i
ii
INOVASI PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING PADA
GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP N 2 KLEDUNG
KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN
2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Endy Wahyu Cahyono
NIM 23010 15 0109
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
iii
iv
v
vi
MOTTO
“Ilmu tidak akan dapat diraih kecuali dengan ketabahan” (Imam Syafi’i)
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis persembahkan skripsi ini kepada:
1. Bapak dan Ibu saya tercinta, Bapak Tuyono dan Ibu Indang Sri Hidajati yang
tak hentinya memberikan dukungan baik dukungan materiil maupun non
materiil dan tentunya segenap doa restunya sehingga saya bisa menyelesaikan
tugas kuliah akhir ini, Semoga ini menjadi salah satu hadiah indah untuk
beliau dan semoga penulis bisa membahagiakan dan membanggakan dengan
hal-hal positif lainnya.
2. Adikku tersayang Nabila Wahyu Cahyati dimana telah membuat saya
merasakan betapa indahnya menjadi seorang kakak. Sehingga semangat ini
tumbuh berdasarkan kecintaan dan yang selalu mengingatkan doa atas
perubahan yang lebih baik, yang selalu memberi semangat dan dukungan
kepada saya.
3. Keluarga besar mbah bandi dan alm mbah mayem yang senantiasa
memberikan dukungan sehingga terselesaikannya skripsi ini.
4. Khoeri Azizah beserta keluarga yang selalu memotivasi dan membantu
penulis agar senantiasa menyelesaikan skripsi ini.
5. Keluargaku Forum Mahasiswa Temanggung di Salatiga (FORMATAS) yang
telah memberikan pengalaman dan pembelajaran yang tidak bisa saya
sebutkan satu per satu.
6. Teman teman pemuda sekrikil yang senantiasa mendukung dan memotivasi
viii
7. Teman seperjuangan PPL MTs Al-Uswah Bergas dan KKN di desa
Tembelang yang senantiasa membantu dalam hal pengembangan kepribadian
8. Teman-teman PAI 2015 yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu serta
teman di kampus seluruhnya.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT atas
segala limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan
kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Inovasi Pembelajaran
Berbasis E-Learning pada Guru Pendidikan Agama Islam Di SMP N 2 Kledung
Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2019/2020”.
Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan baginda Rasulullah
SAW, manusia inspirasi penuh keteladanan yang senantiasa dinantikan syafa’at di
hari kiamat. Tidak lupa shalawat serta salam juga disampaikan kepada keluarga
sahabat dan orang-orang yang senantiasa istiqomah di jalan kebaikan.
Penulis menyadari bahwa penulis skripsi ini tidak akan selesai tanpa motifasi,
dukungan, dan hambatan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian skripsi ini. Secara khusus penulis menyampaikan terimakasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri IAIN Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan (FTIK).
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku Ketua Program Pendidikan Agama Islam
(PAI).
x
4. Bapak Guntur Cahyono M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
membimbing dengan ikhlas, mengarahkan dan meluangkan waktunya untuk
penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Ibu Dra. Siti Farikhah, M.Pd. selaku dosen Pembimbing Akademik.
6. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen IAIN Salatiga yang tidak bisa saya sebutkan
satu-satu yang telah membekali ilmu pengetahuan serta karyawan IAIN
Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.
7. Bapak Suadi, M.Ag. selaku Guru Pendidikan Agama Islam di SMP N 2
Kledung Kabupaten Temanggung.
8. Seluruh bapak ibu guru dan karyawan di SMP N 2 Kledung Kabupaten
Temanggung.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, semoga segala bantuan yang
diberikan mendapat balasan dan Ridho Allah Swt. Serta tercatat sebagai
amalan ibadah.
Penulis masih menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Maka
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis, semoga hasil
skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis serta bagi para pembaca pada
umumnya Amiin.
Temanggung, 12 Oktober 2020
Endy Wahyu Cahyono
NIM. 23010 15 0109
xi
ABSTRAK
Endy Wahyu Cahyono. (2020). Inovasi Pembelajaran Berbasis E-Learning pada
Guru Pendidikan Agama Islam di SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung
Tahun Pelajaran 2019/2020.
Kata Kunci: Inovasi Pembelajaran Berbasis E-Learning dan Guru Pendidikan
Agama Islam
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui inovasi yang dilakukan oleh guru
Pendidikan Agama Islam di SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung dalam
pelaksanaan pembelajaran berbasis e-learning.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu
penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di lapangan. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Tujuan observasi adalah untuk
membaca gambaran kondisi yang diteliti sebelum mendokumentasikan informasi
yang di dapat, tujuan wawancara untuk memperoleh informasi mengenai
pelaksanaan pembelajaran berbasis e-learning, dokumentasi bertujuan untuk
mengetahui keadaan ketika pembelajaran berlangsung.
Hasil penelitian ini mengungkapkan tiga temuan yaitu: 1) pelaksanaan
pembelajaran berbasis e-learning yang dimana pada awalnya menggunakan metode
daring, akan tetapi ada beberapa kendala dalam pelaksanaannya 2) hambatan dalam
pelaksanaan pembelajaran berbasis e-learning, yaitu kurangnya perekonomian dari
orang tua siswa, kurang minatnya siswa dalam mengikuti pembelajaran berbasis
online, tidak semua siswa mempunyai handphone sendiri 3) guru berinovasi dalam
pemecahan hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis e-learning yaitu
mengkombinasikan pembelajaran berbasis daring atau e-learning dengan metode
luring (luar jaringan). Hasil penelitian dapat disimpulkan Inovasi guru Pendidikan
Agama Islam dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis e-learning, guru
melakukan kombinasi antara Daring dengan Luring. Berbagai hambatan yang
terjadi saat pembelajaran bisa terselesaikan dengan metode belajar Luring,
pelaksanaan pembelajaran dengan metode luring adalah dengan pembagian
kelompok sesuai alamat domisili tempat tinggal siswa yang dimana setiap
kelompok diberikan perwakilan atau ketua kelompok yang diberi tugas untuk
mengontrol anggota kelompoknya baik tugas ataupun pemahaman materi dan guru
mengkoordinir melalui perwakilan atau ketua kelompok yang telah ditunjuk serta
tetap menjelaskan materi baik melalui WA grup.
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ......................................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO IAIN SALATIGA ...................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... v
MOTTO ........................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
ABSTRAK ....................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ................................................................. 1
B. FOKUS PENELITIAN ................................................................ 7
C. TUJUAN PENELITIAN .............................................................. 8
D. MANFAAT PENELITIAN .......................................................... 8
E. PENEGASAN ISTILAH ............................................................. 10
F. SISTEMATIKA PENULISAN .................................................... 15
xiii
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. INOVASI
a. Pengertian Inovasi ...................................................... 18
b. Tujuan Inovasi ............................................................ 20
2. PEMBELAJARAN
a. Pengertian Pembelajaran ............................................ 21
b. Tujuan Pembelajaran .................................................. 23
3. E-LEARNING
a. Pengertian E-learning ................................................ 24
b. Karakteristik E-learning ............................................. 26
c. Manfaat E-learning .................................................... 27
d. Kelebihan dan Kekurangan E-learning ...................... 28
4. GURU
a. Pengertian Guru ......................................................... 30
b. Peran Guru ................................................................. 31
c. Kompetensi Guru ....................................................... 33
5. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam ......................... 38
b. Karakteristik Pendidikan Agama Islam ..................... 39
B. KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 43
B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ....................................... 44
xiv
C. Sumber Data .................................................................................. 44
D. Prosedur Pengumpulan Data ......................................................... 46
E. Analisis Data ................................................................................. 48
F. Pengecekan Keabsahan Data......................................................... 50
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data ................................................................................. 53
B. Analisis Data ................................................................................. 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 75
B. Saran ............................................................................................. 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
4.1 Tabel jumlah siswa SMP N 2 Kledung
4.2 Kegiatan Eekstrakurikuler SMP N 2 Kledung
4.3 Ruang pokok SMP N 2 Kledung
4.4 Ruang penunjang SMP N 2 Kledung
4.5 Daftar Kepala Sekolah beserta Guru SMP N 2 Kledung
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara Guru Pendidikan Agama Islam
Lampiran 2 Dokumentasi Foto Penelitian
Lampiran 3 Lembar Konsultasi
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian
Lampiran 5 Surat Bukti Observasi
Lampiran 6 Satuan Keterangan Kegiatan
Lampiran 7 Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Agama Islam yang merupakan salah satu mata pelajaran di
sekolah mulai dari tingkat dasar hingga menengah, memegang peranan yang
sangat penting untuk pencapaian tujuan pendidikan nasional seperti yang
diamanatkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Akan tetapi pada kenyataannya, berdasarkan pengamatan sebagian
besar guru Pendidikan Agama Islam, mata pelajaran PAI tersebut kurang
diminati oleh para siswa. Mereka kurang bersemangat dalam mengikuti
proses pembelajaran dan kurang tekun dalam mengerjakan tugas.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan pembelajaran yang
penting untuk membentuk dan menumbuhkan perilaku keagamaan dan
karakter peserta didik. Pada sekolah umum, Pendidikan Agama Islam
memiliki tujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan,
serta pengalaman peserta didik terhadap ajaran Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Wahyudi
& Lilis. 2017 : 27).
Pendidikan Agama Islam disetiap jenjangnya memiliki kedudukan
yang penting dalam sistem pendidikan nasional untuk mewujudkan siswa
yang beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia. Akan tetapi, kita ketahui
selama ini pelaksanaan pendidikan agama yang berlansung di sekolah masih
2
banyak kelemahan. Mochtar Buchori menilai pendidikan agama masih gagal.
Kegagalan ini disebabkan karena praktek pendidikannya hanya
memperhatikan aspek kognitif semata dari pertumbukan kesadaran nilai-nilai
agama, dan mengabaikan pembinaan aspek afektif dan psikomotorik, yakni
kemauan dan tekad untuk mengamalkan nilai-nilai ajaran agama (Abdul,
2015 : 115).
Inovasi dalam pendidikan juga berdampak pada pengembangan
guru. Beberapa model pengembangan guru sengaja dirancang untuk
menghadapi pembaharuan pendidikan. Salah satu tujuan inovasi adalah
menciptakan kemudahan baru untuk kehidupan manusia melalui penemuan
atau perkembangan baru dari ide-ide yang berhasil diwujudkan dengan baik.
Pendidikan merupakan bidang atau sarana yang sangat strategis dan
penting bagi kehidupan manusia, pendidikan dapat mendorong peningktan
kualitas manusia dalam bentuk meningkatnya kompetensi pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif), maupun kopetensi keterampilan (psikomotorik)
dan upaya untuk melestarikan sistem nilai yang berkembang dalam
kehidupan sehari-hari (Syukur, 2014: 1).
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga
mengimani ajaran agama Islam dibarengi dengan tuntutan untuk
menghormati ajaran agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar
umat beragama hingga terwujud persatuan dan kesatuan bangsa (Nasrudin,
2007: 12).
3
Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum bertujuan untuk
meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman siswa
terhadap ajaran agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang
bertaqwa kepada Allah swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (Nasrudin, 2007: 16). Dengan
demikian, pendidikan agama Islam memiliki peranan yang sangat penting
dalam membentuk generasi penerus bangsa yang berakhlak mulia yang
berguna bagi kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bernegara.
Agar tujuan dari pendidikan tercapai maka perlu adanya pembelajaran
yang efektif dimana dalam pembelajaran tersebut digunakan strategi
pembelajaran yang tepat, ditetapkan langkah-langkah kegiatan yang akan
dilakukan, termasuk sarana dan prasarana yang digunakan, media yang di
gunakan, dan materi yang di berikan, serta metodologi yang digunakan dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran (Ghafiqi, 2015:128).
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Namun kadang-
kadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi. Artinya
materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh
siswa dengan optimal, artinya tidak seluruh materi pembelajaran dapat
dipahami dengan baik oleh siswa, lebih parahnya lagi siswa sebagai penerima
pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan guru. Bahkan, anak didik
cepat merasa bosan dan kelelahan yang tentu tidak dapat mereka hindari,
disebabkan penjelasan guru yang sukar dicerna dan dipahami.
4
Guru adalah siapa saja yang melaksanakan tugas sebagai pendidik,
pengajar, dan pelatih baik yang dilaksanakan dalam lembaga pendidikan,
keluarga, formal maupun informal (Suparlan, 2006: 15). Guru yang bijaksana
tentu sadar bahwa kebosanan dan kelelahan anak didik adalah berpangkal dari
penjelasan yang diberikan guru yang simpang siur, tidak fokus pada akar
masalah. Untuk menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun strategi
pembelajaran dengan memanfaatkan media sebagai alat bantu. Guru harus
bisa berinovasi memainkan peran dalam proses pembelajaran.
Seiring dengan berkembangnya teknologi di masa sekarang, guru tidak
lagi sebagai sumber satu-satunya dalam suatu proses pembelajaran,
melainkan hanya sebagai fasilitator. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi memberikan dampak positif terhadap dunia pendidikan. Berbagai
macam media pembelajaran mulai muncul dan digunakan. Hingga saat ini
yang sering digunakan adalah media pembelajaran berbasis komputer atau
internet yang disebut dengan istilah e-learning. Dimana guru harus bisa
mengkombinasikan pembelajaran agar tidak bersifat monoton yang membuat
para murid menjadi bosan, jenuh dan bahkan sudah malas dengan
menggunakan metode konvensional yang selama ini terjadi.
SMP N 2 Kledung merupakan salah satu sekolah yang terletak di
Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, tepatnya di Desa Kwadungan.
SMP ini memiliki jumlah siswa yang relatif banyak, sehingga secara otomatis
akan menghasilkan output yang banyak pula. Di era pendidikan yang sudah
maju seperti sekarang ini, tentunya kualitas output sebuah sekolah akan
5
sangat menentukan dalam persaingan di segala sektor kehidupan di masa
mendatang. Hal ini didasari dengan kondisi penyelenggaraan pendidikan
yang sudah hampir merata kualitasnya, baik antara sekolah/madrasah yang
berada di kota maupun di desa atau bahkan antara sekolah negeri dan swasta.
Semuanya menunjukan perkembangan pesat yang bisa dikatakan sangat tipis
perbedaannya.
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang
cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang
disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.
Kerumitan bahan yang akan disampaikan dapat disederhanakan dengan
bantuan media. Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar
adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Sebagai contoh bisa
memanfaatkan teknologi saat ini yaitu dengan e-learning yang sudah banyak
di lakukan oleh guru dalam mengkombinasikan pembelajaran yang lebih
menarik.
E-learning merupakan pembelajaran jarak jauh (distance learning)
yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer atau internet. E-
learning memungkinkan pembelajaran untuk belajar melalui computer di
tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti
pembelajaran atau perkuliahan di kelas (Made, 2009: 212-213).
E-learning sebagai model pembelajaran yang baru dalam pendidikan
memberikan peran dan fungsi dalam dunia pendidikan. E-learning menjadi
suatu model dalam pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dalam proses
6
pembelajaran. E-learning sekarang sudah tidak hanya berada di lingkungan
universitas saja, akan tetapi sudah merambah ke sekolah menengah atas dan
pertama. Oleh karena itu mengembangkan model ini tidak sekedar
menyajikan materi pembelajaran kedalam internet tetapi perlu
dipertimbangkan secara logis dan memegang prinsip pembelajaran. Begitu
pula model pengembangan yang sederhana, personal, dan cepat.
Kecenderungan untuk mengembangkan e-learning sebagai salah satu
alternatif pembelajaran di berbagai lembaga pendidikan semakin meningkat
sejalan dengan perkembangan dibidang teknologi, komunikasi dan informasi.
Salah satu hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah adalah
bagaimana menyediakan suatu sistem pendidikan yang dapat menampung
banyaknya siswa dan mampu melaksanakan inovasi dalam pembelajaran
PAI.
Apalagi di tengah pandemi covid-19 ini, semua pembelajaran
dilaksanakan secara online lewat internet atau media penunjang sejenisnya.
Dengan adanya pandemi covid-19 ini, guru dituntut untuk bisa berinovasi
dalam melaksanakan proses pembelajaran, bisa dengan mengoperasikan atau
menjalankan proses pembelajaran dengan sistem online yang dimana tentu
ada beberapa kendala dalam proses pembelajarannya.
Tentunya ada banyak kekurangan dalam proses pembelajaran berbasis
e-learning diantaranya yaitu, akses internet yang kurang mencangkup di
suatu daerah, keterbatasan ekonomi sehingga belum bisa mengikuti
sepenuhnya proses pembelajaran berbasis e-learning . Ataupun ada kendala
7
dari guru sendiri yang belum bisa mengoperasikan atau memanfaatkan media
pembelajaran berbasis e-learning.
Sama halnya di SMP N 2 Kledung yang sebelumnya belum menerapkan
metode pembelajaran berbasis e-learning. Namun pada saat ini, SMP N 2
Kledung mulai menerapkan metode tersebut dikarenakan adanya pandemi
covid-19. Dengan penerapan metode tersebut tentunya memudahkan guru
dalam proses pembelajaran yang diharapkan bisa lebih efektif dan efisien.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan sebuah
penelitian terkait dengan Inovasi Pembelajaran Berbasis E-Learning pada
Guru Pendidikan Agama Islam di SMP N 2 Kledung Kabupaten
Temanggung. Hal ini penting untuk diteliti atau dikaji karena seorang guru
pendidikan agama Islam harus mampu membentuk pribadi muslim yang
berkualitas.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran berbasis e-learning di SMP N 2
Kledung Kabupaten Temanggung?
2. Bagaimana inovasi guru Pendidikan Agama Islam dalam pembelajaran
berbasis e-learning di SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung?
3. Apa saja hambatan yang dihadapi guru dalam pembelajaran berbasis e-
learning di SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung?
C. Tujuan Penelitian
8
Agar dapat memberikan gambaran konkrit serta arahan yang jelas dalam
pelaksanaan penelitian, maka perlu diketahui tujuan yang ingin dicapai
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran berbasis e-learning di
SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung.
2. Untuk mengetahui inovasi guru Pendidikan Agama Islam dalam
pembelajaran berbasis e-learning di SMP N 2 Kledung Kabupaten
Temanggung.
3. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi guru dalam pembelajaran
berbasis e-learning di SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung.
D. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan sebagai sumbangan
pemikiran dan pengetahuan bagi guru pendidikan agama islam dalam
pembelajaran berbasis e-learning di SMP N 2 Kledung Kabupaten
Temanggung. Harapan lainnya agar para guru pendidikan agama islam
di SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung dapat mengkaji
kekurangan dan kelebihan dalam pembelajaran berbasis e-learning
dengan pembelajaran yang selama ini diterapkan.
2. Manfaat Praktis
9
Manfaat secara praktis diharapkan dapat bermanfaat bagi guru,
siswa, sekolah, dan bagi peneliti sendiri. Hal tersebut dapat diterangkan
sebagai berikut :
a. Manfaat bagi guru
1) Dengan dilakukannya pembelajaran berbasis e-learning,
guru dapat mengetahui pembelajaran yang bervariasi,
efektif, dan efisien.
2) Guru akan terbiasa dengan melakukan penelitian-penelitian
yang tentunya akan sangat bermanfaat dalam pelengkapan
pembelajaran dan juga bermanfaat bagi karier guru itu
sendiri
b. Manfaat bagi siswa adalah bermanfaat untuk membangkitkan
motivasi dan minat siswa dalam pembelajaran, memberikan
variasi pembelajaran, dan memudahkan siswa dalam memahami
pokok bahasan.
c. Manfaat bagi sekolah penelitian ini bisa dijadikan referensi yang
dapat digunakan sebagai modal bagi kepala sekolah dalam
membimbing guru-gurunya untuk mengoptimalkan penggunaan
media dalam mengajar.
d. Manfaat bagi peneliti dapat digunakan sebagai alat ukur
kemampuan yang dimiliki berdasarkan teori-teori yang selama ini
dipelajari di perkuliahan.
B. Penegasan Istilah
10
1. Inovasi
Inovasi atau pembaharuan merupakan ide, barang, metode yang
dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau
kelompok masyarakat, baik berupa hasil intervensi (penemuan baru)
atau discovery (baru ditemuka orang), yang digunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan atau memecahkan masalah pendidikan nasional
(Subadi, 2011 : 1).
Inovasi merupakan suatu ide, hal-hal yang praktis, metode, cara,
barang-barang buatan manusia, yang diamati atau dirasakan sebagai
suatu yang baru bagi seseorang atau masyarakat. Hal yang baru itu
dapat berubah invensi atau discoveri, yang digunakan untuk mencapai
tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah (Udin, 2008:3).
Inovasi pendidikan sebagai usaha pembaharuan dan perubahan
pendidikan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus melibatkan beberapa
elemen yang ada didalamnya. Keberhasilan inovasi pendidikan tidak
ditentukan oleh banyak faktor. Beberapa faktor utama yang perlu
diperhatikan adalah guru, siswa, kurikulum, fasilitas, lingkungan
masyarakat dan tujuan (Udin, 2008:52)
Maksud pengertian inovasi pendidikan disini adalah suatu
perubahan yang baru dan bersifat kualitatif, berbeda dari hal yang ada
sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan
dalam rangka pencapaian tujuan tertentu dalam pendidikan. Banyaknya
ide proses, dan hasil dari upaya inovasi yang dilakukan dalam dunia
11
pendidikan sebetulnya tidak terlepas dari keberhasilan semua pihak
khususnya dalam dunia pendidikan.
2. Pembelajaran
Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses
mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik
sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan
proses belajar. Pembelajaran juga dikatakan sebagai proses
memberikan bimbingan atau bantuan kepada peserta didik dalam
melakukan proses belajar. Peran dari guru sebagai pembimbing
bertolak dari banyaknya peserta didik yang bermasalah. Oleh karena
itu, jika hakikat belajar adalah “perubahan”, maka hakikat
pembelajaran adalah “pengaturan” (Syaiful dan Aswan, 2006: 39).
Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang
dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mendukung daan
mempengaruhi terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal
(Aunurrahman, 2010 : 34).
Pembelajaran merupakan kegiatan interaksi dan saling
mempengaruhi antara guru dan peserta didik, dengan fungsi utama guru
memberikan materi pelajaran atau sesuatu yang mempengaruhi peserta
didik, sedangkan peserta didik menerima pelajaran, pengaruh atau
sesuatu yang diberikan oleh guru. Proses pembelajaran secara singkat
adalah proses memanusiakan manusia yakni mengaktualisasikan
12
berbagai potensi manusia sehingga potensi tersebut bisa menolong
dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara (Abuddin, 2010:143-
144).
3. E-learning
Istilah e learning terdiri dari huruf e merupakan singkatan dari
electronic dan kata learning artinya pembelajaran. Dengan demikian e-
learning dapat diartikan sebagai pembelajaran dengan memanfaatkan
bantuan perangkat elektronik. Khususnya perangkat komputer. Istilah
e-learning dapat pula didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi
informasi yang diterapkan dibidang pendidikan dalam bentuk dunia
maya. Namun istilah e-learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha
untuk membuat sebuah transformasi proses pembelajaran yang ada
disekolah atau madrasah atau perguruan tinggikedalam bentuk digital
yang dijembatani oleh teknologi internet (Munir, 2009 : 147).
E-learning merupakan pembelajaran jarak jauh (distance
learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer
atau internet. E-learning memungkinkan pembelajaran untuk belajar
melalui computer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara
fisik pergi mengikuti pembelajaran atau perkuliahan di kelas (Made,
2009: 212-213).
Banyak pakar yang menguraikan definisi e-learning dari berbagai
sudut pandang. Definisi yang sering digunakan oleh banyak pihak
adalah sebagai berikut:
13
1. E-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang
memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan
menggunakan media internet atau media jaringan komputer lain.
2. E-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi
elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media
internet, jaringan komputer.
3. E-learning adalah semua yang mencakup pemanfaatan komputer
dalam menunjang peningkatan kualitas pembelajaran (Ghafini,
2015:129).
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa e-learning adalah suatu
sistem pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan media internet
atau komputer.
4. Guru
Kata guru berasal dari bahasa Arab, guru dikenal dengan istilah
al-ustad yang bertugas memberikan ilmu dalam suatu majelis.
Pengertian guru kemudian menjadi semakin luas, tidak hanya terbatas
dalam kegiatan keilmuan yang bersifat kecerdasan spiritual dan
kecerdasan intelektual, tetapi juga menyangkut kecerdasan jasmaniah,
seperti guru tari, guru olahraga, dan lain-lain.
Guru adalah jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian
khusus dalam tugas utamanya seperti mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa
14
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan menengah (Imran, 2010 : 23).
Guru adalah siapa saja yang melaksanakan tugas sebagai
pendidik, pengajar, dan pelatih baik yang dilaksanakan dalam lembaga
pendidikan, keluarga, formal maupun informal (Suparlan, 2006: 15).
Sedangkan menurut Permenag PAN-RB Nomor 16 Tahun 2009, Bab 1
pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa guru adalah pendidik professional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jenjang
pendidikan.
Berdasarkan beberapa pengertian di tersebut, dapat disimpulkan
guru adalah tenaga profesional yang membantu orang tua untuk
mendidik anak pada jenjang pendidikan. Yang bertugas untuk
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada jenjang pendidikan.
5. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam sebagai upaya mendidikan agama Islam
atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life
(pandangan dan sikap hidup) peserta didik. Pendidikan agama Islam
juga merupakan upaya sadar untuk mentaati ketentuan Allah sebagai
pedoman dan dasar para peserta didik agar berpengetahuan keagamaan
dan handal dalam menjalankan ketentuan-ketentuan Allah secara
keseluruhan (Aidil, 2014 : 17).
15
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati,hingga mengimani ajaran agama Islam dibarengi dengan
tuntutan untuk menghormati ajaran agama lain dalam hubungannya
dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud persatuan dan
kesatuan bangsa (Nasrudin, 2007: 16).
Pendidikan Agama Islam adalah kegiatan pembelajaran yang
diharapkan dapat memebentuk kesholehan (kualitas) pribadi dan
kesholehan sosial. Kesholehan pribadi yaitu manusia yang memiliki
keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia yang bisa memancar keluar.
Kesholehan sosial adalah ketika berhubungan dengan manusia lainnya
(bermasyarakat) baik yang seagama maupun yang tidak seagama
(Muhaimin, 2012:76).
C. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis membagi menjadi beberapa bagian.
Dengan harapan agar pembahasan dalam skripsi ini dapat tersusun dengan
baik dan dapat memenuhi standar penulisan skripsi. Adapun sistematik
penulisan skripsi sebagai berikut :
16
BAB I : Pendahuluan
Dalam pembahasan bab ini menjelaskan secara umum
tentang arah dan fokus penelitian yang di lakukan oleh peneliti
mengenai Inovasi Pembelajaran Berbasis E-Learning Bagi
Guru Pendidikan Agama Islam Di SMP N 2 Kledung
Kabupaten Temanggung sehingga pembaca dapat mengetahui
mengenai latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan
penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, dan
sistematika penulisan.
BAB II : Kajian Pustaka
Dalam bab kajian pustaka menjelaskan tentang teori-
teori yang relevan dan sesuai dengan penelitian yang akan
dilakukan dilapangan mengenai Inovasi Pembelajaran
Berbasis E-Learning Bagi Guru Pendidikan Agama Islam Di
SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung.
BAB III : Metode Penelitian
Metode penelitian berisi tentang pendekatan dan jenis
penelitian, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan
data, analisis data, pengecekan keabsahan data.
BAB IV : Paparan Data dan Analisis Data
Bab ini menjelaskan tentang uraian data dan temuan
yang di peroleh dari hasil dalam penelitian yang dilakukan di
lapangan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
17
Jadi dipembahasan ini penulis akan mengupas terkait inovasi
guru pendidikan agama islam dalam pembelajaran yang
berbasis e-learning di SMP N 2 Kledung Kabupaten
Temanggung.
BAB V : Penutup
Dalam pembahasan bab yang terakhir ini membahas
tentang kesimpulan penelitian yang telah di lakukan dan saran
yang di harapkan dari pembaca terkait skripsi yang telah
dibuat.
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Inovasi
a. Pengertian Inovasi
Inovasi atau pembaharuan merupakan ide, barang, metode
yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang
atau kelompok masyarakat, baik berupa hasil intervensi
(penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang
digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan
masalah pendidikan nasional (Subadi, 2011 : 1).
Adanya tuntutan inovasi tersebut menjadikan guru sebagai
ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan diharuskan
memiliki ide atau barang yang dapat digunakan dalam rangka
memecahkan permasalahan pendidikan di Indonesia lebih khusus
lagi permasalahan yang ada di sekolah. Guru merupakan pihak
yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar.
Keahlian dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan
proses belajar mengajar di kelas maupun efeknya di luar kelas
(Subadi, 2011 : 8).
Pentingnya seorang guru sebagai fasilitator sangat
diharapkan dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan
baik dan menyeluruh agar tujuan dari pembelajaran tersebut dapat
19
tercapai dan terlaksana secara baik. Disamping penyampaian
materi dari guru, siswa dapat memperoleh tambahan materi dari
buku dan internet agar siswa lebih mudah untuk belajar di rumah
sesuai dengan keadaan sekarang yang dimana pelaksanaan
pembelajaran dilakukan melalui online.
Dengan harapan yang ada dari buku dan internet dapat
menambah wawasan siswa dalam pembelajaran secara online
terhambat dengan munculnya permasalahan yang ada diantaranya
tidak lengkapnya materi yang ada di dalam buku, materi hanya
disajikan secara garis besarnya saja, kurangnya akses internet.
Adanya kendala tersebut guru diharapkan dapat memberikan
kontribusi berupa ide maupun barang yang dapat dimanfaatkan
untuk memecahkan permasalahan tersebut.
Inovasi merupakan suatu ide, hal-hal yang praktis, metode,
cara, barang-barang buatan manusia, yang diamati atau dirasakan
sebagai suatu yang baru bagi seseorang atau masyarakat. Hal
yang baru itu dapat berubah invensi atau discoveri, yang
digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk
memecahkan masalah (Udin, 2008 : 3).
Inovasi pendidikan sebagai usaha pembaharuan dan
perubahan pendidikan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus
melibatkan beberapa elemen yang ada didalamnya. Keberhasilan
inovasi pendidikan tidak ditentukan oleh banyak faktor. Beberapa
20
faktor utama yang perlu diperhatikan adalah guru, siswa,
kurikulum, fasilitas, lingkungan masyarakat dan tujuan (Udin,
2008 : 52).
Maksud pengertian inovasi pendidikan disini adalah suatu
perubahan yang baru dan bersifat kualitatif, berbeda dari hal yang
ada sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan
kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan tertentu dalam
pendidikan. Banyaknya ide proses, dan hasil dari upaya inovasi
yang dilakukan dalam dunia pendidikan sebetulnya tidak terlepas
dari keberhasilan semua pihak khususnya dalam dunia
pendidikan.
b. Tujuan Inovasi
Tujuan utama inovasi adalah meningkatkan sumber-sumber
tenaga, uang dan sarana, termasuk strukstur dan prosedur
organisasi. Sedangkan tujuan inovasi pendidikan adalah
meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas, sarana
serta sumber pendidik sebanyak-banyaknya, dengan hasil
pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan peserta
didik, masyarakat dan pembangunan) dengan menggunakan
sumber, tenaga, dan uang.
Terdapat beberapa tujuan inovasi pendidikan Indonesia
tahap demi tahap, yaitu:
21
1) Mengejar tertinggalnya kemajuan ilmu dan teknologi yang
semakin canggih. Maka dari itu tujuan inovasi agar
pendidikan dapat berjalan sejajar dengan kemajuan
tersebut.
2) Mengusahakan terselenggarakannya pendidikan sekolah
maupun luar sekolah bagi setiap warga negara. Misalnya
meningkatkan daya tampung usia sekolah.
Dengan inovasi pembelajaran yang baru guru diharapkan
menjadi lebih aktif, kreatif dan efektif dalam penyampaian materi
pembelajaran. Sehingga dalam proses pembelajaran guru dapat
mempermudah siswa selama proses pembelajaran online (Hasan,
2010 : 192 ).
2. Pembelajaran
a. Pengertian pembelajaran
Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu
proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar
peserta didik sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong
peserta didik melakukan proses belajar. Pembelajaran juga
dikatakan sebagai proses memberikan bimbingan atau bantuan
kepada peserta didik dalam melakukan proses belajar. Peran dari
guru sebagai pembimbing bertolak dari banyaknya peserta didik
yang bermasalah. Oleh karena itu, jika hakikat belajar adalah
22
“perubahan”, maka hakikat pembelajaran adalah “pengaturan”
(Syaiful dan Aswan, 2006: 39).
Pembelajaran merupakan kegiatan interaksi dan saling
mempengaruhi antara guru dan peserta didik, dengan fungsi
utama guru memberikan materi pelajaran atau sesuatu yang
mempengaruhi peserta didik, sedangkan peserta didik menerima
pelajaran, pengaruh atau sesuatu yang diberikan oleh guru. Proses
pembelajaran secara singkat adalah proses memanusiakan
manusia yakni mengaktualisasikan berbagai potensi manusia
sehingga potensi tersebut bisa menolong dirinya, keluarga,
masyarakat, bangsa dan Negara (Abuddin, 2010 : 143-144).
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat diartikan
sebagai upaya membuat peserta didik dapat belajar, terdorong
untuk belajar, tertarik untuk terus menerus mempelajari Agama
Islam secara menyeluruh yang mengakibatkan beberapa
perubahan yang relatif tetap dalam tingkah laku seseorang baik
dalam kognitif, efektif, psikomotorik (Abdul dan Dina, 2005 :
132).
Dengan dikemukakannya beberapa teori di atas, maka
dapat diketahui bahwa pembelajaran merupakan suatu proses
belajar yang dilakukan sehari-hari yang bertujuan agar siswa bisa
mengembangkan apa potensi yang dimiliki sehingga bisa berguna
bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar. Dalam hal ini peneliti
23
dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran merupakan kegiataan
yang dilakukan peserta didik sehingga akan mengalami
perubahan secara individu baik sikap, pengetahuan, dan tingkah
laku.
b. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada dasarnya merupakan harapan,
yaitu apa yang diharapkan dari siswa sebagai hasil belajar.
Sumiati dan Asra (2009 : 10) memberi batasan yang lebih jelas
tentang tujuan pembelajaran, yaitu maksud yang
dikomunikasikan melalui pernyataan yang menggambarkan
tentang perubahan yang diharapkan dari siswa.
Menurut Daryanto (2005 : 58) tujuan pembelajaran adalah
tujuan yang menggambarkan pengetahuan, kemampuan,
ketrampilan, dan sikap yang harus dimiliki siswa sebagai akibat
dari hasil pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah
laku yang dapat diamati dan diukur. Tujuan pembelajaran
memang perlu dirumuskan dengan jelas, karena perumusan
tujuan yang jelas dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhsilan
dari proses pembelajaran itu sendiri.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan
pembelajaran harus berdasarkan standar kompetensi dan
indikator yang telah ditentukan. Tujuan pembelajaran juga harus
dirumuskan secara lengkap agar tidak menimbulkan penafsiran
24
yang bermacam-macam. Suatu tujuan pembelajaran juga harus
memenuhi syarat-syarat berikut:
1) Spesifik, artinya tidak mengandung penafsiran (tidak
menimbulkan penafsiran yang bermacam-macam).
2) Operasional, artinya mengandung satu perilaku yang dapat
diukur untuk memudahkan penyusunan alat evaluasi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan
pembelajaran adalah rumusan secara terperinci apa saja yang
harus dikuasai oleh siswa sebagai akibat dari hasil pembelajaran
yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati
dan diukur. Rumusan tujuan pembelajaran ini harus disesuaikan
dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator
pencapaian siswa. Selain itu tujuan pembelajaran yang
dirumuskan juga harus spesifik dan operasional agar dapat
digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan dari proses
pembelajaran.
3. E-learning
a. Pengertian E-learning
Istilah e learning terdiri dari huruf e merupakan singkatan
dari electronic dan kata learning artinya pembelajaran. Dengan
demikian e-learning dapat diartikan sebagai pembelajaran
dengan memanfaatkan bantuan perangkat elektronik. Khususnya
perangkat komputer. Istilah e-learning dapat pula didefinisikan
25
sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan
dibidang pendidikan dalam bentuk dunia maya. Namun istilah e-
learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk membuat
sebuah transformasi proses pembelajaran yang ada disekolah atau
madrasah atau perguruan tinggikedalam bentuk digital yang
dijembatani oleh teknologi internet (Munir, 2009 : 147).
E-learning merupakan pembelajaran jarak jauh (distance
learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan
komputer atau internet. E-learning memungkinkan pembelajaran
untuk belajar melalui computer di tempat mereka masing-masing
tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pembelajaran atau
perkuliahan di kelas (Made, 2009 : 212-213).
Banyak pakar yang menguraikan definisi e-learning dari
berbagai sudut pandang. Menurut Ghafini (2015 : 129) definisi
yang sering digunakan oleh banyak pihak adalah sebagai berikut:
1) E-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang
memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa
dengan menggunakan media internet atau media jaringan
komputer lain.
2) E-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan
aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar
dengan media internet, jaringan komputer.
26
3) E-learning adalah semua yang mencakup pemanfaatan
komputer dalam menunjang peningkatan kualitas
pembelajaran.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa e-learning
adalah suatu sistem pembelajaran jarak jauh dengan
menggunakan media internet atau komputer.
b. Karakteristik E-learning
Menurut Daryanto (2013 : 31), karakteristik e-learning sebagai
berikut :
1) Adanya keterpisahan yang mendekati secara permanen
antara guru dan siswa selama proses pembelajaran online.
2) Adanya keterpisahan yang mendekati secara permanen
anatara siswa satu dengan siswa yang lain selama proses
pembelajaran online.
3) Adanya suatu institusi yang mengelola proses pembelajaran
online.
4) Pemanfaatan sarana komunikasi baik secara mekanis
maupun secara elektronis yang digunakan untuk
menyampaikan materi pembelajaran.
5) Penyediaan sarana komunikasi dua arah sehingga siswa
dapat mengambil inisiatif dan dapat mengambil manfaat
pembelajaran online.
c. Manfaat E-learning
27
E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik
dengan materi pelajaran. Peserta didik saling berbagi informasi
atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran
atau kebutuhan pengembangan diri siswa. Selain itu, guru dapat
menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus
dikerjakan oleh siswa melalui pembelajaran online. Sesuai
dengan kebutuhan, guru dapat memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengakses materi diluar waktu yang
ditentukan.
Menurut Munir (2009 : 171-172) manfaat e-learning dalam
pembelajaran jarak jauh antara lain :
1) Guru dan siswa dapat berkomunikasi dengan mudah dan
cepat melalui fasilitas internet tanpa dibatasi oleh tempat,
jarak, waktu, dan kapan saja kegiatan berkomunikasi dapat
dilakukan.
2) Guru dan siswa dapat menggunakan materi pembelajaran
yang ruang lingkup dan urutannya sudah sistematis dan
terjadwal melalui internet.
3) Dengan e-learning dapat menjelaskan materi pembelajaran
yang sulit dan rumit menjadi mudah dan sederhana. Selain
itu, materi pembelajaran dapat disimpan, sehingga siswa
dapat mempelajari kembali atau mengulang materi
28
pembelajaran yang telah dipelajari sebelumnya setiap saat
dan dimana saja sesuai dengan keperluannya.
4) Internet dapat dijadikan media untuk melakukan diskusi
antara guru dengan siswa.
5) Peran siswa menjadi lebih aktif mempelajari materi
pembelajaran, memperoleh ilmu pengetahuan atau
informasi secara mandiri, tidak hanya mengandalkan
bantuan dari guru.
6) Relatif lebih efisien dari segi waktu, tempat dan biaya.
7) Memberikan pengalaman yang menarik dan bermakna bagi
siswa karena dapat berinteraksi langsung, sehingga
pemahaman terhadap materi akan lebih bermakna, mudah
dipahami dan diingat.
d. Kelebihan dan Kekurangan E-learning
Menurut Effendi (2005 : 125) e-learning dapat dengan
cepat diterima karena memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
1) Fleksibel karena siswa dapat belajar kapan saja, dimana
saja, dan dengan tipe pembelajaran yang berbeda-beda.
2) Menghemat waktu proses belajar mengajar.
3) Mengurangi biaya perjalanan.
4) Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan
(infrastruktur, peralatan, buku-buku).
29
5) Menjangkau wilayah yang lebih luas dan melatih
pembelajaran lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu
pengetahuan.
6) Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan belajar
mereka.
Namun menururt Munir (2009 : 174) pembelajaran e-
learning juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya sebagai
berikut:
1) Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan
antar siswa itu sendiri.
2) Berubahnya peran guru yang semula menguasai teknik
pembelajaran konvensional, guru juga dituntut menguasai
teknik pembelajaran yang menggunakan internet.
3) Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar cenderung
akan gagal.
4) Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
Pendidikan sebagai proses transformasi yang mempunyai
tujuan tertentu, mempunyai unsur-unsur berikut: materi yaitu
agama Islam, obyek penelitian artinya orang yang belajar dan
metode dan sarana pendidikan.
4. Guru
a. Pengertian Guru
30
Kata guru berasal dari bahasa India yang artinya orang yang
mengajarkan tentang kelepasan dari sengsara. Dalam bahasa
Arab, guru dikenal dengan istilah al-ustad yang bertugas
memberikan ilmu dalam suatu majelis. Pengertian guru kemudian
menjadi semakin luas, tidak hanya terbatas dalam kegiatan
keilmuan yang bersifat kecerdasan spiritual dan kecerdasan
intelektual, tetapi juga menyangkut kecerdasan jasmaniah, seperti
guru tari, guru olahraga, dan lain-lain.
Guru adalah jabatan atau profesi yang memerlukan
keahlian khusus dalam tugas utamanya seperti mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah (Imran,
2010 : 23).
Guru adalah siapa saja yang melaksanakan tugas sebagai
pendidik, pengajar, dan pelatih baik yang dilaksanakan dalam
lembaga pendidikan, keluarga, formal maupun informal
(Suparlan, 2006 : 15). Sedangkan menurut Permenag PAN-RB
Nomor 16 Tahun 2009, Bab 1 pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa
guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada jenjang pendidikan.
31
Berdasarkan beberapa pengertian di tersebut, dapat
disimpulkan guru adalah tenaga profesional yang membantu
orang tua untuk mendidik anak pada jenjang pendidikan, yang
bertugas untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jenjang
pendidikan. Guru merupakan profesi yang penting di dunia
pendidikan dalam menentukan kualitas pendidik. Guru juga
tokoh yang diberi tugas untuk membina dan membimbing para
siswa terutama dalam pembelajaran PAI.
b. Peran Guru
Guru sebagai pelaku utama dalam pelaksanaan pendidikan
di sekolah. Oleh karena itu, guru memiliki peranan yang sangat
penting dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Seorang guru harus memiliki pedoman pembelajaran bagi seluruh
siswa agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Ketika dalam proses pembelajaran seorang guru harus memiliki
tujuan yang jelas agar dalam proses pembelajaran siswa dapat
memahami dengan mudah.
Banyak peranan yang diperlukan guru untuk menjadi
tenaga pendidik, diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Guru sebagai pembimbing
Peran guru sebagai pembimbing sangat penting
kehadirannya dalam proses pembelajaran. Karena guru
32
yang akan membimbing siswa untuk bisa menjadi mandiri
dan dewasa serta membimbing siswa dalam memecahkan
suatu permasalahan di dalam proses pembelajaran.
2) Guru sebagai pengelola kelas
Dalam peranannya dalam pengelolaan kelas, guru
hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan
belajar yang membuat siswa memiliki rasa aman, nyaman,
serta bisa mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses
pembelajaran.
3) Guru sebagai mediator dan fasilitator
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki
pengetahuan dan pemahaman tentang perkembangan media
pembelajaran karena media dalam proses pembelajaran
merupakan salah satu alat yang bisa digunakan untuk alat
komunikasi dalam mempermudah proses pembelajaran.
Sebagai fasilitator guru hendaknya dapat
memfasilitasi proses pembelajaran yang berlangsung dan
menjadikan guru bukan hanya satu-satunya sumber
informasi, sehingga siswa memperoleh pengalaman yang
nyata dan otentik. Dengan memfasilitasi pembelajaran,
guru sudah berusaha mengajak dan membawa siswa agar
lebih aktif dan lebih bisa berpartisipasi di dalam kelas.
4) Guru sebagai evaluator
33
Sebaagai evaluator guru hendaknya melakukan
tinjauan ulang atau penilaian terhadap apa yang sudah
dilaksanakan selama satu proses pembelajaran. Kegiatan ini
bertujuan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah
dirumuskan sudah berjalan atau belum, apakah materi yang
disampaikan sudah tepat atau belum, langakah apa yang
akan dilakukan apabila dalam pelaksanaan proses
pembelajaran belum terlaksana dengan baik (Uzer, 2007 :
9-10).
c. Kompetensi Guru
Menurut Mulyasa (2011 : 26) kompetensi guru merupakan
perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi,
sosial, dan spiritual yang dapat membentuk kompetensi guru
yang mencakup penguasaan materi, pemahaman peserta didik,
pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan
profesionalisme.
Menurut Sarimaya (2009 : 17) kompetensi guru merupakan
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan
tugas keprofesionalnya. Kompetensi sebagai seperangkat
tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan
tugas-tugasnya sesuai dengan pekerjaan tertentu. (Sarimaya,
2009 : 17).
34
Dalam Undang-Undang RI tentang Guru dan Dosen Nomor
14 tahun 2005 dan Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, dinyatakan
bahwa kompetensi guru terdiri dari empat kompetensi, yaitu :
1) Kompetensi Profesional
Menurut penjelasan Undang-Undang RI No. 14 Tahun
2005, yang dimaksud kompetensi profesional adalah
kemampuan menguasai pelajaran secara luas dan
mendalam. Sedangkan menurut Permendiknas No. 16
Tahun 2007, kompetensi profesional terdiri dari :
a) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir
keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang
diampu.
b) Menguasai standar kompetensi, dan kompetensi dasar
mata pelajaran yang diampu.
c) Mengembangkan materi pelajaran yang diampu
secara kreatif.
d) Mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk mengembangkan diri.
2) Kompetensi Pedagogik
35
Menurut penjelasan Undang-Undang RI No. 14
Tahun 2005, yang dimaksud kompetensi pedagogik adalah
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.
Sedangkan menurut Permendiknas No. 16 Tahun 2007,
kompetensi pedagogik terdiri dari :
a) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek
fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan
intelektual.
b) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik.
c) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan
mata pelajaran yang diampu.
d) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk kepentingan pembelajaran.
f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimiliki.
g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
dengan peserta didik.
h) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan
hasil belajar.
36
i) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran.
j) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan
kualitas pembelajaran.
3) Kompetensi Kepribadian
Menurut penjelasan Undang-Undang RI No. 14
Tahun 2005, yang dimaksud kompetensi kepribadian
adalah kemampuan pribadi yang mantap, berakhlak mulia,
arif dan bijaksana serta menjadi teladan bagi peserta didik.
Sedangkan menurut Permendiknas No. 16 Tahun 2007,
kompetensi kepribadian terdiri dari :
a) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum,
sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur,
berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan
masyarakat.
c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
d) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi,
rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
e) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
4) Kompetensi Sosial
37
Menurut penjelasan Undang-Undang RI No. 14
Tahun 2005, yang dimaksud kompetensi sosial adalah
kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi
secara efektif dan efisien kepada siswa, sesama guru, kepala
sekolah, orang tua/wali dan masyarakat sekitar. Sedangkan
menurut Permendiknas No. 16 Tahun 2007, kompetensi
sosial terdiri dari :
a) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak
diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin,
agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan
status sosial ekonomi.
b) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua, dan masyarakat.
c) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah
Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial
budaya.
d) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan
profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa kompetensi guru adalah kebulatan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan
38
cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
sebagai agen pembelajaran.
5. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam sebagai upaya menjadikan agama
Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of
life (pandangan dan sikap hidup) peserta didik. Pendidikan agama
Islam juga merupakan upaya sadar untuk mentaati ketentuan
Allah sebagai pedoman dan dasar para peserta didik agar
berpengetahuan keagamaan dan handal dalam menjalankan
ketentuan-ketentuan Allah secara keseluruhan (Aidil, 2014 : 17).
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana
dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati,hingga mengimani ajaran agama Islam dibarengi
dengan tuntutan untuk menghormati ajaran agama lain dalam
hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga
terwujud persatuan dan kesatuan bangsa (Nasrudin, 2007 : 16).
Pendidikan Agama Islam adalah kegiatan pembelajaran
yang diharapkan dapat membentuk kesholehan (kualitas) pribadi
dan kesholehan sosial. Kesholehan pribadi yaitu manusia yang
memiliki keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia yang bisa
memancar keluar. Kesholehan sosial adalah ketika berhubungan
39
dengan manusia lainnya (bermasyarakat) baik yang seagama
maupun yang tidak seagama (Muhaimin, 2012 : 76).
b. Karakteristik Pendidikan Agama Islam
Menurut Nazarudin (2007 : 13) Pendidikan Agama Islam
SMP mempunyai karakteristik tertentu yang membedakan
dengan mata pelajaran yang lainnya:
1) Pendidikan Agama Islam adalah rumpun mata pelajaran
yang dikembangkan dari ajaran-ajaran pokok yang terdapat
dalam agama Islam. Dari segi isinya, Pendidikan Agama
Islam merupakan mata pelajaran pokok yang menjadi salah
satu komponen, dan tidak dapat dipisahkan dari rumpun
mata pelajaran yang bertujuan mengembangkan moral dan
kepribadian siswa.
2) Pendidikan Agama Islam sebagai sebuah program
pembelajaran, diarahkan pada: (a) menjaga aqidah dan
ketaqwaan peserta didik, (b) mejadi landasan untuk rajin
mempelajari ilmu-ilmu lain yang diajarkan di sekolah, (c)
mendorong peserta didik untuk kritis, kreatif, dan inovtif,
(d) menjadi landasan dalam kehidupan sehari-hari bukan
hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama Islam,
tetapi juga untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari
(membangun etika sosial).
40
3) Pembelajaran Pendidikan Agama Islam tidak hanya
menekankan penguasaan kompetensi kognitif saja, tetapi
juga afektif dan psikomotoriknya.
4) Materi Pendidikan Agama Islam dikembangkan dari tiga
kerangka dasar ajaran Islam
5) Output program pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
sekolah adalah terbentuk peserta didik yang memiliki
akhlak adalah jiwa pendidikan dalam Islam sehingga
pencapaian akhlak mulia (karimah) adalah tujuan
sebenarnya dari pendidikan.
B. Kajian Pustaka
Setelah penulis mambaca dan mengamati beberapa skripsi yang sudah
ada, penulis menemukan beberapa skripsi yang relevan dengan judul “Inovasi
Pembelajaran Berbasis E-Learning pada Guru Pendidikan Agama Islam Di
SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2019/2020”.
Akan tetapi terdapat perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh
penulis. Diantaranya yaitu :
1. Penelitian karya Zumrotun Nikmah tahun 2013, yang berjudul
“Implementasi E-learning PAI di SMA N 1 Teladan Yogyakarta”.
Peneliti membahas tentang implementasi pelaksanaan e-learning yang
berlangsung di SMA N 1 Teladan Yogyakarta. Peneliti menyatakan
bahwa SMA N 1 Teladan Yogykarta merupakan salah satu sekolah
favorit di Yogyakarta yang telah menggunakan media e-learning untuk
41
menunjang pembelajaran yang berlangsung mulai dari tahun 2006.
Dimana dari tahun 2006 sampai sekarang mengalami kemajuan dalam
pelaksanaannya.
2. Penelitian Aldila Siddiq Hastomo tahun 2013, yang berjudul
“Efektivitas Media Pembelajaran E-Learning Terhadap Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Di SMA Negeri 1 Yogyakarta”.
Peneliti membahas tentang efektif atau tidak pembelajaran e-learning
terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa di SMA N 1
Yogyakarta. Dimana sekolah tersebut telah mengapresiasi dengan baik
perkembangan teknologi terbukti telah menyediakan bagi tiap-tiap guru
laptop untuk sebagai pendukung dalam proses pembelajaran. Selain itu
proyektor sudah ada di tiap-tiap kelas.
3. Penelitian karya Nurul Mulyaningsih tahun 2012, yang berjudul
“Penggunaan Multimedia Komputer Sebagai Upaya Meningkatkan
Motivasi Belajar Aqidah Akhlaq Siswa Kelas VII A MTsN Prambanan
Klaten”. Peneliti membahas tentang motivasi siswa dalam
pembelajaran Aqidah Akhlaq sebelum menggunakan multimedia
berbasis komputer tergolong rendah karena pembelajaran yang
monoton dan kurang menarik.
Persamaan penelitian penulis dengan penelitian terdahulu adalah
pemanfaatan media pembelajaran berbasis internet atau e-learning yang
diharapkan dapat membantu siswa lebih aktif dan efesien dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Meskipun terdapat persamaan tetapi ada
42
perbedaan yaitu dari penelitian terdahulu membahas tentang pemanfaatan
media untuk menunjang pembelajaran agar lebih efisien dengan
memanfaatkan media yang ada di sekolah, disini penulis lebih menekankan
terhadap inovasi guru dalam melaksanakan pembelajaran secara jarak jauh di
masa pandemi covid-19 ini.
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu
penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di lapangan. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif, yakni penelitian yang dimaksudkan untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang memerlukan
pemahaman dalam konteks waktu dan situasi yang terjadi sesuai dengan
kondisi obyektif di lapangan.
Penelitian kualitatif adalah sebagai metode penelitian imu-ilmu sosial
yang mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-kata (lisan maupun
tulisan), dan perubahan-perubahan manusia serta peneliti tidak berusaha
menghitung atau mengkualifikasi data yang telah diperoleh dan dengan
demikian tidak menganalisis angka-angka yang diperoleh (Afrizal, 2017 :
13). Menurut Sukmadinata ( 2007 : 60) penelitian kualitatif adalah suatu
penelitian yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran
orang secara individu maupun kelompok.
Moleong (2011 : 5) penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada
suatu latar alamiah dengan menggunakan metode alamiah, yang dilakukan
oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah. Moleong (2011 : 5)
mengartikan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunkan
44
latar ilmiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan
dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.
Sugiyono (2012 : 15) metode kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, dugunakan untuk meneliti pada
obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrimen kunci,
pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball,
teknik penelitian triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif /
kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada
generalisasi. Dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis data dan dalam
penelitian yang penulis teliti yaitu dengan mendiskripsikan dan menganalisis
kegiatan yang ada baik sebelum pembelajaran e-learning berlangsung atau
pada saat pembelajaran e-learning itu berlangsung.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini di SMP N 2 Kledung
Temanggung. Sekolah ini berada di Desa Kwadungan Gunung, Kecamatan
Kledung, Kabupaten Temanggung.
C. Sumber Data
Pada tahap ini peneliti berusaha mencari dan mengumpulkan berbagai
sumber data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dalam
penelitian ini terdapat data utama (primer) dan data pendukung (sekunder).
45
1. Data Primer
Sumber data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-
kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang
dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya (Arikunto, 2010 : 22).
Menurut Widoyoko (2012 : 22) data primer merupakan data yang
diperoleh dari sumber pertama atau dengan kata lain data yang
mengumpulkannya dilakukan sendiri oleh peneliti secara langsung
seperti hasil wawancara. Sumber data primer dalam penelitian ini
adalah hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam di SMP
N 2 Kledung Temanggung.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-
dokumen graffis (tabel, catatan, dan lain-lain), foto-foto, rekaman
video, dan benda-benda yang dapat memperkaya data primer (Arikunto,
2010 : 20). Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat
dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara.
Adapun sumber data sekunder yang digunakan adalah buku terkait
pembelajaran, dokumen yang terkait dengan pembelajaran, catatan dan
laporan pembelajaran online mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
SMP N 2 Kledung Temanggung.
46
D. Prosedur Pengumpulan Data
Terkait dengan pelaksanaan pembelajaran online, maka peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data yaitu :
1. Observasi
Observasi menurut Sugiyono (2012 : 145) adalah teknik
pengumpulan data yang mempunyai ciri spesifik berkenaan dengan
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan responden yang
diamati tidak terlalu besar. Menurut Widoyoko (2012 : 40) observasi
adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap unsur-
unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian. Menurut
Riyanto (2010 : 96) observasi adalah metode pengumpulan data yang
menggunakan pengamatan secara langsung maupun secara tidak
langsung.
Berdasarkan penjelasan para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa
observasi adalah penelitian dengan melakukan pengamatan dan
pencatatan dari berbagai proses baik secara langsung atau secara tidak
langsung. Dalam proses observasi pembelajaran berbasis e-learning ini,
peneliti mengamati situasi-situasi yang ada di SMP N 2 Kledung
Kabupaten Temanggung observasi dilakukan untuk melihat kegiatan
pembelajaran e-learning dan pembelajaran secara luring serta media
yang digunakan dalam pembelajaran tersebut.
47
2. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan antara dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang hars diteliti, tetapi
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam (Sugiyono, 2017 : 114). Wawancara dilakukan secara
tersturktur maupun tidak terstruktur, dapat dilakukan langsung maupun
melalui online.
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dengan wawancara terbuka
dengan guru Pendidikan Agama Islam di SMP N 2 Kledung Kabupaten
Temanggung dan terstruktur karena informan atau narasumber
mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai, peneliti sudah
menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang tersusun secara sistematis.
Dalam penelitian ini metode wawancara digunakan oleh peneliti
sebagai metode pengumpulan data untuk mengetahui inovasi
pembelajaran online Pendidikan Agama Islam SMP N 2 Kledung
Temanggung.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan upaya untuk memperoleh data dan
informasi berupa catatan tertulis atau gambar yang tersimpan berkaitan
dengan masalah yang diteliti. Dokumen merupakan fakta dan data yang
48
tersimpan dalam berbagai bahan. Sebagian besar data yang tersedia
adalah berbentuk surat-surat, laporan, peraturan, catatan harian,
biografi, simbol, artefak, foto, sketsa dan data lainnya yang tersimpan.
Dokumen bersifat tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi
peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi
untuk penguatan data observasi dan wawancara dalam memeriksa
keabsahan data, membuat interpretasi dan penarikan kesimpulan.
(Indrawan & Rully, 2016 : 139).
Menurut Sugiyono (2017 : 124) dokumentasi merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu, dokumentasi dapat berupa tulisan,
gambar, atau karya-karya dari seseorang. Dokumentasi merupakan
pelengkap dari penggunaan metode wawancara dalam penelitian
kualitatif. Dokumentasi dalam penelitian ini baik berupa foto, rekaman
percakapan pada saat wawancara, dan data yang diperoleh dari guru
Pendidikan Agama Islam baik berupa screenshoot percakapan grup
dengan siswa, screenshoot google classroom yang dilaksanakan di
SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung selama pelaksanaan
pembelajaran berbasis e-learning.
E. Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan dalam kegiatan penelitian ini selanjutnya
dianalisis supaya bisa diambil suatu kesimpulan atau pengertian. Adapun
metode yang peneliti gunakan yaitu metode analisis deskriptif. Teknik
analisis data yang digunakan peneliti yaitu teknik analisis berupa klasifikasi
49
dari hasil wawancara sebagai jawaban dari permasalahan dalam penelitian
ini. Dalam penelitian ini, pertanyaan yang digunakan berupa indikator dari
rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistemais
data hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dengan cara
mengorganisasikan data dan memilih mana yang penting serta mana yang
perlu dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami
(Sugiyono, 2012 : 333). Menurut Moleong (2011 : 280) analisis data adalah
proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan
satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
Teknik analisis data pada penelitian ini peneliti menggunakan tiga
prosedur perolehan data yaitu :
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses penyempurnaan data, baik
pengurangan terhadap data yang dianggap kurang perlu dan tidak
relevan, maupun penambahan data yang dirasa masih kurang. Data
yang diperoleh mungkin jumlahnya sangat banyak. Menurut Sugiyono
(2012 : 247) reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang akan
direduksi memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan
mencarinya bila diperlukan.
50
2. Penyajian Data
Dengan mendisplay atau menyajikan data akan memudahkan
untuk memahami apa yang terjadi selama penelitian berlangsung.
Setelah itu perlu adanya perencanaan kerja berdasarkan apa yang telah
dipahami. Dalam penyajian data selain menggunakan teks secara
naratif, juga dapat berupa bahasa nonverbal seperti bagan, grafik,
denah, matriks, dan tabel. Penyajian data merupakan proses
pengumpulan informasi yang disusun berdasarkan kategori.
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antarkategori, flowchart dan
sejenisnya. Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012 : 249)
mengungkapkan bahwa “yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif.
3. Verifikasi Data
Langkah terakhir dalam teknik analisis data adalah verifikasi
data. Verifikasi data dilakukan apabila kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan ada perubahan-
perubahan jika tidak dibarengi dengan bukti-bukti pendukung yang
kuat untuk mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung dengan
51
bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian kembali ke
lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel atau dapat dipercaya (Sugiyono,
2012 : 252).
F. Pengecekan Keabsahan Data
Penelitian kualitatif harus mengungkap kebenaran yang objektif.
Karena keabsahan data dalam sebuah penelitian kualitatif sangat penting.
Pengecekan keabsahan data digunakan agar memperoleh valid setelah
melakukan analisis data dilakukan.
1. Perpanjang pengamatan
Pada tahap awal peneliti memasuki lapangan, peneliti masih
dianggap orang asing, masih dicurigai, sehingga informasi yang
diberikan belum lengkap, tidak mendalam, dan mungkin masih banyak
yang dirahasiakan. Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti
mengecek kembali apakah data yang diberikan selama ini merupakan
data yang sudah benar atau tidak. Bila data yang diperoleh selama ini
setelah dicek kembali pada sumber data asli atau sumber data lain
ternyata tidak benar, maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang
lebih luas dan mendalam sehingga diperoleh data kebenarannya
(Sugiono, 2014: 370).
52
2. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan lebih
cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian
data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis
(Sugiono, 2014 : 370).
3. Triangulasi
Traingulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik
triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui
sumber lainnya (Moleong, 2011: 330).
a) Triangulasi Data
Yaitu cara membandingkan data hasil pengamatan dengan
hasil wawancara dengan dokumentasi dan data hasil pengamatan
dengan dokumentasi hasil perbandingan ini diharapkan akan
menyamakan pencapaian atas data yang diperoleh.
b) Triangulasi Metode
Yaitu pencarian data yang dilakukan peneliti untuk mencari
fenomena yang sudah diperoleh dengan menggunakan metode
wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil yang diperoleh
dengan metode ini kemudian dibandingkan sehingga diperoleh
data yang dipercaya.
53
c) Triangulasi Sumber
Yaitu dilakukan dengan cara membandingkan kebenaran
suatu fenomena berdasarkan data yang diperoleh peneliti baik
yang dilihat dari dimensi waktu maupun sumber lain. Selain
menganalisis data, peneliti juga harus menguji keabsahan data
agar memperoleh data yang valid. Untuk menetapkan keabsahan
data tersebut maka dengan itu diperlukan teknik pemeriksaan.
54
BAB IV
PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data
1. Gambaran Umum SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung
SMP N 2 Kledung didirikan pada tahun 2003, berlokasi di Jl.
Raya Wonosobo km. 7 Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung.
Pada mulanya sekolah ini merupakan upaya pemerintah dalam
menyediakan pendidikan masyarakat di sekitar Desa Kwadungan yang
tidak terjangkau oleh sekolah negeri yang telah ada.
Sesuai dengan visi dan misi sekolah yang diharapkan bisa
tercapai dan bisa diaplikasikan dengan kehidupan bagi siswa. Tahun
demi tahun SMP N 2 Kledung selalu mengalami perkembangan atau
kemajuan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Saat ini SMP N 2
Kledung adalah sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional dan misi
lingkungannya menuju Adiwiyata Mandiri. Gelar sekolah Adiwiyata
ini diberikan pada sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.
Program adiwiyata sendiri dilaksanakann dengan berdasarkan tiga
prinsip utama, yaitu edukatif,partipatif, dan berkelanjutan.
Dari beberapa tahun terakhir jumlah siswa di SMP N 2 Kledung
diangka yang hampir stabil dikarenakan perkembangan baik secara
fasilitas ataupun pelaksanaan pembelajaran. Adapun jumlah siswa
dalam 3 Tahun terakhir adalah sebagai berikut :
55
Tabel 4.1
Jumlah Siswa SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung Tahun
Pembelajaran 2018-2020
Dari banyaknya siswa di SMP N 2 Kledung, sekolah berupaya
meningkatkan kualitas per individu sesuai dengan minat dan bakat dari
siswa itu sendiri. Maka sekolah menyediakan beberapa program guna
untuk pengembangan minat bakat siswa atau lebih dikenal dengan
program ekstrakurikuler. Program ekstrakurikuler yang
diselenggarakan sekolah bertujuan agar siswa bisa menggali potensi
yang ada dalam diri siswa serta siswa dapat mengisi waktu luang untuk
mengerjakan hal positif. Adapun program ekstrakurikuler di SMP N 2
Kledung adalah sebagai berikut :
Tahun
Pelajaran
Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas
(1+2+3 )
Jumlah Siswa Jumlah Siswa Jumlah Siswa Jumlah
Siswa
2017/2018 128 org 130 org 143 org 401 org
2018/2019 115 org 126 org 127 org 368 org
2019/2020 154 org 110 org 122 org 386 org
56
2. Letak Geografis SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung
SMP N 2 Kledung terletak di Desa Kwadungan Kecamatan
Kledung Kabupaten Temanggung. Letak SMP N 2 Kledung Kabupaten
Temanggung sangat strategis dikarenakan berada di dekat jalan raya
yang dimana bisa dijangkau dengan mudah. Selain itu, lingkungan
sekitar SMP N 2 Kledung sangat kondusif dikarenakan tidak berada di
tengah kota sehingga mendukung dalam berjalannya proses belajar
mengajar.
3. Identitas Sekolah
Adapun profil dari SMP N 2 Kledung adalah sebagai berikut :
a. Nama Sekolah : SMP N 2 Kledung
Alamat Jalan : Jalan Raya Wonosobo km 7
Desa : Kwadungan Gunung
Kecamatan : Kledung
Kab / Kota : Temanggung
b. Jenjang Akreditasi : A
c. Tahun Didirikan : 2003
d. Tahun Beroprasi : 2003
e. Kepemilikan Tanah : Pemerintah
Status Tanah : Hak Guna Pakai
Luas Tanah : 6980 m2
f. Status Bangunan : Pemerintah
Surat Ijin Bangunan : No.425.1/141/2003
57
Luas Seluruh Bangunan : 2792 m2
4. Visi dan Misi SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung
a. Visi SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung
Terwujudnya peserta didik yang percaya diri, religius,
bertanggung jawab, berbasis pendidikan yang berwawasan
kebangsaan dan lingkungan.
b. Misi SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung
Mengembangkan ketrampilan berkomunikasi dan
kolaboratif melalui diskusi kelas dalam pembelajaran dan
kegiatan sekolah.
1) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan melalui
pembelajaran akademik dan non akademik.
2) Mengembangkan sikap tanggung jawab dengan cara
melakukan yang diucapkan dan berkomunikasi dengan baik
pada setiap kegiatan pembelajaran.
3) Mengembangkan sikap cinta tanah air melalui kegiatan
pembiasaan menyanyikan lagu nasional sebelum
pembelajaran dan mengadakan upacara bendera.
4) Mengembangkan karakter dan kepedulian terhadap upaya
pelestarian lingkungan melalui pembelajaran dan
pembiasaan.
58
5. Sarana dan Prasarana SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung
Agar terciptanya pembelajaran yang efektif dan efisien, maka ada
beberapa sarana dan prasarana yang ada di lingkungan SMP N 2
Kledung yang berguna untuk menunjang jalannya pembelajaran. Di
harapkan dengan adanya sarana prasarana tersebut siswa bisa menerima
pembelajaran dengan maksimal dan guru bisa memanfaatkan fasilitas
yang ada untuk menjelaskan materi pembelajaran dan menjadi
fasilitator bagi para siswanya. Berikut adalah sarana dan prasarana yang
ada di SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung :
Tabel 4. 3
Ruang Pokok SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung
No Nama Ruang Jumlah Kondisi
1 Ruang Kelas/ Belajar 14 Baik
2 Ruang Kepala Madrasah 1 Baik
3 Ruang Guru 1 Baik
4 Ruang Tata Usaha 1 Baik
59
Tabel 4.4
Ruang Penunjang SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung
No Nama Ruang Jumlah Kondisi
1 Ruang Perpustakaan 1 Baik
2 UKS 1 Baik
3 Toilet Guru 1 Baik
4 Toilet Murid 8 Baik
5 Kantin 2 Baik
6 Rumah Dinas 1 Baik
7 Rumah Penjaga 1 Baik
8 Lapangan Basket 1 Baik
9 Laboraturium 1 Baik
10. Pos Jaga 1 Baik
11. Mushola 1 Baik
6. Jumlah Guru dan Tenaga Pendukung di SMP N 2 Kledung
Kabupaten Temanggung
Disini guru dan tenaga pendukung bertugas sebagaimana hak dan
tanggung jawabnya masing-masing. Yang dimana guru dalam hal ini
bisa menjadi pengganti peran orang tua siswa selama siswa tersebut
belajar atau mengikuti pembelajaran di sekolah dan guru juga menjadi
Top Related