PENGARUH DPK, FDR, NPF, DAN SUKU BUNGA PINJAMAN
KONSUMTIF BANK UMUM KONVENSIONAL TERHADAP
PEMBIAYAAN MURABAHAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
PERIODE JANUARI 2008 - A GUSTUS 2011
SKRIP SI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (SI) pada Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Disusun oleh:
Wulan Pradita Sari
107081003035
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN HISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF IDDAYATULLAH
JAKARTA
1433 H/2011
!'ENGARUH DPK, FDR, NPF, DAN SUKU BUNGA PINJAMAN KONSUMTJF HANK UMUM KONVENSlONAL TERHADAP
PEMBIAY AAN MURABAHAH PERBANKAN SY ARIAH DI INDONESIA PERI ODE .JANllARI 2008 -AGUSTUS 2011
Skripsi Diqjukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (SI)
pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Pcmbirnbing I -.)
~_J~-=> /~,_~ L .
Prof Dr. Ahmad Rodom
NlP. 19690203 200112 1 003
OIGh:
Wulan Pradita Sari 107081003035
Di Bawah Bimb.ingan
Dilet"iu.
dari
Adhitva Ginanjar. SE .. M .Si
NIP.19740810201101l001
JURUSAN MANAJEMEN FAKUL TAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGER! SY ARIF HIDAYATULLAH .JAKARTA
1433 HI 2011
LEMBAR PENGESAHAN U,JIAN KO!VIPREHENSIF
Hari ini Karn is, 28 Juli 20 I I tel ah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
5. Nama 6. NIM
: Wuian Pradita Sari : 107081003035
7. Jurusan : Manajemen Perbankan 8. JuduI Skripsi : Pengaruh DPK, FDR, NPF, dan Suku Bunga Pinjaman
Konsumtif Bank Umum KonvensionaI Terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah Di Indonesia (Periode Januari 2008 - Agustus 20 I I).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk meianjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnjs Uruversitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
Jakarta, 28 Juli 20 I I
l. Prof Dr. Abdul Hamid, MS NIP. !9570617 !98503 I 002
2. Ade Suherlan, MBA, MM NfP. 19800525 200912 I 001
3. M Arief Mufraini, Le, M.Si NIP. 19770122 200312 1 001
( ______ _ Ketua
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis, 15 Desember 2011 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
l. Nama 2. NIM
: Wulan Pradita Sari : 107081003035
3. Jurusan : Manajemen Perbankan 4. Judul Skripsi : Pengaruh DPK, FDR, NPF, dan Suku Bunga Pinjaman
Konsumtif Bank Umum Konvensional Terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah Di Indonesia (Periode Januari 2008 - Agustus 2011.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi clan Bisnis Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Desember 2011
I. Prof Dr. Abdul Hamid, MS NIP. 19570617 198503 1 002
2. Suhendra, S.Ag, MM NIP. 19711206 200312 1 001
3. Titi Dewi Warninda, SE,. M.Si NIP. 197312212005012 002
4 Prof Dr. Ahmad Rodoni NIP. 19690203 200112 1 003
'i Adhitya Ginanjar, SE,. M.Si
NIP. 19740810 201101 1 001
~~ cfd';,ffir-i
Sekretaris
( __ ~~-) Penguji Ahli
(---'~) Pembimbing I
( ) -----Pembimbing II
LEMBARPERNYATAAN
KEASLIAN KARY A ILMJAH
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Wulan Pradita Sari
No. Induk Mahasiswa: 107081003035
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
l. tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan
2. tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain 3. tidak menggunakam karya orang Jain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa ijin pemilik karya 4. tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data 5. mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, temyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pemyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat sesungguhnya.
Ciputat, 7 Desember 2011
(Wulin Pradita Sari)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Curriculum Vitae
I. Data Pribadi I Personal Details
Nama Lengkap
TTL
Jenis Kelamin
Alamat Asal
Telp I Hp
II. Pendidikan
2007-2011
2004-2007
2001-2004
1998-2001
1995-1998
: Wulan Pradita Sari
: Depok, 16 Januari 1990
: Perempuan
: Komplek DEPAG JI. Sunan Muria I Blok F.8 Rt 10/ Rw 15 Pabuaran, Bojong Gede, Bogor
: 081905855588
: wulan pslal,yahoo.co.id
: Program Saijana (S-1) Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Isl3111 Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
: SMAN 2 Depok
: SMPN I Depok
: SDN Pabuaran 03
: SDN 26 Depok
III. Latar Belakang Keluarga
A. Ayah : H. Junaedi 1. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS) DEPAG 2. Alamat : Komplek DEPAG JI. Sunan Muria I Blok F.8 Rt
JO/ Rw 15 Pabuaran, Bojong Gede, Bogor
B. !bu : Rita Irawati 1. Pekerjaan : !bu Rumah Tangga 2. Alamat : Komplek DEPAG JI. Sunan Muria I Blok F.8 Rt
IOI Rw 15 Pabuaran, Bojong Gede, Bogor
ABSTRACT
The aim of this research is to analyze shock variables impact a/DP K, FDR, NP F, and Conventional Commercial Bank of Consumtive Loan Interest towards Murabaha Financing of Islamic Banking in Indonesia during January 2008 -August 2011. The data processing of this research is using a model of Vector Error Correctioan Model (VECM). The result of VEClvf estimation can be seen from the !RF test and Variance Decomposition. Based on the result of the reseacrh, the !RF it showed that positive effect toward Murabaha Financing alteration. The shock on FDR and Loan Interest gave negative effect toward Murabaha Financing. The result of Variance Decomposition showed that FDR had the greatest cotibution than the DP K, NP F and Loan Interest.
Keywords VECl\/f, Murabaha Financing, DPK, NPF, and Conventional Commercial Bank of Consumtive Loan Interest
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis clampak terjaclinya shock variabel DPK, FDR, NPF, clan Suku Bunga Pinjaman Konsumtif Bank Umum Konvensional terhadap Pembiayaan Murabahah pada Perbankan Syariah Di Indonesia periode Januari 2008 - Agustus 2011. Penelitian ini menggunakan model Vector Error Correctioan Model (VECM). Hasil estimasi VECM dapat clilihat clari uji Impulse response Function (!RF) clan Variance Decomposition. Hasil !RF menunjukkan bahwa terjaclinya shock variabel NPF clan DPK memberikan pengaruh positifterhaclap perubahan Pembiayaan Murabahah. Shock pacla FDR clan Suku Bunga Pinjaman memberikan pengaruh negatif terhaclap perubahan Pembiayaan Murabahah. Hasil Variance Decomposition menm1iukan bahwa FDR memiliki kontribusi yang paling besar jika clibandingkan dengan kontribusi DPK, NPF, clan Suku bunga pinjaman.
Kata kunci Vector Error Correction Model (VECM). Pembiayaan Murabahah, DPK, FDR, NPF, clan Suku Bunga Pinjaman Konsumtif Bank Umum Konvensional.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillaahirabbil' alamiin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpaWcan rahmat dan hidayah-Nya pada hamba-Nya ini. Shalawat dan salam tercurahkan kepada junjungan Nabi bresar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini memiliki judul Pengaruh DPK, FDR, NPF, dan Suku Bunga Pinjaman Konsumtif Bank Umum Konvensional Terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah Di Indonesia (Periode Januari 2008 - Agustus 2011 ). Semoga skripsi ini memberikan manfaat kepada semua pihak dan menambah wawasan bagi yang membaca.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : I. Bapak H.Junaedi dan !bu Rita Irawati tercinta, terima kasih atas doa, kasih
sayang serta kesabarannya selama ini telah merawat dan mendidik aku tanpa lelah dan tanpa pamrih, yang selalu menyemangatiku dan membimbingku sehingga aku bisa mewujudkan cita-citaku. Semoga kelak ku bisa sedikit membahagiakan kalian, Amin ya Rabbal A'lamin.
2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku dosen pembimbing I yang juga Pudek I FEB dan Bapak Adhitya Ginanjar, SE,. M.Si selaku dosen pembimbing II, yang telah meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi penulis.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid selaku Dekan FEB, terimakasih atas bimbingan dan jalan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Herni Ali HT, SE., MM selaku Pudek H FEB, dan Bapak Indo Yama Nasaruddin, SE.,MBA selaku Pudek III FEB yang telah memberikan bimbingan dan jalan bagi penulis dalam menyelesaikim skripsi ini.
5. Bapak Suhendra, S. Ag., MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen dan Ibu Lies Suzanawaty, SE., M. Si, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas curahan ilmu yang Bapak dan Ibu berikan kepada kami.
7. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja kerasnya melayani mahasiswa dengan baik Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya Pak Heri, Bu Siska, Bu Umi, Pak Sofyan dan Pak Rall!Tiat.
8. Adik-adik yang aim sayangi, Anggi Septian dan M. Faisal Reinaldi. Terimakasih atas kasih sayang yang kalian berikan kepada saya walaupun kita jarang bertemu. Tapi karena kalianlal1 aku berusaha semaksimal mungkin untuk membahagiakan kalian kelak.
9. Tante Mahdalena, om Marsan, etek Devi, Om Yudi, nenek dan kakekku tercinta, terimakasih atas doa dan dukungan kalian.
10. Keluarga besar Banjarmasin yang selalu memberi dukungan dan doa untuk kesuksesanku.
11. Untuk mama Magaliza dan Papa Danris yang juga mendukung serta mendaoakan dalam proses penulisan dan penyelesaian skripsi ini. Terimakasih telah menjadi orang tua baruku.
12. Untuk abangku tersayang Raja Faisal Riza Harahap yang sudah menjadi orang tua kedua, kakak, sahabat, dan guru dalam memberi dukungan moral, mengajarkan arti sebuah perjuangan, dan dukungan materi serta pengorbanan selama ini.
13. Sahabat-sahabatku tersayang yang selalu mendukung dan mendoakanku, Nadia Galuh I-Iendriana, Nidia Galuh Hendriani, Pinkan Prawita Sari, Kifti Annisa, dan Ema Febriani.
14. Sahabat-sahabat sedari kecil Gita, Nurlita, Erfa, terimakasih atas dukungan dan doa kalian. Semoga tali persabatan ini tidak akan pemah putus.
15. Teman-teman di Manajemen B Angkatan 2007, Ayu, Novi, Neneng, Dini, Ria, Zadi, Baikal, Bimo, Agi, Hakim, Ole, dan yang lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Tanpa mengurangi rasa sayang kepada kalian, terimakasih atas ban tu an dalam perkuliahan selama semester 1 sampai 5.
16. Teman-teman di Manajemen Perbankan E Angkatan 2007, Vita, Bayu, Y olan, Ayu, Pingkan, Dini, Novi, Adi, Jeje, Ari, Baikal, Robbi, Abi, Wirman, Ahmad Affandi, Wawo, Mbaw, Fauzi, Za.di, Peri, Indra. Terima kasih atas dukungannya selalu. Semoga apa yang kita cita-citakan dapat tercapai. Aamiin.
17. Teman-teman Manajemen Angkatan 2007 lain yang berbeda kelas namun tetap saling mendukung dan mendoakan.
18. Ka Vita Bella Yulia Safitri, S.pd, dan abang Lutfi yang sudah lm anggap sebagai kakakku sendiri, terimakasih telah membantuku selama ini baik dukungan moral, materi, dan menjaga serta merawatku disaat sakit. Kasih sayang yang tercurah selama ini adalah kebahagiaan untukku, semoga kalian cepat disatukan dalam janji setia abadi. Aamiin.
19. Teman-teman kosanku, Ka Fitriah AB, S.Pd, Dini., Okta Rafianti, S.Pd. yang sudah seperti keluarga barn bagiku, kalian telah banyak memberi dukungan pada saat salcit, susah, dan senang, terimaksaih atas bimbingan, doa, dan dukungan selama ini.
20. Teman-teman sepe1juangan pada saat siding skripsi, selamat atas kelulusan dan keberhasilan kalian, semoga kit adapt menjadi manusia yang berguna bagi Nusa dan Bangsa, agama, dan sesame. Sukses untuk kita semua
Jakarta, 7 Desember 2011
DAFTAR ISi
Lembar pengesahan Skripsi .................................................................... i
Lembar Peng.esahan Ujian Komprehensif ............................................... ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ......................................................... iii
Lembar Pernyataan Keaslian Karya llmiah ............................................ iv
Daftar Riwayat Hidup ............................................................................. v
Abstract ............................................................................................... vi
Abstrak ................................................................................................. vii
Kata Pengantar ................................................................................... vm
Daftar lsi ................................................................................................ x
Daftar Tabel ....................................................................................... xiv
Daftar Gambar ..................................................................................... xv
Daftar Lampiran ................................................................................. xvi
Bab I Pendahuluan ............................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 9
Bab II Tinjauan Pustaka 10
A. Bank ........................................................................................... 10
1. Pengertian Bank Secara Umum ................................................... 10
2. Pengertian Bank Syariah .............................................................. 11
3. Tujuan Bank Syariah ................................................................... 13
4. Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional ................................. 14
5. Prinsip-prinsip Dasar dalam Produk-Produk Bank Syariah .............. 15
6. Pengembangan Produk-produk Bank Syariah ............................. 16
B. Akad Murabahah 22
1. Jenis Akad Murabahah ................................................................ 23
2. Manfaat Ba'i al-Murabahah ....................................................................... 24
C. Dana Pihak Ketiga (DPK) ............................................................................... 25
1.Pengertian Dana Pihak Ketiga (DPK) .................................................................. 25
2. Jenis-jenis Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Bank Syariah ...................... 27
D. Financing to Deposit Ratio (FDR) ................................................................... 29
1. Pengertian Financing to Deposit Ratio (FDR) .................................................. 29
2. Hubungan FDR dengan Pembiayaan Murabahah ......................................... 30
E. Non Performing Financing (NPF) ................................................................... 31
LPengertian Non Performing Financing (NPF) ..................................................... 31
2. Hubungan NPF dengan Pembiayaan Murabahah ............................................. 32
F. Suku Bunga Kredit Bank Konvensional 33
l. Pengertian Suku Bunga ...................................................................... 33
2. Teori Klasik Tentang Tingkat Suku Bunga ....................................... 33
3. Teori Suku Bunga Bank Konvensional ................................................ 34
4. Hubungan Suku Bunga Kredit terhadap Kredit Bank konvensional ...... 37
5 .. Hubungan Suku Bunga K.redit dengan Pembiayaan Murabahah ........... 38
G. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 39
H. Kerangka pemikiran ............................................................................. 46
I. Hipotesis ................................................................................................ 47
Bab III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 48
A. Ruang Lingkup ......................................................................................... 48
B. Metode Penentuan Sampel ...................................................................... 49
C. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 49
1. Library Research .................................................................................... 49
2. Internet Research ............................................................................... 48
D. Metode Analisis .......................................................................................... 50
l. Uji Stasioneritas data dan derajat integrasi ............................................ 52
2. Penentuan panjang lag (lag length) ......................................................... 54
4. Estimasi VAR dan VECM ..................................................................... 55
5. Impulse Response Function (!RF) dan Variance Decomposition ......... 56
E. Definisi Operasional Variabel ................................................................. 57
Bab IV Analisis dan Pembahasan ..................................................................... 59
A. Sekilas Gambaran Umnm Objek penelitian ............................................ 59
B. Analisis dan Pembahasan ....................................................................... 60
1. Analisis Deskriptif ............................................................................................ 60
2. Analisis Pengujian Statistik .............................................................................. 73
a. Uji Stasioner ............................................................................................. 73
b. Uji Panjang Lag ......................................................................................... 77
c. Uji Kointegrasi .......................................................................................... 78
d. Pengujian VAR .......................................................................................... 81
Bab V Kesimpulan dan Implikasi ..................................................................... 89
A. Kesimpulan ............................................................................................ 89
B. lmplikasi Penelitian ................................................................................... 91
DAFT AR PUST AKA ......................................................................................... 94
LAMPIRAN - LAMPIRAN ............................................................................. 97
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional ......................... 14
2.2 Penghimpunan Dana Bank Syariah ....................................................... 27
2.3 Penelitian Terdahuln ...........................................•.................................... 41
4.1 Dana Pihak Ketiga .................................................................................... 62
4.2 Financing to Deposit Ratio ...................................................................... 64
4.3 Non Performing Financing ...................................................................... 66
4.4 Suku Bunga Pinjaman KonsumtifBank Umum Konvensional ........... 69
4.5 Pembiayaan Murabahah ......................................................................... 72
4.6 Hasil Uji PP Data Tingkat Level ............................................................. 76
4. 7 Hasil Uji PP Data Tingkat FirstDifference ............................................. 78
4.8 Hasil Uji Panjang Lag Optimal ................................................................ 79
4.9 1-Iasil Uji Kausalitas Granger ................................................................... 80
4.10 Hasil AIC dan SC Pada Uji Kointegrasi Johansen ............................... 82
4.11 Hasil Uji Kointegrasi Johansen ................................................................ 83
4.12 Nilai Impulse Response Pembiayaan Murabahah ................................. 85
4.13 Nilai Variance Decomposition Pembiayaan Murabahah ..................... 88
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Teori Klasik Tentang Tingkat Suku Buuga .............................................. 34
2.2 Kerangka Pemikiran ................................................................................... 45
4.1 Grafik Dana Pihak Ketiga ........................................................................... 63
4.2 Grafik Financing to Deposit Ratio .............................................................. 65
4.3 Grafik Non Performing Financing .............................................................. 68
4.4 Grafik Snlm Bunga Pinjamau KonsumtifBank Umum Konvensional ... 71
4.4 Grafik Pembiayaan Murabahah ................................................................ 73
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1 Data-data Variabel Pcnelitian Dari Januari 2008- Agustus 2011 ............. 100
2 Uji Philips Peron(PP) ..................................................................................... 101
3 Uji Panjang Lag Optimal .............................................................................. 106
4 Uji Kausalitas Granger ................................................................................ 106
5 Uji Kointegrasi .............................................................................................. 107
6 Estimasi VECM ............................................................................................. 111
7 Grafik IRF ...•........................................................................•........................ 113
8 Grafil{ Variance Decomposition ................................................................... 114
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori ekonomi dasar menjelaskan bahwa keseimbangan ekonomi akan
tercapai jika jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.
Begitu juga dengan pembiayaan pada bank syariah, dimana tingkat realisasi
pembiayaan akan tercapai ketika permintaan pembiayaan sama dengan
penawaran pembiayaan. Bank harus mempertimbangan banyak faktor sebelum
mengucurkan pembiayaan ke sektor riil. Begitu juga dengan masyarakat,
banyak faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk mengajukan pembiayaan
kepada bank syariah.
Bank Syari'ah adalah bank yang beroperasi dengim tidak mengandalkan
pada bunga. Bank Islam atau biasa juga disebut dengan "Bank Tanpa Bunga",
adalah lembaga keuangan/perbankan yang op1~rasional dan produkya
dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur'an dan Hadits Nabi SAW. Dengan
kata lain, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokolmya
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran
serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip
syariat Islam.(Muhammad,2005: I)
Bank sebagai salah satu lembaga keuangm1 memiliki fungsi menghimpun
dana masyarakat. Dana yang telah terhimpun, kemudim1 disalurkan kembali
kepada masyarakat. Kegiatan bank meungumpulkan dana disebut dengan
oleh bank disebut dengan kegiatan financing a tau
lending.(Muhammad,2005 :41)
Hal yang paling mendasar mengapa bank itu diperlnkan adalah karena
institusi keuangan ini bisa memainkan peran sebagai lembaga intermediasi
antara penyimpan dana dan peminjam dana. Karena itu wajarlah bila mengukur
peran bank dalam perekonomian suatu negara adalah dilihat dari seberapa
besar fungsi intermediasi ini bisa dimainkan.
Dari fungsi intermediasi, Perbankan Syariah menunjukkan kinerja yang
mengagumkan. Hal ini dapat dilihat dari tahun ketahun besarnya fungsi
intermediasi mendekati I 00 persen bahkan pernah melampaui. Dengan kata
lain, hampir 100 persen dana pihak ketiga yang ada di Bank Syariah disalurkan
kembal i kepada masyarakat. Sementara bank konvensional paling tinggi
mendekati 70 persen. Fakta ini menunjukan bahwa Bank Syariah lebih pro
dalam mengembangkan sektor riil atau fungsi Perbankan Syariah dalam
melunasi mesin ekonomi lebih tangguh dibancling agregat Perbankan
Konvensional. (Amin, 2009 : 41)
Pembiayaan dalam perbankan syariah atau istilah teknisnya aktiva
produktif, menurut ketentuan Bank Indonesia adalah penanaman dana Bank
Syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalarn bentnk pembiayaan,
piutang, qardh, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal,
penyertaan modal sementara, komitmen dan kontijensi rekening administratif
serta sertifikat wadiah Bank lndonesia.(Muhammad, 2005 : 196).
Pada umumnya, bank konvensional membatasi pemberian kredit untuk
pemenuhan barang tertentu yang dapat disertai dengan bukti kepemilikan yang
sah, seperti rumah dan kendaraan bermotor, yang kemudian menjadi barang
jaminan utama (main collateral). Adapun untuk pemenuhan kebutuhan jasa,
bank meminta jaminan berupa barang lain yang dapat diikat sebagai collateral.
Sumber pembayaran kembali atas pembiayaan tersebut berasal dari sumber
pendapatan lain dan bukan dari eksploitasi barang yang dibiayai dari fasilitas
1111.
Bank syariah dapat menyediakan pembiayaan komersil untuk pemenuhan
kebutuhan barang konsumsi. Al-bai' bi tsaman ajil (salah satu bentuk
murabahah) atau jual beli dengan angsuran. Al-ijarah al-muntahia bit-tamlik
sewa beli. Al-musyarakah mutanaqhishah atau decreasing particiation, dimana
secara bertahap bank menurunkan jumlah partisipasinya. Ar-Rahn untuk
memenuhi kebutuhan jasa.
Pembiayaan konsumsi tersebut di atas lazim digunakan untuk pemenuhan
kebutuhan sekunder. Adapun kebutuhan primer pada umumnya tidak dapat
dipenuhi dengan pembiayaan komersil. Seseorang yang belum mampu
memenuhi kebutuhan pokoknya tergolong fakir atau miskin. Oleh karena itu, ia
wajib diberi zakat atau sedekah, atau maksimal diberikan pinjaman kebajikan
(al-qardh al-hasan), yaitu pinjaman dengan kewajiban pengembalian pinjaman
pokoknya saja, tanpa imbalan apapun. (Syafi 'i Antonio, 2001: 168)
Perbankan syariah yang saat ini masih berada dalam tahap perkembangan
dengan tetap gencar untuk meningkatkan pangsanya, salah satunya dari sisi
pembiayaan. Dorongan untuk meningkatkan pangsa inilah kemudian bank
syariah memerlukan analisa yang lebih matang baik dalam konteks persaingan
dengan bank konvensional maupun dalan1 konteks merespon kondisi pasar.
Dengan rata-rata tumbuh 38% per tahun clalam lima tahun terakhir,
climana selama 20 l 0 tercatat sebesar 4 7%, pertumbuhan inclustri perbankan
syariah di Indonesia jauh melampaui pe11umbuhan industri perbankan syariah
dunia. Bank Indonesia (Bl) mencatat, selan1a 2010, pertumbuhan industri
perbankan syariab di Tanah Air mencapai 47%, jauh lebih besar dari
pe11umbuhan industri perbankan syariah dunia yang b1~rkisar antara 10-20%.
Hal tersebut diutarakan Gubernur BI Darmin Nasution, clalan1 sambutan di
acara Joint High Level Conforence on Islamic Finance: "Dalam lima tahun
terakhir industri perbankan kita tumbuh 38% per tahun". BI mencatat, sejak
kali pertama muncul bank syariah pertama pada 1991 .. ]992 sampai semester
satu 20 I I. terdapat l I Bank Um um Syariah, 23 Unit Usaha Syariah, clan 151
Bank Perkreclitan Rakyat Syariah di Indonesia. Simpanan perbankan syariah
terus meningkat, demikian pula pembiayaan yang diberikan. Tercatat rasio
pembiayaan terhaclap sirnpanan (FDR) perbankan syariah selama satu dekade
terakhir mencapai 101 %, clan sampai April 2011 sebesar 95%. Dengan
demikian fungsi intermediasi perbankan be1jalan dengan baik di industri
perbankan syariab. (Headline Perbankan: 11 Juli 201 l)
Dominannya jenis pembiayaan murabahah dibandingkan jenis
pembiayaan yang lain disebabkan beberapa faktor. Dari sisi penawaran bank
syariah, pembiayaan murabahah dinilai lebih minim risikonya dibandingkan
dengan jenis pembiayaan bagi hasil. Selain itu pengembalian yang telah
ditentukan sejak awal juga memudahkan bank dalam memprediksi keuntungan
yang akan diperoleh.
Non performing financing (NPF) perbankan syariah adalah pembiayaan
tergolong non lancar dengan kualitas kurang lancar, diragukan macet posisi
terbesar yang menyumbang kredit dan pembiayaan bermasalah ini banyak di
perbankan syariah (NPF) maupun konvensional (NPL I Non Performing Loan
) berasal dari pinjaman jenis modal kerja dan konsume:r. ( Muhammad, 2007 :
87)
Hal ini disebabkan terutama karena kualitas debitur yang dibiayai bank
syariah umumnya merupakan debitur yang tidak mendapat pembiayaan dari
bank konvensional pada tahun 2004 sampai 2008. NPF Bank Syariah berkisar
2 persen sampai 6 persen dimana tahun 2006 NPF syariah meningkat tajam
menjadi 6 persen namun pada awal triwulan IV 2007 mulai menunm hingga
mencapai level 4,05 persen. (seibi.com, 2009)
Disamping itu tingginya harga jual murabahah tidak terlepas dari
dijadikannya tingkat suku bunga sebagai bahan rujukan dalam penentuan harga
jual (pokok+margin). Dijadikannya tingkat suku bunga sebagai acuan
penetapan margin bisa merupakan implikasi dari keinginan Islamic bank untuk
selalu kompetitif dengan bank konvensional dalam oembendabaraan asset dan
Juga bisa merupakan implikasi dari target perolehan asset dari keseluruhan
asset bank konvensional yang dicanangkan oleh bank islami untuk
mendapatkan customer yang bersifat floating customer.
Dalam masalah memperoleh ketmtungan dalam dunia bisnis, Ibnu
Khaldun telah mengatakan bahwa keuntungan kecil tapi selalu
berkesinambungan lebih baik daripada untung besar tapi sesaat, teori inilah
yang menjadi rahasia sukses pebisnis cina. Berkorelasi dengan ini M.Quraish
Shihab mengatakan, "dalam prinsip bisnis, interaksi yang untung sedikit tapi
berkali-kali lebih baik daripada untung yang banyak tapi hanya sekali atau dua
tiga kali." (Shihab,2008: 15)
Dengan penetapan margin murabahah yang tinggi , secara tidak langsung
akan mengakibatkan inflasi yang lebih besar dari pada yang disebabkan oleh
suku bunga , oleh karena itu perlu dicari format dan fommla yang tepat agar
nilai penjualan dengan murabahah tidak mengacu pada sikap mengantisipasi
kenaikan suku bunga, baik di atasnya, maupun di bawahnya, tetaplah bnkan
merupakan cara yang baik.
Pratiwi Wiji Santoso (2008) melakukan penelitian terhadap pembiayaan
bank syariah di Indonesia pada periode Januari 2004 hingga Desember 2007.
Penelitian tersebut menunjukkan hasil yang sangat baik, hampir dari
keseluruhan variabel yang digunakan berpengaruh pada periode tersebut,
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan murabahah pada bank
syariah adalah margin pembiayaan murabahah, Dana Pihak Ketiga (DPK),
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI). Financing to Deposit Ratio (FOR).
dan tingkat suku bunga kredit bank konvensional (invers), sedangkan inflasi
tidak berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah perbankan syariah di
Indonesia. Penelitian yang dilakukan tersebut menuruukkan bahwa faktor
faktor yang dimasukkan diduga berpengaruh dengan jumlah yang cukup
banyak sehingga memperjelas untuk mengetahui faktor apa saja yag
sebenarnya berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah bank syariah pada
periode tersebut.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Septiana Ambarwati (2008)
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Pembiayaan Murabahah dan
Mudharabah Pada Bank Syariah Di Indonesia, menunjukkan bahwa
pembiayaan murabahah pada tiga bank umum syariah periode Desember 2004
hingga Maret 2008, dipengaruhi oleh variabel NPF, SWBI, dan tingkat suku
bunga pirijaman bank konvensional. Sedangkan pada pembiayaan mudha:rabah
pada tiga bank umum syariah dipengaruhi periode Desember 2004 hingga
Maret 2008, dipengaruhi oleh variabel pembiayaan murabahah dan tingkat bagi
hasil. Penelitian ini cukup jelas dengan memisahk~m antara pembiayaan
murabahah dan mudharabah termasuk variabel yang mempengaruhinya.
Sehingga dapat terlihat jelas faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi secara
signifikan pada kedua jenis pembiayaan tersebut.
Melihat penelitian sebelumnya penulis akan mene:liti kembali faktor apa
sajakah yang mempengaruhi pembiayaan murabahah pada periode yang
berbeda. Selain itu metode yang akan digunakan adalah dengan metode Vector
Autoregresif (VAR). Karena menyesuaikan data time series yang digunakan
oleh penulis.
Berdasarkan latar belakang terse but malca penul is bermaksud meneliti
tentang "Pengaruh DPK, FDR, NPF, dan Suku Bunga Pinjaman Konsumtif
Bank Umum Konvensional terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan
Syariah Di Indonesia (Periode April 2008 - Juni 2011 ).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut :
I. Bagaimana pengaruh DPK, FDR, NPF, dan Suku Bunga Pinjaman
Konsumtif Bank Umum Konvensional terhadap Pembiayaan Mnrabahah
Perbankan Syariah di Indonesia ?
2. Bagaimana hubungan jangka panjang DPK, FDR, NPF, SBIS, dan Suku
Bunga Pinjaman Konsumtif Bank Umum Konvensional terhadap
Pernbiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
I. Menganalisis pengaruh DPK, FDR, NPF, Suku Bunga Pinjaman Konsumtif
Bank Umum Konvensional terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan
Syariah Di Indonesia.
2. Menganalisis hubungan jangka panjang DPK, FDR, NPF, dan Suku Bunga
Pinjaman Konsumtif Bank Umum Konvensional terhadap Pembiayaan
M urabahah Perbankan Syariah Di Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Basil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
I. Bagi Bank Syariah
Dapat menjadi masukan yang berarti bagi institusi bank syariah d Indonesia
dalam rangka analisa pasar serta memprediksi perkembangan pembiayaan
murabahah kedepan.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena perbedaan yang
te1jadi antara teori dalam perkuliahan dengan pernyataan dilapangan. Serta
dapat memuaskan rasa keingintahuan penulis mengenai pembiayaan
murabahah pada perbankan syariah.
3. Bagi dunia penelitian
Dapat memberikan masukan bagi pihak yang berkepentingan guna
menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi p1~mbiayaan murabahah
pada bank syariah.
A.Bank
BAB II
TINJAUANPUSTAKA
1. Pengertian Bank Secara Umnm
Pengertian bank menurut UU. 7 Tahun 1992, tentang perbankan
sebagaimana telah diubah dengan UU. No. 10 Tahun 1998 adalah:
a. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainya, dalam rangka meningkatkan taraf
hidup masyarakat banyak.
b. Bank umum adalah bank melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
c. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam la.lu-lintas pembayaran.
(Dahlan Siamat,5:275-276)
Ditinjau dari segi imbalan atau jasa penggunaan dana, baik simpanan
maupun psinjaman, bank dapat dibedakan menjadi:
a. Bank konvensional
Y aitu bank yang dalam aktivitasnya; baik dalam penghimpunan
dan maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan
mengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam
persentase tertentu dari dana untuk suatu periode t•ertentu.
b. Bank syariah
Y aitu bank yang dalam aktivitasnya; baik dalam penghimpunan
dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan
mengenakan imbalan atas dasar prms1p syariah. (Ahmad
Rodoni,2008:14)
2. Penge1iian Bank Syariah
Bank syariah merupakan bank yang beroperasi dengan tidak
mengandalkan pada bunga. Definisi bank syariah lainnya adalah lembaga
keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan
berlandaskan Al - Qur'an dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Lembaga ini
memiliki usaha pokok yang memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya
dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya
disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam (Muhammad, 2005).
Perbankan syariah merupakan bank yang menerapkan nilai-nilai
syariah salah satu di antaranya pelarangan unsur riba, seperti dijelaskan
beberapa ayat Al - Qur' an sebagai berikut:
a. Surat An- Nisa ayat 161 yang memiliki makna:
"Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah
di larang daripadanya. dan karena mereka memakan hart a benda dengan jalan
yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir di antara mereka
siksa yang pedih ".
b. Surat Ar - Ruum ayat 39 yang artinya:
"Dan sesuatu riba yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia,
padahal riba itu tidak menambah pada sisi Allah SWT. Dan apa yang kamu
berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah
SWT, mereka adalah orang-oramg yang melipat gandakan ".
c. Surat Al - Baqarah ayat 276 yang bermakna:
"Allah SWT memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah dan Allah
SWT tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekaftran."
Adapun pelarangan riba juga telah disebutkan dalam beberapa hadits, di
antaranya:
a. Riwayat Al - Bukhari dan Muslim dari Abu Huraiirah menyatakan bahwa
Nabi SAW bersabda:
"Tinggalkanlah tujuh ha! yang membinasakan. Orang-orang bertanya: Apa
itu wahai Rasul?. Beliau menjawab: Syirik kepada Allah SWT, sihir,
membunuh jiwa orang yang diharamkcm Allah SWT, kecuali dengan hale,
memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri pada saat
datangnya serangan musuh dan menuduh wanita mukmin yang suci tetapi
lalai ".
b. Riwayat Al - Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Abu Daud serta At - Tirmidzi
dari Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Allah SWT melaknat pemakan riba, yang memberi makannya, saksi
saksinya dan penulisnya."
Bank syariah lahir sebagai salah satu altematif sistem perbankan, di
mana tidak hanya memenuhi harapan masyarakat dalam aspek syariah tetapi
juga dapat memberikan manfaat yang luas dalam kegiatan perekonomian.
3. Tujuan Bank Syariah
Secara umum, tujuan berdirinya bank syariah adalah dapat
memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat
melalui pembiayaan-pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank syariah.
Adapun secara khusus tujuan bank syariah, di antaranya (Muhammad,
2005):
a. Menjadi perekat nasionalisme baru, artinya bank syariah dapat menjadi
fasilitator aktif bagi terbentuknya jaringan usaha ekonomi kerakyatan.
b. Memberdayakan ekonomi masyarakat dan beroperasi secara transparan,
artinya pengelolaan bank syariah hams didasarkan pada visi ekonomi
kerakyatan dan upaya ini terwujud apabila ada mekanisme operasi yang
transparan.
c. Memberikan return yang lebih baik, artinya investasi bank syariah tidak
memberikan janji yang pasti mengenai return yang diberikan kepada
investor karena tergantung besarnya return. Apabila keuntungan lebih
besar, investor akan ikut menikmatinya dalam jumlah lebih besar.
d. Mendorong penurunan spekulasi di pasar keuangan, artinya bank syariah
lebih mengarahkan dananya untuk transaksi produktif
e. Mendorong pemerataan pendapatan, artinya salah satu transaksi yang
membedakan bank svariah den<rnn hank konv<><ional arbbh
pengumpulan dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS). Peranan ZIS sendiri
di antaranya untuk memeratakan pendapatan masyarakat.
f Meningkatkan efisiensi mobilisasi dana.
g. Uswah hasanah sebagai implementasi moral clalam penyelenggaraan
usaha bank.
4. Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional
Perbankan di Indonesia menganut sistem dual system banking (bank
syariah dan konvensional), tetapi keduanya memi liki perbedaan-perbedaan.
Perbedaan-perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional
Bank Syariah Bank .Konvensional
1. Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual 1. Memakai perangkat bunga dalam
beli, dan sewa. kegiatan operasionalnya
2. Melakukan kegiatan investasi ke ~- Melakukan kegiatan investasi ke
sektor usaha yang halal saja. sektor usaha. yang halal dan haram
3. Hubungan dengan nasabah dalam 3. Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk kemitraan. bentuk kreditor-debitor
4. Profit dan falah oriented t Profit orienttld
5. Terdapat Dewan Pengawas Syariah 5. Tidak terdapat dewan sejenis
yang mengawasi kegiatan
operasional perbankan.
Sumber: Syafi' i Antonio, 2001
5. Prinsip-Prinsip Dasar dalam Prodnk-Prodnk Banik Syariah
Secara garis besar, hubungan-hubungan ekonomi berdasarkan syariat
syariat Islam ditentukan oleh hubungan akad. Akad-akad yang berlaku
terdiri dari lima prinsip-prinsip dasar. Adapun prinsip-prinsip dasar akad
tersebut dapat ditemukan pada produk baik lembaga-lembaga keuangan
bank syariah maupun lembaga-lembaga keuangan bukan bank syariah di
Indonesia, meliputi (Muhammad, 2005):
a. Prinsip Simpanan Murni (Al-Wadi 'ah)
Prinsip simpanan murni merupakan fasilitas yang diberikan oleh bank
syariah untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang kelebihan
dana untuk menyimpan dananya dalam bentuk al-wadi 'ah. Fasilitas ini
diberikan untuk tujuan investasi guna mendapatkan keuntungan seperti
halnya giro dan tabungan. Istilah al-wadi 'ah dalam dunia perbankan
konvensional lebih dikenal dengan giro.
b. Bagi Hasil (Syirkah)
Prinsip ini adalah suatu konsep yang meliputi tata cara pembagian hasil
usaha antara penyedia dan pengelola dana. Pembagian hasil usaha ini
dapat terjadi antara bank dengan penyimpan dana maupun antara bank
dengan nasabah penerima dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip
ini adalah mudharabah dan musyarakah. Prinsip mudharabah ini dapat
digunakan sebagai dasar baik produk pendanaan (tabungan dan deposito)
maupun pembiayaan, sedangkan mu~yarakah lebih banyak untuk
oembiavaan dan nenve1iaan
c. Prinsip Jual Beli (At-Tijarah)
Prinsip ini merupakan suatu konsep yang menerapkan tata cara jual beli,
di mana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau
mengangkat nasabah sebagai agen bank dalam melakukan pembelian
barang atas nama bank. Bank menjual barang tersebut kepada nasabah
dengan sejumlah harga beli ditambah keuntungan (margin). lmplikasinya
dapat berupa: murabahah, salam, dan istishna.
d. Prinsip Sewa (Al-Jjarah)
Prinsip ini secara garis besar terdiri dari dua jenis. Pertama, ijarah ( sewa
murni) seperti halnya penyewaan traktor dan alat-alat produk lainnya
(operating lease). Secara teknik bank dapat membeli dahulu barang yang
dibutuhkan oleh nasabah, kemudian barang tersebut disewakan dalam
waktu dan hanya yang telah disepakati oleh nasabah. Kedua, bai al
takjiri atau ijarah al-muntahiya bithamlik, yang merupakan
penggabungan sewa dan beli di mana penyewa :mempunyai hak untuk
memiliki barang pad a akhir masa sewa (financial lease).
e. Prinsip Jasa!Fee (Al-Ajr Walumullah)
Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan
bank. Bentuk produk yang berdasarkan prinsi p ini antara lain Bank
Garansi, Kliring, Inkaso, Jasa, Transfer, dan lain-lain.
6. Pengembangan Produk-Produk Bank Syariah
Secara garis besar, pengembangan produk-produk bank syariah
dikelomookkan meniadi tiga vaitu:
a. Produk Penghimpunan Dana
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam produk ini meliputi prinsip
wadi 'ah dan mudharabah.
1) Prinsip Wadi'ah
Prinsip ini mempunyai implikasi hukum yang sama dengan qardh, di
mana nasabah bertindak sebagai pihak yang meminjamkan uang dan
bank bertindak sebagai pihak peminjam. Pengembangan produk bank
syariah yang berdasarkan prinsip ini meliputi dua jenis, yaitu: wadi 'ah
yad amanah dan wadi 'ah yad dhomanah. Wadi 'ah yad amanah
merupakan barang yang dititipkan tidak clapat dikelola oleh bank
syariah. Wadi 'ah yad dhomanah yaitu barang yang dititipkan dapat
dikelola oleh bank syariah. Prinsip ini dikembangkan dalam bentuk,
yaitu: current account (giro) clan saving account (tabungan).
2) Prinsip Mudharabah
Aplikasi prinsip ini adalah bahwa cleposan atau penyimpan bertinclak
sebagai shahibul maal dan bank sebagai mud/Jarib. Dana ini cligunakan
bank untuk melakukan pembiayaan akad jual beli maupun syirkah.
Apabila kerugian terjadi, bank bertanggung jawab atas kerugian yang
terjacli. Prinsip ini dalam aplikasinya seperti: tabungan berjangka dan
deposito berjangka. Prinsip mudharabah clibagi menjacli tiga jenis,
yaitu: mudharabah muqayyadah on balance sheet dan off balance
sheet serta mudharabah mutlaqah.
Perbedaan antara mudharabah muqayyadah on balance sheet dengan
off balance sheet dapat dilibat pada gambrur 2.9 dan 2.10. Pada
mudharabah muqayyadah off balance sheet, bank syariah Juga
berperan memberikan modal untuk dikelola mudharib dan bank
syariab akan mendapatkan kembali modalnya dan bagi hasil dari
proyek yang dikerjakan. Mudharabah muqayyadah merupakan
penyaluran dana langsung kepada pelaksana usahanya, di mana bank
bertindak sebagai perantara yang mempertemukan antara pemilik dana
dengan pelaksana usaha. Mudharabah mutlaqah dapat berupa
tabungan dan deposito, sehingga terdapat dua jenis penghimpunan
dana yaitu: tabungan mudharabah dan deposito mudharabah
(Muhammad, 2005).
b. Produk Penyaluran Dana
Produk penyaluran dana di bank syariab dapat dikembangkan
dengan tipe tiga model, yaitu:
I) Transaksi pembiayaan yang ditujukan 1.mtuk memiliki barang
dilakukan dengan prinsip bagi basil.
2) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan Jasa
dilakukan dengan prinsip sewa.
3) Transaksi pembiayaan sebagai usaba kerjasama yang ditujukan untuk
mendapatkan barang dan jasa dengan prinsip bagi basil
Adapun prinsip-prinsip yang digunakan produk-produk bank syariah
dalam nola nenvah1ran China antara lain·
1) Prinsip Jual Beli (Tijaroh)
Mekanisme jual beli adalah upaya yang dilakukan dengan po la:
a) Dilakukan untuk transfer of property
b) Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi harga
jual barang.
Prinsip jual beli dikembangkan menjadi tiga bentuk prinsip
pembiayaan, yaitu: pembiayaan murabahah, salam dan istishna.
a) PembiayaanMurabahah
Bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Barang
diserahkan segera dan pembayaran dilakukan secara tangguh.
b) Pembiayaan Bai As-Salam (Jual Beli Barang Belum Ada)
Pembayaran dilakukan dengan tunai, sedangkan barang diserahkan
secara tangguh. Bank sebagai pembeli dan nasabah sebagai penjual.
Transaksi ini ada kepastian tentang kuantitas, kualitas, harga dan
waktu penyerahan.
c) Pembiayaan Bai Al-lstishna
Jual beli seperti akad salam, namun pembayarannnya dilakukan
oleh bank dalam beberapa kali pembayara.n. Jstishna diterapkan
pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi.
2) Prinsip Sewa (ljarah)
Transaksi ijarah dilandasi adanya pemindahan manfaat. Pada
dasamya prinsip ini sama dengan jual beli, namun perbedaannya
terletak oada obiek transaksinva.
Objek transaksinya adalah barang pada prinsip jual beli, sedangkan
jasa menjadi objek transaksi pada prinsip jasa.
Pada Akhir sewa, bank syariah dapat saja menjual barang yang
disewakannya kepada nasabah. Transaksi tersebut dikenal dengan
istilah ijarah muntahiya bithamlik (sewa yang diikuti dengan
perpindahan kepemilikan). Harga sewa dan harga jual disepakati pada
awal perjanjian. Hal tersebut yang membeda.kan antara ijarah dengan
ijarah muntahiya bithamlik, yaitu kepemilikan barang atau jasa yang
digunakan.
3) Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)
Prinsip ini meliputi beberapa jenis prms1p, yaitu: musyarakah,
mudharabah dan mudhm·abah muqayyadah.
a) Musyarakah, mernpakan kerjasama dalam suatu usaha oleh dua
pihak.
b) Mudharabah, merupakan kerjasama antara shahibul ma! yang
memberikan dana 100 % kepada mudharib yang memiliki keahlian.
c) Mudharabah Muqayyadah, merupakan kerjasama yang hampir
sama dengan mudharabah namun perbedaannya adalah adanya
pembatasan penggunaan modal sesuai dengan pennintaan pemilik
modal pada prinsip ini dalam produk bank syariah.
c. Akad Pelengkap
Akad pelengkap dikembangkan sebagai akad pelayanan jasa. Akad
m1 dilakukan dengan beberapa prinsip transaksi, yaitu: hiwalah ( alih
utang-piutang), rahn (gadai), qardh (pinjaman kebaikan), wakalah, dan
kafalah.
J) Hiwalah (Alih utang-piutang)
Prinsip transaksi ini lazimnya digunakan untuk membantu supplier
dalam mendapatkan modal tunai agar dapat me:lanjutkan produksinya.
Bank yang akan mendapat ganti biaya atas jasa pemindahan piutang
dari transaksi yang berdasarkan prinsip hiwalah.
2) Rahn (Gadai)
Prinsip transaksi ini memberikan jaminan pembayaran kembali
kepada bank dalam bentuk pembiayaan-pembiayan.
Barang yang digadaikan wajib memenuhi kriteria, yaitu: memiliki
nasabah sendiri, jelas ukuran, sifat dan nilainya ditentukan
berdasarkan nilai riil pasar, dan dapat dikuasai namun tidak boleh
dimanfaatkan oleh bank.
3) Qardh (Pinjaman Kebaikan)
Prinsip transaksi ini membantu nasabah secara cepat, berjangka
pendek, dan diarahkan untuk usaha kecil serta keperluan sosial.
Jumlah dana yang dikumpulkan dalam pola transaksi ini berasal dari
dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS).
4) Waka/ah
Prinsip transaksi ini menggambarkan nasabah memberi kuasa kepada
bank syariah untuk mewakili dirinya mefakukan pekerjaan jasa
tertentu, seperti: transfer, dan sebagainya.
Prinsip ini diterapkan pada pengiriman uang atau transfer, penagihan
(collection payment), dan lainnya. Bank syariah menerima imbalan fee
atas jasanya terhadap nasabah (Antonio, 200 l ).
5) Kaja/ah
Bank garansi digunakan untuk menjamin pembayaran suatu kewajiban
pembayaran. Bank syariah dapat mempersiapkan nasabah dalam
menempatkan sejumlah dana untuk fasilitas ini sebagai rahn. Bank
syariah dapat pula menerima dana tersebut dengan prinsip wadiah dan
memperoleh ganti biaya atas jasa yang diberikan.
Bank syariah bertindak sebagai pihak penjamin, sedangkan nasabah
sebagai pihak yang dijamin. Prinsip ini juga memberikan pendapatan
bagi bank syariah (Syafi'i Antonio, 2001 ).
B. Akad Murabahah
Murabahah berasal dari kata ribhu(keuntungan) adalah transaksi jual-beli
dimana bank meyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual,
sementara nasabah sebagai pembeli. Barga jual adalah hargabeli bank dari
pemasok ditambah keuntungan. Kedua belah pihak hams menyepakati harga
111!'11 ilnn 1nno-lro::i i:-uo::ilrt11 nPmhl:llT<;iro;:in J..l-:1r<To::i 111'.ll tarcah11+ ,.:J;,,.,..r.,.""'),..-.,,n A .... 1,.,.....-. nlr.-.A
dan jika telah disepakati tidak berubah selama berlakunya alcad. Dalam
perbankan, murabahah yang lazim dilakukan dengan cara pembayaran cicilan
disebut bitsaman ajil. Dalam transaksi ini barang diserahkan segera setelah
akad sedangkan pembayaran dilakukan secara tangguh.(Rodoni dan Hamid,
2008:24)
Dalam beberapa kitab fiqih, murabahah merupakan salah satu dari bentuk
jual beli yang bersifat amanah. Jual beli ini berbeda dengan jual beli
musywwamah (tawar-menawar). Murabahah terlaksana antara penjual dan
pembeli berdasarkan harga barang, harga asli pembelian penjual yang
diketahui oleh pembeli dan keuntungan penjualpun diberitahukan kepada
pembeli. Sedangkan musawwamah adalah transaksi yang terlaksana antara
penjual dan pembeli dengan suatu harga tanpa melihat harga asli barang.
l . Jenis Akad Murabahah
Secara konsep bank syariah dapat menjalankan usaha supermarket
atau perdagangan yang dijalankan denga prinsip murabahah. Murabahah
dapat diedakan menjadi dua macam , yaitu (Wiroso, 2004 :45):
a. Murabahah tanpa pesanan,maksudnya ada yang pesan atau tidak, ada
yang beli atau tidak, bank syariah menyediakan barang dagangannya.
Penyediaan barang pada murabahah ini tidak terpengaruh atau terkait
langsung dengan ada tidakya pesanan atau pembeli.
b. Murabahah berdasarkan pesanan, maksudnya bamk syariah baru akan
melakukan transaksi nurabahah atau jual beli apabila ada nasabah yang
pesanan. Pada murabahah ini, pengadaan barang sangat tergantung atau
terkait langsung dengan pesanan atau pembelian barang tersebut.
Berdasarkan sumber dana yang digunakan, pembiayaan murabahah
secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu (Karim,
2004:117):
1) Pembiayaan murabahahah yang didanai dengan URIA ( Unresticted
Invesment Account= Investasi tidak terkait).
2) Pembiayaan murabahah yang didanai de:ngan .RIA (Restricted
Investment Account= Investasi terikat).
3) Pembiayaan murabahah yang didanai dengan modal bank.
2. Manfaat Ba'i al-Murabahah (Syafi'i, 2001:106-107)
Sesuai dengan sifat bisnis (tijarah), transaksi ba'i al-murabahah
memiliki bebrapa manfaat, demikian juga risiko yang harus diantisipasi.
Ba'i al-murabahah memberi banyak manfaat kepada bank syariah_ Salah
satunya adalah adanya keuntungan yang muncul dri selisih harga beli dari
penjual dengan harga jual kepada nasabah. Selain itu, sistem ba'i al
murabahah juga sangat sederhana. Hal tersebut memudahkan penanganan
administrasinya di bank syariah. Diantara kemungkinan risiko yang harus
diantisipasi antara lain sebagai berikut.
a. Default atau kelalaian; nasabah sengaja tidak membayar angsuran.
b. Fluktuasi harga komparatif. Ini terjadi bila harga suatu barang dipasar
naik setelah bank membelikannya untuk nasabah. Bank tidak bisa
c. Penolakan nasabah; barang yang dikirim bisa ditolak oleh nasabah karena
berbagai sebab. Bisa jadi karena rusak dalarn perjalanan sehingga
nasabah tidak mau menerimanya. Karena itu, sebaiknya dilindungi
dengan asuransi. Kemungkinan lari karena nasabah merasa spesifikasi
barang tersebut berbeda dengan yang ia pesan. Bila bank telah
menandatangani kontrak pembelian dengan penjualnya, barang tersebut
unutuk menjualnya kepada pihak lain.
d. Dijual; karena ba'i al-murabahah bersifat jual beli dengan utang, maka
ketika kontrak ditandatangani, barang itu mcmjadi milik nasabah.
Nasabah bebas melakukan apa pun terhadap aset miliknya tersebut,
termasuk untuk menjualnya. Jika terjadi demikian, risiko untuk default
akan besar.
C. Dana Pihak Ketiga (DPK)
I. Pengertian Dana Pihak Ketiga (DPK)
Dana yang bersumber dari masyarakat disebut dana Pihak Ketiga (Slarnet
Riyadi, 2003:63). Menurut UU Nomor IO Tahun 1998 tentang perbankan
(Pasal I) disebutkan bahwa, "Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh
rnasyarakat kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam
dalam bentuk giro, deposito, tabungan dan atau yang dipersamakan dengan itu.
Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam
bentuk tunai, atau aktiva lain yang dapat segera di ubah menjadi uang tunai.
pemilik bank itu sendiri, tetapi juga berasal dari titipan atau penyertaan dana
orang lain atau pihak lain yang sewaktu-waktu atau pada suatu saat tertentu
ditarik kembali, baik sekaligus maupun secara berangsur-angsur yang disebut
dana pihak ketiga (Muchdarsyah Sinungan 2000: 159)
Hampir setiap perusahaan memerlukan dana untuk membiayai kegiatan
usahanya, baik untuk biaya rutin maupun untuk keperluan perluasan usaha.
Pentignya dana membuat setiap perusahaan berusaha keras untuk mencari
sumber-sumber dana yang tersedia, termasuk perusahaan lembaga keuangan
semacam bank (Kasmir, 2008:61)
Bagi bank, dana merupakan faktor yang paling utama dalam operasional
bank. Tanpa dana yang cukup, bank tidak dapat berbuat apa-apa, atau dengan
kata lain bank tidak dapat berfungsi sama sekali (Zaainul Arifin, 2009:57).
Secara garis besar sumber-sumber dana bank adalah : (Kasmir, 2008: 62)
1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri.
2. Dana yang bersumber dari lembaga lain.
3. Dana yang bersumber dari masyarakat luas.
Secara ringkas bank syariah dalam menghimpun dana dari masyarakat
sebagai berikut (Bank Indonesia, 1999).
No.
1.
2.
3
4.
Tabel 2.2 Penghimpunan Dana Bank Syariah
Produk I Jasa Prinsip Syariah
Tabungan Wadiah Yad Dhamanah dan Mudharabah
Giro Wadiah Yad Dhamanah
Deposito Mudharabah
Simpanan Khusus Mudharabah Muqayyadah
Sumber : Manajemen Lembaga Keuangan, Dahlan Siamat, 2004.
2. Jenis-jenis Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Bank Syariah
Dalam menghimpun dana dari masyarakat, bank syariah menawarkan
berbagai macam kemudahan dan jenis simpanan yang dapat dipilih oleh
nasaabah. Penghimpunan dana di Bank Syariah dapat berbentuk giro,
tabungan deposito (Adiwarman A Karim, 2006 : 107). Meskipun jenis
produk simpanan di bank syariah mirip dengan konvensional, namun dalam
bank syariah terdapat perbedaan-perbedaan yang prinsipil (Muhammad
Syafi'i Antonio, 2001 : 155)
Bank menawarkan tiga jenis fasilitas penyimpanan uang antara lain:
a. Simpanan Giro
Menurut undang-undang Perbankan sya.riah Nomor 21. Ta.hun
2008, giro adalah simpana.n berdasarkan akad wadiah atau akad lain yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan eek, bilyet giro, sarana
perintah lainnya, atau dengan perintah pemindah bukuan.
b. Simpanan Tabungan
Pengertian simpanan tabungan menurut Undang-undang perbankan
syariah Nomor 21. Tahun 2008 adalah simpanan berdasarkan akad
wadiah atau investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat
dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi
tidak dapat ditarik dengan eek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
c. Simpanan Deposito
Deposito menurut Undang-undang perbankan syariah Nomor 21.
Tahun 2008 adalah investasi dana berdasarkam akad mudharabah atau
akad lain yang tidak bertentru1gan dengan prinsip syariah yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan
akad antara nasabah penyimpan dan bank syariah.
Menurut Zainul Arifin (2006 : 48) Bank :Syariah dapat menarik
dana pihak ketiga atau dari masyarakat dalam bentuk :
1) Titipan (wadiah) yaitu simpanan yang dijamin keamanan dan
pengembalianya tetapi tanpa memperoleh imbalan atau keuntungan.
2) Partisipasi modal berbagai hasil dan berbagi resiko (mudharabah
mutlaqah) dimana bank akan membayar bagian keuntungan secara
proporsional dengan protofolio yang didanai dengan modal tersebut.
3) Investasi khusus (Mudharabah Muqayyadah), dimana bank bertindak
sebarrai manaier invest::isi 11nt11k- 111p_rnnPrnlPh 1-::iho::i t~H-11 h-::inlr t;rla lF
ikut berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya mengambil resiko
atas investasi tersebut.
3. Hubungan DPK dengan Pembiayaan Murabahah
Setelah dana pihak ketiga (DPK) telah dikumpulkan oleh bank, maka
sesua1 dengan fungsi intennedimy-nya maka bank berkewajiban
menyalurkan dana tersebut untuk pembiayaan. Dalam ha! ini, bank harus
mempersiapkan strategi penggunaan dana-dana yang dihimpunnya sesuai
dengan rencana alokasi berdasarkan kebijakan yang telah digariskan
(Muhammad, 55: 2004). Maka dapat dikatakan semakin besar dana pihak
ketiga yang terdapat pada perbankan syariah maka semakin besar pula
jumlah pembiayaan yang disalurkan, dan dapat pula dikatakan semakin
besar pula jumlah jumlah pembiayaan murabahah yang disalurkan.
D. FDR (Financing to Deposit Ratio)
1. Pengertian FDR (Financing to Deposit Ratio)
FDR adalah perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh
bank syariah dengan Dana Pihak Ketiga yang berhasil dikerahkan oleh
bank. Semakin besar tingkat FDR , maka semakin baik pula bank syariah
tersebut dapat menjalankan fungsi intermediasinya. (Muhammad, 2002 hal
:55)
Berdasarkan surat edaran Bank Indonesia No.26/5/BPPP tanggal 29
Mei 1993, besarnya FDR ditetapkan oleh Bank Indonesia tidak boleh
pembiayaan melebihi jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun
asalkan tidak melebihi 110 persen.(Ibid., ha! 55)
Pen1biayaan atau ?injaman yang diber:ka11 Financing to Deposit Ratio = K 100 %
Dana Pihal: l:Cetiga
Dana pembiayaan adalah dana yang dibutuhkan untuk menggerakkan
sektor riil dan diharapkan mampu untuk memicu pertumbuhan ekonomi.
Begitupula sebaliknya, bila dana FDR Bank Syariah tidak dapat disalurkan
dengan baik maka dampaknya selain penggerakkan sektor riil terhambat,
juga mengakibatkan dana masyarakat tersebut menganggur (iddle money)
dan dapat mempengaruhi berkurangnya jumlah uang yang beredar atau
dapat digunakan sebagai tujuan spekulasi dengan menekan nilai tukar rupiah
bahkan dapat terjadinya inflasi.
Begitu pentingnya FDR ini dalam menggeraka:n sektor riil yang dapat
memacu pertumbuhan ekonomi, maka Bank Sentral selalu memantau
perkembangannya dan hati-hati dalam menentukan kebijakan monetemya.
2. Hubungan FDR dengan Pembiayaan Murabahah
Rasia FDR dipergunakan untuk mengukur sejauh mana dana pinjaman
yang berhasil dikerahkan oleh bank kepada nasabah peminjam yang
bersumber dari dana pihak ketiga. Tinggi rendahnya rasio ini menunjukkan
tingkat likuiditas bank tersebut. Sehingga semakin tinggi angka FDR suatu
bank, berarti digambarkan sebagai bank yang kurang likuid dibanding
tersebut dapat menggambarkan bahwa semakin tingginya jumlah
pembiayaan yang dikeluarkan khususnya pembiayaan murabahah.
E. Non Performing Financing ( NPF)
I. Pengertian Non Performing Financing
Salah satu resiko yang dihadapi oleh bank adalah resiko tidak
terbayarnya pembiayaan yang telah diberikan atau sering disebut resiko
pembiayaan. Resiko pembiayaan umumnya timbul dari berbagai
pembiayaan yang masuk dalam kategori bermasalah atau non performing
finncing (NPF). Ada beberapa pengertian pembiayaan bermasalah yaitu
(Veithzal, 2006:475)
a. Pembiayaan yang di dalam pelaksanaannya belum dicapai atau
memenuhi target yang diinginkan oleh pihak bank.
b. Pembiayaan yang meiliki kemungkinan timbulnya resiko di kemudian
hari bagi bank dalam arti luas.
c. Mengalami kesulitan di dalam penyelsaian kewajiban-kewajibanny, baik
dalam bentuk pembayaran bunga, denda keterlambatan, serta ongkos
ongkos bank yang menjadi beban nasabah yang bersangkutan.
d. Pembiayaan dimana pembayaran kembalinya <la.lam bahaya, terutama
apabila sumber-sumber pembayaran kembali yang diharapkan
diperkirakan tidak cukup untuk membayar kembali pembiayaan,
sehingga belum memenuhi target yang diinginkan oleh bank.
e. Pembiayaan dimana terjadi cidera janji dalam pembayaran kembali
sesuai perjanjian, sehingga terdapat tunggakan atau ada potensi kerugian
di perusahaan nasabah sehingga memiliki kemungkinan timbulnyaresiko
dikemudian hari bagi bank dalam arti luas.
f Pembiayaan golongan perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan
macet serta golongan lancar yang berpotensi menunggak.
Untuk mengetahui besarnya Non Performing Financing (NPF) suatu
bank, maka diperlukan suatu ukuran. Bank Indonesia mengintruksikan
perhitungan Non Performing Financing (bermasalah) dalam laporan
keuangan perbankan nasional sesuai dengan Surat Edaran No.
6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, tentang perhitungan rasio keuangan
bank yang dirumuskan sebagai berikut :
Pembia:vaan Eer1'11asalah NPF = ---------
Total Pembiayaan
2. Hubungan NPF dengan Pembiayaan Murabahah
Pemilihan NPF sebagai variabel independen karena NPF merupakan
perbandingan antara jumlah pembiayaan yang bermasalah dengan jumlah
total pembiayaan. Peningkatan jumlah NPF akan meningkatkan jumlah
PPAP (Penyisihan Penghapusan Aset Produktif) yang perlu dibentuk oleh
pihak bank. Jika ha! ini berlangsung terus maka akan mengurangi modal
bank. Karena NPF dapat mempengaruhi jumlah mod.al, maka secara logika
peningkatan nilai NPF akan menurunkan jumlah pembiayaan dalam ha! ini
adalah murabahah.( Dwi Nurapriyani, 2010)
F. Suku Bunga Pinjaman KonsumtifBank Umum Konvensional
1. Pengertian Suku Bunga
Suku bunga merupakan sejumlah rupiah yang dibayar akibat telah
mempergunakan dana sebagai balas jasa. Perubahan suku bunga merupakan
perubahan dalam permintaan uang (kredit). Kenaikan suku bunga
mengakibatkan penurunan permintaan agregat/pengeluaran investasi.
Sebaliknya, peningkatan suku bunga akan mengakibatkan peningkatan
permintaan agregat.
2. Teori Klasik tentang tingkat suku bunga
Menurut teori Klasik tabungan merupakan fungsi dari tingkat suku
bunga. Makin tinggi tingkat suku bunga, maka makin tinggi pula keinginan
masyarakat untuk menabung. Artinya pada tingkat suku bunga yang lebih
tinggi masyarakat terdorong uniuk mengorbankan atau mengurangi
pengeluaran untuk konsumsi guna menambah tabungan. Investasi juga
merupakan fungsi dari tingkat suku bunga. Makin tinggi tingkat suku bunga,
maka keinginan untuk melakukan investasi juga makin kecil, sebab tingkat
pengembalian dan penggunaan dana juga makin besar. (Nopirin, 2000).
Berdasarkan gambar 2.1 kurva S adalah kurva penawaran dana modal
(tabungan) dan I adalah kurva pennintaan dana modal (investasi).
Keseimbangan tercapai pada titik E dan ini menunjukkan bahwa jumlah 0
dana modal yang akan diinvestasikan sebesar OJ dan tingkat bunga sebesar 0
Or . Kalau dimisalkan permintaan dana modal berubah menjadi 0 I 0 I,
yang berarti tingkat bunga naik dari Or menjadi Or dan dana yang 0 I
diinvestasikan bertambah dari OI menjadi OI _ Dan apabila permintaan dana 0 I
modal tetap sebesar I , tetapi panawarannya bertambah menjadi S maka I,
keseimbangan berpindah ke E Dengan demikian perubahan tersebut 2.
menyebabkan tingkat bunga turun dari Or menjadi Or dan dana yang 0 2
diinvestasikan bertambah dari OI menjadi OI (Sukirno, 20 I 0) 0 2
Gambar2.1 Tem·i Klasik tentang Tingkat Suku Bnnga
0 investasi
Sumber: Sukirno,2010
3. Teori Suku Bunga Bank Konvensional
Dalam industri perbankan penetapan suku bunga kredit merupakan
faktor yang sangat menentukan. Karena suku bunga !credit merupakan suatu
alat persaingan yang cukup strategis. (Boediono, 2005 : 64)
Bunga dalam industriperbankan bertindak sebagai harga, oleh kasmir
pengertian harga berdasarkan bunga terdapat tiga macam yaitu, harga beli
tabungan, deposito) dalam bentuk bunga simpaan, harga jual bempa bunga
yang di bebankan kepada nasabah peneima keredit dalam bentuk bunga
pinjaman, dan biaya yang dibebankan kepada nasabahnya sesuai dengan
jenis jasa yang ditawarkan dalam bentuk biaya-biaya.
Menumt Kasmir ( 2004 : 154-157) terdapat 10 faktor utama yang
mempengamhi suku bunga bank adalah sebagai berikut :
a. Kebutuhan dana, apabila bank mengalami kekurangan dana maka bank
akan menaikkan suku bunga simpanan sehingga menarik nasabah untuk
menyimpan dananya di bank. Sebaliknya apabila bank mengalami
kelebihan dana sementara simpanan banyak maka bank akan
menumnkan suku bunga simpanan sehingga menumnkan minat nasabah
untuk menabung, atau menumnkan suku bunga kredit sehingga
permintaan kredit akan meningkat.
b. Persaingan, dalam merebut pasar khusus kredit maka bank hams melihat
harga I suku bunga yang ditawarkan oleh bank pesaing. Untuk itu
sebaiknya bunga pinjaman hams berada dibawah bunga pesaing
meskipun margin laba mengecil
c. Kebijakan pemerintah, dalam kondisi tertentu pemerintah dapat
menentukan batas maksimal suku bunga bailk simpanan maupun
pinjaman. Sehingga suku bunga pinjaman tdak boleh melbihi batas yang
sudah ditetapkan.
d. Target Jaba yang diinginkan, merupakan besamya keuntungan yang
diinginkan oleh bank. Jika laba yang diinginkan besar, maka bunga
pinjaman ikut besar dan demikian pula sebaliknya.
e. Jangka waktu, semakin panjang jangka waktu pma1man, maka kan
semakin tinggi bungannya , demikian pula sebaliknya. Hal ini
disebabakan kemngkinan risiko dimasa mendatang.
f Kualitas jaminan, semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin
rendah bunga kredit yag dibebankan, begitupula senaliknya.
g. Reputasi perusahaan, bonafiditas perusahaan menentukan besarnya
bunga, hal ini disebabkan samakin bonafid maka kemungkinan risiko
kredit macet dimasa mendatang relatif keci, begitu pula sebaliknya.
h. Produk yang kompetitif, semakin komopetitif procluk yang dibiayai maka
kemungknan tingkat pengembalian kredit lebih terjamin. Karena produk
laku dipasaran.
1. Hubungan baik, biasanya bank menggolongkan nasabah menjadi primer
dan nasabah biasa, berdasarkan loyalitas nasabah. Sehingga penetapan
bunga pinjaman untuk nasabah primer lebih rendah dibandingkan dengan
yang ditawarkan kepada nasabah biasa.
J. Jaminan pihak ketiga, bonafiditas, kemampuan, loyalitas, atau nama baik
penjamin pinjaman akan mempengaruhi suku bunga yang dibebankan
kepada nasabah pinjaman, semakinbonafid pihak peajamin semakin
percaya bank, sehingga semakin rendah bunga pinjaman yang
dibebankan.
4. Hubungan Suku Bunga Kredit terhadap Kredit Bank konvensional
Menurut Chapra suku bunga rata-rata pinjaman merupakan salah satu
indikator bergulir atau tidaknya suatu investasi/usaha yang produktif.
Karena dengan tingkat suku bunga yang tinggi .akan menghambat laju
investasi yang produktif sementara jika suku bunga terlalu rendah akan
mendorong investasi yang tidak produktif (konsumsi yang tinggi) oleh
rumah tangga dan pemerintah. (Chapra, 2000: 74)
Dengan suku bunga yang tinggi, perbankan akan mengalami kesulitan
untuk menyalurkan dananya kepada peminjam. Hal ini sesuai denagn
pendapat Chapra yang menyebutkan bahwa bunga yang tinggi menjadi
faktor penghambat investasi, bagaimanapun pembayarannya bunga dapat
mencapai sepertiga dari keuntungan modal sebelum pajak.(Ibid : 74)
Maka dengan tingginya tingkat suku bunga akan mengakibatkan
tingkat investasi menjadi menururn karena tingginya bunga yang harus
dibayar oleh peminjam. Sehingga masyarakat akan berfikir ulang ketika
akan mengajukanpembiayaan ke bank, pada akhirnya tingkat permintaan
terhadap pembiayaan akan menurun bank akan tumn.
Sebaliknya jika suku bunga rendah, akan terjadi defisit pembiayaan.
Karena dengan rendahnya suku bungan pinjaman berarti suku bunga
simpananpun akan lebih rendah. Sehingga penabung akan berfikir ulang
untuk menginvestasikan dananya ke instrumen berbasis bunga, mengingat
imbal hasilnya yang mereka dapatkan tidak sesuai harapan mereka.
Hal tersebut sesuai dengan mendapat Chapra, bahwa tingkat suku
bunga rendah merugikan penabung yang menginvestasikan dananya kepada
instrument berbasis bunga. Keadaan ini juga mengakibatkan daya ransangan
yang berlebihan terhadap peminjam dengan tujuan konsumsi oleh rumah
tangga pemerintah, sehingga akan meningkatkan tekanan inflasioner. (ibid.,
: 74)
5. Hubungan Suku Bunga Pinjaman Bank Umum Konvensional dengan
Pembiayaan Murabahah.
Pengaruh naiknya suku bunga !credit perbankan yang tinggi akan
memberikan rangsangan kepada bank syariah. Karena diduga dengan
tingginya suku bunga kredit maka masyarakat akan beralih mencan
instrument alternatif yang Iebih murah, sesuai mekanisme pasar.
Walaupun bank syariah tidak menggunakan bunga sebagai instrument
dalam pembiayaannya namun bank syariah tetap melihat suku bunga kredit
bank konvensional sebagai acuan dalam menetapkan tingkat margin. Dalam
teori pemasaran bank, salah satu faktor yang mempengaruhi harga (margin
murabahah) adalah persaingan (kasmir, 2004 : 155), sehingga bank syariah
akan senantiasa berusaha menetapkan margin murabahah lebih rendah dari
pada suku bungan kredit yang ditawarkan oleh bank konvensional.
Pada penelitian ini suku bunga yang digunakan adalah suku bunga
kredit konsumtif bank umum konvensional, ha! ini dimaksudkan agar dapat
menjadi perbandingan yang baik terhadap margin murabahah yang
ditetapkan oleh bank syariah, mengingat pembiayaan murabahah diduga
lebih banyak bertujuan konsumtif. (Miftahul Jannah , 2009)
G. Penelitian Terdahulu
I. Penelitian yang dilakukan oleh Lia Andriani (2010) dengan judul "Analisis
Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan Mudharabah Pada
Perbankan Syariah Di Indonesia". Dengan menggunakan pendekatan ECM
(Error Correction Model), disimpulkan bahwa Ill (Jakarta Islamic Index) ,
PDB (Produk Domestik Bruto ), dan Kurs Rupiah/US$ berpengaruh positif
dan signifikan terhadap permintaan pembiayaan mudharabah, dan
berdsarkan analisis ECM menghasilkan model yang bebas dari masalah
autokorelasi dan heteroskedastisitas sedangkan dalam model terdapat
masalah multikolinieritas.
2. Jurnal Penelitian yang dilakukan oleh Aam Slamet Rusydiana(2009) dengan
" Mekanisme Transmisi Syariah Pada Si stem Moneter Ganda Di Indonesia".
Dengan menggunakan metode Vector Auto Regression (VAR) and Vector
Error Correction Model (VECM), disimpulkan bahwa hubungan antara
SWBI, Pembiayaan adalah negatif, dimana ketika SWBI tinggi jumlah
pembiayaan rendah, dan begitu pula SBI dan Inflasi. Ketika Pembiayaan
meningkat memberikan kontribusi positif terhada.p penurunan tingkat
inflasi.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Miftahul Jannah (2009) dengan "Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan Murabahah
uji validitas dan reliabilitas, disimpulkan bahwa biaya akad dan resiko
pembiayaan menjadi faktor utama sedangkan kecepatan pencairan
pembiayaan dan suku bunga bank konvenional menjadi faktor kedua bagi
permintaan pembiayaan Muarabahah.
4. Jumal penelitian yang dilakukan oleh Nadratauzzaman, M. Hosen,dan Jihad
(2009) yaitu, "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan
Murabahah Bank Syariah Di Indonesia (Periode Januari 2004 - Desember
2008)". Dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, disimpulkan
bahwa permintaan pembiayaan murabahah dipengaruhi signifikan secara
negatif oleh margin murabahah, bunga kredit konsumtif bank konvensional
dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS. Selain itu permintaan
pembiayaan murabahah dpengaruhi signifikan secara positif oleh variabel
akses. Sedangkan variabel inflasi dan nilai jaminan telah dikeluarkan dari
model, dikarenakan tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap
permintaan pembiayaan murabahah.
5. Penelitian dilakukan oleh Heri setiawan (2010) dengan "Analisis Pengaruh
Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF) dan Financing
to Deposit Ratio (FDR) Terhadap Mark Up Margin dan Implikasinya Pada
Pembiayaan Murabahah BMT (Studi Kasus pada BMT Al-Fath &
Ubasyada). Dengan menggunakan analisis jalur, basil pengujian sebelum
dan setelah trimming disimpulkan bahwa variabel DPK, NPF, da FDR
memiliki pengaruh secara simultan terhadap mark up margin yang
ditetaokan oleh BMT. DPK. NPF dan FDR """""" n•r<i•I mPmnnmrn;
pengaruh secara signifikan negatif terhadap Mark up Margin yang
ditetapkan oleh BMT. Sedangkan hasil sebelum trimming DPK, NPF, dan
FDR , Mark up margin yang ditetapkan oleh BMT memiliki pengaruh
secara simultan pada pembiayaan murabah BMT . DPK, NPF, FDR secara
parsial, diketahui bahwa hanya variabel DPK dan FDR yang berpengaruh
signifikan pada Pembiayaan Murabahah BMT. Setelah strimming, DPK dan
FDR secara berpengaruh secara simultan pada pembiayaan murabahah
BMT. Dan secara parsial DPK dan FDR berpengaruh signifikan positifpada
pembiayaan murabahah BMT AL-Fath dan Ubasyada.
l/o. Jndnl Pennlis
Analisis Faktor Lia Andriani Yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan Mudharabah Pada Perbankan Syariah Indonesia
Di
Tabel 2.3 Penelitian Terdahuln
Variabel Metode
HI (Jakarta ECM
Islamic
Index) , PDB
(Produk
Domestik
Bruto), dan
Ku rs
Rupiah/US$
Mekanisme Aam Slamet SWBI, SBI, VAR
Transmisi Syariah Rusydiana dan Inflasi VECM
Pada Sistem
Moneter Ganda
Di Indonesia
Kesimpnlan
JII (Jakarta Islamic Index) ,
PDB (Produk Domestik
Bruto),
Rupiah/US$
dan Kurs
berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap permintaan
pembiayaan mudharabah,
dan berdsarkan analisis ECM
menghasilkan model yang
bebas dari masalah
dan autokorelasi
heteroskedastisitas
sedangkan daJam model
terdapat
multikolinieritas.
masalah
I Hubungan antara SWBI,
Pembiayaan adalah negatif,
dimana ketika SWBI tinggi
jumlah pembiayaan rendah,
dan begitu pula SBI dan
Inflasi. Ketika Pembiayaan
meningkat memberikan
kontribusi positif terhadap
penurunan tingkat inflasi.
1. Analisis Faktor- Miftahul Jannah Biaya akad, Analisis uji Biaya akad dan resiko
Faktor yang
Mempengaruhi
Permintaan
Pembiayaan
Murabahah Pada
PT Bank
Muamalat
Indonesia TBK
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Permintaan
Pembiayaan
Murabahah Bank
Syariah Di
Indonesia
(Periode Januari
2004 - Desember
?()()51\
resiko
pembiayaan,
kecepatan
pencairan
pembiayaan
dan suku
bunga bank
konvenional
Nadratauzzaman, Margin
M. Hosen,dan murabahah,
validitas pembiayaan menjadi faktor
dan utama sedangkan kecepatan
reliabilitas pencairan pembiayaan dan
suku bunga bank
konvenional menjadi faktor
kedua bagi permintaan
pembiayaan Murabahah.
Analisis
Regresi
Permintaan
murabahah
pembiayaan
dipengaruhi
Jihad bunga kredit Linier signifikan secara negatif oleh
konsumtif
bank
konvensional
dan nilai
tukar Rupiah
terhadap
Dollar AS,
Berganda margin murabahah, bunga
kredit konsumtif bank
konvensional dan nilai tukar
Rupiah terhadap Dollar AS.
Selain itu
pembiayaan
permintaan
murabahah
dpengaruhi signifikan secara
• '.,... f •
Analisis Pengaruh Heri setiawan
Dana Pihak
Ketiga (DPK),
Non Performing
Financing (NPF)
dan Financing to
Deposit Ratio
(FDR) Terhadap
Mark Up Margin
dan Implikasinya
Pada Pembiayaan
Murabahah BMT
(Studi Kasus pada
BMT Al-Fath &
Murabahah
DPK, NPF
dan FDR,
Margin dan
Pembiayaan
Murabahah
Sedangkan variabel inflasi
jan nilai Jamman telah
dikeluarkan dari model,
dikarenakan
memberikan
signifikan
permintaan
murabahah.
tidak
pengaruh
terhadap
pembiayaan
Ana lisis Hasil pengujian sebelum dan
Jalu r setelah trimming
disimpulkan bahwa variabel
DPK, NPF, da FDR memiliki
pengaruh secara simultan
erhadap mark up margin
yang ditetapkan oleh BMT.
DPK, NPF, dan FDR secara
parsial mempunyai pengaruh
secara signifikan negatif
erhadap Mark up Margin
yang ditetapkan oleh BMT.
Sedangkan basil sebelum
Ubasyada) FDR , Mark up margin yang
ditetapkan oleh BMT
memiliki pengaruh secara
simultan pada pembiayaan
murabah BMT. DPK, NPF,
f/DR secara parsial, diketahui
bahwa hanya variabel DPK
dan FDR yang berpengaruh
signifikan pada Pembiayaan
Murabahah BMT. Setelah
strimming, DPK dan FDR
secarn berpengaruh secara
simultan pada pembiayaan
murabahah BMT. Dan secara
parsial DPK dan FDR
berpengaruh signifikan
positif pada pembiayaan
murabahal1 BMT AL-Fath
dan Ubasyada.
H. Kerangka Pemikimn
Kerangka pemikiran dalam penelitian m1 dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar2.2 Diagram Kerangka Pemikiran
Bank Indonesia
Suku Bunga Pinjan1an Konsmntif Bank Umum Konvensional
'--~~~~~-U-ji~s•_ruT'i_on_e_ri_m_'~~~~~~
Uji Lag LcJ14!ht
Uji l(ausalitas Kointcgrasi
Tidak Terkointegrasi Terkointi~grasi
VAR in Difference VEC:\1
!RF Variance Decon1position
Interpretasi Hasil
I. HIPOTESIS
Hipotesis rnerupakan suatu pernyataan sernentara atau dengan jawaban
yang paling rnernungkinkan walaupun rnasih hams dibuktikan degan
penelitian. (Urnar, 2004 :290)
Adapun hipotesis yang diajukan dalarn penelitian nu adalah sebagai
berikut:
HO : Tidak terdapat pengaruh antara DPK, FDR, NPF, Suku Bunga Pinjarnan
Konsurntif Bank Urnurn Konvensional terhadap Pernbiayaan Murabahah
Perbankan Syariah Di Indonesia periode Januari 2008 - Agustus 2011.
Hl : Terdapat pengaruh antara DPK, FDR, NPF, Suku Bunga Pinjarnan
Konsumtif Bank Urnurn Konvensional terhadap P'ernbiayaan Murabahah
Perbankan Syariah Di Indonesia periode Januari 2008 - Agustus 2011.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup dalam penelitian ini yaitu menganalisis pengaruh DPK,
FDR, NPF, dan Suku Bunga Pinjaman Konsumtif Bank Umum Konvensional
terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah Di Indonesia (Periode
Janurai 2008 - Agustus 2011 ). Data operasional yang digunakan pada penelitian
ini menggunakan data runtut waktu (time series). Data yang digunakan adalah
data bulanan yang dikeluarkan oleh Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia
dan data statistik dari BPS, dan data lain yang mendukung.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi adalah yang diminati dalam penelitian, atau kelompok yang akan
dikenakan atau diterapi basil dari penelitiannya. Sedang sampel adalah bagian
dari populasi yang mewakili populasinya. Adapun objek pada penelitian ini
adalah Perbankan Syariah Di Indonesia.
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder sebanyak
44 observasi berdasarkan data bulanan yang dimulai dari Januari 2008 - Agustus
2011 yang meliputi DPK, FDR, NPF, dan Suku Bunga Pinjaman Konsumtif
Bank Umum Konvensional, dan Pembiayan Murabahah Perbankan Syariah Di
Indonesia.
C. Metode Pengnmpnlan Data
Data adalah sekumpulan informasi yang dipe:rlukan untuk mengambil
keputusan. Jenis data penelitian ini menggunakan data kuantitatif yaitu data yang
diukur dalam skala numerik (angka). Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan
adalah dengan menggunakan Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia yang
diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) dan Keuangan Indonesia (BI) dalam
berbagai edisi. Penelitian ini mengunakan data sekunder yaitu data yang
dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada
masyarakat pengguna data (Kuncoro, 2003: 125-127).
Metode yang digunakan dalam pegumpulan data untuk melakukan
penelitian ini adalah sebagaiberikut:
1. Library Research
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari
membaca literatur, buku, artikel, jurnal, majalah, dan ha! lain yang
berhubungan dengan aspek penelitian sebagai upaya untuk memperoleh
data yang valid.
2. Internet Research
Terkadang buku referensi atau literatur yang kita miliki atau pmJam di
perpustakaan tertinggal selama beberapa watu atau kadaluarsa, karena ilmu
selalu berkembang, oleh karena itu untuk mangantisipasi ha! tersebut
penulis melakukan penelitian dengan teknologi yang juga berkembang yaitu
internet sehingga data yang diperoleh merupakan data yang sesuai dengan
D. Metode Analisis
Penggunaan pendekatan struktural atas permodelan persamaan simultan
biasanya menerapkan teori ekonomi di dalam usahanya untuk mendeshipsikan
hubungan antar variabel yang ingin di uji. Akan tetapi sering ditemukan bahwa
teori ekonomi saja ternyata tidak cukup kaya dalam menyediakan spesifikasi
yang ketat dan tepat atas hubungan dinamis antar variabel. Misalnya teori
terlalu kompleks sehingga simplikasi hams dibuat atau sebaliknya fenomena yang
ada terlalu kompleks jika hanya dijelaskan dengan teori yang ada. VAR
kemudian muncul sebagai jalan keluar atas permasalahan ini, model VAR
dibangun dengan pertimbangan meminimalkan pendekatan teori dengan tujuan
agar mampu menangkap fenomena ekonorni dengan baik ( Agus Widarjono,
2007: 371).
Secara umum, VAR digunakan untuk menganalisis sistem variabel
variabel runtun waktu dan untuk menganalisis dampak dinamis dari faktor
kejutan (.~hock) yang terdapat dalam sistem variabel tersebut (Nova Riana,
2008: 28).
Model ekonometrika yang sering digunakan dalam analisis kebijakan
mahoekonorni dinamik dan stokastik (acak) adalah model Vector Autoregression
(VAR). Asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis V A.R adalah semua variabel
tak bebas bersifat stasioner, semua sisaan bersifat white noise, yaitu memiliki
rataan no I, ragam konstan, clan di antara variabel tak be bas tidak ada korelasi.
VAR ini bersifat ateori, artinya tidak berlandas teori dalam menentukan model
independen atau dependen). VAR dengan ordo p dan n buah variabel tak bebas
pada periode t dapat dimodelkan sebagai berikut:
Yt =Ao+ A1 Yt-1+ A2 Yt-2 ... + Ap Yt-p+q I Keterangan :
Yt = Vektorvariabel tak bebas (Yl,t, Y2,t, Y3,t) Ao = Vektor intersep berukuran n x 1 AJ = Matriks parameter berukuran n x 1 q = Vektor residual (l:l,t, 2:2,t, 2:3,t) berukuran n x I
Keunggulan dari Analisis VAR antara lain adalah: (I) Metode ini
sederhana, tidak perlu khawatir untuk membedakan mana variabel endogen
mana variabel eksogen; (2) Estimasinya sederhana, di mana metode OLS biasa
dapat diaplikasikan pada tiap-tiap persamaan secara terpisah; (3) Hasil
perkiraan (forecast) yang diperoleh dengan menggunakan metode ini dalam
banyak kasus lebih bagus dibandingkan dengan hasiil yang didapat dengan
menggunakan model persamaan simultan yang kompleks sekalipun. Selain itu,
VAR analysis juga merupakan alat analisis yang sangat berguna, baik di dalam
memahami adanya hubungan timbal balik (interrelationship) antara variabel-
variabel ekonomi, maupun di dalam pembentukan model ekonomi berstruktur.
Namun model VAR juga memiliki beberapa kelemahan antara lain: (!)
VAR merupakan model yang atheoritic atau tidak berdasarkan teori sehingga
ha! ini tidak seperti persamaan simultan. Pada persamaan simultan, pemilihan
variabel yang akan dimasukkan dalam persamaan mernegang peranan penting
dalam mengidentifikasi model; (2) Metode ini juga bermasalah pada pemilihan
parameter yang akan bermasalah pada derajat bebas (degrees of freedom-ctf)
akan bertambah; (3) Semua variabel dalam VAR harus stasioner, jika tidak
stasioner maka perlu dilakukan transformasi bentuk data, misalnya melalui first
difference.
Langkah-langkah dalam analisis VAR adalah sebagai berikut :
I. Uji stasioneritas data dan derajat integrasi
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam estimasi model
ekonomi dengan data times series adalah dengan menguji stasioneritas pada
data atau disebut Stationary Stochastic Process. Data yang stasioner adalah
data yang variansnya tidak terlalu besar dan mempunyai kecenderungan
untuk mendekati nilai rata-ratanya. Tujuan uji ini adalah agar rata-ratanya
stabil dan random errornya = 0. Stasioner dari sebuah variabel
menjadi penting karena pengaruhnya pada hasil estimasi regresi. Regresi
antara variabel-variabel yang tidak stasioner akan menghasilkan fenomena
regresi palsu ( spurious regression), di mana nilai koefisien yang
dihasilkan dari estimasi menjadi tidak valid dan sulit untuk dijadikan
pedoman.
Uji stasioneritas data ini dapat dilakukan dengan menggunakan
Augmented Dickey- Fl1ller (ADF) pada derajat yang sama ( level atau
different) hingga diperoleh suatu data yang stasioner. Gujarati menjelaskan
bentuk persamaan UJt stasioneritas dengan analisis ADF adalah
sebagai berikut ( Shochrul Ajija dkk, 2011 : 165-166):
p
til', = a:0 + yl',_1 +/Ji I l'l l',-t+1 +E, i::::1
Di mana: Yt ao y p
Bentuk dari first difference = Intersep
Variabel yang di u ji stasioneritasnya Panjang lag yang digunakan dalam model
= Errorterm £
Dalam persamaan tersebut, Ho menunjukkan adanya unit root dan HJ
menunjukkan kondisi tidak adanya unit root. Jika dalam uji stasioneritas
ini menunjukkan nilai ADF statistik yang lebih besar daripada lvfackinnon
critical value, maka dapat diketahui bahwa data tersebut stasioner
karena tidak mengandung unit root. Sebaliknya, jika nilai ADF statistik
lebih kecil daripada Mackinnon critical value, maka dapat disimpulkan data
tersebut tidak stasioner pada derajat level. Dengan demikian, differencing
data untuk memperoleh data yang stasioner pada derajat yang sama difirst
difference I harus dilakukan, yaitu dengan mengurangi data tersebut dengan
data periode sebelumnya.
Pada penelitian ini nilai kritis yang digunakan adalah 5% yang mana
tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi. Cara yang cukup cepat dalam
menentukan data sudah stasioner atau tidak adalah dengan melihat
probabilitasnya, apabila lebih kecil dari 0,05 (5%) maka data sudah
stasioner.
Selain dengan menggunakan uji ADF, uji stasioneritas dapat
dilakukan dengan menggunakan Phillips Perron test (PP). Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan uji PP dikarenakan uji PP
memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh uji ADF. Uji PP dapat
menangkap perubahan struktur data yang terjadi pada suatu variabel.
Perubahan struktur data perlu diperhatikan karena ha! itu dapat
menyebabkan data terlihat sepe11i tidak stasioner , sehingga kesimpulan
yang diambil jika perubahan struktur tidak dirnasukkan ke dalam
perhitungan akan mengarah pada penerimaan hipotesis yang salah.
2. Penentuan panjang lag (lag length)
Salah satu permasalahan yang terjadi dalam uji stasioneritas adalah
penentuan lag optimal. Jika lag yang digunakan dalam uji stasioneritas
terlalu sedikit, maka residual dari regresi tidak akan menampilkan proses
white noise sehingga model tidak dapat mengestimasi actual error secara
tepat. Namun jika lag yang digunakan terlalu banyak, maka dapat
mengurangi kemampuan untuk menolak Ho karena tambahan
parameter yang terlalu banyak akan mengurangi derajat bebas. Dalam
penentuan lag optimal di lakukan melalui likelihood ratio test, tentukan
!criteria yang mempunyai final prediction erroer corection (FPE) atau
jumlah dari Akaike lriformation Criterion (AIC), Schwarz lliformation
Criterion (SIC), dan Hannan Quinn lf?formation Criterion (HQ) yang
paling kecil di antara berbagai lag yang diajukan.
3. Uji kointegrasi
Hubungan kointegrasi dapat diartikan Hebagai suatu hubungan
jangka panjang (long term relationship/equilibrium) antara variabel-variabel
yang tidak stasioner ( Shochrul Ajija dkk, 2011:133). Pendeteksian
kointegrasi dapat ini dapat dilakukan dengan metode Johansen atau Enge/
Granger. Jika variabel-variabel tidak terkointegrasi maka dapat diterapkan
VAR standar yang hasilnya akan identik dengan OLS, jika pengujian
membuktikan terdapat vektor kointegras~ maka dapat diterapkan ECM
untuk single equation dan VECM untuk system equation.
Dalam menentukan data yang dipakai terko'integrasi atau tidak, dapat
dilihat dengan membandingkan nilai Max-Eigen dengan nilai trace-nya. Jika
nilai Max-Eigen dan nilai trace- nya lebih besar dari pada nilai kritis I%
dan 5%, maka data terkointegrasi.
4. Estimasi VAR dan VECM
Jika data suatu time series model VAR terbukti tidak terdapat
hubungan kointegrasi maka dapat diterapkan VAR standar, estimasi VAR
ini digunakan untuk melihat apakah variabel Y mempengaruhi X dan
demikian pula sebaliknya.
Selanjutnya, dari hasil estimasi VAR untuk melihat apakah Y
mempengaruhi X dan sebaliknya, dapat diketahui dengan membandingkan
nilai t-statistik hasil estimasi dengan nilai t-tabel, jika nilai t-statistik lebih
besar dari nilai t-tabelnya, maka dapat dikatakan variabel Y mempengaruhi
v
Sedangkan, jika suatu data time series model VAR terbukti terdapat
hubungan kointegrasi, maka VECM dapat digunakan untuk
mengetahui tingkah laku jangka pendek dari suatu variabel terhadap nilai
jangka panjangnya ( Shochrul Ajija dkk, 20H : 191). VECM juga
digunakan untuk menghitung hubungan jangka pendek antarvariabel
melalui koefisien standar dan mengestimasi hubungan jangka panjang
dengan menggunakan lag residual dari regresi yang terkointegrasi. Sama
halnya dengan estimasi VAR, jika nilai t-statistik lebih besar daripada nilai
t-tabelnya, maka dapat dikatakan terdapat hubungan jangka panjang atau
jangka pendek antarvariabel.
5. Impulse responsefimction (IRF) dan variance decomposition
IRF digunakan untuk melihat efek gejolak (shock) suatu standar
deviasi dari variabel inovasi terhadap nilai sekanmg (current time value')
dan nilai yang akan datang (future value') dari variabel-variabel endogen
yang terdapat dalam model yang diamati. Sehingga melalui IRF, dapat
dilcetahui lamanya pengaruh dari shock suatu variabel terhadap variabel lain
sampai pengaruhnya hilang atau kembali ke titik keseimbangan.
Sedangkan variance decomposition a tau biasa disebut forecast error
variance decomposition merupakan perangkat pada model VAR yang akan
memisahkan variasi dari sejumlah variabel yang di estimasi menjadi
komponen-komponen shock atau menjadi variabel innovation, dengan
asumsi bahwa variabel-variabel innovation tidak saling berkorelasi.
proporsi dari pergerakan pengaruh shock pada sebuah variabel terhadap
shock variabel lainnya pada periode saat ini dan pada periode yang akan
datang.
E. Definisi Operasional Variabel.
Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
L Dependent Variabel (Y)
Pembiayaan Murabahah Adalah keseluruhan total pembiayaan yang
disalurkan dengan prinsip murabahah pada Perbankan Syariah Di Indonesia.
Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data
Statistik Perbankan Syariah Bank Umum dan Unit Usaha Syariah (UUS) yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia berdasarkan perhitungan bulanan periode
Januari 2008 - Agustus 2011.
2. Independent Variabel (X) adalah :
a. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Dana yang bersumber dari masyarakat disebut dana Pihak Ketiga.
Menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan (Pasal 1) disebutkan
bahwa, "Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada
Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana clalam dalam bentuk giro,
deposito, tabungan dan atau yang dipersamakan dengan itu. Data yang
digunakan adalah dari publikasi Statistik Perbankan Syariah periode Januari
'.WOR - Am1<tH< ?011
b. Financing to Deposit Ratio ( FDR)
FDR adalah perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh
bank syariah dengan Dana Pihak Ketiga yang berhasil dikerahkan oleh
bank. Semakin besar tingkat FDR , maka semakin baik pula bank syariah
tersebut dapat menjalankan fungsi intermediasinya. Data yang digunakan
adalah dari publikasi Statistik Perbankan Syariah periode Januari 2008 -
Agustus 2011.
c. Non Performing Financing
Non Pe1jorming financing (NPF) adalah rasio antara pembiayaan
yang bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh
bank syariah. berdasarkan !criteria yang sudah ditetapkan oleh Bank
Indonesia kategori yang termasuk dalam NPF adalah pembiayaan kurang
lancar, diragukan dan macet. Data yang digunakan adalah dari publikasi
Statistik Perbankan Syariah periode Januari 2008 - Agustus 2011.
d. Suku Bunga Kredit Konsumtif
Bunga kredit merupakan harga yang ditetapkan oleh bank
konvensional terhadap dana yang mereka miliki ketika dana tersebut
disalurkan dalam bentuk kredit kepada nasabah kredit. Penetapan suku
bunga kredit biasanya mengacu pada suku bunga SBI yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia. Kredit konsumtif merupakan salah satu jenis kredit
berdasarkan penggunaannya, yang bertujuan konsumtif Penelitian ini akan
menggunakan suku bunga pinjaman konsumtif bank umum konvensional
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam
kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka
Arsitektur Perbankan Indonesia (API), untuk menghadirkan alternatif jasa
perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia. Secara
bersama-sama, sistem perbankan syariah dan perbanka.n konvensional secara
sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk
meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian
nasional.
Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan
prinsip bagi basil memberikan alternatif sistem perbankan yang sating
menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan
dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai
kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan
spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan beragam produk
serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih
bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang
kredibel dan dapat dinimati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa
terkecuali.
Dalam konteks pengelolaan perekonomian makro, meluasnya
penggunaan berbagai produk dan instrumen keuangan syariah akan dapat
merekatkan hubungan antara sektor keuangan dengan sektor riil serta
menciptakan harmonisasi di antara kedua sektor tersebut. Semakin meluasnya
penggunaan produk dan instrumen syariah disamping akan mendukung
kegiatan keuangan dan bisnis masyarakat juga akan mengurangi transaksi
transaksi yang bersifat spekulatif, sehingga mendukung stabilitas sistem
keuangan secara keseluruhan, yang pada gilirannya akan memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian kestabilan harga jangka
menengah-panjang.
Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka
pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan
hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat
lagi. Dengan progres perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata
pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir, maka
diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian
nasional akan semakin signifikan. (bi.go.id)
B. Analisis dan Pembahasan
1. Analisis Deskriptif
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan software statistik
Eviews 6 dan Microsoft Excel 2007. Data-data yang digunakan untuk
independen Dana Pihak Ketiga (DPK), Financing to Deposit Rasio (FDR),
Non Performing Financing (NPF), dan Suku Buga Pinjaman Konsumtif
Bank Umum Konvensioanal, sedangkan variabel dependen yaitu
Pembiayaan Murabahah.
a. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Periode
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Tabel 4.1 Dana Pihak Ketiga (DPK)
Milyar(Rp)
2008 2009
27.695 38.195
28.731 38.651
29.552 38.040
31.063 39.193
31.705 40.288
33.048 42.103
32.898 43.004
32.358 44.019
33.568 45.381
34.117 46.500
34.442 47.887
36.852 52.271
Sumber : Statistik Perbankan Syariah
2010 2011
53.163 75.814
53.299 75.085
52.811 79.651
54.043 79.567
55.067 82.861
58.078 87.025
60.462 89.786
60.972 92.021
63.912
66.478
69.086
76.036
Dari tabel 4.1 diatas dapat menjelaskan bahwa perkembangan
jumlah DPK perbankan Syariah di Indonesia Bank Umum dan Unit
Usaha Syariah (UUS), dari bulan Januari tahun 2008 hingga bulan
.<:
"'
2011 jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan Syariah Indonesia
adalah sebesar 92.021.000.000.000 rupiah. l'vleskipun sempat terjadi
penurunan dari bulan sebelumnya yaitu pada bulan Juli, Agustus tahun
2008 dan bulan Maret 2009, tetapi hal tersebut tidak mempunyai
penaruh yag berarti terhadap perkembangan DPK perbankan
syariah. Walaupun terjadi Krisis finansial yang bermula tahun 2008
yang telah mengganggu stabilitas sistem keuangan dan berdampak
negatif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Namur1 industri
perbakan syariah dapat mempertahankan tingkat pertumbuhannya
secara wajar, yang ditunjukkan dengan pertumbuhan pembiayaan dan
dana pihak ketiga.
Grafik mengenai perubahan tingkat DPK yang terjadi pada Perbankan Syariahdi Indonesia dapat dilihat pada grafik 4.1
Grafik 4.1
DPK 100.000
90.000 30.000 70.000
·a 60.000 " "' 50.000 >-~ 40.000 )jii 30.000
20.000 10.000
0 <N 00 ''° G) en en "' "' 0 0 0 0 ,.., ,...,
~· 9 0 s: 2 9 0 s: 2 c;1 ,..., :1 2 1
,..., ~ c: c. c: ·' c c. 6. ' m Q. ::; "" " ii "" "' n. ::; -" ;:; :0 ~ <( ~ 0 ~ <( ~ 0 ~ <( ~ 0 ·~ <( ~
Sumber : Data diolah
Berdasarkan grafik 4.1 di atas jumlah DPK pada perbankan syariah
cenderung mengalami kenaikan pada setiap bulannya,hingga titik
tertinggi pada bulan Agustus 2011. Adan ya krisis finansial secara global
pada tahun 2008 hingga 2009 tidak menyebabkan penurunan yang
signifikan terhadap pertumbuhan DPK perbankan syariah di Indonesia.
b. FDR (financing to Deposit Ratio)
Peri ode
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Tabel 4.2 Financing to Deposit Ratio (FDR)
(%)
2008 2009 2010
97,87 100,02 88,67
97,61 100,5 90,96
100,26 103,3 95,07
99,86 I 01,36 95,57
101,85 101,06 96,65
103, 18 100,22 96,08
106,97 99,59 95,32
113,02 99,71 98,86
112,25 98,Il 95,4
1 Il 97,3 94,76
115 95,49 95,45
103,65 89,7 89,67
Sumber : Statistik Perbankan Syanah
2011
91,97
95,16
93,22
95,17
94,88
94,93
94,18
98,39
Dari tabel 4.2 dapat menjelaskan fluktuasi Financing to Deposit
dan terendah pada bulan Januari 2010 sebesar 88,67%. Hal tersebut
memperlihatkan bahwa pada bulan Nopember 2008 perbankan syariah
pada penyaluran pembiayaan yang diberikan lebih besar dari jumlah
DPK yang ada.
Grafik mengenai perubahan tingkat DPK yang terjadi
p ad a P er b an k an S ya r i ah di Indonesia dapat dilihat pada
grafik 4.2
Grafil• 4.2
FDR 1.4000
1,2000
1,0000 -'<»0<'-"~'- · '•,-•w•-w.-"";;""•• ~~-~;;;;;;;;;;;;;·"~;;,:,;:;~,;;,_;;,,;;;;;,.~;;
0,8000
0,6000 ·-=FDR
0,4000
0,2000 +------------- ------------------------ - -------------------------------------------
0,0000 _, ___ --
"" "' "' "' 0 ';;'. 9 s:: i:: ~ ~ "'- "6 <l'.
0 0 0 0 ~· ~· '-;' ~ z ~· "' ~ -r:: tG '~ "~ _\!.
~; -· <l'. 0
Sumber : Data diolah
Berdasarkan grafik 4.2 diatas titik tertinggi FDR terdapat pada
bulan Nopember 2008 dan kemudian menurun kembali. Adanya krisis
financial berdampak pada tingginya tingkat FDR pada tahun 2008 dan
2009, ha! ini dapat dikatakan lebih besarnya penyaluran pembiayaan
sistem bagi hasil dibandingkan bank konvensional dengan sistem bunga
yang juga terpengaruh oleh meningkatnya tingkat suku bunga.
c. Non Performing Financing (NPF)
Peri ode
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Tabet 4.3 Non Performing Financing (Nll'F)
(%)
2008 2009 2010
4,18 4,39 4,36
4,16 4,61 4,75
4,17 5,14 4,53
4,39 5, 17 4,47
4,94 4,77 4,77
4,23 4,39 3,89
4,17 5,15 4,14
4,04 5,61 4,10
4,12 5,72 3,95
4,49 5,51 3,95
4,97 5,54 3,99
3,95 4,01 3,02
Sumber : Statistik Perbankan Syariah
2011
3,28
3,66
3,60
3,79
3,76
3,55
3,75
3,53
Dari tabel 4.3 dapat menjelaskan fluktuasi Non Perfonning
Financing (NPF), tercatat bahwa NPF tertinggi pada periode bulan
September 2009 sebesar 5,72% dan terendah pada bulan Desember 2010
Desember 2008 masih di level 3,95%. Namun, per September 2009
angkanya naik menjadi 5, 72%. Data terakhir, per Januari 2010, ras10
NPF perbankan syariah berada di kisaran 4,36%, naik 35 basis pain jika
dibandingkan dengan Desember 2009 yang 4,0!%.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi naiknya NPF perbankan
syariah, antara lain, pertama, rendahnya pertumbuhan pembiayaan barn
pada awal tahun yang kemudian membuat faktor pembagi menjadi lebih
rendah. Pada Januari 2010 pembiayaan syariah hanya tumbuh 0,54%
dibandingkan dengan Desember 2009. Hal ini dianggap wajar oleh
sebagian besar pemain di industri perbankan syariah. Sebagaimana bisnis
di perbankan pada umumnya, awal tahun pembiayaan biasanya memang
belum terlalu agresif.
Kedua, meningkatnya NPF pada tahun lalu karena meningkatnya
risiko pada beberapa debitor dan sektor yang dibiayai. Hal ini akibat
masih dirasakannya sisa dampak krisis yang membuat iklim berusaha
menjadi kurang kondusif.
Berdasarkan data BI, tingkat pembiayaan bermasal ah di sektor
pertanian pada Desember 2009 meningkat cukup tajam dari Rp 10 triliun
menjadi Rp64 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sektor lain
yang pembiayaan bermasalahnya juga meningkat adalah sektor
pengangkutan, pergudangan, dan komunikasi.
Pembiayaan bermasalah di sektor ini pada Desernber 2009
bermasalah yang cukup signifikan juga terjadi di sektor perdagangan,
jasa sosial, dan konstruksi.
Sernentara itu, pembiayaan nonlancar pada industri ini bisa ditekan
di sektor-sektor sepe1ii pertambangan dan perindustrian. Di sektor
perindustrian, mi salnya, tingkat pembiayaan bennasalah pada akhir 2009
justru turun 36,33% dibandingkan dengan 2008, meski pembiayaan yang
disalurkan ke sektor ini meningkat 17,84%.
Grafilc mengenai perubahan tingkat NPF yang te1jadi pada
Perbankan Syariah di Indonesia dapat dilihat pada grafik 4.3
0,0700
0.0600
0,0500
Grafik 4.3
NPF
0, 04 00 • ''·'"' ....... c""7 - ·· - ¥'- ---···--···· · ·· ·-- .. JJ;___ --'V"'"''"''\ :,:;;;,;;;,;;~;:;;
0,0300
0,0200
0,0100 ., ___ ···········
0,0000 0) 0) "' Cl) CJ) "1> c; 0, 0 0 0 0 .--; _, ,.,;
9 9 S'. 3 9 9 S'. 2 "";"! "";' ";I rl rl rl ~ c c c ;; -"' ~ :5_ ~
i'i '° 0 " 0. '° -"' " i'i -"' ~ < ~ ~ < ~ 0 ~ < ., 0 <
- ... -· ·-· ..
Sumber Data diolah
Berdasarkan grafik 4.3 poin tertinggi pada poin 5,72 % dibulan
September 2009 yang dikarenakan rendahnya pertumbuhan pembiayaan
barn pada awal tahun. Akan tetapi pada periode Desember 2010 NPF
pembiayaan yang diberikan pada tahun 2010 mernpakan limpahan dari
tahun 2009 sehingga dapat menumnkan tingkat kredit macet
d. Suku Bunga Pinjaman KonsumtifBank Umum Konvensional
Tabel 4.4 Suku Bunga Pinjaman KonsnmtifBank Umum Konvensional
(%)
Peri ode 2008 2009 2010 2011
Januari 0,01337 0,01371 0,01360 0,01207
Fehrnari 0,01330 0,01378 0,01363 0,01208
Maret 0,01319 0,01372 0,01285 0,01236
April 0,01312 0,01373 0,01278 0,01234
Mei 0,01306 0,01381 0,01269 0,01233
Juni 0,01309 0,01386 0,01249 0,01232
Juli 0,01311 0,01388 0,01243 0,01193
Agustus 0,01315 0,01385 0,01236 0,01192
September 0,01323 0,01389 0,01229
Oktober 0,01338 0,01378 0,01221
Nopember 0,01353 0,01373 0,01211
Desember 0,01367 0,01368 0,012ll
Sumber : Data Diolah
Dari tabel 4 .4 dapat menjelaskan fluktuasi :mku bunga pinajaman
konsumtif bank umum konvensional, tercatat bahwa suku bunga
pinjaman tertinggi pada periode bulan September 2009 sebesar 16,67%
dan terendah pada bulan Agustus 2011 sebesar 14,430%. Ada beberapa
perbankan pada saat itu menawarkan suku bunga deposito yang relatif
cukup tinggi yaitu 6 sampai 7 persen. Tingginya suku bunga deposito ini
mencerminkan sebenamya kelangkaan dana atau likuiditas yang dialami
oleh perbankan.
Kedua, pihak perbankan masih mempersepsikan bahwa
menyalurkan kredit kepada dunia usaha sarnpai saat ini masih
menghadapi resiko yang tinggi. Akibatnya perbankan menambahkan
resiko kredit ini atau yang disebut premi resiko (Risk Premium) ke dalam
suku bunga kredit. Akibatnya suku bunga kredit tinggi.
Ketiga, perbankan masih tetap menginginkan keuntungan atau laba
yang tinggi dengan berbagai alasan. Keernpat, perbankan sekarang lebih
senang menyalurkan dana yang cliperoleh clari para cleposan ke Surat
Utang Negara (SUN). Sebagaimana diketahui :mku bunga SUN saat ini
masih cukup tinggi yaitu 10 sampai 15 persen. Sehingga bisa dikatakan
bahwa SUN sekarang merupakan altematif bank untuk menempatkan
dananya setelah SBI bunganya terns ditunmkan. Hal ini sekaligus
mencerminkan ketidakserasian antara kebijakan moneter dengan
kebijakan fiskal. Di satu sisi kebijakan moneter ingin melonggarkan
likuiditas clan menclorong penunman suku bunga kredit dengan
menumnkan BI rate yang akan diikuti clengan penurunan bunga SBI,
tetapi di sisi lain kebijakan fiskal malah bergerak ke arah sebaliknya
yaitu dengan menerbitkan SUN clengan bunga tinggi.
Kelirna, belurn efisennya perbankan di Indonesia_ Hal tersebut
ditandai dengan masih tingginya biaya overhead perbankan seperti biaya
untuk ATM, gedung, dan biaya lain-lain_ Biaya overhead yang tinggi
tersebut akan ditambahkan pada suku bunga kredit sehingga suku bunga
kredit tinggi, termasuk suku bunga kredit konsumtif didalamnya
Grafik mengenai perubahan tingkat Suku bunga pinjaman yang
te1:jadi pada Perbankan Syariah di Indonesia dapat dilihat pada grafik 4.4
0,1700
0,1650
0,1600
0,1550
0,1500
0,1450
0,1400
0,1300 OQ
9 c ~
PO 9 ~
0. >'(
00 00 c. 9 2 9 :; r::
--" 0'.J ~ 0
Sumber : Data diolah
c.n 9 ·-0. >'(
Grafik4.4
SBK
0\ 0\ 0 9 2 ";'
" "' ..:L. ~ ~ 0
0 0 '--l '"'"' rl
7 7 ~;i ~· 7 ] :;:: c Q_ 3
0 ~ >'( ~
Dari grafik 4.4 diatas dapat dilihat bahwa titik tertinggi pada bulan
September 2009 sebesar 16.67% dan terendah pada bulan Agustus 2011
sebesar 14.430%. Dapat dikatakan pengaruh krisis financial yang juga
telah mempengaruhi suku bunga Bank Indonesia (BI rate), yang juga
e. Pembiayaan Murabahah
Peri ode
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Tabel 4.5 Pembiayaan Murabahah
(Milyar Rp)
2008 2009
15.801 22.473
15.845 22.574
16.977 22.732
17.935 23.011
18.592 23.490
19.810 24.245
20.705 24.381
21.424 24.632
22.044 25.046
22.457 25.499
22.639 25.570
22.486 26.321
Sumber : Statlsttk Perbankan Syanah.
20IO 2011
26.532 37.885
27.2:88 38.983
28.269 40.877
28.922 42.453
29.744 44.118
31.108 46.161
32.027 47.453
33.310 49.455
33.967
34.831
36.214
37.508
Tabel di atas memperlihatkan pembiayaan murabahah yang
disalurkan oleh bank-bank umum syariah dan unit usaha syariah yang
ada terns mengalami peningkatan tiap tahunnya. Bahkan krisis pada
tahun 2008 tidak berimbas pada besarnya dana yang disalurkan untuk
pembiayaan murabahah. Berbagai kelebihan yang dimiliki oleh bank
jumlah bank syariah yang didirikan maupun produk-produk yang
dihasilkan menyebabkan jumlah nasabah yang tentunya juga semakin
bertambah banyak.
Pada periode Januari 2008 hingga Agustus 2011 penyaluran
pembiayaan Murabahah terns mengalami peningkatan. Jumlah dana
tertinggi yang disalurkan yaitu pada bulan Agustus tahun 2011 sebesar
Rp. 49.455 milyar dan terendah bulan Janurai tahun 2008 sebesar Rp
15.801 milyar.
Grafik mengenai perkembangan Pembiayaan Murabahah dapat dilihat pada grafik 4.5.
Grafik4.5
PM 60.000
S0.000
40.000
20.000
10.000
0
"' 00 ~' OJ "' "' C' C"< 0 0 C) () ;-! '""' """ S:' 0 9 a 9 9 '.I z -~ ";' ·-· :~ ";' ,-i :? " .:.. "5 ~ c 0. c 5. ~
c '-~
Q.. ""' ~ .:?, ~ Q "";:'. ~
Q :0 <f. ~ 0 <f. 0 •t 0 <f.
Sumber : Data diolah
Berdasarkan grafik 4.5 diatas, pembiayaan murabahah selalu
mernrnlarni neninrrkatan. Hal tersebut danat diketahui selama krisis
financial tahun 2008 sampai 2009, perbankan syariah masih dapat
memenuhi kinerja yang relatif baik dibandingkan perbankan
konvensional. Hal ini dapat dilihat dari relatif rendahnya penyaluran
pembiyaan yang bermasalah pada perbankan syariah dan tidak terjadinya
hambatan dalam kegiatan operasionalnya.
Hal tersebut dapat dipahami mengingat tingkat pengembalian pada
bank syariah tidak mengacu pada tingkat suku bunga yang berlaku pada
tetapi menurut prinsip bagi hasiL Dengan demikian bank syariah dapat
menjalankan kegiatannya tanpa terganggu. Dengan kenaikan tingkat suku
bunga yang terjadi, sehingga perbankan syari.ah mampu menyediakan
modal investasi dengan biaya modal yang yang relatif lebih rendah dari
bank konvensional kepada masyarakat.
2. Analisis Pengujian Statistik
a. Uji Stasioneritas
Langkah pertama yang hams dilakukan dlalam estimasi model
ekonomi dengan data times series adalah dengan menguji stasioneritas
pada data atau disebut Stationary Stochastic Process. Stasioner dari
sebuah variabel menjadi penting karena pengaruhnya pada hasil estimasi
regresi. Regresi antara variabel-variabel yang tidak stasioner akan
menghasilkan fenomena regresi palsu (spurious regression), dimana
nilai koefisien yang dihasilkan dari estimasi menjadi tidak valid dan sulit
untuk dijadikan pedoman.
Fuller (ADF) dan Phillips Perron test (PP). Dalarn penelitian ini, penulis
menggunakan uji Phillips Perron (PP) dikarenakan uji PP memiliki
kelebihan yang tidak dimiliki oleh uji ADF. Uj.i PP dapat menangkap
perubahan struktur data yang terjadi pada suatu variabel. Perubahan
strukiur data perlu diperhatikan karena ha! itu dapat menyebabkan data
terlihat seperti tidak stasioner, sehingga kesirnpulan yang diambil jika
perubahan struktur tidakdimasukan ke dalam perhitungan akan
mengarah pada penerimaan hipotesis yang salah.
Jika dalam uji stasioneritas ini menunjukkan nilai PP statistik
yang lebih besar daripada Mackinnon critical value, maka dapat
diketahui bahwa data tersebut telah stasioner karena tidak mengandung
unit root.
Sebaliknya, jika nilai PP statistik lebih kecil daripada Mackinnon
critical value, maka dapat disimpulkan data tersebut tidak stasioner pada
derajat level. Dengan demikian, differencing data untuk memperoleh
data yang stasioner pada derajat yang sama di first d!fference I harus
dilakukan, yaitu dengan mengurangi data tersebut dengan data periode
sebelumnya.
Berikut ini disajikan hasil uji stasioneritas dari setiap data yang
digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan uji PP yaitu:
Tabet 4.6 Hasil Uji PP Data Tingkat Level
PP Test McKinnon
Variabel t-statistics Critical Prob Keterangan
Pembiayaam Murabahah (LPM) -1.209208 -3,518090 0,8959 TidakStasioner
Dana Pihak Ketiga -2,276405 -3,518090 0,4372 TidakStasioner (LDPK)
Financing to Deposit -2,459110 -3,518090 0,3458 Tidak Stasioner Ratio
(FDR) Non Performing
Financing -2,2844063 -3,518090 0,1903 TidakStasioner (NPF)
Suku Bunga Pinjaman KonsumtifBank Umum
Konvensional -1,371987 -3,518090 0,8551 TidakStasioner (SBP)
Sumber : Data diolah
Dari hasil pengolahan data yang di tampilkan pada tabel 4.6 di
atas dapat dilihat nilai t-statistics dan critical value 5%. Nilai statistik PP
diatas kemudian akan dibandingkan dengan Ji.Jc Kinnon Critical Value
untuk mengukur stasioneritas suatu variabel. Stasioneritas suatu variabel
juga dapat dilihat dari probabilitasnya yaitu hams lebih kecil dari 0,05
(5%).
Pada pengujian stasioneritas data pada tingkat level terhadap
seluruh variabel penelitian, diketahui bahwa semua variabel baik DPK,
FDR, NPF, Suku Bunga Pinjaman Konsumtif Bank Umum
tingkat level dikarenakan nilai PP statistiknya lebih kecil dari Mc Kinnon
Critical Value.
Apabila data tidak stasioner pada tingkat level maka perlu
dilakukan d!fferencing data untuk memperoleh data yang stasioner pada
derajat yang sama di first difference. Seperti uji akar unit sebelumnya,
keputusan sampai pada derajat ke berapa suatu data akan stasioner dapat
dilihat dengan membandingkan antara nilai statistik PP dengan Mc
Kinnon Critical Value serta dengan melihat Prob-nya yaitu hams lebih
kecil dari 0, 05. Jika data masih tidak stasioner pada tingkat first
difference maka perlu dilakukan uji derajat integrasi pada diferensi yang
lebih tinggi yaitu second difference sehingga diperoleh data yang
stasioner.
Berikut ini adalah basil UJI stasioneritas pada tingkat first
difference dari Uji PP :
Variabel
Pembiayaam Murabahah (LPM)
Dana Pihak Ketiga (LDPK)
Financing to Deposit Ratio (FDR)
Non Performing Financing
(NPF)
Suku Bunga Pinjaman KonsumtifBank Umum
Konvensional (SBP)
Sumber : Data Diolah
Tabet 4.7 Hasil Uji PP Data
Tingkat First Difference
PP Test McKinnon
t-statistics Critical Value 5%
-4,255361 -3,520787
-8,136654 -3,520787
-6,049113 -3,520787
-14,94606 -3,520787
-5,834678 -3,520787
Prob Keterangan
0,0085 Stasioner
0,0000 Stasioner
0,0001 Stasioner
0,0000 Stasioner
0,0001 Staioner
Tabel 4. 7 memperlihatkan has ii UJI stasioneritas pada first
difference, dimana semua data telah menjadi stasioner, baik DPK, FDR,
NPF, suku bunga pinjaman konsumtif Bank Umum Konvensional
maupun pembiayaan murabahah. Stasioneritas ini di tunjukkan dengan
nilai PP statistik yang lebih besar dari nilai kritis McKinnon.
b. Uji Panjang Lag
Salah satu permasalahan yang terjadi <la.lam UJI stasioneritas
adalah penentuan lag optimal. Pendekatan VAR rnaupun VECM sangat
sensitif terhadap panjang lag data yang digunakan. Penentuan paniang
suatu variabel terhadap variabel masa lalunya maupun terhadap variabel
endogen lainnya. Dalam penentuan panjang lag optimal dapat ditentukan
berdasarkan beberapa kriteria antara lain Final Prediction error (FPE),
Akaike information criterion (AIC), Schwarz information criterion (SC),
Hannan-Quinn i1iformation criterion (HQ). Hasil uji panjang lag optimal
dapat dilihat pad a tabel 4. 8
Tabel 4.8 Hasil Uji Panjang Lag Optimal
Untuk Data Yang Stasioner Pada Tingkat F'irs.t Difference
Lag LogL LR FPE AIC SC HQ
l 854.6219 405.2288* 2.36e-24* -40.22546* -38.97162* -39.76888*
2 877.9748 34.17501 2.70e-24 -40.14511 -37.84642 -39.30805 0 892.2360 17.39173 5.3 le-24 -39.62127 -36.27771 -38.40373 J
Sumber : data diolah
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa masing-masing kriteria
mengajukan lag yang berbeda. Kriteria yang digunakan dalam pengujian
ini adalah Schwarz i1if ormation criterion (SC), karena memiliki nilai
paling kecil diantara kriteria lag yang lain di tandai dengan adanya tanda
bintang. Maka dapat kita simpulkan bahwa penentuan panjang lag untuk
data yang stasioner pada tingkat pertama terletak pada lag pertama.
c. Uji Kointegrasi
Langkah selanjutnya dalam uji vector autoregression (VAR)
adalah uji kointegrasi. Uji kointegrasi dilakukan untuk mengetahui
equilibrium) di antara variabel-variabel yang diamati. Hubungan
kointegrasi dapat diartikan sebagai suatu hubungan jangka panjang (long
term relationship/equilibrium) antara varia.bel-variabel yang tidak
stasioner. Walaupun secara individual variabel-variabel tersebut tidak
stasioner, namun kombinasi antar variabel tersebut dapat menjadi
stasioner.
Uji kointegrasi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
Johansen. Sebelum melakukan uji kointegrasi Johansen, langkah pertama
yang harus ditempuh adalah dengan menguji data trend yang
direkomendasikan oleh Akaike !Jiformation Criteria (AIC) dan Schwarz
Criteria (SC) antara DPK, FDR, NPF, Suku Bunga Pinjaman
Konsumtif Bank Umum Konvensional terhadap Pembiayaan
Murabahah
AIC dan SC telah merekomendasikan beberapa data trend yang
memiliki hubungan kointegrasi . Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.9
berikut:
Tabel 4.9 Hasil AIC dan SC Pada Uji Kointegrasi Johansen a11tara DPK, FDR, NP.F,
Sulrn Bunga Pinjaman Konsumtif Bank Umum Konvensional te1·hadap Pembiayaan Murabahah
Variabel Data Trend yang di Rekomendasikan
AIC SC DPK I : Intercept and Trend I: Intercept and Trend FDR I : Intercept and Trend I: Intercent and Trend NPF I: Intercept and Trend I: InterceEt and Trend
Suku Bunga Piniaman I : Intercept No Trend I: Intercept No Trend Sumber : Data Diolah
Berdasarkan tabel 4.9 baik AIC maupun SC sama-sama
merekomendasikan data Intercept and Trend sebagai data yang
memiliki hubungan kointegrasi antara DPK, FDR, NPF terhadap
Pembiayaan Murabahah. Sedangkan antara Suku bunga Pinjaman
Konsumtif Bank Umum Konvensional terhadap Pembiayaan
Murabahah AIC dan SC sama-sama merekomendasikan Intercept No
Trend. Setelah diketahui data trend yang direkomendasikan AIC dan
SC, maka tahap selanjutnya adalah melakukan uji kointegrasi. Hasil
uji kointegrasi dapat dilihat pada tabel 4.10
Tabel 4.10 Basil Uji Kointegrasi Johansen antarn DPK, FDR, NPF, Suku Bunga
Pinjaman Konsnmtif Bank Umum Konvensional terhadap Pembiayaan Murabahall
Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)
Hypothesized Trace 0.05 No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Valw;
None* 0.616085 101.1099 88.80380 At most 1 0.467346 60.90188 63.87610 At most2 0.330769 34.44674 42.91525 At most3 0.221861 17.57845 25.87211 At most4 0.154379 7.042731 12.51798
Trace test indicates 1 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level •denotes rejection of the hypothesis atthe 0.05 level ••MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values
Sumber: Data Diolah
Prob.**
0.0049 0.0867 0.2685 0.3730 0.3401
Berdasarkan tabel 4 .10 has ii kointegrasi berdasarkan trace
statistics menunjukkan bahwa terdapat satu rank kointegrasi pada taraf
nyata lima persen. Sehingga dapat dilanjutkan ke model VECM
d. Pengujian VAR
Setelah melakukan UJI stasioneritas dengan metode Phillips
Pherron (PP), uji kointegrasi dengan metode Johansen Cointegration
Test, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian VAR.
Terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan dalam
pembentukan VAR, pertama yaitu melakukan uji stasioneritas data. Jika
data telah stasioner pada tingkat level maka model yang digunakan
adalah model VAR biasa ( unrestricted VAR). Sebaliknya jika data
stasioner pada tingkat first difference, maka harus dilakukan uji
kointegrasi untuk mengetahui apakah data memiliki hubungan jangka
panjang atau tidak. Apabila terkointegrasi maka diterapkan Vector Error
Correction Model (VECM), sedangkan jika tidak terjadi kointegrasi
maka diterapkan VAR dengan data difference (VAR in difference).
Berdasarkan hasil uji stasioneritas, diketahui bahwa semua
variabel yaitu DPK, FDR, NP F, Suku Bunga Pinjaman Konsumtif
Bank Umum Konvensional, d an Pe m bi a y aan Mura bah ah
telah stasioner pada tingkat first difference dan data tersebut
terkointegrasi. Berdasarkan hasil tersebut maka langkah selanjutnya
adalah melakukan uji VECM melalui Impulse Response Function (IRF)
dan Variance Decomposition dan diperoleh hasil sebagai berikut :
1) Impulse Response Function (IRF)
Pembahasan mengenai IRF pada penelitian m1 di fokuskan
-~,.J~ -~---~-- Tl----L=-----~ ll.1L ___ t __ L_L _,_ ___ 1 ___ 1 _ _ _
NP F, dan Suku Bunga Pinjaman Konsumtif Bank Umum
Konvensional. Jika grafik IRF berada di atas titik keseimbangan maka
respon variabel yang dianalisis adalah positif atau mengalami
peningkatan. Namun, jika grafik IRF berada di bawah titik
keseimbangan maka variabel yang dianalisis memberikan respon
negatif atau mengalami penurunan.
Selain itu, jika grafik IRF menunjukkan pergerakan yang
makin mendekati titik keseimbangan atau kembali ke keseimbangan
sebelumnya berarti bahwa respon suatu variabel akibat suatu kejutan
makin lama akan menghilang sehingga kejutan tersebut tidak
meninggalkan pengaruh permanen terhadap variabel tersebut.
Tabel 4.11 Nilai Impulse Respone Jumlah Pembiayaa11 Murabahah
Response of DLPM: Period DLPM DLDPK DFDR DNPF DSBP
1 0.011371 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 2 0.012733 -0.000241 -0.003610 0.002856 0.001299 3 0.014735 0.004401 -0.010169 0.003209 -0.001383 4 0.016307 0.008534 -0.012708 0.003046 -0.005364 5 0.017310 0.011181 -0.014684 0.003274 -0.008811 6 0.018084 0.012996 -0.015834 0.003410 -0.011075 7 0.018589 0.014155 -0.016626 0.003542 -0.012585 8 0.018938 0.014940 -0.017172 0.003629 -0.013575 9 0.019173 0.015473 -0.017545 0.003686 -0.014242 10 0.019333 0.015837 -0.017801 0.003725 -0.014697
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel 4.11 dan grafik impulse rensponse pada
lampiran 6 diketahui bahwa variabel pembiayaan murabahah
merenspon positif shock variabel DPK kecuali pada periode kedua,
umum konvensional pada periode pertama dan kedua, sedangkan pada
variabel FDR hanya merespon pada periode pertama.
Dapat dilihat bahwa respon Pembiayaan Murabahah terhadap
guncangan DPK yaitu pada periode kedua merespon negatif 0,0241
persen sebesar satu standar deviasi. Artinya,, semakin tinggi DPK
maka semakin rendah jumlah pembiayaan murababah yan diberikan
perbankan syariah. Rasinoalisasinya semakin tinggi DPK maka
semakin tinggi Pembiayaan Murabahah yang diberikan. Hal tersebut
dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Pada periode ketiga sampai
sepuluh DPK merespon positif dan jumlahnya terns meningkat hingga
0,015837. Artinya semakin tingi DPK akan menaikkan Pembiayaan
murabahah hingga 1,58 persen, dan sesuai dengan asumsi teorinya.
Shock (guncangan) yang diberikan FDR adalah negatif dan
permanent. Respon yang diberikan Pembiayaan Murababah terhadap
shock FDR adalah negatif sebesar 0,36 persen. Artinya, semakin
tinggi FDR maka semakin rendah jumlah pembiayaan murabahah
yang diberikan perbankan syariah. Berdasarkan basil penelitian
tersebut diketahui bahwa pengaruh FDR terhadap Pembiayaan
Murabahah tidak berpengaruh secara signifikan, karena tidak sejalan
dengan teori yang ada bahwa tingginya tingkat FDR maim dapat
meningkatkan jumlah Pembiayaaan dalam ha! ini Pembiayaan
Murabahah. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor lain.
Respon yang diberikan variabel Pembiayaan Murabahah akibat
dari perubahan variabel NPF adalah positif dari awal periode hingga
akhir periode. Hal ini dapat dikatakan karena garis yang ditunjukkan
pada grafik IRF cenderung berada di atas garis horizontal. Respon
yang diberikan oleh Pembiayaan Murabahah akibat guncangan
variabel NPF pada periode kedua standar deviasinya adalah sebesar
0,2856 persen. Artinya, kenaikkan NPF akan meningkatkan jumlah
Pembiayaan Murabahah yang diberikan. Rasionalisasinya semakin
besar tingkat pertumbuhan NPF maka akan menurunkan jumlah
Pembiayaan Murabahah. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh tingkat
likuiditas dan jumlah PP AP(Pembentukan Penyisihan Penghapusan
Aktiva Produktif) yang memadai sehingga masih dapat mengcover
tingkat NPF dan tetap meningkatkan jumlah penyaluran Pembiayaan
Murabahah, selain itu juga dapat di akibatkan oleh faktor-faktor lain.
Sedangkan pada variabel Suku bunga pinjaman direspon positif
oleh Pembiayaan Murabahah sebesar 0, 1299 persen pada satu standar
deviasi, dan pada periode ketiga sampai kesepuluh bernilai negatif clan
permanen. Artinya, peningkatan suku bunga pinjaman dapat
menaikkan jumlah pembiayaan murabahah. Rasionalisasi peningkatan
suku bunga pinjaman konsumtif bank umum konvensional maka dapat
meningkatkan tingkat pembiayan murabahah. Akan tetapi pada
periode ketiga hingga kesepuluh terjadi respon negatif hingga sebesar
Bunga Bank Indonesia (BI rate) yang juga dapat meningkatkan
margin murabahah, sehingga dapat menurunkan jumlah pembiayaan
murabahah akibat suku bunga pinjaman konsumtif bank umum
konvensional yang lebih rendah. Sehingga dapat mengalihkan nasabah
kepada kredit konsumtif bank konvensionaL Selain itu dapat
disebabkan oleh faktor-faktor lainnya.
Tabel 4.12 Nilai Variance Decomposition Jumlah Pembiayaan Murabahah
Variance Decomposition of
DLPM:
Period S.E. DLPM DLDPK DFDR DNPF DSBP
1 0.011371 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
2 0.017730 92.70389 0.018526 4.145950 2.595187 0.536450
3 0.025816 76.30463 2.915481 17.47100 2.768735 0.540150
4 0.034710 64.28514 7.657443 23.06880 2.301919 2.686704
5 0.043970 55.55638 11.23742 25.5280"7 1.988773 5.689345
6 0.053050 49.78638 13.72104 26.44624 1.779478 8.266863
7 0.061705 45.87430 15.40363 26.80724 1.644810 10.27002
8 0.069869 43.12702 16.58639 26.9489"1 1.552609 11.78507
9 0.077543 41.12684 17.44730 26.9980"1 1.486484 12.94136
10 0.084760 39.62413 18.09372 27.006813 1.437240 13.83803
Sumber : lampiran , data dolah
Tabel 4. 12 diatas menggambarkan analisis variance
decomposition yang dapat melihat pengaruh variabel DPK, FDR,
NPF, Suku Bunga Pinjaman, dan Pembiayaan Murabahah terhadap
Pembiayaan Murabahah selama 10 periode kedepan. Dari tabel
masmg -masing variabel tersebut dikatakan bahwa fluktuasi
Pembiayaan Murabahah terhadap Pembiayaan Murabahah itu sendiri
adalah yang paling dominan sebesar 100 persen pada periode pertama.
Pada periode selanjutnya peramalan terhadap guncangan pembiayaan
murabahah itu sendiri mengalami penurunan, tetapi masih menjadi
yang paling dominan dibanding variabel lain. Hal ini dapat diartikan
yang paling mempengaruhi jumlah pembiayaan murabahah yang
disalurkan adalah pembiayaan murabahah itu sendiri, dapat dilihat
apabila tingkat jumlah pembiayaan murabahah yang disediakan tinggi
maka jumlah yang disalurkan pun akan tinggi dan sebalikny, selain itu
juga terdapat faktor lain didalamnya ataupun faktor eksternaL
Kontribusi FDR menjelaskan variabilitas Pembiayaan
Murabahah pada periode kedua adalah sebesar 4,14%, sampai dengan
I 0 periode mendatang, kontribusi nilai FDR dalam menjelaskan
variabilitas Pembiayaan Murabahah adalah 27,01%. Hal tersebut
menjelaskan FDR berada pada posisi kedua dalam pengarnh terhadap
pembiayaan murabahah. Sejalan dengan teori yang menyatakan
semakin tinggi FDR menjelaskan bahwa tinggi pula Pembiayaan yang
disalurkan. Artinya, hingga 10 periode (bulan) mendatang FDR
berkontribusi baik dalam penyaluran pembiayaa.n murabahah. Dimana
pembiayaan murabahahlah yang masih mendominasi pembiayan
perbankan syariah di Indonesia.
Pengaruh variabel DPK menjelaskan variabilitas Pembiayaan
Murabahah pada periode kedua adalah sebesar 0,02%. Sampai dengan
10 periode mendatang, kontribusi nilai DPK dalam menjelaskan
variabilitas Pembiayaan Murabahah adalah 18,09%. Dalam ha! ini
DPK menempati posisi ketiga setelah FDR. Sejalan pula dengan teori
yang mengatakan semakin tinggi jumlah DPK maka semakin tinggi
pula pembiayaan yang disalurkan dalam ha! ini adalah pembiayaan
murabahah.
Kontribusi nilai Kontribusi nilai NPF menjelaskan variabilitas
Pembiayaan Murabahah pada periode kedua adalah sebesar 2,59%.
Sampai degan 10 periode mendatang, kontribusi nilai NPF dalam
menjelaskan variabilitas Pembiayaan Murabahah adalah 1,43%.
Mengingat teori yang telah disebutkan pada BAB II bahwa tingginya
NPF maka akan menurunkan tingkat pembiayaan murabah, maka
dalam ha! ini tingkat NPF pada periode kedua akan menurunkan
pembiayaan murabahah sebesar 2,59%. Akan tetapi pada periode
selanjutnya pengaruh NPF semakin menurun. Hal ini merupakan
signal baik bagi pembiayan murabahah itu sendiri karena goncangan
yang dipengaruhi oleh tingkat NPF semakin menurun, dan
menandakan tingkat kredit macet pada perbankan syariah semakin
kecil.
Kontribusi nilai Suku Bunga Pinjaman Konsumtif menjelaskan
sebesar 0.54%. Sampai dengan 10 periode mendatang, kontribusi nilai
SBP dalam menjelaskan variabilitas Pembiayaan Murabahah adalah
13,84%. Dapat dikatakan kontribusi suku bunga pinjaman terns
meningkat hingga 10 periode mendatang hingga 13,84%, yang berarti
tingkat suku bunga konsumtif dapat menurunkan jumlah pembiayaan
murabahah, mengingat semakin tinggginya tingkat suku bunga
pmJaman bank konvensional maka akan meningkatkan jumlah
pembiayaan yang diberikan oleh perbankan syariah dalam ha! ini
adalah pembiayaan murabahah. Hal tersebut dikarenakan nasabah
melakukan transformasi dari bank konvensional ke bank syariah,
melihat tingkat suku bunga pinjaman konsumtif bank umum
konvensional lebih tinggi dibandingkan tingkat margin murabahah
perbankan syariah.
BABV
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penguJian Vector Autoregression (VAR) dengan
estimasi Vector Error Correction Model (VECM) mengenai pengaruh Dana
Pihak Ketiga (DPK), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing
Financing (NPF), dan Suku Bunga Pinjaman (SBP) Konsumtif Bank Umum
Konvensional terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah Di
Indonesia periode Januari 2008 sampai dengan Agustus 201 L Hasil analisis
dan pembahasan, maka diambil kesimpulan sebagai berikut:
L Analisis Impulse Response Function(JRF), menunjukkan bahwa pola
hubungan antara variabel FDR dan SBP memberikan pengaruh negatif
terhadap perubahan Pembiayaan Murabahah. Artinya, semakin tinggi
tingkat FDR dan SBP akan menurunkan jumlah pembiayaan murabahah
yang diberikan. Hal tersebut tidak sejaJan dengan teori yang ada bahwa
dengan meningkatnya tingkat FDR dan SBP maka akan meningkatkan
jumlah pembiayan murabahah yang diberikan. Ini dapat dipahami karena
terdapat faktor lain seperti meningkatnya Suku bunga Bank Indonesia (BI
rate) yang juga berdampak pada meningkatnya margin murabahah sehingga
apabila tingkat margin murabahah lebih tinggi dari pada tingkat suku
bungan pinjaman konsumtif bank umum konvensional maka nasabah akan
lari ke pembiayaan kredit konsumtif bank konvensional, sehingga
pembiayaan murabahah akan menurnn.
2. Shock pada variabel DPK dan NPF memberikan pengarnh positifterhadap
pernbahan Pembiayaan Murabahah. Artinya, semakin tinggi DPK maka
akan meningkatkan jumlah pembiayaan murabahah yang disalurkan. Ini
sejalan dengan teori yang ada. Lain halnya dengan meningkatnya NPF dapat
meningkatkan pembiayaan murabahah, ini tidak sejalan dengan teori yang
ada bahwa meningkatnya NPF dapat menurnnkan jumlah pembiayaan yang
disalurkan. Hal tersebut dapat terjadi jika tingkat BI rate seclang dalam
keadaan stabil dan margin murabahah tidak lebih tinggi dari suku bunga
pinjaman konsumtif bank umum konvensional. Alasannya, dengan
meningkatnya tingkat kredit macet maka perbankan syariah akan menambah
jumlah pembiayaan murabahah yang disalurkan guna menambah asset bagi
bank sendiridari hasil profit yang didapatkan pada tingkat margin
murabahah, dan akan menambah tingkat likuiditas sehingga dapat
menanggulangi masalah kredit macet.
3. Berdasarkan analisis uji variance decomposition, menunjukkan bahwa
variabel-variabel dalam model yang berkontribusi terhadap Pembiayan
Murabahah berturnt-turnt pada periode ke-10 adalah FDR (24.38%), DPK
(18.89%), Suku Bunga Pinjaman (16.13%), dan NPF(l.27%). Pernbahan
nilai pembiayaan murabahah akan lebih dipengarnhi oleh tingkat
pembiayaan murabahah itu sendiri clan tingkat FDR, DPK, clan Suku bunga
nilainya lebih kecil. Dari basil ini dapat dilibat volatilitas pembiayaan
murabahab memiliki tingkat efektifitas yang tinggi clibanding tingkat DPK,
FDR, NPF, dan suku bunga pinjaman konsumtifbank umum konvensional.
Disamping itu juga clikatakan pada Headline Perb.ankan (11 Juli 20011)
"Pada saat ini pertumbuban perbankan syariah di Indonesia mencapai 47%
dibanding pertumbuhan industri perbankan syariah di dunia yang berkisar
antara I 0-20%, dan tercatat rasio pembiayaan terhadap simpanan (FDR)
perbankan syariah selama satu dekade terakhir mencapai I 01 % dan sampai
April 2011 sebesar 95%. Dengan demikian fungsi intermediasi perbankan
berjalan dengan baik di industri perbankan syariah".
B. Implikasi Penelitian
Berdasarkan kesimpulan basil penelitian Pengarub DPK, FDR, NPF, dam
Suku Bunga Pinjaman Konsumtif Bank Umum Konvensional Terhadap
Pembiayaan Murababab Perbankan Syariah Di Indonesia maka implikasi dari
penelitian ii yang mungkin bermanfaat di antaranya :
I. Bagi Akademisi
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi salab satu referensi
mengenai pembiayaan perbankan syariah, baik bagi peneliti maupun bagi
peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang pembiayaan
perbankan syariah khususnya pembiayaan murabahah, selain itu juga dapat
dijadikan baban referensi tambahan bagi kepustakaan pihak kampus.
Dalam penelitian selanjutnya dapat diteliti faktor lain yang dapat
mempengaruhi pembiayaan murabahah perbankan syariah di Indonesia.
Periode penelitian dapat diperbaharui atau ditambah agar lebih dapat
menjelaskan berbagai fenomena yang berkaitan, dan untuk mendapatkan
basil yang lebih baik lagi.
2. Bagi Bank Indonesia (Perbankan Syariah)
Bagi Bank Indoesia agar dapat terus mengembangkan industri
Perbankan Syariah di Indonesia, dalam rangka mengatur, dan
mengendalikan pertumbuhan ekonomi dan fiskal. Basil penelitian ini dapat
berfamanfaat untuk evaluasi perkembangan perbankan syariah dan
khususnya pembiayaan murabahah perbankan syariah sebagai bahan awal
kajian dalam menentukan kebijakan perkembangan pembiayaan itu sendiri.
Hal yang dapat diperhatikan untuk menentukan kebijakan dalam
pembiayaan murabahah itu sendiri dapat dilihat dari jumlah pembiayaan
murabahah yang sampai saat ini masih menjadi primadona dalam perbankan
syariah, akan tetapi disisi lain terdapat kelemahan, yaitu sistem margin yang
masih terpengaruh oleh tingkat suku bunga Bank Indonesia, dapat
menyebabkan kemerosotan pada jumlah permintaan akan pembiayaan
murabahah itu sendiri, apabila pada saat tingkat suku bunga pinjaman
konsumtif bank konvensional lebih rendah dibandingkan margin murabahah
tersebut, hal tersebutlah yang dapat berakibat buruk bagi pembiayaan secara
itu sendiri. Maka dapat ditinjau kembali untuk dapat lebih jeli dalam
merespon penurunan suku bunga pinjaman bank konvensional agar tidak
berdampak pada pengalihan nasabah pembiayaan ke Bank Konvensional.
3. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini selain diharapkan menambah wawasan juga
diharapkan dapat menjadi acuan bagi masyarakat untuk dapat mengetahui
perkembangan perekonomian dan perkembangan kebijakan produk-produk
perbankan syariah. Dalam hal ini masyarakat dapat menjadikan acuan dalam
menggunakan produk-produk perbankan syariah khususnya dalam ha!
pembiyaan, agar dapat membantu kesejahteraan masyarakat sendiri
khususnya dalam hal mengkonsumsi.
DAFTAR PUSTAKA
Ajija, Shochrul .R, Dyah W. Sari,Rahmat H. Setianto, Martha R. Primanti, Cara Cerdas Menguasai Eviews, Jakarta : Salemba Em pat, 2011.
Andriani, Lia dengan judul "Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan Mudharabah Pada Perbankan Syariah Di Indonesia", (Skripsi FEB UIN SyarifHidayatullah Jakarta), Jakarta, 2010.
Amin, A. Riawan, Perbankan Syariah Sebagai Solusi Perekonomian Nasional : iSyariah, September, 2009.
Arifin, Zainul, Dasar-dasar Manaiemen Perbankan s_yariah, Jakarta : Pustaka Alvabet, 2006.
Boediono. Ekonomi Moneter, cet XII. Yogyakarta: BPFE., 2005.
Chapra, DR.M. Umer, System Moneter Islam, Jakarta : Gema Insani Press, 2000.
Jannah, Miftahul, "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan Murabahah Pada PT Bank Muamalat Indonesia TBK", (Skripsi FEB UIN SyarifHidayatullah Jakarta), Jakarta, 2010.
Karim, Adiwarman A., Akad dan Produk Perbcmkan Syariah, Jakarta: PT. RadjaGrafindo Persada, 2004.
Kasmir. Pemasaran Bank,. Jakaita: Prenada Media, 2004.
Kuncoro, Mudrajad, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Jakarta: Erlangga, 2003.
Muhammad, Manqiemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2002.
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah. Ed. I, Yogyakarta: Ekonisia, 2005.
Muhammad, " Bank Syariah : Problematika dan Prospek Perkembangan di Indonesia" , Y ogyakarta : Graha Ilmu, 2007.
Nadratauzzaman, M. Hosen,dan Jihad, " Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan Murabahah Bank Syariah Di Indonesia (Periode Januari 2004 - Desember 2008)", Jurnal Penelitian Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta, Vol.6,. No.2, ISSN, Jakarta, 2009
Nopirin, (2000), Ekonomi Moneter, BPFE UGM, Y ogyakanta.
Nurapriyani, Dwi, "Faktor-Faktor Yang Mempengamhi Pembiayaan Muriibahah Di Bank Syariah Mandiri Priode Tahun 2004-2007'', (Skripsi Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakaita), Yogyakaita, 2010.
N. Gujarati, Damodar, Dasar-dasar Ekanometrika Jilid 1, Jakarta: Erlangga, 2007.
Rivai, Veithzal, dan Andria Permata Veithzal., Credit Jv.fanagement Handbook, Teori, Konsep, Prosedur dan Aplikasi Panduan praktisi Mahasiswa, Bankir, dan Nasabah, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2006.
Rodoni, Ahmad, dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Zikml Hakim, 2008.
Rusydiana, A.am Slamet, "Mekanisme Transmisi Syariah Pada Sistem Moneter Ganda Di Indonesia", Jurnal Penelitian Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, April 2009.
Siamat, Dahlan, Manajemen Lembaga Keuangan; Kebijakan Moneter Dan Perbankan Ed.5. Jakarta :Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2005.
Setiawan, Heri, "Analisis Pengamh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan Financing to Deposit Ratio (FDR) Terhadap Mark up Margin dan Implikasinya pada Pembiayan Murabahah BMT (studi kasus pada BMT Al-Fath dan UBASY ADA", (Skripsi FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Jakarta, 2010.
Sukirno, Sadono, Makroekonomi Teori Pengantar. Ed. I, cet. 19, Jakarta Rajawali Pers, 2010.
Sutedi, Adrian, Perbankan Syariah : Tinjauan dan beberapa Segi Hula1111, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2009.
Syafi'i Antonio, Muhammad, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, Jaka1ta: Gema Insani Press, 2001.
Umar, Husein, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Ed.6, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.
Yaya, Rizal, Martawa, Aji Erlangga, dan Abdurahim, A.him, Akutansi Perbankan Syariah: Teori dan Praktik Kontemporer, Jakarta: Salemba Empat, 2009.
Wibowo, Aldrin, dan Susi Suhendra, " Analisis Pengamh Nilai Kurs, Tingkat Inflasi, Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Dana Pihak Ketiga Pada Bank Devisa Di Indonesia (Peri ode Triwulan I 2003- Triwulan Ill 2008)", Jurnal Penelitian Universitas Gunadarma, Jakarta, 2008.
Widarjono, Agus, E7wnometrika: Pengantar dan Aplikasinya, Y ogyakarta: Ekonisia, 2007.
Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Usaha Bank Syariah, Jakarta: Grasindo, 2005.
fJ!Jp:/www.seibi.ac.id diakses pada 3 november 2009.
www.bi.go.id
Headline Perbankan, 11 Juli 2009; www.google.com
Lampiran-lampiran
Lampiran 1 : Data-data Variabel Penelitian Dari Tahun 2008 - 2011
Tahun PM DPK
FDR NPF SBP (Milyar Rupiah) (Milyar Ru~iah) Jan-08 15.801 27.695 0,9787 0,0418 0,01337 Feb-08 15.845 28.731 0,9761 0,0416 0,01330 Mar-08 16.977 29.552 1,0026 0,0417 0,01319 Apr-08 17.935 31.063 0,9986 0,0439 0,01312 Mei-08 18.592 31.705 1,0185 0,0494 0,01306 Jun-08 19.810 33.048 1,0318 0,0423 0,01309 Jul-08 20.705 32.898 1,0697 0,0417 0,01311
Agust-08 21.424 32.358 1, 1302 0,0404 0,01315 Sep-08 22.044 33.568 1,1225 0,0412 0,01323 Okt-08 22.457 34.117 1, 1100 0,0449 0,01338 Nop-08 22.639 34.442 1, 1500 0,0497 0,01353 Des-08 22.486 36.852 1,0365 0,0395 0,01367 Jan-09 22.473 38.195 1,0002 0,0439 0,01371 Feb-09 22.574 38.651 1,0050 0,0461 0,01378 Mar-09 22.732 38.040 1,0330 0,0514 0,01372 Apr-09 23.011 39.193 1,0136 0,0517 0,01373 Mei-09 23.490 40.288 1,0106 0,0477 0,01381
Jun-09 24.245 42.103 1,0022 0,0439 0,01386
Jul-09 24.381 43.004 0,9959 0,0515 0,01388 Agust-09 24.632 44.019 0,9971 0,0561 0,01385 Sep-09 25.046 45.381 0,981 [ 0,0572 0,01389
Okt-09 25.499 46.500 0,9730 0,0551 0,01378 Nop-09 25.570 47.887 0,9549 0,0554 0,01373 Des-09 26.321 52.271 0,8970 0,0401 0,01368 Jan-IO 26.532 53.163 0,8867 0,0436 0,01360 Feb-10 27.288 53.299 0,9096 0,0475 0,01363 Mar-10 28.269 52.811 0,9507 0,0453 0,01285 Apr-10 28.922 54.043 0,9557 0,0447 0,01278 Mei-10 29.744 55.067 0,9665 0,0477 0,01269 Jun-10 31.108 58.078 0,9608 0,0389 0,01249 Jul-10 32.027 60.462 0,9532 0,0414 0,01243
Agust-10 33.310 60.972 0,9886 0,0410 0,01236 ~Pn-1 fl 11 Oh7 ,;~ 01') fl 0.1'.\:Af\ () f'l-:?0~ (\ (\ 1 ...,...,{)
Nop-IO 36.214 69.086 0,9545 0,0399 0,01211 Des-IO 37.508 76.036 0,8967 0,0302 0,01211 Jan-I I 37.885 75.814 0,9197 0,0328 0,01207 Feb-11 38.983 75.085 0,9516 0,0366 0,01208 Mar-11 40.877 79.651 0,9322 0,0360 0,01236 Apr-11 42.453 79.567 0,9517 0,0379 0,01234 Mei-11 44.118 82.861 0,9488 0,0376 0,01233 Jun-I I 46.161 87.025 0,9493 0,0355 0,01232 Jul-I I 47.453 89.786 0,9418 0,0375 0,01193
Agust-11 49.455 92.021 0,9839 0,0353 0,01192 .. Untuk data Suku Bunga PmJaman Konsumt1f Bank Umum Konvens1onal
0,1604:12 =0,01337
Lampirau 2 : Uji Philips Perron (PP)
I. Uji PP Variabel Pembiayaan Murabahah
a. Data Tingkat Level
Null Hypothesis: LPM has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Bandwidth: 4 (Newey-West using Bartlett kernel)
Phillips-Perron test statistic Test c1itieal values: I% level
5o/o level l O"/o level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
b. Data Tingkat !st Difference
Null Hypothesis: D(LPM) has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Bandwidth: 4 (Newey-West using Bartlett kernel)
Phillips-Perron test statistic Test critical values: 1 % level
5% level
Aclj. t-Stat Prob.*
-1.209208 0.8959 -4.186481 -3.518090 -3.189732
Adj. !-Stat Prob.*
-4.255361 0.0085 -4.192337 -3.520787
2. Uji PP Variabel DPK
a. Data Tingkat Level
Null Hypothesis: LDPK has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Bandwidth: 1 (Newey-West using Bartlett kernel)
Phillips-Perron test statistic Test critical values: 1 % level
5% level 10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
b. Data Tingkat 1st Difference
Null Hypothesis: D(LDPK) has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend
Adj. t-Stat Prob.*
-2.276405 0.4372 -4. 186481 -3.518090 -3. 189732
Bandwidth: 8 (Newey-West using Bartlett kernel)
Phillips-Perron test statistic Test critical values: 1 % level
5% level 10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Adj. t-Stat Prob.*
-8.136654 0.0000 -4.192337 -3.520787 -3.191277
3. Uji PP Variabel FDR
a. Data Tingkat Level
Null Hypothesis: FDR has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Bandwidth: 2 (Newey-West using Bartlett kernel)
Phillips-Pen-on test statistic Test critical values: 1 % level
5% level 10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
b. Data Tingkat !st Difference
Null Hypothesis: D(FDR) has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend
Adj. t-Stat Prob*
-2.459110 0.3458 -4.186481 -3.518090 -3.189732
Bandwidth: 2 (Newey-West using Bartlett kernel)
Adj. t-Stat Prob.*
_P_h_il_lip._s_-P_e_r_ro_n_t_e_st_s_ta_t_is_ti_c _______ -6_._049113 0. 000 I Test critical values: 1% level -4.192337
5% level -3.520787 10% level -3.191277
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
4. Uji PP Variabel NPF
a. Data Tingkat Level
Null Hypothesis: NPF has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Bandwidth: 1 (Newey-West using Bartlett kernel}
Phillips-Perron test statistic Test critical values: 1% level
5% level 10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
b. Data Tingkat I st Difference
Null Hypothesis: D(NPF) has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend
Adj. t-·Stat Prob.*
-2.844063 0.1903 -4.186481 -3.518090 -3.189732
Bandwidth: 25 (Newey-West using Bmtlett kernel)
Adj. t-Stat Prob.*
Phillips-Perron test statistic -14.94606 0.0000 ~~~~~~~~~~~~~~~~~-
Test critical values: 1% level -4.192337 5% level -3.520787 10% level -3.191277
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
5. Uji PP Variabel SBP
a. Data Tingkat Level
Null Hypothesis: SBP has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend Bandwidth: 4 (Newey-West using Bartlett kernel)
Phillips-Perron test statistic Test critical values: 1 % level
5% level 10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
b. Data Tingkat 1st Difference
Null Hypothesis: D(SBP) has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend
Adj. t-Stat Prob.*
-1.371987 0.8551 -4.186481 -3.518090 -3.189732
Bandwidth: 4 (Newey-West using Bartlett kernel)
Adj. t-Stat Prob.*
_P_h1_·11~ip~s_-P_err_o_n_te_s_t -'-st_a_ti_st_ic _______ -_5_. 834678 0. 0001 Test critical values: 1% level -4.192337
5% level -3 .520787 10%level -3.191277
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Lampiran 3 : Uji Panjang Lag Optimal
VAR Lag Order Selection Criteria Endogenous variables: FDR LPM LDPK NPF SBP Exogenous variables: C Date: 12/16/11 Time: 13:19 Sample: 2008M01 2011M08 Included observations: 41
Lag LogL LR
0 617.2736 NA
FPE
7.35e-20
AIC SC HQ
-29.86700 -29.65803 -29.79091 1 854.6219 405.2288* 2.36e-24* -40.22546* -38.97162* -39.76888* 2 877.9748 34.17501 2.70e-24 -40.14511 3 892.2360 17.39173 5.3 le-24 -39.62127
* indicates lag order selected by the criterion LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5%
level) FPE: Final prediction error AIC: Akaike information criterion SC: Schwarz information criterion HQ: Hannan-Quinn information criterion
Lampiran 4 : Uji Kointegrasi
-37.84642 -39.30805 -36.27771 -38.40373
a. Uji data Trend Hasil AIC dan SC pada Uji kointegrasi Johansen
Date: 12/16/11 Time: 13:28 Sample: 2008M01 2011 MOB Included observations: 42 Series: LPM LDPK Lags interval: 1 to 1
Selected (0.05 level*) Number of Cointegrating
Relations by Model
Data Trend: None Test Type No Intercept
No Trend Trace 1
Max-Eig 1
None Intercept No Trend
1 1
Linear Linear Quadratic Intercept Intercept Intercept No Trend Trend Trend
0 1 1 0 1 1
Information Criteria by Rank and Model
Data Trend: None Rank or No Intercept
No. ofCEs No Trend
Log Likelihood by Rank (rows) and Model (columns)
0 204.8392 1 215.8971 2 217.3144
Akaike lnfonnation Criteria by
Rank (rows) and Model (columns)
0 -9.563771 1 -9.899862 2 -9.776875
Schwarz Criteria by
Rank (rows) and Model (columns)
0 -9.398279 1 -9.568877 2 -9.280398
Date: 12116/11 Time: 13:31 Sample: 2008M01 2011M08 Included observations: 42 Series: LPM FDR Lags interval: 1 to 1
Selected (0.05 level*) Number of Cointegrating
Relations by Model
Data Trend: TestType
Trace Max-Eig
None No Intercept
No Trend 1 1
None Intercept No Trend
204.8392 216.4716 220.0078
-9.563771 -9.879601 -9.809896
-9.398279 -9.507243 -9.230673
None Intercept No Trend
1 1
Linear Linear Quadratic Intercept Intercept Intercept No Trend Trend Trend
214.5250 214.5250 214.9586 219.7120 226.3649 226.7566 220.0078 227.5237 227.5237
-9.929761 -9.929761 -9.855172 -9.98628"1 -10.25547* -10.22650 -9.809896 -10.07256 -10.07256
-9.681522 -9.681522 -9.524187 -9.572556 -9.800367* -9.730027 -9.230673 -9.410589 -9.410589
Linear Linear Quadratic Intercept Intercept Intercept No Trend Trend Trend
0 0 1 0 1 1
Information Criteria by Rank and Model
Data Trend: None Rank or No Intercept
No. of CEs No Trend
Log Likelihood by Rank (rows) and Model (columns)
0 198.8831 1 209.1690 2 210.7045
Akaike Information Criteria by
Rank (rows) and Model (columns)
0 -9.280150 1 -9.579477 2 -9.462117
Schwaiz Criteria by
Rank (rows) and Model (columns)
0 -9.114658 1 -9.248492 2 -8.965640
Date: 12/16/11 Time: 13:32 Sample: 2008M01 2011 MOS Included obseivations: 42 Series: LPM NPF Lags inteival: 1 to 1
Selected (0.05 level*) Number of Cointegrating
Relations by Model
Data Trend: Test Type
Trace Max-Eig
None No Intercept
No Trend 1
None Intercept No Trend
198.8831 210.0586 213.3042
-9.280150 -9.574219 -9.490678
-9.114658 -9.201862 -8.911455
None Intercept No Trend
1 1
Linear Linear Quadratic Intercept Intercept Intercept No Trend Trend Trend
208.1170 208.1170 208.3043 213.2230 219.2153 219.4004 213.3042 220.3214 220.3214
-9.624621 -9.624621 -9.538300 -9.677287 -9.915016* -9.876210 -9.490678 -9.729592 -9.729592
=
-9.37638:2 -9.376382 -9.207315 -9.263556 -9.459912* -9.379733 -8.911455 -9.067622 -9.067622
Linear Linear Quadratic -~~~~~~~-""'='-'-""''--
1 ntercepl: Intercept Intercept No Trend Trend Trend
1 1 1 1 1 1
Information Criteria by Rank and Model
Data Trend: Rank or
No. ofCEs
0 1 2
0 1 2
0 1 2
Date: 12/16/11 Time: 13:34 Sample: 2008M01 2011 MOB Included observations: 42 Series: LPM SBP Lags interval: 1 to 1
Selected (0.05 level*) Number of Cointegrating
Relations by Model
Data Trend:
None No Intercept
No Trend
Log Likelihood by Rank (rows) and Model (columns) 283.7426 290.9820 292.3889
Akaike Information Crtteria by
Rank (rows) and Model (columns) -13.32108 -13.47533 -13.35185
Schwarz Criteria by
Rank (rows) and Model (columns) -13.15558 -13.14435 -12.85538
None Test Type No Intercept
No Trend Trace 1
Max-Eig 1
None Intercept No Trend
283.7426 294.5046 296.7548
-13.32108 -13.59546 -13.46451
-13.15558 -13.22310 -12.88529
None Intercept No Trend
1
*f':ritif'::::il u::i.111.:: .. ::: h::i.c::orl nn l\ll::i.rl<innnn_l-4<:::111n_f\l1ir-holic:: /1000\
Linear Linear Quadratic Intercept Intercept Intercept No Trend Trend Trend
288.6518 288.6518 288.9071 296.7261 301.6138 301.8330 296.7548 303.0019 303.0019
-13.45961 -13.45961 -13.37653 -13.65362 -13.83875* -13.80157 -13.46451 -13.66676 -13.66676
-13.21137 -13.21137 -13.04554 -13.23989 -13.38365* -13.30509 -12.88529 -13.00479 -13.00479
Linear Linear Quadratic Intercept Intercept Intercept No Trend Trend Trend
1 1 2 0 2
Rank and Model
Data Trend: None None Linear Linear Quadratic Rank or No Intercept Intercept Intercept Intercept Intercept
No. of CEs No Trend No Trend No Trend Trend Trend
Log Likelihood by Rank (rows) and Model (columns)
0 421.3772 421.3772 427.0864 427.0864 427.9310 1 428.2379 434.9448 435.8231 436.1345 436.8788 2 428.2787 435.9719 435.9719 441.5168 441.5168
Akaike Information Criteria by
Rank (rows) and Model (columns)
0 -19.87510 -19.87510 -20.05173 -20.05173 -19.99671 1 -20.01133 -20.28309* -20.27729 -20.24450 -20.23232 2 -19.82280 -20.09390 -20.09390 -20.26270 -20.26270
Schwarz Criteria by
Rank (rows) and Model (columns)
0 -19.70961 -19.70961 -19.80349 -19.80349 -19.66573 1 -19.68034 -19.91073* -19.86356 -19.78940 -19.73585 2 -19.32632 -19.51467 -19.51467 -19.60073 -19.60073
b. Hasil Test Uji kointegrasi Johansen
Date: 12/16/11 Time: 13:38 Sample (adjusted): 2008M03 2011M08 Included observations: 42 after adjustments Trend assumption: Linear deterministic trend (restricted) Series: LPM LDPK FDR NPF SBP Lags interval (in first differences): 1 to 1
Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)
Hypothesized Trace 0.05 No. ofCE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value
None* 0.616085 101.1099 88.80380 At most 1 0.467346 60.90188 63.87610 At most 2 0.330769 34.44674 42.91525 At most 3 0.221861 17.57845 25.87211 At most 4 0.154379 7.042731 12.51798
Trace test indicates 1 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values
Prob.**
0.0049 0.0867 0.2685 0.3730 0.3401
Larnpiran 5 : Estimasi VECM
Vector Error Correction Estimates Date: 12/16/11 Time: 13:41 Sample (adjusted): 2008M04 2011 MOS Included observations: 41 after adjustments Standard errors in ( ) & !-statistics in [ ]
Cointegrating Eq: CointEq1
DLPM(-1) 1.000000
DLDPK(-1) -1.110339 (0.16453)
[-6. 74859]
DFDR(-1) -1.790944 (0.10019)
[-17.8753]
DNPF(-1) 1.017887 (1.15309) [ 0.88275]
DSBP(-1) -59.19132 (12.7303)
[-4.64964]
@TREND(08M01) -9.16E-05
c 6.558645
Error Correction: D(DLPM) D(DLDPK) D(DFDR) D(DNPF) D(DSBP)
CointEq1 0.406959 -0.313507 0.7<!5594 0.01 "1646 -0.001572 (0.07582) (0.17015) (0.16755) (0.03212) (0.00108)
[ 5.36711] [-1.84251] [ 4.39021] [ 0.36255] [-1.45697]
D(DLPM(-1)) 0.027872 0.029602 0.254180 0.079545 0.001131 (0.18498) (0.41509) (0.4087'5) (0.07836) (0.00263)
[ 0.15068] [ 0.07131] [ 0.62184] [ 1.01509] [ 0.42988]
D(DLDPK(-1)) 0.128130 0.354849 -0.5H3302 -0.081572 -0.001634 (0.17743) (0.39816) (0.39208) (0.07517) (0.00252) [ 0. 72213] [ 0.89121] [-1.51321] [-1.08522] [-0.64723]
D(DFDR(-1)) 0.351635 0.115521 -0.1H9583 -0.096948 -0.001701 (0.16169) (0.36284) (0.35730) (0.06850) (0.00230) [ 2.17472] [ 0.31838] [-0.55859] [-1.41533] [-0.73925]
D(DNPF(-1)) 0.295491 1.119498 -0.455757 -0.094443 -0.000267 (0.57639) (1.29344) (1.27368) (0.24418) (0.00820) [ 0.51266] [ 0.86552] [-0.35783] [-0.38677] [-0.03256]
(15.7488) (35.3406) (34.8008) (6.67173) (0.22409) [ 2.06563] [-1.61661] [ 2.10592] [ 0.35544] [-0.14019]
c 0.020122 0.012172 0.010852 0.000887 5.62E-05 (0.00553) (0.0"1242) (0.01223) (0.00234) (7.9E-05) [ 3.63694] [ 0.98038] [ 0.88767] [ 0.37828] [ 0.71425]
@TREND(08M01) 0.000150 0.000162 -4.49E-·06 -3.53E-05 -3.29E-06 (0.00016) (0.00035) (0.00035) (6.6E-05) (2.2E-06) [ 0.96012] [ 0.46164] [-0.01298] [-0.53255] [-1.47598]
R-squared 0.639015 0.156549 0.458497 0.135416 0.151956 Adj. R-squared 0.562443 -0.022365 0.343632 -0.047980 -0.027932 Sum sq. resids 0.004267 0.021488 0.020837 0.000766 8.64E-07 S.E. equation 0.011371 0.025518 0.025128 0.004817 0.000162 F-statistic 8.345236 0.874997 3.991635 0.738380 0.844726 Log likelihood 129.8158 96.67669 97.307'83 165.0300 304.1678 AkaikeAIC -5.942234 -4.325692 -4.356480 -7.660000 -14.44721 Schwarz SC -5.607879 -3.991337 -4.022124 -7.325645 -14.11285 Mean dependent 0.026753 0.027792 -0.000837 -0.000100 -3.33E-05 S.D. dependent 0.017191 0.025237 0.031016 0.004706 0.000160
Determinant resid covariance (dof adj.) 2.15E-24 Determinant resid covariance 7.26E-25 Log likelihood 848.5500 Akaike information criterion -39.19756 Schwarz criterion -37.31681
Lampirnn 6 Grafik IRF
Respoose loCOJo;!y OooS.O. lrrovatioos
RespDnse Df DLPM b Dt.PM Respnnsf of DlPMb Dl.DPK Resporise MDLPM toDFDR Respnns~ o!OLPM!~DNPF Response d D\.PIJ!D DSBP :n 00 ro :r--1 ro
00 GI GI
ook==~ :o 00 00 '
:L~J 00
·OI OI ·GI
-00 ·00 -00 IO IO IO IO 10
Response ofDt.DPK ta DlPM Respm;se c;lOLDPKto Ol.DPK ResponseolDLDPKtoDFDR Respi;nsed DLDFK to DNPF R~sponse cfDlD?K l!JDSBP ro\ ro ro ro--J r ·~ J 00 00
GI GI OI GI
I I i 00 00' oo' OOC:J oo'
I ~~ OI, -OI ·01, ·01, ,-.,..- ' '' ·01' ' ' '
IO IV IO IO ' IO
Response of DFDll ta DLPM RespnseiJOFDR!D OLDPK Respcnse G! DFORW DFDR ResponsHfOFDi laDNPF Rtspjnse (if DFDRto DSBP
°'! 00 00 ro-,----~ 00
°'1 GI GI· Gl~_J GI
:j 00 00
:~ 00 ----- 00
I~
.Q\ I GI -GI -GI
00 ·ill ·00 ooJ I ·00
.ffi ·00 .ro .d ·ID .,m ' IO IO IO IO 10
RespDnseDfDNPFm CUM Resper.sett rnlPFta DLDPK Response d DNPF to DFDR Resyir.se o!DUP:to OHPF ReSfl'l.1Se (~ DNPF to DSBP 001 001 001 '" {U1 001 °' 001 " OOl "'1 "' roJ
I " ·"'v .IJ!) .rm .,,
i " .OJ< .OJ< ·00< ''" IO In 00 IO IO
RespDnsonfDSBPto DLPM Rosponst ol OOBP to DLDPK Respons: d DSBP !J DFCR Resp-0nse tfDSBP t~ DNPF Response c!DSBP b OSBP om om om
=~ omj om "" OOJI OOJI 3'1 OOJI
i~ om OJ)) 00)1 OOll
-OOJI ·OOJI -0031 ~- -((!)1, IO 10 IG IG IG
Top Related