Agustus
2018
Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:
http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/
Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh dengan menghubungi:
Tim Advisory Pengembangan Ekonomi dan Surveilans
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara
Jalan Yos Sudarso No. 1, 97711, Ternate, Maluku Utara
Telepon: 0921 – 3121217 / 3121219
Faksimili: 0921 – 3124017
Email: [email protected]; [email protected]; [email protected]; [email protected]
i
KATA PENGANTAR
Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter serta mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
Pelaksanaan tugas pokok tersebut ditujukan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah.
Sejalan dengan undang-undang tersebut, keberadaan Kantor Bank Indonesia di daerah
merupakan bagian dari jaringan kerja Kantor Pusat Bank Indonesia yang berperan sebagai
pelaksana kebijakan Bank Indonesia dan tugas-tugas pendukung lainnya di daerah.
Sebagai jaringan kerja Kantor Pusat Bank Indonesia di bidang ekonomi dan moneter,
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara berperan memberikan masukan
dengan menyusun dan menerbitkan suatu produk yaitu Kajian Ekonomi Regional yang pokok
bahasannya terdiri atas Perkembangan Ekonomi, Perkembangan Inflasi Regional, Kinerja
Perbankan dan Sistem Pembayaran Provinsi Maluku Utara dan Prospek Ekonomi. Kajian ini
diolah berdasarkan data dan informasi di daerah untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan
kebijakan moneter Bank Indonesia dan diharapkan dapat menjadi salah satu bahan informasi
bagi penentu kebijakan di daerah.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih menemui beberapa
kendala. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami senantiasa mengharapkan kritik
dan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini menjadi lebih
baik di waktu yang akan datang.
Akhirnya, kepada pihak-pihak yang membantu tersusunnya laporan ini, kami sampaikan
penghargaan dan ucapkan terima kasih.
Ternate, 31 Agustus 2018
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI MALUKU UTARA
Dwi Tugas Waluyanto
Kepala Perwakilan
ii
iii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GAMBAR iv DAFTAR GRAFIK v INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN PROVINSI MALUKU UTARA vii RINGKASAN EKSEKUTIF ix BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI DAERAH 1 1.1 Kondisi Umum 2 1.2 Perkembangan PDRB dari Sisi Permintaan 4 1.3 Perkembangan Ekonomi dari Sisi Penawaran 10 BAB II
KEUANGAN PEMERINTAH
19
2.1 Struktur APBD 20 2.2 Realisasi Pendapatan APBD 22 2.3 Realisasi Belanja APBD 24 2.4 Rekening Pemerintah 25 BAB III INFLASI DAERAH 27 3.1 Kondisi Umum 28 3.2 Inflasi Bulanan (mtm) 29 3.3 Inflasi Triwulanan (qtq) 31 3.4 Inflasi Tahunan (yoy) 33 3.5 Pergerakan Harga dan Survei Konsumen 34 3.6 Tracking Perkembangan Inflasi Triwulan Berjalan 37 3.7 Koordinasi Pengendalian Inflasi di Maluku Utara 38 BAB IV ANALISIS STABILITAS KEUANGAN DAERAH 41 4.1 Asesmen Sektor Rumah Tangga 42 4.2 Asesmen Sektor Korporasi 48 4.3 Asesmen Institusi Keuangan (Perbankan) 51 BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 56 5.1 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai 57 5.2 Perkembangan Transaksi Pembayaran Non Tunai 59 BAB VI KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN 62 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan 63 6.2
6.3 6.4 6.5
Tingkat Kesejahteraan Daerah Profil Kemiskinan Daerah Profil Kebahagiaan Daerah Profil Pembangunan Manusia
65 67 69 71
BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN 74 7.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi 75 7.2 Outlook Inflasi Daerah
77
BOKS PARIWISATA MOROTAI 80
iv
DAFTAR TABEL 1 Tabel Tabel
1.1 1.2
Pertumbuhan dan Andil PDRB Sisi Penggunaan Pertumbuhan Sektoral PDRB Sisi Penawaran
5 11
2 Tabel 2.1 APBD Maluku Utara 2017 20 Tabel 2.2 Realisasi Pendapatan APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan I
2018 23
Tabel 2.3 Realisasi Belanja APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan I 2018 24 3
Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok Komoditas 29 Tabel 3.2 Perbandingan Inflasi Maluku Utara TRIWULAN I dan TRIWULAN II T
2018 (% mtm) 30
Tabel 3.3 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Maluku Utara TRIWULAN II 2018 (% mtm)
30
Tabel 3.4 Inflasi TRIWULAN III 2017 s.d. TRIWULAN II 2018 Maluku Utara (% qtq) 31 Tabel 3.5 Inflasi TRIWULAN III 2017 s.d. TRIWULAN II 2018 Maluku Utara (%
yoy) 33
4 Tabel 4.1 Jumlah Rekening Perbankan Masyarakat berdasarkan Kelompok Nilai 47 Tabel 4.2 Kondisi Likuiditas Korporasi 49 5 Tabel 5.1 Kegiatan Kas Keliling di Maluku Utara 58 6 Tabel 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Maluku Utara (ribu jiwa) 64 Tabel Tabel
6.2 6.3
Nilai Tukar Petani (NTP) Kawasan Timur Indonesia Nilai Tukar Petani (NTP) di Maluku Utara
67 69
DAFTAR GAMBAR
1 Gambar 1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Kawasan Timur Indonesia Triwulan I
2018 3
3 Gambar Gambar Gambar
3.1 3.2 3.2
Kegiatan Tim TPID pada Triwulan II 2018 Menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri 2018 Kegiatan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) TPID 2018 Kegiatan Rapat TPID Kepulauan Tidore
38 39 39
6 Gambar Gambar
6.1 6.2
Indikator Penyusun Indeks Kebahagian Kebahagiaan Maluku Utara 2017 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kawasan Timur Indonesia Menurut Provinsi dan Status Pembangunan Manusia
70 70
v
7 Gambar
7.1
Perkiraan Curah Hujan pada April 2018
75
DAFTAR GRAFIK
1 Grafik 1.1 Struktur PDRB Sisi Penggunaan pada Triwulan I 2018 5 Grafik 1.2 Volume Pengadaan Semen Maluku Utara 6 Grafik 1.3 Perkembangan Kredit Modal Kerja di Maluku Utara 6 Grafik 1.4 Perkembangan Pendapatan Rumah Tangga 7 Grafik 1.5 Perkembangan Indeks Penghasilan Saat Ini dibanding 6 Bulan Lalu 7 Grafik 1.6 Perkembangan Volume Ekspor Luar Negeri 9 Grafik 1.7 Perkembangan Nilai Ekspor Luar Negeri 9 Grafik 1.8 Perkembangan Volume Impor Luar Negeri 9 Grafik 1.9 Perkembangan Nilai Impor Luar Negeri 9 Grafik 1.10 Perkembangan Ekspor Antar Provinsi Maluku Utara 10 Grafik 1.11 Perkembangan Impor Antar Provinsi Maluku Utara 10 Grafik 1.12 Andil Pertumbuhan Sektoral PDRB Sisi Penawaran Triwulan I 2018 12 Grafik 1.13 Perkembangan Sektoral PDRB Sisi Penawaran 12 Grafik 1.14 Struktur PDRB Sisi Penawaran 12 Grafik 1.15 Perkembangan Volume Ekspor Feronikel 13 Grafik 1.16 Perkembangan Nilai Ekspor Feronikel 13 Grafik 1.17 Perkembangan Produksi Industri di Maluku Utara 14 Grafik 1.18 Perkembangan Produksi Industri Pertambangan di Maluku Utara 15 Grafik 1.19 Perkembangan Konsumsi Rumah Tangga 16 Grafik 1.20 Jumlah Tangkapan Ikan Volume 17 Grafik 1.21 SKDU Pertanian 17 2
Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2017 dan 2018 21 Grafik 2.2 Perubahan Struktur APBD Akun Belanja Tahun 2017 dan 2018 22 Grafik 2.3 Perkembangan Realisasi Pendapatan Tiap Triwulan 22 Grafik 2.4 Perbandingan Persentase Realisasi Pendapatan APBD Tahun
2017 dan Tahun 2018 23
Grafik 2.5 Perkembangan Realisasi Belanja Tiap Triwulan 24 Grafik 2.6 Perbandingan Persentase Realisasi Belanja APBD Tahun 2017 dan
Tahun 2018 25
Grafik 2.7 Perkembangan DPK Pemda di Perbankan Maluku Utara (dalam miliar rupiah)
26
3 Grafik Grafik Grafik
3.1 3.2 3.3
Laju Inflasi Tahunan (yoy) Kota Ternate dan Nasional Inflasi Provinsi di Kawasan Indonesia Timur Triwulan I 2018 (yoy) Inflasi (qtq) Kelompok Bahan Makanan Subkelompok Ikan Segar
28 28 32
Grafik 3.4 Inflasi (qtq) Kelompok Bahan Makanan 32 Grafik 3.5 Inflasi (qtq) Kelompok Sandang 32 Grafik 3.6 Inflasi (qtq) Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 32 Grafik 3.7 Komoditas Penyumbang inflasi Tahunan Maluku Utara TRIWULAN II 2018
(% yoy) 34
Grafik Grafik
3.8 3.9
Pergerakan Harga Beras, Minyak Goreng, dan Gula Pasir Pergerakan Harga Daging Ayam, Daging Sapi, dan Telur Ayam
35 35
vi
Grafik Grafik
3.10 3.11
Pergerakan Harga Bumbu-bumbuan Indeks Survei Konsumen
36 36
Grafik 3.12 Perkembangan Inflasi Terkini Ternate 37 4
Grafik 4.1 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga pada PDRB Maluku Utara 43 Grafik 4.2 Perkembangan IKK, IKE, dan IEK 43 Grafik 4.3 Ekspektasi Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi 6 Bulan
Mendatang 44
Grafik 4.4 Perkiraan Perkembangan Perubahan Harga dan Proyeksi Inflasi di Maluku Utara
44
Grafik 4.5 Komposisi Pengeluaran Rumah Tangga di Maluku Utara 45 Grafik 4.6 Pangsa DPK Perseorangan dan Bukan Perseorangan di Maluku
Utara 46
Grafik 4.7 Komposisi DPK Perseorangan di Maluku Utara 46 Grafik 4.8 Pangsa Kredit Perseorangan Berdasarkan Jenis Penggunaan 48 Grafik 4.9 Perkembangan Kredit Korporasi Berdasarkan Jenis Penggunaan 50 Grafik 4.10 NPL Kredit Korporasi 51 Grafik 4.11 NPL Kredit Korporasi per Kategori Debitur 51 Grafik 4.12 Perkembangan Aset Bank Umum di Maluku Utara (miliar rupiah) 52 Grafik 4.13 Perkembangan DPK (miliar rupiah) 53 Grafik 4.14 Perkembangan Kredit di Maluku Utara (miliar rupiah) 54 Grafik 4.15 Perkembangan LDR Bank Umum di Maluku Utara 54 Grafik 4.16 Perkembangan Perbankan Syariah 55 5 Grafik 5.1 Perkembangan Transaksi Tunai di Maluku Utara 57 Grafik Grafik Grafik
5.2 5.3 5.4
Perkembangan Kliring di Maluku Utara Perkembangan RTGS di Maluku Utara Perkembangan Agen LKD dan Uang Elektronik di Maluku Utara
59 60 61
6
Grafik 6.1 Perkembangan TPT dan TPAK Maluku Utara 63 Grafik 6.2 Jumlah Tenaga Kerja pada Lapangan Pekerjaan Utama di Maluku
Utara (ribu jiwa) 64
Grafik 6.3 Perkembangan NTP Maluku Utara 66 Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik
6.4 6.5 6.6 6.7 6.8 6.9 6.10
NTP per Subsektor di Maluku Utara Jumlah Penduduk Miskin Desa dan Kota Persentase Jumlah Penduduk Miskin Desa dan Kota Garis Kemiskinan Makanan dan Non Makan Desa dan Kota Indeks Kebahagiaan Penduduk Menurut Provinsi 2017 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia di Maluku Utara Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia di Maluku Utara
66 68 68 68 70 72 72
7 Grafik 7.1 Perkembangan PDRB Malut dan Proyeksinya 75
vii
INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN PROVINSI MALUKU UTARA
A. Inflasi dan PDRB
Tw.1 % yoy Tw.2 % yoy Tw.3 % yoy Tw.4 % yoy Tw.1 % yoy Tw.2 % yoyIndeks Harga Konsumen (Kota Ternate) 130,72 133,49 131,86 132,84 135,01 138,71
Laju Inflasi Tahunan (yoy %) 2,41 3,92 1,60 1,97 1,63 4,42
PDRB - harga konstan (miliar Rp) 5570,57 7,61 5714,58 6,99 5904,26 7,76 6021,46 8,30 6010,42 7,90 6132,59 7,31
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1270,32 6,65 1280,63 3,79 1284,37 1,41 1265,06 1,02 1295,91 2,01 1315,96 2,76
Pertambangan dan Penggalian 545,76 11,58 551,92 14,02 573,24 10,28 579,70 9,28 626,39 14,77 601,94 9,06
Industri Pengolahan 344,21 14,09 378,06 24,01 472,23 41,50 470,74 47,11 450,55 30,89 433,87 14,76
Pengadaan Listrik dan Gas 5,93 4,11 6,38 4,49 6,30 9,80 6,47 11,38 6,13 3,30 6,66 4,26 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 5,08 6,52 5,27 6,05 5,32 8,47 5,38 7,40 5,28 4,12 5,53 4,88
Konstruksi 371,78 6,75 377,86 6,99 388,65 8,78 416,87 10,28 402,84 8,36 411,65 8,94 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1011,96 7,15 1039,35 7,01 1057,51 5,37 1060,70 6,37 1074,65 6,20 1118,36 7,60
Transportasi dan Pergudangan 325,62 9,58 334,35 8,37 343,19 6,81 346,66 7,42 352,55 8,27 361,14 8,01
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 26,63 8,35 26,53 9,78 27,41 9,97 28,19 10,73 28,38 6,59 28,75 8,37
Informasi dan Komunikasi 248,02 5,06 253,96 7,87 261,34 6,30 265,03 7,41 266,02 7,26 269,82 6,24
Jasa Keuangan dan Asuransi 170,38 5,69 174,32 3,96 175,92 5,48 186,34 5,97 186,86 9,67 188,83 8,33
Real Estate 6,80 7,41 6,95 8,53 7,05 8,15 7,17 8,64 7,31 7,48 7,40 6,50
Jasa Perusahaan 18,91 5,15 19,48 6,96 20,01 6,72 20,23 7,70 20,32 7,46 20,92 7,38
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 864,20 6,19 897,42 2,16 907,51 7,18 976,81 6,81 904,93 4,71 970,83 8,18
Jasa Pendidikan 190,18 6,02 192,55 5,68 199,68 4,51 205,62 6,35 201,02 5,70 205,91 6,94
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 118,45 7,15 121,73 4,53 125,07 4,90 130,61 8,24 131,02 10,61 132,38 8,74
Jasa lainnya 46,33 3,98 47,81 5,97 49,47 7,19 49,87 7,33 50,25 8,46 52,64 10,09
Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) 31,51 356,83 12,75 8.395,88 84,18 534,71 103,03 595,26 117,15 271,74 148,28 1.063,27
Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 27,89 146,55 71,15 699.488,40 7.865,92 40.958,66 1.341.220,68 8.603.011,13 2.041.836,80 7.319.917,13 2.782.420,95 3.910.643,07
Nilai Impor Nonmigas (USD Juta) 11,13 (84,07) 10,03 (84,41) 54,83 (23,63) 58,52 67,48 69,30 522,38 53,69 435,23
Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 16,87 (84,60) 38,70 (29,46) 1.116,36 577,88 73.620,83 126.987,13 96.671,19 572.883,06 132.291,05 341.734,02
2018INDIKATOR
2017
viii
B. Perbankan
C. Sistem Pembayaran
Tw.1 % yoy Tw.2 % yoy Tw.3 % yoy Tw.4 % yoy Tw.I % yoy Tw.2 % yoyPERBANKAN
Bank Umum:
Total Aset (Rp miliar) 8.452,56 4,63 8.847,96 7,22 9.000,00 9,43 9.874,81 16,71 9.805,44 16,01 10.130,61 14,50
DPK (Rp miliar) 6.346,12 (2,39) 6.716,27 3,14 6.712,42 7,43 6.826,72 8,24 6.860,07 8,10 6.991,80 4,10
- Tabungan 3.569,27 4,20 3.793,45 6,23 3.713,89 5,15 4.288,44 13,61 3.935,40 10,26 4.042,23 6,56
- Giro 1.323,88 (20,82) 1.429,33 (8,12) 1.529,88 10,57 911,51 (7,89) 1.479,51 11,76 1.493,88 4,52
- Deposito 1.452,96 3,48 1.493,49 7,82 1.468,65 10,20 1.626,77 5,46 1.445,16 (0,54) 1.455,70 (2,53)
Kredit (Rp miliar) 6.687,33 14,64 6.812,60 11,77 6.853,65 10,59 7.534,01 17,61 7.711,31 15,31 7.892,88 15,86
- Modal Kerja 1.737,46 16,34 1.768,34 9,51 1.768,12 7,02 1.998,00 20,12 1.985,99 14,30 2.067,20 16,90
- Konsumsi 4.467,70 15,53 4.632,96 15,73 4.686,69 15,03 5.134,50 19,77 5.329,94 19,30 5.421,58 17,02
- Investasi 482,17 2,05 411,31 (13,76) 398,84 (15,33) 401,50 (11,91) 395,38 (18,00) 404,11 (1,75)
LDR 105,38 101,43 102,10 110,36 112,41 112,89
Kredit UMKM (Rp miliar) 1.742,49 8,94 1.784,14 4,08 1.768,37 1,37 1.995,54 13,95 1.848,74 6,10 1.982,13 11,10
Kredit Mikro (Rp miliar) 883,49 90,80 512,77 3,21 483,94 (2,10) 517,34 5,28 527,41 (40,30) 559,13 9,04
Kredit Kecil (Rp miliar) 376,74 (52,23) 889,16 7,62 888,43 4,86 915,77 4,91 948,47 151,76 962,04 8,20
Kredit Menengah (Rp miliar) 358,29 3,02 382,21 (2,30) 396,00 (1,71) 562,43 45,39 372,85 4,07 460,97 20,60
NPL 1,77 1,91 2,00 1,56 1,77 1,24
2018INDIKATOR
2017
Tw.1 % yoy Tw.2 % yoy Tw.3 % yoy Tw.4 % yoy Tw.I % yoy Tw.II % yoySISTEM PEMBAYARAN
Inflow (Rp miliar) 292,94 -16,72 248,94 33,04 350,74 -27,92 196,48 -17,20 544,88 86,01 416,12 67,16
Outflow (Rp miliar) 195,68 21,60 1017,51 13,59 353,93 -22,46 1078,74 46,36 271,52 38,76 1031,42 1,37
Volume Kliring (lembar) 18.625 258,86 16.806 225,70 18.060 286,23 22.344 18,20 16.492 -11,45 21.790 29,66
Nominal Kliring (Rp miliar) 670,09 157,27 705,47 186,63 724,08 196,16 838,87 9,18 638,85 -4,66 767,53 8,80
Cek/BG Kosong (lembar) 40 73,91 6 -83,33 41 28,13 55 25,00 34 -15,00 21 250,00
2018INDIKATOR
2017
ix
Ringkasan Eksekutif
Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Sesuai siklusnya, perekonomian Maluku Utara pada triwulan II 2018 tumbuh melambat
dibanding triwulan I 2018. Pertumbuhan ekonomi Maluku Utara pada triwulan II 2018
tercatat sebesar 7,31% (yoy) berada diatas tingkat pertumbuhan ekonomi nasional
sebesar 5,27% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku Utara pada triwulan II 2018
masih tercatat sebagai lima pertumbuhan tertinggi di Kawasan Timur Indonesia, setelah
Papua, Papua Barat, Gorontalo, dan Sulawesi Selatan. Dari sisi permintaan, perlambatan
pertumbuhan ekonomi triwulan II 2018 disebabkan oleh melambatnya PMTB dan Ekspor Luar
Negeri sejalan dengan melambatnya industri pengolahan yang ditenggarai oleh terlambatnya
ekspansi produksi dan smelter feronikel serta penurunan ekspor feronikel ke Tiongkok.
Sementara dari sisi penawaran, penurunan kinerja dialami oleh lapangan usaha industri
pengolahan dan pertambangan yang disebabkan oleh menurunnya produksi bijih nikel pada
momen libur panjang perayaan Hari Raya Idul Fitri serta menurunnya ekspor feronikel ke
Tiongkok. Selain itu, perlambatan kinerja lapangan usaha industri pengolahan diperkirakan juga
disebabkan oleh normalisasi paska puncak pertumbuhan pada tahun 2017 akibat mulai
beroperasinya smelter feronikel pada tahun tersebut.
Memasuki triwulan III 2018, perekonomian Maluku Utara diperkirakan akan kembali mengalami
perlambatan dibanding triwulan sebelumnya. Pertumbuhan perekonomian Maluku Utara
diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 6,52% - 6,92% (yoy). Lapangan usaha perdagangan
besar dan eceran diperkirakan akan mengalami perlambatan pertumbuhan yang disebabkan
oleh normalisasi pasca puncak konsumsi pada triwulan II 2018 akibat momen bulan ramadhan
dan hari raya Idul Fitri 2018. Lapangan usaha industri pengolahan diperkirakan juga
mempengaruhi perlambatan pertumbuhan akan mengalami kontraksi akibat dari based effect
mulai beroperasinya smelter pada triwulan III di 2017 dan belum terdapat penambahan
kapasitas produksi feronikel pada triwulan ini. lapangan usaha pertanian diperkirakan akan
menopang pertumbuhan dibanding triwulan III 2018 seiring dengan perbaikan tata kelola dan
tata niaga dalam rangka kemandirian pangan khususnya sayur mayur dan barito serta didukung
dengan kondisi cuaca yang diperkirakan lebih baik (curah hujan yang lebih sedikit) pada triwulan
III 2018.
x
Keuangan Pemerintah
Hingga triwulan II 2018, realisasi pendapatan daerah Pemerintah Provinsi Maluku
Utara sebesar Rp1,15 triliun. Realisasi ini relatif stabil jika dibandingkan dengan periode
yang sama tahun sebelumnya. Anggaran pendapatan Pemprov Maluku Utara dalam APBD
2018 adalah sebesar Rp2,48 triliun atau menurun 13,13% dari anggaran pendapatan APBD
2017 yang tercatat sebesar Rp2,86 triliun.
Dari sisi pengeluaran, belanja APBD hingga triwulan II 2018 terealisasi sebesar
Rp915,22 miliar. Realisasi ini lebih kecil jika dibandingkan dengan periode yang sama
tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,01 triliun. Secara umum, nominal APBD pada
triwulan II 2018 mengalami penurunan dibandingkan triwulan II 2017.
Inflasi Daerah
Inflasi pada triwulan II 2018 tercatat meningkat menjadi 3,91% (yoy) dari
sebelumnya tercatat sebesar 3,28% (yoy) pada triwulan I 2018. Kenaikan inflasi terindikasi
terjadi sebagai efek peningkatan harga beberapa kelompok bahan makanan seperti daging, ikan
segar, dan bumbu-bumbuan, serta peningkatan harga pada kelompok sandang dan kelompok
trasnportasi komunikasi sebagai efek dari hari besar keagamaan nasional yakni bulan
ramadhan dan hari raya idul fitri yang terjadi di triwulan II 2018.
Inflasi pada triwulan III 2018 inflasi diperkirakan membaik pada triwulan ini yang
disebabkan koreksi harga setelah pada triwulan sebelumnya telah mengalami kenaikan
harga pada bulan ramadhan dan hari raya idul fitri, namun berpotensi akan tetap berada
dilevel yang tinggi seiring dengan mulai masuknya tahun ajaran baru sekolah (penerimaan
siswa baru) pada triwulan berjalan. Selain itu, peringatan hari raya idul adha diperkirakan juga
akan ikut mempengaruhi tekanan inflasi.
Analisis Stabilitas Keuangan Daerah Secara umum, Risiko kredit rumah tangga di triwulan II 2018 tercatat mengalami
peningkatan, terutama oleh peningkatan NPL kredit konsumsi dari 0,60% pada triwulan I 2018
menjadi 0,63% pada triwulan II 2018. Namun demikian, NPL tersebut masih berada dibawah
threshold yang ditetapkan, sehingga ketahanan sektor rumah tangga masih terjaga. Sejalan
xi
dengan Hal tersebut, pada triwulan II 2018 Pangsa konsumsi rumah tangga juga
menunjukkan peningkatan, yaitu dari 55,41% pada triwulan I 2018 menjadi 56,46% dari
total PDRB pada triwulan II 2018. Besaran pangsa tersebut relatif stabil dibanding
triwulan II 2017 yang sebesar 56,64% dari PDRB.
Selanjutnya, disisi lain risiko korporasi menunjukkan penurunan, tercermin dari
perbaikan NPL dari 4,37% pada triwulan I 2018 menjadi 4,30% pada triwulan II 2018.
Penurunan risiko kredit secara umum disebabkan oleh upaya perbankan dalam menjaga dan
memperbaiki kualitas kredit.
Perkembangan Sistem Pembayaran
Transaksi keuangan tunai di Maluku Utara pada triwulan II 2018 mengalami net
Outflow 1,37% (yoy) sebagai dampak tingginya konsumsi masyarakat dalam menghadapi
bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri, sehingga aliran uang yang masuk pada triwulan
sebelumnya kembali keluar ke masyarakat. Sementara itu, transaksi kliring pada triwulan II
2018 tercatat sebesar Rp 767.53 Miliar, atau tumbuh 0,9 % (yoy), meningkat jika
dibandingkan dengan -0,1% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Hal tersebut merupakan dampak
dari meningkatnya transaksi pembayaran di masyarakat secara kliring selama masa
menyambut bulan Ramadan dan paska hari raya Idul Fitri.
Penggunaan sistem pembayaran non tunai melalui Sistem Kliring Nasional Bank
Indonesia (SKNBI) pada triwulan II 2018 tumbuh signifikan secara nominal maupun volume
(Grafik 5.3). Secara nominal perputaran kliring mencapai Rp 767,53 miliar, meningkat 20% (qtq).
Sementara secara volume naik 32% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkoreksi
jauh -26% (qtq). Pertumbuhan transaksi nontunai dengan layanan jasa RTGS di Maluku Utara
pada triwulan II 2018 mengalami kenaikan secara jumlah transaksi maupun secara nominal.
Apabila dilihat secara jumlah transaksi, terjadi kenaikan pada triwulan II 2018 yakni sebesar
118.27% (qtq).
Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Maluku Utara pada Februari 2018 tercatat
sebesar 4,65%, lebih rendah dibanding Agustus 2017 dan Februari 2017 yang masing-
masing sebesar 5,33% dan 4,82%. Penurunan TPT tersebut diikuti oleh kenaikan Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada periode yang sama. Sementara itu, Kesejahteraan
masyarakat di area pedesaan terpantau menunjukkan sedikit penurunan. Pada triwulan II
xii
2018, Nilai Tukar Petani (NTP) Maluku Utara tercatat sebesar 98,87, menurun dibanding
triwulan I 2018 yang tercatat sebesar 100,19.
Disisi lain, Provinsi Maluku Utara masih tercatat sebagai provinsi dengan indeks
kebahagian tertinggi dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia yakni sebesar 75,68,
selanjutnya diikuti Maluku sebesar 73,77, dan Sulawesi Utara sebesar 73,69.
Prospek Perekonomian
Perekonomian Maluku Utara pada triwulan IV 2018 diperkirakan mengalami
akselerasi pertumbuhan dari triwulan berjalan dan berada pada kisaran 6,82% – 7,22%
(yoy). Dari sisi permintaan, percepatan pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh akselerasi pada
sektor konsumsi rumah tangga yang disebabkan oleh siklus tingginya konsumsi pada Hari Besar
Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru yang jatuh pada pada triwulan IV 2018.
Selain itu, sektor konsumsi pemerintah juga diperkirakan akan mengalami akselerasi dalam
rangka realisasi proyek – proyek pemerintah yang jatuh pada akhir tahun anggaran 2018. Selain
itu, PMTB diperkirakan juga akan mengalami percepatan yang ditenggarai dengan rencana
pembangunan industri baterai lithium mobil listrik oleh perusahaan Tiongkok dan Perancis di
Halmahera Utara yang groundbreaking-nya dilaksanakan pada Agustus 2018. Dengan
mempertimbangkan kondisi terkini serta proyeksi triwulan III 2018 tersebut, pertumbuhan
ekonomi sepanjang tahun 2018 diperkirakan berada pada kisaran 7,03%-7,43% (yoy) lebih
rendah dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 7,67% (yoy).
Tekanan inflasi Maluku Utara pada triwulan IV 2018 diperkirakan akan mengalami
peningkatan dibanding inflasi triwulan berjalan berada pada kisaran 3,81% – 4,21% (yoy).
Peningkatan inflasi di triwulan mendatang, secara umum diperkirakan disebabkan oleh
sebagian besar wilayah Maluku Utara telah memasuki puncak konsumsi kedua tahun berjalan
menjelang HBKN Natal dan Tahun Baru 2018. Ketergantungan pasokan Maluku Utara baik
bahan makanan, sandang, dan kebutuhan sehari – hari lainnya yang didatangkan dari luar
provinsi seperti Jawa dan Sulawesi akan mempengaruhi kenaikan harga pada kelompok bahan
makanan, sandang, dan Kesehatan. Adapun HBKN Natal dan Tahun Baru akan mempengaruhi
tingginya permintaan biaya angkutan seperti tiket pesawat dan angkutan laut seiring dengan
trend peningkatan minyak dan BBM akan mempengaruhi kenaikan inflasi pada kelompok
transpor dan bahan bakar. Selain itu, tekanan inflasi kelompok rokok dan tembakau diperkirakan
juga akan mendorong kenaikan kenaikan cukai rokok.
Pertumbuhan perekonomian Maluku Utara pada triwulan II 2018 tercatat sebesar
7,31% (yoy), melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh
sebesar 7,90% (yoy).
Dari sisi permintaan, perlambatan pertumbuhan juga terjadi pada sektor
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan Ekspor Luar Negeri seiring adanya libur
panjang bertepatan dengan momen Hari Raya Keagamaan.
Sementara dari sisi penawaran, perlambatan secara umum disebabkan oleh
lapangan usaha industri pengolahan dan pertambangan khususnya produksi dan
ekspor feronikel serta beberapa lapangan usaha lainnya seperti transportasi,
komunikasi, jasa keuangan, real estate, dan jasa kesehatan. Namun demikian,
beberapa lapangan usaha utama seperti pertanian, perdagangan, dan administrasi
pemerintahan masih mencatat pertumbuhan.
Pertumbuhan yoy Triwulan II 2018
7,31%
BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI DAERAH
“Perekonomian Maluku Utara Tumbuh Terbatas”
Pertumbuhan qtq Triwulan II 2018
2,03%
2
1.1 Kondisi Umum
Pertumbuhan ekonomi Maluku Utara pada triwulan II 2018 tercatat sebesar 7,31% (yoy),
melambat jika dibandingkan 7,90% (yoy) pada triwulan sebelumnya (Gambar 1.1). Meskipun
demikian, pertumbuhan ekonomi Malut tercatat sebagai lima pertumbuhan tertinggi di KTI setelah
Papua, Papua Barat, Gorontalo, dan Sulawesi Selatan, bahkan lebih tinggi dari pertumbuhan
ekonomi nasional.
Dari sisi permintaan, perlambatan pertumbuhan ekonomi triwulan II 2018 disebabkan oleh
melambatnya PMTB dan Ekspor Luar Negeri yang terjadi akibat penurunan ekspor feronikel ke
Tiongkok seiring dengan adanya libur panjang pada momen Hari Raya Idul Fitri. Penurunan
PMTB juga disebabkan oleh menurunnya belanja modal pada APBD Provinsi Maluku Utara tahun
2018. Sementara dari sisi penawaran, penurunan kinerja dialami oleh lapangan usaha industri
pengolahan dan pertambangan yang disebabkan oleh menurunnya produksi bijih nikel pada
momen libur panjang perayaan Hari Raya Idul Fitri yang mengakibatkan berkurangnya jam kerja
pegawai serta ekspor feronikel ke Tiongkok.
Hal berbeda terjadi pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan di Maluku
Utara yang memasuki masa panen menjadi penopang pertumbuhan di Maluku Utara. Dukungan
Pemerintah Daerah terkait dalam rangka mendorong terjaganya pasokan yang juga menciptakan
kestabilan harga serta kemandirian pangan di Maluku Utara, menjadi faktor pendorong
meningkatkannya produksi pertanian khususnya bawang, rica/cabai, dan tomat (barito) serta
sayur mayur yang mendorong pertumbuhan pada lapangan usaha pada triwulan II 2018.
Memasuki triwulan III 2018, perekonomian Maluku Utara diperkirakan akan kembali
mengalami perlambatan dibanding triwulan sebelumnya seiring meredanya konsumsi
masyarakat pasca momen Hari Besar Keagamaan. Pertumbuhan perekonomian Maluku Utara
diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 6,52% - 6,92% (yoy). Ditinjau dari sisi penawaran,
Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran diperkirakan akan mengalami perlambatan
pertumbuhan yang disebabkan oleh normalisasi pasca puncak konsumsi pada triwulan II 2018
pasca momen bulan ramadhan dan hari raya Idul Fitri 2018. Sementara itu, lapangan usaha
industri pengolahan diperkirakan juga mempengaruhi perlambatan pertumbuhan akan
mengalami kontraksi akibat dari based effect mulai beroperasinya smelter pada triwulan III di
2017 yang telah mencatat pertumbuhan yang tinggi serta belum terdapat penambahan kapasitas
produksi feronikel pada triwulan ini.
3
Sementara itu, lapangan usaha pertanian diperkirakan masih akan menopang
pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2018 seiring dengan kuatnya dorongan pemerintah
terhadap dukungan perbaikan tata kelola dan tata niaga dalam rangka kemandirian pangan
khususnya sayur mayur dan barito serta didukung dengan kondisi cuaca yang diperkirakan lebih
baik (curah hujan yang lebih sedikit). Hal tersebut sejalan dengan hasil survei liaison yang
menginformasikan bahwa cengkih dan pala yang merupakan komoditas perkebunan utama
Maluku Utara akan memasuki masa panen pada tahun pada triwulan III 2018.
Lapangan usaha pertambangan diperkirakan akan mengalami ekspansi dan menopang
pertumbuhan pada triwulan III 2018 seiring dengan membaiknya harga komoditas dunia
khususnya harga nikel serta optimisme meningkatnya permintaan nikel. Selain itu, hasil olahan
feronikel juga telah menarik investor, khususnya dari Tiongkok, untuk melakukan investasi pada
industri pertambangan nikel yang berlokasi di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku
Utara. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memproyeksikan Pulau
Halmahera sebagai pusat pengembangan sumber daya alam (SDA) berbasis energi bersih
karena Pulau Halmahera memiliki kekayaan SDA melimpah baik pertambangan logam,
perikanan, pertanian maupun potensi panas bumi.
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Gambar 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Kawasan Timur Indonesia Triwulan II 2018
4
PROVINSI TRIWULAN I
2018 TRIWULAN II
2018 PROVINSI
TRIWULAN I 2018
TRIWULAN II 2018
Papua 26,08 24,68 Kalimantan Tengah
4,60 5,66
Papua Barat 5,87 12,83 Maluku 5,34 5,47
Gorontalo 6,13 7,45 Nasional 5,06 5,27 Sulawesi Selatan
7,37 7,38 NTT 5,09 5,20
Maluku Utara
7,90 7,31 Kalimantan Barat
5,09 5,18
Sulawesi Barat 5,52 6,57 Kalimantan Selatan
5,07 4,64
Sulawesi Tenggara
5,83 6,09 Kalimantan Utara
5,60 4,63
Bali 5,62 6,09 Kalimantan Timur
1,77 1,84
Sulawesi Tengah
6,47 6,03 NTB 0,11 ‐0,83
Sulawesi Utara 6,60 5,83
Gambar 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Kawasan Timur Indonesia Triwulan II 2018 (lanjutan)
1.2 Perkembangan PDRB dari Sisi Permintaan
Dari sisi permintaan, investasi yang tercermin dari perlambatan PMTB dan Ekspor Luar
Negeri diperkirakan masih tumbuh terbatas. Realisasi PMTB pada triwulan II 2018 tercatat
tumbuh sebesar 5,55% (yoy), lebih rendah dibanding triwulan I 2018 sebesar 14,15% (yoy). Pada
periode yang sama, pertumbuhan Ekspor Luar Negeri juga turun dari 172,00% (yoy) pada
triwulan I 2018 menjadi 119,42% (yoy) pada triwulan II 2018 (Tabel 1.1).
Sementara itu, perdagangan luar negeri Maluku Utara juga belum menunjukkan kinerja
yang cukup memuaskan meskipun mengalami perlambatan pada triwulan II 2018. Pada Tabel
1.1 dapat terlihat bahwa ekspor LN masih menjadi komponen dengan andil pertumbuhan yang
paling besar di triwulan II 2018, yakni sebesar 15,96% (yoy). Adapun ekspor bijih nikel dan
feronikel serta konsentratnya masih berpeluang menjadi pendorong pertumbuhan kinerja ekspor
LN di Maluku Utara. Di sisi lain, impor LN Maluku Utara tercatat mengalami penurunan, dari andil
pertumbuhan 9,52% (yoy) di triwulan I 2018 menjadi 4,66% (yoy) di triwulan II 2018. Hal ini
disebabkan oleh menurunnya impor mesin dan alat berat serta bahan baku penunjang
pertambangan feronikel oleh perusahaan Tiongkok karena adanya shifting ekspor dari feronikel
menjadi bijih nikel. Andil pertumbuhan lainnya berasal dari konsumsi rumah tangga yang tercatat
sebesar 3,95% (yoy) dan konsumsi pemerintah dengan andil sebesar 2,57% (yoy).
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
5
Tabel 1.1 Pertumbuhan dan Andil PDRB Sisi Penggunaan
Struktur perekonomian Maluku Utara dari sisi permintaan pada triwulan II 2018 relatif tidak
berubah dibanding dengan periode-periode sebelumnya. Struktur perekonomian masih
didominasi oleh konsumsi, baik konsumsi rumah tangga ataupun konsumsi pemerintah.
Sementara itu pangsa komponen PMTB yang sebesar 29,00%, tidak banyak berubah dari
pangsanya pada triwulan I 2018 yang sebesar 27,24% (Grafik.
Grafik 1.1 Struktur PDRB Sisi Penggunaan pada Triwulan II 2018
1.2.1. Pembentukan Modal Tetap Bruto
Pertumbuhan pada sektor PMTB pada triwulan II 2018 tercatat mengalami penurunan
dibanding triwulan sebelumnya. Pada triwulan II 2018, PMTB tercatat sebesar 5,55% (yoy), turun
jika dibandingkan dengan triwulan sebelumhya sebesar 14,15% (yoy). PMTB memberikan andil
pertumbuhan sebesar 1,72% (yoy), turun jika dibandingkan 3,9% (yoy) pada triwulan
sebelumnya. Penurunan tersebut diduga didorong oleh turunnya anggaran belanja pemerintah,
terutama penurunan anggaran belanja modal pemerintah dari Rp 689,58 Miliar di tahun 2017
menjadi Rp 319,92 Miliar di tahun 2018. Hal tersebut juga diduga akan menyebabkan
Tw I 2018 Tw II 2018 Tw I 2018 Tw II 2018Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 4,98 6,97 2,84 3,95
Pengeluaran Konsumsi LNPRT 9,95 17,79 0,12 0,22 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (4,47) 8,24 (1,21) 2,57 Pembentukan Modal Tetap Bruto 14,15 5,55 3,90 1,72
Perubahan Inventori (14,93) (1,73) 1,65 (0,73) Ekspor Luar Negeri 172,00 119,42 15,69 15,96 Impor Luar Negeri 360,37 95,88 9,52 4,66
Net Ekspor Antar Daerah (29,17) (40,36) (5,58) (11,71)
P D R B 7,90 7,31
Komponen Pertumbuhan (%, yoy) Andil (%)
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
6
melambatnya pertumbuhan PMTB tahun 2018 jika dibandingkan dengan tahun 2017.
Sebagaimana diketahui, proyek-proyek kontruksi seperti jalan, listrik, dan air di Maluku Utara
masih didominasi oleh investasi pemerintah.
Hal ini sejalan dengan turunnya pengadaan semen dan melambatnya kredit modal kerja,
yang masing-masing turun dari 2,18% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi -4,56% (yoy) pada
triwulan II 2018 (Grafik 1.2) dan dari 20,81% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi 17,31% (yoy)
pada triwulan II 2018 (Grafik 1.3)
Sumber: BPS Maluku Utara, diolah Sumber: LBU, diolah
Grafik 1.2 Volume Pengadaan Semen Maluku Utara
Grafik 1.3 Perkembangan Kredit Modal Kerja di Maluku Utara
Untuk periode triwulan III 2018, PMTB diperkirakan akan mengalami peningkatan seiring
dengan mulai masuknya investor Tiongkok dan Perancis terhadap pembangunan beberapa
perusahaan baru yang bergerak di bidang pertambangan seperti baterai lithium, stainless steel,
dan nikel.
1.2.2 Konsumsi Masyarakat dan LNPRT
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan II 2018 tercatat mengalami
akselerasi, dari 4,98% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi 6,97% (yoy) pada triwulan II 2018
seiring peningkatan konsumsi pada bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 2018. Sementara
itu, konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) pada triwulan II 2018
tumbuh 17,79% (yoy) juga menunjukkan akselerasi dari triwulan sebelumnya yang tercatat
sebesar 9,95% (yoy). Dengan kondisi pertumbuhan yang demikian, konsumsi masyarakat
memberikan andil sebesar 3,95% pada pertumbuhan ekonomi Maluku Utara.
7
Grafik 1.4 Perkembangan Pendapatan Rumah Tangga
Grafik 1.5 Perkembangan Indeks Penghasilan Saat Ini dibanding 6 Bulan Lalu
Peningkatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan II 2018 sejalan dengan
Indeks Keyakinan Konsumen hasil Survei Konsumen Bank Indonesia. Seperti dapat dilihat pada
Grafik 1.5 diatas, Indeks Penghasilan Saat ini dan Indeks Keyakinan Konsumen di Maluku Utara
pada triwulan II 2018 masing-masing sebesar 161,7 dan 146,1. Kedua indeks tersebut lebih tinggi
dibanding triwulan I 2018 yang masing-masing sebesar 135,0 dan 145,0. Sejalan dengan hal
tersebut, berdasarkan data BPS Maluku Utara, Indeks Tendensi Konsumen (ITK) pada triwulan
II 2018 tercatat sebesar 130,00 lebih tinggi dari triwulan I 2018 yang tercatat sebesar 102,30.
Angka diatas 100 menunjukkan optimisme masyarakat terhadap tingkat konsumsi di Maluku
Utara tinggi.
Secara umum, peningkatan konsumsi rumah tangga pada triwulan II 2018 terutama
disebabkan puncak konsumsi masyarakat pada momen bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul
Fitri. Selain itu, meningkatnya kinerja lapangan usaha administrasi pemerintah serta turunnya
tunjangan dan gaji ketiga belas pada triwulan II 2018 berdampak pada peningkatan pendapatan
masyarakat Maluku Utara yang sebagian besar bekerja sebagai PNS yang akhirnya mampu
mendorong peningkatan konsumsi masyarakat. Di sisi lain, peningkatan pertumbuhan dari
konsumsi LNPRT, dari 9,95% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi 17,79% (yoy) pada triwulan II
2018. Peningkatan konsumsi LNPRT ini disebabkan oleh masa kampanye dan pilkada yang tepat
jatuh pada triwulan II 2018 sehingga konsumsi organisasi masyarakat dan LSM meningkat pada
triwulan Ini.
Pada periode triwulan III 2018, konsumsi rumah tangga diperkirakan akan mengalami
perlambatan yang didorong oleh usainya puncak konsumsi masyarakat di Maluku Utara pasca
bulan Ramadhan dan hari Raya Idul Fitri.
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah
8
1.2.3 Kegiatan Ekspor – Impor
Komponen ekspor LN dalam perekonomian (PDRB) Maluku Utara triwulan II 2018 tercatat
mengalami perlambatan. Pertumbuhan ekspor pada triwulan II 2018 tercatat sebesar 119,42%
(yoy) lebih rendah dibanding triwulan I 2018 yang sebesar 172,00% (yoy), meskipun demikian
pertumbuhan ekspor masih tinggi. Penurunan kinerja ekspor LN tersebut terutama disebabkan
oleh trend menurunnya pertumbuhan ekspor keseluruhan Maluku Utara baik secara volume
maupun nilai sejak triwulan I 2018 dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Grafik 1.6 dan 1.7).
Secara khusus, terdapat penurunan volume ekspor feronikel ke Tiongkok yang disebabkan oleh
shifting ekspor feronikel ke bijih nikel akibat telah berlakunya penambahan kuota ekspor bijih nikel
oleh perusahaan tambang di Maluku Utara.
Namun demikian, di masa mendatang produksi nikel ataupun feronikel di Maluku Utara
diperkirakan akan meningkat apabila terdapat rencana peningkatan kapasitas oleh beberapa
perusahaan tambang ataupun perusahaan smelter nikel berjalan sesuai rencana. Berdasarkan
informasi dari Inspektur Tambang di Provinsi Maluku Utara, beberapa perusahaan tersebut telah
selesai melakukan pengurusan izin untuk peningkatan kapasitas perusahaan dan
pengembangannya akan ditindaklanjuti sesuai keputusan dari para investor atau high level
management di perusahaan.
Di lain sisi, impor LN Maluku Utara tercatat mengalami perlambatan pertumbuhan tercatat
sebesar 95,88% (yoy) pada triwulan II 2018, jauh lebih rendah dibanding periode triwulan
sebelumnya yang tercatat sebesar 360,37% (yoy). Sebagaimana data ekspor impor BPS (Grafik
1.8 dan Grafik 1.9), impor LN baik secara volume maupun nilai impor LN Maluku Utara mengalami
trend perlambatan pertumbuhan hal ini ditenggarai menurunnya impor mesin dan bahan baku
pendukung feronikel dimana sejalan dengan menurunnya ekspor feronikel. Berdasarkan data
BPS Provinsi Maluku Utara, komoditas impor LN didominasi oleh barang modal seperti mesin-
mesin dan peralatan listrik dalam rangka ekspansi pada lapangan usaha pertambangan.
9
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Grafik 1.6 Perkembangan Volume Ekspor LN Grafik 1.7 Perkembangan Nilai Ekspor LN
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Grafik 1.8 Perkembangan Volume Impor LN Grafik 1.9 Perkembangan Nilai Impor LN
Dari sisi perdagangan antar daerah, ekspor antar provinsi dari provinsi Maluku Utara
mengalami kontraksi sebesar 29,09% (yoy) pada triwulan II 2018, atau melambat dari triwulan I
2018 yang tumbuh sebesar 4,10% (yoy) (Grafik 1.10). Di sisi lain, impor antar provinsi Maluku
Utara tercatat juga mengalami penurunan sebesar 11,34% (yoy) pada triwulan II 2018, lebih
rendah dibanding triwulan I 2018 yang tumbuh sebesar 9,21% (yoy) (Grafik 1.11). Penurunan
tersebut terutama didorong oleh membaiknya keseimbangan pasokan di Maluku Utara
khususnya sayur mayur seiring dengan membaiknya lapangan usaha pertanian dan perikanan
pada triwulan II 2018 dibanding dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Dengan demikian, secara umum neraca perdagangan Maluku Utara tercatat mengalami
net-import antar daerah. Net-import antar daerah Maluku Utara pada triwulan II 2018 tercatat
sebesar Rp2,32 triliun, meningkat 69,05% dari triwulan I 2018 yang sebesar Rp 1,40 triliun.
10
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Grafik 1.10 Perkembangan Ekspor Antar Provinsi Maluku Utara
Grafik 1.11 Perkembangan Impor Antar Provinsi Maluku Utara
Tingginya ketergantungan pasokan barang dari luar daerah terutama pada momen-
momen menjelang hari raya keagamaan dan liburan nasional perlu diantisipasi oleh pemerintah
daerah dan stakeholders terkait lainnya. Koordinasi pemerintah daerah dan stakeholders melalui
pelaksanaan program-program TPID seperti program-program pengendalian harga dan
peningkatan produksi pangan daerah di setiap kabupaten/kota di Maluku Utara diharapkan dapat
mendorong ketersediaan pasokan bahan pangan strategis dengan harga yang terjangkau.
Pada triwulan mendatang, ekspor LN diperkirakan akan kembali mengalami perlambatan
yang disebabkan base effect ekspor nikel dan feronikel yang tumbuh tinggi di tahun 2017 dan
cenderung stabilnya ekspor nikel dan feronikel di tahun berjalan. Meskipun demikian, ekspor
diperkirakan masih tumbuh positif. Sementara itu, impor LN juga diperkirakan mengalami
perlambatan yang disebabkan oleh belum terdapatnya peningkatan kebutuhan impor bahan baku
pendukung untuk proses smelter feronikel. Hal ini disebabkan oleh belum terdapatnya
peningkatan produksi dan penambahan smelter feronikel tersebut di triwulan III 2018.
1.3 Perkembangan Ekonomi Sisi Penawaran
Pada sisi penawaran, perlambatan pertumbuhan perekonomian Maluku Utara pada
triwulan II 2018 terutama dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan lapangan usaha industri
pengolahan dan pertambangan serta beberapa lapangan usaha lainnya seperti transportasi,
komunikasi, jasa keuangan, real estate, dan jasa kesehatan. Namun demikian, beberapa
lapangan usaha utama seperti pertanian, perdagangan, dan administrasi pemerintahan masih
menopang pertumbuhan. Dari lapangan-lapangan usaha yang menunjukkan perlambatan kinerja
pada triwulan II 2018 tersebut, pertumbuhan lapangan usaha industri pengolahan mengalami
11
perlambatan paling signifikan yaitu tercatat sebesar 14,76% (yoy) melambat dibanding
pertumbuhan lapangan usaha ini pada triwulan I 2018 yang sebesar 30,89% (yoy). Hal ini
disebabkan oleh menurunnya permintaan dari Tiongkok terhadap feronikel serta based effect
akibat mulai beroperasinya smelter feronikel di 2017.
Selanjutnya lapangan usaha pertambangan juga menunjukkan perlambatan pertumbuhan
sebesar 9,06% (yoy) pada triwulan II 2018, lebih rendah dari pertumbuhan pada triwulan I 2018
yang sebesar 14,77% (yoy). Lapangan usaha tranportasi melambat dari 8,27% (yoy) pada
triwulan I 2018 menjadi 8,01% (yoy) pada triwulan II 2018. Pada periode yang sama pertumbuhan
lapangan usaha informasi dan komunikasi juga mengalami penurunan dari 7,26% (yoy) menjadi
6,24% (yoy). Sementara itu, penurunan juga terjadi pada beberapa lapangan usaha lainnya
(Tabel 1.2).
Lapangan usaha perdagangan menjadi penyumbang andil pertumbuhan tertinggi di
Maluku Utara. Pada triwulan II 2018, andil lapangan usaha perdagangan terhadap pertumbuhan
di Maluku Utara sebesar 1,38%, meningkat dibanding triwulan I 2018 yang sebesar 1,13%. Andil
pertumbuhan terbesar kedua adalah dari lapangan usaha administrasi pemerintahan yaitu
sebesar 1,28% pada triwulan II 2018. Sementara itu, meskipun mengalami perlambatan,
lapangan usaha industri pengolahan masih menjadi penyumbang andil pertumbuhan terbesar
ketiga, yaitu sebesar 0,98% pada triwulan II 2018.
Tabel 1.2 Pertumbuhan Sektoral PDRB Sisi Penawaran
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Tw I 2018 Tw II 20181 Pertanian 2,01 2,76 2 Pertambangan 14,77 9,06 3 Industri Pengolahan 30,89 14,76 4 Listrik & Gas 3,30 4,26 5 Pengadaan Air & Sanitasi 4,12 4,88 6 Konstruksi 8,36 8,94 7 Perdagangan 6,20 7,60 8 Transportasi 8,27 8,01 9 Akomodasi & Restoran 6,59 8,37
10 Informasi 7,26 6,24 11 Jasa Keuangan 9,67 8,33 12 Real Estate 7,48 6,50 13 Jasa Perusahaan 7,46 7,38 14 Administrasi Pemerintahan 4,71 8,18 15 Jasa Pendidikan 5,70 6,94 16 Jasa Kesehatan 10,61 8,74 17 Jasa lainnya 8,46 10,09
7,90 7,31
Lapangan UsahaNo
PDRB
Growth (%, yoy)
12
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Grafik 1.12 Andil Pertumbuhan Sektoral PDRB Sisi Penawaran Triwulan II 2018
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Grafik 1.13 Perkembangan Sektoral PDRB Sisi Penawaran
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Grafik 1.14 Struktur PDRB Sisi Penawaran
13
Secara umum, struktur perekonomian Maluku Utara pada triwulan II 2018 tidak banyak
mengalami perubahan dibanding periode-periode sebelumnya (Grafik 1.14), lapangan usaha
pertanian, kehutanan, dan perikanan masih mendominasi dengan pangsa sebesar 21,46% dari
total PDRB. Disusul oleh lapangan usaha perdagangan besar dan eceran dengan pangsa
sebesar 18,24% dari total PDRB. Sementara itu, lapangan usaha administrasi pemerintahan
memiliki pangsa sebesar 15,83%. Lapangan usaha pertambangan memiliki pangsa sebesar
9,82%. Selanjutnya, proyeksi pertumbuhan lapangan usaha pertambangan pada triwulan III 2018
diperkirakan sebesar 9,90% (yoy).
1.3.1 Lapangan Usaha Industri Pengolahan
Pada triwulan II 2018, penurunan kinerja lapangan usaha industri pengolahan menjadi
penyebab utama perlambatan perekonomian di Maluku Utara. Lapangan usaha industri
pengolahan tercatat tumbuh sebesar 14,76% (yoy), menurun signifikan dibanding triwulan
sebelumnya yang sebesar 30,90% (yoy). Seiring dengan perlambatan pertumbuhan tersebut,
andil pertumbuhan ekonomi dari lapangan usaha industri pengolahan pada triwulan II 2018
tercatat sebesar 0,98%, lebih rendah dari andilnya pada triwulan I 2018 yang sebesar 1,91%.
Penurunan kinerja tersebut sesuai perkiraan, terjadi akibat shifting dari ekspor feronikel menjadi
ekspor bijih nikel yang dipengaruhi oleh penambahan kuota ekspor bijih nikel oleh perusahaan
tambang di Maluku Utara (Grafik 1.15 dan Grafik 1.16), ekspor Feronikel dari Maluku Utara
menunjukkan penurunan sisi volume meskipun demikian naik sedikit dari sisi nilai yang
kemungkinan dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar rupiah.
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Grafik 1.15 Perkembangan Volume Ekspor Feronikel
Grafik 1.16 Perkembangan Nilai Ekspor Feronikel
Penurunan kinerja lapangan usaha industri pengolahan diperkirakan akan berlanjut pada
triwulan III 2018. Terlambatnya penambahan kapasitas produksi dan smelter mempengaruhi
14
produksi dan ekspor feronikel ke Tiongkok didukung dengan shifting ekspor feronikel menjadi
ekspor bijih nikel. Sementara itu, terdapat bias positif kinerja lapangan usaha industri pengolahan
pada triwulan mendatang berdasarkan survey liaison apabila pembangunan smelter dari
perusahaan lain sudah mulai beroperasi dan harga hasil industri pengolahan kelapa sudah mulai
membaik dipasaran internasional. Selain itu, masih terdapat optimisme investor akan
meningkatnya permintaan feronikel dari Tiongkok dan harga komoditas nikel di pasar global yang
diperkirakan stabil dan cenderung meningkat juga akan menjadi faktor utama peningkatan kinerja
perusahaan di industri pengolahan ini.
Sumber: BPS Maluku Utara, diolah
Grafik 1.17 Perkembangan Produksi Industri di Maluku Utara
Sementara itu, terjadi perlambatan pertumbuhan lapangan usaha industri pengolahan
juga disebabkan oleh industri besar sedang di Maluku Utara (Grafik 1.17), Pertumbuhan produksi
industri besar dan sedang di Maluku Utara menunjukkan perlambatan dari 6,53%(yoy) di triwulan
I 2018 menjadi -49,70% (yoy) di triwulan II 2018. Sementara di sisi lain, produksi pada industri
mikro dan kecil juga menunjukkan perlambatan pertumbuhan, dari 41,26% (yoy) pada triwulan I
2018 menjadi 36,39% (yoy) pada triwulan II 2018. Pada triwulan III 2018, pertumbuhan lapangan
usaha industri pengolahan diperkirakan akan mengalami perlambatan yang disebabkan oleh
based effect akibat mulai beroperasinya smelter feronikel di triwulan III 2017.
1.3.2 Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian
Penurunan kinerja lapangan usaha pertambangan juga menjadi penyebab utama
perlambatan perekonomian di Maluku Utara pada triwulan II 2018. Lapangan usaha
pertambangan tercatat tumbuh sebesar 9,06% (yoy), menurun signifikan dibanding triwulan
sebelumnya yang sebesar 14,77% (yoy). Hal tersebut diperkirakan disebabkan oleh menurunnya
produksi nikel di Maluku Utara selama triwulan II 2018 yang disebabkan libur panjang hari Raya
15
Idul Fitri. Produksi nikel PT Antam di Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara mengalami penurunan
yang signifikan pada triwulan berjalan dari 302% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi 58% (yoy) di
triwulan II 2018 (Grafik 1.18).
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Grafik 1.18 Perkembangan Produksi Industri Pertambangan di Maluku Utara
Pada triwulan mendatang, pertumbuhan lapangan usaha pertambangan diperkirakan
akan mengalami akselerasi yang disebabkan oleh mulai beroperasi produksi nikel dengan
kapasitas penuh oleh perusahaan tambang di Maluku Utara.
1.3.3 Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran
Sebagaimana siklus tahunan bulan ramadhan dan hari Raya Idul Fitri, lapangan usaha
perdagangan besar dan eceran menunjukkan akselerasi pertumbuhan pada triwulan II 2018.
Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran tercatat tumbuh sebesar 7,60% (yoy) pada
triwulan II 2018, mengalami peningkatan dibanding triwulan I 2018 yang sebesar 6,20% (yoy).
Peningkatan kinerja pada lapangan usaha ini tidak dapat dipisahkan dari peningkatan konsumsi
rumah tangga, konsumsi LNPRT, konsumsi pemerintah pada periode yang sama. Telah
dijelaskan sebelumnya bahwa peningkatan konsumsi rumah tangga terjadi akibat puncak
konsumsi pada bulan ramadhan dan hari Raya Idul Fitri yang jatuh di triwulan II 2018. Dapat
dilihat pada Grafik 1.19, beberapa indikator BPS seperti pertumbuhan konsumsi pakaian dan alas
kaki serta perumahan dan perlengkapan mengalami peningkatan signifikan pada triwulan II 2018
dalam rangka memenuhi kebutuhan pada bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
16
Sumber: BPS Maluku Utara, dan Survei Konsumen, diolah
Grafik 1.19 Perkembangan Konsumsi Rumah Tangga
Pada triwulan mendatang, pertumbuhan lapangan usaha perdagangan besar dan eceran
diperkirakan akan mengalami perlambatan yang disebabkan oleh normalisasi pasca puncak
konsumsi masyakat di Maluku Utara selama bulan ramadhan dan hari raya idul fitri.
1.3.4 Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Sementara itu Lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan masih menjadi
penopang pertumbuhan Maluku Utara dimana tercatat sebesar 2,76% (yoy) pada triwulan II 2018,
lebih tinggi dibanding triwulan I 2018 yang sebesar 2,01% (yoy). Akselerasi tersebut dipengaruhi
oleh membaiknya tata kelola dan tata niaga atas dukungan dari Pemda dan Dinas terkait dalam
rangka menjaga pasokan dan kestabilan harga dengan cara meningkatkan perbaikan distribusi
antar kabupaten/kota di Maluku Utara. Sementara dari sisi perikanan, pertumbuhan volume
tangkapan ikan menunjukkan perbaikan (Grafik 1.20). Pada triwulan II 2018 pertumbuhan volume
produksi ikan tercatat mengalami peningkatan yaitu 31,38% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan
I 2018 yang sebesar 21,03% (yoy). Hal ini juga sejalan dengan arah hasil Survei Kegiatan Dunia
Usaha (SKDU) triwulan II 2018 khususnya pada sektor pertanian menunjukkan kenaikan yang
positif (Grafik 1.21)
17
Grafik 1.20 Jumlah Tangkapan Ikan Grafik 1.21 SKDU Pertanian
Untuk periode triwulan III 2018, pertumbuhan lapangan usaha pertanian, kehutanan dan
perikanan diperkirakan akan kembali mengalami akselerasi yang disebabkan oleh masuknya
musim panen tertinggi di triwulan III 2018 untuk komoditas cengkih dan pala yang merupakan
komoditas utama perkebunan di Maluku Utara. Selain itu, didukung oleh meningkatnya produksi
pertanian khususnya barito dan komoditas sayur serta semakin membaiknya dorongan dari
Pemda dan Dinas terkait dalam rangka mendukung swasembada pangan khususnya sayur
mayur, barito, dan ikan di Maluku Utara.
Sumber: PPN Sumber: SKDU,
18
19
Hingga triwulan II 2018, realisasi pendapatan daerah Pemerintah Provinsi Maluku
Utara sebesar Rp1,15 triliun. Realisasi ini relatif stabil jika dibandingkan dengan
periode yang sama tahun sebelumnya .
Dari sisi pengeluaran, belanja APBD hingga triwulan II 2018 terealisasi sebesar
Rp915,22 miliar. Realisasi ini lebih kecil jika dibandingkan dengan periode yang sama
tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,01 triliun.
Secara umum, nominal APBD pada triwulan II 2018 mengalami penurunan
dibandingkan triwulan II 2017.
BAB II KEUANGAN PEMERINTAH
“Realisasi Belanja Pemerintah
Provinsi Maluku Utara Masih Terbatas”
Realisasi Pendapatan Triwulan II 2018
Rp1,15 triliun
Realisasi Belanja Triwulan II 2018
Rp915,22 miliar
20
2.1 Struktur APBD Anggaran pendapatan Pemprov Maluku Utara dalam APBD 2018 adalah sebesar Rp2,48
triliun atau menurun 13,13% dari anggaran pendapatan APBD 2017 yang tercatat sebesar
Rp2,86 triliun (Tabel 2.1). Sementara itu, anggaran belanja Pemprov Maluku Utara dalam APBD
2018 ditetapkan sebesar Rp2,28 triliun atau menurun 13,56% dari anggaran belanja APBD 2017
yang tercatat sebesar Rp2,64 triliun (Tabel 2.1). Berdasarkan penetapan dari DPRD Maluku
Utara tanggal 12 Februari 2018, APBD Provinsi Maluku Utara ditetapkan surplus Rp198 miliar.
APBD tersebut mengalami penyesuaian dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2.1 APBD Maluku Utara 2017 dan 2018
Pada anggaran pendapatan, penurunan anggaran terutama bersumber dari menurunnya
indikator Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah dan Pendapatan Asli Daerah yang masing-
masing sebesar 74,01% dan 45,87% (Tabel 2.1). Menurunnya indikator Lain-Lain Pendapatan
Daerah yang Sah dikarenakan target pendapatan hibah menurun sebesar 74,01%, sedangkan
menurunnya indikator Pendapatan Asli Daerah dikarenakan menurunnya target Hasil Retribusi
daerah dan Pendapatan Pajak Daerah yang masing-masing sebesar 96,37% dan 33,14%. Meski
indikator pada anggaran pendapatan menurun, target Pendapatan Transfer mengalami kenaikan.
Pendapatan transfer merupakan pedapatan yang didapatkan dari pemerintah pusat dalam
rangka perimbangan keuangan yang sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku.
Pendapatan Transfer dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam rangka
desentralisasi ini juga disebut dana perimbangan. Secara struktur, pendapatan transfer ini masih
menjadi sumber pendapatan terbesar pemerintah Maluku Utara yaitu sebesar 84,51% pada
APBD 2018 dengan pertumbuhan sebesar 10,22% (Grafik 2.1).Pada tahun 2018 ini Pemerintah
APBD 2017 APBD 20182.864.175.974.702 2.488.237.144.000 -13,13%
Pendapatan Asli Daerah 486.709.146.169 263.431.767.000 -45,87%Pendapatan Transfer 1.907.792.409.000 2.102.735.377.000 10,22%Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 469.674.419.533 122.070.000.000 -74,01%
2.649.165.953.892 2.289.860.159.000 -13,56%Belanja Operasi 1.839.924.953.658 1.834.762.793.679 -0,28%Belanja Modal 689.577.436.442 319.918.128.168 -53,61%Belanja Tak Terduga 2.500.000.000 1.700.000.000 -32,00%Transfer 117.163.563.792 133.479.237.153 13,93%
Perubahan
Pendapatan
Belanja
UraianJumlah (Rp)
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Asset Daerah (BPKPAD) Provinsi Maluku Utara
21
Provinsi Maluku Utara berupaya meningkatkan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan
cara mengoptimalkan penyerapan pajak melalui elektronifikasi transaksi, pengelolaan sisi
retribusi, mendorong pembayaran bagi hasil pertambangan yang selama ini tertunda, serta
peningkatan pemasukan dari sektor perikanan.
Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2017 dan 2018
Selain anggaran pendapatan, penurunan juga terjadi pada anggaran belanja. Terutama
pada pertumbuhan belanja modal sebesar 53,61% (Grafik 2.2). Belanja modal adalah komponen
belanja langsung dalam anggaran pemerintah yang menghasilkan output berupa aset tetap.
Penurunan nominal belanja modal mengindikasikan pembangunan infrastruktur pada tahun 2018
lebih rendah dari tahun 2017. Pada sisi lain, terjadi kenaikan pada nominal belanja operasional
utamanya karena terdapat peningkatan cukup signifikan pada pos belanja hibah dan belanja
barang dan jasa. Hal tersebut disebabkan karena adanya pengeluaran pemerintah daerah terkait
penyediaan barang dan jasa yang berhubungan langsung dengan pelayanan publik. Secara
struktural, pangsa dari anggaran belanja mengalami perubahan yang cukup signifikan, dimana
pos belanja operasional meningkat pangsanya menjadi sebesar 80,13%, sementara
pertumbuhan pos belanja modal melambat sebesar 13,97% (Grafik 2.2).
Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara
22
Grafik 2.2 Perubahan Struktur APBD Akun Belanja Tahun 2017 dan 2018
2.2 Realisasi Pendapatan APBD
Jumlah total realisasi pendapatan Pemerintah Provinsi Maluku Utara pada triwulan II 2018
sebesar Rp1,15 triliun (Grafik 2.3) atau sebesar 46,41%. Dari sisi nominal, jumlah ini stabil jika
dibandingkan dengan realisasi pada triwulan II tahun 2017. Sedangkan dari sisi proporsi, realisasi
Pendapatan Asli Daerah dan Lain-Lain Pendapatan yang Sah mengalami penurunan dibanding
triwulan II tahun 2017 sebesar 60,61% (yoy) dan 99,95% (yoy). Sementara itu, Pendapatan
Transfer mengalami peningkatan sebesar 34,59% (yoy)
Grafik 2.3 Perkembangan Realisasi Pendapatan Tiap Triwulan
Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara
Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara
23
Berdasarkan komponen pembentuknya, realisasi tertinggi pendapatan Pemerintah
Provinsi Maluku Utara berasal dari Dana Perimbangan yang realisasinya sebesar 52,23% (Grafik
2.4). Sementara itu, realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pendapatan Lain-Lain pada
triwulan II 2018 sebesar 21,49% dan 0,08%. Pencapaian tersebut lebih rendah dari realisasi
periode yang sama di tahun 2017 sebesar 29,53% dan 41,52% (Grafik 2.4).
Grafik 2.4 Perbandingan Persentase Realisasi Pendapatan APBD Tahun 2017 dan Tahun 2018
Sedangkan realisasi Pendapatan Transfer mengalami peningkatan dari 42,77% pada
triwulan II tahun 2017 menjadi 52,23% pada periode sama di tahun 2018 (Tabel 2.2).
Tabel 2.2 Realisasi Pendapatan APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan II 2018
ANGGARAN PEMPROV MALUKU UTARA
REALISASI TRIWULAN II 2018(%)
REALISASI
PENDAPATAN Rp2.488.237.144.000,00 Rp1.154.890.100.725,37 46,41%
PENDAPATAN ASLI DAERAH Rp263.431.767.000,00 Rp56.609.725.923,37 21,49%Pendapatan Pajak Daerah Rp243.735.294.000,00 Rp54.654.723.096,00 22,42%Pendapatan Retribusi Daerah Rp2.408.000.000,00 Rp203.949.000,00 8,47%Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Rp871.595.000,00 Rp0,00 0,00%Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Rp16.416.878.000,00 Rp1.751.053.827,37 10,67%
PENDAPATAN TRANSFER Rp2.102.735.377.000,00 Rp1.098.184.643.002,00 52,23%Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan Rp2.102.735.377.000,00 Rp1.098.184.643.002,00 52,23%
Dana Bagi Hasil Pajak/Dana Bagi Hasil Bukan Pajak Rp107.009.995.000,00 Rp38.952.688.600,00 36,40%Dana Alokasi Umum Rp1.331.236.347.000,00 Rp776.554.506.000,00 58,33%Dana Alokasi Khusus Rp664.489.035.000,00 Rp282.677.448.402,00 42,54%
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH Rp122.070.000.000,00 Rp95.731.800,00 0,08%Pendapatan Hibah Rp58.000.000.000,00 Rp95.731.800,00 0,17%Pendapatan Lainnya Rp64.070.000.000,00 Rp0,00 0,00%Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Rp0,00 Rp0,00 -
URAIAN
Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara
Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara
24
2.3 Realisasi Belanja APBD Total realisasi belanja daerah pada triwulan II 2018 mencapai Rp915,22 miliar atau
sebesar 39,97% (Tabel 2.3). Secara nominal, realisasi ini lebih kecil dibandingkan dengan
periode yang sama pada tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp1,01 triliun. Realisasi Belanja
Operasi dan Transfer pada triwulan II 2018 mencapai 44,90% dan 30,18%.
Namun demikian, hingga akhir triwulan II 2018 pencapaian realisasi belanja modal hanya
sebesar 16,00% (Tabel 2.3) lebih rendah dari periode yang sama tahun 2017 yang tercatat
sebesar 38,80%. Rendahnya belanja modal diakhir triwulan II 2018 ini ditengarai karena belum
dieksekusinya semua pembayaran atas pengadaan atau proyek fisik yang diperkirakan akan
dibayarkan pada triwulan berikutnya.
Tabel 2.3 Realisasi Belanja APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan II 2018
Grafik 2.5 Perkembangan Realisasi Belanja Tiap Triwulan
ANGGARAN PEMPROV MALUKU UTARA
REALISASI TRIWULAN I 2018(%)
REALISASI
BELANJA Rp2.289.860.159.000,00 Rp915.224.281.810,00 39,97%
BELANJA OPERASI Rp1.834.762.793.679,00 Rp823.765.617.389,00 44,90%Belanja Pegawai Rp564.758.405.465,00 Rp281.186.541.654,00 49,79%Belanja Bunga Rp0,00 Rp0,00 -Belanja Subsidi Rp3.000.000.000,00 Rp0,00 0,00%Belanja Hibah Rp783.079.546.800,00 Rp429.692.755.672,00 54,87%
Belanja Bantuan Sosial Rp8.573.800.000,00 Rp854.250.000,00 9,96%Belanja Bantuan Keuangan Rp6.400.000.000,00 Rp201.171.700,00 3,14%Belanja Barang dan Jasa Rp468.951.041.414,00 Rp111.830.898.363,00 23,85%
BELANJA MODAL Rp319.918.128.168,00 Rp51.177.702.861,00 16,00%
BELANJA TAK TERDUGA Rp1.700.000.000,00 Rp0,00 0,00%
Belanja Tak Terduga Rp1.700.000.000,00 Rp0,00 0,00%
TRANSFER Rp133.479.237.153,00 Rp40.280.961.560,00 30,18%
Transfer Bagi Hasil Ke KAB/KOTA/DESA Rp133.479.237.153,00 Rp40.280.961.560,00 30,18%
Transfer Bantuan Keuangan Rp0,00 Rp0,00 -
URAIAN
Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara
Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara
25
Pada komponen belanja operasi, sumbangan realisasi terbesar bersumber dari belanja
hibah dan belanja pegawai masing-masing sebesar Rp185,90 miliar dan Rp429,69 miliar atau
mencapai 54,87% dan 49,79% (Tabel 2.3). Belanja Pegawai, secara spesifik merupakan realisasi
pembayaran gaji pegawai negeri yang meliputi PNS dan TNI/POLRI. Selanjutnya komponen
Belanja Hibah merupakan realisasi alokasi Dana BOS ke seluruh sekolah di Maluku Utara dan
juga dana untuk penyelenggaran Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) 2018. Selain itu, belanja
barang dan jasa juga terealisasi sebesar 23,85%. Realisasi Belanja Barang dan Jasa berupa
pembelian barang baik yang bersifat operasional maupun non-operasional untuk diserahkan
kepada masyarakat.
Grafik 2.6 Perbandingan Persentase Realisasi Belanja APBD Tahun 2017 dan Tahun 2018
2.4 Rekening Pemerintah Dana pemerintah daerah yang tersimpan di perbankan hingga akhir triwulan II 2018
tercatat sebesar Rp1,10 triliun. Dana milik pemerintah daerah tumbuh sebesar 26,91% (yoy) ,
meningkat jika dibandingkan dengan -1,44% (yoy) pada triwulan sebelumnya . Secara nominal,
jumlah tersebut juga naik jika dibandingkan dengan dana yang tersedia pada triwulan II 2017
yang tercatat sebesar Rp874,81 miliar.
Dana pemerintah daerah yang tersimpan dalam bentuk giro tercatat sebesar Rp767,82
miliar atau tumbuh sebesar 22,67% (yoy). Selanjutnya untuk simpanan lainnya yakni tabungan
tercatat sebesar Rp294,89 miliar atau tumbuh sebesar 79,84% (yoy). Sementara itu, untuk
deposito tercatat sebesar Rp47,54 miliar. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 44,03% dari
triwulan II periode tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp84,94 miliar.
Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara
26
Grafik 2.7 Perkembangan DPK Pemda di Perbankan Maluku Utara (dalam miliar rupiah)
Sumber : Data Perbankan
27
Inflasi pada triwulan II 2018 tercatat sebesar 3,91% (yoy) meningkat dari 3,28% (yoy)
pada triwulan I 2018. Kenaikan inflasi terjadi akibat naiknya permintaan masyarakat
seiring masuknya momen Hari Raya Idul Fitri, khususnya pada beberapa kelompok
bahan makanan seperti daging, ikan segar, dan bumbu-bumbuan, serta peningkatan
harga pada kelompok sandang dan kelompok transportasi komunikasi.
Tekanan inflasi pada triwulan III 2018 diperkirakan mereda dan beberapa komoditas
mengalami koreksi harga pasca hari raya idul fitri, namun beberapa komoditas
berpotensi mengalami peningkatan harga akibat menguatnya kurs dolar AS dan
masuknya tahun ajaran baru sekolah. Selain itu, adanya peringatan hari raya idul adha
diperkirakan juga akan ikut mempengaruhi harga komoditas pangan tertentu.
BAB III INFLASI “Tekanan Inflasi Meningkat pada Triwulan II 2018”
Inflasi yoy Triwulan II 2018
3,91%
Inflasi ytd Juli 2018
3,20%
28
3.1 Kondisi Umum
Inflasi Maluku Utara, yang diwakili oleh inflasi Kota Ternate, pada triwulan II 2018 tercatat
sebesar 3,91% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi pada triwulan I 2018 sebesar
3,28% (yoy). Inflasi di Maluku Utara tersebut tercatat berada diatas tingkat inflasi nasional
sebesar 3,12% (yoy) pada triwulan yang sama (Grafik 3.1).
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Grafik 3.1 Laju Inflasi Tahunan (yoy) Kota Ternate dan Nasional
Dibandingkan provinsi lainnya di Kawasan Timur Indonesia (KTI), inflasi Maluku Utara di
triwulan II 2018 merupakan yang ke-3 tertinggi setelah Sulawesi Selatan (4,14%), dan Papua
(4,09%). Sementara itu, inflasi terendah di Kawasan Timur Indonesia (KTI) berada di Maluku
yang mengalami deflasi sebesar 0,11% dan Sulawesi Tenggara inflasi sebesar 1,79% (Grafik
3.2).
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Grafik 3.2 Inflasi Provinsi di Kawasan Indonesia Timur Triwulan II 2018 (yoy)
3,12
3,91
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2015 2016 2017 2018
Nasional
Malut
29
Secara bulanan, pada triwulan II 2018 inflasi di Kota Ternate cenderung mengalami
peningkatan. Inflasi paling tinggi terjadi pada bulan Juni 2018 sebesar 1,71% (mtm) yang
terutama disebabkan meningkatnya harga beberapa bahan pokok dan angkutan udara akibat
dari bulan ramadhan dan perayaan hari besar keagamaan yakni hari raya idul fitri. Jika dilihat dari
inflasi tahunan pada triwulan II 2018 berdasarkan kelompok komoditas, kelompok pengeluaran
yang memberikan sumbangan inflasi paling besar yakni kelompok bahan makanan sebesar
1,22% (Tabel 3.1).
Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok Komoditas
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
3.2 Inflasi Bulanan (mtm)
Secara bulanan, inflasi Maluku Utara selama triwulan II 2018 lebih tinggi dibandingkan
triwulan sebelumnya, seiring dengan adanya hari besar keagamaan nasional yakni bulan
ramadhan dan hari raya idul fitri.
Rata-rata inflasi bulanan (mtm) Maluku Utara pada triwulan II 2018 sebesar 0,91%, lebih
tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya dengan inflasi sebesar 0,54% (Tabel 3.2). Berdasarkan
kelompok inflasi, beberapa kelompok mengalami kenaikan rata-rata inflasi pada triwulan II 2018
antara lain kelompok bahan makanan, kelompok sandang, kelompok kesehatan serta kelompok
transportasi komunikasi dan jasa keuangan. Peningkatan tersebut didorong oleh meningkatnya
permintaan konsumsi barang dan jasa saat momen ramadhan dan hari raya idul fitri yang terjadi
pada triwulan II 2018. Selain itu tekanan inflasi bulanan pada kelompok kesehatan sebagai
dampak dari cuaca yang kurang bersahabat yang mempengaruhi kondisi kesehatan, sehingga
meningkatkan biaya untuk kesehatan.
I II III IV I II III IV I II III IV I IIBahan Makanan 9,00 7,62 5,75 11,72 4,13 3,56 4,38 -4,27 4,06 7,58 -2,94 -1,59 -0,63 0,03 1,22
Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 8,73 6,92 4,10 4,69 6 7,54 8,25 8,33 6,95 6,67 7,26 8,06 11,83 0,10 0,03
Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 5,53 4,89 4,62 2,80 6,2 5,23 4,39 3,43 0,39 1,64 2,38 2,32 3,97 0,03 0,01
Sandang 20,1 22,40 15,24 12,63 6,94 4,20 3,85 3,60 2,14 2,05 1,61 0,84 1,89 0,05 0,12
Kesehatan 10,51 10,62 7,38 1,30 1,71 1,61 2,26 3,95 3,22 3,23 2,39 2,02 2,54 0,04 0,01
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 5,85 5,42 5,29 4,00 4,49 4,34 3,55 3,77 3,57 3,52 1,48 1,43 1,76 0,02 0,00
Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 7,52 14,20 12,32 -2,90 5,59 -1,86 -0,36 0,05 0,50 2,79 0,46 0,79 -0,07 0,02 0,32
Inflasi Tahunan (yoy ) 7,92 8,22 6,60 4,52 5,45 3,87 4,05 1,91 2,41 3,92 1,60 1,97 3,28 3,91 1,71
Kelompok Barang dan Jasa Andil20162015 2017 2018
30
Tabel 3.2 Perbandingan Inflasi Maluku Utara TRIWULAN I dan TRIWULAN II T 2018 (% mtm)
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Komoditas utama penyumbang inflasi bulanan (mtm) pada triwulan II 2018 disumbang
oleh beberapa komoditas dari kelompok bahan makanan dan transportasi. Inflasi bulan April 2018
paling besar disumbang oleh komoditas bawang merah dan bawah putih (Tabel 3.3). Hal tersebut
dipengaruhi oleh cuaca buruk yang menyebabkan distribusi komoditas bawang merah dan bawah
putih dari luar Maluku Utara (Makasar, Surabaya, dan Manado) sedikit mengalami keterlambatan.
Pada Mei dan Juni 2018 inflasi bulanan paling besar disumbang oleh kelompok ikan segar dan
transportasi komunikasi. Kenaikan harga ikan disebabkan meningkatnya permintaan masyarakat
yang tinggi pada saat bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Selanjutnya, kenaikan harga jasa
angkutan udara disebabkan meningkatnya permintaan jasa angkutan udara pada saat momen
mudik lebaran hari raya idul fitri.
Tabel 3.3 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Maluku Utara TRIWULAN II 2018 (% mtm)
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Umum 0,65% 0,36% 0,61% 0,54% 0,61% 0,40% 1,71% 0,91%
Bahan Makanan 1,13% 0,72% ‐0,76% 0,36% 2,63% 0,63% 5,90% 3,05%
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 3,47% 0,16% 0,14% 1,26% 0,12% 0,16% 0,21% 0,16%
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 0,06% 0,19% 2,05% 0,77% 0,06% 0,22% 0,02% 0,10%
Sandang 0,10% 1,21% 0,04% 0,45% 0,04% 0,76% 2,06% 0,95%
Kesehatan ‐0,01% 1,17% 0,00% 0,39% 0,00% 0,88% 0,31% 0,40%
Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 0,01% 0,32% 0,07% 0,13% 0,00% 0,05% 0,00% 0,02%
Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan ‐0,85% ‐0,04% ‐0,05% ‐0,31% 0,33% 0,63% 2,27% 1,07%
TW I 2018 TW II 2018Kelompok Barang dan Jasa Rata‐rata Rata‐rata
Komoditas Inflasi Andil Komoditas Inflasi Andil Komoditas Inflasi Andil
Bawang Merah 42,56% 0,19% Cakalang/Sisik 19,07% 0,36% Angkutan Udara 37,60% 0,32%
Bawang Putih 32,90% 0,14% Angkutan Udara 14,28% 0,11% Malalugis/Sohiri 27,65% 0,30%
Selar/Tude 22,32% 0,12% Telur Ayam Ras 9,54% 0,04% Selar/Tude 35,48% 0,21%
Tomat Sayur 17,41% 0,05% Seng 4,41% 0,03% Cakalang/Sisik 5,88% 0,13%
Bensin 1,62% 0,03% Pasta Gigi 9,78% 0,03% Baju Muslim 25,17% 0,07%
Komoditas Deflasi Andil Komoditas Deflasi Andil Komoditas Deflasi Andil
Kangkung ‐7,19% ‐0,03% Bawang Putih ‐17,11% ‐0,09% Papan ‐6,33% ‐0,05%
Cakalang Asap ‐6,74% ‐0,03% Selar/Tude ‐10,08% ‐0,07% Sawi Hijau ‐22,66% ‐0,02%
Telur Ayam Ras ‐5,49% ‐0,02% Cakalang Asap ‐19,86% ‐0,07% Bawang Merah ‐3,30% ‐0,02%
Lemon ‐6,63% ‐0,02% Cabai Rawit ‐13,44% ‐0,04% Bawang Putih ‐4,11% ‐0,02%
Daging Ayam Ras ‐3,30% ‐0,02% Malalugis/Sohiri ‐2,26% ‐0,03% Beras ‐0,13% ‐0,01%
April 2018 Mei 2018 Juni 2018
0,61% 0,40% 1,71%
31
3.3 Inflasi Triwulanan (qtq)
Inflasi triwulan II 2018 (qtq) juga mengalami kenaikan dibandingkan triwulan sebelumnya
akibat meningkatnya tekanan inflasi pada kelompok bahan makanan, kelompok sandang, dan
kelompok transportasi komunikasi.
Pada triwulan II 2018 inflasi triwulanan Maluku Utara sebesar 2,74% (qtq) meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,63% (qtq). Kenaikan inflasi triwulanan pada
triwulan II 2018 tersebut, terutama didorong oleh meningkatnya inflasi kelompok bahan makanan,
(dari 1,09% menjadi 9,37%), kelompok sandang (dari 1,35% menjadi 2,88%), dan kelompok
transportasi komunikasi (dari -0,93% menjadi 3,25%) (Tabel 3.4).
Tabel 3.4 Inflasi TRIWULAN III 2017 s.d. TRIWULAN II 2018 Maluku Utara (% qtq)
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Kenaikan inflasi triwulanan bahan makanan pada triwulan II 2018 dipengaruhi oleh
beberapa komoditas ikan-ikanan (ikan segar), bumbu-bumbuan, ayam hidup, dan telur ayam ras.
Meningkatnya harga ikan-ikanan (ikan segar) disebabkan meningkatnya permintaan masyarakat
yang tinggi pada saat bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri (Grafik 3.3). Selanjutnya kenaikan
harga bumbu-buan seperti cabe, bawang merah, dan bumbu masak jadi disebabkan pasokan
dari luar Maluku Utara (Makasar, Surabaya, dan Manado) sedikit mengalami keterlambatan
akibat cuaca yang buruk. Selain itu, kenaikan harga ayam hidup dan telur ayam ras disebabkan
tingginya permintaan masyarakat saat bulan ramadhan dan idul fitri (Grafik 3.4).
2017 2017 2018 2018 2017 2017 2018 2018
TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II
Umum ‐1,22% 0,74% 1,63% 2,74% ‐1,22% 0,74% 1,63% 2,74%
Bahan Makanan ‐8,90% 2,30% 1,09% 9,37% ‐1,92% 0,46% 0,22% 1,89%
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 3,46% 1,81% 3,78% 0,49% 0,50% 0,27% 0,58% 0,08%
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 0,74% ‐0,34% 2,30% 0,30% 0,27% ‐0,12% 0,84% 0,11%
Sandang 0,54% ‐0,29% 1,35% 2,88% 0,03% ‐0,02% 0,08% 0,16%
Kesehatan 0,02% 1,29% 1,17% 1,20% 0,00% 0,05% 0,04% 0,04%
Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 1,28% 0,13% 0,40% 0,05% 0,06% 0,01% 0,02% 0,00%
Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan ‐1,07% 0,68% ‐0,93% 3,25% ‐0,15% 0,10% ‐0,14% 0,46%
Sumbangan Inflasi QTQ
Kelompok Barang dan Jasa
Inflasi QTQ
32
Grafik 3.3 Inflasi (qtq) Kelompok Bahan Makanan
Subkelompok Ikan Segar
Grafik 3.4 Inflasi (qtq) Kelompok Bahan Makanan
Kenaikan inflasi triwulanan pada triwulan II 2018 juga dipengaruhi oleh kelompok sandang
dan kelompok transportasi komunikasi. Kenaikan harga komoditas baju muslim salah satu
penyebab kenaikan inflasi triwulanan pada triwulan II 2018 sebagai akibat dari permintaan pada
bulan ramadhan dan hari raya idul fitri (Grafik 3.5). Selanjutnya, kenaikan inflasi transportasi
komunikasi disumbang paling besar oleh kenaikan biaya angkutan udara sebagai akibat dari
permintaan jasa angkutan udara pada saat momen mudik lebaran hari raya idul fitri (Grafik 3.6).
Grafik 3.5 Inflasi (qtq) Kelompok Sandang Grafik 3.6 Inflasi (qtq) Kelompok Transportasi,
Komunikasi, dan Jasa Keuangan.
25,57%
26,93%
49,03%
59,20%
2,13%
‐6,52%
‐6,25%
‐8,76%
‐20% ‐10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%
Cakalang/Sisik
Malalugis/Sohiri
Selar/Tude
Tongkol/Ambu‐ambu
TW I'18 TW II'18
(qtq %)
44,86%
10,91%
40,40%
3,17%
62,23%
0,00%
3,74%
4,07%
‐1,14%
‐11,36%
‐20% 0% 20% 40% 60% 80%
Ayam Hidup
Telur Ayam Ras
Bawang Merah
Bumbu Masak Jadi
Cabai Merah
TW I'18 TW II'18
(qtq %)
0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
15,96%
9,15%
0,37%
25,17%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
Celana PanjangKatun
Kemeja PanjangBatik
Sarung Katun Baju Muslim
TW I'18 TW II'18
(qtq %)
‐18,73%
1,69%
62,44%
1,62%
‐30%
‐20%
‐10%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Angkutan Udara Bensin
TW I'18 TW II'18
(qtq %)
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
33
3.4 Inflasi Tahunan (yoy)
Kenaikan inflasi tahunan (yoy) Maluku Utara pada triwulan II 2018 terutama didorong oleh
inflasi kelompok bahan makanan, kelompok sandang, dan kelompok transportasi komunikasi.
Inflasi tahunan Maluku Utara pada akhir triwulan II 2018 sebesar 3,91% (yoy), meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 3,28% (yoy). Kenaikan terbesar terjadi pada
kelompok bahan makanan (dari -0,63% menjadi 3,04%), kelompok sandang (dari 1,89% menjadi
4,25%), dan kelompok transportasi komunikasi (dari -0,07 menjadi 1,88%) (Tabel 3.5).
Tabel 3.5 Inflasi TRIWULAN III 2017 s.d. TRIWULAN II 2018 Maluku Utara (% yoy)
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Secara inflasi tahunan jika dilihat dari kontribusi inflasi tahunan pada triwulan II 2018 tiga
penyumbang inflasi disumbang oleh komoditas tukang bukan mandor, cakalang/ sisik, dan beras
(Grafik 3.7). Kenaikan upah minimum yang ditetapkan oleh Pemerintah Maluku Utara
mempengaruhi kenaikan upah tukang bukan mandor yang ada di Maluku Utara. Selanjutnya
kenaikan harga cakalang/sisik pada triwulan II 2018 Kenaikan harga ikan disebabkan
meningkatnya permintaan masyarakat yang tinggi pada saat bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul
Fitri. Kenaikan harga beras di Maluku Utara secara tahunan pada triwulan II 2018 dipengaruhi
oleh ketergantungan pasokan beras dari luar Maluku Utara (Jawa dan Sulawesi). Selain itu,
Maluku Utara memiliki potensi pola distribusi yang panjang sehingga dapat mempengaruhi biaya
transportasi logistik dan pada akhirnya berpengaruh pada harga beras dipasaran Maluku Utara.
2017 2017 2018 2018 2017 2017 2018 2018
TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II
Umum 1,60% 1,97% 3,28% 3,91% 1,60% 1,97% 3,28% 3,91%
Bahan Makanan ‐2,94% ‐1,59% ‐0,63% 3,04% ‐0,61% ‐0,33% ‐0,13% 0,66%
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 7,26% 8,06% 11,83% 9,85% 1,04% 1,16% 1,70% 1,42%
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 2,38% 2,32% 3,97% 3,02% 0,87% 0,84% 1,44% 1,09%
Sandang 1,61% 0,84% 1,89% 4,52% 0,09% 0,05% 0,11% 0,26%
Kesehatan 2,39% 2,02% 2,54% 3,72% 0,08% 0,07% 0,09% 0,13%
Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 1,48% 1,43% 1,76% 1,87% 0,07% 0,06% 0,08% 0,08%
Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 0,46% 0,79% ‐0,07% 1,88% 0,07% 0,12% ‐0,01% 0,27%
Kelompok Barang dan Jasa
Inflasi YOY Sumbangan Inflasi YOY
34
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Grafik 3.7 Komoditas Penyumbang inflasi Tahunan Maluku Utara TRIWULAN II 2018 (% yoy)
3.5 Pergerakan Harga dan Survei Konsumen
Pergerakan Harga
Perhitungan inflasi nasional di Maluku Utara dilakukan hanya di 1 (satu) wilayah dari 10
(sepuluh) wilayah Kabupaten/Kota yang ada, yakni di Kota Ternate. Oleh karena itu, untuk
melihat perkembangan tingkat harga di Maluku Utara digunakan data dari PIHPS (Pusat
Informasi Harga Pangan Strategis Nasional). Perkembangan harga komoditas strategis di Maluku
Utara cukup fluktuatif selama satu tahun terakhir (triwulan II 2017 sampai triwulan II 2018).
Pergerakan harga komoditas strategis di Maluku Utara berdasarkan pantauan harga di
Pasar Bastiong dan Pasar Gamalama. Rata-rata harga beberapa komoditas di triwulan II 2018
yakni beras sebesar Rp13.150 per kg (naik 8,23% yoy), minyak goreng sebesar Rp15.600 per kg
(turun 2,50% yoy), dan gula pasir sebesar Rp14.500 per kg (turun 7,94% yoy) (Grafik 3.8).
Kenaikan harga beras, selain karena berakhirnya panen raya daerah pemasok beras dari luar
Ternate, juga diindikasikan sebagai dampak berlakunya kebijakan Penetapan Harga Eceran
Tertinggi beras. Selanjutnya, penurunan harga gula pasir dan minyak goreng dipengaruhi oleh
terjaganya pasokan dari luar Ternate.
14,56%
20,04%
10,00%
18,82%
12,84%
156,00%
20,50%
10,51%
25,22%
14,55%
Tukang Bukan Mandor
Rokok Kretek Filter
Beras
Rokok Putih
Tarip Listrik
Ikan Goreng
Tarip Air Minum PAM
Cakalang/Sisik
Papan
Mie
0,56%
0,50%
0,40%
0,36%
0,34%
0,31%
0,19%
0,19%
0,18%
0,10%
Tukang BukanMandor
Rokok KretekFilter
Beras
Rokok Putih
Tarip Listrik
Ikan Goreng
Tarip Air MinumPAM
Cakalang/Sisik
Papan
Mie
14,56%
20,04%
10,00%
18,82%
12,84%
156,00%
20,50%
10,51%
25,22%
14,55%
Inflasi (yoy %) Andil (%)
14,56%
23,49%
10,08%
156,00%
11,76%
23,97%
10,93%
20,50%
25,23%
14,73%
Tukang Bukan Mandor
Cakalang/Sisik
Beras
Ikan Goreng
Rokok Kretek Filter
Angkutan Udara
Rokok Putih
Tarip Air Minum PAM
Selar/Tude
Bawang Merah
0,55%
0,46%
0,39%
0,31%
0,31%
0,23%
0,22%
0,19%
0,17%
0,08%
Tukang BukanMandor
Cakalang/Sisik
Beras
Ikan Goreng
Rokok KretekFilter
Angkutan Udara
Rokok Putih
Tarip Air MinumPAM
Selar/Tude
Bawang Merah
Inflasi (yoy %) Andil (%)TW II 2018
Inflasi 3,91% (yoy)
TW I 2018Inflasi 3,28% (yoy)
14,56%
23,59%
10,08%
156,00%
11,76%
23,97%
10,93%
20,50%
25,23%
14,73%
35
Grafik 3.8 Pergerakan Harga Beras, Minyak Goreng, dan Gula Pasir
Rata-rata harga beberapa komoditas daging di triwulan II 2018 yakni daging ayam
sebesar Rp38.050 per kg (turun 8,97% yoy), daging sapi sebesar Rp113.150 per kg (naik 1,53%
yoy), dan telur ayam sebesar Rp37.750 per kg (naik 132,31% yoy) (Grafik 3.9). Kenaikan harga
telur ayam diindikasikan terjadi karena adanya kenaikan harga dari distributor Surabaya akibat
kenaikan harga pakan ternak (konsentrat) untuk ayam petelur yang merupakan barang impor.
Selanjutnya, kenaikan harga daging sapi dikarenakan adanya momen ramadhan dan
meningkatnya konsumsi daging sapi masyarakat di Maluku Utara.
Grafik 3.9 Pergerakan Harga Daging Ayam, Daging Sapi, dan Telur Ayam
Rata-rata harga beberapa komoditas bumbuan di triwulan I 2018 yakni bawang merah
sebesar Rp52.200 per kg (naik 6,64% yoy), bawang putih sebesar Rp45.150 per kg (turun
33,36% yoy), cabai merah sebesar Rp42.050 per kg (naik 1,82% yoy), dan cabai rawit sebesar
Rp64.700 per kg (turun 4,22% yoy) (Grafik 3.10).
Rp12.150
Rp13.150
Rp16.000 Rp15.600
Rp15.750
Rp14.500
Rp10.000
Rp11.000
Rp12.000
Rp13.000
Rp14.000
Rp15.000
Rp16.000
Rp17.000
TW II 2017 TW III 2017 TW IV 2017 TW I 2018 TW II 2018
Beras Minyak Goreng Gula Pasir
Rp/Kg
Rp41.800 Rp38.050
Rp111.450 Rp113.150
Rp16.250
Rp37.750
Rp10.000
Rp30.000
Rp50.000
Rp70.000
Rp90.000
Rp110.000
Rp130.000
TW II 2017 TW III 2017 TW IV 2017 TW I 2018 TW II 2018
Daging Ayam Daging Sapi Telur Ayam
Rp/Kg
Sumber : PIHPS, diolah
Sumber : PIHPS, diolah
36
Grafik 3.10 Pergerakan Harga Bumbu-bumbuan
Penurunan harga bumbu-bumbuan terutama bawang putih dan cabai rawit disebabkan
oleh terjaganya pasokan bumbu-bumbuan dari luar Maluku Utara. Selain itu, sudah adanya
beberapa komoditas bumbu-bumbuan yang masuk ke Ternate dari petani lokal Maluku Utara juga
ikut mempengaruhi harga di pasar. Selanjutnya, kenaikan harga bawang merah dan cabai merah
diindikasikan akibat dari terlambatnya pasokan dari luar Maluku Utara karena cuaca yang buruk.
Survei Konsumen
Grafik 3.11 Indeks Survei Konsumen
Meningkatnya inflasi pada triwulan II 2018 juga tercermin dari hasil survei konsumen yaitu
indeks pengeluaran konsumsi naik dari 138,33 pada triwulan I 2018 menjadi 140,00 pada triwulan
II 2018. Di sisi lain indeks perkiraan penghasilan naik menjadi 166,67 pada triwulan II 2018
dimana pada triwulan sebelumnya hanya 151,7 (Grafik 3.11).
Rp48.950 Rp52.200
Rp67.750
Rp45.150
Rp41.300 Rp42.050
Rp67.550 Rp64.700
Rp15.000
Rp25.000
Rp35.000
Rp45.000
Rp55.000
Rp65.000
Rp75.000
TW II 2017 TW III 2017 TW IV 2017 TW I 2018 TW II 2018
Bawang Merah Bawang Putih Cabai Merah Cabai Rawit
Rp/Kg
140,00
166,67
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
160,00
180,00
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II
2017 2018
Indeks Pengeluaran Konsumsi Indeks Penghasilan
Sumber : Bank Indonesia, diolah
Sumber : PIHPS, diolah
37
3.6 Tracking Perkembangan Inflasi Triwulan Berjalan
Pada bulan Juli 2018 Kota Ternate mengalami deflasi sebesar 1,17% (mtm), berbeda
dengan bulan Juli 2017 yang mengalami inflasi sebesar 0,8% (mtm). Secara tahunan, inflasi
Maluku Utara Juli 2018 tercatat sebesar 1,88% (yoy) lebih rendah dibandingkan Juli 2017 sebesar
3,68% (yoy). Inflasi tersebut, secara akumulatif hingga bulan Juli 2018 inflasi Maluku Utara
menjadi 3,20% (ytd) (Grafik 3.12).
Menurunnya tekanan inflasi pada bulan Juli 2018 terutama disebabkan oleh deflasi pada
kelompok bahan makanan yang tercatat mengalami deflasi sebesar 6,5% (mtm). Penurunan
tekanan inflasi didominasi komoditas yang mengalami deflasi antara lain cakalang/sisik,
malugis/sohiri, tongkol/ambu-ambu, selar/tude, lolosi, bawang merah, ayam hidup, dan tomat
sayur. Penurunan harga kelompok ikan segar disebabkan pasokan yang terjaga karena
memasuki musim tangkap ikan.
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Grafik 3.12 Perkembangan Inflasi Terkini Ternate
Tekanan Inflasi pada triwulan berjalan (triwulan III 2018) diperkirakan mengalami sedikit
penurunan tekanan sebagai efek terjaganya pasokan komoditas pangan strategis pada triwulan
berjalan. Hal tersebut tidak terlepas dari upaya TPID kota Ternate dan satgas pangan paska hari
raya Idul Fitri. Beberapa program pengendalian inflasi yang dilakukan antara lain peningkatan
koordinasi, pelaksanaan roadshow TPID kota Ternate ke beberapa provinsi pada bulan Juli 2018
dalam rangka menjaga pasokan pangan kesentra konsumsi kota Ternate dan monitoring berkala
ketersediaan komoditas pangan di pasar tradisional dan pasar modern. Selain itu, inflasi juga
diperkirakan membaik pada triwulan ini yang disebabkan koreksi harga setelah pada triwulan
sebelumnya telah mengalami kenaikan harga.
2,74
(1,17)
1,88
3,20
(2)
‐
2
4
6
8
10
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7
2015 2016 2017 2018
qtq mtm yoy ytd
%
Juli 2018
38
3.7 Koordinasi Pengendalian Inflasi di Maluku Utara
Pada triwulan II 2018 TPID Kota Ternate melakukan beberapa kegiatan untuk
mengatisipasi inflasi menjelang Ramadhan dan Idul Fitri antara lain 1) Rapat Koordiasi di Kantor
Walikota Ternate pada bulan April 2018, 2) Rapat Koordinasi Hari Besar Keagamaan Nasional
(HBKN) dan High Level Meeting (HLM) TPID pada bulan Mei 2018, dan 3) Kunjungan Tim TPID
ke beberapa lokasi pusat distribusi barang di Ternate pada Bulan Mei 2018 (Gambar 3.1).
Gambar 3.1 Kegiatan Tim TPID pada Triwulan II 2018 Menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri 2018.
Langkah strategis TPID Kota Ternate untuk mengantisipasi lonjakan harga barang jelang
Ramadhan, antara lain: 1) memastikan ketersediaan stok bahan pangan dan mengendalikan
harga; 2) membentuk tim pemantau harga; 3) menggelar pasar murah; 4) bekerjasama dengan
berbagai instansi; 5) melakukan pengawasan bersama satgas pangan; 6) akan menindak tegas
oknum pedagang yang sengaja menimbun barang dan memainkan harga; 7) berkoordinasi
dengan pihak pelabuhan agar tidak menahan pasokan pangan dari luar.
Pada triwulan berjalan, TPID Kota Ternate meraih penghargaan TPID Terbaik 2018
kategori Kabupaten/Kota Kawasan Nusra, Maluku, Papua dalam acara Rapat Koordinasi
Nasional (Rakornas) TPID 2018. Penghargaan TPID Kota Ternate diperoleh berdasarkan hasil
39
penilaian Pokja Tim Pengendali Inflasi Pusat (Pokjanas TPID) terhadap kinerja koordinasi
pengendalian inflasi daerah untuk periode tahun 2017. Penilaian tersebut didasarkan pada
inovasi program TPID dalam menjaga kestabilan harga di daerahnya masing-masing, yang dapat
dilihat dari angka inflasi yang rendah dan stabil (Gambar 3.2).
Gambar 3.2 Kegiatan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) TPID 2018.
Pada triwulan berjalan juga terlaksana kegiatan rapat rutin bulanan yang dilaksanakan
oleh TPID Kepulauan Tidore. Rapat ini dilakukan atas inisiatif TPID Kepulauan Tidore yang
bertujuan untuk berkoordinasi agar Kepulauan Tidore sebagai daerah penyokong Kota Ternate
dapat bersinergi dan menjaga laju inflasi yang stabil di Kepulauan Tidore dan Kota Ternate
(Gambar 3.3).
Gambar 3.3 Kegiatan Rapat TPID Kepulauan Tidore.
40
41
Risiko kredit rumah tangga di triwulan II 2018 tercatat mengalami peningkatan,
terutama oleh peningkatan NPL kredit konsumsi dari 0,60% pada triwulan I 2018
menjadi 0,63% pada triwulan II 2018. Namun demikian, NPL tersebut masih berada
dibawah threshold yang ditetapkan, sehingga ketahanan sektor rumah tangga masih
terjaga.
Risiko korporasi menunjukkan penurunan, tercermin dari perbaikan NPL dari 4,37%
pada triwulan I 2018 menjadi 4,30% pada triwulan II 2018. Penurunan risiko kredit
secara umum disebabkan oleh upaya perbankan dalam menjaga dan memperbaiki
kualitas kredit.
BAB IV ANALISIS STABILITAS KEUANGAN
DAERAH
“Stabilitas Keuangan Daerah Terjaga”
NPL Sektor Rumah Tangga
0,63%
NPL Korporasi
4,30%
42
4.1. Asesmen Sektor Rumah Tangga
4.1.1. Kondisi Terkini dan Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga
Berdasarkan data historis, perekonomian Maluku Utara pada sisi pengeluaran secara
konsisten masih didominasi oleh Konsumsi Rumah Tangga. Pangsa konsumsi rumah tangga pun
menunjukkan peningkatan, yaitu dari 55,41% pada triwulan I 2018 menjadi 56,46% dari total
PDRB pada triwulan II 2018. Besaran pangsa tersebut relatif stabil dibanding triwulan II 2017
yang sebesar 56,64% dari PDRB (Grafik 4.1).
Kinerja konsumsi rumah tangga meningkat, yaitu tumbuh sebesar 4,96% (yoy) pada
triwulan I 2018 menjadi 6,97% (yoy). Pola pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang lebih tinggi
pada triwulan II dibanding triwulan I tersebut relatif sama selama dua tahun terakhir, yaitu tahun
2016 dan 2017. Secara umum, peningkatan konsumsi rumah tangga pada triwulan II terjadi
seiring dengan adanya perayaan Hari Besar Keagamaan seperti bulan Ramadhan dan Hari Raya
Idul Fitri 1439 H pada Juni 2018. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan II 2018
juga lebih tinggi dibanding triwulan II 2017 yang tercatat sebesar 4,63% (yoy). beberapa faktor
yang mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya
tersebut adalah peningkatan daya beli masyarakat. Peningkatan daya beli secara umum
tercermin dari indikator indeks pendapatan rumah tangga dan Indeks Tendensi Konsumen (ITK)
dari Badan Pusat Statistik. Indeks pendapatan rumah tangga dan ITK pada triwulan II 2018
tercatat masing-masing sebesar 145,8 dan 130,0, atau tumbuh sebesar 17,68% (yoy) dan
12,83% (yoy). Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibanding pertumbuhan indeks pendapatan
rumah tangga dan ITK pada triwulan II 2017 yang masing-masing tumbuh sebesar 11.80% (yoy)
dan 5,36% (yoy). Selain itu, terdapat peningkatan preferensi masyarakat Maluku Utara untuk
berlibur keluar daerah sehingga konsumsi untuk liburan meningkat. Kondisi ini direfleksikan oleh
peningkatan jumlah penumpang yang berangkat dari Bandara Sultan Babullah Ternate. Jumlah
penumpang berangkat keluar Ternate tercatat sejumlah 116.986 orang pada triwulan II 2018,
tumbuh 18,10% (yoy) dari triwulan II 2017 yang sejumlah 99.056 orang. Berdasarkan hasil
penelitian beberapa maskapai, diketahui peningkatan jumlah penumpang juga didorong dengan
berbagai promosi dari perusahaan penerbangan.
43
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Grafik 4.1 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga pada PDRB Maluku Utara
Hasil Survei Konsumen (SK) oleh KPw BI Provinsi Maluku Utara juga mencerminkan
peningkatan konsumsi rumah tangga tersebut. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang diperoleh
dari persepsi masyarakat akan kondisi ekonomi saat ini dan perkiraan kondisi ekonomi kedepan
tercatat naik dari 145 pada triwulan I 2018 menjadi 146,11 pada triwulan II 2018. Selain itu, Indeks
Kondisi Ekonomi saat ini dan Indeks Ekspektasi Konsumen tercatat sebesar 137,78 dan 154,44
pada triwulan II 2018. Besaran indeks yang lebih tinggi dari 100 tersebut menunjukkan tingkat
optimisme masyarakat masih sangat tinggi pada triwulan II 2018.
Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah
Grafik 4.2 Perkembangan IKK, IKE, dan IEK
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
50.0
52.0
54.0
56.0
58.0
60.0
62.0
II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2014 2015 2016 2017 2018
% (yoy)Pangsa thdPDRB (%)
Pangsa g_Konsumsi RT (rhs)
146.11
137.78
154.44
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
I II III IV I II III IV I II
2016 2017 2018
IKK (Keyakinan Konsumen)IKE (Kondisi Ekonomi Saat Ini)IEK (Ekspektasi Konsumen)
Opt
imis
Pes
imis
44
Selanjutnya, hasil SK menunjukkan optimisme masyarakat akan kondisi perekonomian
pada 6 bulan mendatang semakin baik. Hal ini terindikasi dari meningkatnya indeks Ekspektasi
Penghasilan Konsumen dan Ekspektasi Kegiatan Usaha 6 bulan mendatang pada triwulan II
2018. Indeks Ekspektasi Penghasilan Konsumen meningkat dari 151,67 pada triwulan I 2018
menjadi 166,67 pada triwulan II 2018. Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha meningkat dari 151,67
pada triwulan I 2018 menjadi 160,00 pada triwulan II 2018. Di sisi lain, Indeks Ekspektasi
Ketersediaan Lapangan Kerja menunjukkan sedikit penurunan, yaitu dari 143,33 pada triwulan I
2018 menjadi 136,67 pada triwulan II 2018. Walaupun menurun, nilai indeks tersebut masih jauh
di atas 100, sehingga dapat dikatakan optimisme masyarakat masih terjaga. Di sisi lain,
pertumbuhan dan perbaikan ekonomi tersebut diiringi oleh meningkatnya tekanan harga, yang
dicerminkan oleh kenaikan tingkat inflasi. Inflasi pada triwulan II 2018 tercatat sebesar 3,91%
(yoy), lebih tinggi dibanding triwulan I 2018 yang sebesar 3,28% (yoy). Namun laju inflasi tersebut
relatif sedikit lebih rendah dibanding triwulan II 2017 yang sebesar 3,92% (yoy). Sejalan dengan
perhitungan inflasi tersebut, hasil SK (indeks perubahan harga 3 bulan mendatang) menunjukkan
kondisi serupa. Indikator indeks perubahan harga 3 bulan mendatang pada triwulan III 2018
menunjukkan nilai 180,00, lebih tinggi dibanding perkiraan pada triwulan II 2018 yang sebesar
165,00. Hal tersebut mencerminkan pada triwulan II 2018, kenaikan harga-harga barang dan jasa
akan lebih tinggi dibanding triwulan I 2018.
Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah
Grafik 4.3. Ekspektasi Konsumen terhadap Kondisi
Ekonomi 6 Bulan Mendatang
Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah
Grafik 4.4. Perkiraan Perkembangan Perubahan Harga
dan Proyeksi Inflasi di Maluku Utara
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
EkspektasiPenghasilanKonsumen
EkspektasiKetersediaan
Lapangan Kerja
Ekspektasi KegiatanUsaha
2017 IV 2018 I 2018 II180.00
3.91
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
60
80
100
120
140
160
180
200
III IV I II III IV I II III IV I II III*
2015 2016 2017 2018
inflasi yoy, %
Indeks
Perubahan Harga Secara Umum 3 Bulan Mendatang
45
4.1.2. Kinerja Keuangan dan Intermediasi Perbankan pada Sektor
Rumah Tangga
Meningkatnya konsumsi rumah tangga pada triwulan II 2018 dibanding triwulan I 2018
turut tercermin dari pergeseran komposisi pengeluaran rumah tangga hasil survei konsumen.
Terlihat pada Grafik 4.5 bahwa komposisi pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi pada
triwulan II 2018 sebesar 50,37%, lebih tinggi dibanding triwulan I 2018 yang sebesar 46,78% dari
total pengeluaran.
Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah
Grafik 4.5. Komposisi Pengeluaran Rumah Tangga di Maluku Utara
Kinerja ekonomi Maluku Utara, terutama konsumsi rumah tangga pada triwulan II 2018
mempengaruhi proporsi dana pihak ketiga (DPK) sektor rumah tangga di Maluku Utara.
Komposisi DPK perseorangan di perbankan menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan
sebelumnya, yaitu dari 74,55% pada triwulan I 2018 menjadi 72,38% pada triwulan II 2018. Hal
tersebut disebabkan menurunnya proporsi komponen giro, tabungan dan deposito. Penurunan
komposisi DPK perseorangan di perbankan tersebut secara umum terjadi seiring dengan adanya
kebutuhan likuiditas di masyarakat untuk melakukan konsumsi pada HBKN.
Pangsa tabungan untuk perseorangan menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yakni
dari 90,18% menjadi 87,43% pada triwulan II 2018. Pangsa giro untuk perseorangan juga
mengalami penurunan dari 24,66% menjadi 22,40% pada triwulan II 2018. Sementara, pangsa
deposito untuk perseorangan di Maluku Utara turun dari 74,56% menjadi 72,38% pada triwulan
II 2018 (Grafik 4.6). Sesuai dengan data historis, komposisi DPK perseorangan di Maluku Utara
54.51 52.45 61.85 53.47 57.17 63.63 56.40 57.5046.78 50.37
11.12 19.4917.61
17.6516.85
14.9516.85 20.83
23.12 19.58
37.31 30.27 27.53 31.10 25.98 21.42 25.20 21.6730.10 30.05
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
I II III IV I II III IV I II
2016 2017 2018
Konsumsi Cicilan pinjaman Tabungan
46
didominasi oleh tabungan, dengan komposisi mencapai 69,8% dari total DPK perseorangan
(grafik 4.7).
Sumber: Laporan bank, diolah
Grafik 4.6. Pangsa DPK Perseorangan dan Bukan Perseorangan di Maluku Utara
Sumber: Laporan bank, diolah
Grafik 4.7. Komposisi DPK Perseorangan di Maluku Utara
Secara umum, kondisi keuangan dari rumah tangga di Maluku Utara mengalami
perbaikan, tercermin dari pertumbuhan jumlah rekening DPK perseorangan pada triwulan II 2018
tercatat sebesar 920.452 rekening, tumbuh 29,45% (yoy). Pertumbuhan ini menurun dibanding
triwulan I 2018 yang tumbuh sebesar 36,48%. Berdasarkan kelompok nilainya, peningkatan
jumlah rekening terjadi pada kelompok nilai <10 juta, >10 juta – 100 juta, >500 juta – 1 miliar,
>2miliar - 5 miliar, dan >10 miliar – 15 miliar (Tabel 4.1). Secara umum, peningkatan jumlah
rekening tersebut didorong oleh strategi penghimpunan DPK yang lebih intensif oleh perbankan
dan didorong oleh kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia.
Tabel 4.1. Jumlah Rekening Perbankan Masyarakat berdasarkan Kelompok Nilai
Sumber: Laporan bank umum, diolah
24.66%22.40%90.18%87.43%83.08%81.89%74.56%72.38%
75.34%77.60% 9.82% 12.57%16.92%18.11%25.44%27.62%
0%20%40%60%80%
100%
I II I II I II I II
2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018
Giro Tabungan Deposito Total
Perseorangan Bukan Perseorangan
8.1% 9.9% 8.6% 8.5% 7.5% 8.8% 7.3% 4.8% 7.1% 6.6%
66.5%66.0%66.9%67.0%67.0%67.0%67.8%72.5%69.4%69.8%
25.4%24.1%24.5%24.5%25.5%24.1%24.9%22.7%23.5%23.6%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
I II III IV I II III IV I II
2016 2017 2018
GIRO TABUNGAN DEPOSITO<
10 J
T
>10
JT
-
100
JT
>10
0JT
- 5
00JT
>50
0JT
- 1
M
>1
M -
2 M
>2
M -
5M
>5M
- 1
0M
>10
M -
15M
>15
M -
20M
>20
M
Jml 655.205 589.173 55.057 7.517 665 395 179 32 4 4 14yoy (%) 13,59% 14,24% 4,27% 36,28% 15,45% 29,51% 25,17% 166,67% 300,00% 300,00% 600,00%
Jml 711.046 643.109 56.214 8.121 697 389 223 35 9 5 14yoy (%) 20,23% 22,67% -1,31% 11,69% 16,75% 27,54% 60,43% 288,89% 0,00% 150,00% 100,00%
Jml 797.384 691.779 56.861 8.057 705 454 203 23 8 1 18yoy (%) 28,31% 24,58% 4,15% 9,75% 12,26% 44,59% 97,09% 35,29% 166,67% 0,00% 800,00%
Jml 864.322 748.600 61.562 9.125 788 416 310 39 10 2 10yoy (%) 35,40% 32,36% 6,04% 10,85% 9,14% -3,93% 29,71% -18,75% -9,09% -60,00% 66,67%
Jml 894.252 783.571 58.710 8.653 735 406 183 32 8 3 20yoy (%) 36,48% 33,00% 6,63% 15,11% 10,53% 2,78% 2,23% 0,00% 100,00% -25,00% 42,86%
Jml 920.452 806.518 58.996 8.644 796 389 197 19 12 2 16yoy (%) 29,45% 25,41% 4,95% 6,44% 14,20% 0,00% -11,66% -45,71% 33,33% -60,00% 14,29%
II2018
III
Rekening
Kelompok Nilai
IV
2017
I
I
II
Maluku Utara
47
Kinerja penyaluran kredit perseorangan menunjukkan akselerasi pertumbuhan, dari
18,65% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi 19,31% pada triwulan II 2018. Akselerasi
pertumbuhan penyaluran kredit tersebut diiringi dengan meningkatnya pangsa kredit
perseorangan, dari 92,62% pada triwulan I 2018 menjadi 94,42% pada triwulan II 2018. Di sisi
lain, penyaluran kredit bukan perseorangan mengalami penurunan secara nominal, dari
Rp568,91 miliar pada triwulan I 2018 menjadi Rp440,66 miliar pada triwulan II 2018. Berdasarkan
jenis penggunaan, kredit perseorangan untuk keperluan konsumsi memiliki pangsa 68,55%,
sementara untuk modal kerja sebesar 21,73% dan untuk investasi sebesar 4,14% (Grafik 4.8).
Sumber: Laporan bank, diolah
Grafik 4.8. Pangsa Kredit Perseorangan Berdasarkan Jenis Penggunaan
4.2. Asesmen Sektor Korporasi
4.2.1. Kondisi Terkini dan Sumber Kerentanan Sektor Korporasi
Meski secara umum kinerja beberapa lapangan usaha di Maluku Utara tercatat melambat,
namun ketahanan korporasi masih terjaga. Indikator utama tentu terlihat dari masih positifnya
pertumbuhan setiap lapangan usaha di Maluku Utara. Selain itu, melalui Survei Kegiatan Dunia
Usaha (SKDU) KPw BI Provinsi Maluku Utara, beberapa indikator dari kondisi keuangan
perusahaan masih terjaga. Dapat dilihat pada Tabel 4.2 bahwa akses kredit perusahaan yang
menjadi responden SKDU sedikit melambat, dalam artian perusahaan menyatakan perolehan
kredit dari perbankan semakin ketat. Saldo bersih akses kredit turun dari 8,44% pada triwulan I
2018 menjadi 0,00% pada triwulan II 2018. Saldo bersih sebesar 0,00% berari jumlah responden
yang menyatakan akses kredit ke perbankan semakin baik sama banyaknya dengan responden
yang menyatakan semakin sulit memperoleh kredit ke perbankan. Sementara kondisi keuangan
perusahaan berdasarkan likuiditas terlihat stabil, dari 34,67% (Saldo Bersih) pada triwulan I 2018
5.58%
21.73%4.14%
68.55%94.42%
Bukan Perseorangan
Perseorangan Modal Kerja
Perseorangan Investasi
Perseorangan Konsumsi
48
menjadi 30,00% (Saldo Bersih) pada triwulan II 2018. Indikator tersebut mengindikasikan
perusahaan-perusahaan yang menjadi responden survei masih memiliki likuiditas yang cukup
untuk membiayai hutang jangka pendeknya secara lancar. Perbaikan kondisi keuangan pada
perusahaan selanjutnya terlihat dari rentabilitas perusahaan yang meningkat, dari 36,79% (Saldo
Bersih) pada triwulan I 2018 menjadi 54,00% pada triwulan II 2018. Tidak terdapat responden
yang menyatakan rentabilitas perusahaan pada kondisi yang buruk di triwulan II 2018. Kondisi
ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari core business
perusahaan semakin baik pada triwulan II 2018.
Tabel 4.2 Kondisi Likuiditas Korporasi
Sumber: Laporan bank, diolah
4.2.2. Penyaluran Kredit pada Sektor Korporasi
Penyaluran kredit pada sektor korporasi secara umum diukur dari penyaluran kredit
produktif oleh perbankan di Maluku Utara. Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit korporasi
masih didominasi oleh penyaluran kredit untuk modal kerja. Komposisi kredit modal kerja pada
triwulan II 2018 tercatat sebesar 83,65% dari total kredit korporasi, meningkat dibanding triwulan
I 2018 yang sebesar 83,40%. Namun demikian, pertumbuhan penyaluran kredit modal kerja
tercatat sedikit melambat, dari 20,81% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi 18,48% (yoy) pada
triwulan II 2018. Meski melambat, pertumbuhan kredit modal kerja sebesar 18,48% (yoy) tersebut
lebih tinggi dari rata-ratanya selama 4 tahun (2014-2017) yang sebesar 9,50% (yoy). Disisi lain,
pertumbuhan penyaluran kredit investasi pada triwulan II 2018 menunjukkan perbaikan, dari
kontraksi -13,09% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi –0,63% (yoy) pada triwulan II 2018 (Grafik
4.9). Minimnya penyaluran kredit untuk investasi di Maluku Utara secara umum disebabkan oleh
preferensi pelaku usaha yang memilih untuk menggunakan modal sendiri untuk investasinya.
Selain itu, untuk perusahaan skala besar seperti perusahaan tambang yang memiliki investasi
berupa pembangunan smelter feronickel, pembiayaan investasi diperoleh dari perbankan di luar
Maluku Utara. hal ini terkait dengan kewenangan yang terbatas yang dimiliki perbankan di Maluku
Utara yang umumnya merupakan kantor cabang. Kondisi tersebut disatu sisi membuat eksposure
Baik Cukup BurukSaldo Bersih Baik Cukup Buruk
Saldo Bersih
Akses Kredit 20,58% 67,28% 12,14% 8,44% 4,00% 92,00% 4,00% 0,00%Kondisi keuangan perusahaan berdasarkan likuiditas 39,29% 56,09% 4,62% 34,67% 32,00% 66,00% 2,00% 30,00%
Kondisi keuangan perusahaan berdasarkan rentabilitas 41,35% 54,09% 4,56% 36,79% 54,00% 46,00% 0,00% 54,00%
Q I 2018 Q II 2018
Kondisi Keuangan
49
risiko perbankan Maluku Utara relatif kecil terhadap risiko kredit investasi pada perusahaan
besar.
Sumber: Laporan bank, diolah
Grafik 4.9. Perkembangan Kredit Korporasi Berdasarkan Jenis Penggunaan
Akselerasi pertumbuhan kredit korporasi tersebut diikuti dengan perbaikan kualitas kredit,
tercermin dari penurunan Non Performing Loan (NPL) kredit korporasi. NPL kredit korporasi pada
triwulan II 2018 tercatat sebesar 4,30%, menurun dari triwulan I 2018 yang sebesar 4,37%, dan
lebih rendah dibanding periode triwulan II 2017 yang sebesar 4,77% (Grafik 4.10). Perbaikan
kualitas kredit turut ditunjukkan oleh penyaluran kredit ke UMKM yang turut menunjukkan
perbaikan dari 5,53% pada triwulan I 2018 menjadi 5,28% pada triwulan II 2018. Melalui
penghimpunan informasi ke perbankan di Maluku Utara, perbaikan kualitas kredit tidak terlepas
dari upaya yang dilakukan perbankan. Secara umum perbankan selalu menargetkan untuk NPL
yang lebih rendah dari waktu ke waktu. Beberapa upaya yang ditempuh adalah meningkatkan
proses monitoring dan evaluasi serta meningkatkan layanan konsultansi kepada debitur yang
terindikasi mengalami permasalahan dalam pelunasan kredit.
2,067.20 83.65%
404.11 16.35%
Modal Kerja
-20%-15%-10%-5%0%5%
10%15%20%25%
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2015 2016 2017 2018
%, yoy Modal Kerja Investasi
50
Grafik 4.10. NPL Kredit Korporasi
Sumber: Laporan bank, diolah
Grafik 4.11. NPL Kredit Korporasi per Kategori Debitur
Sumber: Laporan bank, diolah
4.3. Asesmen Institusi Keuangan (Perbankan)
4.3.1. Perkembangan Kinerja Perbankan
Total aset bank umum di Provinsi Maluku Utara pada triwulan II 2018 tercatat sebesar
Rp10,131 triliun, lebih tinggi dibanding triwulan I 2018 yang sebesar Rp9,805 triliun. Meskipun
secara nominal mengalami peningkatan, namun pertumbuhan aktiva perbankan pada triwulan II
2018 tercatat melambat, yaitu dari 16,01% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi 14,50% (yoy).
Sebagaimana ditunjukkan oleh Grafik 4.12, pertumbuhan aktiva perbankan pada triwulan II 2018
lebih tinggi dibanding periode yang sama selama 3 tahun terakhir. Kondisi tersebut dapat menjadi
salah satu indikator semakin baiknya kinerja industri perbankan di Maluku Utara. Berdasarkan
jenis usahanya, pertumbuhan aset perbankan syariah lebih pesat dibanding perbankan
konvensional. Pertumbuhan aset perbankan konvensional triwulan II 2018 tercatat sebesar
13,77% (yoy), melambat dibanding triwulan I 2018 yang sebesar 15,85% (yoy), namun lebih tinggi
dibanding triwulan II 2017 yang sebesar 6,43% (yoy). di sisi lain, pertumbuhan aset perbankan
syariah triwulan II 2018 tercatat sebesar 27,15% (yoy), meningkat dibanding triwulan I 2018 yang
sebesar 18,58% (yoy) dan dibanding triwulan II 2017 yang sebesar 22,98% (yoy).
4.77% 4.37%4.30%
0.00%
1.00%
2.00%
3.00%
4.00%
5.00%
6.00%
7.00%
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2015 2016 2017 2018
5.28%
0.31%
0.00%
1.00%
2.00%
3.00%
4.00%
5.00%
6.00%
7.00%
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2015 2016 2017 2018
NPL UMKM NPL Non-UMKM
51
Grafik 4.12. Perkembangan Aset Bank Umum di Maluku Utara (miliar rupiah)
Sumber : Laporan bank, diolah
4.3.2. Intermediasi Perbankan
Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan yang beroperasi di Maluku Utara pada
posisi akhir triwulan II 2018 tercatat sebesar Rp6,992 triliun, meningkat dari triwulan sebelumnya
yang sebesar Rp6,860 triliun. Secara tahunan, pertumbuhan DPK mengalami perlambatan, yaitu
dari 8,09% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi 4,10% (yoy) pada triwulan II 2018. Perlambatan
penghimpunan DPK oleh perbankan tersebut disebabkan oleh adanya kebutuhan likuiditas di
masyarakat seiring dengan kebutuhan konsumsi yang meningkat. Kondisi ini sejalan dengan
meningkatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan II 2018, setelah normalisasi
pengeluaran masyarakat pada triwulan sebelumnya. Apabila dilihat lebih dalam, perlambatan
pertumbuhan terjadi pada semua jenis DPK. Penghimpunan Giro di perbankan Maluku Utara
tercatat tumbuh 4,52% (yoy) pada triwulan II 2018, melambat dibanding triwulan I 2018 yang
sebesar 11,76% (yoy). Secara umum, perlambatan pada Giro perbankan terjadi sejalan dengan
peningkatan konsumsi pemerintah pada periode triwulan II 2018. Peningkatan belanja terutama
didorong oleh pembelanjaan pemerintah terkait pelaksanaan Pilkada serentak pada Mei 2018.
Kondisi ini tercermin dari pertumbuhan konsumsi pemerintah yang tercatat sebesar 8,24% (yoy)
pada triwulan II 2018, meningkat signifikan dibanding triwulan I 2018 yang mengalami kontraksi
sebesar 4,47% (yoy).
Selanjutnya, jumlah simpanan tabungan pada akhir triwulan II 2018 mencapai Rp4,042
triliun, meningkat dibanding triwulan I 2018 yang sebesar Rp3,935 triliun. Secara tahunan,
pertumbuhan jumlah tabungan menurun dari 10,25% (yoy) menjadi 6,55% (yoy) (Grafik 4.13).
Perlambatan pertumbuhan tabungan secara umum disebabkan oleh adanya kebutuhan
konsumsi masyarakat yang lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya. Faktor yang sama juga
menjadi penyebab perlambatan pertumbuhan deposito pada periode yang sama, yaitu dari -
11.87%10.92%
7.22%
14.50%
0%2%4%6%8%10%12%14%16%18%
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
II III IV I II III IV I II III IV I II
2015 2016 2017 2018
Mili
yar
Ru
pia
h
AKTIVA g AKTIVA yoy (%)
52
0,54% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi -2,53% (yoy) pada triwulan II 2018. Meski melambat,
nominal deposito pada triwulan II 2018 tercatat sebesar Rp1,456 triliun, lebih tinggi dibanding
triwulan I 2018 yang sebesar Rp1,445 triliun.
Grafik 4.13. Perkembangan DPK (miliar rupiah)
Sumber : Laporan bank, diolah
Sementara dari sisi penyaluran kredit, secara umum pertumbuhan penyaluran kredit oleh
perbankan di Maluku Utara turut mengalami perlambatan. Pertumbuhan penyaluran kredit
melambat dari 20,17% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi 16,67% (yoy) pada triwulan II 2018.
Perlambatan kredit terutama terjadi pada kredit modal kerja dan kredit konsumsi. Kredit modal
kerja pada triwulan II 2018 tercatat sebesar Rp2,047 triliun, lebih tinggi dibanding triwulan I 2018
yang sebesar Rp1,986 triliun. Namun demikian pertumbuhan kredit modal kerja tercatat
melambat, yaitu dari 20,81% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi 17,31% (yoy) pada triwulan II
2018. Sementara kredit konsumsi pada triwulan II 2018 mencapai Rp5,339 triliun, lebih tinggi
dibanding triwulan I 2018 yang sebesar Rp5,330 triliun. Dilihat dari pertumbuhan tahunannya,
penyaluran kredit konsumsi melambat dari 23,42% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi 18,13%
(yoy). Sementara penyaluran kredit investasi oleh perbankan Maluku Utara relatif kecil apabila
dibandingkan dengan modal kerja dan konsumsi, yaitu sebesar Rp397,43 miliar pada triwulan II
2018, meningkat dibanding triwulan I 2018 yang sebesar Rp395,38 miliar. Meskipun melambat
pada triwulan II 2018, angka pertumbuhan penyaluran kredit modal kerja dan konsumsi yang
masih tinggi tersebut diperkirakan akan kembali melambat pada triwulan berikutnya.
-2.40% 6.24%
8.25%4.10%
-10%
-5%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
01,0002,0003,0004,0005,0006,0007,0008,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2015 2016 2017 2018
Mili
yar
Ru
pia
h
Giro Tabungan Deposito g DPK yoy (%)
53
Sumber : Laporan bank, diolah
Grafik 4.14. Perkembangan Kredit di Maluku Utara (miliar rupiah)
Dengan perkembangan penghimpunan dana dan penyaluran kredit tersebut, peran
intermediasi perbankan di Maluku Utara masih cukup tinggi. Hal ini tercermin dari tingkat LDR
(Loan to Deposit Ratio) masih berada di level yang tinggi, meskipun lebih rendah dibanding
triwulan sebelumnya yakni dari 112,41% di triwulan I 2018 menjadi 111,32% pada triwulan II 2018
(Grafik 4.15). Tingginya rasio LDR tersebut mencerminkan bahwa sumber pendanaan kredit di
Provinsi Maluku Utara juga berasal dari daerah lain. Tingginya rasio LDR di Maluku Utara, strategi
peningkatan kinerja pada industri perbankan kedepan secara umum akan berfokus kepada
penghimpunan DPK dan perbaikan kualitas kredit.
Sumber : Laporan bank, diolah
Grafik 4.15. Perkembangan LDR Bank Umum di Maluku Utara
4.3.3 Perbankan Syariah
Perkembangan perbankan syariah menunjukan kinerja yang membaik, Tercermin dari
pertumbuhan DPK meningkat, dari 9,50% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi 17,67% (yoy) pada
triwulan II 2018. Dari sisi nominal, DPK triwulan II 2018 tercatat sebesar Rp518,35 miliar, lebih
10.33%12.66%
16.67%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2015 2016 2017 2018
Mili
yar
Ru
pia
h
Modal KerjaInvestasi
112.41%
111.32%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
9,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2015 2016 2017 2018
Mili
yar
Ru
pia
h
DPK (Rp Miliyar) Kredit (Rp Miliyar)
54
tinggi dibanding triwulan I 2018 yang sebesar Rp490,16 miliar. Pertumbuhan tertinggi ditunjukkan
oleh DPK jenis Giro, yaitu dari 4,63% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi 41,89% (yoy) pada
triwulan II 2018. Di sisi lain, tabungan syariah menunjukkan peningkatan pertumbuhan, dari
12,22% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi 17,42% (yoy) pada triwulan II 2018. Sementara
deposito menunjukkan perlambatan, dari 5,43% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi -1,17% (yoy)
pada triwulan II 2018.
Pada sisi pembiayaan, nominal pembiayaan triwulan II 2018 tercatat sebesar Rp289,97
miliar, meningkat dari triwulan I 2018 yang tercatat sebesar Rp273,97 miliar. Pembiayaan
tersebut tercatat tumbuh sebesar 25,39% (yoy) pada triwulan II 2018, lebih tinggi dibanding
triwulan I 2018 yang sebesar 23,39% (yoy). Secara umum, peningkatan penyaluran pembiayaan
terjadi pada pembiayaan modal kerja yang tumbuh sebesar 12,26% (yoy), lebih tinggi dibanding
triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 1,20% (yoy). Sementara pertumbuhan
pembiayaan investasi turun lebih dalam, dari -9,52% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi -18,21%
(yoy) pada triwulan II 2018. Pertumbuhan pembiayaan konsumsi turut menunjukkan perlambatan
dari 44,64% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi 40,60% (yoy) pada triwulan II 2018.
Financing to Deposit Ratio (FDR) perbankan syariah di Maluku Utara pada triwulan II
2018 tercatat sebesar 55,94%, meningkat dibanding triwulan I 2018 yang sebesar 55,89%. Nilai
rasio FDR yang masih rendah tersebut mencerminkan masih adanya ruang bagi perbankan
syariah untuk meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian Maluku Utara. Rendahnya
FDR di Provinsi Maluku Utara diantaranya disebabkan oleh persaingan antar bank khususnya
dari Perbankan Konvensional yang secara historis dapat memberikan suku bunga yang lebih
rendah dibandingkan dengan perbankan syariah..
Sumber : Laporan bank, diolah
Grafik 4.17. Perkembangan Perbankan Syariah
49.60%
59.90%
57,43%
55.94%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
0
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
600,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2015 2016 2017 2018
Pembiayaan (Rp Juta) DPK (Rp Juta) FDR (RHS)
55
BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN “Transaksi Tunai dan Nontunai Meningkat dalam Menghadapi Bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2018”
Net Outflow Triwulan II 2018
Rp 1031.421 miliar
Nominal Transaksi Kliring Triwulan II 2018
Rp 767.53miliar
Transaksi keuangan tunai di Maluku Utara pada triwulan II 2018 mengalami
net Outflow 1,37% (yoy) sebagai dampak tingginya konsumsi masyarakat dalam
menghadapi bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri, sehingga aliran uang yang
masuk pada triwulan sebelumnya kembali keluar ke masyarakat. Sementara
transaksi kliring pada triwulan II 2018 juga mengalami peningkatan sebesar
Rp 767.53 Miliar atau 0,9 % (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang
terkontraksi turun -0,1% (yoy). Hal tersebut merupakan dampak dari meningkatnya
transaksi pembayaran di masyarakat secara kliring selama masa menyambut bulan
Ramadan dan paska hari raya Idul Fitri.
56
5.1 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai
5.1.1 Perkembangan Aliran Uang Kartal (Inflow dan Outflow)
Aktivitas perekonomian Maluku Utara pada triwulan II 2018 terpantau dari aliran uang
kartal antara Bank Indonesia dengan perbankan di Provinsi Maluku Utara. Pada triwulan II 2018
aliran uang di Maluku Utara mengalami peningkatan netflow 615.297 dibandingkan triwulan
sebelumnya (Grafik 5.1). Total Aliran uang kartal menunjukkan peningkatan net outflow
dibandingkan triwulan sebelumnya. Posisi net outflow meningkat sebesar 1,37% (yoy), kondisi
ini berbanding terbalik dengan kondisi triwulan sebelumnya yang net inflow sebesar Rp 609,66
miliar (Grafik 5.1).
Pada triwulan II 2018 aliran uang masuk (inflow) tercatat sebesar Rp 416,124 miliar,
sementara aliran uang keluar (outflow) sebesar Rp 1031,421 miliar lebih tinggi dari triwulan
sebelumnya yang sebesar Rp 206,77 miliar (Grafik 5.1).
Sumber: KPw BI Maluku Utara
Grafik 5.1 Perkembangan Transaksi Tunai di Maluku Utara
Peningkatan net outflow tersebut menunjukkan adanya peningkatan kebutuhan uang
kartal oleh masyarakat dibandingkan triwulan sebelumnya yang merupakan dampak dari
meningkatnya konsumsi masyarakat dalam menghadapi bulan ramadhan dan hari raya idul fitri.
Pada triwulan II 2018 outflow menunjukkan pertumbuhan sebesar 1,37% (yoy) setelah
mengalami perlambatan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,67% (yoy). Sedangkan inflow
tercatat melambat sebesar 67,16% (yoy) pada triwulan II 2018 setelah sebelumnya tumbuh
sebesar 108,12% (yoy) (Grafik 5.1).
‐1.000,00
‐500,00
0,00
500,00
1.000,00
1.500,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2015 2016 2017 2018
Inflow Outflow NetflowRp miliar
57
5.1.2 Uang Tidak Layak Edar (UTLE) dan Temuan Uang Tidak Asli
Salah satu tugas Bank Indonesia dalam sistem pembayaran tunai adalah memelihara
kualitas uang kartal yang diedarkan kepada masyarakat (clean money policy). Dalam rangka
menjangkau seluruh wilayah Maluku Utara, KPw BI Provinsi Maluku Utara mengadakan Kas
Keliling secara rutin baik di dalam maupun di luar Kota Ternate. Kegiatan kas keliling juga
bertujuan untuk menyediakan uang pecahan kecil kepada masyarakat tanpa harus datang ke
KPw BI Provinsi Maluku Utara. Selama triwulan II 2018, Unit Pengelolaan Uang Rupiah KPw BI
Provinsi Maluku Utara telah melaksanakan 39 kali kas keliling baik yang dilaksanakan di Kota
Ternate maupun di Luar Kota Ternate (Tabel 5.1).
Tabel 5.1 Kegiatan Kas Keliling di Maluku Utara
Jumlah uang palsu yang teridentifikasi pada triwulan II 2018 mencapai 10 lembar,
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya 7 lembar. Kenaikan jumlah ini
ditenggarai oleh meningkatnya kebutuhan masyarakat akan uang seiring dengan naiknya hasrat
konsumsi masyarakat dalam bulan ramadhan dan idul fitri. Meskipun begitu, KPw BI Maluku
Utara terus melakukan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah guna meningkatkan kesadaran
masyarakat. Sosialisasi dilakukan di pusat-pusat perbelanjaan seperti pasar (baik modern
maupun tradisional), pusat pendidikan seperti universitas dan sekolah atau kepada Pemerintah
Daerah. Selain itu, Bank Indonesia juga melakukan publikasi tentang ciri-ciri keaslian uang rupiah
melalui media massa baik cetak maupun elektronik.
Bulan Lokasi
April Pasar Gamalama, Kab. Halbar / Jailolo & Kec. Sahu, Pasar Bastiong, Pasar Dufa Dufa, Pasar Kota Baru, Kab. Halteng / Weda & Kec. Wairoro, Kelurahan Kalumata, Pasar Sasa, Kab. Haltim / Buli & Desa Bicoli, Pasar Higienis, Kelurahan Sangaji, dan Taman Nukila
Mei Pasar Kieraha, Pasar Sasa, Pasar Dufa‐Dufa, Kelurahan Tafure, Pasar kotabaru, Kelurahan kalumata, Pasar Dufa‐Dufa, KKLK Antar Pulau (Tidore,hiri,moti,maitara), Pasar Higienis, KKLK Morotai, Kelurahan Kalumata, Taman Nukila, KKLK Sanana, Pasar Kieraha, dan Pasar Bastiong
Juni Kelurahan Sangaji, Pasar Bastiong, Pasar Gamalama, Kota Baru, Jailolo, Pasar Bastiong, Kel. Tafure, Pasar Dufa‐Dufa, Pulau Obi, Pasar Higienis, Pasar Sasa, Taman Sunyie Parada
Sumber: KPw BI Maluku Utara
58
5.2 Perkembangan Transaksi Pembayaran Nontunai
5.2.1 Perkembangan Kegiatan Kliring
Penggunaan sistem pembayaran non tunai melalui Sistem Kliring Nasional Bank
Indonesia (SKNBI) pada triwulan II 2018 tumbuh signifikan secara nominal maupun volume
(Grafik 5.2). Secara nominal perputaran kliring mencapai Rp 767,53 miliar, meningkat 20% (qtq).
Sementara secara volume naik 32% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkoreksi jauh
-26% (qtq).
Sumber: KPw BI Maluku Utara
Grafik 5.2 Perkembangan Kliring di Maluku Utara
Peningkatan nilai transaksi melalui SKNBI seiring dengan meningkatnya konsumsi
masyarakat, konsumsi lembaga swasta nirlaba serta investasi pada triwulan terlapor. naiknya
nominal transaksi melalui kliring di Maluku Utara (yoy) merupakan efek positif dari meningkatnya
aktifitas pembayaran menggunakan kliring pada masyarakat menghadapi bulan ramadhan dan
hari raya idul fitri.
‐
200.000
400.000
600.000
800.000
1.000.000
1.200.000
0
5000
10000
15000
20000
25000
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2015 2016 2017 2018
Jumlah Warkat (lembar) Nominal (Rp Juta, RHS)
59
5.2.2 Perkembangan Kegiatan RTGS
Pertumbuhan transaksi nontunai dengan layanan jasa RTGS di Maluku Utara pada
triwulan II 2018 mengalami kenaikan secara jumlah transaksi maupun secara nominal. Apabila
dilihat secara jumlah transaksi, terjadi kenaikan pada triwulan II 2018 sebesar 118.27% (qtq). Jika
dibandingkan dengan triwulan I 2018 tercatat turun sebesar -46% (qtq). Secara nominal, pada
triwulan II 2018 transaksi layanan RTGS tercatat sebesar Rp 579 miliar sedikit mengalami
kenaikan dibandingkan triwulan I 2018 sebesar Rp386,59 miliar (Grafik 5.3). Angka ini
menunjukkan bahwa pada triwulan II 2018 terjadi kenaikan sebesar 118.27% (qtq). Kenaikan ini
seiring dengan tingkat perilaku konsumtif masyarakat selama bulan ramadhan dan hari raya idul
fitri sehingga berdampak pada kebutuhan akan layanan transaksi nontunai high value.
Sumber: KPw BI Maluku Utara
Grafik 5.3 Perkembangan RTGS di Maluku Utara
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
I II III IV I II
2017 2018
Jumlah Transaksi Nominal (Rp Miliar)
60
5.2.3 Layanan Keuangan Digital (LKD)
Definisi LKD menurut Peraturan Bank Indonesia (PBI) 16/8/PBI/2014 tentang uang
elektronik adalah kegiatan layanan jasa system pembayaran dan keuangan yang dilakukan
melalui kerjasama dengan pihak ketiga serta menggunakan sarana dan perangkat teknologi
berbasis mobile/web dalam rangka keuangan inklusif. Penyelenggaraan LKD dapat dilakukan
bank dengan LKD badan hukum maupun agen LKD individu.
Jumlah agen LKD di Maluku Utara mengalami penurunan pada triwulan II 2018 jika
dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan I 2018 tercatat jumlah agen LKD sebanyak
3.226 dibandingkan triwulan II 2018 yang terkontraksi sebesar -25,36% (qtq) menjadi 2.408.
Penurunan jumlah agen LKD juga diiringi dengan penurunan jumlah uang elektronik di Maluku
Utara yang tercatat sebanyak -8.99% (qtq) pengguna, terkoreksi turun sebesar 739 dibanding
triwulan sebelumnya (Grafik 5.4).
Sumber: KPw BI Maluku Utara
Grafik 5.4 Perkembangan Agen LKD dan Uang Elektronik di Maluku Utara
775 894
1.151 1.620 1.785 1.811 1.903
2.665
3.226
2.408
‐
100
200
300
400
500
600
700
800
900
‐
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
I II III IV I II III IV I II
2016 2017 2018Jumlah Agen LKD Jumlah Uang Elektronik
61
Tingkat Pengangguran Terbuka di Maluku Utara menunjukkan penurunan
dibanding Agustus 2017 dan Februari 2017. Secara umum, tingkat kesejahteraan
masyarakat pedesaan khususnya petani di Maluku Utara masih dalam kondisi yang
relatif baik.
BAB VI KETENAGAKERJAAN DAN
KESEJAHTERAAN “Kesejahteraan Masyarakat Maluku Utara
Masih Dalam Tingkat yang Baik”
TPT
4,65%
NTP
98,87
62
6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Maluku Utara pada Februari 2018 tercatat
sebesar 4,65%, lebih rendah dibanding Agustus 2017 dan Februari 2017 yang masing-masing
sebesar 5,33% dan 4,82% (Grafik 6.1). Penurunan TPT tersebut diikuti oleh kenaikan Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada periode yang sama. TPAK Maluku Utara pada Februari
2018 tercatat sebesar 71,49%, lebih tinggi dibanding Agustus 2017 dan Februari 2017 yang
masing-masing sebesar 63,65% dan 69,48% (Grafik 6.1). Kenaikan tersebut bukan hanya dari
sisi persentase, namun juga dari sisi jumlah. Angkatan kerja di Maluku Utara yang bekerja pada
Februari 2018 tercatat sebanyak 560,6 ribu jiwa lebih banyak dari Agustus 2017 dan Februari
2017 yang masing-masing sebanyak 488,7 ribu jiwa dan 530,3 ribu jiwa.
Grafik 6.1 Perkembangan TPT dan TPAK Maluku Utara
Kondisi tersebut terkonfirmasi oleh hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara. Saldo Bersih Tertimbang (SBT) Penggunaan
Tenaga Kerja pada triwulan II 2018 tercatat sebesar 8,94%, lebih tinggi dibanding triwulan I 2018
yang sebesar 1,11% (Tabel 6.1). Angka SBT positif tersebut mengindikasikan bahwa sebagian
besar responden pelaku usaha mengkonfirmasi peningkatan penggunaan tenaga kerja di
perusahaan dibanding triwulan sebelumnya. Semakin tinggi nilai SBT maka semakin banyak
responden yang mengkonfirmasi penambahan penggunaan tenaga kerja di perusahaan.
membaiknya kondisi ketenagakerjaan di Maluku Utara tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi
Maluku Utara yang selalu berada diatas rata-rata nasional, dan dengan demikian mampu
menyerap tenaga kerja dengan baik.
Feb Agsts Feb Agsts Feb Agsts Feb Agsts Feb Agsts Feb
2013 2014 2015 2016 2017 2018
TPAK 67.72% 64.35% 66.43% 63.88% 67.99% 66.43% 67.83% 66.19% 69.48% 63.65% 71.49%
TPT 5.43% 3.80% 5.65% 5.29% 5.56% 6.05% 3.43% 4.01% 4.82% 5.33% 4.65%
Penggunaan Tenaga Kerja (SBT) 3.62% -4.26% 5.04% -2.84% 3.38% 1.11% 8.94%
-6%
-4%
-2%
0%
2%
4%
6%
8%
10%
58%
60%
62%
64%
66%
68%
70%
72%
74%
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara dan Survei Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia, diolah
63
Tabel 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Maluku Utara (ribu jiwa)
Secara sektoral, atau berdasarkan klasifikasi lapangan kerja utama pada Februari 2018,
penyerapan tenaga kerja paling besar terjadi pada sektor pertanian, perkebunan, kehutanan,
perburuan, dan perikanan, yaitu sebanyak 223,4 ribu orang atau sebanyak 39,84% dari angkatan
kerja. Selanjutnya, diikuti oleh sektor jasa kemasyarakatan, sosial, dan perorangan yang
menyerap sebanyak 102,2 ribu orang atau sebanyak 18,22% dari angkatan kerja (Grafik 6.2).
Secara historis, struktur ketenagakerjaan berdasarkan lapangan pekerjaan utama tersebut relatif
tidak berubah jika dibandingkan dengan beberapa periode sebelumnya (Grafik 6.2). Lapangan
usaha Pertanian, perkebunan, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan masih menjadi lapangan
usaha yang menyerap tenaga kerja paling banyak di Maluku Utara.
Grafik 6.2 Jumlah Tenaga Kerja pada Lapangan Pekerjaan Utama di Maluku Utara (ribu jiwa)
Meski demikian, dapat dilihat bahwa secara komposisi, lapangan usaha pertanian pada
Februari 2018 tercatat menyerap tenaga kerja sebesar 39,84%, lebih rendah dibanding Agustus
2017 yang mampu menyerap 40.72% tenaga kerja di Maluku Utara. Share yang berkurang
2018Feb Agsts Feb Agsts Feb Agsts Feb763,3 773,18 782,4 792,5 801,9 811,0 822,4
519 513,6 530,7 524,5 557,1 516,2 588,0Bekerja 490,2 482,54 512,5 503,5 530,3 488,7 560,6Pengangguran 28,8 31,06 18,2 21 26,8 27,5 27,4
244,3 259,58 251,7 268 244,7 294,8 234,567,99% 66,43% 67,83% 66,19% 69,48% 63,65% 71,49%5,56% 6,05% 3,43% 4,01% 4,82% 5,33% 4,65%
2017
TPAKTPT
2015 2016Indikator
Penduduk 15 Tahun KeatasAngkatan Kerja
Bukan Angkatan Kerja
245.0 242.4 225.2 205.5 234.0 199.0 223.4
87.9 84.795.7 104.5 100.1 107.0 102.2
72.9 63.775.2 72.0 78.1 63.9 96.3
8.9 17.4 26.4 44.5 36.2 34.1 47.923.0 23.2 25.5 21.8 31.9 29.8 31.852.5 51.1 64.5 55.2 49.9 55.0 59.2
Feb Agsts Feb Agsts Feb Agsts Feb
2015 2016 2017 2018
Lainnya
Konstruksi
Industri Pengolahan
Perdagangan, Rumah Makan,dan Jasa Akomodasi
Jasa Kemasyarakatan, Sosial,dan Perorangan
Pertanian, Perkebunan,Kehutanan, Perburuan, danPerikanan
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
64
tersebut mengindikasikan adanya shifting tenaga kerja pada lapangan usaha yang lain seperti
lapangan usaha Perdagangan, Rumah Makan, dan Jasa Akomodasi, dan lapangan usaha
Industri Pengolahan. Lapangan usaha perdagangan menyerap 17,17% tenaga kerja pada
Februari 2018, lebih tinggi dibanding Agustus 2017 yang sebesar 13,07%. Hal ini didorong oleh
adanya ekspansi usaha karena naiknya konsumsi masyarakat pada perayaan Hari Raya Idul Fitri
1439 H dan dan momen menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak Selanjutnya,
peningkatan penyerapan tenaga kerja dari lapangan usaha Industri Pengolahan diindikasikan
oleh meningkatnya kebutuhan tenaga kerja di perusahaan pemurnian logam nikel (smelter nikel)
pada triwulan I 2018, ataupun di sepanjang tahun 2018. Masuknya investasi yang diindikasikan
oleh peningkatan penyaluran kredit investasi (lokasi proyek) oleh bank asing asal Tiongkok di
Maluku Utara pada triwulan I 2018 mengindikasikan adanya upaya ekspansi perusahaan smelter
di tahun 2018 yang secara langsung akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja di
perusahaan tersebut.
6.2 Tingkat Kesejahteraan Daerah
Kesejahteraan masyarakat di area pedesaan terpantau menunjukkan sedikit
penurunan. Pada triwulan II 2018, Nilai Tukar Petani (NTP) Maluku Utara tercatat sebesar
98,87, menurun dibanding triwulan I 2018 yang tercatat sebesar 100,19 (Grafik 6.3 dan
Grafik 6.4). Hal ini sejalan dengan pertumbuhan NTP Maluku Utara mengalami penurunan, yaitu
dari -1,06% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi -2,15% (yoy) pada triwulan II 2018, angka
pertumbuhan yang mengalami kontraksi tersebut menunjukkan kesejahteraan petani mengalami
penurunan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Penurunan NTP Maluku Utara mengindikasikan
bahwa secara relatif tingkat kemampuan/daya beli petani menurun.
65
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Grafik 6.3 Perkembangan NTP Maluku Utara Grafik 6.4 NTP per Subsektor di Maluku Utara
Berdasarkan kategorinya, NTP yang mengalami peningkatan dari triwulan I 2018 ke
triwulan II 2018 adalah sektor NTP Peternakan dan NTP Perikanan Tangkap. Sementara itu
sektor NTP Tanaman Pangan, NTP Hortikultura dan NTP Perkebunan Rakyat menunjukkan nilai
NTP yang lebih rendah dibanding periode triwulan II 2017 dan triwulan I 2018
Karakteristik petani di Maluku Utara umumnya lebih menyukai tanaman perkebunan, dan
sebagian tanaman pangan. Hanya sedikit yang bercocok tanam komoditas hortikultura, dan
melihat kondisi nyata di lapangan, komoditas hortikultura yang dikonsumsi di Maluku Utara
(khususnya di Ternate) dipenuhi oleh pasokan dari luar daerah seperti Manado, Surabaya, NTB
dan Jakarta. Di sisi lain, NTP Gabungan Maluku Utara menunjukkan tren penurunan ranking (dari
April hingga Juni 2018) apabila dibandingkan dengan provinsi-provinsi di Kawasan Timur
Indonesia (Tabel 6.2).
66
Tabel 6.2 Nilai Tukar Petani (NTP) Kawasan Timur Indonesia
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Dari sisi ketimpangan pendapatan, terdapat kecenderungan penurunan ketimpangan
pengeluaraan penduduk Maluku Utara yang terindikasi dari menurunnya gini ratio dari 0,330 pada
triwulan III tahun 2017 menjadi 0,328 pada triwulan I 2018 (data dipublikasi Juli 2018). Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat ketimpangan pengeluaran di Provinsi Maluku Utara semakin rendah.
Gini ratio di Provinsi Maluku Utara merupakan yang terendah ke-7 dari 34 provinsi di Indonesia.
6.3 Profil Kemiskinan Daerah
Berdasarkan data BPS Ternate, jumlah penduduk miskin di pedesaan masih lebih besar
dibandingkan di perkotaan. Jumlah penduduk miskin di Ternate yang berdomisili di desa
sebanyak 83,62% dari total jumlah penduduk miskin di Ternate, atau sebanyak 68,12 ribu orang
dan sisanya 16,38% atau sebanyak 13,34 ribu orang tinggal di perkotaan. Dari angka tersebut
terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin di pedesaan sebesar 5,66%, sementara penduduk
miskin di perkotaan meningkat sebesar 11,17% dibandingkan tahun sebelumnya.
NO. PROVINSI NTP1 Sulawesi Barat 110,832 Nusa Tenggara Barat 106,043 Nusa Tenggara Timur 103,634 Bali 103,185 Gorontalo 102,606 Sulawesi Selatan 101,917 Maluku 100,838 Papua Barat 99,909 Maluku Utara 99,7210 Sulawesi Tengah 97,9811 Kalimantan Tengah 96,7712 Kalimantan Timur 96,4313 Sulawesi Tenggara 95,7614 Kalimantan Barat 95,5115 Kalimantan Selatan 94,8316 Sulawesi Utara 94,4117 Papua 91,78
101,61
Apr-18
Nasional
NO. PROVINSI NTP1 Sulawesi Barat 113,322 Nusa Tenggara Barat 106,693 Nusa Tenggara Timur 104,694 Gorontalo 103,335 Bali 103,236 Sulawesi Selatan 103,317 Maluku 101,008 Papua Barat 100,189 Sulawesi Tengah 99,1910 Maluku Utara 98,3811 Sulawesi Tenggara 96,7612 Kalimantan Tengah 96,5013 Kalimantan Timur 96,3514 Kalimantan Barat 96,2715 Sulawesi Utara 94,8716 Kalimantan Selatan 94,3117 Papua 91,73
101,99
Mei-18
Nasional
NO. PROVINSI NTP1 Sulawesi Barat 112,172 Nusa Tenggara Barat 107,413 Nusa Tenggara Timur 105,264 Gorontalo 103,685 Bali 103,546 Sulawesi Selatan 103,147 Maluku 101,798 Papua Barat 100.559 Maluku Utara 98,5010 Sulawesi Tengah 98,4911 Kalimantan Tengah 97,0212 Kalimantan Timur 96,9113 Sulawesi Tenggara 95,8114 Kalimantan Barat 95,6915 Sulawesi Utara 94,8916 Kalimantan Selatan 94,6617 Papua 91,65
102,04Nasional
Jun-18
67
Grafik 6.5 Jumlah Penduduk Miskin Desa dan Kota
Grafik 6.6 Persentase Jumlah Penduduk Miskin
Desa dan Kota
Garis kemiskinan merupakan harga yang dibayar oleh kelompok acuan untuk memenuhi
kebutuhan pangan sebesar 2.100 kilokalori/kapita per hari dan kebutuhan nonpangan esensial,
seperti perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, transportasi, dan lainnya. Berdasarkan
hasil survei nasional, pada periode September 2017 - Maret 2018, garis kemiskinan Maluku Utara
naik sebesar 3,76% atau naik Rp14.926/kapita per bulan, yakni dari Rp397.340/kapita per bulan
menjadi Rp412.266/kapita per bulan. Peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan
jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan.
Pada September 2017 - Maret 2018, penyumbang garis kemiskinan terbesar yakni
komoditas makanan baik di perkotaan maupun pedesaan hampir sama. Pada Maret 2018 beras
memberikan sumbangan sebesar 23,77% di perkotaan dan 27,31% di pedesaan. Rokok kretek
filter juga memberikan sumbangan terbesar kedua pada garis kemiskinan baik di perkotaan
maupun pedesaan sebesar 11,98% di perkotaan dan 9,50% di pedesaan.
Grafik 6.7 Garis Kemiskinan Makanan dan Non Makanan Desa dan Kota
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
68
Permasalahan kemiskinan tidak sekedar jumlah dan persentase penduduk miskin, namun
juga jarak rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan (tingkat kedalaman)
yang disebut sebagai P1 dan keragaman pengeluaran antar penduduk miskin (P2). Nilai P1 tahun
ini menunjukkan peningkatan 0,08 poin atau sebesar 0,81 pada September 2017 menjadi 0,89
pada Maret 2018. Peningkatan nilai P1 tersebut terjadi di perdesaan dan perkotaan yang
mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,12 dan 0,06 poin. Sementara itu, nilai P2 juga
mengalami peningkatan 0,04 poin atau menjadi 0,19 pada Maret 2018 (Tabel 6.3).
Tabel 6.3 Nilai Tukar Petani (NTP) di Maluku Utara
Peningkatan kedua nilai yaitu P1 dan P2 mengindikasikan rata-rata pengeluaran
penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran diantara
penduduk miskin cenderung semakin lebar. Ditinjau secara daerah kota-desa, nilai P1 dan P2
antar perkotaan dan perdesaan menunjukkan bahwa kesenjangan kemiskinan di perdesaan lebih
tinggi daripada di perkotaan. Hal ini dapat dilihat dari nilai P1 dan P2 pada Maret 2018, dimana
nilai kedua indeks (P1 dan P2) di perdesaan lebih tinggi dibanding di perkotaan.
6.4 Profil Kebahagiaan Daerah
Indeks Kebahagiaan merupakan indeks komposit yang dihitung secara tertimbang
menggunakan dimensi dan indikator dengan skala 0-100. Semakin tinggi nilai indeks
menunjukkan tingkat kehidupan penduduk yang semakin bahagia. Sebaliknya, semakin rendah
nilai indeks maka semakin merasa tidak bahagia.
Indeks Kebahagiaan antar provinsi di Indonesia bervariasi dengan rentang antara 67,52
sampai dengan 75,68. Tiga provinsi yang memiliki nilai Indeks Kebahagiaan tertinggi adalah
Provinsi Maluku Utara sebesar 75,68, Maluku sebesar 73,77, dan Sulawesi Utara sebesar 73,69.
Sedangkan Provinsi yang memiliki Indeks Kebahagiaan terendah yakni Papua sebesar 67,52,
Sumatera Utara sebesar 68,41, dan Nusa Tenggara Timur sebesar 68,98.
Kota Desa Kota+Desa Kota Desa Kota+Desa
Maret'14 0,44 1,35 1,10 0,07 0,33 0,26
Sept'14 0,40 1,44 1,16 0,07 0,31 0,25
Maret'15 0,29 0,86 0,70 0,04 0,16 0,13
Sept'15 0,61 1,35 1,15 0,14 0,32 0,27
Maret'16 0,37 0,86 0,73 0,06 0,22 0,18
Sept'16 0,25 1,18 0,92 0,02 0,28 0,21
Maret'17 0,67 0,86 0,81 0,25 0,18 0,20
Sept'17 0,57 0,91 0,81 0,11 0,17 0,15
Maret'18 0,69 0,97 0,89 0,19 0,19 0,19
P1 (%) P2 (%)Periode
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
69
Grafik 6.8 Indeks Kebahagian Penduduk Menurut Provinsi, 2017
Komponen penyusun Indeks Kebahagian terdiri dari dimensi kepuasan (subdimensi
personal dan subdimensi sosial), dimensi perasaan (affect), dan dimensi makna hidup
(eudaimonia). Indeks indikator penyusun Indeks Kebahagian tertinggi adalah Keharmonisan
Keluarga sebesar 85,86 (Subdimensi Sosial). Sementara indeks indikator penyusun Indeks
Kebahagian terendah adalah Perasaan Tidak Khawatir/Cemas sebesar 65,74 (Dimensi
Perasaan/Affect).
Gambar 6.1 Indikator Penyusun Indeks Kebahagiaan Maluku Utara, 2017
75,68
70,69
62,00
64,00
66,00
68,00
70,00
72,00
74,00
76,00
78,00
Indeks
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
70
Pada Dimensi Perasaan (Affect), indikator yang memiliki indeks tertinggi adalah Perasaan
Senang/Riang/Gembira sebesar 81,05, sementara yang terendah adalah Perasaan Tidak
Khawatir/Cemas sebesar 65,74. Pada Dimensi Makna Hidup (Eudaimonia), indikator yang
memiliki indeks tertinggi adalah Tujuan Hidup sebesar 82,83, sebaliknya yang terendah adalah
Pengembangan Diri sebesar 72,68. Penduduk Maluku Utara pada umumnya merasa optimis
dengan masa depannya yang tercermin dari indeks Tujuan Hidup yang mencapai level 82,83.
Sementara itu, tingkat pengembangan potensi diri melalui upaya peningkatan pengetahuan,
keterampilan, dan sebagainya relatif rendah yaitu sebesar 72,68.
6.4 Profil Pembangunan Manusia
Gambar 6.2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kawasan Timur Indonesia Menurut Provinsi dan
Status Pembangunan Manusia
Pembangunan manusia yang dicerminkan oleh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di
Maluku Utara kembali menunjukkan peningkatan. IPM Maluku Utara di tahun 2017 tercatat
tumbuh sebesar 0,86% dibanding tahun 2016. Meski menunjukkan tren peningkatan, namun IPM
Maluku Utara sebesar 67,20 di tahun 2017 tersebut masih lebih rendah dibanding rata-rata KTI
yang sebesar 68 pada periode yang sama. Berdasarkan pengkategoriannya oleh Badan Pusat
Statistik (BPS), IPM Maluku Utara juga tergolong sedang, yaitu diantara 60 dan 70. Adapun
provinsi di KTI yang memiliki IPM Tinggi adalah Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, dan
Sulawesi Selatan. Sementara Papua tercatat sebagai satu-satunya Provinsi dengan nilai IPM
Rendah, yaitu sebesar 59,09 pada tahun 2017.
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
71
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Grafik 6.9 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia di Maluku Utara
Meningkatnya IPM Maluku Utara pada tahun 2017 didorong oleh naiknya seluruh
komponen pembentuknya, Umur Harapan Hidup (UHH), Harapan Lama Sekolah (HLS), dan
Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) cenderung meningkat sejak tahun 2015 hingga tahun 2017
(Grafik 6.9). Secara spasial, Kota Ternate mencatatkan IPM tertinggi di Maluku Utara (Grafik
6.10). Angka IPM kota Ternate pun tergolong tinggi, yaitu 77,8 di tahun 2016 dan 78,48 di 2017,
berbeda dengan IPM di Kota/Kabupaten lainnya di Maluku Utara yang masih bernilai dibawah
70. Kondisi ini mengindikasikan, fasilitas sosial dan infrastruktur lainnya di Kota Ternate jauh lebih
baik dibanding di wilayah lainnya di Maluku Utara. Hal tersebut menunjukkan perlu adanya
pembangunan yang lebih merata di daerah selain Kota Ternate di Maluku Utara sehingga kualitas
hidup rakyat Maluku Utara semakin meningkat dari sisi Umur Harapan Hidup, Harapan Lama
Sekolah, dan Rata-Rata Lama Sekolah. Meskipun secara umum IPM di sebagian besar Kota dan
Kabupaten di Maluku Utara bernilai rendah – sedang, namun IPM tersebut menunjukkan
peningkatan dari tahun ke tahun, termasuk dari tahun 2016 ke tahun 2017.
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Grafik 6.10 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia di Maluku Utara
72
73
a
Perekonomian Maluku Utara pada triwulan IV 2018 diperkirakan mengalami
akselerasi pertumbuhan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dan berada pada
kisaran 6,82% (yoy) – 7,22% (yoy).
Sementara itu, inflasi pada periode triwulan IV 2018 diproyeksikan akan meningkat
dari pada triwulan sebelumnya dan berada pada kisaran 3,81% - 4,21% (yoy) dengan
kecenderungan bias ke atas.
BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN “Ekonomi Maluku Utara diproyeksikan mengalami akselerasi pertumbuhan dengan tingkat inflasi terjaga”
Proyeksi Ekonomi Triwulan IV 2018
6,82% -
7,22%
Proyeksi Inflasi Triwulan IV 2018
3,81% -
4,21%
74
7.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian Maluku Utara pada triwulan IV 2018 diproyeksikan masih tumbuh
positif, meskipun melambat dibandingkan triwulan III 2018 dan berada pada kisaran 6,82%
– 7,22% (yoy). Dari sisi permintaan, percepatan pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh
akselerasi pada sektor konsumsi rumah tangga yang disebabkan oleh siklus tingginya konsumsi
pada Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru yang jatuh pada pada
triwulan IV 2018. Selain itu, sektor konsumsi pemerintah juga diperkirakan akan mengalami
akselerasi dalam rangka realisasi proyek – proyek pemerintah yang jatuh pada akhir tahun
anggaran 2018. Selain itu, PMTB diperkirakan juga akan mengalami percepatan yang
dipengaruhi oleh adanya rencana pembangunan industri baterai lithium mobil listrik oleh
perusahaan Tiongkok dan Perancis di Halmahera Utara yang groundbreaking-nya dilaksanakan
pada Agustus 2018.
Di lain sisi, perlambatan pertumbuhan ekonomi akan dipengaruhi oleh menurunnya trend
ekpor Luar Negeri Maluku Utara mulai dari triwulan I 2018 yang secara umum disebabkan oleh
penurunan volume ekspor feronikel ke Tiongkok.
Grafik 7.1 Perkembangan PDRB Malut dan Proyeksinya
75
Sementara itu, dari sisi penawaran lapangan usaha pertanian diperkirakan mengalami
akselerasi yang disebabkan oleh adanya perbaikan tata niaga dan tata kelola atas dukungan baik
Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Daerah untuk mendorong swa sembada pangan
khususnya sayur mayur dan barito serta perikanan. Sejalan dengan itu, lapangan usaha
perdagangan diperkirakan juga mengalami akselerasi menjelang puncak konsumsi kedua selama
tahun berjalan yang disebabkan HBKN Natal dan Tahun Baru 2018.
Secara keseluruhan, pemberlakuan penambahan kuota ekspor nikel dan aktivasi smelter
nikel pada 2017 akan mengakibatkan base effect dari lapangan usaha pertambangan dan industri
pengolahan di 2018, serta hasil pilkada 2018 yang mengakibatkan sikap wait and see para pelaku
usaha akan mewarnai perlambatan pertumbuhan provinsi Maluku Utara pada tahun 2018,
pertumbuhan ekonomi tahun 2018 diproyeksikan akan melambat menjadi sebesar 7,0% -
7,4%. Meskipun demikian, pertumbuhan tersebut masih tinggi dan pelemahan ekonomi tersebut
masih dapat ditopang oleh akselerasi kinerja pertanian yang dapat menahan kontraksi lebih
dalam. Peningkatan kinerja pertanian didorong oleh masuknya masa panen dan cuaca yang
mendukung peningkatan produksi ikan tangkap. Selain itu, konsumsi rumah tangga diperkirakan
meningkat dan dapat menopang perekonomian. Hal tersebut seiring dengan kegiatan perayaan
Natal dan liburan akhir tahun.
7.1.1 Sisi Permintaan
Dari sisi permintaan, puncak konsumsi kedua selama tahun berjalan menjelang HBKN
Natal dan Tahun Baru akan mempengaruhi akselerasi konsumsi rumah tangga dan konsumsi
pemerintah. Konsumsi rumah tangga diperkirakan akan mengalami percepatan, sedangkan
konsumsi pemerintah diperkirakan akan mengalami percepatan yang disebabkan oleh realisasi
pengadaan proyek – proyek yang sebagian besar jatuh tempo pada akhir tahun anggaran 2018.
Di lain sisi, akselerasi pertumbuhan ini akan ditahan oleh perlambatan pertumbuhan dari
sektor ekspor Luar Negeri dengan melanjutnya trend penurunan ekspor Luar Negeri Maluku
Utara secara keseluruhan sejak triwulan I 2018 yang secara umum disebabkan menurunnya
ekspor feronikel dan menurunnya kebutuhan feronike dari Maluku Utara. Pertumbuhan Ekspor
Luar Negeri diperkirakan akan mengalami perlambatan terjaga. Hal ini sejalan dengan kontraksi
pertumbuhan pada lapangan usaha industri pengolahan pada triwulan IV 2018.
76
7.1.2 Sisi Penawaran Apabila dilihat dari sisi penawaran, lapangan usaha pertanian diperkirakan mengalami
akselerasi pada triwulan IV 2018 disebabkan oleh membaiknya tata kelola dan tata niaga atas
dukungan pemerintah daerah untuk mendorong produksi sayur mayur dan barito di sentra
produksi Tidore dan Halmehara. Sejalan dengan itu, lapangan usaha perdagangan juga
diperkirakan mengalami akselerasi yang disebabkan oleh tingginya aktivitas konsumsi
masyarakat di Maluku Utara menjelang HBKN Natal dan Tahun Baru yang jatuh pada triwulan IV
2018. Lapangan usaha pertanian dan perdagangan diperkirakan akan tumbuh di triwulan IV 2018.
Selain, akselerasi juga akan dialami oleh lapangan usaha pertambangan yang
diperkirakan akan memaksimalkan kapasitas eksplorasi pada 2018 seiring dengan trend
meningkatnya ekspor bijih nikel ke Tiongkok. Lapangan usaha pertambangan diperkirakan akan
tumbuh di triwulan IV 2018.
Sementara itu, akselerasi pertumbuhan Maluku Utara akan ditahan oleh kontraksi pada
lapangan usaha industri pengolahan yang disebabkan dari based effect dimana puncak
pertumbuhan telah dilewati pada 2017 yang disebabkan oleh beroperasinya smelter feronikel
pada triwulan III dan IV 2017. Hal ini didukung juga dengan trend penurunan ekspor feronikel dari
triwulan I 2018 akibat shifting ekspor ke bijih nikel yang disebabkan tendensi perusahaan
tambang untuk mengekspor bijih nikel setelah diperolehnya tambahan kuota ekspor bijih nikel.
7.2 Outlook Inflasi Daerah
Tekanan inflasi Maluku Utara pada triwulan IV 2018 diperkirakan akan mengalami
peningkatan dibanding inflasi triwulan berjalan. Peningkatan inflasi di triwulan mendatang,
secara umum diperkirakan disebabkan oleh sebagian besar wilayah Maluku Utara telah
memasuki puncak konsumsi kedua tahun berjalan menjelang HBKN Natal dan Tahun Baru 2018.
Ketergantungan pasokan Maluku Utara baik bahan makanan, sandang, dan kebutuhan sehari –
hari lainnya yang didatangkan dari luar provinsi seperti Jawa dan Sulawesi akan mempengaruhi
kenaikan harga pada kelompok bahan makanan, sandang, dan Kesehatan. Adapun HBKN Natal
dan Tahun Baru akan mempengaruhi tingginya permintaan biaya angkutan seperti tiket pesawat
dan angkutan laut seiring dengan trend peningkatan minyak dan BBM akan mempengaruhi
kenaikan inflasi pada kelompok transpor dan bahan bakar. Selain itu, tekanan inflasi kelompok
rokok dan tembakau diperkirakan juga akan mendorong kenaikan kenaikan cukai rokok.
77
Sementara itu, prakiraan curah hujan Menurut BMKG yang masih cukup tinggi pada
pertengahan triwulan IV 2018 akan memberikan tekanan inflasi dari sisi supply yaitu gagal panen
dan gangguan distribusi bahan makanan berupa sayur mayur dan barito yang menjadi komoditas
konsumsi utama masyarakat Maluku Utara. Dengan terganggunya distribusi pasokan dari sentra
produksi tanaman holtikultura dari Halmahera dan Tidore ke sentra konsumsi di Ternate, maka
peningkatan kebutuhan masyarakat akan dipasok dari Jawa dan Sulawesi sehingga akan
mempengaruhi kestabilan harga pada kelompok bahan makanan dan makanan jadi.
Gambar 7.1 Perkiraan Curah Hujan pada November 2018
Tekanan inflasi ini diperkirakan dapat ditahan apabila beberapa rencana aksi yang
dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan perbaikan tata kelola dan tata niaga komoditas
utama serta peningkatan konektivitas pengangkutan komoditas bahan pangan strategis melalui
penyediaan angkutan bersubsidi berupa truk dan kapal sewa. Selain itu, peningkatan
produktivitas tanaman pangan dilakukan melalui ekstensifikasi dan pembudidayaan tanaman
pangan dan tanaman hortikultura penyebab inflasi seperti padi, aneka cabai, aneka bawang, dan
sayur-sayuran. Hingga awal triwulan berjalan, program-program tersebut telah memberikan
dampak pada terjaganya level inflasi pada tingkat yang rendah. Selain itu, mulai diaktifkannya
kembali kerjasama segitiga emas (Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan, dan Kabupaten
Halmahera Barat) dapat menjaga pasokan di Kota Ternate sebagai pusat konsumsi oleh
kabupaten/kota disekitarnya. Dengan demikian, risiko tekanan inflasi karena distribusi dapat
Sumber: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
78
diminimalisir. Selain itu, meningkatnya produksi komoditas tersebut menjadikan ketergantungan
Kota Ternate pada pasokan dari luar provinsi juga semakin berkurang.
Dengan mempertimbangkan kondisi terkini serta beberapa potensi risiko tersebut, Inflasi
pada akhir tahun 2018 diproyeksikan berada di 3,81% – 4,21% (yoy). Walaupun inflasi
diperkirakan meningkat dari tahun sebelumnya, inflasi Maluku Utara tersebut masih memenuhi
target nasional sebesar 3,5% ± 1%. Selanjutnya, produksi dan distribusi bahan makanan masih
menjadi tantangan utama provinsi Maluku Utara karena kondisi geografis yang merupakan
wilayah kepulauan. Ketergantungan Maluku Utara terhadap kebutuhan pasokan bahan pangan
strategis dari luar provinsi akan menjadi kendala utama dalam menjaga kestabilan harga
khususnya pada inflasi kelompok bahan makanan. Dengan membaiknya peran koordinasi dan
kinerja TPID di tahun 2018, diharapkan akan dapat memberikan aksi nyata untuk menjaga inflasi
bahan makanan meski diperkirakan masih mengalami sedikit kenaikan.
79
BOKS PARIWISATA MOROTAI
Pariwisata dapat dipengaruhi oleh departure pull dari sisi permintaan/demand dan arrival
push dari sisi penawaran/supply (Swarbrooke dan Horner, 2007; Page, 2009; Holloway, 2009;
dan Tribe, 2011). Sisi permintaan pariwisata dari wisatawan nusantara maupun mancanegara
dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya budaya berwisata, minat-keterkaitan, pendapatan,
pengalaman, dan referensi individu dan kelompok. Pasar pariwisata dari sisi penawaran daerah
pariwisata dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu informasi dan promosi, endownment, budaya
keterbukaan masyarakat, biaya perjalanan (transportasi-akomodasi), kondisi lingkungan,
infrastruktur, dan regulasi secara rinci dijelaskan pada Gambar 1.
Gambar 1 Pasar dan Indikator Pariwisata dengan Tarikan Permintaan
Jenis Bisnis Pariwisata
Permintaan Turunan (Derived Demand) untuk Sektor Bisnis:
Transportasi HotelRestoranJasa Hiburan
PerdaganganKeuangan‐Perbankan
IndustriPertanian
Departure Pull(Demand)
Domestik‐Internasional
Rata‐2Pengeluaran
JumlahWisatawan
LamaTinggal
PerjalananBisnis
KunjunganKeluarga
Budaya Berwisata
PariwisataAlam
PariwisataReligi
PariwisataBuatan
Minat‐Keterkaitan
Pendapatan
Pengalaman
Referensi Individu &Kelompok
Informasi & Promosi
Endownment
Budaya Keterbukaan Masyarakat
Biaya Perjalanan (Transp‐Akomodasi)
Kondisi Lingkungan
Infrastruktur
Regulasi
Pasar PariwisataArrival Push(Supply)
Indikator Pasar
Pariwisata
80
Pariwisata dikelompokan menjadi beberapa jenis bisnis pariwisata yaitu pariwisata
buatan, pariwisata alam, pariwisata religi, perjalanan bisnis, dan kunjungan keluarga.
Perkembangan bisnis pariwisata suatu daerah dapat dilihat dari beberapa indikator pariwisata
yaitu jumlah wisatawan, lama tinggal, dan rata-rata pengeluaran. Indikator pasar wisata tersebut
memiliki permintaan turunan untuk beberapa jenis sektor bisnis yaitu transportasi, hotel, restoran,
jasa hiburan, perdagangan, keuangan-perbankan, industri, dan pertanian.
Sejalan dengan hal tersebut, Provinsi Maluku Utara memiliki potensi kekayaan alam atau
endownment yang dapat dikembangkan menjadi pariwisata unggulan, sehingga dapat
memberikan dampak pengali (multiplier effect) terhadap perekonomian Maluku Utara. Salah satu
lokasi di Maluku Utara yang memiliki potensi pariwisata yang dapat dikembangkan untuk menjadi
pariwisata nasional maupun internasional yakni Kepulauan Morotai. Hal itu didukung dengan
terpilihnya Kepulauan Morotai sebagai salah satu dari sepuluh Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
dari Pemerintah Pusat yang tersebar diseluruh Indonesia.
KEK Morotai yang terletak di Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara ditetapkan melalui
Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2014 dengan luas area 1.101,76 Ha. KEK Morotai memiliki
keunggulan geostrategis yaitu merupakan pulau terluar di sisi timur laut Indonesia yang dekat
dengan negara-negara ASEAN dan Asia Timur. Berada di tengah Samudera Pasifik, Pulau
Morotai dahulu merupakan salah satu basis militer pada Perang Dunia II yang kini kaya akan
barang peninggalan bersejarah. Selain menjadi wisata sejarah, KEK Morotai juga memiliki
keunggulan wisata bahari dengan keindahan pantai dan bawah laut yang mempesona.
Hamparan pasir putih halus, air laut yang jernih serta terumbu karang yang indah merupakan
daya tarik wisata KEK Morotai (Gambar 2).
Gambar 2 Lokasi Kepulauan Morotai
81
Kepulauan Morotai dilintasi oleh Alur Laut Kepulauan Indonesia III yang juga merupakan
jalur migrasi ikan tuna, sehingga KEK Morotai dapat menjadi sumber bahan baku bagi industri
pengolahan perikanan. Dengan potensi yang dimiliki, KEK Morotai akan menjadi pusat industri
perikanan didukung dengan logistik yang akan menjadikan Pulau Morotai hub internasional di
kawasan timur Indonesia. Berbeda dengan destinasi wisata kepulauan lainnya di Indonesia, KEK
Morotai memberikan nuansa sejarah sebagai nilai tambah bagi wisatawan. KEK Morotai
diharapkan dapat menjadi destinasi wisata internasional dengan perkiraan investasi pelaku
usaha sebesar Rp 30,44 triliun hingga 2025. Akan tetapi, target yang dipasang terlalu ambisius
sedangkan progress pembangunan infrastruktur masih terbatas (Gambar 3).
Gambar 3 Target dan Rencana KEK Morotai
82
Dalam perkembangan pariwisata Morotai jumlah wisman pada tahun 2017 menurun
dibandingkan tahun 2016 dari 1304 menjadi 734. Angka ini masih kecil dibandingkan dengan 3
destinasi wisata di wilayah KTI seperti Mandalika, labuan bajo, dan wakatobi (Grafik 1). Adapun
jumlah investasi PMA Meningkat dari 0,14 juta USD menjadi 2,06 juta USD (Grafik 2).
Grafik 1 Jumlah Wisman di Destinasi Wisata
Baru KTI
Grafik 2 Jumlah Investasi PMA (juta USD)
1,404,328 1,430,249
65,499
80,665 15,939
16,718 1,304
734
1,300,000
1,350,000
1,400,000
1,450,000
1,500,000
1,550,000
2016 2017Mandalika Labuan Bajo Wakatobi Morotai
30.47
85.2411.26
36.43
0.05
0.01
0.14
2.06
0
20
40
60
80
100
120
140
2016 2017Mandalika Labuan Bajo Wakatobi Morotai
Sumber : kemenpar Sumber : kemenpar
Top Related