Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | i
KATA PENGANTAR
Laporan Kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders
dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap
instansi pemerintah/lembaga negara yang dibiayai dari anggaran negara agar
menyampaikan laporan dimaksud.
Laporan ini merupakan media akuntabilitas yang merinci pertanggungjawaban
sebagai amanah yang diemban organisasi dan tanggung jawab pemakaian sumber daya
untuk menjalankan misi organisasi. Di samping itu, informasi perihal pengelolaan
kegiatan dan sasaran organisasi diuraikan dalam rangka pencapaian visi dan misinya.
Sebagai landasan penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Penguatan
Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP) Triwulan I Tahun 2016
adalah Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Rencana Strategis
Ditjen PDSPKP Tahun 2015-2019 serta Target Kinerja Ditjen PDSPKP Tahun 2015
berikut realisasinya. Laporan ini memuat pula pencapaian kinerja sasaran dan kinerja
kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi Ditjen PDSPKP.
Kami berharap agar laporan kinerja ini dapat memenuhi harapan sebagai media
pertanggungjawaban kepada stakeholders dan pemacu peningkatan kinerja bagi
organisasi Ditjen PDSPKP.
Jakarta, Maret 2016
Direktur Jenderal Penguatan Daya
Saing Produk Kelautan dan Perikanan
Ir. Nilanto Perbowo, M.Sc
ii | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan
dan Perikanan (Ditjen PDSPKP) Triwulan I Tahun 2016 disusun sebagai bentuk
laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja (performance results) Ditjen
PDSPKP selama tahun Triwulan I Tahun 2016, dikaitkan dengan Rencana Kinerja
(performance plan) tahun 2016 yang sepenuhnya mengacu pada Rencana Strategis
Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Rencana Strategis Ditjen PDSPKP Tahun
2015-2019.
Sesuai dengan Rencana Kinerja dan Perjanjian Kinerja tahun 2016, Ditjen
PDSPKP melakukan pengukuran terhadap 5 (lima) kegiatan pokok dan 1 (satu)
kegiatan penunjang yang tercakup dalam 1 (satu) program Penguatan Daya Saing
Produk Kelautan dan Perikanan untuk mencapai tujuan strategis sebagai berikut: (1)
Meningkatkan nilai ekspor produk kelautan dan perikanan; (2) Meningkatkan rata-
rata konsumsi ikan per kapita nasional; (3) Meningkatkan volume produk olahan hasil
perikanan yang bernilai tambah; (4) Meningkatnya nilai produk kelautan dan
perikanan; (5) Menjamin ketersediaan pasokan ikan di Unit Pengolahan Ikan (UPI); (6)
Meningkatkan nilai investasi hasil kelautan dan perikanan; (7) Meningkatkan nilai
pembiyaan usaha hasil kelautan dan perikanan dari lembaga keuangan bank dan
bukan bank; (8) Meningkatkan uji terap inovasi teknologi hasil kelautan dan
perikanan; dan (9) Meningkatkan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
di lingkungan Ditjen PDSPKP untuk memperkuat konektivitas hulu-hilir hasil kelautan
dan perikanan.
Tujuan strategis di atas selanjutnya dijabarkan dalam sasaran strategis Ditjen
PDSPKP yang telah ditetapkan dalam bentuk kontrak kinerja antara Direktur Jenderal
PDSPKP dengan Menteri Kelautan dan Perikanan terdiri dari 15 sasaran strategis dan
36 indikator kinerja utama.
Secara garis besar, beberapa saran dan rekomendasi yang dapat diberikan
terkait dengan permasalahan-permasalahan dalam pencapaian target sasaran yang
telah ditetapkan dan sebagai langkah antisipatif dalam pelaksanaan kegiatan
mendatang, antara lain:
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | iii
1. Perlu adanya akselerasi upaya percepatan pelaksanaan kegiatan dan penyerapan
anggaran dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan yang secara langsung
berkontribusi dalam pencapaian IKU Ditjen PDSPKP, sehingga IKU Ditjen PDSPKP
dapat tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Untuk itu, perlu adanya
koordinasi dan integrasi pelaksanaan program dan kegiatan antara pusat, daerah
dan instansi lintas sektoral secara intensif agar kegiatan dapat terlaksana dengan
baik sesuai dengan perencanaan;
2. Melakukan koordinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dan
Kabupaten/Kota serta Unit Kerja lingkup Ditjen PDSPKP dan KKP untuk secara
periodik melakukan rekonsiliasi data dan menyampaikan kemajuan pelaksanaan
pekerjaan, utamanya yang berkaitan secara langsung dengan pencapaian IKU
Ditjen PDSPKP, sehingga IKU Ditjen PDSPKP dapat tercapai sesuai dengan target
yang telah ditetapkan.
Pencapaian terhadap target sasaran kinerja pembangunan pengolahan dan
pemasaran hasil perikanan yang telah dicapai selama Triwulan I tahun 2016 serta
penyelesaian permasalahan yang dihadapi, diharapkan dapat menjadi salah satu acuan
untuk merumuskan langkah-langkah percepatan pelaksanaan kegiatan di tahun
selanjutnya. Dengan melakukan monitoring pelaksanaan kegiatan selama Triwulan I
tahun 2016 dan analisis yang komprehensif terhadap capaian sasaran yang dijabarkan
dalam indikator-indikator utama yang telah dicapai di Triwulan I tahun 2016,
diharapkan dapat dijadikan umpan balik dan acuan perencanaan berikutnya, hal ini
merupakan salah satu fungsi pokok dan tujuan dari Laporan Kinerja.
iv | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ......................................................................................................................... i
Ikhtisar Eksekutif ...................................................................................................................... ii
Daftar Isi...... ................................................................................................................................ iv
I. PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
1.2 Maksud dan Tujuan .................................................................................................................... 2
1.3 Tugas dan Fungsi ......................................................................................................................... 2
1.4 Keragaan Sumber Daya Manusia ......................................................................................... 4
1.5 Permasalahan Utama ................................................................................................................. 7
1.6 Sistematika Penyajian ............................................................................................................... 7
II. Perencanaan Kinerja .................................................................................................... 9
2.1 Rencana Strategis ........................................................................................................................ 9
2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 ............................................................................................ 16
III. Akuntabilitas Kinerja .................................................................................................... 18
3.1 Capaian Kinerja ............................................................................................................................ 18
3.2 Evaluasi dan Analisis Kinerja ................................................................................................ 20
3.3 Realisasi Anggaran ...................................................................................................................... 64
IV. Penutup ............................................................................................................................. 67
Lampiran
1. Perjanjian Kinerja Ditjen PDSPKP Tahun 2016
2. Pengukuran Kinerja Ditjen PDSPKP Tahun 2016
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan dalam kerangka
pembangunan kelautan dan perikanan diarahkan pada terbentuknya produk kelautan
dan perikanan prima yang berdaya saing di pasar domestik dan internasional dengan
sistem industri yang efisien dan nir-limbah. Oleh karena itu, arah kebijakan
pembangunannya mengacu pada pendekatan market driven atau pasar yang menjadi
acuan kebijakan, sehingga ketersediaan produk dapat diterima dan diminati oleh
konsumen. Dengan demikian, produk yang dihasilkan harus merupakan produk
kelautan dan perikanan prima, yaitu produk yang memiliki sifat high quality; safe,
traceable, high value content dan competitive. Kebijakan ini akan dilaksanakan dalam
dalam kurun waktu tahunan dan lima tahunan.
Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk
Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP) Tahun 2015-2019 merupakan dokumen
perencanaan strategis Ditjen PDSPKP yang menjadi acuan dalam pelaksanaan
program dan kegiatan dalam kurun waktu lima tahunan. Mengacu pada dokumen
Renstra tersebut, setiap unit kerja lingkup Ditjen PDSPKP membuat perencanaan
tahunan guna mencapai indikator sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan
program yang termuat dalam Renstra. Perencanaan tersebut dibuat dengan disertai
indikator sasaran dan cara mencapai sasaran tersebut secara strategis.
Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor
53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Ditjen PDSPKP sebagai
Entitas Akuntabilitas Kinerja berkewajiban menyusun perjanjian kinerja, melakukan
pengukuran kinerja dan pengelolaan data kinerja, serta menyampaikan Laporan
Kinerja yang merupakan wujud akuntabilitas dari mandat yang diemban.
Dokumen Laporan Kinerja merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban
Instansi Pemerintah dalam pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan yang
2 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
dilaksanakan berdasarkan Renstra maupun Rencana Kinerja Tahunan yang dibuat
sebelumnya, serta merupakan sarana untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian
kinerja berdasarkan indikator sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Untuk menilai efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan serta mengukur
sejauh mana pencapaian sasaran berdasarkan indikator yang ada, Ditjen PDSPKP
menyusun Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2016. Laporan Kinerja
Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2016 merupakan Laporan Kinerja pertama dalam
kerangka pelaksanaan Renstra Ditjen PDSPKP Tahun 2015-2019. Laporan Kinerja ini
secara terstruktur akan menginformasikan capaian kinerja dari setiap pelaksanaan
program dan kegiatan dalam kurun waktu tahun 2016.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I
Tahun 2016 adalah untuk mengkomunikasikan pencapaian sasaran strategis di
Triwulan I Tahun 2016 kepada para stakeholders guna mewujudkan akuntabilitas
kepada pihak-pihak yang memberi mandat atau amanah. Dengan demikian, Laporan
Kinerja ini merupakan sarana untuk mengkomunikasikan dan menjawab tentang apa
yang telah dicapai di Triwulan I Tahun 2016 dan bagaimana proses pencapaiannya.
1.3 Tugas dan Fungsi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 23/PERMEN-
KP/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan
(KKP), kedudukan Ditjen PDSPKP berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri Kelautan dan Perikanan.
Ditjen PDSPKP mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang penguatan daya saing dan sistem logistik produk
kelautan dan perikanan serta peningkatan keberlanjutan usaha kelautan dan
perikanan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Ditjen PDSPKP menyelenggarakan
fungsi:
1. Perumusan kebijakan di bidang pembinaan mutu dan diversifikasi produk,
penguatan promosi produk kelautan dan perikanan, peningkatan sistem logistik
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 3
produk kelautan dan perikanan, serta peningkatan keberlanjutan usaha kelautan
dan perikanan;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan mutu dan diversifikasi produk,
penguatan promosi produk kelautan dan perikanan, peningkatan sistem logistik
produk kelautan dan perikanan, serta peningkatan keberlanjutan usaha kelautan
dan perikanan;
3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan mutu
dan diversifikasi produk, penguatan promosi produk kelautan dan perikanan,
peningkatan sistem logistik produk kelautan dan perikanan, serta peningkatan
keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan;
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan mutu dan
diversifikasi produk, penguatan promosi produk kelautan dan perikanan,
peningkatan sistem logistik produk kelautan dan perikanan, serta peningkatan
keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan;
5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pembinaan mutu dan diversifikasi
produk, penguatan promosi produk kelautan dan perikanan, peningkatan sistem
logistik produk kelautan dan perikanan, serta peningkatan keberlanjutan usaha
kelautan dan perikanan;
6. Pelaksanaan administrasi Ditjen PDSPKP; dan
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Ditjen PDSPKP dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal dan terdiri atas:
1. Sekretariat Direktorat Jenderal (Setditjen);
2. Direktorat Akses Pasar dan Promosi (Dit APP);
3. Direktorat Bina Mutu dan Diversifikasi Produk Kelautan (Dit BMK);
4. Direktorat Bina Mutu dan Diversifikasi Produk Perikanan (Dit BMP);
5. Direktorat Sistem Logistik (Dit SL);
6. Direktorat Pengembangan Investasi (Dit PI); dan
7. Kelompok Jabatan Fungsional.
4 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Ditjen PDSPKP
1.4 Keragaan Sumber Daya Manusia
Jumlah pegawai di Ditjen PDSPKP Tahun 2016 mencapai 397 orang, dengan
rincian sebagai berikut:
1. Jumlah pegawai menurut unit kerja eselon II
Apabila dilihat dari gambar di bawah, jumlah pegawai menurut unit kerja Eselon
II terbanyak terdapat di UPT Ditjen PDSPKP, BBP2HP, yakni 113 orang, atau
sekitar 27% dari total pegawai Ditjen PDSPKP. Sedangkan jumlah pegawai yang
paling sedikit terdapat di Direktorat Bina Mutu dan Diversifikasi Produk Kelautan,
yakni 42 orang, atau sekitar 10% dari total jumlah pegawai Ditjen PDSPKP.
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 5
Setditjen ;66 orang; 16%
Dit BMP;
52 orang; 12%
Dit BMK; 42 orang; 10%
Dit SL;48 orang ; 12%
Dit APP;
44 orang; 11%
Dit PI;50 orang; 12%
BBP2HP;113 orang;
27%
Gambar 1.2. Jumlah Pegawai menurut Unit Kerja
2. Jumlah pegawai menurut kedudukan, untuk Pusat sebanyak 302 orang atau 73%,
sedangkan UPT sebanyak 113 orang atau 27%.
Pusat;302 orang; 73%
UPT;113 orang; 27%
Gambar 1.3. Jumlah Pegawai menurut Kedudukan
3. Jumlah pegawai menurut golongan: golongan IV sebanyak 78 orang, golongan III
sebanyak 268 orang, golongan II sebanyak 64 orang, dan golongan I sebanyak 5
orang. Dilihat pada gambar di bawah, menurut golongannya, pegawai Ditjen
PDSPKP terbanyak pada golongan III, yakni mencapai 65%, sedangkan yang
paling sedikit adalah golongan I, yakni sekitar 1%.
6 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
Gol IV;78 orang; 19%
Gol III;268 orang; 65%
Gol II;64 orang; 15%
Gol I;5 orang; 1%
Gambar 1.4. Jumlah Pegawai menurut Golongan
4. Jumlah pegawai menurut jenis kelamin: laki-laki sebanyak 243 orang, atau setara
dengan 59% dari total pegawai Ditjen PDSPKP, dan perempuan sebanyak 172
orang, atau setara dengan 41% dari total pegawai Ditjen PDSPKP.
Laki-Laki;243 orang; 59%
Perempuan; 172 orang; 41%
Gambar 1.5. Jumlah Pegawai menurut Jenis Kelamin
5. Jumlah pegawai menurut tingkat pendidikan: S3 sebanyak 5 orang, S2 sebanyak
136 orang, S1 sebanyak 148 orang, D4 sebanyak 14 orang, Sarjana Muda
sebanyak 2 orang, D3 sebanyak 39 orang, D2 sebanyak 1 orang, SLTA sebanyak
62 orang, SLTP sebanyak 6 orang, dan SD sebanyak 2 orang. Menurut tingkat
pendidikannya, pegawai Ditjen PDSPKP terbanyak dengan tingkat pendidikan S1,
yakni masing-masing mencapai 36%, sedangkan yang paling sedikit adalah
dengan tingkat pendidikan D2, yakni sebanyak 1%.
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 7
S3; 5 orang; 1%
S2; 136 orang; 33%
S1; 148 orang;
36%
D4; 14 orang; 3%
SM; 2orang ;
1%
D3; 39 orang; 9%
D2; 1 orang;
0%
SLTA;62 orang;
15%
SLTP;6 orang; 1%
SD; 2 orang; 1%
Gambar 1.6. Jumlah Pegawai menurut Pendidikan
1.5 Permasalahan Utama
Permasalahan utama (strategic issued) yang menjadi isu aktual penguatan
daya saing produk kelautan dan perikanan, antara lain:
1. Masih rendahnya nilai tambah dari produk perikanan;
2. Terbatasnya ketersediaan bahan baku Unit Pengolahan Ikan, yang menyebabkan
masih rendahnya tingkat utilitas Unit Pengolahan Ikan;
3. Belum meratanya konsumsi ikan;
4. Semakin ketatnya persyaratan ekspor yang berlaku di negara-negara tujuan
ekspor hasil perikanan (mutu dan keamanan pangan, keteterlusuran,
keberlanjutan/lingkungan, isu sosial).
1.6 Sistematika Penyajian
Penyusunan Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2016 mengacu
pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Pada dasarnya Laporan Kinerja ini mengkomunikasikan capaian kinerja Ditjen
PDSPKP selama Triwulan I Tahun 2016. Capaian Kinerja (Performance Results)
Triwulan I Tahun 2016 tersebut dibandingkan dengan Rencana Kinerja (Performance
Plan) Triwulan I Tahun 2016 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi.
8 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan
diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja
di masa mendatang.
Adapun sistematika penyajian Laporan Kinerja adalah sebagai berikut:
1. Ikhtisar Eksekutif, menyajikan tujuan, sasaran, capaian kinerja selama tahun
2016;
2. Bab I Pendahuluan, menyajikan penjelasan umum tentang Ditjen PDSPKP,
dengan penekanan kepada aspek strategis Ditjen PDSPKP serta permasalahan
utama (strategic issued) yang sedang dihadapi oleh Ditjen PDSPKP;
3. Bab II Perencanaan Kinerja, menguraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja
Ditjen PDSPKP Tahun 2016;
4. Bab III Akuntabilitas Kinerja, menyajikan capaian kinerja Ditjen PDSPKP untuk
setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Ditjen PDSPKP sesuai dengan hasil
pengukuran kinerja Ditjen PDSPKP. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran
strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja. Disamping itu, dalam Bab
ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan yang telah digunakan untuk
mewujudkan kinerja Ditjen PDSPKP sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.
5. Bab IV Penutup, menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja Ditjen
PDSPKP serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan Ditjen PDSPKP
untuk meningkatkan kinerjanya;
6. Lampiran.
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 9
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
2.1 Rencana Strategis
Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan
(Ditjen PDSPKP), melalui Keputusan Direktur Jenderal PDSPKP Nomor 01/KEP-
DJPDSPKP/2015 tanggal 16 September 2015 tentang Rencana Strategis Ditjen
PDSPKP Tahun 2015-2019, telah menyusun suatu Rencana Strategis (Renstra)
dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama tahun 2015-2019, yang
diharapkan mampu memberi arah organisasi dan seluruh pegawai untuk mencapai
tujuan organisasi sesuai dengan mandat yang diterima. Rencana strategis ini memuat
visi, misi, tujuan, sasaran dan program serta kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai
tugas dan fungsi dengan mempertimbangkan potensi, peluang, dan kendala yang ada
atau mungkin timbul.
Proses penyusunan rencana strategis ini telah ditetapkan secara bersama-
sama dan telah dikomunikasikan kepada seluruh pegawai di lingkungan Ditjen
PDSPKP.
2.1.1 Visi
Sebagai langkah pertama dalam penyusunan rencana strategis adalah
menetapkan visi (Vision) organisasi. Dalam hal ini visi Ditjen PDSPKP adalah:
“ MEWUJUDKAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG MANDIRI,
MAJU, KUAT DAN BERBASIS KEPENTINGAN NASIONAL “
2.1.2 Misi
Sebagai penjabaran dari visi tersebut di atas, maka misi (Mission) Ditjen
PDSPKP dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Memperkuat dan mengembangkan akses pasar dan promosi produk kelautan
dan perikanan di pasar dalam dan luar negeri;
2. Mengembangkan mutu dan diversifikasi produk kelautan dan perikanan;
10 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
3. Meningkatkan jaringan logistik dalam rangka menjamin ketersediaan produk
kelautan dan perikanan di pasar dalam negeri;
4. Mengembangkan investasi dan keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan;
5. Mengembangkan ragam produk olahan dengan penerapan teknologi inovatif;
6. Mengembangkan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis di bidang
penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan dalam rangka mewujudkan
konektivitas hulu-hilir hasil kelautan dan perikanan yang baik.
2.1.3 Tujuan dan Sasaran Strategis
Tujuan (goals) merupakan penjabaran dari pernyataan misi yang akan dicapai
atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Dengan
diformulasikannya tujuan ini, maka Ditjen PDSPKP dapat secara tepat mengetahui
apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam memenuhi visi dan misinya
dalam kurun waktu satu sampai dengan lima tahun ke depan.
Lebih dari itu, perumusan tujuan ini memungkinkan Ditjen PDSPKP mengukur
sejauh mana visi dan misi organisasi telah dicapai. Untuk itu, agar dapat diukur
keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya, setiap tujuan yang ditetapkan
memiliki indikator kinerja (performance indicator) yang terukur.
Adapun tujuan Ditjen PDSPKP adalah sebagai berikut:
Memperkuat dan mengembangkan akses pasar dan promosi produk kelautan dan
perikanan di pasar dalam dan luar negeri, yakni:
1. Meningkatkan nilai ekspor produk kelautan dan perikanan.
Pencapaian tujuan ini ditandai dengan meningkatnya nilai ekspor hasil perikanan
berdasarkan Harmonized System Codes (461 Harmonized System Codes pada
tahun 2012). Pada tahun 2015-2019 diharapkan nilai ekspor produk kelautan
dan perikanan akan meningkat rata-rata 12,97% per tahun, yakni dari USD 5,86
miliar di tahun 2015 menjadi USD 9,54 miliar di tahun 2019.
2. Meningkatkan rata-rata konsumsi ikan per kapita nasional.
Pencapaian tujuan ini ditandai dengan meningkatnya konsumsi ikan dan udang
terutama dalam bentuk asin/awetan, dan olahan produksi lokal. Pada tahun
2015-2019 diharapkan rata-rata konsumsi ikan per kapita nasional akan
meningkat rata-rata 7,44% per tahun, yakni dari 40,9 kg/kapita di tahun 2015
menjadi 54,49 kg/kapita di tahun 2019.
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 11
Mengembangkan mutu dan diversifikasi produk kelautan dan perikanan, yakni:
3. Meningkatkan volume produk olahan hasil perikanan yang bernilai tambah.
Pencapaian tujuan ini ditandai dengan meningkatnya volume produksi dari usaha
pasca panen hasil perikanan skala besar dan UMKM, dan diversifikasi produk yang
bernilai tambah. Pada tahun 2015-2019 diharapkan volume produk olahan hasil
perikanan akan meningkat rata-rata 4,97% per tahun, yakni dari 5,6 juta ton di
tahun 2015 menjadi 6,8 juta ton di tahun 2019.
4. Meningkatnya nilai produk kelautan dan perikanan.
Pencapaian tujuan ini ditandai dengan meningkatnya nilai produk kelautan dan
perikanan. Pada tahun 2016-2019 diharapkan rata-rata peningkatan nilai produk
kelautan dan perikanan sebesar 19,56% per tahun, yakni dari Rp 275 triliun pada
tahun 2016 menjadi Rp 470 triliun pada tahun 2019.
Meningkatkan jaringan logistik dalam rangka menjamin ketersediaan produk
kelautan dan perikanan di pasar dalam negeri, yakni:
5. Jaminan ketersediaan pasokan ikan di Unit Pengolahan Ikan (UPI).
Pencapaian tujuan ini ditandai dengan meningkatnya ketersediaan ikan di UPI.
Pada tahun 2016-2019 diharapkan jaminan ketersediaan ikan di UPI meningkat
rata-rata 7,72% per tahun, yakni 60% pada tahun 2016 menjadi 75% pada tahun
2019.
Mengembangkan investasi dan keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan, yakni:
6. Meningkatkan nilai investasi hasil kelautan dan perikanan.
Pencapaian tujuan ini ditandai dengan meningkatnya nilai investasi pada usha
pasca panen hasil perikanan baik PMDN maupun PMA dan joint venture.Pada
tahun 2015-2019 diharapkan nilai investasi bidang pasca panen hasil kelautan
dan perikanan akan meningkat rata-rata 10,03% per tahun, yakni dari Rp 3,2
triliun di tahun 2015 menjadi Rp 4,69 triliun di tahun 2019.
7. Meningkatkan nilai pembiayaan usaha hasil kelautan dan perikanan dari lembaga
keuangan bank dan bukan bank.
Pencapaian tujuan ini ditandai dengan meningkatnya nilai pembiayaan dari
lembaga keuangan bank dan bukan bank bagi usaha hail kelautan dan perikanan.
Pada tahun 2015-2019 diharapkan nilai pembiayaan meningkat rata-rata 3,72%
per tahun, yakni dari Rp 320 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp 370 miliar pada
tahun 2019.
12 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
Mengembangkan ragam produk olahan dengan penerapan teknologi inovatif, yakni:
8. Meningkatkan uji terap inovasi teknologi hasil kelautan dan perikanan.
Pencapaian tujuan ini ditandai dengan meningkatnya uji terap inovasi teknologi
dan pemasaran hasil kelautan dan perikanan. Pada tahun 2016-2019 diharapkan
uji terap inovasi teknologi meningkat rata-rata 16,98% per tahun, yakni dari 10
ragam pada tahun 2016 menjadi 16 ragam pada tahun 2019. Pada periode yang
sama diharapkan uji terap inovasi pemasaran juga meningkat rata-rata 19,44%
per tahun, yakni dari 3 ragam pada tahun 2016 menjadi 5 ragam pada tahun
2019.
Mengembangkan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknislainnya di
bidang penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan dalam rangka
mewujudkan konektivitas hulu-hilir hasil kelautan dan perikanan yang baik, yakni:
9. Meningkatkan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis di
lingkungan Ditjen PDSPKP untuk memperkuat konektivitas hulu-hilir hasil
kelautan dan perikanan.
Pencapaian tujuan ini ditandai dengan terlaksananya 100% seluruh dukungan
manajemen dan pelaksanaan tugas teknis yang menjamin konektivitas hulu-hilir
hasil kelautan dan perikanan.
Tujuan yang telah ditetapkan tersebut di atas diupayakan akan dicapai melalui
sasaran strategis (Strategic Objectives) berikut:
1. Terwujudnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan
2. Terwujudnya pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang partisipatif,
bertanggungjawab, dan berkelanjutan
3. Meningkatnya daya saing produk dan logistik KP
4. Tersedianya kebijakan penguatan daya saing yang efektif
5. Meningkatnya akses pasar dan promosi hasil kelautan dan perikanan
6. Meningkatnya mutu dan diversifikasi produk kelautan
7. Meningkatnya mutu dan diversifikasi produk perikanan
8. Meningkatnya ketersediaan pasokan ikan
9. Meningkatnya investasi dan usaha hasil kelautan dan perikanan
10. Meningkatnya pengujian penerapan hasil perikanan
11. Terselenggaranya pengendalian impor hasil perikanan sesuai standar mutu
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 13
12. Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) Ditjen PDSPKP yang kompeten,
profesional dan berkepribadian
13. Tersedianya manajemen pengetahuan Ditjen PDSPKP yang handal dan mudah
diakses
14. Terwujudnya birokrasi Ditjen PDSPKP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada
layanan prima
15. Terkelolanya anggaran pembangunan Ditjen PDSPKP secara efisien dan
akuntabel
Pencapaian sasaran strategis Ditjen PDSPKP direncanakan dilakukan melalui
pelaksanaan program “Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan” yang
didukung dengan inisiatif kegiatan berikut:
1. Peningkatan Akses Pasar dan Promosi Hasil Kelautan dan Perikanan;
2. Peningkatan Mutu dan Diversifikasi Produk Kelautan;
3. Peningkatan Mutu dan Diversifikasi Produk Perikanan;
4. Penguatan Logistik Hasil Kelautan dan Perikanan;
5. Peningkatan Investasi dan Keberlanjutan Usaha Hasil Kelautan dan Perikanan;
6. Peningkatan Pengujian Penerapan Hasil Perikanan;
7. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat
Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan.
2.1.4 Kebijakan
Draft Renstra Ditjen PDSPKP Tahun 2015-2019 dijabarkan lebih lanjut dalam
suatu kebijakan. Kebijakan ini untuk selanjutnya akan menjadi acuan dalam
pelaksanaan kegiatan dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran strategis
Ditjen PDSPKP. Kebijakan pelaksanaan kegiatan Ditjen PDSPKP tersebut dapat
dijelaskan secara ringkas sebagai berikut:
1. Peningkatan akses pasar dan promosi hasil kelautan dan perikanan
a. Analisis dan akses pasar dalam negeri;
b. Analisis dan akses pasar luar negeri;
c. Promosi dan kerja sama dalam negeri;
d. Promosi dan kerja sama luar negeri;
e. Peningkatan kapasitas pasar.
2. Peningkatan mutu dan diversifikasi produk kelautan
14 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
a. Standardisasi produk kelautan;
b. Peningkatan mutu produk kelautan;
c. Diversifikasi produk bioteknologi kelautan;
d. Diversifikasi produk nonbioteknologi kelautan;
e. Peningkatan kapasitas produksi produk kelautan.
3. Peningkatan mutu dan diversifikasi produk perikanan
a. Standardisasi dan penilaian kesesuaian produk perikanan;
b. Peningkatan mutu produk perikanan;
c. Diversifikasi produk perikanan;
d. Peningkatan utilitas usaha pengolahan hasil perikanan;
e. Peningkatan kapasitas produksi produk perikanan.
4. Penguatan logistik hasil kelautan dan perikanan
a. Pemetaan dan informasi logistik hasil kelautan dan perikanan;
b. Jaringan distribusi dan kerja sama logistik hasil kelautan dan perikanan;
c. Tata kelola logistik hasil kelautan dan perikanan;
d. Pemantauan logistik hasil kelautan dan perikanan;
e. Infrastruktur logistik hasil kelautan dan perikanan.
5. Peningkatan investasi dan keberlanjutan usaha hasil kelautan dan perikanan
a. Pelayanan usaha hasil kelautan dan perikanan;
b. Pengusahaan dan kelembagaan usaha hasil kelautan dan perikanan;
c. Investasi dan pembiayaan usaha hasil kelautan dan perikanan;
d. Ketenagakerjaan dan kemitraan usaha hasil kelautan dan perikanan;
e. Data dan statistik usaha hasil kelautan dan perikanan.
6. Peningkatan pengujian penerapan hasil perikanan
a. Uji terap inovasi teknologi hasil kelautan dan perikanan;
b. Pelayanan usaha hasil kelautan dan perikanan;
c. Pengujian dan sertifikasi produk hasil kelautan dan perikanan.
7. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Direktorat Jenderal
Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan
a. Penyusunan, kerjasama, evaluasi dan pelaporan program dan anggaran di
lingkungan Ditjen PDSPKP;
b. Perencanaan dan pengembangan kapasitas dan kompetensi serta
ketatausahaan kepegawaian di lingkungan Ditjen PDSPKP;
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 15
c. Pengembangan produk hukum, ketatalaksanaan, dan humas di lingkungan
Ditjen PDSPKP;
d. Pengembangan administrasi keuangan, ketatausahaan, persuratan,
kerumahtanggan dan dan pengelolaan barang milik negara di lingkungan
Ditjen PDSPKP;
e. Pengembangan layanan perkantoran (gaji dan operasional perkantoran) di
lingkungan Ditjen PDSPKP.
2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Penetapan sasaran strategis yang akan dicapai dari Renstra dan pengukuran
tingkat keberhasilan dituangkan dalam dokumen rencana kinerja (performance plan)
2016. Selanjutnya target ditetapkan untuk setiap indikator kinerja, baik untuk
indikator kinerja tingkat sasaran maupun indikator kinerja tingkat kegiatan.
Sementara itu dokumen perjanjian kinerja merupakan suatu dokumen
pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan
bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya
yang dimiliki oleh instansi. Untuk menjamin tercapainya sasaran dan target secara
optimal dan tepat waktu, visi dan misi Ditjen PDSPKP harus menjadi acuan sekaligus
landasan penyusunan strategi.
Meskipun struktur organisasi KKP telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden
Nomor 65/2015 sejak tanggal 20 Mei 2015, namun demikian organisasi Ditjen
PDSPKP secara resmi berlaku sejak ditetapkannya pejabat Direktur Jenderal PDSPKP
pada tanggal 31 Agustus 2015. Untuk itu, target kinerja Ditjen PDSPKP tahun 2015
melanjutkan dan menyelesaikan apa yang telah dilaksanakan oleh Ditjen P2HP.
Target kinerja Ditjen PDSPKP secara utuh akan mulai diimplementasikan pada tahun
2016.
Target kinerja Ditjen PDSPKP tahun 2016 dikelompokkan ke dalam 4 (empat)
perspektif Balanced Scorecard, yakni: 1) Perspektif Pemangku Kepentingan
(Stakeholder Perspective); 2) Perspektif Pelanggan (Customer Perspective); 3)
Perspektif Internal (Internal Process Perspective); dan 4) Perspektif Pembelajaran dan
Pertumbuhan (Learning and Growth Perspective).
16 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
Tabel 2.1. Perjanjian Kinerja Tahun 2015
No Sasaran Program Indikator Kinerja Target
STAKEHOLDER PERSPECTIVE 1 Terwujudnya kesejahteraan
masyarakat kelautan dan perikanan
1 Nilai Tukar Pengolah 101 2 Pertumbuhan PDB Perikanan (%) 7
CUSTOMER PERSPECTIVE 2 Terwujudnya pengelolaan sumber
daya kelautan dan perikanan yang partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan
3 Nilai Ekspor Hasil Perikanan (USD Miliar)
6,82
4 Konsumsi ikan per kapita nasional (kg/kapita)
43,88
5 Volume produk olahan hasil perikanan (juta ton)
5,9
6 Nilai investasi hasil kelautan dan perikanan (Rp triliun)
12,5
3 Meningkatnya daya saing produk dan logistik KP
7 Nilai produk kelautan dan perikanan (Rp triliun)
275
8 Ketersediaan pasokan ikan di UPI (%) 60 INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
4 Tersedianya kebijakan penguatan daya saing yang efektif
9 Jumlah draft peraturan perundang-undangan bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan (draft peraturan)
13
10 Indeks efektivitas kebijakan bidang PDSPKP
6,5
5 Meningkatnya akses pasar dan promosi hasil kelautan dan perikanan
11 Peningkatan market share produk kelautan dan perikanan utama di pasar tujuan ekspor (%)
15
12 Nilai transaksi dampak promosi di luar negeri (USD juta)
200
13 Kontribusi protein ikan terhadap pemenuhan kebutuhan protein hewani (%)
60
14 Partisipasi masyarakat dalam gerakan makan ikan (organisasi)
20
6 Meningkatnya mutu dan diversifikasi produk kelautan
15 Jumlah UMKM produk kelautan yang dibina (UMKM)
840
16 Jumlah Usaha Besar produk kelautan yang dibina (Usaha Besar)
50
17 Nilai produk non bioteknologi kelautan (Rp triliun)
12,78
18 Nilai produk bioteknologi kelautan (Rp miliar)
220
7 Meningkatnya mutu dan diversifikasi produk perikanan
19 Jumlah Sertifikat Kelayakan Pengolahan yang diterbitkan bagi Unit Pengolahan Ikan (SKP)
790
20 Utilitas Unit Pengolahan Ikan (%) 81 21 Jumlah ragam produk olahan bernilai
tambah di lokasi yang dibina (ragam) 40
8 Meningkatnya ketersediaan pasokan ikan
22 Jaminan pasar produksi hasil tangkapan dan budidaya (kelompok)
1.700
23 Data dan informasi neraca ketersediaan ikan di koridor SLIN (lokasi)
100
9 Meningkatnya investasi dan usaha hasil kelautan dan perikanan
24 Jumlah usaha hasil kelautan dan perikanan yang melakukan kemitraan dalam rangka mendorong investasi (unit usaha)
150
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 17
No Sasaran Program Indikator Kinerja Target
25 Jumlah UMKM hasil kelautan dan perikanan yang mendapat pembiayaan (unit usaha)
500
26 Jumlah pelaku usaha hasil kelautan dan perikanan yang mendapat fasilitas pelayanan investasi (pelaku usaha)
500
27 Jumlah unit usaha hasil kelautan dan perikanan yang melakukan investasi (unit usaha)
100
10 Meningkatnya pengujian penerapan hasil perikanan
28 Uji terap inovasi teknologi hasil kelautan dan perikanan (ragam)
10
29 Uji terap inovasi pemasaran hasil kelautan dan perikanan (ragam)
3
30 Jumlah produk bersertifikat SNI (produk)
9
11 Terselenggaranya pengendalian impor hasil perikanan sesuai standar mutu
31 Presentase nilai impor terhadap nilai ekspor pada tahun berjalan dalam rangka pengendalian (%)
<20
LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE 12 Terwujudnya Aparatur Sipil Negara
Ditjen PDSPKP yang kompeten, profesional dan berkepribadian
22 Indeks kompetensi dan integritas Ditjen PDSPKP
77
13 Tersedianya manajemen pengetahuan Ditjen PDSPKP yang handal dan mudah diakses
23 Persentase unit kerja Ditjen PDSPKP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)
50
14 Terwujudnya birokrasi Ditjen PDSPKP yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima
24 Nilai kinerja Reformasi Birokrasi Ditjen PDSPKP
A(89)
15 Terkelolanya anggaran pembangunan Ditjen PDSPKP secara efisien dan akuntabel
25 Nilai kinerja anggaran Ditjen PDSPKP (%)
Baik (80-90)
26 Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup Ditjen PDSPKP (%)
100
18 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 Capaian Kinerja
Sebagaimana telah diuraikan pada Bab sebelumnya, berdasarkan
implementasi balanced scorecard (BSC) dalam manajemen pengelolaan kinerja, pada
Tahun 2016 Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan
Perikanan (Ditjen PDSPKP) telah menetapkan 15 (lima belas) Sasaran Strategis (SS)
dengan 36 (tiga puluh enam) Indikator Kinerja Utama (IKU).
Pengukuran capaian kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2015 dilakukan
dengan cara membandingkan antara target (rencana) dan realisasi IKU pada masing-
masing perspektif.
Tabel Ikhtisar Pencapaian Kinerja Ditjen PDSPKP Tahun 2016
No Sasaran Program Indikator Kinerja
Target Realisasi
Tahun
2015 TW I Capaian
% thd
Target
TW I
% thd
Target
2016
STAKEHOLDER PERSPECTIVE
1 Terwujudnya kesejahteraan
masyarakat kelautan dan perikanan
1 Nilai Tukar Pengolah 105 0,00 0,00 0,00 0,00
2 Pertumbuhan PDB Perikanan (%) 8 0,00 0,00 0,00 0,00
CUSTOMER PERSPECTIVE
2 Terwujudnya pengelolaan sumber daya
kelautan dan perikanan yang
partisipatif, bertanggung jawab dan
berkelanjutan
3 Nilai Ekspor Hasil Perikanan (USD Miliar) 6,82 1,06 0,97 91,51 14,22
4 Konsumsi ikan per kapita nasional
(kg/kapita)
43,88 0,00 0,00 0,00 0,00
5 Volume produk olahan hasil perikanan
(juta ton)
5,9 0,00 0,00 0,00 0,00
6 Nilai investasi hasil kelautan dan
perikanan (Rp triliun)
12,5 3,00 1,48 49,47 11,87
3 Meningkatnya daya saing produk dan
logistik KP
7 Nilai produk kelautan dan perikanan (Rp
triliun)
275 2,57 16,61 646,12 6,04
8 Ketersediaan pasokan ikan di UPI (%) 60 0,00 0,00 0,00 0,00
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
4 Tersedianya kebijakan penguatan daya
saing yang efektif
9 Jumlah draft peraturan perundang-
undangan bidang pengolahan dan
pemasaran hasil perikanan (draft
peraturan)
14 0,00 0,00 0,00 0,00
10 Indeks efektivitas kebijakan bidang
PDSPKP
6,5 0,00 0,00 0,00 0,00
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 19
5 Meningkatnya akses pasar dan
promosi hasil kelautan dan perikanan
11 Peningkatan market share produk
kelautan dan perikanan utama di pasar
tujuan ekspor (%)
15 0,75 0,30 40,00 2,00
12 Nilai transaksi dampak promosi di luar
negeri (USD juta)
200 35,00 39,00 111,43 19,50
13 Kontribusi protein ikan terhadap
pemenuhan kebutuhan protein hewani
(%)
60 3,00 2,40 80,00 4,00
14 Partisipasi masyarakat dalam gerakan
makan ikan (organisasi)
20 1,00 1,00 100,00 5,00
6 Meningkatnya mutu dan diversifikasi
produk kelautan
15 Jumlah UMKM produk kelautan yang
dibina (UMKM)
840 42,00 42,00 100,00 5,00
16 Jumlah Usaha Besar produk kelautan
yang dibina (Usaha Besar)
50 3,00 3,00 100,00 6,00
17 Nilai produk non bioteknologi kelautan
(Rp triliun)
12,78 2,56 3,60 140,63 28,17
18 Nilai produk bioteknologi kelautan (Rp
miliar)
220 11,00 11,66 106,00 5,30
7 Meningkatnya mutu dan diversifikasi
produk perikanan
19 Jumlah Sertifikat Kelayakan Pengolahan
yang diterbitkan bagi Unit Pengolahan
Ikan (SKP)
790 200,00 229,00 114,50 28,99
20 Utilitas Unit Pengolahan Ikan (%) 81 0,00 0,00 0,00 0,00
21 Jumlah ragam produk olahan bernilai
tambah di lokasi yang dibina (ragam)
40 2,00 2,00 100,00 5,00
8 Meningkatnya ketersediaan pasokan
ikan
22 Jaminan pasar produksi hasil tangkapan
dan budidaya (kelompok)
1.700 51,00 22,00 43,14 1,29
23 Data dan informasi neraca ketersediaan
ikan di koridor SLIN (lokasi)
100 3,85 3,85 100,00 3,85
9 Meningkatnya investasi dan usaha
hasil kelautan dan perikanan
24 Jumlah usaha hasil kelautan dan
perikanan yang melakukan kemitraan
dalam rangka mendorong investasi (unit
usaha)
150 5,00 10,00 200,00 6,67
25 Jumlah UMKM hasil kelautan dan
perikanan yang mendapat pembiayaan
(unit usaha)
500 120,00 74,00 61,67 14,80
26 Jumlah pelaku usaha hasil kelautan dan
perikanan yang mendapat fasilitas
pelayanan investasi (pelaku usaha)
500 120,00 10,00 8,33 2,00
27 Jumlah unit usaha hasil kelautan dan
perikanan yang melakukan investasi
(unit usaha)
100 20,00 20,00 100,00 20,00
10 Meningkatnya pengujian penerapan
hasil perikanan
28 Uji terap inovasi teknologi hasil kelautan
dan perikanan (ragam)
10 0,00 0,00 0,00 0,00
29 Uji terap inovasi pemasaran hasil
kelautan dan perikanan (ragam)
3 0,00 0,00 0,00 0,00
30 Jumlah produk bersertifikat SNI (produk) 9 0,00 0,00 0,00 0,00
11 Terselenggaranya pengendalian impor
hasil perikanan sesuai standar mutu
31 Presentase nilai impor terhadap nilai
ekspor pada tahun berjalan dalam
rangka pengendalian (%)
<20 <20 <20 100,00 0,00
LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE
20 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
12 Terwujudnya Aparatur Sipil Negara
Ditjen PDSPKP yang kompeten,
profesional dan berkepribadian
32 Indeks kompetensi dan integritas Ditjen
PDSPKP
77 0,00 0,00 0,00 0,00
13 Tersedianya manajemen pengetahuan
Ditjen PDSPKP yang handal dan
mudah diakses
33 Persentase unit kerja Ditjen PDSPKP
yang menerapkan sistem manajemen
pengetahuan yang terstandar (%)
50 0,00 0,00 0,00 0,00
14 Terwujudnya birokrasi Ditjen PDSPKP
yang efektif, efisien dan berorientasi
pada layanan prima
34 Nilai kinerja Reformasi Birokrasi Ditjen
PDSPKP
A(89) 0,00 0,00 0,00 0,00
15 Terkelolanya anggaran pembangunan
Ditjen PDSPKP secara efisien dan
akuntabel
35 Nilai kinerja anggaran Ditjen PDSPKP
(%)
Baik
(80-90)
0,00 0,00 0,00 0,00
36 Persentase kepatuhan terhadap SAP
lingkup Ditjen PDSPKP (%)
100 0,00 0,00 0,00 0,00
3.2 Evaluasi dan Analisis Kinerja
STAKEHOLDER PERSPECTIVE
Capaian kinerja Ditjen PDSPKP pada Perspektif Pemangku Kepentingan
(Stakeholder Perspective) berasal dari 1 (satu) Sasaran Strategis, yakni terwujudnya
kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan.
3.2.1 Sasaran Strategis 1 Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan
Kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan menjadi tolok ukur dari
dampak keberhasilan program dan kegiatan Ditjen PDSPKP. Indikator kinerja yang
ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran terwujudnya kesejahteraan
masyarakat kelautan dan perikanan terdiri atas 2 (dua) indikator kinerja, dengan
capaian kinerja sebagai berikut:
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI % 1 Nilai Tukar Pengolah 105 0 0 2 Pertumbuhan PDB Perikanan (%) 8 0 0
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 21
1. Nilai Tukar Pengolah
NTPHP digunakan sebagai salah satu proxy untuk melihat tingkat
kesejahteraan pengolah ikan secara cepat dan near real time, dengan asumsi
kesamaan kuantitas produksi antar waktu.
Nilai Tukar Pengolah Hasil Perikanan (NTPHP) merupakan perbandingan
indeks harga jual hasil pengolahan ikan dengan indeks harga konsumsi rumah tangga
dan indeks harga biaya usaha pengolahan ikan Daya riil dari harga produk ikan
olahan, dengan rincian:
a. Pendapatan rumah tangga sebagian besar dari hasil produksi ikan olahan
harga jual hasil ikan olahan;
b. Pengeluaran rumah tangga pengolah hasil perikanan terdiri dari dua komponen:
- Konsumsi rumah tangga harga barang/jasa kebutuhan sehari-hari;
- Biaya usaha harga barang modal, biaya sewa, upah buruh, dsb.
NTPHP diperoleh melalui survei unit usaha PDSPKP, dimana objek pendataan
adalah rumah tangga pengolah ikan yang memiliki nilai produksi (harga jual hasil
pengolahan) dengan nilai di atas 50% dari total penghasilan rumah tangganya.
Dalam menghitung NTPHP, terdapat beberapa komponen penyusun yang
harus tersedia, yakni:
a. Data produksi ikan olahan yang dirinci berdasarkan:
- Jenis usaha pengolahan ikan yang mencakup: i) penggaraman/pengeringan;
ii) pemindangan; iii) pengasapan/pemanggangan; iv) fermentasi; v)
pelumatan daging ikan; dan vi) lainnya;
- Jenis ikan olahan;
- Wilayah potensi (Provinsi/Kabupaten/Kota);
- Tahun dasar.
b. Paket komoditas dan diagram timbang
- Menyusun struktur input/output rumah tangga pengolah hasil perikanan;
- Survei Penyusunan Diagram Timbang (SPDT) Nilai Tukar Pengolah Hasil
Perikanan:
i. Referensi waktu survei: setahun yang lalu;
ii. Responden: rumah tangga pengolah ikan.
c. Harga komoditas ikan olahan dan harga barang/jasa untuk konsumsi rumah
tangga serta biaya produksi:
22 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
- Survei Harga Produsen komoditas produksi ikan olahan, dengan responden
adalah pengolah ikan;
- Survei Harga Konsumen barang/jasa kebutuhan rumah tangga dan untuk
proses produksi, dengan responden adalah pedagang barang/jasa di pasar
terpilih;
- Referensi waktu survei: bulan berjalan
Secara sederhana, alur proses penghitungan NTPHP dapat diilustrasikan dalam
skema sebagai berikut:
Gambar 3.1. Skema Penghitungan NTPHP
Target pencapaian NTPHP tahun 2016 adalah sebesar 105. Pencapaian NTPHP
tahun 2016 akan diketahui pada akhir tahun 2016. Sampai dengan triwulan I tahun
2016 telah dilaksanakan inisiatif strategis melalui penandatangan perjanjian antara
Direktorat Pengembangan Investasi dengan Direktorat Statistik Harga tentang
Perhitungan Nilai Tukar Pengolahan Hasil Perikanan pada tanggal 1 Februari 2016.
Setelah ditandatangani perjanjian tersebut saat ini telah dibentuk Tim Pokja
Penghitungan NTPHP. Kemudian juga telah dilakukan pengumpulan data harga ikan
per bulan dan penyusunan diagram timbang NTPHP bekerjasama dengan Badan
Pusat Statistik.
INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME
Survei Produksi IkanOlahan
Survei PenyusunanDiagram Timbang
Survei Harga
Nilai ProduksiIkan Olahan
PersentaseMarketed Surplus
Harga tahundasar danbulanan
Nilai BPPBM danStruktur BPPBM
Nilai KonsumsiRumah Tangga
Diagram Timbang (IT)
RH (RelatifHarga)
Diagram Timbang (IB)
IndeksHarga yang
Diterima(IT)
Indeks Hargayang Dibayar
(IB)
Nilai TukarPengolah
HasilPerikanan
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 23
2. Pertumbuhan PDB Perikanan
Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan,
termasuk didalamnya penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan, adalah
meningkatnya nilai PDB perikanan. Pertumbuhan PDB Perikanan dari tahun ke tahun
selalu meningkat, hal tersebut menggambarkan bahwa kemampuan sumberdaya
perikanan sebagai andalan dalam perekonomian nasional.
Kementerian Kelautan dan Perikanan selalu mendorong masyarakat dari dunia
usaha untuk melakukan kegiatan ekonomi di sektor kelautan dan perikanan
mengingat besarnya potensi pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan di
Indonesia. PDB perikanan memegang peranan strategis dalam memberikan
kontribusi bukan hanya untuk PDB kelompok pertanian secara umum, tetapi juga
pada PDB Nasional.
PDB perikanan diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa
perikanan yang diproduksi dalam jangka waktu tertentu (per tahun). Adapun angka
persentase pertumbuhan PDB Perikanan diperoleh dengan membandingkan nilai PDB
Perikanan (berdasarkan harga konstan) tahun 2016 dibandingkan dengan nilai PDB
Perikanan tahun 2015.
Pertumbuhan PDB perikanan tahun 2016 ditargetkan mencapai 7%.
Sedangkan perolehan nilai pertumbuhan PDB perikanan pada Ditjen PDSPKP
mengadopsi secara langsung dari KKP dengan mengacu pada perhitungan yang telah
dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Tabel PDB Perikanan, 2011-2015
Indikator Kinerja Utama
Tahun Pertumbuhan (%)
2011 2012 2013 2014 2015* 2011-2015 2014-2015 Pertumbuhan PDB Perikanan (%)
6,96 6,49 6,86 6,97 7,2 0,96 3,3
Keterangan: *) Angka perkiraan
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, pertumbuhan PDB perikanan
tahun 2015 diperkirakan sebesar 7,2%, atau tercapai 102,86% dari target yang telah
ditetapkan. Pertumbuhan PDB perikanan ini meningkat 3,3% dalam kurun waktu
setahun terakhir. Apabila ditelaah selama kurun waktu lima tahun terakhir, maka
pertumbuhan PDB perikanan akan meningkat rata-rata sebesar 0,96% per tahun.
Sedangkan apabila pencapaian pertumbuhan PDB perikanan sebesar 7,2% di tahun
2015 ini dibandingkan dengan target jangka menengah sebagaimana tercantum
pada Renstra Ditjen PDSPKP Tahun 2015-2019, maka pencapaian indikator kinerja
24 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
ini telah mencapai 60% dibandingkan dengan target sampai dengan tahun 2019
sebesar 12%. Untuk itu, perlu upaya lebih keras untuk mencapai target pertumbuhan
PDB perikanan di masa-masa mendatang.
CUSTOMER PERSPECTIVE
Capaian kinerja Ditjen PDSPKP pada Perspektif Pelanggan (Customer
Perspective) hanya berasal dari Sasaran Strategis terwujudnya pengelolaan sumber
daya kelautan dan perikanan yang partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan.
3.2.2 Sasaran Strategis 2 Terwujudnya Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan yang Partisipatif, Bertanggung Jawab dan Berkelanjutan
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
terwujudnya pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang partisipatif,
bertanggung jawab dan berkelanjutan terdiri atas 4 (empat) indikator kinerja, dengan
capaian kinerja sebagai berikut:
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET TW I REALISASI % thd Target TW I
% thd Target 2016
3 Nilai Ekspor Hasil Perikanan (USD Miliar)
6,82 1,06 0,97 91,51 14,22
4 Konsumsi ikan per kapita nasional (kg/kapita)
43,88 0,00 0,00 0,00 0,00
5 Volume produk olahan hasil perikanan (juta ton)
5,9 0,00 0,00 0,00 0,00
6 Nilai investasi hasil kelautan dan perikanan (Rp triliun)
12,5 3,00 1,48 49,47 11,87
3. Nilai Ekspor Hasil Perikanan
Pada tahun 2016, nilai ekspor produk perikanan ditargetkan sebesar USD 6,82
miliar. Sampai dengan triwulan I tahun 2016 (Januari-Maret), nilai ekspor hasil
perikanan Indonesia mencapai USD 970 juta. Pencapaian nilai ekspor di bulan Januari
2016 pada triwulan I tahun 2016 sebesar USD 305,591,620. Nilai ekspor pada bulan
Februari sebesar USD 312,824,754. Pada bulan Maret nilai ekspor mencapai
355,870,883.
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 25
Tabel Pencapaian IKU Ditjen PDS, 2012-2016
Indikator Kinerja Utama
Tahun Pertumbuhan (%)
2012 2013 2014 2015 2016* TW I 2016
2012-2015 2014-2015
Nilai ekspor hasil perikanan (USD miliar)
3,85 4,18 4,64 3,94 6,82 0,97 1.5 26,29
Keterangan: *) Angka target
Pada tahun 2015 total ekspor produk perikanan sebesar USD 3,94 miliar. Nilai
ini menurun dibandingkan tahun 2014 yang mencapai USD 4,64 miliar. Akan tetapi,
penurunan ekspor tersebut disebabkan oleh dampak sementara moratorium
perizinan kapal dan penanggulangan illegal fishing di wilayah Republik Indonesia.
Pada tahun 2016, nilai ekspor sangat memungkinkan untuk mengalami kenaikan
mengingat sumberdaya perikanan Indonesia telah mengalami pemulihan stok ikan.
4. Konsumsi Ikan Per Kapita
Pada tahun 2016 ditargetkan capaian rata-rata konsumsi ikan per kapita
nasional sebesar 43,88 kg/kapita. Dengan mengetahui besarnya angka konsumsi
ikan maka dapat diketahui besarnya kebutuhan ikan serta mengetahui jenis ikan yang
dibutuhkan oleh suatu daerah/wilayah.
Apabila target tahun 2016 tercapai, maka rata-rata konsumsi ikan per kapita
nasional pada tahun 2016 ini akan meningkat sebesar 6,74% apabila dibandingkan
dengan rata-rata konsumsi ikan per kapita nasional pada tahun 2015, yakni sebesar
41,11 kg/kapita. Sedangkan selama kurun periode lima tahun, rata-rata konsumsi
ikan per kapita nasional akan meningkat rata-rata sebesar 6,69% per tahun, yakni
dari 33,89 kg/kapita pada tahun 2012 menjadi 43,88 kg/kapita pada tahun 2016.
Tabel 3.8. Pencapaian IKU-8 Direktorat Akses Pasar dan Promosi , 2012-2016
Indikator Kinerja Utama
Tahun Pertumbuhan (%)
2012 2013 2014 2015* 2016** 2011-2015 2014-2015 Konsumsi ikan per kapita (Kg/Kapita)
33,89 35,21 37,89 41,11 43,88 6,69 6,74
Keterangan: *) Angka sementara **) Angka target
Angka konsumsi ikan dirumuskan dengan menggunakan data dasar hasil
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) – BPS dengan lag data 1 (satu) tahun dari
tahun berjalan. Untuk mendukung pencapaian target konsumsi ikan tahun 2016 salah
satunya dilakukan melalui kegiatan fasilitasi penghitungan angka konsumsi ikan.
26 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
Sampai dengan triwulan I tahun 2016 telah dilakukan kegiatan rapat koordinasi
penyempurnaan pedoman penghitungan angka konsumsi ikan bersama instansi
terkait, dan rapat perumusan angka konsumsi ikan bersama BPS dan Unit kerja
terkait lingkup KKP.
Selain kegiatan di atas, Direktorat Akses Pasar dan Promosi juga telah
menyelenggarakan kegiatan safari peningkatan konsumsi ikan bersama
instansi/lembaga terkait, seperti Safari Peningkatan Konsumsi Ikan bersama
Yayasan Jenang Indonesia dan Pemerintah Kota Surakarta dengan membuat event
Festival Jenang Solo tema Bahari. Selain itu, dilaksanakan pula Safari peningkatan
konsumsi ikan di Kota Tangerang Selatan bersama dengan mahasiswa/i, dan siswa/i
sekolah yang tergabung dalam Yayasan Pembangunan Jaya Serpong dan fasilitasi
pameran di ajang Jakarta Food Security Summit. Melalui keterlibatan masyarakat
tersebut diharapkan menumbuhkan kepemilikan bersama (co-ownership) upaya
peningkatan konsumsi ikan.
5. Volume Produk Olahan Hasil Perikanan
Peningkatan volume produk olahan hasil perikanan adalah indikator kinerja
utama keberhasilan pelaksanaan kegiatan pengembangan produk dan usaha
pengolahan hasil kelautan dan perikanan yang dilakukan oleh Ditjen PDSPKP.
Peningkatan volume produk olahan sangat ditentukan oleh berkembangnya Unit
Pengolahan Ikan (UPI), baik skala UMKM maupun skala besar.
Kegiatan perhitungan volume produk olahan yang dihasilkan oleh UPI skala
besar dilakukan melalui metode penghitungan langsung ke seluruh UPI skala besar.
Sedangkan perhitungan yang dihasilkan oleh UPI skala UMKM dilakukan melalui
metode sampling .
Tabel Pencapaian IKU Ditjen PDSPKP, 2010-2015
Indikator Kinerja Utama
Tahun Pertumbuhan (%)
2011 2012 2013 2014 2015 2016* 2011-2015 2014-2015 Volume produk olahan hasil perikanan (juta ton)
4,58 4,83 5,16 5,37 5,5 5,9 4.69 2.4
Keterangan: *) Target
Sampai saat penyusunan laporan kinerja ini, masih dilakukan penghitungan
capaian volume produk olahan hasil perikanan sampai dengan triwulan I tahun 2016.
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 27
Pada tahun 2016, volume produk olahan hasil perikanan ditargetkan mencapai 5,9
juta ton. Apabila target ini tercapai, dengan demikian volume produk olahan hasil
perikanan dalam kurun waktu setahun terakhir akan meningkat sebesar 7.2 %, yakni
5,5 juta ton pada tahun 2015 menjadi 5,6 juta ton pada tahun 2016.
Untuk mengetahui perkembangan volume olahan hasil perikanan yang
diproduksi selama tahun 2016, saat ini masing dilaksanakan pendataan ke UPI, baik
skala UMKM maupun besar. Secara simultan juga dilakukan penginputan data dan
penghitungan volume produk olahan hasil perikanan.
6. Nilai investasi hasil kelautan dan perikanan
Sampai dengan triwulan I tahun 2016, nilai investasi hasil kelautan dan
perikanan mencapai Rp 0,079 Trilyun, atau setara dengan capaian 2,6 % jika
dibandingkan dengan target triwulan I tahun 2016, yakni sebesar Rp 3 triliun. Nilai
investasi hasil kelautan dan perikanan yang dihitung berasal dari Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN), Penanaman Modal Asing (PMA), gabungan PMA dan PMDN,
APBN maupun APBD serta kredit perbankan. Nilai Rp. 0,079 Trilyun atau Rp. 79 Milyar
terdiri atas Rp. 8,4 milyar berasal dari PMDN, Rp. 810 juta dari PMA, Rp 65,5 milyar
dari perusahaan gabungan PMA dan PMDN serta Rp. 4 milyar dari kredit perbankan
Bank BRI.
Pada tahun 2016, nilai investasi hasil kelautan dan perikanan ditargetkan
sebesar Rp 12,5 triliun. Apabila tercapai, nilai investasi tahun 2016 ini relatif
meningkat hampir tiga kali lipat dari target nilai investasi tahun 2015, yakni Rp 3,2
triliun. Hal ini disebabkan adanya perluasan objek perhitungan nilai invetasi. Pd
atahun 2015, nilai investasi yang dihitung yaitu hanya di bidang pengolahan dan
pemasaran. Sedangkan pada tahun 2016 nilai investasi yang dihitung secara
keseluruhan dari bidang hasil kelautan dan perikanan.
Tabel Pencapaian IK Ditjen PDSPKP, 2012-2016
Indikator Kinerja Utama
Tahun
2012 2013 2014 2015 2016* TW I 2016
Nilai investasi bidang P2HP (Rp triliun)
2,07 2,66 3,22 4,43
Nilai Investasi Hasil Kelautan dan Perikanan (Rp.Trilyun)
12,5 0,079
Keterangan: *) Target
28 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
Nilai investasi hasil kelautan dan perikanan ditargetkan meningkat setiap
tahunnya. Selaras dengan peningkatan target, pencapaian nilai investasi bidang P2HP
selalu menunjukkan kecenderungan melebihi dari target tiap tahunnya. Hal ini yang
juga diharapkan terjadi pada nilai investasi hasil kelautan dan perikanan. Hal tersebut
menunjukkan iklim usaha di Indonesia semakin kondusif, yang diwujudkan dengan
masuknya Indonesia sebagai negara tujuan investasi (Investment Grade) pada tahun
2016. Ditambah lagi dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan No. 17/PERMEN-KP/2015 tentang kriteria pemberian fasilitas pajak
penghasilan di bidang usaha tertentu dan atau di daerah tertentu pada sektor
kelautan dan perikanan, diharapkan dapat lebih menarik investor untuk berinestasi di
sektor kelautan dan perikanan di Indonesia. Dengan demikian ke depan investasi
akan semakin meningkat, mengingat potensi sumber daya perikanan merupakan
peluang pasar yang sangat potensial di Indonesia.
3.2.3 Sasaran Strategis 3 Meningkatnya daya saing produk dan logistik KP
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
meningkatnya daya saing produk dan logistik KP terdiri atas 2 (dua) indikator kinerja,
dengan capaian kinerja sebagai berikut:
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET TW I REALISASI % thd Target TW I
% thd Target 2016
7 Nilai Produk Kelautan dan Perikanan (Rp Triliun)
275 2,57 16,61 646,12 6,04
8 Ketersediaan pasokan ikan di UPI (%) 60 0,00 0,00 0,00 0,00
7. Nilai Produk Kelautan dan Perikanan (Rp Triliun)
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
meningkatnya produk kelautan dan perikanan yang dikembangkan dan dipasarkan
bagi kemakmuran masyarakat kelautan dan perikanan melalui indikator kinerja,
sebagai berikut:
Indikator Kinerja
Target Realisasi
Tahun 2016
TW I Capaian % thd Target TW I
% thd Target 2016
8 Nilai produk kelautan dan perikanan (Rp triliun)
275 2,57 16,61 646,12 6,04
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 29
Peningkatan nilai produk non pangan hasil perikanan merupakan perwujudan
tanggung jawab Ditjen PDSPKP dalam pengembangan produk dan diversifikasi
perikanan. Melalui beberapa kegiatan yang dilakukan, akan diupayakan peningkatan
nilai produk setiap tahunnya.
Kegiatan perhitungan volume produk olahan yang dihasilkan oleh UPI skala
besar dilakukan melalui metode penghitungan langsung ke seluruh UPI skala besar.
Sedangkan perhitungan yang dihasilkan oleh UPI skala UMKM dilakukan melalui
metode sampling . Sesuai dengan metode penghitungan IKU yang tertuang dalam
balance score card penghitungan capaian volume produk olahan hasil perikanan hasil
perhitungan tahap awal akan deperoleh pada semester I tahun 2016,
Untuk mengetahui perkembangan volume olahan hasil perikanan yang
diproduksi selama tahun 2016, saat ini masing dilaksanakan pendataan ke UPI, baik
skala UMKM maupun besar untuk mengetahui jumlah volume dan nilai yang
dihasilkan dari pengolah ikan.
8. Ketersediaan pasokan ikan di UPI (%)
Ketersediaan Pasokan Ikan di UPI didefinisikan sebagai kondisi terpenuhinya
pasokan ikan baik untuk kebutuhan UPI (Unit Pengolahan Ikan) maupun kebutuhan
konsumsi langsung untuk masyarakat.
Perhitungan ketersediaan pasokan ikan di UPI dilakukan dengan rumus
sebagai berikut:
30 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
Untuk mendukung pencapaian target ketersediaan pasokan ikan di UPI
konsumsi ikan tahun 2016, Direktorat Sistem Logistik telah melakukan kegiatan yang
meliputi Pemetaan dan informasi logistik hasil kelautan dan perikanan; Jaringan
distribusi dan kerja sama logistik hasil kelautan dan perikanan; Tata kelola logistik
hasil kelautan dan perikanan; Pemantauan logistik hasil kelautan dan perikanan;
serta Infrastruktur logistik hasil kelautan dan perikanan.
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
Capaian kinerja Ditjen PDSPKP pada Perspektif Internal (Internal Process
Perspective) berasal dari 8 (delapan) Sasaran Strategis sebagai berikut:
1. Tersedianya kebijakan penguatan daya saing yang efektif;
2. Meningkatnya akses pasar dan promosi hasil kelautan dan perikanan
3. Meningkatnya mutu dan diversifikasi produk kelautan
4. Meningkatnya mutu dan diversifikasi produk perikanan
5. Meningkatnya ketersediaan pasokan ikan
6. Meningkatnya investasi dan usaha hasil kelautan dan perikanan
7. Meningkatnya pengujian penerapan hasil perikanan
8. Terselenggaranya pengendalian impor hasil perikanan sesuai standar mutu
Penjelasan tentang capaian indikator kinerja utama pada masing-masing
sasaran strategis adalah sebagai berikut:
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 31
3.2.4 Sasaran Strategis 4 Tersedianya Kebijakan Penguatan Daya Saing yang Efektif
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
tersedianya kebijakan penguatan daya saing yang efektif terdiri atas 2 (dua) indikator
kinerja, dengan capaian kinerja sebagai berikut:
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET TW I REALISASI % thd Target TW I
% thd Target 2016
9 Jumlah draft peraturan perundang-undangan bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan (draft peraturan)
14 0,00 0,00 0,00 0,00
10 Indeks efektivitas kebijakan bidang PDSPKP
6,5 0,00 0,00 0,00 0,00
9. Jumlah Draft Peraturan Perundang-Undangan Bidang Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Perikanan Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma
hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga
negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam
Peraturan Perundang-undangan. Peraturan perundang-undangan bidang P2HP
didefinisikan sebagai produk hukum yang tingkatannya berada di atas
Keputusan/Peraturan Direktur Jenderal, yaitu Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,
Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, Peraturan Menteri KP, dan Keputusan
Menteri KP, serta Peraturan Bersama yang ditandatangani oleh Pejabat Negara.
Tabel Draft Peraturan Perundang-Undangan Bidang PDSPKP, 2013-2015
Indikator Kinerja Utama Tahun Pertumbuhan (%)
2013 2014 2015 2013-2015 2014-2015 Jumlah draft peraturan perundang-undangan bidang P2HP
6 13 15 66,03 15,38
Pada tahun 2016, Ditjen PDSPKP menargetkan 13 (tiga belas) draft peraturan
perundang-undangan untuk dapat ditetapkan.
Pencapaian kinerja sampai dengan Triwulan I Tahun 2016 diupayakan melalui
berbagai kegiatan antara lain peningkatan kapasitas ilmu hukum berupa bimbingan
teknis penyusunan peraturan perundang-undangan kepada anggota tim perundang-
undangan Ditjen P2HP, penyiapan substansi teknis rancangan peraturan bidang P2HP
32 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
di lingkup Ditjen P2HP serta Focus Group Discussion (FGD) dengan pihak terkait yaitu
Biro Hukum KKP, Unit Eselon I KKP, Kementerian/Lembaga terkait dan stakeholder
lainnya.
10. Indeks Efektifitas kebijakan bidang PDSPKP
Efektivitas adalah suatu kriteria yang digunakan untuk menilai hasil atau
akibat dari implementasi suatu kebijakan publik berdasarkan indikator-indikator yang
ditetapkan dalam dokumen kebijakan tersebut. Kebijakan pemerintah adalah
keputusan yang diambil oleh KKP melalui penerbitkan Peraturan/Surat Edaran untuk
menyelesaikan masalah sesuai dengan tujuan pembuatan kebijakan tersebut.
Indeks adalah indikasi sejauh mana itu berpengaruh terhadap output atau
outcome, Indeks efektivitas kebijakan pemerintah lingkup Ditjen PDSPKP adalah
suatu ukuran untuk menilai sejauh mana kebijakan yang diterbitkan oleh Ditjen
PDSPKP dapat diterima oleh customer setjen, serta mampu menyelesaikan masalah
sesuai dengan tujuan pembuatan kebijakan tersebut.
Pada tahun 2016, Ditjen PDSPKP menargetkan nilai indeks efektifitas
kebijakan bidang PDSPKP sebesar 6,5. Pada Triwulan 1 Tahun 2016, Ditjen PDSPKP
diharapkan dapat melakukan survey terhadap kebijakan lingkup Ditjen PDSPKP,
indeks efektifitas diukur dengan 20 pertanyaan terkait kebijakan tersebut. Pilihan
jawaban dalam skala linear kisaran 1-5 dengan polarisasi maksimal (makin tinggi
makin baik). Target survey adalah minimal 30 responden yang merupakan
stakeholder/customer/target groups yang terkena dampak implementasi kebijakan
lingkup Ditjen PDSPKP.
3.2.5 Sasaran Strategis 5 Meningkatnya akses pasar dan promosi hasil kelautan dan perikanan
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
tersedianya kebijakan penguatan daya saing yang efektif terdiri atas 4 (empat)
indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagai berikut:
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 33
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET TW I REALISASI % thd Target TW I
% thd Target 2016
11 Peningkatan market share produk kelautan dan perikanan utama di pasar tujuan ekspor (%)
15 0,75 0,30 40,00 2,00
12 Nilai transaksi dampak promosi di luar negeri (USD juta)
200 35,00 39,00 111,43 19,50
13 Kontribusi protein ikan terhadap pemenuhan kebutuhan protein hewani (%)
60 3,00 2,40 80,00 4,00
14 Partisipasi masyarakat dalam gerakan makan ikan (organisasi)
20 1,00 1,00 100,00 5,00
11. Peningkatan Market Share Produk Kelautan dan Perikanan Utama
di Pasar Tujuan Ekspor Peningkatan market share produk kelautan dan perikanan diharapkan dapat
tercapai melalui penurunan tarif bea masuk. Penurunan tarif bea masuk diberikan
melalui perundingan perdagangan internasinal, baik forum bilateral, multilateral, dan
regional. Pada tahun 2016 ada beberapa pertemuan perundingan perdagangan yang
kemungkinan akan dilaksanakan. Tujuan utama hadir dalam pertemuan perundingan
perdagangan tersebut adalah agar tarif bea masuk produk kelautan dan perikanan
utama Indonesia mendapat fasilitas penghilangan atau pengurangan tarif bea masuk.
Peningkatan market share dapat terpantau melalui pemantauan kegiatan
perdagangan internasional produk kelautan dan perikanan yang terwujud melalui
angka ekspor impor. Untuk memantau angka ekspor impor tersebut, pertemuan rutin
untuk memvalidasi angka ekspor impor. Selain itu mengingat ketersediaan data nilai
ekspor global, perlu juga untuk memantau nilai impor produk perikanan Indonesia di
negara tujuan ekspor. Tujuan pertemuan tersebut adalah melihat aktivitas
perdagangan internasional produk kelautan dan perikanan. Capaian market share
bersifat dinamis, dan tidak dapat dihitung berbasis bulanan/triwulanan/semester dan
bukan bersifat increment (penambahan/akumulasi t-1), sehingga hanya dapat
dihitung yearly basis.
12. Nilai transaksi dampak promosi di luar negeri (USD juta) Setiap tahunnya Direktorat Akses Pasar dan Promosi melakukan kegiatan
pameran di dalam dan luar negeri yang berskala Internasional. Kegiatan ini
dilaksanakan dalam rangka penguatan citra dan peningkatan branding produk
34 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
perikanan Indonesia di luar negeri dengan cara mengikutsertakan eksportir hasil
perikanan Indonesia dalam kegiatan pameran berskala internasional.
Pada tahun 2016, jumlah kegiatan promosi yang akan dilaksanakan sebanyak
8 kegiatan pameran, yaitu Seafood Expo North America (SENA), Seafood Expo Global
(SEG), Malaysia International Food and Beverage (MIFB), Hongkong International
Jewelry Show (HIJS), Interzoo, IFFA Jerman, Conxemar Portugal, CIFB-Cina dengan nilai
transaksi yang ditargetkan mencapai USD 200 juta.
Indikator kinerja ini merupakan indikator kinerja baru di Direktorat Akses Pasar
dan Promosi. Sampai dengan bulan Maret 2016 capaian indikator kinerja ini sudah
mencapai USD 39 Juta atau lebih besar dari target triwulan I sebesar USD 35 juta.
Kegiatan pameran yang telah dilakukan hingga bulan Maret 2016 adalah Pameran
SENA, sedangkan kegiatan pameran lainnya akan dilaksanakan secara bertahap
hingga bulan November 2016.
Data nilai transaksi tersebut didapat dari para pelaku usaha peserta kegiatan
promosi/pameran yang terdiri dari data transaksi selama kegiatan pameran dan
transaksi tahun berjalan sebagai dampak dari keikutsertaan dalam kegiatan pameran
tersebut.
13. Kontribusi protein ikan terhadap pemenuhan kebutuhan protein
hewani (%) Masih rendahnya tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia adalah hal yang
patut disayangkan, mengingat sebagai sumber pangan ikan mengandung banyak
kandungan gizi esensial yang sangat bermanfaat. Pada setiap ekor ikan terkandung
berbagai macam mineral yang diperlukan oleh tubuh (iodium, seng, kalium, kalsium,
dll), vitamin, asam lemak dan protein yang sangat bermanfaat untuk kesehatan serta
membantu perkembangan otak dan kecerdasan.
Sebagai bahan pangan, ikan mempunyai banyak keunggulan dibanding sumber
protein hewani lainnya seperti daging sapi, daging ayam, telur dan susu. Ikan
merupakan sumber protein, lemak, vitamin dan mineral yang sangat baik dan
prospektif. Namun demikian, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui
tentang banyaknya keunggulan yang terdapat pada ikan khususnya masyarakat yang
lokasinya jauh dari wilayah pantai atau sumber ikan.
Data SUSENAS (Survey Sosial Ekonomi Nasional) – BPS menunjukkan bahwa
sumbangan protein ikan terhadap konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 35
mencapai 57%. Direktorat Akses Pasar dan Promosi melaksanakan program-program
dengan tujuan meningkatkan konsumsi ikan di masyarakat yang akan berimbas pada
peningkatan kontribusi protein ikan terhadap pemenuhan kebutuhan protein hewani.
Pada tahun 2016, Direktorat Akses Pasar dan Promosi menargetkan capaian
kontribusi protein ikan terhadap pemenuhan kebutuhan protein hewani sebesar 60%,
meningkat dari capaian pada tahun-tahun sebelumnya. Sebagai pertimbangan,
berdasarkan data dari survey BPS bulan Maret 2016, konsumsi kalori dan protein
penduduk Indonesia mencapai 52%. Diharapkan pencapaian IKU ini dapat terwujud
pada triwulan akhir tahun 2016.
14. Partisipasi masyarakat dalam gerakan makan ikan (organisasi) Dalam rangka membangun kesadaran masyarakat tentang peran penting
sektor kelautan dan perikanan dalam pembangunan nasional, termasuk ketahanan
pangan dan gizi nasional Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan
dan Perikanan melaksanakan Gemarikan atau Gerakan Memasyarakatkan Makan
Ikan. Ruang lingkup Gemarikan adalah penyebarluasan informasi dan penguatan
edukasi kepada masyarakat luas tentang ikan dan manfaatnya bagi kesehatan,
kekuatan, dan kecerdasan melalui berbagai kegiatan promosi, pemberian makanan
tambahan berbahan baku ikan (PMTAS), ceramah/seminar/simposium manfaat
makan ikan, penyebarluasan materi promosi, keikutsertaan pada pameran, iklan
layanan masyarakat, talkshow, lomba masak serba ikan dan safari Gemarikan.
Melalui pencanangan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN)
sebagai gerakan nasional diharapkan dapat dilakukan secara terus menerus,
terkonsep, terintegrasi dan melibatkan seluruh komponen bangsa. Oleh karena itu,
Gemarikan melibatkan instansi pemerintah pusat dan daerah, swasta, LSM, asosiasi,
lembaga profesional, lembaga kemasyarakatan, lembaga keagamaan dan pelaku
usaha sebagai mitra dengan tujuan membangun kesadaran seluruh lapisan
masyarakat Indonesia untuk memilih ikan sebagai sumber protein utama dalam
menu makanan keluarga.
Saat ini, Gemarikan telah menjalin kerjasama dengan 13 mitra Gemarikan yang
terdiri dari Tim PKK Pusat, Yayasan Jantung Indonesia, Kongres Wanita Indonesia,
LPLH dan SDA MUI, PIA Ardhya Garini Pengurus Daerah I KOOPSAU I, Persatuan
Wanita Indonesia (PERWARI), Saka Bahari, Badan Musyawarah Organisasi Islam
Wanita Indonesia (BMOIWI), Pengurus Pusat ‘Aisyiyah, Pengurus Pusat Persaudaraan
36 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
Muslimah (Salimah), Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak,
kementerian Kesehatan, Kedeputi Bidang keluarga sejahtera dan pemberdayaan
keluarga, BKKBN, dan Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini
Indonesia (HIMPAUDI). Sampai dengan akhir tahun 2016, ditargetkan Gemarikan
akan menjalin kerjasama kemitraan dengan 20 mitra kerja.
3.2.6 Sasaran Strategis 6 Meningkatnya mutu dan diversifikasi produk kelautan
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
Meningkatnya mutu dan diversifikasi produk kelautan terdiri dari 4 (empat) indikator
kinerja, dengan capaian kinerja sebagai berikut:
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET TW I REALISASI % thd Target TW I
% thd Target 2016
15 Jumlah UMKM produk kelautan yang dibina (UMKM)
840 42,00 42,00 100,00 5,00
16 Jumlah Usaha Besar produk kelautan yang dibina (Usaha Besar)
50 3,00 3,00 100,00 6,00
17 Nilai produk non bioteknologi kelautan (Rp triliun)
12,78 2,56 3,60 140,63 28,17
18 Nilai produk bioteknologi kelautan (Rp miliar)
220 11,00 11,66 106,00 5,30
15. Jumlah UMKM produk kelautan yang dibina (UMKM)
Jumlah UMKM yang dibina hingga Triwulan I ditargetkan sebanyak 42 UMKM.
Hingga Bulan Maret 2016 tercatat 42 UMKM yang dibina oleh Ditjen PDSPKP sehingga
target tercapai 100%. Bentuk pembinaan UMKM tersebut sebagian dilakukan melalui
kegiatan pemantauan penerima bantuan sarana prasarana yang diberikan pada
tahun 2015. Pemantauan tersebut dimaksudkan untuk mengukur pemanfaatan
bantuan tersebut dan selanjutnya Ditjen PDSPKP akan melakukan pembinaan dalam
rangka menumbuhkembangkan UMKM agar dapat lebih berdaya saing.
16. Jumlah Usaha Besar Produk Kelautan yang Dibina Target pembinaan pelaku usaha skala besar di Tahun 2016 adalah sebanyak
50 pelaku usaha yang bergerak di bidang pengolahan produk kelautan. Capaian
hingga Triwulan I Tahun 2016 tercatat sebanyak 3 usaha besar produk kelautan,
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 37
jumlah ini sesuai dengan target IKU-16 Triwulan I pertama sehingga target capaian
IKU-16 Bulan Maret terpenuhi 100%.
Pembinaan kepada pelaku usaha skala besar dilakukan dengan melibatkan
mereka dalam penyusunan rumusan rencana pengembangan industri (khususnya
rumput laut dan tepung ikan) di Indonesia, terutama untuk meningkatkan
kemandirian dalam menghasilkan produk-produk kelautan.
17. Nilai Produk Non Bioteknologi Kelautan
Capaian nilai produk non bioteknologi kelautan pada Triwulan I adalah sebesar
Rp. 3,6 Triliun. Nilai ini melampaui target yang hanya ditetapkan sebesar Rp. 2,56
Triliun atau tercapai 141%.
Bila membandingkan antara target Tahun 2016 sebesar Rp.12,78 Triliun
dengan capaian pada Triwulan I, Ditjen PDSPKP optimis bahwa target nilai produk non
bioteknologi produk kelautan di akhir tahun juga akan terlampaui.
18. Nilai Produk Bioteknologi Kelautan
Capaian nilai produk bioteknologi kelautan pada Triwulan I adalah sebesar Rp.
11,66 Miliar atau melampaui target yang hanya ditetapkan sebesar Rp. 11 Miliar pada
Bulan Maret
Ditjen PDSPKP melihat peluang yang cukup besar bagi pengembangan produk-
produk bioteknologi kelautan ke depan, mengingat wilayah laut Indonesia yang lebih
luas dibandingkan wilayah daratan. Selain itu masih banyak sumber daya kelautan
yang belum tergali padahal berpotensi untuk dijadikan sumber devisa Negara dari
sektor non migas.
3.2.7 Sasaran Strategis 7 Meningkatnya mutu dan diversifikasi produk perikanan
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
Meningkatnya mutu dan diversifikasi produk perikanan terdiri dari 3 (tiga) indikator
kinerja, dengan capaian kinerja sebagai berikut:
38 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET TW I REALISASI % thd Target TW I
% thd Target 2016
19 Jumlah Sertifikat Kelayakan Pengolahan yang diterbitkan bagi Unit Pengolahan Ikan (SKP)
790 200,00 229,00 114,50 28,99
20 Utilitas Unit Pengolahan Ikan (%) 81 0,00 0,00 0,00 0,00 21 Jumlah ragam produk olahan bernilai
tambah di lokasi yang dibina (ragam) 40 2,00 2,00 100,00 5,00
19. Jumlah Sertifikat Kelayakan Pengolahan yang diterbitkan bagi Unit
Pengolahan Ikan (SKP) Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
pasal 20 ayat 3 bahwa setiap orang yang melakukan penanganan dan pengolahan
ikan wajib memenuhi dan menerapkan persyaratan kelayakan pengolahan ikan,
sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan, dan ayat 4 bahwa setiap orang
yang memenuhi persyaratan kelayakan pengolahan ikan sebagaimana dimaksud
pada ayat 3, memperoleh Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP), serta sesuai
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.19/MEN/2010 pasal 5 ayat 4
bahwa SKP diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perikanan sebagai hasil dari pembinaan terhadap Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang
telah menerapkan Cara Pengolahan yang Baik (Good Manufacturing Practices/GMP)
dan memenuhi persyaratan Prosedur Operasi Sanitasi Standar (Standard Sanitation
Operating Procedure/SSOP). Hal ini dimaksudkan agar produk yang dihasilkan
mempunyai penampilan dan mutu yang baik dan terjamin keamanannya dalam
rangka memenuhi tuntutan pasar domestik dan pasar internasional.
SKP merupakan salah satu bentuk dari penerapan standar produk perikanan
terhadap aspek GMP dan SSOP di UPI. SKP diterbitkan atas dasar hasil pembinaan
yang dilakukan sepenuhnya oleh Pembina Mutu Daerah yang berperan sebagai
penanggungjawab terhadap penerapan GMP dan SSOP di UPI di wilayah masing-
masing. Selanjutnya Pembina Mutu Pusat akan melakukan supervisi penerapan SKP
dalam rangka melakukan cross check terhadap hasil pembinaan oleh daerah.
Pada tahun 2015, Ditjen P2HP menargetkan dapat diterbitkan sebanyak 790
SKP bagi UPI. Sampai dengan triwulan I tahun 2016, telah diterbitkan sebanyak 429
SKP bagi UPI, atau tercapai 219,5% dari target triwulan I tahun 2016 atau tercapai
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 39
55,5% apabila dibandingkan dengan target tahun 2016. Pencapaian ini menandakan
optimisme Ditjen PDS untuk dapat mencapai target tahun 2016.
Tabel Pencapaian Ditjen PDSPKP, 2011-2015 dan target 2016
Indikator Kinerja Utama
Tahun Pertumbuhan (%)
2011 2012 2013 2014 2015 2016* TW I 2016
2011-2015
Jumlah SKP bagi UPI (SKP)
444 558 792 947 1084 790 439 25%
Keterangan: *) Angka target
Indikator Kinerja
Target Realisasi
Tahun 2016
TW I Capaian % thd Target TW I
% thd Target 2016
10 Jumlah Sertifikat Kelayakan Pengolahan yang diterbitkan bagi Unit Pengolahan Ikan (SKP)
790 200 439 219.5 55.5%
Kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung pencapaian kinerja tersebut
di atas antara lain melalui operasionalisasi pelayanan SKP dan pembinaan UPI dalam
memperoleh SKP. Penerbitan SKP sebagai proses pembinaan jaminan mutu dan
keamanan pangan merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah dalam menjamin
keamanan pangan untuk masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi produk
perikanan baik yang diproduksi oleh UPI besar maupun UPI skala UMKM. UPI yang
telah ber-SKP dijamin produknya aman dikonsumsi oleh masyarakat.
20. Utilitas Unit Pengolahan Ikan Utilitas Unit Pengolahan Ikan (UPI) diartikan sebagai jumlah produksi saat ini
dibanding dengan kapasitas produksi terpasang pada setiap UPI. Nilai utilitas yang
tinggi menunjukkan kinerja membaik dari suatu unit pengolahan.
Pada tahun 2016, target utilitas UPI adalah 81 %. Saat ini sedang dilaksanakan
pendataan dan verifikasi data produksi dan kapasitas terpasang di seluruh UPI
sehingga hasil perhitungan utilitas UPI diharapkan dapat diketahui pada akhir tahun
2016.
40 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
Tabel Pencapaian IKU Ditjen P2HP, 2011-2015
Indikator Kinerja Utama Tahun Pertumbuhan (%)
2011 2012 2013 2014 2015 2016* 2011-2015 2015-2016 Utilitas UPI (%) 60,63 65,83 70,39 61,73 70 81 4.1 15,7
Keterangan: *) Angka target
Ditjen P2HP optimis target utilitas UPI dapat tercapai seiring dengan kebijakan
Menteri Kelautan dan Perikanan yang melarang transhipment sehingga diharapkan
hasil produksi ikan dapat didaratkan sebagai penyupai bahan baku bagi UPI. Apabila
target utilitas UPI ini tercapai, maka utilitas UPI tahun 2016 akan meningkat 15,7 %
dibandingkan tahun sebelumnya. Selaras dengan pertumbuhan dalam setahun
terakhir, selama kurun waktu lima tahun terakhir diharapkan utilitas UPI dapat
meningkat rata-rata 4.1 % per tahun.
21. Jumlah ragam produk olahan bernilai tambah di lokasi yang dibina
(ragam) Pengembangan produk hasil perikanan yang bernilai tambah menjadi suatu
hal yang harus dilakukan, hal ini disebabkan adanya beberapa pergeseran yang terjadi
di masyarakat, antara lain: a) adanya perubahan gaya hidup; b) perubahan pola
konsumsi; c) banyaknya wanita/ibu rumah tangga yang bekerja; d) konsumen lebih
menyukai produk nyang lebih praktis dan memiliki daya simpan lebih lama.
Pengembangan produk hasil perikanan diarahkan kepada pemanfaatan
semaksimal mungkin setiap bagian yang ada pada satu komoditas atau dengan kata
lain dalam proses pengolahan diupayakan semua bagian komoditas dapat
dimanfaatkan secara optimal dan tidak ada bahan yang terbuang (zero waste
concept), dengan memanfaatkan teknologi pengolahan dan teknologi pengemasan
sehingga memberikan nilai tambah yang lebih tinggi. Dengan proses demikian
diharapkan muncul ragam produk hasil perikanan yang baru yang dapat menjadi
usaha baru di bidang pengolahan perikanan. Ragam produk yang dihasilkan
diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produk perikanan.
Mengacu pada isu-isu yang terjadi, peranan teknologi pengembangan produk
diarahkan untuk :
a. Meningkatkan nilai ekonomi produk olahan, hal ini terutama ditujukan
untuk bahan yang kurang memiliki nilai ekonomi ataupun buangan hasil
perikanan yang belum termanfaatkan (zero waste concept);
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 41
b. Menumbuhkan inovasi teknologi yang lebih modern yang meliputi
rekayasa proses produksi dan rekayasa peralatan;
c. Meningkatkan apresiasi terhadap produk-produk tradisional melalui
perbaikan sanitasi higienis dan tampilan (kemasan).
Berdasarkan indikator kinerja kegiatan pada tahun 2016 jumlah ragam produk
yang ingin dicapai adalah sebanyak 40 ragam. Pada triwulan 1 telah dicapai 2 ragam
atau sebesar 5 % dari target tahunan dan 100% dari target. Adapun jenis ragam
dimasud adalah pilus ikan gastor dari kabupaten marauke dan es krim rumput laut
dari provinsi Bangka Belitung.
Indikator Kinerja
Target Realisasi
Tahun 2016
TW I Capaian % thd Target TW I
% thd Target 2016
3 Jumlah ragam produk olahan bernilai tambah di lokasi yang dibina (ragam)
40 2 2 100 5
3.2.8 Sasaran Strategis 8 Meningkatnya ketersediaan pasokan ikan
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
Meningkatnya ketersediaan pasokan ikan terdiri atas 2 (dua) indikator kinerja, dengan
capaian kinerja sebagai berikut:
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET TW I REALISASI % thd Target TW I
% thd Target 2016
22 Jaminan pasar produksi hasil tangkapan dan budidaya (kelompok)
1.700 51,00 22,00 43,14 1,29
23 Data dan informasi neraca ketersediaan ikan di koridor SLIN (lokasi)
100 3,85 3,85 100,00 3,85
22. Jaminan pasar produksi hasil tangkapan dan budidaya (kelompok)
Jumlah Kelompok Usaha Bersama di bidang Penangkapan dan Budidaya
mendapatkan jaminan pasar melalui kegiatan : (1) Koordinasi dengan instansi atau
lembaga yang terkait dengan SLIN; (2) Identifikasi kelompok usaha bersama di bidang
penangkapan dan budidaya yang terlibat dengan implementasi SLIN; (3) Sosialisasi
42 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
Regulasi tentang SLIN; (4) Penyerapan Hasil Perikanan di Sentra Produksi dan
Pengumpul.
Pada tahun 2016, Direktorat Sistem Logistik menargetkan jaminan pasar
produksi hasil tangkapan dan budidaya sebanyak 1.700 kelompok. Sampai dengan
triwulan I tahun 2016, target ini telah tercapai sebanyak 22 kelompok.
23. Data dan informasi neraca ketersediaan ikan di koridor SLIN
Tersusunnya data dan informasi Neraca Ketersediaan Ikan yang meliputi (1)
Distribusi Hasil Perikanan Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya (Volume
pengadaan/produksi dan Distribusi (lokal/luar daerah) secara harian; (2) Harga ikan
secara harian di level produsen di sentra sentra penangkapan ikan dan atau budidaya
masing-masing kab/kota, harga grosir di pasar pertama, dan harga eceran di pasar
rujukan; (3) Data ketersediaan bahan baku dan ketersediaan stok produksi hasil
olahan ikan di Unit Pengolahan Ikan secara mingguan; (4) Data ketersediaan stok ikan
di Cold Storage secara mingguan.
Adapun kriteria Kabupaten/Kota Lokasi Pengambilan Data dan Informasi
Neraca Ketersediaan Ikan (1) Termasuk dalam Program Pembangunan Sentra
Kelautan dan Perikanan Terpadu di Pulau Kecil Terluar dan Kawasan Perbatasan; (2)
Termasuk dalam Program Pengembangan Wilayah tol Laut; (3) Termasuk lokasi yang
menjadi pembangunan Infrastruktur Logistik (Cold Storage, Ice Flake dan Warehouse
Rumput Laut); (4) Memiliki atau terdapat Cold Storage & UPI skala Besar dan
Menengah; (5) Memiliki potensi produksi perikanan tangkap atau budidaya yang
cukup besar; (6) Terdapat Koperasi Usaha Bersama (KUB) Bidang Perikanan dan
Kelautan yang berjalan dan dikelola dengan baik di lokasi sentra perikanan.
Pada tahun 2016, Direktorat Sistem Logistik telah menetapkan target
sebanyak 100 lokasi. Target ini bersifat tahunan, sehingga baru akan tercapai pada
akhir tahun 2016. Sampai dengan triwulan I tahun 2016, kegiatan yang telah
dilakukan dalam rangka mencapai target ini adalah Penyusunan Pedoman
Pengumpulan Data dan Informasi, serta Penyempurnaan Aplikasi Website.
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 43
3.2.9 Sasaran Strategis 9 Meningkatnya investasi dan usaha hasil kelautan dan perikanan
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
Meningkatnya investasi dan usaha hasil kelautan dan perikanan terdiri atas 4 (empat)
indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagai berikut:
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET TW I REALISASI % thd Target TW I
% thd Target 2016
24 Jumlah usaha hasil kelautan dan perikanan yang melakukan kemitraan dalam rangka mendorong investasi (unit usaha)
150 5,00 10,00 200,00 6,67
25 Jumlah UMKM hasil kelautan dan perikanan yang mendapat pembiayaan (unit usaha)
500 120,00 74,00 61,67 14,80
26 Jumlah pelaku usaha hasil kelautan dan perikanan yang mendapat fasilitas pelayanan investasi (pelaku usaha)
500 120,00 10,00 8,33 2,00
27 Jumlah unit usaha hasil kelautan dan perikanan yang melakukan investasi (unit usaha)
100 20,00 20,00 100,00 20,00
24. Jumlah Usaha Hasil Kelautan dan Perikanan yang melakukan
Kemitraan dalam rangka Mendorong Investasi Kemitraan usaha dalam rangka mendorong investasi didefinisikan sebagai
jumlah unit usaha yang melakukan minat kemitraan usaha atau melakukan
kemitraan yang saling menguntungkan. Unit usaha yang dilibatkan dalam kemitraan
ini mencakup seluruh unit usaha bidang kelautan dan perikanan mulai dari tingkat
kelembagaan terkecil sampai yang terbesar (UMKM, Kelompok Usaha, CV, Firma, PT,
dsb). Penghitungan unit usaha kelautan dan perikanan yang bermitra dalam rangka
mendorong investasi diwujudkan melalui kegiatan fasilitasi kemitraan usaha hasil
kelautan dan perikanan serta penyelenggaraan Marine and Fisheries Business and
Invetment Forum (MFBIF).
Pada tahun 2016, sebanyak 150 unit usaha ditargetkan dapat dapat
melakukan kemitraan dalam rangka mendorong investasi. Sampai dengan triwulan I
tahun 2016, sebanyak 5 unit usaha telah bersepakat untuk melakukan kemitraan,
atau tercapai 3,33 % dari target 2016. Pencapaian ini relatif masih rendah, namun
demikian PDSPKP optimis bahwa IK dimaksud dapat tercapai seiring dengan
44 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
percepatan fasilitasi pelaksanaan kemitraan usaha melalui rancangan peraturan
menteri terkait kemitraan usaha kelautan dan perikanan.
Adapun capaian 5 unit usaha yang melakukan kemitraan dalam rangka
mendorong investasi diperoleh berdasarkan MoU yang ditandatangani pada saat
pelaksanaan Marine and Fisheries Business and Investment Forum pada bulan Maret
2016, yaitu :
1. MoU antara Manajer Inkubator Mina Bisnis Albacore Ternate dengan PT. Alam Jaya
(2 unit usaha)
2. MoU antara PT. Selayar Indoperkasa dengan Bupati Buru (1 unit usaha)
3. MoU antara CV. Ocean Fresh dengan Bupati Sumbawa (1 Unit Usaha)
4. MoU antara Koperasi Perikanan Mina Rizki Abadi dengan Bupati Banggai Laut (1
unit usaha)
Tabel Pencapaian Ditjen PDSPKP, Tahun 2016
Indikator Kinerja
Target Realisasi
Tahun 2015
TW I Capaian % thd Target TW I
% thd Target 2015
24 Jumlah usaha hasil kelautan dan perikanan yang melakukan kemitraan dalam rangka mendorong investasi (unit usaha)
150 5 5 100 3,33
25. Jumlah UMKM hasil kelautan dan perikanan yang mendapat
pembiayaan (unit usaha)
Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) hasil kelautan dan perikanan yang
mendapat pembiayaan didefinisikan sebagai UMKM hasil kelautan dan perikanan
yang mendapatkan pembiayaan usaha baik berupa modal kerja maupun investasi
dari lembaga keuangan. Kegiatan yang mendukung tercapainya target 500 UMKM
hasil kelautan dan perikanan yang mendapat pembiayaan yaitu melalui kegiatan
penyusunan pedoman umum KUR yang nantinya akan disosialisasikan serta
pertemuan akses permodalan dari lembaga pembiayaan bank dan non bank. Sifat
pelaksanaan kegiatan tidak memberikan output secara langsung, akan tetapi secara
tidak langsung akan berdampak pada meningkatnya jumlah unit usaha yang
mendapatkan pembiayaan.
Pada tahun 2016, target jumlah UMKM hasil kelautan dan perikanan yang
mendapat pembiayaan yaitu 500 unit usaha. Sampai dengan triwulan I tahun 2016,
sebanyak 74 unit usaha telah telah mendapat fasilitasi pembiayaan melalui program
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 45
KUR dan Jaring , atau tercapai 14,8 % dari target 2016. Pencapaian ini relatif masih
rendah, namun demikian PDSPKP optimis bahwa IK dimaksud dapat tercapai seiring
dengan adanya sosialisasi program KUR dan Jaring di berbagai daerah bekerjasama
dengn Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Tabel Pencapaian Ditjen PDSPKP, Tahun 2016
Indikator Kinerja
Target Realisasi
Tahun 2015
TW I Capaian % thd Target TW I
% thd Target 2015
25 Jumlah UMKM Hasil Kelautan Dan Perikanan Yang Mendapat Pembiayaan (Unit Usaha)
500 100 74 74 14,8
26. Jumlah pelaku usaha hasil kelautan dan perikanan yang mendapat
fasilitas pelayanan investasi (pelaku usaha)
Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) hasil kelautan dan perikanan yang
mendapat fasilitas pelayanan investasi didefinisikan sebagai pelaku usaha hasil
kelautan dan perikanan yang teregistrasi, tersosialisasikan informasi investasi dan
permodalan serta mendapat rekomendasi untuk insentif dalam pelaksanaan
investasi. Kegiatan yang mendukung tercapainya target 500 UMKM hasil kelautan dan
perikanan yang mendapat fasilitas pelayanan investasi yaitu melalui kegiatan
penerbitan rekomendasi pemberian fasilitas tax allowance, sosialisasi insentif
perpajakan bidang kelautan dan perikanan serta registrasi usaha bidang pengolahan
dan pemasaran.
Pada tahun 2016, target jumlah UMKM hasil kelautan dan perikanan yang
mendapat fasilitas pelayanan investasi yaitu 500 pelaku usaha. Sampai dengan
triwulan I tahun 2016, sebanyak 10 pelaku usaha telah telah mendapat fasilitasi
pelayanan investasi, atau tercapai 2 % dari target 2016. Pencapaian ini relatif masih
rendah, namun demikian PDSPKP optimis bahwa IK dimaksud dapat tercapai seiring
dengan adanya berbagai kebijakan terkait insentif yang diberikan pada calon investor
yang akan menamamkan modalnya di bidang hasil kelautan dan perikanan.
Adapun 10 pelaku usaha yang mendapat fasilitasi pelayanan pengembangan
investasi, yaitu :
46 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
Tabel Pencapaian Ditjen PDSPKP, Tahun 2016
Indikator Kinerja
Target Realisasi
Tahun 2015
TW I Capaian % thd Target TW I
% thd Target 2015
26 Jumlah pelaku usaha hasil kelautan dan perikanan yang mendapat fasilitas pelayanan investasi (pelaku usaha)
500 10 10 100 2
27. Jumlah Usaha Hasil Kelautan dan Perikanan yang Melakukan
Investasi (Unit Usaha)
Usaha hasil kelautan dan perikanan yang melakukan investasi didefinisikan
sebagai pelaku usaha hasil kelautan dan perikanan yang melakukan investasi baru
atau pengembangan usaha berupa penambahan jumlah dan/atau nilai aset usaha.
Kegiatan yang mendukung tercapainya target pelaku usah yang melakukan investasi
yaitu melalui kegiatan pertemuan investor hasil kelautan dan perikanan serta
keikutsertaan pameran promosi investasi usaha kelautan dan perikanan. Sifat
NO NAMA UNIT USAHA KETERANGAN 1. PT. Bumi Pangan Utama Rekomendasi Tax Allowance 2. PT. Perikanan Nusantara Rekomendasi Tax Allowance 3. PT. Bali Seafood International Fasilitasi Percepatan Proses Realiasasi
Investasi 4. Kelompok Bina Laut Sejahtera Fasilitasi Penjajakan Pembiayaan di Provinsi
Lampung 5. Kelompok Usaha Ko Apeng Fasilitasi Penjajakan Pembiayaan Provinsi
Lampung 6. Pembudidaya Udang (SCI) Fasilitasi Penjajakan n Pembiayaan Provinsi
Lampung 7. PT. Bumi Menara Internusa Fasilitasi Penjajakan n Pembiayaan Provinsi
Jawa Timur 8. PT. IndokomSamudraPersada Fasilitasi Penjajakan Pembiayaan Provinsi
Jawa Timur 9. CV. Surya Bahari Fasilitasi Penjajakan Pembiayaan Provinsi
Jawa Timur 10. Petambak Udang (Bpk. Hardi Pitoyo) Fasilitasi Penjajakan Pembiayaan Provinsi
Jawa Timur
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 47
pelaksanaan kegiatan tidak memberikan output secara langsung, akan tetapi secara
tidak langsung akan berdampak pada meningkatnya jumlah unit usaha hasil kelautan
dan perikanan yang melakukan investasi.
Pada tahun 2016, target jumlah unit usaha hasil kelautan dan perikanan yang
melakukan investasi yaitu 100 unit usaha. Sampai dengan triwulan I tahun 2016,
sebanyak 20 unit usaha telah melakukan invetasi berdasarkan data dari Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada triwulan I , atau tercapai 20 % dari target
2016. Pencapaian ini relatif masih rendah, namun demikian PDSPKP optimis bahwa
IK dimaksud dapat tercapai seiring dengan adanya berbagai kebijakan yang
mendukung invetasi serta kegiatan promosi maupun sosialisasi informasi yang dapat
menarik investor baik di dalam maupun luar negeri.
Tabel Pencapaian Ditjen PDSPKP, Tahun 2016
Indikator Kinerja
Target Realisasi
Tahun 2015
TW I Capaian % thd Target TW I
% thd Target 2015
27 Jumlah unit usaha hasil kelautan dan perikanan yang melakukan investasi (unit usaha)
100 20 20 100 20
3.2.10 Sasaran Strategis 10 Meningkatnya pengujian penerapan hasil perikanan
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
Meningkatnya pengujian penerapan hasil perikanan terdiri atas 3 (tiga) indikator
kinerja, dengan capaian kinerja sebagai berikut:
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET TW I REALISASI % thd Target TW I
% thd Target 2016
28 Uji terap inovasi teknologi hasil kelautan dan perikanan (ragam)
10 0,00 0,00 0,00 0,00
29 Uji terap inovasi pemasaran hasil kelautan dan perikanan (ragam)
3 0,00 0,00 0,00 0,00
30 Jumlah produk bersertifikat SNI (produk)
9 0,00 0,00 0,00 0,00
48 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
28. Uji terap inovasi teknologi hasil kelautan dan perikanan (ragam) Dalam rangka mendukung program peningkatan daya saing produk kelautan
perikanan tahun 2016, BBP2HP melaksanakan 10 (sepuluh) kegiatan perekayasaan
uji terap inovasi teknologi hasil kelautan dan perikanan. Kegiatan perekayasaan
tersebut meliputi 8 (delapan) ragam perekayasaan diversifikasi produk olahan
berbahan baku ikan, alga dan produk non konsumsi kelautan dan perikanan (; dan
2 (dua) ragam perekayasaan rancang bangun alat, mesin serta tata letak dan desain
lay out unit pengolahan ikan.
Kegiatan perekayasaan yang dilakukan oleh tim BBP2HP meliputi berbagai
tahapan kegiatan antara lain tahapan persiapan (pembentukan tim pelaksana, rapat
persiapan dan penyusunan proposal), tahapan pelaksanaan, dan tahap evaluasi serta
pelaporan. Tahapan pelaksanaan kegiatan perekayasaan ragam inovasi produk
konsumsi dan non konsumsi meliputi koordinasi, identifikasi dan pengumpulan data,
uji coba pendahuluan, uji lanjutan, analisa usaha, uji penerimaan dan uji produksi.
Tahapan pelaksanaan kegiatan perekayasaan ragam alat/mesin/sarana pengolahan
dan pemasaran meliputi : identifikasi dan pengumpulan data, pembuatan rancangan,
pembuatan dan pengadaan komponen, perakitan, uji coba pendahuluan, uji lanjutan,
uji penerimaan alat/mesin. Tahapan pelaksanaan kegiatan perekayaan ragam desain
layout unit pengolahan, sarana dan prasarana distribusi dan pemasaran meliputi :
identifikasi dan pengumpulan data, pembuatan rancangan awal, pembuatan
rancangan rinci, pembuatan model/mock up, pengukuran, uji kesesuaian desain
layout.
Dalam mencapai IKU tersebut, BBP2HP mengalokasikan anggaran untuk
mencapai indikator ini adalah sebesar Rp 2.326.083.000,- (Dua Milyar Tiga Ratus Dua
Puluh Enam Juta Delapan Puluh Tiga Rupiah). Jika dibandingkan dengan target
pencapaian selama triwulan I, maka capaian untuk kegiatan perekayasaan uji terap
inovasi teknologi hasil kelautan dan perikanan ini telah mencapai 13,33% dari target
sebesar 12,5%.
Faktor-faktor penghambat yang dihadapi selama proses pencapaian indikator
kinerja dan tindak lanjut yang dilakukan antara lain adalah :
1. Referensi teknologi didapatkan dari hasil penelitian balitbang KP/
perguruan tinggi namun tidak bisa langsung dilanjutkan ke dalam proses
perekayasaan sehingga perlu dilakukan penyesuaian.
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 49
2. Jumlah SDM terutama pejabat fungsional perekayasa pertama masih
belum memadai dibandingkan dengan beban pekerjaan.
3. Terbatas sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai dalam
mendukung pencapaian kinerja, terutama alat-alat penunjang dalam
penerapan teknik pengolahan produk non konsumsi kelautan dan
perikanan untuk ragam produk kolagen gamat dan gelatin.
4. Terbatasnya data dan literatur penunjang yang dibutuhkan dalam
penyusunan dan pembuatan rancang bangun alat pengolahan dan desain
layout UPI hasil kelautan dan perikanan.
Adapun faktor – faktor pendorong keberhasilan pencapaian kinerja
diantaranya adalah :
- Koordinasi dan kerjasama yang kuat antara BBP2HP dengan stakeholder
terkait.
- Keterampilan dan kompetensi SDM yang memadai dalam melaksanakan
kegiatan.
- Dukungan anggaran yang tersedia dalam menunjang pelaksanaan
kegiatan untuk mencapai indikator kinerja.
29. Uji terap inovasi pemasaran hasil kelautan dan perikanan (ragam)
Kegiatan pemasaran merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan
penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan. Sehubungan dengan hal
tersebut, BBP2HP mendapat tugas dari Ditjen PDSPKP untuk melaksanakan 3 ragam
kegiatan perekayasaan yaitu : Kertas seni dan kemasan dari lamun, kemasan edible
film dari rumput laut, dan gerobak sepeda pemasaran
Kegiatan perekayasaan yang dilakukan oleh tim BBP2HP meliputi berbagai
tahapan kegiatan antara lain tahapan persiapan (pembentukan tim pelaksana, rapat
persiapan dan penyusunan proposal), dan tahapan pelaksanaan (meliputi kordinasi,
identifikasi, uji coba penerapan inovasi, uji mutu, analisa kelayakan, analisa preferensi
dan uji coba operasional). Dari tahapan kegiatan tersebut, sampai saat ini kegiatan
perekayasaan uji terap inovasi pemasaran hasil kelautan dan perikanan rata – rata
telah mencapai 6,5 % dari target sebesar 11,83 %.
Faktor-faktor penghambat yang dihadapi selama proses pencapaian kinerja
dan tindak lanjut yang dilakukan antara lain adalah :
50 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
1. Referensi teknologi didapatkan dari hasil penelitian balitbang KP/
perguruan tinggi namun tidak bisa langsung dilanjutkan ke dalam proses
perekayasaan sehingga perlu dilakukan penyesuaian.
2. Terbatasnya data dan literatur penunjang yang dibutuhkan dalam
penyusunan dan pembuatan rancang bangun alat/sarana pemasaran
untuk bidang kelautan dan perikanan.
3. Terbatasnya sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai dalam
mendukung pencapaian kinerja, terutama alat-alat penunjang dalam
penerapan teknik pengemasan untuk ragam produk kemasan edible film
dari rumput laut
Adapun faktor – faktor pendorong keberhasilan pencapaian kinerja
diantaranya adalah :
- Koordinasi dan kerjasama yang kuat antara BBP2HP dengan stakeholder
terkait.
- Keterampilan dan kompetensi SDM yang memadai dalam melaksanakan
kegiatan.
- Dukungan anggaran yang tersedia dalam menunjang pelaksanaan
kegiatan untuk mencapai indikator kinerja.
30. Jumlah produk bersertifikat SNI (produk)
Standardisasi memiliki peran yang strategis dalam peningkatan daya saing
suatu produk. Umumnya standar dimanfaatkan konsumen sebagai acuan dalam
memilih produk, sedangkan bagi produsen standar berfungsi sebagai patokan dalam
memproduksi produk yang berkualitas dan dapat diterima pasar nasional maupun
internasional. Masyarakat secara umum menghendaki bahwa seluruh produk
perikanan yang beredar di pasar merupakan barang yang aman dan tidak
membahayakan kesehatan. Pemberian tanda SNI pada suatu produk dapat dilakukan
apabila produk tersebut dihasilkan dari unit pengolahan yang telah memiliki Sertifikat
Kelayakan Pengolah, melakukan produksi dan pemasaran produk secara kontiniu
serta melakukan proses produksi sesuai SNI. Pemberian tanda SNI hanya dapat
dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Produk yang telah terakreditasi.
Peraturan Dirjen P2HP Nomor 01/PER-DJP2HP/2013 yang telah direvisi
menjadi Peraturan Dirjen P2HP Nomor 05/PER-DJP2HP/2014 Tentang Lembaga
Sertifikasi Produk Hasil Perikanan menjelaskan bahwa LSPro-HP merupakan lembaga
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 51
nonstruktural yang bersifat mandiri dan berada dibawah serta bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, Kementerian
Kelautan dan Perikanan. Pada Peraturan Dirjen tersebut juga menunjuk BBP2HP
sebagai pelaksana LSPro-HP dan mempunyai tugas melaksanakan sertifikasi dan
menerbitkan Sertifikat Produk Pengunaan Tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT
SNI) produk hasil perikanan.
BBP2HP sebagai pelaksana lembaga sertifikasi produk hasil perikanan dan
telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) turut berperan serta dalam
peningkatan kualitas produk hasil perikanan. Rendahnya kesadaran para pengolah
produk perikanan akan mutu dan keamanan produk yang dihasilkan dapat
menyebabkan produk yang dihasilkan memiliki mutu yang kurang baik. Hal ini dapat
menyebabkan tingkat kepercayaan konsumen berkurang.
Sehubungan dengan hal tersebut, BBP2HP pada tahun anggaran 2016
menargetkan penambahan jumlah produk yang bersertifikat SNI sebanyak 9 produk.
Sasaran produk yang disertifikasi meliputi produk Baso ikan beku, Bandeng presto,
Abon ikan dan Ikan dalam kaleng hasil sterilisasi, otak-otak ikan, siomay ikan, nugget
ikan, mpek-mpek dan amplang. Sasaran produk yang disertifikasi tersebut didasarkan
pada ruang lingkup LSPro-HP yang telah diakreditasi oleh KAN.
Dalam rangka mencapai target yang telah ditetapkan, BBP2HP melakukan
berbagai kegiatan antara lain : Bimbingan Teknis Sertifikasi Produk, Penerapan
Penggunaan Tanda SNI Produk Hasil Perikanan, dan Pemeliharaan Sistem
Manajemen SNI ISO 17065:2012
Sampai akhir triwulan I tahun 2016, pencapaian indikator ini adalah sebanyak
2 (dua) produk bersitifikat SNI (Tabel 10). Adapun rinciannya adalah sebagaimana
pada tabel berikut :
Tabel Target dan Realisasi Jumlah Penerapan Penggunaan Tanda SNI Produk, sampai dengan tahun 2016
INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI %
Jumlah produk bersertifikat SNI (Produk) 9 2 22,22%
Tabel Penerima SPPT SNI Tahun 2016
No Nama Klien Lokasi Jenis Produk Nama Merk 1 PT. Maya Muncar Banyuwangi Ikan dalam kaleng
hasil sterilisasi Maya
2 PT. Bali Maya Permai
Jembrana, Bali Ikan dalam kaleng hasil sterilisasi
King’s Fisher
52 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
Gambar Perkembangan jumlah SPPT SNI tahun 2013 – 2016
Permasalahan yang dihadapi dalam mencapai IKU ini adalah sebagai berikut :
1. Keterbatasan ruang lingkup yang telah diakreditasi oleh KAN. Hal ini
menyebabkan beberapa pelaku usaha yang mengolah produk olahan di
luar ruang lingkup tidak bisa mendapatkan SPPT SNI.
2. Keterbatasan kapasitas / kemempuan personil
3. Penerapan penggunaan tanda SNI masih bersifat sukarela
Dari permasalahan tersebut, tindak lanjut yang dilakukan oleh BBP2HP adalah
sebagai berikut :
1. Mengadakan pelatihan dalam rangka peningkatan kemampuan personil
2. Meningkatkan sosialisasi dan koordinasi dengan instansi pembina pusat
dan instansi lainnya.
Adapun beberapa faktor yang menjadi pendorong keberhasilan pencapaian
indikator antara lain :
1. Komitmen manajemen BBP2HP dan klien LSPro-HP dalam penerapan SNI
ISO/IEC 17065:2012
2. Pembinaan kepada UKM oleh pembina pusat dan daerah dan,
3. Ketersediaan evaluator yang kompeten
0
1
2
3
4
5
6
7
8
2013 2014 2015 2016
Bakso Ikan Beku Bandeng Presto
Bandeng Cabut Duri Beku Kerupuk Ikan
Ikan dalam kemasan kaleng hasil sterilisasi Abon Ikan
Jumlah Penerima SPPT SNI
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 53
Dalam mencapai IKU tersebut, BBP2HP mengalokasikan anggaran sebesar Rp
2.347.432.000,- (Dua milyar tiga ratus empat puluh tujuh juta empat ratus tiga puluh
dua ribu rupiah). Sampai dengan akhir triwulan I 2016, belum terdapat realisasi
karena masih dalam proses pertanggungjawaban.
3.2.11 Sasaran Strategis 11 Terselenggaranya Pengendalian Impor Hasil Perikanan sesuai Standar Mutu
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
terselenggaranya pengendalian impor hasil perikanan sesuai standar mutu hanya
terdiri atas 1 (satu) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagai berikut:
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET TW I REALISASI % thd Target TW I
% thd Target 2016
31 Presentase nilai impor terhadap nilai ekspor pada tahun berjalan dalam rangka pengendalian (%)
<20 <20 <20 100,00 0,00
31. Presentase nilai impor terhadap nilai ekspor pada tahun berjalan
dalam rangka pengendalian (%)
Definisi dari indikator ini adalah (1) Perbandingan antara nilai impor hasil
perikanan dengan nilai ekspor hasil perikanan pada tahun berjalan; (2) Perbandingan
nilai impor terhadap ekspor pada tahun berjalan tidak melebihi 20%. Adapun rumus
perhitungan indikator ini adalah:
Target ini bersifat triwulan, sampai dengan triwulan 1 telah dicapai angka 7,2%.
Capaian ini sesuai dengan target yang telah ditetapkan untuk triwulan I yakni < 20%.
Kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka pencapaian target indikator ini adalah
pelayanan ijin pemasukan hasil perikanan, rapat evaluasi dokumen pengajuan ijin
pemasukan hasil perikanan, kordinasi dengan dinas kelautan dan perikanan provinsi
dan verifikasi lapangan, serta rapat harmonisasi aplikasi IPHP online dengan aplikasi
BKIPM.
=����� �����
����� ������× 100%
54 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE
Capaian kinerja Ditjen PDSPKP pada Perspektif Pembelajaran dan
Pertumbuhan (Learning and Growth Perspective) berasal dari 4 (empat) Sasaran
Strategis berikut:
1. Terwujudnya Aparatur Sipil Negara Ditjen PDSPKP yang kompeten, profesional
dan berkepribadian;
2. Tersedianya manajemen pengetahuan Ditjen PDSPKP yang handal dan mudah
diakses;
3. Terwujudnya birokrasi Ditjen PDSPKP yang efektif, efisien dan berorientasi pada
layanan prima;
4. Terkelolanya anggaran pembangunan Ditjen PDSPKP secara efisien dan
akuntabel.
3.2.12 Sasaran Strategis 12 Terwujudnya Aparatur Sipil Negara Ditjen PDSPKP yang kompeten, profesional dan berkepribadian
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
Terwujudnya Aparatur Sipil Negara Ditjen PDSPKP yang kompeten, profesional dan
berkepribadian hanya terdiri atas 1 (satu) indikator kinerja, dengan capaian kinerja
sebagai berikut:
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET TW I REALISASI % thd Target TW I
% thd Target 2016
32 Indeks kompetensi dan integritas Ditjen PDSPKP
77 0,00 0,00 0,00 0,00
32. Indeks Kompetensi dan Integritas Ditjen PDSPKP
Tingkat kompetensi SDM Ditjen PDSPKP merupakan kemampuan dan
karakteristik yang dimiliki seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) berupa pengetahuan,
keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
jabatannya, sehingga ASN tersebut dapat melaksanakan tugas secara profesional,
efektif dan efisien. Integritas merupakan suatu konsep yang menunjuk konsistensi
antara tindakan dengan nilai dan prinsip, dan digunakan untuk menggambarkan
kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang. Kompetensi dan integritas ASN
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 55
merupakan salah satu komponen penting dalam mewujukan profesionalisme dan
good governance di Ditjen PDSPKP.
Nilai Indeks Kompetensi dan Integritas diperoleh dari rata-rata nilai 4 (empat)
variabel pembentuk, yaitu (1) Persentase nilai kompetensi dan integritas (diperoleh
dari hasil uji asesment pegawai) disbanding standar (sesuai Kepmen No. 3A tahun
2014); (2) Persentase pencapaian output Sasaran Kinerja Pegawai (SKP); (3)
Persentase tingkat kehadiran pegawai, dari data finger print absen yang terintegrasi
dengan Sekretariat Jenderal, dan (4) Persentase kepatuhan ASN dalam penyerahan
LHKASN/LHKPN. Penilaian Indeks kompetensi dan integritas dilakukan terhadap 392
ASN yang mengikuti asesment untuk pengisian Jabatan pimpinan tinggi utama,
madya dan pratama Ditjen PDSPKP di tahun 2015.
Tabel Pencapaian IKU Ditjen PDSPKP Tahun 2015
Indikator Kinerja Utama 2015
Target Realisasi Indeks kompetensi dan integritas Ditjen PDSPKP
65% 65%
Realisasi Indeks kompetensi dan Integritas tahun 2015 sebesar 65% dari
target 65%, atau tercapai 100% dibanding target. Nilai tersebut diperoleh dari rata-
rata variabel pembentuknya, yaitu: (1) variabel persentase nilai kompetensi hasil
asesmen dibanding standar, yang menggambarkan bahwa tingkat integritas dan
kompetensi dari pegawai yang diasesmen hampir memenuhi standar dari jabatan
yang akan diduduki; (2) Variabel capaian kinerja individu (SKP) yang menggambarkan
bahwa kinerja individu dalam kriteria baik; (3) Variabel kehadiran pegawai,
menggambarkan tingkat disiplin dan integritas dari sisi kehadiran pegawai cukup
tinggi; (4) Variabel LHKASN/LHKPN sebesar 100%, menunjukkan bahwa dari pegawai
yang mengikuti asesment, telah melaporkan harta kekayaannya.
Indeks kompetensi dan integritas merupakan indikator baru yang mulai diukur
di tahun 2015. Di tahun sebelumnya, indikator yang digunakan adalah “Indeks
Kesenjangan Kompetensi Eselon II dan III”, sehingga nilai tahun ini tidak bisa
dibandingkan dengan tahun lalu.
Pada tahun 2016 indeks kompetensi dan integritas lingkup Ditjen P2HP
sebesar 77. Pencapaian IKU ini akan diukur pada akhir tahun 2016. Untuk
56 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
mewujudkan ASN Ditjen PDSPKP yang kompeten dan ber-integritas tinggi, selama
tahun 2016 akan dilakukan kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan sistem rekrutmen yang kompetitif dan terbuka
Salah satu langkah penting yang telah dilakukan adalah dengan melakukan
perubahan sistem rekrutmen menjadi berbasis kompetensi, yaitu melalui lelang
jabatan (job tender) untuk jabatan pimpinan tinggi utama, madya dan pratama di
Ditjen PDSPKP. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mendapatkan pejabat yang
berkinerja tinggi, memiliki kompetensi sesuai uraian dan syarat jabatan serta
memiliki integritas yang jelas.
2. Melakukan Uji Asesment untuk Eselon III, IV dan JFT/JFU
Telah dilakukan uji asesment dengan komponen penilaian (a) Uji Kompetensi
Manajerial (Integritas, kepemimpinan, perencanaan dan pengorganisasian,
kerjasama, berorientasi pada kualitas, dan sebagainya); (b) Pengetahuan dan
keterampilan. Standar kompetensi yang dibutuhkan untuk setiap jabatan telah
ditetapkan melalui Kepmen No. 3A tahun 2014.
3. Tingkat kehadiran pegawai sebagai salah satu komponen dalam
Perhitungan pemberian tunjangan kinerja Setiap pegawai Ditjen PDSPKP wajib
masuk kerja dan pulang kerja sesuai ketentuan hari kerja dan jam kerja di lingkungan
Ditjen PDSPKP serta melakukan presensi elektronik. Pegawai yang melanggar
ketentuan jam kerja akan mendapat sanksi berupa pengurangan pemberian
Tunjangan Kinerja. Hal tersebut telah di legalisasi melalui Permen KP No. 15 tahun
2015.
4. Pengembangan aplikasi dan penerapan sistem teknologi informasi
Penerapan elektronisasi dalam pemantauan pencapaian kinerja dan disiplin
pegawai telah dilakukan melalui pengembangan sistem informasi (SI) : Simpeg dan
e-Pegawai (pemantauan presensi dan data pegawai), e-SKP (pengisian dan
pemantauan capaian kinerja pegawai), sikepo, integrasi finger print eselon I dengan
Setjen (Unit Kerja Eselon I yang telah terintegrasi dengan Setjen adalan KP3K, Itjen,
PDSPKP)
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 57
5. Penertiban LHKPN/LHKASN
Guna mendukung penyelenggaraan negara yang bersih dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme, sekaligus menggambarkan integritas ASN PDSPKP, telah dilakukan
penertiban LHKPN/LHKASN dengan cara: melakukan pembenahan data
penyelenggaran negara di seluruh Ditjen PDSPKP dan melakukan pemantauan
terhadap kepatuhan penyelenggaran negara untuk menyampaikan LHKPN sesuai
Permen KP No. 22 tahun 2013.
3.2.13 Sasaran Strategis 13 Tersedianya manajemen pengetahuan Ditjen PDSPKP yang handal dan mudah diakses
Informasi yang baik adalah informasi yang diberikan sesuai dengan
kebutuhannya, baik kelengkapan materi, waktu pemberian, keakuratan data
sehingga informasi akan bersifat valid dan handal. Selain itu informasi juga harus
mudah diakses melalui teknologi informasi, seperti website. Indikator kinerja yang
ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersedianya informasi PDSPKP
yang valid, handal dan mudah diakses hanya terdiri atas 1 (satu) indikator kinerja,
dengan capaian kinerja sebagai berikut:
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET TW I REALISASI % thd Target TW I
% thd Target 2016
33 Persentase unit kerja Ditjen PDSPKP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)
50 0,00 0,00 0,00 0,00
33. Persentase unit kerja Ditjen PDSPKP yang menerapkan sistem
manajemen pengetahuan yang terstandar (%)
Dalam pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan, keberadaan data
dan informasi diharapkan mampu memberikan gambaran secara menyeluruh
tentang pencapaian hasil-hasil pembangunan kelautan dan perikanan yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan monitoring dan evaluasi. Data dan informasi juga
diharapkan dapat dijadikan acuan dalam menentukan arah kebijakan dan ukuran
hasil yang akan dicapai di masa mendatang, sehingga dapat disusun arah dan
program pembangunan yang optimal, efisien dan berkelanjutan dalam rangka
58 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
mendukung percepatan pembangunan sektor kelautan dan perikanan. Prestasi untuk
sasaran ini yang indikatornya adalah “Persentase unit kerja Ditjen PDSPKP yang
menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar”, dapat dilihat
sebagaimana tabel berikut.
Tabel Pencapaian IKUDitjen PDSPKP Tahun 2015
Indikator Kinerja Utama 2015
Target Realisasi Persentase unit kerja Ditjen PDSPKP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)
40% 40%
Dari target 40%, dapat terealisasi 40%, nilai tersebut merupakan persentase
unit kerja lingkup KKP yang telah bergabung dalam aplikasi berbagi informasi dan
data yang telah ditetapkan. Dari total 8 unit kerja level 1 dan 2 di KKP, sebanyak 8
unit kerja telah menjadi member dan memiliki user name pada sistem informasi
manajemen pengetahuan. Setiap user memiliki akses untuk mendistribusikan dan
menerima informasi sehingga diharapkan informasi dapat menyebar dengan lebih
cepat agar individu di lingkup Ditjen PDSPKP memiliki pemahaman yang sama atas
informasi yang dibagikan dan pada akhirnya akan mempercepat pelaksanaan
pekerjaan. Indikator “Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen
pengetahuan yang terstandar“ ini merupakan indikator baru, sehingga tidak dapat
dibandingkan dengan tahun lalu.
Pada tahun 2016 unit kerja Ditjen PDSPKP yang menerapkan sistem
manajemen pengetahuan yang terstandar ditargetkan sebesar 50%. Upaya yang akan
dilakukan Ditjen PDSPKP untuk meningkatkan capaian IKU ini adalah dengan
melakukan kajian untuk mengetahui bentuk sistem Manajemen Pengetahuan (MP)
yang tepat bagi Ditjen PDSPKP, kemudian membangun Sistem aplikasinya. Saat ini
Ditjen PDSPKP masih menggunakan server dari webhost pihak ketiga, diharapkan jika
telah memiliki server sendiri, pengembangan dan pemanfaatan MP akan lebih
maksimal.
Pengembangan sistem Manajemen Pengetahuan yang terintegrasi antar
seluruh unit Eselon I lingkup KKP dan setiap level organisasi diperlukan guna
mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan
untuk digunakan kembali, diketahui dan dipelajari. Sehingga sesuai dengan apa yang
diamanatkan pada PermenPAN dan RB nomor 14 tahun 2011.
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 59
3.2.14 Sasaran Strategis 14 Terwujudnya birokrasi Ditjen PDSPKP yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima
Dalam rangka mewujudkan good governance dan clean government Ditjen
PDSPKP telah mengimplementasikan prinsip-prinsip good governance dan clean
government dalam pengelolaan organisasinya.
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi Ditjen PDSPKP yang berkepribadian terdiri atas 1 (satu) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagai berikut:
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET TW I REALISASI % thd Target TW I
% thd Target 2016
34 Nilai kinerja Reformasi Birokrasi Ditjen PDSPKP
A (89) 0,00 0,00 0,00 0,00
34. Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi Ditjen PDSPKP
Reformasi birokrasi yang dilaksanakan di lingkungan Kementerian Kelautan
dan Perikanan (KKP) pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan
pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan
pemerintahan yang pelaksanaannya dilakukan melalui program-program yang
meliputi: (1) Manajemen Perubahan; (2) Penguatan Pengawasan; (3) Penguatan
Akuntabilitas Kinerja; (4) Penguatan Kelembagaan; (5) Penguatan Tata Laksana; (6)
Penguatan Sistem Manajemen SDM Aparatur; (7) Penguatan Peraturan Perundang-
undangan; (8) Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik; dan (9) Quick Wins.
Berbagai permasalahan/hambatan yang mengakibatkan sistem
penyelenggaraan pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan tidak berjalan atau
diperkirakan tidak akan berjalan dengan baik harus ditata ulang atau diperbaharui.
Reformasi birokrasi KKP dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain reformasi birokrasi KKP
merupakan langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdaya
guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas umum pemerintahan dan
pembangunan di bidang kelautan dan perikanan. Oleh karena itu KKP harus segera
mengambil langkah-langkah yang bersifat mendasar, komprehensif, dan sistemik
sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan efektif dan
efisien sesuai dengan visi, misi, dan strategi KKP.
60 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
Sehubungan dengan hal tersebut, maka Ditjen PDSPKP sebagai salah satu unit
kerja eselon I yang membidangi daya saing produk kelautan dan perikanan memiliki
tanggung jawab untuk mewujudkan reformasi birokrasi sesuai dengan tugas dan
fungsi yang diemban.
Dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang grand design
Reformasi Birokrasi 2010-2025 dikatakan bahwa terdapat 8 area perubahan yaitu
organisasi, tatalaksana, peraturan perundang-undangan, SDM aparatur, pengawasan,
akuntabilitas, pelayanan public, mind set dan culture set. Yang kemudian diatur
dengan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map
Reformasi Birokrasi 2015 – 2019 bahwa program reformasi birokrasi terdapat 3
tingkat yaitu makro, meso dan mikro.
Terjadi perubahan tata cara penilaian pelaksanaan reformasi birokrasi pada
instansi kementerian/lembaga, apabila pada tahun 2012–2013 berdasarkan
Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 01 Tahun 2012 tentang Pedoman Penilaian
Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi sebagai instrumen untuk mengukur
kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi secara mandiri (self-assessment), pada
tahun 2014-2015 penilaian pelaksanaan reformasi birokrasi berdasarkan Peraturan
Menteri PAN dan RB Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Pedoman Evaluasi Reformasi
Birokrasi Instansi Pemerintah.
Perubahan tools penilaian dilakukan untuk mengikuti perkembangan
pelaksanaan reformasi birokrasi, agar penilaian kemajuan pelaksanaan reformasi
birokrasi dapat dilakukan dengan objektif, maka perlu dilakukan upaya
penyempurnaan. Penyempurnaan mencakup: (1) penekanan fokus penilaian
pelaksanaan reformasi birokrasi pada area perubahan yang sudah ditetapkan,
(2) perubahan terhadap sistem on-line dan petunjuk teknisnya, serta (3) perlunya
dilakukan evaluasi eksternal untuk memvalidasi/memverifikasi hasil penilaian
mandiri yang dilakukan oleh setiap instansi pemerintah dengan menggunakan
sistem self assessment. Penyempurnaan juga dimaksudkan untuk mengintegrasikan
instrumen evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi dalam satu instrumen yang dapat
digunakan baik oleh Unit Pengelola Reformasi Birokrasi Nasional (UPRBN), Tim Quality
Assurance (TQA) dan Tim Independen Reformasi Birokrasi Nasional (TIRBN). Dengan
demikian penilaian terhadap kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi dapat
dilakukan dengan lebih obyektif.
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 61
Metodologi yang digunakan untuk melakukan penilaian pada komponen
pengungkit, adalah teknik “criteria referrenced test” dengan cara menilai setiap
komponen dengan kriteria penilaian dari masing-masing komponen yang telah
ditetapkan sebelumnya. Sedangkan untuk melakukan penilaian komponen hasil,
antara lain menggunakan nilai akuntabilitas kinerja, nilai kapasitas organisasi (survei
internal), nilai persepsi korupsi (survei eksternal), opini Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) atas Laporan Keuangan.
Nilai kinerja reformasi birokrasi Ditjen PDSPKP tahun 2015 ditargetkan BB,
sebagaimana mengacu pada target nilai kinerja reformasi birokrasi KKP. Capaian
tahun 2015 adalah sebesar 87,49 atau nilai A, capaian ini melampaui target yang
sudah ditetapkan.
Tabel. Pencapaian IKU Ditjen PDSPKP, 2012-2015
Indikator Kinerja Utama Tahun
2012 2013 2014 2015* Nilai kinerja Reformasi Birokrasi Ditjen
PDSPKP B BB A A
68,94 79,20 87,50 90,28 Keterangan: *) Capaian Sementara
Pada tahun 2016 nilai kerja reformasi birokrasi ditargetkan sebesar 50%.
Pencapaian IKU ini akan diukur pada akhir tahun 2016. Upaya yang akan dilakukan
Ditjen PDSPKP adalah penyusunan lembar kerja evaluasi pelaksanaan reformasi
birokrasi lingkup Ditjen PDSPKP, yang nantinya akan ditindaklanjuti dengan
penyusunan rencana tindak lanjut pelaksanaan reformasi birokrasi lingkup Ditjen
PDSPKP berdasarkan lembar kerja evaluasi sebelumnya. Hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah terkait dengan penilaian mandiri yang merupakan bagian dari
siklus manajemen yang tidak terlepas dari perubahan paradigma baru dalam
manajemen pemerintahan.
3.2.15 Sasaran Strategis 15 Terkelolanya anggaran pembangunan Ditjen PDSPKP secara efisien dan akuntabel
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
Terkelolanya anggaran pembangunan Ditjen PDSPKP secara efisien dan akuntabel
terdiri atas 2 (dua) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagai berikut:
62 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET TW I REALISASI % thd Target TW I
% thd Target 2016
35 Nilai kinerja anggaran Ditjen PDSPKP (%)
Baik (80-90)
0,00 0,00 0,00 0,00
36 Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup Ditjen PDSPKP (%)
100 0,00 0,00 0,00 0,00
35. Nilai Kinerja Anggaran Ditjen PDSPKP
Nilai Kinerja anggaran adalah proses menghasilkan suatu nilai capaian kinerja
untuk setiap indikator yg dilakukan dengan membandingkan data realisasi dengan
target yang telah direncanakan sebelumnya.
Nilai kinerja anggaran merupakan komponen pengukuran dan evaluasi atas
pelaksanaan RKA-K/L sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 249/PMK.02/2011. Syarat agar dapat diperoleh nilai efisiensi anggaran yaitu:
a. Penyerapan anggaran, dilakukan dengan membandingkan akumulasi realisasi
anggaran seluruh Satker dengan akumulasi pagu anggaran seluruh Satker;
b. Konsistensi antara perencanaan dan implementasi, dilakukan berdasarkan rata-
rata ketepatan waktu penyerapan anggaran setiap bulan dengan
membandingkan jumlah hasil perbandingan akumulasi realisasi anggaran
bulanan seluruh Satker dengan akumulasi rencana penarikan dana bulanan
seluruh Satker dengan jumlah bulan;
c. Pencapaian keluaran, dilakukan berdasarkan rata-rata dari perkalian antara
perbandingan realisasi dan target volume keluaran dengan rata-rata
perbandingan antara realisasi dan target indikator kinerja keluaran; indikator
kinerja keluaran;
d. Efisiensi, dilakukan berdasarkan rata-rata efisiensi untuk setiap jenis keluaran
yang diperoleh dengan mengurangkan angka 1 (satu) dengan hasil perbandingan
realisasi anggaran per keluaran dengan pagu anggaran per keluaran, yaitu
realisasi anggaran per keluaran per realisasi volume keluaran dengan pagu
anggaran per keluaran per target volume keluaran.
Untuk mengukur nilai kinerja anggaran sebenarnya telah dapat disajikan
melalui aplikasi http://monev.anggaran.depkeu.go.id/. Penilaian kinerja dilakukan
dengan menghitung nilai Kinerja atas aspek implementasi dan nilai kinerja atas aspek
manfaat, dikalikan dengan bobot masing-masing aspek berkenaan. Selanjutnya, Nilai
Kinerja (NK) untuk pelaksanaan program dihitung dengan menjumlahkan perkalian
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 63
nilai aspek implementasi dan aspek manfaat dengan bobot masing-masing. Rumus
dari perhitungan tersebut sebagai berikut:
NK = (I x WI) + (CH x WCH)
dengan
I = (P x WP) + (K x WK) + (PK x WPK) + (NE x WE)
Keterangan:
NK : Nilai kinerja
I : Nilai aspek implementasi
P : Penyerapan anggaran
K : Konsistensi antara perencanaan dan implementasi
PK : Pencapaian keluaran
NE : Nilai efisiensi
CH : Capaian hasil
WI : Bobot aspek implementasi
WCH : Bobot capaian hasil
WP : Bobot penyerapan anggaran
WK : Bobot konsistensi antara perencanaan dan implementasi
WPK : Bobot pencapaian keluaran
WE : Bobot efisiensi
Nilai kinerja anggaran Ditjen PDSPKP tahun 2015 ditargetkan baik (80-90),
sebagaimana mengacu pada target nilai kinerja anggaran KKP. Capaian tahun 2015
adalah sebesar 85,32 atau baik, capaian ini melampaui target yang sudah ditetapkan.
Dari target 80%, dapat terealisasi 85,32%, nilai tersebut diperoleh dari data input dan
output yang dimasukkan setiap Satuan Kerja lingkup Ditjen PDSPKP kedalam aplikasi
SMART Kemenkeu, artinya tingkat efisiensi penggunaan anggaran pada Ditjen
PDSPKP sudah dalam kategori baik. Indikator nilai kinerja anggaran Ditjen PDSPKP
ini merupakan indikator baru, sehingga tidak dapat dibandingkan dengan tahun lalu.
Pada tahun 2016 Nilai kinerja anggaran lingkup Ditjen P2HP sebesar 83. Pencapaian
IKU ini akan diukur pada akhir tahun 2016. Kegiatan yang akan dilakukan untuk
mendukung pencapaian IKU ini adalah perlu komitmen dari tingkat pimpinan sampai
dengan pelaksana untuk pengupayaan pelaksanaan penyerapan anggaran sesuai
dengan rencana kerja dan arahan dari pimpinan lembaga. Untuk mendukung
pelaksanaan tersebut telah disusun Panduan Umum Jadwal Kegiatan Tahun 2016,
64 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
dengan pokok arahan antara lain, memadatkan kegiatan KKP di bulan Januari hingga
November 2016 sesuai surat Edaran No. 39/MEN-KP/I/2016 tentang Panduan Umum
Jadwal Kegiatan tahun 2016.
36. Kepatuhan terhadap SAP lingkup Ditjen PDSPKP Dalam rangka pelaksanaan Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP), kepatuhan
terhadap perundang-undangan dan kecukupan pengungkapan dalam laporan
keuangan, setiap Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) dan Unit
Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) diwajibkan untuk menyusun Laporan
Keuangan dan Laporan Barang Milik Negara (BMN) eselon I.
Kepatuhan terhadap SAP, kepatuhan terhadap perundang-undangan dan
kecukupan pengungkapan dalam laporan keuangan Ditjen PDSPKP tercapai 100%
pada tahun 2015. Pengukuran pencapaian IKU ini dicapai setelah laporan keuangan
dan BMN Ditjen PDSPKP tahun 2015 tersusun dan audited.
Sebagai tahapan penyusunan laporan keuangan dan laporan barang milik
negara, pada bulan Januari 2015 telah dilakukan sosialisasi dan rekonsiliasi
penyusunan laporan keuangan dan barang milik negara tahun 2014 lingkup Ditjen
PDSPKP di Auditorium Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian
Hukum dan HAM, Cinere dan Balai uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian,
Cibitung. Kegiatan tersebut melibatkan petugas Sistem Akuntansi Keuangan (SAK)
dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN)
seluruh satker binaan Ditjen PDSPKP Tahun 2014. Saat ini juga telah dilakukan
penyusunan laporan keuangan dan laporan barang milik negara semester I tahun
2015.
Pada tahun 2016 Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup Ditjen PDSPKP
lingkup Ditjen P2HP sebesar 100%. Pencapaian IKU ini akan diukur pada akhir tahun
2016.
3.3 Realisasi Anggaran
Pelaksanaan anggaran, harus dikelola dengan optimal sesuai rencana yang
telah ditetapkan dan harus dapat dipertanggungjawabkan. Pada tahun 2016,
anggaran yang dikelola oleh Ditjen PDSPKP sebesar Rp 1.814.669.841.000,- (Satu
triliun delapan ratus empat belas miliar enam ratus enam puluh sembilan juta delapan
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 65
ratus empat puluh ribu rupiah), yang kesemuanya merupakan APBN rupiah murni.
Anggaran tersebut dialokasikan bagi 153 Satker lingkup Ditjen PDSPKP, yang terdiri
atas 6 Satker Pusat, 1 Satker UPT, 34 Satker Dekonsentrasi, 7 Satker Tugas
Pembantuan Provinsi dan 105 Satker Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota.
Sampai dengan Triwulan I Tahun 2016, penyerapan anggaran Ditjen PDSPKP
adalah sebesar Rp 22.939.904.641,-, atau setara dengan 1,26%.
Tabel Penyerapan Anggaran Ditjen PDSPKP Tahun 2016 Menurut Kewenangan
No Satuan Kerja Anggaran
(Rp) Realisasi Anggaran
Rp % 1 Pusat 821.319.138.000 15.092.175.287 1,84 2 UPT 34.607.568.000 3.818.144.362 11,03 3 Dekonsentrasi 78.407.470.000 2.158.686.465 2,75 4 Tugas Pembantuan Provinsi 73.014.009.000 92.473.200 0,13 5 Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota 807.321.656.000 1.778.425.327 0,22
Total 1.814.669.841.000 22.939.904.641 1,26
Apabila ditelaah menurut kewenangan pelaksanaan anggaran, maka
penyerapan anggaran di Pusat, UPT, dan dekonsentrasi berkontribusi besar pada
penyerapan anggaran Ditjen PDSPKP sampai dengan akhir tahun 2016.
Sedangkan apabila ditelaah menurut kegiatan dan unit kerja pelaksana, maka
hanya ada 2 kegiatan yang pencapaiannya di atas rata-rata Ditjen PDSPKP, yaitu yang
terkait dengan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis di bidang pasca
panen dan pemasaran hasil kelautan dan perikanan, dan pengembangan uji terap
produk dan alat pasca panen dan pemasaran hasil kelautan dan perikanan.
Sedangkan kegiatan lainnya perlu dievaluasi pelaksanaannya sehingga tahun
mendatang dapat terlaksana sesuai dengan target.
Tabel Penyerapan Anggaran Ditjen PDSPKP Tahun 2016 Menurut Kegiatan
No Kegiatan Penanggung
Jawab Anggaran
(Rp) Realisasi Anggaran
Rp % 1 2356 Penguatan
Logistik Hasil Kelautan dan Perikanan
Direktorat Sistem Logistik
316.276.877.000 3.563.733.577 1,13
2 2357 Akses Pasar dan Promosi Hasil Kelautan dan Perikanan
Direktorat Akses Pasar dan Promosi
386.692.416.000 847.796.681 0,22
3 2358 Bina Mutu dan Diversifikasi Produk Perikanan
Direktorat Bina Mutu dan
Diversifikasi Produk Perikanan
688.224.411.000 3.207.536.875 0,47
4 2359 Bina Mutu dan Diversifikasi Produk Kelautan
Direktorat Bina Mutu dan
Diversifikasi Produk Kelautan
229.267.991.000 998.334.513 0,44
5 2360 Investasi dan Keberlanjutan Usaha Hasil Kelautan dan Perikanan
Direktorat Pengembangan
Investasi
48.299.570.000 503.151.463 1,04
66 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
6 2361 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya DJPDSKP
Sekretariat Ditjen PDSPKP
111.301.008.000 10.001.207.170 8,99
7 5279 Pengujian Penerapan Hasil Perikanan
BBP2HP 34.607.568.000 3.818.144.362 11,03
Total 1.814.669.841.000 22.939.904.641 1,26
Tabel Penyerapan Anggaran Ditjen PDSPKP Tahun 2016 menurut Sumber Pembiayaan
No Sumber
Pembiayaan Anggaran
(Rp) Realisasi Anggaran
Rp % 1 Rupiah Murni 1.814.669.841.000 22.939.904.641 1,26 2 PHLN - - - Total 1.814.669.841.000 22.939.904.641 1,26
Apabila ditelaah menurut sumber pembiayaan, maka penyerapan anggaran
Ditjen PDSPKP tahun 2016 keseluruhannya merupakan APBN Rupiah Murni,
mengingat pada tahun 2016 tidak ada kegiatan PHLN yang dikelola oleh Ditjen
PDSPKP.
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016 | 67
BAB IV
PENUTUP
Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan
(Ditjen PDSPKP) telah menetapkan Rencana Strategis 2015-2019 yang mencakup
visi, misi, tujuan dan sasaran yang akan dicapai, yang selaras dengan tugas dan fungsi
yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan atas capaian dan akuntabilitas
kinerja Triwulan I tahun 2016, terdapat beberapa Sasaran Srategis (SS) dan Indikator
Kinerja Utama (IKU) Ditjen PDSPKP yang belum mencapai target yang telah
ditetapkan. Selanjutnya, pencapaian IKU yang masih di bawah target yang telah
ditetapkan akan senantiasa diupayakan peningkatannya melalui percepatan
pelaksanaan kegiatan dan perumusan langkah-langkah strategis untuk
mengoptimalkan pencapaian IKU sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
4.1 Permasalahan
Walaupun secara umum kinerja Ditjen PDSPKP cukup baik, namun demikian
masih terdapat IKU Ditjen PDSPKP yang pencapaiannya relatif lebih rendah apabila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan.
4.2 Tindak Lanjut
Secara umum, beberapa rekomendasi yang dapat diberikan terkait dengan
permasalahan dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, antara lain:
1. Perlu adanya akselerasi upaya percepatan pelaksanaan kegiatan dan anggaran
yang secara langsung mendukung pencapaian IKU Ditjen PDSPKP, sehingga IKU
Ditjen PDSPKP dapat tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Untuk
itu, perlu adanya koordinasi dan integrasi pelaksanaan program dan kegiatan
antara pusat, daerah dan instansi lintas sektoral secara intensif agar kegiatan
dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan perencanaan;
68 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP TW I Tahun 2016
2. Melakukan koordinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dan
Kabupaten/Kota serta Unit Kerja terkait untuk secara periodik melakukan
rekonsiliasi data dan menyampaikan kemajuan pelaksanaan pekerjaan,
utamanya yang berkaitan secara langsung dengan pencapaian IKU Ditjen
PDSPKP, sehingga IKU Ditjen PDSPKP dapat tercapai sesuai dengan target yang
telah ditetapkan;
3. Melakukan reviu SS dan IKU sebagaimana tertuang dalam Renstra Ditjen PDSPKP
Tahun 2015-2019, dalam upaya merumuskan SS dan IKU yang masih relevan
dengan Ditjen PDSPKP.
Akhirnya, kehadiran Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2016 ini
diharapkan dapat menjadi pertanggungjawaban tertulis kepada pemberi wewenang
serta dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam
perencanaan sehingga terbentuknya pemerintahan yang baik (good governance).
Selain itu, Laporan Kinerja ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan
penting dalam penyusunan dan implementasi Rencana Kerja (Operational Plan),
Rencana Kinerja (Performance Plan), Rencana Anggaran (Financial Plan), dan
Rencana Strategis (Strategic Plan) pada masa-masa mendatang.
Top Related