Download - Kajian Hukum Dan Kelembagaan - Kerjasama Pemerintah dan Swasta

Transcript

Kajian Hukum dan KelembagaanSolid Waste Management Project

Irawati Hermawan22 Agustus 2013

1

Outline

• Kerangka Peraturan

• Jenis Infrastruktur

• Model Kerjasama

• Kerangka kelembagaan

• Kerangka kontraktual

• Tahapan Pelaksanaan Proyek KPS

• Dukungan dan Jaminan Pemerintah

• Pengadaan Tanah dan Penyiapan Amdal

2

• Pendirian Badan Usaha

• Perpajakan

• Proses Penyiapan Perjanjian Kerjasama

• Ketentuan Minimum Perjanjian Kerjasama

• Kerangka Perjanjian Kerjasama

• Ketentuan yang Perlu diperhatikan

Kerangka Peraturan

3

Kerangka Peraturan

Peraturan Sektor Persampahan

- Undang Undang Lingkungan - Undang-Undang Pengelolaan Sampah- Undang-undang Energi- Undang-undang Ketenagalistrikan-PP 27/2012 tentang Izin Lingkungan- Perpres 87/2011 – Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun- Perda Batam 5/2001 sebagaimana diubah dengan Perda Batam 5/2007 tentang Kebersihan- PermenLH 5/2012 tentang Kegiatan yang Wajib Memiliki Amdal

Peraturan KPS

-Perpres 67/2005 sebagaimana diubah dengan Perpres 56/2010 dan Perpres 13/2011- Perpres 78/2010 tentang Penjaminan Infrastruktur- Peraturan Menteri PPN 3/2012-Peraturan Menteri Keuangan 260/PMK.011/2010 tentang Jaminan Pemerintah- Peraturan Menteri Keuangan 223/011/2010 tentang Dukungan

Peraturan Lintas Sektor

-Undang-undang 2/2012 (Pengadaan Tanah bagi Kepentingan Umum)- Undang-undang Perseroan Terbatas- Undang-undang Penanaman Modal- Undang-undang PBB dan PPH- Undang-undang 5/1999 (Larangan praktik Monopoli)-PP 71/2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Kepentingan Umum- Peraturan Kepala BKPM 5/2013

Peraturan Daerah

-Undang-undang tentang Pemda- PP 50/2007 tentang Kerja Sama Daerah-Perda Batam 2/2009 tentang Kerja Sama dengan Badan Usaha- Permendagri 17/2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan BMD

4

Jenis Infrastruktur

5

Jenis Infrastruktur yang dimungkinkan menggunakan skema KPS:1. Transportasi, meliputi pelabuhan laut, sungai atau danau, bandar udara, jaringan rel

dan stasiun kereta api;2. Jalan, meliputi jalan tol dan jembatan tol;3. Pengairan, meliputi saluran pembawa air baku;4. Air Minum, meliputi bangunan pengambilan air baku, jaringan transmisi, jaringan

distribusi, instalasi pengolahan air minum;5. Air Limbah, meliputi instalasi pengolah air limbah, jaringan pengumpul dan jaringan

utama, dan sarana persampahan yang meliputi pengangkut dan tempat pembuangan;

6. Telekomunikasi, meliputi jaringan telekomunikasi;7. Ketenagalistrikan, meliputi pembangkit, transmisi atau distribusi tenaga listrik; dan8. Minyak dan Gas Bumi, meliputi pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, transmisi,

atau distribusi dan gas bumi.

Model Kerjasama

BOO BOT BTO

Deskripsi Badan Usaha membangun, memiliki dan mengoperasikan proyek dengan bekerjasama dengan pemerintah daerah

Badan Usaha membangun, mengoperasikan dan diakhir masa kerjasama menyerahkan kepemilikan proyek kepada pemerintah daerah

Badan Usaha membangun, menyerahkan proyek kepada pemerintah daerah kemudian mengoperasikan proyek kerjasama

Perencanaan Badan Usaha Badan Usaha Badan Usaha

Pembangunan Badan Usaha Badan Usaha Badan Usaha

Pengoperasian Badan Usaha Badan Usaha selama masa konsesi

Badan Usaha setelah mendapatkan hak pengoperasian setelah serah terima kepada Pemda

Serah Terima Aset Tidak ada Setelah masa konsesi Setelah pembangunan

Kepemilikan Aset Badan Usaha Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah setelah memberikan kompensasi kepada Badan Usaha usai masa pembangunan

6

Model Kerjasama

BOO BOT BTO

Implikasi Untuk Badan Usaha aset tetap menjadi hak milik, terlebih tanah seudah dibebaskan menjadi hak milik Badan Usaha

Resiko usaha sepenuhnya ditanggung Badan Usaha

aset tidak dimiliki langsung namun dikelola selama masa konsesi hingga didapat pengembalian atas modal dan keuntungan wajar

Menanggung resiko komersial selama masa konsesi

aset tidak dimiliki langsung, namun mendapat kompensasi atas seluruh biaya persiapan, perencanaan, pembangunan dan keuntungan wajar.

Kompensasi dapat diterima langsung atau dalam bentuk pengelolaan aset selama perioda tertentu

Menanggung resiko komersial selama masa mengelola aset

Implikasi Untuk Pemerintah Daerah

Aset tidak dimiliki Pemda jika akan dialihkan perlu perjanjian jual beli aset

Tidak perlu menanggung resiko komersial

Aset akan dimiliki seusai masa konsesi

Akan menanggung resiko usaha paska masa konsesi, kecuali diberikan konsesi ulang kepada Badan Usaha

Aset akan menjadi hak milik

Akan menanggung resiko usaha pasca sertah terima proyek, kecuali diperjanjikan kepada Badan Usaha yang diserahi mengelola aset

7

Kerangka Kelembagaan

PJPK

SPCPemenang

Tender

Kemenkeu Bappenas PU KLH

Pemerintah Pusat

Izin Penyelenggaraan Pengelolaan Sampah

Izin Penyediaan Tenaga Listrik

& Operasi Ko

nsul

tasi

tent

ang

peng

guna

an te

knol

ogi p

engo

laha

n sa

mpa

h

Perencanaan dan Pendampingan dalam

Penyiapan dan Transaksi Proyek

Jaminan dan D

ukungan Pemerintah

Ketentuan mengenai Izin Lingkungan

8

Kerangka Kontraktual

Konsorsium/ Pemenang Lelang

PJPK

Pemberi Pinjaman(Bank/Lembaga

Keuangan)

Pemegang Obligasi

Badan Usaha

Badan Usaha

Perusahaan AsuransiKontraktor

Special Purpose Company (SPC)

Perjanjian Pemegang Saham

Perjanjian Kredit

Obligasi Proyek

Dinas Kebersihan dan Pertamanan

O & P

Off Taker Company

Perjanjian Off Take

Suplai SampahKeputusan Pemenang Lelang

Perjanjian KPS

Konsultan

9

Tahapan Pelaksanaan Proyek KPS

10

Dukungan dan Jaminan Pemerintah

Dukungan Pemerintah Jaminan Pemerintah

Pasal 1 angka 8 Perpres 67/2005:

Dukungan Pemerintah adalah kontribusi fiskal ataupun non fiskal yang diberikan oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dan/atau Menteri Keuangan sesuai kewenangan masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan dalam rangka meningkatkan kelayakan finansial Proyek Kerjasama

Pasal 1 angka 9 Perpres 67/2005:

Jaminan Pemerintah adalah kompensasi finansial dan/atau kompensasi dalam bentuk lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan kepada Badan Usaha melalui skema pembagian risiko untuk Proyek Kerjasama

Pasal 17A(2) & (3) Perpres 67/2005:

(2) Dukungan Pemerintah dalam bentuk kontribusi fiskal harus tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

(3) Dukungan Pemerintah dalam bentuk perizinan, pengadaan tanah, dukungan sebagian konstruksi, dan/atau bentuk lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ditetapkan oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah.

Pasal 17C(1) Perpres 67/2005:

Jaminan Pemerintah dalam bentuk kompensasi finansial dapat diberikan Menteri Keuangan melalui badan usaha yang khusus didirikan oleh Pemerintah untuk tujuan penjaminan infrastruktur.

Pasal 5(1) PMK 223/011/2012:

(1) Dukungan Kelayakan merupakan Belanja Negara yang diberikan dalam bentuk tunai kepada Proyek Kerja Sama atas porsi tertentu dari seluruh Biaya Konstruksi Proyek Kerja Sama.

Pasal 6(1) Perpres 78/2010:

(1) Penjaminan infrastruktur dilakukan berdasarkan Usulan Penjaminan yang disampaikan oleh Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama kepada Badan Uasha Penjaminan Infrastruktur sebelum dimulainya pengadaan Badan Usaha.

Pasal 3 angka 1 PMK 260/011/2010:

Penjaminan Infrastruktur pada Proyek Kerja Sama sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 dilakukan dengan cara:a.Penjaminan hanya oleh BUPI (Penjaminan BUPI) yang dapat mencakup seluruh atau sebagian Risiko Infrastruktur dalam suatu Proyek Kerja Sama. b.Penjaminan BUPI bersama-sama dengan Penjaminan Pemerintah untuk Risiko Infrastruktur yang berbeda dalam suatu Proyek Kerja Sama (Penjaminan BUPI dengan Penjaminan Pemerintah) yang didasarkan pada suatu riskok infratsruktur antara BUPI dengan Menteri Keuangan.

11

Pengadaan Tanah dan Penyiapan Amdal

• Pengadaan Tanah bagi Kepentingan Umum – UU 2/2012:– Ps. 4: Pemerintah/Pemda menjamin tersedianya tanah– Ps. 11: Pengadaan Tanah untuk kepentingan umum wajib diselenggarakan oleh Pemerintah dan

tanahnya selanjutnya dimiliki oleh PJPK.– Ps. 52: Pendanaan Pengadaan Tanah bersumber dari APBN dan/atau APBD

• Penyiapan Amdal – Permen Bappenas 3/2012:– Penapisan kegiatan wajib Amdal– Penyusunan dokumen Amdal dilakukan oleh PJPK pada tahap penyiapan Proyek KPS. Penyelesaian

dokumen Amdal dilakukan dalam proses Kajian Kesiapan Proyek KPS. – Ps. 1 angka 1 PP 27/2012: Izin Lingkungan diperoleh kegiatan usaha yang wajib Amdal atau UKL-UPL

sebagai prasyarat untuk mendapatkan Izin Usaha– Ps. 2 PP 27/2012: Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL wajib

memiliki Izin Lingkungan– PJPK dapat melanjutkan ke proses prakualifikasi, dalam hal telah dipenuhi hal-hal sebagai berikut:

• (3) telah mendapatkan SKKL dan Izin Lingkungan dari Gubernur

12

Pendirian Badan Usaha

1. Jika terdapat penanam modal asing maka pembentukan PT PMA harus mendapatkan Izin Prinsip dari BKPM.

2. Tidak terdapat pembatasan kepemilikan modal asing dalam bidang usaha pengelolaan sampah.

3. Penanam Modal asing mengisi aplikasi pendaftaran penanaman modal asing kepada BKPM sesuai dengan Peraturan BKPM No.5 Tahun 2013.

4. Setelah dikeluarkan Izin Prinsip dari BKPM, maka penanam modal dapat mengajukan permohonan pemberian fasilitas investasi (pembebasan bea masuk barang produksi, penangguhan pajak penghasilan badan).

5. Penanam modal wajib memperoleh izin usaha sesuai dengan ketentuan Peraturan BKPM No. 5 Tahun 2013 dan peraturan lain yang terkait.

13

Perpajakan

Jenis Pajak Pihak Yang Membayar Pasal

Pajak Penghasilan Perusahaan Pelaksana Proyek Pasal 2 UU 36/2008

Pajak Bumi dan Bangunan Perusahaan Pelaksana Proyek Pasal 3 UU 12/1985 sebagaimana telah diamandemen melalui UU 12/1994

Pajak Pertambahan Nilai Perusahaan Pelaksana Proyek Pasal 4A UU 42/2009

14

Proses Penyiapan Perjanjian Kerjasama

15

Term SheetRancangan Perjanjian Kerjasama

Final Perjanjian Kerjasama

Panitia Lelang

TKKSDPeserta Lelang

DPRDPeserta Lelang

Proses Konsultasi dan Diskusi mengenai Ketentuan Perjanjian Kerjasama

Masukan terhadap Rancangan Perjanjian Kerjasama

Finalisasi Rancangan Perjanjian Kerjasama yang

telah mem

uat masukan-m

asukan proses konsultasi dan diskusi

Ketentuan Minimal Perjanjian Kerjasama (Perpres 67/2005)

• Lingkup Pekerjaan;• Jangka Waktu;• Jaminan Pelaksanaan;• Tarif dan mekanisme Penyesuaiannya;• Hak dan Kewajiban, Termasuk Alokasi Resiko;

Standar Kinerja Pelayanan;• Pengalihan Saham Sebelum Proyek Kerjasama

Beroperasi secara Komersial;• Sanksi dalam hal Para Pihak Tidak Memenuhi

Ketentuan Perjanjian;• Pemutusan atau Pengakhiran Perjanjian;• Laporan keuangan Badan Usaha dalam

Rangka Pelaksanaan Perjanjian, yang Diperiksa secara Tahunan oleh Auditor independen, Pengumumannya dalam Media Cetak yang Berskala Nasional; Mekanisme Penyelesaian Sengketa Berjenjang, yaitu Musyawarah Mufakat, Mediasi, dan Arbitrase/Pengadilan;

16

• Mekanisme Pengawasan Kinerja Badan Usaha dalam Pelaksanaan Perjanjian;

• Penggunaan dan Kepemilikan Aset Infrastruktur;

• Pengembalian Aset Infrastruktur dan/atau Pengelolaannya kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah;

• Keadaan Memaksa;• Pernyataan dan Jaminan dari Para Pihak

bahwa Perjanjian Kerjasama Sah Mengikat Para Pihak dan Telah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang Berlaku;

• Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Perjanjian Kerja Sama; dan

• Hukum yang Berlaku , yaitu Hukum Indonesia.

Kerangka Perjanjian Kerjasama

PASAL

Definisi dan Ketentuan Umum 1. Definisi2. Lampiran3. Judul4. Pengertian Tambahan5. Tanggal Pelaksanaan

Masa Berlaku 1. Masa Berlaku Perjanjian2. Tanggal Efektif3. Masa Konsesi

Persyaratan Pendahuluan 1. Pemenuhan Persyaratan Pendahuluan2. Kewajiban Pemenuhan Persyaratan Pendahuluan 3. Jangka Waktu Pemenuhan 4. Jaminan Perjanjian Efektif5. Akibat Kegagalan Pemenuhan Persyaratan Pendahuluan6. Ketentuan yang Berlaku Efektif pada Tanggal Penandatanganan

17

Kerangka Perjanjian Kerjasama

18

PASAL

Ruang Lingkup Proyek dan Konsesi

Pernyataan dan Jaminan 1. Pernyataan dan Jaminan Para Pihak2. Kewajiban Memberikan Pemberitahuan

Perizinan

Pengadaan Lahan 1. Penyerahan Lahan 2. Hak, Status, dan Penggunaan Lahan

Pembiayaan 1. Kewajiban Pembiayaan2. Perjanjian Pembiayaan3. Pendanaan Carbon Credit

Desain, Konstruksi, dan Komisioning

1. Jaminan Pelaksanaan Konstruksi2. Desain dan Gambar3. Konstruksi4. Jadwal Tahapan Proyek5. Utilitas dan Jasa Lainnya

Kerangka Perjanjian Kerjasama

19

PASAL

Desain, Konstruksi, dan Komisioning

6. Uji Coba dan Komisioning7. Penerimaan Fasilitas8. Liquidated Damages9. Konsultan Pengawas

Pengoperasian dan Pemeliharaan Fasilitas

1. Pengoperasian dan Pemeliharaan Fasilitas2. Pasokan Sampah3. Pengolahan Sampah4. Produksi Tenaga Listrik (if applicable)

Perlindungan Lingkungan Hidup dan Tanggung Jawab Sosial

1. Perlindungan Lingkungan Hidup2. Tanggung Jawab Sosial

Belanja Jasa Pengelolaan Sampah

1. Belanja Jasa Pengolahan Sampah2. Besaran Belanja Jasa Pengolahan Sampah3. Mekanisme Pembayaran

Kerangka Perjanjian Kerjasama

20

PASAL

Standar Kinerja Pengawasan dan Evaluasi

1. Standar Kinerja2. Pengawasan dan Evaluasi Kinerja

Unit Manajemen Proyek 1. Pembentukan PMU2. Tugas dan Fungsi 3. Kewenangan

Pengambilalihan Sementara 1. Upaya Perbaikan2. Pengambilalihan Sementara3. Hak Selama Pengambilalihan Sementara4. Kewajiban Selama Pengambilalihan Sementara5. Pembayaran Selama Pengambilalihan Sementara6. Tanggung Jawab Selama Pengambilalihan Sementara7. Berakhirnya Selama Pengambilalihan Sementara

Kerangka Perjanjian Kerjasama

21

PASAL

Tenaga Kerja dan Peningkatan Kapasitas

1. Tenaga Kerja2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja 3. Peningkatan Kapasitas

Pajak 1. Pajak Bumi dan Bangunan2. Pajak Penghasilan3. Pajak Pertambahan Nilai4. Lain-lain

Administrasi 1. Laporan2. Pembukaan3. Dokumentasi

Asuransi 1. Asuransi yang Diwajibkan2. Kegagalan Mengasuransikan

Kerangka Perjanjian Kerjasama

22

PASAL

Pengalihan Hak dan Kepemilikan 1. Pengalihan Hak, Kewajiban, dan Kepentingan dalam Perjanjian2. Pengalihan Saham3. Prosedur Pengalihan Saham4. Penawaran Umum atau Pencatatan Saham di Bursa Efek

Hak atas Kekayaan Intelektual

Keadaan Memaksa 1. Definisi2. Pemberitahuan 3. Mitigasi4. Konsekuensi Keadaan Memaksa5. Tindakan Selama Keadaan Memaksa

Wanprestasi 1. Wanprestasi Para Pihak

Kerangka Perjanjian Kerjasama

23

PASAL

Pengakhiran Perjanjian 1. Pengakhiran Perjanjian dengan Sendirinya2. Pengakhiran Perjanjian Karena Wanprestasi

Pengalihan Aset 1. Persiapan Pengalihan2. Pelatihan Pegawai3. Inventarisasi4. Perbaikan Fasilitas5. Pernyataan dan Jaminan6. Biaya Peralihan

Penyelesaian Sengketa 1. Konsultasi dan Konsensus2. Penyelesaian oleh Ahli3. Mediasi4. Arbitrase5. Kelanjutan Perjanjian

Kerangka Perjanjian Kerjasama

24

PASAL

Lain-Lain 1. Kepatuhan terhadap Norma, Hukum, dan Peraturan Perundang-Undangan

2. Indemnifikasi3. Tanggung Jawab Terakumulasi4. Pemberitahuan5. Penafsiran6. Hukum yang Berlaku7. Kerahasiaan8. Jaminan Khusus9. Keseluruhan Perjanjian10. Keterpisahan11. Tidak Ada Pelepasan12. Bahasa13. Pengalihan Hak14. Pajak15. Transaksi dengan Afiliasi16. Lampiran 17. Perubahan18. Penyampingan Pasal 1266 dan 1267 KUHPerdata19. Lain-lain

Ketentuan yang Perlu Diperhatikan

Isu Keterangan MitigasiTata Naskah Daerah mungkin memiliki aturan mengenai

tata naskah perjanjian kerjasamaFormat dapat disesuaikan tanpa merubah konten dari perjanjian kerjasama

Biaya Belanja jasa (Tipping Fee) •Perlu disepakati mekanisme pembayaran•Antisipasi denda•Pihak yang akan melakukan pembayaran

•Ketentuan pembayaran mengikuti siklus APBD•Ketentuan yang jelas mengenai pihak yang akan mengeksekusi pembayaran Tipping Fee

Conditions Precedent •Ketentuan yang mengatur hal-hal yang harus dipenuhi oleh para pihak sebelum perjanjian efektif•CP yang tidak t erpenuhi dapat berakibat perjanjian tidak berlaku efektif

•Diatur secara tegas dan rinci hal-hal apa saja yang akan masuk dalam ketentuan CP•Kriteria pemenuhan harus jelas sehingga tidak terjadi sengketa mengenai pemenuhan CP

Pemenuhan pembiayaan (financial close) •Ketentuan bahwa Badan Usaha harus telah menandatangani Perjanjian Pinjaman•Pemenuhan pembiayaan (financial close) yang tidak tercapai, atau para pihak tidak sepakat mengenai keadaan dimana persyaratan pendahuluan telah terpenuhi

•Ketentuan yang jelas mengenai saat pemenuhan pembiayaan•Permen BAPPENAS 3/2012 : Financial Close bukan merupakan Condition Precedent •Para Pihak dapat menyepakati memperpanjang jangka waktu pemenuhan pembiayaan (financial close)

25

Ketentuan yang Perlu Diperhatikan

Isu Keterangan MitigasiJumlah Pasokan Sampah •Memastikan jumlah pasokan sampah setiap

harinya yang mengikat Pemkot•Antisipasi denda harus dibayarkan apabila pasokan sampah kurang dari yang sudah ditentukan

Penghitungan yang cermat mengenai kemampuan pemda memasok sampah

Pengaturan pembagian hasil Carbon Credit Pengaturan Carbon Credit umum termasuk ke dalam perjanjian pengolahan sampah. Tidak ada ketentuan khusus mengenai pembagian hasil dari penjualan Carbon Credit, sehingga Badan Usaha umumnya meminta pengaturan mengenai bagi hasil Carbon Credit ditiadakan agar seluruh keuntungan menjadi hak Badan Usaha

Sebaiknya tetap diatur pembagian yang adil, karena Pemkot juga memiliki hak atas penjualan carbon credit karena juga memiliki investasi di dalam proyek ini

26

27