PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AL-QUR’AN
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP KEBERAGAMAAN SISWA
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
AEP SAEFULLAH NIM. 102017023924
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1431 H/ 2010 M
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama : Aep Saefullah
NIM : 102017023924
Jurusan : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Media Al-Qur’an Dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Pembentukan Sikap Keberagamaan Siswa
Paraf Pembimbing No Judul dan halaman buku/referensi
1 2 1. K.H Fahmi Basya, Matematika Islam Sebuah Pendekatan
Untuk Yakin, Republika, 2004
2. http://mii.fmipa.ugm.ac.id/?p=121, 19 Juni 2006, 7:30 AM
3. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), Cet. I, h. 35
4. H. Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. I, h. 13
5. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, suatu Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosyda Karya, 1996), H. 126
6. Saifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), cet. ke-6, h. 3.
7. Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Offset, 2003), h. 120.
8. Saifuddin Azwar loc.cit. h. 5.
9. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), cet-18, h. 141.
11. Abuddin Nata, Metodologi Study Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2001). Cet. Ke-6, h. 1.
12. Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia,2002), cet-ke-7, h. 96.
13. Djamaludin Ancok, et al, Psikologi Islami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), cet. Ke-6, h. 77.
14. Jalaludin. Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 54.
15. Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), Cet. Ke-7, h.225
16. Ramayulis.Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta : Kalam Mulia, 2004 ) Cet 4 h 152
17. Abah Salma alif sampayya, Keseimbangan Matematika dalam Al-Qur’an, Jakarta, Republika, h.16
18. Afzalur Rahman, Al-Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan, Jakarta, Rineka Cipta, 2000, h.92-93
19. Muhamad mas’ud, Subhanallah... Quantum Bilangan-bilangan Al Qur’an, Jogyakarta, Diva Press, 2008, Cet. I. H. 326
20. Abdusysyakir, Ada Matematika dalam Al-Qur’an, UIN Malang Press, 2006, H. 60
21. Arief S. Sadiman, et. al., Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), Cet. VI, h. 6
22. H. Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002) Cet. I, h. 11
23. H. Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002) Cet. I, h. 11
24. Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), h. 93
25. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara,), cet. V, h. 72
26. Sudjana, Metode Statistika, (Bandung : Tarsito, 2001), h. 4
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. H. Aziz Fahrurrozi, MA Dra. Muhlisrarini, M. Pd NIP. 195206091981031004 NIP. 196807121999032001
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AL-QUR’AN DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP
KEBERAGAMAAN SISWA, yang disusun oleh Aep Saefullah Nomor Induk
Mahasiswa: 102017023924, Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan telah melalui bimbingan dinyatakan syah sebagai karya ilmiah yang
berhak untuk diajukan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan
fakultas.
Jakarta, Juni 2010
Yang Mengesahkan,
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. H. Aziz Fahrurrozi, MA Dra. Muhlisrarini, M. Pd NIP. 195206091981031004 NIP. 196807121999032001
ABSTRAK
Rendahnya sikap keberagamaan siswa dan makin maraknya kenakalan remaja menuntut praktisi pendidikan untuk melakukan inovasi-inovasi dalam proses pembelajaran. Seiring jalannya perkembangan zaman telah banyak melunturkan nilai-nilai keberagamaan dikalangan siswa. Untuk menghadapi perkembangan zaman dan sekaligus menanamkan nilai-nilai keberagamaan para siswa salah satunya adalah penggunaan media dalam proses belajar mengajar, media Al-Qur’an salah satunya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan media Al-Qur’an dapat mempengaruhi pembentukan sikap keberagamaan siswa. Penelitian ini dilakukan di MTs Islamiyah Ciputat pada tahun ajaran 2009/2010 dengan sampel dua kelas dari enam kelas yang ada, yatiu kelas VII.1 sebagai kelas eksperimen dan VII.2 sebagai kelas kontrol.
Metode penelitian adalah quasi eksperiment. Data diperoleh dengan menggunakan angket dengan lima alternatif jawaban. Pengujian analisis pada penelitian ini adalah dengan menguji kesamaan dua rata-rata menggunakan t-test. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara siswa yang diberi pembelajaran menggunakan media Al-Qur’an dengan siswa yang diberi pembelajaran konvensional.
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT. penguasa alam semesta atas ridho dan kenikmatan lahir dan batin yang telah
dilimpahkan-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarga, para sahabatnya, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini banyak mendapat kesulitan dan
hambatan namun berkat bimbingan, dorongan serta masukan-masukan positif atas
karya ilmiah ini semua dapat teratasi. Oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika sekaligus
sebagai Dosen Pembimbing informal bagi penulis.
3. Bapak Otong Suhyanto, M. Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
sekaligus Dosen Penasehat Akademik.
4. Bapak Prof. Dr. H. Aziz Fahrurrozi, M.A, Dosen Pembimbing I yang secara sabar
dan ikhlas memberikan bimbingan dalam menyusun skripsi ini.
5. Ibu Dra. Muhlisrarini, M. Pd, Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan
pengarahan dan bimbingan dengan penuh kesabaran hingga selesainya skripsi ini.
ii
6. Seluruh Dosen dan staf Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta yang telah memberikan ilmu
pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
Semoga ilmu yang Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah
SWT. Amin.
7. Ustadzah Hj. Yunelis. R, B.A., Wakil Kepala MTs Islamiyah Ciputat, , serta
seluruh ustadz dan ustadzah MTs Islamiyah Ciputat yang telah membantu penulis
dalam melaksanakan penelitian ini.
8. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan
Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan
fasilitas kepada penulis untuk menelaah serta meminjamkan sumber literatur yang
diperlukan.
9. Teristimewa untuk kedua orang tuaku, Ayahanda Hasbullah (Alm), dan Ibunda
Juhro yang tak henti-hentinya mendo’akanku dan melimpahkan kasih sayangnya
kepadaku dan memberikan dukungan moril dan materil kepadaku. Hanya Allah
SWT. yang dapat membalasnya, semoga penulis dapat memberikan yang terbaik
untuk kalian.
10. Kakak-kakaku dan adik-adikku tercinta yang selalu memberikan do’a dan
dukungannya kepada penulis.
11. Dian Komalasari dan keluarga, yang tak henti-hentinya dan tak kenal bosan selalu
memberikan semangat dan do’anya kepada penulis.
iii
12. Sahabat-sahabatku seperjuangan angkatan 2002 Pendidikan Matematika, Iik,
Faris, Endang, Ican, Mami dan yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
telah berjuang keras melewati hari-hari perkuliahan yang penuh suka dan duka.
Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Mudah-
mudahan bantuan, bimbingan, arahan dan do’a yang telah diberikan menjadi amal
shaleh dan diterima oleh Allah SWT serta mendapat balasan yang berlipat ganda.
Amiin. Dan semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan umumnya. Wassalam.
Jakarta, Juni 2010
Penulis
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Hubungan Antara Media dengan Tujuan Pembelajaran ................. 35
Tabel 2 : Rancangan Penelitian...................................................................... 44
Tabel 3 : Distribusi Frekuensi Sikap Keberagamaan Siswa Kelas Eksperimen 51
Tabel 4 : Distribusi Frekuensi Sikap Keberagamaan Siswa Kelas Kontrol... 52
Tabel 5 : Pengelompokan Siswa Berdasarkan Tinggi, Menengah dan Rendah 56
Tabel 6 : Kisi-kisi Instrumen Sikap Keberagamaan Sebelum Uji Validitas …. 62
Tabel 7 : Validitas Instrumen Sikap Keberagamaan siswa............................ 66
Tabel 8 : Validitas Instrumen Setelah Drop................................................... 67
Tabel 9 : Perhitungan Reliabilitas Instrumen................................................. 68
Tabel 10 : Kisi-kisi Instrumen Sikap Keberagamaan Sesudah Validitas......... 70
Tabel 11 : Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen .............................. 73
Tabel 12 : Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol..................................... 74
Tabel 13 : Nilai Kritis L Untuk Uji Lilifors..................................................... 81
Tabel 14 : Harga Kritik Untuk t ....................................................................... 82
Tabel 15 : Tabel Harga Kritik Untuk F............................................................ 84
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Histogram dan Poligon Frekuensi Hasil Tes Kelas Eksperimen .. 51
Gambar 2 : Histogram dan Poligon Frekuensi Hasil Tes Kelas Kontrol ......... 52
vi
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kisi-kisi Instrumen Penelitian Sebelum Uji Validitas.................... 62
Lampiran 2 : Instrumen Sikap Keberagamaan Sebelum Uji Validitas ................ 63
Lampiran 3 : Validitas Instrumen ........................................................................ 66
Lampiran 4 : Validitas Instrumen Penelitian Setelah Uji Validitas ..................... 67
Lampiran 5 : Tabel Perhitungan Reliabilitas Instrumen ...................................... 68
Lampiran 6 : Perhitungan Reliabilitas Instrumen ................................................ 69
Lampiran 7 : Kisi-kisi Instrumen SikapKeberagamaan Siswa Sesudah Uji
validitas........................................................................................... 70
Lampiran 8 : Angket Sikap Keberagamaan Siswa Sesudah Uji validitas............ 71
Lampiran 9 : Tabel Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen.................... 73
Lampiran 10 : Tabel Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol ......................... 74
Lampiran 11 : Perhitungan T-test ......................................................................... 75
Lampiran 12 : Perhitungan Varians Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……... 76
Lampiran 13 : Perhitungan Uji Homogenitas ....................................................... 78
Lampiran 14 : Perhitungan Rata-rata Seluruh Sampel........................................... 80
Lampiran 15 : Nilai Kritis L Untuk Uji Lilifors .................................................... 81
Lampiran 16 : Harga Kritik Untuk t....................................................................... 82
Lampiran 17 : Tabel Harga Kritik Untuk F ........................................................... 84
Lampiran 18 : Daftar Luas Distribusi Normal Standar.......................................... 88
Lampiran 19 : Bilangan dalam Al-Qur’an ............................................................. 89
Lampiran 20 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................................... 120
Lampiran 21 : Surat Bimbingan Skripsi ................................................................ 129
Lampiran 22 : Surat Permohonan Izin Penelitian .................................................. 130
Lampiran 21 : Surat Keterangan Penelitian ........................................................... 131
DAFTAR ISI
Abstrak ............................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi .......................................................................................................... v
Daftar Tabel ..................................................................................................... vii
Daftar Gambar.................................................................................................. viii
Daftar Lampiran............................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................................ 7
D. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ......................................... 7
BAB II PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIK DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS ...................................................................................... 8
A. Deskripsi Teoritik.......................................................................... 8
1. Sikap Keberagamaan Siswa ..................................................... 8
a. Pengertian Sikap................................................................. 8
b. Proses Pembentukan dan Perubahan Sikap........................ 9
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap .......................... 10
d. Pengertian Sikap Keberagamaan........................................ 12
e. Indikator Sikap Keberagamaan .......................................... 18
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Keberagamaan . 18
g. Pembentukan Sikap Keberagamaan................................... 21
2. Konsep Bilangan Dalam Al-Qur’an......................................... 22
3. Media Pembelajaran................................................................. 32
a. Pengertian Media Pembelajaran......................................... 32
b. Jenis-jenis Media Pembelajaran......................................... 34
c. Manfaat Media Pembelajaran ............................................ 36
d. Al-Qur’an Sebagai Media Pembelajaran ........................... 38
B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 40
v
vi
C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 41
D. Hipotesis Penelitian....................................................................... 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................ 43
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 43
B. Populasi dan Sampling.................................................................. 43
C. Metode Penelitian.......................................................................... 43
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 44
E. Instrumen Penelitian...................................................................... 44
F. Teknik Analisis Data..................................................................... 46
G. Hipotesis Statistik.......................................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN ...................................................................... 50
A. Deskripsi Data ............................................................................... 50
B. Pengujian Persyaratan Analisis ..................................................... 53
C. Analisis Data ................................................................................. 53
D. Pembahasan................................................................................... 54
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 58
A. Kesimpulan ................................................................................... 58
B. Saran.............................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 59
LAMPIRAN..................................................................................................... 62
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur`an adalah mukjizat, atau suatu risalah dan bukti kerasulan Muhammad
untuk menaklukan mereka yang membantah dan mengingkari kebenarannya.
Tetapi bagi orang yang beriman, Al-Qur`an tidak menyebut dirinya sebagai
mukjizat, melainkan petunjuk (hudan atau al-nuur). Artinya, jika seseorang telah
beriman dan memiliki ilmu pengetahuan, maka akan semakin terbuka baginya
pintu untuk memasuki rahasia Al-qur`an guna menggali hikmah dan ilmu yang
dikandungnya.1
Al-Qur`an sangat mengagungkan kedudukan ilmu dengan pengagungan yang
tidak pernah ditemukan bandingannya dalam kitab-kitab suci lainnya. Sebagai
bukti, Al-Qur`an memberikan sifat kepada bangsa Arab pada masa pra-Islam
dengan sebutan jahiliah (masa kebodohan).
Didalam Al-Qur`an terdapat ratusan ayat yang menyebutkan tentang ilmu dan
pengetahuan. Pada sebagian besar ayat itu disebutkan kemuliaan dan ketinggian
derajat ilmu tersebut. Untuk mengingatkan manusia terhadap anugrah yang telah
diberikan kepadanya, Allah berfirman :
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dengan beberapa derajat. (QS. 58 : 11)
☺ ☺ ⌧
Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (QS. 39 : 9)
1 K.H Fahmi Basya, Matematika Islam Sebuah Pendekatan Untuk Yakin, Republika, 2004
1
2
Lafaz ilmu dan pecahannya telah berulang kali disebutkan dalam Al-qur`an
hingga sebanyak 765 kali (dalam berbagai tempat) dan mendorong manusia
melakukan penelitian terhadap apa yang dipelajarinya dalam berbagai ayat, seperti
pada:
- Surat Yunus [10]: 101
☺ ……………
“Katakanlah : perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi……………….” (Q. S. Yunus : 101).
- Surat Al-Ankabut [29]: 20
…..
“Katakanlah : berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya kemudian Allah menjadikannya sekali lagi…………” (Q. S. Al-Ankabut : 20)
Demikianlah Al-qur`an mengajak kaum muslimin berpengetahuan dan
membimbing mereka yang belum pernah mereka pikirkan, yaitu : pengarahan
pikiran untuk memikirkan sebab dan akibat, mengadakan observasi dan
mengambil berbagai kesimpulan. Al-Qur`an mempertingatkan akal, agar (manusia
itu) meneliti dan memikirkan juga dirinya sendiri dan alam sekitarnya,
mempercayai deduksi tentang adanya bekas (pengaruh) menunjukan adanya yang
berpengaruh, adanya makhluk, adanya Khalik, adanya tanda – tanda kekuasaan,
adanya yang Maha Kuasa, dan adanya ciptaan serta menunjukan adanya pencipta.
Manusia selaku mahluk Allah SWT yang paling sempurna selalu dihadapkan
kepada perkembangan zaman sebagai efek dari kemajuan yang semakin lama
semakin berubah kearah modern, diakibatkan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Manusia yang merupakan mahluk yang amat memerlukan
pendidikan, pendidikan merupakan suatu media yang pokok dalam menciptakan
manusia yang memiliki kemampuan dalam penyesuaian hidupnya dan juga dalam
mempertahankan hidupnya juga merubah hidupnya kearah yang lebih baik.
3
Agama Islam merupakan agama yang amat memperhatikan masalah pendidikan,
ada banyak dalam al-Quran ayat-ayat yang berhubungan dengan pendidikan, salah
satunya adalah surat Al-Alaq, .ayat 1 sampai 5 :
Artinya: Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan (1) dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2) Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah (3) Yang mengajarkan manusia dengan perantara kalam (4) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahui (5)
Dalam surat Al-Alaq, manusia diharapkan dapat belajar dan dapat
mengetahui banyak ilmu sehingga manusia dapat menjadi manusia yang
seutuhnya, atas dasar keimanan kepada Allah SWT.
Dalam menghadapi tuntutan zaman serta pembangunan yang semakin pesat
ini pendidikan harus dapat secara tepat guna menciptakan manusia-manusia yang
berkualitas. Dalam hal ini diharapakan yang tercipta bukan hanya kualitas dari
segi intelektual juga segi religiusitasnya.
Pendidikan di sekolah formal berlangsung secara formal, artinya baik
kegiatan, tujuan pendidikan, materi dan bahan ajar, serta metode penyampaiannya
telah diprogram secara jelas dan dituangkan dalam seperangkat aturan atau
pegangan yang telah disyahkan Semua itu bertujuan agar kegiatan pendidikan
diselenggarakan di sekolah dapat berjalan dengan lancar, tertib dan teratur serta
dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Melewati abad 20 dan memasuki abad 21 yang berarti mulai melewati
millenium ketiga, millenium baru dimana arus globalisasi semakin deras
memasuki hampir segala sektor kehidupan termasuk sektor pendidikan.
Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Namun kenyataannya kualitas pendidikan di Indonesia
4
sangatlah rendah. Berdasarkan data hasil survei lembaga Political and Economic
Risk Consultan (PERC), kualitas pendidikan Indonesia berada pada urutan 12 dari
12 negara di Asia.2
Rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru berimplikasi
terhadap prestasi siswa. Menurut Trends in Mathematic and Science Study
(TIMSS) 2007, siswa Indonesia hanya berada di rangking ke- 41 dari 48 negara
dalam hal prestasi matematika.3 Untuk itu perlu adanya inovasi-inovasi baru
untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, termasuk di dalamnya
pembenahan dalam proses pembelajaran seperti kemampuan guru serta pengadaan
sarana dan prasarana. Berarti pihak guru dan sekolah harus memberikan
pelayanan yang memadai, agar proses belajar mengajar berjalan sesuai dengan
tujuan yang diinginkan. Seperti dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional tahun 2003 pada Bab XII Pasal 45 tentang Sarana dan
Prasarana Pendidikan bahwa: “Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal
menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual,
sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.”
Pada tahun 1950-an, pendidikan dipandang sebagai proses komunikasi.
Dengan komunikasi seseorang dapat mengajarkan atau memberitahukan apa yang
diketahuinya kepada orang lain. Berarti dalam komunikasi ada semacam pesan
yang disampaikan. Kegiatan belajar-mengajar di kelas merupakan suatu dunia
komunikasi tersendiri dimana guru dan siswa saling bertukar pikiran untuk
mengembangkan ide dan pengertian. Dalam komunikasi sering terjadi
penyimpangan sehingga komunikasi menjadi tidak efektif dan efisien, antara lain
disebabkan oleh kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan siswa, kurangnya
minat dan sebagainya.
Salah satu usaha untuk mengatasi hal tersebut adalah penggunaan media
secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar, karena fungsi media dalam
kegiatan tersebut disamping sebagai penyaji stimulus informasi, sikap, dan lain-
2 http://mii.fmipa.ugm.ac.id/?p=121, 23 Agustus 2010, 7:30 AM 3 http://mii.fmipa.ugm.ac.id/?p=121, 23 Agustus 2010, 7:30 AM
5
lain, juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi.4
Komunikasi sedikitnya ada empat komponen yaitu komunikator, pesan, saluran,
dan komunikan. Begitu juga dalam pembelajaran, ada pengajar (sebagai
penyampai pesan), materi (pesan), media (penyalur pesan), dan siswa (penerima
pesan). Ini berarti bahwa media merupakan wahana penyalur pesan atau informasi
belajar.
Dalam proses pembelajaran, juga harus diperhatikan kemampuan siswa dalam
menangkap, menerima, dan menyerap informasi belajar yang diberikan oleh guru.
Perbedaan persepsi anak dalam menerima pesan yang disampaikan harus
diperhatikan. Banyaknya konsep-konsep yang abstrak dalam pembelajaran
matematika menjadikan matematika menjadi pelajaran yang dipandang sulit oleh
siswa. Untuk itu diperlukan suatu alat bantu/media agar siswa lebih dapat
memahami konsep-konsep yang abstrak. Selain itu media pembelajaran juga dapat
memberikan penguatan serta motivasi kepada siswa. Sehingga nantinya
diharapkan prestasi belajarnyapun, dalam hal ini prestasi belajar matematika,
meningkat.
Penggunaan matematika atau berhitung dalam kehidupan sehari- hari
menunjukan hasil nyata seperti dasar dari desain ilmu teknik misalnya :
perhitungan untuk perkembangan antariksa, disamping dasar-dasar ilmu teknik,
metode matematika dapat memberikan inspirasi kepada pemikir dibidang social
ekonomi dan memberikan warna kepada kegiatan seni lukis, arsitektur dan musik.
Begitu pula dengan Al-qur`an yang merupakan pedoman dan petunjuk bagi
ummat Islam dan merupakan sumber ilmu pengetahuan. Dan nyatanya hingga saat
ini semakin banyak sarjana muslim yang menguasai berbagai disiplin ilmu
pengetahuan, mereka malah semakin respek dan yakin bahwa Al-qur`an adalah
kalam Ilahi yang didalamnya mengandung isyarat-isyarat ilmiah yang tidak
pernah habis-habisnya untuk digali.
Dengan demikian, matematika diperlukan oleh setiap muslim untuk
mendewasakan dirinya, misalnya untuk membina sikap kritis, kejujuran, dsb. Juga
4 H. Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), Cet. I, h. 13
6
untuk meneliti alam, agar alam itu dapat dikelola untuk sebesar-besarnya kebaikan
manusia. Dan matematika juga diperlukan supaya aturan-aturan Allah dapat
dilaksanakan.
Pada kenyataannya, bahwa al-Qur`an dan matematika merupakan sesuatu
yang tidak mudah untuk difahami oleh siswa, sehingga kita banyak sekali
menemukan siswa yang tidak mampu memahami al-qur`an dan matematika. Oleh
karena itu sudah sepantasnya sebagai para guru harus jeli dalam membina dan
mengarahkan siswanya dalam memahami al-qur`an dan matematika, sehingga
akan terbentuk siswa yang mempunyai sikap keberagamaan yang mengarah
kepada pembentukan `manusia ahli pikir dan dzikir`. Sehingga akan terwujud
apa yang menjadi tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mencerdaskan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggiung jawab kemasyarakatan yang tinggi.
Dari uraian diatas penulis terdorong untuk melakukan penelitian lapangan dengan
judul : “Pengaruh Penggunaan Media Al Qur’an Dalam Pembelajaran
Matematika Terhadap Pembentukan Sikap Keberagamaan Siswa”.
B. Identifikasi Masalah
Banyak faktor yang mempengaruhi sikap keberagamaan, antara lain faktor
intern dan faktor ekstern. Berdasarkan faktor tersebut, maka permasalahan dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Kebutuhan manusia akan pedoman hidup yang menunjukan jalan ke arah
kebahagiaan dunia dan akhirat.
2. Banyak orang tua yang meninggalkan tanggungjawab dalam menentukan
sikap keberagamaan anaknya
3. Lingkungam institusional (lembaga pendidikan) sangat berpengaruh terhadap
pembentukan sikap keberagamaan siswa
4. Apakah dengan pembelajaran matematika menggunakan media Al-Qur’an
dapat membentuk sikap keberagamaan siswa ?
7
5. Dalam penggunaan media Al-Qur’an pada pembelajaran matematika, siswa
diharapkan akan lebih bersemangat dalam melakukan aktifitas proses belajar
dan aktifitas keagamaannya
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas, maka perlu dilakukan pembatasan
masalah dalam penelitian agar persoalan penelitian dapat dikaji dengan
mendalam. Dalam hal ini peneliti membatasi pada masalah :
1. Materi yang diajarkan kepada siswa yaitu pada pokok bahasan Bilangan
2. Media pembelajaran yang digunakan adalah al Qur’an yaitu ayat-ayat yang
berkaitan dengan bilangan
3. Sikap keberagamaan Siswa dibatasi pada hal-hal berikut :
- Keterlibatan tingkat ritual
- Keterlibatan intelektual
- Keterlibatan ideologis
- Keterlibatan pengalaman
- Keterlibatan secara konsekuen
Adapun rumusan masalah penulisan skripsi ini sebagai berikut : Apakah terdapat
pengaruh penggunaan media al Qur’an dalam pembelajaran matematika terhadap
pembentukan sikap keberagamaan siswa ?
D. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk : Mengetahui pengaruh penggunaan media al
Qur’an dalam pembelajaran matematika terhadap pembentukan sikap
keberagamaan siswa.
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Memberikan masukan-masukan kepada pihak-pihak terkait agar dapat
menggunakan media al Qur’an dalam pembelajaran matematika.
2. Memberi sumbangan pemikiran bagi pengembangan hazanah ilmu
pengetahuan.
BAB II
PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Sikap Keberagamaan Siswa
a. Pengertian Sikap
Sikap menurut J. P. Chaplin yang diterjemahkan oleh Kartini Kartono
adalah satu predisposisi atau kecenderungan yang relative stabil dan
berlangsung terus menerus untuk bertingkah laku atau mereaksi dengan
satu cara tertentu terhadap pribadi lain, obyek, lembaga atau persoalan
tertentu. Di lihat dari satu yang sedikit berbeda, sikap merupakan
kecenderungan untuk mereaksi terhadap orang, institusi atau kejadian baik
secara positif maupun negatif.
Sikap merupakan reaksi seseorang terhadap obyek atau institusi yang
dihadapinya baik berupa reaksi positif maupun negatif. Sikap memiliki
kecenderungan yang stabil bila dimiliki oleh orang-orang yang
berkepribadian kuat, konsisten dengan segala tindakan yang telah
diperbuatnya. Sedangkan sikap yang cenderung berubah-ubah terdapat
pada orang-orang yang berkepribadian lemah karena dipengaruhi oleh
lingkungannya.
Dari pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa sikap
adalah suatu predisposisi yang stabil dari seseorang terhadap suatu obyek
yang dihadapinya. Misalnya, seorang guru mempunyai anak didik yang
kurang dapat bersosialisasi dengan temannya disebabkan anak tersebut
baru pindah dari daerah, sehingga dalam berkomunikasi sering
menggunakan dialek daerah. Guru tersebut harus dapat memahami
keadaan anak tersebut dan berusaha membantu anak tersebut.
Dalam arti yang sempit, sikap adalah pandangan atau kecenderungan
mental. Menurut Frank J. Bruno, sikap (attitude) dapat dikatakan sebagai
predisposisi untuk bertindak secara positif atau negatif terhadap kategori
atau obyek tertentu. Dengan demikian pada prinsipnya sikap itu dapat
8
9
dianggap sebagai suatu kecenderungan siswa untuk bertindak dengan cara
tertentu. Dalam hal ini perwujudan prilaku belajar siswa aka ditandai
dengan munculnya kecenderungan-kecenderungan baru yang telah
berubah (lebih maju dan lugas) terhadap suatu obyek, tata nilai , peristiwa
dan sebagainya.1
Untuk membedakannya dengan aspek-aspek yang lain (seperti motif,
kebiasaan, pengetahuan dan lain-lain) perlu dikemukakan ciri-ciri sikap
sebagai berikut:
1) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari
sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan obyeknya. Sifat
ini membedakannnya dengan sifat motif-motif biogenis seperti lapar,
haus, kebutuhan akan istirahat.
2) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap
dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan
syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.
3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan
tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk,
dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek
tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.
4) Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga
merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
5) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat
alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau
pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.
b. Proses Pembentukan dan Perubahan sikap
Sikap dapat terbentuk atau berubah melalui empat macam cara:
1) Adopsi: kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi
berulang-ulang dan terus menerus, lama kelamaan secara bertahap
1 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, suatu Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosyda Karya, 1996), H. 126
10
diserap kedalam diri individu dan memepengaruhi terbentuknya suatu
sikap. Misalnya, seseorang yang sejak lahir sampai ia dewasa tinggal di
lingkungan yang fanatic Islam, ia akan mempunyai sikap negative
terhadap daging babi.
2) Diferensiasi: dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya
pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal yang
tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari
jenisnya. Terhadap obyek tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula.
Misalnya, seorang anak kecil mula-mula takut pada setiap orang dewasa
yang bukan ibunya, tetapi lama kelamaan ia dapat membeda-bedakan
antara ayah, paman, bibi, kakak, yang disukainya dan orang asing yang
tidak disukainya.
3) Integrasi: pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai
dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal
tertentu, sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai suatu hal tersebut.
Misalnya, seorang dewasa sering mendengar kehidupan kota, ia pun
sering membaca surat kabar yang diterbitkan di kota, kawan-kawan
yang datang dari kota membawa barang-barang yang bagus dan
bercerita tentang keindahan kota. Setelah beberapa waktu, maka dalam
diri orang dewasa tersebut timbul sikap positif terhadap kota dan hal-hal
yang berhubungan dengan kota, sehingga pada akhirnya ia pun
terdorong untuk pergi ke kota.
4) Trauma: trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan
meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap
Pembentukan sikap tidak terjadi demikian saja, melainkan melalui suatu
proses tertentu, melalui kontak social terus menerus antara individu
dengan individu lain di sekitarnya. Dalam hubungan ini, factor-faktor yang
mempengaruhi terbentuknya sikap adalah:
11
1). Pengalaman Pribadi
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi
haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih
mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi
yang melibatkan faktor emosional.
2). Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang
konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.
Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi
dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap
penting tersebut.
3). Pengaruh Kebudayaan
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap
kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota
masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman
individu-individu masyarakat asuhannya.
4). Media Massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi
lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyekstif
cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh
terhadap sikap konsumennya.
5). Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama
sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau
pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.
6). Faktor Emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari
emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. (Azwar, 2005).
12
d. Pengertian Sikap Keberagamaan
Secara historis, sikap (attitude) pertama kali digunakan Spencer pada
tahun 1862 yang pada saat itu diartikan olehnya sebagai status mental
seseorang. Dimasa-masa awal itu pula penggunaan konsep sikap sering
dikaitkan dengan konsep mengenai postur fisik atau posisi tubuh
seseorang.2 Misalnya sikap hormat dengan membungkukkan badan sikap
takut diekspresikan dalam perubahan wajah dan lain sebagainya. Proses
kemapanan sikap bersumber pada perasaan yang dimunculkan pada fisik
maupun perilaku, sehingga studi sikap pada awalnya lebih cenderung pada
pengamatan perilaku fisik.
Sikap dalam arti yang sempit adalah pandangan atau kecenderungan
mental. Menurut Bruno sikap (attitude) adalah kecenderungan yang relatif
menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau
barang tertentu.3 Sejalan dengan pendapat Bruno, Louis Thurstone, Rensis
Likert, dan Charles Osgood menurut mereka, sikap adalah suatu bentuk
evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah
perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak
mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tertentu, secara
lebih spesifik, Thurshtone sendiri memformulasikan sikap sebagai derajat
afek positif atau afek negatif terhadap suatu objek psikologis.4
Sudibyo mendefinisikan sikap sebagai keyakinan-keyakinan yang
mengandung aspek kognitif, afektif, dan konatif yang merupakan kesiapan
mental psokologis untuk bereaksi dan bertindak secara positif atau negatif
terhadap objek tertentu.
Dari berbagai definisi dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap adalah
keyakinan seseorang menanggapi objek tertentu dengan perasaan
mendukung atau tidak mendukung yang mengandung tiga komponen
2 Saifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2003), cet. ke-6, h. 3. 3 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya Offset, 2003), h. 120. 4 Saifuddin Azwar loc.cit. h. 5.
13
psikologis, yaitu komponen kognitif, afektif, dan komponen konatif
(psikomotorik) dengan sitem kerja yang sangat kompleks.
Sikap yang mengandung tiga komponen, yaitu komponen kognitif,
komponen afektif, dan komponen konatif (psikomotorik), akan terbentuk
dari suatu objek, yang disertai perasaan positif atau negatif. Orang yang
mempunyai sikap positif terhadap suatu objek, yang bernilai pada
pandangannya, dan ia akan bersikap negatif terhadap objek yang
dianggapnya tidak bernilai atau merugikan. Sikap ini kemudian mendasari
dan mendorong kearah sejumlah perbuatan yang satu sama lainnya
berhubungan. Informasi merupakan kondisi pertama untuk suatu sikap.
Jika berdasarkan informasi itu timbul perasaan positif atau negatif
terhadap objek dan menimbulkan kecenderungan untuk bertingkah laku
tertentu, maka terjadilah sikap.
Menurut Ellis, sebagaimana yang dikutif oleh Purwanto, menyatakan
bahwa yang memegang peranan penting dalam sikap adalah faktor
perasaan atau emosi, dan faktor reaksi/respon, atau kecenderungan untuk
bereaksi. Dalam beberapa hal sikap merupakan penentu yang penting
dalam tingkah laku manusia, sebagai reaksi maka sikap selalu
berhubungan dengan dua alternatif, yaitu senang (like) atau tidak senag
(dislike), menurut dan melaksanakannya atau menjauhinya.5
Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang
berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Agama dalam kehidupan sehari-hari, di kenal dengan istilah religi (religio,
bahasa Latin; religion, bahasa Inggris), agama, dan din (al-diin, bahasa
Arab). Religi berakar kata religare berarti mengikat, yaitu sesuatu yang
dirasakan sangat dalam, yang bersentuhan dengan keinginan seseorang
membutuhkan ketaatan dan memberikan imbalan atau mengikat seseorang
dalam suatu masyarakat. Menurut Quraish Shihab, agama berasal dari al-
5 Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002),
cet-18, h. 141.
14
diin adalah ketetapan ilahi yang diwahyukan kepada Nabi-Nya untuk
menjadi pedoman hidup manusia, dan karakteristik agama adalah
hubungan makhluk dengan Sang Pencipta, yang terwujud dalam sikap
batinnya, tampak dalam ibadah yang dilakukannya, serta tercermin dalam
perilaku kesehariannya. Agama juga meliputi tiga persoalan pokok, yaitu
tata keyakinan (atas adanya kekuatan supranatural), tata peribadatan
(perbuatan yang berkaitan dengan dzat yang diyakini sebagai konsekuensi
keyakinan), dan tata kaidah (yang mengatur hubungan antar manusia
dengan manusia dan dengan alam sekitar.
Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw diyakini
dapat menjamin terwujudnya kehidupan yang sejahtera lahir dan batin.
Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan, sebagaimana
terdapat di dalam sumber ajarannya, al-Qur’an dan hadist, nampak amat
ideal dan agung. Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan
progresif, menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi
kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian
sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada
kualitas, eglifer, kemitraan, anti peodalistik, mencintai kebersihan
mengutamakan persaudaraan berakhlak mulia dan sikap-sikap positif
lainnya.6
Dari definisi di atas dapat disimpulkan agama adalah peraturan Allah
yang diberikan untuk manusia yang berisi sistem keyakinan, sistem
peribadatan tampak dalam ibadahnya, dan sistem kaidah yang mengatur
hubungan manusia dengan alam sekitar yang tercermin dalam tingkah laku
kesehariannya. Semua itu bertujuan untuk mencapai kebahagiaan di dunia
dan di akhirat kelak.
Keberagamaan sering disebut juga religiusitas. Religiusitas adalah
seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa
6 Abuddin Nata, Metodologi Study Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2001). Cet.
Ke-6, h. 1.
15
pelaksanaan ibadah dan kaidah, dan seberapa dalam penghayatan atas
agama yang dianut. Untuk penelitian ini dibatasi pada orang Muslim,
religiusitas dapat diketahui dari seberapa jauh pengetahuanm keyakinan,
pelaksanaan dan penghayatan atas agama Islam. Sikap keberagamaan
merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri seseorag yang mendorong
sisi orang untuk bertingkah laku yang berkaitan dengan agama.7 Sikap
keberagamaan juga dapat dipahami sebagai suatu tindakan yang didasari
oleh dasar kepercayaan terhadap nilai kebenaran yang diyakininya. Sikap
keberagamaan terbentuk karena adanya konsistensi antara kepercayaan
terhadap agama sebagai komponen kognitif serta perasaan terhadap agama
sebagai komponen apektif dan perilaku terhadap agama sebagai komponen
konatif (psikomotorik).
Agama menyangkut kehidupan batin manusia, kesadaran agama dan
pengalaman agama seseorang menggambarkan sisi batin dalam kehidupan
beragama seseorang. Dari kesadaran dan pengalaman inilah timbulnya
sikap keberagamaan yang ditampilkan seseorang.
Untuk mengukur dan melihat bahwa sesuatu itu menunjukan sikap
keberagamaan dilihat dari karakteristik sikap religiusitas, terdiri lima
indikator yang sesuai dengan pendapat Glock dan Stark, yaitu keyakinan
(the ideological dimension, religious belief), peribadatan atau praktik
agama (the ritualistic dimension, religious practice), penghayatan (the
experiential dimension,religious feeling), pengamalan (the consequential
dimension, religious effect), dan pengetahuan agama (the intellectual
dimension, religious knowledge).
Pertama, dimensi keyakinan, dimensi ini berisi pengharapan-
pengharapan dimana orang religius berpegang teguh pada pandangan
teologis tertentu dan mengakui kebenaran doktrin-doktrin tersebut, dan
diharapkan akan taat. Kedua, dimensi praktik agama, dimensi ini
mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal yang dilakukan orang
untuk menunjukan komitmen terhadap agama yang dianutnya. Ketiga,
7 Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia,2002), cet-ke-7, h. 96.
16
dimensi pengalaman, dimensi ini berisikan dan memperhatikan fakta-fakta
bahwa semua agama mengandung pengharapan-pengaharapan tertentu,
dan pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan, persepsi-persepsi, dan
sensasi-sensasi yang dialami seseorang. Keempat, dimensi pengetahuan
agama dimensi ini mengacu kepada harapan bahwa orang-orang yang
beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai
dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi. Kelima,
dimensi pengamalan atau konsekuensi, dimensi ini mengacu pada
identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik, pengalaman, dan
pengetahuan seseorang dari hari ke hari.8
Faktor-faktor yang memepengaruhi sikap keberagamaan bersumber
dari kejiwaan pada seseorang, yaitu berfikir, sesuai pendapat Teori
Monistik, bahwa yang menjadi sumber kejiwaan agama adalah satu
sumber kejiwaan. Menurut Thomas Van Aquino yang menjadi sumber
kejiwaan agama adalah berfikir. Manusia bertuhan karena manusia
menggunakan kemampuan berfikirnya. Kehidupan beragama merupakan
refleksi dari kehidupan berfikir manusia itu sendiri. Menurut Fredrick
Schleimacher bahwa yang menjadi sumber keagamaan itu adalah
ketergantungan yang mutlak (sense of depend). Dengan adanya
ketergantungan yang mutlak ini manusia merasakan dirinya lemah.
Kelemahan ini menyebabkan manusia selalu tergantung hidupnya dengan
suatu kekuasaan yang berada diluar dirinya. Menurut Rudolf Otto sumber
kejiwaan agama adalah rasa kagum yang berasal dari the wholly other
(yang sama sekali lain). Bila seseorang dipengaruhi rasa kagum terhadap
sesuatu yang dianggap lain.9
Teori Fakulti berpendapat bahwa tingkah laku manusia itu tidak
bersumber pada suatu faktor yang tunggal tetapi terdiri atas unsur, antara
lain yang diaggap memegang peranan penting adalah fungsi cipta
(reason), rasa (emotion), dan karsa (will).
8 Djamaludin Ancok, et al, Psikologi Islami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), cet. Ke-6, h. 77.
9 Jalaludin. Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 54.
17
a. Cipta (reason) berperan untuk menentukan benar atau tidaknya ajaran
suatu agama berdasarkan pertimbangan intelek seseorang.
b. Rasa (emotion) menimbulkan sikap batin yang seimbang dan positif
dalam menghayati kebenaran ajaran agama.
c. Karsa (will) menimbulkan amalan-amalan atau doktrin keagamaan
yang benar dan logis.
Kemantapan jiwa seseorang setidaknya memberikan gambaran
tentang bagaimana sikap keberagamaan pada orang itu. Jika nilai-nilai
agama yang mereka pilih dijadikan pandangan hidup, maka sikap
keberagamaan akan terlihat pula dalam pola kehidupannya. Sikap
keberagamaan ini dapat membawa seseorang secara mantap menjalankan
ajaran agama yang mereka anut.
Sikap keberagaman merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri
seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar
ketaatannya terhadap agama. Sikap keberagaman tersebut dipengaruhi
oleh adanya konsistensi antara kepercayaan terhadap agama sebagai unsur
kognitif, perasaan terhadap agama sebagai unsur afektif dan perilaku
terhadap agama sebagai unsur konatif. Jadi sikap keberagaman
merupakan integrasi secara kompleks antara pengetahuan agama, perasaan
agama dan tindak keagamaan dalam diri seseorang. Hal ini menunjukkan
bahwa sikap keberagaman menyangkut atau berhubungan erat dengan
gejala kejiwaan.10
Dari beberapa definisi yang diungkapkan di atas dapat disimpulkan
bahwa sikap keberagamaan adalah kemantapan perilaku seseorang (siswa)
yang terlihat dalam pola kehidupannya dalam melaksanakan ketetapan
Ilahi yang diwahyukan kepada Nabi-Nya sebagai pedoman hidup,
meliputi: keyakinan, peribadatan atau praktik agama, penghayatan,
pengamalan dan pengetahuan agama.
10 Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), Cet. Ke-7, h.225
18
e. Indikator Sikap Keberagamaan
Menurut pendapat Glock dan Stark, untuk mengukur tingkat
keberagaman seseorang dapat dipakai kerangka sebagai berikut:
1). Keterlibatan tingkat ritual (ritual involvement), yaitu tingkatan
sejauh mana seseorang mengerjakan kewajiban ritual agama
mereka.
2) Keterlibatan ideologis (ideological involvement), yaitu tingkatan
sejauh mana orang menerima hal-hal yang dogmatis dalam agama
mereka.
3) Keterlibatan intelektual (intelektual involvement), yaitu
menggambarkan sejauh mana seseorang mengetahui tentang ajaran
agamanya, seberapa jauh aktivitasnya dalam menambah
pengetahuan agama.
4) Keterlibatan pengalaman (eksperimental involvement), yang
menunjukan apakah seseorang pernah mengalami pengalaman yang
spektakuler yang merupakan keajaiban yang datang dari Tuhan.
5) Keterlibatan secara konsekuen (consequential involvement), yaitu
tingkatan sejauh mana perilaku seseorang konsekuen dengan ajaran
agamanya.
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Keberagamaan
Pembentukan atau perubahan sikap beragama pada dasarnya
ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
1). Faktor intern yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu
sendiri. Antara lain:
a) Kebutuhan manusia akan agama (naluri untuk beragama), yaitu
kebutuhan manusia akan pedoman hidup yang dapat menunjukkan
jalan kearah kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dalam buku Psikologi Agama, Robert Nuttin mengatakan
bahwa: dorongan beragama merupakan salah satu dorongan yang
bekerja dalam diri manusia sebagaimana dorongan-dorongan
19
lainnya, seperti makan, minum, intelek dan lain sebagainya. Sejalan
dengan itu maka dorongan beragama pun menuntut untuk dipenuhi
sehingga pribadi manusia itu mendapat kepuasan dan ketenangan.
Selain itu dorongan beragama juga merupakan kebutuhan insaniah
tumbuhnya dari berbagai faktor penyebab yang bersumber dari rasa
keagamaan.
b) Adanya dorongan untuk bersyukur, taat, patuh, atau mengabdi
kepada Allah, sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT.
Sebagaimana Allah menegaskan tentang tujuan diciptakannya
manusia, sesuai dengan firmannya dalam Al-Qur’an surat Adz-
Dzaariat ayat 56:
Artinya:. Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
c) Adanya cita-cita untuk memperoleh kebahagiaan hidup dunia dan
akhirat.
2). Faktor ekstern yaitu faktor yang terdapat diluar pribadi seseorang dan
merupakan stimulus yang dapat membentuk dan dapat mengubah sikap
beragama, dapat dilihat dari:
a). Lingkungan Keluarga
Pengaruh kedua orang tua terhadap sikap beragama dalam
pandangan Islam sudah lama disadari. Orang tua telah diberikan
tanggung jawab yang besar dalam menentukan sikap beragama pada
anak-anaknya, sehingga keluarganya terhindar dari berbagai macam
malapetaka di Dunia dan Akhirat. Sebagaimana firman Allah Qur’an
surat At-Tahrim ayat 6:
20
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
b). Lingkungan Institusional
Lingkungan institusional yang berpengaruh terhadap sikap
beragama antara lain adalah lembaga pendidikan.
Sekolah sebagai institusi formal mempunyai pengaruh yang besar
terhadap pembentukan sikap beragama anak (siswa). Pengaruh
tersebut terjadi antara lain karena interaksi kurikulum dengan siswa,
guru dengan siswa, siswa dengan siswa atau bias saja terjadi karena
hubungan siswa dengan sarana atau prasarana ibadah.
Dilihat kaitannya dengan sikap beragama, keempat interaksi
tersebut jelas mempengaruhi.
c). Lingkungan Masyarakat
Umumnya siswa SLTP menghabiskan waktunya di luar rumah
(sekolah dan masyarakat). Berbeda dengan di sekolah dan di rumah,
umumnya pergaulan di masyarakat kurang memperhatikan disisplin
atau aturan yang harus dipatuhi secara ketat.
Namun demikian, kehidupan di masyarakat dibatasi oleh norma-
norma dan nilai-nilai yang didukung warganya. Dengan demikian
setiap warga berkewajiban untuk mamatuhi semua norma-norma
tersebut. Norma-norma dalam masyarakat biasanya sangat
dipengaruhi oleh nilai-nilai agama yang dianut.
21
Disamping itu faktor ekstern ini dapat pula berupa alat-alat
komunikasi seperti: surat kabar, majalah, buku dan lain-lain.11
Dengan demikian jelaslah bahwa pembentukan dan perubahan sikap
tidak terjadi dengan sendirinya. Sikap dalam perkembangannya
banyak dipengaruhi lingkungan, norma-norma, interaksi antar
individu, perkembangan sarana komunikasi dan sebagainya.
g. Pembentukan sikap keberagamaan
Pembentukan sikap keberagamaan seseorang dapat dilakukan
dengan melalui 3 pendekatan yaitu pendekatan rasional , emosional dan
keteladanan.
1). Pendekatan rasional
Pendekatan rasional adalah usaha memberikan peranan pada rasio
(akal) peserta didik dalam memahami dan membedakan berbagai bahan ajar
dalam standar materi serta kaitannnya dengan prilaku yang buruk dalam
kehidupan duniawi
2). Pendekatan emosional
Pendekatan emosional adalah upaya untuk mengugah perasaan emosi
peserta didik dalam menghayati prilaku yang sesuai dengan ajaran Islam dan
budaya bangsa (serta dapat merasakan mana yang baik dan buruk). Dalam
konteks ini terdapat dua metode yaitu:
a) Metode nasehat yang merupakan salah satu metode dalam membentuk
sikap keberagamaan anak, mempersiapkannnya secara moral, psikis dan
sosial, dikarenakan nasehat sangat berperan dalam menjelaskan kepada
anak tentang segala hakekat, menghiasi dengan moral mulia dan
mengajari tentang prinsip-prinsip Islam. Dalam menggunakan metode
nasehat, hendaknya pendidik menghindari perintah atau larangan secara
langsung, sebaiknya menggunakan teknik - teknik tidak langsung
seperti membuat perumpamaan
11 Ita Novita Adenan, Sri Gurinta, Mengetahui Sikap, Kepercayaan dan Perilaku Budaya Tradisional Pada Generasi Muda di Surabaya, (Jakarta: CV. Eka Jaya) Cet.Ke-1, h. 57.
22
b) Metode pengawasan yaitu seorang pendidik mendampingi dan
mengawasi anak didiknya baik dalam hal jasmani maupun rohani dalam
upaya membentuk aqidah, moral dan sosial yang baik. Aspek
pengawasan juga harus memberikan nilai yang positif dan optimal oleh
karena itu harus dilakukan dengan cara yang tidak terlalu mengekang
anak, akan tetapi dengan cara menjelaskan dengan baik dan mudah
dimengerti oleh anak.
c). Pendekatan keteladanan
Pendekatan keteladanan adalah menjadikan figur guru agama dan non
agama dan seluruh warga sekolah sebagai cerminan manusia yang
berkepribadian agama. Keteladanan dalam pendidikan amat penting dan
lebih efektif, apalagi dalam usaha pembentukan sikap kebergamaan, seorang
anak akan lebih mudah memahami atau mengerti bila ada seeorang yang
dapat ditirunya. Keteladanan ini pun menjadi media yang amat baik bagi
optimalnya pembentukan jiwa keberagamaan seseorang. Keteladanan
Pendidik terhadap peserta didik kunci keberhasilan dalam mempersiapakan
dan membentuk moral spiritual dan sosial anak.
Sehubungan dengan pembentukan sikap Zakiyah Darajat
mengemukakan bahwa hendaknya setiap pendidik menyadari bahwa
pembinaan pribadi anak sangat diperlukan pembiasaan - pembiasan dan
latihan - latihan yang cocok dan sesuai dengan perkembangan jiwanya.
Karena pembiasaan dan latihan tersebut akan membentuk sikap tertentu
pada anak yang lambat laun sikap itu akan bertambah jelas dan kuat, karena
telah masuk menjadi bagian dari pribadinya.
2. Konsep Bilangan Dalam Al qur’an
Al-Qur’an secara ilmu kebahasaan berakar dari kata qaraa yaqrau
qur’anan yang bererti “bacan atau yang dibaca”. Secara general Al-Qur’an
didefenisikan sebagai sebuah kitab yang berisi himpunan kalam Allah,
suatu mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui
23
perantaraan malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf yang kemurniannya
senantiasa terpelihara, dan membacanya merupakan amal ibadah.
Al- Qur’an adalah rujukan utama bagi segala rujukan, sumber dari
segala sumber, basis bagi segala sains dan ilmu pengetuhan, sejauh mana
keabsahan ilmu harus diukur standarnya adalah Al-Qur’an. Ia adalah buku
induk ilmu pengetahuan, dimana tidak ada satu perkara apapun yang
terlewatkan, semuanya telah terkafer di dalamnya yang mengatur berbagai
aspek kehidupan manusia, baik yang berhubungan dengan Allah (Hablum
minallah) maupun sesama manusia (Hablum minannas); alam, lingkungan,
ilmu akidah, ilmu sosial, ilmu alam, ilmu emperis, ilmu agama, umum dan
sebagainya.(Q.S. Al-an’am: 38). Lebih lanjut Achmad Baiquni
mengatakan, “sebenarnya segala ilmu yang diperlukan manusia itu tersedia
di dalam Al-Qur’an.
Salah satu kemu’jizatan (keistimewaan) Al-Qur’an yang paling utama
adalah hubungannya dengan sains dan ilmu pengetahuaan, begitu
pentingnya sains dan ilmu pengetahuan dalam Al-Qur’an sehingga Allah
menurunkan ayat yang pertama kali Q.S Al-‘alaq [96] : 1-5.
1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Ayat tersebut di atas mengandung perintah membaca, membaca berarti
berfikir secara teratur atau sistematis dalam mempelajari firman dan
ciptaan-Nya, berfikir dengan menkorelasikan antara ayat qauliah dan
24
qauniah manusia akan mampu menemukan konsep-konsep sains dan ilmu
pengetahuan. Bahkan perintah yang pertama kali dititahkan oleh Allah
kepada Nabi Muhammad SAW dan umat Islam sebelum perintah-perintah
yang lain adalah mengembangkan sains dan ilmu pengetahuan serta
bagaimana cara mendapatkannya. Tentunya ilmu pengetahuan diperoleh
diawali dengan cara membaca, karena membaca adalah kunci dari ilmu
pengetahuan, baik membaca ayat qauliah maupun ayat kauniah, sebab
manusia itu lahir tidak mengethui apa-apa, pengetahuan manusia itu
diperoleh melalui proses belajar dan melalui pengalaman yang
dikumpulkan oleh akal serta indra pendengaran dan penglihatan demi
untuk mencapai kejayaan, kebahagian dunia dan akhirat. Dalam Al-Qur’an
terdapat kurang lebih 750 ayat rujukan yang berkaitan dengan ilmu
pengetahuan sementara tidak ada agama atau kebudayaan lain yang
menegaskan dengan begitu tegas akan pentingnya ilmu dalam kehidupan
manusia. Ini membuktikan bahwa betapa tingginya kedudukan sains dan
ilmu pengetauan dalam Al-Qur’an (Islam). Al-Qur’an selalu
memerintahkan kepada manusia untuk mendayagunakan potensi akal,
pengamatan , pendengaran, semaksimal mungkin.
Secara khusus, Al-Qur’an mengajak kita untuk mempelajari ilmu alam,
matematika, filsafat, sastra dan semua ilmu pengetahuan yang dapat
dicapai oleh pemikiran manusia. Anjuran Al-Qur’an untuk mempelajari
ilmu-ilmu itu adalah untuk kesejahteraan dan kebahagiaan umat manusia.
Al-Qur’an selalu mendorong akal pikiran dan menekankan pada upaya
mencari ilmu pengetahuan serta pengalaman dari sejarah, dunia alamiah,
dan dari diri manusia sendiri, karena Allah SWT menunjukan tanda-tanda
kebesaran-Nya dalam diri manusia sendiri, ataupun di luar dirinya. Oleh
karena itu, menjadi kewajiban manusia untuk menyelidiki dan mengamati
ilmu pengetahuan yang dapat menghasilkan kecakapan dalam semua segi
dari pengalaman manusia.
Aktifitas memperhatikan, memikirkan, memahami dan menggunakan
akal banyak dianjurkan oleh Allah swt dalam Al-Qur’an merupakan
25
sebuah rangkaian metode penelitian ilmiah untuk menghasilkan teori-teori
ilmu pengetahuan yang semuanya terangkum dalam dua kegiatan yaitu
membaca dan menulis, seperti halnya Allah memberikan Al Kitab yang
berarti tulisan dan Al Qur’an yang berarti Bacaan. Dan dengan Qolam
inilah Allah memproses penciptaan dan pengembangan alam semesta
beserta isinya, baik yang di langit maupun di bumi, baik yang tampak
maupun tidak, berjalan hingga detik ini dalam keteraturan dan ketentuan-
Nya dalam bentuk ukuran, massa, kecepatan dan seluruh perhitungan-
perhitungan di jagad raya ini dengan ketelitian yang tiada banding dan
tidak akan ada yang mampu untuk menandingi-Nya. Semuanya dalam
satuan angka.
Angka adalah “ruh” dari matematika dan matematika merupakan
bahasa murni lmu pengetahuan (lingua pura)12. Peranan matematika dalam
kehidupan juga pernah dilontarkan 1 abad sebelum kelahiran Nabi
Muhammad SAW oleh seorang filosof, ahli matematika dan numerology
yang juga sekaligus pemimpin spiritual Yunani, Phitagoras (569-500 SM),
pada masa ketika bangsa disana masih menyembah berhala, ia mengatakan
bahwa “anka-angka mengatur segalanya”. Dan 1 abad setelah kelahiran
Nabi Muhammad SAW, Galileo dari galilea (1564-1642 M) mengatakan
bahwa “Mathematics is the language in which God wrote the universe”
(Matematika adalah bahasa yang digunakan Tuhan dalam menulis alam
semesta).
Matematika bukan ciptaan manusia-manusia berintelegensi tinggi
seperti, Phitagoras, Aritoteles, Ptolemy, Euclid, Erosthatenus, Al
khawarizme, Galileo, Kepler, Newton, Max Planck, Riemann, Einstein,
bahkan ilmuwan terkenal abad ini Stephen Hawking. Mereka tidak
menciptakan matematika, mereka hanya menemukan bahwa ada satu
aturan atau persamaan matematika dalam segala hal yang telah diciptakan
Allah sebagai bahasa universal di alam semesta. Matematika sebagai
12 Abah Salma alif sampayya, Keseimbangan Matematika dalam Al-Qur’an, Jakarta, Republika, h.16
26
bahasa universal inilah diyakini oleh Carl Sagan, seorang fisikawan dan
penulis novel fiksi ilmiah, Contact sebagai bahasa universal alam semesta.
Seperti halnya seorang fisikawan terkenal Frank Drake yang meyakini
bahwa bilangan prima menjadi bahasa dasar untuk menjalin komunikasi
antar bintang dan makhluk-makhluk berintelegensi tinggi di alam semesta
yang diwujudkan dalam proyek SETI (Search Extraterrestrial
Intellegence).
Matematika merupakan ilmu pengetahuan dasar yang dibutuhkan
semua manusia dalam kehidupan sehari-hari baik secara langsung maupun
tidak langsung. Matematika merupakan ilmu yang tidak terlepas dari alam
dan agama semua itu kebenarannya bisa kita lihat dalam Al-Qur’an.
Didorong dan dirangsang oleh studi Al-Qur’an, kaum muslimin
memulai dengan pengetahuan tentang bilangan dan ilmu hisab. Ilmu-ilmu
ini menduduki tempat istimewa dalam ilmu pengetahuan Islam. Sumber
studi matematika, sebagaimana sumber ilmu pengetahuan yang lainnya
dalam Islam, adalah konsep tauhid, yaitu Ke-Esaan Allah. Kecintaan kaum
muslimin kepada matematika langsung dikaitkan dengan bilangan pokok
dari keimanannya kepada Satu Tuhan (Tauhid). Ilmu pengetahuan tentang
bilangan merupakan akar tunggangnya ilmu pengetahuan. Peranan
bilangan sebagai symbol berperan amat besar dalam studi matematika.
Angka satu memegang peranan penting baik sebagai permulaan maupun
pada akhir studi, menjadi perangsang kuat ataupun tujuan akhir.13
Segala ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam bilangan angka di
hamparan semesta raya merupakan bagian dari master plan penciptaan-
Nya dalam hitungan matematis yang teramat tinggi. Oleh karena itu
seluruh karya ciptaan-Nya sejak dentuman besar hingga saat ini berjalan
dalam keteraturan. Detik ini tanpa disadari oleh para pengguna teknologi,
semua bentuk teknologi yang kita pergunakan dari radio, televisi,
komunikasi (Handphone, internet dll) dan bahkan teknologi tingkat tinggi
13 Afzalur Rahman, Al-Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan, Jakarta, Rineka Cipta, 2000,
h.92-93
27
dan tercanggih sekalipun menggunakan bahasa yang sama yaitu bahasa
matematika.
Seorang ahli matematika harus mempelajari angka-angka, permutasi
dan sifat-sifatnya. Aspek ini disebut aritmetika atau perhitungan. Ketika
berhadapan dengan persamaan atau untuk mengetahui sesuatu yang belum
di ketahui tetap dapat disimbolkan dengan rumus dan persamaan maka
lahirlah al jabar. Dan ketika berhadapan dengan format, ukuran dan posisi,
lahirlah geometri. Banyak orang berpendapat bahwa antara aritmetika,
aljabar dab geometri adalah tiga hal yang berbeda, padahal sesungguhnya
semua saling bekerja sama, saling membantu dan terkait satu sama lain
sehingga membentuk sebuah komposisi alam semesta yang sangat
sempurna dan menkjubkan.
Stephen Hawking, yang pada awalnya tidak membutuhkan hipotesis
Tuhan dalam mempelajari alam semesta, meyakini adanya unsur
matematika yang mengagumkan yang melekat didalam struktur kosmos,
sehingga akhirnya dia mengatakan :”Tuhanlah yang berbicara dengan
bahasa itu”.
Aspek dari studi tentang ilmu matematika ini memperkenalkan tertib
aturan, keseimbangan dan keserasian pada tiap cabang ilmu pengetahuan
dalam dunia Islam. Jelaslah bahwa mempelajari bilangan dan angka-angka
mendapat dorongan kuat dari Al-Qur’an yang membuka cakrawala baru
dalam bidang matematika. Dengan kata lain, Tauhid adalah sumber ilmu
pengetahuan karena semua ilmu pengetahuan berkembang dari padanya
dan memperkaya kehidupan manusia.14 Demikianlah cara studi
matematika, yang dimulai dari Ke-Esaan (Tuhan) dan berakhir pada Ke-
Esaan, karena ke-Esaan membawa kearah kebergandaan yang kemudian
berputar kembali kepada ke-Esaan, setelah mengembara jauh dalam
keajaiban dan kegaiban angka dan bilangan yang rumit. Hal ini
14 Afzalur Rahman, Al-Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan, Jakarta, Rineka Cipta, 2000,
h.93
28
menjadikan manusia lebih menyadari Tuhan-Nya dan lebih dekat Kepada-
Nya, lalu berseru :
……… ☺
“ dan Katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." (Q.S Thaha : 114)
Dalam Al-Quran disebutkan sebanyak 38 bilangan berbeda. Dari 38
bilangan tersebut, 30 bilangan merupakan bilangan asli dan 8 bilangan
merupakan bilangan pecahan (rasional). Tiga puluh bilangan asli yang
disebutkan dalam Al-Qur’an adalah
1 (Wahid) 11 (Ahada Asyarah) 99 (Tis’un wa Tis’una)
2 (Itsnain) 12 (Itsna Asyarah) 100 (Mi’ah)
3 (Tsalats) 19 (Tis’ata Asyar) 200 (Mi’atain)
4 (Arba’) 20 (‘Isyrun) 300 (Tsalatsa Mi’ah)
5 (Khamsah) 30 (Tsalatsun) 1000 (Alf)
6 (Sittah) 40 (‘Arba’un) 2000 (Alfain)
7 (Sab’a) 50 (Khamsun) 3000 (Tsalatsa Alf)
8 (Tsamaniyah) 60 (Sittun) 5000 (Khamsati Alf)
9 (Tis’a) 70 (Sab’un) 50000 (Khamsina Alf)
10 ‘Asyarah) 80 (Tsamanun) 100000 (Mi’ati Alf),
Sedangkan delapan bilangan rasional yang disebutkan dalam Al-
Qur’an adalah: 1/3 (Tsulutsa); ½ (Nishf); 2/3 (Tsuluts); ¼ (Rubu’);
1/5 (Khumus); 1/6 (Sudus); 1/8 (Tsumun); dan 1/10 (Mi’syar) Keterangan : nama ayat dan surat lihat lampiran
Mengenai relasi bilangan dalam Al-Qur’an, perhatikan firman Allah
SWT dalam Al-Qur’an surat Ash-Shaffaat ayat 147 yang menjelaskan
bahwa nabi Yunus diutus kepada umat yang jumlahnya 100000 orang atau
lebih. Secara matematika, jika umat nabi Yunus sebanyak x orang, maka x
sama dengan 100000 atau x lebih dari 100000. Kalimat matematika, dapat
ditulis sebagai berikut :
29
x = 100000 atau x > 100000.
Tulisan tersebut dapat diringkas menjadi
x ≥ 100000.
Masih terdapat beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang menyebutkan
relasi bilangan. Relasi bilangan dalam Al-Qur’an, disebutkan dalam
beberapa redaksi, misalnya, Adnaa (kurang dari), Aktsara (lebih dari), dan
Fauqa (lebih dari).
Selain berbicara bilangan dan relasi bilangan, ternyata Al-Qur’an juga
berbicara tentang operasi hitung dasar pada bilangan. Operasi hitung dasar
pada bilangan yang disebutkan dalam Al-Qur’an adalah operasi
penjumlahan, pengurangan, dan pembagian.15
Perhatikan firman Allah SWT dalam surat Al Kahfi :25,
⌧
dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah
sembilan tahun (lagi).
dan dalam surat Al Ankabut ayat 14
⌧ ☺
dan Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, Maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim.
Dalam surat 18:25 dan surat 29:14, Al Qur’an telah berbicara tentang
matematika.16 Konsep matematika yang disebutkan dalam dua ayat
tersebut adalah :
1. Konsep bilangan, yaitu bilangan 300, 9, 1000, dan 50
15 Muhamad mas’ud, Subhanallah... Quantum Bilangan-bilangan Al Qur’an, Jogyakarta,
Diva Press, 2008, Cet. I. H. 326 16 Abdusysyakir, Ada Matematika dalam Al-Qur’an, UIN Malang Press, 2006, H. 60
30
2. Operasi penjumlahan, yaitu 300 + 9; dan
3. Operasi pengurangan, yaitu 1000 – 50
Makna yang tersirat dalam dua ayat tersebut adalah bahwa setiap
muslim perlu memahami setiap bilangan dan operasi bilangan. Bagaimana
mungkin seorang muslim dapat mengetahui bahwa nabi Nuh tingal dengan
kaumnya selama 950 tahun, jika tidak dapat menghitung 1000 – 50.
Bagaimana mungkin seorang muslim dapat mengetahui bahwa Ashabul
Kahfi tinggal di dalam gua selama 309 tahun, jika tidak dapat menghitung
300 + 9.
Operasi penjumlahan yang disebutkan secara tersirat dalam Al Qur’an
dapat ditemui pada QS 2: 196, yaitu bahwa 3 + 7 = 10 dan pada QS 7 : 142
yaitu bahwa 30 + 10 = 40
Sekarang perhatikan fakta berikut :
1. Pada QS 2: 196 tersirat makna 3 + 7 = 10
2. Pada QS 7: 142 tersirat makna 30 + 10 = 40
3. Pada QS 18: 25 disebutkan 300 + 9
4. Pada QS 29: 14 disebutkan 1000 – 50
Jika melihat pada urutan nomor surat dan operasi yang disebutkan,
terlihat bahwa Al Qur’an pertama kali mengajarkan operasi penjumlahan
dan dimulai dengan penjumlahan bilangan satuan, puluhan, dan ratusan.
Mengapa pada QS 2:196 dan QS 7: 142 langsung menyebutkan hasil
penjumlahan tetapi pada QS 18: 25 dan QS 29: 14 tidak disebutkan
hasilnya?
Berkaitan dengan operasi hitung bilangan, ternyata Al Qur’an tidak
berbicara tentang operasi perkalian. Pada surat Al An’aam ayat 160, Al
Qur’an menjelaskan :
⌧ ☺
Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala)
sepuluh kali lipat amalnya; dan Barangsiapa yang membawa perbuatan
31
jahat Maka Dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).
Dalam QS 6:160 tersebut sebenarnya tidak membicarakan operasi
perkalian bilangan. Pernyataan sepuluh kali amalnya tidak dapat dimaknai
operasi perkalian bilangan, karena secara kualitas amal bukan bilangan.
Hal ini sama dengan menyatakan dua kali gunung atau tujuh kali lautan.
Jika dilihat secara kuantitasnya saja, maka pernyataan sepuluh kali
amalnya dapat bermakna perkalian bilangan. Sebagai contoh, jika
seseorang membaca dzikir 33 kali maka berdasarkan QS 6 :160 pahala
yang diperoleh sama dengan membaca dzikir 330 kali (33 x 10).
Walaupun Al Qur’an tidak berbicara operasi perkalian bilangan secara
eksplisit (tegas), ternyata Al Qur’an memberikan suatu gambaran yang
akan memunculkan operasi perkalian bilangan. Pada surat Al Baqoroh
ayat 261, Al Qur’an menjelaskan :
☺⌧
☺
perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.
Pada QS 2:261 dijelaskan bahwa 1 biji akan menumbuhkan 7 batang,
dan tiap-tiap batang terdapat 100 biji. Karena operasi penjumlahan telah
disebutkan dalam Al Qur’an, maka untuk menentukan keseluruhan biji,
seorang dapat melakukan dengan cara menghitung
100 + 100 + 100 + 100 + 100 + 100 + 100 = 700
Penjumlahan 100 berulang sebanyak 7 kali sehingga diperoleh 700.
Konsep penjumlahan berulang inilah yang sebenarnya merupakan konsep
operasi perkalian bilangan. Jadi pernyataan 100 + 100 + 100 + 100 + 100
32
+ 100 + 100 dan 7 x 100 adalah sama. Dengan demikian, munculnya
operasi perkalian bilangan bersumber dari operasi penjumlahan, yaitu
penjumlahan berulang.
Operasi pembagian dalam Al Qur’an diwakili dengan penyebutan
bilangan 2/3, ½, 1/3, ¼, 1/5, 1/6, 1/8, dan 1/10. Bilangan 2/3 tidak lain
adalah 2 dibagi 3 atau 2 : 3. Operasi pembagian dalam Al Qur’an sangat
berkaitan dengan masalah pembagian warisan (faraidh) dan pembagian
harta rampasan perang (ghanimah).
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Asosiasi
Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and
Communication Technology/AECT) di Amerika membatasi media sebagai
segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan
pesan/informasi. Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk
belajar.17
Sedangkan Education Association (NEA) mendefenisikan media
sebagai benda yang dapat dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta
instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar
mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional.18 Media
hendaknya dapat dilihat, didengar dan dibaca. Hal ini sesuai dengan ayat
Al-Qur’an yang menyebutkan bahwa alat (media) untuk mengkaji alam ini
adalah panca indera dan akal kita, yang bunyinya:
17Arief S. Sadiman, et. al., Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), Cet. VI, h. 6 18H. Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002) Cet. I, h. 11
33
Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl: 78)
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi. Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian
yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku
teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar-mengajar
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis
untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual
atau verbal. Media sebagaimana yang dikatakan Bovee adalah sebuah alat
yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Media pembelajaran
adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan
pembelajaran.
Pembelajaran merupakan sebuah proses komunikasi antara pembelajar,
pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan
sarana penyampai pesan atau media. Ada yang menyebut media
pembelajaran dengan media pengajaran. E. De Corte mengatakan bahwa
media pengajaran adalah suatu sarana nonpersonal yang
digunakan/disediakan oleh tenaga pengajar, yang memegang peranan
dalam proses belajar-mengajar, untuk mencapai tujuan instruksional.
Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Media
pembelajaran harus meningkatkan motivasi pembelajar. Penggunaan
34
media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pembelajar. Selain
itu media juga harus merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah
dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik
juga akan mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan
balik dan juga mendorong siswa untuk melakukan praktek-praktek dengan
benar.
Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media. Salah
satu kriterianya adalah biaya. Biaya memang harus dinilai dengan hasil
yang akan dicapai dengan penggunaan media itu. Kriteria lainnya adalah
ketersediaan fasilitas pendukung seperti listrik, kecocokan dengan ukuran
kelas, keringkasan, kemampuan untuk dirubah, waktu dan tenaga
penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan yang terakhir
adalah kegunaan. Semakin banyak tujuan pembelajaran yang bisa dibantu
dengan sebuah media, semakin baiklah media itu.
b. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya :
1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan
sejenisnya
3. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan
sejenisnya
4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR),
komputer dan sejenisnya.
Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang
bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion
media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja
yang disebut Multi Media. Contoh : dewasa ini penggunaan komputer
tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua
jenis media yang bersifat interaktif.
Allen mengemukakan tentang hubungan antara media dengan tujuan
pembelajaran, sebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini :
35
Tabel 1. Hubungan Antara Media Dengan Tujuan Pembelajaran
Jenis Media 1 2 3 4 5 6
Gambar Diam S T S S R R
Gambar Hidup S T T T S S
Televisi S S T S R S
Obyek Tiga Dimensi R T R R R R
Rekaman Audio S R R S R S
Programmed Instruction S S S T R S
Demonstrasi R S R T S S
Buku teks tercetak S R S S R S
Keterangan :
1 = Belajar Informasi faktual
2 = Belajar pengenalan visual
3 = Belajar prinsip, konsep dan aturan
4 = Prosedur belajar
5= Penyampaian keterampilan persepsi motorik
6 = Mengembangkan sikap, opini dan motivasi
R = Rendah S = Sedang T= Tinggi
Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin
dicapai. Contoh ; bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat
menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan.
Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan
maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran
bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa
36
digunakan. Disamping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat
melengkapi (komplementer), seperti: biaya, ketepatgunaan; keadaan
peserta didik; ketersediaan; dan mutu teknis.
c. Manfaat Media Pembelajaran
Kemp dan Dayton mengidentifikasikan beberapa manfaat media dalam
pembelajaran, yaitu:19
1). Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.
Setiap guru mungkin mempunyai penafsiran yang berbeda-beda
terhadap suatu konsep materi pembelajaran tertentu. Dengan bantuan
media, penafsiran yang beragam tersebut dapat dihindari sehingga dapat
disampaikan kepada siswa secara seragam.
2). Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, media dapat
menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik
secara alami maupun manipulasi. Materi pelajaran yang dikemas
melalui program media, akan lebih jelas, lengkap, dan menarik minat
siswa.
3). Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
Jika dipilih dan dirancang secara baik, media dapat membantu guru
dan siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses
pembelajaran.
4). Efesiensi dalam waktu dan tenaga.
Sering terdengar keluhan dari guru bahwa sering kekurangan waktu
untuk mencapai target kurikulum. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi
jika guru dapat memanfaatkan media secara maksimal.
5). Meningkatkan kualitas prestasi belajar siswa.
Penggunaan media dapat membantu siswa menyerap materi belajar
lebih mendalam dan utuh. Bila hanya dengan mendengarkan informasi
verbal dari guru saja, siswa mungkin kurang memahami pelajaran
19 www.pcassistance.us/search.php?q=dinamic%20multimedia, 26 Desember 2005, 11:53 AM
37
secara baik. Tetapi jika hal ini diperkaya dengan kegiatan melihat,
menyentuh, merasakan atau mengalami sendiri melalui media, maka
pemahaman siswa pasti akan lebih baik.
6). Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan
kapan saja.
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga
siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara lebih leluasa, kapanpun
dan dimanapun, tanpa tergantung pada keberadaan seorang guru.
7). Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan
proses belajar.
Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga
mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar
mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.
8). Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Dengan memanfaatkan media secara baik, seorang guru bukan lagi
menjadi satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Seorang guru tidak
perlu menjelaskan seluruh materi pelajaran, karena bisa berbagi peran
dengan media. Dengan demikian, guru akan lebih banyak memiliki
waktu untuk memberi perhatian kepada aspek-aspek edukatif lainnya,
seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian,
memotivasi belajar dan lain-lain.
Selain manfaat di atas ada manfaat lain dari media pembelajaran ini
antara lain:
a) Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang
konkret sampai kepada yang abstrak.20
b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, misalnya:21
(1) Dapat menampilkan objek yang terlalu besar.
(2) Dapat menampilkan objek yang tidak dapat diamati dengan mata
telanjang.
20 H. Asnawir dan Basyiruddin Usman, op. cit., h. 15 21 Arief S. Sadiman, et. al.,op. cit., h. 16
38
(3) Dapat memperlihatkan gerak yang terlalu cepat.
(4) Dapat membawa objek yang berbahaya ke dalam lingkungan
pembelajaran.
d. Al Qur’an Sebagai Media Pembelajaran
Perkembangan dan kemajuan manusia berpikir senantiasa disertai oleh
wahyu yang sesuai dan dapat memecahkan problem-problem yang
dihadapi oleh kaum setiap rasul saat itu, sampai perkembangan itu
mengalami kematangannya. Allah SWT menghendaki agar risalah nabi
Muhammad SAW muncul di dunia ini, maka diutuslah beliau disaat
manusia sedang mengalami kekosongan para Rasul, untuk
menyempurnakan “bangunan” saudara-saudara pendahulunya (para rasul)
dengan syari’atnya yang universal dan abadi serta dengan kitab yang
diturunkan kepadanya, yaitu al - Qur’anul Karim.
Education Association (NEA) mendefenisikan media sebagai benda
yang dapat dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen
yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat
mempengaruhi efektifitas program instruksional.22 Media hendaknya
dapat dilihat, didengar dan dibaca. Hal ini sesuai dengan ayat Al-Qur’an
yang menyebutkan bahwa alat (media) untuk mengkaji alam ini adalah
panca indera dan akal kita, yang bunyinya:
☺ ⌧ ☺
Artinya:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl: 78)
22H. Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002) Cet. I, h. 11
39
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi. Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian
yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku
teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
Qur’an dikhususkan sebagai nama bagi kitab yang diturunkan kepada
Muhammad SAW, sehingga Qur’an menjadi nama khas kitab itu, sebagai
nama diri, dan secara gabungan nama itu dipakai untuk nama qur’an secara
keseluruhan, bagitu juga untuk penamaan ayat-ayatnya. Maka jika kita
mendengar orang membaca ayat al-Qur’an, kita boleh mengatakan bahwa
ia sedang membaca al-Qur’an.
☺
⌧
Dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.(Q.S. al-A’raf [7] : 204)
Sebagian ulama menyebutkan bahwa penamaan kitab ini dengan nama
Qur’an diantara kitab-kitab Allah itu karena kitab ini mencakup inti dari
kitab-kitab-Nya, bahkan inti dari semua ilmu. Hal itu diisyaratkan dalam
firman-Nya :
…..
⌧ ☺
☺ ☺ Dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.(Q.S. an-Nahl [16] : 89)
40
Dan firman-Nya :
….. ⌧
Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab (al-Qur’an), kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (Q.S. al-An’am [6] : 38)
Para ulama menyebutkan definisi al-Qur’an yang mendekati maknanya
dan membedakannya dari yang lain dengan menyebutkan bahwa : “Qur’an
adalah kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada Muhammad
SAW, yang membacanya merupakan suatu ibadah”.
Qur’an dan al-Kitab lebih popular dari nama-nama yang lain. Dalam hal
ini Dr. Muhammad Abdullah Daraz berkata : “Ia dinamakan Qur’an
karena ia ‘dibaca’ dengan lisan, dan dinamakan al-Kitab karena ia ‘ditulis’
dengan pena. Kedua nama ini menunjukan makna yang sesuai dengan
kenyataannya”
Dari beberapa definisi yang diungkapkan di atas dapat disimpulkan
bahwa al-Qur’an merupakan salah satu jenis media pembelajaran karena
dapat memberikan pesan bagi ummat manusia tentang aturan kehidupan,
al-Qur’an juga merupakan pedoman hidup bagi ummat Islam sehingga
segala sesuatu yang kita lakukan senantiasa berpegang pada nilai-nilai
yang terkandung dalam al-Qur’an.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Salah satu penelitian yang menerapkan media pembelajaran adalah bentuk
skripsi yang berjudul “Efektifitas Penggunanaan Media CD Interaktif
Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa”, oleh Herika Marlinda (2006),
Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata
antara siswa yang diajar dengan media CD Interaktif dengan siswa yang
diajar tanpa menggunakan media CD Interaktif.
41
Berdasarkan hasil penelitian ini, dijelaskan juga banyak strategi atau
penggunanaan media pembelajaran yang dapat dipilih dan disesuaikan
dengan materi yang akan disajikan. Sehingga penggunaan media
pembelajaran dapat membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan
kepribadian, memotivasi belajar dan lain-lain.
Dalam hubungannya dengan sikap keberagamaan ada salah satu penelitian
dengan judul “Hubungan Sikap Keberagamaan dengan Hasil belajar
Matematika” Oleh Sri Lestari (2007), Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, menunjukan
bahwa tidak terdapat hubungan antara sikap keberagamaan dengan hasil
belajar matematika.
Dari hasil penelitian di atas yang telah dilakukan, ternyata penggunaan
media pembelajaran dan hubungan dengan pembentukan sikap keberagamaan
siswa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara siswa yang diajar
menggunakan media dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan media,
namun dapat kita ketahui bahwa di dalam pembelajaran terdapat banyak
media yang dapat digunakan dan disesuaikan dengan mata pelajaran
matematika, oleh karena itu peneliti akan menerapkan penggunaan media Al-
Qur’an dalam pembelajaran matematika.
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran adalah suatu proses yang disengaja atau upaya yang
dirancang oleh pendidik dengan tujuan untuk menciptakan suatu lingkungan
(kelas/sekolah) yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar serta
terjadinya interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa
dengan siswa. Dalam hubungannya dengan pembentukan sikap
keberagamaan siswa, ada dua faktor yang menentukan pembentukan atau
perubahan sikap keberagamaan yaitu : faktor intern dan faktor ekstern.
1. Faktor intern yaitu faktor yang terdapat dalam diri siswa.
42
2. Faktor ekstern yaitu faktor yang terdapat diluar pribadi siswa dan
merupakan stimulus yang dapat membentuk dan dapat mengubah sikap
keberagamaan, antara lain yaitu :
a). Lingkungan Keluarga
b). Lingkungan Institusional
c). Lingkungan Masyarakat
Salah satu faktor ekstern yaitu lingkungan institusional yang berpengaruh
terhadap sikap keberagamaan adalah lembaga pendidikan. Sekolah sebagai
lembaga institusi formal mempunyai pengaruh yang besar terhadap
pembentukan sikap kebergamaan siswa. Pengaruh tersebut terjadi antara lain
karena interaksi kurikulum dengan siswa, guru dengan siswa, siswa dengan
siswa atau bisa saja terjadi karena hubungan siswa dengan sarana atau
prasarana ibadah.
Dahulu ada anggapan bahwa guru adalah orang yang paling tahu. Namun,
sekarang, pengetahuan guru bisa sama dengan siswa, bahkan siswapun bisa
lebih tahu dari gurunya. Ini semua terjadi akibat perkembangan teknologi dan
media informasi di sekitar kita. Pada saat ini guru bukanlah satu-satunya
sumber belajar. Banyak sumber belajar lainnya seperti media massa, televisi,
bahkan internet.
Perkembangan media menurut Ashby, telah menimbulkan dua kali
revolusi pendidikan dari empat revolusi yang ada. Revolusi keempat
disebabkan karena meluasnya penggunaan media komunikasi elektronik, dan
inilah yang telah merubah sistem pendidikan secara menyeluruh.
Perkembangan media ini berpotensi untuk tumbuh dan berkembangnya
masyarakat belajar. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar, potensi
media tidak dapat diabaikan.
Penggunaan media dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih
mendalam dan utuh. Bila hanya dengan mendengarkan informasi verbal dari
guru saja, siswa mungkin kurang memahami pelajaran secara baik. Tetapi jika
hal ini diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan atau
mengalami sendiri melalui media, maka pemahaman siswa pasti akan lebih
43
baik. Al qur’an merupakan salah satu media dan merupakan pedoman bagi
seluruh ummat Islam sehingga diharapkan dengan pemilihan dan penggunaan
media Al-Qur’an dalam pembelajaran matematika dapat mempengaruhi
pembentukan sikap keberagamaan siswa.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah : ”Terdapat perbedaan sikap
keberagamaan antara siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan
media Al-Qur’an dengan siswa yang diberi pembelajaran konvensional”.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Seperti yang telah penulis kemukakan pada bab III, bahwa penulis
melakukan penelitian di MTs Islamiyah Ciputat, dengan mengambil sampel dua
kelas dari tujuh kelas yang ada (dengan cara random sederhana) yaitu kelas VII-1
dan VII-2 yang berjumlah 72 siswa. Kelas VII-1 berjumlah 37 siswa dan kelas
VII-2 berjumlah 35 siswa.
Pada penelitian ini penulis langsung mengajar di kedua kelas tersebut
dengan perlakuan yang berbeda. Kelas VII-1 sebagai kelas eksperimen diajar
dengan menggunakan media Al-Qur’an, sedangkan kelas VII-2 sebagai kelas
kontrol diajar tanpa menggunakan media Al-Qur’an. Materi yang diajarkan adalah
materi Bilangan.
Setelah penulis memberikan perlakuan yang berbeda terhadap kedua
kelas ini, penulis memberikan angket dengan lima alternatif jawaban. Soal yang
diberikan telah terlebih dahulu dilakukan uji coba validitas. Setelah dilakukan uji
validitas menggunakan Product Moment (lampiran 3), ternyata dari 42 angket
yang penulis berikan didapat 25 butir angket yang valid, dan 17 butir angket yang
drop. Kemudian penulis juga melakukan uji reliabilitas tes untuk mengetahui
keajegan butir angket, dan didapatkan nilai reliabilitas sebesar 0,914 (lampiran 5).
Angket yang valid inilah yang penulis berikan kepada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Berikut ini disajikan distribusi frekuensi, histogram dan polygon tentang
sikap keberagamaan siswa pada kelas eksperimen dan kontrol:
50
51
1. Deskripsi data kelas eksperimen
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Sikap Keberagamaan Siswa Kelas Eksperimen (X)
Frekuensi Interval Batas Bawah Batas Atas
Absolut Relatif
82 – 87 81,5 87,5 2 6,25
88 – 93 87,5 93,5 8 25
94 – 99 93,5 99,5 7 21,88
100 – 105 99,5 105,5 9 28,13
106 – 111 105,5 111,5 5 15,62
112 - 117 111.5 117.5 1 3,12
Jumlah 32 100,00
Rata-rata skor sikap keberagamaan dari keseluruhan sampel adalah 97,36.
Jika dilihat pada data tunggal skor sikap keberagamaan siswa kelas eksperimen
(lampiran 14) maka diperoleh 53,12 % siswa memiliki nilai di atas rata-rata, dan
46,88 % siswa memiliki nilai di bawah rata-rata.
Adapun penyajian histogram dan poligon frekuensi sebagai berikut:
Gambar 1. Histogram dan Poligon Frekuensi Kelas Eksperimen
•
5,4
Frek
uens
i
NilaiInterval
•
•
••
•
8
2
10
81,5
6
4
093,5 99,5 87,5 117,5 105,5 111,5
52
2. Deskripsi data kelas kontrol
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Sikap Keberagamaan Siswa Kelas Kontrol (Y)
Frekuensi Interval Batas Bawah Batas Atas
Absolut Relatif
82 – 86 81,5 86,5 2 6,45
87 – 91 86,5 91,5 7 22,58
92 – 96 91,5 96,5 3 9,68
97 – 101 96,5 101,5 12 38,71
102 – 106 101,5 106,5 7 22,58
Jumlah 31 100,00
Rata-rata skor sikap keberagamaan dari keseluruhan sampel adalah 97,36.
Jika dilihat pada data tunggal skor sikap keberagamaan siswa kelas kontrol
(lampiran 14) maka diperoleh 51,61 % siswa memiliki nilai di atas rata-rata, dan
48,39 % siswa memiliki nilai di bawah rata-rata
Adapun penyajian histogram dan poligon frekuensi sebagai berikut:
•
Gambar 2. Histogram dan Poligon Frekuensi Kelas Eksperimen
•
5,4
Frek
uens
i
NilaiInterval
•2
8
10
6
4
0
•
•
106,5 81,5 86,5 96,5 91,5 101,5
53
B. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
yang diteliti berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas yang digunakan adalah uji Lilliefors. Berdasarkan perhitungan uji
normalitas data, didapat untuk kelas eksperimen sebesar 0,1295
(lampiran 8) dan pada tabel harga kritis L (lampiran 15) untuk n = 32 pada
taraf signifikan
hitungL
05,0=α adalah 0,159. Karena tabelo LL < maka sampel pada
kelas eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan untuk kelas kontrol didapat
harga = 0,1432 (lampiran 9) dan oL 159,0=tabelL , diperoleh ,
artinya sampel pada kelas kontrolpun berdistribusi normal.
tabelo LL <
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher. Dari hasil
perhitungan (lampiran 12), diketahui varians kelas eksperimen adalah 67,742
dan varians kelas kontrol 58,366. Sehingga didapat (lampiran
17). Taraf nyata yang digunakan adalah
161,1=hitungF
05,0=α untuk dan 31=pembilangdk
30=penyebutdk , didapat 835,1=tabelF . Karena tabelhitung FF < , artinya Ho
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok tersebut
homogen.
C. Analisis Data
Setelah melakukan pengujian persyaratan analisis, maka untuk menguji
Hipotesis yang mengatakan tidak terdapat perbedaan rata-rata sikap
keberagamaan antara siswa yang diberi pembelajaran menggunakan media Al
Qur’an dengan siswa yang diberi pembelajaran konvensional atau sebaliknya,
bahwa rata-rata sikap keberagamaan siswa yang diberi pembelajaran
menggunakan media Al Qur’an lebih tinggi daripada siswa yang diberi
pembelajaran konvensional, untuk itu penulis menggunakan t-test (lampiran 10):
54
042,7591,49
591,4961
061,302561
55,1193511,1831)23132(
785,39)131(081,59)132()2(
)1()1(
2
2
2
2
21
222
2112
==
=
=
+=
−+−+−
=
−+−+−
=
SS
S
S
S
S
nnSnSnS
total
total
total
total
total
102,1311
321042,7
419,96375,98
11
21
21
=
+
−=
+
−=
t
t
nnS
XXt
Dari data di atas, diketahui simpangan baku total = 7,042. Sehingga
berdasarkan perhitungan t-test didapat 102,1=hitungt , sedangkan t pada taraf
signifikan
tabel
05,0=α untuk 61=dk adalah 1,670
Berdasarkan perhitungan ini, dapat kita lihat bahwa t , sehingga
Ho diterima. Ternyata tidak terdapat perbedaan rata-rata sikap keberagamaan
siswa yang diberi pembelajaran menggunakan media Al Qur’an dengan siswa
yang diberi pembelajaran konvensional
tabelhitung t<
D. Pembahasan
Merujuk pada teori-teori yang ada, diduga bahwa sikap keberagamaan
siswa yang diberi pembelajaran menggunakan media Al Qur’an lebih tinggi
daripada siswa yang diberi pembelajaran konvensional. Berdasarkan data yang
didapat dari penelititan, diketahui rata-rata kelas eksperimen sebesar 98,375 dan
rata-rata kelas kontrol sebesar 96,419. dapat dilihat bahwa rata-rata kelas
eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol dengan selisih rata-rata sebesar
55
1,956. Ini menandakan media Al Qur’an berpengaruh dalam pembentukan sikap
keberagamaan siswa.
Namun terdapat suatu fenomena ketika dilakukan pengujian hipotesis
menggunakan t-test. Bahwa hasil perhitungannya ternyata mengakibatkan
diterimanya Ho. artinya perbedaan rata-rata kedua kelompok tidak nyata, dimana
thitung kurang dari ttabel. Diketahui 102,1=hitungt , sedangkan untuk pada
taraf signifikan
61=dk
05,0=α didapat 670,1=tabelt . Kriteria pengujian hipotesis adalah
jika , maka Ho ditolak dan Ha diterima. Setelah dilakukan perhitungan
t-test, diketahui bahwa
tabelhitung tt >
tabelhitung tt < , artinya Ho diterima dan Ha ditolak. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata yang nyata antara
siswa yang diberi pembelajaran menggunakan media Al Qur’an dengan siswa
yang diberi pembelajaran konvensional.
Ketidakselarasan hasil yang didapat ini diduga diakibatkan oleh beberapa
faktor yang akan peneliti jelaskan seperti berikut ini. Pertama, hal ini bisa saja
diakibatkan karena adanya sampling error, dimana subjek penelitian diduga sudah
pernah mendapatkan media Al qur’an yang sejenis sebelumnya. Hal ini dapat
mengakibatkan hasil penelitian tidak valid.
Secara kasat mata, rata-rata sikap keberagamaan siswa yang diberi
pembelajaran menggunakan media Al Qur’an lebih tinggi daripada rata-rata sikap
keberagamaan siswa yang diberi pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat
lebih jelas jika hasil tes kedua kelompok dikelompokkan menurut kategori tinggi,
menengah, dan rendah dengan krtiteria sebagai berikut:
Tinggi : SXx +≥
Menengah : SXxSX +<<−
Rendah : SXx −≤
36,97=X dan 95,7=S
Batasan-batasan nilai berdasarkan kriteria di atas adalah:
Tinggi : 31,105≥x
Menengah : 31,10541,89 << x
56
Rendah : 41,89≤x
Berdasarkan batasan di atas diketahui :
Tabel 5
Pengelompokan Siswa Berdasarkan Kriteria Tinggi, Menengah, dan Rendah
Eksperimen Kontrol Total
Tinggi 6 orang (18,75 % ) 0 orang 6 orang
Menengah 19 orang ( 59,38 % ) 26 orang (83,87 %) 45 orang
Rendah 7 orang ( 21,87 % ) 5 orang ( 16,13 % ) 12 orang
Total 32 orang (100 % ) 31 orang ( 100 % ) 63 orang
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa persentase kelas
eksperimen untuk kategori tinggi (18,75%) lebih besar dibandingkan kelas kontrol
yaitu (0%). Sedangkan persentase untuk kategori rendah pada kelas eksperimen
hanya (21,87%) sedangkan kelas kontrol (16,13%). Hal ini membuktikan bahwa
secara persentase nilai kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
Namun melalui perhitungan statistik dengan menggunakan t-test, ternyata
perbedaan rata-rata sikap keberagamaan siswa tidak nyata. Walaupun pada
awalnya diharapkan bahwa penggunaan media Al Qur’an ini dapat mempengaruhi
pembentukan sikap keberagamaan siswa, namun ternyata pada penelitian kali ini
hal itu tidak terwujud, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:
1. Banyak siswa yang belum lancar bahkan belum bisa membaca Al Qur’an.
Media Al Qur’an yang terbilang baru di kalangan siswa tidak didukung
oleh jumlah pertemuan yang tersedia, sehingga pada setiap tatap muka di
kelas, harus selalu mengulangi cara membaca Al Qur’an, sehingga
mengurangi jam pelajaran.
2. Keterbatasan pemahaman Al qur’an.
Kondisi siswa yang belum bisa mengartikan kata demi kata atau kalimat
demi kalimat dalam ayat-ayat Al Qur’an, sehingga banyak siswa yang
tidak paham dengan maksud atau kandungan dalam ayat-ayat Al Qur’an.
57
3. Jumlah pertemuan yang singkat
Singkatnya waktu pertemuan di kelas sehingga penggunaan media belum
maksimal, apalagi media ini hanya bisa digunakan siswa pada saat
pelajaran berlangsung.
Berdasarkan pengamatan penulis, tidak nyatanya perbedaan rata-rata sikap
keberagamaan siswa yang diberi pembelajaran menggunakan media Al Qur’an
dengan siswa yang diberi pembelajaran konvensional intinya adalah penggunaan
media Al Qur’an yang belum maksimal, sehingga ini mengakibatkan keunggulan
dan kelebihan dari media Al Qur’an itu sendiri tidak dapat dirasakan oleh siswa.
Namun, walaupun demikian, berdasarkan pengamatan selama penelitian,
dapat diketahui bahwa saat proses pembelajaran berlangsung, siswa pada kelas
eksperimen lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar matematika dibandingkan
kelas kontrol. Ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan media Al
Qur’an tingkat keberkesanannya lebih baik daripada pembelajaran secara
konvensional. Karena dalam pembelajaran di kelas eksperimen, siswa lebih
leluasa untuk mengontrol kecepatan belajar sesuai dengan kemampuan mereka.
Mereka juga dapat mengulang-ulang penjelasan pada bagian yang belum
dimengerti. Sehingga pembelajaran lebih interaktif. Berbeda halnya dengan kelas
kontrol yang sangat monoton dan terpaku pada aktifitas guru. Pengalaman yang
didapat oleh kedua kelaspun berbeda.
Apapun hasil yang didapatkan pada penelitian kali ini, namun peneliti
yakin, jika penggunaan media Al Qur’an ini lebih dimaksimalkan, maka hasil
yang didapatkanpun akan lebih baik. Keunggulan-keunggulan pembelajaran
menggunakan media Al Qur’an akan lebih dapat dirasakan oleh siswa, sehingga
akan berpengaruh terhadap pembentukan sikap keberagamaan siswa.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penelititan selama lebih dari satu bulan dengan
memberikan perlakuan yang berbeda kepada sampel penelitian yang dibagi ke
dalam dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, penulis memberikan
angket. Dari angket tersebut didapat bahwa secara rata-rata kelas eksperimen lebih
tinggi daripada nilai rata-rata kelas kontrol.
Perbedaan ini ternyata tidak nyata, karena berdasarkan hasil perhitungan
statistik menggunakan t-test, ternyata nilai kurang dari . Dari hasil
perhitungan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata yang
nyata antara siswa yang diajar menggunakan media Al Qur’an dengan siswa yang
diajar tanpa menggunakan media Al Qur’an. Sehingga pada penelitian kali ini
ternyata pembelajaran dengan menggunakan media media Al Qur’an sama halnya
dengan tidak menggunakan media tersebut.
hitungt tabelt
B. Saran
Agar sikap keberagamaan siswa dapat meningkat, dan pembelajaran
matematika tidak membosankan, maka penulis memberikan saran:
1. Pihak guru dan sekolah agar dapat menggunakan media Al Qur’an dalam
pembelajaran.
2. Sekolah dapat menyediakan media agar pembelajaran matematika lebih
mengasyikkan.
3. Guru dapat mengoptimalkan penggunaan media Al Qur’an dalam
pembelajaran matematika.
4. Pihak sekolah memberikan keleluasaan kepada siswa untuk dapat
menggunakan media pembelajaran matematika tidak hanya pada jam pelajaran
di sekolah, agar manfaat media dapat benar-benar dirasakan siswa.
5. Pihak sekolah memberikan tambahan jam belajar membaca Al Qur’an kepada
siswa yang belum lancar dan belum bisa dalam membaca Al Qur’an.
58
89
Lampiran 19
1. Bilangan 1 (satu)
No Teks Ayat Letak Artinya
1. …
….
3:73
bahwa akan diberikan kepada satu orang seperti apa yang diberikan kepadamu,
2. …
…
4:43 atau satu dari kalian datang dari tempat buang air
3. …
…
5:6 atau satu dari kalian datang dari tempat buang air
4.
☺
⌧
☺ ⌧
☺
9:6
dan jika satu orang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, Maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.
5. … … 11:81
dan janganlah ada satu orangpun di antara kamu yang menoleh
6. … … 15:56
dan janganlah ada satu orangpun di antara kamu yang menoleh
7.
72:22
Katakanlah: "Sesungguhnya aku sekali-kali tiada satu orangpun dapat melindungiku dari (azab) Allah dan sekali-kali aku tiada akan memperoleh tempat berlindung selain daripada-Nya".
8.
⌧
89:25 Maka pada hari itu tiada seorangpun yang menyiksa seperti siksa-Nya
9. 89:26
dan tiada seorangpun yang mengikat seperti ikatan-Nya.
10.
90:5 Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorangpun yang
90
berkuasa atasnya?
11. 90:7
Apakah Dia menyangka bahwa tiada seorangpun yang melihatnya?
12. 112:1 Katakanlah: "Dia-lah Allah,
yang Maha Esa.
13. 112:4 dan tidak ada seorangpun
yang setara dengan Dia."
14. …
5:20
dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain".
15. …
☺
5:115 tidak pernah aku timpakan kepada seorangpun di antara umat manusia".
16. … … 9:4
dan tidak (pula) mereka membantu seseorang yang memusuhi kamu,
17 …
18:19
dan hendaklah ia Berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.
18. …
18:22
dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorangpun di antara mereka.
19. … ☺ 18:26
dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan".
20.
18:38
tetapi aku (percaya bahwa): Dialah Allah, Tuhanku, dan aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku.
21. ⌧…
18:42
dan Dia berkata: "Aduhai kiranya dulu aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku".
22. …
18:47
dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorangpun dari mereka.
23. … 18:49
dan Tuhanmu tidak Menganiaya seorang juapun".
91
24. …
☺
18:110
dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
25.
…
⌧
…
19:26
jika kamu melihat seorang manusia, Maka Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha pemurah,
26.
⌧
…
24:28
jika kamu tidak menemui seorangpun didalamnya, Maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin.
27. … 33:39
dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah.
28. … … 59:11
dan Kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk (menyusahkan) kamu,
29. … ⌧
72:2
dan Kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan Kami,
30. … 72:7
bahwa Allah sekali-kali tidak akan membangkitkan seorang (rasul)pun,
31.
☺
⌧
72:18
dan Sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.
32.
☺
72:20
Katakanlah: "Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya".
33.
⌧ ⌧
72:26
(dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib, Maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu.
92
34. …
☺ …
2:102 sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun
35. …
2:102
dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah.
36. … ⌧
2:136
Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".
37. … ⌧
…
2:285
"Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya",
38. … ⌧
☺
3:84
Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".
39.
…
3:153 (ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada seseorangpun,
40. …
⌧ …
4:152 dan tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka,
41.
⌧
☺
7:80
"Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah (homoseksual) itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?"
42.
…
9:84
dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya.
43.
…
9:127
dan apabila diturunkan satu surat, sebagian mereka memandang kepada yang lain (sambil berkata): "Adakah seorang dari (orang-orang muslimin) yang melihat kamu?"
93
44.
⌧
☺
19:98
dan berapa banyak telah Kami binasakan umat-umat sebelum mereka. Adakah kamu melihat seorangpun dari mereka atau kamu dengar suara mereka yang samar-samar?
45.
…
…
24:21
Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya,
46.
… ⌧
☺
29:28
"Sesungguhnya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang Amat keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun dari umat-umat sebelum kamu".
47.
…
33:32
Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa.
48.
⌧ ☺
…
33:40
40. Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi.
49.
… ☺
⌧
☺ ⌧
35:41
dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
50.
38:35
ia berkata: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi".
51. ☺ 69:47 Maka sekali-kali tidak ada
seorangpun dari kamu
94
yang dapat menghalangi (Kami), dari pemotongan urat nadi itu.
52.
☺
92:19
Padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya,
53.
☺ ⌧ …
2:180
180. diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak,
54.
…
☺
…
4:18
apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan : "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang".
55.
☺ …
5:106
Hai orang-orang yang beriman, apabila salah seorang kamu menghadapi kematian, sedang Dia akan berwasiat,
56.
… ⌧
☺ …
6:61
sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami,
57.
⌧ ⌧
⌧ …
12:78
mereka berkata: "Wahai Al Aziz, Sesungguhnya ia mempunyai ayah yang sudah lanjut usianya, lantaran itu ambillah salah seorang diantara Kami sebagai gantinya,
58.
…
☺ …
18:19
Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini,
59.
☺
23:99
(Demikianlah Keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, Dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia)
60. 63:10 dan belanjakanlah
95
sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu;
61. …
…
3:91
Maka tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi,
62.
…
☺ …
5:27
ketika keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil)
63.
… ☺
…
18:32
Kami jadikan bagi seorang di antara keduanya (yang kafir) dua buah kebun anggur
64.
…
⌧ …
24:6
Maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah,
65. …
☺ …
2:96 masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun,
66.
…
2:266
Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur
67.
… ☺
☺ …
12:36
berkatalah salah seorang diantara keduanya: "Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku memeras anggur."
68.
☺
☺ …
12:41
Hai kedua penghuni penjara: "Adapun salah seorang diantara kamu berdua, akan memberi minuman tuannya dengan khamar;
69.
⌧
16:58
dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan Dia sangat marah.
70.
⌧ ☺
⌧ …
16:76 dan Allah membuat (pula) perumpamaan: dua orang lelaki yang seorang bisu, ..
96
71.
… ⌧
☺ ☺ ⌧ ⌧
☺ …
17:23
jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah"
72. … 43:17
Padahal apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan …
73.
…
☺ …
49:12
Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
74.
…
☺
☺
2:133
mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".
75. …
…
9:31 Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa,
76.
25:14
(akan dikatakan kepada mereka): "Jangan kamu sekalian mengharapkan satu kebinasaan, melainkan harapkanlah kebinasaan yang banyak"
77. … 38:5
mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan yang satu saja?
78.
…
54:24
Maka mereka berkata: "Bagaimana kita akan mengikuti seorang manusia (biasa) di antara kita?"
79.
☺
..
2:61
dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, Kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja.
80.
…
☺ ☺
⌧ ⌧ …
4:11
dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan,
97
81. …
☺
4:12
Dan baginya seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), Maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta.
82.
…
12:67
dan Ya'qub berkata: "Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang,
83. … ☺ … 13:4 disirami dengan air yang
satu (sama).
84.
…
☺ …
24:2 Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera,
85. …. 2:163 dan Tuhanmu adalah
Tuhan yang Maha Esa;
86. …. ☺ … 4:171 Sesungguhnya Allah Tuhan
yang Maha Esa,
87. …
…
5:73 Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa.
88. … ☺ … 6:19
Katakanlah: "Sesungguhnya Dia adalah Tuhan yang Maha Esa
89. … ☺ … 14:52 Dia adalah Tuhan yang
Maha Esa
90. … 16:22 Tuhan kamu adalah Tuhan
yang Maha Esa.
91. … ☺ … 16:51 Sesungguhnya Dialah
Tuhan yang Maha Esa,
92. ☺ …
…
18:110 "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa".
93. … ☺
…
21:108 "Bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan yang Esa.
94. … … 22:34 Maka Tuhanmu ialah
Tuhan yang Maha Esa,
95. …
…
29:46 Tuhan Kami dan Tuhanmu adalah satu;
96. 37:4 Sesungguhnya Tuhanmu
benar-benar Esa.
97. … ☺
…
41:6 bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa,
98. ⌧ … 2:213 manusia itu adalah umat
yang satu.
98
99. …
…
4:3
kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil, Maka (kawinilah) seorang saja
100. … ⌧
…
4:11 jika anak perempuan itu seorang saja, Maka ia memperoleh separo harta.
101. … ☺
…
4:102 lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus (satu serbuan).
102. … ⌧
…
5:48
Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja),
103. ⌧
…
10:19 manusia dahulunya hanyalah satu umat,
104.
⌧
….
11:118
Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu,
105.
…
21:92
92. Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu
106.
…
23:52
Sesungguhnya (agama Tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu
107.
…
…
25:32
"Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?";
108. ⌧ … 36:29
tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan suara saja;
109. … 36:49
mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja
110. … 36:53 tidak adalah teriakan itu
selain sekali teriakan saja,
111.
…
38:15 tidaklah yang mereka tunggu melainkan hanya satu teriakan saja
112. ⌧
…
42:8
dan kalau Allah menghendaki niscaya Allah menjadikan mereka satu umat (saja),
113.
…
43:33
dan Sekiranya bukan karena hendak menghindari manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran),
99
114.
…
54:31
Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur,
115.
69:14
dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur.
116. ⌧
…
16:93
dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja),
117.
…
4:1
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri,
118.
…
6:98 dan Dialah yang menciptakan kamu dari seorang diri,
119.
…
7:189 Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu
120. …
…
12:31
dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan),
121.
..
31:28
tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja
122. ☺
…
34:46
Katakanlah: "Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja,
123. … 39:6 Dia menciptakan kamu
dari seorang diri…
124.
☺
37:19
Maka Sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan saja; Maka tiba-tiba mereka meIihatnya.
125. … … 38:23 dan aku mempunyai
seekor saja.
126.
⌧ ☺ ⌧
54:50 dan perintah Kami hanyalah satu Perkataan seperti kejapan mata.
100
127.
69:13 13. Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup
128. 79:13
Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah satu kali tiupan saja,
129. … 12:39 Allah yang Maha Esa lagi
Maha Perkasa?
130. …
13:16 dan Dia-lah Tuhan yang Maha Esa lagi Maha Perkasa".
131. …
38:65
dan sekali-kali tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha Esa dan Maha Mengalahkan.
132. …
39:4 Dialah Allah yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.
133. …
14:48
dan meraka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.
134. … 40:16
kepunyaan Allah yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.
135.
⌧
…
8:7
dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu,
136.
9:52
Katakanlah: "tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi Kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan…
137.
28:27
berkatalah Dia (Syu'aib): "Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini…
138. …
⌦
…
35:42
Sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain).
139. 74:35
Sesungguhnya Saqar itu adalah salah satu bencana yang Amat
101
besar,
140.
… ☺
☺
…
2:282
…dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. ..
141. … ⌧
☺ …
2:282 Maka seorang lagi mengingatkan pada yang lain…
142.
☺
☺ …
28:25
kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, …
143.
☺
…
28:26
salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), …
144.
… ☺
…
49:9
…tapi kalau yang satu melanggar Perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar Perjanjian itu kamu perangi…
145.
…
⌧
⌧ …
4:20
… kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak, Maka janganlah kamu mengambil kembali dari padanya barang sedikitpun. …
Berdasarkan tabel di atas, penggunaan bilangan satu dalam al-Qur’an dapat
dikategorikan menjadi empat makna, yaitu:
a. Satu orang dari banyak orang
b. salah satu objek berbilang selain orang
Satu dari dua kebaikan
Satu dari dua golongan
c. sifat keesaan Allah swt. (tauhid)
d. menekankan sesuatu objek selain manusia yang bilangannya satu.
Satu (macam) makanan
Satu umat
102
Satu pintu
Satu jiwa
Satu serbuan
Satu (jenis) air atau air yang sama
Satu kebinasaan
Satu teriakan
Satu kambing
Satu tiupan dan satu benturan
2. Bilangan 2 (dua)
No Teks Ayat Letak Artinya
1.
☺
….
6:143 (yaitu) delapan binatang yang berpasangan, sepasang domba…
2. … ☺ … 6:143 …Dan dari kambing dua…
3. …. 6:144 dan sepasang dari unta ….
4. … … 6:144 … dan sepasang dari lembu.
…
5.
… ⌧
☺
…
9:40
…ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang Dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, …
6. …
…
11:40
.."Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), …
7. …
☺
13:3 …dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan…
103
8. …
…
16:51 "Janganlah kamu menyembah dua Tuhan;
9.
…
…
23:27 …Maka masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari tiap-tiap (jenis), …
10.
☺ …
36:14 (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan,
11.
…
☺
…
5:106
…apabila salah seorang kamu menghadapi kematian, sedang Dia akan berwasiat, Maka hendaklah (wasiat itu) disaksikan oleh dua orang yang adil di antara kamu,…
12.
40:11
mereka menjawab: "Ya Tuhan Kami Engkau telah mematikan Kami dua kali dan telah menghidupkan Kami dua kali (pula), lalu Kami mengakui dosa-dosa kami. Maka Adakah sesuatu jalan (bagi Kami) untuk keluar (dari neraka)?"
13.
… ☯
⌧
4:11
…dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, Maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; …
14.
… ⌧
☺
⌧ …
4:176
…tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, Maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal…
Adapun bilangan dua dalam ayat-ayat al-Qur’an digunakan untuk menunjukan
hal-hal berikut:
Dua pasang binatang
Dua orang saksi
Dua orang perempuan lebih dan dua orang saudara perempuan
Dua kali mati dan dua kali hidup
104
Dua tahun
Dua orang dalam gua tsur
3. Bilangan 3 (tiga)
No Teks Ayat Letak Artinya
1.
☺
…
2:228 wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru'
2.
… ⌧
…
3:41
…"Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, …
3.
☺
…
11:65
mereka membunuh unta itu, Maka berkata Shaleh: "Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari….
4.
… ☺
…
2:196
…tetapi jika ia tidak menemukan (binatang korban atau tidak mampu), Maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali…
5.
… ☺
⌧ …
5:89
…barang siapa tidak sanggup melakukan yang demikian, Maka kaffaratnya puasa selama tiga hari…
6.
….
…
65:4 …jika kamu ragu, maka masa iddahnya adalah tiga bulan…
7. ☯
56:7 Dan kamu menjadi tiga
golongan
8.
⌧
…
5:73
Sesunguhnya kafirlah orang yang mengatakan: “Bahwasnya Allah ketiga dari tiga”…
9.
…
58:7
…tidak ada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan dialah keempatnya…
105
10. … … 4:171 Dan janganlah kamu
mengataka: “tiga”
11.
⌧ …
18:22
Nanti (ada orang yang akan) mengatakan (jumlah mereka) adalah tiga orang, yang keempat adalah anjingnya….
12.
…
19:10
Bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia padalah kamu sehat.
13.
…
…
24:58
…dan orang-orang yang belum baligh di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali…
14. … … 24:58 Tiga ‘aurat bagi kamu
15.
77:30 Pergilah kamu ke naungan yang mempunyai tiga cabang
16.
…
☺
…
39:6
Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan
17.
…
9:118 Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan mereka
Bilangan tiga dalam al-Qur’an digunakan untuk menunjukan hal-hal berikut:
Tiga hari puasa
Tiga quru’ sebagai masa iddah
Tiga hari tak bisa bicara
Tiga Tuhan
Tiga oprang yang ditangguhkan taubatnya
Tiga hari
Tiga orang banyaknya Ashabul Kahfi
Tiga aurat
Tiga golongan manusia ketika kiamat tiba
Jika ada tiga orang yang berbicara maka Allah yang keempat
Tiga cabang pada naungan
106
Tiga macam kegelapan yang dialami manusia
4. Bilangan 4 (empat)
No Teks Ayat Letak Artinya
1.
…
…
2:234
…(hendaklah Para isteri itu) menangguhkan dirinya (ber'iddah) empat bulan sepuluh hari…
2.
…
9:2
Maka berjalanlah kamu (kaum musyrikin) di muka bumi selama empat bulan ….
3.
…
2:226
kepada orang-orang yang meng-ilaa' isterinya diberi tangguh empat bulan (lamanya). ….
4.
…
…
24:4
…dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, Maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, …
5.
…
24:13
mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi ….
6.
…
☯
41:10
…dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.
7.
…
…
2:260
…"(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. …
8.
…
…
4:15 …hendaklah ada empat orang saksi diantara kamu (yang menyaksikannya). …
9. …
…
9:36 …di antaranya empat bulan haram…
10. … 24:6 …Maka persaksian orang
107
itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah, …
11.
⌧
24:8
Istrinya itu dihindarkan dari hukuman oleh sumpahnya empat kali atas nama Allah …
12. …
☺ …
24:45 …sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. …
Bilangan empat yang terdapat dalam ayat-ayat al-Qur’an digunakan untuk
menunjukan hal-hal sebagai berikut:
Masa 4 bulan 10 hari sebagai masa iddah
4 saksi dan 4 kali bersumpah
4 burung
4 bulan
4 bulan yang diharamkan
4 kaki
4 hari (masa) penciptaan sumber kehidupan
5. Bilangan 5 (lima)
No Teks Ayat Letak Artinya
1.
…
⌧ …
18:22
…dan (yang lain) mengatakan: "(jumlah mereka) adalah lima orang yang keenam adalah anjing nya", …
2. …
….
58:7
…dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. …
Penggunaan bilangan lima dalam ayat-ayat al-Qur’an mempunyai makna sebagai
berikut:
5 orang pemuda penghuni gua yang diperselisihkan
Jika ada 5 orang yang berbicara rahasia maka Allah yang ke-6
108
6. Bilangan 6 (enam)
No Teks Ayat Letak Artinya
1.
☺
…
7:54
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, ….
2.
☺
…
10:3
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, …
3.
☺
.
11:7 dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, …
4.
☺
☺
25:59
yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, …
5.
☺
☺
32:4
Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, ….
6.
☺
☺
…
50:38
dan Sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, …
7.
☺
..
57:4 Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: …
Sebanyak tujuh kali penyebutan, bilangan enam dalam al-Qur’an semuanya
digunakan untuk menunjukan enam masa (hari) penciptaan langit dan bumi.
7. Bilangan 7 (tujuh)
109
No Teks Ayat Letak Artinya
1.
… ☺
…
2:196
…Maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali. …
2.
… 15:44 Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. ….
3.
…
….
18:22
…dan (yang lain lagi) mengatakan: "(jumlah mereka) tujuh orang, yang ke delapan adalah anjingnya". …
4.
… ☺
☺ ⌧ …
31:27
…ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah …
5.
… ☺
☺
2:29
…dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. …
6.
… ☺⌧
2:261
…serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. …
7. ..
☺ …
12:43
…"Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk ..
8. … … 12:43
…dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus …
9.
…
….
12:43 …dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering." …
10. …
☺ ….
12:46
…Terangkanlah kepada Kami tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk …
11. … … 12:46
…yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus …
12. …
12:46 … dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering …
110
13.
…
12:47
Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; …
14.
…
12:48 kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang Amat sulit, …
15. ⌧
…
17:44
langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. …
16.
…
23:17
dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit); …
17. ☺
…. 23:86
Katakanlah: "Siapakah yang Empunya langit yang tujuh …
18.
☺
41:12 Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. ….
19.
⌧ …
65:12 Allah-lah yang menciptakan tujuh langit …
20.
☺ …
67:3 yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. …
21.
☺
…
69:7
yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; …
22.
⌧
☺
71:15
tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?
23.
☺
15:87
dan Sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al Quran yang agung.
24.
78:12 dan Kami bina di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh
111
Bilangan tujuh dalam ayat-ayat al-Qur’an digunakan untuk menunjukan hal-hal
sebagai berikut:
7 langit
7 jalan bagi manusia
7 hari puasa
7 tangkai dari tumbuhan
7 sapi betina, 7 tangkai hijau, 7 tahun untuk bercocok tanam dan 7 tahun
yang sulit.
7 pintu neraka
7 pemuda penghuni gua
7 laut
7 malam angin kencang
7 ayat yang berulang-ulang
8. Bilangan 8 (delapan)
No Teks Ayat Letak Artinya
1. ☺
…. 6:143 (yaitu) delapan binatang yang berpasangan…
2.
☺
….
39:6
dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak.
3.
☺
...
69:7
yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; ….
4.
… ☺
69:17
dan pada hari itu delapan orang Malaikat menjunjung 'Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka.
5. …
☺ ….
28:27 …. atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun …
Bilangan 8 dalam ayat-ayat al-Qur’an digunakan untuk menunjukan hal-hal berikut:
112
8 pasangan binatang
8 tahun
8 hari
8 malaikat
9. Bilangan 9 (sembilan)
No Teks Ayat Letak Artinya
1.
….
17:101
dan Sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Musa sembilan buah mukjizat yang nyata….
2.
⌧
18:25
dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).
3.
⌧
⌧ ….
27:12
dan masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia akan ke luar putih (bersinar) bukan karena penyakit. (Kedua mukjizat ini) Termasuk sembilan buah mukjizat ….
4.
⌧ ☺
27:48
dan adalah di kota itu sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan.
Bilangan 9 yang terdapat dalam ayat-ayat al-Qur’an digunakan untuk menunjukan hal-hal sebagai berikut:
9 ayat (tanda) bagi nabi Musa
9 tahun ditambahkan 300 tahun
9 lelaki yang membuat bencana di muka bumi
113
10. Bilangan 10 (sepuluh)
No Teks Ayat Letak Artinya
1.
….
….
2:234 …menangguhkan dirinya (ber'iddah) empat bulan sepuluh hari…
2. … ⌧ … 2:196 …Itulah sepuluh yang
sempurna…
3. …
…
5:89 …maka kafaratnya itu ialah member makan sepuluh orang miskin…
4.
….
6:160 Barang siapa membawa amal baik, maka baginya sepuluh kali lipat amal…
5. …
☺ ☺ …
7:142 …dan kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh…
6.
….
….
11:13
Maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya…
7.
⌧
☯
20:103
Mereka berbisik-bisik di antara mereka: “kamu tidak berdiam melainkan hanyalah sepuluh hari”
8. … ☺ ☺
☺ ⌧ …
28:27 …dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun, maka itulah dari kamu…
9. 89:2 Dan malam yang sepuluh
Bilangan sepuluh yang terdapat dalam ayat-ayat al-Qur’an digunakan
untuk menunjukan hal-hal sebagai berikut:
• 10 hari yang sempurna
• 10 orang miskin yang harus diberi makan
114
• 10 surat yang Allah minta
• 10 hari lamanya manusia tinggal di dunia ini
• 10 hari nabi Musa bekerja pada keluarga nabi Syu’aib
• Malam yang sepuluh
• 10 malam sebagai tambahan dari 30 malam
• 10 hari ditambahkan pada 4 bulan sebagai lamanya masa iddah
11. Bilangan 11 (sebelas) Bilangan sebelas dalam al-Qur’an disebutkan satu kali dalam al-Qur’an yang berbunyi:
⌧ ⌧
☺ ☺ ☺
(ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku[742], Sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku." ( QS. Yusuf [12]: 4) [742] Bapak Yusuf a.s. ialah Ya'qub putera Ishak putera Ibrahim a.s.
12. Bilangan 12 (dua belas)
No Teks Ayat Letak Artinya
1. … ⌧
...
2:60 Lalu memancarlah dari padanya dua belas mata air
2.
...
5:12 dan telah Kami angkat diantara mereka dua belas orang pemimpin
3.
☺ ...
7:160 Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yang berjumlah besar
4.
...
7:160 Maka memancarlah dari padanya dua belas mata air
115
5.
...
9:36 Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan…
Bilangan dua belas yang terdapat dalam ayat-ayat al-Qur’an bermakna
untuk menunjukanhal-hal sebagai berikut:
• 12 mata air
• 12 suku besar dan 12 pemimpin
• 12 bulan dalam kalender Islam
13. Bilangan 19 (sembilan belas)
Bilangan Sembilan belas dalam al-Qur’an disebutkan sebanyak satu kali, yaitu:
“ dan di atasnya ada sembilan belas (Malaikat penjaga).”(QS.al-Mudatsir [74]: 30)
14. Bilangan 20 (dua puluh)
Bilangan 20 dalam al-Qur’an yang ditulis ‘isyruna disebutkan sebanyak satu kali, yaitu:
… …
“ jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh….”
15. Bilangan 30 (tiga puluh)
No Teks Ayat Letak Artinya
1.
☺ ☺ ….
7:142
Dan telah kami janjikan kepada Musa tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh
2.
… ⌧
…
46:15 Ibu mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan
116
Bilangan 30 yang terdapat dalam ayat-ayat al-Qur’an digunakan untuk menunjukan hal-hal sebagai berikut:
a. 30 malam ditambah 10 malam bagi Musa
b. 30 bulan
16. Bilangan 40 (empat puluh)
No Teks Ayat Letak Artinya
1.
…
2:51 Dan ketika kami berjanji kepada Musa empat puluh malam
2.
…
5:26
Allah berfirman,”maka sesungguhnya negri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun”
3.
…
…
7:142 Maka semprnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam
4.
⌧
⌧
…
46:15 Apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun…
Bilangan 40 yang terdapat dalam ayat-ayat al-Qur’an digunakan untuk menunjukan hal-hal sebagai berikut:
a. 40 malam b. 40 tahun bumi haram bagi Bani Israil c. 40 Tahun
17. Bilangan 50 (lima puluh) Bilangan 50 dalam al-Qur’an disebutkan satu kali, yaitu:
⌧ ☺
“dan Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, Maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim”.
117
18. Bilangan 60 (enam puluh) Bilangan 60 dalam al-Qur’an disebutkan satu kali, yaitu:
… ☺ …
“… Maka siapa yang tidak Kuasa (wajiblah atasnya) memberi Makan enam puluh orang miskin. …”(QS. al-Mujaadilah [58]: 4)
19. Bilangan 70 (tujuh puluh)
No Teks Ayat Letak Artinya
1.
⌧ ☺ ….
7:155
Dan Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk waktu yang telah kami tentukan
2.
...
9:80
Jika kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, maka Allah sekali-kali tidak akanmemberi ampunan kepada mereka
3.
69:32 Kemudian belitlah ia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta
Bilangan 70 yang terdapat dalam ayat-ayat al-Qur’an digunakan untuk menunjukan hal-hal sebagai berikut:
a. 70 orang dari Bani Israil yang dipilih oleh nabi Musa As.
b. 70 kali memohon ampunan
c. Panjang rantai 70 hasta
20. Bilangan 80 (tujuh puluh)
118
Bilangan 80 dalam al-Qur’an disebutkan satu kali, yaitu:
☺
⌧
“dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik[1029] (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, Maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. dan mereka Itulah orang-orang yang fasik”.(QS. an-Nuur [24]: 4)
[1029] Yang dimaksud wanita-wanita yang baik disini adalah wanita-wanita yang Suci, akil balig dan muslimah.
21. Bilangan 99 (Sembilan puluh sembilan) Bilangan 99 dalam al-Qur’an disebutkan satu kali, yaitu:
⌧
“Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai sembilan puluh sembilan ekor kambing betina dan aku mempunyai seekor saja. Maka Dia berkata: "Serahkanlah kambingmu itu kepadaku dan Dia mengalahkan aku dalam perdebatan".(QS. Shaad [38]: 23)
22. Bilangan 100 (seratus)
No Teks Ayat Letak Artinya
1. …
…
2:259 Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun
2. … 2:259 Sebenarnya kamu telah tinggal
119
di sini seratus tahun lamanya
3.
… ☺⌧
...
2:261 Seumpama sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji
4.
⌧ ⌧ …
8:65
Dan jika ada seratus orang yang sabar di antaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir
5.
…
…
8:66
Jika da di antaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir
6.
☺
…
24:2
Perempuan yang berzina dan laki-laki yangb berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera
Bilangan 70 yang terdapat dalam ayat-ayat al-Qur’an digunakan untuk menunjukan hal-hal sebagai berikut:
a. 100 tahun
b. 100 orang sabar
c. 100 kali cambukan
23. Bilangan 200 (dua ratus)
No Teks Ayat Letak Artinya
1.
…
…
8:65
Jika ada dua puluh orang yang sabar di antaramu, niscaya mereka akan dapat megalahkan dua ratus orang musuh
2. …
8:66 Jika da di antaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat
120
mengalahkan dua ratus orang kafir
24. Bilangan 300 (tiga ratus) Bilangan 300 dalam al-Qur’an disebutkan satu kali, yaitu:
⌧
“dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).”(QS. al-Kahfi [18]: 25)
25. Bilangan 1.000 (seribu)
No Teks Ayat Letak Artinya
1.
…
⌧ ⌧ …
8:65
Dan jika ada seratus orang yang sabar di antaramu, maka mereka akan dapat mengalahkan seribu orang kafir
2.
…
☺ …
2:96 Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun
3.
☺
☺
8:9
Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang berturut-turut
4.
…
⌧
…
8:66
Dan jika di antaramu ada seribu orang, maka akan dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizing Allah
5.
…
⌧ ☺
22:47 Sesungguhnya seahari di sisi Tuhanmu seperti seribu menurut perhitunganmu
6.
…
…
29:14 Maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun
7. … 32:5 Kemudian malaikat naik
kepada-Nya dalam satu hari
121
yang kadarnya itu seribu tahun perhitunganmu
8.
97:3 Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan
Bilangan 1.000 yang terdapat dalam ayat-ayat al-Qur’an digunakan untuk menunjukan hal-hal sebagai berikut:
a. 1.000 orang sabar dan 1.000 orang kafir
b. 1.000 malaikat
c. 1.000 tahun kurang 50 tahun usia nabi Nuh. As.
d. 1.000 tahun
26. Bilangan 2.000 (dua ribu) Bilangan 2.000 dalam al-Qur’an disebutkan satu kali, yaitu:
⌧
“sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan Dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika diantaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah. dan Allah beserta orang-orang yang sabar.”(QS. al-Anfal [8]: 66)
27. Bilangan 3.000 (tiga ribu) Bilangan 3.000 dalam al-Qur’an disebutkan satu kali, yaitu:
☺ ☺
☺
122
“ (ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mukmin: "Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu Malaikat yang diturunkan (dari langit)?" (QS. al-Imran [3]: 124)
28. Bilangan 5.000 (lima ribu) Bilangan 5.000 dalam al-Qur’an disebutkan satu kali, yaitu:
⌧
☺ ☺ ☺
“ Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda.”(QS. al-Imran [3]: 125)
29. Bilangan 50.000 (lima puluh ribu) Bilangan 50.000 dalam al-Qur’an disebutkan satu kali, yaitu:
⌧ ☺ ⌧
“malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.”[1510] (QS. alpMa’aarij [70]: 4)
[1510] Maksudnya: malaikat-malaikat dan Jibril jika menghadap Tuhan memakan waktu satu hari. apabila dilakukan oleh manusia, memakan waktu limapuluh ribu tahun.
30. Bilangan 100.000 (seratus ribu) Bilangan 100.000 dalam al-Qur’an disebutkan satu kali, yaitu:
“dan Kami utus Dia kepada seratus ribu orang atau lebih.”(QS. ash-Shaafat [37]:147)
31. Bilangan 1/10 (sepersepuluh) Bilangan 1/10 dalam al-Qur’an disebutkan satu kali, yaitu:
⌧
123
“dan orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan sedang orang- orang kafir Mekah itu belum sampai menerima sepersepuluh dari apa[1243] yang telah Kami berikan kepada orang-orang dahulu itu lalu mereka mendustakan rasul-rasul-Ku. Maka Alangkah hebatnya akibat kemurkaan-Ku.”QS. Saba’ [34]: 45) [1243] Maksud dari sepersepuluh dari apa yang telah Kami berikan kepada mereka ialah pemberian Tuhan tentang kepandaian ilmu pengetahuan, umur panjang, kekuatan jasmani, kekayaan harta benda dan sebagainya.
32. Bilangan 1/8 (seperdelapan) Bilangan 1/8 dalam al-Qur’an disebutkan satu kali, yaitu:
… ☺ ☺
…
“…. jika kamu mempunyai anak, Maka Para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu…”(QS. an-Nisaa’ [4]: 12)
33. Bilangan 1/6 (seperenam)
No Teks Ayat Letak Artinya
1.
☺
☺ ⌧ …
4:11 Dan untuk dua orang tua, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan
2.
… ⌧
…
4:11
Jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka bagi ibunya seperenam..
3.
☺
…
4:12 Maka bagi masing-,asing dan kedua jenis saudaa itu seperenam harta…
34. Bilangan 1/5 (seperlima)
Bilangan 1/5 dalam al-Qur’an disebutkan satu kali, yaitu: ☺ ☺ ☺ ⌧
⌧
☺ ☺
…
124
”ketahuilah, Sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, Maka Sesungguhnya seperlima untuk Allah, rasul, Kerabat rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah … (QS. al-Anfal [8]: 41)
35. Bilangan 1/4 (seperempat)
No Teks Ayat Letak Artinya
1.
…
4:12 Jika istrimu itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat
2.
…
☺ …
4:12
Dan bagi para istri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak
36. Bilangan 1/3 (sepertiga)
No Teks Ayat Letak Artinya
1.
…
…
4:11
Jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu bapaknya, maka ibunya mendapat sepertiga..
2.
…
…
4:12
Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu
3.
⌧
…
73:20
Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri kurang dari dua pertiga malam, setengahnya atau sepertiganya
37. Bilangan 1/2 (seperdua/setengah)
No Teks Ayat Letak Artinya
1. … … 2:237
Maka bayarlah seperdua dari mahar yang telah kamu tentukan
125
2.
⌧ …
4:12 Dan bagimu setengah dari peninggalan harta istri-istrimu
3.
⌧
…
4:25
Dan apabila mereka melakukan perbuatan yang keji, maka atas mereka setengah hukuman…
4.
…
…
4:176
Jika seorang meninggal, sedang ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, maka baginya seperdua….
5. ⌧
...
4:11 Jika anak perempuan itu satu orang saja, maka baginya setengan…
6.
⌧
⌧
73:3 Seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit
7.
…
⌧ …
73:20 Kamu berdiri kurang dari dua pertiga malam, setengahnya…
Bilangan 1.000 yang terdapat dalam ayat-ayat al-Qur’an digunakan untuk menunjukan hal-hal sebagai berikut:
a. Setengah mahar
b. Setengah harta warisan
c. Setengah hukuman bagi pezina
d. Setengah waktu malam
38. Bilangan 2/3 (dua periga)
No Teks Ayat Letak Artinya
1.
… ☯
4:11
Da jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan
126
2.
… ⌧
☺
⌧
4:176
Jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari yang ditinggalkan…
3.
…
⌧ …
73:20 Kamu berdiri kurang dari dua pertiga malam, setengahnya atau sepertiganya…
58
Lampiran 2
Angket Kewibawaan Guru Sebelum Uji Validitas
Nama/Inisial : Jenis kelamin :
Kelas : Usia :
Petunjuk pengisian A. Berilah tanda chek list ( √ ) pada jawaban yang anda anggap sesuai dengan pendapat anda.
B. Pilihlah salah satu jawaban yang terdapat pada kolom :
1. Sangat Setuju ( SS )
2. Setuju ( S )
3. Ragu-ragu ( R )
4. Tidak Setuju ( TS )
5. Sangat Tidak Setuju ( STS )
C. Isilah dengan jawaban yang objektif.
Jawaban No. Pernyataan 1 2 3 4 5
1. Saya tidak suka pada guru matematika yang terpaku pada buku saat mengajar.
2. Guru memberikan praktek pada saat mengajar matematika.
3. Selain menguasai bahan pelajaran matematika, guru saya juga pandai menyampaikan bahan pelajaran kepada siswanya.
4. Guru memberikan semangat untuk membangkitkan minat dan motivasi siswanya.
5. Guru matematika saya termasuk guru yang jujur.. 6. Guru matematika saya masuk kelas sesuai dengan jadwal pelajaran. 7. Guru matematika saya berpenampilan rapi. 8. Saya senang dengan guru yang tidak merokok di depan siswanya. 9. Guru menjawab pertanyaan-pertanyaan dari siswa suka ngga jelas
10. Saya senang belajar matematika, jika guru yang mengajar menggunakan media/alat peraga.
11. Guru saya mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
12. Guru menaruh perhatian terhadap murid-murid yang bodoh.
13. Guru saya merupakan guru yang sabar dalam menghadapi siswanya yang bandel.
14. Saya rela dihukum bila saya dating terlambat.
59
15. Guru matematika adalah guru yang saya takuti. 16. Guru yang berpakaian rapi akan disegani oleh siswanya. 17. Saya senang bila guru matematika saya datang terlambat.
18. Seorang guru harus mempunyai akhlak yang baik supaya dapat ditiru oleh siswa-siswanya.
19. Guru yang baik adalah guru yang menguasai materi pelajaran yang diajarkan.
20. Guru matematika saya tidak mempunyai wawasan yang begitu luas.
21. Guru matematika saya tidak pernah memberi kesempatan bertanya kepada siswanya.
22. Saya senang belajar matematika karena penjelasan dari guru saya mudah dipahami.
23. Guru matematika saya dalam mengajar tidak suka memberikan contoh-contoh soal kepada siswanya.
24. Saya menjadi semangat belajar karena guru matematika saya murah senyum kepada setiap muridnya
25. Guru matematika saya keluar kelas sebelum jam pelajaran habis. 26. Saya senang jika guru matematika memberikan tugas atau PR. 27. Guru menaruh perhatian terhadap murid-murid yang pintar. 28. Guru tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dari siswa. 29. Guru saya memberlakukan siswanya bedasarkan kepintaran saja.
30. Saya akan senang belajar bila guru menerangkan materi yang semuanya sudah ada di buku.
31. Guru saya merupakan guru yang perhatian terhadap kondisi siswanya. 32. Saya tidak pernah dihukum oleh guru bila saya datang terlambat. 33. Saya senang dengan guru yang bisa menghargai pendapat siswanya. 34. Guru seharusnya tidak boleh mendengarkan pendapat siswanya.
35. Guru matematika saya memberikan sanksi kepada siswanya yang tidak mengerjakan tugas.
36. Saya senang belajar matematika karena guru selalu memberikan pujian pada saat saya bias menjawab soal.
37. Guru saya suka menggoda siswa wanita di sekolah. 38. Guru matematika tidak pernah melakukan diskusi dengan siswanya. 39. Guru matematika saya tidak menguasai teknologi. 40. Saya males melihat guru yang berpenampilan rapi.
41. Dalam belajar, guru saya kebanyakan ngomong dan ngelucunya daripadamenjelaskan materi pelajaran.
42. Saya senang dengan guru yang diam saja melihat siswanya sedang merokok.
43. Guru saya adalah guru yang suka bohong kepada siswanya. 44. Guru menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar. 45. Saya suka dengan guru yang mengingkari janjinya.
46. Saya suka dengan guru yang hanya memakai sandal jepit pada saat mengajar.
60
Lampiran 6
Angket Kewibawaan Guru Sesudah Uji Validitas
Nama/Inisial : Jenis kelamin :
Kelas : Usia :
Petunjuk pengisian A. Berilah tanda chek list ( √ ) pada jawaban yang anda anggap sesuai dengan pendapat anda.
B. Pilihlah salah satu jawaban yang terdapat pada kolom :
1. Sangat Setuju ( SS )
2. Setuju ( S )
3. Ragu-ragu ( R )
4. Tidak Setuju ( TS )
5. Sangat Tidak Setuju ( STS )
C. Isilah dengan jawaban yang objektif.
Jawaban No. Pernyataan 1 2 3 4 5
1. Guru memberikan semangat untuk membangkitkan minat dan motivasi siswanya.
2. Guru matematika saya termasuk guru yang jujur.. 3. Guru matematika saya masuk kelas sesuai dengan jadwal pelajaran. 4. Guru matematika saya berpenampilan rapi.
5. Guru saya mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6. Guru saya merupakan guru yang sabar dalam menghadapi siswanya yang bandel.
7. Guru matematika adalah guru yang saya takuti. 8. Guru yang berpakaian rapi akan disegani oleh siswanya. 9. Saya senang bila guru matematika saya datang terlambat.
10. Seorang guru harus mempunyai akhlak yang baik supaya dapat ditiru oleh siswa-siswanya.
11. Guru matematika saya tidak mempunyai wawasan yang begitu luas.
12. Guru matematika saya tidak pernah memberi kesempatan bertanya kepada siswanya.
13. Saya senang belajar matematika karena penjelasan dari guru saya mudah dipahami.
61
14. Guru matematika saya dalam mengajar tidak suka memberikan contoh-contoh soal kepada siswanya.
15. Saya menjadi semangat belajar karena guru matematika saya murah senyum kepada setiap muridnya
16. Guru matematika saya keluar kelas sebelum jam pelajaran habis. 17. Guru saya merupakan guru yang perhatian terhadap kondisi siswanya.
18. Guru matematika saya memberikan sanksi kepada siswanya yang tidak mengerjakan tugas.
19. Guru saya suka menggoda siswa wanita di sekolah. 20. Saya males melihat guru yang berpenampilan rapi. 21. Guru saya adalah guru yang suka bohong kepada siswanya. 22. Guru menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar. 23. Saya suka dengan guru yang mengingkari janjinya.
24. Saya suka dengan guru yang hanya memakai sandal jepit pada saat mengajar.
62
Lampiran 10
Angket Motivasi Berprestasi Sebelum Uji Validitas
Nama/Inisial : Jenis kelamin :
Kelas : Usia :
Petunjuk pengisian A. Berilah tanda chek list ( √ ) pada jawaban yang anda anggap sesuai dengan pendapat anda.
B. Pilihlah salah satu jawaban yang terdapat pada kolom :
1. Sangat Sering ( SS )
2. Sering ( S )
3. Jarang ( J )
4. Sangat Jarang ( SJ )
5. Tidak Pernah ( TP )
C. Isilah dengan jawaban yang objektif.
Jawaban No. Pernyataan 1 2 3 4 5
1. Setiap tugas yang diberikan oleh guru, saya mengerjakannya sampai selesai.
2. Saya menyukai kegiatan yang sama setiap harinya. 3. Latihan-latihan yang saya kerjakan harus mendapat nilai 100.
4. Saya akan tersinggung dan marah jika ada orang yang mengkritik saya.
5. Saya mengerjakan PR yang diberikan guru begitu saya sampai di rumah walaupun PRnya baru akan dikumpulkan minggu depan.
6. Mentargetkan untuk mendapapatkan nilai 100 bukanlah hal yang penting.
7. Walaupun saya tidak bias menjawab soal, saya merasa sudah berusaha semampunya.
8. Saya merasa kegiatan belajar di kelas sangat membosankan. 9. Saya mengosongkan jawaban yang sulit setiap ulangan. 10. Saya berbesar hati jika ada orang yang mengkritik saya.
11. Bila ada soal yang saya rasa tidak �ias saya selesaikan, saya lebih baik meniru saja pekerjaan teman-teman yang sudah selesai.
12. Saya akan memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan saya.
13. Sebelum tugas yang diberikan guru selesai, saya tidak akan meninggalkannya
63
14. Saya menyukai pekerjaan yang sudah menjadi rutinitas saya setiap hari.
15. Walaupun PR yang diberikan guru sulit, saya tetap berusaha dalam mengerjakannya.
16. Saya senang melakukan sesuatu yang penuh tantangan.
17. Saya merasa tidak tenang bila tugas-tugas sekolah belum saya kerjakan.
18. Saya pernah melakukan pekerjaan di luar batas kemampuan saya.
19. Jika sudah merasa cape, saya meninggalkan tugas yang diberikan walaupun tugas tersebut belum selesai dikerjakan
20. Kreativitas yang saya miliki membuat tugas-tugas yang saya kerjakan penuh warna.
21. Saya merasa malas untuk mengerjakan soal yang sulit. 22. Saya menganggap kegagalan merupakan kesuksesan yang tertunda. 23. Saya tidak menyukai hal-hal atau sesuatu yang baru.
24. Saya bertanya kepada teman-teman mengenai cara belajar yang efektif.
25. Rasa lelah yang saya alami tidak menghalangi saya untuk menyelesaikan PR
26. Dalam megerjakan soal-soal, saya mengerjakannya sesuai yang diajarkan guru.
27. Saya akan menyelesaikan PR sampai selesai walaupun sudah larut malam.
28. Saya berusaha sebaik mungkin untuk dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
29. Saya merasa berhasil jika dapat mengerjakan soal-soal yang mudah. 30. Saya mementingkan tugas yang saya anggap tidak penting buat saya. 31. Saya suka menemukan cara-cara baru dalam menyelesaikan soal-soal. 32. Saya tidak ingin selalu menjadi yang terbaik. 33. Saya suka bercanda pada saat jam belajar.
34. Saya mengatur strategi dalam belajar untuk mencapai nilai yang telah saya targetkan.
35. Waktu luang akan saya isi dengan aktivitas-aktivitas yang bermanfaat.
36. Saya tidak memiliki keinginan untuk mempelajari hal-hal yang baru.
37. Saya lebih memilih tidur jika tidak ada tugas atau pekerjaan rumah (PR)
38. Saya merasa tenang-tenang saja dalam menghadapi ujian. 39. Menurut saya nasib turut berperan dama kesuksesan seseorang.
40. Saya tidak merasa khawatir nilai saya dikurangi kalau tidak mengumpulkan tugas.
64
Lampiran 14
Angket Motivasi Berprestasi Sesudah Uji Validitas
Nama/Inisial : Jenis kelamin :
Kelas : Usia :
Petunjuk pengisian A. Berilah tanda chek list ( √ ) pada jawaban yang anda anggap sesuai dengan pendapat anda.
B. Pilihlah salah satu jawaban yang terdapat pada kolom :
1. Sangat Sering ( SS )
2. Sering ( S )
3. Jarang ( J )
4. Sangat Jarang ( SJ )
5. Tidak Pernah ( TP )
C. Isilah dengan jawaban yang objektif.
Jawaban No. Pernyataan 1 2 3 4 5
1. Setiap tugas yang diberikan oleh guru, saya mengerjakannya sampai selesai
2. Latihan-latihan yang saya kerjakan harus mendapat nilai 100.
3. Saya akan tersinggung dan marah jika ada orang yang mengkritik saya.
4. Mentargetkan untuk mendapapatkan nilai 100 bukanlah hal yang penting.
5. Saya mengosongkan jawaban yang sulit setiap ulangan. 6. Saya berbesar hati jika ada orang yang mengkritik saya.
7. Bila ada soal yang saya rasa tidak bisa saya selesaikan, saya lebih baik meniru saja pekerjaan teman-teman yang sudah selesai.
8. Sebelum tugas yang diberikan guru selesai, saya tidak akan meninggalkannya
9. Walaupun PR yang diberikan guru sulit, saya tetap berusaha dalam mengerjakannya.
10. Saya senang melakukan sesuatu yang penuh tantangan.
11. Saya merasa tidak tenang bila tugas-tugas sekolah belum saya kerjakan.
12. Jika sudah merasa cape, saya meninggalkan tugas yang diberikan walaupun tugas tersebut belum selesai dikerjakan
65
13. Kreativitas yang saya miliki membuat tugas-tugas yang saya kerjakan penuh warna.
14. Saya merasa malas untuk mengerjakan soal yang sulit. 15. Saya tidak menyukai hal-hal atau sesuatu yang baru.
16. Saya bertanya kepad teman-teman mengenai cara belajar yang efektif.
17. Rasa lelah yang saya alami tidak menghalangi saya untuk menyelesaikan PR
18. Saya merasa berhasil jika dapat mengerjakan soal-soal yang mudah. 19. Saya mementingkan tugas yang saya anggap tidak penting buat saya. 20. Saya suka bercanda pada saat jam belajar.
21. Saya mengatur strategi dalam belajar untuk mencapai nilai yang telah saya targetkan.
22. Waktu luang akan saya isi dengan aktivitas-aktivitas yang bermanfaat.
23. Saya tidak memiliki keinginan untuk mempelajari hal-hal yang baru.
Angket Sikap Keberagamaan Siswa Sebelum Uji Validitas
Nama/Inisial : Jenis kelamin :
Kelas : Usia :
Petunjuk pengisian A. Berilah tanda chek list ( √ ) pada jawaban yang anda anggap sesuai dengan pendapat
anda.
B. Pilihlah salah satu jawaban yang terdapat pada kolom :
1. Sangat Setuju ( SS )
2. Setuju ( S )
3. Ragu-ragu ( R )
4. Tidak Setuju ( TS )
5. Sangat Tidak Setuju ( STS )
C. Isilah dengan jawaban yang objektif.
Jawaban No. Pernyataan 1 2 3 4 5
1. Bergetar hati saya apabila mendengan ayat-ayat Allah. 2. Hati saya menjadi tenang ketika mengingat Allah.
3. Saya takut berbuat salah, karena semua yang saya lakukan akan dicatat malaikat
4. Saya mencontoh kebaikan yang ada pada Rasulullah
5. Saya berusaha untuk menjalankan apa yang terkandung di dalam Al-qur’an
6. Saya akan menghindari diri dari keragu-raguan, tentang Al-qur’an sebagai wahyu Allah
7. Saya berusaha mengikuti ajaran yang dibawa oleh nabi dan rosul
8. Mengetahui sifat-sifat terpuji para nabi mendorong saya untuk meneladaninya
9. Adanya hari akhir mendorong saya berbuat baik
10. Kepercayaan hari akhir membuat saya tenang, karena keadilan akan terwujud
11. Saya terus berusaha walaupun suatu ketika mengalami kegagalan 12. Rasa ragu dihati, mendasari usaha (ikhtiar) saya 13. Apabila sibuk, shalat wajib saya tinggalkan 14. Perasaan tenang saya rasakan setelah shalat 15. Tidak ada waktu bagi saya untuk melaksanakan shalat sunat
dengan rajin
16. Saya melaksanakan shalat sunat rawatib (sebelum dan sesudah shalat pardlu).
17. Saya melaksanakan shalat sunat rawatib (sebelum dan sesudah shalat pardlu).
18. saya harus mempunyai akhlak yang baik supaya dapat ditiru oleh orang lain.
19. Saya malas melaksanakan shalat sunat tahajud 20. Sesibuk apapun saya selalu memyempatkan dzikir 21. Untuk menenangkan hati, maka saya berdzikir
22. Sebelum melakukan sesuatu saya berdoa terlebih dahulu, agar pekerjaan saya diberkahi Allah
23. Saya berdoa dengan khusu, agar hati saya menjadi tentram 24. Dengan penuh keikhlasan puasa ramadhan saya kerjakan 25. Dengan berpuasa, saya menjadi peduli dengan orang miskin 26. Saya tidak sanggup melaksanakan puasa sunat dengan rajin 27. Saya berusaha melaksanakan puasa senin dan kamis dengan rajin
28. Saya berusahamelaksanakan puasa sunat agar mendapat pahala dari Allah
29. Saya melaksanakan puasa sunat, karena saya cinta kepada Rosulallah 30. Dengan memberikan zakat, saya lebih sayang kepada pakir miskin
31. Saya melaksanakan zakat fitrah untuk melaksanakan kewajiban dan merupakan rangkaian ibadah pada bulan Ramadhan.
32. Saya merasa malu bila saya datang terlambat kesekolah. 33. Saya bersikap ramah dan sopan hanya dengan orang tua
34. Saya tidak memperjuangkan kebenaran dan keadilan, apabila tidak menguntungkan bagi saya.
35. Saya senang menolong teman yang kesulitan 36. Saya berusaha selalu tidak terlambat masuk kelas 37. Saya mengerjakan PR dengan penuh tanggung jawab
38. Saya tidak piket membersihkan kelas, walaupun sudah ada jadwalnya
39. Saya merasa tenang karena Allah selalu bersama
40. Merasakan allah maha melihat, membut saya berhati-hati dalam berprilaku
41. Saya berusaha mersakan adanya kehadiran allah
42. Karena Allah tidak terlihat, maka saya berani apabila berbuat jahat
43. Allah telah ada sejak dahulu tanpa adanya permulaan, sama dengan Allah bersifat bashar
44. dengan mempercayai Allah bersifat qudrat, akan menimbulkan kesadaran bahwa manusia itu sangat kecil di bandingkan dengan kekuasaan Allah.
45. Walaupun saya memiliki hadas, saya tetap shalat
46. Saya melaksanakan puasa ramadhan, karena hukumnya wajib dan banyak manfaatnya
47. Sifat pemaaf tidak merendahkan, bahkan manguntungkan
48. Disiplin sangat diperlukan, karena hidup akan teratur dan penuh manfaat
49. Hidup di dunia ini boleh berbuat apa saja dan tidak perlu serius menjalaninya, karena hidup hanya sekali dan tidak ada kehidupn lagi sesudah mati
50. Saya tidak boleh mengganggu teman saya yang berbeda agama ketika beribadah
60. Memegang teguh akidah (keyakinan) adalah penting, tetapi toleransi juga perlu
61. Shalat wajib lima waktu merupakan kebutuhan bagi saya
62. puasa hanya membuat saya merasa lemah dan malas berbuat apa-apa
63. Ibadah shalat wajib lima waktu melatih saya untuk berdisiplin 64. Sedekah hanya membuat saya menjadi boros
65. Menolong teman yang sedang kesulitan membuat saya merasa bahagia
66. Bersikap dermawan kepada orang lain hanya merugika diri sendiri
67. Jika bertemu dengan guru di tempat lain selain di sekolah, lebih baik saya menghindarinya.
68. Guru adalah orangtua saya di sekolah, karena itu harus saya sayangi dan hormati
69. Berusaha menghindar apabila saya bertemu dengan orang yang saya benci
70. Berbohong kepada orang lain membuat hati saya tidak tenang
71. Jika ada teman yang mengejek saya harus membalasnya dengan ejekan yang lebih buruk.
72. Ketika sedang menonton TV kesayangan kemudian tiba waktu shalat, maka saya langsung shalat dan TVnya dimatikan.
73. Saya akan membatalkan puasa, ketika pulang sekolah siang, panas dan merasa sangat lelah.
74. Dalam sehari semalam saya membaca al Qur’an setiap selesai shalat lima waktu
75. Apabila ada teman yang mengajak untuk memakai narkoba, maka saya menolak ajakannya dan menasihatinya.
76. Ketika saya sedang asik bermain, ibu meminta membelikan sesuatu, maka saya akan menolaknya dan mnyeuruh orang lain untuk membelikannya.
77. Apabila ada teman mendapat kesusahan, maka saya ikut merasakan kesedihan teman dan berusahab membantunya.
78. Dengan bersabar kita dapat mengendalikan diri dan tetap berpikir positif sehingga mampu menyelesaikan masalah dengan tenang
79. Sabar dapat menimbulkan perasaan optimis dalam menghadapi suatu
kesulitan
80. Bersabar hanya dapat merugikan diri sendiri karena menimbulkan sifat malas
81. Kesabaran menimbulkan perasaan rendah diri dan selalu diremehkan orang lain
82. Memberikan kepercayaan kepada teman tentang suatu urusan bahwa ia dapat melaksanakan tugasnya
83. Menjauhi prasangka buruk terhadap siapapun apabila tidak ada bukti-bukti nyata
84. Selalu berprasangka buruk dan curiga terhadap teman, bahwa teman akan mencelakakan kita
85. Mudah percaya terhadap suatu berita yang tidak jelas sumber dan kebenarannya.
86. Saya selalu menghormati orang yang lebih tua atau lebih pandai daripada saya.
87. Selalu ingin disanjung orang lain atas kebaikan atau keberhasilan yang dicapai.
88. Selalu berusaha menghargai kelebihan orang lain, walaupun diri kita sendiri juga memiliki kelebihan
89. Saya selalu ingin dihormati, walaupun saya tidak pernah menghormati orang lain.
90. Selalu melihat kekurangan orang lain tanpa mengingat kekurangan sendiri.
91. Memaksakan kehendak sendiri tanpa memperdulikan kehendak orang lain.
92. Saya selalu ingin menang dalam pembicaraan bersama teman.
93. Saya berusaha mengendalikan diri untuk tidak selalu ingin menang dalam pembicaraan.
94. Belajar menghargai orang lain dan tidak menganggap bahwa pendapat sendiri yang paling benar.
95. susah untuk mencapai kemajuan karena tidak berani berbuat dan khawatir mengalami kegagalan lagi
96. Takut menghadapi ujian dan menghindar dari tantangan
97. Merenungi kegagalan yang dialami orang lain sehingga dapat memperoleh perbandingan dari pengalaman pahit orang lain.
98. Yakin bahwa semua kegagalan yang menimpa kita adalah ujian dari Allah yang harus dijalani dengan tegar sehingga mampu meraih kesuksesan yang maksimal.
99. Melupakan kebaikan orang lain dan mudah menyakitinya. 100. Apabila melakukan sesuatu saya cenderung ceroboh 101. Apabila saya sedang marah saya berusaha untuk diam
102. Dengan beristighfar dan mengambil air wudlu saya yakin dapat menahan amarah.
103. Ketika bertemu teman yang tidak disukai saya memalingkan wajah sebagai pertanda tidak suka.
104. Berpura-pura menawar barang dengan harga tinggi, dengan maksud agar orang lain berani membeli dengan harga yang tinggi
105. memperbanyak bergaul dengan orang soleh dan mengurangi bergaul dengan orang tolih (salah)
106. Melatih diri untuk dapat menerima kenyataan hidup yang dialami.
107. Selalu melatih diri untuk bersabar terhadap sesuatu yang mengecewakan hati.
108. Saya menyadari sepenuhnya bahwa setiap manusia berpeluang untuk berbuat jahat.
109. Merasa tidak senang terhadap orang lain yang akan membongkar kejahatan saya.
110. Berusaha menghentikan atau mengalihkan pembicaraan yang cenderung menjelek-jelekan orang lain.
59
DAFTAR PUSTAKA
Abdusysyakir, Ada Matematika dalam Al-Qur’an, UIN Malang Press, 2006, Alim Muhammad, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan dan
Kepribadian Muslim, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006) Ancok Djamaludin, et al, Psikologi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005) Asnawir dan Usman M. Basyiruddin, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002) Azwar Saifuddin, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2003) Adenan Novita Ita, Gurinta Sri, Mengetahui Sikap, Kepercayaan dan Perilaku
Budaya Tradisional Pada Generasi Muda di Surabaya, (Jakarta: CV. Eka Jaya)
Arikunto Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, ), cet. V, h. 72 Basya Fahmi Matematika Islam Sebuah Pendekatan Untuk Yakin, Republika, 2004 Baiquni Achmad, Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, PT. Dana Bakhti
Prima Yasa, Yogyakarta, 1997. Bruno Frank J, Kamus Istilah Psikologi, (Yogyakarta: Kanisius, 1989) Chaplin J. P, (terj. Kartini Kartono), Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2002) DEPAG, Sains Menurut Perespektif Al-Qur’an, PT. Dwi Rama, 2000. Furlong Nancy, et. al., Research Methods and Statistics, An Integrated Approach,
(New York: Harcourt Brace & Company, 2000) Hasan Tholhah Muhammad, Prospek Islam Dalam Menghadapi Tantangan
Zaman, Lantabora Press-Jakarta, 2005. Hardjito, Multimedia sebagai Media Pembelajaran sebuah Pengantar, Makalah
Pelatihan Multimedia UIN Syarif Hidayatullah tahun 2005, (Jakarta: 2005)
60
Jalaludin. Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004) Kartanegara Mulyadhi, Reaktualisasi Tradisi Ilmiah Islam, Baitul Ihsan, Jakarta
Pusat, 2006 Mas’ud Muhamad, Subhanallah... Quantum Bilangan-bilangan Al Qur’an,
Jogyakarta, Diva Press, 2008, Cet. I. H. 326 Nawfal Rozak Abdul, Tokoh-tokoh Cendekiawan Muslim. Nata Abuddin, Metodologi Study Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2001). Purwanto Ngalim, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2002) Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia,2002) Rahman Afzalur, Al-Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan, Jakarta, Rineka Cipta, 2000. Redaksi Bumi Aksara, Undang-undang Sistem pendidikan Nasional, Jakarta,
Sinar Grafika, 1992 Sampayya Alif Salma Abah, Keseimbangan Matematika dalam Al-Qur’an,
Jakarta, Republika Sadiman S. Arif, et. al., Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003) Sarwar H.G. Filsafat Al-Qur’an, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994. Setyobroto Sudibyo. Psikologi Suatu Pengantar,( Jakarta:2001) Singarimbun Masti, Efendi Sofyan, Metodologi Penelitian Survei (Jakarta.
LP3ES, 1989) Sudjana, Metode Statistika, (Bandung : Tarsito, 2001). Suryabrata Sumadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005) Soelaiman M.I, Pendidikan Dalam Keluarga, ( Bandung : CV Alvabeta, 2001 ) Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan, suatu Pendekatan Baru, (Bandung: PT.
Remaja Rosyda Karya, 1996)
61
W. S Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT Grasindo, 1996) http://mii.fmipa.ugm.ac.id/?p=121, 19 Juni 2006, 7:30 AM www.pcassistance.us/search.php?q=dinamic%20multimedia www.pcassistance.us/search.php?q=dinamic%20multimedia, 26 Desember 2005, 11:53 AM
63
Lampiran 2
Angket Sikap Keberagamaan Siswa Sebelum Uji Validitas
Nama/Inisial : Jenis kelamin :
Kelas : Usia :
Petunjuk pengisian A. Berilah tanda chek list ( √ ) pada jawaban yang anda anggap sesuai
dengan pendapat anda. B. Pilihlah salah satu jawaban yang terdapat pada kolom :
1. Sangat Setuju ( SS ) 2. Setuju ( S ) 3. Ragu-ragu ( R ) 4. Tidak Setuju ( TS ) 5. Sangat Tidak Setuju ( STS )
C. Isilah dengan jawaban yang objektif.
Jawaban No. Pernyataan 1 2 3 4 5 1. Bergetar hati saya apabila mendengan ayat-ayat Allah.
2. Dengan berpuasa, saya menjadi peduli dengan orang fakir miskin.
3. Saya berusaha untuk menjalankan apa yang terkandung di dalam Al-qur’an
4. Mengetahui sifat-sifat terpuji para nabi dan rasul mendorong saya untuk meneladaninya.
5. Kepercayaan hari akhir membuat saya tenang, karena keadilan akan terwujud.
6. Dengan memberikan zakat, saya lebih saying kepada orang fakir miskin.
7. Ibadah shalat lima waktu melatih saya untuk berdisiplin
8. Saya takut berbuat salah, karena semua yang saya lakukan akan dicatat malaikat
9. Yakin bahwa semua kegagalan yang menimpa kita adalah ujian dari Allah yang harus dijalani dengan tegar sehingga mampu meraih kesuksesan yang maksimal
10. Saya terus berusaha walaupun suatu ketika mengalami kegagalan.
11. Guru adalah orangtua saya di sekolah, karena itu harus saya sayangi dan hormati.
12. Saya selalu melupakan kebaikan orang lain dan mudah menyakitinya.
64
13. Puasa hanya membuat saya merasa lemah dan malas berbuat apa-apa.
14. Sabar dapat menimbulkan perasaan optimis dalam menghadapi dalam suatu kesulitan.
15. Disiplin sangat diperlukan, karena hidup akan teratur dan penuh manfaat.
16. Saya berusaha ikut campur pembicaraan yang cenderung menjelek-jelekan orang lain.
17. Saya tidak boleh mengganggu teman saya yang berbeda agama ketika sedang beribadah.
18. Ketika bertemu teman yang tidak disukai saya memalingkan wajah sebagai pertanda tidak suka.
19. Saya merasa tidak senang terhadap orang lain yang akan membongkar kejahatan saya.
20. Jika ada teman yang mengejek saya harus membalasnya dengan ejekan yang lebih buruk.
21. Susah untuk mencapai kemajuan karena saya tidak berani berbuat dan khawatir mengalami kegagalan lagi.
22. Karena Allah tidak terlihat, maka saya berani apabila berbuat jahat
23. Saya berani berbuat jahat, karena tidak ada yang melihat
24. Saya ragu akan kebenaran Al-qur’an yang sekarang, karena diturunkan pada zaman dahulu
25. Saya tidak mengikuti ajaran nabi dan rasul karena tidak sesuai dengan zaman sekarang
26. Hidup di dunia ini boleh berbuat apa saja dan tidak perlu serius menjalaninya, karena hidup hanya sekali dan tidak ada kehidupan lagi sesudah mati.
27. Saya merasa tidak puas dengan apa yang saya terima, walaupun semuanya merupakan kehendak dari Allah SWT.
28. Apabila sibuk, shalat wajib saya tinggalkan.
29. Apabila ada teman mendapat kesusahan, maka saya ikut mersakan kesedihan teman dan berusaha membantunya.
30. Sedekah hanya membuat hidup saya menjadi boros.
31. Saya ragu dengan kemampuan saya sehingga saya tidak berani melakukan apa-apa.
32. Selalu ingin disanjung orang lain atas kebaikan atau keberhasilan yang dicapai.
33. Ketika saya sedang asik bermain, ibu meminta membelikan sesuatu, maka saya akan menolaknya dan menyuruh orang lain untuk membelikannya.
34. Bersikap dermawan kepada orang lain hanya merugikan diri sendiri.
35. Kesabaran menimbulkan perasaan rendah diri dan selalu diremehkan orang lain.
65
36. Saya tidak piket membersihkan kelas, walaupun sudah ada jadwalnya.
37. Saya berusaha untuk selalu ingin menang dalam pembicaraan.
38. Dengan beristighfar dan mengambil air wudlu saya yakin tidak akan dapat menahan amarah.
39. Saya selalu kecewa terhadap kenyataan hidup yang dialami.
40. Memaksakan kehendak sendiri tanpa memperdulikan kehendak orang lain.
41. Saya selalu marah terhadap sesuatu yang mengecewakan hati.
42. Merenungi kegagalan yang dialami orang lain hanya dapat menambah rasa tidak percaya diri.
75
Lampiran 8
PEMBUATAN DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI
INSTRUMEN SIKAP KEBERAGAMAAN SISWA
1. Membuat Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen
a. Distribusi Frekuensi
82 87 88 88 89 89 89 90
92 93 94 96 96 97 97 98
98 100 100 100 102 102 104 104
105 105 107 109 109 111 111 112
b. Menentukan banyak kelas ( B ) dengan aturan sturgess
Banyak kelas ( B ) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 32
= 1 + 4,967
= 5,967
Kita bisa membuat daftar distribusi dengan banyak kelas 5 atau 6 buah.
c. Menentukan Rentang Kelas ( R )
Rentang kelas ( R ) = data terbesar – data terkecil
= 112 – 82
= 30
d. Menentukan Panjang Kelas Interval ( P )
Panjang kelas ( P )
R R= =
30B
30B
= =
56
65
= =
Kita ambil panjang kelasnya 6
76
e. Tabel Frekuensi
Interval Batas
Bawah
Batas
Atas ix if kf ii xf
82 – 87 81,5 87,5 84,5 2 2 169
88 – 93 87,5 93,5 90,5 8 10 724
94 – 99 93,5 99,5 96,5 7 17 675,5
100 – 105 99,5 105,5 102,5 9 26 922,5
106 – 111 105,5 111,5 108,5 5 31 542,5
112 - 117 111.5 117.5 114.5 1 32 114.5
Jumlah 32 3148
d1
⎜⎛⎝
⎟⎞⎠
Modus (Mo) = +b pd d+
++
⎜⎛⎝
1 22
2 4
⎟⎞⎠
= 99 5, 6
5101
⎜⎜⎝
⎜⎜⎛
,=n F−1
2
⎟⎟⎠
⎟⎟⎞
Median (Me) = +b p
f
−1
2(32) 10
⎟⎟⎠
⎟⎟⎞
7⎜⎜⎝
⎜⎜⎛
= +93 5, 6
98= , 643
2. Membuat Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol
a. Distribusi Frekuensi
82 85 87 87 89 90 90 91
91 92 93 95 97 97 97 97
97 97 98 99 99 100 100 101
102 102 103 103 103 105 105
77
b. Menentukan banyak kelas ( B ) dengan aturan sturgess
Banyak kelas ( B ) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 31
= 1 + 4,920
= 5,920
Kita bisa membuat daftar distribusi dengan banyak kelas 5 atau 6 buah.
c. Menentukan Rentang Kelas ( R )
Rentang kelas ( R ) = data terbesar – data terkecil
= 105 – 82
= 23
d. Menentukan Panjang Kelas Interval ( P )
Panjang kelas ( P )
R R= =
23B
23B
= =
3,83≈46
4,6≈55
= =
Kita ambil panjang kelasnya 5.
e. Tabel Frekuensi
Interval Batas
Bawah
Batas
Atas ix if kf ii xf
82 – 86 81,5 86,5 84 2 2 164
87 – 91 86,5 91,5 89 7 9 623
92 – 96 91,5 96,5 94 3 12 282
97 – 101 96,5 101,5 99 12 24 1188
102 – 106 101,5 106,5 104 7 32 832
Jumlah 31 3089
d1Modus (Mo) ⎜⎛⎝
⎟⎞⎠
= +b pd d+
++
⎜⎛⎝
1 29
9 5
⎟⎞⎠
= 96 5, 5
= 99,714
78
n F
f p
−
⎟⎟⎠
⎟⎟⎞
+−
⎜⎜⎝
⎜⎜⎛
12
12
(31) 12
⎟⎟⎠
⎟⎟⎞
12
⎜⎜⎝
⎜⎜⎛
Median (Me) = +b
= 86 5, 5
87= ,958
78
Lampiran 13
Perhitungan Uji Homogenitas
Perhitungan homogenitas yang dilakukan adalah uji homogenitas dua varians
atau Uji Fisher. Rumus yang digunakan :
terkecilterbesar
iansians
SSFhitung var
var22
21 ==
Dimana :
( ))1(
222
−−
= ∑ ∑nn
fxfxnS ii
1) Hipotesis
Ho : Data memiliki varians homogen
Ha : Data tidak memiliki varians homogen
2) Kriteria pengujian
a. Jika Fhitung ≤ Ftabel maka Ho diterima, yang berarti varians kedua populasi
homogen.
b. Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti varians kedua populasi
tidak homogen.
3) Tentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians terkecil).
db1 = n – 1 = 32 – 1 = 31
db2 = n – 1 = 31 – 1 = 30
4) Tentukan nilai Fhitung
Berdasarkan data pada tabel uji Homogenitas diperoleh 67,742 dan
58,366 sehingga dengan menggunakan rumus di atas diperoleh :
=21S
=21S
161,1
366,58742,67
22
21 ===
SSFhitung
78
5) Tentukan nilai Ftabel
Untuk F(0,05;30,30) tidak di dapat pada Ftabel, maka digunakan interpolasi sebagai
berikut :
30 31 40
1 9
Dari tabel distribusi F diperoleh nilai F(0,05;30,30) adalah 1,84 dan F(0,05;40,30)
adalah 1,79, pada taraf signifikan 05.0=α sehingga :
835,110
56,1679,191
)84,19()79,11()24,26;05,0(
=
+=
+×+×
=tabelF
Karena Fhitung < Ftabel, ini artinya Ho diterima, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa kedua data memiliki varians yang homogen.
Kisi-kisi Instrumen Sikap Keberagamaan
Nomor butir No. Dimensi Indikator Positif Negatif Jumlah
1 Beriman kepada Allah 2 Beriman kepada Malaikat 3 Beriman kepada kitab 4 Beriman Kepada Rasul 5 Beriman kepada Hari Akhir
1.
Aki
dah
6 Beriman kepada Qodho dan Qodar
1 Melaksanakan Shalat Wajib 2 Melaksanakan Shalat sunnat 3 Melaksanakan Dzikir 4 Berdoa 5 Melaksanakan Puasa Ramadhan 6 Melaksanakan Puasa Sunnat
2.
Ibad
ah
7 Melaksanakan Zakat 3. Amal 1 Prilaku Sosial
4. Ihsan 1 Kedekatan siswa kepada Allah dan merasa diawasi oleh-Nya
1 Pengetahuan tentang Aqidah 2 Pengetahuan tentang Ibadah 3 Mu’amalah 4 Pengetahuan Tentang Ahklak 5 Pemahan Tentang al-Qur’an
5.
Peng
etah
uan
6 Pemahaman Tentang Hadits Jumlah
SIKAP KEBERAGAMAAN
1. Bergetar hati saya apabila mendengan ayat-ayat Allah.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
2. Hati saya menjadi tenang ketika mengingat Allah.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
3. Saya takut berbuat salah, karena semua yang saya lakukan akan dicatat malaikat.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
4. Saya mencontoh kebaikan yang ada pada malaikat.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
5. Saya berusaha untuk menjalankan petunjuk yang terkandung di dalam Al-qur’an
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
6. Saya akan menghindari diri dari keragu-raguan, tentang Al-qur’an sebagai wahyu Allah.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
7. Saya berusaha mengikuti ajaran yang dibawa oleh nabi dan rosul.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
8. Mengetahui sifat-sifat terpuji para nabi mendorong saya untuk meneladaninya.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
9. Adanya hari akhir mendorong saya berbuat baik.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
10. Kepercayaan hari akhir membuat saya tenang, karena keadilan akan terwujud.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
11. Saya terus berusahawalaupun suatu ketika mengalami kegagalan.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
12. Rasa ragu dihati, mendasari usaha (ikhtiar) saya.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
13. Apabila sibuk, shalat wajib saya tinggalkan.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
14. Perasaan tenang saya rasakan setelah shalat.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
15. Tidak ada waktu bagi saya untuk melaksanakan shalat sunat dengan rajin.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
16. Saya melaksanakan shalat sunat rawatib (sebelum dan sesudah shalat pardlu).
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
17. Saya berusaha melaksanakan shalat sunat dhuha, karena besar manfaatnya.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
18. Saya malas melaksanakan shalat sunat tahajud.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
19. Sesibuk apapun saya selalu memyempatkan dzikir
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
20. Untuk menenangkan hati, maka saya berdzikir.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
21. Sebelum melakukan sesuatu saya berdoa terlebihdahulu, agar pekerjaan saya diberkahi Allah.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
22. Saya berdoa dengan khusu, agar hati saya menjadi tentram.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
23. Dengan penuh keikhlasan puasa ramadhan saya kerjakan.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
24. Dengan berpuasa, saya menjadi peduli dengan orang miskin.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
25. Saya tidak sanggup melaksanakan puasa sunat dengan rajin.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
26. Saya berusaha melaksanakan puasa senin dan kamis dengan rajin.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
27. Saya berusahamelaksanakan puasa sunat agar mendapat pahala dari Allah.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
28. Saya melaksanakanpuasa sunat, karena saya cinta kepada Rosulallah.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
29. Dengan memberikan zakat, saya lebih sayang kepada pakir miskin.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
30. Saya melaksanakan zakat fitrah untuk melaksanakan kewajiban dan merupakan rangkaian
ibadah pada bulan Ramadhan.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
31. Saya bersikap ramah dan sopan hanya dengan orang tua
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
32. Saya tidak memperjuangkan kebenaran dan keadilan, apabila tidak menguntungkan
bagi saya.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
33. Saya menolong teman yang kesulitan.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
34. Saya tidak terlambatmasuk kelas.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
35. Saya mengerjakan PR dengan penuh tanggung jawab.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
36. Saya tidak piket memberishkan kelas, walaupun sudah ada jadwlnya.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
37. Saya merasa tenang karena Allah selalu bersama.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
38. Merasakan allah maha melihat, membut saya berhati-hati dalam berprilaku.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
39. Saya berusaha mersakan adanya kehadiran allah.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
40. Karena Allah tidak terlihat, maka saya takut apabila berbuat jahat.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
41. Allah telah adasejak dahulu tanpa adanya permulaan, sama dengan Allah bersifat bashar.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
42. dengan mempercayai Allah bersifat qudrat, akan menimbulkan kesadaran bahwa manusia itu
sangat kecil di bandingkan dengan kekuasaan Allah.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
43. Walaupun saya memiliki hadas, sya tetap shalat.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
44. Saya melaksanakan puasa ramadhan, karena hukumnya wajib dan banyak manfaatnya.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
45. Sifat pemaaf tidak merendahkan, bahkan manguntungkan.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
46. Disiplin sangat diperlukan, karena hidup akan teratur dan penuh manfaat
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
47. Al-qur’an adalah wahyu Allah, yang diturunkan kepada nabi Muhammad dan membacanya
suatu ibadah.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
48. Nama-nama al-qur’an itu banyak diantaranya alkitab, alfurqon, alkalaamu.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
49. Hadist adalah segala sesuatu yang didasarkan kepada nabi Muhammad, baik perkataan,
perbuatan dan penetapan.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
50. Hadist qudsi adalah firman Allah yang disampaikan kepada nabi Muhammad SAW,
kemudian kata-katanya di susun oleh kata-kata nabi sendiri, maknanya dari Allah SWT,
tetapi lafaznya dari nabi sendiri.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju
62
Lampiran 1
Tabel 6 Kisi-kisi Instrumen Sikap Keberagamaan Sebelum Uji Validitas
Nomor butir No. Dimensi Indikator Positif Negatif Jml
1 Beriman kepada Allah 1 22 2 2 Beriman kepada Malaikat 8 23 2 3 Beriman kepada kitab 3 24 2 4 Beriman Kepada Rasul 4 25 2 5 Beriman kepada Hari Akhir 5 26 2
1.
Aki
dah
6 Beriman kepada Qodho dan Qodar 9 27 2 1 Shalat 7 28 2 2 Puasa 2 13 2 2 Ibadah 3 Zakat 6 30 2 1 Akhlak terpuji Optimis 10 31 2 Tawaduk 11 32 2 Tasamuh 17 33 2 Taawun 29 34 2 Sabar 14 35 2 Disiplin 15 36 2 2 Akhlak Tercela Egois 40 37 2 Ghodhob 12 38 2 Hasad 18 39 2 Dendam 20 41 2 Putus asa 21 42 2
3 Akhlak
Namimah 19 16 2
DAFTRA ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
D. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian
BAB II PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIK DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Sikap Keberagamaan Siswa
a. Pengertian Sikap
b. Proses Pembentukan dan Perubahan sikap
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap
d. Pengertian Sikap Keberagamaan
e. Indikator Sikap Keberagamaan
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Keberagamaan
g. Pembentukan Sikap Keberagamaan
2. Konsep Bilangan Dalam Al qur’an
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
b. Jenis-jenis Media Pembelajaran
c. Manfaat Media Pembelajaran
d. Al Qur’an Sebagai Media Pembelajaran
B. Hasil Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
B. Metode penelitian
C. Populasi dan Sampling
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Teknik Analisis Data
F. Hipotesis Statistik
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
B. Pengujian Persyaratan Analisis
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
D. Keterbatasan Penelitian
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA
70
Lampiran 7
Tabel 10 Kisi-kisi Instrumen Sikap Keberagamaan Sesudah Uji Validitas
Nomor butir No. Dimensi Indikator Positif Negatif Jml
1 Beriman kepada Allah 1 22 2 2 Beriman kepada Malaikat - - - 3 Beriman kepada kitab 3 24 2 4 Beriman Kepada Rasul 4 25 2 5 Beriman kepada Hari Akhir - 26 2
1.
Aki
dah
6 Beriman kepada Qodho dan Qodar - - - 1 Shalat 7 28 2 2 Puasa 2 - 2 2 Ibadah 3 Zakat 6 30 2 1 Akhlak terpuji Optimis - 31 1 Tawaduk 11 - 1 Tasamuh 17 33 2 Taawun 29 34 2 Sabar - 35 2 Disiplin - 36 2 2 Akhlak Tercela Egois 40 - 1 Ghodhob - - 1 Hasad 18 39 2 Dendam - 41 1 Putus asa - 42 1
3 Akhlak
Namimah - - -
71
Lampiran 8
Angket Sikap Keberagamaan Siswa Sesudah Uji Validitas
Nama/Inisial : Jenis kelamin :
Kelas : Usia :
Petunjuk pengisian A. Berilah tanda chek list ( √ ) pada jawaban yang anda anggap sesuai
dengan pendapat anda. B. Pilihlah salah satu jawaban yang terdapat pada kolom :
1. Sangat Setuju ( SS ) 2. Setuju ( S ) 3. Ragu-ragu ( R ) 4. Tidak Setuju ( TS ) 5. Sangat Tidak Setuju ( STS )
C. Isilah dengan jawaban yang objektif.
Jawaban No. Pernyataan 1 2 3 4 5 1. Bergetar hati saya apabila mendengan ayat-ayat Allah.
2. Saya berusaha untuk menjalankan apa yang terkandung di dalam Al-qur’an
3. Mengetahui sifat-sifat terpuji para nabi dan rasul mendorong saya untuk meneladaninya.
4. Ibadah shalat lima waktu melatih saya untuk berdisiplin
5. Dengan berpuasa, saya menjadi peduli dengan orang fakir miskin.
6. Dengan memberikan zakat, saya lebih sayang kepada orang fakir miskin.
7. Guru adalah orangtua saya di sekolah, karena itu harus saya sayangi dan hormati.
8. Saya tidak boleh mengganggu teman saya yang berbeda agama ketika sedang beribadah.
9. Apabila ada teman mendapat kesusahan, maka saya ikut mersakan kesedihan teman dan berusaha membantunya.
10. Saya suka memaksakan kehendak sendiri
11. Karena Allah tidak terlihat, maka saya berani apabila berbuat jahat
12. Ketika bertemu teman yang tidak disukai saya memalingkan wajah sebagai pertanda tidak suka.
13. Saya ragu akan kebenaran Al-qur’an yang sekarang, karena diturunkan pada zaman dahulu
72
14. Saya tidak mengikuti ajaran nabi dan rasul karena tidak sesuai dengan zaman sekarang
15. Hidup di dunia ini boleh berbuat apa saja dan tidak perlu serius menjalaninya, karena hidup hanya sekali dan tidak ada kehidupan lagi sesudah mati.
16. Apabila sibuk, shalat wajib saya tinggalkan. 17. Sedekah hanya membuat hidup saya menjadi boros.
18. Saya ragu dengan kemampuan saya sehingga saya tidak berani melakukan apa-apa.
19. Ketika saya sedang asik bermain, ibu meminta membelikan sesuatu, maka saya akan menolaknya dan menyuruh orang lain untuk membelikannya.
20. Bersikap dermawan kepada orang lain hanya merugikan diri sendiri.
21. Kesabaran menimbulkan perasaan rendah diri dan selalu diremehkan orang lain.
22. Saya tidak piket membersihkan kelas, walaupun sudah ada jadwalnya.
23. Saya selalu kecewa terhadap kenyataan hidup yang dialami.
24. Saya selalu marah terhadap sesuatu yang mengecewakan hati.
25. Merenungi kegagalan yang dialami orang lain hanya dapat menambah rasa tidak percaya diri.
PK����������!�( ìJ³���p�������[Content_Types].xml ¢��( ����������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������´•ÏŠÛ0�Æï…¾ƒÑµØÊöPJ‰³‡îöØ]hú�Š4N´Õ?¤ÙMòö�Ù‰)ilÚ\
FÌïûüÍh¼¼?XS¼ALÚ»šÝU V€“^i·-Ùïõ�ò++� §„ñ
jv„ÄîW?,×Ç�© j—j¶C
ß8Or�V¤Ê�ptÒøh�ÒkÜò ä±�þy±øÂ¥w�
KÌ
¶Z>‘�¨��Ï"âOaI‡ï}T¼ñ-�GH�áXñ½«ËÒ5�!�-�’qþæÔ…hé›FKP^¾Z’ª2.D/!%ú4kª-ý)£ùjù��x5X<-È[�ÇF»Y¢ÞÀÓæ�$
ðÁ6�|msH‡2Ÿ\÷´¬É'×k"˜t!4‘^èÚUQe›pÚé�F’�oÏ)áÁ6÷]�Ǽ£Ë=Ù íÎþ�}$<š[ÌZÇ�”�§n4ìgò˜�Šê9ú�8�Æìë�ù�)P%ݹ��5ôÓ3œ> ÒݼÁ]O'òØç·û�i��oŸw³3h1“’�í´µØ�˜-weÅ�Г&ö°ùu³ôÿ�O�Ù�P�çgÿú ��ÿÿ��PK����������!�-‘�·ó���N��� ���_rels/.rels ¢��( ���������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������
_��xL¿Ÿ�éã;šqÞ˜¹úÊÔóö�¹
�������������������������������������������������������������������������Œ’ÛJ�A
†ï�ßaÈ}7Û "ÒÙÞH¡w"ë�„™ì�w
̤ھ½£ ºPÛ^æôçËOÖ›ƒ›Ô;§<�¯aYÕ Ø›`Gßkxm·‹�PYÈ[š‚g�GΰinoÖ/<‘”¡<Œ1«¢â³†A$>"f S�‘Ì�
3°£\…ȾTº��IõŒ«º¾ÇôW�š™¦ÚY�igï@µÇX6_Ö
]7�~ fïØˉ�È�aoÙ.b*lIÆr�j)õ,�l0Ï%�‘b¬ 6ài¢ÕõDÿ_‹Ž…, ¡ ‰Ïó|uœ�Z^�tÙ¢yǯ;-!Y,�}{ûCƒ³/h>���ÿÿ��PK����������!�ù¿½9Ù���-
������word/_rels/document.xml.rels ¢��( ������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������¼WMOÃ0
½#ñªÜiælŒ�-mR5ácÿžÀ t°šK”
Û�!qB‚ñ�ÒÖÝ K¥¸ªýôÞ‹í.Vou�½`kJ-��ñˆE¨2�—j“°‡õõÙŒEÆJ•ËJ+LØ
�[œ›l‹µ4±nP¹7…nkiݱÝðFfOrƒ\ŒFSÞös°åAÎè&OX{“»úë]ã*ÿŸ[�E™á•ÎžkTöH ^Ö®¶K(Û�Ú„Õ˜r�ÇX�ŒÇ�ã0 f$ˆ@L�I…˜ú¤¢ÐÊ®eZõ4éB±sÎ� ^õxÅô--uŽ7?Öè�) �|Ò1lO˜RÖ¸��BP�@„�qA‚�Ä��TˆsŸTlQæغŒ_Mk��Ò•>ë›?wã;BA�¯}‚¸�@ùA¸q�bzÀ9…Âk�0vW¹�Ü�¦¤�¥�I�W
-OO�wXIë>2Û²1‘Ë¢L¶Ö6——
Ùa
†í0�_‡Ç¸˜øtƒ®ð6}ÄÌþh�uŠùÇêdx÷�â´TCsÌk£@•+mûÞøŽPî�¯�†•��å�áu¢�(f”A P» »ÅܧK *&” ^¯J¡µýeÍ.Dy3��$�à•‰a9æ”�"Ðr�äv%¼nWÖý#ööþÏ#ÿ|v»�?øÉ\¾���ÿÿ��PK����������!�Ð�ws�P��i›������word/document.xmlì}ër£Ê²æÿ‰˜wÐè×9�Ó6 ��bÛ'Ü�w¯Y½z9¼zïubÿÃ�²Ø�@�Øî^±-fžežl2«��B²¨F7ë눶�‚‚ªÊ¬ÌüòR�û¯ïs¿óèF±���]ýLëvÜ`�N¼àþ¢û÷¯×oìn'Nœ`âøaà^t�¸q÷¿.ÿçÿøÛÓh�Žæn�t¨‰ -=Ò¯³$YŒÎÏãñÌ�;ñY¸p�úq�Fs'¡¯Ñýù܉¾=,ÞŒÃùÂI¼;Ï÷’熦õ»i3áE÷! Fi�oæÞ8 ãpšð-£p:õÆnú‘Ý�mò\yçûô•Å�Ï#קw�ƒxæ-⬵¹jkÔÅYÖÈãºN<Îý캧Å&O›DÎ�ÍÇÜ—¯ý�F“E�ŽÝ8¦³ïå�y‹º¶îÙé�r�ù�›¼Bù™Ù›Ì�/È›aê¨Ì�>yg4yçòÙçÜÔsGh,.‰–îÂÉ�þ\tžFD‹“Û‹®¦Ù–ñ¾Gô—žº¡‰^:ùÞ�:�~RøE4s�ñG$?¼óË¿�§ßès‘þ¸âŠ§‘ èQ¼pÆÔ¥EäÆnôèv/?;ó…�9A‡�Kd“¢�ì�ù%�vï-eŠ>Õ<�ï�–nç÷áF’;?ý�oGßÿ¤vŸ.º}}hñ�$?�ô:“ïN—ºó4úטÎ=:þEwL<èFò,ÝöK0‘7êš�»Ê}tÅç0ü–ݬ™W�ßÊ]ºóóg�Œ¼ ?åž>ß…¾lp84äSJg�»Wsá”O~-�“�ùtº’è“ëÝÏ’l€
Ö-ô7>«k}«æb½§×�-Ø6_,_8{Ï$¢WÌ çêj04Ì
Û”ïV7àü�Ù}cÑÊ8�Âq:{–©�jðÝiþfùÉ»0IÂùÒµQ±�éÅüÂÅgÄ3&�IF¾ëDüªãÐ�itœ‡$ä¯SÏ'"�ß�á�៑³�‡�W¾wŸ÷A¾†|Ï™7q�£¥>�¨tTJÜ]ž�[ÉÝ•“�î.ÿrüö^7ß¿ë ^Kyšy–ÖDzkgJ<A�q�|�×&ÃÌ¿Ü>øtâ¹KuS›¯-Ñu�$17��=ï¢ûÕ›»qç‹ûÔ¹�ç
f�Gð��ÑR:‡é`%ã·Ä�´�‹¶Bæ�1Å�çË—
-�O#׉“«Øsj�œ]�qÍmb�ïäßw±øŒÿ¢¶Ä\�ñ¦gÞñ“ çh��ÁÑg¶ŽÑ�‚òK#È�”Ræav€�ñò«sçú�½´ Òkg�ªÌñÁw§Ü�ž!¹L¥+CíúÀ«�õ·ºH�y4Á:°~�H—�-ߟ[�ª�¶š¯�wŠ…2cOMüc¶-²h‰�èK"t�H¬�”X-Q*$ÖîE.q.ۨˆAçÆ�f^ò�Ü“B÷÷�y�/lð’eëÄ�_ÉÆŒ;¾Å 7"Å!(ɺÒÊ@Í׫���eÝﶤèdÊ�D„7Ù•QÆ ”–�,ÌÛ=Qä�Ì��Ãd³µM×-a�)UÍã�w(™®P‹Aa��X
Da-ÂZµ
DÙp-b˜�¤�Rj�”�Ú�)�”~ž”`�Â:$_È�ƒp˜Ö!û°}—�Ãø¯‹®pÚ¥žWá®):£�èZô€5½·ì(kzwÉŸÖìfF}‹�þQ»ÝŽÄT±g ~©�þ´#G[“W&b»üoO�ilÇ�oÆ�äž}٧ݴÉ�eÕb¤ÆN<ä`U�æQ�†ª‹oÏh�³ê?�8µ�ªÑ”}À‘,¯e$OË1+�Rü9_õÞ<€M$��+r�#Rðö�¥Òä•™#¯ÿãŸÿ©À”"Žms«-\¹*’
r²q$Y��?R®üC‘+›amàJpekñ�'À•ÿfaù†yóß "�èeª�ÖªGÙÉ=E�œdøc ±-ME�`É�ðë]…;À²*g7¬K`h"àز²��!Ñ
,™§Ëœ
º±óŒ� �G€7¾1ÎzÞ©ÀˆÍPG0ÜöSàÀpGÀpÚ�¥-÷�ø-! �†�ÃÉ„Ô¶T¶#E ‰ázº�Ã5à Áp`80�™uÄp†QWØB�>ÉÄg¤?ºK¹���ü/¯¶RŠÞ{)ó�ø�
�ö�.Å÷�ê!�üo b�í<I°)�h¼!x�<¸Ìƒoô³~O�þ—–ÙB,>kæpzmÏéEÖ‘¥[*‚o{�§�pTd²”ȱã` 0ÜV�®o(1�ð?YxðpŠ<ÂÃu�-.]×�$�âÿ�ÿwÌÙ˵- ¦º�âÿ�ÿÇ6X“`º#õÌÚ¶‚�@üß±T䆲v�Ê�á�æ` ˆˆÿƒuÔv ü��z„ÿõ‡JŽ/à�`80\#Ř½ÌÚ™nX*p„Ørfó
þZë/? ³
f݉˜uìá²T�n�ÿ�ÿ�þWÚ¿«)zˆØ£‰Ø�
ØÃ�`�¶J�8ð?à�¢ök5@}ÏÅûŽ�ƒ'ü¯gX*‰øÀÿ�G�ŽP€#´¡Z8�ð?0��N�á
]ÍÓŒø?0��N�át£¯¢Q�ÿ�þ�ü�øß&û× þ_!™öH±‡¡’W�ù¿~Hà®ó�„¼QÒÔó)Á^|�°�’5æ¨Øì�IÈ\_
$~���<>Ÿ£å"�O“KÂÿô�ÑW�Ä�þ�ë�Ö‘’u¤)¥#�ÿ�Ã�á��ŽÂÿ”4Mà�`80œ�ÃéÆPEÂ�ÿ�þ�ü�ø-ð¿ÓÈÿ�ª8‰�ÿ‡ø?ÄÿÅÞr1C1*M2(9;ê�vf÷�¨ÿ‡ú���Ê‘m³�™>TªŽŽý?BÀ�€#�à�ÃÆþÑ��
�î*öœeÅ‘¼Ãmí�$�î5ÛVÑ(�ÿ�ÿ�þ�ü�ø߉à�*E"€ÿ�ÿ�þ×&þ7ÐMÔÿƒu�ëhGÖ‘ÑSÂÛ�ÿ�ÿ��ÿSÀÿzT�P!À�õÿÀp`¸f•èSüo`é
�ü�øð?à�ÀÿN�ÿSq��ÿ�þ�ü¯MüÏê�*�¸ÈÿE8�à��8°�JéˆÈÿ�Ã�á��®göT�\Àÿ€ÿ�ÿSÂÿ¬¾ Ã�ÿ�þ�ü�øð¿�ÁÿTÊŽ�ÿ�þ�ü¯MüÏ°”ð�à�€#�G¨À�C[Ið�ÿ�Ã�á��ÎÔúJ™&¨ÿ�†�Ã)0œ¦�Tð?à�'‚ÿ©� à�Àÿ€ÿµ‰ÿéš©�ˆ ü�Ö�¬#�ëÈ´”ª#!ÿ�áH�GR G2ûØÿ�õÿÜâ.y¨p»Í
v¸�þ�ü�ø-
·š®©�îÀÿ€ÿ�ÿ�þ�üïDð?• qà�Àÿ€ÿµ†ÿigši#ý�åÿPþoGåÿ,ÚÿC¡8�à?À�€ÿTà?«‡í?�ÿ�þ‹“�I8M7T \�þ�ü�ø�ðà¿Ó€ÿtMEJ�ÿ�þ�ü¯Eü¯gõ�þ�ü�øߎ¬£~ÏV)Ž
ü�øð?�ü¯oXJŠæöÒ��Ï—±ã‘w?KhûÕGÇ¿èÆ^pï»]ú�ÿuÑ5ÅÁÂ��p¥ññ¸ ÷‘�tN[-Œß†�ö�ìí�Ø멈.�{�ö�ì�Ø�°w*ÀžR€ƒn�Y'È´$Cž.é>I¸È~ÎU+ß�
ÏI~,H¤O¾;REº�¼É æšU~ò
L�&<�&1!Ÿ„‡’ZïL�7J1P–}�]Ã�€(�aÀö’ëìL�j–ÒÎõÀÿ€ÿ=39‘l�{“Û�fêŒóÓ“ƒ$úä�}%†mJ� .‘Ÿm„ì¾±heœ¶2þ“-ôtÑ�
ÔÎú–R�±�ÍëMy�f�ï�îíƒ�³ggfÏÀ4‡{ŠØk† <� à4�¸“�pö`�ûú6eÁ��Ï\�þ7¹!x3cÙK¢ÜÅMÄ-_Å9Û2Þ÷ì./�I$—
��¨¡�¦ÐT,@3«Nv-�ܾw§ÎƒŸ,Ó��Å�×0m§„-]‡A��u;ñ^½ÄÄz—TPLÅ\�þ燴þ9�IÈ‹ÓÔóÉ),¾‰x· ü3r�âðñÊ÷îsDT®,r9œy�÷7'ú–9ˆåºÇè¨Xs—¹ L(�.þë�s�pÄ�B¶���¼EŸ©N�eÃX�]�Ê„ÚÙ�"��ø�øÏ(�é6œ;ÂÀ˜]�-„›--#Ù=CI µ°a�´L’��p�ݯÞÜ�·S³ëhùr`©e�4 ìkÊ‚Àÿj
{˜uR#?n�R³•�!ð?à�KP_-á ü¯6Ö›,Ñ"øÙL"‘x/�›ñl’�ºcßu"Æ�Š±åô�ÐÃa€iGª™éš’[�øð¿��ÓŽ• Ït½¯�[�ÿ�þ÷Å}ê�ÿc:H.µ3»?@ü«‰�”Cñ7HGLÇ�áH˨ä
ÑlÝPR4�ÿIŸ'<ÊK˜úN¨÷H5J*�mY*�%ð?à�Àÿ�zX ö¬E€á(:~G‘®acß"¢ž�ã¡Z Ò�w¢`Š Ü3ÓÐûˆÿƒ7ëPBÃ�Öì��Ja�mTìkæêEþ/�ܳpöÌÇ/ƒÙ¹¦Ü« p·M¥�w�øð?ì\¯°s½6°U,;à�Àÿ€ÿ�ÿ�þG��ñ_¯^3Ó5¥p Äÿ!þ�ñ�Þr®�áÇÍÖ�‰ÿ�Œ>�3*1�%Ò[ˆÿÃv�c”#;˜¥DÆå
ò��Í>�þ—
µ~OÁÁ�ü�;éìµFÒÑ:Â4KÉ£
ü�øð?à�Àÿ�ÚñG*(t]e—(lì[Øà�°ÅÁØ�GÊ„Æ™Ö3Tö=Dþ/ò�‘ÿ›ÕÕåüßáÀVrh¡þŸ(§Š*3TÃpì�´��Œ»�EÀ¨¦Ï�”l>R�Ç�nm���ð?à�Àÿš{”)ÿW×Tvv�þ�ü�øð?à�§‚ÿ©H à�ÀÿD€
Ì£JU%¥°%ãL·Mäÿ�H�Î��3Tb$Â�lK©ÎØÞñ¿ú}F±“66�ÍY‚ÖÇ�–¤ÐèßaGìý\Â}=Ã5k“àXÔkÇ
÷;äK�öL� �`�À-€=�{‡�ì�=h�=ø�ÿWEMC�ï©eð‚ÛöÆmˆÓCœ-âôžãôÔDV3Œ®™%ÿ4*î�Úô^¹ë-á3"ˆ®éÝØ0nrS(�ÈKEº‹;obòS©¼bhw�Éç ÐÚ{�7�¯�$®O½�œåû9ì\¨¨¢{¯ñ�†õ&·7Ø XÖnyuµ7uc�ÄPHæãÝ�¾j¼-v� Ù#JÚgú�{r4�¥ ‰�ÑP&nøSœMÆò#b�H"º3ŠiM(HåìTÝ2qD[�ç^Ÿ²Ê–Ÿ.ébð¾¾�ïk‰ÐÙi'è||#é}ü'Q÷ÓEw÷am »{�zgJù6›îÓW] �ø ��6£°í�A ¤Æ”ô¯1ÑžL{;üŒ¯Íè«�}
rJ: �ùámïjØã�SYãi�‡¨.Uí(mô¦,½�6-„7Q�N7Ñ
ŸF“Èy"Ü…-³�9Áx�F�‰�'_Å�ÍGoó£Ï,6Í-é—â�R�³¯±7_øîM�‹k#×w�ïÑýäz÷³ä¢kP}"KÓL»Û¹sg^0y-ŽéÞnÇ�Çß܉¸Çw~„�É/Á;ק´LúÍñýðé÷G7ò��Ÿ�/˜?§ó]Üõƒÿr?�£E�{‰��Ÿ:Ù㯣pN�ž¡ÿ0�äítÍïÓiì&—úP³8äIÜ—žË¾ÊfJ�þ£Ò艜ûÈYÌ–Úµµá€-°•�ÿC4ì~Oh�ꌩ��[§wévÆÔ�ðûR}§�ÜéÔ�'ä•<(üÎÝ
�(ý•2ôî¹ÿOô:_ÂÀ•£1 Iáéx4¶<ê�3§ý�o¼qò�¹�½Ÿ
ÙøËãGî„7¾Žè Ö�œ‘èVzæ3ÍOÜù>÷ƒxä\tgI²��ŸÇã™;wâ³pá�ôÛ4ŒæNB_£ûó”˜æþ¹¡iýó¹ã�ôôðÝÌ îÝ«xAýá¹�æÉb´îù?ûÔBWÞ;‰Óyˆ¨‚kã
,ä�Ñ,Óшþ§¯EG?ÝZðxã -”›¦¡Hç‹æ¶nº²‹ä-
¿‹œ�åÑ}-ð( Ÿf®3!¶”ƒ^n圿–^ãÎ÷�מïóèñq'�¹ó;fÑè—‰ �g�Gã[šGšC:N"7�ÏøpJ·¥çÏ ?ˆg<7ËOŒ ñíÜ=ý�Nˆ(�‡$¤áuFߧќ?Ãé´ÂÜΈ¸e�«Ðã²›�Qœ|tÃy‡�è¥é=EãÎãç˜ß˜.Í.ág�!wVôÄ�:d�
-Ã�7�~™{¤±v|�Ö�;·®���ë‡`"nN�Ï—Çô�? çdýL�é«xxÊ\L‘ÅïtLü.W_>~^”é8�gÈv'[æŽfF|¤ÖÌ�Ÿš3¶9d¹–üXИN¾;‚Ãùz^OÿÈ¡uê"Ñתë~sèY¹wdŵ™Õ\û3½núÌ´-úö9
¿eÊ—f^eà�ý’wâcäMøÉ÷ôù.ôéjj�»ÄS&šÌ®PÄ+Òx01x©0M")ž²W£ª,M��_+k©ÞÂ\1%ãÂvƒI¸È-ŸkbEßT~ò$Ô³rÐ^»êÙñêÿ‚Ð26`�f’i‚ØíjëÖ†Jª
Gä|�f“´�f{&-!$ªp!BªËlI<WÏk�k�ÉH,í©jO£Ç–Aú�ô¹'Òºÿ$«S�>^ùÞ=iÞ�šÛ®Ë
«óm�oà�-4éªËB¾ár
èOn½�u§ÒzGè�9ÔhÃË"úCfÈþПö�‡é÷’�+��]iʼn3â0ƒ¤– Ÿþ o
¬�ò±�:�3;¼
ù�û´³ ê3X‚�zé3Ö¡.���ês�¨�˜.†���Ú#ê3`²Ù+êSÏ-@}�:-ôW£9ljúp—ˆàXÿºó·�ú�º�FÅÓ6€Ê„Z˜E�Ô� õS�Ôg0d� ….Þ»SçÁ'„V«ä¨µkˆV!‰CŒH-�IðLRÀw�åÉx
Ñ:�¤�K�ÄtTŽ…@
‘Ûžaž …!Zç€�žãEëWÒ�¢u*’~¯�âk$°f©5p�Tè±]Íó���\ �$!«–M;á†d„ GÄ!gE¾:fÑ."t8=˦ZÑž�g“̃qà{jìÒ�r Ú?�
lTWùe oWŒº�ÿÊ(‚@�†öGñ_«r� Ñ^y�ØVBpM
_;�'Ì›-E�·ç‰yŽí}£Û–)öØj�„kô†<8"�×�P¸rê-i)�—pÚJT§‘>�¢ˆÉ ÂqË�—Éî�ú¿� \1]üü=»cl&›½ºc�µ¬r*î�!ü%ò/ÿVp$ä�Š�’£�¤’tÉ—5�V»yÀøSº¾Ò(ÇZ �Ry@vØ+´ó�ž]—#À±ùäR΃µ¤þR¶„�Ï^
�ܦµuTt��,Oƒ4ûC
�8”4HöÖg+~"�ôœ[¹q�$Ç©e!puÙ•K�qƒ^ϤÔ+a�é�*{½Êþ¢¥‰Ã�š$@R³�ÛKÄ4Q¿`{�…í%¦ë�l/‘�¶_Û«–M`{�ÚF�ƒðP��f\E\á¡xNË-z� 3�uæ2�·ë“-Rä�|�MpÿfV?p%àJ
�m�€+•�ŸÛ}¦8-•}¿�n‰�¸JÄ��ì%×xC�‰�8¬`Û”�°/�ˆ¾ªÚ<ìKØ—/W¶ß¦Of;�¹Âyò�¹�ƒÑ^¨´³»ø3‹Ü�%ß�Áøû+�`’ïc+Î�µ1mËž�ª¨™×�èÙ:yA8`p¹�@Ñó±y��ʹ¬8?d@"œ/—¯$—Ãþ�ÏÄt�€óC�-¹ýz?jYåT¼-"G]D��*'¦ù±(�°bW�Y�)U[Åà¥RºZþ�…�¸�«�UßS}¦²mq�Ð?évYE„�ØÈ„ZÕ&÷ì- ÕçòW'r�GÔæ�aŠÕ�EFèå9ªÝÁ}8–øÏ�”é��è†(ÕÎwã}¥ÉL'¸^l�´÷
«®,P5€SÖ�C�g™ŽNÜ�}d�iî|s:±3_¸>ÅTF¼]EäÝ=Ä-ÕÀ§] üÕ²Šs8…>X-5��·Â�%Í$SWöTÀi ‚:UZXuÉ:·\–ê¶n�Péõ@+½– ø$,‰Í4���1·£Œ�‚ˆ
¦*õ6×*��å¦/6z ;õMï^#�!ˆ¨¼$Õª¾E+�.õ=ÖÕ7‡FyWŽºÔû¶E5fÖ%þ)æ�ê}}Ø0£ÐÔ†”Û(3 M}¨¯ÜV±èW§ãMŠëÓ-¢�§zæ´GFáQd�Šé:�§º¨>¾W§z=ŸÀ©N[fjÃW·©¢è�yyÙ
>Êúú«&�)uû(°�¼�@ ûJ>€¯�¾�£Ã�OÒ�Bv�éô$¼Ê��W}Û²À�|Û�S~O^»=‡.Ñ�/Ê«�—o›‹\ÒVéΘ6ô^DnìF�T�óïAòð-3wƒ±�y�’{{ÏÝóDì ÷.�ŸM<
ÄÍ—ŸWu…}±C½?�
¨þ'uQ��Œ®Ã ‰i�Ø�iýTGêgí &ªáÔÔ÷(qî(äbâ�÷T�ŽÈñþþ! XŒ �=Ì-âΨSýWš_æȼÐaª‰���ª�^�›5¾(tP�¯.J¢��—Å��óÉ8�ßGí…2i¼èt(_
J�%±wóvÃÈ-]-IÇ ��°«‡�PÅ�U<¶Z†H‡�¾,Üö* _á †�ï�¢¯ª=¿=Ps�Òo÷�æûk†�…�Q@ÈÒ_�œQJdûpÝ¿Ö®ênI�9�[¤5f[Æû-ňÔtPþ"œ-)¬"?��¡á�sæzúc��)^ñ4ò�8¹uƒ‰�¹“�çÞ}�¹
ïYKJD=zð™26¼ˆÐ‚�*@OÌÞ’õ¸�Ý{k™EÔ§üÔäRçP���ÄËŠ¿„*Ð ™|HòÅé 5³úšI¡�tE�=®_äè¶_�ÞÙ‹*Ëêš�ÁÊ}tÅç0üF—ˆíÁ4óJäÈKJËŸ�mbÎ�õ»ÐO�4È·,†¨|Z×Òý¢Ê§µaš-U=�b
åÓ¦%â�ä{|¤ÇŠQ)�nw©¸ß€Œ°9)H¿<-
…†%©”OÊô†ôœl!íSôÉõ¨¢yÖoªI,»R7Žü�)“¯Ð(WL
¾�×�<”r1#Ê^pOsçL�7"Fc†ð½€`fÃÌ¿Ü>øtÂÉsÂë¦6]!èc‹hì�`’;�X™(/íó�1霶Ñþ
éƒíBÐ�ècÕú¡�©à&äË3X‡õƒ�²,ì€öYƒ|)�¹'I-�Œv¶õö�T6
ËÿöVcnLŒÂÖ®ÖÓÒ›Ù0Íx€�kwš;"òj�ÇÌ“�W¾wŸï²<v�Bé¥{eæMÜß
©-P9YX°Ê¿�›ø½n#q"¦Zo’v[�qÝ^}ùøá�½³ìÑG;¥äœWJŒÁLP�X[� Õ»L¼vùU ³zie|�eCðA¬hr�ÄÈæ=å%·@.�ßO£ÔCžì—�å2�Ô²�Ö¼˜‰|�;Zn0IEô¦|¹XóÒSÜ��^ór¾>Ö�ìÆ�f^ò �L�ÿ—×ù"�z½Ä‰;¿º¤qv~%�`�®Iñ�ª‡T\hÑÏñÁ2Éìu�ÐY ¤w«ê•'�̶Ál��¿oÁB%�X�¶²9�ú(�Û¥Õ,ãêõ:ðŽåÁN¯NQŽ áò]^ùâ¿.º‚ÄÓHJ�p‰znEt«˜�ÞôÞ»0IÂ9=J`ÀM@j³›yÖŠ† «d´*uª�á�Ë´´ðpGv�À5ye"¶�Æ&ÜV𾤠u®É�Qe”vPÖÒ�àó&T}¤ŒøO�>lf+‚�Á‡�kP«ñ
úqv�ÄÞE÷«7wãÎ�÷©s�Î�@.W'À‡×ÿñÏÿTcÅ&f9X�¬�V$Sî�g| 3Ë�~z’Þ©–œ\þ¡ÈŠÍ��°"X�¬ø�+þ›Åâ�fÈ�¯�ŽlÁÐ^�ü73L8�e�wà®b4ÚpÎ6]/ŽÙpmkÛ��Hà°<°a™�›¨û
&Ùk�¸Ú�“r@èÕ¡D`¶²Å Cu-vüÆ8ëëƒÞjq¼šãšÁFà8@´����ÒÎ4Í4Õ�® 8�†�Ã�áHŸ$†ë�J�®���†�Ã�á$Ã��{µ„�ÂCZÐR¨��ž�@> <2ÊCø7Ž4JÁ¶V/
«íÍfáB�Æ�Æ�Æ$�ßègÃa_‰ã€ðÈ€�`ªÀT Ñ�ìÒX�q@�§a
UDÜö²ršú��~>y%9ãMÜoGªO�ÃõM% �„��Ϋ‰S…×ð% gêýÕ�
���-JûA-Ê©Æ¿ÛƒÕ‹��ž�øK+ÅÔóýbÖ)ìMØ›�ìMBx,ÛX#ŽWs��-è¿Ð��‡¨’Áiõ×x8×1�bx8(�"
"®�ˆÓÎ(颮¨3[šiy�ú"�@x á áT$Ü`]Ð��- <@xj�cQ;û�|.¶’ƒ�1<�Æ�Æ�¥1!<z_�S�Â�Ž�Ç5æ868u¥¤�Äð€áÀp*
×Wc8 <`80œ�Ãi¦¶�R�Â�„��Ï #<jþ� <�Æ�Æ�¥ñ�ílH…xT¢æ€ð€ãÀq�9Ž�ž¾]Þ�•ÒÍ�ó½q€ð€áÀp
TÞç½BŸ�
g�–RÐ��-0��N�á4k°F¥�Â�„��Ï)#<Jê/�-HcHãÆÒ˜�ž�e*é¿@xÀqà¸Æ�§�‘Á©´™��-0��N…ᆚRÐ��-0��N�á´¾µÆˆ�Â�„��Ï)#<Jê/�-HcHãÆÒ˜�-Ë\·ñÁº�‚-o�”üX¸�ÝÉwGÒ_2~�F�7ŠEiƒpAWˆš ¨mŽÚæ¨m.v�1†ºR"2�-ˆ8ˆ¸Æ"N;ë�j•æ€ð€áÀp
§õ4ÄðxÁ½ï²†�ÿuÑ5ÅÁÂ�“®¬ñ1öÒB¥åS-´<Tò·�á�4†4n,� á陚¢Á „�…_/ºU9Eê‹ëÄÉUì9µ?ή‚ø„��Äpý¾bisTZ�ÃÕò��.ó$�&ëA�& ¶“%��í–ÞSŒR�Â���:ec�’ö�Ðõ5aáˆá�ƒ�ž�V�‡J;[�á�4†4V‘ƃޚˆZ„ð”¼-$š±y]�$1�„��Áp
gQ
�ZÝ+�<�x�ðüU�sØGþŽ×£ÂöZ�€Ç-(1��-¨”�p �N7��ZF�ÏE÷.L’p.W‘™7A�;¢ØÉå2\�ß·ÚÞ�À�i
i¬ �M{°F�¯f8Tá�Ã�á��®o÷�Cæ�ð�à�ÀÓ�à±lM)d
��$�$œ‚„ÓµþšB�ˆà!4�9ZÈѪƾŸÊ^éÃ5á}«íM�<�Æ�Æ Ò¸?ì)Ú›HÑ‚½ {³±½9°úJ��(Â� � §"átCIÂ�à�Ã�á��N7{�x�Áƒ�-T)¸è.'M�•¤1�-HcHc�i<ÔPƒ'¯ �Ï&Y°ÿØw�¨Z��~DŠ�R´nÃ9�Û6ö¸�{‚J‚Øú:ÿæj���-H8H8� ×
L•œH�<`80œ�Ãé={�“-�<ˆàA�ž�®�ðü�ÂÓï+I8 <�p�p�%œv60Õ6®�Â�†�Ã)0œn˜k‚T�ð�á�ÂsÒ�ÏšÕaµ‡���Ä1Äqc��
�®Á£kJ)#@x Ž!Ž�‹cýL×°���-ÚßÁyHB¹†ükœÃ\n�¸‘<›Ö-q¬Ÿõts�Ãe5á
טᴳ¡f)Õ™Û-Â�x¾¤åÈ»Ÿ%�º�7 3g½}ü6�V ¬t�›è�±Q4�Åæ¬I�Y-º¶�Ý€“´+Ž{�borC›Bk-®û×tŠ³™�²îFLûEÓÊB�9Sò-¤;Gû^@Œc˜b�iþrûàƒ“vÆIzO_³¹�0¡+šˆ(œƒÂ9(œÓ¸pΰ·‹¨›fˆÊÓÈw§9�“[–rë
�`2ÀdN�“Q’³Àd`"ÂDll"êg–
5�†
3 <°KÉ8¿½aË»hžX�ŸDxìž-$�›!<[àËœ]Áp�‚��;�@���40Ôô_�ç€áÀp��Ž‚s,[)üt{Á9M�S�œ08�Èà�ö¬5‘�«UJ <�p�p �N3Œ5{Ò
�†Ó†ƒÞê|G�A�‚���4�´fuXíp���
�á�Â�„ç¤�-%q
„�â�⸱86Îts�8^-ÿ�á�Ã�á�3�!<¶ê¦tØ��±uˆ-k�[§ŸiôouHÁj �„��
�NAÂiúº] �ð�á�ÂÓ&ÂC�µ¸��nÌ R’þ•é®ÉøO¢·§‹®
ˆ�òì�äÙ†äz �C�XÍR
å&Ž:I~c:üi»»i�E‹)6 ×C¬éà‰í·¼wqãm¸˜h¥`�H¬ï-ÎB½�´n^~
;�Gi‘7edÄB!�jo<�7DÊ4ò�í{skÝ–:z]��V¹Ò$ÁU&Ž1�rõŸäÇ‚j÷L¾;²±’¢–„ ºâÑñ/ºyŽÜ�y®ùµ%–†týiéê:«Š
Ù8
ý�%�˜0Fr5�'•hA�B&
ùSؾw~ú‘Z¿w~jþŠÂN’0ž·’Hîüw®ïÿ‘—„";¹pá3�Éë~s"n=%—�×f�Rû3Óp©-úö9
¿å=4¯²þÑ/y>FÞ„Ÿ|OŸïBŸ®fƒ^ë�®Í.Ir½ �_K7,/CéɯÕDܜɢOn1[»—1çf£Æ]}�]¹�ô�`×uósûÞ�:�~"¦ómïj(Jlðtî#‘¼�v%rdrNÉ#ß³å…ƃð& Ãé&ëÂÓh�9OTæ�-³�9ÁxF«ÈÄ‹“¯‚Áùèm~ô™Á1³G+‹¸äöùkìÍ�¾{�ÆâÚÈõ�Ä{t%[Pµ8Kï[´A�Ù‡wîÌ &ïñ¸Ð�Çß܉<t~„�É/�/3Ôn·ãø~øôû£�ù΂Oˆ�ÌŸÓù.îúÁ�¹Ÿ‹Ñ"Œ½Ä ƒO�ìñ×Q8¿èÒÂø0�äítÍïÓiì&—Ö@ÔQ�·¥§h-,´Rjó•6�NäÜGÎbVm¶?´-ö¡-l÷-¢]÷{B;òtÆÔ‰!½ˆE�:¦®�ƒ¾aXi�ÜéÔ�'-ä•4$t�“vÑ�%Ébt~-�gî܉ÏÂ…�ÐoÓ0š; }�îÏS2šû熦õÏçŽ�ÐÓÃw3'¸w¯â�õ…gQˆ¤ÅhÝó�ö©…®¼w�§ó��†Ü¸� 9d4Át4¢ÿékÑÑO·�<Þx4I²i�Št¾hV릋ŸÏ�É[�~�9;Ë£û<àQ�>Í\gB
·ÃË��äsÏŸèM¾„�+Ça�Žo¢ŽG£jÒx�Îœ$ü�7N-"·Óë¥��¿<~ä÷÷Æ×�]Áë§C‹æó™Ï43qçûÜ�â‘s
)�½ÜÊ9�-½Æ�ï-®=Ÿ´�gÄÇ�häÎï˜9£_&ºÁ�çŒâh|K�)�“ÈMÆ3>Í»¥§çÏé¢ì�ñ�çvù‘1Ùä�»§ßÂIV3’ïÿ>�æü�N§�¾vFÄ*kø„-—ݼˆâä£�Î;|@oMïI“猜ÇÏ1¿1]š]§ƒ�{+zâ��Ò�†�±^å—¹G…/;¾Gˈ�«TΈ�öC0�7'ŽçËcz€-Ðs²~¦‡ôU<<å.&Éâw:Î�^>~^�é˜H„þ>û,„ª ΑjA+ɈUt¡°Ðj�Õ�ÉN• ‡d'‹2RVüL�9^�Y�!R’vîÕ�ɳ¥"±/¨9�L-f�u^¿^_–´-èØlH�ÕC+„´¬¤��=þæF÷nv2rãĉ�![ËÞ
�ÑÐÊ�@�ÆAj夙Û%-œ4ïýiåoô^¯Çi�+hæ4Ê�Uo�6¾N3�º:4óCÐÌÅt±¦·oÍ\�¤½jæõ|òú5óW„͘ºi-Ž�Ð-�Ë·!�l�°‰µâeI�
õçOjzù�“6��•ãV¶¼¤™ÛÃ�=$�LhæÚ�µt’øôj-
4“��T�˜ƒþJ! Ón1t�Yžôwsˆ†.®�‚>�Á†��-¿Œj‘ÑÎ 1ýß�D#¦ë���Ét³WAPÏ+¯_�”�ˆ�¢aŸN†¹lˆÍ4÷/Áù›Yà2�L¬œ£™7qÉ�ù�ØA�ýÒ9øSH�¼I‡æM2´a¿¤±� ݟݺ%o’®�ÌA3}E'Cµ7°R……Þ‹Žë-V5…¥Gq#�…E�-2‹a¹¾ä�;�…EL×!(,‚0÷ª°¬`–�ÓXž�ñ4Œf�‰0p™œ¨Ë„eÑî]$�W¾wŸûpÆ�{áF[S�_£[�V�Óm�±X
Š�&�¶ÓUÚ�t—þÝ-fuB˜A˜¹Q,$Û
‚æ!ÌnÃyæTW‰��0ƒ0k�Gk�3'â$�Á‘�]‘;B_964ý&tÿ ü“ÂŒÅay!Û2„û�µò•–»J0�,3Š¶}¢�å-îz¿…5b�¬'!Þ�üM§âorâñ!T@Y�b³…·+�g6Ë�ÞUþTO7ÈÇu0ùSš®m%ƒê�i���Ççˆt�M²¨z�[ñxeíÃãu�-/1]‡àñ��Ä{õxÕ³Êëwx‘ !ѽQ¦”°�¥',Ï·Ý‚Ài&d’Ë_�È���Ñ"âZª©a+m��ŸHŒk/ñ %BJ@B)»©ôJÚs£GŠ-ž;ßœNìÌ�®OêuÄ%�"ïî!ö:¥Õ¶ BJ™µ‡ÙÕË€sóýR�x~Ò˜Hù!eÈ�©ÄËYÃ�-*ÅT�Öàú-éÊ©˜-Ü’þrR·H�±-ã=Û�Ëc’þÂÄ“ñŒÔ9¸`�MT©h�}-PYñ ª±Ce�nÝ`âFîäƹwßF®Ã¡¯¤�\~&¢ö"J^-ï”IÍeoÄ¡
5�”“–¹¼zœš½ÊåEã—
Ë>ò)÷¼L‘)š•Ü:ÌE”ヅ�OÉÇ
É�»÷Ö2»+Ÿ�\–o—
¶Zª‘%ºÌ�[_ûª7 ô™Z¯Ìm5/_fMí>²,ž1Óòåí.¹ÕúTX\yýnjâ�ñ|ÇëüJųâ·oT2)òænP³À2׬3ét}#žI�¨S2éÊLp[·„í‹
“Jd÷p@É3/®© �“¥�N®�}�«k�‘ûÊéChg,Éʹ¬�,¢íë�ö ®bqU�|aÉjZ–¼Xï¸é½-
dTÉ=¯Ì¾ì~åä2I¤¯!ÖÊôâˆl�Š;œµ2›‹Ò˜�fã�´Ð›�·Ÿ~ùú÷/¯¾t¾¾ùúá�¯5+ÌzÒX¦�I-+ RõíÚÌlZ¶~ &4x¢Â“`²Jî6]¡Z2Ê6Òúj¥BR–(¥Q-.e�µ§-Q3£zqÏ–‰žå UC‰(TNjuí�i�—òµ�3ML/½o£k-Ñ�17�[}�¬ ;—è5%b™Ã0ü@ eoÅŠ’W Š€ ±ïîÔ�¶Át�Õg¶à�|&îMÐìÑB;ØRDzÃÔ‰�(eWâ¶.v%…Yèã:
’˜V<(®JŠëï*J*ÛÍËBf•6ÚŒ�òÚÓÅT�§Q™'ëãö›=¨�f+‡An—Ã>,g²§<Êóž"‘'‚»q�w`¸-~dQ_--Pef�b�Ö×PV¬�gØVÓdz.DDAC\�N¾V«¹ôæR.=�a0�¹ô/�˜>„\z9]‡�Y$àϽF�‰¢]K¼ÒBdÑ6ë)¯�HôþF�Z ºŸžÎÒV�GC�a›êË
T�&€0)–™c�ŠJº…„-6Ñ9”�hQ«v�u ûýþÏ(*\BwU©Zµ¢?ä÷¬„@§žP(*Ç¡¨Èé:�EEx¿�GQÉyåh�•V\}Í0��À•¦M–jk4»¹�
�úLìÑ6?_Éá�w¾¸O�™bOðÜì*ˆiÿœê/"f�úLòS[b�
ý€Š�RmdÍX[mP�x�J�!Ä›—Þ§êŽù¦Xº-�W�1,ftÑñ�›bq‘ær:W®,!�ë�Ò¹ät�‚.#B�÷ªËÔóɱê2-D¥4S� Ê�Ï�ØŒn}ØîK¡
€f¶èC>|ÒÐè—w� 1»¿z̺f
ÖC(ŠªLÏÖµµ�ÏÒ��ÂëDƒ!|HìiË’Ç�~�!Š0¯ª22þ�°Ì‘À2bº
A•�~Çýª2ì�]â“£UeÚ� „*ÓR-0x™Þqp›ˆ…2D-'‚Ì„¿ ^¦¥�ÊûšaS6ÙÁx™LÃÞŠ*Ó�•¡X�±Ç•PeZFezKªŒô-C•9�UFL×�¨2T$‹°é½ª2õ|ràª
;QD¾Ãk‰õÏ£{�$ˆ?}ŸãuV•µ¨v�H��¿�¯�1umõ�A…�W”å‘V��õÝ�ç7µrÊ1üMïÞ¯›yƒ-éÊ\vû�ìZ¾ü•0劢îÍ2ª ¦�Ùd‡�•¾O¡Ú$ðŒ%&¥”ig"¶©©øl%&!縢)šŸ��rÜYQ�-ˆÖ 6l1þ“ÙPï��Dá°�_ZÎm`Aš‰�â}Ê�»-õ�,Ø6 ’;I[gH²… �8ô
>¢ô[i0w�U×J_˜�móŒ�³tÄ�ITs�Åߌ‡%?W9ùP#YÁ¹ÅzIà\IÖL½¯�s��¶m%®«V�ÎO-³$ÝSÀÖnÄ-PRäþ
è¸kU‹2:]‰xœÇ[ªÒ"ßV*�€œ¶™ÊpLJ°’�Ú
�®•²M�ž�y-Ù£[`IpÛFÜÖ (úÚ`¢áZ¹Ìâb‹�o-çæ'Á’¯¾L�X²[
�#†»´�ÌÕÝ�ßm&åÈwäÝÏ�Ò\D<`³›[�‘@n«)¶«+ÿ¶hü�ˆ´lŠÜÚ�¦�䶴©2…·��}ÒÑŸƒˆ��µ¸r° ��¦‚(�rû
/po|ÚÈGl4-
#Ñ„lk+ô2� çIZ›bƒœ�š”½��5•„}Ë2Ö@8,�€Û�·-,�Ë»-¥4¿-�M±~1‚�*õtÒ•‰¦ �‹Åa�«Ö*–½=�É«�·�#¼éžLÀm�ÛR¥g%þ�ö×ùS‰ƒ�ÛŽ�¶I�K‚%UYr "2�q ku7[B41ýŽ�·�öt�¸-p[2u�ª¥�Þr�_඼çÑN<>l;R!q%å�È-d!da e���Zºm�-‰%�vKk¢�@)ºóZ
:BÌíFâ�Ø- ç¶*ž3ë«xM�ÝJt�ØíRÕýŸQ��àW�à§k†’~ÜÎþ`y|í«KJ�x ðV�¼UÉ�EÐm!ò�¤�B�°Ÿw8w�5�¦Ne>û@o«&)¢n�Þî�½��jÚ)Ð[ ·@o[Bo‡¦eõÏÖ�á�½�z{Ñ]ªa„ÈÛƒ«è×$î‚Ñ[¥z›ˆ¼Eäm<öjöL�z+ÍÑV�hæO]³�ÞnÁJ�z ôV�½U’™�½…Á ƒµ%ƒU×��ÄÞ.���½�z»SôÖ2�ÞnA9Eý Ô�r|N(Èœ›ë’§-Ûîë@o›Uùz�!öÖ�:�~²Œë¢nBìMÊ5fv´“RSô¶¯’� ô�è-ÐÛu!ðí¡·ú>w4Cì-mr]Wþ*;ùÚý—-Ð1� ¹á^”�ÛQo2¨«ÈL ·@o�Þ¶…Þöt��o�Þ²pFå„ù^°.�[ ¨�"ö�Â�°Uax$±·†N1�´j'?�TïfòÝ‘øô}äMþX8�ý" •ž<]Úü+ �Ùϵvé-áÛÍ--‰�Ü3¸Y×»YQc�yd�ÀÔ�çý?�sß™©�®ýž¹%†Í¹¸EGÊfœ˜m‡�>\χØ"¢e6ì-)NOBqE�\`GP—¡.·¤.÷5-§+EÄc›{°!Ø°%6ìéæšb�+e!�#ð x°5-Ô-}M��›G¯�»¤�fh~º´�hz�†ãzÃñ���šÂEŠÄÉ-£ë7Žn!Ö-§¤2ΑŸ��Q�éF®¼�Ý+kCRÚ9’� »'üÆ™&nt��¶s ��vZ�¶s���vb�6ìoàm2�ÜÃ9%A ËÂqã…3ö‚WI`0]E‘w?K*A�0]ëL×£¶,
Û²6X5Ó\ÐFA5X5-Áõ[»ËÜ”&1¼®U“²[h�8š�Þõ@¬wišÉux�•- >í|Ÿû#¦‰‘äÅ—×”Í�á�{¡s5
#'qÞðŸ‹R,
�Šv[DnìF�n÷²3´ÿwo`uJ}Ø�E€�ÇÎ!9Ñ��(Hw9�¹œ}›]·£|-�•&GÆëCûŒ˜D�G`¥‚EH^7
¾‚ׄä²-¶m�«¬Q(ž$…æŠ(C{0ÜÀ†�òRJ]Þ³^±z‹\J2HÓ�é�EJE)û@((ÍÖ<�žPCÚ‚Ù¤¿D -Þö®†=f*ÖQÛ-‰SÕ0Û¡„�fÔ ��áM�†ÓMHîi4‰œ'Â�‰<�#'�Ϩ3ñâä«XÖùèm~ôù¢«ëf��†ø‡Û篱7_øîM�‹k#×w�ïÑýä2ÜEE¯(¨¥¯ÓÞêÝÎ�;ó‚Éûp,.ôÃñ7w"��áCòKðÎõ©L–Þí8¾->ýþèF¾³à�â�óçt¾‹»~ð_îçb´�c/ñÂàS'{üu�Î/ºT1áa-ÈÛéšß§ÓØ¥-.‰ûX“�÷¥ç²¯²™R£ÿ¨4ºp"ç>r�³j»½�Ù_Ûî?D»î÷Ä�’ä¥<(CÚá¨ÛáòNÝŽt Þ=÷ÿ‰^çK�¸r4–FÎHt+=ó™æ'f‹9ˆGÎEw–$‹Ñùy<ž¹s'>
ΘzA›òÑÐ�\4¦Î˜ƒ¾m[i�ÜéÔ�'-&!Yd��ÆÖ¢l‘À™“¹{ã�“‡ÈíÐ�yÑøËãGî„7¾Žè
½Š�ÔžKz<�ýºçÿìS .rv–G÷yÀ£(|š¹Î„ØR
�n@¿MÃhî$ô5º?O‰iîŸ�šÖ?Ÿ;^@O�ßÍœàÞ]yOèDç!¢Úæ�;°�CF³LG#úŸ¾��ýtkÁã�'Ìfnš†"�/šÛºéÊ.’·8ü
z¹•sþZz�;ß[\{¾Ï£ÇÇ�häÎï˜E£_&†hÃ�ÅÑø–&’&‘Ž“ÈMÆ3>äÝÛÒóç…ÄCžÛåGƤÙwîž~ 'D•"õ‡ïÿ>�æü�N§�îvFÄ/똅ž—ݽˆâä£�Î;|@¯M/J³çŒœÇÏ1¿2]š]§ƒ�»Ëç³�K�髸8e�¦¡âw:Î×K>~^Fé˜øˆE¹ø›)wÄö9J’Œÿ$�ô$x�ǹ\°[~Ú»ö‚ð]Q¡‡É"³g³Ï���àâ3Û� ¸¸K��²�úH“�k%
€1Ð�+24 ¤•ðßÌX&ËAÛÀ~þʆ†6ü`êæ[R¤¸…�µŠ¤yGíÉ �Àµh$®|ï>/š!�›„±5:®Ýi¶ƒfl¨��×Ú€/o÷ä9mS¹¡ÅäŽLMñ‘.*w~j�‘�LçEQš¬8„¸Žñ!*L“†É‘�UÍòu¿9bÍóÝ)Ç\-¸6sàÔþÌëf©-úö9
¸0¯^C
¿e‹žf^ üI^—÷á#UÏá~q��w¡/>ì�.Í®Ø|=Þ`íÍ_ö…��Ò }Ùú �ü®ùø?�ëøm�MÜ(�ïòBõŸÜÒDxgË�Jm² “³~ ɘg�¶�К94�bˆ�Q�:Ð�^N¤dÁ ’�EŽ÷�-�}¤ —P¡RVy¦�$ÛäLsÂë‡ÐÏ¥¾OJx“xZ 5å�Ü4|ì–L½Œäæ{"�ߟäó�‡@k�Ûã�Ò#¯ä¡�ZÓ�-A�Ò�É�Üç¹W};QHF¯Gù¬��…4üÿì]ks£V�ý+”?gcñ�R•]åye²™x\ÎTö3FÈb���Øòä×o÷½€@�$0B :UñH��‚Û÷ž>}º[•'LI°U&%oߣB’4mRW†¤ŠS-V!Iêl¢'ºª–THp×wd-�s/«U@L—D*¤>¨�ØãB‘
J•Î©BbŠçóª� m¥�"$ÀŽYü˜ âµ�ß�§®$-Nø‹…-Y�’qñ§½ �ÀYA”‹Á…/>�Öf`ûQ�äÀ%ßæKÿžÿfÝ�êì—I“"Œ !%�Ù1ÄÓE�ÍržqlÔ‰�’Àçw-‚�-)X�Ê‘ª`Ïi¨ÇÍ�õJÔ+Q¯Ø‚žTI�<�Q¯È‘&š�&ì‹…�xg²ú�pµ�ÐÁö0�Ë�P/´ï1Ù o‰z�î-�ðè-—ÇÒÛM
êµ&õ:<ô ¶È
’ÇÔƒ¤ŽÎû$@�þºÀþ»�¦¿hÓœë~$
'G”`V�Ì"‰
[GI"�`‚E¸÷$�Sª7z
“uˆèɯŒ—CôPB�-00s�ŸF~Ú{Ú�¼�@#�Æ%üHPL~Z~5z�ëâEq:B¿ î-D¿ä-Ñ�©� �Æ"ø[ů�{Dã£Ü=Êóß…0¬ý
�UWŽ�'‰\pš�2E—�d|ÄóÈæùçw�§“�Õå0ÿIb�·÷¶cØÂ-P}2�þ€Ž��ç4ˆaÐ�Z2…æ‡_áì1ìÑšsç�ˆ²ØÛñ%�b�^é�Šå î�µH�ç¬ "T¦H6B Ie�jyå‹må…Ýb;P0�‹�â5òXB‚�“wq��]õ
Ò10¿{ºl ?3džP�Ö±ð€ð(FÊ^ðV�¬�D6¼Ï�¨âÊ�L�P÷Ø|YˆºGç�
f-F¦�E›B†l›ÝaUüù¯™
Êìoˆ�W�w6BÓ†:ª?ìµ�f´�p®îÜ°à06†š4�¨³¬œù’Áönï¿7X†DE:�6É\X’“æ´dÑ%�\êYÛÉÄDùäÍì mßðN™²74Ã+‚n'°±l�ó:SDw©«b_R Å©¨¨'É%ÔUÖó§´Rú~EsU‚òê¼ 9¿,6Gùó–R §{©„Óø ª
h9¡�-„�I�
ŠS*!Vd‡�>¬��uÖ‚æìqõ •Pd9�gN%,²•þ¥�æ\#À4Åâ�QÖÁ8�àn¤Ð¦§~Äi5ú§„3ýõ��¸Ä�XTe�¤@_€‹¦iÕøâ+<¸m{—£;±@�ÞêóvŽ[ �×N „�á–#;Éô�·°ÇÕ�ÜÂ��á�h\„�hÒ·Šñ¡i;+@,G+´Z¡üëò"Yò4Å#�ÉŠ�šiŸÿ$4�£�EÖ�'í š‘ ƒÛIh˜Jjg�ÊH“™Š½â°§�tbƒF�íR0€w ŒNPfHP†=®>@�v!g…2Ŷ2T ¦�� A™ó� %b&Ip-eDISä-µÈ�eY> ”a}l™ßVRõr�ÎÈ�Q��ÃàŒ¨OfÓvá
Æñòp†·j�Ï’"J‡züö�™á�«�p†QDg…3ŶBp¦¡¬�˜�àÑB{�ÍÞ�ê�˜U€�œ�5œ™*j�jm‹’¬Kj�ìh�hª�g@�3IØ™J8�¸�z˜Ã_l $�þEѤ?ß@�ƒ{ϵø»…�e4��Ú´kâ-”á"c‚2ž?�(Ã-W� ŒÄ†ÚY¡L±�ô�Ê0M>²ó#Ê�HAR6¦U—D¢ÐWm€•/«ÐnBØÐtÉ ;c8õ`žÙ ¨¥z�åèV<[>@¡¥¦�[4Áøœ§L¶9mX¹�ÛbúC†éxQZ�Ä'ô�JÊ�bº�˜�Kイ“8-çc˜ß†‚Š¤è�Ï2 Îis-ØVÆ>Ø3+b�f}�vœoç‚¿Ž'Èöª\Æ°Ìñ�{%nam
ü�ÌÎÑ•&Ö8�¥kÝUø¼‚ØöSwº1ãlúQ� ·Kï�WØ:—Œ
Æ�qm=�&øëØ®õøâXÙ�¬dƒÛ¶�°ô¶•��6(jMú‡‘ :-PìÆKäaúÚ�úV�žÎ��Q¬À¢¸$Œ-®Lº�gWçz+éfN‹8ñÃ�W©�K{âãÖ¹d\Å+¦�ø¸$÷º•z1…–
ét¢j�–ÒV� )„Íz é šnlÑ�ãs�@î�@&^éŠóß0,c��øáY�§¶f%„ÔÂƺ@�ñË»Ä�p�É@
´I£²V2~ -6ÝØâbY�*ÓšÚ§5µ
ö�(\�Τ&Š�b�ˆuÂf³±˜à„º‡�Ø &É�`™à~AãÚ•‰‘µQUE©À¢�ˈø…�ôõÐ,�¿�2¯.Rõ4‚U¼É�
*™ ™ ÞN¡ðÔmÍ2PéÆ�}Ùøœä¤öÉI%^©€Wšu
N-,kvcZ ‰ø%â�ŠÅ7�ÜMVK"~Éã%�·%�W×eRüz[ƒ‚YŒpmŸpí�\FIo¢�"âwkµ¤ø=eÎé�L�JþVÈî‰ø�s‹Çä×^tê\Çé®#˜B�QM¤ø�ç»@ršš“ C%–ºMK%â·ˆø%Å/¦Á…å-Ÿ[ðr‡jŸ�¯}d ��Z•_Wš CÌ/¹¼Äü¶ÄüÎô I~‰ù�#Ù -†�¨N»ao¨Öƒe„Ñ]h�û–v ¹§Ž›‹zCQÔ+X§òup U™áÓŸ><¹Å›ÁÝ¥çÀ^üå�.|ÂëÀñÍ‘ùÁ �V�²Š¦žŸ|\¨[H7¶(�ªÇ�µ€K/š¸éÖ¹¬3 áÉõ¡�Y�Kæ68ÕªÐ(q¿Äý>§“ê%ðS�û¿u
r s�6%€å�ÿ-ݱ–D¿0¯Ü9öeÙV·Ë3QKEÔÒ¤Q(¦^9à�(“ê— ¦x (z�M{�]Yh�…V¤’h-£$ÔT÷X >Q�à‘Ô
dÆ Ø•û¼3òy©À!¥šÿ°×V(lK6’Ý‹�]$Ù/‘¿DþîX�À—ÎÈß©DÜ/™ ™à9MP�^>õ+I*ô$?�.Š»�•…‹êEq
þ÷ËÚ1VMèã�øª”Ä"ƒë©ÁuK'� �$�$�lË�õ™<«€£$<Œ…‡%njº™9I ×�oÅ›—
‡T&‹
R#7Ò<�÷DÍ5¨ÌáU+Ü“¢(ò¤Á‚Gù®$þ%ñï¾$±��,Í�ÕÄ'�>‡«E²‡éXF€„�‹Í�ªg\O uÃÃ:¢Óo÷‚9�aÏ`&Æ2²@y�æ
{„�ŽS£¡4®¡Ôyª*�°‘�°®sÀh€Ñ�ÛÌO˜dH�ì"��¹±£tc?��ïf2ºÙ˜�ð�é€�‘ý8Q�ëÓØî¥
{–üµ&*��2êÖõ-�Ï[²×%Ù�`B±_µ�Œ�Ü;Œ~0÷
0¸…þÜpÍ•��
_}H_}»¹�E�µ€ß†<n߆öÚw¬�/dû�–cDö«õÕ²ŸW�8wª¨iº¢ÃqOÖÊv�Ÿ<“íèxæÿ¬��iüô^¢ßÝ�–�Ý`Ä+Áp�oóýÕ �ÃÇ�ì�Óï�ÞØQ?ñ/þN�î{¡�ÙžûUH¾þKà-o®à�¼¬]~8ìó}¹
-èV‘uQŘ�;0Þ˜¼åçÉ�õï�³úF`<�†¿Ú=±¨AÜ¿òÄ�³�[o‘åF‚ ¿CšÈº¬ÂÍ1áç¨:�ÑH~“µ\Zfô™ïŠ·e6Áýà–Â_î@?mïÀ�®çÞs-~?�žù��6Ü]�´Z®±†Ä|'óþõ7ü�¶ù%€=0ãÆw¡�¿�Ÿ&|=Þûªï�ï·f~Ê'#2„—Ànð�|~Ëà1ë9ü_�¼z÷ÙÜ×��-�?5ÜŠøyÁ³-z\øý¸�?ÄÀkáOgÿînox�x›•e,À0ùMÏŸå�ßæ.ãɱý/¶ãàÝÃ×B0·ÖOh¤Áï ‰�؇�ù���-"¼Ž�+2Wør ÇÅÛ¯3°/Ùž�¿2„ÙZxÚüé-`T�/‘�÷ט¿-ƒ5ø�.�.”�Ýxý�â%îÉ.øe®‡?�·'��¿„·lçØ�p
þ�ÛŒ^�K€-€�y»å�<¡Px[;n8‡â�«(òç×ס¹²ÖFø«ç[.|¶ô‚µ�ÁÛàù:-NkçZšL´ëµa»ðíÞÇ•á>[
þë-—;ömÌÁ^ªŒ�¾/9Ú�Âè7Ë[
eßÃëtÆÄ×ót"Ź•m9‚�”t�æº÷*)Sœ›•H¦�óR¬t3qÜl�å�j†È@Â0‹±Ðã�.�“8Ý�Ö—dqïK�g�à·��пðÏ�ZKÍÔv"¿0ú§™ö«"6j=Õ¹¾‚Ö—Kq>a–>�ÁÐ�ëÿ
4”ŒXÒ�‚a®îÜ��G+ Ì<„�*b�€Íø7A5�L“lÊ��xã��~fŸ�Qù�HÏÀ�Jd–ï0Ô
;²úuÌ}ÙÌ7ÉÆ�r�ŒQÚ)|��œ»H
”E•»¬é¹#p
¶�>2ÿ�»ÂétI/€ó9ÝHÔ¬`-Í«ïžW�Ðf�¨2œ
q\�7-’´��ºçˆuw^ìt€�2$_ž'ïÄÆsûã'ki¼8Àã¤îmüÉiùÿ.G�ù¶4SÄh¢�S�¦ñAãÀø×pK¥v€4J�¨Ø/JÖÓs9P¼�3»F�U2«�ñÀ²¨(¿ûå "eª�yæ»j1�E²ç¯�ZÁ³�ƒœùù��FF�ñ�:w¾K‹ÅgÑé(ÿd�ÂãüîÃ��àV'“�¢üüϸà_�=A��æ€''ž�Ÿœ˜D���lg-�Xl�‚Ól?ÔÆü��ÿÿì\ïsÚ8�þW4¾¯$õO
«$-
î‘IšæÞëLï½NÚ™~¼qŒ�5ÆòɆpýëow%;¶ o!™¦¯“�l !-V«Ý}- >æq"²9»‹î&–mÁµü'ç�kº‰-Wg¿ÂãMzÉÓô�XáSÊgåîºJÌ�;ß~Õm Z~/å-4·ŽSèÜ¿°±K]ï�u�Uþ£Ä�{žÃõR¦ºóñ°QµªQ*xS�bz��Ùã+ßñßà€¨èƒÂB7��{3²h\Êt¡~çFl�ó©éZØG�„
w]µ&o¤šrUÐgdÒV-%ÔnbÚM>ßË
5¨ûL¤ZïFÓíÂ�Y–rùMÝJïÍÊ(X³�b1->—¤<V¨™D¦�ô�¯J‰�3‘Â<Ð�M}&?«8§ÛõE*æYÕ€�C˹�S
ÆqkfÎŒ-dz×TTõÞòY¼JKœ¤«7ÞÅØ«fîC£�u•kõ�µÝƳ’ãäâ�R‘�íº~ýp½J¡à~H_’j
Ïàsz
f�Õo2+ ¨À㢼(D<±>‰%/Ø�ù�»–Ë8ÓÕImU;6ýá� qj�®FH²áã6
³zö‘Öˆî�UrÄnÀ ¹*[“]¬r0ÓD‰¼lŽ��a›e�áD€ŠsÅ ®ÖÜ:s�ëÊ�ºÚË�h0z~�4�¨®IWœ'éf»2˜7-„AK�4�íåÀ_à*…éÃËMJæý€®�k$
‡¶Û^#�ßôȲ�µŠ¤<ûu��‹8çèo™˜N¬¿6¸Bÿ*ÃÀb‰�§[ˆ¯è$œ¡m�èÕb�Ì�|�V‘�˜òŒ+ÅÓ¸�k¨YZ,�ËÅÄZžûçA /Žs>Ö/Á†[
vØ�9®Á-¶�2ùAI9#-
ý&‡žf�+J%oõ=IB�ì‹�YQþƒ®h)Œ×YG3©–«4†��÷Œÿ�M,1cèÂÞªø.c¹Øðô=<~�ÓrÁ(,Õ5‹Õ’�ÛÌÙRl3›�;¸VëÚ¹’SvîBuwK¹ÇH�º±îy¸£çðáž©Í‘©Ó-¿n·õù]B9v³…WmÅãÌÂœóM©V…�™¼¥yœ«x* B�)a���„x™e<)u(W¨��9¼«À€$~�ƒCÃ,k�mÚgáØãÐbºí_šFk,'—
Cêì±J:d¶j��@¤Vp‡C•Q*“[¶Æ6&�Ÿ
•¢ÄUÐÔ�jðÏ÷W�Þ|�•±O”}^-oøÔb°öçïÞN¬«¿W¨Êì�Úøˆ‹�
…€ö²(¾)dº*ùëe¬æ";ÁL!�9yY�”2�NNƒ�JîÐt¢ÐƒÛ�¥9QàÃý×�‘Mù&r�g�z°�^/ yRõp²�J|…X�§'Õ2ˆJ�^»�F ‘të@rµŽÄ2žói\ÆLE¸�Õ»)z+��ŠŒÞpÉ\�Ö'Ö%ˆ
sg1Ý&Uv<ß�{ÃÀv¬†L> Ry
pU:”6}°ÉFž3f0ü›°áÀs¶D
�¶)Ÿí‡Ž3¬²¥ëVž[Õk�ŽvuJ®~ðÀ��¤Ž—�'wdÙ!é@/Ÿ�¼ h€�¾N\Éûa�}ò�8h‹}´aÓ‹³�L¤h�ï����>�@4ÃÇÕ^Á:´¡ Ä�P‘���8ÀËU!�g7 \¬c}åvhI2V ‘zêBÆ‘KsÓm®·ZBï?ŸÕîôj~8ÚfX]·6Â0�Öù�WsN·ÏîáÚ�A�\Ÿ xá>jçl�û��¡Y{ÆVŽÓžðGsœvõ>†iò´ W‡Å0ß�›œ¹Š�;�²>†µÍðQ«í)�o˜Ô ˜-�ý—«¼ —}‹!ÜŽ‹‰•ÄÙ:.��!–¥B²Û±²çŸ"66ð�ѲcŸº5Zö¼Óñ=^vƒÓ�ÖnAf€LÃ6�>�2k^ @7ÀyH&Gž;pü¡ã¶�«a8��N�øz?ÆÁ�
]¥A>¡óÊý8�"�P¢×¤'”Ê� OÍ)€X[ˆ³�q�ÈŽÁ›S^�¾_ÊUÁ“T$D©@ª²Ž¶10€Ý;lK&3ŽŽgÛØ‘šèÐ,Ø0�4ÝÑ�Á·ÓDh¨ž=ôÍPÃáÈ
Õ�A�úÄ��››�!5ð±��Û»%×�¨ßd.¨•3w �€h¤Ù<�UF0"-P‰»
šø;Ø�9¡¦"�í���Å»‘›ªcdZ2(:1åQ5�Èd€|@�r�Ž= �P!ä
” ˆûaeºcoT)Ó±�2ƒ°V&P2�±§•â
ÓˆfDöRSµmc¶˜¾Öˆ¯Úm$j� ³IQA‘V¨kª�—jG).�!¾ÝN‚Ï/.²bË;”Å ýzYÐu�ÿ}��µ .�ZXr‰ûX�ê="=@h#Swÿ�‡£ù•GÍ�lƒ�1U×l;¶«u�†�!{ëÂÚ-Íü„ŒK�f¬§Ý
o§‘=š9&š1‡=À‰õh渇8^¸Õîôj/'†}Ç�Ÿ6‰×»5�2a‚„ùÞ}¢ôP’Ó“x¸vz��C eÁ¸o´×é'SOoD5À[�šŽ·��
ÞÄ�”ÖoMìëÕ� %�hgK²»�åé�¨gß}úŽX÷D‡[�üËË;jAX¾& jòâ°ã°`4?̉Õ
�öTãÝq�tÂüñ �o!á:œ^ÛrÌÎA§°74Ü.0aìžÚƒSáÀö·(�QÞC™›ã�€ÆþÆÇý;³Ç
“=%È{Γú{föãþˆYŸÙãvL���¿†¤s½>‡Þ7‡î™�\:=3�Z8„�0AWs Z›Çc�zB¼÷jÿ�ßÙ3�„+
wkm|wÜ}¾ûdš¾*¬m¼{Fá0˜_YÍ3cjø¦L�õèœÇÓn׌�÷-W�c„¬Ó�,�"s-æ;¿”ý³�bÇ�a%4©ÿ†ºŽ;`È'ÎJ =œ�cï:áõ�ï1îqmŸ—ê�[úUDz²þ�‹þk ½}ôö�?�ò´!ö)ÙÔãFœ*×Ãk}ì�Óà-ׂ•Ô?á£Í�r�ÊÏêâŸë×z^¸Õ"%µ5êõ¸��ô�L×ý ��ÿÿìVÁr›0�ý��~ €�0ž’™¸u:=4ÃØ™ÉY–�¨�ˆ�"4ýúîJ`œø�[s1�$-vŸVËÎ{Ü}�6¿ØbؼP•�#ËÊ’�4šÜ¸áA7¶ƒ}A;{ßIš‘'Y‹nñ(†Å^×´ñîL+m&˜À=¸q3�ÁØ" Žîm�¢Oo�–eÏ€0d$Z®—�¦öµ��á�¨?£4’ZÚLÇ,½Ù²-6\˜Î!êvÚn¤ò
J�öÂxÔÖêúÂì*ðÎ I¿9£«øäÁ” �Su÷Ï�í-Æe!�”Ó-\5�ýlhë¦/÷J–§;ø4|ž•äâ'5¿}Ý,óUÁû˜Nò}F‚ Ý-ÂÕ�Op¦Ü 1ºM-¶ë“ñ›(h¯ì¥{~挵r_dØt-e²)�“�V "B)Ù@í£Õi±ï��æ+Í]ÃD�qþ
ŸÙ6i�cætMtíšOìšk��‘—®¬‚�óžUþC�`á½�Ù£r<8Ñé�?N¦32}K³ŽLw»`ùu”¡N0››)î�ê�ûhMÃ8I�‚�W‚‚níE!Œh˜˜¹Ë38Y˜�ä Ê?xtëY«-��Á�42
Ó Aº«`-¯=O3Í�£ÓÉ�Ä�1u D-Å^!Pá!" B
öò3¯Q*ggŸ_F’È©@¡µÓ‡qYöv” §kmùØ×O Ø�ÛYj�'�K�∿�(4�-†»�®Ùw�tØÁNÈ¥ep—eìvá#ù‚º¿…£æ¯n�!}�rs÷���ÿÿ��PK����������!�ª�Å�£���j�������word/footnotesâ0�½¯Ôÿ�ù
.xmlÄSMo
�µ«ˆ€ªBÏ�Ýý�®ã€UÛcÙ
YþýŽcœýh…P/½�ùÍÌ›÷f†åú—VÅQ8/ÁÔd6-I!
‡Fš}M~þxš|'…�Ì4L��59 OÖ«›o˾j�‚� |��ÆWG
B°�¥ž„f~ V�
¶à4 øt{ª™{ë섃¶,ÈW©d8ÑÛ²¼#g�¨IçLu¦˜hÉ�xhC,© m%�çO®p×ôM•�à��&
�©� 5€ñ�i}fÓŸeC‹‡Lr¼dâ¨UÎëí5Ý�Çz\ˆVIv�®±
¸ð-ÑM ŽŒ³òRïó�#ÅXq�„�{f%šI3ÒÄóøoÿãò¦¸<šzÓHõÇ�Îbõ×1�}�N�™¼°Ì±�Ž $›š”CžÅ�-k³C |˜-îï�1a€6¢e� ï#Ï�ÚnËùã<‘<»ØÓ[Æq€XÎÚ ðŠðøûJÉhäv1>v�B€u��]-i_ÙTž8²Ì�B,&
¿ùÿñ¡=
&HÓ�ç«-
÷’9²ÕYR™}½7´û
�'‘gàW¿���ÿÿ��PK����������!�ó•ªD-���õ�������word/header1.xmlœSÉnÛ0�½�è?�<�°)Ç
s¦ ht‰O Š‰b!y�ÚêÖ�H¡Û–
Í—Ø%’þµ"z)Ò»Á\¢Ö��ü(¤ˆ¶����]3k}t�“3ã*{M{j` ˜�—<-Iö0-Oî,˜G÷T”ø3£�
/Ðcux¨î¿�-ïžÑè�’½`âzµÉó<Æ#›Ò{к�
������!�Iûrþ£���d�������word/endnotes.xmlÄTMoÛ0
J¾d€Õ�‘ƒ VÒKPÃIo¹°�e±å†!-Õ�_R�Õå�8=‘šá[fÑÍíO)PÏÀr-J¼Zf�1U놫c‰¿>ß/>bd�U��Z±�Ÿ™Å·Û÷ïn†¢k�y´²Eï��ÄÖ�“Ô.µaÊ'[�’:ÿ G")ü8™E-¥¡Ž�ã‚»3¹Ê²�ž×l:��.Ñ�È�®O’)7*�`Â{ÐÊvÜØÄ&ÿ—Xø[39‘”«™&,Æ?󟇷ôÃ#Q›�ªß…ø^lý��4�~ýšC‰³¬ª²õ§5N¡�kéI¸�ÉóMv5gö��LBæ{�¢À�� Aâµ#¬�Í�—fDre�_+´¿{¨�B�cn›¯ƒ �e½W�ŸU£•7ôbêÒ�…§�Ã9ÊøŸvû ��ÿÿ��PK����
½�è�0tOä¤Á:�q‚¢éÎEÚþ�U–�¡’(Hr¼üûQ–å¢�‚]v±ÁGò‘�¤½ÞþѪ8 ç%˜š,æ%)„áÐHóZ“ç§ß³_¤ð�™†)0¢&'áÉvsõcÝWÂ4�‚ð�R�_�Ñ{�ÁV”z~�šù9XaÐÙ‚Ó, é^©fî-³3
Ú² _¤’áD—eù“Œ4P“Ιj¤˜iÉ�xhCL© m%�ã+g¸Kê¦Ì�ðN �†ŠÔ …=€ñ�i}fÓÿʆ��™äxNÄQ«�×ÛKª5Žõ¸�-RÛ=¸Æ:àÂ{DwÉ91.ÊsµÇ�FŠ)ã’�>ÖÌ�h&ÍD�¯ãÓþ§åÍqy4Õ¦‘ê]�Îbó~KE_…“E"/,s,€#�ɦ&å�fÑÂSmö�”·‹ÕÍÍ*�
ÐN´¬Sá«ç!B÷÷åõÝu"yp±¤·Œãü0�µAà�áé÷•’QÇr5�ûN!Àº�„nÖ´¯lJO�¹ÍäB,�
ÏñëøN���¤é†Û{Ì
Yè"õ˜U}•³ÿB¿mùŒh�Cþ=lþ���ÿÿ��PK����������!� J•´Æ�����������word/media/image12.emfÄTÏKTa�=ï9N93åS³4%'¡�¬x�m\äDV„)2Ù®…‚cŠŽ J¯Ù=¤MâÂþ€@�¤¨E‹ ‚‚i‘JÐ"¡EA�Ñ&��œ �´s¾7ÏÆ E�táøÝŸß½ïžo´�Œ�eÄ�%Îs/�Ê"�Zm y¶û�@# Ô1¨ü��¡EgŠ)ë;�4>Fàß+�/@?ãiâ|ç…3<|Õ¼Z«»£’v:,TðžÛ´l4ʉr¢‚��šm1Éø,›ã�í„¥‰”�ßÎKØ°}«š¾£ÑJ�4ß�8´ó,["4é�¡/VN�Ý�ÓÃ}¹É
Ðkzÿ°ýM�)ó¦kĆÓ7’ÍL%{2^2=‘��Çã�Ë^žHæ_z€ -á8oÝͳ-ÖoÍð‹€¡\Œ�Õ%f&‘�Å-
v�멙ݲíæK¹©éLVÎ�
cÖ$sà-ÂF5ž<_ö‚-–éµÎhÈE�+�„zë«�B\j Üê
[�S®DqéjT_ÔÙ
û‹ºr5¿C„�Þ竈“§yLR—éo²¸Dæ‹~³?Œ ‹
¦�D�O�g��ô�`žª²�»�LèÑÉûÑ$c�Ë�ò�ÔO¿o"oø壞¢ÿÐ×Ïnʧqµ��4âûP�®[êY‹+Œ‡¢œ…ž‚{—9Ï>¼6³)–òƒ-ÃÌÍ7¯š»æL]�nl¼uÅÑ(‰�[ÝpãœÜpÁ^ñ‘�Op�׎[ÞÕÇ
¼¤æÏjÁ]oj³RÑZ“Òû¥�©òV[¾°f°èkŸýæ-
ã�ë
stÅ�¼fèÅ�ÆBÎú¨ z�z'áoX ¹üæV��æ:f¨÷Ó!ßE¢TT#é¥sˆ7Üä�òIj�ï ^*ïÒ[EŽ\N“Ió`ƒ„¿úûïw£öÛ�Sÿ ö��{l©,Ë×Ò�Ò’�¶Em0AV)_ÚbÓ6ÑÔ ,RB�-�m<-&º1��‚¤ò��ðF�„5]ŸgöL»=
Á�¥Aÿß|Š'ñ%.×Ì�Я)�ßùÔ¾[ˆ�Û�gîß�u†}·˜SYâßC½‹~‡�”�á]ºW
‡�þ���ÿÿ��PK����������!�¨ñý¤������������word/media/image16.emfÔX]oTE�~ÏÙeÛ.-
Ñ”è�z¥ �¢�%)ÐDˆ -,å,�‹“¼�™÷Ì<óμÏ<çt��Ù�3a7S©Ô;¨+`º
X"Ûf‰D74l�1$����â×�tM‡O$
ÀQíÓõï~I|âSó¾Á¸Ïa›ê¶¬ÇÐ�çô��¸Á¡ÀoH�pžG8>Y¨æcq)`x–i0b¶
�áªÖJ#ìøf��+4Ïù%T
ÿò@H"‚±)� ý$Z§aÉ9"bÅÙΘBihëÝÕÒßÝ.rN-}Ã<vë�<��䢦ß�«¹¿sûÞ=bÇáX� ®øâÛa; ‹&¿³Ebê\ª0:Ïk‚cÆ‘�N-ïç^î†W� �Ùñ
…;š�{¢ˆ¸�ý\ç:vm¡fÁ†„ëó„æšI³ÅÇV ZCsÒ1$Æà@Q{�î©¥£³½'ºµÝŽ6íílë’ì1˜N
à�f×�ëý'ƒ�1°Výj��ûGóø\ï=ŠógÉu]½wÓYwDŠç�·ÆYg�1¤ÖÑý^sµâH�sæ“ö›-‡•^÷»Rå²ÊY×0�å3
Ý�úÊLö×:ë&o¡ƒ’�;ȵ/ûºîý¶šµ~â^pÖm5óÔ9_¸m��u?ù¬Tûé�ÏßÙ��uß0��òzíìKçß0��“û]>5Þy-õÅ…ýæ¾4ï&òO¯÷8ÝçÑf®RÜïpÖi3·©üwô��ËÛ-T·�«ˆs�-ÉS½S
�Êa–5÷÷ô¶w²�”¥²_�æÃ3W‹å«¯‡íô=šà<dJ•Gð·�Æ3 rX°wa•0(פ~�}Že)†±Í…æ;mJÒ£N›c�¿�ÓEãI�Š„€šð ��Ä8v+•JkSzô �Z£¤_:e»ìUÊž~žÛKäf}Ì Oãìp|Oî¿f�›�4vüÃ�ˆ|öøkf�Ïü†%�_ˆöÓ¿.�6"çÚ‡v�þÅW.Æâ Ü�e� ŽÈ�ê>ƒk–*ŸÄ#’�£ïðÖ«1 c¤(¢tˆg�¯ÆœPDv�+Yö“Â:€6ôNÞþû—�s4�ù#>1¬DDµgwœ±i�žóŒ�x%,ç1¯riDêvŸ±w¼ªÒ+ËðLç¬�mÚ 0¾'[Q3wê@
ß«±xIµ��”ªi�—
X÷~à½uG�6��}õ°Ì‚)ª4ÂY>šJíC-ói¢ý`ó9ýgƒ�-ª|2OÌ�s9¢8@†¤‹;Ÿ<ïr˜;·¯ÃÇܾ�Ú�Û�EÞr[áäv90�Âô…±ÐÖ%“W à´`-�˜$�{Âé�áë„ý&ô»�BýIŒñ�f¢
:àJK¥�w¾]z$*[QÛ¨› ��Ò&]�S¦håÆ�/çÍÅô�‡|!"qÝyn T�—xgK¥�y��¸n�,¼fó²Ô
^³¿�ùOhG)ž‹ü†öòPðò—y�á÷–ûÎS§xçÏ_)‘‚Í�í�š¿�
çñ¾»cÎÔ�7GxÞš#䋾ÿmhC…pÂéïdî@œû��”«ÇF髧?£¨Ë�?�ðUàýt�µÆ| mb�»�–‰�öˆY�ÌaÌÕ˜�Ð&æ�˜�óhž·8Ë�85�y
Qì�Õx�TÁ:ïóiæàtä“�N7�ãEÁ�?ß���}:ls-5Šµ…ØN)-b”"n
ò¼5�ÉG�Û79�å-�^9“øR
Ý�q|Sq°�¹Ý‡q�s#Ú\ƒ|á=Éäà�ø²�
úrÁä÷�ÂQ6Ï…¹�`½Ø WÌ&ÌïÆ`Æx��L�Ûß÷·Ïd�œŠƒ^ó‰�§�ƒuEÁ‘�OÏËY��3瑃¬Ãˆm*
ÞI�›1o>¬�æÖ—• ¥��¬�M¥Îc¾æ`�Ú~§?�5¹¡µõ�„ÝðÀ�7f ÈAjábX&f�ð¢ØàÝ8¸Ö‰Ss�Ó$‰ïoTãeP�;¿�üÇ�ô’O�ú�tpÓLê ¿±xì�ÁÈãÌÜÖ‚H--ør�¹=Ž‰-˜O#Ÿ‰³ æÆÌ æ†©ùÂ;”M³¸Îƒøv{ˆ5ëÒLjÖ³8oê@#Ì-Y•Ð�/šÕ…÷fæwÖS
f]�̳�Ü1_�ÎnØ,˜�›Ëäõ"¼œ©ƒÔ ©ÞÅ;¥O
bÌq�yMÜZ�q×Ãܸ�ˆÁð*¹M·ãðyÑíf'WM�ß�C$f4Ë÷ëLÝÃ�ÔíÍ3©Ûä5sÛ�›�Ëä÷*üŸÝæ�/�Èí�Ì%ÿhÏÀˆIn»1·å冩ùBݶ`˜>^Ò¿ ’Óø��ïù-éÅÿ‚ê‡Äñ1Þ�ÿ›oÍË3¡ÛÔ�þ/‚óOè6º‰˜ãG¾Çý Mâ9ø-� u®�Æùä—n3§ü-¤þ±X0¶ÿ���ÿÿ��PK����������!�¸1˜� ���Ì ������word/media/image14.emfÄU]h�U�þf²�Í&¶Óü±mµ¥¤�})
õ^p‰½ÄÁ]–�·‹úêá-ºÏ•û
V;-´�ª²„Š��3bµ-4!�²4Û��œl_:”>,Q0ˆ�‚o>�"}�Z!…íCI¨"6/UA�ÚÖ�Ô,¤¡�bã÷ÝÙÙ¸Û-
’�ðÀ™{æÜó7ç;÷Ž�`�l“EmäF#…�™�à
7Ý7�¼�Xø6
ìà�Õ•� •-��+w€ßb�¾¨��Àe¬Fò�ý‡Þ i @Åþ”\–¨°PÇàÿðÍFRJl ×Ñ#”l‹FFgÙËËËFzÙJ”tõe»�Û³ƒšFêw×nÆ6Ðv�pø^ ô9ÙcæÛ
V_²iÀ‘žÑ�îÜp�8irß·]úˆ&LÖ˜�§;“M�¸GÓ¾Û5”í9�‹W§ü�Ù-\ó��Ô†—�u#×öø¬5g«ÞLNßrß
-p!-5žeâ�Ëq�kŸ‰;– ó�Ö9v
è�(�•¶ê>žËö
�Â�‡¼�ÜLæTT¼'ø.[‘P–¬�[K²àn-ɲUý÷¨x¿9~ûqu«þ"¿¶�×|ù��a7�Œ›N*�J=rðŒy›4½·l{çñÜÈh:+e�;0nŒõøx¡�__™òÃ--|��0´…Ï�²r
9¢(^Àä-+ïâÆ0�(†kf%²�Z¡Þà�
²Hc�.Žrõ¹vaˆº-œ^qy‚t7•�¡Ýòj[ŒÍ±¿›�hÝkK�9õ•t�ã‹þw¯m±^ìÑ©�¾zåËZ—{1Ë�ì�(¿þóvÎ�Vt”=꟟¿“ò�Ö~ª�³’ÈsþSÓ~ß{�^ìâ~„Y7eñ6²pŠî 5䣾ñÎ��ïœc®Y*¤{›ü_"\†ŽQ™Á§èà�áI7��töWh}ñ\ÿÞ¨Ò2Æ”ÿo<…“ð�–�š��J!Uã©~ï!Wc«3,ìt>7—ä�Û}t V�í�ïž
—�³”³Å¬ÒO¿›Ä÷dé� Íå_¯›Úh�/p€³m�`¬ÂÎ��ë�Ê@�Î/ü˜�F·Ø·Á™…T=+W|ŬÏLûbz�Ìöü´�7é×ÝœÀ
¹:æ9êV�³Ÿ1ß¡m�y¸Tãæ…Ûá=Š�Ïz/Oü UOCk›—
L�®�aK§Õ`{£X‰-â;äð�E��þµ8Gúo�Û�ŒòV7?¯Ð`MÏJl×£OJ¿ÞØžoŠ'ó÷�O…-ü„-V‡µ=
ô�æE¹�SgÕô^UDó�£ì’+Ï¿ºÔ‚à/�ß�Œ�Ãb~ÉÏ'�}�œW'�ýoNþÁ{$¼“~¡üYs|ò“�mÐ�-úüëÎÒù¿9ß„ºƒwü|ûœ‰#¿ç.LùòÓ¬h•Ý¤™� ¤êyQeѼ�Ï�Ûge [õ;ÂV8Gw>ûD2ÕAŠ�Í9q.ë‰�p˜:‡,Ú@Žb)î&²î�‘C–ü/���ÿÿ��PK����������!�ÁÛú4^����������word/media/image15.emfÌW_h[U�ÿÝÛ¬Ú4s×ÖèÖÔív¸9ñ�!N¦",âÔÉÜ�Y�_„u,£™Íš™âm|ñR}(ehßôÑ7‘±'��&ćѹ=¹—¢ ‚
Ö�º@W(���¿“{º&–’ÍÂüà—û�ï|ßwÎ=¿ïœsã��!:�é�D’°r2�üà�þËû_1-ë�mì”�“ÐOÆ,“Ôš:Øø=†ðË
0�Æ™ë8ñêž×^¢k¨˜/f½ ÉÑî ‹y-c—‹~�±ŽèbOCs�v�›ãÖëu£=ålŒlÝK~ 7t�ë¡}{ç�ô�¾uÀc»Jí+¢Ê‘Ÿ¦�wä“Àþ¡±áÁJ)��6cÿíúŒ‘LkPÄ\xƒ…b¾ìÈ�~n´8t�ßœ› ª„_½��ih�ž¤÷½|fâ‹Èu(4SÑ»,Ï'kûù�“·¶”×wç\e(DyÛlP¦Íê´Ÿ—s`T�Q�ùV��&ïxŶ'È�pì_ãÐèjœC•â‘Ñ��Y�¦ÖÇã+¯Gëü«Î„™él%Î81�7
i,Dkïá-Ó:k8u\wë¡Jy,_”1Ž�L5œÙº>߃o¿Ÿ ìÚÛw"ÁFîço‚Ð;‰m�x„xˆ`µ5µ7²-_‰ªGº�Ú�é*£�#]¾š¿GX±ù´°¬@äØQb�åðM�ZO[UQ� €"ò(ÃÇ�>�>s�¥m�'n…¬¢]Oû�fœlgÒø�ü«�o9�»²Ù £‘íù©…àø•]Î�C)Óõõ3§;}öÅ��òOP�ñ—-¬gÎÍÚ¨giß|íj:��{ßOaq¦-ϾÑ�,¡ScÜI�»µ©]£Ïw¿ýhæF'dC�ø …aæªn½dr�¢
ôâ£ùŸÒâH%8ri>ÝÍg–ã(�wá| 0Úp¶ãçM¸Ì¸Ä‡)ìyç|pô=C¯9›,gƒô�6�Z„�B|IÇç§v£úÉî�‹d1²½.û2!]F
Ò–!Þ%,Ÿ.õ•øTn³ÿþ3Ÿk¿6œÚÿŠOñ´��—�˜��;�iì�ŽÈ�%:Ë?¼©ûâ–LGö»Ám;뤙ڽʣ�œÉ£¸‡ÏÌ�Š�¯zÊï¬á— ¥•[ÍÌr+ží¾}€ºÎp�½=„
åS뽃hå¶�6^IP%«ò—s;Ç Ÿ�m5n
>ѼWõVI„�j¯%1Æõ®MÞ�&û���ù®é…àâá+Üó�óãWêåÞxé³·SÐÝÖºWu¾h¯^¾Ö‹®½WƒÉÌ
²-Æí8ï•Óô±9•OÐ=Кs‚¶vr-cÎ�é›#Jœ�§²b½Ðܸ#Qá9~„§ù�Mw"ÍgEëmëEü[n>�è!Ôgëe‚�v¸�-Õëo2,Gˆ[åðˆÆ·��Jã‹„}ú&!·eŒñ
üì¾ÝIÇ*�ÁZ¬½f±Öõr&�ÿtø…¾;ª�Å©^ôô8·ÕêÆ6&�‡Ûú½=nÛY'�¿ÖÜò,8y7Î�Ý�:ÿ¸þ¡ÕÙ
Ó‘���–ì¼�Â}´{„d�±¼NT:S$-!ý���ÿÿ��PK����������!�¡Áúû �����������word/media/image18.wmf”S=hTA�ž�Ý·÷K<îRˆX<�m4‡¦JŠƒ4‚…Šz�¯�pñ�/‘»ƒ»×%-•E ±J‘Ú*¥Å«ÄF�A°U"�±I�!�ð93»{xbŠ,ìÝ÷íü|³;o>¾�û dÅ…ÔB�áá}Å@g ‚ób�è·€
�¡"“ …Y– ª«³þ¬4ö+cjãB•Î¯Ø3p
È7�¨�O ñþ”�X³�%ïS†;KƒÎbò¬M~HFøEÙ8‚—¡=#U�Lã-(i®¦F¨a�ñÙe�Î-æB<ÿórñJê�Æž¹-Q5B[‘‹ï™jÎÅ÷ÌF~R/Šîy½¯f]‡Ü±d
¹Ñç>$�—§cßéÉ<�»ãm#¬ûº�ªá�·ó®–�œC—c�?ä¹�Ç�ÓûñzÁ��ÃuÚñõŸÃ½©åy§-�ë�-¶ì·�‡Î&�—#æ7<OÕhžª›ÆÙ�þÚor¦uZ}#o� B�ûº/:Aw_¿<A‡ÕOsO¾ï�2þ¾GÑ5ÑYñ÷;Š–E'ð]ÓBVhzûkÕ°Ì[c~IÿÍ7±
ƒPY|Òm÷ã»íaü`µ»´�£--
Ì�É�Þ��úÑLº�VŸ�|™*>Þþ\=¡ÿ¾Ç®ù.}¸:Ö- Ÿñ|�-Ì\#)’:OSQ¦‰k�™Ñc¬@NØ�™?…x±™ô�í.Ìów��q�žK€&¿�½ªŸ�í{c€Ï�þ���ÿÿ��PK����������!�°Ë˜�n���4�������word/media/image11.emfÌUÍKTQ�ÿ½çd9Z=³ékŒ^Aᦘ¤�"j¢o²(³e�à€CZ�Òs‚à-Zˆ�Y«þ�‚Š¨E‘AÅ´�ûؔԢ ’Š> �AÝ$4ý~÷ÍÕt� -:ð›{î¹çœ{ÞùÝ{Ç�ÐB”�ÒãÄ,ÂÊ���»€¿e×Vy¬š�TsQþã$Æ��iú�Œ[àäm
áÅ�0�z¸~‰Ø¶yÇ&
¡bŽÅ+LÄY��”1ÏCÎ]³�0…z�+ˆ4ס“±9n¡P0Ú g^ÑV>êWá¦ÝÐÑ—,+�‰� o�ð8ÏS»@¨Ò�Dyѧ�»�Û›�rG3ÀA³÷ˆë3FÒmv�¹ð�²-™6�w&ðë�´6-ÆÍû½Ažðó�� �µa9³²M¨�÷;0‘Ùœz6â†?9P&›Ï1y�Fó†N�;�täÄ—¾0n¾P¶ˆŸ�×ÃT3»mzâ¸î’}¹¶öL«Œq,FWäÌÙÐà,ܺ×�ØÚ5
°nËq%çbHߤnyÄ
b6A¶ÆÍÅDÄftŽ¤k£ùE»h˜SÔå«ú=ŠÍ�2(ÍÊë¹p”ºrø†Cë©.Fvà ²hE�mð±›cÀ±-GhkÄá±�?hC©î…µNº4a|ö|«Â³�+�ÙlPSѶ¶k8è[_é<+Ì5K×W_.õ¹�s<È¿‚úÆW‹x-€'% äO$Mïômš{a�©íIœ;U�k�’è!€�:œ„±[›æ=Œ½óæ©©MùÒ¡‡y{“hæ-ù%}©t�œ¢
Táäà‹”8ÚI´ô�¦rÍrÖ@]�¿x²oƒ�²ÿù™�§ßum�1ý„luÄïBºŒì¡1K¬!,Ÿ:”áOÝÉ1ù·|þûÞ¨Òÿ‰Oñ$¾Äå�s�ÄP$�ùT¿kˆ‰Üꎋ;�›™EÝr+>ÿඃgï<}-·Êç�ÑûC…�½BÜKï�r¼§í¼¥æ1Š�&õ;9nÿ¦OÚÞr�£î�çcwU_•@øUw-�vö{ óGÐY=�è�¯é-
ÊYyMqŸòìƒ@ð¸¦:j^ÎÇ{ÆÕmK`ó¡�AÓ1S"–
-üÈ;½¯©ß-Š_m^·�úo˜xWõ¾¨çï¿W¡lûç ³ö“É£¸…Wz�ʼnW�ò»mø¥B™È-*³ÜŠg{‡ÙÿÐê4‡)þ¨�äyÔ>�ºÞ ��L!l.åµï¼Ö<b6ñ ��ÿÿ��PK����������!�.ÓnŽò����
��-���word/embeddings/oleObject1.binìVK/CQ�þÎ9ž·^m„Fº¸�; Õ®,ˆ„J,<¢� �D“Jµú’X7iü�K ?�…Ä
[ þ�þƒ-5sïéU%ÜÒ�:7wÎœ¾ š_
™93Ó™3s{{ã½?:-x@�LBá¹ÔŽ–
K¥’Å#Dd�~Q�ž(Ö&]C®#¿�ø?�XFŠž�LD�¤5ƒ½r+»ZûÐìô<Ï�yÍ�8·0fíÅÆS�¡Sÿè•P¼µÕh~,"�Í|äŸg
D_n�¤!qyq¨5§��¬Þ1�PB(Ã�¾B
z�I�ïŸJµšh�RTVËíá^-(0M¿��;�Ç:¶Ü-wô÷�Çá�>!X?¦åJû�£ìÇ(’Z�ü;ùwëŸó_žëÜï\ŠrïóʲVÍc›�ø»� »(Û¨Öß�A7G�öݯîý~2:-ßȤ²©XÎŒ¤ók¹x*i†G‚è ÑLÔáÁCû²ÂH��ã'i·�©×ÿ$n�TéqïrOr•«
²8�ÕEn”—�¯°Âân���ûc€�†,ú�?�†X�6�…êd�lÅ:D¼ä[#¤(‹Ã¶£÷*¶)Ëž�ž…¤ž¿K4ù7‘EÐz^å_Q~š�<Ošéu›?Î÷�6�A�y¬Ñ—'NÓ/ � z·ëê«`~cþq¬gÚ�=–ÊéP�{µÚø‰ÿ����ÿÿ��PK����������!�–µ-â–���P�������word/theme/theme1.xmlìYOoÛ6�¿�Øw toc'v��uŠØ±›-M�Än‡-i‰–ØP¢@ÒI}�Úã€�úa‡�Øm‡a[��Ø¥û4Ù:l�Я°GR’ÅX^’6ØŠ->$�ùãûÿ-©«×îÇ
��!)OÚ^ýrÍC$ñy@“°íÝ-ö/-yH*œ�˜ñ„´½)‘Þµ�÷ß»Š×UDb‚`}"×qÛ‹”J×—–¤�ÃX^æ)I`nÌEŒ�¼Šp)�ø�èÆli¹V[]Š1M<”à�ÈÞ��©OÐP“ô6râ=�¯‰’zÀgb I�g…Á��u��SÙe��bÖö€OÀ�†ä¾ò�ÃRÁDÛ«™Ÿ·´qu ¯g‹˜Z°¶´®o~ÙºlAp°lxŠpT0-÷�-+[�}�`j-×ëõº½zAÏ�°ïƒ¦V–2ÍF�-ÞÉi–@öqžv·Ö¬5\|‰þÊœÌ-N§Óle²X¢�d�søµÚjcsÙÁ��Å7çð�Îf·»êà�ÈâWçðý+-Õ†‹7 ˆÑä`
-�ÚïgÔ È˜³íJø�À×j�|†‚h(¢K³�óD-Šµ�ßã¢���dXÑ�©iJÆ؇(îâx$(Ö
ð:Á¥�;ä˹!Í I_ÐTµ½�S
�1£÷êù÷¯ž?EÇ�ž�?øéøáÃã�?ZBΪmœ„åU/¿ýìÏÇ-£?ž~óòÑ�ÕxYÆÿúÃ'¿üüy5�Òg&΋/ŸüöìÉ‹¯>ýý»G�ðM�Geø�ÆD¢›ä�íó��3Vq%'#q¾�Ã�ÓòŠÍ$”8ÁšK�ýžŠ�ôÍ)f™w�9:ĵà��å£ x}rÏ�x�‰‰¢�œw¢Ø�îrÎ:\TZaGó*™y8IÂjæbRÆíc|XÅ»‹�Ç¿½I u3�KGñnD�1÷�N�
IB�Òsü€� íîRêØu—ú‚K>Vè.E�L+M2¤#'šf‹¶i
~™Vé
þvl³{�u8«Òz‹�ºHÈ Ì*„�æ˜ñ:ž(�W‘�☕�~�«¨JÈÁ�}KNßÁP±*ݾ˦±‹�Š-TѼ�9/#·
Tøe\O*ðtH�G½€HYµæ–øA7ÂqZ…�Ð$*c?���¢�íqU�ßån†èwð�N�ºû
%Ž»O¯�·ièˆ4 �=3�Ú—Pª� �ÓäïÊ1£P�m
\\9†�øâëÇ�‘õ¶�âMØ“ª2aûDù]„;Yt»\�ôí¯¹[x’ì��óù�ç]É}Wr½ÿ|É]”Ïg-´³Ú eW÷�¶)6-r¼°C-SÆ�jÊÈ�išd ûDЇA½Îœ
IqbJ#xÌ꺃 �6k�àê#ª¢A„Sh°ëž&�ÊŒt(QÊ%�ìÌp%m�‡&]ÙcaS�l=�XíòÀ
¯èáü\P�1»Mh
Ÿ9£�Mà¬ÌV®dDAí×aV×B�™[݈fJ�Ã-P�|8¯�
�Ö„��AÛ�V^…ó¹f���é"�á€d>ÒzÏû¨nœ”ÇŠ¹ €Ø©ð‘>ä�bµ�·–&û�ÜÎâ¤2»Æ�v¹÷ÞÄKy�ϼ¤óöD:²¤œœ,AGm¯Õ\nûœÂN�H…T[XF64ÌT��,Ñœ¬üËM0ëE)`#ý5¤XYƒ`øפ�;º®%ã1ñUÙÙ¥�m;ûš•R>QD
�ÌH ín÷ÞÜ-Æ
zÈÇiÛ�Ù�-ã�¼.uχY��C¾�6ìOMf“å3o¶rÅÜ$¨Ã5…µ
¢à��ØDìcp¿
UÐ' �®&LEÐ/p�¦-m¦Üâœ%]ùöÊàì8fi„³r«S4Ïd 7y\È`ÞJâ�n•²�åίŠIù R¥�Æÿ3Uô~�7�+�ö€�׸�#�¯m� �q¨BiDý¾€ÆÁÔ
ˆ�¸‹…i�*¸L6ÿ�9ÔÿmÎY�&-áÀ§öiˆ�…ýHE‚�=(K&úN!VÏö.K’e„LD•Ä•©�{D
�ê�¸ª÷v�E�ꦚdeÀàNÆŸûžeÐ(ÔMN9ßœ�Rì½6�þéÎÇ&3(åÖaÓÐäö/D¬ØUíz³<ß{ËŠè‰Y›Õȳ�˜•¶‚V–ö¯)Â9·Z[±æ4^næÂ��ç5†Á¢!Já¾�é?°ÿQá3ûeBo¨C¾�µ�Á‡�M
Â�¢ú’m<�.�vp��“�´Á¤IYÓf-“¶Z¾Y_p§[ð=al-ÙYü}Nc�Í™ËÎÉÅ‹4vfaÇÖvl¡©Á³'S�†ÆùAÆ8Æ|Ò*�uâ£{àè-¸ßŸ0%M0Á7%�¡õ�˜<€ä·�ÍÒ�¿���ÿÿ��PK����������!�ÌXl>v���4�������word/media/image17.emfÌUMHTQ�>ïÍØèhúÒ&4ŒžRá¦�- "p ËB�QW-��Hü�PzÍ&Þ@ˆ ‚�F
ØFZ��
è>è�cðOk›î?�Å}���� Ì?�êj¯_Fç2P0øpŒ®�`0$�Áß`dª}D²Às˜žb¦�'Å
.tQZ�¸m#�B�V�éÂ�§ï»ï]ÿ�¡Ô¢ ßÜïž{î¹çžïÝ;†ˆt�&@ž ��ºÍÀ؆IûJãUzœË�)Åd@;
3“É(vÆ(öm¹›~y¦mŽ�<É©��rTà›�±0ž�{
´!Ðk€'¦Ož4¶�ÜjM&â"MjïuÓÆ�¶�n*AS¬ÖΞx¿}#îØÍ}=í½òòÕ¬3�ØÓo�‘¨°
§á�2IUxÑXÉD*“¬Ùºén C�Q§Ø{<CÅMoÆu�˜ŠÛ’
#�³�«�ª4ýÜ- ©½¦TM
Ó,oIö�Ä{h
K™
{Î�Í-�Êä̬£sgŸF†ZãC�ç�<�«e�ù@��µvŒ©�}ÙX}rnTâsÊpÄçôeþ� ›Ž7ŠE62oÆD�œ1l¥¡öÔªøºH§ôH\úÅ–�è�ôÍÒ�[»ôn-ù�[‰�«Ó8ò]uì¦ïE�¼TòlÞ²
ßvqxÕ),YÈZZ+W�ãÕ�Y6æ²ÓeRÑ• ä�ß1" AÃ�Æ`�b°�ÞŒÄÅM�èkͧ�6ü¹F$"cÃÅÑnø��_�×<�>:é�æb�ùÑåÐ$*#Ò�¾äs‘IóÞÏ�Qj”A±�“9d?O�JÏׇr;ç�ÂÂ<k<ôñ„,!^C]Dj»æœŽÛJ^9‰9-Y+8Á˜\£ß�j1üh°æÅøýš5ðE�hk�¶7È¥Z�Œ•ø>qA6õä�Ü�ÞÉ-6âÇQ÷â¯õü÷µa=ÿ'=©�õ¢–ËÐÒ»M^=wëÉzW�»µ¥�ÚQß�Ÿkmc�»{ж�ÚÎ÷�Høþ�¸÷þ€ y¯�öâ;$IÜÓ�ÜRõ�y
ûúÝŸ¶{©ÓvmùþÙÀλÊ*EÄýÆ:Gd�õN�ýr†JW�~ä�FV�wmŸñ‰G0/²�Þ›N§Ï– ÿ�vßU¾/¼WK?Š$çÚWg¨ê‹ŠÃuÇžÍ:\G]ÙÓoJéËÈ"»µefZ[ê©ï0êïj
³�Å�k��7í�Áëa³�¶,@Çb\¾ó‡�6 ÿ���ÿÿ��PK����������!�
¡)VÉ���h ������word/media/image13.emfÌU]KTQ�Ý÷:iŽS^G-K«›PøRL��E Ò7™„ù��šš1G�¥ë¼Ý �Ñ �^zô%(²§Š� ¦‡°��Š^ ú „2ú�tP œÖ:s�:�b%Ô�5gŸ}÷^çÌ^gßkˆH;��ж€r@��Sä�`ï?z€�Q?l<d|Îða�g�HÆr-`ñÞ'îÕ<��Xà2�ƒû
ïE¨Ëœ��Ö�à�ˆ¶#¾È‹ ÈÑÖžhs¢+"Ò¢öþaÚÈáHrSñ™b5Çâ‘n»1âØM�ñÖ
+n1å��†�‚'�•)UtÊ2 ��YË4�¤|†™Éd”µÕ¨ð|E3q�Ó5m3�ÿæübY+ˆÍdÿ]
¹ý`ØI�vê±#��–a ¢—c
û§¤M�7œà�™ËGÂÅó�Šwl†×6EñÆ<^w�t�Iå]</΀¬1deÏ›2� €Ho�2«ÊùUåè�¯&–�¨Õ]UkÃ4«�'º{"q:ý²QúU0�&ƃrçþ°“-Éì�Ðw§�1�€{S� (�V�¸�9k*ÌX
ªJ›{¬ñlʻʳ�Ëó[€-š�•��hƒ.��ÃVwCGjµ=}$&q‰H·ØÒˆÙÁÜ$�ðµJÇlÊ�ÖDÈ�
�uùå*æØ×R)»¼Í O'�ð|»ûÓÎÓú�ãE†��¹¹ãZ¾�g>Ã�Æ�`׿ހ{†³iì:ø×���Õl¨’K�}ƒ��¡AÄÜ{ûL��Ab¹•j�(¸RÕÏ�gZ³fØÄ €E°�êEûÖÍ�ZI]¨mÃbÊó5`ž; —�Çà
¹Xœª”+CU2u²Rz�î À—×yØTäÜøË�5j‡�íÏÇCäVZ€·(öÐ!,<g�k^-‘�ä5D*eßé‡Î‰3J^Ù„
ã~vcÖzBÚ_êInÕ��-çÒ×�Gû¯ô¤NÔ‹Z~Vw€êdÇ|=Yï�`¾¶¼ Ô—™¼…sµå‚}HßBÚÆ í.Ähm�ïNó=>;’pÒÿ/´]L�xRÝ«h±�Ü^åéËÅýÂ^+—-Ô{¬ï»ÓW•vxÉw&ÓΓ–�èyVQä�ìô ÿÙ¾É á7g~¯òýÂ^�ùV*…‡F�¾ðGÅüuׇ�æQWÎŒ»«ô%³È|my2--uÖ}›�›`~�`œî[Ꙃƒ¾…´í…¶CˆÑÚ’ß� �=²_�pñ�# ¼ƒ{ð�V��ò�snß.E�¸ùRk;Yæ-ˆîYûGÚ2�Úr¶p¶…´e½µ¶ÔJ¿ŸQ�WÛp»!üðž�Ïñ£¯Ý#ðY�Ç2@s‘w%P�pX�íŸ���ÿÿ��PK����������!�YØÅ·b���À ������word/media/image9.emfÔVßk[e�~rš�Ú,ÛN“-D�ÆY«³Õn†QÚíb�Ð)b;FZD´¨�MqЬ��“J„#‚
¯Ú�Ù�F�‘�¯��nî�žådÔ�ا��@–�kVgŸ¿D�\ï��`Ê�Î�¯¼ôê‹4�äóúýÅ”LOR-A�ã¤9Õ�´ñ×ʺ8�®Ñ‰hÅÒEœz½n¤ã�¹K·÷¡]Ü œª› î jïsV-�ÚÞ1¦V–ƒÎ,²FJRZ3ëüË -È
¼óbÊn�/¼ò/�þ¸��%k�Ü„ÅçùN¾5‹m—Š7~ðä¼çýÞß÷>ï÷�D�Ì�{ˆNâCb�°ã-�øŽ“þ™ñ—
¨{�O�¶uÀãûMJ_�«.ÐG{nÈØÄ1>½øÞäR1Ï�â
XÖ��uàM^(ä�ü³ù’Ÿ›/L_DùË�ÒG„Ÿù£ôM÷ìh�Óì�'bÕH.Êb`dx4¯ìÒ¬w(Øа}/;\�N�«��0ãÄRáü<éü>-ÛÈÞMl“Ñ1»©±’6êé�ÄUöÝìD;ªEœ‡qÇÈ'P-ŽñW<Ä
2-
�¦@�ªy¦ë€�Ú�9uú&–��ó�ŒªB Ç�|j�d0µ‘h0±¹�Õ
è&â„v$F=â�â�‚�õÈ{Šï²ÕH�’•âɆ¬VéiȲÕê=Â
�¯Ê
¸¬£œH�á¾-µ}†z�¿—²Gd‰Yb„ðˆ5Bï9¢È
‰à�úus,7‚�6p��ä±�gù,ñ™Ã<uÓ¸¸é²ƒ”ä\�Nt®TT½Tg�y÷ßN¸þPҜÙãI¤Ö–+'iÃzÔeûµ»R¹M(°×5àê�!åÁÕ„{™öž•Êg‡6m�Î×.÷â÷Ä‘w
S-ˆ‡y˜Û½Ä<ŠùÓcò¬Þ:lüéÞ4Âõ��í×õaÖ=–ĽþõÒ�_õC5W^ ƒ4õ~cî7Î�P;ó¾i�c'nTïIâÝÆSüÚ{PeÿùL*‹j"›ã^«T(ç�Ñ<T#�Å�Á0F±Rù–²…ôÑ�����_ºíâŸãÜ�1E(Þ�D†PÌ׈֘enN1µÇ�bžâšíZs´-ÒGûܦ�ÃÛ�Kì¹óì¼9Zþ›ñÆL?¦Ø‡°Gã,•ÎDk-ªÞ�„æmOŠã4¡oósD+¿sä©�ž9]�~ ¿åVñ·âV½÷ßÜ1»?Û>s�IbëšÚ³-ù-Ïv�QÎÜy>ŒQå�£;¬¸'¼Ã
Â8¡ø�Ä ÿï!�£-úpæZs-
|^º�TB�àsÊ™®Øtæz/ôMnåå�ýÅí5ÞQ�W>®¬Ò^g\~÷þ¼[’Ÿê¨�+>U»§Éqyp½ÔÊ-ì,·âY¼ ú?¡³ÛM´r;F];Ü–qȽJ[Ë-â{„zÆŽðûÊ•ê Ës»€E~9 vz×O}3ZïÜ�xñ™¡=^z¶á¥™Û$Úáöö¾Ø›Å©ý®¸mååqÜÊOul‡[ÙYnųýæ³þ�•©
2üQ��hÒ{Û#4Ô�6–úÉÊʱŸ8Hhx„ä¿���ÿÿ��PK����������!�§O>1j���À ������word/media/image1.emfÔUAh\U�=ÿgòÓ™Nìo¦�c�ô·Õ�цPB2EBFŒŠ˜†�fᢔIɨ…L3�àLd�_�©‚� ˜�7 ‚U�n\¨´0�w®Ük‹�»P†´Qh-t<çÏ�ÉdLÒDÜø˜3ÿþ÷î;÷½{î{ß�0EDBœæ3E˜ö^�ø½�ðž=ñ�`¡²�xŒƒò_×ÔA¿
—×�ðåç�üÏQò¤8Ô�®£•#QŽ�²lK+–eÙµZ-°º-dØ·{Õ/ngíŠÓÁþ#Î-��}�Ãå{…Öç„ï�1úsC�O�'&f_�Ÿ+ä¸BìbïŸ�Õ
Z@�œ²�Qâù¡�ž¡«¯9¹¿îÔ4%Í~
5mï(C+ò>û42�• U�ÖyÇöïÊ�˜×��±áŽŸÍçf¼‘\Ñ�›ÎOœCé“•â�„×óGñã½//Ö9ƒ�ãX¬b�E˜
ô¥{sŠ®ž¥�‘u§Íû¤Í%áx¿�jŠhƒ�OÎåÏLSÎoÛc_fntl�Ñ
v³ÌL�Þl�Õ��ð*úNv¢�-[ö*ï0õ�Jý1þK‡X C� 0k.Ú8�\Öƨ©}èäÜÌl.�Eeˆ á Þ &ÈáÔJG¨ÄÚ-”3`/ÁR�"KQ—x…ð�VÔº÷$ßå«ÖAÈVˆ�B[¥Ò�ÚòÕê]Â4ÃWa Ó-¥aø-¤í��Bç¬�p‰*¡÷1¢@�R¿«z]kó!y �Î"��fàa„Ï"Ÿc˜fß�Î-MÙÂJp¬�ÇÚ�ÊÊ^²M»íÄèÔ�Ž÷d"8‡“Ý $«óå4}˜�š|¿p�Ê¿�"δ��‰·(yú
�e¹¬#�H�Á2ùt
íëÎ�ú�
-”?Ø¿æãÓïÖw�p%zð¾‡hwÅëq€Ã8Ï8âüþ-qºÞ_r4ŸÓ�Z}ý¥ê/ŽY�äh�·�ß,^�¾î(çŠ ô Å~/�ûŠcÊùäkA™Àh£|��YâiB�)=Œ¦Ñ|uðÊ[?
q¯�ê ˜ÃDcSŽÔÄÓ‡4zù¼�âS>Õ/<Eˆ��hæ_"±øùÛ”�”cÝ„á{‰¶ö!Î4ÑÌ9É͉S{ÜlÍ£�;ŽþÕõŽñ½�îs“:¬ß6˜cÍ�aåMqÆ¿iÿÿ�Ò¹Ù¨
{G�ë0�Ôc’uø:k4ÎT©¦›ëPuÕEhÜÔ¤tÞODˆ‡ Ý!ª�S“Y¾H_õm¥ïÀò|ù�ú�mÅ¿‘¶âùoî˜�Ÿm�±��±qNÍÙÖøÆgÛ òôÛ�uŽk¼ct‡�ZëwXžÏó�ýr}>ð!í¯£±ö]ïþäè›Ü¬ËeΗ¶—xG-\|³ü�ýuÆ5ïö-�EÍS-•}é©Ü=B�K�ß,6k+?£-t6çWºêì¶�)B�F[é¹�mKÌÙ"}�¶âw ñšVÿ¾’__XžÛ�ÌòË‘7Ã;~ê›Ñ|çn¥‹Ç�ÛÓ¥s�]�µM`;Ú^m�Ýß�j۬˽´Õ<åq;ÚÊÏh+�Íw…ù÷�Ín¿‡�ª±=�ýÁ}„šKÈþ���ÿÿ��PK����������!�¡i?'®���Œ�������word/media/i2“†4•òLj´ÐL“Á ]��ª±Å(iL��.œà¤�2&!¡“”Y¼"HZ²˜t¥U‚ J�uáÒÝ”nº°]�J¡Ä -•‚ã÷Ý÷n:¼
ÔÝ�‘}.¡ÖJ�.Õ‚±�C-mage2.emfÔWMhTW�>ïe2IÆ×ø
…ˆˆX 8�‰uÓ�ß¼sϹ÷œûÎwî}‰!"�@�@Y�’Jó�¾�‹´DEœ�‡�D
Y|A¤�.=�}jÄ7º�¸ºn
”Ÿ#â]©���ESÄ�
î�ç-Lõ�è|ñÅ?9s�vCš�|7\¦lSËëñÛ���5ÓàŽ©�f©TRZÒh�l[ÖçY¦kº�qØ»£[¥C0·$bc|�Ú G�"¿ Ø–`Ž%‡Ó³ã#óS�‘ã*÷ߦ÷�NH�I%bŠ=r2›™qŽdrÎðd6}Jæ.-å>�œÞ?r_7Žu²
=˜�·�TÌ3n׳R}ý{2H§,cõ
–ì×ã•�ǽý|ÛPF�E°�ÎgG'AÑu+ö£û ^!£!̼ŠP:ît�ãî â:x{JAÕo3oâÇ5$†Õ©Ø}Ã6XýÙôhfbC•˜±öØ�÷<�þE�ÓÌEÞbŠ7Ú$ÈeKƒ�]WL�¦Ùyt~f6“•NV_°b»|î/À¼ckqU�2¢ßÃïÜ�x-€Õb�ØÀ—@ w6 ÇíÐ9—ÂŽ¢Î�/�:›©-Ð9—»·�-:ž‹d.ö=
Ç��0†÷˜}ù��h„¨*ÊIÉJFfÄ‘#xæð�–IØÒrÊŸVå7��›¤�–ò|ëö�î²M..´F~PçÍ~#!í¿�ò{1�ïQâܯ¢Kùß��·›º£|�(Ÿ·��6ÿTÈ¿ßµ”¿“LˆžãÁ¿zöeù¡eûÛ¯@ßeùy�+º»'¡òÏUɳ·Î_�åeâï�ÈzUÝ7ÜÿUÄ»�<ê*æî-t)®˜{Ûå
µ‡;ðõ¥Š9�QN|¬è•�Ð5g#Ð����;b�Ø�°ìï}ßâN_èqo£Á=�X³A \X# ãôI¿ìÁó×2ÐNà�Qñ™'��,ˆÏœ•â�Á—�ȳŽù�ô�ð��Ž¹��÷\-f/Ör¿º�ÑŽ•zп}d-ý6Š®ã›<‹üÿû‡g&܃ì¿ÁË]ª·Ø�<õ|ÞBÿ}�Ÿ� ÏC¸�YorG?¹ÒܺÐ)ï�;�út?N£�kávߪÈC¬ÓÜ2†ƒ^Åc] 0Òþ|î—¥üfϵ£vRý\³æO?×þWã,î/ÎYD½y�MÕû÷W�Ï…s^ž>Êyègb±» 7[£üF‡y�Çzr;‚ûiíÜéüEÌçùæºG�=Èq�ëŪ‘OêßaÍÜkÅ\˜[ú4·ä™ÜN�-@�ð&À3Íyš[�ƒû�®„ŠwÁ‡ðÍâÎ-Å-Âx�€Ï�ð~Ø�hΙ÷iß�æ|>œs��ïá�ãËAîÚøj«ÀW9牚8ÿŠ�§Ž5+ÎÃ|UãœëXÇZ8ç<Í9k¬Ï3¿��»�~ú4ç�Ð=�h��Ê…½G�‚‘¾ðy¶ak�´ø��!�ÿ�Â]=ƒNÉàÆ~6©tŽ*óâ ‘Ïm5^ü��yÙ<·8Ïßèó¼YnÿËyÞ�wµ�ÔßÓ:†^o`ßZfÇ¿IÞ!Øm€Âó]Þ'Í�ó^ Ø�õ'���ÿÿ��PK����������!�‡�S±���Œ�������word/media/image10.emfÔVÏkTW�>ïež1ã4>3:Mí�ž�%R“N‚�
T:Ô4¶4‘0¦P$‹ÌèØ�3É@‚“)³¸Ò.D¤�dQ�nD¤Ð-t!]�Úe¡¥›þ�Á…H[J~ÐR©8~ß}ïÚqÆq�ë¦�¾yçÝsî9÷žïÜ;Ï�‘�à���<K%�_v‰ôµ‰xoŒ�ŠXrù�‘ƒ°aèa ùƒI�\}Ø"r3$êó6A�¹l#�p|ä-cpU
ôÎéïnsÊ
Æ-é@ð#0Ùò‚ŽÃ•uÀâ¯Ñ¶`Ò«µìjµªµ~«;�ÛñÀ/b'mo{�Æ�nÛ){�¾U��ïßCû
Xi�¹…`;�ŸˆŒ§�f&K…¬È´Îý�-îÁ�©0©„lq'Ïå³óÞ‰lÑKÍåÓ³²x}£x�ðâ��×:Ï&X†>xc�2�VÖ�‡#)‡Áú‡Ìûrˆïñ!î¶.£�"¸'KùÌ�(ú«3¼'¹ÖÕ$£%̼ŠP&îT�ã-�âzØ=¥¢ë·• cö`xÅr,2²�Îds�UbÆÍÇn\ó(ø��K3�y kÞ8&A.W@�ä[Í´eÛ='Kó Ù¼$X}ÁŒ}rÉŸ�¯©�.]�2böáwî.X#�«Å
•��Jd·��øq-
p�e`/@î\À¼wC§/…�E�)ž t¶V,ÐéËÕ»€��ÏC²$Ö�‚¡€�Œ¡î±/ÿ• �!ºŠrNò’•yñä�žE<S2‡±´Ìún-~£°Çd°}©Ì]w·s•1¹=þ…óáá¨>o?ôG¥û�Jy�>ØG•¾_n[*ÿ�0¸Ûñ“.Ø¢�“Y¬í.ü‡÷,•?�Œ�‚_òç�¥×Ý÷ñKÐ{#~-‘-ù�y�3þÊãó¼yi¿ž�é5â¯�xéy}ßpý3}QÉ�wö¯�¿j»æ°¶Ì}¤Ô£Ÿ ¶�Áõ¢‹ñ3ç5½r�ºál�ú4p���¢€Ý�Ë~>�I&>úæµ�hp…�n|
¨�ÖˆÂ8�2$ ±,��¸�pœ˜��ÿ4°�¨�Ÿ âs¬Yü Øú��`b²o�ó�Ps9䯹U̸ü¨×ËX�83^“-ôo)¡ß2èº�<ŸDþÿýÃ3S߃ì¿ÃÎ5ç�JÂþã©ç³Œþ{-6ö�ÏC}�²Þ½�íäÊpû*tÊ�PÏí��‘ýØŠÛ£«ÕªÂ|Ã-ý=ô*-�¤�Äy:÷ËÖϵ§W�ÅocMkÏ5í�>×þ¿Æ�î�úŒ Þ¼¿ Ž��åñ¼xE•i£| ý=7üúÕ»=Âÿèz^<Ì'·�ÜO�W>(_…?Ï7çÝù{-Èy¬#«O>©_ÄœÅCëÅzni3Ü’gr›�º�æe¯ðÛŠ~æ®áÇÀ €+¡é]ð.l ¸ó3ø�`¼—�ã�x?ðÝpμ�:ÏÌùt8ç��ïáÇñå!÷æøŠ5á«–óè¦8ÿµ3ì%¿¾î�óz¾ZqÎy¬ãf8§Ÿáœ56ç™|Ò†Ïå†ó<Š1�gú��µÂÞ£L`�6�¤€BàïB÷¿€ @üï Äâ—�îêytJ�7ö“I³sÔœ��‰|n[ñâÇhäeëÜâ<3çy«Üþ—óÌóËsŒú+£ãUŃñ�5ãà]½�q� °-jû¤�ï¼ç).@ý>���ÿÿ��PK����������!�€¡-š4���< ������word/media/image4.emfÔVQk�U�þf’LšÍÚŒ»iXk�iR%ÖDâ†-}Hé V)¶%$yèC-IqÕ`¶»�à4²ÂH�K¡�¼H‹"}(ŠúܧúЧBñ�è«ôM�m‚`±dý¾;{c»MšmñÅ�ÎΙsÎýî¹ç;÷N��ó”
ÊF½^Ÿã³�bÇë=ÀH���=ñ�à`¼�� “¦‡G{b
X{Ø�üÖŽøû6��£.°Ÿòö›ÇÞ`h, Ž±z5%M»ƒ.‚{t¹è78ʬ‹ž$G×QƲ9.Ó5Ú«N®aëÞŒ#–�z�Ú_òz°�Œ-�>ßoR»¥7�¸E0nÈĤqbvñÃé¥J�˜0kÿíÆ�tr¬hQ´»ð§çJÅ…àd1 &Ë¥Ùs8�m=úŒ�Œþ�Ý÷ß¿¡2Œ0š»@>5ãÜnS¥ …±â®†¥Ü&°á‚}¿îêý`A»mZ‘{€?µT:[&EëéÔÅðnf›��hå�¡,ÔáGpµÚ“ì$Áu6qCr�L�RüUmS¦¶²¡Q5-�æí'Æãº�SK ‹Å�n¨BàŒ}¸h&èçôzÆä>Â|í-’îz–Þ4E;�K>åSÊ^ŠêëSì{Žºb5ĺt¡?×ÐE¸úZvÅ*{Ÿb‡Å Ù�¬:&ù¨�@�1�†�ÓsEF
SEÌ¡„"��à$Ÿ�Ÿ“(Ó6‹sIØ
¿Yúû�ï\-j×¹NeÙ‡S‹½ÞÕ�Ys&î
g‘ûc¥zˆ1ÜG]±?z«Õß)�÷»
(k8,_üMÆË�dQ�X-~¹çߘ˜þÚåçÙEû.½@}(�¬Ãµ¼]¯dÍúÇ9ïqë�_d<Ío¿óQþL·óKxóƒ<�ä?‘Þoî�åÿ9ñ.Pî�®E•o-£4ã—�øÙ�ŸÐ—¦EýÜ܃ª÷�E~qe¹Õ¹Ñ7R¾=�-�ý¸ÌÀV¸=\[‹.q®åVø[Ý/²ÿ7÷ËjõIÏuÀµ[9תùÖç:¹Éçy�)f†õÖ½RéHî¯�Ÿ�®ÄÕä„�_Q?”I�ûïf<}Gç|q;ÄûiýÊrõ*ãu¾5ïÞ_w#ÍSø”¾mxy�ÛlKÜžéNýZ9½ÛpÛÌËNÜjžêØ ·Š³ÜŠgûMaýc«Ó��òG=F®7íÏP�‡6Ÿ¢¡~°XÂÝMé¥hø�éÿ���ÿÿ��PK����������!�0 zü˜���t�������word/media/image3.emfÔWMh\U�>ïMò&�NìËŒ
��WZ»�£ÇÓókú^˯E>óxïcC/^¤n9›¦>C9NQ©ç(ÊÖ”=ì��ü|ä6‹5Cƒj¦¸�‡j¤!œ�ÿƘcLÝŠì’£�aòo‡?Aß0%¤X̃Ô5ç�¥�ó:ûJ9ï„)Œ˜b{�Ó¶ëÁä†À�ûí,»nž‘O3þÿý£j7÷ ú¯öÝ é-õ�N½ž—
›y�½Ä–
~�sο¼�5s+ŸåV<[n;Ìl€ÿî<rnCÚZávŠq1År+|Ÿ’|�©p$ßDfª¯"Ïí��ùÕ(%ΧøÝê¾}�/�×h�—
±ˆ¾þ˜F°qò$ÐJ ƒÖXkZb��B�IìH*™N ÁId„'f�De²�Š Yˆ Å…Vpã¢�!ºpçÂ…Z\T‹RÓ�¡ÁÐñûî}7
/�fF»ñÀ÷î™sÏ=çÞû�{ß�KD¦€�@Y�
*M?^è�Yi�ñž>5 bÉl»H�ºŒÿ–+|hÌ!àê–1T~n‘à㘠€,Ú"eà™ãÏ>�×€c¾8ôÉô< »%»�ÇG—-�¨á-xîB��5ÛB—Ò,»Z-*-Çê
m»·ü’vÎ^Ž§`ïröÈ^�oUÄÅïËÐ>�Æâ"W�lwè“”S㳓#óÓy‘1•û/;¸…NH…I¥Å�wä\!?ã�Η¼ábaü¼Ì}¸^z�ð²�–¾u^Îs�
Ã�«�?�X£-´ôúGûÚBËfŒÁz|ó»_ýÎú\m$£�MpÏÌ�&Š h£=ñ]îFªNFK˜g�¡M\Çfžca\�«§TÔþ5³��× ã^±ÚT„â¶ù2[ãq·Ïw�Ü‹
ú <ÉYBqF›„l¸�Ê _*–-ÛÞ�f~f6_�<w^0bŸ¼¥�Àkt=¥ö„l˜5èªí@o�àN‘}�x�8��7�0¿;¡Ó—Âj¢Î�÷‡:Ë*�êôåì]Àˆ‰·Œ©ç0ïatL#�c�·X“ÿH…FˆÚE9'X˜Ìˆ'§Ñ–Ð
K�¶q9¯Ývx¦ÑŸ�?¾Tæª;ãœeF&§~p�-M«³¶Ò“–Îë•ò�ø`�Uú^t–Ê¿�
¾�;É#'sVFžÄÜ6á�ä¾¥ò{€ñ Ð�ó«½ò}jß=�BïNê<"�äwäaÌìcwÎã=ñ“Ãñ�^#zþsׯ:fþ“‡Ó2�l�X+�øúšÃ½eîÏíýª�Ð×믕\¾ªè•‡¡�ÎFh�ž��s�x�ÀÒä—×;r�_‰çFQ*�
ØÏ
hd�¨�î�e�Æ^ñå¨ôÉ%èŸ�l ö�'�æ��¢96ÑÁ�Ì[/�Çõ�c€‰Ù��1O�јý�ÆÌbì%ÀÔ!J²^�êÛGæQs�¨¼)xþ�éSƒþÏ�Ö�k�'Ÿm�5
5Äs�-CÖàÊ7×ø�ú’°°¦£uÈýî�ØOþ�·]Ð)��Qn�
j¤^Ž-âí†ñ†[Æ÷P¯h¶¤�ÖÝݹcš?ÛžšI�Ïí{Z{¶Ù�û³-ß�C¸[ès�ûÍ;lºUßa�´‹�‚2û(ïCÿ =1ÑýÎ�
ßÑQ^<Œ'·IÜQë�Þ,/ßgœã6nÞ(q�÷‘l‘Oê‹�óÈZ)Ê-û
·äÙpË™Þ °J
�ô3÷M�~\�h��j…ó
ÁX�xï�n�ÿvï�ƹ;ÜêwFôν�/-r7ÆK¦
/µÜ¦�âöÓTâÅ_ßÖÜFyÙ‰[Žã>6Â-ý
·ÜcÃm
:‘�¢çv�¶ �nÉûe`�˜
ý]èúk� D�ó`¦üêÁ�<#³ø*(èΦŸõÎK}^<äÐÜîÄ‹Ž±�—æ¹Å¹}ÉœÛf¹ý/çÖ|3`ÿ�£cùA��Þ{jìø;�<�› PZ�Ú:áG�Ï;»~ä�5$�±P )ä*±�±ÑBSY��
>Å�¨ÿ���ÿÿ��PK����������!�dØN·o���f�������word/media/image6.wmfŒQ=K�A�}E,N
´H��8ÒYÛÄNðWˆ� �g¡ ‚µ–ú��µ1à9³w�´r`îÞ¾y7;÷æñáî�q�ר”Àâ¶��=£�ƒ [íãgŠ� "Å%‹�EQdѼ�K¸ô�.C®�É1?Ý?‚q°6�²|
�]r†�xâL'š
Ö*�ÝróÀ�ž1Èì'w“/$
ç�_-3�hK�*AyZÔ«ª§u™‘ˆµ*Ñ®°"ÖvtKýîÓÑ'Im™>,*P�å�½P|-hÉvË�èL‹/]:üâ�DZuÄ�²å½ª_w×ýÀÝدVj¸¸m�!§�Þ�ìm2�Ù�+9çzˆÄËZóo?éúÿ~Úö}U$›CÉ©©�ŶÂó�|qF˜a;ã¬×;—!7�=‡Ÿ²ÇîG8Ø-w)‹�{º¶�UDS›Ízï é`�GV,Å÷·�®nÚAì,%ÓhÈ
À7���ÿÿ��PK����������!��”ƒ¬6���< ������word/media/image8.emfÔVQk�W�=3I&ºnuÜ5aÕPÆDŶ‰Ä]¡y0thkK¨JHâ[ ‰¸¥A×,$v�¬0�("�ÉKQ Ò‡B�úÐ …> ÒÒßPJõÅRÖ„V¥àöœ;{ãºIL”¾ôÂÙ{çû¾{î�ï|÷Î:�Î�-ÄÓjµ:ξ�°íÝm@O���=þ�ààÈ� “Nšžoͱ1$aåy�ð[3¢…&��½.°—øðý�÷��‰héÐü€¦$iw°™ä-].:
�v¶™žx�®£�Ëæ¸Ü®��t25Û–å8r¹¡—¢}¿·�»ÀØ*àóùGŽîèÉ�î�Œ/db’8>6õÙÈt1�
šµÿq£§t²ÍjQ4»ðGÆ ùÉàD¾�
M�ÆÎáÂ7K¥ËDÐûWé^êÓ“JC�£ù�È&F�»MÊT_.›ßT³œo�YwÎ>ßrõ|8§·mX‘ï��xºpj‚�]Üšx�>L-±¢�-\!•å�1™ê_Á«Õ^æMb^g™7¤FÀp.Á_å6ar+�jYóÑjžn�5�×í�žžœÊ�pR��gìÁU3A?/¥ÌÞ{¸_û
qum§7Iè�¤’O\"v�ʯOØç
ÇŠU“ê�‹}gm,ÁUײ+V»÷ Û,_Ȫ`Ö1Ä®H�qD<�6Ný¬Œl&‹�G�yL"À ö%öC˜ m
çâ°u~Óô·#Û:WÖ[gZµËv„ßïCÐ�6gâôÁ42�Ζû�Ã÷¨*ö;o®ü€�y±åMí�
Ó�ÝLy×�_ìœ+�Ùö,&¢¿r}7ΤöÜ��ã�Éx�®å]á:âüy�uæ�Øîi>§×µxÿ•ß»Ì� ý7÷¤±‰xÒµXª|Ûe´ÒÚ;~ióÔwÐw(»XòÉrús#/öql5�áx”8F(Õã„vkÒ-v„�~zç.“5Jƒr¦¸ú¦�©‰§�9dÙGu�]8Jˆs€hä?_ã—�-þAúº‰�°œos¬9²5rÞrã=¯Çy˜s#bˆ(2˜ÓÖªÁø†À4ëí�«î,#_¥ýÿëGÙn¬AÕ_q¡ËÔ–êN§^}†õw‘¾$-ªçÆ�T¾��òK+«-Î�¾‘òµÕ|¨Õã
�G Å#ê›)Fþ
ÒØ_�®±·Ú*~µûEöÿæ~yùs�pm M¬Ìiý¹6þUÏu|“ÿñVÌñ+ï�Ý_Å–øþ*°¿r#*Ç'�øŠãG~âfïÂnè;Ú¨ËmΗ¶ó¼Ÿ–nÌ”¿f¼rªyO-?,ižò¥ìKO�÷Rã o,–�µ•Ïj+�-¶-f6À¿;+ÎmHÛF´�Æ�ý�c-¶â÷‰økÈ�[üMäNõUä¹�Ä�¿�…Øù
êµMc#ÚŽ¤��ûŸ¤<iÛ¨ËzÚjžò¸�m�gµ•Îö›ÂüGvLsÔËÕ�¿«Ý·/Ò%à��Ó¥}�] �ÿ���ÿÿ��PK����������!�œ„��B���L ������word/media/image5.emfÌU]h�U�=3»M“Ý´�æǬ|�A1ô¥>ŠˆTh¡ B-ëƒMÑ�íC©�l©A#غ��ÅB×sîÎ$›ÅÔ6Dð#'óÍw¿ûÝ{¿söŽ� K¬'d{ˆ&ãUþ�ràM�p_8Ø�Xè‹���ŠTå�7Z ¦X°T;v3 ÿ“�X�]¬ÕI¼¸ÿ¥ç™ê«ÐL÷®³š²‘q
µ^¶¿ÆñG´ù„šêÁr‰w+±ƒPó
é�cÄ ‚²-)M¥Ò�kŒ5�!̓�}è†.4¸ÛMÍâ�ña-
"ˆÅ�ó�í”]¬kb¼³n�ÚÁÜ2àð½Hïc¯�~f1-Èä4â`ºplh|4��1kß±]Î�,¾žC6¶š:ëø¿�#€<ÛÒŽåYv¹\6ÞÓV‘M™U£6œ¡‘\fÌíÏxî`>—>ŽÏ¿žöŠ„[üÆ�’P�žbÕ�Ÿ;c7¬3Qíµ�-ÎdQ-ÄNšjù´ÎwÇöïòA{Ð5,³V‰kUêúÖµˆzÓ—
ß/°›z¯]‡A[g94ž�Îgá¥�¸�‹íXé,:S‰{
ëž²UwoZgTwc¦»Š!è›�èé¼áòíŽCãc…LN�1<‚I“¬�ósMøâ«i¯Ò·¥3…úÚÌœFBk‹)‡xŽh!¨”eï ¾+W&æåk�‡�_�x(ð•«ý;Dha½"•‘âÎ�90Ê�ªá�ý„™b«�7šÀ�rÈ`
.úùôø�Dž±4Ž/M¹‡7Ÿì³vh�c�·›qµ»Ç®Ž��bcõç¶cöÊ�4Ò�Ãj5˜M%à|·Ýô!ÅøiÆ»ùÞK_öÑîöÅ5��1ÅS>ðAÿ|²ž¹_^ÿ~qo)ß�ötŒ¹ÅŽËIå½cæ5ãí¹-’âˆ-Cöò\2ÎÊêÿŸ]=v|ä’'8|W�ßÿ4��Î{ë�6ì�õ’wôuC/-ãXÈÙ�ý,ñ$!žö�âT�îìzwß{?Mî;��n0 _XQm¤ËØ+
ÏN.x�N÷Ú-év“ûÙ®Ã�—
-
�ÈÃ0yÉ¢ÙÔ9Á˜ð�ÑMh-a#¡µ6�µk�ä:Z‹�+®5À±<q‚�µcÓ÷ïêîY²© ÎÚhgíy�~þOÚ‘&¤�éæ7£7 ŒÝgͲj†zQ½�Ò Ã•;�ã¼W†©³,C«±�Ó‹úøo½¯ÖK”ù.±ü®Ñ©ZáߪÜ;�rXšø˛غàéGº{jÁûöÈ/ü~¶2�ø‘~o<VH<³�ú®ÖÞ5º-u×ÌüÞŒ†Þ_½‰�³¦Žæm;;íiž´¢§òÎ�ͨ2P«�í,Ô‹´�rÛ¦dÚ6¢–ÛSL¼n÷–�¨æVõ�Bº -ò…¤Žô�$·c¼-2dxu¶œÛµèÓ�Áí¹�±HòöUNž�ãüMû/3î�²uDXKuõ-h!d
±T±Zí¨ß��Õ:�·��âîbSà‡:ºÆËÆ�8YIG�œÃ1ÿ"Ÿ¡^ôÍTÍ�DmÍ
q«yâVO‡Mº�·êwÈ-x–Ž¥göß�}¾úÉ
!ÿo���ÿÿ��PK����������!�>�›-����t�������word/media/image7.emfÔVAhTW�½ÿg2Ñɤù“‰1Õ"_«!.
“É,ÒEê@kÚbLC̦àˆS�2Δ¤Ž‘Q¾t#EÊdS*¥š…ˆÒM�.T¤¸è¦kKW�‚B)��c J©ÓsÞûO'?3��uÓ ÷¿÷ï½ïÞûî¹ïýo‰È
¸�Lú�¼QÍôccLdW‹ˆ»gߨˆ%s�"}PA´šBZ˜†ÃåÕ�‘{!ñ®¶��ÈY[¤�þàý�Þƒ©GGwnnù‘K
CnÉz8OBeË[Ê�3[��ÎѶ RÙZv¹\V³�«×—µ?·‹Úi{±- ò¾p§l�Ø–E�¼ßÆì2ø`›ÈïpÖîÛDeßôÜ‘©ù|Fä Šý·í=ƒ�TbP ÙâL�ÍffÝñLÁ�Ìe§�ɉK� gÀnâ¯Â?±Oï²
»`�]H2âYù�%ƒ©¡ä:_â„èl eÞ'ZøžHq·�ˆ6ŠàìŸÏ-Ê�¢ï¢‘ßþ\êª�Ñ�ÆY†+ã7nÓïˆï×ÅîI%U¿fv¢ýZ¾ß%«]yÈ-É—Ñ�÷»6ßQ`/2–ŠàIÌ" 3ÊÄGÃ�@�º¥P¶l{ÛþùÙ¹LVî²ò‚�[åK½�VÎý.U�¢aö »6�m�ÌJ�}�|
¼ LÜ�°yïÅœ¶$v�ç
ñ¦?g[õøsÚ2{�lÈø[Dêiä= E-
èÃ{Æž|A% AªŠrT²’‘Yqe�c�ã¤ä ›–cÚ¬Î3
}�$Û�ŠÜuo�³$ã�܉«³�ú5.½�KÅaØ`eÚ~½a¡ø ¼P¤ÝbËÎ0G åó.t…‡aŸß¶Úƃ~ù›Íòslë'[0ï�š8=áþ_â*þL•8ß#†‰ãüÐ�æz,¯ �ÿí‹1äðn+ó¿��WÀOß^)��Ú®°bìk§œ0Ç[Ð�&W
¼�>®à•�˜�̦(���@¡îºnŒ,ûÇŸu¦ßùêÚî<÷ ����W�kDš‚pPR2$I9…ùi°�©#ï�3Æ8¸�\�à é�”ÕŠ1�Ý�x�l|Ž`NŸ{ÀAŸ��™y×ó™�o7se�ò0™GÏ�BçÍÀòe(©�ýŸ{ˆç&؇ìÁ?RÛU�±÷xò9^G�ž„Ž=Çž
¦¿�}¨o-
ö!ëÝ�¦žX�lû0'�ó ¶q,j�Û‘e݇“ðAléßE¿bxN%_þzb³gÛU™Ô?Û¬yõ³-¿�çp‡ÑÆC½y‡å[õ�–Åxö¼W4wÝ·˜ßˆE¼ÄÕÍÂot�—�XOl?Ä�õøü�ÅEØóŒsÝÓ'� \Ç:²šÄ“óŸ°æÄΕB�[ê
¶ÄÙ`ËL�—ÿUdÚ™û¦�/K`ÊÆÀ•Ä<H��æÀ£`ƒ-ýW;·ôóz°-~çþ�..b7†K�TÇ¥�ÛxCئ;"¹’�m�—zØr�ëØ�¶´3زÆ�[þ�R×�
ž[âå5€-q¯¼“éß�ë¿�L@úŸ�™ò¯�wò¬Ìᯠ«•M?k�—Ú¸¸ˆ¡±-‡‹ö±�—æ±Å¹=cÎm³Ø¾Ê¹5ÿ
¨¿gæؾ—Àƒç¸³B
Ü=~ë�0‰ýPÙ'oà�}ArÀœÿ ��ÿÿ��PK����������!�JœQ¬þ���·�������word/settings.xmlœWÛŽÛ6�}/Ð�0ôÜ]“�)JB¼…®½ i‹:ù�Z¢m!’(Pò:Û¯ïè�ÇÉ$�ò$q†sx83$g^ýú¡©7ÏÚö•iw
}$ÎF·…)«ö´sÞ½Í|gÓ�ª-UmZ½s^tïüúôóO¯®a¯‡�¦õ�€hûÐ윋mþ8ëFõ�MUXÓ›ãðP˜&4ÇcUèåã,�v眇¡ ·ÛÅèÑtº�´£±��úGcOÛÙ25Å¥Ñí°e„x[«k5�áþ\uýŠÖü(�,u^Až¿µ‰ç¦^ç])ùÖÌe»WcË��ßCo4è¬)t߃g›zÞn£ªv…éëïÁ™ýùº:Xe_>�y‚°ýgL³¹†�¶�8�bNˆ³��¥>ªK=¼U‡ý`:˜ò¬`1É�uqVV�ƒ¶ûN�À.1í`M½Î+Í_fHLÓY ?�žK»?«N§3pÿôÊ„ý(XVê7Ï¡þ��tY��f]U6êÃÎ�”±�a{�¿„¸†Gc†Ö
ú;²^GÀ£*wÎBö3)]àVñlªÛò†³
îaî…+Ê��dw§†É�pˆJØä5��þ�–«o�‰"�0>»eÔÞ4„Ê$OQ�—�t��Pîá61óe€¢å4^Ã�Ïš¹n,P�&¨ Søf?ÜvÊ�‹Ýɇ_jd-û��&]æ¡û�M Pï°È•>Î-§2H°u\*}Ü;.�y†Û�æ�.ŠæóH¢;å�w#”�O(w3
”z˜†RÊiŒj˜—
�§”á�"(Ï\‰Ù�.Ó�E�¾d-šo"ð|�j¼„G�õ��Ü�ê�/cQ°œÆûÜ‘Ôƒ�a¬¥ô�CѤ�ù†æ�Œ™GqMêy>šU>a4BsÇwE��Œ›/XêâhžäiŽÚH—|�-#�A× ¨'%ê�€Qá£'�4I†r $‰%Ê-�^†çh�xéW�D,qqÖ±L"4w‚ŒSŽ²Ž�% š!�åR¢1ýú=��3�aQˆ���Š��/ŽÑ» ®½Œ¡�»"�Ðøľ'r4{A“ã'+N\-£ÞI¨�|Ô; •q‚Þ! Ü•1ºÓÄe®‡æA"XÆѳ�Hxšp�‰ˆ#Ô;I&�þ–¤„¦)ê�”ò4A�¤LFs)ðù‹‘rxMÐÈÁ"$CïÞ4…[�õ[šQÏGs'£"%è=š¹Ü§¨w2éf�ºN�±8Gs'‹Y�£ç'‹]†¿§ ‰ð÷'ˈ› ¾Îr/'èNs"}üœæŒå��vÎ\ÂÐìÍ9�ø+“ç4�&�By7>
P15áXƒ�EÙü—Ci¹iæú3QÍÁVjóf¬Ò¡Ìjƒ}Wíª?hè�ô§šýå°*--fEߨºÎ¡|]�P Ïš²ê;¨O'àú�²§�ò�Ü&´¨�JØ??¢�…´¶¿YséfÔ«UÝm âuAÊù‚WµÃëªYåýå°_-Z(Ö?Q]Úòïg;�no
º†�ôWzôÐkÕžÖêJ·�ïöãÔkXÔv?ö`ú�ê:¨ÓaÊáDwN]�Î�u`8À¨Töý48œØ¢c“
F£n�¨bÜ�Ì^~Æ ó/ÌZ~n2w•¹7�_eü&�«LÜdÞ*óFÙù�º“ºjßC¯³þŽò£©ksÕåï«pç|!š�0µ�?Úw,]J-^Ìe¸ëQÆ
flRº;é¦Tƒ‚Fj Õ�ñÔÃ|Æel´Š �rÿÒ�nýÓãL¼®úa¯;hµ�caËS�öË„|븟þ���ÿÿ��PK����������!�ü�°R|�����������word/fontTable.xml´’_o‚0�Åß—ì;�¾O*þ���sóq�‹û�W,Ò„¶¤·Êüö»PÔ�g¢�+ ç´‡Ë�3™ý¨"Ø ‹Òè„u;œ�B§f#õ6aß«å˘�è@o 0Z$ì �ͦÏO“*ÎŒv�Ðy�±MXî\�‡!¦¹P€�S M^f¬�G�v�š,“©x7éN íˆóahE�ŽÞ�¹,‘µiÕ=i•±›ÒšT Ò°ªðy ¤fÓvº Š5(šz�…\[Ù�%hƒ¢KÞ-Š„ñˆ/ù€îõÕç½úÎÂ:!ÍÁ¢p§�ÜË�(Y�Ž*V�Ñ�¥ti~Ô÷`%¬ á-”[2v¸æ ›sZÑÇ’y¥›°~-ðÑ[«D4T»Z¥w©¤MŽßòÚä�B9§S4~èÿÏ�‰•T�ƒOQ�_F�GuM$âC"1 -5™ÞCDl“Û�¼“���GóñèLd|ùýg"ÔƆãm"ÝåƒD� ¨�p£�5�O¢Settings.xmlì—ÉNÃ0�†ïH¼Cä;Ä1‰]W¤H�âĉå�ÜÄm-ÅžÈ6�ðô
&òX7-'ñw78ïÿO7Ú’àô���ÿÿ��PK����������!�zl]B����‘�������word/web
)K �È�ÑCNqfËïù2Q|~ñh›d£}0àJ’�R’hWAmܪ$÷wW'�’„¨\-�pº$O:�‹ÙñÑy7íôâVLj‘!Á*.L}IÖ1¶Ó4�Õ[�N¡Õ
Z
}KðVE¼õ«�–KSéK¨-¬v1e”òÔëFET�Ö¦�äÊy&Xï^@ýti6èÚ¨�·OÒ×`«üµ^Æw+ý°Þ˜Õú�ó�
-Z÷›j�øºõPé�Pˆm¶õ¬2ŽÌPcm6áíštSS—D ´ßcç�#Ø/v”3¯ýë3âgŽÃÆ�
Ï%Áöã¢U�¶º_WÐ�¶U=DØÊhv”�Ë\ì)�–ëww>$5í�ô›Þ.÷id…ÈY!3:â�ò�ü�
É)—,ç|Äq�82J�Ë ÎÇñ�ô�ü«ñÈ„<ã‚1™�óq�ó!Y‘S1¡“‘Ç!ð`�•‚s–Ÿ�<
ƒ�“¼˜ð\Œ<þ‹Çö¯·?„@��5Ïú üÜC�´Çã�úw
R³����ÿÿ��PK����������!�rð{>â���Þ�������docProps/app.xml ¢��( ������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������œSÁnÛ0
½�Ø?�¾7rÒ +�FE‘bèa[�ÄmϪLÛÂdI�Ô Ù×�²�ÇÙvšOä#ýôôHÁí{§³�ú ¬ÙäóY‘gh¤-”i6ùSùõê&ÏB�¦�Ú�ÜäG
ù-ÿü vÞ:ôQaȈ„MÞÆèÖŒ�Ùb'Œʆ*µõ�ˆ”ú†ÙºV�ï-|ëÐD¶(Š�Ã÷ˆ¦ÂêÊ�„ùÀ¸>Äÿ%-¬LúÂsyt$˜C‰�Ó""ÿ‘äh`#�¥�B—ªC~sMø˜ÁN4�ø�Ø�À‹õUà׫9°!„m+¼�‘Üã‹bU�›�pçœVRD2–�WÒÛ`ë˜=ö�d‰�Ø´�È–=Ê7¯â‘�Õ4…oÊ�”ù�`CDÚ¼h¼pí‡À1ƒ½��·ty^ ��Ø�€��i°;¡H1�âú€2ZŸ�õ‹F»È³W�0Y¶É�Â+a"Y—Ú†¤�µ ÑóREMÜT�ò>œ¶Mcµää�õRpÙ˜ÀA��.Õõ'„Çšn�ÿ!v>�Ûk�¤NäLÂñŒ?X·¶sÂ�y�4úS’Üþ�ž\iïÓÆ|Øx NFÿ¢b»wBÒ€�Ë4¢ó�LJ°§]ÁŠ¦z"<�ð@–{�N¥�MƒÕ©çïBZ«çá¹òùbVÐ×ïÑ £m�ß�ÿ���ÿÿ��PK����������!��”ÝÝØ���$?������word/styles.xmlÜ[mOÛH�þ~Òý�Ëß[BB“‚šV\€;¤¾P�ºÏ�{C,loÎv
ñQ"C‘�xº
oö„‘ÿ9HÑ��‹iÜ`J›pR
ô×ß쬽qì8žÁ®tºO�õî<óúŒ�;>=G¡óC&i â©{üvà:2ö”-Ä�S÷þîêÍ{×I3�û"T±œº/2u?}üý·�Ogiö�ÊÔ��qz–LÝU–-ÏŽŽRo%#‘¾Uk�ó¥J"‘ÁÇäáH-—�'/”·‰dœ���ƒÖ©›K{¢H{R‰¿N”'Ó�´�B#/�Aì~�õ|å]ȥ؄Yª?&7Iþ1ÿ„?®Tœ¥ÎÓ™H½ ˜º3��‹$paEŠ4;O�±³¸:�ÓÝm^:uï‚�üðU>9·*�±{¤E‡"~�1?D8ueüæ~¾+Ô.-�$ŠäÍü\-<BM‹Ÿ%�×V�³«b-8�\:7!�ãåò³ò-¥?ÏàÁÔ…°ââýõM�¨$È^¦îéi¾8—QðWàûRg@±1^�¾ü{%ãûTúÛõïW�Ï\¢§6q6u‡ã º<LýËgO®u<�/��@�Õ�B-6-á B›`«�Y¨ ââ?�äqîÙ}(+)tÎ:¨ÿA ´zÓ�h¨-*�€rYºŽº‹8é.â]w�ãî"&ÝE�Su�ˆÉ�RVÒƒš)Ï$_9'F§�RVŸ¨eQë‰ZÒ´ž¨åHë‰ZJ´ž¨e@ë‰ZÀ[OÔâÛz¢�΃'<�ÄUÍ¢�zƒTØwA�J}þ ��w¤º¼)87"��‰X¯�ÝŪj-"Ëùf‘ÑTE:}=YγDÅ�--�š2x5'_Fë•H�x}hqý°£ëïÄ"”ΟIà·B½3ÉW³É¼�ìka7¡ðäJ…¾Lœ;ùl"Ê8ÿU9óµð ¶*×1¬Ÿƒ‡UæÌWØr[ÁÆ�N
Ç�y¾ (Ÿ ¿i.|ù:Æ�ýM+z¥|‚þ¦q½R>æÇáø²™æB$�
Ù,ü‹ôƒMT¸†ð626|Î�s��U<ì¢��¢z�·Z¡�@1Á´
©¼&ìÚ�©P%ËMXÔ@+=LØ�l!h&°‹ØÊ'‘Ä„]Á;ôéœ{-|s£ä);�[-e °ÃaP°Ø趰ƒR¡½c†Eì�U°†
¬n\Ë�b“î-ü�è¿òp›�²´}×l-çQƒ� �‘Þ¡¿oTÖþ
=là<*Êu
�.I¥CC�5T-�-Ï'Óï�1îÖø�@Ý: �¨[+d�5äGó;�í‰t�îÍ‘�ŦeÛÅ0íÈÌ<a3³�âµ€žú&áý«¡z›s¡Þ7 (ì�Õû&�…��J/³}“€Õ[ß$`5t�æ�•9•c�»o–�ì›�Á¢~È›�Ô�y�€ú!o�Pwòn�é�¼ Xln°œZ&o��ná|Õ·@eò&�±¹Á°]þ7£¢ï¡”Ã_n{ o� ;@uò& °£ÓDÞ�,ÜÂÉ„ –¥:�V?äM�ꇼ @ý�7�¨ò&�õCÞ� îäÝ
Òy�°ØÜ`9µLÞ� 6=X 2y�€p ‡�ö’7Vý/'o� ;@uò& °£S!Tû’JÀb�¨‚eÉ›€…[8É�carsŒê‡¼ �õCÞ� ~È›�Ô�y�€º“w;H�äMÀbsƒåÔ2y�€Øô`�ÊäM�bsÃ^òÆbüåäM@a�¨NÞ��vt*„jyŽ€Å
P�Ë’7� ó¥3y�€pËk�8�õCÞ�‹ú!o�P?äM�êNÞí ý‘7�‹Í�–“7�…� :y�PØÑ©�ª%o� Xln°œZ&o��›-,P™¼ @lnÐ÷lá¾(ùzêqC�Pï��·�ȀÆ Q�s�oåR&06$Ûo‡t�,,d 6¤�ÕÄ?”zth�»G� B† �a ðJ÷ ÞÒ)�"Œ&�& î¾Í
SËäM�bÓƒ�*“7�ˆÍ�{É�kä—�;@�,Ku�¬~È›�„‰Ù™¼ @¸å�@XEœ0õCÞ�‹ú!o�Pwòn�é�¼
œ¿Ì�Lí�¦ÔîÍ�˜1*� —5Œì¬‹›åZ�Œ�é!ª|��7^Ã@P>Ö£�ë9؈£Nù2þß6GÅßaÀÌ/öéi%œå�=³
�ïÇ““‹+c�
6¡�æê2ì�ËLÂ8�L‡iø0Ðcgà ֧þp» aAl2¥Ïƒ-¹��ðB9? �¸UŽÐéÏ™-ñBõÌZiÈ í©{À[� <Ðã€�ò{øöj�Þ¯ú£á²>*¶��)ÔË/ío_í̾�«£Æè�½3}Aý€Îx�ý`è�Üb<WW�fÆŒOí(×~�íB��øå:Öy��~�]“oþ³0báùL†á��¡ÌÔºyk(—™yz<À&]�µPY¦¢æó ÞaGMö €�)+c>j#à·�ßÇ›h!“üú}cÕèææV³�®îãºq¦-{Ð-³–êõfÝv*ÚÖ°æ
e/|œ-
Hñª6z–
–Q™…€ñ¿ozš¯VÞPŒ�ź‘4ƒªéž9»Tqy9�ÍFFj^é�ä8Ò ? |}…Ö�ëZÁDæÉøý Ϩí-Œ¸®�Ür:‚¹�0QG6——V)¨L@'öÃ~�jöý
—x›�Òr®ç4«ŒZòa5"摳õo%,{©�ãW��3@ÍÑè•p÷'è•‚Ë õ�]šeN‚�I[�v¡¶f—ü¿�´äÃj‚šG]�ÔHùo$hQÏéÇ����ÿÿ��PK����������!�–3“¿Š�����������docProps/core.xml ¢��( ������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������„’QKÃ0�Çß�¿CÉ{—´ƒ©eë@eO ‚�Å·˜Ü¶¸6�ÉO¶1`Q�K<I»B˜�Ù š‚R'6Ps7ò í‹«ÆÖ�}h×Ôp±åk 9c�Z�rÉ‘Ó
ͺooš®Ù&‚o¹»ÿýr÷O¦óïºJ¾À:Õè�ÉFŒ$ E#•^ÏÈËr‘^“Ä!×’W�†�Ùƒ#óòòb*L!�
˜šH$�¤��iv¶ �)(TPƒFG³QF�Z�[»?�BåDY+Ü�¿ÓaÜS¶�}1ª¿�ŠÂ¶mGí8ŒáçÏèÛãÃsX5UºóJ�)§R�¨°‚rJ�G�r»�O�اcà Â�ÇÆ–JmCË�wNoaß6V:ßu�ù6 NXeп_Ï<KxuÅ�>ú�])�·ûòÅ��”_ªû�å$(bØÕ:ù“U�A–9ËXÊ®Òüf™åEÎ ÆÞ#s�y�‚áýb �oaÑ�>T^Çw÷Ë�9ð&iÎ:
_ùî�
Þø¦ç�ª`„¿5�ëÃ6ÿ�ã„ù9q�ôvž�ãò���ÿÿ��PK��-���������!�( ìJ³���p���������������������[Content_Types].xmlPK��-���������!�-‘�·ó���N��� �������������ì���_rels/.relsPK��-���������!�ù¿½9Ù���-
��������������������word/_rels/document.xml.relsPK��-���������!�Ð�ws�P��i›����������������+ ��word/document.xmlPK��-���������!�ª�Å�£���j�����������������nZ��word/footnotes.xmlPK��-���������!�ó•ªD-���õ�����������������A\��word/header1.xmlPK��-���������!�Iûrþ£���d������������������^��word/endnotes.xmlPK��-���������!� J•´Æ���������������������î_��word/media/image12.emfPK��-���������!�¨ñý¤����������������������èb��word/media/image16.emfPK��-���������!�¸1˜� ���Ì �����������������j��word/media/image14.emfPK��-���������!�ÁÛú4^���������������������[n��word/media/image15.emfP���������!�¡Áúû ���������������������ír��word/media/image18.wmfPK��-���������!�°Ë˜�n���4�
K��-
����������������,u��word/media/image11.emfPK��-���������!�.ÓnŽò����
��-�������������Îx��word/embeddings/oleObject1.binPK��-���������!�–µ-â–���P�����������������üz��word/theme/theme1.xmlPK��-���������!�ÌXl>v���4�����������������Å���word/media/image17.emfPK��-���������!�
¡)VÉ���h ����������������o…��word/media/image13.emfPK��-���������!�YØÅ·b���À ����������������l‰��word/media/image9.emfPK��-���������!�§O>1j���À �����������������Ž��word/media/image1.emfPK��-���������!�¡i?'®���Œ ����������������ž’��word/media/image2.emfPK��-���������!�‡�S±���Œ �����������������—��word/media/image10.emfPK��-���������!�€¡-š4���< ����������������dœ��word/media/image4.emfPK��-���������!�0 zü˜���t ����������������Ë ��word/media/image3.emfPK��-���������!�dØN·o���f�����������������–¥��word/media/image6.wmfPK��-���������!��”ƒ¬6���< ����������������8§��word/media/image8.emfPK��-���������!�œ„��B���L ����������������¡«��word/media/image5.emfPK��-���������!�>�›����t �����������������°��word/media/image7.emfPK��-���������!�JœQ¬þ���·�����������������Ù´��word/settings.xmlPK��-���������!�ü�°R|����������������������º��word/fontTable.xmlPK��-���������!�zl]B����‘ ����������������²»��word/webSettings.xmlPK��-���������!�rð{>â���Þ������������������½��docProps/app.xmlPK��-���������!��”ÝÝØ���$?����������������™À��word/styles.xmlPK��-���������!�–3“¿Š���������������������žÈ��docProps/core.xmlPK������!�!�‰���_Ë����
87
Lampiran 15
Tabel 13
NILAI KRITIS L UNTUK UJI LILLIEFORS
Taraf Nyata (α ) Ukuran Sampel
0.01 0,05 0,10 0,15 0,20
n = 4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
25
30
30>n
0,417
0,405
0,364
0,348
0,331
0,311
0,294
0,284
0,275
0,268
0,261
0,257
0,250
0,245
0,239
0,235
0,231
0,200
0,187
n031,1
0,381
0,337
0,319
0,300
0,285
0,271
0,258
0,249
0,242
0,234
0,227
0,220
0,213
0,206
0,200
0,195
0190
0,173
0,161
n886,0
0,352
0,315
0,294
0,276
0,261
0,249
0,239
0,230
0,223
0,214
0,207
0,201
0,195
0,289
0,184
0,179
0,174
0,158
0,144
n805,0
0,319
0,299
0,277
0,258
0,244
0,233
0,224
0,217
0,212
0,202
0,194
0,187
0,182
0,177
0,173
0,169
0,166
0,147
0,136
n768,0
0,300
0,285
0,265
0,247
0,233
0,223
0,215
0,206
0,199
0,190
0,183
0,177
0,173
0,169
0,166
0,163
0,160
0,142
0,131
n736,0
Sumber : Conover, WJ., Practical Nonparametric Statistics, John Wiley & Sons, Inc., 1973
80
Lampiran 14
Perhitungan Rata-rata Seluruh Sampel
Interval f xi f . xi
82 – 86 3 84 252 87 – 91 14 89 1246 92 – 96 8 93 744 97 – 101 19 99 1881 102 – 106 13 104 1352 107 – 111 5 109 545 112 – 116 1 114 114
63 6134
36,97=
= ∑
XNfXi
X
Dari tabel di samping didapat:
a. Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen
82 87 88 88 89 89 89 90
92 93 94 96 96 97 97 98
98 100 100 100 102 102 104 104
105 105 107 109 109 111 111 112
%12,53%1003217
=x Di atas rata-rata = 17 siswa
Persantase =
%88,46%1003215
=x
Di bawah rata-rata = 15 siswa
Persantase =
b. Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol
82 85 87 87 89 90 90 91
91 92 93 95 97 97 97 97
97 97 98 99 99 100 100 101
102 102 103 103 103 105 105
%61,51%1003116
=x Di atas rata-rata = 16 siswa
Persantase =
%39,48%1003115
=x
Di bawah rata-rata = 15 siswa
Persantase =
76
Lampiran 12
Perhitungan Varians Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
xi f xi2 f . xi f . xi
2 82 1 6724 82 6724 87 1 7569 87 7569 88 2 7744 176 15488 89 3 7921 267 23763 90 1 8100 90 8100 92 1 8464 92 8464 93 1 8649 93 8649 94 1 8896 94 8896 96 2 9216 192 18432 97 2 9409 194 18818 98 2 9604 196 19208 100 3 10000 300 30000 102 2 10404 204 20808 104 2 10816 208 21632 105 2 11025 210 22050 107 1 11449 107 11449 109 2 11881 218 23762 111 2 12321 222 24642 112 1 12544 112 12544
32 3144 310998
Dari tabel di samping didapat:
( )
742,67992
67200)132(323144)310998(32
)1(
2
22
222
==
−−
=
−−
= ∑ ∑
S
S
nnfxfxn
S ii
77
Kelas Kontrol
xi f xi2 f . xi f . xi
2 82 1 6724 82 6724 85 1 7225 85 7225 87 2 7569 174 15738 89 1 7921 89 7921 90 2 8100 180 16200 91 2 8281 182 16562 92 1 8464 92 8464 93 1 8649 93 8649 95 1 9025 95 9025 97 3 9409 291 28227 98 4 9604 392 38416 99 2 9801 198 19602 100 2 10000 200 20000 101 1 10201 101 10201 102 2 10404 204 20808 103 3 10609 309 31827 105 2 11025 210 22050
31 2977 287639
Dari tabel di samping didapat:
( )
366,58930
54280)131(312977)287639(31
)1(
2
22
222
==
−−
=
−
−= ∑ ∑
S
S
nnfxfxn
S ii
69
Lampiran 6
PERHITUNGAN RELIABILITAS
INSTRUMEN SIKAP KEBERAGAMAAN SISWA
Reliabilitas instrument kewibawaan guru dicari dengan menggunakan
rumus Alpha Cronbach sebagai berikut :
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡−⎥⎦
⎤⎢⎣⎡
−= ∑
2
2
11 11 t
b
kkr
σ
σ
Keterangan :
: reliabilitas instrumen 11r
k : banyaknya butir pertanyaan
∑ 2bσ : jumlah varians butir
∑ 2tσ : varians total
Diperoeh :
= 13,836 ∑ 2bσ
= 110,887 ∑ 2tσ
k = 25
maka :
914,0887,110
836,131125
2511 =⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡−⎥⎦
⎤⎢⎣⎡
−=r
Dengan demikian koefisien reliabilitas instrumen sikap keberagamaan
siswa adalah 0,914 dan termasuk ke dalam kategori tinggi.
Top Related