitransaksional(Newsystem).
2. Interface Pemda.
3. Interface Pusat.
4. Data warehouse
pusat.5. Aplikasi dashboard
dan reporting pusat.
6. Interface Pusat.
7. Data warehousePemda di BUD.
8. Aplikasi dashboarddan reporting pemda.
5
4
3
SPAN
GFS
Instansi Lain
2
1
7 8
6
Publik
PEMDA
SIKD NASIONAL
NEWSYSTEM : END USER
DJPK
SIKD DAERAH
KOMUNIKASI DATA DAERAH KE PUSAT
48
Dampak Pengintegrasian SIKD
8/10/2019 Kebijakan Penganggaran Jangka Menengah Musrenbang Jatim_05032014_final
49/49
Dampak Pengintegrasian SIKD
Pemanfaatan SIKDyang lebih optimal
Media untuk mendukung
analisis kebijakandesentralisasi fiskal olehpemerintah
Referensi untuk analisis dibidang keuangan negara-
daerah olehmasyarakat/akademisi
Terwujudnya penyajianlaporan keuangan daerah
satu pintu: formatinformasi dapat
dicustomize sesuaikebutuhan
SIKD yangKomprehensif,
Cepat danTerintegrasi
Tersedinaya DataKeuangan
dan Nonkeuangan
Lebih Efektif dan Efisiendengan integrasi sisteminternal yang sudah ada(SIMTRADA, MOFISDA,
dll)
Penyajian Informasiyang Cepat (terkini)
Terintegrasinya
IKD-IKP
SPAN
GFS, dll
Top Related