ANALISIS STRATEGI MARKETING MIX PADA TABUNGAN BSM BERENCANA
STUDI KASUS DI BANK SYARIAH MANDIRI KCP KLATEN TAHUN 2015
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli
Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)
Oleh:
YUTIKA NONI PUSPITA
NIM. 201 12 037
JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
ANALISIS STRATEGI MARKETING MIX PADA TABUNGAN BSM BERENCANA
STUDI KASUS DI BANK SYARIAH MANDIRI KCP KLATEN TAHUN 2015
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli
Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)
Oleh:
YUTIKA NONI PUSPITA
NIM. 201 12 037
JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
i
MOTTO
“Ciri-ciri orang sukses adalah berfikir dahulu baru bertindak,
bukan bertindak dahulu baru berfikir”
“Seseorang yang optimis akan melihat adanya kesempatan
dalam setiap malapetaka, sedangkan orang pesimis melihat
malapetaka dalam setiap kesempatan”
“Ingatlah, boleh jadi manusia itu mencintai sesuatu yang
membahayakan dirinya atau membenci sesuatu yang
bermanfaat baginya. Mohonlah petunjuk-Nya”
v
PERSEMBAHAN
TUGAS AKHIR INI SAYA PERSEMBAHKAN UNTUK
Kedua orang tua saya Bapak Suwarno dan Ibu Marini terima
kasih karena senantiasa memberikan doa, selalu mencurahkan
kasih sayang yang tulus dan pengorbanan yang tidak terhitung
selama hidup saya, serta telah memberi motivasi kepada saya
dalam menjalani kehidupan.
Kedua adik-adik saya, Alwi Prima Nanda dan Alfi Putra Ginanjar
yang senantiasa memberikan semangat untuk menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
Untuk mas Rendi Dwi Saputra yang selalu membantuku dan
memberikan motivasi kepadaku agar tetap semangat dalam
menyelesaikan Tugas Akhir, terima kasih untuk pinjaman
computer dan semua bantuannya.
Untuk teman-teman DIII Perbankan Syariah angkatan 2012
yang telah menemani selama menjalani kuliah di IAIN Salatiga.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, atas puji syukur dan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, taufiq dan hidayahnya, sehingga pada kesempatan ini saya
dapat menyelsaikan Tugas Akhir ini dengan lancar.
Penyusunan Tugas Akhir dibuat guna memenuhi syarat untuk mendapatkan
gelar A.Md.E.Sy pada Jurusan D3 Perbankan Syariah di IAIN Salatiga. Meskipun
tidak dapat saya pungkiri ternyata bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini
penulis masih banyak mengalami kendala dan kekurangan. Dalam penyusunan
Tugas Akhir ini saya sangat berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah
memberikan bimbingan dan dukungan baik berupa moral, materil maupun
spiritual sehingga penyusunan laporan ini dapat terselaikan. Untuk itu
perkenankan penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Ketua IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono selaku Dekan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam
IAIN Salatiga.
3. Bapak Ahmad Mifdlol Muthohar, M.Si. selaku Ketua Jurusan DIII Perbankan
Syariah IAIN Salatiga.
4. Ibu Wiwin Kurniasari, S.E., M.Si., Akt selaku dosen pembimbing Tugas
Akhir.
5. Segenap dosen Jurusan DIII Perbankan Syariah dan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga.
6. Seluruh staff dan karyawan IAIN Salatiga.
7. Kepada Bapak/Ibu dan keluarga besar saya yang tersayang dan tercinta yang
telah memberikan doa dan bimbingan kasih sayang serta dukungan baik moral
maupun material.
8. Teman-teman DIII Perbankan Syariah B angkatan tahun 2012.
9. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
vii
Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh
dari kesempurnaan dan penuh kekurangan, oleh karena itu dengan segenap
kerendahan hati penulis menyampaikan permohonan maaf sebanyak-banyaknya,
serta semoga Tugas Akhir ini. Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi berbagai pihak. Amin
Salatiga, 10 Agustus 2015
Penulis
Yutika Noni Puspita
NIM. 20112037
viii
ABSTRAK
Yutika Noni Puspita. NIM 201-12-037. Analisis Strategi Marketing Mix Pada
Tabungan BSM Berencana Studi Kasus Bank Syariah Mandiri KCP Klaten.
Jurusan DIII Perbankan Syariah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. IAIN
Salatiga.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami penerapan strategi marketing
mix pada produk BSM Tabungan Berencana pada Bank Syariah Mandiri KCP
Klaten. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk memahami faktor pendukung
strategi marketing mix dalam memasarkan produk BSM Tabungan Berencana,
memahami kendala dan upaya untuk mengoptimalkan strategi marketing mix
dalam memasarkan produk BSM Tabungan Berencana pada Bank Syariah
Mandiri KCP Klaten. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif,
yaitu menganalisis mengenai penerapan strategi marketing mix, faktor pendukung
strategi marketing mix, kendala dalam memasarkan dan upaya untuk
mengoptimalkan strategi marketing mix. Teknik pengumpulan data melalui
wawancara yang dilakukan dengan mewawancarai pegawai Bank Syariah Mandiri
KCP Klaten, dengan melakukan observasi dan dokumentasi atau kepustakaan.
Dari hasil penelitian di bawah ini dapat diketahui bahwa penerapan strategi
marketing mix pada produk BSM Tabungan Berencana Bank Syariah Mandiri
KCP Klaten dengan menerapkan prinsip 7 P yaitu place (tempat), product
(produk), price (harga), promotion (promosi), people (orang), process (proses),
dan physical evidence (buktifisik).
Kata Kunci: Marketing Mix, Tabungan, Bank Syariah Mandiri.
ix
DAFTAR ISI
Judul ................................................................................................................ i
Persetujuan Pembimbing ................................................................................. ii
Susunan Panitia Penguji .................................................................................. iii
Lembar Pernyataan .......................................................................................... iv
Motto dan Persembahan .................................................................................. v
Kata Pengantar ................................................................................................ vii
Abstrak ............................................................................................................ ix
Daftar Isi .......................................................................................................... x
Daftar Gambar ................................................................................................. xiv
Daftar Tabel .................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A.Latar Belakang ...................................................................................... 1
B.Rumusan Masalah ................................................................................. 3
C.Tujuan dan Kegunaan ............................................................................ 3
D.Penegasan Istilah ................................................................................... 4
E.Metode Penelitian .................................................................................. 5
1.Jenis Penelitian ............................................................................... 5
2.Lokasi Penelitian ............................................................................ 6
3.Kebutuhan dan Sumber Data .......................................................... 6
a.Data Primer .................................................................................... 6
b.Data Sekunder ............................................................................... 6
x
4.Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 6
a.Wawancara ................................................................................... 6
b.Observasi .....................................................................................
c.Dokumentasi atau Kepustakaan ................................................... 7
5.Metode Analisis Data ..................................................................... 7
F.Sistematika Penulisan ............................................................................ 8
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 10
A.Telaah Pustaka ....................................................................................... 10
B.Kerangka Teoritik .................................................................................. 13
1.Pengertian Marketing Mix .............................................................. 13
2.Perbedaan Marketing Mix Barang dan Jasa .................................... 14
3.Perbedaan Marketing Mix Perbankan Syariah Dengan
Perbankan Konvensional ............................................................... 15
4.Elemen Marketing Mix ................................................................... 15
5.Product ........................................................................................... 19
6.Price ................................................................................................ 24
7.Place ............................................................................................... 27
8.Promotion ....................................................................................... 31
9.People ............................................................................................. 38
10.Process .......................................................................................... 43
11.Physical Evidence ......................................................................... 43
12.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strategi Pemasaran .............. 50
13.Mudharabah Muthlaqah ............................................................... 52
xi
BAB III GAMBARAN UMUM ..................................................................... 53
A.Profil Bank Syariah Mandiri KCP Klaten ............................................. 53
B.Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri ................................................. 53
C.Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri ..................................................... 55
D.Shared Values ........................................................................................ 56
E.Budaya Perusahaan ................................................................................ 58
F.Prinsip Operasional Bank Syariah Mandiri ........................................... 59
G.Struktur Organisasi ................................................................................ 61
H.Produk-Produk Pada Bank Syariah Mandiri ......................................... 68
I.Data Diskriptif Produk BSM Tabungan Berencana ............................... 73
BAB IV ANALISIS ........................................................................................ 76
A.Penerapan Strategi Marketing Mix Pada Produk BSM Tabungan
Berencana Pada Bank Syariah Mandiri KCP Klaten .......................... 76
B.Faktor-Faktor yang Mendukung Strategi Marketing Mix
Dalam Memasarkan Produk BSM Tabungan Berencana Pada
Bank Syariah Mandiri KCP Klaten ..................................................... 90
C.Kendala Dalam Memasarkan Produk BSM Tabungan Berencana
Dan Upaya Untuk Mengoptimalkan Strategi Marketing Mix
Dalam Memasarkan Produk BSM Tabungan Berencana Pada
Bank Syariah Mandiri KCP Klaten ..................................................... 99
D.Upaya Untuk Mengoptimalkan Strategi Marketing Mix
Dalam Memasarkan Produk BSM Tabungan Berencana
Pada Bank Syariah Mandiri KCP Klaten ............................................ 101
xii
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 105
A.Kesimpulan .......................................................................................... 105
B.Saran .................................................................................................... 108
Daftar Pustaka
Lampiran
Daftar Riwayat Hidup
xiii
DAFTAR GAMBAR
Struktur Organisasi BSM KCP Klaten ............................................................ 62
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Telaah Pustaka ................................................................................ 10
Tabel 2.2 Perbedaan Marketing Mix Perbankan Syariah Dengan
Perbankan Konvensional ................................................................. 15
Tabel 2.3 Perbedaan Bank Syariahdan Bank Konvensional dalam
Menetapkan Harga ........................................................................................... 26
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbankan syariah atau perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan
yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) Islam. Usaha pembentukan
sistem ini didasari oleh larangan dalam agama Islam untuk memungut maupun
meminjam dengan bunga atau yang disebut denga riba serta larangan investasi
untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram, dimana hal ini tidak dapat
dijamin oleh sistem perbankan konvensional (Tan, 2009: 61).
Bank syariah memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit
ekonomi yang kelebihan dana dengan unit-unit yang lain yang mengalami
kekurangan dana. Melalui bank, kelebihan tersebut dapat disalurkan kepada
pihak-pihak yang memerlukan sehingga memberikan manfaat kepada kedua
belah pihak (Sudarsono, 2004: 56). Dalam perbankan syariah, salah satu
aktivitas bank syariah adalah memberikan pelayanan jasa perbankan bagi
nasabah yang berpedoman pada syariah Islam. Mulai dari sistem, operasional,
dan prosedur kerja pada bank syariah dan produk jasanya harus sesuai dengan
konsep syariah. Untuk meningkatkan minat nasabah kepada suatu produk pada
bank syariah, diperlukan suatu strategi pemasaran.
Kegiatan pemasaran adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan dalam
organisasi tidak terkecuali perbankan. Pentingnya kegiatan pemasaran adalah
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat pengguna jasa
1
perbankan. Hal lain yang tidak kalah penting dengan adanyas upaya untuk
menghadapi persaingan antarsesama organisasi perbankan dari waktu ke
waktu semakin meningkat (Danupranata, 2013: 39).
Konsep pemasaran bank sebenarnya tidak banyak berbeda dengan
konsep pemasaran untuk sektor bisnis yang lain, seperti sektor industri
manufaktur, sektor bisnis jasa, dan lain-lain. Perbankan merupakan salah satu
industri jasa, sehingga konsep pemasarannya lebih cenderung mengikuti
konsep untuk produk jasa. Perbedaan perbankan dari industri jasa lainnya
adalah terdapat pada ketentuan dan peraturan pemerintah yang membatasi
penggunaan konsep-konsep pemasaran, mengingat industri perbankan
merupakan industri yang sangat dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan
masyarakat (Dendawijaya, 2009: 66).
Pemasaran juga merupakan ujung tombak dari perusahaan dalam upaya
mempertahankan kelangsungan hidup, berkembang, dan meningkatkan
keuntungan (Danupranata, 2013: 39). Strategi pemasaran untuk perbankan
syariah berdasarkan konsep marketing mix adalah hal yang sangat menarik
dan juga merupakan sebuah keniscayaan untuk mempercepat pengembangan
perbankan syariah di Indonesia. Elemen marketing mix untuk usaha jasa
meliputi 7P, yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), promotion
(promosi), people (orang), process (proses), dan physical evidence (bukti
fisik) (Danupranata, 2013: 40).
Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas maka peneliti akan
mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Marketing Mix Pada Produk
2
BSM Tabungan Berencana (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri KCP
Klaten)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, permasalahan
yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan strategi marketing mix pada produk BSM Tabungan
Berencana pada Bank Syariah Mandiri KCP Klaten?
2. Faktor apa sajakah yang mendukung strategi marketing mix dalam
memasarkan produk BSM Tabungan Berencana pada Bank Syariah
Mandiri KCP Klaten?
3. Kendala apa sajakah yang dihadapi dalam memasarkan produk BSM
Tabungan Berencana pada Bank Syariah Mandiri KCP Klaten?
4. Upaya apa sajakah yang dilakukan untuk mengoptimalkan strategi
marketing mix dalam memasarkan produk BSM Tabungan Berencana pada
Bank Syariah Mandiri KCP Klaten?
C. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan
1. Untuk memahami penerapan strategi marketing mix pada produk bsm
tabungan berencana pada Bank Syariah Mandiri KCP Klaten.
2. Untuk memahami faktor pendukung strategi marketing mix dalam
memasarkan produk BSM Tabungan Berencana pada Bank Syariah
Mandiri KCP Klaten.
3
3. Untuk memahami kendala dalam memasarkan produk BSM Tabungan
Berencana pada Bank Syariah Mandiri KCP Klaten.
4. Untuk memahami upaya untuk mengoptimalkan strategi marketing mix
dalam memasarkan produk BSM Tabungan Berencana pada Bank Syariah
Mandiri KCP Klaten.
Kegunaan
1. Manfaat bagi Peneliti
Sebagai refrensi dalam melakukan penelitian dan analisa tentang
strategi marketing mix yang dilakukan bank syariah untuk meningkatkan
minat nasabah.
2. Manfaat bagi Lembaga
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Bank
Syariah Mandiri KCP Klaten untuk mengambil kebijakan-kebijakan dalam
mengevaluasi dan mengembangkan strategi yang digunakan untuk
memasarkan suatu produk.
3. Manfaat Bagi Akademisi
Diharapkan penelitian ini dapat memperkaya bahan kepustakaan
dan mampu memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu manajemen
khususnya bidang Manajemen Pemasaran yang dapat ditindaklanjuti.
D. Penegasan Istilah
Marketing Mix dapat dikatakan sebagai suatu strategi untuk
mempengaruhi calon konsumen melakukan pembelian. Dengan perkataan lain
marketing mix adalah suatu strategi dengan cara mengkombinasi unsur-unsur
4
pemasaran secara terpadu dalam usaha mempengaruhi target pasar untuk
mencapai tujuan yang diinginkan (Yoeti, 2006: 237). Marketing Mix sangat
menentukan keberhasilan dalam merebut pasar, hal ini dapat terjadi karena
strategi pemasaran bertujuan untuk mengenalkan dan memasarkan produk-
produknya.
BSM Tabungan Berencana adalah tabungan berjangka yang memberikan
nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian pencapaian target dana yang telah
ditetapkan. BSM Tabungan Berencana merupakan tabungan yang bermanfaat
untuk merencanakan keuangan jangka panjang. BSM Tabungan Berencana
juga mempunyai manfaat mendapatkan perlindungan asuransi secara gratis
dan otomatis tanpa pemeriksaan kesehatan. Tabungan ini berdasarkan prinsip
syariah mudharabah muthlaqah, sehingga terbebas dari riba. Mudharabah
muthlaqah itu sendiri adalah akad mudharabah ketika mudharib diberikan
kekuasaan penuh untuk mengelola modal. Mudharib tidak dibatasi baik
mengenai tempat, tujuan, maupun jenis usahanya (Ascarya, 2013: 257).
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu
dengan memperoleh data berupa keterangan-keterangan atau informasi
secara tertulis, yang diberikan oleh Bank Syariah Mandiri KCP Klaten.
5
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh penulis pada Bank Syariah Mandiri KCP
Klaten yang berlokasi di Jalan Pemuda No. 57 Desa Bareng, Kecamatan
Klaten Tengah, Kabupaten Klaten.
3. Kebutuhan dan Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan mengadakan
pengamatan serta wawancara langsung dengan pimpinan dan para
karyawan yang ada relevansinya dengan objek penulisan.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dengan jalan mengumpulkan
dokumen-dokumen serta literatur-literatur yang erat hubungannya
dengan penulisan ini.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu pengumpulan data dengan
mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden untuk
memperoleh informasi verbal dari responden. Metode wawancara
membutuhkan kemampuan atau pendekatan personal yang kreatif
dalam mengembangkan bahan wawancara dan mampu mendorong
informan bercerita bebas dan terbuka (Wijaya, 2013: 21).
6
b. Observasi
Observasi merupakan cara memperoleh data dengan mengamati
subyek penelitian dan jawabannya untuk dianalisis. Metode dalam
observasi bisa dalam bentuk terstruktur dan tidak terstruktur. Dalam
observasi bentuk terstruktur, penelitian merinci secara detail sesuai
dengan yang akan diamati dan bagaimana pengukuran dapat direkam.
Dalam observasi bentuk tidak terstruktur, peneliti berupaya mengamati
segala aspek fenomena yang berkaitan atau relevan dengan masalah
yang sedang ditangani (Wijaya, 2013: 23).
c. Dokumentasi atau Kepustakaan
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang (Sugiyono, 2012: 240).
5. Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.
Metode analisis deskriptif kualitatif yaitu menganalisis, menggambarkan,
dan meringkas berbagai kondisi, situasi dari berbagai data yang
dikumpulkan berupa hasil wawacara atau pengamatan mengenai masalah
yang diteliti yang terjadi di lapangan (Winartha, 2006: 155).
Data yang diperoleh kemudian akan disusun secara sistematis sehingga
akan diperoleh gambaran yang komprehensif, dan untuk selanjutnya
dianalisis secara kualitatif yaitu dengan memperhatikan data-data yang ada
dalam praktik kemudian dibandingkan dengan data yang diperoleh dari
7
kepustakaan. Hasil dari analisis inilah yang akan menjadi jawaban dari
permasalahan yang diajukan.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penelitian ini maka penulis membagi ke dalam
beberapa bab yang terdiri dari dari beberapa sub bab yang dapat diuraikan
sebagai berikut :
Bab I : Merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan
penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, serta
sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan pustaka yang memuat landasan teori mengenai
marketing mix yang terdiri 7P, penelitian terdahulu serta
kerangka pikir.
Bab III : Gambaran umum mengenai Bank Syariah Mandiri KCP
Klaten, sejarah Bank Syariah Mandiri KCP Klaten, visi dan
misi Bank Syariah Mandiri KCP Klaten, shared values,
budaya perusahaan, prinsip operasional Bank Syariah Mandiri
KCP Klaten, struktur organisasi dan pembagian tugas pada
Bank Syariah Mandiri KCP Klaten, produk-produk Bank
Syariah Mandiri KCP Klaten, data diskriptif BSM Tabungan
Berencana.
8
Bab IV : Berisi tentang analisis dan pembahasan masalah yang diteliti
serta hasil dari penelitian tersebut.
Bab V : Berisi kesimpulan dan saran, memuat tentang kesimpulan
dan saran hasil penelitian.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Penelitian yang saya lakukan memiliki perbedaan dengan penelitian
terdahulu. Meskipun demikian, terdapat juga beberapa persamaan. Penelitian
terdahulu dapat digunakan sebagai tolak ukur apa saja yang belum digunakan
sebagai penelitian. Untuk itu, agar dapat membedakan antara penelitian yang
terdahulu dengan penelitian yang saya lakukan, berikut ini adalah hasil dari
penelitian-penelitian terdahulu yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama
Penulis/Tahun/Judul
Hasil Penelitian
1 Fatimah dan Elisabeth
Yansye Matekohy/2013/
Strategi Pemasaran
Produk Pembiayaan
Murabahah Pada Bank X
Syariah Cabang
Tangerang Selatan
Strategi pemasaran produk pembiayaan
murabahah yang paling tepat sehingga
mampu memenangi persaingan adalah
strategi pertumbuhan atau growth
strategy. Strategi ini dipilih karena hasil
perhitungan pada kuadran 1 di mana total
weighted score peluang-ancaman sebesar
3,21 sedangkan total weighted score
kekuatan-kelemahan sebesar 3,31. Posisi
pada kuadran ini sangat menguntungkan
dan dapat dipasarkan secara maksimal
dengan menerapkan kebijakan bauran
pemasaran seperti kebijakan produk,
kebijakan harga, kebijakan tempat dan
kebijakan promosi yang mendukung
pertumbuhan yang agresif dari produk
pembiayaan murabahah.
10
2 Detha Alfriani Fajri/2013/
Pengaruh Bauran
Pemasaran Jasa Terhadap
Keputusan Menabung
(Survei Pada Nasabah
Bank Muamalat Cabang
Malang).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
variabel Produk (X1), Harga (X2),
Promosi (X3), Proses (X4), Orang (X5),
Bukti Fisik (X6), Lokasi (X7) secara
bersama-sama mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap proses
keputusan menabung. Hal ini berarti
bahwa kemampuan variabel-variabel
bauran pemasaran jasa secara bersama-
sama memberikan kontribusi terhadap
proses keputusan menabung adalah
sebesar 35,7% sedangkan sisanya sebesar
64,3% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan
bahwa variabel Produk (X1) merupakan
variabel yang berpengaruh dominan
terhadap proses keputusan menabung (Y)
yang ditunjukkan dengan koefisien beta
tertinggi yaitu 0,274 dan nilai t hitung
yang paling besar yaitu 2,493.
3 Sulaiman Wahab/2013/
Marketing Mix dan Religi
Terhadap Minat
Masyarakat Studi Kasus
BNI Syariah Cabang
Malang
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Sulaiman Wahab yaitu ada lima faktor
yang memiliki pengaruh minat
masyarakat, yaitu: produk, harga, tempat
dan promosi yang disebut dengan empat
P atau bauran pemasaran dan salah satu
faktor lain, yaitu agama. Faktor agama
dalam hal ini adalah syariah. Selanjutnya
dalam hal ini memiliki dua hasil. Pertama
bahwa empat P adalah produk, harga,
tempat, promosi dan agama faktor yang
sangat mempengaruhi minat orang
muslim menjadi nasabah perbankan
syariah, khususnya BNI Syariah Kantor
Cabang Malang. Kedua, bahwa agama
merupakan faktor dominan yang
mempengaruhi minat masyarakat Islam
menjadi pelanggan dari BNI Syariah,
khususnya BNI Syariah Kantor Cabang
Malang kecuali faktor lainnya (empat P).
11
4 Abung Fayshal dan Henny
Medyawati/2013/
Analisis Strategi
Pemasaran Produk
Asuransi Jiwa Pada Bumi
Putera Syariah Cabang
Depok
Asuransi Jiwa Pada Bumi Putera Syariah
Cabang Depok secara keseluruhan sudah
menerapkan strategi bauran pemasaran,
yaitu telah memiliki produk asuransi jiwa
syariah yang beragam, dengan premi atau
harga yang relatif terjangkau,
menerapkan yang fokus dan terarah
melalui seminar-seminar dan
mendistribusikan produk melalui jalur
distribusi personal selling yang
memadai. Aspek promosi lebih
mendapatkan prioritas dibandingkan
dengan aspek bauran pemasaran lainnya
karena dianggap dapat meluaskan
jangkauan calon pemegang polis. Untuk
lebih meningkatkan volume penjualan,
perusahaan perlu memiliki alternatif
media lain untuk tujuan promosi sebagai
pendorong.
Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan yang saya teliti adalah
penelitian saya mengarah kepada penerapan strategi marketing mix pada
produk BSM Tabungan Berencana di Bank Syariah Mandiri KCP Klaten.
Penelitian ini juga meneliti tentang faktor pendukung dan kendala dalam
memasarkan produk BSM Tabungan Berencana di Bank Syariah Mandiri KCP
Klaten. Selain itu, juga meneliti tentang upaya untuk mengoptimalkan strategi
marketing mix dalam memasarkan produk BSM Tabungan Berencana pada
Bank Syariah Mandiri KCP Klaten. Penelitian yang hampir sama dengan
penelitian saya adalah penelitian yang dilakukan oleh Abung Fayshal dan
Henny Medyawati dengan judul Analisis Strategi Pemasaran Produk Asuransi
Jiwa Pada Bumi Putera Syariah Cabang Depok. Penelitian tersebut
menunjukkan bahwa Asuransi Jiwa Pada Bumi Putera Syariah Cabang Depok
12
menerapkan strategi bauran pemasaran yang terdiri dari empat P yaitu produk,
harga, promosi, dan tempat. Penelitian tersebut hampir sama dengan penelitian
yang saya teliti, yaitu sama-sama meneliti tentang penerapan strategi bauran
pemasaran.
B. Kerangka Teoritik
1. Pengertian Marketing Mix
Marketing Mix dapat dikatakan sebagai suatu strategi untuk
mempengaruhi calon konsumen melakukan pembelian. Dengan perkataan
lain marketing mix adalah suatu strategi dengan cara mengkombinasi unsur-
unsur pemasaran secara terpadu dalam usaha mempengaruhi target pasar
untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Yoeti, 2006: 237). Menurut Nur
Rianto bauran pemasaran adalah perpaduan seperangkat alat pemasaran
yang sifatnya dapat dikendalikan oleh perusahaan sebagai bagian upaya
mencapai tujuan pada pasar sasaran (Rianto, 2010: 14). Sedangkan menurut
Sucipto, bauran pemasaran adalah mencakup sejumlah variabel pemasaran
yang dapat dikendalikan oleh perusahaan yang digunakan untuk mencapai
market share yang telah ditetapkan dan digunakan untuk memuaskan
konsumen (Sucipto, 2011: 67).
Pada strategi marketing mix yang paling penting adalah mencari
kombinasi yang tepat secara terpadu, karena dalam praktiknya unsur-unsur
yang membentuk marketing mix tidak dapat dipisahkan. Tiap unsur yang
diikutsertakan dalam kombinasi itu memiliki pengaruh sendiri dan
kedudukannya saling menunjang satu dengan yang lain untuk mencapai
13
hasil yang maksimal. Kombinasi itu bisa dalam bentuk kerjasama,
perubahan tempat, atau sebagai bagian yang dapat saling menggantikan.
Oleh karena itu marketing mix digunakan dalam strategi pemasaran, yaitu
suatu cara atau kiat untuk mempengaruhi calon konsumen untuk melakukan
pembelian (Yoeti, 2006: 238).
Komponen utama dalam bauran pemasaran untuk produk barang
terdiri dari empat jenis, yang biasa disebut dengan empat P yaitu product
(produk), price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi).
Sedangkan untuk bauran pemasaran jasa lebih luas daripada bauran
pemasaran produk barang, yaitu dengan menambahkan tiga elemen lagi,
yaitu people (orang), physical evidence (bukti fisik), dan process (proses
jasa itu sendiri) (Sucipto, 2011: 67).
2. Perbedaan Marketing Mix Barang dan Jasa
Marketing mix merupakan tools bagi marketer yang berupa program
pemasaran yang mempelajari segmentasi, targeting, dan positioning agar
sukses. Ada perbedaan mendasar antara marketing mix produk jasa dan
marketing mix produk barang. Marketing mix produk barang mencakup 4P,
yaitu product, price, place, and promotion. Sedangkan untuk jasa, keempat
tahap tersebut masih kurang, ditambah 3 lagi yaitu people, process and
physical evidevce. Ketiga hal ini terkait dengan sifat jasa di mana produksi
dan konsumsi tidak dapat dipisahkan, dan mengikutsertakan pelanggan dan
pemberi jasa secara langsung. Karena elemen tersebut saling mempengaruhi
14
satu sama lain. Apabila salah satu tidak tepat, maka akan mempengaruhi
keseluruhan (Ratnasari, 2011: 37)
3. Perbedaan Marketing Mix Perbankan Syariah Dengan Perbankan
Konvensional
Tabel 2.2
Perbedaan Marketing Mix Perbankan Syariah dan Perbankan Konvensional
No Bauran
Pemasaran
Syariah Konvensional
1 Product Penghimpunan, penyaluran,
dan layanan atau jasa.
Penghimpunan,
penyaluran, dan
layanan atau jasa.
2 Price Wadi‟ah, mudharabah,
margin, bagi hasil, dan fee.
Bunga dan fee.
3 Place Provinsi, perkotaan, dan
kabupaten.
Provinsi, perkotaan,
dan kabupaten.
4 Promotion Media cetak, internet, dan
lain-lain.
Media cetak, internet,
dan lain-lain.
5 People Pemberian layanan yang
terbaik (customer service
atau layanan pelanggan 24
jam).
Pemberian layanan
yang terbaik (customer
service atau layanan
pelanggan 24 jam).
6 Process Pemberian respon yang
sangat cepat dan mudah
bagi nasabah.
Pemberian respon
yang sangat cepat dan
mudah bagi nasabah.
7 Physical
Envidence
Pemanfaatan testimoni
orang-orang yang sudah
menggunakan jasa
perbankan.
Pemanfaatan testimoni
orang-orang yang
sudah menggunakan
jasa perbankan.
Sumber : Danupranata, 2013: 40.
4. Elemen Marketing Mix
a. Product (Produk)
Menurut Simorangkir, produk perbankan adalah instrumen atau
perangkat yang dibeli dan dijual oleh bank. Produk yang dibeli oleh
bank sangat banyak jumlahnya, karena bank dapat menciptakan
15
berbagai jenis produk sesuai dengan keinginan nasabah (Dendawijaya,
2009: 66).
Sama halnya dengan perbankan konvensional, produk yang
dihasilkan dalam perbankan syariah bukan berupa barang, melainkan
berupa jasa. Jasa yang dihasilkan haruslah mengacu kepada nilai-nilai
syariat atau yang diperbolehkan dalam Al-Quran. Namun, agar bisa
lebih menarik minat konsumen terhadap jasa perbankan yang
dihasilkan, produk tersebut harus tetap melakukan strategi differensiasi
atau diversifikasi agar para konsumen mau beralih dan mulai
menggunakan jasa perbankan syariah (Danupranata, 2013: 40).
b. Price (Harga)
Harga merupakan salah satu elemen yang membedakan antara
perbankan syariah dengan bank konvensional. Penetuan harga jual
produk berupa jasa yang ditawarkan dalam perbankan syariah
merupakan salah satu faktor terpenting untuk menarik minat nasabah.
Menerjemahkan pengertian harga dalam perbankan syariah bisa
dianalogikan dengan melihat seberapa besar pengorbanan yang
dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan sebuah manfaat dalam
bentuk jasa yang setimpal atas pengorbanan yang telah dikeluarkan oleh
konsumen tersebut. Ketika jasa yang dihasilkan oleh perbankan syariah
mampu memberikan sebuah keuntungan lebih besar dari pada
perbankan konvensional pada saat ini maka artinya harga yang
ditawarkan oleh perbankan syariah tersebut mampu bersaing bahkan
16
berhasil mengungguli perbankan konvensional (Danupranata, 2013:
41).
c. Place (Tempat atau Saluran Distribusi)
Pada saat melakukan penetrasi pasar, perbankan syariah yang baik
tidak akan berhasil jika tidak didukung oleh tempat atau saluran
distribusi yang baik dalam menjual jasa yang ditawarkan kepada
nasabah. Menyebarkan unit pelayanan perbankan syariah hingga ke
pelosok daerah adalah sebuah keharusan jika ingin melakukan penetrasi
pasar dengan baik. Modal yang dibutuhkan memanglah tidak sedikit
apabila harus dilakukan secara bersamaan. Setidaknya, dibutuhkan
waktu dan dilakukan secara bertahap atau bisa juga dengan melakukan
sistem kerja sama dengan unit-unit pelayanan yang sejenis agar jasa
yang ditawarkan dengan berbasis syariah tersebut bisa sampai dan
menyebar hingga ke pelosok-pelosok daerah di Indonesia. Jika
pelayanan perbankan syariah bisa dilakukan di mana saja di seluruh
Indonesia maka bisa dipastikan penetrasi pasar perbankan syariah akan
lebih cepat berhasil (Danupranata, 2013: 41).
d. Promotion (Promosi)
Pada elemen pemasaran, efektivitas sebuah iklan sering kali
digunakan untuk menanamkan citra merk agar lebih dikenal
keberadaannya. Ketika konsep citra merk sudah tertanam di benak
masyarakat umum maka menjual sebuah produk baik itu dalam bentuk
barang maupun jasa akan menjadi jauh lebih mudah. Kurangnya
17
sosialisasi atau promosi yang dilakukan oleh perbankan syariah bisa
menjadi salah satu penyebab lambannya perkembangan perbankan
syariah di Indonesia saat ini (Danupranata, 2013: 41).
e. People (SDM)
Orang sebagai subyek, dipahami sebagai semua partisipan yang
memainkan sebagai penyajian jasa, yaitu peran selama proses dan
konsumsi jasa berlangsung dalam riil jasa, yang bisa mempengaruhi
persepsi pembeli (Sucipto, 2011: 70). Hal ini bisa diinterprestasikan
sebagai sumber daya manusia dari perbankan syariah itu sendiri, baik
secara langsung maupun tidak langsung yang akan berhubungan dengan
nasabah. SDM ini pun akan sangat berkorelasi dengan tingkat kepuasan
para pelanggan perbankan syariah. Menempatkan SDM pada tempat
yang sesuai dengan kapasitasnya, memerlukan sebuah strategi
manajemen SDM yang cukup baik. Sebab, jika strategi yang
diimplementasikan keliru maka akan berakibat fatal terhadap tingkat
kepuasan jangka panjang pelanggan (Danupranata, 2013: 42).
f. Process (Proses)
Proses merupakan hal yang sangat penting dalam suatu organisasi
jasa, terutama dalam bauran pemasaran jasa, hal ini dikarenakan banyak
pelanggan yang sering kali menentukan keputusan pemilihannya
terletak dari mudahnya proses selama, akan, sedang ataupun setelah
menggunakan jasa tersebut (Martutik, 2010: 51). Dalam perbankan
syariah, bagaimana proses atau mekanisme mulai dari melakukan
18
penawaran produk hingga proses menangani keluhan pelanggan
perbankan syariah yang efektif dan efisien perlu dikembangkan dan
ditingkatkan. Proses ini akan menjadi salah satu bagian yang sangat
penting bagi perkembangan perbankan syariah agar dapat menghasilkan
produk berupa jasa yang prosesnya bisa berjalan efektif dan efisien.
Selain itu, proses tersebut tentunya juga bisa diterima dengan baik oleh
nasabah perbankan syariah (Danupranata, 2013: 42).
g. Physical Evidence (Bukti Fisik)
Menurut Sucipto, bukti fisik adalah lingkungan fisik di mana jasa
tersebut disampaikan dan di mana perusahaan dan konsumen
berinteraksi, dan setiap komponen tangible memfasilitasi penampilan
atau komunikasi jasa tersebut (Sucipto, 2011: 70). Produk berupa
pelayanan perbankan syariah merupakan sesuatu hal yang bersifat tidak
berwujud atau tidak dapat diukur secara pasti seperti halnya pada
sebuah produk yang berbentuk barang. Jasa perbankan syariah lebih
mengarah kepada rasa atau semacam testimoni positif kepada
masyarakat umum guna mendukung percepatan perkembangan
perbankan syariah menuju arah yang lebih baik lagi dari saat ini
(Danupranata, 2013: 42).
5. Product
Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang
memberikan sejumlah nilai manfaat bagi pelanggan. Yang perlu
diperhatikan dalam produk adalah pelanggan tidak hanya membeli fisik
19
dari produk itu saja, tetapi membeli benefit dan value dari produk itu yang
disebut the offer. Terutama pada produk jasa yang kita kenal menimbulkan
kepemilikan fisik bagi pelanggan (Ratnasari, 2011: 37).
Produk utama perbankan dari bank sebagai perusahaan jasa adalah
penghimpunan dana, penyaluran dana, dan layanan atau jasa perbankan
a. Produk penghimpun dana
Sumber dana bank syariah terdiri atas titipan (wadi‟ah) dan investasi
(mudharabah).
i. Mudharabah. Menurut PSAK No. 105 mudharabah adalah akad
kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik
dana atau Shahibul maal) menyediakan seluruh dana, sedangkan
pihak kedua (pengelola dana atau Mudharib) bertindak selaku
pengelola, dan keuntungan dibagi di antara mereka sesuai
kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh
pemilik dana.
ii. Wadi‟ah. Menurut PSAK No. 59 wadi‟ah adalah titipan nasabah
yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat apabila nasabah
yang bersangkutan menghendaki. Bank bertanggung jawab atas
pengembalian titipan.
b. Produk penyaluran dana
Penyaluran dana bank syariah terdiri atas jual beli (Ba‟i al-
Murabahah), bagi hasil (al-musyarakah dan al-mudharabah),
pembiayaan, pinjaman, dan investasi khusus.
20
i. Murabahah. Menurut PSAK No. 102 murabahah adalah akad jual
beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah
keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan
biaya perolehan barang tersebut kepada pembeli.
ii. Salam. Menurut PSAK No. 103 salam adalah akad jual beli barang
pesanan (muslam fiih) dengan pengiriman di kemudian hari oleh
penjual (muslam illaihi) dan pelunasannya dilakukan oleh pembeli
pada saat akad disepakati sesuai dengan syarat-syarat tertentu.
iii. Musyarakah. Menurut PSAK No. 106 musyarakah adalah akad
kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu,
di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan
ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan
sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana.
c. Jasa perbankan
Jasa perbankan syariah meliputi transfer, kliring, inkaso, titipan letter
of credit, dan lain-lain. Bank syariah mendapatkan fee dari layanan
atau jasa tersebut.
Produk yang dijual oleh bank mempunyai berbagai ragam bentuk atau
jenisnya. Bank dapat menciptakan produk sesuai dengan kebutuhan
masyarakat atau pasar. Adapun produk yang dijual bank antara lain:
a. Kredit perdagangan besar, menengah dan kecil.
b. Kredit jangka pendek, menengah dan panjang.
21
c. Kredit untuk industri, pertanian, perkapalan, dan sektor lainnya.
d. Kredit Usaha Kecil (KUK), kredit profesi, dan lain-lain.
e. L/C dalam dan luar negeri.
f. Perdagangan surat-surat berharga atau efek-efek.
Di samping itu, bank juga menjual beberapa produk yang bersifat jasa
atau servis. Produk bank yang bersifat jasa atau servis antara lain:
a. Kiriman uang atau transfer dalam dan luar negeri.
b. Inkaso atau penagihan piutang atau collection.
c. Safe deposit box atau loket penyimpanan barang berharga.
d. Automated Teller Machine (ATM) (Dendawijaya, 2009: 67).
Produk bank dapat dibedakan atas dasar penggolongan sebagai berikut:
a. Penggolongan produk berdasarkan pelayanan.
b. Penggolongan produk berdasarkan jenis konsumen, seperti pedagang
besar, pedagang kecil, eksportir, lembaga pemerintah, lembaga
keuangan dan bank lain, perorangan, dan lain-lain.
c. Penggolongan produk berdasarkan pola pembelian, misalnya dalam
pelayanan simpanan giro, cara pengambilan bisa secara tunai, cek,
ataupun giro bilyet (Dendawijaya, 2009: 68).
Sedangkan untuk mengembangkan produk jasa baru, Christopher
Lovelock mengajukan 6 kategori inovasi jasa, yaitu sebagai berikut:
a. Inovasi utama, pengembangan produk yang ditujukan untuk pasar
baru. Ini sangat berisiko, namun bila berhasil memberikan keuntungan
besar.
22
b. Bisnis start up, cara baru dan inovasi untuk mengetahui kebutuhan
terkini pelanggan dan membuat produk yang tidak terjangkau menjadi
terjangkau sebagai pilihan yang tersedia.
c. Produk baru untuk pasar yang sedang dilayani, teknologi baru dapat
menciptakan pasar untuk jasa baru yang belum pernah terpikir oleh
pelanggan yang akan berguna baginya. Misalnya, perusahaan research
marketing menawarkan jasa konsultasi manajemen atas temuan
research-nya.
d. Product line extension, menawarkan jasa pada pelanggan dengan
variasi lebih luas dari pilihan dalam lini jasa yang sudah ada. Ini
merupakan inovasi perusahaan yang sudah mencapai fase matang,
yang sudah mempunyai segmen pasar inti yang ingin dipertahankan.
e. Perbaikan produk (product improvement), memperbaiki feature produk
yang sudah ada.
f. Perubahan gaya (style), pengembangan elemen tangible dari produk
jasa. Misalnya image baru perusahaan, seragam baru, dan lainnya
(Ratnasari, 2011: 54).
Dalam mengembangkan produk diperlukan pengetahuan bagi
perusahaan mengenai tingkatan produk. Tingkatan tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Pada tingkat dasar adalah manfaat inti di mana layanan atau manfaat
benar-benar dibeli oleh pelanggan. Pemasaran harus melihat diri
mereka sendiri sebagai penyedia manfaat.
23
b. Pada tingkat kedua, pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi
produk dasar.
c. Pada tingkatan ketiga, pemasar mempersiapkan produk yang
diharapkan, sekelompok atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan
pembeli ketika mereka membeli produk ini.
d. Pada tingkatan keempat, pemasar menyiapkan tingkatan tambahan
yang melebihi harapan pelanggan.
e. Tingkatan terakhir adalah produk potensial, yang mencakup semua
kemungkinan tambahan dan transformasi yang mungkin dialami
sebuah produk atau penawaran di masa depan (Kotler, 2009: 4).
6. Price
Produk bank bisa dibedakan menjadi:
a. Produk pada sisi pasiva dari neraca bank, seperti giro, tabungan,
deposito atau simpanan masyarakat.
b. Produk dari sisi aktiva dari neraca, seperti kredit.
Dengan perbedaan yang demikian, penetapan harga dari masing-
masing produk tersebut sangat bertolak belakang. Harga produk bank pada
sisi pasiva (simpanan masyarakat sebagai nasabah) diusahakan serendah-
rendahnya atau murah, sedangkan pada sisi aktiva (kredit yang diberikan
kepada debitur kredit) diusahakan tinggi agar terhindar terjadinya negative
spread.
Dengan demikian, penetapan strategi harga bagi produk-produk
perbankan konvensional ditentukan oleh:
24
a. Cost of loanable funds yang diperhitungkan serendah mungkin.
b. Tingkat suku bunga SBI serta ketentuan Bank Indonesia yang berlaku.
c. Tingkat harga yang dipasang oleh pesaing.
d. Profit margin yang layak (Dendawijaya, 2009: 69).
Selain strategi itu, di dalam marketing dikenal beberapa strategi dalam
penentuan harga yaitu sebagai berikut:
a. Market Skimming. Dalam market skimming, produk baru pada awalnya
ditawarkan dengan harga premium. Tujuannya adalah untuk menutup
biaya investasi secepatnya.
b. Penetration Pricing. Penentuan harga produk baru yang murah dengan
tujuan memperluas pangsa pasar. Pendekatan ini sesuai jika pasar
bersifat elastis.
c. Prestige and Economy Pricing. Ini adalah strategi yang menaikkan
harga jasa di atas harga rata-rata dan economy pricing dengan
menurunkan harga jasa di bawah rata-rata.
d. Multiple Pricing. Strategi ini merupakan diskon kuantitas. Harga yang
lebih murah dikenakan jika kuantitas produk atau service yang dibeli
semakin banyak. Biasanya digunakan oleh toko-toko retail.
e. Odd Pricing. Ini didasarkan pada konsep psikologi di mana Rp. 999
dirasakan secara psikologi, sangat kurang atau lebih rendah dari Rp.
1.000 (Ratnasari, 2011: 68).
Penentuan harga (pricing) mencakup proses menentukan apa yang
akan diterima suatu bank dalam menawarkan produknya. Secara garis
25
besar, penentuan harga dalam bank syariah adalah dengan sistem bagi hasil,
sistem margin, dan fee atas jasa perbankan.
Tabel berikut memberikan pemahaman yang mendetail substansi
perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional dalam menetapkan
harga bagi nasabah (Danupranata, 2013: 44).
Tabel 2.3
Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional dalam Menetapkan Harga
Kegiatan Bank Syariah Bank Konvensional
Menghimpun Dana Mudharabah Bunga
Menyalurkan Dana Mudharabah, margin Bunga
Jasa Perbankan Fee Fee
Sumber : Danupranata, 2013: 44.
Sedangkan metode atau teknik mana yang akan dipilih perusahaan
dalam penentuan harga jasa sangat tergantung pada banyak hal, karena
memang tidak ada satu metode yang tepat untuk semua kondisi. Hal-hal
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Besarnya anggaran iklan iklan atau promosi yang diinginkan. Jika
budget promosi rendah, barang kali karena harga barang atau service
rendah. Untuk meningkatkan promosi maka harga harus ditingkatkan.
b. Jenis produk. Harga produk sebaiknya kompetitif.
c. Sasaran pangsa pasar. Pangsa pasar dan harga biasanya berbanding
terbalik. Jika ingin pangsa pasar yang tinggi maka harga harus rendah,
begitu juga sebaliknya.
26
d. Saluran pemasaran atau distribusi. Semakin banyak tingkatan saluran
pemasaran, maka harga yang ditetapkan semakin tinggi.
e. Pandangan tentang laba. Jika perusahaan ingin menutup biaya, maka
harga awal tinggi, dan untuk memelihara jangka panjang, maka harga
ditetapkan rendah.
f. Keragaman atau keunikan produk. Mempunyai banyak fungsi yang
dapat di-charge tinggi dibandingkan dengan yang mempunyai satu
kegunaan.
g. Ada atau tidaknya jasa tambahan. Seperti instalasi dan training.
h. Daur hidup penggunaan produk. Produk yang tahan lama dapat
dikenakan harga yang lebih tinggi daripada produk yang sekali pakai.
i. Ancaman pesaing baru. Jika ancaman pesaing muncul, sebaiknya
menetapkan harga yang rendah. Jika tidak ada ancaman, gunakan
skimming pricing (Ratnasari, 2011: 69).
7. Place
Dalam bisnis perbankan, sebagai salah satu jenis bisnis yang
menawarkan jasa, rangkaian yang ada sedikit berbeda. Pada bisnis
perbankan tradisional, jaringan pemasaran lebih dititik beratkan pada
perbedaan fungsi kontrol terhadap pelaksaan perdagangan jasa perbankan
dan ditentukan berdasarkan pertimbangan struktur organisasi, pembagian
wilayah, serta kewenangan dalam mengambil keputusan.
Seiring perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi,
banyak diperkenalkan metode-metode pemasaran bisnis perbankan yang
27
menggunakan teknologi tersebut untuk lebih meningkatkan fungsi
pelayanan bank bagi kepuasan konsumen. Misalnya, kini hampir semua
bank yang besar telah memanfaatkan penggunaan Automated Teller
Machine (ATM) sehingga nasabah dapat melakukan berbagai transaksi,
seperti pengambilan uang tunai, pembayaran rekening listrik, telepon, dan
lain-lain. Selain itu, dengan diperkenalkannya direct banking dan
telephone banking, nasabah dapat memanfaatkan pelayanaan tanpa harus
mendatangi kantor-kantor cabang dari suatu bank yang dipilihnya
(Dendawijaya, 2009: 69).
Tempat adalah gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran
distribusi (berhubungan di mana lokasi yang strategis dan bagaimana cara
penyampaian jasa pada pelanggan) (Ratnasari, 2011: 40). Lokasi kantor
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menjadi
nasabah. Bank dapat memilih untuk membuka kantor yang mudah
dijangkau oleh nasabah (Danupranata, 2013: 46).
Ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi yaitu sebagai berikut:
a. Pelanggan mendatangi bank: bila keadaannya seperti ini, maka lokasi
menjadi sangat penting. Bank sebaiknya memilih tempat yang dekat
dengan nasabah sehingga mudah dijangkau.
b. Pemberi jasa mendatangi nasabah: dalam hal ini lokasi tidak terlalu
penting, tapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus
tetap berkualitas.
28
Pemberi jasa dan pelanggan tidak bertemu secara langsung: berarti
service provider dan pelanggan berinteraksi melalui saran tertentu, seperti
telepon, komputer, dan surat. Dalam hal ini, lokasi menjadi sangat tidak
penting selama komunikasi kedua belah pihak dapat terlaksana (Ratnasari,
2011: 40).
Bagian dari bauran pemasaran mempertimbangkan bagaimana
menyampaikan produk-produk dari bank ke nasabah. Kebanyakan bank
bekerja sama dengan perantara pemasaran untuk menyalurkan produk-
produknya. Bank juga bertugas menyebarkan produk jasa ke nasabah.
Tugas ini merupakan tugas distribusi produk ke nasabah. Di lain pihak,
bank dapat juga menggunakan berbagai bentuk saluran distribusi yang ada
di sekitarnya.
Berikut ini adalah macam-macam tempat kantor perbankan menurut
jenjangnya:
a. Kantor Pusat – Nasabah
Bank BPRS yang baru berdiri biasanya harus mempunyai kantor
sebagai kantor pusat. Kantor tersebut yang langsung memberikan
pelayanan kepada nasabah.
b. Kantor Pusat - Kantor Cabang – Nasabah
Bank BPRS yang sudah berkembang mulai membuka kantor-kantor
cabang untuk mendekatkan diri kepada para nasabah.
29
c. Kantor Pusat – Kantor Cabang – Kantor Kas – Nasabah
Bank umum yang masih kecil atau bank milik pemerintah provinsi
memiliki kantor pusat di tingkat provinsi dan memiliki kantor cabang
di tingkat kabupaten.
d. Kantor Pusat – Kantor Wilayah - Kantor Cabang – Kantor Kas –
Nasabah
Bank umum nasional memiliki kantor pusat di Jakarta dan beroperasi
pada banyak provinsi melalui kantor wilayah. Bank umum ini
membuka kantor cabang di tingkat kabupaten dan pada tempat-tempat
yang dinilai strategis untuk memberikan kemudahan pelayanan kepada
nasabah.
Kantor Wilayah adalah kantor bank yang membantu kantor pusat bank
melakukan fungsi administrasi dan koordinasi terhadap beberapa kantor
cabang di suatu wilayah tertentu. Kantor Cabang adalah kantor yang
secara langsung bertanggung jawab kepada kantor pusat bank, dengan
alamat tempat usaha yang jelas di mana kantor cabang tersebut melakukan
usahanya. Kantor Cabang Pembantu adalah kantor di bawah kantor cabang
yang jelas di mana kantor cabang pembantu tersebut melakukan usahanya.
Kantor Kas adalah kantor bank yang melakukan kegiatan pelayanan kas
dengan alamat tempat usaha yang jelas di mana kantor kas tersebut
melakukan usahanya, termasuk memberikan pelayanan kepada nasabah
baru. Kantor Fungsional adalah kantor bank yang melakukan kegiatan
30
operasionalnya atau non operasionalnya secara terbatas dalam satu
kegiatan fungsional (Danupranata, 2013: 47).
8. Promotion
Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang
sangat penting dilaksanakan oleh suatu bank dalam memasarkan produk
dan jasa. Sedangkan dalam promosi terdapat bauran promosi. Bauran
promosi itu sendiri adalah kombinasi strategi yang paling baik dari
variabel-variabel periklanan, penjualan pribadi, dan alat promosi yang lain
di mana semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program
penjualan. Empat variabel promosi tersebut antara lain:
a. Periklanan
Bentuk presentasi dari promosi non pribadi tentang ide jasa
perbankan yang dibayar oleh sponsor tertentu.
Ada beberapa keputusan yang harus dibuat dalam periklanan yaitu:
1) Menetapkan tujuan periklanan
Tujuan ini dilandasi keputusan-keputusan terdahulu mengenai
pasar sasaran, positioning, dan bauran pemasaran yang nantinya
akan menentukan tugas yang harus dilakukan periklanan yang
program pemasarannya secara keseluruhan.
2) Menetapkan anggaran periklanan
Setelah menetapkan tujuan periklanan, perusahaan kemudian
menetapkan anggaran periklanan untuk setiap produk atau jasa
(Danupranata, 2013: 45).
31
3) Menciptakan pesan iklan
Ada dua tahap yang harus dilalui penciptaan iklan, yaitu
merencanakan strategi pesan yang di mana untuk memutuskan
pesan iklan yang harus dikomunikasikan ada tiga karakteristik
yang perlu diperhatikan yaitu pesan yang bermakna, dapat
dipercaya dan khas. Tahap kedua adalah pelaksanaan pesan, yaitu
pesan harus memiliki gaya, ciri, kata serta format terbaik untuk
mengungkapkan pesan yang dikehendaki.
4) Menyeleksi media iklan
Salah satu cara menyeleksi media iklan yang terbaik biasanya
disesuaikan dengan target market yang ingin dituju serta
disesuaikan dengan anggaran biaya yang dimiliki perusahaan.
5) Evaluasi periklanan
Ada dua cara yang dilakukan guna mengukur iklan terhadap
penjualan yaitu membandingkan penjualan di masa lampau dengan
pengeluaran periklanan di masa lampau, dan melakukan
eksperimen (Kotler, 2012: 408).
Sedangkan tujuan periklanan adalah sebagai berikut:
1) Iklan yang bersifat memberikan informasi (informative
advertising) adalah iklan yang secara panjang lebar menerangkan
produk jasa dalam tahap perkenalan untuk menciptakan permintaan
atas produk tersebut. Contoh: iklan bank syariah yang baru berdiri
dan menjelaskan sistem operasi produk jasa yang ditawarkan.
32
2) Iklan membujuk (persuasive advertising) adalah iklan yang
digunakan dalam situasi persaingan untuk menciptakan permintaan
produknya melawan merek yang lain. Contoh: perusahaan asuransi
takaful mengiklankan kelebihan-kelebihan produknya dibanding
dengan perusahaan asuransi konvensional.
3) Iklan pengingat (reminder advertising) adalah iklan yang
diluncurkan saat produk mencapai tahap kedewasaan, tujuannya
agar pelanggan selalu ingat akan produk tersebut. Contoh:
perusahaan penerbangan Garuda Indonesia mengingatkan bahwa
sekarang lebih baik, meskipun usianya sudah mapan.
4) Iklan pemantapan (reinforcement advertising) adalah iklan yang
berusaha meyakinkan pembeli bahwa mereka telah mengambil
pilihan yang tepat. Contoh: lembaga pendidikan Primagama
mempublikasikan bahwa 80% siswanya diterima di PTN
(Ratnasari, 2011: 80).
b. Penjualan pribadi
Presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu calon nasabah
atau lebih yang ditujukan untuk menggunakan jasa bank. Penjualan
pribadi mempunyai peranan penting dalam pemasaran jasa, disebabkan
oleh hal berikut:
1) Interaksi secara personal antara penyedia jasa dan pelanggan
sangat penting.
2) Jasa tersebut disediakan oleh orang, bukan oleh mesin.
33
3) Orang merupakan bagian dari produk jasa.
Sifat personal selling (penjualan pribadi) dikatakan lebih luwes,
karena tenaga penjual dapat secara langsung menyesuaikan penawaran
dengan kebutuhan dan perilaku masing-masing calon pembeli. Selain
itu, tenaga penjual juga dapat segera mengetahui reaksi calon pembeli
terhadap penawaran penjualan, sehingga dapat mengadakan
penyesuaian-penyesuaian di tempat saat itu juga. Pada periklanan
melalui media, pesan yang disampaikan ditujukan kepada orang-orang
yang sebenarnya bukan prospek (calon pembeli atau pengguna),
sebaliknya melalui personal selling perusahaan sudah berhadapan
dengan calon pembeli potensial (Ratnasari, 2011: 80).
c. Publisitas
Pendorong permintaan secara non pribadi untuk suatu produk jasa
perbankan atau ide dengan menggunakan berita komersial dalam
media massa dan sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran secara
langsung.
d. Promosi penjualan
Promosi penjualan (Sales Promotion) adalah semua kegiatan yang
dimaksudkan untuk meningkatkan arus barang atau jasa dari produsen
sampai pada penjualan akhirnya. Kegiatan pemasaran selain penjualan
pribadi, periklanan, dan publisitas, yang mendorong nasabah
melakukan pembelian. Kegiatan tersebut antara lain peragaan,
pertunjukan dan pameran, demonstrasi, dan sebagainya.
34
Manfaat adanya promosi adalah sebagai berikut:
a. Mempromosikan banknya sebagai suatu image, misalnya
memperkenalkan berdirinya Bank Mandiri, dibentuknya bank
campuran antarbank swasta nasional dan bank asing, dan
sebagainya.
b. Mempromosikan salah satu produk unggulan dari bank yang
bersangkutan (Dendawijaya, 2009: 70).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam promosi, yaitu seperti
berikut ini (Ratnasari, 2011: 41).
a. Identifikasi terlebih dahulu target audience-nya (berhubungan dengan
segmentasi pasarnya).
b. Tentukan tujuan promosi, apakah untuk menginformasikan,
mempengaruhi, atau untuk mengingatkan.
c. Pengembangan pesan yang disampaikan. Ini berhubungan dengan isi
pesan, struktur pasar, gaya pesan, dan sumber pesan.
d. Pemilihan bauran komunikasi, apakah personal communication atau
nonpersonal communication.
Promosi digunakan untuk menginformasikan kepada orang mengenai
produk-produk dan meyakinkan para nasabah atau calon nasabah dalam
pasar yang menjadi target suatu perusahaan, organisasi saluran, dan
masyarakat umum untuk menjadi nasabah ke arah yang lebih tepat
sasaran. Pasar sasaran dan strategi penentuan posisi menuntun keputusan-
keputusan promosi. Di perusahaan-perusahaan barang dalam kemasan,
35
promosi penjualan dan iklan merupakan bagian terpenting dalam bauran
promosi. Dalam perusahaan industri, penjualan pribadi sering kali
mendominasi bauran promosi, dengan iklan dan promosi penjualan
memainkan peran pendukung (Danupranata, 2013: 46).
Pada awal pengembangan strategi promosi, beberapa pedoman untuk
komponen-komponen bauran pemasaran perlu ditetapkan. Pedoman ini
membantu menentukan strategi untuk setiap komponen promosi. Dalam
kegiatan promosi, tentunya telah diukur seberapa jauh jangkauan dari
kegiatan promosi, berapa kali frekuensi promosi dilakukan, dan seberapa
besar dampak dari kegiatan promosi tersebut. Dengan demikian, dampak
kegiatan promosi tersebut sangat tergantung pada besar anggaran promosi,
seberapa lama, dan seberapa sering promosi itu dilakukan.
Sedangkan untuk mengembangkan promosi yang efektif, maka
diperlukan suatu program dengan 8 langkah yaitu sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi target audience
Dalam tahap ini, kita menentukan siapa target audience kita, target
audience bisa merupakan individu, kelompok masyarakat khusus atau
umum. Bila perusahaan telah melakukan segmentasi dan targeting,
maka segmen itulah yang menjadi target audience.
b. Menentukan tujuan komunikasi
Setelah mengetahui target audience dan ciri-cirinya, maka kemudian
dapat menentukan tanggapan atas apa yang dikehendaki. Perusahaan
36
harus menentukan tujuan komunikasinya, apakah untuk menciptakan
kesadaran, pengetahuan, kesukaan, pilihan, keyakinan, atau pembelian.
c. Merancang pesan
Kemudian perusahaan harus menyusun pesan yang efektif. Idealnya
suatu pesan harus mampu memberikan perhatian (Attention), menarik
(Interest), membangkitkan keinginan (Desire), dan menghasilkan
tindakan (Action), yang semuanya dikenal sebagai metode AIDA.
Pesan yang efektif harus dapat menyelesaikan 4 masalah, yaitu how,
what, when, dan who.
d. Menyeleksi saluran komunikasi
Perusahaan harus menyeleksi saluran-saluran komunikasi yang efisien
untuk membawakan pesan. Saluran komunikasi itu bisa berupa
komunikasi personal ataupun non personal.
e. Menetapkan jumlah anggaran promosi
Menetapkan anggaran sangatlah penting, karena merupakan penentuan
untuk menggunakan media apa, tergantung pada media yang tersedia.
Ataukah perusahaan berorientasi pada pencapaian sasaran promosi
yang akan dicapai, sehingga sebesar itulah anggaran yang akan
berusaha disediakan.
f. Menetapkan bauran promosi
Langkah berikutnya setelah menetapkan anggaran promosi adalah
menentukan alat promosi apa yang akan digunakan, apakah melalui:
37
advertising, personal selling, sales promotion, atau public relation,
dan lain-lain (atau bauran dari berbagai perangkat tersebut).
g. Mengukur hasil-hasil promosi
Setelah merencanakan promosi, perusahaan harus mengukur
dampaknya pada target audience, apakah mereka mengenal atau
mengingat pesan-pesan yang diberikan. Berapa kali melihat pesan
tersebut, apa saja yang masih diingat, bagaimana sikap mereka
terhadap produk jasa tersebut, dan lain-lain.
h. Mengelola dan mengkoordinasi proses komunikasi
Karena jangkauan komunikasi yang luas dari alat dan pesan
komunikasi yang tersedia untuk mencapai target audience, maka alat
dan pesan komunikasi perlu dikoordinasikan. Karena jika tidak, pesan-
pesan itu akan menjadi lesu pada saat produk tersedia, pesan kurang
konsisten atau tidak efektif lagi. Untuk itu, perusahaan harus
mengarahkan pada penerapan konsep komunikasi pemasaran yang
terkoordinasi (Ratnasari, 2011: 84).
9. People
People yang berfungsi sebagai service provider sangat mempengaruhi
kualitas jasa yang diberikan. Keputusan dalam people untuk mencapai
kualitas berhubungan dengan seleksi, training, memotivasi, dan manajemen
sumber daya manusia. Pentingnya people dalam memberikan pelayanan
berkualitas berkaitan dengan internal marketing. Internal marketing adalah
interaksi antara setiap karyawan dan tiap departemen dalam satu
38
perusahaan, ini bisa disebut juga sebagai internal customer. Menurut
Ratnasari (2011: 41) ada 4 kriteria aspek people yeng mempengaruhi
pelanggan, yaitu sebagai berikut:
a. Contractors
Adalah SDM yang berhubungan erat dengan pelanggan dan memilih
aktivitas memasarkan secara konvensional. Mereka memiliki posisi
dalam hal menjual dan perannya sebagai customer service. SDM yang
terlibat dalam peran ini membutuhkan pelatihan, persiapan, dan
motivasi yang tinggi untuk melayani pelanggan sehari-hari. Selain itu,
dituntut memiliki kemampuan responsive dalam memenuhi kebutuhan
pelanggan (orang yang berperan dalam penjualan dan layanan
pelanggan). Contractors di sini:
1) Berinteraksi langsung dengan pelanggan dalam frekuensi yang
cukup sering.
2) Sangat mempengaruhi keputusan pelanggan.
b. Modifier
Adalah SDM yang tidak terlibat secara langsung dalam aktivitas
pemasaran. Kontak dengan pelanggan hanya dilakukan sesekali saja.
Peran ini sangat penting, oleh karena itu mereka harus mempunyai
pandangan yang luas tentang strategi pemasaran jasa perusahaan.
Modifiers memerlukan keahlian untuk dapat menjalin kerja sama yang
erat dengan para pelanggan. Manajemen harus mengarahkan dan
39
mengadakan pelatihan serta pengembangan kerja secara intensif
(resepsionis dan operator telepon). Modifier di sini:
1) Mereka cukup sering berhubungan dengan pelanggan.
2) Tetapi tidak secara langsung mempengaruhi pelanggan.
c. Influencers
Tugasnya antara lain mencakup pengadaan riset dan pengembangan,
peran SDM ini lebih terfokus pada implementasi dari strategi
pemasaran perusahaan. Seorang influencers harus memiliki potensi
kemampuan untuk menarik pelanggan melalui hasil yang
diperolehnya. Keberhasilan dicapai dengan standar keinginan
pelanggan. Influencers juga diberikan kesempatan untuk berhubungan
dengan pelanggan agar hasilnya lebih baik (R&D, periset pasar).
Influencers di sini:
1) Mereka ini tidak secara langsung kontak dengan pelanggan.
2) Tetapi mempengaruhi konsumen dalam keputusan untuk
menggunakan atau membeli.
d. Isolateds
SDM yang berada pada peran ini tampaknya akan sulit berhasil apabila
tidak mendapat dukungan yang memadai dari manajemen, terutama
untuk memotivasi mereka. SDM harus diarahkan untuk mengetahui
perannya, serta strategi pemasaran perusahaan, sehingga mereka dapat
berkontribusi lebih optimal bagi perusahaan (staf pembukuan).
40
Isolateds di sini:
1) Tidak sering bertemu dengan pelanggan atau nasabah.
2) Tidak secara langsung ikut serta dalam marketing mix.
Hal penting yang perlu mendapat perhatian dari opeasi jasa adalah
bagaimana pola dan proses manajemen yang digunakan organisasi yang
efektif. Manajemen hendaknya mengupayakan pemberdayaan SDM
melalui berikut ini:
a. Recruit The Right Employees
Melakukan rekrutmen pegawai sesuai dengan kualifikasi perusahaan,
agar pemasaran jasa berlangsung baik. Kemampuan yang perlu
dicermati antara lain adalah keahlian teknik dan karakteristik personal
yang dimiliki. Penilaian ini tergantung pada tuntutan kerja yang ada.
b. Train Employees Properly
Walaupun SDM yang ada adalah hasil seleksi, bukan berarti tidak
memerlukan pelatihan. Pelatihan tetap diberikan sebagai bekal untuk
menghadapi segala situasi, agar dalam operasinya, setiap SDM
memberikan kontribusi terbaiknya.
c. Educate The Customer
Selain pada karyawan perusahaan, operasi jasa akan berjalan lancar
apabila pelanggannya memiliki informasi yang jelas dan lengkap
mengenai jasa yang ditawarkan perusahaan. Pelanggan dan penyedia
jasa akan dapat berinteraksi sehingga tidak ada unsur ketertutupan
dalam kerja sama.
41
d. Educate All Employees
Internal marketing juga menjadi fokus dalam menciptakan manajemen
operasi yang baik. Apabila karyawan memiliki sikap dan kemampuan
pelayanan yang baik, maka segala permasalahan akan dapat diatasi.
e. Be Effective First, Nice Second
Pemberian jasa yang efektif adalah yang utama, baru kemudian sikap
ramah.
f. Standardize Response Sistem
Manajemen perlu menyiapkan standar untuk menangani kesulitan dan
kritik yang disampaikan pelanggan.
g. Be Proaktive
Perusahaan harus jeli melihat setiap peluang yang ada dan menentukan
strategi operasi yang tepat untuk mencapai sasaran.
h. Evaluate Performance Regulary
Evaluasi kinerja secara rutin akan sangat berguna bagi manajemen
untuk mengetahui kinerja perusahaan dan memberikan masukan
tentang hal-hal mana yang perlu diperbaiki. Perusahaan perlu
mengambil tindakan koreksi untuk setiap operasi yang gagal atau
kurang dari standar yang ditetapkan. Tindakan koreksi yang mungkin
diambil, antara lain adalah melatih kembali SDM yang dimiliki,
mengadakan rotasi kerja untuk meningkatkan motivasi atau mengganti
SDM perusahaan yang sudah tidak memiliki kesesuaian dengan
strategi perusahaan (Ratnasari, 2011: 96).
42
10. Process
Process merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri atas
prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, dan hal-hal rutin sampai jasa
dihasilkan dan disampaikan kepada pelanggan. Process dapat dibedakan
menjadi 2 cara, yaitu sebagai berikut:
a. Compexity, berhubungan dengan langkah-langkah dan tahap dalam
proses.
b. Divergence, berhubungan dengan adanya perubahan dalam langkah
atau tahap proses.
Sehubungan dengan dua cara tersebut, maka terdapat 4 pilihan yang
dapat dipilih marketer, yaitu sebagai berikut.
a. Reduced divergence, dalam hal ini berarti terjadi pengurangan biaya,
peningkatan produktivitas, dan kemudahan distribusi.
b. Reduced divergence, berarti lebih cenderung ke penetrasi pasar dengan
cara menambah services yang diberikan.
c. Reduced complexity, berarti cenderung lebih terspesialisasi.
d. Increased complexity, berarti lebih cenderung ke penetrasi pasar
dengan cara menambah services yang diberikan (Ratnasari, 2011: 42).
11. Physical Evidence
Bukti fisik dalam bisnis jasa dibagi menjadi 2 jenis, yaitu sebagai berikut:
a. Essential evidence, mewakili keputusan kunci yang dibuat penyedia
jasa, misalnya tentang desain, layout bangunan dan fasilitas yang
diberikan.
43
b. Peripheral evidence, ini memiliki sedikit nilai apabila berdiri sendiri,
tetapi menambah tangibilitas pada nilai yang disediakan produk jasa
(Ratnasari, 2011: 52).
Unsur unsur dari bukti fisik yang diperlukan dalam memajukan perusahaan
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Lingkungan Fisik (service scapes)
Dalam sebuah operasi kerja diperlukan penyeleksian operator kerja
yang memenuhi syarat sehat fisik dan psikologis serta memiliki skill
yang menunjang, tetapi tanpa adanya lingkungan yang baik maka akan
timbul berbagai masalah dalam operasi kerja. Manusia sebagai makhluk
sempurna tetapi tidak luput dari kekurangan, dalam arti segala
kemampuannya masih dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut dapat berasal dari dalam perusahaan (interior) dan juga dari
luar perusahaan (eksterior). Hal-hal tersebut dapat berpengaruh secara
signifikan terhadap hasil kerja manusia. Lingkungan fisik dibagi
menjadi dua, yaitu:
1) Lingkungan Eksterior
Merupakan lingkungan atau penampilan luar dari sebuah
perusahaan yang dapat menarik perhatian konsumen untuk
melakukan pembelian. Lingkungan eksterior sangat mempengaruhi
perhatian konsumen. Oleh karena itu dalam mendesain bagian luar
perusahaan harus memperhatikan seperti:
44
a) Desain Eksterior
Eksterior selalu dikaitkan dengan seni atau keindahan, di mana
eksterior adalah cerminan awal dari pengunjung dalam
beraktivitas.
i. Signage, signage adalah setiap jenis grafik visual dibuat
untuk menampilan informasi jalan yang dicari di tempat-
tempat seperti jalan-jalan atau di dalam dan di luar bangunan.
Tanda-tanda ini ditampilkan pada eksterior dan interior yang
digunakan sebagai label untuk petunjuk arah dan
menyampaikan aturan-aturan perilaku.
ii. Area parkir yang diberikan sebagai fasilitas parkir untuk
umum di luar badan jalan dapat berupa taman parkir atau
gedung parkir. Penetapan lokasi dan pembangunan fasilitas
parkir untuk umum, dilakukan dengan memperhatikan
rencana umum tata ruang daerah, keselamatan dan kelancaran
lalu lintas, kelestarian lingkungan dan kemudahan bagi
pengguna jasa.
iii. Landscape, merupakan pemandangan terdiri dari fitur yang
terlihat seperti luas tanah, termasuk elemen-elemen fisik
seperti bentang alam, unsur-unsur hidup flora dan fauna,
unsur-unsur abstrak seperti pencahayaan dan kondisi cuaca,
dan unsur-unsur manusia seperti aktivitas manusia dan
lingkungan binaan (Sucipto, 2011: 70).
45
2) Lingkungan Interior
Merupakan penampilan di dalam sebuah perusahaan. Dalam
merancang lingkungan interior harus dapat menampilkan suasana
yang nyaman dan aman bagi pelanggan. Fasilitas yang
mempengaruhi terbentuknya suatu lingkungan fisik yang berasal
dari dalam antara lain:
a) Desain interior
Desain interior adalah profesi yang kreatif dan solusi-solusi
teknis yang diterapkan dalam struktur yang dibangun untuk
mencapai lingkungan interiornya. Desain diciptakan sebagai
respon yang terkoordinasi dengan kode, persyaratan peraturan
dan mendorong prinsip-prinsip lingkungan yang ada di dalam
ruangan.
i. Peralatan
Peralatan adalah segala keperluan yang digunakan manusia
untuk mengubah lingkungan sekitar, termasuk dirinya dan
orang lain dengan menciptakan alat-alat sebagai sarana dan
prasarana. Oleh karena itu, peralatan merupakan hasil dari
teknologi yang diciptakan manusia untuk membuat sesuatu,
memakai dan memeliharanya untuk menopang dan
mempermudah kehidupan manusia tersebut. Peralatan sangat
diperlukan oleh manusia. Sehingga peralatan harus sesuai
dengan perkembangan teknologi.
46
ii. Tata ruang
Tata ruang mengacu pada cara-cara penyusutan mesin,
peralatan, dan perabotan sesuai ukuran, bentuk dan fungsinya
untuk memfasilitasi tercapainya tujuan pelanggan dan
karyawan (Sucipto, 2011: 71).
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya
suatu lingkungan fisik yang berasal dari dalam adalah suatu keadaan
yang terdapat di sekitar tempat kerja antara lain yaitu:
a) Penerangan (lighting)
Dalam melaksanakan tugas, sering kali karyawan membutuhkan
penerangan yang cukup, apalagi pekerjaan yang dilakukan
tersebut memiliki ketelitian. Penerangan memiliki manfaat besar
bagi karyawan yaitu untuk proses kelancaran kerja, karena
penerangan cahaya yang kurang cukup terang dapat
mengganggu penglihatan karyawan menjadi tidak jelas pada
saat bekerja. Sehingga pekerjaan mereka akan menjadi
terhambat, banyak mengalami kesalahan, serta menjadi kurang
efisien di dalam melaksanakan dan menjalankan pekerjaan-
pekerjaan tersebut pada akhirnya tujuan perusahaan yang
diharapkan akan sulit untuk dicapai.
b) Temperatur
Temperatur dan kelembaban dapat mempengaruhi semangat
kerja kondisi fisik dan emosi yang dapat mempengaruhi
47
motivasi kerja karyawan. Temperatur yang terlalu panas atau
terlalu dingin dapat mempengaruhi kondisi fisik dan emosi
karyawan.
c) Sirkulasi udara
Jika kondisi di dalam kantor yang kemungkinan penuh dengan
karyawan sangatlah perlu diperhatikan adanya pertukaran yang
cukup terutama di dalam ruangan kerja. Karena adanya
pertukaran udara yang cukup akan memberikan kesegaran fisik
bagi karyawan. Sebaliknya kurangnya pertukaran udara akan
menyebabkan turunnya semangat kerja karyawan, sehingga
tidak ada motivasi di dalam melakukan tugas dan pekerjaan
mereka.
d) Kebisingan
Kebisingan yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga.
Tidak dikendaki, karena dengan adanya kebisingan maka
konsentrasi dalam bekerja akan terganggu. Dalam jangka
panjang bunyinya tersebut dapat mengganggu ketenangan dalam
bekerja, merusak pendengaran, dapat terjadi kesalahan dalam
berkomunikasi dan akan berpengaruh pada emosi karyawan.
e) Bau-bauan
Adanya bau-bauan yang dipertimbangkan sebagai polusi akan
dapat mengganggu konsentrasi karyawan dalam bekerja.
Temperatur dan kelembaban adalah dua faktor lingkungan yang
48
dapat mempengaruhi kepekaan penciuman. Pemakaian AC yang
tepat adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk
menghilangkan bau-bauan yang dapat mengganggu sekitar
tempat kerja.
f) Pewarnaan
Warna ruang kantor yang serasi dapat meningkatkan produksi,
meningkatkan moral kerja dan menurunkan terjadinya kesalahan
kerja. Penentuan warna dalam ruang kerja sangat mempengaruhi
perilaku kerja. Oleh karena itu, pemilihan warna perlu
disesuaikan dengan luas ukuran ruangan dan kondisi fisik ruang.
g) Musik
Penggunaan musik pada jam kerja ternyata berpengaruh positif
terhadap semangat kerja dan peningkatan produksi. Bahkan
penggunaan musik dapat menurunkan tingkat absensi dan
mengurangi kelelahan dalam bekerja. Efektif tidaknya musik
digunakan dalam jam kerja bergantung pada jenis musik yang
dimainkan, oleh karena itu penggunaan musik perlu disesuaikan
dengan kesukaan karyawan dalam kondisi ruang kerja.
h) Kebersihan
Lingkungan yang bersih dapat menimbulkan perasaan yang
nyaman dan senang sehingga dapat mempengaruhi semangat
kerja seseorang. Sedangkan lingkungan kerja yang kotor akan
membuat karyawan menjadi tidak nyaman dan susah
49
berkonsentrasi dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya
(Sucipto,2011:72).
12. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strategi Pemasaran
a. Lingkungan Mikro Bank
Lingkungan mikro bank menurut Wahjono terdiri dari:
1) Serikat pekerja
Merupakan karyawan bank yang tergabung dalam serikat pekerja.
Manakala serikat pekerja bank bisa bersatu dan memiliki misi yang
sama dengan manajemen bank, maka sinergi dalam memajukan
bank akan tercipta, dan ini memungkinkan untuk menambah
kecepatan perkembangan bank.
2) Pemerintah
Komponen lingkungan mikro bank dipengaruhi dalam hal
kebijakan peraturan perbankan dan dalam hal regulasi baik yang
menguntungkan maupun yang merugikan.
3) Pesaing
Dalam hal ini adalah pesaing sesama bank yang termasuk pesaing
dekat, dan pesaing jauh yaitu sesama perusahaan jasa keuangan.
4) Pemasok
Dalam hal ini adalah orang atau lembaga yang menyuplai semua
keperluan bank, termasuk di antaranya nasabah dana masyarakat
seperti penabung dan deposan.
50
5) Media
Adalah media massa termasuk koran, majalah, televisi, radio, dan
perusahaan periklanan. Bagi bank yang dapat memanfaatkan
publisitas dengan memanfaatkan media, bisa berharap dapat
menghemat biaya iklan (Wahjono, 2010: 54)
b. Lingkungan Makro Bank
Lingkungan makro bank menurut Wahjono terdiri dari:
1) Ekonomi.
Lingkungan ekonomi yang berpengaruh terhadap lingkungan bank
di antaranya adalah suku bunga, tingkat inflasi, jumlah uang yang
beredar, tingkat pengangguran, daya beli masyarakat, termasuk
juga lingkungan ekonomi global.
2) Teknologi.
Dalam hal ini teknologi mempengaruhi perilaku kas transaksi
misalnya. Dengan adanya Automated Teller Machine (ATM),
masyarakat saat ini memiliki kebebasan dalam membayar dan
mentransfer dananya tanpa tergantung pada jam kerja kantor.
3) Politik.
Banyak kasus yang menunjukkan bahwa lingkungan politik
mempengaruhi perbankan, beberapa kasus yang muncul ke media
massa menunjukkan bahwa perbankan memerlukan politik dalam
menunjang usahanya.
51
4) Sosial.
Lingkungan sosial bank juga mempengaruhi lingkungan
perkembangan bank. Semenjak lahirnya Undang-Undang tahun
1992 yang memungkinkan beroperasinya bank syariah, bank tanpa
bunga, maka semenjak itu banyak berdirinya bank syariah atau
cabang syariah. Gejala sosial seperti ini akan banyak
mempengaruhi lingkungan perbankan (Wahjono, 2010: 55).
13. Mudharabah Muthlaqah
Berdasarkan PSAK 105 Mudharabah Muthlaqah adalah bentuk kerja
sama antara pemilik dana dan pengelola tanpa adanya pembatasan oleh
pemilik dana dalam hal tempat, cara, maupun objek investasi. Dalam
perbankan syariah kontrak mudharabah muthlaqah digunakan untuk
tabungan maupun pembiayaan. Pada tabungan mudharabah, penabung
berperan sebagai pengelola yang mengkontribusikan keahliannya dalam
mengelola dana penabung (Yaya, 2009: 122).
Rukun Mudharabah Muthlaqah yaitu: penjual, pembeli, barang, harga,
akad atau ijab kabul. Sedangkan syarat Mudharabah Muthlaqah yaitu:
barang dan jasa harus halal sehingga transaksi atas barang dan jasa yang
haram menjadi batal demi hokum syariah, harga barang dan jasa harus
jelas, tempat penyerahan harus jelas karena akan berdampak pada biaya
transportasi dan barang yang ditransaksikan harus sepenuhnya dalam
kepemilikan (Ismail, 2011: 86).
52
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Profil Bank Syariah Mandiri KCP Klaten
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Klaten berlokasi di
Jalan Pemuda No. 57. Lokasi tersebut berada di Desa Bareng, Kecamatan
Klaten Tengah, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Untuk nomor
telepon Bank Syariah Mandiri KCP Klaten yaitu (0272) 327979. Sedangkan
untuk BSM Call Centernya adalah 14040 atau (021) 29534040.
B. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri
Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan
integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri
(BSM) sejak awal berdirinya. Kehadiran BSM sejak tahun 1999,
sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan
moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui krisis ekonomi dan moneter
sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multidimensi termasuk di
panggung politik nasional yang telah menimbulkan beragam dampak negatif
yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak
terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional
yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa.
Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan
merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
53
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang
dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP), PT. Bank Dagang
Negara dan PT. Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha
keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa
bank lain serta mengundang investor asing.
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger)
empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan
Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada
tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan
dan menetapkan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai pemilik mayoritas
baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan
konsolidasi serta membentuk tim pengembangan perbankan syariah.
Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan
syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas
diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998 yang memberi peluang bank umum
untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).
Tim pengembangan perbankan syariah memandang bahwa
pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk
melakukan konversi PT. Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi
bank syariah. Oleh karenanya, tim pengembangan perbankan syariah segera
mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB
berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan
54
prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana
tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September
1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah
dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No.1/2/
KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi
Gubernur Senior Bank Indonesia No.1/1/KEP.DGS/1999, BI menyetujui
perubahan nama menjadi PT. Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan
dan pengakuan legal tersebut, PT. Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai
beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November
1999.
PT. Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang
mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang
melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan
nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah
Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama
membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.
C. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri
Visi
Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia.
Misi
1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang
berkesinambungan.
55
2. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan
pada segmen UMKM.
3. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat.
4. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.
5. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.
D. Shared Values
Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak
pertengahan 2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang disepakati
bersama untuk dibagikan oleh seluruh pegawai Bank Syariah Mandiri yang
disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared Values Bank Syariah
Mandiri disingkat “ETHIC”.
1. Excellence:
Mencapai hasil yang mendekati sempurna (perfect result-oriented).
2. Teamwork:
Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.
3. Humanity:
Mengembangkan kepedulian terhadap kemanusiaan dan lingkungan.
4. Integrity:
Berperilaku terpuji, bermartabat, dan menjaga etika profesi.
5. Customer Focus:
Mengembangkan kesadaran tentang pentingnya nasabah dan berupaya
melampaui harapan nasabah (internal dan eksternal).
56
Agar nilai-nilai bersama yang telah dirumuskan dan disepakati dapat
dipahami, dihayati dan dilaksanakan oleh seluruh insan BSM dalam
kehidupan berorganisasi maka shared values diterjemahkan dalam perilaku-
perilaku utama sebagai berikut:
1. Excellence (Imtiyaaz):
a. Perfection: berkomitmen pada kesempurnaan.
b. Ownership: mengembangkan sikap rasa saling memiliki yang positif.
c. Prudence: menjaga amanah secara hati-hati dengan selalu
memperhitungkan resiko atas keputusan yang diambil dan tindakan
yang dilakukan.
d. Competence: meningkatkan keahlian sesuai tugas yang diberikan dan
tuntutan profesi banker.
2. Teamwork (Amal Jama‟iy) :
a. Trust: mengembangkan sikap saling percaya yang didasari pikiran
perilaku positif.
b. Result: memiliki orientasi pada hasil dan nilai tambah bagi
stakeholders.
c. Respect: menghargai pendapat dan kontribusi orang lain.
d. Effective Communication: mewujudkan iklim lalu lintas pesan yang
lancar dan sehat, serta menghindari kegagalan dengan selalu
meningkatkan ketrampilan berkomunikasi.
3. Humanity (Insaniyah):
a. Sincerity: meluruskan niat untuk mendapatkan ridha Allah.
57
b. Universal: mengembangkan nilai-nilai kebaikan yang secara umum
diterima oleh seluruh umat manusia.
c. Social Responsibility: memiliki kepedulian terhadap lingkungan sosial
tanpa mengabaikan tujuan perusahaan.
4. Integrity (Shidiq):
a. Honesty: menjunjung tinggi kejujuran dalam setiap perilaku.
b. Discipline: melaksanakan tugas-tugas dan kewajiban sesuai dengan
ketentuan dan tuntutan perusahaan serta nilai-nilai syariah.
c. Responsibility: menerima tugas sebagai amanah dan menjalankannya
dengan penuh tanggung jawab.
5. Customer Focus (Tafadhilu Al-„Umalaa):
a. Good Governance: melaksanakan tata kelola organisasi yang sehat.
b. Inovation: proaktif menggali dan mengimplementasikan ide-ide baru
untuk memberi layanan lebih baik dan lebih cepat dibandingkan
kompetitor.
c. Satisfying: mengutamakan layanan dan kepuasan pelanggan.
E. Budaya Perusahaan
Bank Syariah Mandiri sebagai bank yang beroperasi atas dasar prinsip
syariah Islam menetapkan budaya perusahaan yang mengacu kepada sikap
akhlaqul karimah, yang terangkum dalam lima pilar yang disingkat SIFAT,
yaitu:
58
1. Siddiq (Integritas)v
Menjaga martabat dengan integritas. Awali dengan niat dan hati tulus,
berpikir jernih, bicara benar, sikap terpuji dan perilaku teladan.
2. Istiqomah (Konsistensi)
Konsisten adalah kunci menuju sukses. Pegang teguh komitmen, sikap
optimis, pantang menyerah, kesabaran dan percaya diri.
3. Fathanah (Profesionalisme)
Profesional adalah gaya kerja kami. Semangat belajar berkelanjutan,
cerdas, inovatif, terampil dan adil.
4. Amanah (Tanggung jawab)
Terpercaya karena penuh tanggung jawab. Menjadi terpercaya, cepat
tanggap, obyektif, terampil dan adil.
5. Tabligh (Kepemimpinan)
Kepemimpinan berlandaskan kasih sayang. Selalu transparan,
membimbing visioner, komunikatif dan memberdayakan.
F. Prinsip Operasional Bank Syariah Mandiri KCP Klaten
Bank Syariah Mandiri menganut prinsip-prinsip operasi sebagai berikut:
1. Prinsip Keadilan
Prinsip ini tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi hasil dan
mengambil margin keuntungan yang disepakati bersama.
Hal ini dijelaskan dalam surat an nisa ayat 135
و لأ و ب يو اب و لأ ب و ب و الأ او لأ و و و و نف ب ف لأ الأ و بـ و و و و ا ال ب يو ف ف ا و لو ب يو ب الأ ب لأ ب ف و و و اب لو
اف ا و لأ ف ا ف لأ ب ف ا و لأ و ب ل ا لو ـو او و أ ب بمو و و ونل ب ف ا الأ و و و و و ب نو لأ ب ب ر و لأ و ب لر و فيلأ و ا لو ـف لأ
مو ف و خو ب ر و و بمو و لأ
59
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang
benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun
terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya
ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari
kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan
menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui
segala apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nisa: 135)
2. Prinsip Kemitraan
Bank Syariah Mandiri menempatkan nasabah penyimpan dana, nasabah
pengguna dana maupun bank pada kedudukan yang sama dan sederajat
dengan mitra usaha, hal ini tercermin dalam hak, kewajiban, resiko dan
keuntungan yang berimbang di antara nasabah penyimpan dana, nasabah
pengguna dana maupun bank. Bank berfungsi sebagai intermediary
institution lewat skim-skim pembiayaan yang dimilikinya.
Hal ini dijelaskan dalam surat al maidah ayat 2
لا و و و ف و و الإلأ ب و الأ ف لأ و ب و و و و ف و و الأ ب ر و انل لأ و و
Artinya : “...Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa
dan pelanggaran. ...” (QS. Al-Maidah:2)
3. Prinsip Keterbukaan
Melalui laporan keuangan bank yang terbuka secara berkesinambungan
nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan dana dan kualitas
manajemen bank.
Hal ini dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 282
م ى ف اك ت ت وت سف ا ف ك ت ك ف ك ل إلفى ف ف ل مت ا تف ف ف ف هف الل ف آمف ت ا إذف
Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu‟amalah
tidak secara tunai (seperti berjualbeli, utang-piutang, sewa menyewa
60
dan sebagainya) untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya…” (Al-Baqarah: 282)
4. Universalitas
Bank dalam mendukung operasionalnya tidak membeda-bedakan.
Hal ini dijelaskan dalam surat Al-Ankabut:49
و لأ ف و و ات و ر و ات بي ف ف وب ال ب يو ف ف الأ ب لأ و و و و لأ و ف بآ و ب و بلال الل ابمف و
Artinya: Sebenarnya, Al quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam
dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari
ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.(QS. Al-Ankabut:49)
G. Struktur Organisasi
Dalam suatu lembaga atau organisasi pasti terdapat strukur organisasi
dalam menjalankan usahanya. Di Bank Syariah Mandiri KCP Klaten sendiri
struktur organisasi hampir sama dengan struktur organisasi yang ada pada
lembaga perbankan lain. Berikut ini merupakan struktur organisasi yang ada
di Bank Syariah Mandiri KCP Klaten:
Dalam suatu lembaga atau organisasi pasti terdapat strukur organisasi
dalam menjalankan usahanya. Di Bank Syariah Mandiri KCP Klaten sendiri
struktur organisasi hampir sama dengan struktur organisasi yang ada pada
lembaga perbankan lain. Berikut ini merupakan struktur organisasi yang ada
di Bank Syariah Mandiri KCP Klaten:
61
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri KCP Klaten
M. Hanny Naufal
Kepala KCP
Dwi Indrastuti
OO
Budi D
KWM
M Yunan A
KWM Delanggu
Dewi Indah
OG
Lexi K
RBO
Rizal G
SA
Luluk A
CS
Haratul A
Teller
Wahyu L
Teller
Reny Mayasari
BO
Harjanto
Security
Tri Suradi
Security
Joko Widodo
Security
Ali Mahmud
Messenger
Jafar Nuryanto
OB
Muchlis B
Driver
Ferry Wijaya
Driver
Nurham R
AAM
Fiky F
PMM
Bambang T
PMM
Nurul Huda
PMM
Puji H
APM
Latifah O
APM
Nouriska A
PMM
Ari Susanto
PMM
Fandi P
PMM
Tri Utami
OG
Miki Zaki
P. Gadai Ilmi Nafi’ah
SFE
Neiny D
SFE
62
Dari struktur organisasi di atas, setiap pengelola dan pengurus mempunyai
tugas masing-masing, berikut ini adalah tugas dari masing-masing bagian:
1. Kepala Cabang
a. Mengkoordinasi dan menetapkan rencana kerja tahunan Cabang
Pembantu agar selaras dengan visi, misi dan strategi Bank Syariah
Mandiri.
b. Mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kerja Cabang
Pembantu untuk memastikan tercapainya target Cabang Pembantu
yang telah ditetapkan secara tepat waktu.
c. Menetapkan kebutuhan dan strategi pengembangan SDI di Cabang
Pembantu untuk memastikan jumlah dan kualifikasi SDI sesuai
dengan strategi bank.
d. Melakukan analisis SWOT terhadap kondisi Cabang Pembantu setiap
bulan dalam rangka menetapkan posisi Cabang Pembantu terhadap
posisi pesaing di wilayah kerja setempat.
e. Menilai, memutuskan, dan melegalisasi kegiatan non operasional
Cabang Pembantu.
f. Mengkoordinasikan seluruh sarana dan kegiatan untuk mencapai
target yang telah ditetapkan sejalan dengan visi, misi, dan sasaran
kegiatan kerja.
2. Operation Officer
a. Memastikan terkendalinya biaya operasional Cabang Pembantu
dengan efisien dan efektif.
63
b. Memastikan dan mengelola transaksi harian operasional telah sesuai
dengan ketentuan dan SOP yang ditetapkan.
c. Memastikan terlaksananya standar layanan nasabah yang optimal di
kantor Cabang Pembantu.
3. Back Office
a. Mengurus kepegawaian dan pemeliharaan kantor.
b. Rekruitmen karyawan.
c. Melaksanakan transfer non tunai, kliring, dan RTGS.
d. Membuat laporan bulanan.
4. Customer Service
a. Memberikan penjelasan ke nasabah tentang produk, syarat, dan tata
caranya.
b. Melayani pembukaan rekening giro dan tabungan.
c. Melayani permintaan nasabah untuk melakukan pemblokiran.
d. Melayani permintaan buku cek atau bilyet giro.
5. Teller
a. Menerima setoran tunai dan non tunai.
b. Melakukan pembayaran.
c. Mengambil atau menyetor uang dari atau ke Bank Indonesia, kantor
pusat, cabang lain atau tempat lain sesuai permintaan layanan
nasabah.
d. Mengamankan dan menyimpan uang tunai, surat berharga, dan
membuat laporan sesuai dengan bidangnya.
64
6. Kepala Mikro
a. Membuat rencana kerja mingguan atau bulanan di bagiannya untuk
memastikan kesesuaiannya dengan rencana kerja Cabang Pembantu.
b. Mengkoordinasi dan menetapkan serta mengevaluasi target kerja
seluruh pegawai bawahan langsung.
c. Melakukan supervisi terhadap proses pekerjaan di bawah
koordinasinya untuk memastikan seluruh pekerjaan dilaksanakan
sesuai dengan rencana atau target kerja dan SOP yang berlaku.
d. Membuat dan mengkaji pelaksanaan rencana kerja bagiannya untuk
memastikan tersedianya data yang akurat dan mutakhir sebagai bahan
evaluasi dan pengambilan keputusan atasan.
e. Mengembangkan keterampilan dan pengetahuan bawahan agar
memenuhi persyaratan minimum jabatan sehingga dapat melakukan
pekerjaannya sesuai standar dan SOP.
7. Asisten Analis Mikro
a. Melakukan verivikasi kelengkapan dan keabsahan dokumen
pembiayaan.
b. Melaksanakan kunjungan langsung (OTS) untuk memverivikasi
karakter dan usaha calon nasabah serta mendokumentasikan atau foto
usaha.
c. Crosss checking calon nasabah lewat buyer, supplier, tetangga, dan
jaminan.
65
d. Melakukan taksasi atau appraisal jaminan dan mendokumentasikan
jaminan.
e. Melakukan analisa pembiayaan dan menginputnya dalam aplikasi
scoring mikro, NAP, laporan kunjungan nasabah, laporan penilaian
jaminan, dan taksasi jaminan.
f. Membantu proses akad pembiayaan dan take over.
8. Admin Pembiayaan
a. Melaksanakan pengadministrasian dokumen pembiayaan.
b. Menyiapkan hasil BI Checking yang sudah diberikan oleh PMM.
c. Menyiapkan akad-akad pembiayaan dan order-order notaris atau
asuransi.
d. Memproses pencairan atau realisasi pembiayaan.
e. Monitoring dan pelaporan administrasi keuangan pembiayaan.
f. Menjalankan fungsi supporting operasional pembiayaan.
9. Pelaksana Marketing
a. Melaksanakan pemasaran pembiayaan proaktif melalui prospect,
surat, telepon, dan melalui prasarana promosi lainnya.
b. Melakukan prakualifikasi terhadap calon nasabah dan usahanya
berdasarkan ketentuan pembiayaan antara lain dengan meyakini hal-
hal yang sesuai dengan persyaratan pembiayaan.
c. Melakukan kunjungan ke tempat tinggal atau usaha calon nasabah
(OTS).
d. Pengumpulan kelengkapan persyaratan dokumen pembiayaan.
66
e. Melakukan input hasil wawancara dan membantu calon nasabah
mengisi Aplikasi Permohonan Pembiayaan secara lengkap dan rinci.
10. Officer Gadai
a. Secara terus menerus berupaya meningkatkan kemampuan
pemahaman produk-produk dan tata cara pelayanannya termasuk
syarat-syarat dari masing-masing jenis produk.
b. Melaksanakan pengumpulan data atau informasi mengenai
perkembangan ekonomi, pembangunan, dan dunia usaha setempat
untuk dijadikan indikator pengembangan usaha Cabang Pembantu.
c. Mengimplementasikan budaya kerja.
d. Menjaga sikap sesuai code of conduct.
e. Melaksanakan pekerjaan lain yang ditugaskan atasan.
11. Pelaksana Gadai, SFE
a. Memasarkan produk.
b. Pemberkasan atau kelengkapan data yang diminta.
c. Melakukan akad.
d. Meyakinkan nasabah.
e. Maintenance atau monitoring nasabah.
f. Mencari atau menghimpun dana.
67
H. Produk-Produk Pada Bank Syariah Mandiri KCP Klaten
1. Produk Pendanaan
a. BSM Tabungan
Tabungan dalam mata uang rupiah yang penarikan dan setorannya
dapat dilakukan setiap saat selama jam kas dibuka di konter BSM atau
melalui ATM.
b. BSM Tabungan Mabrur
Tabungan dalam mata uang rupiah untuk membantu pelaksanaan
ibadah haji & umrah.
c. BSM Tabungan Investa Cendekia
Tabungan berjangka untuk keperluan uang pendidikan dengan
jumlah setoran bulanan tetap (installment) dan dilengkapi dengan
perlindungan asuransi.
d. BSM Tabungan Berencana
Tabungan berjangka yang memberikan nisbah bagi hasil
berjenjang serta kepastian pencapaian target dana yang telah
ditetapkan.
e. BSM Tabungan Simpatik
Tabungan berdasarkan prinsip wadiah yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat yang disepakati.
68
f. BSM Deposito
Investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang rupiah yang
dikelola berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqah untuk perorangan
dan non perorangan.
g. BSM Deposito Valas
Investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang dollar yang
dikelola berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqah untuk perorangan
dan non perorangan.
h. BSM Giro
Sarana penyimpanan dana dalam mata uang rupiah untuk
kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah
yad dhamanah.
i. BSM Giro Valas
Sarana penyimpanan dana dalam mata uang US Dollar untuk
kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah
yad dhamanah untuk perorangan atau non perorangan.
j. BSM Giro Singapore Dollar
Sarana penyimpanan dana dalam mata uang Singapore Dollar
untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip
wadiah yad dhamanah untuk perorangan atau non perorangan.
69
k. BSM Giro Euro
Sarana penyimpanan dana dalam mata uang Singapore Dollar
untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip
wadiah yad dhamanah untuk perorangan atau non perorangan
2. Produk Pembiayaan
a. Pembiayaan Modal Kerja
1) Musyarakah
Pembiayaan khusus untuk modal kerja, di mana dana dari
bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan
dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.
2) Pembiayaan Dana Berputar
Pembiayaan Dana Berputar adalah fasilitas pembiayaan
modal kerja dengan prinsip musyarakah yang penarikan dananya
dapat dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan riil
nasabah.
3) Mudharabah
Pembiayaan Mudharabah BSM adalah pembiayaan di
mana seluruh modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung
oleh bank. Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan nisbah
yang disepakati.
70
b. Pembiayaan Kredit Investasi
1) Murabahah
Pembiayaan Murabahah BSM adalah pembiayaan
berdasarkan akad jual beli antara bank dan nasabah. Bank membeli
barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar
harga pokok ditambah dengan keuntungan margin yang disepakati.
2) Mudharabah
Pembiayaan Mudharabah BSM adalah pembiayaan di
mana seluruh modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung
oleh bank. Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan nisbah
yang disepakati.
3) Musyarakah
Pembiayaan khusus untuk modal kerja, di mana dana dari
bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan
dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.
c. Pembiayaan Khusus
1) Pembiayaan Kepemilikan Alat Berat
Fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada pelaku usaha
yang memiliki usaha terkait investasi alat berat melalui skema
Pembiayaan Kepemilikan Ruko. Pembiayaan yang diberikan
kepada nasabah perorangan atau badan usaha untuk keperluan
investasi ruko atau rukan dengan skema pembiayaan jual beli.
71
2) Pembiayaan Dana Berputar
Pemberian pembiayaan modal kerja dengan limit atau
plafon tertentu yang digunakan untuk kebutuhan cash flow yang
cepat dan dapat ditarik atau dilunasi selama periode pembiayaan.
3) Pembiayaan Investasi Terikat
Pengelolaan dana milik investor oleh bank yang disalurkan
dalam bentuk pembiayaan kepada pelaku usaha, untuk kebutuhan
usaha tertentu di mana investor dana memberi batasan kepada
pengelola dana, antara lain mengenai tempat, cara dan atau obyek
investasi yang dapat dibiayai.
d. Pembiayaan Mikro
1) Pembiayaan Warung Mikro
Limit pembiayaan sampai Rp. 200.000.000,00.
Peruntukan pembiayaan:
a) Perorangan
Golongan berpenghasilan tetap (Golbertab) seperti PNS,
Pegawai Swasta, dan sebagainya.
Wiraswasta atau Profesi.
b) Badan Usaha
Produk:
a) Pembiayaan Usaha Mikro Madya (PUM-Madya)
72
i. Limit pembiayaan: di atas Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta
rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah).
ii. Jangka waktu: maksimal 36 bulan.
iii. Biaya administrasi sesuai ketentuan BSM.
b) Biaya Usaha Mikro Utama (PUM-Utama)
i. Limit pembiayaan: di atas Rp. 50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) sampai dengan Rp. 200.000.000,00 (seratus
juta rupiah).
ii. Jangka waktu: maksimal 48 bulan.
iii. Biaya administrasi sesuai ketentuan BSM.
2) KUR Mikro
Pembiayaan BSM yang ditujukan kepada seseorang dan
badan usaha untuk memenuhi kebutuhan produktif dengan plafon
pembiayaan sampai dengan Rp. 20.000.000,00 (dua puluh juta
rupiah), margin setara 22% dengan jangka waktu untuk modal
Kerja 36 bulan sedangkan Investasi 60 bulan.
I. Data Diskriptif Produk BSM Tabungan Berencana
Tabungan berjangka yang memberikan nisbah bagi hasil berjenjang serta
kepastian pencapaian target dana yang telah ditetapkan.
Fitur:
1. Berdasarkan prinsip syariah mudharabah muthlaqah..
2. Periode tabungan 1 sampai dengan 10 tahun.
73
3. Usia nasabah minimal 18 tahun dan maksimal 60 tahun saat jatuh tempo.
4. Setoran bulanan minimal Rp. 100.000,00.
5. Target dana minimal Rp. 1.200.000,00 dan maksimal Rp. 200.000.000,00.
6. Jumlah setoran bulanan dan periode tabungan tidak dapat diubah.
7. Tidak dapat menerima setoran di luar setoran bulanan.
8. Saldo tabungan tidak bisa ditarik, dan bila ditutup sebelum jatuh tempo
(akhir biaya masa kontrak) akan dikenakan administrasi.
Syarat:
1. Kartu identitas: KTP atau SIM atau Paspor nasabah.
2. Memiliki rekening asal (source account) berbentuk Tabungan BSM.
Manfaat Tabungan:
1. Bagi hasil yang kompetitif.
2. Kemudahan perencanaan keuangan nasabah jangka panjang.
3. Memperoleh jaminan pencapaian target dana.
4. Mendapatkan perlindungan asuransi secara gratis dan otomatis, tanpa
pemeriksaan kesehatan.
Manfaat Asuransi:
Santunan tunai berfungsi untuk memenuhi kekurangan target dana dari setoran
bulanan yang telah dibayarkan, sehingga manfaat asuransi dihitung dengan
cara sebagai berikut:
Manfaat asuransi = Target dana – Jumlah pembayaran setoran bulanan pada
saat klaim jumlah pembayaran setoran bulanan pada saat klaim.
74
Manfaat Asuransi:
Santunan tunai berfungsi untuk memenuhi kekurangan target dana dari setoran
bulanan yang telah dibayarkan, sehingga manfaat asuransi dihitung dengan
cara sebagai berikut:
Manfaat asuransi = Target dana – Jumlah pembayaran setoran bulanan pada
saat klaim jumlah pembayaran setoran bulanan pada saat klaim.
Manfaat Asuransi:
Santunan tunai berfungsi untuk memenuhi kekurangan target dana dari setoran
bulanan yang telah dibayarkan, sehingga manfaat asuransi dihitung dengan
cara sebagai berikut:
Manfaat asuransi = Target dana – Jumlah pembayaran setoran bulanan pada
saat klaim jumlah pembayaran setoran bulanan pada saat klaim.
Manfaat Asuransi:
Santunan tunai berfungsi untuk memenuhi kekurangan target dana dari setoran
bulanan yang telah dibayarkan, sehingga manfaat asuransi dihitung dengan
cara sebagai berikut:
Manfaat asuransi = Target dana – Jumlah pembayaran setoran bulanan pada
saat klaim jumlah pembayaran setoran bulanan pada saat klaim.
75
BAB IV
ANALISIS
A. Penerapan Strategi Marketing Mix Pada Produk BSM Tabungan
Berencana Pada Bank Syariah Mandiri KCP Klaten
Strategi yang diterapkan pada produk BSM Tabungan Berencana di Bank
Syariah Mandiri KCP Klaten menggunakan pendekatan yang sesuai dengan
kebutuhan, segmentasi pasar, dan sasaran yang dituju. Hal tersebut, kemudian
dianalisa dan diimplementasikan ke dalam tujuh hal, yang dikenal dengan 7 P.
Menurut Danupranata (2013: 40) konsep 7 P tersebut terdiri dari place
(tempat), product (produk), price (harga), promotion (promosi), people
(orang), process (proses), physical evidence (bukti fisik) yang dijabarkan
sebagai berikut:
1. Tempat
Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan di Bank Syariah
Mandiri KCP Klaten dapat diketahui bahwa lokasi tersebut strategis
karena berada di Jalan Pemuda No. 57 Desa Bareng, Kecamatan Klaten
Tengah, Kabupaten Klaten. Lokasi tersebut dinilai strategis dengan
beberapa alasan, yaitu berada di pusat Kabupaten Klaten. Sepanjang Jalan
Pemuda merupakan jalan utama pusat bisnis di Kabupaten Klaten. Akses
untuk sampai di lokasi tersebut mudah untuk dijangkau yaitu dengan
menggunakan kendaraan pribadi, maupun menggunakan becak. Bank
Syariah Mandiri KCP Klaten dekat dengan alun-alun Kabupaten Klaten
76
yang digunakan sebagai tempat hiburan. Lokasinya juga dekat dengan
perbelanjaan yaitu Matahari, dekat dengan Masjid Raya Klaten yang
berada di Jalan Alun-alun Utara, dekat dengan pasar tradisional, dekat
dengan kantor pemerintahan, dan juga dekat dengan Rumah Sakit Dr.
Soeradji Tirtonegoro.
Walaupun Bank Syariah Mandiri KCP Klaten bukan merupakan satu-
satunya perbankan syariah di Kabupaten Klaten, akan tetapi Bank Syariah
Mandiri KCP Klaten mempunyai dua lokasi, yaitu berada di pusat kota
yang berada di Jalan Pemuda No. 57 dan berada di Delanggu. Di samping
dari pemilihan lokasi yang tepat, Bank Syariah Mandiri KCP Klaten juga
mendesain kantor dengan desain yang minimalis modern, sehingga
nasabah tertarik untuk mendatangi dan merasa nyaman saat bertransaksi.
Persamaan lokasi Bank Syariah Mandiri KCP Klaten dengan bank
konvensional adalah sama-sama berada di Kabupaten Klaten yang berada
di pusat bisnis. Setiap bank berusaha mencari lokasi yang strategis agar
mudah dijangkau oleh nasabah. Oleh sebab itu, lokasi bank-bank tersebut
hampir berdekatan dan hanya berjarak beberapa meter maupun beberapa
kilometer saja dari lokasi Bank Mandiri Syariah KCP Klaten. Sedangkan
perbedaannya hampir tidak ada, karena bank berlomba-lomba untuk
mencari lokasi yang strategis. Hal itu dibuktikan dengan lokasi bank-bank
lain yang hampir berdekatan dan berada di sepanjang Jalan Pemuda.
77
2. Produk
Dari hasil wawancara dengan Neiny selaku SFE dapat disimpulkan
bahwa BSM Tabungan Berencana merupakan salah satu produk
pendanaan yang ada di Bank syariah Mandiri KCP Klaten. BSM
Tabungan Berencana berdasarkan prinsip syariah mudharabah muthlaqah,
sehingga terbebas dari riba. Tabungan ini merupakan tabungan yang
bermanfaat untuk merencanakan keuangan jangka panjang, misalnya
untuk mempersiapkan masa depan keluarga seperti rencana menikah,
kebutuhan uang sekolah, membeli rumah, membeli elektronik,
menunaikan ibadah umroh atau haji, serta mempersiapkan pensiun. BSM
Tabungan Berencana merupakan salah satu pilihan alternatif bagi nasabah
yang ingin mewujudkan keinginannya untuk membeli sesuatu tanpa harus
melakukan pembiayaan. Manfaat lain yang diperoleh apabila
menggunakan produk BSM Tabungan Berencana adalah mendapatkan
perlindungan asuransi secara gratis dan otomatis tanpa melakukan
pemeriksaan kesehatan. Apabila BSM Tabungan Berencana 3 bulan
berturut-turut tidak pernah diisi, maka rekening akan tertutup otomatis.
Tetapi nasabah tidak perlu khawatir karena dana yang ada di BSM
Tabungan Berencana akan kembali pada rekening semula yaitu pada
Rekening Tabungan BSM (Neiny, 31/03/2015).
Manfaat yang dimiliki produk BSM Tabungan Berencana ini
merupakan keunggulan yang dapat digunakan sebagai alat untuk
memasarkan dan menarik perhatian calon nasabah. Bank Syariah Mandiri
78
KCP Klaten mengenalkan manfaat produk ini dengan harapan dapat
menarik calon nasabah dan pertumbuhan dari produk dapat tercapai
maksimal.
Untuk persamaan antara produk Bank Syariah Mandiri KCP Klaten
dengan bank konvensional adalah sama-sama menjual jasa. Akan tetapi
terdapat perbedaan dalam jasa yang dijual tersebut. Bank Syariah Mandiri
KCP Klaten menjual produk-produk berdasarkan prinsip syariah. Prinsip
syariah tersebut diharapkan dapat menjadi pintu hijrah bagi umat menuju
perbankan syariah. Meskipun berdasarkan prinsip syariah, tetapi tidak ada
batasan untuk siapa saja yang menggunakan produk Bank Syariah Mandiri
KCP Klaten. Masyarakat non muslim juga diperbolehkan untuk
menggunakan produk-produk yang ada di Bank Syariah Mandiri KCP
Klaten. Dengan demikian dapat dijadikan daya tarik tersendiri bagi
nasabah.
3. Harga
Dari hasil wawancara dengan Neiny selaku SFE dapat disimpulkan
bahwa pembukaan rekening BSM Tabungan Berencana sudah dapat
dilakukan dengan setoran minimal Rp. 100.000,00 dan sudah memiliki
Tabungan BSM. Jika belum mempunyai Tabungan BSM, maka harus
membuka Tabungan BSM terlebih dahulu dengan membayar Rp.
80.000,00 sebagai pembayaran Tabungan BSM dan Rp. 100.000,00
sebagai setoran awal rekening BSM Tabungan Berencana. Untuk nisbah
bagi hasilnya sebesar 43:57, 43% untuk nasabah sedangkan 57% untuk
79
bank. Sedangkan untuk jumlah setoran tiap bulan tidak dapat diubah, hal
ini terjadi karena jumlah setoran sudah ditentukan di awal pada saat
melakukan perjanjian dan tidak dapat menerima setoran di luar setoran
bulanan. Sedangkan untuk saldo tabungan tidak bisa ditarik, dan bila
ditutup sebelum jatuh tempo (akhir biaya masa kontrak) akan dikenakan
administrasi. Biaya administrasi sebesar Rp. 100.000,00 sesuai dengan
pembukaan rekening (Neiny, 31/03/2015).
Harga yang ditetapkan antara Bank Syariah Mandiri KCP Klaten
dengan bank konvensional memiliki perbedaan. Perbedaannya adalah pada
produk Bank Syariah Mandiri KCP Klaten menggunakan margin dan bagi
hasil. Sedangkan pada bank konvensional menggunakan bunga dan fee.
Perolehan bagi hasil yang diterima nasabah Bank Syariah Mandiri KCP
Klaten setiap bulan akan berbeda jumlahnya, karena tergantung dari
perhitungan laba rugi yang diterima oleh Bank Syariah Mandiri KCP
Klaten. Sedangkan untuk bank konvensional, jumlah yang diperoleh setiap
bulan oleh nasabah tidak tergantung dari perhitungan laba rugi yang
diterima bank. Akan tetapi ditentukan oleh besarnya saldo nasabah yang
ada pada rekening tersebut.
4. Promosi
Dari hasil wawancara dengan Neiny selaku SFE dapat disimpulkan
bahwa untuk memaksimalkan pertumbuhan produk, BSM KCP Klaten
menggunakan promosi melalui penjualan pribadi (personal selling).
Kegiatan promosi ini dilakukan dengan mengunjungi calon nasabah (door
80
to door) serta melakukan presentasi dengan mengundang calon nasabah
untuk mempromosikan produk BSM Tabungan Berencana yang sudah
melalui pembidikan terlebih dahulu. Kegiatan promosi lain yang
digunakan adalah melalui media periklanan (advertising). Promosi ini
dilakukan dengan menggunakan brosur dan dengan memasang spanduk
pada lokasi yang strategis. Menggunakan promosi penjualan dengan
memberikan cinderamata, hadiah serta kenang-kenangan lainnya kepada
nasabah. Kegiatan promosi lain yang dilakukan Bank Syariah Mandiri
KCP Klaten melalui publisitas yaitu membuka stan pada even-even yang
ada di Klaten. Kegiatan tersebut misalnya dengan membuka stan di acara
car free day yang berlangsung setiap hari Minggu di alun-alun Klaten
(Neiny, 31/03/2015).
Bentuk promosi yang menjadi andalan untuk menunjang kegiatan
pemasaran produk BSM Tabungan Berencana dengan melalui personal
selling. Kegiatan ini dilakukan dengan mempresentasikan secara langsung
produk BSM Tabungan Berencana. Dengan mempresentasikan secara
langsung, diharapkan dapat menarik minat nasabah dan meyakinkan
nasabah untuk menggunakan produk BSM Tabungan Berencana.
Dalam memasarkan sebuah produk, tidak ada perbedaan yang jauh
antara Bank Syariah Mandiri KCP Klaten dengan bank konvensional. Hal
ini terjadi karena cara memasarkan sebuah produk antara Bank Syariah
Mandiri KCP Klaten dengan bank konvensional sama-sama menggunakan
media cetak, internet, dan lain-lain. Sedangkan yang menjadi pembeda
81
adalah strategi yang digunakan. Strategi yang digunakan oleh Bank
Syariah Mandiri KCP Klaten adalah dengan memberikan pelayanan yang
terbaik dan memuaskan agar menarik perhatian dari masyarakat, sehingga
masyarakat menjadi tertarik dan mau menggunakan produk yang kita
tawarkan.
5. Sumber Daya Manusia atau Pegawai
Dari hasil wawancara dengan Neiny selaku SFE dapat disimpulkan
bahwa sebagian pegawai yang terlibat di dalam Bank Syariah Mandiri
KCP Klaten merupakan pegawai yang memahami syariah, bukan hanya
mereka yang memiliki kemampuan dan pengetahuan di bidang perbankan.
Akan tetapi, ada juga sebagian orang yang bukan berlatar belakang dari
syariah maupun perbankan. Walaupun bukan berlatar belakang dari
perbankan, mereka merupakan orang-orang pilihan yang memahami
syariah dan perbankan. Karyawan Bank Syariah Mandiri KCP Klaten
berjumlah 31 orang, yaitu terdiri dari kepala KCP atau sub branch
manager, operation officer, back office, teller, kepala warung mikro,
asisten analis mikro, admin pembiayaan mikro, pelaksana marketing
mikro, officer gadai, pelaksana gadai, retail banking officer, sales asistant,
SFE, security, mesengger, office boy, dan driver (Neiny, 31/03/2015).
Sedangkan untuk meningkatkan kinerja karyawan BSM KCP Klaten
mengadakan evaluasi setiap hari pada saat do’a pagi. Dengan waktu yang
sesingkat mungkin, diharapkan evaluasi dapat berjalan dengan maksimal
karena dilakukan dengan terus menerus. Pada saat do’a pagi, juga
82
dilakukan pelaporan dari setiap karyawan. Pelaporan tersebut meliputi
nasabah yang sudah didapat setiap harinya, posisi keuangan bank, uang
kas masuk dan keluar, dsb. Untuk menjaga kualitas kinerja karyawan BSM
KCP Klaten yaitu dengan mendidik karyawan secara berkesinambungan.
BSM KCP Klaten juga telah menyediakan sarana untuk meningkatkan
kualitas SDM melalui berbagai fasilitas pendidikan dan pelatihan.
Sumber Daya Manusia yang dipilih haruslah memiliki kemampuan
serta attitude yang baik. Hal lain yang harus diperhatikan adalah cara
berpenampilan dan cara berpakaian seorang pegawai bank. Dalam
melayani nasabah, pegawai bank dituntut untuk berpenampilan rapi, bersih
dan sopan. Karena penampilan merupakan hal pertama yang dilihat oleh
nasabah. Untuk itulah pakaian yang dikenakan harus sesuai dengan
seragam yang ditentukan oleh kantor pusat. Penggunaan pakaian seragam
mencakup hal-hal berikut:
a. Warna seragam pegawai
Warna seragam pegawai yang sudah disesuaikan dengan warna
perusahaan yaitu warna hijau tua dan kuning tua.
b. Jenis seragam pegawai
1) Pegawai wanita (office, non officer, dan pegawai dasar)
Seragam wanita terdiri dari:
a) Celana panjang atau rok panjang sebanyak dua potong
berwarna hijau dan kuning.
b) Blazer sebanyak dua potong berwarna hijau dan kuning.
83
c) Jilbab sebanyak dua potong berwarna hijau dan kuning.
2) Pegawai pria (office dan non officer)
a) Celana panjang sebanyak dua potong berwarna hijau dan
coklat.
b) Kemeja sebanyak tiga potong berwarna hijau, coklat dan putih.
c) Dasi sebanyak dua potong berwarna hijau dan coklat. Dasi
hanya diberikan kepada pegawai officer dan frontliner.
3) Pegawai pria (pegawai dasar)
a) Celana panjang sebanyak dua potong berwarna hijau dan
coklat.
b) Kemeja safari sebanyak dua potong berwarna hijau dan coklat.
c. Pegawai wanita yang sedang hamil menggunakan busana hamil yang
sudah disesuaikan dengan model dan warna seragam pegawai.
d. Pegawai bank yang belum memperoleh seragam, menggunakan busana
yang disesuaikan dengan seragam pegawai bank.
e. Kelengkapan pakaian seragam
1) Pegawai wanita
a) ID card wajib digunakan selama jam kerja. Penggunaan
digunakan pada kantong baju kiri atas dan mudah dibaca. ID
card wajib menggunakan gantungan polos dan tanpa pin.
b) Sepatu model pantofel bahan kulit asli ataupun imitasi
berwarna gelap dan tertutup, tinggi tumit 5-7 cm tetapi tidak
berlaku bagi orang yang sedang hamil, dan tidak
84
diperkenankan memakai sepatu bertali atau terbuka dan tidak
boleh menggunakan sandal.
c) Aksesoris tidak boleh mencolok, di antaranya adalah
pergelangan tangan berupa gelang dan jam tangan, cincin
maksimal satu titik di satu tangan, bros untuk jilbab, rias wajah
minimal mengenakan bedak dan lipstick dengan warna yang
tidak mencolok atau pucat.
2) Pegawai pria
a) ID card wajib digunakan selama jam kerja. Penggunaan
digunakan pada kantong baju kiri atas dan mudah dibaca. ID
card wajib menggunakan gantungan polos dan tanpa pin.
b) Memakai kaos dalam warna putih polos.
c) Sepatu model pantofel bahan kulit asli ataupun imitasi
berwarna gelap dan tertutup, dan tidak diperkenankan memakai
sepatu bertali atau terbuka dan tidak boleh menggunakan
sandal.
d) Aksesoris tidak mencolok, diantaranya adalah cincin maksimal
satu titik di satu tangan, jam tangan, jepit dasi, manset dan pin,
tidak diperkenankan memakai anting-anting.
e) Dasi dan ikat pinggang.
f) Rambut disisir rapi dan tidak melebihi kerah baju, kumis atau
jenggot harus tertata rapi.
85
Persamaan antara Bank Syariah Mandiri KCP Klaten dengan bank
konvensional dalam segi Sumber Daya Manusia adalah sama-sama
mencari SDM yang kompeten sehingga dapat memberikan pelayanan yang
terbaik kepada nasabah. Pelayanan yang baik dapat membuat nasabah
menjadi puas dan senang, sehingga tidak akan beralih menggunakan
produk lain. Sedangkan perbedaannnya terletak pada latar belakang
pendidikan dari karyawan tersebut. Bank Syariah Mandiri KCP Klaten
dalam merekrut karyawan cenderung memilih karyawan dengan latar
belakang yang memahami syariah dan perbankan, walaupun bukan dengan
latar belakang pendidikan syariah maupun perbankan tersebut. Berbeda
dengan bank konvensional yang tidak mengutamakan latar belakang
syariah dan perbankan. Walaupun sebenarnya orang yang berlatar
belakang memahami syariah dan perbankan dapat juga bekerja di bank
konvensional.
6. Proses
Dari hasil wawancara dengan Neiny selaku SFE dapat disimpulkan
bahwa prosedur untuk dapat menggunakan BSM Tabungan Berencana
adalah sebagai berikut:
a. Nasabah harus mempunyai rekening Tabungan BSM.
Apabila nasabah tidak mempunyai rekening Tabungan BSM, maka
nasabah harus membuatnya terlebih dahulu. Pembuatan Tabungan
BSM harus dilakukan karena BSM Tabungan Berencana
menggunakan sistem auto debet, sehingga saldo yang ada di
86
Tabungan BSM sebelum jatuh tempo harus diisi terlebih dahulu dan
secara otomatis akan berpindah pada saldo BSM Tabungan
Berencana. Menggunakan sistem auto debet dengan tujuan untuk
meminimalisir terjadinya pembayaran setoran yang macet.
b. Nasabah datang mengunjungi customer service dengan membawa
persyaratan seperti Kartu identitas (KTP/SIM/Paspor) dan NPWP.
Apabila nasabah tidak memiliki NPWP, maka dapat menggunakan
Surat keterangan tidak mempunyai NPWP.
c. Setelah semua persyaratan terpenuhi, maka customer service akan
bertanya kepada nasabah target dana yang akan diambil, periode
tabungan yang akan diambil, setoran bulanan yang disepakati dengan
memperhitungkan target dana dan periode yang diambil nasabah.
d. Kemudian customer service menginput data nasabah. Nasabah juga
membayar sejumlah setoran yang telah disepakati.
e. Buku tabungan sudah dapat diambil saat itu juga setelah proses
selesai.
Proses pembukaan tabungan ini maksimal berlangsung selama 25
menit. Dengan adanya standar waktu yang ditentukan oleh Bank Syariah
Mandiri KCP Klaten, menunjukkan bahwa prosesnya tidak terlalu lama
dan cepat untuk ditangani (Neiny, 31/03/2015).
Proses yang dilakukan antara Bank Syariah Mandiri dengan bank
konvensional memiliki persamaan, yaitu sama-sama berusaha
memberikan respon yan cepat dan mudah bagi nasabah. Dengan
87
pemberian respon yang cepat, diharapkan dapat membuat nasabah
menjadi puas dan senang karena tidak harus menunggu lama. Sedangkan
perbedaannya hampir tidak ada, karena semua bank tentunya berusaha
memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah. Dengan demikian,
nasabah tidak akan kecewa dan beralih kepada bank lain.
7. Physical Evidence (Bukti Fisik)
Dari hasil wawancara dengan Neiny selaku SFE dapat disimpulkan
bahwa Bank Mandiri Syariah KCP Klaten berusaha memberikan yang
terbaik dalam melayani nasabah dan memberikan kenyamanan kepada
nasabah. Hal tersebut dibuktikan dengan penghargaan yang diterima
oleh Bank Syariah Mandiri. Dengan adanya penghargaan tersebut,
membuat citra bank semakin baik di mata masyarakat. Sehingga
nasabah menjadi percaya untuk menyimpan dananya pada Bank
Mandiri Syariah KCP Klaten. Sedangkan untuk masyarakat yang
belum menjadi nasabah, mereka akan tertarik dan berminat untuk
menjadi nasabah Bank Syariah Mandiri KCP Klaten. Selain dibuktikan
dengan penghargaan, Bank Syariah Mandiri KCP Klaten memberikan
fasilitas kepada nasabah untuk memberikan kenyamanan pada nasabah
baik yang berada di banking hall dan di luar banking hall. Di dalam
banking hall, kondisi ruangan bersih dan rapi, peralatan yang ada di
dalam ruang kerja juga memadai. Sedangkan di luar banking hall
terdapat fasilitas berupa mushola yang bersih, ATM yang terawat,
88
toilet yang dijaga kebersihannya dan tempat parker yang nyaman
(Neiny, 31/03/2015).
Bukti fisik yang diberikan Bank Syariah Mandiri KCP Klaten
dan bank konvensional kepada nasabah memiliki persamaan, yaitu
sama-sama berupaya memberikan pelayanan yang terbaik kepada
nasabah. Hal itu dibuktikan dengan adanya penghargaan-penghargaan
yang diterima serta fasilitas yang diberikan kepada nasabah. Dengan
adanya fasilitas tersebut, nasabah merasa nyaman saat bertransaksi.
Kesetiaan nasabah dan perkembangan nasabah yang terus meningkat
juga menjadi bukti fisik bahwa bank berupaya untuk memberikan yang
terbaik kepada nasabah.
Dari strategi marketing mix yang diterapkan pada Bank Syariah
Mandiri KCP Klaten, yang lebih ditonjolkan adalah dari elemen people. Pada
elemen people, Bank Syariah Mandiri KCP Klaten berupaya untuk
menciptakan Sumber Daya Manusia yang kompeten yang dibuktikan dengan
pemberian pelayanan yang memuaskan kepada nasabah. Pemberian pelayanan
inilah yang ditonjolkan oleh pegawai Bank Syariah Mandiri KCP Klaten baik
mulai dari satpam, customer service, teller dan yang berhubungan langsung
dengan nasabah, terutama pada bagian marketer yang berupaya untuk menarik
minat nasabah. Pemberian pelayanan yang baik dan memudahkan nasabah
merupakan upaya yang terus dijaga dan diperbaiki oleh pegawai Bank Syariah
Mandiri KCP Klaten. Pelayanan yang diberikan lebih mengarah kehubungan
89
kemitraan, sehingga nasabah merasa nyaman dan berupaya untuk kembali ke
Bank Syariah Mandiri KCP Klaten.
Pelayanan tersebut terus dijaga dan diperbaiki setiap harinya pada saat
doa pagi. Sehingga pegawai Bank Syariah Mandiri KCP Klaten akan terus
berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan memudahkan
nasabah dalam bertransaksi. Pelayanan inilah yang ditonjolkan oleh Bank
Syariah Mandiri KCP Klaten untuk menarik minat nasabah. Karena pelayanan
merupakan cara nasabah menilai bank tersebut memberikan kenyamanan
kepada nasabah atau tidak, dan menjadi tolak ukur bagi nasabah untuk tetap
menjadi nasabah atau berpindah kepada bank lainnya.
B. Faktor-Faktor yang Mendukung Strategi Marketing Mix Dalam
Memasarkan Produk BSM Tabungan Berencana Pada Bank Syariah
Mandiri KCP Klaten
Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan di Bank Syariah Mandiri
KCP Klaten dapat disimpulkan bahwa dalam mendukung strategi marketing
mix, tentunya terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan maupun
kegagalan strategi marketing mix. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi
marketing mix tersebut menjadi perhatian bagi Bank Syariah Mandiri KCP
Klaten untuk dievaluasi dan diperbaiki agar faktor tersebut bukan menjadikan
sebuah kegagalan dalam melakukan pemasaran. Menurut Wahjono (2010: 54)
terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran. Faktor-faktor
tersebut terdiri dari lingkungan mikro bank dan lingkungan makro bank.
Lingkungan mikro bank pada Bank Syariah Mandiri KCP Klaten terdiri dari:
90
1. Serikat Pekerja
Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan dapat disimpulkan
bahwa karyawan yang bekerja di Bank Syariah Mandiri KCP Klaten
sangat mempengaruhi perkembangan bank. Ketika karyawan bisa bersatu
dan memiliki misi yang sama dengan manajemen bank, maka kemajuan
bank akan tercipta. Sehingga para karyawan Bank Syariah Mandiri KCP
Klaten berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan terutama pada
saat memasarkan produk. Dalam memasarkan produk kualitas pelayanan
mempengaruhi penilaian calon nasabah terhadap bank tersebut. Sehingga
Bank Syariah Mandiri KCP Klaten selalu berupaya memberikan pelayanan
yang terbaik kepada nasabah dan calon nasabah dengan memperbaiki
kinerja karyawan. Penilaian kinerja karyawan dilakukan satu bulan sekali.
Sedangkan evaluasi kinerja dilakukan setiap hari. Penilaian kinerja
karyawan akan menjadi tolak ukur karyawan untuk memperbaiki
kinerjanya. Hal ini dilakukan agar pelayanan karyawan terhadap nasabah
dan calon nasabah menjadi lebih baik, sehingga nasabah maupun calon
nasabah merasa nyaman saat bertransaksi dan dapat menarik minat
masyarakat untuk menjadi nasabah.
2. Pesaing
Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan dapat disimpulkan
bahwa pesaing dari Bank Syariah Mandiri KCP Klaten tidak hanya dari
bank konvensional saja, melainkan dari bank syariah lain yang berada di
sekitar Bank Syariah Mandiri KCP Klaten. Bank-bank tersebut di
91
antaranya adalah Bank Jateng yang berada di depan Bank Syariah Mandiri
KCP Klaten, Bank Permata, Bank Danamon, yang berdekatan dengan
Bank Syariah Mandiri KCP Klaten, Bank Indek yang berjarak 50 meter
setelah Bank Syariah Mandiri KCP Klaten, BNI Syariah yang berada
kurang lebih 300 meter sebelum Bank Syariah Mandiri KCP Klaten, Bank
Mandiri yang berjarak kurang lebih 200 meter setelah Bank Syariah
Mandiri KCP Klaten, Bank Muamalat yang berjarak kurang lebih 500
meter setelah Bank Syariah Mandiri KCP Klaten. Walaupun letak dari
bank-bank tersebut berdekatan dan memiliki banyak pesaing, tetapi Bank
Syariah Mandiri KCP Klaten berupaya untuk lebih unggul dari bank-bank
yang lain, yaitu dengan cara memberikan pelayanan yang terbaik kepada
nasabah dan calon nasabah, meningkatkan pelayanan kepada nasabah dan
calon nasabah, memberi kenyamanan dan memudahkan nasabah dan calon
nasabah dalam bertransaksi serta memberikan produk-produk yang lebih
unggul dibandingkan dengan produk-produk dari bank-bank yang lain
yang berada di Klaten.
3. Nasabah
Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan dapat disimpulkan
bahwa nasabah merupakan orang yang berpartisipasi secara tidak langsung
dalam dunia perbankan. Untuk itu, bank berusaha untuk menarik minat
masyarakat agar menjadi nasabah. Cara yang dilakukan Bank Syariah
Mandiri KCP Klaten adalah dengan memberikan sosialisasi kepada
masyarakat dan mengunjungi masyarakat secara door to door untuk
92
memasarkan produk BSM Tabungan Berencana. Walaupun cara tersebut
membutuhkan waktu yang banyak, tetapi dirasa cukup efektif hasilnya.
Hal tersebut dibuktikan dengan adanya nasabah yang didapat dari
marketing. Sedangkan target nasabah yang harus dicapai oleh tenaga SFE
pada Bank Syariah Mandiri KCP Klaten selama satu bulan adalah 25
nasabah dan pencapaian dana dengan jumlah Rp. 50.000.000,00. Sehingga
tenaga SFE berupaya untuk dapat mencapai target tersebut, bahkan
berupaya untuk melebihi dari target yang ditentukan.
4. Media
Berdasarkan hasil wawancara dengan Neiny selaku SFE dapat
disimpulkan bahwa Bank Syariah Mandiri KCP Klaten dalam memasarkan
produk BSM Tabungan Berencana menggunakan brosur dan spanduk.
Dengan menggunakan brosur yang disebar dan dibagikan kepada
masyarakat, diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk
menggunakan produk BSM Tabungan Berencana, karena media brosur
dan spanduk sangat berpengaruh terhadap masyarakat yang belum
mengenal terhadap produk tersebut. Tanpa adanya brosur dan spanduk,
masyarakat yang belum mengenal produk BSM Tabungan Berencana
tentunya tidak akan mengetahui produk. Media lain yang digunakan adalah
dengan membuka stan pada even tertentu yang ada di Klaten. Salah
satunya adalah membuka stan pada kegiatan car free day yang berada di
alun-alun Klaten. Kegiatan tersebut dilakukan untuk memudahkan nasabah
dalam mendapatkan informasi serta memberikan pengetahuan dan
93
wawasan kepada masyarakat umum tentang produk-produk yang dimiliki
Bank Syariah Mandiri KCP Klaten. Kegiatan tersebut juga diharapkan
memberi citra yang baik terhadap Bank Syariah Mandiri KCP Klaten.
Dengan demikian, nasabah menjadi tertarik untuk menggunakan produk
yang berada di Bank Syariah Mandiri KCP Klaten dan sekaligus
bermanfaat untuk meningkatkan jumlah nasabah (Neiny, 31/03/2015).
Sedangkan lingkungan makro bank pada Bank Syariah Mandiri KCP
Klaten terdiri dari:
1. Ekonomi
Berdasarkan observasi yang saya lakukan dapat disimpulkan bahwa
keadaan ekonomi yang sedang terjadi juga mempengaruhi minat nasabah
dalam menggunakan produk BSM Tabungan Berencana. Ketika harga-
harga barang kebutuhan naik, uang yang seharusnya bisa digunakan untuk
berinvestasi di masa depan tentu akan terpakai untuk membeli kebutuhan
karena harganya yang naik. Dengan demikian, masyarakat akan enggan
untuk menabung ataupun berinvestasi. Keadaan ekonomi merupakan
faktor dari lingkungan makro yang dapat mempengaruhi nasabah.
Keadaan ekonomi yang tidak stabil dapat mempengaruhi minat nasabah,
karena nasabah akan lebih mengutamakan kebutuhan dari pada untuk
berinvestasi. Sedangkan pada saat ekonomi stabil, nasabah akan berfikir
untuk menyisakan sebagian pendapatannya untuk berinvestasi. Sehingga
pada saat ekonomi tidak stabil, tingkat kesulitan dalam memasarkan
produk akan lebih tinggi dalam meyakinkan masyarakat agar menjadi
94
nasabah dan menggunakan produk yang ada di Bank Syariah Mandiri KCP
Klaten. Sedangkan pada saat ekonomi stabil, tingkat kesulitan dalam
menyakinkan masyarakat akan lebih sedikit dan tergantung karakter dari
masyarakat tersebut, karena masyarakat akan cenderung untuk
memikirkan investasi pada masa depan.
2. Teknologi
Berdasarkan observasi yang saya lakukan dapat disimpulkan bahwa
teknologi sangat cepat berkembang seiring dengan berjalannya waktu.
Untuk itu, bank akan berlomba-lomba untuk menciptakan inovasi baru
dalam memudahkan nasabah untuk bertransaksi. Bank Syariah Mandiri
KCP Klaten juga berupaya untuk memudahkan nasabah dalam
bertransaksi, yaitu dengan menyediakan ATM, Internet, Mobile Banking,
dan SMS Banking. Dengan adanya teknologi tersebut, diharapkan nasabah
menjadi terbantu dan tidak perlu repot untuk pergi ke bank. Teknologi
sangat berpengaruh dalam mempromosikan sebuah produk maupun
memudahkan dalam bertransaksi. Promosi yang dilakukan adalah dengan
menggunakan media internet. Media internet merupakan cara yang paling
mudah dalam melakukan promosi, karena tidak memerlukan tenaga dan
waktu yang banyak. Sehingga semakin baru teknologi yang berkembang,
maka semakin mudah dalam memasarkan produk atau melakukan
promosi.
Berdasarkan observasi yang saya lakukan dapat disimpulkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi strategi marketing mix merupakan faktor yang
95
sangat berpengaruh untuk mendukung strategi marketing mix. Dalam
melaksanan strategi marketing mix, faktor pendukung merupakan faktor yang
dapat digunakan untuk meningkatkan strategi marketing mix produk BSM
Tabungan Berencana pada Bank Syariah Mandiri KCP Klaten. Dengan adanya
faktor pendukung, diharapkan dapat menjadi senjata sekaligus keunggulan
dalam melaksanakan strategi marketing mix. Faktor-faktor tersebut harus
dianalisis sehingga dapat memperbaiki strategi marketing mix dan dapat
memperkuat strategi marketing mix yang ada di Bank Syariah Mandiri KCP
Klaten. Faktor-faktor pendukung tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan yang prima terhadap nasabah.
Bank Syariah Mandiri KCP Klaten dalam memberikan pelayanan
kepada nasabah secara totalitas, mulai dari menjaga cara berpenampilan,
kerapian pakaiannya serta tutur kata saat berbicara. Karyawan Bank
Syariah Mandiri KCP Klaten berusaha memberikan pelayanan yang
memuaskan kepada nasabah mulai dari security, teller, customer service,
terutama pada tenaga-tenaga SFE dan marketer lainnya. Untuk
memberikan pelayanan yang prima kepada nasabah, karyawan Bank
Syariah Mandiri KCP Klaten mendapatkan pelatihan terlebih dahulu dan
melakukan pelayanan sesuai dengan Standar Pelayanan yang telah
ditentukan. Untuk itu, setiap hari pada saat doa pagi dilakukan roll play
terutama bagi karyawan yang berhadapan langsung dengan nasabah. Hal
ini dilakukan agar dapat memperbaiki kekurangan pada saat melakukan
pelayanan kepada nasabah, sehingga pelayanan prima tetap terjaga dan
96
nasabah tidak akan merasa kecewa terhadap pelayanan yang telah
diberikan. Pelayanan prima harus tetap dijaga oleh bank mempunyai
alasan, yaitu karena pelayanan merupakan salah satu penilaian yang
diberikan nasabah kepada pihak bank. Apabila pelayanan terhadap
nasabah itu buruk, tentu nasabah akan beralih kepada bank lain yang
memiliki pelayanan yang lebih baik.
2. Lokasi yang strategis dan mudah dijangkau.
Lokasi Bank Syariah Mandiri KCP Klaten berada di Jalan Pemuda
No. 57 Desa Bareng, Kecamatan Klaten Tengah, Kabupaten Klaten.
Lokasi Bank Syariah Mandiri KCP Klaten dekat dengan tempat
perbelanjaan dan dekat dengan kantor pemerintahan. Sehingga lokasi
tersebut sangat strategis karena merupakan jalan utama pusat bisnis di
Klaten. Akses untuk sampai di lokasi tersebut mudah untuk dijangkau
yaitu dengan menggunakan kendaraan pribadi, maupun menggunakan alat
transportasi umum becak. Dengan demikian, nasabah menjadi lebih
terbantu karena letaknya yang strategis dan mudah dijangkau. Nasabah
juga tidak kesulitan ketika mencari Bank Syariah Mandiri KCP Klaten
karena letaknya yang berada di jalur utama Klaten. Lokasi yang strategis
akan mempermudah marketer dalam melakukan strategi marketing mix.
Hal ini terjadi karena ketika melakukan promosi, masyarakat akan lebih
cenderung memilih bank dengan lokasi yang strategis dan mudah
dijangkau. Sehingga secara tidak langsung, lokasi yang strategis akan
mempermudah dalam melakukan strategi marketing mix. Sedangkan
97
pemilihan lokasi yang salah akan mempersulit dalam melakukan strategi
marketing mix. Hal tersebut dapat terjadi karena nasabah tidak ingin
bersusah payah dan menempuh waktu yang lama untuk sampai di bank
tersebut sedangkan ada bank lain yang lebih dekat dan mudah untuk
dijangkau.
3. Sarana dan prasarana kantor yang memadai.
Bank Syariah Mandiri KCP Klaten dalam memberikan kepuasan
terhadap nasabah tidak hanya dengan memberikan pelayanan prima, tetapi
dalam menyediakan sarana dan prasarana juga menjadi salah satu upaya
yang diberikan untuk memberikan kepuasan terhadap nasabah. Sarana dan
prasarana yang ada di kantor meliputi: tempat duduk yang nyaman,
ruangan yang ber-AC sehingga nasabah tidak merasakan kepanasan,
mushola untuk nasabah yang menginginkan sholat tepat waktu, kamar
mandi yang bersih dan terawat, televisi sebagai hiburan nasabah pada saat
menunggu antrian, air minum dan permen bagi nasabah yang haus, koran
bagi nasabah supaya nasabah tidak jenuh pada saat menunggu antrian,
ATM yang berdekatan dengan kantor Bank Syariah Mandiri KCP Klaten.
Sarana dan prasarana tersebut digunakan sebagai penunjang dalam
memberikan pelayanan kepada nasabah. Fasilitas-fasilitas yang memadai
juga akan mempengaruhi strategi marketing mix. Hal itu terjadi karena
ketika nasabah merasa nyaman dengan fasilitas-fasilitas yang diberikan
oleh bank, maka nasabah tentu akan kembali lagi untuk bertransaksi dan
berupaya untuk mengajak orang lain agar menggunakan produk yang ada
98
di Bank Syariah Mandiri KCP Klaten. Sehingga hal tersebut dapat
memudahkan marketer dalam melakukan strategi marketing mix dan juga
dapat digunakan sebagai keunggulan dalam melaksanan strategi marketing
mix yang ada di Bank Syariah Mandiri KCP Klaten.
C. Kendala Dalam Memasarkan Produk BSM Tabungan Berencana Dan
Upaya Untuk Mengoptimalkan Strategi Marketing Mix Dalam
Memasarkan Produk BSM Tabungan Berencana Pada Bank Syariah
Mandiri KCP Klaten
Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan di Bank Syariah
Mandiri KCP Klaten dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan strategi
marketing mix memiliki kendala yang dihadapi dalam melaksanakannya.
Kendala tersebut tidak akan sulit apabila dalam melaksanakan strategi
marketing mix mempunyai cara untuk menghadapinya. Sedangkan kendala-
kendala dalam memasarkan produk BSM Tabungan Berencana diantaranya
terdapat faktor internal dari Bank Syariah Mandiri KCP Klaten yaitu sebagai
berikut:
1. Kurangnya Sumber Daya Manusia pemasaran yang kompeten.
Kurangnya SDM ini disebabkan oleh beberapa hal di antaranya adalah
sebagai berikut:
a. Tenaga marketer bukan berasal dari latar belakang pemasaran.
Berdasarkan observasi yang saya lakukan dapat disimpulkan
bahwa, pada saat rekruitmen tenaga marketer latar belakang
pendidikan pemasaran tidak menjadi tolak ukur untuk dijadikan
99
sebagai tenaga marketer. Sedangkan memiliki kemampuan lain yang
dianggap mampu dijadikan sebagai tenaga marketer merupakan
salah satu pertimbangan agar layak dijadikan sebagai tenaga
marketer. Kebanyakan marketer bukan berasal dari latar belakang
pemasaran, sehingga terkadang belum dapat menguasai bidang
pemasaran secara menyeluruh. Dengan demikian, dalam melakukan
kegiatan pemasaran juga belum terlaksana secara maksimal.
Sedangkan faktor eksternalnya adalah:
1. Kurangnya pemahaman nasabah mengenai produk BSM Tabungan
Berencana.
Hal ini dapat terjadi karena nasabah beranggapan bahwa produk
BSM Tabungan Berencana hanya untuk kalangan tertentu. Oleh karena
itu perlu adanya edukasi baik melalui seminar maupun melalui iklan.
Dengan adanya seminar maupun iklan diharapkan dapat membuat
nasabah menjadi lebih memahami produk BSM Tabungan Berencana
maupun produk lain yang ada di Bank Syariah Mandiri KCP Klaten.
Kurangnya pemahaman tersebut terjadi karena sosialisasi terhadap
masyarakat masih kurang. Kurangnya sosialisasi terjadi karena
terbatasnya SDM yang tersedia. Iklan dan promosi yang kurang gencar
juga membuat masyarakat menjadi awam.
2. Nasabah sulit untuk diyakinkan.
Dari hasil wawancara dengan Neiny selaku SFE dapat disimpulkan
bahwa keyakinan yang kuat dari nasabah membuat marketer menjadi
100
sulit untuk mengajak nasabah menggunakan produk BSM Tabungan
Berencana. Nasabah beranggapan bahwa menggunakan produk tabungan
yang biasa lebih bermanfaat dan bisa diambil kapan saja dari pada
produk BSM Tabungan Berencana. Padahal jika menggunakan produk
BSM Tabungan Berencana dapat digunakan untuk merencanakan
keuangan masa depan, sedangkan tabungan biasa walaupun juga dapat
digunakan untuk merencanakan keuangan masa depan, akan tetapi hasil
yang diperoleh akan jauh lebih sedikit karena tabungan biasa dapat
diambil sewaktu-waktu. Sedangkan kebanyakan orang ketika mempunyai
tabungan dia akan berusaha mengambil tabungan tersebut untuk
dibelanjakan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Nasabah sulit
untuk diyakinkan juga dapat terjadi karena media yang digunakan untuk
promosi masih kurang, sehingga nasabah menjadi kurang paham (Neiny,
31/03/2015).
D. Upaya Untuk Mengoptimalkan Strategi Marketing Mix Dalam
Memasarkan Produk BSM Tabungan Berencana Pada Bank Syariah
Mandiri KCP Klaten
Setiap memasarkan produk, tentunya terdapat kendala-kendala yang
dihadapi. Kendala tersebut tidak bisa dicegah, akan tetapi kita dapat
mengatasi kendala-kendala tersebut. Untuk mengatasi kendala dan
mengoptimalkan strategi marketing mix dalam memasarkan produk BSM
Tabungan Berencana dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
101
1. Meningkatkan Sumber Daya Manusia.
Berdasarkan observasi yang saya lakukan dapat disimpulkan
bahwa cara meningkatkan Sumber Daya Manusia dilakukan dengan
melakukan rekruitmen pada karyawan yang potensial. Selain itu, juga
dilakukan dengan memberikan pelatihan terlebih dahulu kepada
karyawan. Melakukan rekruitmen pada karyawan yang potensial
diharapkan dapat meraih pasar dengan luas. Sedangkan memberikan
pelatihan kepada karyawan bertujuan untuk meningkatkan etos kerja,
kemampuan, dan kinerja karyawan. Peningkatan kinerja karyawan akan
memberikan dampak positif terhadap respon nasabah. Diantaranya
adalah nasabah menjadi puas terhadap pelayanan yang diberikan dan
nasabah tidak akan berpindah untuk melakukan transaksi di bank lain.
2. Memberikan pengetahuan kepada nasabah.
Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan dapat disimpulkan
bahwa memperkenalkan produk BSM Tabungan Berencana merupakan
salah satu cara memberikan pengetahuan kepada nasabah. Penyampaian
ini dilakukan dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh
nasabah. Dengan demikian, diharapkan dapat membuat nasabah menjadi
paham sehingga nasabah mau menggunakan produk BSM Tabungan
Berencana. Cara lain untuk memberikan pengetahuan kepada nasabah
adalah melalui media internet. Dengan adanya media tersebut,
diharapkan dapat memudahkan nasabah dalam mencari informasi
mengenai Bank Syariah Mandiri KCP Klaten. Sedangkan media internet
102
tersebut yang dapat diakses oleh masyarakat umum masih menggunakan
website dari kantor pusat, yaitu dengan alamat
www.mandirisyariah.co.id. Karena Bank Syariah Mandiri KCP Klaten
belum memiliki website sendiri untuk mengakses khusus yang ada di
Klaten.
3. Sabar dalam menghadapi dan menyakinkan nasabah.
Dari hasil wawancara dengan Neiny selaku SFE dapat disimpulkan
bahwa bersabar dalam menghadapi nasabah merupakan salah satu upaya
untuk menghadapi karakter nasabah yang berbeda-beda. Dengan sabar dan
telaten saat meyakinkan nasabah diharapkan dapat meluluhkan keyakinan
yang berbeda dari nasabah. Sehingga nasabah menjadi yakin terhadap apa
yang kita sampaikan dan nasabah mau menggunakan produk yang
marketer tawarkan. Cara lain yang dilakukan marketer Bank Syariah
Mandiri KCP Klaten adalah melakukan pendekatan yang lebih kepada
nasabah yaitu dengan menciptakan hubungan kemitraan kepada nasabah.
Ketika nasabah merasa diperhatikan dan lebih dekat hubungannya,
nasabah tentu akan merasa nyaman dan yakin kepada kita. Oleh karena itu,
seorang marketer harus bisa membawa diri untuk membuat nasabah
menjadi tertarik. Melakukan pemilihan kata yang tepat saat berbicara
kepada nasabah juga merupakan upaya yang dilakukan marketer Bank
Syariah Mandiri KCP Klaten untuk menarik minat nasabah. Apabila dalam
melakukan pemilihan kata tersebut sudah tepat dan nasabah merasa
nyaman, maka nasabah tentu akan yakin terhadap apa yang kita bicarakan.
103
Berdasarkan analisis dari teori yang telah dijelaskan pada bab dua dan
analisis dari bab empat dapat disimpulkan bahwa antara teori dan praktik tidak
jauh berbeda. Perbedaan tersebut tidak terlalu jauh karena dalam praktiknya
masih menggunakan teori untuk dijadikan sebagai dasar acuan. Teori tersebut
banyak yang diaplikasikan ke dalam praktiknya. Hal tersebut bertujuan untuk
meminimalisir terjadinya kesalahan. Apabila terjadi kesalahan dalam
praktiknya, kesalahan tersebut tidak akan fatal dan juga dapat memudahkan
dalam menjalankannya secara nyata. Walaupun teori dan praktik tidak harus
selalu sama, akan tetapi dalam praktiknya juga berusaha untuk tidak jauh
berbeda dengan teorinya.
Berdasarkan analisis dari teori yang telah dijelaskan pada bab dua dan
analisis dari bab empat dapat disimpulkan bahwa antara teori dan praktik tidak
jauh berbeda. Perbedaan tersebut tidak terlalu jauh karena dalam praktiknya
masih menggunakan teori untuk dijadikan sebagai dasar acuan. Teori tersebut
banyak yang diaplikasikan ke dalam praktiknya. Hal tersebut bertujuan untuk
meminimalisir terjadinya kesalahan. Apabila terjadi kesalahan dalam
praktiknya, kesalahan tersebut tidak akan fatal dan juga dapat memudahkan
dalam menjalankannya secara nyata. Walaupun teori dan praktik tidak harus
selalu sama, akan tetapi dalam praktiknya juga berusaha untuk tidak jauh
berbeda dengan teorinya.
104
104
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penerapan Strategi Marketing Mix Pada Produk BSM Tabungan
Berencana Pada Bank Syariah Mandiri KCP Klaten dengan menerapkan
prinsip 7 P yaitu dengan menentukan lokasi Bank Syariah Mandiri KCP
Klaten yang strategis dan mudah dijangkau, produk yang bermanfaat
untuk merencanakan keuangan jangka panjang dengan memberikan salah
satu produk BSM Tabungan Berencana. Menetapkan harga yang mudah
dijangkau dengan masyarakat umum yaitu dengan setoran minimal Rp.
100.000,00 untuk pembukaan rekening BSM Tabungan Berencana.
Menetapkan promosi semaksimal mungkin dengan menggunakan promosi
penjualan pribadi melalui door to door, melalui jasa periklanan dengan
mencetak brosur, melakukan promosi penjualan dengan memberikan
cinderamata maupun hadiah, membuka stan pada even-even tertentu.
Menyediakan SDM yang kompeten di dalam Bank Syariah Mandiri KCP
Klaten dengan melibatkan orang yang memahami syariah, bukan hanya
mereka yang memiliki kemampuan dan pengetahuan di bidang perbankan.
Memberikan respon yang cepat dan mudah bagi nasabah dalam
memproses transaksi yang dilakukan. Memberikan yang terbaik dalam
melayani nasabah dan memberikan kenyamanan kepada nasabah dalam
menetapkan bukti fisik.
105
2. Faktor yang mempengaruhi Strategi Marketing Mix dalam memasarkan
Produk BSM Tabungan Berencana pada Bank Syariah Mandiri KCP
Klaten merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan maupun
kegagalan strategi marketing mix. Faktor tersebut terdiri dari lingkungan
mikro bank dan lingkungan makro bank. Lingkungan mikro bank terdiri
dari serikat pekerja, pesaing, nasabah, dan media. Pada serikat pekerja,
mempengaruhi perkembangan bank yaitu ketika karyawan bisa bersatu
dan memiliki misi yang sama dengan manajemen bank, maka kemajuan
bank akan tercipta. Sedangkan pesaing dari Bank Syariah Mandiri KCP
Klaten tidak hanya dari bank konvensional saja, melainkan dari bank
syariah lain yang berada di sekitar Bank Syariah Mandiri KCP Klaten.
Untuk nasabah merupakan orang yang berpartisipasi secara tidak langsung
dalam dunia perbankan. Untuk media yang sangat berpengaruh yaitu
menggunakan brosur dan spanduk. Sedangkan lingkungan makro yang
mempengaruhi adalah ekonomi dan teknologi. Sedangkan faktor
pendukung strategi marketing mix dalam memasarkan Produk BSM
Tabungan Berencana pada Bank Syariah Mandiri KCP Klaten adalah
dengan memberikan pelayanan yang prima terhadap nasabah, memberikan
lokasi yang strategis dan mudah dijangkau, serta memberikan fasilitas
berupa sarana dan prasarana kantor yang memadai.
3. Hambatan yang dihadapi dalam memasarkan produk BSM Tabungan
Berencana diantaranya terdapat faktor internal dari Bank Syariah Mandiri
KCP Klaten yaitu disebabkan karena kurangnya Sumber Daya Manusia
106
pemasaran yang kompeten. Sedangkan faktor eksternalnya disebabkan
karena kurangnya pemahaman nasabah mengenai produk BSM Tabungan
Berencana, serta nasabah sulit untuk diyakinkan. Untuk mengatasi kendala
dan mengoptimalkan strategi marketing mix dalam memasarkan produk
BSM Tabungan Berencana dapat dilakukan dengan cara meningkatkan
Sumber Daya Manusia, memberikan pengetahuan kepada nasabah, sabar
dalam menghadapi dan menyakinkan nasabah. Peningkatan Sumber Daya
Manusia pada Bank Syariah Mandiri KCP Klaten dilakukan dengan
menambah jumlah karyawan yang kompeten dan melakukan rekruitmen
pada karyawan yang potensial dan melakukan pelatihan. Memberikan
pengetahuan kepada nasabah tentang produk BSM Tabungan Berencana
dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh nasabah.
Melakukan pendekatan yang lebih kepada nasabah yaitu dengan
menciptakan hubungan kemitraan kepada nasabah.
Berdasarkan analisis dari teori yang telah di jelaskan pada bab dua dan
analisis dari bab empat dapat disimpulkan bahwa antara teori dan praktik tidak
berbeda jauh. Perbedaan tersebut tidak terlalu jauh, hal tersebut terjadi karena
dalam praktiknya masih menggunakan teori untuk dijadikan sebagai dasar
acuan. Dengan adanya teori, maka kesalahan dalam praktiknya juga tidak akan
fatal dan juga dapat memudahkan dalam menjalankannya secara nyata.
Walaupun teori dan praktik tidak harus selalu sama, akan tetapi dalam
praktiknya juga berusaha untuk tidak jauh berbeda dengan teorinya.
107
B. Saran
1. Memberikan pengetahuan yang lebih terhadap karyawannya, sehingga
lebih menguasai produk-produk yang ada di Bank Syariah Mandiri KCP
Klaten.
2. Sebaiknya dalam menyeleksi karyawan disesuaikan dengan latar belakang
pendidikan dan kemampuan dalam memahami syariah dan perbankan.
3. Menambah jumlah marketer agar lebih efektive dan efisien.
4. Memberikan penyuluhan yang berkala kepada masyarakat umum,
sehingga masyarakat dapat mengenal produk-produk yang ada di Bank
Syariah Mandiri KCP Klaten tersebut.
5. Memberikan pengetahuan yang lebih terhadap karyawannya, sehingga
lebih menguasai produk-produk yang ada di Bank Syariah Mandiri KCP
Klaten.
6. Sebaiknya dalam menyeleksi karyawan disesuaikan dengan latar belakang
pendidikan dan kemampuan dalam memahami syariah dan perbankan.
7. Menambah jumlah marketer agar lebih efektive dan efisien.
8. Memberikan penyuluhan yang berkala kepada masyarakat umum,
sehingga masyarakat dapat mengenal produk-produk yang ada di Bank
Syariah Mandiri KCP Klaten tersebut.
108
Daftar Pustaka
Referensi Buku:
Alfriani, Fajri Detha. 2013. Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap
Keputusan Menabung (Survei Pada Nasabah Bank Muamalat Cabang
Malang). Jurnal Administrasi Bisnis Tahun 2013 Vol 6 No 2.
Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah. 2013. Jakarta: Raja Grafindo.
Danupranata, Gita. 2013. Manajemen Perbankan Syariah. Jakarta: Salemba
Empat.
Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Bogor: Ghalia Indonesia.
Dewan Standar Akuntansi Syariah Ikatan Akuntan Indonesia. 2013. Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: IAI.
Fatimah dan Elisabeth Yansye Matekohy. 2013. ”Strategi Pemasaran Produk
Pembiayaan Murabahah Pada Bank X Syariah Cabang Tangerang
Selatan”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis tahun 2013 Vol. 12 No. 1.
Fayshal, Abung dan Henny Medyawati. 2013. ”Analisis Strategi Pemasaran
Produk Asuransi Jiwa Pada Bumi Putera Syariah Cabang Depok”. Jurnal
asuransi dan Manajemen Resiko Tahun 2013 Vol 1 No 2.
Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana.
Kotler dan Amstrong. 2013. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi dua belas. Jilid
satu. Jakarta: Erlangga.
Kotler dan Keller. 2009. Marketing Management. Penerjemah Bob Sabran. Edisi
Ke tiga belas. Jakarta: Erlangga.
Martutik. 2010. On Marketing. Tangerang: Karisma Publishing Group.
Ratnasari, Ririn Tri dan Mastuti H. Aksa. 2011. Manajemen Pemasaran Jasa.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Rianto, M Nur. 2010. Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung:
Alfabetha.
Sucipto. 2011. Studi Kelayakan Bisnis. Malang: UIN Maliki Pres.
Sudarsono, Heri. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta:
Ekonosia.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan
ke-17. Bandung: Alfabeta.
Tan, Inggrid. 2009. Bisnis dan Investasi Sistem Syariah. Yogyakarta: Universitas
Atma Jaya Yogyakarta.
Wahab, Sulaiman. 2013. “Marketing Mix dan Religi Terhadap Minat
Masyarakat”. Jurnal Manajemen dan Akuntansi tahun 2013 Vol 2 No 2.
Wahjono, Sentot Imam. 2010. Manajemen Pemasaran Bank. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Wijaya, Tony. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Wirartha, I Made. 2006. Pedoman Penulisan Usulan Penelitian Skripsi dan
Tesis. Yogyakarta : Andi.
Yaya, Rizal. 2009. Akuntansi Perbankan Syariah. Jakarta: Salemba Empat.
Yoeti, Oka. 2006. Tours and Travel Marketing. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Wawancara:
Wawancara dengan Neiny Dwi M selaku SFE pada tanggal 31 Maret 2015 pukul
10.00
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Yutika Noni Puspita
Tempat Tanggal Lahir: Salatiga, 21 September 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Mawar Sari, Rt 02 Rw 01, Butuh, Kelurahan
Kutowinangun Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.
Nomor Telepon : 085799833125
Riwayat Pendidikan : SD Kutowinangun XI Salatiga tahun 2006
SMP Negeri 4 Salatiga tahun 2009
SMK Negeri 1 Salatiga tahun 2012
Top Related