Download - KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

Transcript
Page 1: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR

(Studi Kasus Peran Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kajen

Margoyoso Pati)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Maulaya Arinil Haq

NIM : 11140321000085

JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2018 M

Page 2: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan
Page 3: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan
Page 4: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan
Page 5: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

iv

ABSTRAK

Maulaya Arinil Haq

Judul Skripsi: “Keberagamaan Anak Usia Sekolah Dasar (Studi Kasus Peran

Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kajen Margoyoso Pati)”

Keberagamaan merupkan bentuk ukuran dari kualitas orang yang beragama,

dan agama sebagai wadah yang mengatur tata cara ritual penyembahan manusia

kepada tuhannya. Keberagamaan sendiri berkembang dari usia dini melalui proses

perpaduan antara potensi bawaan keagamaaan dengan pengaruh yang datang dari luar

diri manusia. Selain itu keberagamaan juga sangat dipengaruhi dengan pendidikan,

pengalaman, dan latihan-latihan yang dilakukan pada masa kecil agar dapat dibawa

dan diperaktekkan hingga dewasa nanti.

Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah adalah salah satu lembaga formal yang

bergerak dibidang umum dan keagamaan, yakni menanamkan nilai-nilai keagamaan

kepada anak-anak dan ilmu-ilmu umum kepada anak-anak usia sekolah dasar.

Terlebih mengingat kebanyakan orang tua di Desa Kejen, Margoyoso, Pati tempat

menulis melakukan penelitian, ayah dan ibu sama-sama sibuk bekerja memenuhi

kebutuhan hidup mereka. Oleh karena itu banyak anak-anak yang kurang mendapat

perhatian dalam hal masalah keagamaan. Hal tersebut yang menjadi titik berat dalam

penelitian ini.

Metode yang digunakan dalam kajian ini menggunakan penelitian

kepustakaan dan studi kasus lapangan dengan menggunakan pendektam psikologi

agama dengan metode diskriptif analitis, Metode diskriptif analitis ini dimaksud

untuk menguraikan peran lembaga Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah terhadap

keberagamaan siswa-siswinya pada kelas 4-6.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah sudah

berperan sangat baik terhadap keberagamaan siswa-siswinya, namun ada dua hal

yang dilupakan yaitu terkait dengan psikologi agama anak dan kurangnya peran guru

dalam memberikan pengalaman sehingga mempengaruhi tingkat keberagamaan anak

didiknya, sehingga hasil dari dimensi keberagamaan pada Madrasah Ibtidaiyah

Salafiyah kurang sempurna dan hanya berperan pada dimensi keyakinan dan dimesin

pengetahuan saja.

Kata Kunci: Keberagamaan, Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah, Anak Usia Sekolah

Dasar

Page 6: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin puji syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya skripsi

ini dengan judul “Keberagamaan Anak Usia Sekolah Dasar (Studi Kasus

Peran Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kajen),” dapat terselesaikan.

Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW

semoga setiap dari kita mendapatkan syafaatnya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna ini tidak

akan dapat selesai tanpa adanya dukungan dari banyak pihak baik secara

material maupun moril. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang telah membantu

dalam penyelesaian skripsi ini, terutma kepada yang terhormat:

1. Ibu Dra. Marjuqoh, MA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

bersedia memberikan ilmunya, meluangkan waktu dan tenaganya,

yang tidak pernah bosan membimbing penulis dalam waktu yang

cukup lama, dan memberi semangat kepada penulis untuk bisa cepat

dan tidak mengulur-ngulur waktu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Bapak Dr. Media Zainul Bahri, M.A, selaku Ketua Jurusan Studi

AgamaAgama dan ibu Dr. Halimah Mahmudy M.A, selaku Sekretaris

Jurusan Studi Agama-Agama yang telah banyak membantu penulis

dalam hal birokrasi administrasi juga pelayanan yang baik selama

proses penyelesaian skripsi ini.

Page 7: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

vi

3. Bapak Syaiful Azmi M.A selaku dosen penasehat akademik yang

sudah bersedia menyetujui tema yang penulis angkat tanpa

memerlukan waktu yang lama, sehingga memudahkan penulis kepada

tahap-tahap berikutnya.

4. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A

atas kesempatan belajat dan fasilitas yang diberikan pada Fakultas

Ushuluddin.

5. Bapak Dekan Fakultas Ushuluddin Prof, Dr. Mansri Mansoer, M.A,

selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Prof Dr. Ikhsan Tanggok, M.A. selaku Wadek I bidang Administrasi

Fakultas Ushuluddin . Dr. M. Suryadinata, M.A, selaku wadek II

bidang Administrasi Umum. Dr. M. Suryadinata, M.A, selaku Wadek

III bidang Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin, para Staff Akademik Fakultas

Ushuluddin khususnya untuk ibu Siti Nadroh, M.A yang sudah

bersedia meluangkan waktunya untuk menguji proposal skripsi

penulis. Serta dengan Kak Jamil yang membantu dalam informasi

tentang skripsi, para Staff Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan para

Staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatuallah Jakarta.

8. Untuk Almamater penulis Yayasan Salafiyah Kajen, dan khusus

Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kajen, Margoyoso, Pati yang sudah

memberikan izin dan membantu penulis dalam proses penelitian.

Page 8: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

vii

9. Abah dan Ibu tercinta Fahrur Rozi dan Yuliati, Tante Ayuk, Mbah

Buk, Om Roqib dan seluruh adik-adik yang membuat saya semangat

dalam menjalankan skripsi.

10. Teman-teman dan sahabat-sahabat seperjuangan Studi Agama-Agama

2014, khusus untuk Rexy, Fudhoh, Kak Fauziah, Wawa dan Onet yang

mau senantiasa mendengar keluh kesah penulis, dan semoga diberikan

kemudahan dalam menyelesaikan tugas akhir bagi yang belum selesai,

dan dimudahkan lading rezekinya bagi yang sudah lulus kuliah.

11. Teman-teman KKN Skyline atas kerjasamanya mengerjakan tugas-

tugas KKN, khusus untuk debil, cipo dan inne sudah memberika

support untuk selalu mengerjakan skripsi dan lulus tepat di tahun 2018.

12. Keluarga kedua di perantauan Ikatan Keluarga Alumni Madrasah

Salafiyah Kajen (IKLAS) Jakarta, khusus untuk De Desi, De Fitria, De

Indah, De Kamila, De Indah, Mbak Khoir, De Abidin, dan Teman

terbaik yang selalu mensupport dan mendukung dari awal mula

perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi yaitu Saal Al-Sadad.

13. yang ikut mensupport dan membantu penulis dalam proses

mengerjakan skripsi.

14. Keluarga Kahfi Uztad 8, Khusus untuk Ka Dinda yang selalu

menyemangati dan memberikan saran dalam penulisan skripsi penulis.

15. Dan kepada semua orang yang saya kenal maupun yang mengenal saya

terimakasih atas ilmu dan pengalaman yang diberikan. Berdasarkan

peran-peran beliaau semua semoga mendapatkan balasan dan

dilimpahi rahmat Allah SWT. Menyadari atas banyaknya kekurangan

Page 9: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

viii

dalam skripsi ini, oleh sebab itu penulis berharap kiranya skripsi ini

dapat dikembangkan di kemudian hari dengan lebih baik.

Jakarta, 21 September 2018

Maulaya Arinil Haq

Page 10: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... iii

ABSTRAK ..................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................. 8

C. Tujuan penelitian Manfaat Penelitian ......................................... 8

D. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 10

E. Metodelogi Penelitian ................................................................. 12

F. Sistematika Penulisan ................................................................ 16

BAB II MEMAHAMI KEBERAGAMAN DAN KARAKTER ANAK

SEKOLAH DASAR ..................................................................... 18

A. Pengertian Keberagamaan .......................................................... 18

B. Dimensi Keberagamaan .............................................................. 21

C. Sifat-sifat Keagamaan Pada Anak .............................................. 27

D. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar ..................................... 30

BAB III GAMBARAN UMUM MADRASAH IBTIDAIYAH

SALAFIYAH KAJEN ................................................................... 36

A. Asal Usul Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah .................................. 36

B. Tujuan dan Perkembangan Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah

Salafiyah ..................................................................................... 42

C. Visi dan Misi Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah ............................. 46

D. Data Siswa-Siswi, Guru, dan Karyawan ..................................... 43

E. Struktur Organisasi ..................................................................... 48

Page 11: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

x

BAB IV KEBERAGAMAAN SISWA-SISWI MADRASAH

IBTIDAIYAH SALAFIYAH ........................................................ 52

A. Peran Lembaga Dalam Keberagamaan Madrasah Ibtidaiyah

Salafiyah ..................................................................................... 52

B. Karakteristik Lembaga ................................................................ 58

C. Keberagamaan Siswa-Siswi Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah ...... 61

D. Karakteristik Anak Kelas 4-6 Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah .. 69

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 72

A. Simpulan .................................................................................... 72

B. Saran .......................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 75

LAMPIRAN ................................................................................................... 81

Page 12: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa kanak-kanak hingga masa remaja adalah masa yang paling berkesan

dalam hidup ini. Pada kedua masa ini pula karakter dari sebuah individu

terbentuk. Seperti pendapat dari para ahli psikologi dari madzab psikonalisis,

behavioristis, dan humanis sepakat bahwa masa bayi dan masa kanak-kanak

menjadi pemicu awal yang sangat penting dalam proses kepribadian manusia.1

Pada masa anak-anak gambaran dunia hanya dipenuhi dengan permainan,

waktunya dihabiskan dengan permainan, yang mana mereka tertawa, bersenda

gurau, tanpa mengingat dan memperhatikan lingkungan sekitar. Namun, pada

dewasa ini justru banyak anak-anak yang kurang mendapatkan haknya, karena

disebabkan oleh banyak faktor seperti kemiskinan yang diderita oleh orang

tuanya, yang kerap kali mengharuskan mereka dengan usia yang masih dini ikut

bekerja untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ada juga yang disebabkan

meninggalnya kedua orang tua mereka, dan ada juga yang memang orang tuanya

sibuk dengan pekerjaannya. Hal-hal inilah yang menyebabkan mereka kehilangan

kesempatan bermain, serta kehilangan rasa kasih sayang dari orang tuanya.2

Masa kanak-kanak adalah masa permulaan untuk mencari identitas. Para

psikolog berpendapat bahwa masa kanak-kanak dinilai sebagai masa untuk

1 Robert W. Crapps, Perkembangan Kepribadian dan Keagamaan (Yogyakarta: Kansius,

1994), h. 10 2 Suriyah, Keberagamaan Anak-anak Panti Asuhan Muhammadiyah Wates Kulon Progo

(Skripsi Fakultas Usuluddin Uin Sunan Kalijogo Yogyakarta, 2008), h. 1

Page 13: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

2

bertahan hidup sebagai pribadi yang terpisah dan berdiri sendiri, karena pada

dasarnya manusia hidup dari tahun kelahiran sampai dengan tahun-tahun

berikutnya merupakan usaha untuk menemukan tempat sebagai pribadi yang

berbeda dengan pribadi lainnya. Kelahiran mengandung makna tersirat “Siapa aku

ini?”. Pengalaman hidup inilah yang menjadi bahan dan usaha untuk menjawab

pertanyaan dalam menjalin hubungan dengan orang-orang lain, dengan mengatur

prilaku dan mengolah pergaulan.3

Mengenai timbulnya agama pada anak, terdapat dua pendapat dari para

psikolog yaitu:

1. Bahwa anak dilahirkan bukanlah sebagai mahluk yang religius. Anak

yang baru dilahirkan lebih mirip dengan binatang, bahkan mereka

mengatakan anak seekor kera lebih bersifat kemanusian dari pada bayi

manusia itu sendiri. Dalam pendapat ini bayi dianggap sebagai

manusia dipandang dari segi bentuk dan bukan kejiwaannya.

2. Anak sudah membawa fitrah keagamaan sejak anak dilahirkan. Hanya

saja fitrah itu akan muncul melalui proses bimbingan dan latihan

setelah berada pada tahap kematangan.4

Menanggapi perbedaan pendapat diatas, maka muncul pertanyaan lantas

apa yang menjadi faktor dominan dalam perkembangan anak ? Dalam membahas

masalah tersebut berikut penjelasan mengenai pertumbuhan agama pada anak

antara lain:

3 Robert W. Crapps, Perkembangan Kepribadian dan Keagamaan (Yogyakarta:

Kansius, 1994), h. 11 4 Jalaluddin, Psikologi Agama Memahami Prilaku dengan Mengaplikasikan Prinsip-

prinsip Psikologi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, cet. 18, 2016), h. 56-57

Page 14: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

3

1. Rasa Ketergantungan (Sanse of Dependency)

Teori ini diungkapkan oleh William Isaac Thomas melalui teori

four wishes. Menurutnya, manusia mempunyai empat keinginan:

keinginan untuk perlindungan (security), keinginan akan pengalaman baru

(new experience), keinginan untuk mendapat tanggapan (response), dan

keinginan untuk dikenal (recognition). Dari kenyataan dan kerja sama

yang dibangun empat keinginan ini dapat disimpulkan bahwa bayi

dilahirkan hidup dalam ketergantungan, melalui pengalaman-pengalaman

yang diterimanya dari lingkungan itu kemudian terbentuklah rasa

keagamaan pada diri anak.

2. Insting Keagamaan

Teori ini menurut Woodworth, ia mengungkapkan bahwa bayi

yang dilahirkan sudah mempunyai beberapa insting, diantaranya yaitu

insting keagamaan. Belum terlihatnya tindak keagamaan pada anak terjadi

karena belum berfungsinya insting dengan sempurna. 5

Manusia adalah mahluk beragama, namun sikap keberagamaan akan

muncul, tumbuh dan berkembang secara benar jika ada sebuah bimbingan. Sejalan

dengan tahap perkembangannya bimbingan yang paling menentukan dalam

menumbuhkan rasa keberagamaan adalah kedua orangtuanya. Seperti teori dari

Sigmund Frued6 yang menempatkan “ Bapak” sebagai sosok yang memiliki peran

penting dalam menumbuhkan agama pada anak. Hal ini dapat diamati dalam

kehidupan sehari-hari. Misalnya ketika berhadapan dengan temannya yang usil

5 Terkait dengan pendapat diatas bisa dilihat pada artikel Gisela J. Hinkle, “The "Four

Wishes " In Thomas”Theory Of Social Change,” Social Research 19, no. 4 (Desember 1952), pp.

464-484. 6Sigmund Frued adalah seorang Austria keturunan Yahudi dan pendiri aliran psikonalisis

dalam bidang ilmu psikologi.

Page 15: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

4

mulut, dan sering menjelek-jelekkan orang lain, ia mengatakan: “Kata bapakku,

menggunjing orang itu berdosa.” Di lain hari, ketika bertemu dengan teman yang

usil tangan, ia akan mengatakan: “Bapakku bilang, mencuri itu dosa.” Dari contoh

di atas dapat diambil kesimpulan bahwa semua yang dikatakan adalah menurut “

Bapakku”, bukan dari pengajaraan agama yang formal dan langsung diterima oleh

si anak.7

Perkembangan keberagamaan pada anak sangat dipengaruhi dari keluarga,

khususnya pada kedua orang tua. Salah satu hal dasar yang harus dikenalkan pada

anak-anak adalah nilai-nilai keagamaan. Nilai dasar yang harus dikenalkan adalah

akhlak dan pandangan hidup beragama, karena hal yang paling penting menurut

psikonalisis dalam pertumbuhan agama adalah mutu pengalaman yang

berlangsung lama dengan orang-orang dewasa yang berarti dan penting bagi

mereka. Dengan demikian unsur-unsur agama mendasar tertanam dari hubungan

antar individu dan keluarga. Dimana anak pertama kali belajar tentang emosional

dan Iman religius.8

Pada dasarnya, perkembangan religius dalam diri anak merupakan bagian

dari perjuangan anak untuk mengembangkan kepribadian dan wataknya di tengah-

tengah lingkungan yang kerap sekali mengancam dan menghancurkan identitas

personalnya.9 Untuk itu dalam perkembangan pribadi serta keberagamaan anak,

keluarga mempunyai peranan penting, dan menjadi sumber keagamaan anak yang

pertama, dimana anak akan mendapatkan pengalaman hidupnya dari pengaruh

7 Jalaluddin, Psikologi Agama Memahami Prilaku dengan Mengaplikasikan Prinsip-

prinsip Psikologi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, cet. 18, 2016), h. 61 8 Robert W. Crapps, Perkembangan Kepribadian dan Keagamaan (Yogyakarta: Kansius,

1994), h. 14 9 Robert W. Crapps, Perkembangan Kepribadian dan Keagamaan, h. 16

Page 16: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

5

anggota keluarganya pada masa yang paling penting dan kritis yaitu pada tahun-

tahun pertama dalam kehidupannya yaitu usia pra sekolah. Sebab pada masa ini,

apapun peristiwa atau kejadian yang dialami akan terekam oleh memorinya yang

pada masa usia tersebut sangatlah membekas sehingga tidak mudah hilang.10

Selain bimbingan orang tua pada masa anak-anak, hal yang sangat penting

untuk diperhatikan, namun jarang orang yang mengetahui tentang hal ini, yaitu

lingkungan tempat tumbuhnya bayi sebelum dilahirkan. Lingkungan tempat

tumbuhnya bayi yang belum dilahirkan mempunyai pengaruh besar pada

perkembangan selanjutnya, yaitu termasuk baik secara fisik maupun psikis.11

Sikap keberagamaan pada anak haruslah diasah sejak dini, agar anak-anak

terbiasa melakukannya hingga dewasa, guna sebagai bekal dalam hidup bersosial

masyarakat nanti. Pengaruh pertama yang diterima oleh seorang anak dalam

hidupnya, ialah sosok yang berada di sekelilingnya, yaitu kedua orang tua dan

keluarga. Pada usia anak yang seperti ini, lazimnya anak belum bisa

mempertimbangkan segala sesuatu yang hendak dikerjakannya. Ia hanya

melakukan sesuatu sesuai dengan kemauan dan fitrah jiwanya. Dan adapun sosok

pengaruh yang dapat membantu mereka adalah seorang guru atau pengajar.

Adapun ungkapan yang membuktikan bahwa guru itu memberi pengaruh pada

anak-anak adalah ucapan Uqbah Bin Abu Sufyan kepda seorang guru yang

dipercaya mendidik putera-puterinya seperti yang dikutip oleh Al-Jahizh berikut

ini,

10

Muhammad Yusuf Harun, Pendidikan Anak Dalam Islam (Jakarta: Yayasan Al-Sofwa,

1997, cet 1), h.11 11

John Janeway Conger, Perkembangan dan Kepribadian Anak (Jakarta: Arcan, 1992,

cet. lll), h, 51

Page 17: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

6

“ Sebelum kamu memperbaiki akhlak putera-puteraku, sebaliknya kamu

perbaiki dahulu akhlakmu sendiri. Soalnya mata mereka terikat dengan matamu.

Sesuatu yang baik menurut mereka ialah apa yang kamu anggap baik, dan

sesuatu yang buruk menurut mereka ialah yang kamu anggap buruk.”12

Selain dari kedua orang tua, anak membutuhkan lembaga keagamaan baik

formal ataupun non formal agar mereka lebih bebas berinteraksi dengan teman

serta dengan guru atau pengajarnya. Anak mendapatkan pengalaman baru atau

pengalaman pertama yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya. Lembaga

keagamaan masyarakat sangat diperlukan, karena anak harus memperoleh segala

hal yang perlu diketahuinya yang belum pernah didapatkannya, sedangkan orang

tua atau keluarga tidak bisa meluangkan seharian waktunya setiap hari untuk

anak-anaknya. Jadi lembaga keagamaan baik formal dan non formal, serta adanya

guru juga memberi pengaruh besar pada tinggkat keberagamaan anak.13

Ketika anak memasuki usia sekolah dasar pengetahuan akan keberagaman

akan mulai sedikit lebih maju dibanding dengan usia yang masih kanak-kanak,

dengan tanda kutip meskipun pengetahuan dan pemberian ajaran agama yang di

dapat masih dalam taraf yang sangat sederhana. Pada usia anak sekolah dasar

mereka akan mulai mendapatkan perhatian yang mana bukan hanya dari orang tua

dan keluarga saja, melainkan juga teman-teman mereka sendiri. Pada masa ini

pula anak-anak mulai mengenal peraturan-peraturan dalam sebuah hal tertentu,

12

Syaikh M. Jamaluddin Mahfuzh, Psikologi Anak dan Remaja Muslim. Terj. Abdul

Rosyad Shiddiq, Ahmad Vathir Zaman (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001), h. 6-7 13

Windi Wulandari, Perkembangan Perilaku Keberagamaan Pada Anak Usia Sekolah

Dasar Peserta Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada (Skripsi Fakultas Usuluddin Uin Syarif

Hidayatuallah Jakarta), h. 6

Page 18: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

7

yang mana hal ini akan membuahkan keberagamaan dalam diri anak, serta

membuat anak menjadi semakin disiplin denga keteraturan.

Dari latar belakang di atas penulis akan melakukan kajian mendalam di

Madrasah yang berada di Desa Kajen, Kec. Margoyoso, Kab. Pati, Jawa Tengah,

yaitu Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kajen. Madrasah ini sebetulnya bukan hanya

satu-satunya madrasah di Kajen. Namun, yang membuat penulis tertarik

membahas ini keunggulannya dalam mencetak generasi Qurani, karena lulusan

dari Madrasah Salafiyah harus hafal minimal juz 30. Selain hal tersebut, yang

menjadi alasan penulis mengambil madrasah ini dilihat dari letak geografisnya

yang berada di Desa Kajen, Margoyoso, Pati yang disana dikenal sebagai desa

santri, jadi dirasa perlu untuk tau seberapa besar pengaruh Madrasah Salafiyah

yang merupakan salah satu madrasah yang besar disana, pada masyarakat sekitar.

Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah ini ikut dalam naungan Yayasan Salafiyah

Kajen yang merupakan salah satu yayasan yang besar disana, dan dikelilingi oleh

beberapa pondok pesantren yang pengasuhnya merupakan keluarga dari Yayasan

Salafiyah sendiri. Meski lingkungan proses belajarnya sudah mendukung dalam

perkembangan keberagamaan14

, faktanya banyak ditemui anak-anak yang masih

melalaikan waktu sholat, memperlihatkan aurat, dan pergaulan yang bebas tanpa

pengawasan. Jika dilihat dari prilaku anak-anak disana, masih banyak orang tua

yang lalai dan hanya sibuk pada urusannya masing-masing sehingga lalai pada

14

keberagamaan (religiusitas) adalah sebuah perilaku yang berupa penghayatan terhadap

nilai-nilai agama yang dapat dilihat dan ditandai tidak hanya melalui ketaatan ritual dalam

beribadah, namun, juga dengan adanya keyakinan, pengalaman, dan pengetahuan mengenai agama

yang dianutnya .

Page 19: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

8

penerapan perilaku keagamaan pada buah hatinya, atau bahkan terlalu memberi

kebebasan pada anak-anaknya, sehingga sulit untuk dikendalikan.

Dari pemaparan di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

tema “Keberagamaan Anak Usia Sekolah Dasar (Studi Kasus Peran Madrasah

Ibtidaiyah Salafiyah Kajen Margoyoso Pati)”, melihat fenomena-fenomena yang

terjadi disana. Oleh karena itu penulis ingin melakukan penelitian pada suatu

lembaga pendidikan keagamaan yaitu di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kajen,

Margoyoso, Pati dalam proses pendidikan keagamaan terhadap anak didiknya.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan masalah yang terlalu luas dalam

penelitian, maka penulis membatasi masalah dengan ruang lingkup yang

lebih sempit. Pembahasan ini dibatasi pada siswa-siswi kelas 4-6

Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kajen, Margoyoso, Pati.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu

(“Bagimanakah peran lembaga Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kajen

Margoyoso Pati Terhadap Keberagamaan siswa-siswi kelas 4-6 ?”)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui peran lembaga Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kajen

Page 20: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

9

Margoyoso Pati terhadap keberagamaan siswa-siswi kelas 4-6. Adapun

manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Akademis

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

informasi dan dokumentasi ilmiah untuk perkembangan

ilmu pengetahuan terutama dalam bidang ilmu sosial-

keagamaan

b. Penelitian ini bisa dijadikan referensi untuk penelitian

lainnya yang sejenis.

c. Menjadi rujukan bagi penelitian terkait prilaku

keberagamaan pada anak usia sekolah dasar.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini dapat menambah wawasan baru, khususnyaa

bagi peneliti, civitas akademik Fakultas Ushuluddin dan

masyarakat pada umumnya.

b. Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan kontribusi

yang nyata berupa aspirasi dan informasi kepada pihak-

pihak tertentu, terutama Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah

Kajen.

3. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

terhadap kajian keberagamaan pada anak usia sekolah dasar di

Indonesia khususnya.

Page 21: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

10

D. Tinjauan Pustaka

Dari hasil pengamatan dan penelusuran terhadap tema yang

diambil untuk diteliti, ternyata mengenai tema “Keberagamaan Anak

Usia Sekolah Dasar (Studi Kasus Peran Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah

Kajen Margoyoso Pati)”, belum ada hasil penelitian secara utuh, namun

penulis mendapati skripsi dan karya lainnya yang pembahasannya

berkaitan dengan tema penulis:

Skripsi Suriyah berjudul Keberagamaan Anak-anak Panti Asuhan

Muhammadiyah Wates Kulon Progo. Skripsi dari prodi Perbandingan

Agama, Fakultas Ushuludin Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga

Yogyakarta 2008. Dalam Skripsi ini, penulisnya menjelaskan mengenai

keberagamaan anak asuh panti asuhan serta faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Skripsi dari Suriyah in termasuk skripsi dengan

metode penelitian kuantitatif.

Skripsi Windi Wulandari berjudul Perilaku Perkembangan

Keberagamaan Pada Anak Usia Dini Peserta Daarul Takmiliyah Aliyah

Quthrunnada. Skripsi dari prodi Perbandingan Agama, Fakultas

Ushuludin Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018.

Dalam skripsi ini menjelaskan mengenai keberagamaan anak usia sekolah

dasar.

Skripsi dari Windi Wulandari dengan pendekatan sosialisasi

keberagamaan dan teori internalisasi perilaku. Teori sosialisasi

keberagamaan adalah suatu proses seseorang dalam mengahayati norma-

norma yang ada dalam kelompok baik keluarga, lingkungan sekitar atau

Page 22: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

11

suatu lembaga yang mampu menanamkan nilai-nilai keberagamaan.

Sosialisasi agama dalam keluarga adalah suatu hal yang sangat penting

karena, sosialisasi ini akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan

kognisi, emosi, sikap bahkan perkembangan keagamaan pada seorang

anak.15

Sedangkan internalisasi perilaku menurut kamus besar bahasa

indonesia diartikan sebagai penghayatan, penugasan, penguasaan secara

mendalam yang berlangsung melalui pembinaan, bimbingan, penyuluhan,

penataran dan sebagainya.16

Hal yang berbeda dari apa yang penulis teliti dari skripsi ini adalah

penulis tidak menggunakan teori internalisasi prilaku, karena penulis ingin

menitik beratkan fokus penelitian pada seberapa besar peran lembaga

terhadap keberagamaan siswa didiknya.

Adapun karya lain yaitu berbentuk sebuah buku dari Robert W.

Crapps, yang berjudul Perkembangan Kepribadian dan Keagamaan yang

diterbitkan oleh Kansius Anggota IKAPI). Buku ini membahas tentang

agama pada masa kanak-kanak serta dengan ciri-ciri agama pada anak.17

Selain dari buku tersebut ada pula buku karya Benjamin Spock

yang berjudul Membina Watak Anak yang diterbitkan oleh Gunung Jati

Jakarta. Buku ini menjelaskan bahwa pemahaman beragama yang

15

Kuntari Widayanti, “Sosialisasi Keberagamaan Pada Anak (Studi Tentang Peran

Orangtua Dalam Pengenalan Agama Kepada Anak Di Desa Dengkeng Kecamatan Wedi

Kabupaten Klaten)”, ( Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,

2008), h. 40. 16

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departement Pendidikan dan

Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka: 1989) , h. 336 17

Robert W. Crapps, Perkembangan Kepribadian dan Keagamaan (Yogyakarta:

Kansius, 1994), h. 10

Page 23: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

12

dipahami oleh anak-anak berbeda-beda, hal ini ditinjau dari usia anak

antara enam tahun ke bawah dan enam tahun ke atas.18

Adapun perbedaan kajian yang akan penulis tulis dengan hasil

penelitian diatas adalah pendekatan dan studi kasus yang diambil. Dalam

penulisan ini pendekatannya menggunakan pendekatan Psikologi Agama,

dan studi kasus yang diambil di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kajen,

Margoyoso, Pati. Dengan demikian penelitian yang akan dilakukan oleh

penulis merupakan penelitian pertama yang membahas tentang

“Keberagamaan Anak Usia Sekolah Dasar (Studi Kasus Peran

Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kajen Margoyoso Pati)”.

E. Metodelogi Penelitian

Metode penelitian adalah kegiatan ilmiah yang dilakukan secara

bertahap mulai dari penentuan topik, pengumpulan data, dan analisa data.

Hal ini harus dilakukan bertahap karena berlangsung mengikuti suatu

proses tertentu sehingga langkah-langkah tersebut perlu dilalui sebelum

melangkah pada tahap berikutnya.19

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini bersifat penelitian lapangan dengan

memanfaatkan metode kualitatif. Penelitian lapangan adalah penelitian

yang dilakukan di kancah atau medan terjadinya gejala.20

18

Benjamin Spock, Membina Watak Anak (Jakarta: Gunung Jati, 1982) h. 199 19

J.R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya

(Jakarta: PT Grasindo, 2010), h. 2-3 20

M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta:

Ghalia Indonesia, 2002), h. 11

Page 24: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

13

Metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

seseorang yang dapat diamati.21

Adapun jenis penelitian kualitatif ini termasuk penelitian

partisipatoris. Menurut Agus Afandi penelitian partisipatorik yaitu

merupakan penelitian yang melibatkan secara aktif semua pihak-pihak

yang relevan dalam nengkaji tindakan yang sedang berlangsung

(dimana pengalaman mereka sendiri sebagai persiapan) dalam rangka

melakukan perubahan dan perbaikan ke arah yang lebih baik.22

Disebut

penelitian partisipatoris karena peneliti ada di dalam lingkungan itu.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan

Psikologi Agama23

dengan memperhatikan fenomena keberagamaan

(religiosity). Konsep religiusitas pun sangat beragam. Konsep yang

diambil penulis adalah konsep yang dirumuskan oleh ahli psikologi

dan sosiologi C.Y Glock dan R. Stark,24

yakni bahwa untuk

menjelaskan tingkat keberagamaan seseorang secara ilmiah, ada

beberapa dimensi yang bisa dijadikan indikasi, yaitu; dimensi

21

Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan (Bandung:

PT Rafika Aditama, 2014), h. 181 22

Agus Afandi, dkk, Modul Parcipatory Action Research (PAR) : Untuk

Pengorganisasian Masyarakat (Community Organizing), (Surabaya : LPPM UIN Sunan Ampel,

2014), h. 91. 23

Psikologi agama adalah cabang ilmu psikologi yang menjelaskan dan mempelajari

tentang prilaku manusia dalam hubungan dengan pengaruh keyakinan terhadap agama yang

dianutnya serta dalam kaitannya dengan perkembangan usia masing-masing individu.

24 Charles Young Glock adalah seorang psikologi sosiolog Amerika yang karyanya

berfokus pada sosiologi agama , Rodney William Stark adalah seorang psikologi sosiolog agama

Amerika yang sudah lama menjadi profesor sosiologi dan agama perbandingan di Universitas

Washington

Page 25: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

14

keyakinan, dimensi ritual agama, dimensi pengalaman, dimensi

pengetahuan agama, dan dimensi konsekuensi.25

Adapun jenis format penelitian menggunakan format studi kasus.

Studi kasus merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang

penelaahnya kepada satu kasus dilakukan secara intensif, mendalam,

dan komprehensif.26

Teknik Penulisan skripsi merujuk pada buku

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Desertasi), UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh Biro Akademik .

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014/2015.

3. Sumber Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, data-data yang di

dapatkan dari penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu Sumber Primer

dan Sumber Sekunder.

a. Sumber Primer: yakni data yang didapatkan secara langsung di

lapangan

b. Sumber Skundernya: yakni data yang didapatkan melalui buku-

buku, majalah, tulisan-tulisan baik surat kabar atau pun internet

dan lain sebagainya yang dianggap relevan dengan pokok

permasalahan.

4. Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian lapangan, penulis menggunakan

metode pengumbulan data yang terbagi atas :

25

Terkait dengan dimensi-dimensi keberagamaan tersebut bisa diakses pada buku karya

Charles Young Glock dan Rodney William Stark, Amerikan Piety: The Nature Of Religious

Comitment ( California: University Of California Press Berkeley, 1974) pp. 14-16 26

Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2010), h. 22

Page 26: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

15

a). Studi Dokumentasi

Dokumentasi ialah teknik pengumpulan data yang didapatkan

melalui dokumen-dokumen yang ada. Sumber dokumen mengenai hal-

hal atau variabel berupa buku, catatan, transkip, surat kabar, media

online, majalah, prasasti, rapat, agenda, dan sebagainya.27

b). Interview

interview ialah teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya

jawab secara langsung antara peneliti dengan responden atau

narasumber atau informan untuk mendapatkan informasi.28

Pada teknik

pengumpulan data ini akan penulis gunakan, untuk wawancara dengan

lembaga pendidikan keagamaan anak Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah

Kajen.

c). Observasi Langsung

Observasi langsung adalah mengamati dan mendengar dalam

rangka memahami, mencari jawaban, mencari bukti terhadap

fenomena sosial-keagamaan (perilaku, kejadian-kejaadin, keadaan,

benda dan simbol-simbol tertentu) selama beberapa waktu tanpa

memengaruhi fenemona yang diobservasinya dengan mencatat,

merekam, memotret fenomena tersebut guna penemuan data analisis.

27

Irwan Suhartono, Metodologi Penelitian Sosial (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996),

h. 70 28

Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara,

2003), h. 83

Page 27: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

16

d). Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data yang dilakukan oleh penulis

terbagi atas:

1). Metode Analitik Diskriptif

Metode analitik diskriptif adalah metode ini merupakan upaya

mencermati berbagai data kualitaatif yang tersedia dari data yang

merupan hasil interview, observasi, dan dokumentasi lainnya. Upaya ini

dilakukan dengan cara menguraikan berbagai data sehingga dapat

ditarik kesimpulan pengertian yang beraturan.29

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis memberikan sebuah gambaran

yang runtut agar mudaah dipahami oleh pihak pembaca, adapaun

sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:

BAB I: bab ini berisi tentang pemaparan pokok permasalahan yang terdiri

dari latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika

penelitian.

BAB II: Pada bab ini berisi tentang memahami keberagamaan dan

karakteristik anak sekolah dasar yang meliputi pengertian keberagamaan,

sifat-sifat keberagamaan, dimensi keberagamaan, dan karakteristik anak

sekolah dasar.

29

Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah ( Bandung: Tarsito, 1985), h. 180

Page 28: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

17

BAB III: Pada bab ini berisi tentang gambaran umum Madrasah Ibtidaiyah

Salafiyah yang meliputi sejarah berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah,

tujuan dan perkembangan berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah, data

siswa-siswi, guru, dan karyawan, dan struktur organiasasi. Madrasah

Ibtidaiyah Salafiyah.

BAB IV: Pada bab ini berisi tentang peran lembaga, karakteristik lembaga,

keberagamaan siswa siswi Madrasah Ibtiddaiyah Salafiyah, dan

karakteristik anak dari siswa-siswi Madrasah Ibtiddaiyah Salafiyah.

BAB V: Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan

berisi ringkasan uraian penulis dari apa yang telah dipaparkan dalam bab-

bab sebelumnya serta dilengkapi dengan saran sebagai tindak lanjut yang

seharusnya dilakukan sehingga penulisan ini dapat bermanfaat

sebagaimana mestinya.

Page 29: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

18

BAB II

MEMAHAMI KEBERAGAMAAN DAN KARAKTERISTIK ANAK

SEKOLAH DASAR

A. Pengertian Keberagamaan

Keberagamaan (religiusitas) berasal dari kata religi yang jika

dalam bahasa Latin menjadi “religio” yang berarti mengikat. Mengikat

dalam arti bahwa setiap agama pada umumnya memiliki seperangkat

aturan dan kewajiban yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh

pemeluknya. Hal ini berfungsi untuk mengikat seseorang atau sekelompok

orang dalam hubungannya dengan tuhan, sesama manusia, dan alam

sekitar.30

Adapun pendapat lain menyebutkan jika keberagamaan

(religiusitas) adalah sebuah perilaku yang berupa penghayatan terhadap

nilai-nilai agama yang dapat dilihat dan ditandai tidak hanya melalui

ketaatan ritual dalam beribadah, namun juga dengan adanya keyakinan,

pengalaman, dan pengetahuan mengenai agama yang dianutnya.31

Sebuah agama yang dipeluk, dipraktekkan dan dihayati oleh

manusia itu juga dimaksud dengan keberagamaan (religiusitas). Salah satu

fakta dari adanya keberagamaan adalah dimensi yang dapat menyentuh

emosi dan jiwa pada sebuah individu. Jadi bisa disimpulkan bahwa

30

M. Nur Ghufron & Rini Risnawati S, Teori-teori Psikologi (Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media, 2016, cet III), h. 167 31

Vidya Tweriza Nuandri, Iwan Wahyu Widayat, “Hubungan Antara Sikap Terhadap

Religiusitas dengan Sikap terhadap Kecenderungan Prilaku Seks Pranikah Pada Remaja Akhir

Yang Sedang Berpacaran di Universitas Airlangga Surabaya,” Jurnal Psikologi Kepribadian dan

Sosial, Vol. 3, No. 2 Agustus 2014, h. 63

Page 30: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

19

keberagamaan yang baik akan mempengarihi jiwanya sehingga menjadi

jiwa yang sehat dan membentuk kepribadian yang kokoh dan seimbang.32

Dari pemapaaran di atas dapat ditarik kesimpulan jika

keberagamaan (religiusitas) merupkan bentuk ukuran dari kualitas orang

yang beragama, dan agama sebagai wadah yang mengatur tata cara ritual

penyembahan manusia kepada tuhannya.

Keberagamaan sendiri berkembang dari usia dini melalui proses

perpaduan antara potensi bawaan keagamaaan dengan pengaruh yang

datang dari luar diri manusia. Selain itu keberagamaan juga sangat

dipengaruhi dengan pendidikan, pengalaman, dan latihan-latihan yang

dilakukan pada masa kecil agar dapat dibawa dan diperaktekkan hingga

dewasa nanti.33

Ada sebuah konsep tentang keberagamaan yang sekarang ini

dianut banyak ahli Psikolog dan Sosiolog iyalah konsep yang dirumuskan

dari Glock dan Stark yang menyatakan bahwa religiusitas merupakan

sebuah komitmen beragama, yang dijadikan sebagai kebenaran beragama,

dimana perilaku dan emosi serta pengalaman yang terjadi itu didasari oleh

agamanya, serta bagaimana seseorang hidup dan terpengaruh berdasarkan

agama yang dianutnya.34

Perkembangan keberagamaan ini sangat penting untuk digali mulai

dari usia dini, yaitu dari usia kanak-kanak. Pada perkembangan

32

Ismail dan Fahmi, Internalisasi Keberagamaan Sejak Anak Usia Dini (Dosen Tetap

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang) 01 Oktober 2017, h. 8 33

Nafis Wafiqni & Asep Edina Latip, Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD

(Jakarta: UIN Pres, 2015), h. 232 34

Vidya Tweriza Nuandri, Iwan Wahyu Widayat, “Hubungan Antara Sikap Terhadap

Religiusitas dengan Sikap terhadap Kecenderungan Prilaku Seks Pranikah Pada Remaja Akhir

Yang Sedang Berpacaran di Universitas Airlangga Surabaya,” h. 63-64

Page 31: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

20

keberagamaan masa kanak-kanak ini, yang paling penting adalah mutu

pengalaman yang berlangsung lama dengan orang-orang dewasa yang

berarti dan penting bagi mereka. Hal ini sejalan dengan pemikiran dari

Sigmund Frued, bahwa tuhan tidak lain adalah orang tua yang

diproyeksikan. Jadi tuhan pertama anak-anak adalah orang tuanya, yang

terdiri dari Bapak dan Ibu. Karena dari lingkungan yang penuh kasih

sayang yang diciptakan oleh orangtua, maka akan lahir pengalaman

keagamaan yang mendalam.35

Sebagaimana yang dikutip oleh M. Nurhadi Pada buku The

Development of Religious of Children karya dari Ernest Harms

mengatakan bahwa perkembangan agama pada anak-anak melalui tiga

fase, berikut diantaranya:

1. Fase Dongeng (The Fairy Tale Stage)

Pada fase ini dimulai pada anak usia 3-6 tahun, pada masa ini

konsep mengenai tuhan masih dipengaruhi oleh emosi dan

fantasi yang diperoleh dari dongeng, hal ini yang menjadi

dominasi pemikiran anak terhadap ajaran agamanya.

2. Fase Kenyataan (The Realistic Stage)

Fase ini terjadi ketika anak mulai menginjak masuk Sekolah

Dasar hingga ke masa usia remaja. Pada maasa ini konsep

tentang Tuhan sudah mulai berdasarkan kepada kenyataan.

Konsep ini dipengaruhi dan timbul oleh adanya lembaga

keagamaan atau orang dewasa yang berada di sekelilingnya.

35

Robert W. Crapps, Perkembangan Kepribadian & KeagamaanI ( Yogyakarta:

Kanisius, 1994, cet 4), h. 14

Page 32: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

21

Ide keagamaan anak pada fase ini didasarkan dorongan

emosional, hingga mereka dapat melahirkan konsep Tuhan

yang formalis.

3. Fase Individual (The Individual Stage)

Pada masa ini anak telah memiliki kepekaan emosi yang paling

tinggi sejalan dengan perkembangan usia mereka. Jadi pada

masa ini anak sudah mempunyai pemikiran yang khas sesuai

dengan pemahaman agama yang sudah diketahui dan

dimengertinya.36

Jadi dapat disimpulkan jika keberagamaan (religiusitas) merupakan

bentuk ukuran dari kualitas orang yang beragama, yang muncul dari proses

perpaduan antara potensi bawaan keagamaaan dengan pengaruh yang

datang dari luar. Keberagamaan sudah berkembang mulai dari usia dini

yang dapat dipengari dari ada tiga fase diatas yaitu fase dongeng, fase

kenyataan dan fase individu.

B. Dimensi Keberagamaan

Membahas terkait dimensi keberagamaan ini, sebenarnya terjadi

perdebatan pendapat yang membuat para tokoh menghasilkan jumlah

dimensi yang berbeda-beda, jika menurut teori Ninian Smart dimensi

keberagamaan itu jumlahnya ada 7 yang tertera pada bukunya (The

Religious Experience Of Mankind, 1967) diantaranya:

a. Dimensi praktis

36

Nafis Wafiqni & Asep Edina Latip, Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD, h.

237-238

Page 33: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

22

b. Naratif atau mistis

c. Pengalaman dan emosional

d. Etis atau lega

e. Doktrin atau filosofis

f. Material

Selain teori Ninian Smart, terdapat teori Sartono Kartodirjo yang

merupakan peneliti studi agama-agama dari Indonesia, dimensi agama

secara kajian agama, dan terakhir yaitu teori dimensi keberagamaan oleh

C. Y Glock and Stark.

Dengan adanya berbagai macam bentuk dimensi agama yang ada,

disini penulis memilih dimensi keberagamaan dari C. Y Glock and Stark,

hal ini karena dimensi dari C. Y Glock and Stark lah yang dibutuhkan dan

cocok pada penelitian yang saya lakukan karena dimensinya yang sangat

ringkasnamun dapat mencangkup semuanya.

Dimensi keberagamaan digunakan Untuk mengetahui bagaimana

kualitas religiusitas. Keberagamaan mempunyai beberapa dimensi jika

menurut teori oleh ahli psikologi dan sosiologi Rodney William Stark dan

Charles Young Glock dalam bukunya American Piety: The Nature Of

Religious Commitment ia membagi dimensi keberagamaan dalam lima

dimensi yang meliputi yaitu keyakinan beragama, praktik keagamaan,

Page 34: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

23

pengalaman keberagamaan, pengetahuan agama, dan konsekuensi dari

keempat dimensi tersebut. 37

Berikut pemaparannya:

1. Keyakinan Beragama (Religious Beliefs)

Menurut Rodney William Stark dan Charles Young Glock

dimensi keyakinan terdiri dari harapan bahwa orang yang

beragama akan memegang pandangan teologis tertentu, bahwa

ia akan mengakui kebenaran ajaran agama.38

Dimensi ini merupakan sebuah doktrin ketuhanan,

kebenaran, keyakinan lain dalam agama, dan tradisi-tradisi

keagamaan. Dimensi ini membahas tentang bagian-bagian yang

berkaitan dengan apa yang harus dipercayai dan menjadi sistem

keyakinan atau pengakuan akan kebenaran doktrin-doktrin dari

agama. Iman tidak hanya percaya melainkan keyakinan yang

mendorong munculnya ucapan dan perbuatan-perbuatan sesuai

dengan keyakinan yang dianutnya.39

Kepercayaan bisa diibaratkan dengan makna dari tujuan

atau pengetahuan tentang prilaku yang baik, dan yang

dikehendaki oleh Tuhan. Seorang Individu yang religius akan

yakin dan berpegang teguh pada ajaran teologis tertentu dan

37

Charles Young Glock dan Rodney William Stark, Amerikan Piety: The Nature Of

Religious Comitment, pp. 14-16

38

Charles Young Glock dan Rodney William Stark, Amerikan Piety: The Nature Of

Religious Comitment, pp. 14 39

M. Nurhadi, Pendidikan Kedewasaan Dalam Prespektif Psikologi Islam, h. 69

Page 35: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

24

mengakui kebenaran doktrin agamanya, misalnya adanya

malaikat, surga-neraka dan sebagainya.40

Dimensi ini bisa disimpulkan sebagai salah satu cara kita

untuk melihat seorang individu terkait dengan komitmen

beragamanya, karena orang yang sudah berkomitmen maka

akan berpegang teguh pada ajaran yang ada pada agama yang

dianutnya.

2. Praktik Keagamaan (Religious Practices)

Dimensi yang berkaitan dengan seperangkat prilaku yang

dapat menunjukkan seberapa besar komitmen seseorang

terhadap agama yang diyakininya. Dimensi ini berhubungan

dengan prilaku atau ritual pada agama seperti pemujaan,

ketaatan dan hal-hal lain yang menunjukkan sebuah komitmen

dengan agama yang dianutnya.41

Praktik keagamaan adalah termasuk tindakan penyembahan

dan pengabdian, hal-hal yang dilakukan orang untuk

melaksanakan komitmen agama mereka.42

Dimensi ini sangat

berkaitan dengan ketaatan penganut suatu agama.

3. Pengalaman Keberagamaan (Religious Experience)

Dimensi ini berkaitan dengan pengalaman keagamaan,

perasaan-perasaan, presepsi-presepsi, dan sensasi-sensasi yang

dialami seseorang. Dimensi ini juga mencangkup tentang

40

Ismail dan Fahmi, Internalisasi Keberagamaan Sejak Anak Usia Dini, h. 9 41

M. Nurhadi, Pendidikan Kedewasaan Dalam Prespektif Psikologi Islam, h. 69 42

Charles Young Glock dan Rodney William Stark, Amerikan Piety: The Nature Of

Religious Comitment, pp. 15

Page 36: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

25

informasi yang dimiliki seseorang mengenai keyakinan agama

yang dianutnya mulai dari tata cara, kitab suci, atau tradisi-

tradisinya.43

Menurut pendapat dari Rodney William Stark dan Charles

Young Glock mengatakan bahwa semua agama memiliki

harapan tertentu. Orang beragama akan memiliki waktu lain

untuk mencapai realita akhir yang langsung dan subyektif,

bahwa seseorang akan mencapai suatu rasa kontak, meskipun

sekilas kepada Tuhan.44

Perasaan yang dialami oleh orang beragama, seperti rasa

tenang, tentram, bahagia, syukur, patuh, taat, takut, menyesal,

bertobat, dan lain-lain. Dimensi ini ialah sebagai unsur

perasaan dalam kesadaran agama yang membawa pada suatu

keyakinan. Dimensi pengalaman keaagamaan ini dapat muncul

jika seseorang itu mempunyai tingkat keagamaan yang tinggi. 45

4. Pengetahuan Agama (Religious Knowledge)

Pengetahuan agama ialah dimensi yang mencangkup

informasi yang dimiliki seorang individu untuk mengenal

keyakinan yang dipeluknya. Hasil yang diberikan dari adanya

dimensi ini ialah memberikan sebuah informasi tentang

43

Ismail dan Fahmi, Internalisasi Keberagamaan Sejak Anak Usia Dini, h. 10 44

Charles Young Glock dan Rodney William Stark, Amerikan Piety: The Nature Of

Religious Comitment, pp. 15 45

M. Nurhadi, Pendidikan Kedewasaan Dalam Prespektif Psikologi Islam, h. 70

Page 37: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

26

seberapa jauh tingkat pengetahuan agama (religiusliteracy) dan

tingkat ketertarikan dengan agama yang dianutnya.46

Dimensi pengetahuan mengacu pada harapan orang

beragama yang akan memiliki informasi tentang ajaran agama,

tradisi, dan kitab suci. Dimensi ini sangat berkaitan dengan

dengan dimensi keyakinan, hal ini dikarenakan pengetahuan

tentang keyakinan merupakan prasyarat yang diperlukan untuk

penerimaannya. Sedangkan, keyakinan tidak perlu mengikuti

dari pengetahuan, juga tidak semua pengetahuan agama

bergantung pada keyakinan.47

Jadi dapat disimpulkan bahwa seseorang yang sudah

mengambil keputusan untuk memeluk sebuah agama paling

tidak mempunyai sejumlah pengetahuan mengenai dasar-dasar

keyakinan, ritus dari kitab suci dan tradisi-tradisinya.

5. Konsekuensi (Effect)

Ada sebuah keputusan tentu sudah sepaket dengan

konsekuensinya, begitu juga berlaku dengan keputusan untuk

memilih sebuah agama sebagai keyakinan untuk diyakini dan

diamalkan perintah-perintahnya.

Dimensi konsekuensi ialah dimensi yang mengacu pada

identifikasi mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan

keagamaan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan seseorang

46

Ismail dan Fahmi, Internalisasi Keberagamaan Sejak Anak Usia Dini, h. 9 47

Charles Young Glock dan Rodney William Stark, Amerikan Piety: The Nature Of

Religious Comitment, pp. 16

Page 38: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

27

dalam kehidupan sehari-hari. 48

Dimensi ini menunjuk pada

konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkan oleh ajaran agama

dalam perilaku umum yang tidak secara laangsung dan khusus

ditetapkan oleh agama seperti pada dimensi ritualis.

Dari dimensi empat lainnya dimensi inilah yang menjadi

cermin untuk mengidentifikasi efek dari keyakinan agama,

praktik, pengalaman, dan pengetahuan. Dimensi ini digunakan

untuk mengukur sejauh mana komitmen seseorang dalam

beragama,yaitu apakah dia menerima segala konsekuensi dari

agama yang dianutnya atau hanya menuruti hawa nafsunya.49

C. Sifat-sifat Keagamaan pada Anak

Berdasarkan hasil riset dan observasi menurut kesepakatan dari

para ahli Psikologi, kebutuhan manusia sesungguhnya tidak hanya terbatas

pada kebutuhan makan, minum, pakaian ataupun kenikmatan-kenikmatan

lainnya. Manusia mempunyai keinginan dan kebutuhan yang bersifat

universal. Kebutuhan ini melebihi kebutuhan lainnya, bahkan mengatasi

kebutuhan akan kekuasaan, hal itu merupakan kebutuhan kodrati, yaitu

keinginan untuk mencitai dan dicintai oleh Tuhan.50

Berdasarkan kesimpulan dari hal tersebut manusia ingin

mengabdikan dirinya kepada Tuhan atau sesuatu yang dianggap sebagai

zat yang mempunyai kekuasaan tertinggi. Keinginan itu terdapat pada

48

Vidya Tweriza Nuandri, Iwan Wahyu Widayat, “Hubungan Antara Sikap Terhadap

Religiusitas dengan Sikap terhadap Kecenderungan Prilaku Seks Pranikah Pada Remaja Akhir

Yang Sedang Berpacaran di Universitas Airlangga Surabaya,” h. 64 49

Charles Young Glock dan Rodney William Stark, Amerikan Piety: The Nature Of

Religious Comitment, pp. 15 50

Ramayulis, Psikologi Agama (Jakarta: Kalam Mulia, 2004, cet. VII), h. 25

Page 39: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

28

setiap kelompok golongan atau masyarakat manusia dari yang paling

primitive hingga yang paling modern.51

Hal tersebut juga berlaku pada anak-anak. Pandangan tuhan pada

anak memiliki beberapa ciri dan karakteristik yang sesuai dengan tingkat

perkembangan usia mental anak, yang pada umumnya pandangan Tuhan

pada anak bersifat antropomorfik dan personal. Gambaran Tuhan

antropomorfik dan personal adalah gambaran yang menyamakan Tuhan

dan manusia dari segi fisik dan kekuatan, hal ini merupakan ciri khas yang

melekat pada anak TK dan usia SD karena sesuai dengan tingkat

perkembangan kognitif mereka.52

Anak mengenal Tuhan pertama kali melalui bahasa dari kata-kata

orang yang ada dalam lingkungannya, yang pada awalnya diterima secara

acuh. Tuhan bagi anak pada permulaan tidak adanya perhatian terhadap

Tuhan, ini dikarenakan ia belum mempunyai pengalaman yang akan

membawanya ke sana, baik pengalaman yang menyenangkan maupun

yang menyusahkan. Namun, setelah ia menyaksikan reaksi orang-orang di

sekelilingnya yang disertai oleh emosi atau perasaan tertentu yang makin

lama makin meluas, maka mulailah perhatiannya terhadap kata Tuhan itu

tumbuh.53

oleh karena ini terdapat beberapa sifat keagamaan pada anak

sebagai berikut:

51

Ramayulis, Psikologi Agama, h. 26 52

Gazi, & Faojah, Psikologi Agama Memahami Pengaruh Agama Terhadap Prilaku

Manusia (Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010, cet. I), h. 26 53

Ratnawati, Memahami Jiwa Keagamaan Pada Anak Dan Remaja, “Jurnal Kajian

Keislaman dan Kemasyarakatan”, Vol. 1, No. 01, 2016, h. 4

Page 40: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

29

1. Unreflective (tidak mendalam/tanpa kritik)

Seperti yang dikutip oleh Jalaludin dan Ramayulis ada

sebuah penelitian yang dilakukan oleh Machion terkaid dengan

konsep ketuhanan pada anak, hasil yang ditemukan 73% anak

menganggap Tuhan itu bersifat seperti manusia. Selanjutnya di

sebuah sekolah ada yang mengatakan bahwa Santa Klaus yang

memotong jenggotnya untuk membuat bantal. Dari sini dapat

ditarik kesimpulan bahwa anggapan mereka tentang ajaran

agama dapat diterima tanpa kritik. Kebenaran yang mereka

terima tidak mendalam dan cukup sekadarnya saja dan mereka

merasa puas dengan keterangan yang kadang-kadang kurang

masuk akal.54

2. Egosentris ialah rasa kesadaran pada diri sendiri yang dimiliki

oleh anak sejak tahun pertama usia perkembangannya dan akan

dilanjutkan perkembangannya sesuai dengan pengalamannya.

3. Antropomorphis ialah konsep ketuhanan pada anak yang

menggambarkan pengalamannya di kala berhubungan dengan

orang lain. Konsep ketuhanan yang terjadi pada tahap

berpegang pada aspek-aspek kemanusiaan.

4. Verbalis dan Ritualis, ialah sebuah kehidupan pada anak yang

sebagian besar tumbuh mula-mula secara verbal (ucapan).

Mereka menghafal secara verbal kalimat-kalimat keagamaan

54

Jalaludin & Ramayulis, Pengantar Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: Kalam Mulia, 1993, cet.

II), h. 35

Page 41: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

30

dan selain itu pula dari amaliah yang mereka kerjakan

berdasarkan pengalamannya.

5. Imitative ialah tindakan keagamaan yang dilakukan oleh anak-

anak yang pada dasarnya didapat dari meniru.

6. Rasa heran dan kagum hal ini merupakan tanda sifat teraakhir

pada anak, yang mana pada fase ini anak masih bersifat kritis

dan kreatif dalam menjelaskan dan melihat apa yang ada

disekelilingnya, sehingga mereka hanya kagum dengan

keindahan lahiriyah saja.55

D. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar

Anak yang memasuki usia sekolah dasar akan mengalami

perubahan yang sangat drastis baik mental maupun fisik. Selain itu pada

usia ini, anak mulai mempunyai prilaku yang khas dan bisa ditemukan

hanya pada periode usia tersebut. Karakteristik perilaku tersebut meliputi

pembentukan kelompok teman sebaya, perilaku tidak jujur atau

berbohong, perilaku curang, ketakutan dan stress. Sedangkan menurut

Hurlock, ahli psikolog perkembangan mendefinisikan karakteristik anak

pada usia sekolah sebagai masa berkelompok dimana perhatian anak

tertuju pada keinginan agar diterima oleh kelompoknya.56

Menurut Seifert dan Haffung usia anak SD yang berkisar antara 6-

12 tahun memiliki tiga jenis perkembangan berikut diantaranya:

1. Perkembangan Fisik

55

Jalaludin & Ramayulis, Pengantar Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: Kalam Mulia, 1993, cet.

II), h. 35-38 56

Fika Latifah, Hubungan Karakteristik Anak Usia Sekolah Dengan Kejadian Bullying

Di Sekolah Dasar X Di Bogor (Skripsi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia), h. 10

Page 42: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

31

Pada usia masuk kelas satu SD atau MI, perkembangan

fisik pada anak mengalami periode peralihan dari pertumbuhan

cepat masa anak-anak awal ke suatu fase perkembangan yang

lebih lambat. Perkembangan fisik ini ditandai dengan

pertumbuhan biologis, misalnya pertumbuhan otak, otot dan

tulang. Usia masuk SD atau MI pada anak-anak baik laki-laki

atau perempuan tinggi dan berat badannya kurang lebih

berkisar 3,5 kg. namun setelah usianya beranjak remaja yaitu

12-13 tahun anak perempuan berkembang lebih cepat

dibandingkan dengan laki-laki.57

Berikut diantaranya ulasan

perkembangan fisik pada anak usia sekolah dasar :

a. Pada usia 9 tahun tinggi dan berat badan anak laki-laki

dan perempuan kurang lebih sama. Namun, ada

perbedaan pada anak bentuk fisik dari anak perempuan,

dimana tingginya relatif lebih pendek dan lebih

langsing dari anak laki-laki pada umur sebelum

menginjak usia 9 tahun.

b. Dilanjut dengan usia anak menjelang akhir kelas empat,

terdapat pertumbuhan anak perempuan yang mengalami

masa lonjakan pertumbuhan, ditandai dengan lengan

dan kaki yang mulai tumbuh cepat.

57

Cerika Rismayanti , Optimalisasi Pembentukan Karakter Dan Kedisiplinan Siswa

Sekolah Dasar Melalui Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan, “Jurnal Pendidikan Jasmani

Indonesia”, Vol. 8, No. 1, April 2011, h. 11

Page 43: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

32

c. Pada akhir kelas lima, pertumbuhan fisik antara laki-

laki dan perempuan masih didominasi oleh perempuan,

dimana perempuan terlihat lebih tinggi, lebih berat dan

lebih kuat daripada anak laki-laki. Pada usia 11 tahun

nantinya anak laki-laki akan mulai terlihat lonjakan

pertumbuhannya.

d. Menginjak anak kelas enam, khususnya buat

perempuan sangat mendekati puncak tertinggi dari

pertumbuhan mereka. Hal ini ditandai dengan

dimulainya menstruasi yang terjadi pada usia 12-13

tahun. Sedangkan dengan anak laki-laki, ia memasuki

masa pubertas dengan ejakulasi diantara umur 13-16

tahun.58

2. Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif ini mencangkup perubahan-

perubahan dalam perkembangan pola pikir. Perkembangan ini

akan dijawab dengan empat pendekatan perkembangan

kognitif. Menurut Piaget, pertama, Sensorimotorik berlaku

pada umur 0-2 tahun. Dimana bayi lahir dengan sejumlah

refleksi bawaan yang mendorong bayi mengeksplor dunianya.

Kedua, Praoprasional anak belajar dan mempresentasikan

sebuah obyek dengan gambar dan kata-kata. Pemikiran lebih

58

Sugiyanto, Karakteristik Anak Usia SD,

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Karakteristik%20Siswa%20SD.pdf , artikel ini diakses

pada tanggal 03 Mei 2018

Page 44: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

33

simbolis dan lebih bersifat egosentris dan intuitif. Ketiga,

Operational Kongkrit (7-11), anak pada masa ini sudah mulai

berfikir menggunakan logika yang memadai. Keempat,

Operasional Formal (12-15) anak pada masa ini sudah mampu

berfikir secara abstrak, menalar secara logis, dan dapat menarik

kesimpulan dari imformasi yang telah tersedia.59

3. Perkembangan Psikososial

Perkembangan ini berkaitan tentang perubahan emosi

individu. Dimana perkembangan dari Individu harus sejalan

dengan perkembangan aspek lainnya, misalkan diantaranya

ialah aspek psikis, moral dan sosial.60

Pada usia anak yang

menjelang masuk SD, anak telah berhasil mengembangkan

ketrampilan berpikir, bertindak, serta pengaruh sosial yang

lebih kompleks. Sampai pada masa ini, pada dasarnya anak

masih berpusat pada diri sendiri (egosentris) dimana dunianya

masih seputar keluarga dirumah, dan taman kanak-kanaknya.

Setelah memasuki SD dunia anak akan mengalami sedikit

demi sedikit mengalami perubahan. Tahap ini bisa disebut

dengan tahap “I can do it my self “. Anak mulai mencoba

membuktikan bahwa mereka “dewasa”, mereka sudah mampu

untuk diberikan tugas, dan mereka dapat mengerjakan sendiri

tugasnya.

59

Sugiyanto, Karakteristik Anak Usia SD, h. 2-3 60

Cerika Rismayanti , Optimalisasi Pembentukan Karakter Dan Kedisiplinan Siswa

Sekolah Dasar Melalui Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan, h. 12

Page 45: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

34

Selain hal tersebut masa SD juga menjadi awal tumbuhnya

tindakan mandiri anak, misalkan dengan menyelesaikan tugas

sekolahnya sendiri, dengan membuat kelompok belajar, serta

bertindak menurut cara-cara yang dapat diterima lingkungan

mereka. Mereka juga mulai belajar untuk menilai diri sendiri

dengan membandingkan dengan orang lain, mulai peduli pada

permainan yang jujur. Semua hal ini kebanyakan terjadi pada

anak SD yang sudah menginjak kelas besar. Anak-anak juga

mulai menggunakan perbandingan sosial (social comparison)

terutama untuk norma‐ norma sosial dan kesesuaian jenis-jenis

tingkah laku tertentu, pada saat anak-anak tumbuh semakin

lanjut, mereka cenderung menggunakan perbandingan sosial

untuk mengevaluasi dan menilai kemampuan-kemampuan

mereka sendiri.61

Selain memiliki karakteristik khusus anak-anak SD juga

mempunyai kebutuhan-kebutuhan tertentu, antara lain: anak

sekolah dasar pada umumnya senang bermain. Dalam tanda

kutip yaitu pembelajaran yang didalamnya terdapat unsur

permainan, dan aktif bergerak. Dalam hal ini anggapan anak

untuk duduk rapi dalam rentang waktu yang lama, adalah

membosankan.62

61

Sugiyanto, Karakteristik Anak Usia SD, h. 3 62

Windi Wulandari, Perkembangan Perilaku Keberagamaan Pada Anak Usia Sekolah

Dasar Peserta Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada, h. 33

Page 46: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

35

Jadi dapat disimpulkan jika karakteristik anak sekolah dasar mulai

ditandai dengan prilaku anak yang mulai tidak jujur, curang, dan mulai

membentuk grup kelompok belajar. Karakteristik ini terbagi menjadi tiga

menurut Seifert dan Haffung pada anak usia 6-12 tahun. Pada

perkembangan pertama, anak mengalami perkembangan fisik seperti

pertumbuhan biologisnya yang ditandai dengan bertumbuhnya otot, otak

dan tulang. Sedangkan perkembangan kedua, ialah perkembangan

kognitif, yang ditandai dengan perkembanga-perkembangan pola pikir.

Dan yang terakhir, adalah perkembangan psikososial yang ditandai dengan

anak mulai menggap dirinya dapat menerima tugas, dapat mengerjakan

tugas sendiri, mandiri, dan mulai memperhatikan perbandingan sosial.

Page 47: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

36

BAB III

MADRASAH IBTIDAIYAH SALAFIYAH DAN PROGRAM PEMBINAAN

PERKEMBANGAN KEBERAGAMAAN

A. Asal Usul Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah

1. Sejarah Berdirinya Yayasan Salafiyah

Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah merupakan salah satu lembaga

di bawah naungan Yayasan, yaitu Yayasan Salafiyah. Yayasan

Salafiyah awalnya hanyalah sebuah pondok pesantren yang didirikan

oleh KH. Siroj dengan nama Pondok Kajen Wetan Banon, pada

tanggal 12 Mei 1902. Perkembangannya pun sangat pesat, dapat dilihat

muridnya seperti KH. Bisri Syamsuri yang menjadi ulama besar di

Denanyar Jombang, atau KH. Hambali tokoh terkenal di Waturoyo.

Pondok ini dipegang langsung oleh KH. Siroj selama 26, beliau

meninggal pada tahun 1928. kemudian sepeninggalnya barulah

kepemimpinan pesantren diserahkan pada anaknya, KH. Baedlowie. 63

Pada tanggal 1 Januari 1935 KH. Baedlowie memutuskan

untuk kerja sama dengan KH. Hambali barulah menghasilkan

Madrasah Salafiyah. Madrasah ini digunakan sebagai pelengkap dari

pengajaran agama di pesantren. Dimana pesantren tersebut awalnya

bernama Pesantren Kulon Banon, yang belakangan berganti nama

menjadi Pondok Salafiyah. Pertumbuhan pada Madrasah berjalan

terjal, bahkan sempat divakumkan pada masa penduduk fasis militer

63

Zainul Milal Bizawie, Pondok Kajen Wetan Banon Pesantren Salafiyah Dalam Lintas

Sejarah (Tangsel: Pustaka Compas, 2012), h. 50

Page 48: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

37

Jepang, pada tahun 1942. Alasan karena pada saat itu Desa Kajen

diawasi oleh militer Jepang secara ketat.64

Setelah situasi tanah air mengizinkan, pada tahun 1945

Madrasah Salafiyah Kajen dibuka kembali dibawah asuhan KH.

Baedlowie dan dibantu dengan KH. Hanzawie beserta angkatan

mudanya. Berkat ketekunanan dan pengelolaan yang baaik, pada tahun

1948 Madrasah Salafiyah mendapatkan pengakuan dari pemerintah.

Dilanjut pada tahun 1950 Madrasah berhasil mendapatkan subsidi dari

pemerintah yang berupa tenaga pengajar dan alat-alat sekolah.65

Setelah berjalan beberapa tahun KH. Baedlowi mengalami

sakit-sakitan, meski pada kondisi terbaring, beliau masih tetap

berjuang untuk pendidikan, dan memberikan anjuran untuk

memperluas spektrum ruang gerak Salafiyah. Akhirnya pada tanggal 2

Februari 1981, lembaga Madrasah Salafiyah tersebut dijadikan

Yayasan yang diberi nama “Yayasan Assalafiyah” kedudukannya

masih tetap di Desa Kajen, Margoyoso, Pati. Namun di tengah alur

perkembangan yayaasan semakin membaik, datang berita duka pada

subuh hari jum‟at tanggal 3 Ramadhan 1402/ 25 Januari 1982 tentang

wafatnya KH Baedlowi.66

Sepeninggal dari KH Baedlowi, urusan kepemimpinan

yayasan diserahkan pada anak-anak dan saudara-saudaranya, yang

64

Zainul Milal Bizawie, Pondok Kajen Wetan Banon Pesantren Salafiyah Dalam Lintas

Sejarah, h. 53 65

Zainul Milal Bizawie, Pondok Kajen Wetan Banon Pesantren Salafiyah Dalam Lintas

Sejarah, h. 53 66

Zainul Milal Bizawie, Pondok Kajen Wetan Banon Pesantren Salafiyah Dalam Lintas

Sejarah, h. 58

Page 49: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

38

perlahan-lahan berkembang lebih baik lagi dengan berbagai macam

prestasi, hingga dapat mendirikan lembaga-lembaga sekolah formal

dari mulai Madrasah Ibtidaiyah hingga Madrasah Tsanawiyah.

2. Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah

Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah berdiri sejak 1987 yang

didirikan oleh bapak Muwaffaq Noor dan H. Hadziq Siroj. Pendirian

Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah dilatar belakangi oleh situasi dan

kondisi anak-anak di Kajen yang tumbuh dan berkembang tanpa ada

nilai keagamaan, seperti ibadah, ahlak serta pendidikan yang

berkenaan dengan agama. Karena belum ada lembaga yang menjadi

wadah untuk belajar agama, serta kesibukan dari orang tua yang sibuk

mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Adapaun hal lain yang menjadi alasan adalah pada saat siang hari yang

dilalui anak-anak hanya menghabiskan waktu dengan bermain saja,

serta adanya semangat yang tinggi untuk menanamkan keagamaan

pada diri seorang anak dimulai dari dini.67

Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah ini berada pada

naungan Yayasan Salafiyah yang berada di Kajen, Margoyoso, Pati.

Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah ini dahulunya sebuah lembaga yang

berdirinya diusung oleh Yayasan saja, yaitu Yayasan Salafiyah, yang

pada saat itu belum mendapatkan pengakuan resmi dari pemerintah.

Sistem pembelajaran yang diajarkan pun dimulai dari siang hari karena

mempunyai tujuan agar anak dapat memanfaatkan waktunya setelah

67

Wawancara dengan bapak Zainul Milal Bizawie (Keluarga Yayasan Salafiyah, dan

Sebagai Sejarawan), Ciputat, 11 Agustus 2018

Page 50: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

39

selesai belajar formal di Sekolah Dasar. Jadi bisa dikatakan peran

Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah dahulu adalah sebagai Taman

Pendidikan Al-Qur‟an.

Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah awalnya hanya sebagai wadah

untuk belajar Pendidikan agama seperti Taman Pendidikan Al-Quran

(TPA). Pada waktu itu masih jarang bahkan hampir tidak ada TPA di

Kajen maka, keluarga dari Yayasan Salafiyah merasa penting adanya

wadah untuk belajar Al-Quran, namun seiring dengan berjalannya

waktu dan Lembaga Pendidikan Al-Quran semakin ramai, Madrasah

Ibtidaiyah Salafiyah pun mengalami penyusutan dalam hal siswa-

siswinya hingga akhirnya pihak Yayasan memutuskan untuk menutup

sementara sekolahan tersebut.68

Sampai pada masa beberapa tahun pasca vakum, kepala

sekolah Madrasah Tsanawiyah Salafiyah yaitu Bapak Masfuk merasa

perlu adanya sekolah keagamaan sebelum masuk di jenjang Madrasah

Tsanawiyah akhirnya mengusulkan untuk menghidupkan kembali

Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah menjadi sekolah formal dan resmi

diakui oleh pemerintah setempat. Adapun proses peresmiannya,

Pertama pihak Yayasan meminta izin di badan wakaf untuk

mendirikan bangunan di tanah wakaf yang ditinggalkan leluhurnya dan

kedua, mengurus proposal untuk menindak lanjuti perizinan di

pemerintah Kab. Pati.

68

Wawancara dengan Zainul Milal Bizawie (Keluarga Yayasan Salafiyah, dan Sebagai

Sejarawan), Ciputat, 11 Agustus 2018

Page 51: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

40

Pada masa menghidupkan Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah kembali,

pihak keluarga Yayasan memberikan amanah pada Bapak Akhmad

Ashab, S.Pd.I. untuk menjadi kepala sekolahnya. Beliau juga

merupakan keluarga dari Yayasan yaitu putra dari KH. Faqihuddin, atau

cucu dari KH. Baidlowie Sirodj.69

Suasana yang terlihat dari warga sekitar di sana ikut merasa

senang, atas kembalinya Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah, karena tidak

banyak sekolahan yang memberikan dua manfaat sekaligus yaitu

Pendidikan umum sekaligus Pendidikan agama. Madrasah Ibtidaiyah

mendapat pengakuan dari Departemen Agama dengan nomor :

Kd.11.18/4/PP.07/1877/2005 pada tanggal 12 Oktober 2005. 70

Jadi dapat disimpulkan bahwa berdiri Madrasah Ibtidaiyah

Salafiyah dilatar belakang terbentuknya Yayasan Salafiyah Kajen yang

mengalami perkembangan yang maju dengan mendirikan lembaga-

lembaga pendidikan hingga sampai pada jenjang sekolah dasar yaitu

dengan mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah, karena melihat

situasi pendidikan/ pengajaran di tanah air yang semakin maju namun

pembelajaran agamanya tertinggal, maka perlu kiranya didirikan

lembaga pendidikan agama yang sistematis dan terorganisir. Sedangkan

tujuan didirikannya Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah ini untuk mencetak

generasi yang beriman, bertakwa dan berkualitas yang bisa bermanfaat

untuk agama dan bangsa. Selain itu bertujuan untuk perkembangan dan

69

Wawancara dengan bapak Zainul Milal Bizawie (Keluarga Yayasan Salafiyah, dan

Sebagai Sejarawan), Ciputat, 11 Agustus 2018 70

Wawancara dengan bapak Ashab (Kepala Sekolah MI Salafiyah Kajen, 09 Juli 2018,

11.00 WIB

Page 52: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

41

peningkatan nilai-nilai keagamaan pada anak, untuk bekal hidup di

masa sekarang sampai dengan masa yang akan datang.71

Dalam pendirian Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah ini, terdapat

beberapa faktor penghambat dan pendukung. Pertama, Faktor

penghambat tersebut ialah: Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah sempat

vakum di kurun waktu yang lumayan lama dikarenakan menurunnya

jumlah siswa siswanya, karena banyak yang pindah sekolah. Karena

dahulunya MI Salafiyah sebagai diniyah, dan seiring waktu banyak

berdiri TPQ di desa Kajen akhirnya siswa siswinya banyak yang pindah

di TPQ, karena sebenarnya mayoritas dari siswa siswinya di jam pagi

sudah sekolah. Akhirnya pihak yayasan memutuskan untuk vakum.

Kedua, Faktor pendukung tersebut yakni, terdapat banyak

Madrasah Ibtidaiyah yang berada di daerah Kajen yang sudah lebih

dulu berdiri, sehingga menjadikan kita mempunyai semangat dan

motivasi tinggi untuk menjadi Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah sebagai

Madrasah yang formal dengan ciri khas tersendiri serta dapat diakui

oleh pemerintah. Dalam mencukupi kebutuhan dan keperluan Madrasah

Ibtidaiyah Salafiyah agar menggunakan anggaran dana dari Yayasan

Salafiyah sendiri. Sampai pada akhirnya diresmikan sebagai sekolah

formal barulah mendapat tambahan bantuan dari pemerintah sekitar.72

71

Wawancara dengan bapak Ashab (Kepala Sekolah MI Salafiyah Kajen, 09 Juli 2018,

11.00 WIB 72

Wawancara dengan bapak Ashab (Kepala Sekolah MI Salafiyah Kajen, 09 Juli 2018,

11.00 WIB

Page 53: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

42

B. Tujuan dan Perkembangan Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah

Salafiyah

Tujuan didirikannya Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah ini untuk

mencetak generasi yang beriman, bertakwa dan berkualitas yang bisa

bermanfaat untuk agama dan bangsa. Selain itu, pendiriannya

bertujuan untuk mengembangan dan meningkatkan nilai-nilai

kegamaan pada anak, untuk bekal hidup di masa sekarang sampai

dengan masa yang akan datang.73

Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah pada saat ini, berdiri kokoh pada

tanah wakaf dari yayasan. Perkembangan yang dilaluinya sangat

bagus, dimana dulunya hanya lantai satu sekarang sudah menjadi

bangunan lantai tiga. Terdapat 120 siswa dan siswi pada tahun ajaran

2018/2019. Tenaga guru pada MI Salafiyah bisa dibilang cukup karena

hampir semua guru sudah bergelar S1 (sarjana). Fasilitas yang

diberikan juga bisa dibilang cukup, meski belum semua siswa-siswi

dapat menikmati secara individu, diantaranya seperti adanya gedung

yang representatif, laboratorium komputer, buku panduan belajar, dan

perpustakaan.

Sedangkan dalam memenuhi kebutuhannya MI Salafiyah saat ini,

setiap anak tidak dipungut biaya karena sekolah mendapatkan dana

BOS (Bantuan oprasional sekolah ) dan APBD (Anggaran pendapatan

belanja daerah) serta dari yayasan. Namun, untuk keperluan ketika ada

kegiatan tertentu anak-anak sering diminta untuk iuran sesuai dengan

73

Wawancara dengan Akhmad Ashab (Kepala Sekolah MI Salafiyah Kajen, 09 Juli 2018,

11.00 WIB

Page 54: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

43

kebutuhan acara pada saat itu. Karena di Madrasah Ibtidaiyah

Salafiyah ada jam tambahan untuk belajar Baca Tulis Al-Quran dengan

Metode Yanbu‟a anak-anak cukup diminta untuk membayar Rp. 15000

ribu saja.74

Di lima tahun ini, madrasah juga berhasil mendapatkan beberapa

penghargaan kejuaraan yang diperoleh dari anak didiknya diantaranya

adalah:

1. Juara III Lomba IPA se-KKM

2. Juara III Lomba IPU se-KKM

3. Juara II Lomba Rebana se-KKM

4. Juara I Lomba Pencak silat se-Kabupaten

5. Juara I Lomba Kaligrafi se-Kabupaten

Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah juga menawarkan beberapa aktifitas

ekstra yang dapat diikuti di luar jam pelajaran, diantaranya adalah

pramuka, seni baca Al-Qur‟an, komputer, kaligrafi, muhadharah, dan

seni bela diri. 75

C. Visi dan Misi Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah

VISI :

“ Beriman, Bertaqwa, Cerdas dan Berkualitas (Beta Celita)”

74

Wawancara dengan Akhmad Ashab (Kepala Sekolah MI Salafiyah Kajen, 09 Juli 2018,

11.00 WIB 75

Data Profil MI Salafiyah Kajen, Kajen, 09 Juli 2018

Page 55: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

44

Misi :

1. Menanamkan keimanan dan ketaqwaan pada peserta didik dengan

cerdas, dan berkualitas.

2. Menanamkan jiwa cerdas bersosial baik terhadap sesama maupun

lingkungan sekitar pada peserta didik

3. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian

prestasi akademik secara religius, disiplin, jujur dan

bertanggungjawab.

4. Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga kependidikan

sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan secara religius dan

bertanggung jawab.

5. Menyelenggarakan tata kelola Madrasah yang efektif, efisien,

transparan, dan akuntabel secara religius, peduli, disiplin, jujur dan

bertanggung jawab.

Visi Misi diatas merupakan hal-hal yang ingin dicapai madrasah

Ibtidaiyah Salafiyah pada siswa-siswinya. Visi Misi diatas secara garis

besar menginginkan penanaman akan pendidikan keagamaan pada peserta

didik, hal ini sesuai dengan metode salafi yang memang sudah dikenal

oleh masyarakat pada umumnya. Salafi berasal dari Bahasa Arab yaitu

Salafa yang berarti orang-orang terdahulu yang mempunyai konotasi arti

tradisional.

Page 56: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

45

Lembaga pendidikan yang menganut sistem salaf, masih

berpatokan pada sistem tradisional dalam mengajarkan pendidikan agama.

Lembaga tersebut selektif dalam memilih pelajaran dan metode untuk

disesuaikan dengan kurikulum agama yang ingin diterapkan.

Lembaga ini umumnya berkembang di daerah-daerah pedesan dan

kurang berkembang di daerah perkotaan dimana orang-orang pedesaan

masih memiliki budaya dan pola pikir yang tradisional, oleh karenanya

tidak sedikit lembaga pendidikan salafi yang memakai bahasa daerah

setempat untuk memudahkan dalam mengajarkan pelajaran agama.

Lembaga pendidikan Salafi lebih mengedepankan aspek

keagamaan dalam mendidik siswa-siswinya, kemungkinan karena

menganggap bahwa pondasi pendidikan agama, penanaman keimanan,

akhlak yang baik merupakan pondasi awal yang harus di bangun agar

ketika anak mendapatkan aspek pendidikan yang lain seperti pelajaran

umum, ia sudah lebih dahulu mempunyai pondasi yang kuat.

Penguatan aspek keagamaan pada anak tidak hanya berpengaruh

pada diri mereka saja, tapi juga berpengaruh pada cara mereka

bersosialisasi dengan penanaman akhalak yang baik oleh lembaga

pendidikan salafi.

Page 57: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

46

D. Data Siswa-siswi, Guru dan Karyawan

1. Data Siswa-siswi

Data terbaru pada tahun 2018/2019 jumlah keseluruhan dari

siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kajen berjumlah 120.

Adapun perincian siswa-siwi sebagai berikut:

Tabel 1

Data siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah menurut kelas

No. Kelas Rombel Siswa

laki-laki

Siswa

Perempuan

Jumlah

Siswa

Jumlah

Ruang

Kelas

1.

2.

3.

4.

5.

6.

I

II

III

IV

V

VI

1

1

1

1

1

1

17

6

13

14

6

10

12

16

6

9

8

3

29

22

19

23

14

13

1

1

1

1

1

1

Jumlah 6 66 54 120 6

Sumber: Tata Usaha Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kajen, tahun 2018

Dari data siswa diatas, dapat diketahui siswa kelas 1 sampai

dengan kelas 6 berjumlah 120 siswa, yang terdiri dari siswa laki-laki

berjumlah 66, dan siswi perempuan berjumlah 54.

2. Data Guru dan Karyawan

Jumlah karyawan di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kajen

berjumlah tiga dengan perincian satu laki-laki dan dua perempuan.

Sedangkan jumlah Gurunya dua puluh, dengan perincian empat laki-

Page 58: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

47

laki dan enam belas perempuan. seperti yang terlihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 2

Data Guru dan Karyawan Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kajen

No. Nama Keterangan Ket. Pr/Lk

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

Akhmad Ashab,S.Pd.I

Irna Baroroh,S.Pd.I

Nur Ifah,S.Pd.I

Ahmad Suwam,S.Pd.I

Ali Achmadi,S.Pd.I

Awalia,S.Pd.I

Azifatul Hannah,S.Pd.I

Luluk Hikmah,S.Pd.I

Mahmudah,S.Pd.I

Maria Ulfah,S.Ag

Nila Dakhiroh,S.Pd.I

Nur Hamid

Puji Riyanti,S.Pd.I

Ruqoyyah

Saiful Isrin,S.Pd.I

Zuliatin Nazihah,S.H.I

Masriyani Achna

Adibatun

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

Guru

Bidang. Keuangan

Guru

Bidang Administrasi

Guru

Guru

Guru

Laki-laki

Perempuan

Perempuan

Laki-laki

Laki-laki

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Laki-laki

Perempuan

Perempuan

Laki-laki

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Page 59: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

48

19.

20.

21.

22.

23.

Ulfa Hefi Sa'adah, SPd

Nur Inayah

Eka Rahmawati, S.Pd

Sutini

Mar'atus Sholihah

Guru

Guru

Guru

Tukang Kebun

Guru

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Sumber: Tata Usaha Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kajen, 2018

Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kajen memiliki 20 guru dengan rincian

4 guru laki-laki dan 16 guru perempuan. 1 dari 4 guru laki-laki dan 5 dari

16 guru perempuan belum memiliki gelar sarjana, sehingga dapat

diakumulasikan bahwa 6 dari 20 guru belum bertitel sarjana. Hal ini dapat

mengurangi tingkat kualitas guru dimana seharusnya guru yang mengajar

sekolah dasar haruslah sudah memiliki gelar sarjana, bahkan guru taman

kanak-kanak pun telah harus tamat sarjana.

E. Struktur Organisasi

Sumber: Tata Usaha Madrasah Ibtidaiy`ah Salafiyah Kajen

Page 60: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

49

Berdasarkan struktur organisasi diatas Yayasan Salafiyah Kajen

sebagai pengelola Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah memantau kinerja dari

struktur organisasi Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah. Seperti sekolah pada

umumnya Madrsah Ibtidaiyah Salafiyah diketuai oleh Kepala Sekolah dan

dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah yang terdiri dari empat bidang: bidang

Kurikulum, bidang Kesiswaan, bidang Sarana Prasarana, bidang Humas.

Sedangkan untuk membantu kelancaran administrasi terdapat Bagian Tata

Usaha, yang terdiri dari bidang keuangan dan administrasi.

Dilihat dari struktur Lembaga yang terbentuk Madrasah Ibtidaiyah

Salafiyah sudah melakukan gerakan kemitraan bersama, yaitu adanya

keberhasilan yang diraih dalam sebuah organisasi atau lembaga merupakan

hasil dari adanya kerjasama yang baik antara atasan dan bawahan atau

karena adanya team work yang cerdas.76

Dengan prespektif sebagai berikut:

1. Pemimpin atau kepala sekolah mengomunikasikan nilai-nilai institusi

kepada para staf, para pelajar, dan kepada komunitas yang lebih luas.

2. Otonomi, eksperimentasi dan antisipasi terhadap kegagalan. Pemimpin

harus melakukan inovasi di antara staf-stafnya dan bersiap-siap

mengantisipasi kegagalan.

3. Menciptakan rasa kekeluargaan.

76

Abd. Wahab H.S &Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 88.

Page 61: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

50

4. Ketulusan, kesabaran, semangat, intensitas, dan antusiasme, sifat

tersebut merupakan mutu personal esensial pemimpin lembaga

Pendidikan. 77

Dibalik kesuksesan seorang pemimpin dalam menjalankan roda

kepemimpinan terdapat faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Hal

tersebut berkaitan dengan faktor internal dan eksternal. Adapun faktor

internal adalah meliputi psikologi, mental, emosi, kepribadian, pola pikir

dan lain sebagainya. Faktor internal tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor

eksternal yang melingkupinya. Faktor eksternal tersebut meliputi orang-

orang terdekat sang pemimpin seperti istri, orang tua, anak, kerabat, teman

sejawat dan lingkungan.

Logika di atas dapat dipergunakan sebagai perumpamaan dalam melihat

seberapa besar kesuksesan dalam mendidik seorang anak, khususnya anak

usia dini. Anak usia dini dapat diibaratkan sebuah kanvas putih polos

dimana faktor eksternal sangat mempengaruhi bagaimana seorang anak

dapat dibentuk dan dilukiskan kepribadian dan pola pikirnya. Faktor

eksternal lebih mempengaruhi sang anak karena anak usia dini belum

mempunyai konsep pemikiran yang matang akan sesuatu, yaitu seperti

yang telah disebutkan dalam bab-bab awal bahwa anak usia dini

mempunyai sifat yang cenderung selalu meniru berbagai hal yang ia lihat.

Oleh karenanya, lingkungan dan faktor eksternal lain sangat membantunya

dalam membentuk pribadinya.

77

Abd. Wahab H.S &Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual, h.

88.

Page 62: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

51

Adapun salah satu faktor eksternal yang teramat mempengaruhi

kesuksesan dalam mendidik anak selain ibu kandungnya adalah sang

pendidik atau guru itu sendiri, dimana kualitas, kemampuan mengajar,

kreatifitas mengajar, emosi dalam mengajar dan hal lainnya perlu

diperhatikan. Berdasarkan data yang penulis dapatkan, Madrasah Ibtidaiyah

Salafiyah Kajen memiliki 20 guru dengan rincian 4 guru laki-laki dan 16

guru perempuan. 1 dari 4 guru laki-laki dan 5 dari 16 guru perempuan

belum memiliki gelar sarjana, sehingga dapat diakumulasikan bahwa 6 dari

20 guru belum bertitel sarjana. Hal ini dapat mengurangi tingkat kualitas

guru dimana seharusnya guru yang mengajar sekolah dasar haruslah sudah

memiliki gelar sarjana, bahkan guru taman kanak-kanak pun telah harus

tamat sarjana.

Berdasarkan informasi yang diterima penulis, tidak sedikit dari para

guru yang sering absen di tengah jam pelajaran karena beberapa alasan

tertentu yang bersifat individu. Meski tidak semua guru, namun presentase

guru yang sering absen itu terjadi oleh mayoritas dari keluarga Yayasan

sendiri yang ikut mengajar di sana, hal ini berimbas pada anak didik yang

mendapatkan jam kosong di sekolah dan hanya mengerjakan tugas yang

diwakilkan pada guru piket. Beberapa faktor di atas, alangkah lebih

baiknya jika dapat dikurangi dan diperbaiki untuk mengembangkan

Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah menjadi lebih baik.

Page 63: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

52

BAB IV

KEBERAGAMAAN SISWA-SISWI MADRASAH IBTIDAIYAH

SALAFIYAH

A. Peran Lembaga Dalam Keberagamaan Madrasah Ibtidaiyah

Salafiyah

Sebuah lembaga keagamaan, baik formal maupun non formal itu

sangat berpengaruh pada proses keberagamaan anak. Karena tidak

selamanya orang tua di rumah dapat memberikan pengetahuan yang

menyeluruh, karena anak harus memperoleh segala hal yang perlu

diketahuinya yang belum pernah didapatkannya, sedangkan orang tua atau

keluarga tidak bisa meluangkan seharian waktunya setiap hari untuk anak-

anaknya.

Sesuai dengan makna dari pentingnya lembaga, maka usaha dari

Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah dalam menanamkan nilai keberagamaan

pada anak didiknya terbagi menjadi dua bentuk, yaitu pada kegiatan

kurikuler dan pada ekstrakulikuler sebagai berikut:

1. Pendidikan Agama Kurikuler

Pendidikan agama kurikuler merupakan kegiatan pendidikan

agama program akademisi yang menjadi tanggung jawab bidang

pendidikan. Pendidikan agama dalam program kurikuler sebagai salah

satu bidang studi yang mendapatkan alokasi waktu yang cukup dan

wajib diikuti oleh setiap siswa.

Page 64: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

53

Pada sekolah yang bersifat umum seperti Madrasah

Ibtidaiyah Salafiyah , maka siswa wajib mengikuti semua mata

pelajaran agama yang ada di sekolah. Pelajaran agama yang

ditawarkan pun banyak dan beragam, karena pada Madrasah Ibtidaiyah

Salafiyah menggunakan kurikulum yang berstandar nasional plus yaitu

memadukan anatara kurikulum pemerintah dan kurikulum lokal dari

Madrasah sendiri, dengan menambah jumlah mata pelajaran, misalkan

pada materi agama, yang diwajibkan oleh pemerintah mempelajari Al-

Quran Hadits, Aqidah Akhlak, dan Fiqih Syari‟ah, sedangkan dari

madrasah adalah Hadits, Tauhid, Fiqih Kitab, Pendidikan Ibadah,

Nahwu, dan Shorof. Kegiatan belajar mengajar pun dilakukan secara

berkala setiap harinya, yaitu bergantian pada setiap harinya.78

2. Pendidikan Agama Ekstrakulikuler

Dalam sistem pendidikan nasional perkembangaan dan

pengembangan anak didiknya merupakan bagian tugas dan tanggung

jawab sekolah. Pengembangan bidang kesiswaan antara lain, meliputi

kemampuan penalaran dan keilmuan, pemupukan minat dan bakat,

kemampuan ketrampilan dan pembangunan keagamaan.

Penulis melakukan penelitian pada kelas 4 sampai dengan 6

dengan data informan 30 anak laki-laki dan 20 anak perempuan. Dari

hasil penelitian yang dilakukan responden menganggap bahwa

pemupukan minat dan bakat, serta ketrampilan dan pembangunan

keagamaan pada Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah “sangat berperan”. Hal

78

Wawancara dengan Akhmad Ashab (Kepala Sekolah MI Salafiyah Kajen, 09 Juli 2018,

11.00 WIB

Page 65: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

54

ini, terlihat dari minat dan keikutsertaan anak-anak pada kegiatan

ekstrakulikuler seperti Science Club, Muhadhoroh, Komputer,

Rebana, Pramuka, Kaligrafi, Pagar Nusa, dan tambahan belajar BTA

setelah pulang sekolah.

Selain kegiatan tersebut madrasah pun mengadakan kegiatan

harian yaitu diantaranya sholat sunnah dhuha berjamaah, lalu

dilanjutkan dengan sholat dhuhur berjamaah. Pada saat pagi sebelum

memasuki kelas Madrasah juga melakukan apel doa bersama

kemudian dilanjut dengan bersalaman pada seluruh guru yang hadir. 79

3. Fasilitas dan Sarana Keberagamaan di Madrasah Ibtidaiyah

Salafiyah

Dari apa yang telah dilakukan oleh pihak Madrasah

Ibtidaiyah Salafiyah dalam peran keberagamaan dalam hal penyediaan

sarana dan pra sarana, pada dasarnya dapat dinilai “cukup berperan”,

hal tersebut didapat dari proses penelitian dengan siswa dan siswinya,

karena segala sarana yang sudah ada hanya dapat dirasakan oleh

sebagai siswa siswinya saja. Berikut diantaranya fasilitas yang

diberikan oleh Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah:

Tabel 1.1

Sarana dan Pra sarana Pendidikan

No. Sarana Jumlah

1. Gedung Sekolah 3 lantai

79

Wawancara dengan Akhmad Ashab (Kepala Sekolah MI Salafiyah Kajen, 09 Juli

2018, 11.00 WIB

Page 66: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

55

2. Ruang Kelas 8 ruang

3. Ruang Perpustakaan 1 ruang

4. Labolatorium Komputer 1 ruang

5. Ruang Kepala Madrasah, Guru,

dan Tata Usaha (TU)

1 ruang

6. Kamar Mandi/ wc Guru 1 ruang

7. Kamar Mandi / WC Murid 2 ruang

8. Tempat Parkir 1 area

Sumber: Tata Usaha Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah

Sedangkan untuk beribadah solat Madrasah Ibtidaiyah

Salafiyah awalnya masih ikut pada Madrasah Aliyah Salafiyah yang

satu yayasan, namun sekarang ini menggunakan ruang kelas kosong

untuk dijadikan sebagai tempat solat berjamaah. Selain itu ruang UKS

belum tersedia disana hanya menyediakan kotak P3K yang ditaruh di

kantor.

4. Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah

Kurikulum adalah hal yang berhubungan erat dengan usaha

mengembangkan peserta didik sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai. Seperti pendapat dari Murray Print bahwa sebuah kurikulum

meliputi beberapa hal diantaranya adalah, perencanaan pengalaman

belajar, program sebuah lembaga pendidikan yang diwujudkan dalam

Page 67: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

56

sebuah dokumentasi serta hasil dari implementasi dokumen yang telah

disusun.80

Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah menggunakan kurikulum 2013

(Kurtilas). Seperti yang ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan dan

Kebudayan (KEMENDIKBUD) bahwa seluruh sekolah wajib

menerapkan kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2018/2019.81

Hal ini

juga berlaku pada Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah yang menerapkan

kurikulum 2013, pada kelas 1-4, sedangkan pada kelas 5-6 masih

menggunakan kurikulum 2006.

Selain kurikulum dari pemerintah Madrasah Ibtidaiyah

Salafiyah juga mempunyai kurikulum sendiri yaitu kurikulum Lokal,

jadi dalam pengaplikasian kurikulum dalam proses pembelajaran

Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah menggunakan kurikulum nasional plus,

dimana kurikukulum lokal digunakan sebagai penunjang kurikulum

umum khusus di bidang keagamaan.82

dengan mata pelajaran sebagai

berikut:

a. Mata Pelajaran Sesuai Kurikulum Pemerintah

1. Al-Quran Hadits

2. Aqidah Akhlak

3. Fiqih Syari‟ah

4. Bahasa Indonesia

80

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,

2008), h. 3-4 81

Wawancara dengan Maria Ulfa (wakil bidang kurikulum MI Salafiyah Kajen), 11 Juli

2018, 11.00 WIB 82

Wawancara dengan Ibu Ulfa (wakil bidang kurikulum MI Salafiyah Kajen), 11 Juli

2018, 11.00 WIB

Page 68: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

57

5. Matematika

6. Sejarah Kebudayaan Islam

7. Pendidikan Kewarganegaraan

8. Ilmu Pendidikan Sosial

9. Ilmu Pendidikan Alam

10. Seni Budaya dan Ketrampilan

11. Pend. Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan

b. Kurikulum Madrasah

1. Bahasa Inggris

2. Bahasa Jawa

3. Nahwu

4. Shorof

5. Hadits

6. Tauhid

7. Fiqih Kitab

8. Hafalan Juz „Amma

9. Pendidikan Al-Quran

10. Pendidikan Ibadah

11. BTA

Dengan danya kurikulum nasional plus ini juga dalam rangka

sebagai salah satu upaya penanaman keberagamaan pada anak, dimana

kurikulum lokal bertujuan sebagai penunjang kurikulum umum yang

khusus pada bidang keagamaan.

Page 69: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

58

B. Karakteristik Lembaga

Sebagai sebuah lembaga pendidikan, Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah

mempunyai peran yang sangat besar dalam mendidik para siswanya,

khususnya dalam pengetahuan agama. Fakta bahwa peserta didik di

sekolah ini datang dari latar belakang keluarga dan lingkungan yang

berbeda, yang mana pengalaman pengalaman keberagamaannya tidak

selalu didapatkan di keluarga dan lingkungannya.

Dalam menanggapi hal tersebut Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah

mempunyai ciri khas yang berbeda dari lembaga lainnya dalam proses

penanaman keberagamaan pada anak didiknya. Ciri khas dari Madrasah

Ibtidaiyah Salafiyah adalah adanya kurikulum nasional plus dan program

khusus tahfidz.83

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya terkait dengan

kurikulum nasional plus adalah perpaduan antara kurikulum pemerintah

dan kurikulum lokal dari Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah sendiri, yang

mana kurikulum lokal digunakan sebagai penunjang kurikulum umum di

bidang keagamaan. Mata pelajaran penunjang kurikulum umum meliputi

Nahwu, Shorof, Hadits, Tauhid, Fiqih Kitab, Pendidikan Al-Quran,

Pendidikan Ibadah, dan BTA.

Jika melihat mata pelajaran yang ditawarkan pada kurikulum

lokal ini, sangat mendukung peran dalam dimensi keberagamaan anak.

Dimana dimensi keberagamaan ini terdiri dari lima dimensi, yaitu dimensi

keyakinan, praktek, pengalaman, pengetahuan, dan konsekuensi. Dimana

83

Wawancara dengan Ibu Ulfa (wakil bidang kurikulum MI Salafiyah Kajen), 11 Juli

2018, 12.30 WIB

Page 70: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

59

lima dimensi ini terangkum dalam materi pembelajaran yang diberikan

oleh sekolah, yaitu Tauhid, yang mengenalkan bagaimana beriman kepada

Allah, sifat Allah, rukun iman, nabi-nabi beserta keluarganya, malaikat

yang harus diyakini dan lain-lainnya. Pendidikan ibadah yang mana

memberikan arahan bagaimana cara melakukan prilaku atau ritual agama

yang baik. Fiqih kitab yang menjelaskan bagaimana rukun islam, fardhu

wudhu, fardhu sholat, tayamum, najis, aurat, dan lain-lainnya. Nahwu dan

Shorof sebagai alat untuk mempelajari ilmu-ilmu islam, yang kebanyakan

dari literatur islam berbahasa arab. Hadits digunakan sebagai pedoman dan

penguat materi yang sudah ada.

Selanjutnya yaitu program tahfidz, program ini merupakan

program unggulan di Madrsah Ibtidaiyah Salafiyah, yang bertujuan untuk

menjadikan siswa siswinya menjadi generasi qurani dengan hafal Al-

Quran. Setiap siswa diharapkan untuk menghafal Al-Quran yaitu minimal

juz amma, dan hal ini digunakan sebagai syarat kelulusan di Madrasah

Ibtidaiyah Salafiyah.

Dalam proses pembelajaran yang digunakan yaitu dengan

menggunakan metode baca tulis Al-Quran Yanbu‟a. Metode Yanbu‟a ini

merupakan thoriqoh baca tulis dan menghafal Al-Quran, yanbu’a berasal

dari kata yanbu’ul qur’an yang berarti sumber Al-Quran, nama yang

sangat digemari oleh seorang guru besar Al-Quran Al Muqri‟ yaitu KH. M

Arwani, da nasal usul metode ini adalah dari beliau dan santri-santrinya.84

84

Yanbu’a (Kudus: Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an, 2009), h. iii

Page 71: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

60

Guru yang memegang program inipun lulusan dari Pondok

Pesantren Yanbu‟a Kudus, yang pada proses pembelajarannya setiap anak

diminta menghafal beberapa ayat setiap minggu sesuai jenjangnya dan

melakukan muroja’ah setiap hari dengan surat-surat yang sudah

dihafalkan, dan akan dievaluasi setiap semester sesuai target yang telah

ditentukan.85

Berikut target yang harus dicapai per kelasnya:

1. Kelas I: Al-Kausar sampai dengan An- Nas

2. Kelas II: At-Takasur sampai dengan An-Nas

3. Kelas III: Al-Alaq sampai dengan An-Nas

4. Kelas IV: Al-Fajr sampai dengan An-Nas

5. Kelas V: Al-Infitar sampai dengan An-Nas

6. Kelas VI: An-naba‟ sampai dengan An-Nas

Semua target diakhiri pada surat An-Nas agar siswa siswi selalu

mengulang-ulang hafalannya, selain adanya evaluasi setiap semester. Pada

saat menjelang kelulusan sebagai sarat kelulusan pihak madrasah

mengadakan tes Al-Quran yang langsung di damping oleh orang tua wali,

dengan hafalan mulai An-Naba sampai dengan An-Nas secara acak.86

C. Keberagamaan Siswa-siwi Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah

1. Penentuan Hasil Jawaban

a. Penentuan Skala Jawaban terbagi menjadi lima:

85

Wawancara dengan luluk Hikmah, koordiator tahfidz MI Salafiyah Kajen, 11 Juli

2018, 12.30 WIB 86

Wawancara dengan luluk Hikmah, koordiator tahfidz MI Salafiyah Kajen, 11 Juli

2018, 12.30 WIB

Page 72: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

61

Skala Jawaban Nilai

Sangat tidak berperan 1

Kurang berperan 2

Cukup berperan 3

Berperan 4

Sangat berperan 5

b. Skor Ideal

Rumus Skala

5x30= 150 Sangat berperan

4x30= 120 Berperan

3x30= 90 Cukup berperan

2x30= 60 Kurang berperan

1x30= 30 Sangat tidak berperan

c. Penafsiran prosentase

No Prosentase Penafsiran

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

100%

90-99%

68-89%

51-59%

50%

40-49%

10-39%

1-9%

Selururnya

Hampir Seluruhnya

Sebagian Besar

Lebih dari Setengah

Setenngahnya

Hampir Setengahnya

Sebagian Kecil

Sedikit Sekali

Page 73: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

62

9. 0% Tidak Sama Sekali

Untuk perhitungan hasil wawancara yang digunakan, adalah

menggunakan skala likert.

2. Hasil Jawaban

Keberagamaan (religiusitas) adalah sebuah perilaku yang berupa

penghayatan terhadap nilai-nilai agama yang dapat dilihat dan ditandai

tidak hanya melalui ketaatan ritual dalam beribadah, namun juga dengan

adanya keyakinan, pengalaman, dan pengetahuan mengenai agama yang

dianutnya.87

Salah satu fakta dari adanya keberagamaan adalah dimensi yang

dapat menyentuh emosi dan jiwa pada sebuah individu. Jadi bisa

disimpulkan bahwa keberagamaan yang baik akan mempengaruhi jiwanya

sehingga menjadi jiwa yang sehat dan membentuk kepribadian yang

kokoh dan seimbang.88

Dari pemapaaran di atas dapat ditarik kesimpulan jika

keberagamaan (religiusitas) merupakan bentuk ukuran dari kualitas orang

yang beragama, yang muncul dari proses perpaduan antara potensi bawaan

keagamaaan dengan pengaruh yang datang dari luar, dan agama sebagai

87

Vidya Tweriza Nuandri, Iwan Wahyu Widayat, “Hubungan Antara Sikap Terhadap

Religiusitas dengan Sikap terhadap Kecenderungan Prilaku Seks Pranikah Pada Remaja Akhir

Yang Sedang Berpacaran di Universitas Airlangga Surabaya,” Jurnal Psikologi Kepribadian dan

Sosial, Vol. 3, No. 2 Agustus 2014, h. 63 88

Ismail dan Fahmi, Internalisasi Keberagamaan Sejak Anak Usia Dini (Dosen Tetap

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang) 01 Oktober 2017, h. 8

Page 74: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

63

wadah yang mengatur tata cara ritual penyembahan manusia kepada

tuhannya.

Pada umumnya keberagamaan seseorang ditentukan oleh

pendidikan, pengalaman dan latihan-latihan yang dilaluinya pada masa

kecilnya dulu. Untuk itu adanya peran lembaga keagamaan baik formal

ataupun non formal sangat dibutuhkan, agar mereka lebih bebas

berinteraksi dengan teman serta dengan guru atau pengajarnya. Anak juga

mendapatkan pengalaman baru atau pengalaman pertama yang belum

pernah mereka dapatkan sebelumnya.

Lembaga keagamaan masyarakat sangat diperlukan, karena anak

harus memperoleh segala hal yang perlu diketahuinya yang belum pernah

didapatkannya, sedangkan orang tua atau keluarga tidak bisa meluangkan

seharian waktunya setiap hari untuk anak-anaknya.89

Dalam penelitian ini sasaran penulis yaitu di Madrasah Ibtidaiyah

Salafiyah, karena dengan adanya lembaga pendidikan agama ini turut

membantu perkembangan keberagamaan anak. Dalam melihat bagaimana

keberagamaan anak pada siswa siswi Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah,

penulis menggunakan dimensi-dimensi keberagaman, dalam hal ini

penulis meneliti 50 anak dari populasi yang ada, yang terdiri dari kelas 4

sampai kelas 6. Dengan hasil sebagai berikut:

a. Dimensi Keyakinan

89

Syaikh M. Jamaluddin Mahfuzh, Psikologi Anak dan Remaja Muslim. Terj. Abdul

Rosyad Shiddiq, Ahmad Vathir Zaman (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001), h. 6-7

Page 75: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

64

Pada dimensi ini membahas tentang bagian-bagian yang

berkaitan dengan apa yang harus dipercayai dan menjadi sistem

keyakinan atau pengakuan akan kebenaran doktrin-doktrin dari

agama.90

Dalam proses pengenalan dimensi ini Madrasah

Salafiyah menggunakan kitab ا هر الكال ميتالجو untuk kelas 6, dan

kitab nadhaman عقيدة العوام untuk kelas 4 dan 5, dalam mata

pelajaran Tauhid, yang di dalamnya menjelaskan berapa jumlah

rukun iman dan apa saja rukun iman yang wajib dihafalkan,

serta materi-materi keagamaan lainnya.

Dari hasil penelitian yang didapatkan membuktikan bahwa

Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah “sangat berperan” dalam proses

dimensi keyakinan terbukti dari hasil penelitan dengan anak-

anak saat ditanya tentang kefahaman materi dari pelajaran

tauhid yang diberikan sekolah, dengan jumlah 50 orang anak

yang menjadi fokus penulis, hanya menemukan 15 orang anak

yang kurang memahami materi yang sudah disampaikan.

Hasil dari nilai sangat baik ini terbukti anak-anak hafal

berapa jumlah rukun iman, dan apa saja rukun iman itu. Dalam

memperluas pengetahuan anak-anak setelah sudah hafal rukun

iman pihak lembaga membaginya lagi pada Selain itu anak-

anak juga hafal berapa jumlah malaikat sekaligus tugas-

tugasnya, dan menghafal jumlah nabi-nabi yang diyakini.91

90

M. Nurhadi, Pendidikan Kedewasaan Dalam Prespektif Psikologi Islam (Yogyakarta:

Deepublish, 2014, Cet. 1), h. 69 91

Wawancara anak-anak kelas 4-6, 16 Juli 2018-21 Juli 2018, 11.00 WIB

Page 76: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

65

b. Dimensi Praktik

Dimensi yang berkaitan dengan seperangkat prilaku yang

dapat menunjukkan seberapa besar komitmen seseorang

terhadap agama yang diyakininya. Dalam proses pengenalan

dimensi ini Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah mempunyai

kegiatan harian berupa solat dhuha berjamaah serta solat

dhuhur berjamaah, karena kebetulan jadwal pulang sekolah

yang ditentukan adalah jam 12.30 bagi kelas 3-6.

Sebelum itu anak-anak di kelas dibekali ilmu tentang rukun

dan sunnahnya solat, gerakan-gerakan solat yang benar, doa

sehari-hari, serta belajar Al-Quran. Dari hasil penelitian yang

dilakukan pada sisiwa siswi Madrasah Salafiyah dalam proses

dimensi praktik ini “cukup baik”, karena pada faktanya saat

penulis melakukan penelitian langsung dengan siswa siswi

Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah ternyata masih banyak yang

tidak melakukan sholat lima waktu pada saat di rumah. Dari

jumlah siswa siswi yang ada hampir setengahnya masih jarang-

jarang melakukan solat lima waktu.92

Sedangkan dalam praktek

sehari-hari yaitu terkait mematuhi perintah orang tua, membaca

Quran saat setelah solat hal ini juga tidak banyak dipraktekkan

oleh anak-anak. Selain itu praktek puasa dalam ramadhan pun

92

Wawancara anak-anak kelas 4-6, 16 Juli 2018-21 Juli 2018, 11.00 WIB

Page 77: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

66

masih banyak yang tidak melakukannya meski usianya sudah

baligh.93

c. Dimensi Pengalaman

Dimensi ini berkaitan dengan pengalaman keagamaan,

perasaan-perasaan, presepsi-presepsi, dan sensasi-sensasi yang

dialami seseorang. Pada dimensi ini hasil yang didapatkan pun

“cukup baik”, karena fakta yang terjadi pada anak-anak mereka

masih kurang merasakan pengalaman keagamaan karena

melihat usia, dana cara memaknai agama baru masuk pada fase

kenyataan yang pemikirannya masih di dorong dengan

emosionalnya saja.

Mereka hanya beranggapan ketika kita berdoa maka apa

yang diinginkan akan dikabulkan, ketika hendak melakukan

sebuah pekerjaan biasa saja, ketika puasa hanya merasakan

lapar dan haus, dan merasa biasa saja saat berdzikir dan berdoa.

d. Dimensi Pengetahuan

Dimensi pengetahuan agama ialah dimensi yang

mencangkup informasi yang dimiliki seorang individu untuk

mengenal keyakinan yang dipeluknya. Dalam proses

pengenalan dimensi ini Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah

menggunakan kitab المبا د ي ءالفقهيت, dalam mata pelajaran fiqih

kitab. Selain itu ia juga mendapatkan materi fiqih yang pada

93

Baligh secara fardhu kifayah adalah seseorang anak yang telah mencapai usia tujuh

tahun dan telah mumayyiz

Page 78: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

67

umumnya di sekolah lainnya, yang sesuai dengan apa yang

ditentukan pemerintah.

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada sisiwa siswi

Madrasah lembaga sangat berperan pada dimensi ini, karena

pada faktanya saat penulis menanyakan serangkaian pertanyaan

tentang pengetahuan agama anak-anak senantiasa dapat

menjawabnya, seperti:

1. Perbuatan apa yang dilarang dalam agama.

2. Perintah menutup aurat.

3. Berapa jumlah rukun dan sunnah sholat.

4. Berapa rukun iman dan islam, wudhu dan fardunya, serta

jenis-jenis najis.94

e. Dimensi Konsekuensi

Dimensi konsekuensi ialah dimensi yang mengacu pada

identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik,

pengalaman, dan pengetahuan seseorang dalam kehidupan

sehari-hari. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada sisiwa

siswi Madrasah lembaga kurang berperan pada dimensi ini,

karena pada faktanya pada dimensi ini anak masih belum

mengetahui dengan jelas akibat dari keyakinan keagamaan

yang dianutnya pada praktek sehari-hari.

Seperti saat saya menanyakan respon bagaimana jika

temannya melakukan perbuatan tercela apakah akan diingatkan

94

Wawancara anak-anak kelas 4-6, 16 Juli 2018-21 Juli 2018, 11.00 WIB

Page 79: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

68

untuk tidak melakukan atau biasa saja, mereka lebih pada

jawaban biasa saja, jika ia sendiri yang menjadi korban dia

akan menegur dan mengingatkan namun jika temannya dia

biasa saja.

Sedangkan saat saya menanyakan jika ada teman non

muslim, bahkan teman muslim sendiri yang sakit, maka kita

akan menjenguknya. Dan kita selalu berbuat baik dengan

semua teman baik non muslim atau muslim, anak-anak justru

menjawab tidak pernah, dalam pandangan mereka jika

berteman dengan non muslim itu tidak diperbolehkan, karena

mereka bukan beragama sama dengan kita, karena mereka takut

jika seakan-akan akan dipengaruhi hal-hal yang tidak

diinginkan. Mereka akan peduli jika dengan teman sebaya dan

sama agamanya, namun saat ditanyakan respon saat bertemu

guru mereka selalu menjawab mengucapkan salam.95

Jadi

kesimpulannya mereka akan melakukan hal yang baik pada

siapapun yang agamanya sama dengannya.

Dari hasil penelitian akan dimensi keberagamaan siswa siswi

Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah hanya berperan pada beberapa dimensi

saja, yaitu pada dimensi keyakinan dan dimensi pengetahuan, hal ini

terjadi karena ada beberapa faktor yang bisa penulis amati dan simpulkan,

diantaranya yaitu: pertama, faktor psikologi anak yang tidak diperhatikan

oleh lembaga madrasah, dimana anak-anak diminta untuk bisa memahami

95

Wawancara anak-anak kelas 4-6, 16 Juli 2018-21 Juli 2018, 11.00 WIB

Page 80: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

69

berbagai mata pelajaran yang ada. Tanpa adanya penyeleksian yang sesuai

dengan umur pada setiap kelas. Karena anak mempunyai sifat keagamaan

yang berbeda-beda yang mana hal ini sesuai dengan kematangan usianya.

Kedua, mengacu pada sifat keberagamaan pada anak yang terdiri

dari berbagai sifat yaitu diantaranya tidak mendalam, verbalis96

dan imitate

(meniru), maka peran dan adanya kedekatan antara guru dan murid sangat

lah diperlukan. Namun, jika mengukur dari hasil penelitian dimensi

keberagamaan, guru masih kurang berperan, karena dari hasil penemuan

penulis juga, ada beberapa guru yang sering meninggalkan jam

pembelajaran dengan berbagai alasannya. Hal ini menjadi benang merah

mengapa hasil dimensi keberagamaan anak siswa siswi Madrasah

Ibtidaiyah Salafiyah menjadi tidak seimbang, karena pada saat anak masuk

usia sekolah dasar muta paling penting dalam keberagamaan adalah

pengalaman yang berlangsung lama dengan orang-orang dewasa

disekelilingnya.

D. Karakteristik Anak Kelas 4-6 Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah

Dalam peroses pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah

pada umumnya menggunkan metode belajar ceramah plus dan Tanya

jawab pada mata pelajaran tertentu.97

Metode ceramah adalah metode

pengajaran dengan cara berceramah atau menyampaikan informasi secara

lisan kepada siswa, sedangkan jika ditambah redaksi kata menjadi

96

Verbalis adalah sebuah kehidupan pada anak yang sebagian besar tumbuh mula-mula

secara ucapan. 97

Wawancara dengan bapak Ali Ahmadi. Guru Agama MI Salafiyah Kajen, 11 Juli 2018,

12.00 WIB

Page 81: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

70

metode ceramah plus pengertiannya adalah sistem pembelajaran yang

menggunakan lisan yang dikombinasikan dengan metode yang lain.

Berikut diantaranya:

a. Metode ceramah plus diskusi dan tugas

Pada metode ini diawali dengan memberikan materi secara

lisan. Kemudian setelah selesai, setiap murid dibentuk

kelompok diskusi. Dan diakhir sesi pembelajaran setiap

kelompok yang sudah dibentuk dibagikan tugas baik secara

kelompok ataupun individu.

b. Metode ceramah plus demontrasi dan latihan

Pada metode ini awalnya tidak jauh berbeda dengan dua

metode sebelumnya, yaitu dengan memberikan materi secara

lisan, kemudian sebelum menginjak sesi akhir pembelajaran

siswa siswi diminta untuk praktek dan latihan.98

Dari hasil penelitian saat menggunakan metode dua ini pada anak

kelas 4-6, ia sangat antusias dalam menerima materi belajar, mereka akan

tambah senang jika materi belajar tidak monoton, namun diselingi

dengan permainan(games), banyak gerakan, serta sering melakukan

belajar kelompok, karena bagi mereka belajar kelompok menyenangkan,

serta membuat mereka rajin belajar. Mengingat tentang karakteristik anak

pada metode-metode diatas sangat cocok dengan perkembangan yang

terjadi pada anak, khususnya pada perkembangan kognitif, dan

psikososial anak.

98

Darmadi, Pengembangan Model Metode Pembelajaran Dalam Dinamika Belajar Siswa

(Yogyakarta: Deepublish, 2017), h. 183

Page 82: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

71

Karena pada saat usia sekolah dasar anak mulai mempunyai

prilaku yang khas, karakteristik tersebut meliputi pembentukan kelompok

dengan teman sebayanya, prilaku tidak jujur atau berbohong, prilaku

curang, dan ketakutan saat melakukan kesalahan.

Page 83: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

72

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari penulis bagaimana peran

lembaga Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah dalam keberagamaan anak

baik dari segi pembinaan kurikuler maupun ekstra kurikuler, yaitu

“sangat berperan”, yang dibuktikan dari beberapa program yang

diberikan disana:

1. Adanya penambahan kurikulum lokal guna untuk menunjang

kurikulum umum di bidang keagamaan, yang berhubungan

dengan dimensi keberagamaan, dengan memberikan materi

pelajara sebagai berikut: Nahwu, Shorof, Hadis, Tauhid, Fiqih

Kitab, Pendidikan Al-Quran, Pendidikan Ibadah, dan BTA.

2. Selain dari kurikulum Madrasah juga mempunyai ciri khas

yang lain yaitu hafalan juz „amma, yang hal ini juga menunjang

dimensi keberagamaan khusus dalam dimensi praktek dan

pengetahuan. Dimana hafalan ini digunakan sebagai syarat

kelulusan untuk siswa-siswinya.

3. Dengan adanya peran yang baik dari lembaga ternyata tidak

menjamin sikap keberagamaan anak didiknya, karena hasil dari

penelitian tingkat keberagamaan dari anak yang disesuaikan

dengan dimensi keberagamaan hanya berhasil pada beberapa

dimensi saja. Pertama, Hal ini disebabkan oleh Madrasah yang

Page 84: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

73

tidak memperhatikan psikologi anak, pada penerapan

kurikulum lokal, yang beberapa materi pelajaran yang

ditawarkan, buku primernya menggunakan kitab asli, yang

mana lembaga melupakan kemampuan anak apakah dapat

memahaminya dengan benar atau tidak, dan memberikan

pengaruh pada tingkat keberagamaan anak sehari-hari atau

tidak. Karena sifat keagamaan yang terjadi pada anak seusia

SD masih imitate (meniru), tanpa kritikan, egosentris, verbalis,

dan rasa kagum.

4. Kedua, yaitu kurangnya kedekatan guru dengan siswa-

siswinya, kurangnya pengalaman dengan gurunya. Hal tersebut

dibuktikan dari hasil penelitian yang menjadikan dimensi

keagamaan sebagai panduan penelitian belum dapat terlaksana

dengan baik. Seperti hasil penelitian pada dimensi praktek

agama seperti halnya lima waktu. Jangankan dikerjakan dengan

tepat waktu untuk mengerjakan solat pun masih banyak yang

tidak melakukannya, begitu juga pada dimensi pengalama, dan

konsekuensi. Namun untuk dimensi yang lain seperti dimensi

keyakinan dan dimensi pengetahuan sangat berperan pada

siswa siswinya.

B. SARAN

Penulis berharap dapat memberikan referensi baru serta bisa

menghasilkan penelitian yang lebih baik lagi mengenai psikologi

agama khususnya tentang keberagamaan pada anak-anak. Selain itu

Page 85: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

74

penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih jauh dari kata

sempurna, untuk itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya jika

terdapat hal yang belum lengkap atau belum dicantumkan.

Penulis akan sangat bersyukur dan mengucapkan terima kasih yang

sebanyak-banyaknya apabila tulisan ini bisa bermanfaat dan bisa

menjadi rujukan terkait permasalahan keberagamaan pada anak usia

sekolah dasar. Adanya masukan maupun kritik dari para pembaca

sangat diharapkan oleh penulis demi berkembangnya kualitas penulis

dalam melakukan penulisan.

Saran untuk Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah agar memperhatikan

psikologi anak ketika akan memberikan materi agar apa yang menjadi

tujuannya dapat tercapai. Harapan untuk Madrasah Ibtidaiyah

Salafiyah untuk lebih memperbaiki, melengkapi dan mempertahankan

sistem dan kurikulum yang ada serta melakukan evalusi agar tercapai

kesuksesan untuk menjadi salah satu agen sosila yang kedua dalam

penanaman, pemahaman serta pengalaman keberagamaan anak usia

sekolah dasar.

Page 86: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

75

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Afandi, Agus, dkk. Modul Parcipatory Action Research (PAR) : Untuk

Pengorganisasian Masyarakat (Community Organizing). Surabaya : LPPM UIN

Sunan Ampel, 2014.

Bizawie, Zainul Milal. Pondok Kajen Wetan Banon Pesantren Salafiyah

Dalam Lintas Sejarah. Tangsel: Pustaka Compas, 2012.

Conger, John Janeway. Perkembangan dan Kepribadian Anak. Jakarta:

Arcan, 1992.

Crapps, Robert W. Perkembangan Kepribadian dan Keagamaan.

Yogyakarta: Kansius, 1994.

Darmadi. Pengembangan Model Metode Pembelajaran Dalam Dinamika

Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish, 2017.

Data Profil MI Salafiyah Kajen, Kajen, 09 Juli 2018

Faisal, Sanapiah. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2010.

Gazi, & Faojah. Psikologi Agama Memahami Pengaruh Agama Terhadap

Prilaku Manusia. Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2010.

Page 87: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

76

Ghufron, M. Nur& S, Rini Risnawati. Teori-teori Psikologi. Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media.

Glock. Amerikan Piety: The Nature Of Religious Comitment. California:

University Of California Press Berkeley, 1974.

Harun, Muhammad Yusuf. Pendidikan Anak Dalam Islam. Jakarta:

Yayasan Al-Sofwa, 1997.

Hasan, M. Iqbal. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan

Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2002.

Hinkle, Gisela J. “The "Four Wishes " In Thomas”Theory Of Social

Change.” Social Research 19, no. 4 Desember 1952

H.S Abd. Wahab &Umiarso. Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan

Spiritual. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011

Ismail dan Fahmi. Internalisasi Keberagamaan Sejak Anak Usia Dini.

Dosen Tetap Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang)

01 Oktober 2017.

Jalaluddin. Psikologi Agama Memahami Prilaku dengan Mengaplikasikan

Prinsip-prinsip Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2016.

Jalaludin & Ramayulis. Pengantar Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Kalam

Mulia, 1993.

Page 88: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

77

Latifah, Fika. Hubungan Karakteristik Anak Usia Sekolah Dengan

Kejadian Bullying Di Sekolah Dasar X Di Bogor. Skripsi Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Indonesia.

Mahfuzh, Syaikh M. Jamaluddin, Psikologi Anak dan Remaja Muslim.

Terj. Abdul Rosyad Shiddiq. Ahmad Vathir Zaman. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,

2001.

Narbuko, Cholid dan Ahmadi. Abu. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi

Aksara, 2003.

Nuandri, Vidya Tweriza, Widayat, Iwan Wahyu. “Hubungan Antara Sikap

Terhadap Religiusitas dengan Sikap terhadap Kecenderungan Prilaku Seks

Pranikah Pada Remaja Akhir Yang Sedang Berpacaran di Universitas Airlangga

Surabaya. ” Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial, Vol. 3, No. 2 Agustus 2014.

Nurhadi, M. Pendidikan Kedewasaan Dalam Prespektif Psikologi Islam.

Yogyakarta: Deepublish, 2014.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departement Pendidikan dan

Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka: 1989.

Raco, J.R. Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya.

Jakarta: PT Grasindo, 2010.

Rahmat, Jalaluddin. Psikologi Agama: Sebuah Pengantar. Bandung:

Mizan, 2004.

Ramayulis. Psikologi Agama. Jakarta: Kalam Mulia, 2004.

Page 89: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

78

Ratnawati, Memahami Jiwa Keagamaan Pada Anak Dan Remaja, “Jurnal

Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan”, Vol. 1, No. 01, 2016.

Rismayanti, Cerika Rismayanti. Optimalisasi Pembentukan Karakter Dan

Kedisiplinan Siswa Sekolah Dasar Melalui Pendidikan Jasmani Olahraga Dan

Kesehatan, “Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia”, Vol. 8, No. 1, April 2011.

Spock, Benjamin. Membina Watak Anak. Jakarta: Gunung Jati, 1982).

Suharsaputra, Uhar. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan

Tindakan. Bandung: PT Rafika Aditama, 2014.

Suhartono, Irwan. Metodologi Penelitian Sosial. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1996.

Surachmad, Winarno. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito,

1985), h. 180.

Suriyah. Keberagamaan Anak-anak Panti Asuhan Muhammadiyah Wates

Kulon Progo. Skripsi Fakultas Usuluddin Uin Sunan Kalijogo Yogyakarta, 2008.

Yanbu’a. Kudus: Pondok Tahfidh Yanbu‟ul Qur‟an, 2009.

Wafiqni, Nafis& Latip, Asep Edina. Psikologi Perkembangan Anak Usia

MI/SD. Jakarta: UIN Pres, 2015

Windi Wulandari. Perkembangan Perilaku Keberagamaan Pada Anak

Usia Sekolah Dasar Peserta Daarul Takmiliyah Aliyah Quthrunnada. Skripsi

Fakultas Usuluddin Uin Syarif Hidayatuallah Jakarta.

Page 90: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

79

Widayanti, Kuntari. Sosialisasi Keberagamaan Pada Anak (Studi Tentang

Peran Orangtua Dalam Pengenalan Agama Kepada Anak Di Desa Dengkeng

Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten). Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2008.

Wawancara:

Wawancara dengan bapak Zainul Milal Bizawie. Keluarga Yayasan Salafiyah,

dan Sebagai Sejarawan. Ciputat, 11 Agustus 2018

Wawancara dengan bapak Ashab. Kepala Sekolah MI Salafiyah Kajen, 09 Juli

2018

Wawancara dengan bapak Ali Ahmadi. Guru Agama MI Salafiyah Kajen, 11 Juli

2018, 12.00

Wawancara dengan Ibu Ulfa (wakil bidang kurikulum MI Salafiyah Kajen), 11

Juli 2018, 11.00 WIB

Wawancara dengan ibu luluk, koordiator tahfidz MI Salafiyah Kajen, 11 Juli

2018, 12.30 WIB

Page 91: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

80

Wawancara siswa-siswi MI Salafiyah Kajen, 16 Juni 2018-21 Juni 2018

Sumber Internet:

Sugiyanto, Karakteristik Anak Usia SD,

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Karakteristik%20Siswa%20SD.pdf ,

artikel ini diakses pada tanggal 03 Mei 2018

Page 92: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

Lampiran-lampiran

Surat Penelitian

Page 93: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

Bukti Wawancara

Page 94: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan
Page 95: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

Pertanyaan Wawancara

Pertanyaan I

1. Siapa Pendiri Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kajen?

2. Kapan berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah?

3. Apa yang melatar belakangi berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah

Kajen?

4. -Proses apa saja yang dilalui untuk dapat mendirikan Madrasah Ibtidaiyah

Salafiyah Kajen?

Pertanyaan II

1. Tujuan didirikannya Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kajen?

2. Faktor apa yang menjadi pendukung dan penghambat dalam mendirikan

Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kajen?

3. Apa yang dilakukan untuk memenuhi keperluan Madrasah Ibtidaiyah

Salafiyah Kajen baik dalam dana maupun tenaga?

4. Seberapa penting peran Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kajen dalam

pembangunan agama?

5. Apakah peranan Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kajen dalam membangun

keberagamaan anak di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kajen ini sudah

memadai atau belum?

Pertanyaan III

1. Apa kurikulum yang dipakai di Madrasah Ibtidaiyah Salafiayah?

2. Apa tujuan dari adanya kurikulum lokal ?

3. Apa yang menjadi ciri khas dari Mi Salafiyah dengan MI yang lain ?

Page 96: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

4. Metode apa yang dipakai pada sistem pembelajaran di MI Salafiyah ?

Hasil Wawancara

Pertanyaan I

Nama : Zainul Milal Bizawie

Jabatan : Keluarga Yayasan Salafiyah, dan Sebagai

Sejarawan

Tanggal Wawancara : 11 Agustus 2018

1. Siapa Pendiri Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kajen?

Pendiri Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah adalah bapak Muwaffaq Noor

dan H. Hadziq Siroj

2. Kapan berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah?

Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kajen didirikan pada tahun 1987

3. Apa yang melatar belakangi berdirinya Madrasah Ibtidaiyah

Salafiyah Kajen?

Pendirian Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah ini dilatar belakangi oleh

situasi dan kondisi anak-anak di Kajen yang tumbuh dan berkembang

tanpa ada nilai keagamaan, seperti ibadah, ahlak serta pendidikan yang

berkenaan dengan agama. Karena belum ada lembaga yang menjadi

wadah untuk belajar agama, serta kesibukan dari orang tua yang sibuk

mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Adapaun hal lain yang menjadi alasan adalah pada saat siang hari yang

dilalui anak-anak hanya menghabiskan waktu dengan bermain saja,

serta adanya semangat yang tinggi untuk menanamkan keagamaan

pada diri seorang anak dimulai dari dini.

Page 97: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

5. Proses apa saja yang dilalui untuk dapat mendirikan Madrasah

Ibtidaiyah Salafiyah Kajen?

Prosesnya yaitu, pertama pertama pihak Yayasan meminta izin di badan

wakaf untuk mendirikan bangunan di tanah wakaf yang ditinggalkan

leluhurnya dan kedua, mengurus proposal untuk menindak lanjuti

perizinan di pemerintah Kab. Pati.

Pertanyaan IV

1. Bagaimana metode pembelajaran dalam program Tahfidz ?

2. Bagaimana pendekatan yang digunakan dalam proses belajar ?

3. Target hafalan siswa berapa surat ?

Page 98: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

Pertanyaan II

Nama : Ashab

Jabatan : Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah

Tanggal Wawancara : 09 Juli 2018

1. Tujuan didirikannya Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kajen?

Tujuan didirikannya Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah ini untuk mencetak

generasi yang beriman, bertakwa dan berkualitas yang bisa bermanfaat

untuk agama dan bangsa. Selain itu bertujuan untuk perkembangan dan

peningkatan nilai-nilai kegamaan pada anak, untuk bekal hidup di masa

sekarang sampai dengan masa yang akan datang.

2. Faktor apa yang menjadi pendukung dan penghambat dalam

mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kajen?

Pertama, Faktor penghambat tersebut ialah: MI Salafiyah sempat vakum

dikurun waktu yang lumayan lama dikarenakan menurunnya jumlah siswa

siswanya, karena banyak yang pindah sekolah. Karena dahulunya MI

Salafiyah sebagai diniyah, dan seiring waktu banyak berdiri TPQ di desa

Kajen akhirnya siswa siswinya banyak yang pindah di TPQ, karena

sebenarnya mayoritas dari siswa siswinya di jam pagi sudah sekolah.

Akhirnya pihak yayasan memutuskan untuk vakum. Kedua, Faktor

pendukung tersebut yakni, terdapat banyak Madrasah Ibtidaiyah yang

berada di daerah Kajen yang sudah lebih dulu berdiri, sehingga

menjadikan kita mempunyai semangat dan motivasi tinggi untuk menjadi

MI Salafiyah sebagai MI formal dengan ciri khas tersendiri serta dapat

diakui oleh pemerintah. Dalam mencukupi kebutuhan dan keperluan

Page 99: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah agar menggunakan anggaran dana dari

Yayasan Salafiyah sendiri.

3. Apa yang dilakukan untuk memenuhi keperluan Madrasah

Ibtidaiyah Salafiyah Kajen baik dalam dana maupun tenaga?

Dalam memenuhi kebutuhannya MI Salafiyah saat ini, setiap anak tidak

dipungut biaya karena sekolah mendapatkan dana BOS+Apbd serta dari

yayasan. Namun, untuk keperluan ketika ada kegiatan tertentu anak-anak

sering diminta untuk iuran sesuai dengan kebutuhan acara pada saat itu.

Karena di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah ada jam tambahan untuk belajar

Baca Tulis Al-Quran dengan Metode Yanbu’a anak-anak cukup diminta

untuk membayar Rp. 15000 ribu saja.

4. Seberapa penting peran Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kajen dalam

pembangunan agama?

Sangat penting, karena Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah merupakan lembaga

yang dasar yang mempelajari ilmu-ilmu agama yang dimulai dasar pula.

5. Apakah peranan Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kajen dalam

membangun keberagamaan anak di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah

Kajen ini sudah memadai atau belum?

Sudah memadai, dengan adanya kurikulum yang berstandar nasional plus

yaitu memadukan anatara kurikulum pemerintah dan kurikulum lokal dari

Madrasah sendiri, dengan menambah jumlah mata pelajaran, misalkan

pada materi agama, yang diwajibkan oleh pemerintah mempelajari Al-

Quran Hadits, Aqidah Akhlak, dan Fiqih Syari’ah, sedangkan dari

madrasah adalah Hadits, Tauhid, Fiqih Kitab, Pendidikan Ibadah, Nahwu,

Page 100: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

dan Shorof. Serta adanya kegiatan harian yaitu diantaranya sholat sunnah

dhuha berjamaah, lalu dilanjutkan dengaan sholat dhuhur berjamaah.

Page 101: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

Pertanyaan III

Nama : Bu Ulfa

Jabatan : Waka. Bidaang Kurikulum

Tanggal Wawancara : 11 Juli 2018

1. Apa kurikulum yang dipakai di Madrasah Ibtidaiyah Salafiayah?

Kurikulum yang dipakai di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah adalah

Kurikulum Nasional Plus. Yaitu kurikulum umum dari pemerintah dan

kurikulum lokal.

2. Apa tujuan dari adanya kurikulum lokal ?

Tujuannya adalah untuk menunjang kurikulum umum dari pemerintah,

khususnya pada bidang keagamaan.

3. Apa yang menjadi ciri khas dari Mi Salafiyah dengan MI yang lain ?

Ciri khas Madrasah Ibtidaiyah dengan madrasah lain adalah adanya

tambahan kurikul lokal pada kurikul umum, yang menjadi kerikulum

nasional plus, dan adanya program tahfidz

4. Metode apa yang dipakai pada sistem pembelajaran di MI Salafiyah ?

Pada penggunaan metode pembelajaran sebenarnya tergantung guru

mapelnya sendiri bebas menggunakan apa, tp yang paling sering di pakai

adalah metode ceramah plus dan Tanya jawab pada mata pelajaran

tertentu.

Page 102: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

Pertanyaan IV

Nama : Bu Luluk

Jabatan : Koordinator Program Tahfidz

Tanggal Wawancara : 11 Juli 2018

1. Bagaimana metode pembelajaran dalam program Tahfidz ?

Metode pembelajaran baca tulis Quran menggunakan metode yanbu’a.

2. Bagaimana pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam proses

belajar ?

Pendekatan pembelajaran anak-anak dengan memberikan hafalan pada

masing-masing anak setiap minggu sesuai jenjang dan melakukan

murojaah setiap hari, dan akan dievaluasi setiap semester.

3. Target hafalan siswa berapa surat ?

Semua surat di juz 30

Page 103: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

Pertanyaan Siswa-Siswi

A. Dimensi Keyakinan

1. Percaya adanya Allah adalah rukun iman yang ke ….?

2. Berapa jumlah malaikat yang wajib diyakini ?

3. Sebutkan kitab-kitab sebelum Al-Quran?

4. Hari akhir adalah rukun iman yang ke …?

5. Nabi terakhir umat islam adalah nabi … ?

6. Percaya adanya hari kiamat adalah rukun iman yang ke… ?

B. Dimensi Praktek

7. Dalam sehari kita wajib melakukan solat berapa waktu ?

8. Saya melakukan solat wajib lima kali dalam sehari semalam?

9. Setiap bulan ramadhan saya berpuasa penuh?

10. Apakah kamu selalu membaca Al-quran setelah selesai sholat?

11. Apakah kamu selalu mematuhi perintah orang tua?

12. Menunaikan zakat fitrah hukumnya adalah ?

C. Dimensi Pengalaman

13. Apakah kamu merasakan kenikmatan berbeda ketika berpuasa?

14. Apakah kamu yakin jika berdoa Allah akan mengabulkannya ?

15. Apakah kamu menangis ketika sedang berdoa atau berdzikir ?

16. Apakah kamu merasa diawasi setiap melakukan sesuatu hal ?

D. Dimensi pengetahuan

17. Berapa jumlah rukun sholat ?

18. Berapa jumlah rukun iman?

19. Berapa jumlah rukun islam ?

Page 104: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

20. Ada berapa jumlah air yang bisa digunakan untuk bersuci ?

21. Apa hukum menutup aurat?

22. Hukum minum minuman keras adalah ?

23. Zakat merupakan salah satu bagian dari rukun ?

24. Ada berapa jumlah fardhunya wudhu ?

25. Ada berapa jumlah rukun sholat ?

E. Dimensi Konsekuensi

26. Bagaimana jika teman kamu melakukan perbuatan tercela apakah

apakah akan kamu ingatkan atau tidak ?

27. Apakah kamu mau berteman dengan anak yang beda agama dengan

kamu ?

28. Apa yang akan kamu lakukan saat melihat teman mu sakit ?

29. Perlu atau tidak berbuat baik selalu dengan teman ?

30. Apa yang akan kamu lakukan saat bertemu dengan orang yang lebih

tua atau guru ?

Page 105: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan

Foto-foto Hasil Kegiatan

Page 106: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan
Page 107: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan
Page 108: KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR (Studi Kasus …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42105/1/MAULAYA... · KEBERAGAMAAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR ... Keberagamaan