3-1
RTRW Provinsi Papua Barat
L a p o r a n R e n c a n a
2008 - 2028
3.5. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN TATA RUANG WILAYAH
PROVINSI PAPUA BARAT
3.5.1. Kebijakan Pengembangan Struktur Ruang
Kebijakan pengembangan struktur ruang wilayah Provinsi Papua Barat meliputi:
1. Kebijakan pengembangan struktur ruang yang selaras dengan rencana tata ruang
nasional, meliputi:
a. Penetapan PKN, PKW dan PKL serta fungsi-fungsi kotanya sesuai dengan kondisi
dan kebijakan yang berlaku.
b. Menetapkan satuan wilayah pembangunan (SWP) sesuai dengan karakteristik dan
kriteria pengembangan wilayah.
2. Kebijakan sistem pusat permukiman perdesaan dan perkotaan, meliputi:
a. Mengembangkan prasarana dan sarana sosial dasar dan ekonomi perkotaan dan
perdesaan.
b. Mengembangkan prasarana transportasi, energi, sumberdaya air pedesaan.
c. Pengembangan komoditas produk-pertanian perdesaan.
3. Kebijakan pengembangan sarana dan prasarana wilayah yang meliputi jaringan
prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumberdaya air dalam upaya
meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan, meliputi:
a. Mengembangkan prasarana dan sarana dasar sebagai penunjang kegiatan
ekonomi.
b. Pengembangan jaringan jalan sebagai upaya pembukaan wilayah-wilayah yang
terisolasi.
c. Pengembangan pelabuhan sebagai upaya untuk mendorong perekonomian dan
mobilitas barang dan penumpang.
d. Pengembangan bandar udara perintis bagi kepentingan pembukaan isolasi wilayah.
e. Pengembangan energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat
terutama di wilayah terpencil.
f. Pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya air dalam mendukung kebutuhan
masyarakat dan pertanian.
g. Pengembangan sistem telekomunikasi yang murah, terjangkau dan dapat
diandalkan.
3.5.2. Kebijakan Pengembangan Pola Ruang
Kebijakan pengembangan pola ruang wilayah Provinsi Papua Barat meliputi:
1. Kebijakan pengembangan kawasan lindung, meliputi:
3-2
RTRW Provinsi Papua Barat
L a p o r a n R e n c a n a
2008 - 2028
a. Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup.
b. Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan hidup.
2. Kebijakan pengembangan kawasan budidaya, meliputi:
a. Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan
budidaya.
b. Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya
dukung dan daya tampung lingkungan.
3. Kebijakan pengembangan kawasan, meliputi:
a. Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk
mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan
keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi
perlindungan kawasan, melestarikan keunikan bentang alam, dan melestarikan
warisan budaya.
b. Pengembangan kawasan andalan dan strategis.
c. Pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan tingkat
perkembangan antar kawasan.