KEBIJAKAN PROGRAM JAMKESDA BERINTEGRASI DENGAN
JAMINAN KESEHATAN NASIONALDI PROVINSI SULAWESI SELATAN
Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD-KPTI, M.Kes., FINASIM
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
VISI PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI SELATAN
2013-2018 “SULAWESI SELATAN SEBAGAI
PILAR UTAMA PEMBANGUNAN NASIONAL DAN
SIMPUL JEJARING AKSELERASI
KESEJAHTERAAN”
3
MISI PEMBANGUNAN DAERAH1. Mendorong semakin berkembangnya masyarakat
yang religius dan kerukunan intra dan antar ummat beragama
2. Meningkatkan kualitas kemakmuran ekonomi, kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan
3. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur
4. Meningkatkan daya saing daerah dan sinergitas regional, nasional, dan global
5. Meningkatkan kualitas demokrasi dan hukum6. Meningkatkan kualitas ketertiban, keamanan,
harmoni sosial dan kesatuan bangsa7. Meningkatkan perwujudan kepemerintahan yang
baik dan bersih
TUJUAN PEMBANGUNAN DAERAH1. Berkembangnya masyarakat yang religius dan kerukunan
intra dan antar umat beragama.2. Meningkatnya kemakmuran ekonomi, kesejahteraan
sosial dan kelestarian lingkungan.3. Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan pendidikan,
kesehatan dan infrastruktur.4. Meningkatnya daya saing daerah dan sinergitas regional,
nasional dan global.5. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan demokrasi dan
penegakan hukum;6. Meningkatnya kualitas ketertiban, keamanan, harmoni
sosial, dan kesatuan bangsa.7. Meningkatnya kualitas penyelenggaran kepemerintahan
yang baik dan bersih.
Sasaran pembangunan untuk mencapai Tujuan 3
1. Angka rata-rata lama sekolah sama dengan rata-rata nasional.
2. Angka partisipasi sekolah SD, SMP dan SMA sama dengan rata-rata nasional.
3. Angka melek huruf mendekati rata-rata nasional.4. Persentase lulusan pendidikan tinggi lebih dari tiga
persen penduduk.5. Pendidikan vocational penerbangan, pramugari,
pelayaran, pertanian, pariwisata, dan tenaga kerja internasional semakin meningkat.
6. Angka morbiditas sepuluh penyakit utama dibawah rata-rata nasional.
7. Angka kematian bayi dan angka kematian ibu di bawah rata-rata nasional.
8. Angka harapan hidup di atas rata-rata nasional.9. Menjadi alternatif layanan rumah sakit bertaraf
Internasional.10.Menjadi alternatif layanan pendidikan tinggi di Indonesia.11.Proporsi jalan kualitas baik dan agak baik sama dengan
rata-rata nasional.
Latar Belakang
JAMINAN KESEHATAN
Bagian yang tidak terpisahkan dari SISTEM
KESEHATAN
tujuan
Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan penduduk
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan akan berarti jika dapat meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan penduduk
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan harus diikuti dengan pembenahan sistem pelayanan kesehatan. Tanpa pembenahan sistem pelayanan kesehatan, penyelenggaraan jaminan kesehatan tidak akan berjalan optimal dalam meningkatkan derajat kesehatan penduduk.
Rencana pengembangan pelayanan kesehatan
mencakup :• Pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes)• Penguatan sistem rujukan• Pengembangan akreditasi fasyankes dan standar pelayanan kedokteran dalam rangka menjaga mutu pelayanan kesehatan• Pengembangan SDM kesehatan• Pengembangan farmasi dan alat kesehatan• Penyusunan standarisasi biaya dan tarif pelayanan kese-hatan• Penyusunan regulasi
RENCANA PENGEMBANGAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Pengembangan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
• Penguatan Fasyankes Primer sebagai gate keeper
• Akan terjadi efisiensi dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
• Terjadi distribusi yang tidak seimbang dalam penempatan tenaga medis dan fasilitas pelayanan kesehatan
• Pembayaran fasyankes harus dengan harga keekonomian
• Upaya memperkuat fasyankes primer dengan meningkatkan jumlah, distribusi dan kualitas pelayanan
Puskesmas dan
Jaringannya Klinik Pratama Balai Kesehatan
Praktek perseorangan
(Praktek dokter dan dokter
gigi) Poliklinik umum Rumah
Sakit Pratama dan RS
Kelas D
Fasilitas Kesehatan Primer yang digunakan untuk penyelenggaraan jaminan kesehatan
SARANA 2007 2013
PUSKESMAS 374 442
RS(Umum, Swasta dan ABRI) 54 80
TEMPAT TIDUR RS 4.244 9.849
Penguatan Sarana Prasaranadi Sulawesi Selatan
ASKES PNS 747.737
9,2%
ASABRI 61.043
0,2%
JAM-SOSTEK;
86233; 1.1%
JAMKESMAS
2.944.969 31,0%
ASKES KOMERSIAL;
16374; 0.2%
JAMKESDA 4,696.903
58.3%
Proporsi Penduduk menurut Jenis Jaminan Kesehatan di Sulsel, 2013
KEBUTUHAN
Kepastian sistem logistik obat dan alat kesehatan Kepastian sistem pembiayaan jaminan kesehatan (kapitasi
atau fee for services) Kemudahan sistem rujukan antar daerah kabupaten
/provinsi khususnya daerah DTPK Ketersediaan SDM Pembangunan puskesmas baru di daerah yang
membutuhkan Perbaikan bangunan Puskesmas, rumah dinas dokter dan
rumah dinas perawat Penambahan sarana-prasarana puskesmas terkait dengan
sarana air bersih, penerangan listrik dan mebelair Penyiapan dukungan alat kesehatan di layanan primer
Kewajiban Pusat dan
Daerah
Penguatan Fasyankes Primer milik Masyarakat / Swasta
Pelayanan kesehatan pertama juga dilakukan oleh fasyankes primer milik swasta
Fasyankes primer swasta yang ada adalah klinik/balai pengobatan, praktek perseorangan (praktek dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis) dan dokter keluarga
Belum ada data tentang kondisi fasyankes primer milik swasta termasuk jumlah dan distribusi
Saat ini sedang dikembangkan baseline data fasyankes Mendorong fasyankes praktek perseorangan menjadi klinik/balai
pengobatan dengan standar dengan kualifikasi yang ditentukan Melaksanakan beberapa hal sbb:
Melakukan pemetaan fasyankes primer Mengembangkan baseline data fasyankes (primer-rujukan, pemerintah-
swasta) Menyusun standar pelayanan fasyankes primer (kompetensi pelayanan) Mendorong peran swasta/masyarakat dalam penyediaan dan
pengelolaan fasyankes primer terutama di daerah yang membutuhkan
Peningkatan Kualitas Pelayanan Fasyankes Primer
RENCANA KEGIATAN Penyusunan Pedoman Standar Pelayanan Primer Penyusunan Pedoman Pelayanan Medik untuk Penatalaksanaan
Penyakit pada layanan primer Penyusunan Panduan Penatalaksanaan Klinis dengan pendekatan
Simptom di layanan primer Penyusunan Panduan keterampilan klinis pada layanan primer Penyusunan Panduan pendekatan Kedokteran Keluarga pada
layanan primer Sosialisasi Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di
Puskesmas Pelaksanaan SPM di seluruh Puskesmas Menuntaskan 5 target indikator SPM Puskesmas Menyiapkan prosedur tata cara pelayanan yang berkualitas,
efektif dan adil di berbagai tingkatan pelayanan rujukan Audit pelayanan kesehatan secara komprehensif
Penyusunan Kebijakan Terkait Pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Kebijakan/Regulasi yang perlu disusun: Pengaturan tentang asosiasi Fasyankes primer
termasuk Asosiasi Puskesmas (?) Regulasi tentang tata aturan keuangan daerah
terkait dengan pengelolaan dana Kapitasi di Puskesmas (Kerjasama dengan Kemendagri dan Kemenkeu)
Regulasi tentang penyelenggaraan akreditasi Puskesmas
Regulasi tentang penyelenggaraan akreditasi fasyankes primer swasta
Arah Pengembangan Fasyankes Rujukan
Kebutuhan dan kekurangan tempat tidur bervariasi antar daerah tergantung letak geografis, jumlah penduduk dan akses transportasi• Pembangunan RS Pratama• Penambahan kapasitas tempat tidur (gedung dan TT) di
RS• Penambahan set tempat tidur• Pembangunan RS kelas A, B, C dan D di sejumlah daerah• Penambahan alat kesehatan sesuai kebutuhan RS• Mendorong anggaran Tugas Pembantuan dan DAK bidang
Kesehatan sesuai kegiatan prioritas nasional dalam menghadapi Universal Coverage
• Sosialisasi kebutuhan TT agar daerah dapat memprioritaskan pemenuhannya
• Mendorong partisipasi pihak swasta
Penguatan Sistem Rujukan
• Agar terjadi efisiensi dan efektifitas dalam sistem pelayanan kesehatan
• Saat ini 60% kasus di RS Rujukan dapat ditangani oleh fasyankes primerKegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka
penguatan sistem rujukan
• Penyusunan Pedoman Sistem Rujukan Nasional• Identifikasi tentang Regionalisasi Sistem Rujukan• Uji Coba pengembangan sistem rujukan daerah (antar
provinsi, antar kab/kota)• Penyusunan dan Implementasi Model Regionalisasi Sistem
Rujukan pada setiap Provinsi dan Kabupaten/Kota• Pengembangan Sistem Informasi Rujukan yang terintegrasi
dengan Sistem Informasi Kesehatan• Penerapan Insentif dan Disinsentif pada fasyankes atas
kepatuhan penerapan sistem rujukan• Monitoring dan evaluasi Sistem Rujukan• Pengawasan dan Pembinaan Sistem Rujukan
AKREDITASI FASYANKES DAN PENGEMBANGAN STANDAR
PELAYANAN
• Untuk meningkatkan kualitas pelayanan perlu dilakukan akreditasi
• Dengan akreditasi dapat diketahui tentang pemenuhan standar fasilitas kesehatan
• Perlu dikembangkan standar pelayanan• Standar yang diperlukan Pengembangan
Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK), Panduan Pelayanan Medik, Standar Operasional Pelayanan, Clinical Pathway
• Belum ada Puskesmas yang diakreditasi perlu Akreditasi
• Sedang disusun Pedoman Akreditasi Puskesmas• Fasyankes swasta primer juga perlu akreditasi• Penerapan standar yang berbeda bagi daerah
perkotaan, pedesaan dan DTPK• Kredensialing dan Rekredensialing perlu
disinergikan dengan pelaksanaan Akreditasi• Pembentukan Badan Akreditasi Fasyankes Primer
AKREDITASI FASILITASPELAYANAN KESEHATAN PRIMER
• Meningkatkan mutu pelayanan RS• Meningkatkan keselamatan pasien RS• Meningkatkan perlindungan bagi pasien,
masyarakat, SDM RS dan RS• Mendukung program Pemerintah di bidang
kesehatan
AKREDITASI FASILITASPELAYANAN KESEHATAN PRIMER
TUJUAN
• Penyusunan Standar Pelayanan Kedokteran• Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran• Program Penguatan Sistem Pelayanan
Kesehatan Primer (Promotif & Preventif)• Panduan Praktek Klinik
PENGEMBANGAN STANDAR PELAYANAN
KEBUTUHAN DAN PEMENUHAN DOKTER SPESIALIS
DI RS PEMERINTAH KELAS C & D
Standar Tiap Faskes Rujukan klas C minimum 4 Sp. Dasar dan klas D minimum 2 Sp. Dasar
JENIS TENAGA
KETER SEDIAAN
KEKU RANGAN
PESERTA PPDSBK
SUDAH LULUS S.D 2013
PREDIKSI LULUS PADA
2014
PREDIKSI LULUS
SETELAH 2014
Sp.A 739 149 50 296 197SpOG 567 319 67 218 187Sp.B 612 247 44 224 207
Sp.PD 641 219 63 283 227Sp.An 319 229 60 189 141
JUMLAH 2.878 1.061 284 1210 959
23Sumber: BPPSDM Kemenkes September 2013
BAGAIMANA SITUASI KETENAGAAN DI SULSEL ?
( Situasi s/d September 2013 )
- Terdapat 88 Puskesmas BELUM memiliki Dokter Umum
- Dibutuhkan :1. 173 Dokter Umum2. 128 Dokter Gigi3. 1430 tenaga non kesehatan4. 201 Dokter Spesialis Dasar
STRATEGI PEMENUHAN DOKTER SPESIALIS EMPAT DASAR DAN ANESTESI
25
1. Pelatihan Dokter Kewenangan Tambahan
2. Penugasan melalui PTT dan Residen Senior
3. Pengangkatan melalui PNS4. Sister Hospital5. Tim Pelayanan Kesehatan Bergerak
(TPKB)6. Telemedicine
STRATEGI PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN PRIMER PEMENUHAN 1 DOKTER UNTUK 2.500 PESERTA JKN
No STRATEGI SEKTOR TERKAIT
1 Penambahan kuota dokter PTT dan PNS KeMenPan, Kemendagri/ Pemda, & BPJS Kesehatan
2 Perluasan Kerjasama dengan Klinik Praktek Mandiri
IDI, Asosiasi Klinik Swasta, BPJS Kesehatan, dll
3 Perbaikan infrastruktur dan pemenuhan peralatan dasar
KemenKes dan Kemendagri/ Pemda
4 Penyediaan obat Puskesmas melalui e-catalogue mengacu Formularium Nasional (ForNas)
KemenKes, BPJS Kesehatan, Asosiasi Apoteker
5 Pemenuhan Dokter Layanan Primer, Dokter Peneliti, Dokter Spesialis yang setara
Kemendiknas, Fakultas Kedokteran
6 Ketersediaan infrastruktur untuk kemudahan akses ke fasilitas kesehatan: jalan, air bersih, listrik
Kementrian PU, KemenESDM
7 Ketersediaan Jaringan komunikasi dan informasi
Kemenkominfo, Kemendagri/Pemda, KemenPDT
8 Peningkatan dana UKM DPR, Kemendagri/Pemda, Kemenkeu
Iuran JKN (Perubahan Perpres 12/2013)
PESERTA BENTUK IURAN BESARAN IURAN KET
PBI NILAI NOMINAL (per jiwa)
Rp. 19.225,- Ranap kelas 3
PNS/TNI/POLRI/ PENSIUN
5% (per keluarga )
2% dari pekerja 3% dari pemberi kerja
Ranap kelas 1, kelas 2
PEKERJA PENERIMA UPAH SELAIN PNS DLL
4,5 % (per keluarga) dan 5% (per keluarga)
s/d 30 Juni 2015:0,5% dari pekerja4% dari pemberi kerja
Mulai 1 Juli 2015:1% dari pekerja4% dari pemberi kerja
Ranap kelas 1, kelas 2
PEKERJA BUKAN PENERIMA UPAH dan BUKAN PEKERJA
NILAI NOMINAL (per jiwa)
1. Rp 25,500,- 2. Rp 42,500,-
3. Rp 59,500,-
1. Ranap kelas 32. Ranap kelas 23. Ranap kelas 1
BESARAN IURAN PBI (JAMKESDA)
SASARAN PBIJAMKESDA
SUMBER PEMBIAYAA
N
BESARAN IURAN PBI
(Rp)
KEBUTUHAN ANGGARAN
(Rp)
Masyarakat miskin & tidak mampu yg tdk masuk kuota Jamkesmas 1,5 juta jiwa
APBD I dan II 19.225/ jiwa/ bulan
350 M/ tahun
TARIF KAPITASI
No.JENIS
FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
KAPITASI(Rp)
1. Puskesmas 3000 – 6000(tergantung ada -tidak nya dan jumlah Dr /
Drg)
2. RS Pratama/Klinik Pratama/Dokter Praktek
8.000 – 10.000
3. Dokter Gigi Praktek 2.000
1. Fokus menjamin masyarakat miskin dan tidak mampu yang belum tercover oleh JKN
2. Penyelenggaran diarahkan didalam sistem JKN melalui pengelolanya adalah BPJS Kesehatan
3. Besaran iuran mengikuti ketentuan iuran PBI JKN Rp 19.225,- / jiwa/bulan
4. Bagi daerah yang tidak mampu membayar Rp 19.225,-:
• menyeleksi sasaran yang benar2 miskin dan tidak mampu yang dibiayai Pemda
• Masyarakat yang mampu dimotivasi untuk mendaftarkan menjadi peserta ke BPJS Kesehatan dan membayar iuran
JAMKESDA DALAM ERA JKN
KETENTUAN JAMKESDA DALAM ERA SJSN
1. Perpres perubahan atas Perpres No. 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan pasal 6A diatur bahwa:
“Penduduk yang belum termasuk sebagai Peserta Jaminan Kesehatan dapat diikutsertakan dalam program Jaminan Kesehatan pada BPJS Kesehatan oleh pemerintah daerah”.
2. Permendagri No 27 Th 2013 ttg Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah TA 2014“Pemda tetap menyediakan anggaran untuk Jamkesda”
31
INTEGRASI JAMKESDA dalam ERA SJSN
Berdasarkan hasil roadshow Dinkes Provinsi Sulsel bersama PT. Askes (Persero) diharapkan :1. Pemda Kabupaten / Kota segera melakukan sosialisasi
pada tingkat masyarakat/kepesertaan2. Pemda Kab/Kota memvalidasi data kepesertaan dan
mengurai berdasarkan by name by adress yaitu :
Masyarakat(peserta Jamkesda saat
ini)
PBI…………..?????
NON PBI……???
Tidak Mampu
Mampu
Bagaimana dengan PNS dan JAMKESDA (KESEHATAN GRATIS) ?
• Dalam kapasitas Pemerintah Daerah selaku PEMBERI KERJA, terdapat penambahan 1 orang anggota keluaga (dulu ditanggung 2 anak, sekarang 3 anak per 1 Januari 2014 (JKN). Dialokasikan 1% gaji pokok / tunjangan
• Berdasarkan Rakor POP 2013 : Integrasi JAMKESDA (KESEHATAN GRATIS) ke JKN paling lambat 2016.
PERAN PEMERINTAH (PUSAT DAN DAERAH) DALAM PEMBIAYAAN
KESEHATAN
1. Pemerintah Fokus pada pembiayaan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Iuran bagi Fakir miskin dan Tidak mampu
2. Pembiayaan yang bersifat Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) menjadi tanggung jawab masyarakat melalui kontribusi iuran masya-rakat.
3. Penyediaan fasilitas umum dan Faskes (UUD 45 pasal 34 ayat 2)
34
PERAN PEMERINTAH (PUSAT DAN DAERAH) DALAM PEMBIAYAAN
KESEHATAN
4. Biaya operasional faskes akan dibiayai dari hasil pendanaan JKN, namun masa transisi, faskes daerah masih membutuhkan subsidi operasional dari.
5. Ketersedian dan pemenuhan kebutuhan SDM kesehatan termasuk pendistribusiannya menjadi
tanggung jawab Pusat dan daerah 6. Pusat (Kemenkes) akan lebih fokus pada pengaturan
termasuk penetapan Pedoman, standar-standar, dan penyeimbang anggaran berdasarkan fiskal daerah.
35
TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DAERAH TERHADAP URUSAN KESEHATAN
• Urusan kesehatan merupakan pelayanan dasar yang wajib dipenuhi disamping pendidikan
• Pemerintah daerah wajib mengembangkan sistem jaminan sosial termasuk jaminan kesehatan
• Pemerintah daerah harus mengalokasikan anggaran urusan kesehatan minimal 10% dari total belanja APBD diluar gaji.
PENUTUP• JKN merupakan implementasi UU Nomor 40
Tahun 2004 tentang SJSN dan UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS
• Jamkesda secara bertahap masuk dlm mekanisme JKN dgn pengelolaan BPJS (agar lebih efisien dan efektif) guna meminimalisasi permasalahan yg ada selama ini.
• Setelah integrasi, Jamkesda diharapkan akan lebih baik dalam rangka upaya pemantapan dan pengembangannya melalui advokasi dan sosialisasi
Sekian dan terima kasih 38
Top Related