@Copyright 2013
KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU ORDO LEPIDOPTERA DI JALUR
PENDAKIAN GUNUNG API PURBA NGLANGGERAN
Aisyah Ferra A, A. Nazih Mushoffa , Atin Naili F, Dis Setia Eka Putra, Dwi Masfufah,
Enggal rizki W, Henik Sri Wahyuni
Fakultas Saintek, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
ABSTRACT
Research about Distribution Biodiversity of butterflies was conducted in ancient volcano
mount of Nglanggeran, Yogyakarta. The objective of this research is to get data about
diversity of butterflies in ancient volcano mount of Nglanggeran, Yogyakarta. This research
is using “Exploratif “method .The results of this research show that in ancient volcano mount
of Nglanggeran has high distribution biodiversity of butterflies. In this area found 12 species
of 5 families. The families are Pieridae, Papilionidae, Nymphalidae, Lycaenidae, Heterocera.
Key word: Volcano mount, Distribution biodiversity.
PENDAHULUAN
Kupu-kupu (Lepidoptera) adalah
kelompok serangga holometabola sejati
dengan siklus hidup melalui stadium telur,
larva (ulat), pupa (kepompong), dan imago
(dewasa) (New 1997; Mastrigt &
Rosariyanto 2005; Peggie & Amir 2006).
Kupu-kupu dapat dengan mudah kita lihat
bila memasuki hutan, di jalan setapak di
pinggiran hutan, dan sepanjang aliran
sungai (Tweedie & Longmans 1953).
Kupu-kupu memiliki sayap yang
bersisik atau scaled wings. Sisi-sisik ini
yang nantinya akan membuat sayap kupu-
kupu memiliki berbagai macam warna.
Seperti famili insekta pada umumnya,
tubuhnya terbagi menjadi tiga bagian,
yaitu kepala (head), dada (thorax) dan
perut (abdomen) (Gambar 1).
Jumlah Lepidoptera di dunia tidak
pasti dan banyak ahli membuat perkiraan
tentang jumlah Lepidoptera tersebut.
Menurut Gillot (2005), Lepidoptera yang
sudah dideskripsikan di dunia sekitar
200.000 spesies, 11.300 spesies dari
Amerika Utara, 10.000 spesies dari
Australia, dan 2.500 spesies dari Inggris.
Sementara menurut Gullan dan Craston
(2005), ada sekitar 150.000 spesies
Lepidoptera yang sudah dideskripsikan.
Lebih dari 900 spesies kupu-kupu sudah
1 | P a g e
@Copyright 2013
dideskripsikan di Malaya (Tweedie &
Longmans,1953).
Gambar 1. Bentuk tubuh kupu-kupu dengan sayap
yang bersisik.
Saat ini di Indonesia terdapat sekita
2500 spesies kupu-kupu, beberapa spesies
di antaranya sudah punah, beberapa lagi
dilindungu sebagai satwa langka, termasuk
jenis kupu-kupu paling besar dan paling
langka di dunia. Sebagai surga kupu-kupu
dunia, Indonesia sangat di kagumi Wallace
ketika datang pada 1857, Wallace adalah
orang yang memperkenalkan garis
Wallace, yakni Indonesia bagian barat,
Indonesia bagian tengah, dan Indonesia
bagian timur. Spesies kupu-kupu di
Indonesia tergolong sangat beragam.
Indonesia memiliki lebih dari 17000 pulau,
ada pemisahan habitat kup-kupu sehingga
makin tinggi ragamnya. Dengan sekitar
2500 jenis kupu-kupu, Indonesia menjadi
Negara kedua pemilik kupu-kupu
terbanyak dunia, 50 % nya adalah kupu-
kupu endemic yang berarti hanya ada di
tempat itu (Suhara, 2009).
Pulau Sumatera diperkirakan
terdapat tidak kurang dari 1.000 spesies
kupu-kupu, walaupun data tentang
keanekaragaman kupu-kupu di Sumatera
belum lengkap. Di Taman Nasional Way
Kambas terdapat 77 spesies, Taman
Nasional Bukit Barisan Selatan 185
spesies, dan Taman kupu-kupu Gita
Persada, Gunung Betung Lampung 107
spesies (Soekardi 2007). Penelitian
Dahelmi et al. (2010) melaporkan bahwa
di Sumatera Barat tercatat sekitar 325
spesies kupu-kupu. Di Rokan Hulu
Provinsi Riau terdapat 150 spesies kupu-
kupu (PEI-Pusat 2011). Di Taman
Nasional Kerinci Seblat Jambi terdapat
230 spesies kupu-kupu (Salmah et al.
2002).
Saat ini, kupu-kupu menghadapi
ancaman kepunahan yang disebabkan oleh
alih fungsi lahan di habitatnya (Soehartono
& Mardiastuti 2003). Dilansir oleh website
Hijau.com, kupu-kupu di Eropa semakin
menurun, hampir 50% selama dua decade
ini. Ancaman ini disebabkan karena
adanya alih guna lahan untuk industri
pertanian. Lahan pertanian dipersiapkan
sedemikian rupa sehingga merusak
keanekaragaman hayati yang ada di lokasi
tersebut termasuk mengganggu populasi
kupu-kupu. Saat lahan pertanian sudah
tidak produktif, jumlah lahan-lahan
pertanian yang terbengkalai semakin
banyak. Hal ini terjadi terutama di wilayah
basah dan wilayah pegunungan di sebelah
selatan dan timur Eropa. Koh dan Sodhi
2 | P a g e
@Copyright 2013
(2004), jumlah kupu-kupu secara umum
sangat tergantung pada pengelolaan suatu
daerah. Daerah yang dilindungi (protected
area) memiliki keanekaragaman spesies
kupu-kupu lebih tinggi daripada daerah
yang sudah mengalami alih fungsi lahan.
Kelangsungan hidup kupu-kupu sangat
ditunjang dengan tersedianya tumbuhan
sebagai sumber pakan, baik pada tahap
larva (ulat), maupun pada tahap imago
(kupu-kupu dewasa), dan tersedianya
tumbuhan yang dapat berfungsi sebagai
pelindung. Disamping itu, juga diperlukan
faktor cahaya yang cukup, udara yang
bersih, dan air sebagai materi yang
dibutuhkan untuk menjaga kelembaban
lingkungan dimana kupu-kupu tersebut
hidup. Kupu-kupu dewasa rata-rata
berumur satu bulan. di alam liar umurnya
lebih pendek karena predator, penyakit,
maupun faktor lain. yang ekstrem seperti
kupu-kupu monarch, mourning cloak, dan
tropical heliconian yang bisa hidup hingga
sembilan bulan, kupu-kupu terkecil hanya
berumur satu minggu (North American
Butterfly Association ).
Gunung api purba, Nglanggeran
merupakan kawasan yang terletak di
Baturagung di bagian utara Kabupaten
Gunungkidul dengan ketinggian antara
200-700 mdpl, tepatnya di desa
Nglanggeran Kecamatan Patuk dengan
jarak tempuh 22 km dari kota Wonosari .
Dari hasil penelitian dan referensi
yang ada, dinyatakan gunung Nglanggeran
adalah gunung berapi purba. Sebelunya,
sudah ada banyak penelitian mengenai
kemelimpahan kupu-kupu di
Ngelanggeran, tetapi setelah lokasinya
ramai dikunjungi sebagai tempat ekowisata
tiga tahun terakhir ini, belum ada studi lagi
mengenai kemelimpahan kupu-kupu yang
ada. Oleh karena itu sangat diperlukan
penelitian kembali tentang kupu-kupu
yang ada di jalur pendakian ekowisata
gunung api purba nglanggeran. Penelitian
bertujuan untuk mengetahui keragaman
spesies kupu-kupu pada jalur pendakian
ekowisata gung api purba Nglanggeran.
METODE PENELITIAN
a. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada pukul
08.00-15.00 WIB, Sabtu, 16 November
2013 di Gunung Api Purba Ngelanggeran.
b. Alat dan Cara Kerja
3 | P a g e
Gambar 2. Peta Jalur Pendakian Gunung Api
Purba Nglanggeran.
@Copyright 2013
Alat-alat yang digunakan pada
penelitian ini yaitu jarring serangga
(Sweep net), GPS (Global Position
System), Soil tester, buku identifikasi,
kamera digital, thermohigrometer, dan
alat tulis.
Penelitian kupu-kupu dilakukan di
jalur pendakian Gunung Api Purba.
Metode yang digunakan pada
penelitian ini yaitu eksploratif berbasis
survey. Metode eksploratif dilakukan
dengan cara menentukan lima titik
penelitian yang dipilih sepanjang jalur
pendakian Gunung Api Purba
Nglanggeran yaitu pada ketinggian 484
m dpl; 513,81 m dpl; 531,67 m dpl;
546,65 m dpl; dan 574 m dpl. Pada
kelima titik ini, pH tanah, suhu dan
kelembaban diukur.
Pengumpulan data dilakukan
dengan bantuan jaring serangga
(insecting net). Sebelum dan setelah
kupu-kupu didapat, kupu-kupu tersebut
diabadikan dengan bantuan kamera.
Kemudian dihitung jumlah kupu-kupu
yang diamati dan di tangkap
menggunakan jaring serangga. Kupu-
kupu diidentifikasi dengan buku
identifikasi kupu-kupu.
c. Analisis Data
Dalam menganalisis keanekaragaman
jenis kupu-kupu menggunakan Indeks
Shannon-Wiener, Persamaan yang
digunakan adalah :
keterangan:
Pi = Proporsi jenis ke-i
ni = Jumlah individu ke-i
Ni = Jumlah individu seluruh jenis
HASIL
Keanekaragaman jenis hasil
eksplorasi di jalur pendakian gunung api
purba Nglanggeran diperoleh 12 spesies
kupu-kupu. Adapun 12 spesies kupu-kupu
tersebut terdiri dari famili
Lycaenidae ,Nymphalidae, Pieridae,
Papilionidae, dan satu jenis ngengat (sub
ordo Heterocera).
Gambar 3. Beberapa jenis kupu-kupu di Gunung Api Purba Nglanggeran (a). Tanaecia palguna (b). Mycalesis
mineus (c). Pachliopta aristolochiae.
4 | P a g ea cb
@Copyright 2013
Tabel 1.Jumlah dan Persebaran jenis kupu-kupu dikelompokkan berdasarkan famili
5 | P a g e
@Copyright 2013
Orsotriaena medus cinerea - 1 - - - 1 Nymphalidae
Cethosia erymantis synnara - 2 - - - 2 Nymphalidae
Catopsilia pomona f. catilia 1 2 - - - 3 Pieridae
Graphium agamemnon - 1 - - - 1 Papilionidae
Troides Helena - - 1 3 - 4 Papilionidae
Pachliopta aristolochiae - - - 3 - 3 Papilionidae
Ngengat putih Nglanggeran-
- 1 - -1
Sub Ordo
Heterocera
Jumlah 4 31 2 9 - 46
Tabel 2. Parameter yang digunakan untuk menentukan jenis spesies berdasarkan habitatnya
Lokasi
(titik)
Ketinggian
tempat (m dpl)pH Kelembapan Suhu (0 C)
Jumlah
spesies
1 484 6,5 30 76 4
2 513,81 4,75 70 64 31
3 531,67 4,75 70 87 2
4 546,65 3,7 90 87 9
5 (puncak) 574 6,5 20 89 -
Tabel 3. Persebaran jenis dan Frekuensi Kupu-Kupu yang terdapat pada lima lokasi
ketinggian (m dpl) jalur pendakian gunung api purba Nglanggeran.
Spesies Lokasi (titik) m dpl Frek. Frek.
RelatifTitik
1
484
Titik
2
513,81
Titik
3
531,67
Titik
4
546,65
Titik
5
574
Lycaena atratus X X - - - 0.4 133.3 %
Lycaena rosimon - - - X - 0.2 66.6 %
Mycalesis mineus X - - - - 0.2 66.6 %
6 | P a g e
@Copyright 2013
Athyma nefte nefte - - - X - 0.2 66.6 %
Tanaecia palguna - - - X - 0.2 66.6 %
Orsotriaena medus cinerea - X - - - 0.2 66.6 %
Cethosia erymantis synnara - X - - - 0.2 66.6 %
Catopsilia pomona f. catilia X X - - - 0.4 133.3 %
Graphium agamemnon - X - - - 0.2 66.6 %
Troides Helena - - X X - 0.4 133.3 %
Pachliopta aristolochiae - - - X - 0.2 66.6 %
Ngengat putih Nglanggeran - - X - - 0.2 66.6 %
Perbandingan jumlah jenis kupu-
kupu di jalur pendakian gunung api purba
Nglanggeran bervariasi untuk berbagai
ketinggian. Pada ketinggian 484 m dpl
diperoleh 3 jenis spesies, pada ketinggian
513,81 m dpl terdapat 5 jenis spesies, pada
ketinggian 531,67 m dpl terdapat 2 jenis
spesies, pada ketinggian 546,65 m dpl
terdapat 5 jenis spesies, pada ketinggian
574 m dpl tidak terdapat spesies (Tabel 1).
Persebaran spesies kupu-kupu pada
berbagai ketinggian bervariasi dengan
frekuensi kemunculan berkisar antara 10-
40 %. Frekuensi tertinggi (0.4) adalah
Catopsilia pomona f. catilia dan Troides
helena pada ketinggian 513,81 ; 531,67
dan 546,65.
Berdasarkan perhitungan nilai
indeks keanekaragaman jenis spesies
kupu-kupu terdapat perbedaan nilai indeks
Keanekaragaman pada setiap Lokasi
(titik).
Grafik 1. Nilai Indeks Keanekaragaman
Shannon-Wiener (H’) pada setiap Lokasi
(titik).
PEMBAHASAN
Famili Lycanidae
Anggota kelompok ini umumnya
berukuran kecil. Berwarna biru, ungu, atau
orange dengan bercorak metalik, hitam
atau putih. Biasanya jantan berwarna lebih
terang daripada betina. Banyak jenis
mempunyai ekor sebagai perpanjangan
sayap belakang. Kupu- kupu ini umumnya
dijumpai pada hari yang cerah dan di
tempat yang terbuka (Shalihah, amalia et
all)
Famili Nyimphalidae
7 | P a g e
@Copyright 2013
Kupu-kupu famili ini merupakan
kelompok yang paling beragam jenisnya
dengan variasi pola dan bentuk sayap.
Terdapat sembilan sub famili ini
diantaranya, Biblidinae, Danainae,
Morphinae, Nyimphalinae, Satyrinae,
Heliconinae, dan lain-lain. Nama umum
dari famili ini merujuk pada fakta bahwa
tungkai-tungkai depan sangat menyusut
(tereduksi) dan tidak ada cakar. Sehingga
hanya tungkai-tungkai tengah dan
belakang yang dipakai untuk berjalan.
(Shalihah,amalia et all)
Famili Papilionidae
Kupu-kupu kelompok ini
umumnya berukuran sedang sampai besar
dengan warna yang merah, kuning dan
hijau dengan kombinasi putih dan hitam.
Pada beberapa jenis sayap belakngnya
memanjang membentuk bangunan mirip
ekor dan terbang lambat mirip burung
layang-layang. Oleh karena itu sering
disebut dengan kupu-kupu sayap burung
Birdwing atau swallow tails
(Shalihah,amalia et all)
Famili Pieridae
Ciri khas yang paling membedakan
famili ini dengan yang lain yaitu warna
tubuhnya yang kebanyakan berwarna
putih, kuning atau orange. Setiap jenis
kupu-kupu dari famili ini memiliki
perilaku yang berbeda-beda. Jenis pieridae
biasanya menarik perhatian karena terbang
dalam kelompok dan berjumlah banyak.
Tumbuhan yang menjadi pakan dari ulat
pada kelompok ini berasal dari famili
Fabaceae, Santalaceae, dan Lauraceae.
Ngengat (Heterocera)
Ngengat adalah serangga yang
berhubungan dekat dengan kupu-kupu dan
kedua-duanya termasuk ke dalam Ordo
Lepidoptera. Perbedaan diantara kupu-
kupu dan ngengat lebih dari taksonomi.
Kadang nama "Rhopalocera" (kupu-kupu)
dan"Heterocera" (ngengat) digunakan
untuk memformalisasikan perbedaan
mereka. Kebanyakan spesies ngengat
beraktivitas pada malam hari, namun ada
juga yang beraktivitas pada petang dan
pagi, serta yang giat pada siang hari
(Suhara, n.d.) .
Lokasi pertama dengan ketinggian
484 m dpl hanya diperoleh 3 jenis spesies
kupu-kupu dari famili Lycaenidae dan
Nymphalidae. Hal itu karena pada
ketinggian 448 m dpl memiliki
kelembapan yang rendah sehingga
intensitas cahayanya tinggi. Area ini
8 | P a g e
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.035
0.722 0.69
1.452
0
Lokasi 1
Lokasi 2
Lokasi 3
Lokasi 4
Lokasi 5
Lokasi Sampel
Nila
i H'
@Copyright 2013
merupakan area terbuka dimana kupu-
kupu sering beraktivitas, selain itu terdapat
sumber makanan yang cukup melimpah
karena terdapat banyak tumbuhan aster.
Lokasi ini memiliki indeks
keanekaragaman sebesar 1.035.
Lokasi kedua di ketinggian 513, 81
diperoleh 5 jenis spesies yaitu pada famili
Pieridae, Papilionidae dan Nymphalidae.
Terdapat paling banyak jumlah kupu-
kupunya karena area ini merupakan area
terbuka yang dikelilingi jurang. Lokasi ini
memiliki kelembapan 70 dengan intensitas
cahaya cukup banyak,namun suhunya
rendah namun terdapat banyak jenis bunga
di sekeliling area ini yang menjadi
makanan kupu-kupu sehingga di lokasi ini
banyak di jumpai kupu-kupu. Nilai indeks
keanekaragaman jenis kupu-kupu lebih
rendah dari lokasi petama yaitu sebesar
0.722.
Pada ketinggian 531,67 hanya
diperoleh 2 spesies yaitu Troides Helena
famili Papilionidae dan satu jenis ngengat
putih yang belum diketahui namanya. Di
lokasi ini merupakan area berkanopi dan
jarang ditemukannya tanaman bunga
sebagai makanan kupu-kupu.
Kelembapannnya 70 sehingga intensitas
cahayanya sedikit. Nilai indeks
keanekaragaman pada lokasi ini yaitu
sebesar 0.690.
Lokasi keempat di ketinggian
546,65 m dpl diperoleh spesies sebanyak 5
spesies. Hal ini dikarenakan lokasi tesebut
memiliki kelembapan 90 sehingga
intensitas cahanya berkurang namun
terdapat banyak makanan. Area ini
merupakan gabungan area terbuka dan
area berkanopi dan merupakan area yang
disukai kupu-kupu yang berwarna indah
seperti dari famili Papilionidae. Lokasi ini
memiliki indeks keanekaragaman paling
tinggi yaitu sebesar 1.452.
Pada ketinggian 574 m dpl tidak
ditemukan adanya spesies. Hal ini dikarenakan
pada lokasi tersebut merupakan puncak dari
gunung nglanggeran dan tidak ditemukan
sumber makanan dan intensitas cahayanya
terlalu tinggi sehingga Kurang memungkinkan
bagi kupu-kupu untuk dapat hidup dan
bertahan di lokasi tersebut. Selain itu dilokasi
ini juga tidak ada vegetasi tumbuhan dan
hanya terdiri dari kawasan bebatuan
(Shalihah,amalia et all)
KESIMPULAN
Keanekaragaman spesies kupu-
kupu di jalur pendakian gunung api purba
Ngelanggeran di tiap lokasi memiliki nilai
indeks berkisar antara 0.690-1.452.
Sedikitnya terdapat 12 spesies yang
dikelompokkan menjadi 4 famili dan satu
jenis ngengat (Heterocera), Persebaran
jenis spesies kupu-kupu di jalur pendakian
guning api purba Ngelanggeran memiliki
9 | P a g e
@Copyright 2013
frekuensi kemunculan 10%-40 %. Namun
rata-rata memiliki frekuensi 20 %. Spesies
yang memiliki sebaran tertinggi (40 %)
yaitu Troides helena dan Catopsilia
pomona f. catilia.
DAFTAR PUSTAKA
Mastright, van Henk & Rosarianto. 2005.
Buku Panduan lapangan: Kupu-
kupu untuk wilayah Mamberamo
sampai pegunungan Cyclops.
Jakarta: Convertation International
New TR. 1997.Butterfly Conservation.
South Melbourne: Oxford Univ
Press
Peggie J & Amir M. Practical guide to the
Butterfly of Bogor Botanic Garden.
Bogor: Lipi
Salmahh, S, Abbas I. 2002. Kupu-kupu
Papilonidae di Taman Nasional.
Kerici Seblat Kehati: Dept
Kehutanan
Schulze ,Christian H.- .Identificationguide
forbutterflies of West Java
Families Papilionidae,
Pieridaeand Nymphalidae. -
Shalihah,amalia dkk.-. Kupu-Kupu di
Kampus UNPAD Jatinangor.
Bandung: HIMBio UNPAD
Soekardi H.2007. Kupu-kupu di Kampus
Unila. Lampung: Univ lampung.
Suhara. 2009. Ornitophtera goliath
.Jurusan Pendidikan Biologi,
F.MIPA, UPI.
Suhara. (n.d.). Ngengat dan Kupu-kupu
(Family Zygaenidae, Family
Psychidae, Family Geometridae).
Universitas Pendidikan Indonesia.
Suharto T & Mardi Astuti. 2003.
Pelaksanaan Konversi CITIES di
Indonesia. Jakarta: JICA
Untung, Mas. 2012. Kupu-kupu di Kampus
UIN sunan Kalijaga. Yogyakarta
: Biolaska.
10 | P a g e
Top Related