8/2/2019 Kapasitas Dukung Tiang Tunggal
1/5
DAFTARNOTASI
Ap = Luas penampang ujung tiang (m2)
As = Luas selimut tiang (m2)
Bg = Lebar blok (m)
c = Kohesi tanah (t/m2)
Cp = Koefisien empiris
Cu = Kohesi tanah undrained(t/m2)
Cu ave = Kohesi tanah undrainedratarata (t/m2)
Cui = Kohesi tanah undrainedlapis ke i (t/m2)
C = kemiringan kurva indeks pemampatan sekunder
d = Diameter tiang (m)
Eg = Efisiensi kelompok tiang
Ep = Modulus elastisitas tiang (kg/cm2)
Es = Modulus elastisitas tanah (kg/cm2)
Eo = Angka pori awal ( % )
e1 = Angka pori saat berakhirnya konsolidasi ( % )
ep = Angka pori saat akhir konsolidasi primer ( % )
= Gesekan selimut (t/m2)
ave = Gesekan selimut ratarata (t/m2)
H = Tebal lapisan tanah yang ditinjau. (m)
Iws = Faktor pengaruh
K = Koefisien tekanan tanah
L = Panjang tiang (m)
Li = Panjang segment tiang lapis Ke i (m)
Lg = Panjang blok (m)
LD = Tinggi blok (m)
m = Jumlah baris tiang
n = Jumlah tiang dalam satu baris
N = Harga ratarata N SPT pada kedalaman Bg dibawah ujung fondasi tiang
Nq = Faktor kapasitas dukung
Nc = Faktor kapasitas dukung tanah pada ujung tiang
8/2/2019 Kapasitas Dukung Tiang Tunggal
2/5
OCR = Over Consolidation Ratio
P = Beban yang bekerja (t)
p = Keliling tiang (m)
Qa = Kapasitas dukung ijin tiang (t)
Qg = Beban maksimum kelompok tiang (t)
Qp = Kapasitas dukung ujung tiang (t)
Qs = Kapasitas dukung selimut tiang (t)
Qu = Kapasitas dukung ultimit tiang (t)
q = Tekanan pada dasar fondasi (t/m2)
qc = Nilai konus pada ratarata kedalaman Bg (Kg/cm2)
qp = Kapasitas dukung batas/unit tahanan ujung (t)
S = Penurunan total (m)
s = Jarak pusat ke pusat tiang (m)
Sc = Penurunan konsolidasi primer (m)
Si = Penurunan segera (m)
Sp = Penurunan dari ujung tiang (m)
Sps = Penurunan tiang akibat beban yang dialihkan sepanjang tiang. (m)
Ss = Penurunan akibat deformasi aksial tiang (m)
Ss = Penurunan konsolidasi sekunder (m)
t1 = Saat waktu setelah konsolidasi primer berhenti
vs = Poisson ratio tanah
W = Berat Tiang (t)
= Sudut gesek dalam tanah (derajat)
r = Sudut geser tanah kondisi terdrainasi (derajat)
v = Tegangan vertikal efektif tanah, dianggap konstan setelah kedalaman 15d
ave = Tegengan vertical efektif ratarata (t/m2)
= Sudut gesek permukaan
= Konstanta
= Konstanta (Faktor adhesi)
= arc tg d/s (derajat)
L = Panjang segment tiang (m)
e = Perubahan angka pori (%)
i = Faktor koreksi untuk lapisan tanah dengan tebal terbatas H
8/2/2019 Kapasitas Dukung Tiang Tunggal
3/5
o = Faktor koreksi untuk kedalaman fondasi Df
Kapasitas Dukung Tiang Tunggal
Kapasitas dukung tiang terdiri dari kapasitas dukung ujung tiang (Qp) dan kapasitas dukung
selimut tiang (Qs), yang dapat dilihat pada Gambar berikut :
Qu
Qs
Qp
Penampang tiang
Gambar 3.1 Kapasitas dukung tiang pancang
a. Kapasitas Dukung Ujung Tiang (Qp)
Menurut cara Meyerhoff (1976), menentukan kapasitas dukung ujung tiang tergantung jenis
tanahnya. Berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk menghitung kapasitas dukung ujung tiang
menurut jenis tanahnya:
1. Tanah Pasir
Qp = Ap . qp
8/2/2019 Kapasitas Dukung Tiang Tunggal
4/5
qp = c .Nc + q .Nq Pada tanah pasir nilai c = 0
Qp = Ap . qp = Ap . 5 . tg .Nq
Dengan:
Qp = Kapasitas dukung ujung tiang (ton)
Ap = Luas penampang ujung tiang (m2)
qp = Kapasitas dukung batas / unit tahanan ujung
= Sudut gesek dalam tanah
Nq = Faktor kapasitas dukung
(Gambar 3.2) Nilai Nq dan Nc didapat dari Gambar 3.2 berikut:
Gambar 3.2 Faktor kapasitas dukung (Meyerhof, 1976)
(Sumber :Joseph E. Bowles)
2. Tanah Lempung
Qp = Ap . qp
8/2/2019 Kapasitas Dukung Tiang Tunggal
5/5
qp = c .Nc + q .Nq
Pada tanah lempung = 0 , maka nilai q .Nq = 0, sedangkan nilai Nc = 9 (Poulos & Davis)
Qp = Ap . cu . 9 (3.2)
Dengan :
Qp = Kapasitas dukung ujung tiang (Gambar 3.4)
Cu = Kohesi tanah undrained. (gambar 3.7)
Nc= Faktor kapasitas dukung tanah pada ujung tiang (gambar 3.2)
Kapasitas dukung ujung tiang pada tanah lempung dapat dilihat pada gambar 3.1diatas dengan
simbol Qp .
- Data lapangan
1. Berdasarkan hasil sondir (CPT) Kapasitas dukung ujung tiang (Qp)
Qp = 0,5 . (p1 + p2) . Ap ........................................................................... (3.3)
Dengan :
p1 = nilai tekanan konus pada titik yang terletak 8D diatas ujung tiang (Gambar 3.5)
p2 = nilai tekanan konus pada titik yang terletak 3D dibawah ujung tiang (Gambar 3.5)
Ap = Luas penampang ujung tiang (m2)
2. Berdasarkan uji SPT
Kapasitas dukung ujung tiang
(Qp) Qp = Ap . qp
qp = 40 NLB/D 400 N (satuan KN)
Top Related