Kajian KonsepPengembangan Waterfront
Berbasis Desain Ekologi di Cibinong Raya
Intan Dewi PuspitaA451140111
Komisi Pembimbing1. Dr. Ir. Indung Sitti Fatimah, M.Si2. Dr. Ir. Andi Gunawan, M.Agr,
Program Pascasarjana Arsitektur Lanskap Institut Pertanian Bogor 2015
Pendahuluan
Perkembangan Kota perlu memperhatikan aspek morfologi kota
Morfologi kota membedakan setiap kota
Faktor yang mempengaruhi bentuk kota adalah bentang alam dan geografisnya
Perkembangan sebuah kota sesuai potensi yang dimiliki
Kajian Konsep Pengembangan Waterfront Berbasis Desain Ekologi di Cibinong Raya
Cibinong Raya merupakan Ibu Kota Kabupaten Bogor dan dilihat dari
morfologinya, memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai waterfront
Sumber: http://blog.act.id
Sumber: www.fotografer.net
Pendahuluan
Kajian Konsep Pengembangan Waterfront Berbasis Desain Ekologi di Cibinong Raya
Memiliki 17 situ atau danau (SK Bupati Bogor No. 17)
Oleh Bappeda akan dikembangkan sebagai Situ-front City
Keberadaan situ memiliki peran dalam bidang konservasi, ekonomi, dan sosial-budaya
CIBINONG RAYA
Konsep waterfront banyak digunakan dalam pengembangan kota
Muncul isu-isu terkait lingkungan(kerusakan lingkungan)
Kerusakan lingkungan = hasil tangan manusia (desain)
Berkembanglah istilah “arsitektur hijau”, “desain berkelanjutan”, “desain ekologi”
Tujuannya untuk mencapai keberlanjutan
Sumber: http://panjirelawan.deviantart.com
Sumber: www.louisvillewaterfront.com
Pendahuluan
Kajian Konsep Pengembangan Waterfront Berbasis Desain Ekologi di Cibinong Raya
Pengembangan waterfront merupakan usaha untuk membangun interaksi manusia dan alam/lingkungan di sekitarnya
Menggabungkan dua ekosistem yang berbeda, antara ekosistem perairan dan ekosistem daratan
Pengembangannya Cibinong Raya direncanakan sebagai pusat permukiman perdesaan, pusat permukiman perkotaan, kawasan perikanan,
pasar pengumpul dan pelelangan ikan air tawar, kawasan industri estate, zona industri, sentra industri kecil, dan kawasan wisata alam (Situ
Cikaret dan Situ Ciriung).
Perda Kab. Bogor No. 19 Tahun 2008
Tujuan Penelitian
Kajian Konsep Pengembangan Waterfront Berbasis Desain Ekologi di Cibinong Raya
Tujuan PenelitianWaterfront dan desain ekologi
• Menilai kelayakan 17 situ untuk dapat dikembangkan sebagai waterfront di Cibinong Raya
• Menetapkan standar kriteria pengembangan waterfront berbasis desain ekologi
• Merencanakan konsep desain yang tepat untuk pengembangan waterfront pada situ di Cibinong Raya berbasis desain ekologi
Manfaat Penelitian
• Memberikan kontribusi untuk pengembangan kawasan sumber air sebagai waterfront
• Sebagai acuan perencanaan konsep desain dalam melakukan pengembangan kota, bagi pertumbuhan masyarakatnya yang dapat berdampingan dengan pertumbuhan alam membentuk ekosistem yang baik
• Untuk Pemerintah Daerah Cibinong Raya dalam melakukan pengembangan Cibinong Raya sebagai Situ-front City dengan mengetahui konsep desain pengembangan waterfront yang tepat berbasis ekologi
Kajian Konsep Pengembangan Waterfront Berbasis Desain Ekologi di Cibinong Raya
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan pada 17 situ yang terdapat di Cibinong Raya dengan diberi penilaian menggunakan kriteria waterfront. Pembahasan kriteria konsep pengembangan waterfront dan komponen desain ekologi diambil berdasarkan literatur. Konsep desain ekologi dibatasi pada lima dasar prinsip ekologi dari Van Der Ryn dan Cowan (1996)
Alur Pikir Penelitian
Kajian Konsep Pengembangan Waterfront Berbasis Desain Ekologi di Cibinong Raya
17 Situ di Cibinong Raya
Syarat penilaian Waterfront
Kriteria Pengembangan
Waterfront
KriteriaDesain Ekologi
Permasalahan:1 Pengembangan waterfront sebagai
upaya meningkatkan sumber daya air.
2 Konsep desain ekologi sebagai upaya permasalahan lingkungan.
Memenuhi Syarat
Tidak Memenuhi
Syarat
Konsep Pengembangan Waterfront Berbasis Desain
Ekologi
Prioritas Kriteria Pengembangan Waterfront Berbasis Desain Ekologi
Rekomendasi Konsep Pengembangan Waterfront Berbasis Desain Ekologis
Tinjauan Pustaka
WATERFRONT• Waterfront dapat diartikan sebagai suatu area atau kawasan yang terletak di tepi air,
termasuk kawasan tangkapan air antara daerah daratan dan perairan (sungai/danau/pantai) yang merupakan wadah bagi aktivitas masyarakat sekitarnya (Tangkuman dan Tondobala 2011)
• Waterfront merupakan kawasan tepi air (waterfront) meliputi bangunan atau aktivitas yang tidak harus secara langsung berada di atas air, akan tetapi terikat secara visual atau histori atau fisik atau terikat dengan air sebagai bagian dari “scheme” yang lebih luas(Masrul 2007)
PENGEMBANGAN WATERFRONTPengembangan waterfront merupakan hasil pembangunan yang memiliki kontak visual dan fisik dengan air dan bagian dari upaya pengembangan wilayah perkotaan secara fisik alamnya berada dekat dengan air dimana bentuk pengembangan pembangunan wajah kota yang terjadi berorientasi ke arah perairan. (Darmawan 2013)
Kajian Konsep Pengembangan Waterfront Berbasis Desain Ekologi di Cibinong Raya
Tinjauan Pustaka
Dalam proses pengembangan suatu kawasan waterfront pada dasarnya dibagi atas tiga jenis pengelompokkan (Masrul 2007).• Konservasi, • Redevelopment, • Development,
Kajian Konsep Pengembangan Waterfront Berbasis Desain Ekologi di Cibinong Raya
Linear Radial Kosentrik Barnch(Soesanti et al. 2006)
Morfologi Waterfront
Sumber: Balsley 2011
Tinjauan Pustaka
DESAIN EKOLOGIDesain ekologi bagian bentuk desain yang meminimalkan dampak yang merusak lingkungan dan mengintegrasikannya dengan proses kehidupan. (Van Der Ryn dan Cowan 1996)
Dalam proses desain ekologi terdapat lima prinsip yang merupakan dasar untuk desain ekologi, yakni• Solution grow from place• Ecological accounting informs design• Design with nature• Everyone is designer• Make nature visible
Kajian Konsep Pengembangan Waterfront Berbasis Desain Ekologi di Cibinong Raya
Lokasi
Kajian Konsep Pengembangan Waterfront Berbasis Desain Ekologi di Cibinong Raya
No Nama Situ Luas (Ha) Kondisi
1 Cikaret 18,00 Baik2 Tonjong 10,00 Baik3 Citatah/Ciriung 9,25 Rusak
Ringan4 Kemuning 6,50 Baik5 Baru/Pemda 5,20 Baik6 Kabantenan 4,50 Baik7 Cibinong/Gedong 4,00 Rusak
Ringan8 Cibereum 2,50 Sedang9 Nanggerang 2,40 Rusak Berat
10 Cibuntu 2,12 Baik11 Sela 1,50 Baik12 Cimanggis 1,40 Sedang13 Cijantung/Kibing 1,00 Baik14 Cijujung 1,00 Rusak Berat15 Cipambuan Hilir 0,75 Rusak
Ringan16 Kandang Babi 0,60 Rusak Berat17 Leuwi Hutug 0,40 Rusak Berat
Cibinong Raya merupakan Ibu Kota Kabupaten Bogor dan merupakan wilayah administrasi Pemerintah Kabupaten.
(Sumber: Inventarisasi situ Cibinong Raya tahun 2012 oleh Dinas Bina Marga dan Pengairan
Kabupaten Bogor)
Waktu Penelitian
Kajian Konsep Pengembangan Waterfront Berbasis Desain Ekologi di Cibinong Raya
No Kegiatan 2015 2016Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu
1 PersiapanSidang Komisi 1KolokiumPerizinan Lokasi
2 Survei & Pengumpulan data3 Pengolahan data4 Penulisan laporan hasil (tesis)
Sidang Komisi 2Seminar HasilPublikasiSidang Komisi 3Ujian Tesis
Penelitian dilakukan selama 10 bulan, dimulai dari bulan November 2015 hingga Agustus 2016
Alat yang Digunakan
Kajian Konsep Pengembangan Waterfront Berbasis Desain Ekologi di Cibinong Raya
Alat Penelitian FungsiHardwareKamera Digital Dokumentasi observasi lapang.Alat tulis Sebagai media dalam observasi
lapangan dan pengisian form AHP Komputer dan printer Penyusunan tesis dan asistensiSoftwareMicrosoft Office Word 2007 dan Microsoft Office Excel 2007AutoCAD 2008, Google Sketchup dan Adobe Photoshop CS 3Expert Choice 11
Pengolahan data dan analisis
Pembuatan ilustrasi konsep desain
Pengolahan data pembobotan
Sumber Data dan Metode Analisi Data
Kajian Konsep Pengembangan Waterfront Berbasis Desain Ekologi di Cibinong Raya
No. Jenis Data Sumber Data Metode1 Peta dasar ˗ Bappeda
˗ Bakosurtanal2 Demografi/kependudukan Biro Pusat Statistik3 Topografi, hidrologi, klimatologi,
existing, batas perairan DAS dan sub DAS, informasi peta pemanfaatan lahan
˗ Bakosurtanal˗ Bappeda˗ Departemen Pekerjaan
Umum˗ Badan Meteorologi dan
geofisika5 Penilaian waterfront Studi literatur Wawancara, observasi
lapang, dan daftar cocok (check list)
7 Kriteria pengembangan waterfront Studi literatur8 Kriteria desain ekologi Studi literatur9 Pembobotan pembangunan
waterfront dan desain ekologi AHP
10 Konsep desain pengembangan waterfront berbasis ekologi
1. Inventarisasi2. Analisis3. Sintesis
Prosedur Analisis Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu deskriptif kualitatif melalui pembobotan kriteria yang digunakan dalam proses desain. Metode tersebut sangat sesuai dengan tujuan yang diinginkan peneliti, yaitu kriteria dalam desain. Salah satu metode yang digunakan, yaitu Analytical Hierarchy Process (AHP).
Kajian Konsep Pengembangan Waterfront Berbasis Desain Ekologi di Cibinong Raya
Identifikasi Penilaian Kriteria Waterfront
Identifikasi Kriteria Pengembangan Waterfront dan Desain Ekologi
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Analisi dan Sintesis
Identifikasi Kriteria Penilaian Waterfront
Kajian Konsep Pengembangan Waterfront Berbasis Desain Ekologi di Cibinong Raya
Aspek Kriteria DimensiFisik 1. Dekat dengan sumber
air
2. Akses ke sumber air3. Fungsi kawasan
1. Tepi air 50-100 m keluar merupakan sempadan situ dengan pemanfaatan lahan tertentu. Bangunan yang ada seharusnya berjarak 100 m dari tepi air
2. Terdapat akses langsung menuju sumber air3. Fungsi utama sebagai tempat wisata,
permukiman, industri, dan pelabuhanVisual 4. Orientasi Bangunan
5. Bagunan
4. Berorientasi pada sumber air (menjadikan sumber air sebagai view utama)
5. Ketinggian bangunan tidak menghalangi pandangan ke tepi air
Sejarah 6. Morfologi kawasan 6. Pola ruang yang terbentuk (mengelilingi kawasan tepi air)
Dilakukan untuk menilai 17 situ yang terdapat di Cibinong untuk melihat kelayakannya untuk dikembangkan sebagai waterfront. Instrumen yang digunakan yakni wawancara,
observasi lapangan dan daftar cocok (checklist)
Sumber: Prabudiantoro dalam Soesanti et al. 2006 dan Soesanti et al. 2006
Identifikasi Kriteria Pengembangan Waterfront dan Desain Ekologi
Kajian Konsep Pengembangan Waterfront Berbasis Desain Ekologi di Cibinong Raya
(Sumber: 1)Urban Land Institute dan Bertsch (dalam Timur 2013), 2)Giovinazzi Oriana dan Giovinazzi Sonia 2008, 3)Van Der Ryn dan Cowan 1996)
Kriteria pengembangan waterfront dan desain ekologi di dapat dari studi literatur untuk
mendapatkan tujuan yang dimaksud. Setelah kriteria didapat, kemudian tahap selanjutnya
menyusun hirarki, dan dilakukan pembobotan.
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Penyusunan prinsip hierarki dengan cara membagi permasalahan yang kompleks menjadi elemen-elemen pokok dan sub elemen secara hierarki. Kemudian, prinsip penetapan prioritas digunakan untuk mengambil keputusan untuk menetapkan prioritas antar elemen. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena akan mempengaruhi setiap elemen-elemen tersebut. Penilaian dilakukan untuk menilai kepentingan dua elemen pada satu tingkatan tertentu, kaitannya dengan tingkat di atasnya. Pada tahap penilaian, seluruh element dinilai oleh pakar.
Kajian Konsep Pengembangan Waterfront Berbasis Desain Ekologi di Cibinong Raya
No Pakar Asal Institusi/lembaga
Profesi Jumlah
123
4
5
Arsitektur lanskapEkologi lanskapPerencanaan dan desain LanskapTata ruang kota
Pengembangan kota
UniversitasUniversitas
Univeritas/dinas
Universitas/dinas
Universitas/dinas
AkademisiAkademisiAkademisi
Akademisi/pengambil kebijakan
Akademisi/pengambil kebijakan
222
2
2
Jumlah 10
Kajian Konsep Pengembangan Waterfront Berbasis Desain Ekologi di Cibinong Raya
Analisis Sintesis
Analisis dan sintesis berkaitan dengan masalah dan potensi yang didapat pada inventarisasi berupa kriteria penilaian waterfront. Pada tahap ini, akan dilakukan penggabungan data hasil inventarisasi dengan kemungkinan-kemungkinan pengembangan waterfront berbasis desain ekologi dan kendala yang dihadapi. Yang kemudian akan dituangkan pada konsep desain yang merupakan pemecahan fisik masalah arsitektural yang nantinya menjadi dasar bagi rancangan detail.
Kajian Konsep Pengembangan Waterfront Berbasis Desain Ekologi di Cibinong Raya
Sumber: Balsley 2011
No Nama Item Vol. Satuan
Harga Satuan
(Rp)Jumlah (Rp)
Honor Output Kegiatan1 Peneliti Utama 40 jam 51.000 2.040.0002 Anggota 1 15 jam 42.500 637.5003 Anggota 2 15 jam 42.500 637.5004 Asisten Peneliti 30 jam 21.250 637.500
Biaya Peralatan5 Kertas HVS 5 rim 36.000 180.0006 Flashdisk 2 buah 37.500 75.0007 Tinta Printer 3 buah 150.000 450.0008 CD-R 10 buah 9.500 95.0009 Map Buffalo 1 dus 58.000 58.00010 Map Plastik 10 buah 5.000 50.00011 Binder Clips 5 dus 11.000 55.00012 Paper Clips 1 pak 15.000 15.00013 Ballpoint 3 dus 21.000 63.00014 Kertas Post It 1 pak 37.500 37.500
Biaya Transportasi15 Transportasi dalam kota 10 kali 170.000 1.700.000
Biaya Operasinal Lainnya16 Konsumsi 40 Box 35.000 1.400.00017 Fotocopy, cetakan/jilid laporan 2 kali 750.000 1.500.00018 Operasional Pengumpulan data 2 kali 250.000 500.00019 Souvenir 6 buah 200.000 1.200.00020 Seminar 2 kali 200.000 400.00021 Publikasi 1 kali 3.000.000 3.000.000
Jumlah Biaya 14.731.000
Rincian Biaya Penelitian
Kajian Konsep Pengembangan Waterfront Berbasis Desain Ekologi di Cibinong Raya
(Sumber: Harga satuan IPB dan Sumber masukan umum 2015)
Daftar Pustaka
Celik Filiz. 2013. Advances in Landscape Architecture [bibliografi]. Murat O, editor. Croatia (HR): InTech.
Giovinazzi Oriana, Giovinazzi Sonia. 2008. Waterfront Planning: A Window of Opportunities for Post-disaster Reconstruction [internet]. I-Rec 2008. New Zealand (NZ): UC Pr. [diunduh pada 2015 Nov 11]. Tersedia pada: http://ir.canterbury.ac.nz/handle/10092/3987.
Ryn Sim Van Der dan Cowan Stuart. 1996. Ecological Design. Washington (US): Island Pr.
Soesanti Siska, Sastrawan Alexander, Rahman Hendra. 2006. Pola penataan zona, massa, dan ruang terbuka pada perumahan waterfront. J Dimensi Teknik Arsitektur. 34(2):115-121.
Timur Umut Pekin. 2013. Advances in Landscape Architecture [bibliografi]. Murat O, editor. Croatia (HR): InTech.
Balsley Thomas. 2011. Waterfront Landscapes. New York (US): Design Media
Kajian Konsep Pengembangan Waterfront Berbasis Desain Ekologi di Cibinong Raya
terimakasih
Program Pascasarjana Arsitektur Lanskap Institut Pertanian Bogor 2015
Top Related