Download - KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Transcript
Page 1: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam
Page 2: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | i

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, laporan bulan April 2014 Direktorat

Tata Ruang dan Pertanahan dapat terselesaikan pada waktunya.

Laporan bulan April 2014 Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan disusun sebagai bagian dari

proses monitoring dan evaluasi bulanan terhadap pelaksanaan kegiatan dan pencapaiannya.

Selain itu, tersedianya laporan ini sekaligus juga bagian dari upaya melaksanakan prinsip

keterbukaan informasi yang merupakan salah satu bagian penting dari good governance

(kepemerintahan yang baik).

Pada bulan April 2014, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan telah menyelesaikan beberapa

kegiatan yang strategis dalam menunjang kinerja capaian Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan

yaitu: (a) Pameran Perencanaan Pembangunan Tahun 2014, (b) Pembahasan Draft 0 RPJMN 2015-

2019 Bidang Tata Ruang dan Pertanahan, (c) Diseminasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis, (e) Kick

Off Meeting Kegiatan Redistribusi Tanah dan Access Reform (Reforma agraria), (f) Rapat

Pembahasan Persiapan Pelaksanaan Pameran Perencanaan Pembangunan Nasional Tahun 2014, (g)

Rapat Dukungan Implementasi Tata Ruang dan Pembangunan Rendah Karbon di Provinsi Papua, (h)

Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam perpektif PRB, (i) Pembahasan Teknis dan Anggaran

Pilot Project Publikasi Tata Batas Kawasan Hutan, (j) Roadmap Integrasi RTRW, RZWP3-K, dan LP2B,

(k) Rapat Pembahasan Persiapan Pelaksanaan Pameran Perencanaan Pembangunan Nasional Tahun

2014 dan (l) Rapat Pembahasan Persiapan Pelaksanaan Pameran Perencanaan Pembanguan

Nasional Tahun 2014.

Demikian, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi yang positif bagi kita

semua dalam melaksanakan tugas di Kementerian PPN/Bappenas.

Jakarta, Mei 2014

Direktur Tata Ruang dan Pertanahan

Dr. Ir. Oswar M. Mungkasa, MURP.

NIP.19630726 199203 1 001

Page 3: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... ii

DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1

BAB II KEGIATAN INTERNAL ............................................................................................................. 2

2.1 Review Anggaran Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan (Januari-Maret 2014)............ 2

2.2 Kegiatan Utama ............................................................................................................... 3

2.3 Kegiatan Pendukung ........................................................................................................ 4

BAB III KEGIATAN EKSTERNAL ....................................................................................................... 13

BAB IV RENCANA KEGIATAN BULAN FEBRUARI 2014 ..................................................................... 40

BAB V PENUTUP ............................................................................................................................. 42

LAMPIRAN

Page 4: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | iii

DAFTAR SINGKATAN

BAPPENAS : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BIG : Badan Informasi Geospasial BKF : Badan Kebijakan Fiskal BKPRD : Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah BKPRN : Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional BNPB : Badan Nasional Penanggulangan Bencana BP : Badan Pengembangan BPN : Badan Pertanahan Nasional BPP : Bendahara Pengeluaran Pembantu DAK : Dana Alokasi Khusus DAS : Daerah Aliran Sungai DIRJEN : Direktorat Jenderal DPR RI : Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia FGD : Focus Group Discussion HAM : Hak Asasi Manusia HTR : Hutan Tanaman Rakyat IG : Informasi Geospasial IGT : Informasi Geospasial Tematik INPRES : Instruksi Presiden INFOSOS : Informasi dan Sosialisasi JFP : Jabatan Fungsional Perencana K/L : Kementerian/Lembaga KAPET : Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu KDT : Kawasan Danau Toba KEMHUT : Kementerian Kehutanan KIP : Komisi Informasi Pusat KKDT : Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal KKP : Kementerian Kelautan dan Perikanan KLH : Kementerian Lingkungan Hidup KLHS : Kajian Lingkungan Hidup Strategis KPK : Komisi Pemberantasan Korupsi KRP : Kebijakan, Rencana dan Program KSN : Kawasan Strategis Nasional LIPI : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LP2B : Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan LH : Lingkungan Hidup LKPP : Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah LPJ : Laporan Pertanggungjawaban LSPK : Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban MDTP : Multi Deep Tunnel Project MIT : Middle Income Trap NCICD : National Capital Integrated Coastal Development NIB : Nomor Induk Bidang NKB : Nota Kesepakatan Bersama NSPK : Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria NSP : Norma, Standar, Prosedur OMS : Organisasi Masyarakat Sipil

Page 5: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | iv

PDII : Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah PERMEN : Peraturan Menteri PERPRES : Peraturan Presiden PGE : Pertamina Geothermal Energy PGN : Perusahaan Gas Negara PK : Peninjauan Kembali PLTP : Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi PMK : Peraturan Menteri Keuangan POKJA : Kelompok Kerja PP : Peraturan Pemerintah PPK : Pejabat Pembuat Komitmen PRB : Pengurangan Resiko Bencana PU : Pekerjaan Umum PUSDATIN : Pusat Data dan Informasi RAINPRES : Rancangan Instruksi Presiden RAKH : Renvana Aksi Kota Hijau RAKORNAS : Rapat Koordinasi Nasional RAKORTEK : Rapat Koordinasi Teknis RAN : Reforma Agraria Nasional RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : Rencana Aksi RPI2JM : Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RTR : Rencana Tata Ruang RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah RTRWK : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten RTRWN : Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional RTRWP : Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi RUU : Rancangan Undang-undang RZWP3K : Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil SARBAGITA : Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan SATKER : Satuan Kerja SCDRR : Strategic Centre for Disaster Risk Reduction SDA : Sumber Daya Alam SDM : Sumber Daya Manusia SK : Surat Keputusan SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah SOP : Standard, Operating and Procedure TA : Tahun Anggaran TI : Teknologi Informasi TRP : Tata Ruang dan Pertanahan UKCCU : United Kingdom Climate Change Unit UKE : Unit Kerja Eselon UKM : Usaha Kecil Menengah UKP4 : Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan UNESCO : United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization UP/TUP : Uang Persediaan/Tambahan Uang Persediaan UU : Undang-undang UUPA : Undang-Undang Pokok Agraria WAMEN : Wakil Menteri

Page 6: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada Bulan April 2014, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan telah melaksanakan kegiatan utama berupa, Pameran Perencanaan Pembangunan Tahun 2014, dan kegiatan pendukung meliputi rapat Persiapan Pameran Perencanaan Pembangunan, Pembahasan Draft 0 RPJMN 2015-2019 Bidang Tata Ruang dan Pertanahan, Diseminasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis, Kick Off Meeting Kegiatan Redistribusi Tanah dan Access Reform (Reforma agraria), rapat Dukungan Implementasi Tata Ruang dan Pembangunan Rendah Karbon di Provinsi Papua, Diskusi Materi Teknis pedoman penyusunan RTR dalam perpektif PRB, Pembahasan Teknis dan Anggaran Pilot Project Publikasi Tata Batas Kawasan Hutan, Roadmap Integrasi RTRW, RZWP3-K, dan LP2B. Dalam pelaksanaan kegiatan, terdapat beberapa kegiatan yang sudah selesai dan ada pula kegiatan yang masih berlanjut. Kegiatan yang telah selesai terlaksana adalah Pameran Perencanaan Pembangunan Tahun 2014, rapat Persiapan Pameran Perencanaan Pembangunan, Pembahasan Draft 0 RPJMN 2015-2019 Bidang Tata Ruang dan Pertanahan, Diseminasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis, rapat Dukungan Implementasi Tata Ruang dan Pembangunan Rendah Karbon di Provinsi Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam perpektif PRB. Sedangkan untuk kegiatan yang masih berlanjut yaitu Kick Off Meeting Kegiatan Redistribusi Tanah dan Access Reform (Reforma agraria), Pembahasan Teknis dan Anggaran Pilot Project Publikasi Tata Batas Kawasan Hutan dan Roadmap Integrasi RTRW, RZWP3-K, dan LP2B. Selanjutnya, pada laporan ini akan dijelaskan secara mendetail kegiatan-kegiatan utama maupun pendukung yang telah dilaksanakan pada Bulan April 2014.

Page 7: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 2

BAB II

KEGIATAN INTERNAL

Untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat pencapaian kinerja atas kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan secara rutin melaksanakan evaluasi kinerja seluruh bagian melalui mekanisme rapat rutin internal yang diselenggarakan setiap minggu dan setiap bulan. Evaluasi kinerja dilakukan dengan maksud untuk dapat mengetahui dengan pasti apakah pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana kerja dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan pelaksanaan rencana pembangunan dimasa yang akan datang. Fokus utama evaluasi diarahkan kepada keluaran (output) dari pelaksanaan rencana kerja. Berikut rangkuman laporan pelaksanaan kegiatan internal baik kegiatan utama maupun kegiatan pendukung.

2.1 Review Anggaran Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan (Januari-Maret 2014)

Selama periode Januari-Maret total anggaran yang dimiliki Direktorat Tata Ruang dan

Pertanahan sebesar Rp. 4.190.409.000,- (RM) dengan target rencana anggaran Rp.212.078.700,-

(5%), kinerja penyerapan atau realisasi Rp. 358.708.400,- (8,5%) dengan catatan

pertanggungjawaban dokumen TUP ke II, UP ke III masih dalam proses di PPK sebesar 2%.

Disamping itu, terdapat kontribusi dari: (i) Kajian sebanyak 5%, (ii) Koordinasi penyusunan

rencana sebesar 4%, (iii) Koordinasi strategis RAN sebanyak 5%, (iv) Koordinasi strategis

Sekretariat BKPRN sebesar 11% dan (v) Knowledge Management sebesar 22%.

Adapun nilai-nilai tersebut diperoleh dari mekanisme pencairan : UP (I dan III) dan TUP (I-

II). Realisasi digunakan untuk membiayai gaji tenaga kontrak individu dan konsultan, perjalanan

dinasserta konsinyering dan FGD. Berikut merupakan diagram rencana penyerapan anggaran

Direktorat TRP tahun 2014:

3 7 1012

15

2535

45

60

7080

100

1 38,50

20

40

60

80

100

120 Rencana dan Penyerapan

% Rencana% Realisasi

Diagram 1

Page 8: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 3

2.2 Kegiatan Utama

2.2.1 Pameran Perencanaan Pembangunan Tahun 2014

Pameran dilaksanakan di Ruang Binakarna Hotel Bidakara pada tanggal 29-30 April 2014.

Pameran Perencanaan Pembangunan Nasional 2014 merupakan salah satu bagian dari

rangkaian acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2014,

yang ditinjau oleh Bapak Presiden Republik Indonesia. Tema pameran pada tahun ini adalah

“Melanjutkan Reformasi bagi Percepatan Pembangunan Ekonomi yang Berkeadilan”.

Tujuan penyelenggaraan Pameran Perencanaan Pembangunan 2014 adalah untuk

mensosialiasikan hasil-hasil pelaksanaan pembangunan. Pameran ini juga diharapkan dapat

menumbuhkan pemahaman yang sama tentang proses perencanaan dan pengendalian

pembangunan bagi para pemangku kepentingan. Pameran tahun ini difokuskan untuk

membangun jejaring bagi para pihak yang berperan aktif dalam percepatan pembangunan

ekonomi. Peserta pameran terdiri dari Kementerian/Lembaga Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi dan Kabupaten/Kota, Organisasi Masyarakat Sipil (OMS), termasuk lembaga penelitian,

perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, mitra pembangunan multilateral dan bilateral.

Dalam rangkaian acara Pameran Musrenbangnas diselenggarakan diskusi interaktif yang

menghadirkan pakar dan pelaku pembangunan dengan topik terpilih sesuai dengan tema

pameran.

Subtema I : Penyiapan landasan pembangunan yang kokoh

Subtema II : Pembangunan ekonomi yang berkeadilan

Subtema III : Peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan kesejahteraan

rakyat yang berkeadilan

Subtema IV : Pemerataan pembangunan wilayah

Pameran Perencanaan Pembangunan Nasional memiliki peran penting, yaitu menjadi

media komunikasi antarstakeholders yang sangat strategis dan cukup efektif untuk

mensosialisasikan program pembangunan nasional yang telah dan akan dilakukan. Dengan

besarnya manfaat yang diperoleh baik oleh peserta dan pengunjung pameran, maka diharapkan

pameran ini dapat dijadikan sebagai acara rutin dalam rangkaian Musrenbangnas setiap

tahunnya dengan menganggarkan kegiatan pameran dan melakukan persiapan yang lebih baik.

Acara pameran ini mampu menjadi salah satu kegiatan promosi dan perkenalan bagi

masyarakat luas tentang produk perencanaan baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah,

kementerian lembaga, organisasi masyarakat dan lembaga donor serta lembaga internasional.

Sumber: Dokumentasi Direktorat TRP, April 2014

Gambar 1

Page 9: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 4

2.3 Kegiatan Pendukung

2.3.1 Pembahasan Draft 0 RPJMN 2015-2019 Bidang Tata Ruang dan Pertanahan

Rapat dilaksanakan pada tanggal 7 April 2014 di Ruang Rapat SG-5 Bappenas dengan

tujuan untuk memperoleh masukan terkait isu strategis, sasaran, kebijakan, strategi, dan

kerangka pelaksanaan (regulasi, pendanaan, dan kelembagaan) draft 0 RPJMN III (2015-2019)

bidang tata ruang dan pertanahan dari K/L. Beberapa hal penting yang disampaikan dalam rapat

meliputi:

Kerangka rencana teknokratik RPJMN 2015-2019 terbagi dalam 5 bagian yaitu

polhukam, ekonomi, kesra, SDA-LH, dan daerah yang akan dilaksanakan berdasarkan 3

kerangka pelaksanaan.

Kelemahan RPJMN terdahulu adalah tidak memperhatikan kerangka pelaksanaan

yaitu kerangka pendanaan, kerangka regulasi, dan kerangka kelembagaan .

Titik berat RPJMN 2015-2019 bidang tata ruang adalah mantapnya kelembagaan dan

ketersediaan infrastruktur. Hal ini cukup berat karena besarnya ketimpangan

ketersediaan infrastruktur

Isu strategis bidang tata ruang:

Belum efektifnya pemanfaatan dan pengendalian penataan ruang

Belum dijadikannya RTRW sebagai acuan pembangunan berbagai sektor

Belum efektifnya kelembagaan penyelenggaraan penataan ruang.

Isu Strategis bidang pertanahan:

kepastian hukum hak atas tanah

ketimpangan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah

peningkatan pelayanan pertanahan, dan iv) penyediaan lahan untuk

pembangunan bagi kepentingan umum.

Hasil pembahasan dari rapat tersebut antara lain:

Terkait tata ruang: dalam 5 tahun kedepan akan masuk proses pemanfaatan dan

pengendalian. Sebelum itu, akan difokuskan pada penyelesaian backlog RPJMN 2010-

2014 dan mengejar ketertinggalan yang ada.

Terkait pertanahan: akan dilakukan upaya perubahan stelsel dari negatif menjadi

positif, menyiapkan konsep bank tanah, dan kamar khusus pertanahan di pengadilan

negeri.

RPJMN diharapkan dapat mengakomodasi kebijakan nasional terkait energi baru

terbarukan. Namun untuk mencapai ini, tidak lepas dari dukungan sektor lain. Untuk

itu, perlu pemikiran baru dan kreatifitas stakeholders penataan ruang, misalnya

diawali dengan penetapan kawasan untuk kebun energi.

Sumber: Dokumentasi Direktorat TRP, April 2014

Gambar 2

Page 10: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 5

2.3.2 Diseminasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Rapat dilaksanakan pada tanggal 2 April 2014 di Ruang Rapat Terumbu Karang,

Kementerian Lingkungan Hidup untuk mensosialisasikan KLHS sesuai dengan program kerja

Agenda Kerja BKPRN Pokja 1 dalam rangka percepatan penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang

(RRTR). Beberapa hal penting yang dibahas dalam rapat antara lain:

Dalam Agenda Kerja BKPRN Tahun 2014-2015 disebutkan bahwa dalam rangka

pelaksanaan program kerja Kelompok Kerja (POKJA) 1, yaitu integrasi/internalisasi

pengembangan substansi penting penataan ruang maka perlu dilakukan kegiatan

lintas sektor, salahsatunya diseminasi Kajian Lingkungan Hidup Stratgeis (KLHS).

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) merupakan salahsatu instrumen

pengendalian pengelolaan lingkungan hidup pada tataran Kebijakan, Rencana, dan

Program (KRP) yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009

tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

KLHS menjadi salah satu komponen pendukung penyusunan KRP terutama dalam

mengukur dampak pembangunan terhadap kondisi lingkungan saat ini serta

potensinya di masa yang akan datang. Pada KRP yang telah ditetapkan, KLHS menjadi

bentuk rekomendasi untuk perbaikan KRP.

KRP di bidang tata ruang yang wajib melakukan KLHS adalah: i) RTRW nasional,

provinsi, kabupaten/kota, serta rencana rincinya; ii) RPJP dan RPJM nasional, provinsi,

dan kabupaten/kota; dan iii) KRP yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan.

Saat ini sedang dilakukan penyusunan Rancangan PP tentang Penyelenggaraan KLHS

oleh Kementerian Lingkungan Hidup.

KLHS perlu dilakukan secara menyatu (embedded) dalam proses penyusunan KRP.

Di masa yang akan datang, KLHS dilakukan secara bersamaan dengan proses

penyusunan KRP.

Dari pelaksanaan rapat, disimpulkan bahwa perlu dilakukan pembahasan lebih lanjut

terkait hal-hal: i) Siapa yang akan memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

menjadi dasar dan terintegrasi dalam KRP; ii) Siapa yang akan melakukan evaluasi KLHS?; iii)

Siapa yang akan mengawal KLHS dan bagaimana mekanisme pelaksanaannya?; dan iv)

Keterkaitan hierarki RTRW dengan bobot KLHS.

2.3.3 Kick Off Meeting Kegiatan Redistribusi Tanah dan Access Reform (Reforma agraria)

Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 3 April 2014 bertempat di SG 4-5 Bappenas dalam

rangka kick off meeting pelaksanaan pilot project reforma agraria nasional pada tahun 2014 di 2

provinsi yaitu Jawa Tengah dan Bangka Belitung. Adapun beberapa pembahasan dalam kick off

tersebut antara lain:

Terdapat 2 skema dari pelaksanaan Pilot Project Reforma Agraria yang akan

dilaksanakan di Jawa Tengah dan Bangka Belitung sebagai berikut:

Pelaksanaan Program K/L sebagai access reform mengikuti kegiatan Redistribusi

Tanah /Legalisasi Tanah yang telah dilakukan sebagai asset reform

Pelaksanaan Legalisasi Aset oleh BPN sebagai Asset Reform mengikuti

pelaksanaan Program Kementeran/Lembaga sebagai access reform.

Page 11: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 6

Dalam rapat tersebut Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, serta BPN

menyambut baik pelaksanaan kegiatan Pilot Project Reforma Agraria Nasional dan

bersedia bekerjasama dalam pelaksanaan kegiatannya.

Badan Pertanahan Nasional menyampaikan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan

Reforma Agraria juga membutuhkan Bappenas untuk mengkoordinasikan pelaksanaan

kegiatan dengan Kementerian Lembaga agar dapat berjalan dengan lancar.

Terdapat usulan dari Kementerian Koperasi dan UKM untuk melaksanakan kegiatan

serupa di provinsi Jawa Timur melihat kesiapan dari pemerintah daerah serta

masyaraka terkait dengan kegiatan reforma agraria.

Tindak lanjut dari pelaksanaan rapat tersebut meliputi:

Pelaksanaan Koordinasi Teknis Pilot Project Reforma Agraria di Jakarta;

Pelaksanaan koordinasi teknis pilot project reforma agraria di daerah.

Sumber: Dokumentasi Direktorat TRP, April 2014

Gambar 3

2.3.4 Rapat Persiapan Pelaksanaan Pameran Perencanaan Pembangunan Nasional Tahun

2014

Rapat dilaksanakan pada tanggal 11 April 2014 di SS 1-2 dengan tujuan untuk (1)

Konfirmasi kesediaan peserta Pameran Perencanaan Pembangunan Tahun 2014, (2) Identifikasi

materi yang akan ditampilkan oleh peserta, dan (3) Pematangan layout dan desain booth. Poin

penting yang disampaikan pada rapat tersebut, sebagai berikut:

Beberapa peserta mengundurkan diri karena tidak siap mengikuti Pameran tersebut,

yakni: Pertamina Geothermal Energy (PGE), Perusahaan Gas Negara (PGN), Provinsi

Aceh, dan Provinsi Kepulauan Riau.

Provinsi Aceh digantikan oleh Provinsi Sumatera Barat, lalu Provinsi Kepualauan Riau

digantiikan oleh Provinsi Maluku Utara (sedang dikonfirmasi), serta tambahan peserta

di subtema IV, yakni Provinsi Sulawesi Utara.

Beberapa peserta meminta alokasi tambahan booth jika memungkinkan, dan ingin

menambah untuk alokasi di multimedia wall, poster wall, dan perpustakaan mini.

Terkait untuk pembiayaan, sewa booth tetap dibebankan kepada peserta dengan

fasilitas yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta. Pihak konsultan akan

menghubungi langsung kepada pihak peserta mengenai invoice pembayarannya.

Terkait dengan layout dan desain akan dibuat dengan empat warna dasar yang

berbeda untuk setiap subtema dan mengutamakan keseragaman. Fasilitas booth

nantinya akan disesuaikan dengan kebutuhan peserta.

Tanggal penting yang harus dipersiapkan oleh peserta, yakni: (1) 17 April 2014, rapat

koordinasi dengan agenda pembahasan kebutuhan peserta (2) 24 April 2014, rapat

Page 12: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 7

koordinasi terakhir dengan agenda pemenuhan kebutuhan peserta pameran oleh

pihak konsultan.

Sebagai tindak lanjut, akan dilaksanakan rapat koordinasi antara TRP, Biro Renortala dan

Konsultan mengenai pembiayaan pameran beserta kontrak dkk (Jumat, 11 April 2014) dan akan

diadakan rapat koordinasi antara TRP, Biro Renortala, Konsultan, dan Perwakilan Hotel Bidakara

untuk membahas rangkaian kegiatan Pameran secara keseluruhan (Senin, 14 April 2014).

2.3.5 Rapat Dukungan Implementasi Tata Ruang dan Pembangunan Rendah Karbon di

Provinsi Papua

Rapat dilaksanakan di RR Sekretariat BKPRN pada tanggal 15 April 2014. Program

Pembangunan Rendah Karbon di Provinsi Papua ini merupakan kerjasama antara Pemerintah

Kerajaan Inggris (cq United Kingdom Climate Change Unit-UKCCU) dan Pemerintah Indonesia

(cq Kemendagri). Tim dari Kemdagri, UKCCU dan konsultan Price Waterhouse Cooper (PWC)

melakukan kunjungan ke instansi yang tergabung dalam keanggotaan Steering Committee

program, yaitu Bappenas, PU, Kementerian Kehutanan dan Badan Kebijakan Fiskal (BKF)

Kementerian Keuangan. Beberapa aspek dalam kegiatan ini yang sangat terkait dengan tata

ruang adalah dalam rangka:

Peningkatan kelembagaan dan peraturan (termasuk peningkatan kapasitas Bappeda

dan BKPRD, dan penyusunan peraturan gubernur sebagai pedoman)

Penyelarasan RTRWP dan RTRWK (antara lain dengan KLHS sebagai media), dan

menterjemahkan RTRWP dan RTRWK ke rencana rinci kawasan perkampungan

Sistem informasi tata ruang (investasi dan pemetaan ijin).

Output dari kegiatan ini (terutama aspek terkait tata ruang) diharapkan dapat jadi

masukan dalam panduan perubahan iklim atau penerapan green economy dalam penataan

ruang. Selain itu, diharapkan juga dapat menjadi pilot project untuk mengintegrasikan tanah

adat dalam tata ruang. Progres dalam kegiatan ini diharapkan dapat terinformasikan secara

kontinyu kepada seluruh anggota Steering Committee program, yaitu Bappenas, PU, Kemhut

dan BKF Kemkeu.

Sumber: Dokumentasi Direktorat TRP, April 2014

Gambar 4

2.3.6 Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam perpektif PRB

Rapat dilaksanakan pada tanggal 16 April 2014 di BNPB dengan tujuan untuk

memperoleh informasi dan data, serta mengkonfirmasi hasil yang telah diperoleh Ibu Gita

(konsultan) dari diskusi dengan Kemen PU dan KKP.

Page 13: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 8

Dalam diskusi ini diperoleh banyak informasi dan data, termasuk kerjasama BNPB dengan

PU dalam menyusun “Standar Penataan Ruang di Kawasan Rawan Bencana oleh Kemen PU.

Standar mengatur hal-hal yang lebih rinci/teknis dibandingkan pedoman.

Dengan adanya standar Penataan Ruang di Kawasan Rawan Bencana oleh PU, maka TRP

perlu diskusi lebih lanjut dengan konsultan dan Tim SCDRR tentang kedudukan kegiatan ini yang

dimaksudkan untuk memberikan masukan bagi revisi Pedoman Penyusunan Rencana Tata

Ruang berdasarkan Perspektif Pengurangan Risiko Bencana, terutama dengan

mempertimbangkan kedudukan “Standar” tersebut terhadap Pedoman-pedoman penyusunan

RTRW yang telah ada (Permen PU 15, 16, 17/2009) dan penyusunan Rencana Umum Tata Ruang

dan Rencana Rinci Tata Ruang.

2.3.7 Pembahasan Teknis dan Anggaran Pilot Project Publikasi Tata Batas Kawasan Hutan

Rapat dilaksanakan di ruang SG 5 Bappenas pada tanggal 16 April 2014 untuk

menyepakati teknis dan anggaran pelaksanaan Pilot Project Tata Batas Kawasan Hutan sebagai

tindak lanjut dari pelaksanaan rapat pada tanggal 28 Maret 2014 mengenai pembahasan teknis

dan anggaran pelaksanaan Pilot Project Tata Batas Kawasan Hutan. Beberapa hal yang dibahas

dalam rapat tersebut, antara lain:

Penetapan dan pengukuhan tata batas kawasan hutan melibatkan tim yang diketuai

oleh Bupati dan terdiri dari Dinas Kehutanan dan Badan Pertanahan Nasional. Data

hasil pengukuhan batas kawasan hutan tersebut disinkronisasi dengan peta

pendaftaran tanah di Kantor Wilayah Pertanahan setempat. Namun pada

pelaksanaannya sebagian besar peta hasil pengukuhan batas kawasan hutan tidak

disinkronisasi dengan peta pendaftaran tanah sehingga menimbulkan berbagai

permasalahan, salah satunya adalah penerbitan sertipikat bidang tanah pada kawasan

hutan.

Kegiatan Publikasi Tata Batas Kawasan Hutan dilakukan melalui rekonstruksi batas

yang kemudian akan disinkronisasi dengan sistem pendaftaran tanah Badan

Pertanahan Nasional (BPN), sehingga baik BPN dan Kementerian Kehutanan masing-

masing dapat saling menjaga kawasan hutan dan non hutan sesuai dengan masing-

masing kewenangan. Dalam kegiatan tersebut pula, BPN hanya akan melakukan

pengukuran pada kawasan hutan yang telah ditetapkan melalui Surat Keputusan

Menteri Kehutanan (SK Menhut) yang kemudian didaftarkan pada sistem pertanahan

BPN. Terkait dengan keberadaan enclave (penggunaan kawasan selain hutan didalam

kawasan hutan) sepenuhnya akan diserahkan kepada pihak yang berwenang yaitu

Kementerian Kehutanan.

Output dari kegiatan ini adalah berita acara publikasi tata batas kawasan hutan

dengan Nomor Induk Bidang (NIB) yang disetujui oleh kedua belah pihak yaitu BPN

dan Kementerian Kehutanan yang kemudian berita acara tersebut diserahkan kepada

Kementerian Kehutanan. Diharapkan berita acara publikasi tata batas hutan tersebut

dapat menjadi barang milik negara berupa hutan yang dapat dihitung dalam

inventarisasi barang milik negara.

Terkait dengan tujuan Kegiatan Publikasi Tata Batas Kawasan Hutan yaitu kepastian

hukum dan batas antara kawasan hutan dan non hutan, maka patok atau tugu

idealnya diletakan pada rentang jarak 1,5 Km dengan tugu pembantu yang diletakkan

pada sudut vertices, meskipun hal tersebut berimplikasi pada biaya yang besar. Selain

Page 14: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 9

biaya pengukuran, dalam proses rekonstruksi tata batas kawasan hutan pada lokasi

pilot project akan dikenakan biaya tambahan lainnya seperti biaya transportasi dan

akomodasi yang satuan biayanya berbeda antara lokasi satu dengan lokasi lainnya.

Tindak lanjut dari pelaksanaan Rapat Koordinasi Pembahasan Teknis dan Anggaran Pilot

Project Publikasi Tata Batas Kawasan Hutan adalah penghitungan besaran biaya kegiatan

publikasi tata batas kawasan hutan pada lokasi pilot project yang telah ditentukan. Setelah

besaran biaya telah diperoleh akan dilaksanakan rapat koordinasi penyepakatan anggaran

bersama dengan BPN dan Kementerian Kehutanan.

2.3.8 Roadmap Integrasi RTRW, RZWP3-K, dan LP2B

Rapat dilaksanakan pada tanggal 16-17 April 2014 di Sekretariat BKPRN dengan tujuan

untuk membahas dan merumuskan draft Roadmap Integrasi RTRW, RZWP-3-K, dan LP2B.

Terdapat beberapa hal penting yang dibahas dalam pertemuan ini, diantaranya:

Penyiapan Roadmap Integrasi RTRW, RZWP3-K, dan LP2B ini dilatarbelakangi oleh

perlunya suatu arahan/peta jalan dalam mengintegrasi RTRW, RDTR, dan RZWP3-K

sebagai masukan bagi penyusunan rancangan RPJMN 2015-2019.

Capaian yang diinginkan dari penyusunan Roadmap Integrasi RTRW, RZWP3-K, serta

LP2B ini adalah: (i) Matriks roadmap untuk penyelesaian RTRW dan integrasinya

dengan RZWP-3-K dan LP2B; serta (ii) Pembagian peran stakeholders serta strategi

dalam pencapaian integrasi tersebut.

Perumusan draft Roadmap Integrasi RTRW, RZWP-3-K, dan LP2B dilakukan melalui

langkah-langkah sebagai berikut: (i) Inventarisasi data-data dan informasi terkait

penyusunan RTRW, RZWP-3-K, dan LP2B; (ii) Identifikasi langkah-langkah penyusunan

dari masing-masing dokumen perencanaan; (iii) Pemetaan butir (i) dan (ii) ke dalam

matriks yang terdiri dari tahapan penyelesaian dokumen rencana, dan target waktu

penyelesaian; serta (iv) Merumuskan langkah-langkah strategis integrasi dokumen

perencanaan, dengan kriteria: waktu PK RTRW, lokasi strategis KSN, dan periode

RZWP-3-K.

Dalam perumusan draft Roadmap Integrasi RTRW, RZWP3-K, dan LP2B terdapat

beberapa prinsip yang diterapkan, yaitu:

Dalam penentuan waktu integrasi RZWP-3-K mengacu pada waktu mekanisme

penyusunan dan Peninjauan Kembali (PK) RTRW;

Guna meningkatkan kualitas PK RTRW, dilakukan Kajian PK (KPK) RTRW yaitu

pada T-1 sebelum PK dilakukan. Adapun PK RTRW dilakukan pada tahun ke-5

setelah penetapan Perda RTRW;

Pelaksanaan KPK dikoordinasikan oleh BKPRD Provinsi;

KLHS sudah terintegrasi (embedded) dengan KPK RTRW; dan

Lokasi Prioritas penetapan LP2B (termasuk ketersediaan peta) telah terintegrasi

dengan KPK RTRW.

Didapatkan 5 (lima) tipologi integrasi, baik untuk provinsi, kabupaten, maupun kota,

diantaranya:

Tipologi 1: RTRW dan RZWP-3-K telah diperdakan namun dengan perbedaan

rentang waktu penetapan 1 tahun, memuat dua sub tipologi: (a) Perda RTRW

ditetapkan terlebih dahulu dari Perda RZWP-3-K; dan (b) Perda RZWP-3-K

ditetapkan terlebih dahulu dari Perda RTRW;

Page 15: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 10

Tipologi 2: Perda RTRW telah ditetapkan namun belum menyusun Perda

RZWP3K;

Tipologi 3: Perda RTRW dan Perda RZWP3-K telah ditetapkan pada tahun yang

sama;

Tipologi 4: Perda RTRW dan Perda RZWP3-K belum ditetapkan; dan

Tipologi 5: Perda RTRW telah ditetapkan dan memuat substansi RZWP3-K

(terintegrasi).

Dilakukan simulasi terhadap pemetaan penetapan Perda RTRW dan Perda RZWP3-K

Provinsi, Kabupaten, dan Kota terhadap masing-masing tipologi yang telah

dirumuskan sebelumnya, dan kemudian didapatkan strategi-strategi dalam

pencapaian integrasi sesuai dengan tipologi masing-masing. Strategi-strategi tersebut

secara umum memuat:

Target waktu penyelesaian integrasi serta tahapan dalam pencapaian integrasi

(termasuk juga di dalamnya integrasi dengan KLHS);

Langkah dalam memenuhi kebutuhan dasar integrasi (seperti ketersediaan peta

dan informasi); serta

Peran BKPRN dan BKPRD beserta K/L terkait.

Demi tercapainya target, dalam proses integrasi ini dapat diberlakukan kebijakan

percepatan waktu pelaksanaan PK RTRW. Namun, pilihan untuk mengintegrasikan

RTRW dengan RZWP3-K dan LP2B ini diserahkan kepada kemampuan dan kapasitas

daerah.

Berdasarkan hasil draft roadmap integrasi RTRW, RZWP3-K, dan LP2B akan dilakukan

tindak lanjut, berupa:

Pendetailan terhadap matriks pemetaan sesuai 5 (lima) tipologi yang telah

dirumuskan. Pendetailan matriks tersebut diharapkan dapat menjadi masukan RPJMN

2015-2019;

Dilakukan konfirmasi dengan K/L terkait (PU, KKP, Kementan, KLH, Kemendagri, BIG);

dan

Perlu mendiseminasikan pembelajaran dari Pemda yang telah mengintegrasikan

RTRW dengan RZWP-3-K.

Sumber: Dokumentasi Direktorat TRP, April 2014

Gambar 5

2.3.9 Rapat Persiapan Pelaksanaan Pameran Perencanaan Pembangunan Nasional Tahun

2014

Rapat diadakan di SS 1-2 Bappenas pada tanggal 17 April 2014 dengan tujuan (1)

identifikasi materi yang akan ditampilkan per subtema; (2) penyerahan akhirdaftar barang

Page 16: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 11

peserta pameran; dan (3) permintaan kebutuhan barang kepada kurator. Poin penting yang

disampaikan pada rapat tersebut, sebagai berikut:

Beberapa peserta ingin menambah untuk alokasi di multimedia wall, poster wall, dan

perpustakaan mini.

Akan ada mobil SIM keliling dan SAMSAT, mengenai tempat masih harus

berkoordinasi dengan pihak hotel,

Tidak diperkenankan menggunakan X-Banner maupun Roll Banner.

Setiap peserta akan mendapatkan ID Card sebanyak 2 buah

Layout stand sudah final dan tidak memungkinkan untuk dilakukan perubahan,

Untuk Zona Dukungan Data dan Informasi, disediakan 6 unit komputer yang dapat

digunakan untuk membuka aplikasi program yang telah disiapkan,

Untuk surat undangan partisipasi dan menghadiri pameran sedang dalam proses

penyusunan, jika sudah selesai akan segera dikirimkan ke seluruh peserta.

Tanggal penting yang harus dipersiapkan oleh peserta, yakni: (1) 24 April 2014, rapat

koordinasi terakhir dengan agenda mempersiapkan barang-barang yang akan

ditampilkan oleh pameran beserta barang-barang yang akan diakomodir oleh Kurator;

(2) 28 April 2014, peserta menyerahkan barang display dan akan mendapatkan ID Card

untuk 2 orang. Peserta wajib hadir dan dapat menyerahkan barang sejak pukul 13.00 –

17.00 WIB.

Pembayaran Sewa Stand

Pembayaran untuk Stand Peserta langsung berkoordinasi dengan pihak

Konsultan,

Pembayaran belum termasuk dengan Pajak PPN,

Waktu pembayaran dimulai pada tanggal 24 – 28 April 2014,

2.3.10 Rapat Persiapan Pelaksanaan Pameran Perencanaan Pembangunan Nasional Tahun

2014

Rapat dilaksanakan pada tanggal 24 April 2014 di RR.Kunti Hotel Bidakara dengan tujuan

1) konfirmasi akhir daftar materi dan barang peserta pameran; dan (2) pembahasan teknis

pelaksanaan pameran. Poin penting yang disampaikan pada rapat tersebut, sebagai berikut:

Jumlah booth sudah final dan tidak memungkinkan untuk dilakukan penambahan.

Saat Presiden melakukan tinjauan, pihak penyelenggara tidak mengetahui booth mana

saja yang akan beliau kunjungi karena akan ditentukan oleh Paspampres/Protokol

Istana.

Saat kunjungan Presiden (Rabu, 30 April 2014), mohon yang menjaga booth disiapkan

(dari Eselon II) dan bersiap di booth masing-masing. Pihak penyelenggara

mengusulkan untuk menyiapkan dua orang penjaga booth, namun setelah rapat

dengan pihak Paspampres hanya diperbolehkan 1 orang saja di setiap booth.

Dresscode untuk penjaga booth memakai batik formal (batik lengan panjang) selama

dua hari pelaksanaan pameran.

Nama-nama penjaga booth akan diberikan kepada protokoler Istana, untuk itu peserta

harus menyiapkan 2 nama yang akan berjaga di setiap booth dan dikirimkan ke pihak

penyelenggara melalui email sebelum tanggal 28 April 2014.

Page 17: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 12

Jika para peserta hendak melakukan penambahan barang, segera dikonsultasikan ke

pihak konsultan, terutama untuk alokasi Poster Wall, Multimedia Wall, dan

Perpustakaan Mini. Untuk ketiga alokasi tersebut, akan diprioritaskan bagi para

peserta yang tidak mendapatkan alokasi booth.

Untuk pemutaran multimedia wall akan dilakukan secara random dengan maksimal

durasi 10 menit (tidak boleh lebih).

Pihak Gubernur akan mengikuti rombongan Presiden saat meninjau pameran dan

akan diatur oleh Paspampres/Protokol Istana.

Tanggal penting yang harus dipersiapkan oleh peserta, yakni: (1) 25 April 2014,

peserta harus menyerahkan logo instansi dengan resolusi tinggi untuk kebutuhan Wall

of Fame; (2) 28 April 2014, peserta menyerahkan barang display dan akan

mendapatkan ID Card untuk 2 orang. Peserta wajib hadir dan dapat menyerahkan

barang sejak pukul 13.00 – 17.00 WIB.

Beberapa tindak lanjut untuk mempersiapkan pameran perencanaan pembangunan

antara lain:

Peserta harus mengirimkan daftar final materi yang akan ditampilkan secepatnya ke

pihak penyelenggara atau kurator melalui email.

Peserta harus mengirimkan Logo untuk Wall of Fame maksimal 25 April 2014.

Peserta harus menyiapkan nama untuk penjaga booth yang akan menjaga saat

tinjauan Presiden (2 orang – beserta nama lengkap dan jabatan), dari Eselon II.

Pembayaran untuk sewa booth dimulai pada tanggal 24 – 28 April 2014.

Peserta harus menyerahkan seluruh materi (materi di booth, posterwall, multimedia

wall, dan perpustakaan mini) dan barang display tanggal 28 April 2014, mulai pukul

13.00 – 17.00 kepada pihak penyelenggara (tempat titik penyerahan akan

diinformasikan kemudian).

Sumber: Dokumentasi Direktorat TRP, April 2014

Gambar 6

Page 18: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 13

Tabel 1

Matriks Pelaksanaan Kegiatan Internal Direktorat TRP

Nama Kegiatan Status Capaian

Pameran Perencanaan Pembangunan Tahun 2014 Selesai

Pembahasan Draf 0 RPJMN 2015-2019 Bidang Tata Ruang dan Pertanahan Selesai

Diseminasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis Selesai

Kick Off Meeting Kegiatan Redistribusi Tanah dan Access Reform (Reforma

agraria) Berlanjut

Rapat Pembahasan Persiapan Pelaksanaan Pameran Perencanaan

Pembangunan Nasional Tahun 2014 Selesai

Rapat Dukungan Implementasi Tata Ruang dan Pembangunan Rendah Karbon

di Provinsi Papua Selesai

Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam perpektif PRB Selesai

Pembahasan Teknis dan Anggaran Pilot Project Publikasi Tata Batas Kawasan

Hutan Berlanjut

Roadmap Integrasi RTRW, RZWP3-K, dan LP2B Berlanjut

Rapat Pembahasan Persiapan Pelaksanaan Pameran Perencanaan

Pembangunan Nasional Tahun 2014 Selesai

Rapat Pembahasan Persiapan Pelaksanaan Pameran Perencanaan

Pembanguan Nasional Tahun 2014 Selesai

Page 19: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 14

BAB III

KEGIATAN EKSTERNAL

Di bawah ini merupakan ulasan singkat mengenai partisipasi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak eksternal Direktorat, baik oleh unit kerja/unit organisasi di lingkungan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional ataupun kementerian/lembaga lain, sampai dengan akhir Bulan April 2014. Kegiatan eksternal dihadiri secara langsung oleh Direktur Tata Ruang dan Pertanahan atau didisposisikan ke Kepala Sub Direktorat maupun Staf.

3.1 Rapat Perubahan Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang RTR KSN Sarbagita

Rapat dilaksanakan di Hotel Alila pada tanggal 1 April 2014 yang bertujuan mempersiapkan

kegiatan konsultasi publik terkait usulan perubahan Perpres RTR KSN Sarbagita di Bali yang

rencananya diselenggarakan pada tanggal 3 April 2014. Beberapa hal penting yang dikemukakan

dalam rapat antara lain:

Rapat sebelumnya (26 Maret 2014) telah menyepakati adanya Roadmap Proses Peninjauan

Kembali Perpres RTR KSN Sarbagita. Tetapi berdasarkan arahan Sesmenko Perekonomian,

kegiatan dalam roadmap tersebut perlu dipercepat pelaksanaannya sebelum Pemilu

berlangsung.

Kajian yang akan dipaparkan dalam konsultasi publik adalah hasil kajian yang dilakukan

oleh KKP yang memepertimbangkan : i) kondisi eksisting (sudah banyak kegiatan

pembangunan di kawasan perairan Teluk Benoa) dan ii) hasil analisa kesesuaian perairan

Teluk Benoa sebagai kawasan konservasi. Adapun hasil dari kajian yaitu kawasan Teluk

Benoa tidak layak sebagai konservasi dan dapat dibudidayakan.

Kajian tersebut belum menyatakan diperbolehkannya kegiatan reklamasi di Teluk Benoa,

sehingga masih perlu dilakukannya kajian/studi kelayakan berdasarkan Pasal 3 jo Pasal 13

Perpres No. 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil,

yaitu studi kelayakan yang meliputi: i) Kelayakan teknis (hidro-oceanografi, hidrologi,

batimetri, topografi, geomorfologi, dan geoteknik; ii) Kelayakan ekonomi-finansial; dan iii)

Kelayakan lingkungan Hidup. Kajian kelayakan teknis yang sudah terpenuhi hanya

kelayakan batimetri dan geomorfologi.

Kemenhut akan merevisi delineasi Tahura yang berada pada kawasan Teluk Benoa. Pada

kawasan perairan Tahura, terdapat beberapa wilayah yang tidak dapat ditumbuhi

mangrove (seluas 169,95 ha) oleh karenanya Kemenhut berencana untuk melakukan tukar

menukar lokasi dengan kawasan lainnya di luar kawasan Tahura berdasarkan usulan

Gubernur Bali.

Kemenhub berpandangan perubahan pola ruang Kawasan Teluk Benoa diperlukan untuk

mengakomodir rencana pengembangan Pelabuhan Benoa sebagai pelabuhan utama di

Provinsi Bali berdasarkan Rencana Induk Pelabuhan. Pada Daerah Lingkungan Kerja (DLKr)

Pelabuhan Benoa juga akan dilakukan pembangunan marina oleh swasta.

Asisten Deputi Urusan Kajian Kebijakan Wilayah dan Sektor, KLH berpandangan agar kajian

yang dilakukan dapat terintegrasi dengan kajian Greening MP3EI yang dilakukan oleh

Kementerian PPN/Bappenas.

Page 20: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 15

Pimpinan rapat mengharapkan Pemerintah Pusat ‘satu suara’ dalam forum konsultasi

publik tersebut.

Kesimpulan yang dihasilkan dari rapat tersebt antara lain:

Pembangunan Kawasan Teluk Benoa diharapkan 1 kesatuan dan kajian yang dilakukan

seharusnya terintegrasi antarsektor.

Masih adanya perbedaan persepsi di tingkat Pemerintah Pusat dalam menyikapi

Perubahan Perpres RTR KSN Sarbagita, terutama mengenai percepatan dilakukannya

perubahan Perpres tanpa dilengkapi kajian yang komprehensif.

Direktorat TRP mengingatkan agar mempertimbangkan adanya: i) beberapa kajian yang

belum terpenuhi (termasuk validitas dan kemukhtahiran datanya); serta ii) dilengkapinya

syarat dan prosedur dalam melakukan Perubahan Perpres sehingga dapat

dipertanggungjawabkan pengambilan keputusan maupun konsultasi publik dengan Pemda.

3.2 Workshop Penatausahaan Kas dan Perbendaharaan Tahun 2014

Workshop diselenggarakan pada tanggal 2-4 April 2014 di hotel Puri Avia-Bogor dengan

tujuan untuk (i) Melakukan pembukaan rekening untuk semua PPK; dan (ii) melakukan pengisian

aplikasi laporan pertanggungjawaban dan pajak setiap kegiatan di lingkup Kedeputian sampai

dengan akhir Maret 2014 (triwulan I). Terkait dengan workshop tersebut, terdapat beberapa hal

penting yang dibahas antara lain:

Untuk saat ini pengambilan uang UP/TUP/GUP tidak lagi diambil secara tunai oleh

Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) dengan membawa cek dari Bendahara

Pengeluaran (BP). Namun, akan ditransfer langsung dari BP kepada BPP melalui rekening

BPP yang telah disediakan.

Pembukaan rekening tersebut dimaksudkan untuk mencatat setiap transaksi yang

dilakukan serta mengurangi resiko adanya kehilangan uang oleh BPP.

Mekanisme transfer uang UP/TUP/GUP dari BP ke BPP dapat juga diberlakukan dari BPP ke

setiap penanggungjawab keuangan Direktorat dengan membuka rekening keuangan

Direktorat atau dengan pencairan langsung tunai dengan cek oleh penanggungjawab

keuangan Direktorat.

Biro Keuangan akan menyediakan cek untuk semua PPK dan BPP sehingga apabila ada PPK

dan BPP yang memerlukan persediaan cek dapat mengirimkan memorandum kepada Biro

Umum (c.q Bagian Keuangan).

Telah dilakukan pengisian aplikasi laporan pertanggungjawaban (LPJ BPP) sampai dengan

akhir Bulan Mei dan aplikasi pajak sampai akhir Bulan Februari Tahun 2014.

Dalam workshop tersebut, dilakukan pembukaan rekening untuk transaksi online keuangan

terutama transfer uang UP/TUP/GUP dari Bendahara Pengeluaran (BP) ke Bendahara Pengeluaran

Pembantu (BPP). Selain itu, terdapat aplikasi baru untuk pengisian daftar potongan pajak sehingga

setiap penanggungjawab keuangan Direktorat perlu mengisi daftar karyawan non PNS sesuai format

baru di setiap unit kerjanya.

3.3 Penyerapan TUP dan Rencana Penyerapan Anggaran

Rapat dilaksanakan pada tanggal 3 April 2014 di ruang Sekretariat BKPRN dalam rangka

percepatan pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan keuangan di lingkungan Kedeputian Regional

untuk TA 2014. Sekaligus melakukan update dan konfirmasi terhadap SK Kegiatan, penyerapan TUP

Page 21: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 16

dan rencana anggaran untuk tiga bulan kedepan. Terdapat beberapa hal yang mengemuka dalam

rapat tersebut, antara lain:

Seluruh SK Kegiatan baik SK Menteri (kegiatan koordinasi strategis) hampir semua

direktorat sudah selesai, hanya 1 SK Menteri untuk Kegiatan PISEW yang masih dalam

proses di Biro Hukum. Sedangkan untuk SK Deputi, sudah diparaf oleh PPK dan akan

diajukan ke Bapak Deputi untuk ditandatangani.

Rencana penyerapan anggaran, sudah dibuatkan data rencana penyerapan per bulan

setiap direktoratnya dan disesuaikan dengan rencana kegiatan yang akan dilakukan.

Tahun 2014, PPK Kedeputian Regional dan Otda akan menggunakan program naskah dinas

yang ada di Bappenas untuk mempermudah dan memperlancar proses pengajuan dan

pertanggungjawaban anggaran di setiap pelaksanaan kegiatannya.

Adapun tindak lanjut atas pelaksanaan rapat adalah:

Percepatan penyelesaian SK Deputi pada hari Jumat, sehingga bisa dibuatkan penetapan

honor bagi SK yang berdampak OB (honor). Jika SK Deputi yang tidak ada OB nya tetap ada

SK tersebut untuk menjadi pegangan bagi anggota tim pelaksana dalam melaksanakan

kegiatan di direktoratnya masing-masing.

Deadline pertanggungjawaban TUP tahap III paling lambat tanggal 7 April 2014.

Sekretariat PPK Regional akan menggunakan sistem online naskah dinas dari Bappenas

mulai bulan April ini dan akan disosialisasikan kepada para penanggungjawab kegiatan dan

stafnya.

Rencana penyerapan anggaran di setiap direktorat akan dikaji dan dilihat kembali oleh PPK

Kedeputian Regional dan Otda.

Semua direktorat harus tertib dalam mempertanggungjawabkan berkas kegiatan terutama

dalam menggunakan format penomoran dokumen administrasi, proses pengadaan LS

Individu, LS Non Individu, berkas perjalanan dinas dalam menyerahkan dokumen

pertanggungjawabannya ke PPK Deputi Regional dan Otda.

3.4 Rapat Pembahasan Peninjauan Kembali Perpres Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan

Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur

(Jabodetabekpunjur)

Rapat dilaksanakan pada tanggal 3 April 2014 di RR. Ampera Kementerian Pekerjaan Umum

dengan tujuan untuk membahas hasil PK Perpres 54 tahun 2008 tentang Jabodetabekpunjur.

Terdapat beberapa hal penting yang dikemukakan antara lain:

Perlu kajian mendalam terkait rencana pengembangan wilayah misalnya rencana

pengembangan bandara Soekarno Hatta, dan Giant Sea Wall.

Perlu menjaga semangat dasar penyusunan perpres yaitu konservasi. Sehingga dalam

rencana pengembangan kawasan, tetap menjaga keseimbangan pengembangan di

kawasan lindung dan kawasan budidaya.

Berdasarkan informasi dari Kementerian Perhubungan, rencana pengembangan bandara

Karawang tidak disetujui oleh Dinas Perhubungan Jawa Barat, karena akan “mematikan”

bandara yang ada di Kertajati.

Perpres KSN bukan untuk perijinan hanya arahan, maka peta didalamnya hanya dapat

melihat indikasi ketidaksesuaian.

Page 22: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 17

Terkait tingkat kedetailan, perlu dicermati peta dalam Perpres Jabodetabekpunjur akan

tetap menggunakan skala makro (1:50.000) atau lebih detail.

Jika dikaitkan dengan pengendalian pemanfaatan ruang, diperlukan peta skala 1: 5000

sebagai acuan operasional untuk perijinan. Namun, dari sisi kewenangannya merupakan

kewenangan pemerintah daerah.

Sebagai kesimpulan atas rapat tersebut maka diperlukan telaah lebih lanjut terhadap hasil PK

Perpres Jabodetabekpunjur. Jika dinyatakan tidak sesuai, maka perlu ditentukan tindaklanjutnya.

Apalagi jika dinyatakan bahwa PK ini bukan pemutihan. Selain itu, masih diperlukan pertemuan

tingkat eselon II terlebih dahulu.

3.5 Pra Workshop 4 Koordinasi Lintas Sektor Upaya Penanganan DAS Ciliwung Melalui Berbagi

Informasi Program Kerja Untuk Penyusunan Rencana Tindak Lanjut di DAS Ciliwung

Rapat diselenggarakan pada tanggal 4 April 2014 di Ruang Mahoni, Hotel Park yang bertujuan

untuk menggali kembali ide dan program K/L, LSM, dan swasta untuk penanganan DAS Ciliwung.

Beberapa hal yang dibahas dalam rapat antara lain:

Program penataan ruang untuk penanganan DAS Ciliwung adalah revisi RTR KSN

Jabodetabekpunjur; dan sosialisasi RTR.

Isu tata ruang dalam konteks ini, meliputi: 1) penegakan hukum; 2) leadership; dan 3) RTR

tidak implementatif.

Dit. Sungai dan Pantai-Kemen PU telah menyusun pedoman kajian penetapan sempadan

sungai dan perizinan pemanfaatan sempadan sungai, dan akan diterbitkan tahun ini.

Permen ini merupakan amanat PP 38/2011 tentang Sungai.

PPNS Bidang SDA bertugas melakukan pengawasan terhadap sumber air dan kawasan

sempadan.

Telah dilakukan inventarisasi bangunan sempadan sepanjang 190 km oleh Kemen-PU.

Proyek Percontohan Praktek Unggulan akan dilaksanakan di 3 (tiga) lokasi, yaitu Kampung

Pulo, MT. Haryono, dan Kasablanka.

Sudah ada MOU 12 menteri untuk penanganan DAS Ciliwung, namun tidak berjalan. Maka,

dibutuhkan rencana aksi sebagai tindak lanjut dari MOU tersebut.

Sebagai tindak lanjut, akan dilaksanakan rakor Ciliwung di Kemko Kesra pada bulan Mei, maka

akan disusun bahan paparan untuk rakor tersebut oleh tim kecil DAS Ciliwung dan Bappenas yang

diharapkan mengkoordinasikan program lintas sektor untuk DAS Ciliwung.

3.6 Rapat Pembahasan Renaksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (Renaksi PPK)

Rapat dilaksanakan di RR SG 3 Bappenas pada tanggal 4 April 2014 yang bertujuan untuk

penajaman dan menyepakati target Renaksi PPK yang terkait dengan Badan Pertanahan Nasional.

Berikut beberapa hal yang disampaikan dalam rapat tersebut, antara lain:

Renaksi tersebut merupakan Instruksi Presiden kepada beberapa K/L termasuk kepada BPN

untuk pencegahan dan pemberantasan korupsi sehingga diperlukan target capaian pada

B03, B06, B09, dan B12. Capaian target kegiatan tersebut akan dipantau oleh UKP4 dan

Bappenas.

Dalam Renaksi terdapat beberapa kegiatan yang terkait BPN, namun dalam rapat tersebut

baru dibahas dua Renaksi yaitu: Kegiatan Percepatan Penyediaan Peta Dasar Pertanahan

Page 23: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 18

dan Kegiatan Peningkatan Transparansi informasi publik terkait dengan prosedur dan

persyaratan sertipikasi tanah.

Untuk Kegiatan Penyusunan Peta Dasar Pertanahan dengan target jumlah peta dasar

pertanahan yang diakses oleh seluruh kantor pertanahan dan masyarakat. Berdasarkan

informasi dari BPN, target tersebut kurang tepat karena peta dasar pertanahan hanya

diperlukan oleh Kantor Pertanahan dalam rangka penerbitan sertipikat hak atas tanah

masyarakat, namun peta pertanahan dipandang tidak diperlukan secara langsung diakses

oleh masyarakat.

Selain itu terdapat keterbatasan server Pusdatin BPN untuk menyimpan Peta Dasar

Pertanahan dan juga belum semua Kantor Pertanahan di seluruh Indonesia berbasis web.

Hal ini menyebabkan kesulitan dalam penentuan target pada B03, B06, B09, dan B12.

Untuk Kegiatan Peningkatan Transparansi informasi publik terkait dengan prosedur dan

persyaratan sertipikasi tanah, BPN sudah memublikasikan prosedur, persyaratan, biaya dan

waktu penerbitan sertipikat tanah masyarakat di website www.bpn.go.id. Namun menurut

Direktur Analisa Peraturan Perundang-Undangan Bappenas, saat ini masih terjadi pungutan

dalam pelaksanaan sertipikasi tanah. Berdasarkan informasi dari BPN, peluang terjadinya

pungutan karena PP yang mengatur PNBP di BPN tidak mengatur biaya transportasi dan

akomodasi petugas ukur dari kantor pertanahan ke lokasi obyek tanah yang akan diukur

Sebagai respon atas permasalahan yang dibahas dalam rapat maka pada kesempatan tersebut

Dit.TRP mengusulkan agar BPN menginventarisir Kantor Pertanahan yang sudah berbasis web dan

dapat memanfaatkan peta dasar pertanahan berbasis web. Selain itu, Pusdatin dapat mengunggah

peta dasar pertanahan untuk beberapa wilayah saja mengingat keterbatasan server BPN. Dengan

demikian target dapat di-break down per triwulan. Disamping itu, terkait dengan Kegiatan

Peningkatan Transparansi informasi publik terkait dengan prosedur dan persyaratan sertipikasi

tanah, diusulkan agar kedepan adanya perubahan (revisi) terhadap PP tersebut dan memasukkan

biaya tersebut menjadi komponen biaya dalam pendaftaran tanah yang dipungut melalui skema

PNBP sehingga dapat digunakan oleh BPN kembali.

3.7 Pembahasan Tindak Lanjut Roadmap and Resource Mapping The Land, Housing, and Urban

Development Program Phase I

Rapat diadakan pada tanggal 4 April 2014 di Hotel Aryaduta dalam rangka penyusunan daftar

pertanyaan dan identifikasi kajian yang telah dilaksanakan terkait dengan pokok-pokok bahasan

dalam Roadmap and Resource Mapping The Land, Housing and Urban Development. Beberapa hal

yang disampaikan dalam rapat tersebut antara lain:

Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan menyampaikan bahwa di lingkungan Direktorat Tata

Ruang dan Pertanahan telah dilakukan Identifikasi Model-Model Bank Tanah dari beberapa

negara dunia pada tahun 2013 sebagaimana tercantum dalam Laporan Akhir Tim

Koordinasi Strategis Reforma Agraria pada tahun 2013. Namun hasil dari identifikasi

tersebut perlu ditindak lanjuti sehingga didapat kesimpulan model yang cocok untuk

diterapkan di Indonesia.

Untuk pengadaan konsultan lokal yang dapat membantu pelaksanaan kegiatan

penyusunan roadmap, Dit.TRP berhak mengajukan kandidat yang memahami substansi

Bank Tanah.

Dalam rapat tersebut juga disampaikan bawah direktorat terkait dengan 5 pilar yang

menjadi pokok pembahasan dalam roadmap tersebut agar dapat memasilitasi tempat kerja

Page 24: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 19

untuk kegiatan pendampingan Konsultan Lokal (local expert) dan Analis Bappenas di

direktorat masing-masing. Dijelaskan pula bahwa posisi direktorat terkait adalah sebagai

koordinator dari masing-masing pilar yang berkaitan, adapun Analis Bappenas merupakan

orang luar (konsultan) yang direkrut oleh World Bank untuk melakukan pendampingan

substansi pada masing-masing pilar.

Berkaitan dengan hal tersebut Dit.TRP menyampaikan pula bahwa telah terjadi kesalahan

pemahaman dari pelaksanaan rapat sebelumnya, dipahami bahwa analisis terkait

Bappenas berasal dari salah satu staf di Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan yang

memberikan pendampingan substansi kepada World Bank terkait bank tanah.

Perlu dilakukan pembicaraan lebih dalam mengenai kegiatan ini, agar tidak terjadi

kesalahan pemahaman.

Adapun Tindak lanjut dari pelaksanaan rapat tersebut meliputi koreksi dan Identifikasi daftar

pertanyaan terkait dengan Bank Tanah untuk materi FGD yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat

dan penyerahan CV calon tenaga ahli untuk pendampingan substansi Bank Tanah yang

direkomendasikan oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan hingga pertengahan April 2014.

3.8 Penajaman Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi BPN Tahun 2014

Rapat dilaksanakan pada tanggal 7 April 2015 bertempat di SS 3 yang merupakan lanjutan dari

rapat sebelumnya pada tanggal 4 April 2014 untuk membahas dan menyepakati beberapa kegiatan

yang belum disepakati ukuran keberhasilannya. Beberapa poin yang dibahas dalam rapat kali ini

adalah:

Terdapat penambahan 5 kegiatan BPN yang masuk dalam Renaksi PPK Tahun 2014 menjadi

10 kegiatan.

Direktorat TRP tidak pernah diikutsertakan dalam pembahasan pemilihan kegiatan BPN

yang menjadi fokus dalam rencana aksi PPK ini.

Kegiatan BPN yang menjadi fokus dalam aksi PPK Tahun 2014 dapat dikelompokkan dalam

2 (dua) kegiatan utama yaitu kegiatan teknis (terdiri dari 5 kegiatan) yang sifatnya

pelayanan pertanahan dan kegiatan generik (terdiri dari 5 kegiatan) yang sifatnya

keterbukaan informasi publik, mekanisme pengelolaan aset dan pengadaan barang jasa

serta informasi perpajakan.

Untuk kegiatan yang sifatnya teknis pelayanan pertanahan disepakati beberapa hal sebagai

berikut:

Kegiatan percepatan penyediaan peta dasar pertanahan, disepakati ukuran

keberhasilannya adalah tersedianya peta dasar pertanahan yang berbasis teknologi

dan dapat diakses oleh seluruh kantor pertanahan melalui intranet Pusdatin BPN.

Kegiatan peningkatan transparansi informasi publik terkait prosedur dan persyaratan

pengurusan hak atas tanah (tahapan, waktu, dan biaya yang spesifik sesuai obyek

tanah) sebagaimana tercantum dalam Perka BPN No. 1/2010, disepakati targetnya

adalah tersedianya informasi tentang prosedur dan persyaratan pengurusan hak

atas tanah di setiap kantor pertanahan kabupaten/kota, propinsi dan pusat (secara

online dan offline) di 200 kantor pertanahan di 33 propinsi.

Kegiatan peningkatan transparansi layanan publik bidang pertanahan di lingkungan

Kantor Pertanahan, Kantor Wilayah Pertanahan dan Kantor Pusat BPN. Disepakati

ukuran keberhasilannya adalah tersedianya portal pelayanan publik pertanahan yang

Page 25: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 20

dapat diakses oleh masyarakat, yang menampilkan informasi status dari

permohonan di setiap tahapan di seluruh kantor pertanahan di 33 propinsi.

Kegiatan Pelaksanaan Kode Etik Pegawai BPN yang dimaksudkan untuk

meningkatkan sikap dan perilaku anti korupsi di BPN, disepakati ukuran

keberhasilannya adalah pelaksanaan dari kode etik yang telah disusun dan

ditetapkan melalui Peraturan Kepala BPN No. 17/2013 di 33 Provinsi dengan

indikator pembentukan majelis Kode Etik Pegawai BPN.

Kegiatan peningkatan penanganan pengaduan masyarakat di lingkungan kantor

pertanahan kabupaten/kota dan kantor wilayah BPN berbasis Teknologi Informasi

(TI) dengan ukuran keberhasilan meningkatnya kualitas penanganan pengaduan

masyarakat melalui TI. Disampaikan bahwa saat ini masyarakat dapat

menyampaikan pengaduan terhadap pelayanan pertanahan di seluruh kantor

pertanahan melalui website: bpn.go.id dan akan di tanggapi oleh petugas BPN dan

disampaikan kepada alamat email pengadu. Target yang perlu dilaporkan BPN

adalah rekapitulasi pengaduan masyarakat yang masuk di 200 kantor pertanahan

dan tanggapan yang diberikan BPN terhadap pengaduan masyarakat tersebut.

Untuk kegiatan generik seperti (i) pengelolaan dan penatausahaan aset BPN; (ii)

transparansi dan akuntabilitas dalam mekanisme pengadaan barang jasa; (iii) penyampaian

data dan informasi perpajakan; (iv) pelaksanaan keterbukaan informasi publik sesuai UU

No. 14 tahun 2008; dan (v) pelaksanaan whistleblowing system dan penyelesaian

penanganan pengaduan masyarakat yang terintegrasi akan dilakukan pembahasan

tersendiri oleh K/L yang membidangi urusan tersebut seperti LPSK, LKPP, KIP, Ditjen

Kekayaan Negara dan Ditjen Pajak, Kementerian Keuangan.

Beberapa kesimpulan yang diperoleh dalam rapat meliputi:

Kegiatan BPN yang disepakati menjadi target dalam Renaksi PPK Tahun 2014 sebanyak 5

kegiatan dan merupakan kegiatan yang sifatnya mendukung layanan pertanahan yang

dilakukan oleh BPN.

Dit. TRP perlu ikut memantau pelaksanaan target-target yang telah disepakati dalam

Renaksi PPK BPN tersebut pada B03, B06, B09, dan B12.

Untuk kegiatan generik yang sifatnya keterbukaan informasi publik, mekanisme

pengelolaan aset dan pengadaan barang jasa serta informasi perpajakan akan dilakukan

pembahasan tersendiri pada tanggal 10 April 2014 oleh K/L terkait.

3.9 Rapat Persiapan Rakornas BKPRD 2014

Rapat dilaksanakan pada tanggal 4 April 2014 di hotel Bidakara untuk membahas persiapan

Rakornas BKPRD 2014. Beberapa hal penting yang dibahas dalam rapat meliputi:

Usulan waktu pelaksanaan Rakornas BKPRD adalah pada tanggal 7 – 9 Mei 2014 di Hotel

Goodway, Nusa Dua – Provinsi Bali.

Provinsi Bali akan menindaklanjuti surat permohonan Mendagri perihal permohonan

menjadi tuan rumah Rakornas BKPRD dengan membentuk panitia kecil.

Masukan terkait substansi:

Perlu diakomodir hasil evaluasi Rakornas BKPRD tahun 2013 baik di tingkat pusat

maupun di tingkat daerah.

Isu BKPRD yang perlu diangkat adalah kewenangan BKPRD dalam penyelesaian isu

penyelenggaraan penataan ruang dan pentingnya peran koordinasi lintas BKPRD.

Page 26: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 21

Penting pembahasan tentang integrasi rencana tata ruang dan rencana zonasi

wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RZWP3K). Untuk itu, diharapkan dapat

ditambahkan narasumber dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Terkait status SEB Holding Zone yang telah selesai ditandatangani 3 (tiga) Menteri,

Rakornas BKPRD dapat menjadi salah satu forum sosialisasi.

Beberapa hal yang dihasilkan dari rapat persiapan tersebut adalah:

Tema Rakornas BKPRD 2014: “Membangun Efektivitas Kinerja Kelembagaan Penataan

Ruang Daerah dalam Mendukung Terwujudnya Keberhasilan Pembangunan Daerah”.

Pemerintah Provinsi Bali siap menjadi tuan rumah Rakornas BKPRD Tahun 2014.

Kemendagri akan segera menyampaikan surat permohonan menjadi

narasumber/pembahas.

Pertemuan lanjutan akan segera dijadwalkan dengan K/L sektor.

3.10 Seminar Nasional “Masalah Agraria Kontemporer Tantangan Kebijakan Agraria di

Indonesia”

Seminar dilaksanakan pada tanggal 8 April 2014 oleh LIPI, bertempat di gedung PDII lantai 2

dengan tujuan untuk mendesiminasikan hasil penelitian Tim CSSI agraria yang telah selesai

melakukan penelitian, serta melakukan diskusi permasalahan dan tantangan kebijakan agraria di

Indonesia. Beberapa hal yang dikemukakan dalam seminar antara lain:

Dalam rapat tersebut disampaikan keynote speech oleh Bapak Gunawan Wiradi yang

menyampaikan bahwa Indonesia perlu membentuk Badan Otorita Reforma Agraria untuk

mengkoordinir sektor dalam pelaksanaan percepatan reforma agraria.

Beberapa isu strategis yang diangkat dalam pemaparan narasumber pada pelaksanaan

seminar tersebut adalah penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang

ideal yang berpengaruh pada peningkatan urbanisasi dan peningkatan jumlah buruh akibat

terbatasnya akses masyarakat terhadap tanah.

Dalam seminar tersebut Kasubdit Pertanahan Dit.TRP Bappenas menyampaikan arah

kebijakan pengelolaan pertanahan yang akan dilaksanakan dalam periode III RPJMN.

Disampaikan bahwa Bappenas telah menyusun kebijakan di bidang pertanahan yang multi

sektor sehingga diharapkan dapat mempercepat penyelesaian permasalahan yang ada.

Selain itu peneliti dan pihak yang terkait dengan bidang pertanahan diberi kesempatan

memberikan saran dan masukan yang dapat dilaksanakan secara nyata bagi perbaikan

sistem pengelolaan pertanahan di Indonesia.

3.11 Rapat Persiapan Konsultasi Publik Terkait Perubahan Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang

RTR KSN Sarbagita

Rapat diselenggarakan di RR.Menko Perekonomian pada tanggal 8 April 2014 dengan tujuan

untuk mempersiapkan kegiatan konsultasi publik terkait usulan perubahan Perpres RTR KSN

Sarbagita di Bali yang rencananya diselenggarakan pada tanggal 10 April 2014. Beberapa poin diskusi

selama pertemuan berlangsung:

Rencana konsultasi publik sedang menunggu kepastian daerah.

SK tim akan disusun secara backdated sebagai justifikasi kegiatan kajian teknis.

Page 27: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 22

Kawasan Teluk Benoa dituliskan dalam notasi B8 yang berarti merupakan kawasan lindung

tetapi pengaturannya lebih kepada kawasan budidaya. Direktur Perkotaan Kementerian PU

menanggapi bahwa notasi tersebut tidak sesuai dengan format Perpres KSN Perkotaan.

Hasil dari kajian yang dilakukan oleh KKP dengan melibatkan 5 Perguruan Tinggi adalah

dimungkinkannya kawasan konservasi Teluk Benoa menjadi kawasan budidaya. KKP

menyatakan telah melakukan 2 kajian, yaitu: i) kajian konservasi yang salah satu hasilnya

bahwa diperlukannya buffering zone dari wilayah Tahura; dan ii) 6 kajian teknis

pengembangan kawasan, dengan hasil dari ±1700 Ha, luasan maksimal untuk dilakukannya

pengembangan/reklamasi adalah 700 Ha. Sedangkan sisa 1000 Ha harus dipertahankan

untuk menjaga eksistensi Tahura dan mencegah sendimentasi.

KLH berpandangan bahwa kajian yang dilakukan KKP belum sepenuhnya menjawab

beberapa isu terkait lingkungan, misalnya: daya dukung kawasan pesisir, analisa dampak,

kajian ekologi, kajian DAS, kajian revitalisasi, aspek hidrolik-sendimentasi jika terjadi banjir,

pola arus, dsb.

Perlu dicermati kembali ketentuan mengenai “penerapan ketentuan di Zona B8” dalam

Rancangan Perubahan Perpres RTR KSN Sarbagita utamanya terkait batasan maksimal

luasan 700 Ha yang diperbolehkan untuk dilakukan pengembangan/reklamasi.

Kementerian PU menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan RTR diperlukan naskah

teknis (hasil pengumpulan data, analisa dan rencana peruntukan berdasarkan daya dukung

dan daya tampung lingkungan) dan naskah akademis berupa rancangan peraturan. Selain

itu Rancangan Perubahan Perpres RTR KSN Sarbagita yang telah disusun tidak sesuai

dengan format Perpres RTR KSN Perkotaan lainnya yang seharusnya berformat:

karakteristik zona, peruntukan zona, dan arahan peraturan zonasi.

Kemendagri berpandangan dalam melakukan perubahan Perpres RTR KSN Sarbagita

Pemda Kabupaten/Kota (tidak hanya Pemda Provinsi) perlu dilibatkan sejak proses di

pusat.

Direktur TRP berpandangan bahwa kegiatan konsultasi publik perlu dipersiapkan secara

matang, khususnya hasil kajian yang telah dilakukan karena pemangku kepentingan dapat

secara kritis menanyakan hal-hal terkait adanya usulan perubahan Perpres RTR KSN

Sarbagita.

Adapun kesimpulan dan tindak lanjut atas bahasan dalam rapat antara lain:

Dilakukan revisi Roadmap Proses Peninjauan Kembali Perpres RTR KSN Sarbagita

(sebagaimana terlampir dalam BTOR) sebagai upaya percepatan terhadap adanya usulan

perubahan Perpres RTR KSN Sarbagita.

Notasi yang digunakan dalam Perpres untuk kawasan konservasi yang dapat dilakukan

pengembangan kawasan adalah notasi P sebagaimana format Perpres KSN Perkotaan

lainnya.

Untuk melengkapi Tata Cara/Governance Peninjauan Kembali (PK) dan Revisi Rencana Tata

Ruang (RTR) berdasarkan PP No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang,

yaitu penyusunan naskah teknis dan finalisasi Raperpres RTR KSN Sarbagita akan dilakukan

Konsinyasi pada tanggal 10-11 dan 14-15 April 2014.

Page 28: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 23

3.12 Forum Konsultasi Publik Dalam Penyusunan RKP 2015 dan RT RPJMN 2015-2019

Forum Konsultas Publik (FKP) dilaksanakan pada tanggal 10 April 2014 di ruang rapat SS 1-4

yang bertujuan untuk mengumpulkan masukan OMS terhadap RKP 2015 dan RT RPJMN 2015-2019

sesuai dengan amanat UU No 25/2004 Bab II Asas dan Tujuan, Pasal 2, ayat 4 bahwa Keterlibatan

OMS dalam ruang kebijakan Publik merupakan keharusan. Beberapa hal yang dikemukakan dalam

rapat tersebut antara lain:

Tantangan utama RPJMN 2015-2019

Keluar dari Middle Income Trap (MIT) pada tahun 2030: i) Pertumbuhan ekonomi

yang cukup tinggi, inklusif dan berkelanjutan; ii) Transformasi struktur ekonomi yang

didukung pengelolaan SDA yang lebih baik dan pengembangan iptek dan inovasi; iii)

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia; iv) Ketahanan pangan, energi, dan air;

v) Penyediaan infrastruktur yang memadai;

Percepatan pemerataan pembangunan dan pengurangan kesenjangan;

Pemberantasan korupsi;

Percepatan konsolidasi demokrasi;

Potensi bencana alam besar dan resiko perubahan iklim

Tantangan Bidang Wilayah Tata Ruang yang disampaikan dalam paparan RT RPJMN 2015-

2019 :

Pengurangan kesenjangan antar wilayah

Percepatan pembangunan daerah tertinggal dan kawasan perbatasan

Pemenuhan pelayanan dasar di seluruh wilayah

Peningkatan efektivitas penataan ruang

Forum dilanjutkan ke dalam 3 sesi secara paralel yang terdiri dari aspek:

Bidang Polhukam: UU Desa menjadi hal penting, karena akan mengubah seluruh

proses politik di daerah. Terdapat kemungkinannya desa yang selama ini otonominya

dinikmati begitu luas berubah menjadi desa yang sangat teknokratik.

Bidang Kesra: Isu yang diajukan OMS: i) Perlindungan Sosial; ii) Disabilitas; iii)

Perlindungan perempuan dan anak; iv) Perlindungan pekerja migran; iv) Layanan

dasar kesehatan dan pendidikan; v) UU Pelayanan Publik.

Bidang SDA dan Ekonomi: Isu yang diajukan OMS: i) pengelolaan SDA yang memberi

kesejahteraan pada masyarakat; ii) Percepatan pengurangan kemiskinan; iii)

pembangunan ekonomi pertanian.

Kesimpulan yang diperoleh dari rapat tersebut yaitu Masukan OMS dalam Forum Konsultasi

Publik dapat dijadikan bahan masukan untuk Rancangan RKP 2015 dan RT RPJMN Bidang Tata Ruang

dan Pertanahan.

3.13 Penyelesaian Kasus Perambahan Kawasan Suaka Margasatwa Katiri oleh Warga Baru Eks

Timor Timur di Kabupaten Malaka, Provinsi NTT

Rapat dilaksanakan pada tanggal 10 April 2014 bertempat di RR.Kemenko Kesra dengan tujuan

membahas penyelesaian kerusakan kawasan Suaka Margasatwa (SM) Katiri akibat perambahan yang

dilakukan oleh warga baru eks Timor Timur yang bermukim disekitar SM Katiri. Beberapa hal yang

dibahas dalam pertemuan tersebut antara lain:

Perambahan yang dilakukan oleh warga baru eks Timor Timur di SM Katiri disebabkan

desakan kebutuhan akan lahan untuk bercocok tanam dalam rangka memenuhi kebutuhan

Page 29: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 24

hidup. Perambahan yang dilakukan tersebut mengakibatkan kerusakan di kawasan SM

Katiri dan menyebabkan terjadinya bencana alam seperti banjir dan longsor.

Untuk membantu menyelesaikan permasalahan tersebut, telah ditawarkan 2 (dua) opsi

kepada warga baru yaitu: (i) pemindahan warga baru tersebut keluar kawasan SM Katiri

dengan sistem transmigrasi lokal atau pola sisipan; dan (2) menyediakan lahan garapan

dengan sistem Hutan Tanaman Rakyat (HTR) di luar kawasan SM Katiri yang jaraknya ±30

km dari tempat tinggal mereka saat ini.

Warga baru menyadari bahwa mereka melanggar aturan karena memanfaatkan SM Katiri

yang merupakan tanah negara dan pada dasarnya mereka bersedia pindah. Terkait dengan

opsi yang ditawarkan, warga baru menolak dengan alasan lahan garapan yang akan

disediakan jaraknya terlalu jauh dari tempat tinggal mereka sedangkan untuk pola sisipan

warga baru khawatir akan ada penolakan dari masyarakat asli di daerah tersebut dengan

keberadaan mereka.

Permasalahan yang dihadapi terkait pilihan yang ada adalah keterbatasan lahan untuk

pemindahan keseluruhan warga baru melalui transmigrasi lokal karena membutuhkan

lahan yang luas dan penyediaan lahan melalui pola HTR memiliki keterbatasan jenis

tanaman yang dapat ditanam oleh masyarakat.

BPS menyebutkan data jumlah penduduk warga baru eks Timtim yang ada di kabupaten

Malaka jumlahnya 2.400 KK. Namun, untuk kasus ini diprioritaskan untuk warga baru yang

bermukim di sekitar SM Katiri yaitu sebanyak 1.311 KK.

Sebagai tanggapan atas permasalahan yang terjadi maka:

Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) telah menyediakan bantuan rumah bagi

warga baru eks Timtim sesuai direktif Presiden namun memang tidak disertai dengan

penyediaan lahan untuk bercocok tanam. Hal ini dikarenakan dana yang tersedia di

Kemenpera hanya dana pembebasan lahan untuk perumahan bukan untuk lahan pertanian

dan usaha tani.

Untuk membantu warga baru selama ini, Kementerian Kehutanan telah melakukan

pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan pengolahan tanaman secara modern dengan

harapan masyarakat tidak lagi menggunakan sistem ladang berpindah sehingga

perambahan SM Katiri dapat dikurangi.

Pemerintah Daerah Kabupaten Malaka telah membentuk tim kecil untuk mengkaji

mengenai hal ini melalui metode partisipatif. Namun, masih diperlukan dukungan tim dari

Pemerintah Pusat dan juga bantuan pendanaan terutama untuk pembebasan lahan.

Disarankan agar Pemerintah Kabupaten Malaka menyampaikan usulan melalui Pemerintah

Provinsi NTT ke Pemerintah Pusat untuk memprioritaskan penyelesaian masalah ini dan

juga memprioritaskan pendanaannya.

Dit TRP perlu berkoordinasi dengan Direktorat mitra kerja K/L di Bappenas yang terlibat di

tim yang akan dibentuk nantinya. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui arah kebijakan

setiap bidang dalam menyelesaikan hal ini dan untuk menyiapkan kebutuhan

pendanaannya.

Page 30: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 25

3.14 Konsolidasi Penyusunan Laporan Peraturan Pemerintah Nomor 39/2006 Semester I TA 2014

Kementerian PPN/Bappenas

Rapat dilaksanakan di hotel Akmani pada tanggal 10 April 2014 yang bertujuan untuk

mengkonsolidasikan penyusunan laporan dari pelaksanaan PP 39 tahun 2006 Program dan Kegiatan

Kementerian PPN/Bappenas untuk Sementer I TA 2014. Peserta terdiri dari PPK seluruh UKE I dan

para penanggungjawab penyusunan laporan PP 39/2006 dari UKE II di Bappenas.

Untuk penyusunan laporan ini, aplikasi dapat dilihat di [email protected] dengan

mendapatkan username dan password yang dapat digunakan untuk melihat (memantau)

target dan capaian kinerja dari masing-masing program dan kegiatan di unit kerja yang

bersangkutan.

Pemantauan kinerja melalui e-monev tersebut, yang dalam aplikasi yang baru untuk setiap

target dikunci untuk satu tahun. Input target penyerapan/realisasi anggaran dan target

kinerja selama satu tahun di awal tahun (TW.1). Selanjutnya Biro perencanaan dapat

melakukan perubahan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yang tidak sesuai dengan dokumen

perencanaan selama Triwulan 1.

Hal-hal yang perlu dilaporkan dalam e-monev ini berupa : (a) target per triwulan. Untuk e-

monev K/L merupakan target anggaran kegiatan, (b) realisasi per triwulan yang

merupakan realisasi anggaran kegiatan yang sesuai SP2D atau Data SAI serta realisasi

indikator kinerja kegiatan, (c) Masalah dan tindak lanjut dalam pelaksanaan kegiatan.

Penyusunan target ini dimaksudkan untuk mengatur beban kerja dalam pelaksanaan

kegiatan, proyeksi ke depan, sebagai alat bantu untuk menilai kinerja dan alat pengendali

kegiatan dan bahan pertimbangan bagi perencanaan.

Kesimpulan dari rapat tersebut adalah Aplikasi e-monev dapat membantu meningkatkan

jumlah kementerian/lembaga yang melaporkan secara tepat waktu. Selain itu, dalam

implementasinya, aplikasi e-monev ini terus akan diusahakan dikoreksi dan disempurnakan untuk

mendapatkan data yang lebih akurat dan dapat membantu K/L dalam memantau pelaksanaan

kegiatan masing-masing.

3.15 Pembahasan Kesepakatan Pengertian/Kriteria Teknis MBR

Rapat diadakan pada tanggal 11 April 2014 di Kemenko Kesra dalam rangka menyepakati

kriteria MBR yang digunakan dalam pemenuhan kebutuhan perumahan sebagaimana tercantum

dalam UU Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Dalam undang-

undang tersebut (pasal 1 ayat 24) disebutkan bahwa Masyarakat Berpenghasilan Rendal yang

selanjutnya disingkat MBR adalah masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga

perlu mendapat dukungan pemerintah untuk memperoleh rumah. Terdapat beberapa hal yang

menjadi bahasan dalam rapat yaitu:

Perlu dilakukan lompatan kebijakan di Bidang Perumahan dalam penyedian perumahan

bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Selama ini jenis bantuan di bidang perumahan

yang diberikan kepada MBR berupa stimulan dan subsidi masih perlu ditingkatkan.

Dalam rapat tersebut dilakukan identifikasi kriteria MBR dari masing-masing

Kementerian/Lembaga yang terlibat dalam pemberian bantuan kepada MBR dan

masyarakat miskin. K/L yang memberikan bantuan kepada MBR pun telah merujuk pada

UU No. 1 tahun 2011 namun kriteria MBR dalam uu tersebut masih perlu diperjelas

sehingga bantuan yang diberikan tidak salah sasaran.

Page 31: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 26

Dalam pemberian batuan perumahan baik yang dilaksanakan oleh Kementerian

Perumahan Rakyat maupun kementerian lainnya terhambat permasalahan penyediaan

tanah. Permasalahan meliputi keberadaan tanah yang diberikan bantuan perumahan

berada di kawasan hutan maupun terkendala karena ketidaktersediaan tanah untuk

pembangunan perumahan.

Dalam rapat tersebut belum dapat disepakati kriteria MBR sebagai penjabaran dari definisi

MBR di UU No.1 Tahun 2011 dalam pemberian bantuan perumahan terhadap MBR, sehingga masih

perlu dilakukan pembahasan lebih lanjut dalam penentuan kriteria MBR.

3.16 Koordinasi Implementasi Renaksi Nota Kesepakatan Bersama Hukum dan HAM

Rapat koordinasi dilaksanakan pada tanggal 11 April 2014 di RR BPHN untuk menindaklanjuti

pertemuan sebelumnya guna membahas rancangan tools untuk mengkaji peraturan perundang-

undangan terkait SDA dan LH. Beberapa poin diskusi yang disampaikan meliputi:

Rancangan metodeyang dimaksudkan berbentuk matriks yang berfungsi untuk

memudahkan pemetaan dan pengkajian peraturan perundang-undangan kedalam 3 Prinsip

(Keadilan Sosial, Demokrasi dan Negara Hukum serta Keberlanjutan), Kriteria, Indikator dan

Verifier.

Matriks tersebut juga akan dikelompokan kedalam aspek-aspek yang secara umum

termuat dalam peraturan perundang-undangan di bidang SDA dan LH, yaitu: i) Penguasaan

SDA; ii) Perencanaan; iii) Pemanfaatan; dan iv) Pengawasan. Tim kemudian perlu

merumuskan definisi operasional dari setiap aspek-aspek tersebut.

Terdapat pandangan bahwa aspek pemanfaaatan sama dengan pengelolaan (hanya

berbeda istilah) karena dalam bidang kehutanan memanfaatkan hutan berarti mengelola

hutan melalui pemberian izin memanfaatkan hutan. Tetapi secara umum pengelolaan

meliputi kegiatan merencanakan (planning), mengorganisasikan (organizing),

melaksanakan (actuating), dan pengawasan (controlling). Sehingga aspek pengelolaan

sebenarnya telah melingkupi seluruh aspek yang termuat dalam matriks tersebut.

Aspek pengawasan berbeda dengan pengendalian karena pengawasan dilakukan oleh

pihak ke-3 atau eksternal yang dalam hal ini adalah negara dalam konteks peraturan

perundang-undangan bidang SDA dan LH. Sedangkan pengendalian dilakukan secara

internal. Sehingga dalam matriks perlu dibedakan antara aspek pengawasan dan

pengendalian.

Hasil yang diperoleh dari diskusi tersebut yaitu bahwa yang dimaksud dengan pengelolaan

SDA dalam dokumen ini meliputi tata kuasa, perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pengawasan

untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, perlindungan dan/atau pelestarian SDA. Hasil

tersebut, masih dimungkinkan untuk didiskusikan secara simultan dengan rencana pertemuan

selanjutnya untuk mendefinisikan Kriteria, Indikator dan Verifer.

3.17 Lokakarya Tata Kelola Kelembagaan Perumahan Permukiman

Lokakarya dilaksanakan pada tanggal 14 April 2014 di Hotel Millenium dengan tujuan

konsultasi kepada stakeholder terhadap hasil analisis kebijakan tentang tata kelola kebijakan

pembangunan perumahan dan permukiman yang dilakukan bersama antara Kemenko Kesra dengan

Universitas Gadjah Mada (UGM) dan menjaring masukan dari stakeholder terhadap persoalan tata

kelola kelembagaan pembangunan perumahan dan permukiman di Indonesia dalam rangka

Page 32: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 27

membangun kesepahaman untuk penataan yang lebih baik ke depan. Beberapa informasi penting

yang disampaikan dalam rapat meliputi;

Terdapat tiga kata kunci terkait dengan tata kelola perumahan dan permukiman:

Jaminan, merupakan kata kunci pertama terkait peran negara dalam menjamin hak

dasar setiap warga negaranya untuk dapat berhuni secara layak.

Tanah, merupakan kata kunci kedua terkait tata kelola pemenuhan hak atas papan.

Sesuai dengan UUPA, tanah seharusnya merupakan fungsi sosial, namun dalam

kenyataannya tanah saat ini berubah fungsinya sebagai komoditas.

Transformasi kelembagaan, yang merupakan kata kunci ketiga terhadap penyelesaian

permasalahan darurat perumahan rakyat harus dilakukan sebuah

lompatan/terobosan dalam bentuk transformasi kelembagaan.

Dalam konteks otonomi daerah, hal atau isu yang menjadi perhatian terkait bagaimana

masing-masing lembaga secara hierarkis nasional-daerah dapat berfungsi dengan efektif:

Penguatan kelembagaan pemerintah daerah dapat memprioritaskan urusan

perumahan

Permasalahan perumahan yang sudah menyatu dengan isu perkotaan, sudah lebih

dari 60% penduduk menghuni perkotaan dengan kompleksitas permasalahannya yang

semakin berat apabila kementerian perumahan saat ini hanya mengatur masalah

perumahan saja

Lembaga penyediaan perumahan yang saat ini dikonsepkan dalam bentuk kemitraan

antara pemerintahan dan pelaku usaha dalam penyelengaraannya melalui pola subsidi

Keberadaan PT. BTN yang semula dikonsepkan sebagai bank dengan tugas khusus

sebagai penyalur pembiayaan kredit perumahan, saat ini diperkuat perannya dalam

menyalurkan pembiayaan oleh bank-bank umum komersial yang lain.

Hasil diskusi dalam lokakarya ini nantinya akan menjadi rekomendasi tata kelola kelembagaan

pembangunan perumahan permukiman yang meliputi aspek kelembagaan dan regulasi

3.18 Konsultasi Publik Perubahan Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang RTR Kawasan Perkotaan

Sarbagita

Kegiatan dilaksanakan di Bappeda Provinsi Bali pada tanggal 14 april 2014 dengan tujuan

utnuk menindaklanjuti hasil Rakortas Menteri BKPRN tanggal 13 Januari 2014, yang menyepakati

langkah-langkah percepatan penyelesaian terhadap perubahan perpres No. 45 Tahun 2011 tentang

RTR Sarbagita.beberapa hal yang disampaikan dalam diskusi tersebut meliputi:

Hasil dari Kajian Tim Teknis KKP menunjukkan bahwa kondisi eksisting kawasan perairan

Teluk Benoa sudah tidak sesuai dengan RTR Sarbagita. Kesimpulan dan rekomendasi kajian:

Optimalisasi keterpaduan aspek teknis, lingkungan, sosial-budaya, dan ekonomi-

finansial mengindikasikan bahwa revitalisasi Teluk Benoa “layak” dilakukan. Luas lahan

yang optimal untuk direvitalisasi sekitar 700 hektar dengan luas areal terbuka hijau

sebesar 40% dari sekitar 700 hektar luas lahan optimal yang direvitalisasi.

Revitalisasi Teluk Benoa “urgent” dilakukan untuk menjamin keberlanjutan fungsi dan

manfaat ekologi dan sosial-ekonomi. Revitalisasi memberikan manfaat ekologi berupa

pemulihan alur, pelimpasan air laut dan penambahan areal terbuka hijau, dan

manfaat sosial-budaya bagi masyarakat di sekitar areal revitalisasi dan pemerintah

daerah, serta menghasilkan manfaat ekonomi bagi masyarakat dan pemerintah

daerah.

Page 33: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 28

Masukan-masukan yang diperoleh Pusat dalam Konsultasi Publik:

Tujuan merevisi RTR Sarbagita harus untuk kesejahteraan rakyat semata, bukan untuk

menjadi pelindung payung hukum untuk proyek-proyek tertentu.

Revisi RTR Sarbagita diharapkan dapat meningkatkan fungsi kawasan konservasi di

kawasan Tanjung Benoa dan dapat mengembangkan pariwisata baru di Tanjung

Benoa yang berkelanjutan

Masih belum jelas urgensi pemerintah pusat melakukan revisi RTR Sarbagita harus di

tahun 2014, padahal menurut peraturan perundang-undangan proses revisi boleh

dilakukan setelah Perpres diimplementasikan selama 5 tahun

Manfaat yang akan ditimbulkan dari revitalisasi perlu tergambar dengan jelas dan

langkah-langkah yang dilakukan harus transparant kepada seluruh stakeholders

terkait

Hasil kajian dari Tim Tenaga Ahli KKP perlu dikaji ulang karena banyak yang tidak

sesuai dengan fakta yang sebenarnya.

Sebagai kesimpulan atas pembahasan dalam rapat tersebut, maka:

BKPRN perlu menilai kembali tujuan merevisi RTR Sarbagita, apakah telah sesuai dengan

tata cara/governance peninjauan kembali (pk) dan revisi rencana tata ruang (rtr)

berdasarkan peraturan pemerintah nomor 15 tahun 2010 tentang penyelenggaraan

penataan ruang;

Keputusan untuk merevisi RTR Sarbagita memerlukan persetujuan seluruh anggota BKPRN

secara formal.

BKPRN perlu mempersiapkan Konsultasi Publik yang kedua secara komprhensif baik segi

teknis, materi.

3.19 Rapat Rancangan Inpres tentang Kebijakan dan Strategi Percepatan Penyelamatan

Danau Prioritas

Rapat dilaksanakan pada tanggal 15 April 2014 di hotel Grand Sahid Jaya dengan tujuan untuk

memberi masukan terhadap Rancangan Inpres tentang Kebijakan dan Strategi Percepatan

Penyelamatan Danau Prioritas. Beberapa hal yang menjadi bahasan dalam rapat antara lain:

Danau yang dikategorikan prioritas adalah Danau Toba, Singkarak, Maninjau, Kerinci, Rawa

Danau, Rawapening, Batur, Sentaeum, Mahakam (Semayang, Melintang, Jempang),

Tempe, Matano, Poso, Limboto, Tondano dan Sentani.

Rainpres akan menugaskan khusus kepada institusi terkait penyelamatan danau prioritas,

yaitu Bappenas, Kemdagri, LH, PU, Pertanian, Kehutanan, Kelautan dan Perikanan, ESDM,

Kemristek, BPPT, LIPI, BIG, BPN, para gubernur dan bupati/walikota.

Bappenas (cq Dit Kehutanan dan Konservasi SDA) dalam Inpres ini bertugas untuk

menyiapkan Perencanaan dan Program Pelaksanaan Percepatan Penyelamatan Danau yang

akan dituangkan dalam RPJMN 2015-2019.

Penugasan dalam Rainpres ini jangan melampaui yang sudah ditugaskan dalam peraturan

perundangan lain sebelumnya yang mengatur hal yang serupa. Terdapat RPP tentang

danau yang juga sedang disusun, sehingga diharapkan agar RPP ini juga dapat segera

difinalisasi, dan penugasan dalam Rainpres ini merupakan pendetilan dari RPP.

Isu penyelamatan danau terkait tata ruang adalah deliniasi kawasan dalam RTRW belum

mengikuti deliniasi ekosistem danau.

Page 34: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 29

Dari pelaksanaan rapat tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan untuk menindaklanjuti hasil

rapat antara lain:

Akan diadakan rapat selanjutnya untuk menyempurnakan Rainpres ini agar lebih fokus,

karena materi secara umum masih serupa dengan materi RPP tentang Danau.

Terkait tata ruang, PU sebagai anggota dalam Inpres diberi tugas untuk memberikan

arahan tata ruang untuk wilayah danau sesuai dengan peraturan perundangan yang

berlaku.

BPN sebagai anggota dalam Inpres bertugas untuk melakukan penundaan atau mencabut

sertifikasi tanah di kawasan danau untuk menghindari sengketa tanah.

3.20 Sosialisasi Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang RTR Pulau Sumatera

Rapat dilaksanakan tanggal 16 April 2014 bertempat di Hotel Mercure Padang, Sumatera Barat

dalam rangka menyebarluaskan dan memberikan pemahaman kepada Pemda tentang substansi dan

materi TR Pulau Sumatera. Beberapa hal penting yang muncul dalam rapat ini terkait sosialisasi RTR

Pulau Sumatera adalah:

Sosialisasi diharapkan dapat dilakukan kontinyu di daerah, dan diperluas cakupannya misal

terkait RZWP3K (bersama KKP), LP2B (bersama Kementerian Pertanian) dll.

Sosialisasi juga diharapkan dilakukan kepada Bupati, Sekda (selaku Ketua BKPRD), dan

ketua DPRD, bahkan kepada masyarakat dan LSM karena di lapangan masih banyak yang

belum paham tata ruang.

Salah satu permasalahan yang belum tuntas adalah batas wilayah, baik antar provinsi

maupun antar kab/kota dan diharapkan dapat dibahas di forum BKPRN.

Dibutuhkan masukan dari akademisi untuk mengkaji hirarki pusat-pusat perkotaan (PKN

dan PKW) dalam Peninjauan Kembali RTRWN dan RTR Pulau

Sebagai tindak lanjut, perlu diadakan pertemuan antara PU dengan Dit PW, Perkotdes dan

KKDT agar kebijakan nasional dalam RTRWN, RTR Pulau, dan KSN dapat sinkron dengan buku III

RPJMN 2015-2019.

3.21 Persiapan Pra Musrenbangnas dan Musrenbangnas Tahun 2014

Rapat dilaksanakan di RR SG 1-2 pada tanggal 16 April 2014 dengan maksud untuk

mempersiapkan diselenggarakannya Pra Musrenbangnas dan Musrenbangnas Tahun 2014. Dalam

rapat tersebut terdapat beberapa hal yang dibahas, antara lain:

Pembahasan rundown acara Musrenbangnas:

Rundown secara umum;

Rundown khusus untuk setiap acara penting seperti misalnya penyerahan Anugerah

Pangripta Nusantara, dialog interaktif, pameran dan acara pembukaan oleh Presiden

RI serta penutupan oleh Wapres RI. Seluruh rundown ini akan dibahas dengan Ibu

Menteri pada Selasa, 22 April 2014.

Kesiapan e-Musrenbangnas dan persandingan antara Usulan Provinsi dengan Renja K/L.

Sampai dengan Rabu, 16 April 2014, BPN dan 7 K/L data Renja K/L belum sampai ke

Direktorat Pengembangan Wilayah, masih di Deputi Pendanaan, Bappenas.

Dialog interaktif yang dikoordinasikan oleh Direktorat Transportasi, Bappenas akan

menghadirkan: (a) Direktur Utama Pelindo II; (b) PT Angkasa Pura; (c) Direktur Utama PT

Jasa Marga; (d) Direktur Utama PT PLN; (e) Direktur Utama PT Bank BNI; dan (f) Kepala

Page 35: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 30

BPN. TOR telah dikirimkan oleh Dit Transportasi kepada TRP dan sedang dicermati oleh

Subdit Pertanahan. Masukan untuk perbaikan dapat disampaikan kepada Dit Transportasi.

Undangan untuk Diskusi Interaktif telah selesai ditandatangani oleh Sesmen PPN/Sestama

Bappenas dan dapat disebarkan Hari Kamis, 17 April 2014.

Dari rapat tersebut, tindak lanjut yang perlu dilakukan Dit.TRP meliputi:

Pameran: penyusunan rundown khusus untuk Peninjauan Pameran oleh Presiden.

Pramusrenbangnas: pengecekan Renja BPN, sudah sampai ke Dep Pendanaan.

Dialog interaktif: (a) usulan perbaikan TOR untuk dialog interaktif yang perlu disampaikan

kepada Dir Transportasi; (b) penyampaian informasi informal tentang rencana diskusi ini

kepada BPN.

3.22 Sosialisasi PMK Nomor 52 Tahun 2014

Sosialisasi dilaksanakan pada tanggal 16 April 2014 di Hotel Aston Rasuna dengan tujuan

sosialisasi atas terbitnya PMK No. 52/PMK.02/2014 tentang perubahan atas PMK No.

72/PMK.02/2013 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2014. Adapun isi dari rapat

tersebut antara lain:

Kemajuan Revisi Anggaran Kementerian PPN/Bappenas : usulan revisi anggaran

disampaikan ke Kemenkeu pada tanggal 19 Maret 2014.

Perkiraan penyerapan anggaran Kementerian PPN/Bappenas TA 2014 per 15 April 2014

baru mencapai 7,61%.

Cakupan revisi anggaran : a) penambahan alokas anggaran PHLN sebesar Rp. 17.00 M, (b)

pergeseran rincian anggaran antar AKUN/MAK, antarkomponen, antarkegiatan dan

dilakukan semua direktorat di Bappenas dan (c) pergeseran rincian anggaran antar Jenis

Belanja.

Penelaahan revisi dilaksanakan tanggal 28 Maret 2014.

Perubahan kebijakan anggaran TA 2014 (PMK 52/2014) antara lain :

Honorarium Penanggungjawab Pengelola Keuangan

Honorarium kegiatan seminar/rakor/sosialisasi/diseminasi/FGD/kegiatan sejenis

Honorarium Tim Pelaksana kegiatan dan Sekretariat Tim Pelaksana Kegiatan

Satuan Biaya Uang Saku Dalam Kantor

Sebagai tindak lanjut atas pembahasan dalam rapat tersebut, maka:

PMK 52/2014 akan diberlakukan mulai tanggal 17 Maret 2014. Dengan demikian, seluruh

penanggung jawab terdiri Satker, BPPH, pengelola keuangan di unit UKE I dan II Bappenas

dapat melakukan penyesuaian (revisi) anggaran terhadap perubahan tersebut.

Terkait dengan perubahan pemberian honorarium bagi pejabat eselon IV, pelaksana dan

fungsional perencana yang semula hanya menerima 3 (tiga) kegiatan sekarang bisa

menerima 4 (empat) tim kegiatan.

Penyesuaian melalui revisi diharapkan tidak merubah pagu anggaran dari setiap kegiatan

yang ada.

3.23 Trilateral Meeting DAK 2015

Trilateral Meeting dilaksanakan pada tanggal 16 April 2014 di Hotel Grand Sahid Jaya dengan

tujuan untuk melakukan penajaman atas rancangan arah kebijakan, sasaran, dan lingkup kegiatan

per-bidang DAK melalui forum pembahasan antara Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian

Page 36: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 31

Keuangan, dan Kementerian/Lembaga teknis. Beberapa hal yang menjadi poin dalam diskusi

tersebut antara lain;

Penyederhanaan DAK adalah amanat DPR dan keinginan Daerah dan K/L. Rancangan DAK

2015 menjadi 14, disederhanakan dari sebelumnya 19.

Akan tetapi, jumlah DAK yang sedikit juga membuat penyederhanaan tidak menyelesaikan

masalah. Misalnya, untuk mewujudkan kondisi “jalan mantap” dibutuhkan 90 T. Namun,

total DAK hanya 33 T.

Bappenas masih membuka peluang revisi struktur DAK Tahun 2015.

Dalam perencanaan DAK dimana informasi lokus minim, maka diskresi daerah perlu

diapresiasi.

Secara umum, kebijakan DAK sudah bagus, tapi penyalurannya yang bermasalah.

BNPP menyampaikan bahwa dalam restrukturisasi DAK ini, pihaknya tidak pernah

dilibatkan. Sementara DAK perbatasan masih diperlukan. Karena meskipun kapasitas fiskal

tinggi di beberapa daerah perbatasan, pembangunan di daerah lebih terpusat di

kota/pusat kegiatan.

Perlu segera dirumuskan strategi kebijakan dan pola pengalokasian anggaran DAK untuk

memastikan bahwa kebutuhan kawasan perbatasan negara tidak terabaikan, ketimpangan

wilayah antara perbatasan dan nonperbatasan segera teratasi, serta aspek pengelolaan

atau manajemen kegiatan tetap efektif.

Sebagai tindak lanjut, perlu didukung adanya penggabungan beberapa DAK dengan syarat

bahwa hal tersebut tidak semakin mempersulit kondisi saat ini.

3.24 Rapat Pembahasan Perda No. 1 Tahun 2014 tentang RTRWP Sulawesi Barat Tahun 2014 -

2034

Rapat dilaksanakan pada tanggal 16 April 2014 di Fave Hotel dengan tujuan untuk memastikan

Perda No. 1 Tahun 2013 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi Barat

Tahun 2014-2034sudah sesuai dengan Hasil Evaluasi Raperda RTRWP Sulawesi Barat. Dalam rapat

tersebut Kemendagri menyampaikan Matriks Klarifikasi Perda No. 1 Tahun 2014 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2014-2034 dan Bappenas menyampaikan

masukannya terhadap Perda tersebut

Selanjutnya, hasil pembahasan Klarifikasi Perda No. 1 Tahun 2013-2014 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2014-2034 akan disampaikan secara

resmi oleh Kemendagri kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat dan Pemerintah Provinsi akan

menyampaikan justifikasi atas hasil klarifikasi yang dimaksud.

3.25 Pra Rakor Informasi Geospasial

Rapat dilaksanakan di kantor BIG Bogor pada tanggal 17 April 2014 untuk mempersiapkan

rapat koordinasi yang ditujukan untuk mensosialisasikan rencana pembahasan dalam rakornas.

Dalam rapat tersebut, terdapat beberapa hal yang dibahas antara lain:

Sesuai dengan Pasal 6 UU IG, BIG harus menetapkan renaksi nasional yang akan diacu oleh

RKP dan RKPD.

Rakorda akan diselenggarakan Juni 2014 dan Rakornas Mei 2014.

Perlu disusun pola kerjasama antar lembaga penyedia peta sehingga tidak terjadi duplikasi

dalam penyediaan.

Page 37: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 32

Di sisi kebutuhan perlu dipetakan kebutuhan K/L dan pemda termasuk waktu

penyediaannya sehingga supply dapat sesuai dengan demand.

Strategi:

Percepatan pemetaan RBI skala 1:25k dan 1:50k untuk mendukung konsep one map

policy;

Percepatan pemetaan tematik oleh K/L sesuai dengan tupoksi dan kewenangan wali

data;

Penyusunan NSPK untuk pemetaan RTRW melalui Pokja Tata Ruang;

Pembinaan SDM bidang IG melalui Pokja IGT daerah.

Tindak lanjut dari pertemuan tersebut adalah dilakukanya identifikasi kebutuhan peta tematik

untuk penyusunan RTR, penyusunan RDTR serta pemantauan dan evaluasi dan identifikasi waktu

kebutuhan peta.

3.26 FGD Manajemen Perubahan Kementerian PPN/Bappenas

Rapat dilaksanakan pada tanggal 17 April 2014 bertempat di Hotel Royal Kuningan untuk

mendapatkan masukan dari proses manajemen perubahan Kementerian PPN/Bappenas. FGD ini

merupakan kelanjutan dari FGD eselon 1 dan eselon 2 yang dilakukan pada Maret 2014. Beberapa

pokok bahasan dalam diskusi antara lain;

Kegiatan Proyek SMIS meliputi 4 kegiatan yaitu : 1) Study activities seperti FGD; 2)

Presentation of analysis and recomendation activities yaitu aktifitas presentasi pembuatan

analisis dan rekomendasi konsultan kepada Irtama dan SDM untuk mendapatkan arahan

strategis dan pemilihan bahan-bahan yang akan dipresentasikan ke forum pimpinan; 3)

Leader Forum activites yaitu aktivitas presentasi tim konsultan ke forum pimpinan untuk

memvalidasi dan memutuskan isi dan desain rencana manajemen perubahan; 4) Sharing

and sosialization activites yaitu sosialisasi ke forum Bappenas

Peran Bappenas yang tahun 2014 adalah : Policy maker, think tank, coordinator dan

administrator mengalami perubahan untuk tahun 2015 yaitu: Policy making (pembuat

kebijakan), regulasi, budgetting (penganggaran) dan instituional (kelembagaan).

Tidak setujunya beberapa dari peserta dengan perubahan peran Bappenas

Ada perubahan peran Bappenas, tetapi Direktorat yang terkait Pendanaan yang terlibat

langsung dengan budgetting juga Direktorat Hukum tidak diundang

Sebagai tindak lanjut, akan diadakannya FGD lanjutan untuk mendapatkan masukan mengenai

perubahan peran Bappenas di tahun 2015.

3.27 Pra Musrenbangnas Tahun 2014 (22 April 2014)

Pra Musrenbangnas dilaksanakan pada tanggal 21-25 April 2014 bertempat di SG 1-5

Bappenas. Pada hari ke-2 dialokasikan untuk Provinsi Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi,

Lampung, Sumatera Selatan dan Bangka Belitung. Terkait bidang tata ruang dan pertanahan,

terdapat beberapa kegiatan strategis yang dibahas dengan mitra kerja K/L (Ditjen Penataan Ruang,

Kementerian PU dan Badan Pertanahan Nasional) serta dengan Pemerintah Daerah. Beberapa hal

yang mengemuka dalam pembahasan adalah:

Bidang tata ruang, usulan dana dekonsentrasi diberikan kepada Bappeda Provinsi sebagai

Sekretaris BKPRD, yang memiliki tupoksi perencanaan dan koordinasi di bidang penataan

ruang. Selama ini dana dekon diberikan kepada Dinas PU Provinsi yang di beberapa daerah

menyebabkan fungsi koordinasi kurang berjalan.

Page 38: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 33

Sementara untuk bidang pertanahan, pembahasan dilakukan dengan 3 (tiga) provinsi yaitu

Provinsi Bengkulu, Riau dan Kepulauan Bangka Belitung.

Pembebasan lahan untuk pembangunan di Provinsi Bengkulu

Program Satam Mas yang dapat di integrasikan kedalam kegiatan reforma agraria yang

akan dilakukan pilot project di Bangka Belitung

3.28 Pra Musrenbangnas Tahun 2014

Pra Musrenbangnas dilaksanakan pada tanggal 21-25 April 2014 bertempat di SG 1-5

Bappenas. Pada hari ke-3 dialokasikan untuk Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat,

Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Utara.

Terkait bidang tata ruang dan pertanahan, terdapat beberapa kegiatan strategis yang dibahas

dengan mitra kerja K/L (Ditjen Penataan Ruang, Kementerian PU dan Badan Pertanahan Nasional)

serta dengan Pemerintah Daerah. Beberapa hal yang mengemuka dalam pembahasan adalah:

Bidang tata ruang, terdapat beberapa usulan Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH)

oleh kabupaten dan kota. Mekanisme pengusulan P2KH oleh kabupaten/kota perlu melalui

Bappeda Provinsi (selama ini terkadang tidak melalui Bappeda Provinsi), agar provinsi

dapat meranking usulan kawasan perkotaan untuk jadi P2KH. Kemudian pengusulan

dilakukan ke Ditjen Penataan Ruang Kementerian PU dengan syarat daerah sudah memiliki

Perda RTRW dan bersedia menyediakan lahan. Setelah diseleksi akan disusun Rencana Aksi

Kota Hijau (RAKH), dan dilakukan implementasi. Disamping itu, teridentifikasi tidak

implementatifnya SK Menteri Kehutanan terkait Perubahan Peruntukan dan Fungsi

Kawasan Hutan terutama di provinsi-provinsi di Kalimantan karena SK tersebut tidak sesuai

dengan kondisi di lapangan. Hal tersebut disarankan diangkat untuk dibahas di forum

BKPRN.

Bidang pertanahan, pembahasan dilakukan dengan 5 (lima) provinsi yaitu Provinsi Aceh,

Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.

Beberapa isu terkait pertanahan yang disampaikan oleh provinsi adalah sebagai berikut:

Batas administrasi di Provinsi Kalimantan Barat;

Usulan penyusunan neraca penatagunaan tanah di Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten

Padanglawas Utara, dan Kabupaten Simalungun di Provinsi Sumatera Utara;

Sertipikasi Tanah Pemerintah Provinsi di Kalimantan Timur; dan

Usulan diadakan kembali kegiatan sertipikasi tanah RALAS seperti pada saat terjadi tsunami

terdahulu di Provinsi Aceh.

3.29 Rapat Persiapan II Penyelenggaraan Rakornas BKPRD Tahun 2014

Rapat dilaksanakan pada tanggal 23 April 2014 di RR. Kemendagri untuk mematangkan

persiapan penyelenggaraan Rakornas BKPRD Tahn 2014 baik dari aspek substansi persidangan

maupun aspek penyelenggaraan Rakornas (checklist persiapan). Beberapa hal yang menjadi bahasan

dalam rapat adalah:

Berdasarkan arahan Menteri Kementerian Dalam Negeri, Rakornas BKPRD Tahun 2014

akan mengundang Menteri Pekerjaan Umum sebagai pembicara utama untuk

menyampaikan sambutan dan arahan dengan topik: “Implementasi {emanfaatan dan

Pengendalian Pemanfaatan Ruang Paska ditetapkannya Perda RTRW”

Kemajuanyang telah dilakukan Panitia:

Page 39: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 34

Akomodasi dan konsumsi selama peserta undangan menghadiri acara di Hotel

Goodway Nusa Dua Bali

Penyampaian kawat penyelenggaraan Rakornas BKPRD Tahun 2014 kepada

Gubernur seluruh Indonesia

Penyampaian surat permohonan yang ditujukan kepada pembicara utama, pimpinan

sidang pleno, pembahas sidang pleno, pembicara sidang pleno, fasilitator sidang

kelompok, dan undangan peserta pusat.

Dari rapat tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan antara lain:

Selanjutnya, Ditjen Bangda akan melaksanakan rapat koordinasi dengan Provinsi Bali pada

tanggal 25 April 2014 di Kantor Bappeda Provinsi Bali

Peran Deputi Pengembangan Regional dan Otda adalah sebagai Pembahas Sidang Pleno

dengan tugas menanggapi isu-isu strategis yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah dalam

sesi sidang pleno, sekaligus memberikan masukan dan tanggapan.

Peran Direktur Tata Ruang dan Pertanahan adalah sebagai Fasilitator Utama dalam Sidang

Sidang Kelompok Kerja I (Peran Pokja Perencanaan Tata Ruang)

Peran Kasubdit Tata Ruang adalah sebagai Fasilitator dalam dalam Sidang Sidang Kelompok

Kerja I (Peran Pokja Perencanaan Tata Ruang).

3.30 Rapat Koordinasi Sub Tim Kawasan Strategis Nasional Tim Pelaksana Peninjauan Kembali

(PK) RTRWN

Rapat diselenggarakan di Hotel Grand Kemang pada tanggal 24 April 2014 untuk membahas

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) KSN dalam rangka Peninjauan Kembali (PK) Peraturan

Pemerintah (PP) No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) bagian

sub DIM KSN Sosial dan Budaya serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Beberapa hal

penting yang dibahas dalam diskusi rapat antara lain:

KSN merupakan kawasan yang diprioritaskan dan menjadi prioritas nasional, sehingga

perlu penajaman kriteria KSN untuk menyaring usulan yang ada.

Usulan KSN dari sudut kepentingan sosial budaya tidak hanya mengacu pada UNESCO,

namun juga kawasan sosial budaya lainnya yang menjadi kepedulian nasional.

KSN dari sudut kepentingan sosial budaya ditetapkan dengan kriteria yang merupakan:

warisan budaya dunia; tempat pelestarian cagar budaya beserta adat istiadatnya; dan/atau

tempat peningkatan kualitas warisan budaya

Untuk usulan KSN Trowulan, agar menyampaikan kajian lengkap tentang nilai strategis

kawasan serta peraturan zonasi (ketentuan pemanfaatan ruang dan pengendalian

pemanfaatan ruang, yang berisi: kegiatan yang diperbolehkan, kegiatan yang

diperbolehkan bersyarat, dan kegiatan yang tidak diperbolehkan)

Definisi Kawasan Cagar Budaya dalam RTRWN akan disinkronkan dengan UU No 10 Tahun

2011

Dalam penetapan kawasan lindung perlu mempertimbangkan kesatuan ekosistem

kawasan dan jasa ekosistem, peta ekoregion dapat dimanfaatkan dalam penetapannya.

Selanjutnya, rapat akan dilanjutkan pada tanggal Senin, 28 April 2014 di Grand Kemang

dengan membahas Sub DIM pertahanan dan keamanan, pertumbuhan ekonomi, dan

pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi. Selain itu, Kemendikbud diharapkan

dapat melakukan sosialisasi mengenai Penetapan Kawasan Cagar Budaya Nasional ke BKPRN.

Page 40: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 35

3.31 Rapat Rancangan Perpres tentang Perubahan atas Keppres No. 150/2000 tentang KAPET

Rapat dilaksanakan pada tanggal 24 april 2014 di Kemenko Perekonomian untuk membahas

rancangan Peraturan Presiden tentang perubahan Keputusan Presiden RI No. 150 Tahun 2000

tentang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET). Beberapa hal penting yang mengemuka

dalam rapat antara lain:

Keberhasilan perkembangan KAPET ditopang oleh:

Peran Gubernur sebagai Ketua Badan Pengembangan (BP) KAPET memberikan

mandat khusus kepada BP untuk mengoordinasikan pengelolaan kawasan;

Komitmen SKPD mendukung pengembangan kawasan;

Komitmen Pemda terhadap pendanaan BP

Ketidakberhasilan perkembangan KAPET dipengaruhi oleh:

Gubernur sebagai Ketua Badan Pengembangan (BP) KAPET tidak memberikan

mandat khusus untuk mengoordinasikan pengelolaan kawasan, (sehingga hanya

diperankan sebagai pemberi masukan);

Tidak ada komitmen SKPD mendukung pengembangan kawasan;

Minimnya komitmen Pemda terhadap pendanaan BP

Agenda percepatan implementasi KAPET agar fokus kepada penyusunan Road Map dan

Rencana Induk setiap KAPET, penyelesaian 13 RTR KSN KAPET, dan penyiapan RPI2JM 13

KAPET (Perpres 39/2013).

KAPET menjadi instrumen pendorong keterpaduan pengelolaan di tingkat lokal, insentif

yang dilakukan ke depannya lebih banyak mendukung ke pembangunan infrastruktur.

Sebagai kesimpulan dari hasil rapat tersebut, maka:

Rancangan Perpres masih perlu pembahasan lebih lanjut, mengingat masih banyak yang

belum setuju dengan muatan pasal Raperpres tersebut.

Hasil dari Monev Tim Kapet: Revitalisasi yang harus dilakukan untuk mendukung

keberhasilan KAPET adalah revitalisasi kelembagaannya.

Akan dibentuk Tim Teknis untuk membahas pasal demi pasal dari Rancangan Perpres

tentang Perubahan atas Keppres No. 150/2000 tentang KAPET.

3.32 Sinkronisasi dan Koordinasi Kebijakan Drainase

Rapat dilaksanakan pada tanggal 24 April 2014 di Kemenko Perekonomian untuk

menyelaraskan dan mengoordiknasikan kebijakan Drainase. Beberapa pokok diskusi yang

disampaikan dalam rapat tersebut antara lain:

Berkurangnya area limpasan air hujan yang menyebabkan mudahnya terjadi genangan.

Multi Deep Tunnel Project (MDTP): ditawarkan sebagai strategi Pengendalian Banjir yang

menggunakan pendekatan terpadu, yang juga mencakup aspek kelembagaan dan tata

ruang.

Pengendalian pemanfaatan ruang merupakan aspek penting untuk mengatasi masalah

banjir dan drainase.

Menteri PU prinsipnya menyetujui usulan MDTP, tetapi kurang didukung oleh jajarannya.

Bappenas juga kurang menyetujui usulan tersebut.

Kesimpulan yang diperoleh dari rapat tersebut adalah terkait dengan pengendalian

pemanfaatan ruang, yang diperlukan adalah ketersediaan peta skala besar dan rencana rinci tata

ruang sebagai acuan utama untuk operasional perijinan.

Page 41: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 36

3.33 Rapat Pembahasan Hasil Breakfast Meeting Tim Pengarah Pokja PKP dan Persiapan

Mobilisasi Tim

Rapat diadakan pada tanggal 25 April 2014 di Sekretariat AMPL dengan tujuan untuk

membahas bersama menindaklanjuti pertemuan sebelumnya sehubungan dengan persiapan

mobilisasi Tim Inti dan Tim Teknis yang terlibat dalam proram ini. Beberapa hal yang menjadi

bahasan dalam diskusi antara lain:

World Bank bersama Tim Pokja berencana bertemu dengan para calon tenaga ahli untuk

mewawancarai dan menentukan tenaga ahli yang akan dipilih pada setiap komponen.

Asisten tenaga ahli diusulkan hanya untuk yang berdomisili di Jakarta, dikarenakan

mobilitas yang akan dilakukan lebih banyak di Jakarta. Sedangkan untuk tenaga ahli tidak

ada usulan prioritas lokasi domisili.

Terdapat usulan dari Steering Comitee (Deputi Sarana dan Prasarana – Bappenas) pada

breakfast meeting untuk menambah satu lagi pilar dalam “National Working Group of

Housing and Settlements” yaitu pilar Reseltlements di bawah koordinasi Kementerian PU.

Pilar tersebut menjadi tambahan dari lima pilar lainnya yang telah ada (Building Blocks,

Urban Land Policy, Public Housing Policy, Housing Microfinance, dan Mortage Markets).

Draf Laporan Awal setiap komponen ditargetkan selesai pada bulan Juni 2014, sedangkan

untuk draft kebijakan harus selesai pada bulan September 2014, dikarenakan pada bulan

Oktober 2014 draf kebijakan akan disampaikankepada presiden terpilih.

Kebijakan yang disusun di dalam masing-masing komponen perlu dikemas dalam bentuk/

format yang lebih menarik sehingga mudah untuk dipahami oleh publik.

FGD kajian akan diagendakan pada bulan Mei 2014.

Kesimpulan dari rapat ini adalah World Bank akan memilih kandidat Tenaga dan Asisten

Tenaga Ahli berdasarkan CV yang ada. Hasil diskusi pada pertemuan ini akan menjadi bahan untuk

koordinasi selanjutnya dalam merancang kegiatan “National Working Group of Housing and

Settlements”. Selain itu, setiap komponen harus menyusun matriks tujuan, sasaran yang kemudian

akan disinkronkan ke dalam kegiatan besar program ini.

3.34 Konfirmasi Raperpres Kawasan Danau Toba

Rapat dilaksanakan pada tanggal 28 April 2014 bertempat di Kemenko perekonomian dengan

tujuan untuk Mengonfimasi RaPerpres Kawasan Danau Toba (KDT) yang telah ditandatangani

Menteri PU dan disampaikan kepada Menko Perekonomian untuk mendapatkan persetujuan. Pokok-

pokok bahasan dalam pertemuan tersebut meliputi:

Lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarula di kecamatan Pahae Jae, kab.

Tapanuli Utara disepakati dikeluarkan dari Rapepres KDT karena berada di luar delineasi

KDT.

Selain itu PLTP Sarula sudah termuat di dalam RTRW Propinsi Sumatera Utara.

Dengan demikian, perlu perbaikan terhadap bagian Raperpres terkait Sarula, baik narasi,

peta maupun indikasi programnya.

Menindaklanjuti hasil rapat, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan

Wilayah akan mengirimkan Raperpres yang telah diberi catatan sesuai hasil rapat ini kepada Dirjen

Penataan Ruang untuk dimintakan persetujuan dari Menteri PU.

Page 42: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 37

3.35 Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Bidang Survey, Pengukuran, dan Pemetaan BPN

Rapat dilaksanakan di Hotel Ciputra pada tanggal 28 April 2014 sebagai forum koordinasi

tahunan seluruh kepala bidang dan kepala seksi survey, pengukuran, dan pemetaan pertanahan.

Adapun tema rapat adalah “Dengan One Map Policy dan Optimalisasi Geo-KKP kita Wujudkan Tertib

Administrasi dan Tertib Hukum Pertanahan”. Berikut beberapa hal yang disampaikan oleh peserta

dalam rapat tersebut, antara lain:

Model semacam One Map Policy pernah diujicobakan secara lokal di Lampung Selatan yang

dilakukan terkait dengan adanya rencana pembangunan Jalan Tol, Rel Kereta Api dan

Jembatan Selat Sunda. Namun terdapat beberapa kendala seperti data dari berbagai

sumber berbeda pada peta yang sama. Seperti contohnya Peta Batas Wilayah Admnistrasi,

antara BPS, Bappeda, dan BPN berbeda satu sama lain. Bahkan dalam internal BPN sendiri

terdapat perbedaan. Untuk itu, disarankan agar BIG menyusun NSP yang dapat digunakan

oleh seluruh instansi dalam penyusunan peta dasar.

Berbagai permasalahan yang telah disampaikan Bappenas terjadi karena tidak adanya peta

yang seragam untuk menjadi acuan. One Map Policy ini seharusnya segera dilaksanakan,

karena salah satu akar permasalahan pertanahan adalah tidak adanya One Map Policy.

Sebaiknya lulusan dari STPN Yogyakarta dapat dipertimbangkan untuk menambah proporsi

juru ukur BPN di daerah.

Kegiatan Tata Batas Kawasan Hutan harus dilakukan dan diperjelas batas-batasnya karena

di lapangan tidak dapat diketahui dengan jelas. Selama ini BPN sulit dalam menerbitkan

sertipikat karena belum jelasnya batas kawasan hutan pada skala yang detail.

Diusulkan penyusunan NSPK untuk membuatkan standar harga penyusunan peta dasar

pertanahan karena kegiatan tersebut dapat juga bekerjasama dengan Pemda.

Sebagai kesimpulan rapat, secara umum peserta rapat mendukung rencana percepatan

penyediaan peta dasar pertanahan karena diperlukan dalam pendaftaran tanah. Disamping itu

peserta rapat mendukung rencana penataan batas kawasan hutan dan terintegrasi dengan sistem

Geo-KKP BPN untuk menghindari kesalahan dalam penerbitan sertipikat dalam kawasan hutan.

3.36 Rapat Koordinasi Sub Tim Sistem KSN Tim Pelaksana Peninjauan Kembali (PK) RTRWN

Rapat dilaksanakan di hotel Grand Kemang pada tanggal 28 April 2014 dengan tujuan untuk

membahas Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) Sistem KSN dalam rangka Peninjauan Kembali (PK)

Peraturan Pemerintah (PP) No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

(RTRWN). Beberapa isu penting yang dibahas dalam rapat meliputi:

Usulan penambahan kriteria KSN dari sudut kepentingan ekonomi, yaitu: industri substitusi

impor yang kompetitif dan Industri Pionir

Dalam penetapan KSN dari sudut kepentingan ekonomi perlu mempertimbangkan skala

aglomerasi kegiatan ekonomi

KEK yang telah ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah perlu dipertimbangkan di dalam

penetapan KSN dari sudut kepentingan ekonomi (contoh: KEK Tanjung Lesung telah

menjadi bagian KSN Selat Sunda)

KSPN yang telah ditetapkan perlu dipertimbangkan di dalam penetapan KSN (contoh: KSPN

Krakatau telah menjadi bagian dari KSN Selat Sunda)

Terkait dengan kebijakan dan hasil evaluasi LAPAN, KSN teknologi tinggi yang telah

ditetapkan dalam RTRWN yang semula berjumlah 13 menjadi 4 KSN (Kawasan Produksi dan

Page 43: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 38

Pengujian Roket Pamengpeuk, Kawasan Pusat Teknologi Satelit Rancabungur dan

Rumpin/Tarogong, Kawasan Penginderaan Jauh Pare pare)

Kawasan Observatorium Bosscha dapat ditetapkan menjadi KSN, karena memiliki nilai

strategis secara Nasional dan memenuhi kriteria penetapan KSN dari sudut kepentingan

pemanfaatan SDA dan teknologi tinggi

Dalam penetapan KSN, perlu dipertimbangkan alternatif sebagai berikut (dirumuskan

dalam batang tubuh):

KSN ditetapkan sesuai dengan sudut kepentingannya, namun dalam penyusunan RTR

nya dapat disatukan

KSN ditetapkan dengan mengutamakan aspek kesatuan geografis dengan

memperhatikan fungsi-fungsi strategis yang terdapat dalam kawasan tersebut

Dalam perkembangan Kawasan Metropolitan saat ini terdapat usulan penambahan 4 KSN

Perkotaan, yaitu: Kawasan Perkotaan Pasanglaya (Metropolitan Palembang), Kawasan

Perkotaan Bimindo (Bitung–Minahasa–Manado), Kawasan Perkotaan Sambo Tenggarong

(Samarinda–Balikpapan–Bontang), dan Kawasan Perkotaan Banjar Bakula (Banjarmasin–

Banjar Baru–Martapura–Kuala Kapuas).

Masukan dari Bappenas adalah sebaiknya tidak langsung memasukan berbagai kriteria

sektoral untuk sebuah kawasan dapat jadi KSN, karena nantinya KSN akan menjadi banyak sekali.

Sebaiknya harus didudukan dulu pemilihan kriteria KSN. Sebagai tindak lanjut, akan dilakukan

perumusan oleh Tim Sekretariat dan akan dibahas kembali dengan Sub Tim KSN untuk disepakati.

3.37 Rapat Pembahasan Perda No. 23 Tahun 2013 tentang RTRWP Papua Tahun 2013-2033\

Rapat dilaksanakan pada tanggal 28 April 2014 di Hotel Puri Denpasar dengan tujuan untuk

memastikan Perda No. 23 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Papua

2013-2033 apakah sudah sesuai dengan Hasil Evaluasi Raperda RTRWP Papua. Beberapa hal yang

menjadi pembahasan dalam rapat:

Perlu mencantumkan nomenklatur “Kawasan Strategis Lainnya” yang tercantum dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008.

Sebaiknya pencantuman luasan kawasan bergambut dan kawasan rawa dalam Perda

dihapuskan

Perlu pertimbangan terkait penambahan kawasan strategis dari sudut kepentingan daya

dukung lingkungan di kabupaten Intan Jaya dan kabupaten Deiyai

Pasal 13 sebaiknya disempurnakan menjadi “Pengembangan jaringan jalan di wilayah

Provinsi Papua yang belum diatur di dalam Peraturan Daerah ini, mengacu pada kebijakan

nasional tentang jalan untuk jalan nasional dan Keputusan Gubernur untuk jalan provinsi”.

Beberapa kesimpulan yang dihasilkan dari rapat tersebut antara lain:

Penghapusan pada pasal 35 (j) mengenai Tanah Ulayat sebagai kawasan budidaya dalam,

mengingat sudah ada Perdasus yang mengatur terkait hal tersebut.

Hasil pembahasan Klarifikasi Perda No. 23 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) Provinsi Papua 2013-2033 akan disampaikan secara resmi oleh

Kemendagri kepada Pemerintah Provinsi Papua.

Selanjutnya Pemerintah Provinsi Papua diharapkan menyampaikan justifikasi atas hasil

klarifikasi yang dimaksud.

Page 44: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 39

3.38 Pemaparan Konsep KLHS terhadap Kebijakan National Capital Integrated Coastal Develop-

ment (NCICD)

Rapat dilaksanakan pada tanggal 29 April 2014 di Hotel Mercure untuk mendapatkan masukan

untuk penyusunan TOR pelaksanaan KLHS untuk NCICD. Beberapa hal yang menjadi pokok paparan

dan pokok diskusi dalam rapat adalah:

Pokok-pokok paparan:

Temuan dari kajian awal, yang mencakup DKI dan Tangerang. Secara garis besar,

yang penting dilaporkan dari kajian awal tersebut banyak dampak-dampak negatif

yang perlu diantisipasi sejak dini.

Scoping KLHS NCICD perlu memperhatikan hal berikut: a) Tidak hanya dikaji sebatas

di lokasi NCICD-nya saja, tetapi perlu melihat keterkaitannya dengan daratan,

terutama bagian hulu; b) Perilaku masyarakat Indonesia yang masih membuang

sampah sembarangan sehingga berpotensi menyebabkan NCICD menjadi waduk

yang berisi sampah.

Pokok-pokok diskusi

Pelabuhan Muara Baru mengharapkan kejelasan terhadap skema relokasi kegiatan

ekonomi penduduk dan investasi di kawasan Pelabuhan Muara Baru yang sudah

berlangsung selama ini.

Perlu dipersiapkan skenario pada saat dilaksanakannya pembangunan tahap I NCICD

(2014-2018)

Perlu diinformasikan asal tanah yang digunakan untuk penimbunan.

Lingkup KLHS NCICD sepatutnya juga mencakup kabupaten Bogor yang merupakan

lokasi hulu.

Kesimpulanya, meskipun NCICD sangat diperlukan dalam rangka pengendalian banjir Jakarta,

Kajian KLHS NCICD harus dilakukan secara obyektif. Selain itu, KLHS NCICD akan dilanjutkan dan

didetailkan dengan Amdal oleh sektor yang bersangkutan

3.39 Rapat Koordinasi Sub Tim Kawasan Lindung Tim Pelaksana Peninjauan Kembali (PK) RTRWN

Rapat dilaksanakan pada tanggal 29 April 2014 di Sesditjen Penataan Ruang KemenPU,

Bappenas, Kehutanan, ESDM, BPN, dan KLH dengan tujuan membahas Daftar Inventarisasi Masalah

(DIM) Kawasan Lindung Nasional dalam rangka Peninjauan Kembali (PK) Peraturan Pemerintah (PP)

No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN).

Beberapa hal penting dalam diskusi rapat:

Kebijakan-kebijakan sektoral merupakan bagian integral dengan kebijakan dan strategi

RTRWN.

Hasil dari analisa Kementerian kehutanan bahwa Perubahan kawasan lindung (hutan

lindung dan hutan konservasi) dalam review RTRWP tidak terlalu signifikan.

Penyaringan usulan penambahan atau pengurangan kawasan lindung akan

dipertimbangkan dengan kriteria-kriteria sektoral sesuai dengan bidangnya masing-masing

Perlu penyepakatan kawasan-kawasan rawan bencana apakah tetap menjadi bagian dari

pola ruang atau akan menjadi kriteria/pertimbangan dalam penyusunan RTR (melalui

analisis risiko bencana).

Penetapan kawasan rawan bencana alam untuk definisi dan kriteria hendaknya

menggunakan acuan dari BNPB

Terkait RTH dan Kawasan Gambut, perlu penajaman kriteria untuk penetapannya.

Page 45: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 40

Perlu insentif khusus bagi daerah yang mempertahankan kawasan lindungnya sesuai

arahan RTRWN yaitu sebesar 30% dari luasan pulau sesuai dengan kondisi ekosistemnya.

Sebagai tindak lanjut atas pelaksanaan rapat maka diperlukan pembahasan bilateral dengan

Kementerian terkait seperti:

BNPB untuk pembahasan kawasan rawan bencana baik definisi, kriteria, dan penyepakatan

kawasan rawan bencana;

Rencana penambahan lokasi kawasan lindung perlu konfirmasi ke Kementerian Kehutanan

dan kementerian terkait yang dilanjutkan dengan proses konsultasi publik dengan

kabupaten terkait dan harus ada kajian teknisnya setelah ditetapkannya kriteria;

Terkait RTH dan Kawasan Gambut perlu pembahasan lebih lanjut dengan KLH dan

Direktorat Pengairan dan Irigasi, Bappenas;

Terkait sempadan pantai akan dibahas dengan KKP.

Page 46: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 41

BAB IV

RENCANA KEGIATAN BULAN MEI 2014

Berdasarkan evaluasi atas kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan, disepakati beberapa agenda penting sebagai tindak lanjut yang akan dilaksanakan di Bulan Mei 2014. Agenda-agenda tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel Rencana Kegiatan Bulan Mei 2014

No Nama Kegiatan Tanggal Pelaksanaan

SEKRETARIAT RAN

1 Rapat koordinasi identifikasi kegiatan K/L dan SKPD terkait reforma agraria

2014-2015 5-9 Mei 2014

2 Rapat koordinasi pembaharuan data dan informasi cakupan peta dasar

pertanahan dan wilayah bersertipikat TA. 2013 26 dan 28 Mei 2014

3 Rapat koordinasi identifikasi potensi dan sebaran TORA 26/28, 30 Mei 2014

4 Rapat koordinasi target sertipikasi tanah transmigrasi Mei 2014

5 Rapat Koordinasi Persiapan Pelaksanaan Pilot Project Tata Batas Kawasan

Hutan (mengundang bali dan babel) Mei 2014

6 Rapat koordinasi persiapan pelaksanaan pilot project tata batas kawasan

hutan (Provinsi Bangka Belitung) Mei 2014

7 Rapat koordinasi persiapan teknis pelaksanaan pilot project reforma agraria

(Provinsi Bangka Belitung) Mei 2014

8 Rapat koordinasi persiapan teknis pelaksanaan pilot project reforma agraria

(Provinsi Jawa Tengah) Mei 2014

9 FGD pembentukan kamar khusus pertanahan di pengadilan negeri Mei 2014

SUBDIT PERTANAHAN

1 FGD Draft RPJMN 2015-2019 Internal Bappenas 12 Mei 2014

2 FGD Draft RPJMN 2015-2019 K/L sektor 19 Mei 2014

3 Rapat Koordinasi dengan BPN untuk Outline Penyusunan Profil Pertanahan 26/28 Mei 2014

4 Survey ke Kanwil dan Kantah BPN dalam rangka pengumpulan data primer 22-23 Mei 2014

SEKRETARIAT BKPRN

1 FGD perumusan peran dan pentingnya UU Pengelolaan Ruang Udara

Nasional dalam Sistem Perencanaan Nasional (tingkat Es.II) 5 Mei 2014

2 Konsinyasi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan 6 Mei 2014

3 Kunjungan Lapangan Akselerasi dan Penyelesaian Perda RZWP3K (Ternate

dan Gresik) 12-14 Mei 2014

4 Kunjungan Lapangan Akselerasi dan Penyelesaian Perda RZWP3K (Padang) 19-20 Mei 2014

5 Konsinyasi perumusan muatan SOP penyelesaian konflik penataan ruang 19-20 Mei 2014

6 Rapat pembahasan manual book e-BKPRN 21 Mei 2014

7 Pemantauan Kegiatan Pembangunan Bidang Tata Ruang dan Pertanahan 23 Mei 2014

SUBDIT TATA RUANG

1 Rapat Bilateral dengan Direktorat Kelautan dan Perikanan, Bappenas

pembahasan RT RPJMN 2015-2019

7 Mei 2014

2 Pembahasan Substansi Bidang Tata Ruang dalam Buku III RPJMN 2015-2019 14 Mei 2014

Page 47: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 42

No Nama Kegiatan Tanggal Pelaksanaan

3 Rapat Bilateral dengan DJPR-Kementerian PU pembahasan RT RPJMN 2015-

2019

19 Mei 2014

4 Rapat Bilateral dengan Direktorat KKDT, Bappenas pembahasan RT RPJMN

2015-2019

20 Mei 2014

5 Rapat Bilateral dengan Dirjen Bangda, Kemendagri pembahasan RT RPJMN

2015-2019

21 Mei 2014

6 Pemantauan Bidang Tata Ruang di Surabaya 22-23 Mei 2014

SUBDIT INFOSOS

1 Rapat Dewan Redaksi BUTARU 14 Mei 2014

2 Knowledge Management 16,21,28 Mei 2014

3 Kajian SCDRR 16,19 Mei 2014

4 Seminar IRSA 19-30 Mei 2014

5 Partisipasi dalam Penyusunan BUTARU 19 – 21 Mei 2014

6 Konsinyasi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan di Malang 22 – 24 Mei 2014

7 Pemantauan dan Evaluasi 22 – 23 Mei 2014

8 Portal TRP Mei 2014

9 e-BKPRN Mei 2014

10 Pencetakan Media Sosialisasi (Leaflet TRP, BKPRN, PORTAL dan MILIS) Mei 2014

11 Buletin Tata Ruang dan Pertanahan Edisi I Tahun 2014 Mei 2014

12 Newsletter Mei 2014

Page 48: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Laporan Kegiatan Bulan April 2014 | 43

BAB V

PENUTUP

Secara umum pada bulan April 2014, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan telah

melaksanakan kegiatan dengan baik sesuai dengan rencana pencapaian tahapan-tahapan kegiatan

yang telah ditetapkan. Secara individu, seluruh staf dan kasubdit telah memenuhi target kinerja yang

ditetapkan oleh pimpinan seperti kehadiran dan jam kerja serta tanggungjawab atas kegiatan

tertentu.

Untuk menjaga efektifitas pelaksanaan kegiatan di Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan perlu

tetap dipertahankan pola kerja yang sistematis dan berkelanjutan. Disamping itu, mengoptimalkan

kerjasama dengan instansi/lembaga lain baik internal ataupun eksternal Kementerian Perencanaan

Pembangunan Nasional/Bappenas dalam rangka percepatan dan optimalisasi pencapaian target

kinerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan di masa mendatang.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan ke depan oleh internal Direktorat Tata

Ruang dan Pertanahan adalah:

1. Disiplin mengikuti mekanisme pemantauan dan evaluasi kegiatan dari setiap bagian yang

biasa dilaksanakan secara mingguan dan bulanan;

2. Koordinasi dan kerjasama antar bagian sehubungan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan

secara serentak;

3. Pembagian beban kerja yang lebih proporsional sesuai dengan kapasitas perorangan dan

penciptaan suasana kerja yang kondusif dalam rangka persiapan menghadapi jadwal

kegiatan-kegiatan yang padat;

4. Melanjutkan keberlangsungan hubungan baik dengan mitra kerja Direktorat Tata Ruang dan

Pertanahan, termasuk dengan instansi di luar Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional/Bappenas.

Page 49: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Lampiran | 1

SUBDIT TATA RUANG

No Rencana Kerja Pelaksanaan Lokasi Pelaksanaan Capaian Kinerja Tindak Lanjut

1 Trilateral Meeting 1 April 2014 Hotel Akmani Menyepakati Dokumen Kesepakatan Trilateral Meeting dalam rangka penyusunan RKP 2015 DJPR Kemen PU

Penandatanganan Dokumen Trilateral Meeting

2 Rapat Teknis Lanjutan Trilateral Meeting

1-21 April 2014 Ruang Rapat Sekretariat BKPRN

Memfinalkan Pagu Indikatif Kementerian/Lembaga TA 2015;

Menetapkan: Kegiatan Prioritas, Indikator Kinerja, Output, Target; dan Sasaran kinerja.

Menilai dan menetapkan kegiatan prioritas yang belum didanai dalam Pagu Indikatif Kementerian/Lembaga TA 2015, untuk diusulkan pendanaannya.

Tersusunnya Dokumen Trilateral Meeting DJPR Kemen PU 2014

3 Rapat Pembahasan PK Perpres Jabodetabekpunjur

3 April 2014 Ruang Ampera, Gedung Heritage, KemenPU

Masukan dari K/L terhadap hasil PK Perpres Jabodetabekpunjur dan ditindaklanjuti dengan penyepakatan materi-materi revisi Perpres Jabodetabekpunjur

Masukan dari K/L terhadap hasil PK Perpres Jabodetabekpunjur dan ditindaklanjuti dengan penyepakatan materi-materi revisi Perpres Jabodetabekpunjur

4 Pertemuan dengan BKPRN dalam rangka Pembahasan RPJMN 2015-2019 Bidang Tata Ruang dan Pertanahan

7 April 2014 Ruang Rapat SG Bappenas

Masukan dari Anggota BKPRN terhadap Draft RPJMN 2015-2019 Bidang Tata Ruang dan Pertanahan

Masukan dari Anggota BKPRN terhadap Draft RPJMN 2015-2019 Bidang Tata Ruang

5

Musrenbangnas 2014 dalam rangka penyusunan RKP 2015

21-25 April 2014

Dokumen Trilateral Desk Kesepakatan K/L dengan Pemda K/L menyempurnakan Rancangan Renja K/L 2015 untuk diverifikasi pada Pasca Musrenbangnas Tahun 2014; dan

Kementerian PPN/Bappenas menyempurnakan Rancangan RKP 2015.

6

Rapat Koordinasi bersama mitra K/L untuk menyepakati substansi monitoring dan evaluasi

April 2015 Subtansi monitoring dan evaluasi

Penyusunan substansi monitoring dan evaluasi dilaksanakan tanpa melibatkan K/L

Pengumpulan data sekunder untuk kegiatan monitoring dan evaluasi

Page 50: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Lampiran | 2

SUBDIT INFOSOS

Kegiatan Terlaksana

No Nama Kegiatan Waktu

Pelaksanaan Tujuan dan Target

pelaksanaan Capaian Tindak lanjut

1 Rapat Koordinasi Pameran

Perencanaan Pembangunan

2014

11 April 2014 (1) konfirmasi kesediaan

peserta Pameran

Perencanaan Pembangunan

Tahun 2014, (2) Identifikasi

materi yang akan ditampilkan

oleh peserta, dan (3)

Pematangan layout dan

desain booth.

Terselenggaranya rapat

koordinasi dan konfirmasi

kesediaan peserta untuk

berpartisipasi di Pameran

Perencanaan

Pembangunan Nasional

2014.

Teridentifikasinya materi

peserta Pameran dan

pematangan layout booth.

Rapat koordinasi antara TRP, Pihak Renortala dan Konsultan mengenai pembiayaan pameran beserta kontrak dkk

Rapat koordinasi antara TRP, Pihak Renortala, Konsultan, dan Perwakilan Hotel Bidakara untuk membahas rangkaian kegiatan Pameran secara keseluruhan (Senin, 14 April 2014)

Rapat koordinasi berikutnya diadakan pada tanggal 17 April 2014 dengan pembagian diskusi per subtema untuk mematangkan persiapan pameran.

2 Rapat Koordinasi Pameran

Perencanaan Pembangunan

2014

14 April 2014 (1) pembahasan persiapan

konsep pameran beserta

design dan layout; (2)

persiapan lokasi dan area di

Hotel Bidakara; dan (3)

pembahasan umum teknis

pelaksanaan Pameran dengan

Pihak Renortala, Konsultan,

dan Pihak Hotel Bidakara

Terselenggaranya rapat

antara Pihak Renortala,

Konsultan, tim Pameran

TRP, dan Pihak Hotel

Bidakara.

Terjalinnya koordinasi

antara Pihak Renortala,

Konsultan, tim Pameran

TRP, dan Pihak Hotel

Bidakara.

Koordinasi dalam teknis pelaksanaan pameran langsung diserahkan kepada Pihak Konsultan dan Pihak Hotel Bidakara.

3 Diskusi SCDRR dengan BNPB 16 April 2014 Mengumpulkan dan

mengkonfirmasi data dan

informasi tentang

kebencanaan dalam

pedoman penyusunan RTRWP

dan RTR KSN

Terkumpulnya data dan

informasi kebencanaan

untuk memperkaya kajian

Penyusunan Draft laporan kajian

Diskusi persiapan FGD pada 16 Mei 2014

FGD direncanakan pada 26 Mei 2014 di Bappenas

Page 51: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Lampiran | 3

Kegiatan Terlaksana

No Nama Kegiatan Waktu

Pelaksanaan Tujuan dan Target

pelaksanaan Capaian Tindak lanjut

4 Rapat Koordinasi Pameran

Perencanaan Pembangunan

2014

17 April 2014 (1) identifikasi materi yang

akan ditampilkan per

subtema; (2) penyerahan

akhir list barang peserta

pameran; dan (3) permintaan

kebutuhan barang kepada

kurator.

Terselenggaranya rapat

koordinasi tiap sub tema

materi pameran

Tersusunnya jadwal diskusi

interaktif dari peserta

pameran dan

Teridentintifkasinya daftar

peserta diskusi interaktif

Rapat berikutnya diadakan pada tanggal 24 April 2014 di Hotel Bidakara dengan agenda penyerahan terakhir list materi yang akan ditampilkan peserta.

Diinformasikan kepada para peserta bahwa pembayaran untuk sewa stand dimulai pada tanggal 24 – 28 April 2014.

Peserta harus menyerahkan barang display tanggal 28 April 2014, mulai pukul 13.00 – 17.00 WIB kepada pihak penyelenggara

5 Diskusi SCDRR dengan KLH 23 April 2014 Mengumpulkan dan

mengkonfirmasi data dan

informasi tentang KLHS dalam

pedoman penyusunan RTRWP

dan RTR KSN

Terkumpulnya data dan

informasi KLHS untuk

memperkaya kajian

Penyusunan Draft laporan kajian

Diskusi persiapan FGD pada 16 Mei 2014

FGD direncanakan pada 26 Mei 2014 di Bappenas

6 Rapat Koordinasi Pameran

Perencanaan Pembangunan

2014

24 April 2014 (1) konfirmasi akhir list materi

dan barang peserta pameran;

dan (2) pembahasan teknis

pelaksanaan pameran.

Terselenggaranya rapat

koordinasi terakhir dengan

peserta Pameran.

Terkumpulnya list materi

yang akan ditampilkan dari

para peserta.

Peserta harus mengirimkan list final materi yang akan ditampilkan secepatnya ke pihak penyelenggara atau kurator melalui email.

Peserta harus mengirimkan Logo untuk Wall of Fame maksimal 25 April 2014.

Peserta harus menyiapkan nama untuk penjaga booth yang akan menjaga saat tinjauan Presiden (2 orang – beserta nama lengkap dan jabatan), dari Eselon II.

Peserta harus menyerahkan seluruh materi (materi di booth, posterwall, multimedia wall, dan perpustakaan mini) dan barang display tanggal 28 April 2014, mulai pukul 13.00 – 17.00 kepada pihak penyelenggara.

Page 52: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Lampiran | 4

Kegiatan Terlaksana

No Nama Kegiatan Waktu

Pelaksanaan Tujuan dan Target

pelaksanaan Capaian Tindak lanjut

7 Gladibersih Peninjauan

Pameran Perencanaan

Pembangunan Nasional

28 April 2014 Sebagai persiapan untuk

pembukaan Pameran oleh Ibu

Menteri PPN/Kepala

Bappenas yang didampingi

oleh Bapak Wakil Menteri

PPN/Wakil Kepala Bappenas

Gladibersih tidak terlaksana

dikarenakan sebagian pimpinan

menghadiri Rapat Pimpinan

bersama Wamen

Tim Pameran TRP mempersiapkan pelaksanaan dan meninjau ke tempat pelaksanaan Pameran 2014.

8 Gladibersih Peninjauan

Pameran Perencanaan

Pembangunan Nasional oleh

Presiden

29 April 2014 Sebagai persiapan untuk

peninjauan Pameran oleh

Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono beserta para

menteri KIB II.

Para PIC untuk setiap

subtema diberikan

informasi mengenai jalur

yang akan dilalui oleh

Presiden

Tim Pameran TRP mempersiapkan pelaksanaan dan meninjau ke tempat pelaksanaan Pameran 2014.

9 Pelaksanaan Pameran

Perencanaan Pembangunan

Nasional 2014

29 – 30 April

2014

Bertujuan untuk

mensosialisasikan hasil-

hasil pelaksanaan

pembangunan Kabinet

Indonesia Bersatu Jilid I

dan II

Berbagi informasi

mengenai keberhasilan

pelaksanaan

pembangunan yang

dilakukan secara inovatif

oleh oleh para pemangku

kepentingan di Indonesia.

Terlaksananya Pameran

Perencanaan

Pembangunan Nasional

Tahun 2014 dengan baik

dan lancar

Terlaksananya Diskusi

Interaktif Tahun 2014

dengan baik dan lancar.

Penyusunan Laporan Pelaksanaan Pameran Perencanaan Pembangunan Nasional 2014

Penyusunan dan pengiriman surat ucapan terima kasih kepada peserta Pameran.

Penyusunan Sertifikat untuk Narasumber dan Moderator Diskusi Interaktif.

Kegiatan Tidak/Belum Terlaksana

1 Knowledge Management April 2014 Tersusunnya K-Map TRP Belum terlaksana dikarenakan

fokus pada pelaksanaan

Pameran

Pertemuan berikutnya dengan Pak Haitan di Bulan Mei (16 Mei 2014)

Penyusunan jadwal untuk diskusi dengan setiap kelompok yang sudah dibagi.

Page 53: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Lampiran | 5

Kegiatan Terlaksana

No Nama Kegiatan Waktu

Pelaksanaan Tujuan dan Target

pelaksanaan Capaian Tindak lanjut

2 Buletin April 2014 Terkumpulnya materi

artikel untuk penyusunan

materi Buletin

Wawancara dengan narasumber telah dilakukan

Pengumpulan artikel tengah dalam proses

Pengumpulan materi untuk artikel Buletin

Mulai proses editing dan layout

3 Newsletter April 2014 Revisi Edisi Bulan Maret

2014

Dilaksanakan sesudah

pelaksanaan Pameran

Sosialisasi Newsletter Edisi Maret 2014 melalui scribd, milis, dan FB. (dilaksanakan bulan Mei)

4 Portal TRP April 2014 Update database portal Update database dan berita

telah dilakukan

Update databse server dan produk-produk terbaru TRP.

Page 54: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Lampiran | 6

SUBDIT PERTANAHAN DAN SEKRETARIAT RAN

SUBDIT PERTANAHAN

No Nama Kegiatan Tgl Kegiatan Maksud dan Tujuan Kegiatan Output yang Diharapkan Capaian Kinerja

1 Musrenbangnas 2014 dalam rangka penyusunan RKP 2015

21-25 April 2014

Dokumen Trilateral Desk Kesepakatan K/L dengan Pemda

2 Koordinasi dengan K/L terkait jumlah usulan sertifikasi tanah 2015

April 2014 Data usulan target sertipikasi tanah lintas K/L 2015

Tidak jadi dilaksanakan karena terbatasnya waktu penyusunan RKP 2015

3

Rapat Koordinasi bersama mitra K/L untuk menyepakati substansi monitoring dan evaluasi

April 2015 Subtansi monitoring dan evaluasi

Penyusunan substansi monitoring dan evaluasi dilaksanakan tanpa melibatkan K/L

Pengumpulan data sekunder untuk kegiatan monitoring dan evaluasi

SEKRETARIAT RAN

1

Kick off meeting pelaksanaan pilot project reforma agraria nasional (Eselon I)

3 April 2014 Sosialisasi dan penyepakatan persiapan rencana pelaksanaan kegiatan pilot project redistribusi tanah dan access reform

Penyepakatan persiapan rencana pelaksanaan kegiatan tidak tercapai

Koordinasi bilateral yang dilakukan ke setiap K/L dan Kanwil Provinsi Babel dan Jawa Tengah yang telah memberikan data redistribusi tanah dan access reform

2 Rapat koordinasi pembaharuan data dan informasi cakupan peta dasar pertanahan dan wilayah bersertipikat TA. 2013

April 2014 Data dan informasi cakupan peta dasar pertanahan dan wilayah bersertipikat

Belum terlaksana karena padatnya jadwal

Diagendakan ulang pada tanggal 26 dan 28 Mei 2014

3 Rapat koordinasi identifikasi potensi dan sebaran TORA

April 2014 Data dan informasi potensi dan sebaran Tanah Objek Reforma Agraria

Belum terlaksana karena padatnya jadwal

Diagendakan ulang pada tanggal 26 dan 28 Mei 2014

Page 55: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Lampiran | 7

EVALUASI KEGIATAN SEKRETARIAT BKPRN BULAN APRIL 2014

No Nama Kegiatan Tgl Kegiatan Maksud dan Tujuan Kegiatan Output yang Diharapkan Capaian Kinerja

1. Rapat Koordinasi BKPRN Tingkat Eselon II

02 April 2014 Diseminasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Kesamaan pemahaman tentang KLHS dalam penyusunan Rencana Tata Ruang

Tersosialisasinya KLHS dalam forum BKPRN: Tercapainya kesepakatan bahwa KLHS harus menyatu (embedded) dalam penyusunan KRP

2. Pertemuan BKPRN Tingkat Eselon II

07 April 2014 Sosialisasi Draf ke-0 RPJMN Bidang Tata Ruang dan Pertanahan

Didapatkannya masukan terkait isu strategis, sasaran, kebijakan, strategi, dan kerangka pelaksanaan (regulasi, pendanaan, dan kelembagaan) draf ke-0 RPJMN III (2015-2019) bidang tata ruang dan pertanahan

Terhimpunnya masukan terhadap Draf 0 RPJMN bidang tata ruang dan pertanahan dari anggota BKPRN

3. Konsinyasi Internal Sekretariat BKPRN

16-17 Maret 2014

Penyusunan roadmap integrasi RTRW, RZWP-3-K, dan LP2B

Matriks roadmap untuk penyelesaian RTRW dan integrasinya dengan RZWP-3-K, LP2B

Pembagian peran stakeholders dalam penyelesaian RTRW dan integrasinya dengan RZWP-3-K, LP2B

Terumuskannya Matriks roadmap untuk penyelesaian RTRW dan integrasinya dengan RZWP-3-K, LP2B

Terumuskannya pembagian peran stakeholders dalam penyelesaian RTRW dan integrasinya dengan RZWP-3-K, LP2B

4.

Pilot Survei ke Kab.Serang: Kunjungan Lapangan Akselerasi Penyelesaian Perda RZWP3-K

23 April 2014

1. Pertemuan dengan dinas terkait untuk mendapatkan data dan informasi terkait penyusunan RZWP3-K di kab.Serang yang dianggap sebagai best practise untuk Pilot Survei

2. Kunjungan lapangan ke wilayah pesisir Kab.Serang untuk mengetahui kondisi eksisiting pengelolaan wilayah pesisir di Kab.Serang

Teridentifikasinya kondisi eksisting pengelolaan wilayah pesisir;

Teridentifikasinya penyusunan RZWP-3-K;

Teridentifikasinya tindak lanjut implementasi Perda RZWP-3-K

Teridentifikasinya potensi pengintegrasian RTRW dengan RZWP-3-K

Didapatkannya informasi mengenai penyusunan RZWP3-K, tindak lanjut implementasi Perda RZWP3-K, serta potensi pengintegrasian RTRW dengan RZWP3-K melalui diskusi dengan Dinas Energi Sumberdaya Mineral, Kelautan dan Perikanan Kab.Serang serta Dinas Tata Ruang, Bangunan, dan Perumahan Kab.Serang

Didadaptkannya gambaran kondisi eksisiting pengelolaan wilayah pesisir melalui kunjungan lapangan ke Kec.Bojonegara Kab.Serang

Page 56: KATA PENGANTAR - trp.or.idtrp.or.id/komponen/produk/the_file/Laporan_April.pdf · RDTR : Rencana Detail Tata Ruang RENAKSI : ... Papua dan Diskusi matek pedoman penyusunan RTR dalam

Lampiran | 8

No Nama Kegiatan Tgl Kegiatan Maksud dan Tujuan Kegiatan Output yang Diharapkan Capaian Kinerja

5. Pameran Musrenbangnas 2014 29-30 April

2014

Penyebaran produk sekretariat BKPRN:

Leaflet BKPRN

CD Pustaka Tata Ruang

Tersosialisasikannya BKPRN melalui penyebaran produk

Tersebaranya produk sekretariat BKPRN kepada peserta Musrenbangnas 2014