Download - Kebijakan & Panduan Kebersihan Rs(Ok)

Transcript

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR RSB. PERMATA SARANA HUSADA

NO : 08/SK-DIR/PPI/RSB-PSH/IX/2015

TENTANG

KEBIJAKAN PENATALAKSANAAN KEBERSIHAN RUMAH SAKIT

DI RSB. PERMATA SARANA HUSADA

Menimbang :

a. Bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit

Bersalin Permata Sarana Husada maka diperlukan pengelolaan

Penatalaksanaa nKebersihan di Rumah Sakit yang bermutu tinggi.

b. Bahwa agar pengelolaan Penatalaksanaan Kebersihan di Rumah

Sakit Bersalin Permata Sarana Husada dapat terlaksana dengan baik,

perlu adanya panduan Direktur Rumah Sakit Bersalin Permata

Sarana Husada sebagai landasan bagi penyelenggaraan

Penatalaksanaan Kebersihan di Rumah Sakit Bersalin Permata

Sarana Husada.

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a

dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit

Bersalin Permata Sarana Husada.

Mengingat:

1. Undang-undangRepublik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009

TentangKesehatan

2. Undang-undangRepublik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang

Rumah Sakit.

3. Keputusan Menteri Kesehatan 1204 Tahun 2004 Tentang Persyaratan

Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 382 Tahun 2007 Tentang

Pelaksanaan PPI di RS dan FPK lain

Menetapkan

Kesatu : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN PERMATA

SARANA HUSADA TENTANG PEMBERLAKUAN KEBIJAKAN

PENATALAKSANAAN KEBERSIHAN RUMAH SAKIT BERSALIN

PERMATA SARANA HUSADA

Kedua : memberlakukan Kebijakan Penatalaksanaan Kebersihan Rumah Sakit

Bersalin Permata Sarana Husada sebagaimana tercantum dalam Lampiran

keputusan ini.

Ketiga : Dengan dikeluarkannya Peraturan Direktur Rumah Sakit Bersalin Permata

Sarana Husada ini, maka apabila terdapat peraturan yang bertentangan

dengan peraturan Direktur Rumah Sakit ini maka peraturan peraturan yang

terdahulu dinyatakan tidak berlaku.

Keempat : Apabila dikemudian hari terdapat kekurangan dan atau kekeliruan dalam

Peraturan Direktur Rumah Sakit Bersalin Permata Sarana Husada ini maka

akan diadakan perubahan dan perbaikan sebagaimana semestinya.

Ditetapkan : Di Tangerang Selatan

PadaTanggal : 15 Oktober 2015

RUMAH SAKIT BERSALIN PERMATA SARANA HUSADA

dr. Novi Gracia, SpOG

Direktur

LAMPIRANPERATURAN DIREKTUR RSB. PERMATA SARANA HUSADANOMOR : 08/SK-DIR/PPI/RSB-PSH/IX/2015 TANGGAL : 01 OKTOBER 2015TENTANG : KEBIJAKAN PENATALAKSANAAN KEBERSIHAN DI RUMAH

SAKIT

1. PENDAHULUANa. Penularan penyakit infeksius dapat mudah ditularkan melalui petugas medis dan

peralatan yang digunakan. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa laporan kejadian luar biasa dan beberapa contoh kasus dari hasil penelitian menyatakan bahwa wabah penyakit tersebut terkait antara kondisi lingkungan yang buruk dan petugas yang tidak dibekali dengan pendidikan penanganan infeksi. Penularan infeksi dapat terjadi karena kontak langsung dengan lingkungan yang terkontaminasi melalui tangan atau pun peralatan setelah menyentuh pasien.

b. Tingkat pembersihan yang diperlukan tergantung pada obyek yang terlibat dan tingkat resiko kontaminasi, contohnya permukaan yang mungkin terkontaminasi dengan infeksi atau peralatan medis membutuhkan penanganan pembersihan yang berbeda terutama pada setiap peralatan yang digunakan dan lingkungan pasien. Semua peralatan yang berada di lingkungan pasien harus dibersihkan secara teratur. Pembersihan secara detail (general cleaning) wajib dilakukan terutama pada saat terjadi tumpahan cairan tubuh pasien dan penggunaan peralatan pasien yang digunakan bergantian (reusable), terutama pasien perawatan khusus.

2. TUJUANa. Semua staff wajib memahami dan melaksanakan prosedur RSB. Permata Sarana

Husada memastikan bahwa prosedur dapat dijalankan dan diterapkan dengan baik.b. Untuk mengurangi resiko infeksi di seluruh lingkungan RSB. Permata Sarana Husada

3. RUANG LINGKUPa. Kebijakan ditetapkan oleh Rumah Sakit Bersalin Permata Sarana Husada dan wajib di

sosialisasikan serta dilaksanakan, berlaku untuk semua pekerja maupun staff yang terlibat langsung dalam lingkup kegiatan ini.

b. Semua staff (terutama staff kebersihan) wajib mengetahui tugas dan tanggung jawab tentang pelaksanaan kebersihan lingkungan Rumah Sakit Bersalin Permata Sarana Husada.

c. Rumah Sakit Bersalin Permata Sarana Husada harus menetapkan prinsip-prinsip kebijakan standar minimum dalam layanan pekerjaan kebersihan, yang harus dijabarkan secara spesifik dan dicantumkan dalam kontrak kerja dengan perusahaan out sourcing kebersihan.

4. ORGANISASI DAN TANGGUNG JAWABa.Direktur bertanggung jawab untuk memastikan bahwa mekanisme ini di laksanakan

secara keseluruhan, dilakukan pemantauan dan melakukan revisi kebijakan bila diperlukan yang menyangkut mengenai hak-hak pasien. Kebijakan ini harus dapat di pahami, mudah di akses bagi seluruh karyawan yang terkait. Direktur Rumah Sakit mendelegasikan pelaksanaan mekanisme secara keseluruhan kepada Kepala Bidang.

b. Kepala Bidang memastikan seluruh Kordinator Unit untuk:1) Menerapkan kebijakan di area yang menjadi tanggung jawab masing-masing.2) Memastikan pelaksanaan kebijakan ini dilaksanakan dengan baik3) Mengidentifikasi dan mengalokasikan sumber daya yang tepat untuk menjalankan

kebijakan ini. 4) Memastikan semua staff dibawah pengawasan mereka yang telah mengikuti

pelatihan yang berkesinambungan dan terjadwal dengan baik.5) Memastikan bahwa semua staff mengetahui kebijakan ini

c.Kordinator Unit1) Menekankan pentingnya kebijakan ini.2) Memastikan seluruh staff untuk menghadiri sesi pelatihan yang berkaitan dengan

kebersihan.3) Memastikan seluruh staff melaksanakan kebijakan dengan benar.4) Menjalin hubungan yang erat dengan tim pengendalian infeksi dan petugas

kebersihan.d. Seluruh staff

1) Kebijakan ini dilaksanakan secara utuh dengan penuh tanggung jawab, tanpa penundaan.

2) Semua staff harus mengerti dengan kebijakan ini.3) Semua staff harus memastikan bahwa mereka mengikuti pelatihan pengendalian

infeksi.

e.Panitia Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi

1) Panitia Pencegahan dan pengendalian infeksi memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa kebijakan ini akan mematuhi petunjuk dan bimbingan dari Departemen Kesehatan dan badan badan Internasional.

2) Panitia Pencegahan dan pengendalian Infeksi akan menjamin untuk : Mengembangkan dan menerapkan kebijakan tentang Pengelolaan Pengendalian

Infeksi. Peninjauan kebijakan berdasarkan peraturan Departemen Kesehatan dan

peraturan Pemerintah lainnya. Mengembangkan dan menerapkan semua SPO untuk mendukung kebijakan ini.

5. PRINSIP PEMBERSIHAN LINGKUNGAN SECARA HARIANa. Pembersihan permukaan umum dapat dibagi dua kelompok : Pembersihan yang

tidak kontak langsung dengan tangan (lantai dan langit-langit) dan Pembersihan

melakukan kontak langsung dengan tangan atau kulit (permukaan yang sering disentuh atau permukaan yang beresiko tinggi seperti tempat tidur pasien, lemari furniture, dll).

b. Jadwal dan program kebersihan yang dibuat telah disetujui dan disahkan oleh Manajemen.

c. Rumah Sakit Petukangan menggunakan tenaga pihak outsource untuk melaksanakan program kebersihan di rumah sakit, seluruh system dan prosedur kerja pembersihan harus didokumentasikan dan diketahui secara detail dengan baik, dan prosedurnya harus meliputi kegiatan sebagai berikut :1) Minimum cleaning frenquencies and methods : adalah semua metode / cara

pembersihan ruangan yang akan dilakukan oleh pihak outsource harus sesuai dengan minimum standar pembersihan yang telah dibuat oleh pihak Rumah Sakit.

2) Staffing : meliputi jadwal kerja para staff baik berupa jam kerja setiap shift maupun jumlah staff yang hadir, jadwal kerja harus meliputi jumlah petugas yang libur dan petugas Relifer / pengganti off dan memuat jadwal kerja para pengawas dan jabatan Manajer.

3) Equipment : Rumah Sakit menyediakan peralatan kerja yang digunakan untuk melakukan tugas rutin harian baik berupa peralatan habis pakai maupun peralatan lainnya.

4) Management of the cleaning services: meliputi manajemen kebersihan yang harus diterapkan oleh outsourcedalam mengelola kebersihan terutama pada tingkat pengawasan yang menyeluruh diseluruh bagian dan area Rumah sakit.

Semua fasilitas klinis (misalnya bangsal, unit-unit layanan kesehatan, klinik rawat jalan, ruang operasi) harus memiliki jadwal pembersihan khusus yang komprehensif. Selain itu harus memuat nama petugas yang bertanggung jawab untuk membersihkan, frekuensi pembersihan dan metode yang akan digunakan.

Tambahan lainnya adalah memastikan bahwa semua peralatan pembersih dibersihkan dan dipelihara dengan baik yang dilakukan dengan cara pengecekan harian sebelum akhir shift.

6. MENENTUKAN TINGKAT RESIKO DALAM PEMBERSIHAN RUANGANSebelum melakukan pembersihan maka perlu diketahui tingkat / level dari resiko ruangan yang akan dibersihkan yang semuanya tercantum dalam Classifying the Risk, hal ini dibutuhkan untuk mengetahui tindakan apa saja yang akan dilakukan pada saat melakukan pekerjaan di area tersebut, resiko kaitannya dengan resiko penyakit yang akan terjadi apabila memasuki area tersebut.

Tingkat Resiko Tingkat Pekerjaan yang dibutuhkan

Nama Ruangan Tingkat Pemeriksaan / Pengontrolan

Sangat Tinggi Resiko sangat tinggi Kamar Operasi/OK Harian

dibutuhkan standar membersihkan yang sangat tinggi dengan melalui pembersihan yang intensif dan dilakukan sesering mungkin. Apabila terjadi suatu wabah penyakit menular misalnya infeksi Gastroenteritis atau multi resisten organism, unit atau ruangan yang terkena dapat langsung dikategorikan sebagai resiko sangat tinggi yang dipakai sebagai acuan untuk melakukan jadwal pembersihan.

HCU Ruang Isolasi

Resiko tinggi Melakukan jadwal kebersihan secara rutin dan berkala dengan metode pembersihan berlanajut ke setiap ruang.

Emergency /IGDRuang Sterilisasi &

daerah steril lainnyaLaboratorium

Harian dan Mingguan

Signifikan resiko di area ini memerlukan standar kebersihan yang tinggi dengan alsan kebersihan dan estetika.Pengontrolan haarus sering dilakukan dengan metode pembersihan berlanjut ke setiap ruang secara teratur dan bergantian.

Area kamar perawatanNurse stationDapurKantinLaboratoriumRadiologi (kecuali

melakukan prosedur invasive)

Ruang umumRawat jalanFarmasiRuang tindakanRuang tungguAmbulance

Harian dan Mingguan

Resiko Rendah Di daerahIni memerlukan standar kebersihan yang tinggi untuk alasan hygiene dan

Ruang AdministrasiRekam Medis (MR)Area Luar

Periodik

estetika.Kebersihan harus selalu di pelihara dan dilakukan secara regular dan dengan metode pembersihan berlanjut ke setiap ruang secara teratur dan bergantian.

7. CLEANINGa. Pembersihan permukaan lantai pada umumnya dapat di lakukan hanya dengan

menggunakan campuran air hangat dan dengan deterjen sesuai petunjuk pemakaian, permukaan yang di maksud meliputi lantai, dinding, serta bidang -bidang lainnya. Setiap pembersihan selalu di akhiri dengan proses pengeringan pada permukaan tersebut secara menyeluruh.

b. Minimal standar pembersihan (Minimal Touch surfaces)1) Yaitu standar Kebersihan Minimal yang harus dilakukan dengan menggunakan

jadwal pembersihan yang baku, proses pembersihannya menggunakan Chemical deterjen berfungsi untuk melakukan pembersihan permukaan lantai dan pada permukaan lainnya (dinding, furniture, aksesoris di ruangan public atau umum. Lakukan juga dengan pengepelan / Damp mopping pada permukaan lantai, selain itu dapat juga melakukan dry Mopping.

2) Dinding dan Tirai jendela / curtain harus secara teratur dicuci dan digantidengan menggunakan deterjen, pekerjaan ini dilakukan sesuai jadwal pembersihan dan dapat juga segera dilakukan apabila sudah terlihat kotor atau terkena noda cairan atau debu, atau pada kasus terkena cairan tubuh pasien. Wastafel harus sering dibersihkan dengan larutan deterjen yang sesuai.

c. Pembersihan Permukaan yang harus sering dibersihkan (Frequently touch surfaces) :1) Yaitu permukaan yang dekat dengan pasien dan sering disentuh permukaanya

terutama di area perawatan pembersihannya harus sering dibersihkan, tingkatan pembersihannya diatas dari standar minimal touch surfaces. Contoh diatas adalah pada area seperti : handle pintu, bedrails, meja tempat tidur / lemari nakas, stop kontak, lampu atas / panel, dan daerah dinding di sekitar toilet di ruang pasien.

2) Dapat dibersihkan denga larutan deterjen sesuai dengan petunjuk dan pemakaiannya.

8. PEWARNAAN PERALATAN PEMBERSIH (YANG DAPAT DIGUNAKAN KEMBALI / REUSABLE)

a. Identifikasi peralatan pembersih harus dilakukan dengan menggunakan kode warna pada setiap area yang berbeda hal ini wajib di lakukan pada bangunan klinis / rumah sakit.

b. Identifikasi yang tegas berupa kode warna yang ditempelkan pada berbagai peralatan pembersih, merupakan metode yang paling efektif untuk membatasi peralatan hanya digunakan untuk daerah masing-masing di setiap area rumah sakit.

c. Coding warna harus ditempelkan atau direkatkan pada semua permukaan peralatan (dengan sifat dapat digunakan kembali) di antaranya : tangkai pel, ember, lap.

d. Penyedia layanan Outsorce Cleaning service harus menyediakan kode warna alat-alat kebersihannya yang meliputi hal berikut :1) Instalasi Rawat Inap & IGD – KUNING2) Toilet – MERAH3) Dapur / Kantin – HIJAU4) Area Publik – BIRU5) OK – PUTIH

e. Penggunaan desinfektan1) Penggunaan desinfektan berfungsi untuk mencegah adanya kontaminasi

kotoran padapermukaan yang penyebarannya dengan melakukan transmisi ke tempat lain sesuai rekomendasi dari Panitia Pencegahan pengendalian Infeksi. Metode pembersihan permukaan benda atau ruangan dilakukan dengan

cairan pembersih yang mengandung deterjen atau gunakan desinfektan untuk permukaan infeksius.

Langkah-langkah pembersihan perlu diperhatikan terutama saat menggunakan jenis chemical yang dibutuhkan. Tidak dianjurkan menggunakan chemical tanpa ada petunjuk kandungan dan cara penggunaannya.

Desinfektan dengan tingkat kandungan yang tinggi tidak dianjurkan untuk digunakan pada saat general cleaning. Cara penggunaannya harus mengikuti petunjuk dan instruksi yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut kaitannya dengan hazard materials.

Alkohol tidak boleh digunakan untuk membersihkan ruangan yang luas hal ini berakibat kepada resiko mudah terbakar.

2) Pemberian label pada tempat bahan pembersih (deterjen atau desinfektan) Standarisasi label pada setiap bahan pembersih yang dibawa oleh petugas

kebersihan akan dapat membantu untuk menentukan jenis bahan pembersih yang tepat sehingga dapat meningkatkan performa kebersihan.

Setiap chemical cleaning yang digunakan harus diberikan label yang sesuai dengan jenis chemical tersebut kaitannya dengan hazard materials.

Pencampuran chemical dilakukan setiap hari dan didistribusikan hari itu juga.

Data-data chemical cleaning yang digunakan oleh petugas kebersihan dicatat setiap hari dan diketahui oleh pengawas dan service ManajerOut Sourcing.

9. PEMINJAMAN ALAT – ALAT KLINISa. Perpindahan peralatan klinis yang datang ke suatu unit dan digunakan langsung

kontak dengan kulit pasien tidak mungkin bahwa hal ini tidak dapat menyebabkan adanya infeksi, peralatan yang berpindah berfungsi sebagai kendaraan yang digunakan bibit penyakit infeksius transfer antar pasien. Contoh peralatan yang mungkin terkontaminasi dengan perpindahan ini dapat terjadi pada peralatan medis yang digunakan secara bersama diantaranya adalah : tombol pada mesin sinar-x, troli instrument dan kursi pada poll dental. Dibutuhkan pembersihan khusus dengan selang waktu sebelum dan sesudah pemindahan peralatan klinis tertentu.

b. Peralatan medis dibersihkan oleh petugas yang telah dibekali dengan pengetahuan.c. Surface Barriers (misalnya plastik pembungkus yang jelas, tas, lembaran, tabung

atau bahan tahan terhadap kelembapan) membantu mencegah kontaminasi permukaan dan peralatan. Permukaan hambatan pada peralatan (keyboard computer misalnya) perlu ditempatkan dengan hati-hati untuk memastikan bahwa mereka dapat melindungi permukaan bawah dan harus secara rutin dibersihkan / diganti terutama saat digunakan antar pasien.

d. Jika Surface barriers tidak dapat digunakan lagi, maka permukaan alat-alat medis /klinis harus dapat dilakukan pembersihannya selama peralatan tersebut masih berfungsi dengan baik.

10. PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA TUMPAHANLihat Perencanaan Pengelolaan Bahan dan Limbah Berbahaya.

11. PEMBERSIHAN RUANG ISOLASILihat SPO Pembersihan Ruang Isolasi.

12. PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN RUTINKepatuhan kebijakan ini adalah wajib ;a.Audit lingkungan dan ronde rutin selalu dilakukan oleh Rumah Sakit Bersalin

Permata Sarana Husada dan manajemen bersama dengan Out Sourcing, setiap temuan akan segera di laporkan kepada IPCN, IPCLN, manajer terkait dan Direktur, setiap temuan akan dibuatkan root couse berikut action plan.

b. Untuk pembersihan rutin ; pengambilan sampel kultur dengan cara swabbing tidak di rekomendasikan.

c. Swabbing lingkungan hanya disarankan terdapat wabah (Kejadian Luar Biasa 2 pasien atau lebih) atas permintaan dari Panitia Pengendalian dan pencegahan Infeksi.

d. petugas layanan kebersihan akan dipantau oleh Bagian Umum sesuai dengan standar, secara teratur di laporkan kepada para manajer.

e. Pemantauan kebersihan tiap unit merupakan tanggung jawab Kepala Perawat dan dibuatkan Action Plan agar dapat memenuhi standar.

13. PELAKSANAAN DAN PELATIHANa. Semua karyawan Rumah Sakit Bersalin Permata Sarana Husada akan menerima

pelatihan sesuai kebijakan berikut.b. Setiap karyawan baru wajib diberikan pengenalan dan pengetahuan sebelum

melakukan aktivitas kerja dilakukan penyegaran tiap 3 bulan.c. Pelatihan berkenaan dengan teknik pekerjaan akan dilaksanakan oleh pihak Out

Source dilakukan untuk memastikan staff kebersihan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan SPO yang berlaku.

14. DOKUMEN TERKAITa. SPO : Membersihkan Kamar Pasienb. Kebijakan Isolasic. Kebijakan Penanganan sampah.

15. REFERENSIa. Infeksi Pengendalian Kebijakan, Kesehatan NSW Australiab. Kebijakan untuk Pembersihan Rumah Sakit, Rumah Sakit Milton Keynes, NHS

Foundation Percayac. Australia Komisi Keselamatan dan Kualitas dalam Health Care (2010)d. Australia Pedoman untuk Pencegahan dan Pengendalian di Kesehatan”

URL:http:www.nhmrc.gov.au/australian-guidelines-prevention-and-controlinfeksi kesehatan di akses 20/10/2010

e. Keputusan Menkes no.270/MENKES/111/2007 Tentang Pedoman manajerial Pengendalian Infeksi di Rumah sakit dan fasilitas Kesehatan.

RSB. PERMATA SARANA HUSADA

MEMBERSIHKAN KAMAR PASIEN

Nomor Dokumen

SPO/PPI/016

Nomor Revisi

0

Halaman

1 / 13

STANDAR PROSEDUR

OPRASIONAL

Tanggal Berlaku

15 Oktober 2015

Ditetapkan,

Direktur RSB. Permata Sarana Husada

dr.Novi Gracia, SpOG

PENGERTIAN

Membersihkan kamar pasien adalah kegiatan memelihara dan menjaga

kebersihan kamar pasien sehingga terciptanya kondisi yang nyaman ,bersih dan

sehat.

TUJUAN

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk membersihkan kamar pasien.

KEBIJAKAN

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang kesehatan.

3. Keputusan Menteri kesehatan 1204 Tahun 2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1087 Tahun 2010 Tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691 Tahun 2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

PROSEDUR

1. Siapkan semua alat dan perlengkapan yang dibutuhkan, pastikan dalam

kondisi bersih dan siap pakai.

2. Gunakan APD ( Alat pelindung diri ) seperti sepatu, sarung tangan dan

masker pada saat melakukan pekerjaan.

3. Ketuk pintu, ucapkan salam ( selamat pagi , siang ) untuk kamar yang ada

pasiennya.

4. Informasikan kepada pasien bahwa akan dilakukan pembersihan di

ruangannya.

5. Angkat semua tempat sampah dan sampah yang tercecer dan bersihkan di

luar kamar pasien.

6. Dusting semua peralatan furniture dan fixture searah jarum jam, untuk kamar

isi bagian dalam lemari (jika penuh barang) tidak perlu di dusting. Gunakan

lap basah untuk menghindari aerosolisasi

7. Sweeping dengan lobby duster.

8. Masukkan tempat sampah

9. Mopping

10. Bersihkan kamar mandi.

11. Cek pengharum ruangan, ganti apabila sudah habis

12. Untuk kamar isi, setelah selesai kerja informasikan bahwa kita telah selesai

mengerjakan kamar, biasakan untuk mengucapkan salam ( greeting )

13. Cucilah tangan dengan menggunakan sabun setelah selesai melaksanakan

pekerjaan.

Perhatian :

a. Untuk kamar isi ( occupied ) harus lebih hati-hati dalam

mengerjakan pekerjaan diatas, jangan sampai mengganggu atau

merusak barang pasien.

b. Jangan pernah membuang barang-barang pasien yang ada di

meja-meja pasien walaupun sudah habis/kosong, cukup

merapihkannya.

c. Jangan pernah mencoba atau menggunakan barang-barang

pasien walaupun pasien tidak ada

d. Jika menemukan barang pasien yang tertinggal, (pasien sudah

pulang) laporkan ke perawat atau kepala ruangan untuk

kemudian di simpan sesuai prosedur penyimpanan barang

berharga pasien.

UNIT TERKAIT 1. Panitia PPI

2. Instalasi Rawat Inap