Download - KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal

Transcript
Page 1: KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal
Page 2: KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena buku petunjuk Praktikum

mikrobiologi ini telah selesai disusun dan dapat digunakan untuk membantu mahasiswa

dalam melakukan praktikum Mikrobiologi. Maksud dan tujuan utama dari penulisan buku

petunjuk praktikum ini adalah sebagai buku pegangan para mahasiswa yang mengikuti

praktikum dan dengan adanya buku petunjuk ini maka praktikum dapat berlangsung dengan

lebih terarah, tertib dan mendekati tujuan praktikum itu sendiri..

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penuntun ini masih memiliki kekurangan. Oleh

karena itu kami mengharapkan adanya masukan dan kritikan yang membangun demi

perbaikan pada masa-masa mendatang. Semoga buku ini bermanfaat

Selong, 1 september 2018

Penyusun

Page 3: KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal

TATA TERTIB

1. Mahasiswa/pengguna laboratorium wajib mentaati semua tata tertib dan ketentuan

yang ada di Laboratorium;

2. Berlaku sopan, santun dan menjunjung etika akademik;

3. Mahasiswa yang melakukan praktikum wajib membawa laporan sementara yang telah

disahkan pada saat pretes;

4. Mahasiswa yang akan melakukan praktikum wajib menggunakan jas laboratorium;

5. Mahasiswa yang akan melakukan praktikum wajib meletakkan barang di tempat yang

sudah ditentukan;

6. Mahasiswa dilarang membawa makanan dan minuman kedalam ruang laboratorium;

7. Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal hak

tinggi

8. Mahasiswa dilarang menggunakan perhiasan dan aksesoris;

9. Alumni dan/atau peneliti yang akan menggunakan Laboratorium Fakultas Kesehatan

prodi farmasi harus mendapatkan surat ijin terlebih dahulu dari kepala Laboratorium

atas persetujuan ketua program studi. Surat ijin harus masuk seminggu sebelum

penggunaan;

10. Persetujuan penggunaan fasilitas/peralatan ditanda tangani oleh kepala Laboratorium

atas persetujuan ketua program studi;

11. Peminjaman alat harus terlebih dahulu mengisi form peminjaman alat dan diketahui

pembimbing dan teknisi Laboratorium.;

12. Bagi mahasiswa yang terlambat ≥ 15 menit tidak diperkenankan untuk mengikuti

praktikum;

13. Sebelum memulai praktikum:

a. Mahasiswa wajib meminjam alat laboratorium pada laboran

b. Mahasiswa wajib melakukan pengecekan alat dengan daftar yang sudah

disediakan, jika ada alat yang tidak sesuai harus segera dilaporkan kepada

laboran

c. Mahasiswa wajib meminta lembar laporan sementara pada laboran

14. Selama proses praktikum:

a. Mahasiswa harus memahami cara kerja materi praktikum

b. Mahasiswa dilarang makan dan minum selama praktikum berlangsung

c. Mahasiswa wajib menjaga kebersihan laboratorium

d. Mahasiswa dilarang bermain-main pada saat praktikum

e. Mahasiswa harus mengembalikan bahan-bahan praktikum yang telah

digunakan ketempat semula

15. Setelah selesai melakukan praktikum:

a. Mahasiswa wajib membersihkan peralatan yang telah digunakan

b. Mahasiswa wajib mengembalikan peralatan yang telah dipinjam kepada

laboran

c. Mahasiswa wajib membersihkan meja yang digunakan

d. Sebelum meninggalkan laboratorium mahasiswa wajib mengisi absensi dan

meminta pengesahan pada lembar laporan sementara

16. Peserta praktikum yang telah tiga (3) kali tidak mengikuti acara praktikum dinyatakan

Tidak Lulus dan harus mengulang pada semester berikutnya, kecuali ada keterangan

dari ketua jurusan/kepala laboratorium atau surat dari dokter.

17. Pengembalian peralatan/bahan kepada laboran dalam keadaan baik, sesuai dengan

form peminjaman.

Page 4: KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal

18. Kerusakan/kehilangan peralatan/bahan selama waktu peminjaman menjadi tanggung

jawab peminjam, dan penggantian di sesuaikan dengan peralatan/bahan yang dipinjam

dalam waktu yang ditentukan oleh pihak laboratorium dan mahasiswa tersebut

diwajibkan ganti rugi sebesar 150% dari harga alat/bahan yang dirusak/dihilangkan;

19. Kegiatan penelitian/praktikum mahasiswa harus didampingi oleh pembimbing/asisten

praktikum;

20. Penggunaan Laboratorium di luar jam kerja harus sepengetahuan pihak Laboratorium

atas persetujuan ketua program studi;

21. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini akan diatur kemudian.

Page 5: KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... 2

TATA TERTIB ..................................................................................................................... 3

PRATIKUM I ....................................................................................................................... 6

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM ............................................................. 6

PRATIKUM II .................................................................................................................... 11

STERILISASI ..................................................................................................................... 11

PRATIKUM III................................................................................................................... 16

PEMBUATAN MEDIA ...................................................................................................... 16

PRAKTIKUM IV ................................................................................................................ 18

ISOLASI MIKROORGANISME ........................................................................................ 18

PRAKTIKUM V ................................................................................................................. 23

PERHITUNGAN MIKROBA ............................................................................................. 23

PRAKTIKUM VI ................................................................................................................ 26

SENSITIVITAS ANTI MIKROBA..................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 28

Page 6: KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal

PRATIKUM I

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

A. Tujuan

Tujuan dari pengenalan alat-alat laboratorium ini adalah untuk mengetahui nama alat-

alat yang digunakan di dalam laboratorium farmasi dan mengetahui fungsinya serta

mengetahui cara penggunaan beberapa alat-alat dalam laboratorium.

B. Teori

Pengenalan alat-alat yang akan dipergunakan dalam laboratorium sangat penting guna

kelancaran percobaan yang dilaksanakan diantaranya adalah menghindari kecelakaan kerja

dan gagalnya percobaan. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya

jika tidak sesuai dengan prosedur pemakaian. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara

kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan

praktikum di laboratorium kimia.

Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat tersebut,

prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat

dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya

diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer, spektrofotometer, dll. Alat-alat

pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti

thermograph, barograph (Moningka, 2008).

Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-namanya, memahami

bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat dirancang atau dibuat dengan

bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan mempunyai fungsi yang sangat spesifik.

Kebanyakan peralatan untuk percobaan–percobaan di dalam laboraturium terbuat dari gelas.

Meskipun peralatan-peralatan tersebut telah siap dipakai, tetapi di dalam pemasangan alat

untuk suatu percobaan kadang kala diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas atau

membuat peralatan khusus sesuai kebutuhan (Imamkhasani, 2000).

Page 7: KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal

No. Nama Alat Gambar Fungsi

1. Gelas

Beacker

Sebagai tempat untuk menyimpan dan

meletakkan larutan. Gelas Piala memiliki takaran

namun jarang bahkan tidak diperbolehkan untuk

mengukur volume suatu zat cair.

2. Erlemeyer

Sebagai wadah unuk mereaksikan suatu zat kimia

dalam skala yang cukup besar dan sebagai wadah

dalam proses titrasi.

3. Labu Ukur

Untuk membuat,menyimpan dan mengencer-

kan larutan dengan ketelitian yang tinggi.

4. Petridish

sebuah wadah untuk membiakkan sel atau

mikroba.

5. Gelas Ukur

Untuk mengukur volume larutan..

6. Kaca Arloji

Sebagai wadah untuk menimbang bahan-bahan

kimia yang berupa padat,serbuk serta kristal

7. Tabung

Reaksi

Sebagai wadah satu atau dua jenis zat

8. Cawan

Penguap

Digunakan sebagai wadah untuk mengeringkan

suatu zat

9. Mortal

Menghaluskan zat yang masing bersifat

padat/kristal.

10. Krush

Sebagai wadah untuk menentukan kadar abu.

11. Pipet Tetes

Untuk meneteskan atau mengambil larutan

dengan jumlah kecil dari suatu tempat ke tempat

lain.

Page 8: KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal

12. Pipet Ukur

Untuk menentukan volume larutan

13. Pipet Volum

Untuk mengukur volume larutan

14. Batang

Pengaduk

Untuk mengocok atau mengaduk suatu larutan.

15. Sudip

Untuk mengambil bahan-bahan kimia dalam

berupa padat atau bubuk.

16. Corong

Pisah

Untuk memisahkan larutan yang disebabakan

ooleh massa jenisnya yang berbeda

17. Desikator

Untuk menyimpan bahan-bahan yang harus bebas

air dan mengeringkan zat-zat dalam

laboratorium.

18. Buret

Digunakan untuk titrasi, tapi pada keadaan

tertentu dapat pula digunakan untuk mengukur

volume suatu larutan.

19. Corong

Corong digunakan untuk memasukan atau

memindah larutan dari satu tempat ke tempat lain

20. Rak Tabung

Reaksi

Sebagai tempat tabung reaksi.

21.

Penjepit

Tabung

Reaksi

Untuk menjepit tabung reaksi.

22. Statif dan

Klem

Sebagai penjepit soklet pada proses ekstraksi dan

sebagai penjepit buret dalam proses titrasi

sekaligus untuk menjepit kondensor pada proses

destilasi

23.

Sikat

Tabung

Reaksi

Untuk menyikat tabung reaksi

Page 9: KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal

24. Segitiga

Untuk menahan wadah, misalnya krush pada saat

pemanasan ataau corong pada waktu

penyaringan.

25. Bola Hisap

Untuk menghisap larutan yang akan dari botol

larutan.

26. Lampu

Spritus

Untuk membakar zat atau memanaskan larutan.

27. Bunsen

Untuk memanaskan larutan dan dapat pula

digunakan untuk sterilisasi dalam proses suatu

proses.

28. Kaki Tiga

Kaki tiga sebagai penyangga pembakar spirtus.

29. Botol

Semprot

digunakan untuk menyimpan aquades dan

digunakan untuk mencuci ataupun membilas

bahan-bahan yang tidak larut dalam air.

30. Kawat Kasa

Sebagai alas atau untuk menahan labu atau

beaker pada waktu pemanasan menggunakan

pemanas spiritus atau pemanas bunsen

31. Klem

Utilitas

Alat untuk Penjepit dan penyangga tabung

erlemeyer saat dipanaskan

32. Oven

Untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan

dan digunakan untuk mengeringkan bahan yang

dalam keadaan basah.

33. Tanur

Digunakan sebagai pemanas pada suhu tinggi,

sekitar 1000 °C.dan untuk menentukan kadar abu

34. Hot Plate

Untuk memanaskan larutan. Biasanya untuk

larutan yang mudah terbakar.

Page 10: KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal

35 Timbangan

Analitis

Tempat untuk menimbang zat-zat yang akan

ditimbang dengan skala yang kecil.

36 Ose Jarum

Untuk memindahkan dan mengambil

mikroorganisme pada proses inokulasi metode

gores dan isolasi metode tusuk pada agar tegak

37 Ose bulat

Untuk memindahkan dan mengambi

mikroorganisme pada proses inokulasi metode

gores dan isolasi pada media agar miring

C. Alat:

Alat-alat yang terdapat di laboratorium farmasi

D. Cara kerja :

1. Laboran/ dosen menunjukkan alat-alat laboratorium yang hendak dipelajari serta

menjelaskan fungsi alat-alat tersebut kepada praktikan.

2. Mendengar serta memerhatikan laboran yang sedang mengenalkan alat-alat

laboratorium.

3. Menuliskan fungsi dari alat-alat laboratorium tersebut di buku hasil praktikum farmasi

sesuai yang dijelaskan oleh laboran/ dosen.

4. Mengumpulkan buku buku hasil praktikum farmasi untuk ditandatangani oleh

laboran.

Page 11: KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal

PRATIKUM II

STERILISASI

A. TUJUAN

1. Mengetahui metode sterilisasi

2. Membebaskan alat maupun media dari jasad renik

B. DASAR TEORI

Bahan atau peralatan yang dipergunakan dalam bidang mikrobiologi harus dalam

keadaan steril. Steril artinya tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya,

baik yang mengganggu atau merusak media atau mengganggu kehidupan dan proses yang

sedang dikerjakan. Setiap proses baik fisika, kimia dan mekanik yang membunuh semua

bentuk hidup terutama mikroorganisme disebut dengan sterilisasi.

Persyaratan penting pada percobaan mikrobiologi adalah proses sterilisasi, semua

perlengkapan untuk pembuatan, distribusi, dan penyimpanan media harus disterilkan terlebih

dahulu untuk mencegah kontaminasi. Praktik sterilisasi alat alat dapat dilakukan secara fisik

(misalnya pemanasan, pembekuan, pengeringan, radiasi), secara kimiawi (misalnya

antiseptic, disenfektan), secara biologis (dengan antibiotik). Sterilisasi dengan antibiotika

tidak umum digunakan. Pemilihan cara sterilisasi yang akan dipakai tergantung dari beberapa

hal : misalnya jenis bahan dan alat yang akan disterilkan, ketahanan terhadap panas, dan

bentuk bahan yang akan disterilkan ( padat, cair, atau berbentuk gas).

Cara-cara sterilisasi

1. Panas kering

Prinsip kerja sterilisasi panas kering adalah menyebabkan denaturasi protein terutama

enzim - enzim dan membrane sel.

a. Pembakaran langsung ( Incenerasi )

Kelemahan teknik ini terbatas penggunaanya, proses ini di laboratorium untuk

sterilisasi ose, sterilisasi mulut tabung percobaan dan wadah lainnya pada waktu

inokulasi media.

Pada waktu memanaskan ose, mulailah dari pangkal kawat dan setelah terlihat merah

berpijar, secara pelan-pelan pemanasan dilanjutkan ke ujung ose. Hal ini untuk

mencegah terloncatnya sisa kuman akibat pemanasan langsung dan terlalu cepat pada

mata ose.

b. Oven udara panas (hot air oven)

Digunakan untuk sterilisasi alat-alat laboratorium dari gelas seperti cawan petri,

tabung, pipet. Biasanya sterilisasi dikerjakan pada suhu 175°C selama 1,5 – 2 jam.

Page 12: KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal

Sebelum disterilkan, labu dan tabung percobaan harus kering, ditutup dengan kapas,

pipet dibungkus dengan kertas atau ditaruh dalam kaleng pipet.

2. Panas Basah

a. Uap air bertekanan (autoklaf)

Prinsip kerja autoklaf adalah sama dengan “pressure cooker”, ketika molekul air

menjadi panas, maka daya penetrasinya menjadi bertambah. Autoklaf digunakan

terutama untuk sterilisasi media yang tahan terhadap panas tinggi. sterilisasi dikerjakan

pada suhu 121°C selama 15 – 20 menit.

b. Dengan merebus

Digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang berupa gunting, pinset, skapel, jarum,

spuit injeksi, dan lain-lain dengan cara direbus dalam keadaan mendidih selama 30 –

50 menit.

c. Pasteurisasi

Digunakan untuk sterilisasi suhu dan minuman beralkohol. Panas yang digunakan

61,70°C selama 30 menit.

3. Filtrasi

Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan untuk mensterilisasi cairan yang mudah rusak

jika terkena panas atau mudah menguap (volatile). Cairan yang disterilisasi dilewatkan ke

suatu saringan (ditekan dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum) yang berpori dengan

diameter cukup kecil untuk menyaring bakteri. Virus tidak akan tersaring dengan metode ini.

Sterilisasi dengan penyaringan dapat dilakukan dengan berbagai cara :

- Non-disposible filtration apparatus

disedot dengan pompa vakum

volume 20-1000mL

- disposable filter cup unit

disedot dengan pompa vakum

volume 15-1000mL

- disposable filtration unit dengan botol penyimpanan

disedot dengan pompa vakum

volume 15 -1000mL

- syringe filters

ditekan seperti jarum suntik

volume 1-20mL

Page 13: KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal

- spin filter

ditekan dengan gaya sentrifugasi

volume kurang dari 1mL

Cara kerja non-disposible filtration apparatus

Sterilkan saringan (dapat menggunakan saringan Bekerfeld, Chamberland Zeitz),

membrane penyaring (kertas saring) dan Erlenmeyer penampung.

Pasang atau rakit alat-alat tersebut secara aseptis (sesuai gambar), lalu isi corong

dengan larutan yang akan disterilkan.

Hubungkan katup Erlenmeyer dengan pompa vakum kemudian hidupkan pompa.

Setelah semua larutan melewati membrane filter dan tertampung dierlenmeyer, maka

larutan dapat dipindahkan ke dalam gelas penampung lain yang sudah steril dan tutup

dengan kapas atau aluminium foil yang steril.

4. Sterilisasi dengan penyinaran

Digunakan untuk sterilisasi ruang tertentu, misalnya kamar atau ruang inokulasi.

Penyinaran selama beberapa jam sebelum digunakan dan lampu dimatikan bila ruang

tersebut akan digunakan, misalnya untuk menyiapkan media, inokulasi bakteri, dan

sebagainya.

Jenis radiasi :

- Sinar ultra violet

- SInar X

- Sinar Gamma : untuk material yang tebal

- Sinar Katoda : digunakan setelah pengepakan

5. Desinfeksi dan Antiseptik (Cara Khemis)

Bahan yang sering digunakan :

- Fenol

- alkohol 50 - 70%

- Formaldehid (formalin)

- Detergen

- Halogen

- Logam berat (merkutokrom)

- Etilen oksid (gas sterilisator) mudah meledak dan toksik

Page 14: KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal

C. Alat dan Bahan

Alat :

1. Ose bulat dan panjang

2. Cawan petri

3. Tabung reaksi

4. Lampu spiritus

5. Erlenmeyer

6. Gelas beker

7. Rak Tabung Reaksi

8. Botol Semprot

9. Autoklaf

10. Oven

Bahan :

1. Kertas sampul

2. Alumunium foil

3. Kapas

4. Aquades

5. Alcohol 70 %

D. Cara Kerja

1. Mensterilkan meja kerja

a. Seprot sekitar meja kerja dengan alkohol 70 % beberapa kali sampai merata

b. Tangan diseprotkan dengan alkohol 70 %

c. Letakkan alat dan bahan yang diperlukan

d. Semprot ladi dengan alkohol semua permukaan alat

e. Tangan disemprot lagi dengan alkohol dan usap keseluruh permukaan tangan

ketika akan mulai bekerja

Page 15: KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal

2. Mensterilkan Alat dengan Metode Panas Kering

a. Siapkan lampu spiritus

b. Siapkan alat yang akan disterilisasi seperti ose, tabung reaksi, cawan petri,

erlenmeyer dan alat lainnya.

c. Sterilisasi alat dengan cara membakar permukaan alat gelas diatas nyala api

bunsen.

d. Untuk sterilisasi ose dilakukan dengan cara memanaskan ose pada lampu piritus

atau nyala api bunsen, mulailah dari pangkal kawat dan setelah terlihat merah

berpijar, secara pelan-pelan pemanasan dilanjutkan ke ujung ose

3. Mensterilkan Alat dengan Oven Udara Panas

a. Siapkan alat-alat laboratorium dari gelas seperti cawan petri, tabung, pipet.

b. Alat percobaan kering dan ditutup dengan kapas, pipet dibungkus dengan

alumunium oil

c. Sterilisasi pada suhu 175°C selama 1,5 – 2 jam.

4. Mensterilkan Alat dengan uap air bertekanan (autoklaf)

a. Siapkan alat-alat yang akan disterilisasi

b. Bungkus alat-alat yang akan disterilkan dengan plastic/kertas sampul

c. Masukkan alat yang akan disterilisasi kedalam autoklaf

d. Sterilisasi pada suhu 121°C selama 15 – 20 menit.

Page 16: KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal

PRATIKUM III

PEMBUATAN MEDIA

A. Tujuan

Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat melakukan pembuatan

media dan mempersiapkan peralatan untuk kerja mikrobiologi.

B. Dasar Teori

Dalam pemeriksaan laboratorium mikrobiologi, penggunaan media sangat penting

untuk isolasi, identifikasi, maupun diferensiasi. Media dapat dianggap sebagai kumpulan zat-

zat organik maupun anorganik yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri dengan syarat-

syarat tertentu. Untuk memberikan kondisi hidup yang cocok bagi pertumbuhan bakteri,

maka media harus memenuhi dalam:

1. Kandungan nutrient

2. Tekanan osmosis

3. Derajat keasaman (pH)

4. Temperatur

5. Sterilisasi.

Kandungan nutrient suatu media yang digunakan untuk pertumbuhan harus

mengandung: air, sumber karbon, sumber nitrogen, mineral, vitamin, gas

C. Alat & Bahan

Alat

1. Tabung reaksi

2. Labu Erlenmeyer

3. Beker glass

4. Pipet

5. Gelas ukur

6. ph meter

7. Autoklaf

8. Cawan petri

9. Pipet volum

10. Mikro pipet

11. Batang pengaduk

12. Pemanas

Bahan

Page 17: KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal

1. MHA

2. Aquades

D. Cara Kerja

1. Timbang media MHA sesuai prosedur di kemasan. Penimbangan media dilakukan

secara teliti dan cepat, kemudian serbuk media dimasukkan secara hati-hati ke

dalam erlenmeyer.

2. Tambahkan aquades dan aduk sampai merata dengan batang pengaduk

3. Panaskan dengan hati-hati menggunakan penangas/elemen pemanas sampai media

tercampur homogen

4. Sebelum diautoklaf, tuangkan media NA dengan volume tertentu menggunakan

pipet volume : 8 ml ke dalam tabung reaksi untuk MHA miring, 10 ml ke dalam

tabung reaksi untuk MHA tegak, 15 ml untuk MHA dalam cawan petri. Tutup

tabung reaksi dengan penutup tabung.

5. Sterilkan seluruh media dalam tabung reaksi tersebut dengan menggunakan autoklaf

selama 15 menit, tekanan 1 atm 121OC.

6. Setelah diotoklaf : media MHA 10 ml dalam tabung reaksi diletakkan tegak pada

rak tabung dan biarkan memadat.

Page 18: KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal

PRAKTIKUM IV

ISOLASI MIKROORGANISME

A. Tujuan

Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat:

1. Mengisolasi mikroorganisme terutama bakteri dan fungi dari beberapa sumber isolasi.

2. Mengetahui mikroorganisme yang terdapat dalam sumber isolasi.

B. Dasar Teori

Isolasi merupakan proses pemisahan satu jenis mikroba dari campurannya sehingga

diperoleh kultur murni. Isolasi mikroba dapat diperoleh dari beragam materi seperti tanah,

air, udara, dan makanan. Isolasi dapat dilakukan dengan cara preparasi suspensi dan inokulasi

langsung. Pada cara preparasi suspensi maka materi sumber mikroba disiapkan dalam bentuk

suspensi. Sedangkan inokulasi langsung dilakukan menggunakan bantuan jarum ose.

Teknik pengambilan sampel

a. Sampel tanah

Jika mikroorganisme yang diinginkan kemungkinan berada didalam tanah, maka cara

pengambilannya disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan. Missal jika yang diinginkan

moikroorganisme rhizosfer maka sampel diambil dari sekitar perakaran dekat permukaan

hingga ujung perakaran.

b. Sampel air

Pengambilan sampel bergantung kepada keadaan air itu sendiri. Jika berasal dari air

sungai yang mengalir maka botol dicelupkan miring dengan bibir botol melawan arus air.

Bila pengambilan sampel dilakukan pada air yang tenang, botol dapat dicelupkan dengan tali,

jika ingin mengambil sampel dari air keran maka sebelumnya keran dialirkan dulu beberapa

saat dan mulut keran dibakar.

Page 19: KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal

Teknik pengenceran bertingkat

Tujuan dari pengecaran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang

tersuspensi dalam cairan.

Tekhnik penanaman

a. Spread plate (Cara Tebar/Sebar)

Teknik spread plate merupakan teknik isolasi mikroba dengan cara menginokulasi

kultur mikroba secara pulasan/sebaran di permukaan media agar yang telah memadat

Alat dan bahan:

1. Spreader/batang bengkok

2. Pipet volume, lampu bunsen

3. Media NA dalam cawan petri

4. Kultur murni bakteri

5. Larutan pengencer (NaCl fisiologis 0,9%)

Cara kerja:

1. Buatlah pengenceran 10-1

– 10-9

dari kultur murni bakteri dengan larutan

pengencer.

2. Ambil tabung reaksi yang mengandung kultur murni bakteri, buka dan bakar leher

tabung.

3. Pindahkan 0,1 ml kultur bakteri secara aseptis ke permukaan media MHA dalam

cawan petri.

Page 20: KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal

4. Bakar spreader yang sebelumnya telah dicelupkan dalam alkohol, biarkan dingin.

5. Tebarkan/sebarkan kultur bakteri dengan spreader secara merata dan biarkan

sampai permukaan agar mengering (lihat Gambar )

6. Setelah permukaan agar mengering, selanjutnya inkubasikan secara terbalik

selama 24 jam pada suhu kamar dan amati pertumbuhannya.

b. Pour plat (Cara Tuang)

Cara ini dasarnya ialah menginokulasi medium agar yang sedang mencair pada

temperatur 45-50oC dengan suspensi bahan yang mengandung mikroba, dan menuangkannya

ke dalam cawan petri steril. Setelah inkubasi akan terlihat koloni-koloni yang tersebar di

permukaan agar yang mungkin berasal dari 1 sel bakteri, sehingga dapat diisolasi lebih lanjut

(Jutono dkk, 1980)

Alat dan bahan:

1. Media NA dalam tabung reaksi

2. Cawan petri steril

3. Kultur murni bakteri

4. Pipet volume, lampu bunsen

Cara kerja:

1. Panaskan media NA dalam tabung reaksi sampai suhu ± 45 – 50OC (cirinya : terasa

hangat di kulit).

2. Buka tutup tabung yang mengandung kultur murni bakteri, dan bakar leher botol.

3. Pindahkan 1 ml kultur murni bakteri ke dalam tabung reaksi yang mengandung

MHA secara aseptis.

4. Bakar leher tabung di atas bunsen, dan tuangkan media MHA yang telah

mengandung kultur murni bakteri ke dalam cawan petri.

5. Goyangkan cawan petri perlahan-lahan untuk mencampur kultur bakteri dengan

MHA sampai homogen.

Page 21: KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal

6. Setelah agar memadat diinkubasi terbalik pada suhu kamar selama 24 jam.

Inkubasi terbalik dilakukan setelah agar memadat. Amati pertumbuhannya.

c. Streak Plate (Cara Gores)

Cara gores umumnya digunakan untuk mengisolasi koloni mikroba pada cawan agar

sehingga didapatkan koloni terpisah dan merupakan biakan murni. Cara ini dasarnya ialah

menggoreskan suspensi bahan yang mengandung mikroba pada permukaan medium agar

yang sesuai pada cawan petri. Setelah inkubasi maka pada bekas goresan akan tumbuh

koloni-koloni terpisah yang mungkin berasal dari 1 sel mikroba, sehingga dapat diisolasi

lebih lanjut (Jutono dkk, 1980).

Alat dan bahan:

1. Media NA dalam cawan petri

2. Kultur murni bakteri

3. Jarum ose

4. Lampu bunsen

Cara kerja

1. Panaskan jarum ose hingga memijar di atas bunsen, kemudian dinginkan. Gunakan

ose yang telah dingin untuk menggores pada permukaan media agar dalam cawan

petri.

2. Ambil 1 ose kultur murni bakteri dan goreskan pada permukaan media agar

dimulai pada satu ujung. Perhatikan teknik penggoresan! (lihat Gambar). Ose

disentuhkan pada permukaan media agar dalam cawan petri, sewaktu menggores

ose dibiarkan meluncur di atas permukaan agar.

Page 22: KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal

3. Setiap kali menggoreskan ose untuk kuadran berikutnya, pijarkan ose terlebih

dahulu dan biarkan dingin.

4. Inkubasikan secara terbalik pada suhu kamar selama 24 jam dan amati

pertumbuhannya

Page 23: KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal

PRAKTIKUM V

PERHITUNGAN MIKROBA

I. Tujuan

Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat:

1. Mengenal cara perhitungan mikroba pada berbagai bahan

2. Mengetahui jumlah mikroba pada suatu bahan

II. Dasar Teori

Jumlah mikroba pada suatu bahan dapat ditentukan dengan berbagai macam cara

tergantung dari bahan dan jenis mikroba yang ditentukan. Jenis populasi mikroba pada tanah,

air, bahan makanan, minuman air susu dan lain sebagainya tergantung pada susunan bahan

tersebut. Pada umumnya ada 3 cara perhitungan jumlah mikroba, yakni perhitungan jumlah

sel, perhitungan masa sel secara langsung, dan perhitungan massa sel secara tidak langsung.

Metode hitungan cawan termasuk kedalam perhitungan jumlah sel, metode ini

didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi

suatu koloni. Jumlah yang muncul pada cawan merupakan suatu indeks jumlah mikroba yang

hidup terkandung dalam sampel. Setelah inkubasi, jumlah koloni masing – masing cawan

diamati. Untuk memenuhi persyaratan statistik, cawan yang dipilih untuk dihitung

mengandung 30 - 300 koloni. Untuk memnuhi persyaratan tersebut harus melakukan sederet

pengenceran. Jumlah mikroba dalam sampel ditentukan dengan mengalikan jumlah mikroba

dalam sampel ditntukan dengan mengalikan jumlah koloni denga nfaktir pengenceran pada

cawan yang bersangkutan.

Prinsip dari metode ini adalah bila sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada

medium, maka mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat

dilihat langsung, dan kemudian dihitung tanpa menggunakan mikroskop.

Metode ini merupakan cara yang paling sensitif untuk menentukan jumlah jasad renik,

dengan alasan :

- Hanya sel mikroba yang hidup yang dapat dihitung

- Beberapa jasad renik dapat dihitung sekaligus

- Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba

Selain keuntungan diatas metode ini mempunyak kelemahan sebagai berikut :

Page 24: KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal

- Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel sebenarnya karena beberapa sel yang

berdekatan mungkin berbentuk koloni.

- Mediun dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan jumlah yang berbeda

- Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada mediun padat dan membentuk

koloni yang kompak, jelas, tidak menyebar

- Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi relatif lama sehingga pertumbuhan koloni

dapat dihitung.

Dalam metode ini , bahan yang diperkirakan mengandung lebih dari 300 mikroba per

ml atau per gram. Memerlukan pengenceran sebelum ditumbuhkan pada medium di dalam

cawan petri. Setelah inkubasi, akan terbentuk koloni pada cawan tersebut yang dapat dihitung

, di mana jumlah yang terbaik adalah diantara 30 sampai 300 koloni.

Setelah diinkubasi maka media yang telah ditanami sampel urine siap

dihitung jumlah koloninya Pada praktikum kali ini, cara penghitungan kuman

yang dipakai adalah cara penghitungan tidak langsung karena sampel urine harus

mendapat perlakukan terlebih dahulu. Alat yang dipakai untuk melakukan

perhitungan adalah Colony Counter. Adapun syarat penghitungan koloni tersebut

antara lain:

a. Satu koloni dihitung 1 koloni

b. Dua koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni

c. Beberapa koloni yang berhubungan dihitung 1 koloni

d. Dua koloni yang berhimpitan dan masih dapat dibedakan dihitung 2 koloni

e. Koloni yang terlalu besar (lebih besar dari setengah luas cawan) tidak dihitung

f. Koloni yang besarnya kurang dari setengah luas cawan dihitung 1 koloni.

III. Bahan dan alat

1. Sampel

2. Colony counter

3. Spidol

4. Buku

IV. Cara Kerja

1. Letakkan isolat bakteri dalam cawan di atas Colony counter

Page 25: KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal

2. Hitung jumlah koloni yang terdapat dalam satu cawan

3. Tandai koloni yang sudah dihitung supaya tidak terhitung ulang.

Page 26: KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal

PRAKTIKUM VI

SENSITIVITAS ANTI MIKROBA

A. TUJUAN

Mengetahui ada tidaknya potensi antimikroba dari senyawa antimikroba secara

sumuran

B. DASAR TEORI

Uji potensi antimikroba dapat dilakukan dengan 2 macam metode, yaitu metode difusi

dan metode dilusi. Cara pengujian potensi (daya atau kekuatan) senyawa antimikroba ada

bermacammacam, tergantung pada sifat dan bentuk sediaan senyawa antimikroba. Pada

umumnya digunakan cara pengenceran, cylinder diffusion plate method, paper disk diffusion

method dan agar dillution plate method.

Prinsip kerja metode difusi adalah terdifusinya senyawa antimikroba (misalnya antibiotik) ke

dalam media padat di mana mikroba uji (misalnya bakteri patogen) telah diinokulasikan.

Metode difusi dapat dilakukan secara paper disk dan secara sumuran. Pada metode difusi

secara paper disk, kertas disk yang mengandung antibiotik diletakkan di atas permukaan

media agar yang telah ditanam mikroba uji, setelah itu hasilnya dibaca.

Penghambatan pertumbuhan mikroba oleh antibiotik terlihat sebagai zona jernih di sekitar

pertumbuhan mikroba. Metode difusi secara sumuran dilakukan dengan membuat sumuran

dengan diameter tertentu pada media agar yang telah ditanami mikroba uji. Sumuran dibuat

tegak lurus terhadap permukaan media. Antibiotik diinokulasikan ke dalam sumuran ini dan

diinkubasikan, setelah itu hasilnya dibaca seperti pada difusi secara paper disk. Luasnya zona

jernih merupakan petunjuk kepekaan mikroba terhadap antibiotik.

C. Alat

1. Cawan petri

2. Mikropipet

3. Yellow tip

4. Kultur murni bakteri uji

5. MHA

6. Aquadest steril

7. Alkohol 70 %

Page 27: KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal

D. Bahan

1. Ampicilin

E. Cara kerja

1. Preparasi Sampel

Preparasi senyawa uji dilakukan sesuai petunjuk dalam kemasan, kemudian buatlah

berbagai variasi konsentrasi

2. Pembuatan kontrol pertumbuhan bakteri uji

a. Ambil 1 ml suspensi bakteri uji, masukkan ke dalam 20 ml media MHA, secara

pour plate, kemudian tuangkan secara merata biarkan memadat.

b. Buat 4 sumuran pada media menggunakan yellow tip

c. Dengan menggunakan mikropipet, pada masing masing sumuran tersebut

diinokulasikan 50 µl senyawa uji dengan kontrol negatif/pelarut dan 4 variasi

konsentrasi senyawa uji. ( beri tanda )

d. Inkubasikan selama 24 jam. amati zona keruh dan jernih di setiap petri.

e. Amati, gambar pertumbuhannya. Ukur diameter zona jernih di sekitar sumuran

dengan jangka sorong/penggaris. Hitung diameter zona hambat yang terbentuk

Ketrangan

K = Kontrol

K1 = Konsentrasi 1

K2 = Konsentrasi 2

K3 = Konsentrasi 3

K4 = Konsentrasi 4

K 1

K 2

K 3

K 4 K

Diamater Zona Jernih Pelabelan

Page 28: KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi . Fakultas Farmasi Universitas Ahmad

Dahlan: Yogyakarta

Waluyo L. 2010. Teknik Metode Dasar Dalam Mikrobiologi. UMM Press : Malang

Page 29: KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal

FORMAT LAPORAN

SEMENTARA DAN RESMI

A. Tujuan

B. Dasar teori

C. Alat dan bahan

D. Hasil

E. Pembahasan

F. Kesimpulan

G. Daftar pustaka

Ketentuan

1. A, B,C dan G ( Laporan Sementara )

2. A-G (Laporan Resmi )

3. Laporan sementara dan resmi di tulis tangan

4. Kertas A4, garis tepi kiri 2,5 cm, atas 2,5, kanan 2 cm dan bawah 2 cm

5. Di jilid kertas hvs warna orange

6. Daftar pustaka minimal 3

Page 30: KATA PENGANTAR - farmasi.hamzanwadi.ac.idfarmasi.hamzanwadi.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/PETUNJUK... · Mahasiswa dilarang menggunakan sandal, sepatu terbuka, dan sepatu/sandal

CONTOH COVER LAPORAN RESMI

LAPORAN

PRATIKUM MIKROBIOLOGI

PERCOBAAN : PENGENALAN ALAT

NAMA : Hariadi

NPM : 123456

DOSEN PENGAMPU : Puspawan, M.Farm., Apt

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS HAMZANWADI

2018