KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT DENGAN
DEFISIT NUTRISI DI RUANG PUDAK RSUP SANGLAH DENPASAR
TAHUN 2018
Oleh :KADEK AYU DWI CESIARINI
P07120015006
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN DENPASAR
2018
KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT DENGAN
DEFISIT NUTRISI DI RUANG PUDAK RSUP SANGLAH DENPASAR
TAHUN 2018
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMenyelesaikan Pendidikan Diploma III
Politeknik Kesehatan DenpasarJurusan Keperawatan
oleh :
KADEK AYU DWI CESIARININIM. P07120015006
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATANDENPASAR
2018
i
LEMBAR PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT DENGAN
DEFISIT NUTRISI DI RUANG PUDAK RSUP SANGLAH DENPASAR
TAHUN 2018
TELAH MENDAPATKAN PERSETUJUAN
Pembimbing Utama:
Ns. Ida Erni Sipahutar,S.Kep.,M.Kep NIP. 196712261990032002
Pembimbing Pendamping:
N.L.P Yunianti S.C, S.Kep., Ns.,M.PdNIP. 196906211994032002
MENGETAHUIKETUA JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
V.M. Endang S.P. Rahayu,S.Kp.,M.PdNIP. 195812191985032005
ii
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT DENGAN
DEFISIT NUTRISI DI RUANG PUDAK RSUP SANGLAH DENPASAR
TAHUN 2018
TELAH DIUJI DI HADAPAN TIM PENGUJIPADA HARI : JUMAT TANGGAL : 18 MEI 2018
TIM PENGUJI
1. NLK Sulisnadewi, M.Kep., Ns., Sp.Kep.AnNIP. 197406221998032001
((Ketua) (………… …... )
2. Dra. Putu Susy Natha Astini., S.Kep.Ns.M.KesNIP. 195601021981032001
( (Anggota I ) (………… …... )
3. Ns. Ida Erni Sipahutar, S.Kep.M.Kep NIP. 196712261990032002
(Anggota II) (………… …... )
MENGETAHUI :KETUA JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
V.M. Endang S.P. Rahayu,S.Kp.,M.PdNIP. 195812191985032005
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
iii
Nama : Kadek Ayu Dwi Cesiarini
NIM : P07120015006
Program Studi : DIII
Jurusan : Keperawatan
Tahun Akademik : 2018
Alamat : Jalan Yeh Gangga Banjar Curah Gubug Tabanan
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Tugas Akhir dengan judul Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Anak
Leukemia Limfoblastik Akut Dengan Masalah Keperawatan Defisit Nutrisi
adalah benar karya sendiri atau bukan plagiat hasil karya orang lain.
2. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa Tugas Akhir ini bukan karya saya
sendiri atau plagiat hasil karya orang lain, maka saya sendiri bersedia
menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas RI No.17 Tahun 2010 dan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya
Denpasar, 2018
Yang membuat pernyataan
Kadek Ayu Dwi Cesiarini
P07120015006
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Anak
iv
Meterai 60000
Leukemia Limfoblastik Akut dengan Defisit Nutrisi di Ruang Pudak RSUP
Sanglah Tahun 2018” tepat waktu dan sesuai dengan harapan. Karya Tulis
Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan D-III
di Politeknik Kesehatan Denpasar Jurusan Keperawatan.
Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan bukanlah semata-mata usaha
penulis sendiri, melainkan berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak,
untuk itu melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Anak Agung Ngurah Kusumajaya, SP.,MPH, selaku Direktur Poltekkes
Denpasar yang telah memberikan kesempatan menempuh program pendidikan
D-III keperawatan Poltekkes Denpasar.
2. dr. I Wayan Sudana, M. Kes, selaku direktur RSUP Sanglah Denpasar yang
telah memberikan izin untuk melakukan penelitian dan memberikan data
penelitian.
3. Ibu V. M Endang S. P Rahayu, SKp.,M.Pd, selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Poltekkes Denpasar, yang telah memberikan bimbingan secara
tidak langsung selama pendidikan di Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Denpasar serta atas dukungan moral dan perhatian yang diberikan
kepada peneliti.
4. Bapak I Made Mertha, S.Kp.,M.Kep, selaku Ketua Program Studi D-III yang
telah memberikan bimbingan secara tidak langsung selama pendidikan di
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar serta atas dukungan
moral dan perhatian yang diberikan kepada peneliti.
v
5. Ibu Ns. Ida Erni Sipahutar, S.Kep.M.Kep, selaku pembimbing utama yang
telah banyak memberikan masukan, pengetahuan, bimbingan serta
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Ibu NLP Yunianti SC, S.Kep, Ns.M.Pd, selaku pembimbing pendamping yang
telah banyak memberikan masukan, pengetahuan dan bimbingan serta
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Mahasiswa angkatan XXX DIII Keperawatan Poltekkes Denpasar yang
banyak memberikan masukkan dan dorongan kepada penulis.
8. Orang tua serta keluarga penulis yang telah memberikan dukungan baik secara
moral maupun material.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan usulan peneliti ini.
Denpasar, 2018
Penulis
DESCRIPTION OF NURSING CARE IN ACUTE LYMPHOBLASTIC LEUKEMIA CHILDREN WITH NUTRITION DEFICIT
IN PUDAK WARD SANGLAH HOSPITAL 2018
ABSTRACT
Acute Lymphoblastic Leukemia is a malignant disease of blood cells derived from bone marrow which often affects children. Nursing problems that arise one of
vi
which is a deficit of nutrients. Nutrition nutritional deficits are not sufficient to meet metabolic demands. According to the Union for International CancerControl,every year 176,000 children diagnosed with cancer. The highest cancer prevalence in Indonesia is DIYogyakarta province, by 4.1%. Based on data from the Bali Provincial Health Office, childhood leukemia in Sanglah Hospital in 2014 as many as 200 patients. The study aims to describe nursing care in children with Acute Lymphoblastic Leukemia nutritional deficits. This type of research is descriptive to design a case study of two subjects by the method of observing the patient's medical record documents. The results include the data found in the same study, there is a difference between theory and results of the assessment on the subject of the document. Diagnosis of nutritional deficits are not enforced. Interventions are planned on the subject of the first and second document is the risk of infection. Implementation is done in accordance with the specified interventions. Evaluations were documented using SOAP format. Documentation of nursing care is expected to do more comprehensive.
Keywords: acute lymphoblastic leukemia, nutrition deficit, nursing care
GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT DENGAN DEFISIT NUTRISI DI RUANG
PUDAK RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2018
ABSTRAK
vii
Leukemia Limfoblastik Akut merupakan suatu penyakit keganasan sel darah berasal dari sum-sum tulang yang sering menyerang anak-anak. Masalah keperawatan yang muncul salah satunya adalah defisit nutrisi. Defisit nutrisi merupakan asupan nutrisi tidak cukup memenuhi kebutuhan metabolisme. Menurut Union for International Cancer Control, setiap tahun 176.000 anak yang didiagnosis kanker. Prevalensi kanker tertinggi di Indonesia yaitu Provinsi DIYogyakarta, sebesar 4,1%. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Bali, leukemia anak di RSUP Sanglah tahun 2014 sebanyak 200 pasien. Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada anak Leukemia Limfoblastik Akut dengan defisit nutrisi. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan desain studi kasus terhadap dua subyek dengan metode mengobservasi dokumen rekam medis pasien. Hasil yang didapat meliputi pengkajian data yang ditemukan sama, terdapat perbedaan antar teori dengan hasil pengkajian pada dokumen subyek. Diagnosa defisit nutrisi tidak ditegakkan. Intervensi yang direncanakan pada dokumen subyek pertama dan kedua adalah risiko infeksi. Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi yang ditetapkan. Evaluasi yang didokumentasikan menggunakan format SOAP. Pendokumentasian asuhan keperawatan diharapkan dilakukan lebih komprehensif.
Kata kunci : leukemia limfoblastik akut, defisit nutrisi, asuhan keperawatan
RINGKASAN PENELITIAN
Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Anak Leukemia Limfoblastik Akut Dengan Defisit Nutrisi Di Ruang Pudak RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2018
Oleh : Kadek Ayu Dwi Cesiarini (P07120015006)
viii
Leukemia Limfoblastik Akut merupakan suatu penyakit keganasan sel
darah yang berasal dari sum-sum tulang yang paling sering menyerang anak-anak
(Davis 2014). Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang
menyerang sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sum-sum tulang (bone
marrow) (Padila, 2013). Kanker adalah penyebab kematian utama yang
menyerang anak-anak (Bott, 2014).
Menurut data Union for International Cancer Control (UICC), setiap
tahun terdapat sekitar 176.000 anak yang didiagnosis kanker. Salah satu negara
yang berpenghasilan tinggi, kanker merupakan penyebab terbesar kematian anak
umur 5-14 tahun (Bott, 2014). Prevalensi kanker tertinggi di Indonesia berada
pada Provinsi DI Yogyakarta, yaitu sebesar 4,1%. Prevalensi tertinggi berikutnya
yaitu di Provinsi Jawa Tengah dan Bali, yaitu sebesar 2,1% dan 2,0% (Bott,
2014). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diruang Estella bagian
ilmu kesehatan anak RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ditemukan kasus
status gizi kurang yang paling tertinggi pada pasien dengan leukemia anak
berdasarkan berat badan yaitu sebanyak 17 pasien (54,8%) (Warouw, 2016).
Pertumbuhan sangatlah penting bagi seorang anak, karena pertumbuhan
merupakan kesehatan bagi mereka. Penurunan berat badan tentu saja dialami oleh
seorang anak yang mengidap penyakit kanker (Brinksma, 2012). Berdasarkan
hasil data Dinas Kesehatan Provinsi Bali pasien leukemia pada anak di RSUP
Sanglah pada tahun 2014 yaitu sebanyak 200 pasien. Tahun 2016 di RSUP
Sanglah Denpasar terdapat sebanyak 67 pasien dengan leukemia. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh (Permono, 2010) kekurangan nutrisi atau defisit
nutrisi pada anak leukemia limfoblastik akut disebabkan oleh efek samping obat
selama fase pengobatan. Pengobatan obat LLA kebanyakan memiliki efek berupa
gangguan saluran cerna berupa anoreksia ringan, mual, muntah, diare hemoragik,
karena hal ini yang menyebabkan penurunan status nutrisi pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran asuhan keperawatan
pada anak Leukemia Limfoblastik Akut dengan masalah keperawatan defisit
nutrisi di ruang Pudak RSUP Sanglah Denpasar tahun 2018 berupa data hasil
pengkajian keperawatan, diagnosa yang dirumuskan pada anak leukemia
limfoblastik akut dengan defisit nutrisi, intervensi yang direncanakan pada anak
ix
leukemia limfoblastik akut dengan defisit nutrisi, implementasi yang dilakukan
pada asuhan keperawatan pada anak leukemia limfoblastik akut dengan defisit
nutrisi, dan evaluasi pada anak leukemia limfoblastik akut dengan defisit nutrisi.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dan menggunakan
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman
observasi. Fokus studi kasus pada penelitian ini adalah asuhan keperawatan pada
anak leukemia limfoblastik akut dengan defisit nutrisi. Jumlah subjek yang
digunakan yaitu 2 dokumen.
Berdasarkan hasil penelitian yang membandingkan data pada kasus 1 dan
kasus 2 dengan teori acuan yang digunakan peneliti mendapatkan hasil berupa :
Pengkajian dari dua dokumen pasien yang diteliti terdapat perbedaan dengan
acuan teori yang digunakan peneliti terlihat pada keluhan utama dan riwayat
penyakit sekarang. Diagnosa dari dua dokumen pasien yang diteliti terdapat
perbedaan dengan acuan teori, perbedaan terlihat pada perawat di ruangan tidak
merumuskan diagnosa keperawatan defisit nutrisi melainkan diagnose
keperawatan yang dirumuskan yaitu risiko infeksi. Intervensi keperawatan pada
kedua dokumen pasien yang didokumentasikan adalah untuk diagnosa
keperawatan prioritas saja yaitu risiko infeksi sedangkan untuk diagnosa
keperawatan defisit nutrisi tidak di rencanakan. Pedoman yang digunakan sama
dengan teori yaitu Nursing Outcome Classification(NOC) dan Nursing
Intervention Classification(NIC). Implementasi keperawatan yang
didokumentasikan sesuai dengan intervensi yang telah ditetapkan untuk diagnosa
keperawatan risiko infeksi, untuk tindakan keperawatan yang dilakukan berkaitan
dengan defisit nutrisi adalah memonitor mual muntah, memonitor adanya
penurunan berat badan, memonitor turgor kulit, namun tidak didokumentasikan
karena tidak menjadi diagnosa prioritas. Evaluasi keperawatan yang
didokumentasikan sesuai dengan kriteria hasil pada intervensi keperawatan yang
telah ditetapkan dengan menggunakan format SOAP, namun yang dievaluasi
hanyalah diagnosa keperawatan yang prioritas yaitu risiko infeksi, untuk diagnosa
keperawatan defisit nutrisi tidak dilakukan evaluasi pada pasien.
x
DAFTAR ISI
Halaman
KARYA TULIS ILMIAH.........................................................................................iLEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................iiLEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iiiSURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.......................................................ivKATA PENGANTAR.............................................................................................v
xi
ABSTRACT...........................................................................................................viiABSTRAK............................................................................................................viiiRINGKASAN PENELITIAN.................................................................................ixDAFTAR ISI..........................................................................................................xiiDAFTAR TABEL.................................................................................................xivDAFTAR GAMBAR.............................................................................................xvDAFTAR LA MPIRAN..................................................................................xviBAB I.......................................................................................................................1PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1B. Rumusan Masalah Penelitian........................................................................4C. Tujuan Penelitian..........................................................................................4D. Manfaat Penelitian........................................................................................5
BAB II......................................................................................................................7TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................7
A. Nutrisi Pada Leukemia Limfoblastik Akut...................................................71. Pengertian nutrisi.......................................................................................72. Penyebab kekurangan nutrisi pada anak leukemia limfoblastik akut (LLA)................................................................................................................73. Metode pengkajian nutrisi.........................................................................84. Status nutrisi pada anak dengan leukemia limfoblastik akut....................9
B. Leukemia limfoblastik akut........................................................................101. Pengertian leukemia limfoblastik akut........................................................10
2. Faktor Penyebab......................................................................................113. Patofisiologi................................................................................................124. Manifestasi Klinis.......................................................................................135. Pemeriksaan Penunjang..............................................................................146. Penatalaksanaan medis................................................................................16C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Anak Leukemia Limfoblastik Akut dengan Masalah Keperawatan Defisit Nutrisi...........................................17
1. Pengkajian...............................................................................................172. Diagnosa keperawatan.............................................................................203. Intervensi keperawatan............................................................................214. Implementasi Keperawatan.....................................................................235. Evaluasi keperawatan..............................................................................23
BAB III..................................................................................................................25
xii
KERANGKA KONSEP.........................................................................................25A. Kerangka Konsep........................................................................................25B. Definisi Operasional Variabel.....................................................................26
BAB IV..................................................................................................................28METODE PENELITIAN.......................................................................................28
A. Jenis Penelitian............................................................................................28B. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................29C. Subyek Studi Kasus....................................................................................29D. Fokus Studi Kasus.......................................................................................30E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data..........................................................30F. Metode Analisis Data..................................................................................31G. Etika Studi Kasus........................................................................................32
BAB V....................................................................................................................33HASIL STUDI DOKUMENTASI DAN PEMBAHASAN..................................33
A. Hasil Studi Kasus........................................................................................33B. Pembahasan.................................................................................................40C. Keterbatasan................................................................................................47
BAB VI..................................................................................................................48KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................48
A. Kesimpulan.................................................................................................48B. Saran............................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................50
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Intervensi Asuhan Keperawatan Pada Anak Leukemia Limfoblastik
Akut Dengan Defisit Nutrisi Di Ruang Pudak RSUP Sanglah Tahun
2018.........................................................................................................21
Tabel 2 Definisi Operasional Variabel Gambaran Asuhan Keperawatan Pada
Anak Leukemia Limfoblastik Akut Dengan Defisit Nutrisi di Ruang
Pudak RSUP Sanglah Tahun 2018..........................................................27
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Konsep Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Anak
Leukemia Limfoblastik Akut Dengan Defisit Nutrisi di Ruang Pudak
RSUP Sanglah Tahun 2018 (Nurarif & Kusuma, 2015), (Padila,
2013), (Susilaningrum, 2013)...........................................................25
xiv
DAFTAR LA MPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian...............................................................54
Lampiran 2. Rencana Anggaran Penelitian...........................................................55
Lampiran 3. Format Pengumpulan Data................................................................56
Lampiran 4. Informed Consent..............................................................................66
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyebab kematian utama pada penyakit yang menyerang anak-anak
adalah kanker (Bott, 2014). Kanker adalah terjadinya pembelahan sel yang tidak
terkendali. Sel-sel tersebut kemudian menyerang dan merusak jaringan biologis
lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan atau
dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (Ghofar, 2009). Secara umum jenis
penyakit kanker yang menyerang anak-anak yaitu Leukemia, yang setiap
tahunnya penyakit leukemia cenderung meningkat. (Bott, 2014). Leukemia
merupakan penyakit kanker sistemik yang menyerang sel darah putih yang dapat
menimbulkan berbagai masalah pada semua aspek kehidupan yaitu fisik,
psikologis, dan sosial. Selain itu leukemia adalah poliferasi klonal sel induk
hematopoietik pada sumsum tulang. Terdiri dari empat subtipe yaitu limfoblastik
akut, myelogenous akut, cyticlympho kronis, dan myelogenous kronis. Penyakit
Leukemia yang paling sering terjadi pada anak yaitu Acute Limfoblastic Leukemia
(ALL). ALL merupakan suatu penyakit keganasan sel darah yang berasal dari
sum-sum tulang yang paling sering menyerang anak-anak (Davis 2014) .
Leukemia limfoblastik akut adalah jenis yang tumbuh cepat yang menyebabkan
terlalu banyak sel darah yang belum matang disebut limfoblas yang akan dibuat di
sumsum tulang (Patients, 2017).
Menurut data Union for International Cancer Control (UICC), setiap
tahun terdapat sekitar 176.000 anak yang didiagnosis kanker, secara umum
berasal dari negara berpenghasilan rendah dan menengah. Salah satu negara yang
berpenghasilan tinggi, kanker merupakan penyebab kedua terbesar kematian anak
umur 5-14 tahun, setelah cedera dan kecelakaan (Bott, 2014). Penyakit leukemia
di Amerika Serikat adalah 12,8 per 100.000 orang setiap tahun. Prevalensi
leukemia umumnya lebih tinggi pada orang kulit putih dan pada laki-laki (Davis,
2014) . Sekitar 3.000 anak-anak di Amerika Serikat dan 5.000 anak di Eropa yang
didiagnosis dengan Leukimia Limfoblastik Akut (LLA) setiap tahun. Leukemia
Limfoblastik Akut terjadi antara usia 2 sampai 5 tahun (Brazilian Journal, 2017).
Prevalensi kanker tertinggi di Indonesia berada pada Provinsi DI
Yogyakarta, yaitu sebesar 4,1%. Prevalensi tertinggi berikutnya yaitu di Provinsi
Jawa Tengah dan Bali, yaitu sebesar 2,1% dan 2,0% (Bott, 2014). Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan diruang Estella bagian ilmu kesehatan anak
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ditemukan kasus status gizi kurang yang
paling tertinggi pada pasien dengan leukemia anak berdasarkan berat badan yaitu
sebanyak 17 pasien (54,8%) (Warouw, 2016). Pertumbuhan sangatlah penting
bagi seorang anak, karena pertumbuhan merupakan kesehatan bagi mereka.
Penurunan berat badan tentu saja dialami oleh seorang anak yang mengidap
penyakit kanker. Dapat didefinisikan bahwa sebanyak 7,5% pada 3 pasien yang
mengalami penurunan berat badan setiap bulannya, sedangkan setiap minggunya
didefinisikan sebanyak 1-2% dalam satu minggu (Brinksma, 2012). Negara
Indonesia terdapat sekitar 11.000 kasus kanker anak setiap tahunnya, dan terdapat
sekitar 650 kasus kanker anak di kota Jakarta. Dalam negara yang berpenghasilan
rendah terdapat hambatan untuk melaksanakan deteksi dini yang disebabkan oleh
karena kurangnya akses ke pelayanan kesehatan dan fasilitas diagnostik yang
masih kurang memadai. Sedangkan negara yang berpenghasilan tinggi, sekitar
2
80% anak yang menderita kanker bertahan hidup lima tahun atau lebih setelah
didiagnosis kanker. Pada tahun 2010-2013, leukemia merupakan penyakit dengan
jumlah kasus baru dan jumlah kematian terbanyak di RS Kanker Dharmais (Bott,
2014).
Berdasarkan hasil data Dinas Kesehatan Provinsi Bali pasien leukemia
pada anak di RSUP Sanglah pada tahun 2014 yaitu sebanyak 200 pasien. Dengan
pasien laki-laki sebanyak 108 pasien, sedangkan perempuan sebanyak 92 pasien.
Pasien leukemia di RSUP Sanglah pada tahun 2014 juga mencapai angka
kematian dengan jumlah kematian 41 pasien.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di RSUP Sanglah
Denpasar pada tahun 2016 sebanyak 67 pasien dengan leukemia. Yaitu
diantaranya 19 pasien dengan usia 1-5 tahun, 34 pasien dengan usia 6-10 tahun, 8
pasien dengan usia 11-15 tahun dan 6 pasien dengan usia 16-18 tahun. Setiap
tahunnya penyakit leukemia pada anak terus meningkat. Tahun 2017 dari bulan
Januari sampai Oktober tercatat pasien leukemia pada anak dengan jumlah pasien
sebanyak 62 pasien yang diantaranya 23 pasien dengan usia 1-5 tahun, 27 pasien
dengan usia 6-10 tahun, 9 pasien dengan usia 11-15 tahun dan 3 pasien dengan
usia 16-18 tahun.
Asupan energi yang masuk tidak seimbang sangat mendasari
partumbuhan/perkembangan malnutrisi penyakit tersebut, salah satunya yaitu
kanker. Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa seorang anak dengan
penyakit kanker memiliki tanda dan gejala malnutrisi dalam perjalanan beberapa
fase penyakitnya hingga mencapai 50-60% kasus (Warouw, 2016).
3
Berdasarkan latar belakang diatas dapat ditemukan bahwa salah satu
penyakit yang menyerang anak saat ini adalah Leukemia. Penyakit dapat
dikategorikan sebagai penyakit pembunuh dan berdampak besar. Maka dari itu
peneliti tertarik untuk meneliti gambaran asuhan keperawatan pada anak dengan
leukemia dalam pemenuhan masalah keperawatan defisit nutrisi.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah
penelitian Bagaimanakah Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anak
Leukemia Dengan Masalah Keperawatan Defisit Nutrisi?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan
pada anak Leukemia Limfoblastik Akut dengan defisit nutrisi di Ruang Pudak
RSUP Sanglah Denpasar.
2. Tujuan khusus
a. Mengobservasi pengkajian asuhan keperawatan pada anak leukemia
limfoblastik akut dengan defisit nutrisi di Ruang Pudak RSUP Sanglah
Denpasar.
b. Mengobservasi perumusan diagnose keperawatan yang telah dirumuskan pada
pasien anak leukemia limfoblastik akut dengan masalah keperawatan defisit
nutrisi di Ruang Pudak RSUP Sanglah Denpasar.
c. Mengobservasi perencanaan asuhan keperawatan pada anak leukemia
limfoblastik akut dengan defisit nutrisi di Ruang Pudak RSUP Sanglah
Denpasar.
4
d. Mengobservasi tindakan keperawatan pada anak leukemia limfoblastik akut
dengan defisit nutrisi di Ruang Pudak RSUP Sanglah Denpasar.
e. Mengobservasi evaluasi asuhan keperawatan pada pasien anak leukemia
limfoblastik akut dengan defisit nutrisi di Ruang Pudak RSUP Sanglah
Denpasar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi peneliti
Memberikan pengalaman yang nyata untuk melakukan observasi dalam
memberikan asuhan keperawatan defisit nutrisi pada pasien anak Leukemia
Limfoblastik Akut dan untuk menambah pengetahuan peneliti khususnya dalam
penatalaksanaan keperawatan pada pasien Leukemia Limfoblastik Akut.
b. Bagi ilmu pengetahuan
1) Dapat digunakan sebagai masukan dalam pengembangan ilmu keperawatan
tentang asuhan keperawatan pada anak Leukemia Limfoblastik Akut dengan
masalah defisit nutrisi.
2) Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien Leukemia Limfoblastik Akut dengan masalah defisit
nutrisi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pelayanan kesehatan
1) Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang asuhan keperawatan
pada pasien Leukemia Limfoblstik Akut dengan masalah defisit nutrisi.
5
2) Dapat membantu penerapkan asuhan keperawatan pada pasien Leukemia
Limfoblastik Akut dengan masalah defisit nutrisi.
b. Bagi pasien
Memberikan pengetahuan tambahan pada pasien dan keluarga sehingga
dapat lebih mengetahui tentang penyakit Leukemia Limfoblastik Akut dan dapat
mengetahui cara merawat anggota keluarga yang mengalami Leukemia
Limfoblastik Akut.
c. Bagi institusi pendidikan
Dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi institusi pendidikan
dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan di masa yang akan
datang.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Nutrisi Pada Leukemia Limfoblastik Akut
1. Pengertian nutrisi
Defisit nutrisi merupakan asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Gizi merupakan
rangkaian proses secara organik makanan yang dicerna oleh tubuh untuk
memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan fungsi normal organ, serta
mempertahankan kehidupan seseorang. Makanan adalah bahan yang mengandung
zat-zat gizi dan atau unsur-unsur ikatan kimia yang dapat direaksikan oleh tubuh
menjadi zat gizi sehingga berguna bagi tubuh. Zat gizi atau nutrient adalah ikatan
kimia yang diperlukan tubuh untuk menghasilkan energi, membangun dan
memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Mardalena, 2014).
Nutrisi adalah keseluruhan proses yang terdiri dari mengkonsumsi dan
memanfaatkan makanan untuk energi, pemeliharaan dan pertumbuhann
(Abdullah, 2014).
2. Penyebab kekurangan nutrisi pada anak leukemia limfoblastik akut
(LLA)
Kekurangan nutrisi atau defisit nutrisi pada anak leukemia limfoblastik
akut disebabkan oleh efek samping obat selama fase pengobatan. Pengobatan obat
LLA kebanyakan memiliki efek berupa gangguan saluran cerna berupa anoreksia
ringan, mual, muntah, diare hemoragik, karena hal ini yang menyebabkan
penurunan status nutrisi pasien (Permono, 2010).
Pasien LLA rentan mengalami gangguan nutrisi. Penyakit maupun
terapinya mengakibatkan pasien mengalami kehilangan nutrien berhubungan
dengan mual muntah karena efek samping dari pengobatan yang berimbas pada
kekurangan asupan nutrisi. Sehingga efek samping dari pengobatan LLA akan
mempengaruhi konsumsi makanan pasien (Rudolph, 2007).
3. Metode pengkajian nutrisi
Metode pengkajian status nutrisi menurut (Proverawati, 2011), meliputi:
a. Antropometric measurement (A)
Antopometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein
dan energy, dengan cara mengukur tinggi badan (TB), berat badan (BB), lingkar
lengan dan lingkar kepala.
b. Biochemical data (B)
Pemeriksaan yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai
macam jaringan tubuh seperti pemeriksaan hematokrit, hemoglobin, dan
trombosit.
c. Clinical sign (C)
Pemeriksaan klinis ini digunakan untuk melihat status gizi berdasarkan
perubahan-perubahan yang terjadi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel
seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa bibir. Metode ini digunakan untuk
mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau
lebih zat gizi.
8
d. Dietary (D)
Diet adalah pilihan makanan yang lazim dimakan seseorang atau suatu
populasi penduduk. Sedangkan diet seimbang adalah diet yang memberikan
semua nutrient dalam jumlah yang memadai, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu
sedikit.
4. Status nutrisi pada anak dengan leukemia limfoblastik akut
Kanker dan pengobatannya dapat memengaruhi asupan energi dan
penggunaannya. Ketidakseimbangan energi mendasari perkembangan malnutrisi
di setiap penyakit, termasuk kanker. Ketidakseimbangan ini merupakan hasil dari
beberapa kombinasi asupan yang berkurang, menurunnya tingkat penyerapan
(termasuk malabsorpsi), dan peningkatan kebutuhan. Selain itu, terdapat
perubahan dalam metabolisme lemak, karbohidrat, dan protein. Perubahan ini
meliputi peningkatan kerusakan lipid yang mengakibatkan berkurangnya
penyimpanan lipid, dan perubahan dalam metabolisme karbohidrat, sehingga
menyebabkan kehilangan energi. Hasil akhirnya ialah penurunan berat badan dan
hilangnya massa otot yang bermanifestasi sebagai malnutrisi. Pada penelitian
sebelumnya telah dilaporkan bahwa anak-anak dengan kanker akan memiliki
tanda dan gejala malnutrisi pada beberapa fase dalam perjalanan penyakitnya
hingga 50-60% kasus, namun, frekuensi ini dapat bervariasi sesuai dengan jenis
keganasan dan berdasarkan penelitian di negara maju atau di negara berkembang,
di mana telah terdapat peningkatan frekuensi perubahan nutrisi. Perlu diketahui
studi prevalensi malnutrisi pada anak-anak dengan kanker ditentukan oleh status
gizi pada awal diagnosis, ini penting karena membangun dampak potensial pada
perkembangan pasien sebelum pengobatan dimulai. Pasien yang menderita kanker
9
dengan obesitas akan mempengaruhi insidens kanker dan juga pengobatannya.
Sebuah studi meta-analisis terhadap 89 literatur telah mendapatkan hubungan
berat badan lebih dan obesitas pada meningkatnya risiko relatif beberapa
keganasan. Penelitian meta-analisis mendukung gagasan bahwa selama dan
setelah pengobatan pasien di bawah protokol modern yang tidak menggunakan
Cranial Radiation Theraphy (CRT) akan mengalami kenaikan berat badan yang
cukup besar. Penggunaan kortikosteroid jangka panjang telah menunjukkan efek
peningkatan asupan energi dan persentase lemak tubuh pada anak dengan LLA.
Anak dengan LLA memiliki risiko kegemukan atau obesitas di awal pengobatan
dan kemungkinan terus meningkat selama pengobatan sampai seterusnya.
(Warouw, 2016).
B. Leukemia limfoblastik akut
1. Pengertian leukemia limfoblastik akut
Leukemia adalah suatu tipe dari kanker yang berasal dari kata Yunani
leukos-putih, haima-darah. Leukemia adalah kanker yang mulai di sel-sel darah.
Penyakit ini terjadi ketika sel darah memiliki sifat kanker yaitu membelah tidak
terkontrol dan menggangu pembelahan sel darah normal. Leukemia (kanker
darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih yang
diproduksi oleh sum-sum tulang (bone marrow) (Padila, 2013). Leukemia adalah
poliferasi sel lekosit yang abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit yang
lain dari pada normal, jumlahnya berlebihan dan dapat menyebabkan anemia,
trombositopeni dan diakhiri dengan kematian (Nurarif & Kusuma, 2015).
Leukemia Limfoblastik Akut merupakan suatu penyakit keganasan sel darah yang
berasal dari sum-sum tulang yang paling sering menyerang anak-anak (Davis
10
2014). Leukemia limfoblastik akut adalah jenis yang tumbuh cepat yang
menyebabkan terlalu banyak sel darah yang belum matang disebut limfoblas yang
akan dibuat di sumsum tulang (Patients, 2017). Leukemia dibagi menjadi dua
yaitu leukemia akut dan leukemia kronik, dan bagi dua menurut jenisnya yaitu
kedalam limfoid dan mieloid. Masing-masing ada yang akut dan kronik. Jenis dari
leukemia mieloid yaitu leukemia mieloid kronik dan leukemia mieloblastik akut.
Sedangkan jenis dari leukemia limfoid yaitu leukemia limfositik kronik dan
leukemia limfoblastik akut (Desmawati, 2013).
2. Faktor Penyebab
Penyebab dari penyakit leukemia tidak diketahui secara pasti. Faktor yang
diduga mempengaruhi frekuensi terjadinya leukemia (Padila, 2013) yaitu:
a) Radiasi
Berdasarkan laporan riset menunjukkan bahwa :
1) Para pegawai radiologi berisiko untuk terkena leukemia.
2) Pasien yang menerima radioterapi berisiko terkena leukemia.
3) Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan
Nagasaki, Jepang.
b) Faktor Leukemogenik
Terdapat beberapa zat kimia yang telah diidentifikasi dapat mempengaruhi
frekuensi leukemia :
1) Racun lingkungan seperti benzena : paparan pada tingkat-tingkat yang tinggi
dari benzene pada tempat kerja dapat menyebabkan leukemia.
2) Bahan kimia industri seperti insektisida dan Formaldehyde.
11
3) Obat untuk kemoterapi : pasien-pasien kanker yang dirawat dengan obat-obat
melawan kanker tertentu adakalanya dikemudian hari mengembangkan
leukemia. Contohnya, obat-obat yang dikenal sebagai agen-agen alkylating
dihubungkan dengan pengembangan leukemia bertahun-tahun kemudian.
c) Herediter
Penderita sindrom down, suatu penyakit yang disebabkan oleh kromosom-
kromosom abnormal mungkin meningkatkan risiko leukemia, yang memiliki
insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal.
d) Virus
Virus dapat menyebabkan leukemia seperti retrovirus, virus leukemia
feline, HTLV-1 pada dewasa.
3. Patofisiologi
Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan kita
dengan infeksi. Sel ini secara normal berkembang sesuai dengan perintah, dapat
dikontrol sesuai dengan kebutuhan tubuh kita. Leukemia meningkatkan produksi
sel darah putih pada sumsum tulang yang lebih dari normal. Mereka terlihat
berbeda dengan sel darah normal dan tidak berfungsi seperti biasanya. Sel
leukemia memblok produksi sel darah putih yang normal, merusak kemampuan
tubuh terhadap infeksi. Sel leukemia juga dapat merusak produksi sel darah lain
pada sumsum tulang termasuk sel darah merah dimana sel tersebut berfungsi
untuk menyuplai oksigen pada jaringan.
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari sitem sel menjadi sel darah
putih mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan.
Perubahan tersebut sering kali melibatkan penyusunan kembali bagian dari
12
kromosom (bahan genetik sel yang kompleks). Penyusunan kembali kromosom
(translokasi kromosom) menganggu pengendalian normal dari pembelahan sel,
sehingga sel membelah tak terkendali dan menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ini
menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang
menghasilkan sel-sel darah normal. Kanker ini juga bisa menyusup ke dalam
organ lainnya, termasuk hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal dan otak (Padila,
2013).
4. Manifestasi Klinis
Gejala-gejala pada leukemia akut yang nampak dan memburuk secara
cepat antara lain muntah, bingung, kehilangan kontrol otot, dan serangan-serangan
(epilepsi). Sel-sel leukemia juga dapat berkumpul pada buah-buah pelir (testikel)
dan menyebabkan pembengkakan. Leukemia juga dapat mempengaruhi saluran
pencernaan, ginjal, dan paru-paru. Leukemia akut berjalan secara tiba-tiba dan
bisa menyebabkan seseorang merasakan sakit hanya dalam beberapa hari atau
minggu. Gejala-gejalanya antara lain yaitu kulit pucat (karena anemia), infeksi
yang berulang-ulang seperti sakit tenggorokan, pendarahan normal yang keluar
dari gusi dan kulit, periode yang berat pada wanita, kehilangan nafsu makan dan
berat badan, gejala-gejala seperti flu antara lain kecapekan dan tidak enak badan,
luka di tulang sendi, perdarahan hidung dan lebih mudah mendapat memar dari
biasanya tanpa sebab yang jelas (Desmawati, 2013).
13
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah tepi
Gejala yang terlihat pada darah tepi sebenarnya berdasarkan pada kelainan
sumsum tulang, yaitu berupa pansitopenia, limfositosis yang kadang-kadang
menyebabkan gambaran darah tepi monoton dan terdapatnya sel blas.
Terdapatnya sel blas pada darah tepi merupakan gejala untuk leukemia.
b. Sumsum tulang
Dari pemeriksaan sumsum tulang akan ditemukan gambaran yang
monoton yaitu hanya terdiri dari sel lomfopoetik patologis sedangkan sistem lain
terdesak (aplasia sekunder). Hiperselular, hampir semua sel sumsum tulang
diganti sel leukemia (blast), tampak monoton oleh sel blast, dengan adanya
leukemia gap (terdapat perubahan tiba-tiba dari sel muda (blast) ke sel yang
matang, tanpa sel antara). Sistem hemopoesis normal mengalami depresi. Jumlah
blast minimal 30% dari sel berinti dalam sumsum tulang (dalam hitungan 500 sel
pada asupan sumsum tulang).
c. Biopsy limpa
Pemeriksaan ini akan memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel
yang berasal dari jaringan limpa akan terdesak seperti limfosit normal, RES,
granulosit, pulp cell.
d. Kimia darah
Kolesterol mungkin merendah, asam urat dapat meningkat,
hipogamaglobulinemia.
14
e. Cairan serebrospinal
Bila terjadi peninggian jumlah sel (sel patologis) dan protein, maka hal ini
berarti suatu leukemia meningeal. Kelainan ini dapat terjadi setiap saat dari
perjalanan penyakit baik pada keadaan remisi maupun pada keadaan kambuh.
Untuk mencegahnya dilakukan fungsi lumbal dan pemberian metotreksat (MTX)
intratekal secara rutin pada setiap penderita baru atau pada mereka yang
menunjukkan gejala tekanan intracranial yang meninggi.
f. Sitogenetik
70-90% dari kasus LMK menunjukkan kelainan kromosom, yaitu pada
kromosom 21 (kromosom Phiadelphia atau Phl) 50-70% dari penderita LLA dan
LMA mempunyai kelainan berupa :
1) Kelainan jumlah kromosom seperti diploid (2n), haploid (2n-a), hiperploid
(2n+a)
2) Kariotip yang pseudodiploid pada kasus dengan jumlah kromosom yang
diploid
3) Bertambah atau hilangnya bagian kromosom (partial depletion)
g. Pemeriksaan immunophenotyping
Pemeriksaan ini menjadi sangat penting untuk menentukan klasifikasi
imunologik leukemia akut. Pemeriksaan ini dikerjakan untuk pemeriksaan surface
marker guna membedakan jenis leukemia (Desmawati, 2013).
15
6. Penatalaksanaan medis
Menurut Desmawati (2013) terapi pengobatan yang dapat diberikan pada
pasien leukemia akut adalah :
a. Tranfusi darah
Biasanya diberikan jika kadar Hb kurang dari 6%. Pada trombositopenia
yang berat dan perdarahan masih, dapat diberikan tranfusi trombosit dan bila
terdapat tanda-tanda DIC dapat diberikan heparin.
b. Kortikosteroid (prednison, kortison, deksametason dan sebagainya)
Setelah dicapai remisi dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya
dihentikan.
c. Sitostatika
Selain sitostatika yang lama (6-merkaptopurin atau 6-mp, metotreksat atau
MTX) pada waktu ini dipakai pula yang baru dan lebih paten seperti vinkristin
(oncovin), rubidomisin (daunorubycine) dan berbagai nama obat lainnya.
Umumnya sistostatika diberikan dalam kombinasi bersama-sama dengan
prednison. Pada pemberian obat-obatan ini sering terdapat akibat samping berupa
alopsia (botak), stomatitis, leukopenia, infeksi sekunder atau kandidiasis.
d. Imunoterapi
Merupakan cara pengobatan yang terbaru. Setelah tercapai remisi dan
jumlah sel leukemia cukup rendah (105-106), imunoterapi mulai diberikan
(mengenai cara pengobatan yang terbaru masih dalam pengembangan).
16
e. Kemoterapi
Merupakan cara yang lebih baik untuk pengobatan kanker. Bahan kimia
yang dipakai diharapkan dapat menghancurkan sel-sel yang oleh pembedahan atau
penyinaran tidak dapat dicapai.
C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Anak Leukemia Limfoblastik
Akut dengan Masalah Keperawatan Defisit Nutrisi
1. Pengkajian
a. Identitas pasien yang meliputi nama, no RM, umur, jenis kelamin, pekerjaan,
agama, status tanggal MRS, dan tanggal pengkajian.
b. Keluhan utama
Anak yang menderita leukemia sering mengalami keluhan-keluhan yang
tidak spesifik sehingga diduga anak hanya mengalami sakit yang sifatnya ringan,
sehingga tidak segera dibawa ke dokter. Data-data yang perlu di kaji adalah data
yang didapatkan pada anak berkaitan dengan kegagalan sumsum tulang dan
adanya infiltrasi ke organ lain, diantaranya sebagai berikut : (Susilaningrum 2013)
1) Kegagalan sumsum tulang untuk memproduksi sel darah mengakibatkan
berbagai keluhan dan gejala yaitu sebagai berikut:
a) Anemia , seperti bahasan terdahulu tentang gejala anemia, anak pada leukemia
juga mengalami pucat, mudah lelah, dan kadang-kadang sesak nafas. Anemia
terjadi karena sumsum tulang gagal memproduksi sel darah merah.
b) Suhu tubuh tinggi dan mudah infeksi
Adanya penurunan leukosit secara otomatis akan menurunkan daya tahan
tubuh karena yang berfungsi mempertahankan daya tahan tubuh tidak dapat
bekerja secara optimal. Konsekuensi dari semua itu adalah tubuh akan mudah
17
terkena infeksi yang bersifat lokal atau sistemik dan sering berulang. Adanya
suhu tubuh yang meningkat akibat ada infeksi kuman secara sistemik (sepsis).
c) Perdarahan, tanda-tanda perdarahan dapat kita lihat dan kita kaji dari adanya
perdarahan mukosa, seperti gusi, hidung (epistaksis), atau perdarahan bawah
kulit yang sering disebut dengan petekia. Perdarahan ini dapat terjadi secara
spontan atau karena trauma, tergantung kadar trombosit dalam darah. Bila
kadar trombosit sangat rendah, perdarahan dapat terjadi secara spontan.
2) Adanya sel-sel darah abnormal yang melakukan infiltrasi ke organ tubuh lain
dapat mengakibatkan hal sebagai berikut :
a) Nyeri pada tulang dan persendian, adanya infiltrasi sel-sel abnormal ke sistem
muskuloskleletal membuat anak merasa nyeri pada persendian terutama bila
digerakkan.
b) Pembesaran kelenjar getah bening, selain tulang belakang, kelenjar getah
bening merupakan salah satu tempat untuk membentuk limfosit yang
mempunyai salah satu fungsi untuk mekanisme pertahanan diri. Limfosit
merupakan salah satu bagian dari leukosit.
c) Hepatosplenomegali, lien atau limpa juga merupakan salah satu organ yang
berfungsi untuk membentuk sel darah merah pada masa bayi dalam
kandungan. Bila sumsum tulang mengalami kerusakan, lien atau hepar dapat
mengambil alih fungsinya untuk pertahanan diri.
d) Penurunan kesadaran, adanya infiltrasi sel-sel abnormal ke otak dapat
menyebabkan berbagai gangguan seperti kejang sampai koma.
3) Selain data-data tersebut, perlu juga kita kaji data yang tidak spesifik yang
biasanya dialami anak yang sakit, misalnya :
18
a) Pola makan, biasanya mengalami penurunan nafsu makan
b) Kelemahan dan kelelahan fisik
c) Pola hidup, terutama dikaitkan dengan kebiasaan mengkonsumsi makanan
yang tergolong karsinogenik, yaitu makanan yang beresiko mempermudah
timbulnya kanker karena mengandung bahan pengawet/kimia.
d) Apabila pasien yang kita kaji sedang dalam pemberian sitostatika, perlu
diperhatikan efek samping yang kemungkinan timbul, seperti rambut rontok,
mual, kuku yang menghitam atau stamatitis.
e) Pengkajian pola nutrisi meliputi anak sering mengalami penurunan nafsu
makan dan anoreksia, sehingga berat badan anak sangat rendah dan asupan
nutrisi tidak adekuat, dapat dikaji dengan metode: A (antropometric
measurement) pengukuran antropometri, B (biochemical data) data biomedis,
C (clinical sign) tanda-tanda klinis status gizi, D (dietary) tentang diet. Data
mayor yang dapat dikaji pada defisit nutrisi adalah penurunan berat badan
minimal 10% dari rentang normal adapun data minornya meliputi cepat
kenyang setelah makan, kram/nyeri abdomen, nafsu makan menurun, bising
usus hiperaktif, otot pengunyah lemah, otot menelan lemah, membrane
mukosa pucat, sariawan, serum albumin turun, rambut rontok berlebihan dan
diare.
4) Penunjang diagnosis pemeriksaan yang sering dilakukan yaitu
a) Pemeriksaan darah, umumnya didapatkan hasil Hb dan eritrosit menurun,
leukosit normal, menurun, atau meningkat, trombosit menurun
(trombositopeni), kadang-kadang jumlahnya sedikit, Hapusan darah
homokrom, normasiter, dan hampir selalu dijumpai blastosit abnormal.
19
b) Pemeriksaan sumsum tulang, anak yang diduga menderita leukemia,
pemeriksaan sumsum tulang (boneage) mutlak dilakukan. Hasil pemeriksaan
hampir selalu penuh dengan balstosit abnormal dan sistem hemopoitik normal
terdesak.
2. Diagnosa keperawatan
Menurut (PPNI, 2016) diagnosa keperawatan mengenai leukemia
limfoblastik akut pada balita dengan defisit nutrisi diantaranya adalah :
a. Diagnosa : Defisit Nutrisi
b. Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme.
c. Gejala dan Tanda Mayor
1) Subjektif ( tidak tersedia)
2) Objektif
a) Berat bada menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
d. Gejala dan Tanda Minor
1) Subjektif
a) Cepat kenyang setelah makan
b) Kram atau nyeri abdomen
c) Nafsu makan menurun
1) Objektif
a) Bising usus hiperaktif
b) Otot penguyah lemah
c) Otot menelan lemah
d) Membran mokusa pucat
20
3. Intervensi keperawatan
Menurut (Nanda, 2015) intervensi keperawatan pada anak leukemia
limfoblastik akut dengan defisit nutrisi adalah sebagai berikut :
Tabel 1
Intervensi Asuhan Keperawatan Pada Anak Leukemia Limfoblastik Akut Dengan Defisit Nutrisi Di Ruang Pudak RSUP Sanglah Tahun 2018
Diagnosa NOC NIC RASIONAL
(1) (2) (3) (4)
Defisit
Nutrisi
Nutritional
Status
Nutrional
Status : food and
fluid
Intake
Nutrional
Status : Nutrient
Intake
Weight Control
Kriteria Hasil :
Adanya
peningkatan
berat badan
sesuai dengan
tujuan
Berat badan ideal
sesuai dengan
tinggi badan
Mampu
mengidentifikasi
Nutrition
Management
1. Kaji status
nutrisi pasien.
2. Kolaborasi
dengan ahli
gizi untuk
menentukan
jumlah kalori
dan nutrisi
yang
dibutuhkan
pasien.
3. Anjurkan
pasien untuk
meningkatkan
intake Fe.
1. Untuk mengetahui
status nutrisi
pasien sehingga
dapat menentukan
intervensi yang
diberikan.
2. Menentukan
makanan yang
sesuai dengan
kebutuhan nutrisi
pasien.
3. Kebutuhan zat
besi dalam tubuh
terpenuhi
21
(1) kan kebutuhan
nutrisi
(2)
Tidak ada tanda
– tanda
malnutrisi
Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang
berarti
(3)
4. Monitor
jumlah nutrisi
dan kandungn
kalori.
5. Berikan
informasi
tentang
kebutuhan
nutrisi.
Nutrion
Monitoring
1. Monitor
adanya
penurunan
berat badan.
2. Monitor
lingkungan
selama makan
3. Monitor
interaksi anak
dan orang tua
selama
makan.
4. Monitor
turgor kulit.
5. Monitor mual
dan muntah.
(4)
4. Mengetahui
jumlah kalori yang
masuk.
5. Informasi dasar
untuk perencanaan
awal dan
validasi awal.
1. Membantu pasien
untuk
meningkatkan
makan
2. Meningkat nafsu
makan
3. Meningkatkan
peran serta
keluarga dalam
pemenuhan
nutrisi.
4. Mengetahui status
turgor kulit
5. Menjaga
keseimbangan
asam-basa.
(Sumber : (Nurarif & Kusuma, 2015))
22
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah rencana tindakan yang dilakukan untuk mencapai
tujuan dari kreteria hasil yang dibuat. Tahap pelaksanaan dilakukan setelah
rencana tindakan di susun dan di tunjukkan kepada nursing order untuk membantu
pasien mencapai tujuan dan kriteria hasil yang dibuat sesuai dengan masalah yang
pasien hadapi. Dalam implementasi difokuskan pada kebutuhan nutrisi anak
leukemia limfoblastik akut. Pelaksanaan implementasi defisit nutrisi tediri dari
dua hal yaitu manajemen nutrisi dan monitor status nutrisi. Implementasi yang
akan dilaksanakan dalam tahap manajemen nutrisi yaitu mengkaji status nutrisi
pasien, mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien, menganjurkan pasien untuk meningkatkan intake
Fe, memonitor jumlah nutrisi dan kandungn kalori dan berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi. Dalam memonitor status nutrisi pasien yang dilakukan yaitu
memonitor adanya penurunan berat badan, memonitor lingkungan selama makan,
monitor interaksi anak dan orang tua selama makan, monitor turgor kulit dan
monitor mual dan muntah.
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses dan hasil evaluasi terdiri
dari evaluasi formatif yaitu menghasilkan umpan balik selama program
berlangsung. Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah program selesai dan
mendapatkan informasi efektifitas pengambilan keputusan. Evaluasi asuhan
keperawatan didokumentasikan dalam bentuk SOAP (subjektif, objektif,
assesment, planing) (Achjar.2010). Adapun komponen SOAP yaitu S (Subjektif)
dimana perawat menemui keluhan pasien yang masih dirasakan setelah diakukan
23
tindakan keperawatan, O (Objektif) adalah data yang berdasarkan hasil
pengukuran atau observasi perawat secara langsung pada pasien dan yang
dirasakan pasien setelah tindakan keperawatan, A (Assesment) adalah interprestsi
dari data subjektif dan objektif, P (Planing) adalah perencanaan keperawatan yang
akan dilanjutkan, dihentikan, dimodifikasi, atau ditambah dari rencana tindakan
keperawatan yang telah ditentukan sebelumnya (Rohmah & Saiful,2012).
Evaluasi yang diharapkan sesuai dengan masalah yang pasien hadapi yang telah di
buat pada perencanaan tujuan dan kriteria hasil. Adapun hasil yang diharapkan
yaitu :
a. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
b. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
c. Mampu mengidentifikasikan kebutuhan nutrisi
d. Tidak ada tanda – tanda malnutrisi
e. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berat
24
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Gambar 1 Kerangka Konsep Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Anak Leukemia Limfoblastik Akut Dengan Defisit Nutrisi di Ruang Pudak RSUP Sanglah Tahun 2018 (Nurarif & Kusuma, 2015), (Padila, 2013), (Susilaningrum, 2013)
= Variabel yang diteliti
= Variabel yang tidak diteliti
= alur pikir atau mempengaruhi
Berat Badan Menurun minimal 10% di bawah reantang ideal
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan2. Diagnosa Keperawatan3. Intervensi Keperawatan4. Implementasi
Keperawatan5. Evaluasi Keperawatan
Defisit Nutrisi
Faktor Pencetus
1. Genetik2. Radiasi3. Obat-obatan4. Kelainan kromosom5. Infeksi virus6. Paparan bahan kimia
Leukemia Limfoblastik Akut
Penjelasan :
Berdasarkan kerangka konsep di atas, peneliti akan melakukan penelitian
terhadap asuhan keperawatan pada anak leukemia limfoblastik akut dengan defisit
nutrisi. Leukemia limfoblastik akut disebabkan oleh faktor genetik, radiasi, obat-
obatan, kelainan kromosom, infeksi virus dan paparan bahan kimia yang sehingga
menyebabkan berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal yang
menimbulkan masalah keperawatan defisit nutrisi. Setelah timbulnya masalah
keperawatan defisit nutrisi tersebut maka peneliti akan melakukan pendekatan
asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian keperawatan, merumuskan
diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan
evaluasi keperawatan.
B. Definisi Operasional Variabel
Pada bagian ini berisi tentang penjelasan yang dibuat oleh peneliti tentang
fokus studi yang dirumuskan secara operasional yang digunakan pada studi kasus
dan bukan merupakan definisi konseptual berdasarkan literatur. Definisi
operasional merupakan aspek penelitian yang memberikan informasi kepada kita
tentang bagaimana caranya mengukur variabel. Definisi operasional merupakan
informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin melakukan
penelitian dengan menggunakan variabel yang sama. Definisi operasional adalah
sebagai berikut :
26
Tabel 2
Definisi Operasional Variabel Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Anak Leukemia Limfoblastik Akut Dengan Defisit Nutrisi di Ruang Pudak RSUP
Sanglah Tahun 2018
No Variabel Definisi Alat Ukur
1 Asuhan
Keperawatan pada
anak leukemia
limfoblastik akut
dengan defisit
nutrisi
Suatu bentuk pelayanan
keperawatan yang diberikan
kepada anak leukemia limfoblastik
akut dengan defisit nutrisi untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi
melalui pendekatan proses
keperawatan yang meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi, implementasi dan
evaluasi
Lembar
Observasi
27
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif dengan rancangan studi kasus. Penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau memaparkan
peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa
dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual daripada
penyimpulan (Nursalam, 2008).
Desain penelitian studi kasus merupakan rancangan penelitian dengan cara
meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal.
Unit tunggal ini dapat berarti satu orang, kelompok penduduk yang terkena suatu
masalah (Setiadi, 2013).
Rancangan dari suatu studi kasus bergantung pada keadaan kasus namun
tetap mempertimbangkan faktor penelitian waktu, riwayat dan pola perilaku
sebelumnya biasanya dikaji secara rinci meskipun jumlah respondennya sedikit,
sehingga akan didapatkan gambaran satu unit subjek secara jelas. Penelitian ini
menggunakan rancangan studi yaitu Gambaran Asuhan Keperawatan pada Anak
Leukemia Limfoblastik Akut Dengan Defisit Nutrisi di RSUP Sanglah Denpasar
Tahun 2018.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Ruang Pudak RSUP Sanglah Denpasar pada
tanggal 25 April sampai 27 April tahun 2018. Waktu yang dibutuhkan dalam
melaksanakan penelitian adalah selama pasien diberikan asuhan keperawatan
dengan mengobservasi selama 3 hari.
C. Subyek Studi Kasus
Studi kasus tidak mengenal populasi dan sampel, namun lebih mengarah
kepada istilah subyek studi kasus oleh karena yang menjadi subyek studi kasus
dua klien yang diamati secara mendalam subyek kasus perlu dirumuskan kriteria
inklusi dan eksklusi.
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2008). Kriteria
inklusi dari penelitian ini yaitu :
a. Rekam medis pasien anak leukemia limfoblastik akut.
2. Kriteria Ekslusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang
memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2008).
Kriteria eksklusi dari penelitian ini yaitu:
a. Rekam medis anak leukemia limfoblastik akut dengan komplikasi.
29
D. Fokus Studi Kasus
Fokus studi kasus merupakan kajian utama dari masalah yang dijadikan
acuan studi kasus. Fokus studi kasus pada penelitian ini adalah pemberian asuhan
keperawatan pada pasien anak Leukemia Limfoblastik Akut dengan defisit nutrisi
di Ruang Pudak RSUP Sanglah Denpasar.
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis data
Data yang dikumpulkan dari subjek studi kasus adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, badan/ instansi yang secara
rutin mengumpulkan data diperoleh dari rekam medik pasien (Setiadi, 2013). Pada
penelitian ini menggunakan data sekunder diperoleh dengan teknik pedoman studi
dokumentasi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah asuhan
keperawatan pada anak dengan Leukemia Limfoblastik Akut yang mengalami
defisit nutrisi di ruang Pudak RSUP Sanglah Denpasar.
2. Langkah-langkah pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan kepada subyek dan
proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian.
(Nursalam, 2016). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pedoman observasi dokumentasi. Observasi merupakan cara melakukan
pengumpulan data penelitian dengan melakukan pengamatan secara langsung
terhadap responden penelitian dalam mencari perubahan atau hal-hal yang akan
diteliti (Hidayat, 2010).
30
Observasi dilakukan terhadap catatan asuhan keperawatan pada anak
leukemia limfoblastik akut. Oberservasi tersebut dilakukan mulai dari catatan
hasil pengkajian sampai evaluasi pada anak leukemia limfoblastik akut.
Alur pengumpulan data yaitu :
a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian di kampus Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Denpasar.
b. Mengajukan surat permohonan izin penelitian di Direktorat Poltekkes
Kemenkes Denpasar.
c. Mengajukan surat permohonan izin penelitian di Badan Perizinan dan
Penanaman Modal Provinsi Bali.
d. Mengajukan ijin penelitian ke Direktur RSUP Sanglah Denpasar
e. Melakukan pemilihan subjek studi kasus dan dokumen keperawatan yang
sesuai dengan kriteria inklusi.
f. Peneliti melakukan observasi terhadap gambaran asuhan keperawatan pada
anak Leukemia Limfoblastik Akut dengan defisit nutrisi dengan mengambil
data dari dokumentasi asuhan keperawatan yang sudah ada setelah
pemeriksaan selesai dilakukan.
F. Metode Analisis Data
Data penelitian dianalisis dengan analisis diskriptif. Analisis deskriptif
adalah suatu usaha mengumpulkan dan menyusun data. Setelah data tersusun
langkah selanjutnya adalah mengolah data dengan menggambarkan dan
meringkas data secara ilmiah (Nursalam, 2016). Data disajikan dengan uraian
tentang temuan dalam bentuk tulisan.
31
G. Etika Studi Kasus
Pada bagian ini, dicantumkan etika yang mendasari penyusunan studi kasus,
yang terdiri dari informed consent, anonymity, dan confidentially.
1. Informed consent (persetujuan menjadi klien) merupakan bentuk persetujuan
antara peneliti dengan responden peneliti dengan memberikan lembar
persetujuan informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan
dengan memberikan lembar persetujuan dengan menjadi responden. Tujuan
informed consent adalah agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian,
mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka
penelitian harus menghormati hak responden.
2. Anonimty (tanpa nama) merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang diisikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan) hasil penelitian, baik informasi maupun
masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaanya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil penelitian.
32
BAB V
HASIL STUDI DOKUMENTASI DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Studi Kasus
Hasil studi kasus menguraikan tentang dua asuhan keperawatan yang
diteliti menggunakan teknik dokumentasi dengan mengobservasi dokumen
keperawatan pada dua pasien anak Leukemia Limfoblastik Akut di Ruang Pudak
RSUP Sanglah Denpasayr dimulai dari tanggal 25 April sampai dengan 27 April
2018 yang meliputi lima langkah proses keperawatan dimulai dari pengkajian
sampai dengan evaluasi keperawatan. Adapun hasil pengamatannya adalah
sebagai berikut :
1. Pengkajian keperawatan
a. Dokumen Pasien 1
Pada bagian pengkajian perawat telah melakukan dokumentasi hasil
pengkajian sebagai berikut :
1) Identitas pasien
a) Nama : An. RC
b) No. RM : 16021625
c) Umur : 9 tahun
d) Jenis kelamin : laki-laki
e) Pekerjaan : pelajar
f) Agama : katholik
g) Tanggal MRS : 23 April 2018
33
h) Tanggal Pengkajian : 25 April 2018
2) Penanggung jawab
a) Nama : Ny. MN
b) Alamat : Negara Jembrana
c) Pekerjaan : Swasta
d) Hubungan dengan pasien : Ibu pasien
3) Keluhan utama : kemoterapi
4) Riwayat Kesehatan :
(a) Riwayat penyakit dahulu :
Terdiagnosis Leukemia Limfoblastik Akut sejak bulan November 2016
(b) Riwayat penyakit sekarang :
Demam tidak ada, mual ada, muntah tidak ada, penurunan berat badan, nafsu
makan menurun dan membran mukosa pucat, BAK dalam batas normal
(c) Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada riwayat penyakit dalam keluarga
(d) Riwayat penyakit lingkungan :
Anak pertama dari 3 bersaudara
5) Pemeriksaan fisik
a) Tanda vital sign
keadaan umum : tampak sakit sedang, BB/TB : 22 kg/131 cm,
Suhu : 36,80C, Nadi : 80x/menit, Respirasi : 24x/menit
34
6) Hasil pemeriksaan penunjang
WBC : 2,54 Neu : 1,39 (54,74)Lym : 0,95 (37,44)Hb : 11,31HCT : 37,08
PLT : 127,6
b. Dokumen Pasien 2
Pada bagian pengkajian perawat telah mendokumentasikan hasil
pengkajian sebagai berikut :
1) Identitas pasien 2
a) Nama : An. DK
b) No. Rekam Medik: 17039018
c) Umur : 2 tahun
d) Jenis kelamin : Perempuan
e) Pekerjaan : Belum sekolah
f) Agama : Hindu
g) Tanggal MRS : 20 April 2018
h) Tanggal Pengkajian : 25 April 2018
2) Penanggung jawab :
a) Nama : Ny. W
b) Alamat : Undisan Bangli
c) Pekerjaan : Wiraswasta
d) Hubungan dengan pasien : Ibu pasien
3) Keluhan utama : kemoterapi
4) Riwayat penyakit sekarang :
(a) Riwayat penyakit dahulu :
35
Terdiagnosis Leukemia Limfoblastik Akut sejak tahun 2017
(b) Riwayat penyakit sekarang :
Nafsu makan menurun, saat ini tidak ada batuk dan pilek, ada mual,
penurunan berat badan, cepat kenyang setelah makan, keluhan lain tidak ada.
(c) Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada riwayat penyakit dalam keluarga
(d) Riwayat penyakit lingkungan :
Anak ke 2 dari 2 bersaudara
5) Pemeriksaan fisik
a) Tanda vital sign
Keadaan umum : sakit sedang, BB/TB : 9 kg/79 cm,
Suhu : 36,50C, Nadi : 100x/menit, Respirasi : 24x/menit
6) Hasil pemeriksaan penunjang
WBC : 10,13Neu : 1,17Hb : 12,6HCT : 37,99PLT : 273,2
2. Diagnosa keperawatan
a. Dokumen Pasien 1
Hasil pengamatan pada dokumen pasien 1 dengan diagnosa medis
leukemia limfoblastik akut, bagian diagnose keperawatan, perawat tidak
merumuskan atau mengangkat diagnose keperawatan defisit nutrisi. Adapun
rumusan diagnose keperawatan yang didokumentasikan yaitu risiko infeksi
berhubungan dengan penyakit kronis.
b. Dokumen Pasien 2
Hasil pengamatan pada dokumen pasien 2 dengan diagnosa medis
leukemia limfoblastik akut, pada bagian diagnose keperawatan, perawat tidak
36
merumuskan atau mengangkat diagnose keperawatan defisit nutrisi. Adapun
rumusan diagnose keperawatan yang didokumentasikan yaitu risiko infeksi
berhubungan dengan penyakit kronis.
3. Intervensi keperawatan
a. Dokumen Pasien 1
Hasil pengamatan pada dokumen pasien 1 dengan diagnosa medis
leukemia limfoblastik akut didapatkan bahwa rencana asuhan keperawatan dengan
tujuan dan kriteria hasil : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan faktor risiko infeksi akan hilang dengan kriteria hasil: terbebas dari
gejala atau tanda infeksi, menunjukkan hygiene pribadi yang adekuat,
mengindikasikan status gastrointestinal, pernafasan, genitourinaria dan imun
dalam batas normal, menggambarkan faktor yang menunjang penularan infeksi,
melaporkan tanda atau gejala infeksi serta mengikuti prosedur pencegahan dan
pemantaun. Rencana tindakan yaitu : pantau tanda/gejala infeksi (misalnya suhu
tubuh, denyut jantung, penampilan luka, sekresi, penampilan urine, lesi kulit,
keletihan dan malaise), batasi pengunjung, ajarkan pasien cara mencuci tangan
yang benar.
b. Dokumen Pasien 2
Hasil pengamatan pada dokumen pasien 2 dengan diagnosa medis
leukemia limfoblastik akut didapatkan bahwa rencana asuhan keperawatan dengan
tujuan dan kriteria hasil : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan faktor risiko infeksi akan hilang dengan kriteria hasil: terbebas dari
gejala atau tanda infeksi, menunjukkan hygiene pribadi yang adekuat, melaporkan
tanda atau gejala infeksi serta mengikuti prosedur pencegahan dan pemantauan.
37
Rencana Tindakan yaitu : pantau tanda/gejala infeksi (misalnya suhu tubuh,
denyut jantung, penampilan luka, sekresi, penampilan urine, lesi kulit, keletihan
dan malaise), kaji faktor yang meningkatkan serangan infeksi (misalnya usia
lanjut, tanggap imun rendah dan malnutrisi), batasi pengunjung, instruksikan
untuk menjaga hygiene pribadi untuk melindungi tubuh terhadap infeksi,
informasikan pada orang tua mengenai jadwal imunisasi untuk difteri, tetanus,
pertusis, polio, campak, parotitis dan rubela), ajarkan pasiencara mencuci tangan
yang benar, ajarkan kepada pengunjung untuk mencuci tangan sewaktu masuk dan
meninggalkan ruang pasien.
4. Implementasi keperawatan
a. Dokumen Pasien 1
Hasil pengamatan pada dokumen pasien 1 dengan diagnose medis
leukemia limfoblastik akut, pada bagian lembar implementasi keperawatan,
perawat mendokumentasikan tindakan keperawatan untuk mengatasi risiko
infeksi. Didapatkan bahwa pelaksanaan keperawatan telah didokumentasikan
selama 3x24 jam sesuai dengan intervensi keperawatan yaitu memantau
tanda/gejala infeksi (misalnya suhu tubuh, denyut jantung, penampilan luka,
sekresi, penampilan urine, lesi kulit, keletihan dan malaise), membatasi
pengunjung, dan mengajarkan pasien cara mencuci tangan yang benar. Selain
mengimplementasikan tindakan keperawatan untuk mengatasi risiko infeksi,
perawat juga melakukan tindakan memonitor mual muntah, memonitor adanya
penurunan berat badan, dan memonitor turgor kulit.
38
b. Dokumen Pasien 2
Hasil pengamatan pada dokumen pasien 2 dengan diagnose medis
leukemia limfoblastik akut, pada bagian lembar implementasi keperawatan
perawat mendokumentasikan tindakan keperawatan untuk mengatasi risiko
infeksi. Didapatkan bahwa pelaksanaan keperawatan telah didokumentasikan
selama 3x24 jam sesuai dengan intervensi keperawatan yaitu memantau
tanda/gejala infeksi (misalnya suhu tubuh, denyut jantung, penampilan luka,
sekresi, penampilan urine, lesi kulit, keletihan dan malaise), mengkaji faktor yang
meningkatkan serangan infeksi (misalnya usia lanjut, tanggap imun rendah dan
malnutrisi), membatasi pengunjung, menginstruksikan untuk menjaga hygiene
pribadi untuk melindungi tubuh terhadap infeksi, menginformasikan pada orang
tua mengenai jadwal imunisasi untuk difteri, tetanus, pertusis, polio, campak,
parotitis dan rubela), mengajarkan pasiencara mencuci tangan yang benar, dan
mengajarkan kepada pengunjung untuk mencuci tangan sewaktu masuk dan
meninggalkan ruang pasien. Selain mengimplementasikan tindakan keperawatan
untuk mengatasi risiko infeksi, perawat juga melakukan tindakan memonitor mual
muntah, memonitor adanya penurunan berat badan, dan memonitor turgor kulit.
5. Evaluasi keperawatan
a. Dokumen pasien 1
Hasil pengamatan pada dokumen pasien 1 dengan diagnosa medis
leukemia limfoblastik akut didapatkan bahwa evaluasi keperawatan telah
melakukan dokumentasi menggunakan metode SOAP. Evaluasi yang didapatkan
setelah 3x24 jam dilakukan implementasi yaitu S: pasien mengeluh lemas, O:
keadaan umum lemah, kesadaran compos mentis, suhu : 36,80C, nadi : 96x/menit,
39
RR: 26x/menit, skala nyeri 0, skor risiko jatuh : 9, pasien tampak pucat, A: risiko
infeksi, P: lanjutkan intervensi keperawatan observasi vital sign dan pantau tanda
infeksi dan efek samping kemoterapi.
b. Dokumen Pasien 2
Hasil pengamatan pada dokumen pasien 2 dengan diagnosa medis
leukemia limfoblastik akut didapatkan bahwa evaluasi keperawatan telah
melakukan dokumentasi menggunakan metode SOAP. Evaluasi yang didapatkan
setelah 3x24 jam dilakukan implementasi yaitu S: pasien mengeluh lemas dan
mual, O : nadi : 98x/menit, suhu: 370C, RR: 28x/menit, skala nyeri: 0, risiko
jatuh : 2, pasien tampak pucat, A : risiko infeksi, P : lanjutkan intervensi
keperawatan observasi vital sign dan pantau tanda infeksi dan efek samping
kemoterapi.
B. Pembahasan
Pembahasan pada studi kasus menguraikan tentang perbandingan antara
hasil studi kasus dan teori yang dijadikan acuan oleh peneliti, serta argumentasi
peneliti itu sendiri terhadap dua asuhan keperawatan yang diteliti berdasarkan
dokumen keperawatan pada dua pasien anak leukemia limfoblastik akut di Ruang
Pudak RSUP Sanglah Denpasar yang dimulai dari tanggal 25 April sampai
dengan 27 April 2018.
1. Pengkajian keperawatan
Pengkajian keperawatan pada rekam medis dokumen pasien pertama
sesuai dengan lembar observasi dokumentasi yaitu terdapat identitas pasien, dan
dibagian riwayat penyakit sekarang dicantumkan pasien mual, penurunan berat
badan, nafsu makan menurun dan membran mukosa pucat. Dokumen pasien
40
kedua sesuai dengan lembar observasi dokumentasi yaitu terdapat identitas pasien,
dan dibagian riwayat penyakit sekarang dicantumkan pasien mual, penurunan
berat badan, nafsu makan menurun.
Terdapat kesenjangan teori pada metode pengkajian yaitu mengenai
keluhan utama dan riwayat penyakit sekarang. Keluhan utama pada lembar
observasi ditulis kemoterapi. Menurut buku yang berjudul Asuhan Keperawatan
Bayi dan Anak (Susilaningrum 2013) keluhan utama yang merupakan keluhan
pasien meminta bantuan pelayanan kesehatan atau alasan pasien masuk rumah
sakit. Sedangkan pada bagian riwayat penyakit sekarang dicantumkan tentang
keluhan utama pasien. Riwayat penyakit sekarang merupakan penjelasan dari
permulaan pasien merasakan keluhan sampai dengan dibawa kerumah sakit.
Terdapat kesenjangan teori pada metode pengkajian status nutrisi, menurut buku
yang berjudul Ilmu Gizi Untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan (Proverawati,
2011), metode pengkajian status nutrisi meliputi : A (antropometric
measurement), B (biochemical data), C (clinical sign), D (dietry) pada bagian A
(antropometric measurement) pengukuran antropometri yaitu menurut hasil
pengamatan di rekam medik pasien pertama dan rekam medik pasien kedua
perawat tidak melakukan dokumentasi mengenai antropometri mengenai lingkar
kepala dan lingkar lengan dan D (dietry) menurut hasil pengamatan di rekam
medik pasien pertama dan rekam medik pasien kedua tidak melakukan
dokumentasi mengenai diet. Menurut buku yang berjudul Peranan Gizi Dalam
Siklus Kehidupan (Adriani, 2016) pemberian nutrisi sangat penting pada leukemia
limfoblastik akut. Tujuan pemberian diet yaitu memberikan makanan yang
seimbang sesuai dengan keadaan penyakit serta daya terima anak. Mencegah atau
41
menghambat penurunan berat badan secara berlebihan. Mengurangi rasa mual,
muntah, dan diare. Jenis makanan atau diet yang diberikan hendaknya
memperhatikan nafsu makan, perubahan indra pengecap, rasa cepat kenyang,
mual, penurunan berat badan dan efek samping pengobatan. Sesuai dengan
keadaan pasien, makanan dapat diberikan dalam bentuk makanan padat (makanan
biasa, makanan lunak, atau makanan lumat), makanan cair, atau kombinasi.
Makanan dan minuman yang dihindari yaitu yang merangsang batuk, misalnya
makanan berminyak, makanan asam, dan pewarna makanan. Tetapi pada
dokumen tidak mencantumkan diet pada pasien leukemia limfoblastik akut,
padahal hal tersebut sangat penting.
2. Diagnosa keperawatan
Hasil pengamatan pada dokumen pasien pertama dan dokumen pasien
kedua dengan diagnosa medis leukemia limfoblastik akut, pada bagian diagnosa
keperawatan, perawat tidak merumuskan atau mengangkat diagnosa keperawatan
defisit nutrisi. Diagnosa keperawatan yang didokumentasikan yaitu risiko infeksi
berhubungan dengan penyakit kronis. Berdasarkan hasil pengamatan pada
dokumen pasien pertama dan kedua didapatkan data mengenai diagnosa defisit
nutrisi yaitu mual, penurunan berat badan, penurunan nafsu makan, membran
mukosa pucat dan cepat kenyang setelah makan. Perawat diruangan tidak
menegakkan diagnosa keperawatan defisit nutrisi, yang ditegakkan hanya prioritas
sesuai penyakit leukemia limfoblastik akut tanpa menjelaskan diagnosa yang
lainnya.
Menurut buku yang berjudul Buku Ajar Hematologi-Onkologi Anak
(Permono, 2010), anak leukemia limfoblastik akut dalam fase pengobatannya
42
disebabkan oleh efek samping obat yaitu kekurangan nutrisi atau defisit nutrisi.
Pengobatan obat LLA memiliki efek berupa gangguan saluran cerna berupa
anoreksia ringan, mual, muntah, diare hemoragik, karena hal ini yang
menyebabkan penurunan status nutrisi pasien
Menurut buku yang berjudul Buku Ajar Pediatric (Rudolph, 2007), pasien
LLA rentan mengalami gangguan nutrisi. Penyakit maupun terapinya
mengakibatkan pasien mengalami kehilangan nutrien berhubungan dengan mual
muntah karena efek samping dari pengobatan yang berimbas pada kekurangan
asupan nutrisi. Sehingga efek samping dari pengobatan LLA akan mempengaruhi
konsumsi makanan pasien. Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Warouw,
2016) dengan judul Perubahan Status Gizi Pada Anak Dengan Leukemia
Limfoblastik Akut Selama Pengobatan mengatakan bahwa anak-anak dengan
kanker akan memiliki tanda dan gejala malnutrisi pada beberapa fase dalam
perjalanan penyakitnya hingga 50-60% kasus, namun, frekuensi ini dapat
bervariasi sesuai dengan jenis keganasan dan berdasarkan penelitian di negara
maju atau di negara berkembang, di mana telah terdapat peningkatan frekuensi
perubahan nutrisi. Studi prevalensi malnutrisi pada anak-anak dengan kanker
ditentukan oleh status gizi pada awal diagnosis, ini penting karena membangun
dampak potensial pada perkembangan pasien sebelum pengobatan dimulai.
Menurut buku yang berjudul Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI, 2016) manifestasi klinis dari defisit nutrisi terdapat gejala dan tanda
mayor serta minor. Gejala dan tanda mayor pada data subjektif yaitu (tidak
tersedia), pada data objektif yaitu berat badan menurun minimal 10% dibawah
rentang ideal. Gejala dan tanda minor pada bagian subjektif yaitu cepat kenyang
43
setelah makan, kram atau nyeri abdomen, nafsu makan menurun pada bagian data
objektif yaitu bising usus hiperaktif, otot penguyah lemah, otot menelan lemah,
membran mokusa pucat, sariawan, serum albumin turun, rambut rontok
berlebihan, diare.
3. Intervensi keperawatan
Hasil pengamatan pada dokumen pasien pertama dan dokumen pasien
kedua dengan diagnosa medis leukemia limfoblastik akut, pada bagian intervensi
perawat tidak melakukan dokumentasi tujuan dan rencana keperawatan dengan
diagnosa keperawatan defisit nutrisi. Tujuan dan rencana keperawatan yang
didokumentasikan yaitu tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama
3x24 jam diharapkan faktor risiko infeksi akan hilang dengan kriteria hasil:
terbebas dari gejala atau tanda infeksi, menunjukkan hygiene pribadi yang
adekuat, mengindikasikan status gastrointestinal, pernafasan, genitourinaria dan
imun dalam batas normal, menggambarkan faktor yang menunjang penularan
infeksi, melaporkan tanda atau gejala infeksi serta mengikuti prosedur pencegahan
dan pemantaun. Rencana tindakan yaitu : pantau tanda/gejala infeksi (misalnya
suhu tubuh, denyut jantung, penampilan luka, sekresi, penampilan urine, lesi kulit,
keletihan dan malaise), batasi pengunjung, ajarkan pasien cara mencuci tangan
yang benar.
Menurut buku yang berjudul Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC (Nanda, 2015) mengenai
Nursing Outcome Classification dan Nursing Intervention Classification. NOC
yaitu Nutritional Status, Nutrional Status : food and fluid, Intake, Nutrional Status
: Nutrient Intake, Weight Control. Adapun kriteria hasil yang diharapkan yaitu :
44
adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan, berat badan ideal sesuai
dengan tinggi badan, mampu mengidentifikasikan kebutuhan nutrisi, tidak ada
tanda – tanda malnutrisi, tidak terjadi penurunan beratn badan yang berarti.
Adapun untuk NIC yaitu : Nutrition Management yaitukaji status nutrisi pasien,
kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien, anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe, monitor
jumlah nutrisi dan kandungn kalori, berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
Nutrion Monitoring yaitu monitor adanya penurunan berat badan, monitor
lingkungan selama makan, monitor interaksi anak dan orang tua selama makan,
monitor turgor kulit, monitor mual dan muntah.
Berdasarkan dokumentasi rekam medis pasien, kriteria hasil serta rencana
keperawatan tidak menggunakan Nursing Outcome Classification(NOC) dan
Nursing Intervention Classification(NIC) tetapi rencana yang diberikan sesuai
dengan diagnosa yang dirumuskan dan tidak tersedianya RENPRA (Rencana
Keperawatan) dengan defisit nutrisi. Format yang digunakan sesuai dengan
kebijakan rumah sakit yaitu risiko infeksi, sedangkan untuk intervensi
keperawatan defisit nutrisi tidak direncanakan karena tidak menjadi masalah
keperawatan yang diprioritaskan.
4. Implementasi keperawatan
Hasil pengamatan pada dokumen pasien 1 dan pasien 2 sesuai dengan
intervensi yang telah ditetapkan untuk mengatasi risiko infeksi dan
didokumentasikan di lembar implementasi. Selain mengimplementasikan tindakan
keperawatan untuk mengatasi risiko infeksi, perawat juga melakukan tindakan
sesuai dengan acuan teori untuk masalah defisit nutrisi, seperti memonitor mual
45
muntah, memonitor adanya penurunan berat badan, memonitor turgor kulit akan
tetapi rencana tersebut tidak di dokumentasikan pada rekam medis pasien
dikarenakan tidak menjadi prioritas sesuai pada penyakit pasien.
6. Evaluasi keperawatan
Hasil pengamatan pada dokumen pasien pertama dengan diagnosa medis
leukemia limfoblastik akut, pada bagian lembar evaluasi, perawat melakukan
dokumentasi hasil evaluasi berupa S : pasien mengeluh lemas O: keadaan umum
lemah, kesadaran compos mentis, suhu : 36,80C, nadi : 96x/menit, RR: 26x/menit,
skala nyeri 0, skor risiko jatuh : 9, pasien tampak pucat, A: risiko infeksi, P:
lanjutkan intervensi keperawatan observasi vital sign dan pantau tanda infeksi dan
efek samping kemoterapi.
Hasil pengamatan pada dokumen pasien kedua dengan diagnosa medis
leukemia limfoblastik akut, pada bagian lembar evaluasi, perawat melakukan
dokumentasi hasil evaluasi berupa : S : pasien mengeluh lemas dan mual, O : nadi
: 98x/menit, suhu: 370C, RR: 28x/menit, skala nyeri: 0, risiko jatuh : 2, pasien
tampak pucat, A : risiko infeksi, P : lanjutkan intervensi keperawatan observasi
vital sign dan pantau tanda infeksi dan efek samping kemoterapi.
Menurut buku yang berjudul Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Media dan Nanda NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 2 (Nurarif & Kusuma,
2015), evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan untuk mengetahui
perkembangan kesehatan pasien dalam mencapai tujuan intervensi. Evaluasi yang
terdapat pada defisit nutrisi yaitu, pasien mengalami peningkatan berat badan
sesuai dengan tujuan, berat badan pasien ideal sesuai dengan tinggi badan, pasien
maupun keluarga mampu mengidentifikasikan kebutuhan nutrisi, pasien tidak
46
mengalami tanda – tanda malnutrisi, pasien tidak mengalami penurunan berat
badan yang berarti. Format yang digunakan untuk evaluasi keperawatan menurut
(Rohmah & Saiful,2012) yaitu format SOAP yang terdiri dari subjective,
objective, analysis, dan planning.
Menurut teori yang dijadikan acuan evaluasi asuhan keperawatan defisit
nutrisi dengan hasil dokumen pasien pertama dan pasien kedua terdapat kesamaan
pedoman yaitu menggunakan format SOAP dalam mengevaluasi keadaan pasien,
namun perawat di ruangan tidak mengevaluasi untuk masalah keperawatan defisit
nutrisi karena tidak menjadi masalah keperawatan yang prioritas. Berdasarkan
evaluasi hasil dokumentasi pasien pertama dan kedua terdapat ketidaksesuaian
antara tujuan dan kriteria hasil bagian rencana keperawatan dengan evaluasi pada
bagian ‘S’ dan ‘O’. Dokumen pasien pertama pada bagian ‘S’ didokumentasikan
pasien mengeluh lemas, sedangkan dokumen pasien kedua didokumentasikan
pasien mengeluh lemas dan mual. Bagian ‘O’ pada dokumen pasien pertama
didokumentasikan keadaan umum lemah, kesadaran compos mentis, nadi :
96x/menit, suhu : 36,80C, Respirasi : 26x/menit, skala nyeri : 0, skor risiko jatuh :
9, pasien tampak pucat. Dokumen pasien kedua pada bagian ‘O’
didokumentasikan nadi : 98x/menit, suhu : 370C, Respirasi : 28x/menit, skala
nyeri : 0, risiko jatuh : 2, pasien tampak pucat.
C. Keterbatasan
Keterbatasan menguraikan tentang hal-hal yang menghambat jalannya
studi kasus yaitu :
1. Beberapa tulisan pada rekam medis pasien yang sulit dibaca.
47
2. Berdasarkan metodelogi penelitian, peneliti hanya menggunakan dokumentasi
dan observasi sedangkan di ruang Pudak RSUP Sanglah tidak mengangkat
diagnosa keperawatan dengan defisit nutrisi karena tidak tersedia RENPRA
(Rencana Keperawatan).
3. Perawat ruangan dalam merumuskan diagnosa keperawatan masih
menggunakan standar yang berlaku di rumah sakit sedangkan sudah terdapat
pedoman terbaru yaitu SDKI 2017.
4. Proses penelitian tidak mendapatkan waktu khusus, waktu untuk penelitian
bersamaan dengan praktik klinik keperawatan medical bedah dan praktek
klinik berstandar internasional baik di klinik maupun di rumah sakit, sehingga
keterbatasan waktu peneliti untuk melakukan penelitian.
48
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengkajian keperawatan pada kedua dokumen terdapat kesamaan data
pengkajian. Beberapa data pada pengkajian tidak dikaji oleh perawat yang
sesuai dengan teori yaitu lingkar kepala dan lingkar lengan.
2. Diagnosa keperawatan pada dokumen pasien pertama dan kedua terdapat
kesamaan diagnosa keperawatan yang ditegakkan oleh perawat. Terdapat
perbedaan diagnosa keperawatan pada hasil dokumen pasien dengan teori
yang dijadikan acuan. Perawat di ruangan tidak merumuskan diagnosa
keperawatan defisit nutrisi karena perawat hanya merumuskan diagnosa yang
prioritas saja.
3. Intervensi keperawatan pada kedua dokumen pasien yang didokumentasikan
adalah untuk diagnosa keperawatan prioritas saja yaitu risiko infeksi,
sedangkan diagnosa keperawatan defisit nutrisi tidak di rencanakan. Pedoman
yang digunakan sesuai dengan format yang sesuai dengan kebijakan rumah sakit.
4. Implementasi keperawatan yang didokumentasikan yaitu sesuai dengan
intervensi yang telah ditetapkan untuk diagnosa keperawatan risiko infeksi,
untuk tindakan keperawatan yang dilakukan berkaitan dengan defisit nutrisi
adalah memonitor mual muntah, memonitor adanya penurunan berat badan,
49
memonitor turgor kulit, namun tidak didokumentasikan karena tidak menjadi
diagnosa prioritas.
5. Menurut teori yang dijadikan acuan evaluasi asuhan keperawatan defisit
nutrisi dengan hasil dokumen pasien pertama dan pasien kedua terdapat
kesamaan pedoman yaitu menggunakan format SOAP dalam mengevaluasi
keadaan pasien, namun perawat di ruangan tidak mengevaluasi untuk masalah
keperawatan defisit nutrisi karena tidak menjadi masalah keperawatan yang
prioritas. Berdasarkan evaluasi hasil dokumentasi pasien pertama dan kedua
terdapat ketidaksesuaian antara tujuan dan kriteria hasil bagian rencana
keperawatan dengan evaluasi pada bagian ‘S’ dan ‘O’.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran
asuhan keperawatan pada anak leukemia limfoblastik akut dengan defisit nutrisi di
Ruang Pudak RSUP Sanglah Denpasar, peneliti mengalami beberapa hambatan
dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. Demi kemajuan penelitian selanjutnya
peneliti menyarankan kepada:
1. Kepada pihak RSUP Sanglah Denpasar
Bagi pihak rumah sakit khususnya perawat diharapkan dapat melakukan
dokumentasi dengan melengkapi data mendetail sesuai dengan pedoman dan
mengembangkan ilmu-ilmu terbaru dalam melakukan asuhan keperawatan.
2. Kepada Intitusi Politeknik Kesehatan Denpasar
Menambah literatur di perpustakaan Jurusan Keperawatan Poltekkes
Denpasar sebagai bahan dalam penyusunan karya tulis ilmiah.
3. Kepada Peneliti lain
50
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar untuk
penelitian selanjutnya dan mengembangkan variabel yang dapat dihubungkan
dengan pasien Leukemia Limfoblastik Akut khususnya pada anak dalam lingkup
yang lebih luas sehingga mendapatkan data yang lebih valid.
51
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, M. (2016). Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Bott, R. (2014). Data dan Informasi Kesehatan Situasi Penyakit Kanker. Igarss 2014, (1), 1–5. https://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-7.2
Brazilian Journal, Amanda Cabral, Marcello Gerardin, Poirot Land, Nathalia Peroni, Kelly Oliviera Santos, E. L. L. (2017). Revista Brasileira de Hematologia e Hemoterapia Original article Reactions related to asparaginase infusion in a 10-year retrospective cohort. Revista Brasileira de Hematologia E Hemoterapia, 39(4), 337–342. https://doi.org/10.1016/j.bjhh.2017.08.002
Brinksma, A., Huizinga, G., Sulkers, E., Kamps, W., Roodbol, P., & Tissing, W. (2012). Malnutrition in childhood cancer patients : A review on its prevalence and possible causes. Critical Reviews in Oncology / Hematology, 83(2), 249–275. https://doi.org/10.1016/j.critrevonc.2011.12.003
Davis, A. S., Viera, A. J., & Mead, M. D. (2014). Leukemia: An overview for primary care. American Family Physician, 89(9), 731–738.
Desmawati. (2013). Sistem Hematologi Dan Imunologi Asuhan Keperawatan Umum dan Maternitas.
Ghofar, A. (2009). Cara Mudah Mengenal & Mengobati Kanker.
Hidayat, A. A. A. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan : Paradigma Kuantitif. (M. Uliyah, Ed.) (1st ed.). Surabaya: Health Books.
Mardalena, Ida, S.Kep., Ners., M. S. (2014). Dasar-dasar Ilmu Gizi Dalam Keperawatan.
Nanda. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Yogyakarta: Mediaction Jogja.
Ns. Abdullah, S.Kep., M. K. (2014). Kebutuhan Dasar Manusia.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 2.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
52
Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan (2nd ed.). Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. (P. P. Lestari, Ed.) (4th ed.). Jakarta: Salemba Medika.
Padila, S.Kep, N. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam.
Patients, F. O. R. (2017). Acute Lymphoblastic Leukemia.
Permono, B. (2010). Buku Ajar Hematologi-Onkologi Anak.
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: PPNI.
Proverawati, A. (2011). Ilmu Gizi Untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Rudolph, A. (2007). Buku Ajar Pediatric Rudolph/Rudolph’s Pediatrics.
SDKI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan (2nd ed.). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Susilaningrum, R., Nursalam, & Utami, S. (2013). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Warouw, S. M. (2016). Perubahan status gizi pada anak dengan leukemia limfoblastik akut selama pengobatan, 4.
53
Lampiran 1
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK LEUKEMIA
LIMFOBLASTIK AKUT DENGAN DEFISIT NUTRISI DI RUANG PUDAK RSUP SANGLAH DENPASAR No Kegiatan Waktu
Jan 2018 Feb 2018 Maret 2018 April 2018 Mei 2018
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan proposal
2 Studi Pendahuluan
3 Seminar proposal
4 Revisi proposal
5 Pengurusan izin penelitian
6 Pengumpulan data
7 Pengolahan data
8 Analisis data
9 Penyusunan laporan
10 Sidang hasil penelitian
11 Revisi laporan
12 Pengumpulan KTI
54
Lampiran 2
ANGGARAN BIAYA PENELITIAN GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK LEUKEMIA LIMFOBLASTIK
AKUT DENGAN DEFISIT NUTRISI DI RUANG PUDAK RSUP SANGLAH DENPASAR
TAHUN 2018
No Kegiatan Rencana Biaya
1 Tahap Persiapan
a. Penyusunan proposal
b. Penggandaan proposal
c. Revisi proposal
Rp 100.000,00
Rp 100.000,00
Rp 150.000,00
2 Tahap Pelaksanaan
a. Pengurusan Izin Penelitian
b. Transportasi dan Akomodasi
Rp 200.000,00
Rp 200.000,00
3 Tahap Akhir
a. Penyusunan KTI
b. Penggandaan KTI
c. ATK KTI
d. Lain-lain
Rp 100.000,00
Rp 200.000,00
Rp 150.000,00
Rp 200.000,00
Jumlah Rp 1.400.000,00
55
Lampiran 3
FORMAT PENGUMPULAN DATA
PASIEN I
Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah setiap pertanyaan lembar observasi dengan teliti dan benar
2. Jawablah pada kolom yang tersedia, dengan cara memberi tanda pada
kolom yang sesuai dengan keadaan klien
A. PENGKAJIAN
No Masalah Keperawatan
Tanda dan
Gejala
Ya Tidak
1 Defisit Nutrisi
a. Berat Badan menurun minimal 10% di bawah
rentang ideal
b. Cepat kenyang setelah makan
c. Kram/nyeri abdomen
d. Nafsu makan menurun
e. Bising usung hiperaktif
f. Otot pengunyah lemah
g. Otot menelan lemah
56
√
h. Membrane mukosa pucat
B. RUMUSAN DIAGNOSA
No Diagnosa Keperawatan (PES)
Observasi
Ya Tidak
1 Problem
Defisit Nutrisi
2 Etiology
a. Ketidakmampuan menelan makanan
b. Ketidakmampuan mencerna makanan
c. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
d. Peningkatan kebutuhan metabolism
e. Faktor psikologis (mis, stress, keengganan untuk
makan)
3 Sign and symptom
a. Berat Badan menurun minimal 10% di bawah
rentang ideal
b. Cepat kenyang setelah makan
c. Kram/nyeri abdomen
d. Nafsu makan menurun
57
e. Bising usung hiperaktif
f. Otot pengunyah lemah
g. Otot menelan lemah
h. Membrane mukosa pucat
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Intervensi Keperawatan (NIC)
Intervensi
Ya Tidak
1 Nutrition Management
a. Kaji status nutrisi pasien
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien
c. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
d. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
e. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
2 Nutrition Monitoring
a. Monitor adanya penurunan berat badan
b. Monitor lingkungan selama makan
c. Monitor interaksi anak dan orang tua selama
58
makan
d. Monitor turgor kulit
e. Monitor mual dan muntah
D. IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
No Intervensi Keperawatan (NIC)
Intervensi
Ya Tidak
1 Nutrition Management
a. Kaji status nutrisi pasien
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien
c. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
d. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
e. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
2 Nutrition Monitoring
a. Monitor adanya penurunan berat badan
b. Monitor lingkungan selama makan
c. Monitor interaksi anak dan orang tua selama
makan
59
d. Monitor turgor kulit
e. Monitor mual dan muntah
E. EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN
No Evaluasi
Observasi
Ya Tidak
1Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
2Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
3Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
4Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
5Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
FORMAT PENGUMPULAN DATA
60
PASIEN II
Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah setiap pertanyaan lembar observasi dengan teliti dan benar
2. Jawablah pada kolom yang tersedia, dengan cara memberi tanda pada
kolom yang sesuai dengan keadaan klien
A. PENGKAJIAN
No Masalah Keperawatan
Tanda dan
Gejala
Ya Tidak
1 Defisit Nutrisi
a. Berat Badan menurun minimal 10% di bawah
rentang ideal
b. Cepat kenyang setelah makan
c. Kram/nyeri abdomen
d. Nafsu makan menurun
e. Bising usung hiperaktif
f. Otot pengunyah lemah
g. Otot menelan lemah
h. Membrane mukosa pucat
B. RUMUSAN DIAGNOSA
61
√
No Diagnosa Keperawatan (PES)
Observasi
Ya Tidak
1 Problem
Defisit Nutrisi
2 Etiology
a. Ketidakmampuan menelan makanan
b. Ketidakmampuan mencerna makanan
c. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
d. Peningkatan kebutuhan metabolism
e. Faktor psikologis (mis, stress, keengganan untuk
makan)
3 Sign and symptom
a. Berat Badan menurun minimal 10% di bawah
rentang ideal
b. Cepat kenyang setelah makan
c. Kram/nyeri abdomen
d. Nafsu makan menurun
e. Bising usung hiperaktif
f. Otot pengunyah lemah
62
g. Otot menelan lemah
h. Membrane mukosa pucat
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Intervensi Keperawatan (NIC)
Intervensi
Ya Tidak
1 Nutrition Management
a. Kaji status nutrisi pasien
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien
c. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
d. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
e. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
2 Nutrition Monitoring
a. Monitor adanya penurunan berat badan
b. Monitor lingkungan selama makan
c. Monitor interaksi anak dan orang tua selama
makan
d. Monitor turgor kulit
63
e. Monitor mual dan muntah
D. IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
No Intervensi Keperawatan (NIC)
Intervensi
Ya Tidak
1 Nutrition Management
a. Kaji status nutrisi pasien
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien
c. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
d. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
e. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
2 Nutrition Monitoring
a. Monitor adanya penurunan berat badan
b. Monitor lingkungan selama makan
c. Monitor interaksi anak dan orang tua selama
makan
d. Monitor turgor kulit
e. Monitor mual dan muntah
64
E. EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN
No Evaluasi
Observasi
Ya Tidak
1Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
2Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
3Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
4Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
5Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Lampiran 4
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
(INFORMED CONSENT)
65
SEBAGAI PESERTA PENELITIAN
Yang terhormat Bapak/ Ibu/Saudara/Adik, Kami meminta kesediannya
untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Keikutesertaan dari penelitian ini
bersifat sukarela/tidak memaksa. Mohon untuk dibaca penjelasan dibawah dengan
seksama dan disilahkan bertanya bila ada yang belum dimengerti.
Judul
Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Anak Leukemia
Limfoblastik Akut Dengan Defisit Nutrisi di Ruang Pudak
RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2018
Peneliti
UtamaKadek Ayu Dwi Cesiarini
Institusi Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Denpasar
Peneliti Lain -
Lokasi
PenelitianRuang Pudak RSUP Sanglah Denpasar
Sumber
pendanaanSwadana/ Sponsor/ Hibah/ Lainnya
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan Asuhan Keperawatan pada
Anak Leukemia Limfoblastik Akut dengan Defisit Nutrisi di Ruang Pudak RSUP
Sanglah Denpasar Tahun 2018, Jumlah responden sebanyak 2 orang dengan
syaratnya yaitu pasien Anak Leukemia Limfoblastik Akut dengan IMT dibawah
66
normal dan tergolong kurus (nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh), pasien anak
leukemia limfoblastik akut dengan berat badan turun minimal 10% dari rentang
normal.
Peneliti menjamin kerahasiaan semua data peserta penelitian ini dengan
menyimpannya dengan baik dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Kepesertaan Bapak/Ibu/Saudara/Adik pada penelitian ini bersifat sukarela.
Bapak/Ibu/Saudara/Adik dapat menolak untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan pada penelitian atau menghentikan kepesertaan dari penelitian kapan saja
tanpa ada sanksi. Keputusan Bapak/Ibu/Saudara/Adik untuk berhenti sebagai
peserta penelitian tidak akan mempengaruhi mutu dan akses/ kelanjutan
pengobatan yang akan diberikan.
Jika setuju untuk menjadi peserta peneltian ini, Bapak/Ibu/Saudara/Adik
diminta untuk menandatangani formulir ‘Persetujuan Setelah Penjelasan
(Informed Consent) Sebagai *Peserta Penelitian/ *Wali’ setelah
Bapak/Ibu/Saudara/Adik benar-benar memahami tentang penelitian ini.
Bapak/Ibu/Saudara/Adik akan diberi salinan persetujuan yang sudah ditanda
tangani ini.
Bila selama berlangsungnya penelitian terdapat perkembangan baru yang
dapat mempengaruhi keputusan Bapak/Ibu/Saudara/Adik untuk kelanjutan
kepesertaan dalam penelitian, peneliti akan menyampaikan hal ini kepada
Bapak/Ibu/Saudara/Adik
Bila ada pertanyaan yang perlu disampaikan kepada peneliti, silakan hubungi
peneliti : Kadek Ayu Dwi Cesiarini (081339889389)
67
Tanda tangan Bapak/Ibu/Saudara/Adik dibawah ini menunjukkan bahwa
Bapak/Ibu/Saudara/Adik telah membaca, telah memahami dan telah mendapat
kesempatan untuk bertanya kepada peneliti tentang penelitian ini dan menyetujui
untuk menjadi peserta *penelitian/Wali.
Denpasar,….......................................2018
Peserta/ Subyek Penelitian/Wali
(...........................................................)
(Wali dibutuhkan bila calon peserta adalah anak < 14 tahun, lansia, tuna
grahita, pasien dengan kesadaran kurang – koma)
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
Top Related