Download - jurnal kesehatan

Transcript
  • i

    TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG

    PERAWATAN PAYUDARA DI BPS SUNARSI

    SUMBERLAWANG SRAGEN

    TAHUN 2013

    KARYA TULIS ILMIAH

    Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

    Pendidikan Diploma III Kebidanan

    Disusun oleh :

    WIWIN ANITASARI

    NIM. B10.059

    PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

    SURAKARTA

    2013

  • ii

    HALAMAN PERSETUJUAN

    KARYA TULIS ILMIAH

    TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG

    PERAWATAN PAYUDARA DI BPS SUNARSI

    SUMBERLAWANG SRAGEN

    TAHUN 2013

    Disusun oleh :

    WIWIN ANITASARI

    NIM. B10.059

    Telah diperiksa dan disetujui

    Pada tanggal: fdvvvdvd

    Pembimbing

    (RAHAJENG PUTRININGRUM, SST, M.Kes)

    NIK. 201083059

  • iii

    HALAMAN PENGESAHAN

    KARYA TULIS ILMIAH

    TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG

    PERAWATAN PAYUDARA DI BPS SUNARSI

    SUMBERLAWANG SRAGEN

    TAHUN 2013

    Disusun oleh :

    WIWIN ANITASARI

    NIM. B10.059

    Telah dipertahankan di depan dewan penguji

    Program Studi Diploma III Kebidanan

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta

    Pada Tanggal: jfdhjbchdcbd

    (RAHAJENG P, SST, M.Kes)

    NIK.201083059

    Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

    untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

    Ka.Prodi

    (DHENY ROHMATIKA, S.SiT)

    NIK.200582015

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

    melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

    Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Tingkat Pengetahuan Ibu Primigravida tentang

    Perawatan Payudara di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen.

    Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas

    akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

    Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,

    Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis

    mengucapkan terimakasih kepada :

    1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIkes Kusuma Husada

    Surakarta.

    2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah

    Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

    3. Ibu Rahajeng Putrinigrum, SST, M.Kes, selaku Pembimbing yang telah

    memberikan pengarahan, masukan dan motivasi kepada penulis.

    4. Ibu Sunarsi, Amd. Keb, Pimpinan BPS Sunarsi Kabupaten Sragen yang

    telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal dalam

    pembuatan Karya Tulis Ilmiah

    5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih

    atas segala bantuan yang telah diberikan.

  • v

    6. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh

    referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

    7. Seluruh responden yang telah bersedia untuk diambil datanya guna

    penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

    8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

    menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

    Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih

    banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi

    kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi

    semua pihak.

    Surakarta, Juni 2013

    Penulis

  • vi

    Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

    Karya Tulis Ilmiah, Juni 2013

    Wiwin Anitasari

    NIM. B10.059

    TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG PERAWATAN

    PAYUDARA DI BPS SUNARSI SUMBERLAWANG

    SRAGEN TAHUN 2013

    xiii + 48 halaman +12 lampiran + 4 tabel + 2 gambar

    ABSTRAK

    Latar Belakang : Pemerintah terus berupaya menekan angka kematian balita, bayi,

    maupun neonatal dengan terus memperhatikan dan terus memantau penurunan prevalensi

    gizi kurang dari 31,0% tahun 1989 menjadi 17,9% pada tahun 2010. Bersamaan dengan

    itu prevalensi gizi buruk turun dari 12,8% pada tahun 1995 menjadi 4,9% pada tahun

    2010 (Laksono, 2010). Perawatan payudara masa hamil jika dilakukan dengan benar dan

    teratur dapat mendeteksi sejak dini keadaan payudara dan dapat mempersiapkan laktasi

    saat menyusui pertama kali. Studi pendahuluan di BPS Sunarsi Sumberlawang Sragen

    pada bulan Juli Agustus 2012, jumlah ibu hamil tercatat 45 orang. Peneliti berhasil mewawancarai 10 responden dan yang melakukan perawatan payudara 3 orang dan telah

    mengerti pentingnya perawatan payudara saat hamil, sedangkan yang tidak melakukan

    perawatan payudara 7 orang sama sekali belum mengerti tentang pentingnya perawatan

    payudara masa kehamilan.

    Tujuan : mengetahui tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan payudara

    pada tingkat baik, cukup, dan kurang.

    Metode penelitian : Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Dilakukan di

    BPS Sunarsi Kabupaten Sragen pada tanggal 12 Juni 2013. Sampel yang diambil yaitu 30

    responden ibu primigravida. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling.

    Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh responden. Analisa

    univariat yaitu penelitian ini mendeskripsikan pengetahuan responden tentang Tingkat

    Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Perawatan Payudara.

    Hasil Penelitian : Berdasarkan tabel diatas tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang

    perawatan payudara di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen dapat dikategorikan pengetahuan

    baik sebanyak 1 responden (3,33%), pengetahuan cukup 28 responden (93,4%), dan

    pengetahuan kurang 1 responden (3,33%).

    Kesimpulan : Tingkat Pengetahuan Ibu Primigravida tentang Perawatan Payudara di

    BPS Sunarsi Kabupaten Sragen mayoritas dapat dikategorikan pengetahuan cukup yaitu

    sebanyak 28 responden (93,4%). Kategori pengetahuan cukup diatas dipengaruhi oleh

    beberapa faktor, yakni dari tingkat pendidikan, lingkungan, informaasi, pengalaman, dan

    pekerjaan.

    Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu primigravida, Perawatan Payudara

    Kapustakaan : 16 literatur (tahun 2005 - 2012)

  • vii

    MOTTO

    Mengubah sedikit sikap dari hal yang paling kecil adalah suatu usaha untuk

    memperoleh hasil maksimal

    (Penulis)

    Kehidupan ini diawalai oleh manusia, jika kita menjadi hal tersulit dalam diri

    orang lain maka masa depan sehat ada di tangan kita

    (Penulis)

    Berhentilah ketika kamu telah berhasil, dan jangan berhenti hanya karena kamu

    lelah

    (Penulis)

  • viii

    PERSEMBAHAN

    Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada :

    1. Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya kepadaku, terima kasih atas

    segala kemudahan-Nya

    2. Ayah dan ibu tercinta, sampai detik ini masih terasa rasa sayang dan hangat

    cinta kalian, meski kalian tidak disampingku saat ini. But youre my

    everything

    3. My little fairy Yola D.H, sebagai penyemangat langkahku

    4. My best Grandma, yang selalu mendoakan keselamatan dan menjagaku dari

    kecil

    5. Seluruh keluarga besarku yang selalu memberi pertolongan, doa, semangat

    dan kasih sayang setiap aku pulang, semua ini untuk kalian

    6. My prince is much there, I could be spoiled blessings, spirit and could always

    change my mood to be good

    7. Sahabatku Adhe dan Ita yang selalu ada saat aku terpuruk

    8. BEM STIKes Kusuma Husada periode 2010/2011 yang saling memberi

    support dan kekompakannya

    9. Penghuni Happy Kost yang selalu memberi semangat dan keceriaan setiap

    hari

    10. Rekan-rekan seperjuangan angkatan 2010

    11. Almamater tercinta

  • ix

    CURICULUM VITAE

    BIODATA

    Nama : Wiwin Anitasari

    Tempat / Tanggal Lahir : Sragen, 17 April 1993

    Agama : Islam

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Alamat : Ngangin RT 03/06, Karang Tengah, Sragen

    RIWAYAT PENDIDIKAN

    1. SD N Karang Tengah 3 Sragen Lulus Tahun 2004

    2. SMP N 5 Sragen Lulus Tahun 2007

    3. SMA Muhammadiyah 1 Sragen Lulus Tahun 2010

    4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan

    2010/2011

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii

    KATA PENGANTAR ............................................................................ iv

    ABSTRAK ............................................................................................. vi

    HALAMAN MOTTO ............................................................................. vii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................ viii

    CURRICULUM VITAE ......................................................................... ix

    DAFTAR ISI ........................................................................................... x

    DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xii

    DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiv

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ............................................................................ 1

    B. Perumusan Masalah .................................................................... 3

    C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

    D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4

    E. Keaslian Studi Kasus .................................................................. 5

    F. Sistematika Penulisan ................................................................. 5

  • xi

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Teori ............................................................................. 8

    1. Pengetahuan .......................................................................... 8

    2. Primigravida .......................................................................... 15

    3. Perawatan payudara .............................................................. 16

    B. Kerangka Teori............................................................................ 25

    C. Kerangka Konsep ........................................................................ 26

    BAB III. METODOLOGI LAPORAN KASUS

    A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 27

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 27

    C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling...................................... 28

    D. Instrumen Penelitian.................................................................... 29

    E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 33

    F. Variabel Peneiltian ...................................................................... 34

    G. Definisi Operasional.................................................................... 34

    H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ........................................ 34

    I. Etika Penelitian ........................................................................... 36

    BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum ........................................................................ 38

    B. Hasil Penelitian ........................................................................... 39

    C. Pembahasan............................................................. .................... 40

    D. Keterbatasan............................................................. ................... 44

    BAB V. PENUTUP

    1. Kesimpulan ................................................................................. 45

    2. Saran ............................................................................................ 45

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 47

    LAMPIRAN ............................................................................................ 48

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 2.1 Kerangka Teori..................................................................... 24

    Gambar 2.2 Kerangka Konsep................................................................. 25

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Kisi-kisi Pertanyaan...................................................................... 29

    Tabel 3.2 Definisi Operasional...................................................................... 32

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Jadwal Penelitian

    Lampiran 2. Surat Perpmohonan Ijin Penggunaan Lahan

    Lampiran 3. Surat Balasan dari Lahan

    Lampiran 4. Permohonan ijin Uji Validitas

    Lampiran 5 Surat Balasan dari Lahan Uji Validitas

    Lampiran 6 Surat Permohonan menjadi Responden

    Lampiran 7. Lembar Kesediaan menjadi Responden

    Lampiran 8 Kuesioner Penelitian

    Lampiran 9 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

    Lampiran 10 Data Hasil Penelitian

    Lampiran 11 Data Hitung Penelitian

    Lampiran 12 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pemerintah terus berupaya menekan angka kematian balita, bayi,

    maupun neonatal dengan terus memperhatikan dan terus memantau

    penurunan prevalensi gizi kurang dari 31,0% pada tahun 1989 menjadi 17,9%

    pada tahun 2010. Bersamaan dengan itu prevalensi gizi buruk juga turun dari

    12,8% pada tahun 1995 menjadi 4,9% pada tahun 2010 (Laksono, 2010).

    Penyebab terjadinya gizi yang kurang maupun gizi buruk pada bayi dan

    balita dikarenakan pemberian ASI yang seharusnya ekslusif sampai 6 bulan

    kurang terpenuhi.

    Data menunjukkan bahwa pemberian ASI pada bayi berumur 2 bulan

    hanya 64 %. Presentase ini kemudian menurun cukup tajam menjadi 46 %.

    Pada bayi berumur 2 hingga 3 bulan dan 14 % pada bayi berumur 4 hingga 5

    bulan. Keadaan lain yang memprihatinkan, adalah 13 % dari bayi berumur di

    bawah 2 bulan telah di beri susu formula dan 15 % telah di beri makanan

    tambahan (SDKI 2005). Untuk Jawa Tengah, pemberian ASI hanya sekitar 54

    % pada usia 2 hingga 3 bulan dan untuk usia 4 hingga 12 bulan hanya 35 %

    ( profil kesehatan provinsi Jateng, 2007 ).

    Berdasarkan laporan dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

    (SDKI, 2007) diusia lebih dari 25 tahun sepertiga wanita di Dunia (38%)

    didapati tidak menyusui bayinya sehingga terjadi pembengkakan payudara,

  • 2

    dan di Indonesia angka cakupan ASI eksklusif mencapai 32,3% ibu yang

    memberikan ASI eksklusif pada anak mereka. Survei Demografi dan

    Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008-2009 menunjukkan bahwa 55% ibu

    menyusui mengalami mastitis dan putting susu lecet. Puting susu lecet terjadi

    karena dua faktor, yaitu karena kondisi puting yang jarang dibersihkan dan

    posisi ibu saat menyusui yang kurang benar, hal tersebut disebabkan karena

    kurangnya perawatan payudara selama kehamilan.

    Seorang ibu diharapkan tidak memiliki unsur keterpaksaan di saat

    menyusui bayinya. Oleh karena menyusui merupakan sebuah usaha untuk

    memberikan kehidupan awal bagi bayi, ibu mungkin akan merasa sangat

    bahagia sekaligus bangga karena bisa menyusui si kecil, terutama setelah

    kehamilan anak pertama. Hal tersebut menjadi pengalaman pertama ibu

    dalam hal menyusui bayi. Jika ibu dipenuhi rasa cinta, sabar, tekun, percaya

    diri, dan menggunakan cara-cara yang benar, maka ibu akan berhasil

    menyusui bayinya ( Indarti , 2007 ).

    Demi keberhasilan menyusui, payudara memerlukan perawatan sejak

    dini secara teratur. Perawatan selama kehamilan bertujuan agar selama masa

    menyusui kelak produksi ASI cukup, tidak terjadi kelainan pada payudara dan

    agar bentuk payudara tetap baik setelah menyusui ( Nugroho, 2011).

    Berbagai komplikasi yang sering dialami selama masa menyusui

    antara lain putting susu nyeri, putting susu lecet, payudara bengkak dan

    mastitis atau abses payudara sehingga ibu harus tetap melakukan perawatan

  • 3

    payudara secara benar, baik untuk mempersiapkan masa menyusui

    (selama kehamilan) dan selama masa menyusui (Kristiyanasari , 2009).

    Berdasarkan studi pendahuluan di BPS Sunarsi Sumberlawang Sragen

    pada bulan Juli Agustus 2012, jumlah ibu hamil tercatat 45 orang dan 10

    orang berhasil diwawancarai oleh peneliti dengan jumlah ibu hamil yang

    melakukan perawatan payudara sehari-hari 3 orang dan telah mengerti

    pentingnya perawatan payudara masa kehamilan, sedangkan yang tidak

    melakukan perawatan payudara tercatat 7 orang yang sama sekali belum

    mengerti tentang pentingnya perawatan payudara masa kehamilan.

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis bermaksud

    melakukan penelitian guna mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu

    Primigravida Tentang Perawatan Payudara di BPS Sunarsi Sumberlawang

    Sragen Tahun 2013.

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian

    ini adalah Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang

    Perawatan Payudara Di BPS Sunarsi Sumberlawang Sragen Tahun 2013 ?

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Mengetahui tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan

    payudara di BPS Sunarsi Sumberlawang Sragen.

  • 4

    2. Tujuan Khusus

    a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan

    payudara di BPS Sunarsi Sumberlawang Sragen pada tingkat baik.

    b. Mengatahuitingkat pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan

    payudara di BPS Sunarsi Sumberlawang Sragen pada tingkat cukup

    c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan

    payudara di BPS Sunarsi Sumberlawang Sragen pada tingkat kurang

    D. Manfaat Penelitian

    Hasil yang di peroleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

    manfaat kepada :

    1. Bagi ilmu pengetahuan

    Untuk menambah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan tingkat

    pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan payudara.

    2. Bagi diri sendiri

    Menambah ilmu pengetahuan, wawasan dan sekaligus untuk mengasah

    ketajaman berfikir secara kritis melalui penelitian tentang tingkat

    pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan payudara untuk

    meningkatkan produksi ASI nya.

    3. Bagi Institusi Pendidikan Kebidanan

    a. BPS atau pelayanan kesehatan

    Dapat digunakan sebagai acuan dan masukan dalam upaya

    meningkatkan mutu pelayanan dengan meningkatkan pengetahuan ibu

  • 5

    primigravida melalui penyuluhan-penyuluhan tentang perawatan

    payudara.

    b. Pendidikan

    Sebagai bahan referensi tambahan guna meningkatkan pengetahuan

    mahasiswa tentang tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang

    perawatan payudara.

    E. Keaslian Penelitian

    Yuliana, Intan (2012), dengan judul Tingkat pengetahuan Ibu Menyusui

    Tentang Perawatan Payudara di BPS Ariyanti Gemolong, Sragen,

    metode yang digunakan adalah diskriptif, dengan pendekatan cross

    sectional menggunakan data primer dan sekunder, dengan sample yang

    digunakan adalah ibu nifas yang melahirkan di BPS Ariyanti Gemolong

    Sragen. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan

    hasil penelitian sebagian besar tingkat pengetahuan 28 (80,0%) responden

    tentang Perawatan payudara termasuk responding cukup. Persamaannya

    terletak pada jenis penelitian, lokasi, populasi, pengambilan sampel, dan

    teknik sampel yang digunakan. Sedangkan perbedaannya terletak pada

    responden, dari keaslian diatas menggunakan responden ibu nifas.

    F. Sistematika Penulisan

    Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini terdiri dari 5 BAB sistematika

    penulisan sebagai berikut :

  • 6

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah,

    tujuan penelitian, manfaat penalitian, keaslian penelitian dan

    sistematika penulisan.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Menjelaskan teori-teori dari masalah yang akan diteliti, yaitu teori

    tentang pengetahuan meliputi pengertian tingkat pengetahuan,

    factor- factor yang mempengaruhi pengetahuan, sumber

    pengetahuan, pengukuran pengetahuan, Menjelaskan teori-teori

    dari masalah yang akan diteliti, yaitu teori tentang pengetahuan

    meliputi pengertian tingtkat pengatahuan, factor- factor yang

    mempengaruhi pengetahuan, sumber pengetahuan, tinjauan teori

    pengetahuan primigravida, perawatan payudara kerangka, teori

    kerangka konsep

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    Berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu

    penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel,

    instrument penelitian, teknik pengumpulan data, variable

    penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisa

    data, etika penelitian.

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Bab ini berisikan tentang hasil penelitian, pembahasan hasil

    penelitian serta keterbatasan penelitian

  • 7

    BAB V PENUTUP

    Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian dan saran

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. TinjauanTeori

    1. Pengetahuan

    a. Pengertian

    Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil tahu,

    dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu

    objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indera penglihatan,

    pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

    manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau

    kognitif merupakan domain penting untuk menentukan tindakan

    seseorang (Over behavior), karena dari pengalaman dan penelitian

    membuktikan bahwa perilaku didasari oleh pengetahuan. Penelitian

    Rogers (1974) dalam buku Notoatmodjo (2003) mengungkapkan

    bahwa sebelum orang tersebut menghadapi perilaku baru

    (berperilaku baru ) dalam arti orang tersebut terjadi proses berurutan,

    yakni :

    1) Awarness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam

    arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

    2) Interest (merasa tertarik) dimana orang mulai tertarik kepada

    stimulus atau objek tersebut.

  • 9

    3) Evaluation (menimbang-nimbang baik buruknya tindakan

    terhadap stimulus atau objek tersebut bagi dirinya). Hal ini

    berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

    4) Trial, dimana orang telah melalui mencoba melakukan sesuatu

    sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

    5) Adaptation, dimana object telah berperilaku baru sesuai dengan

    pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

    Namun demikian dari perilaku baru atau adaptasi perilaku melalui

    proses seperti itu, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan

    sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng

    (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh

    pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama, pada

    perilaku itu sendiri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti

    :pendidikan, budaya, perilaku, usia, dan sumber informasi

    (Notoatmodjo, 2005).

    b. Tingkat pengetahuan

    Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang mencakup

    didalam Domain Kognitif dibagi menjadi 6 tingkatan, yaitu:

    1) Tahu (Know)

    Diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah di

    pelajari sebelumnya atau pengetahuan mengingat kembali

    terhadap apa yang telah diterima juga bisa dikatakan suatu kata

  • 10

    kerja untuk mengukur tingkat pengetahuan seseorang atau

    tentang apa yang telah di pelajari.

    Antara lain ibu bisa menyebutkan, menguraikan, menyatakan

    bahwa perawatan payudara sangat penting.

    2) Memahami (Komprehesion).

    Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

    benar tentang objek yang di ketahuinya seorang atau ibu yang

    telah paham dengan materi yang di berikan dia harus

    menyebutkan contoh, menjelaskan, mengumpulkan tentang

    materi yang di pelajari misalnya: menjelaskan mengapa

    perawatan payudara itu penting.

    3) Aplikasi (Aplication).

    Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

    telah di pelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya misal: bisa

    mempraktekkan cara perawatan payudara.

    4) Analisa (Analisis)

    Analisa adalah suatu kemampuan untuk materi atau bisa

    diartikan sebagai kemampuan si ibu untuk membedakan

    keadaan payudara normal dan tidak.

    5) Sintesis (Syintesis)

    Suatu kemampuan untuk menghubungkan atau menyusun

    informasi baru.

  • 11

    6) Evaluasi.

    Suatu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu

    materi penilaian berdasarkan suatu kriteria yang di tentukan

    sendiri, misal: ibu dapat membandingkan antara payudara yang

    di rawat rutin dengan tidak di rawat.

    c. Faktor- Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

    Faktor internal

    a) Umur

    Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

    sampai saat berulang tahun, semakin cukup umur tingkat

    kematangan dan kekuatan seseorang maka akan lebih matang

    dalam berfikir logis (Nursalam, 2009).

    b) Pendidikan

    Menurut Koencoroningrat (2008) bahwa pendidikan diperlukan

    untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang

    kesehatan sehingga meningkatkan kualitas hidup. Oleh sebab itu

    makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah

    menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan

    yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan

    menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai

    yang baru diperkenalkan. (Nursalam, 2009).

  • 12

    c) Pengalaman

    Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman

    itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran

    pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat

    digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan.

    (Nursalam, 2009).

    d) Pekerjaan

    Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu,

    bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap

    kehidupan keluarganya (Nursalam, 2009).

    Faktor eksternal

    a) Informasi

    Informasi adalah penerangan, pemberitahuan, kabar atau berita

    tentang suatu keseluruhan makna yang menunjang amanat.

    Informasi memberikan pengaruh kepada seseorang meskipun

    orang tersebut mempunyai tingkat pendidikan rendah tetapi jika

    ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media, maka

    hal ini akan dapat meningkatkan pengetahuan orang tersebut.

    (Nursalam dan Siti Pariani, 2009).

    b) Lingkungan

    Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia

    dan pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dan

    perilaku orang atau kelompok. (Nursalam, 2009).

  • 13

    c) Sosial budaya

    Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan

    seseorang. Seseorang memperoleh sesuatu kebudayaan dalam

    hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang

    mengalami proses belajar memperoleh sesuatu pengetahuan.

    (Nursalam, 2009).

    d. Cara Memperoleh Pengetahuan

    1) Cara Tradisional atau non ilmiah

    a) Coba dan salah (Trial and error)

    Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya peradaban pada

    waktu itu apabila seseorang menghadapi masalah, upaya

    pemecahan dengan cara coba-coba saja. Cara ini

    kemungkinan bisa memecahkan masalah, apabila tidak

    berhasil dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah

    terselesaikan.

    b) Kekuasaan atau Otoriter

    Sumber pengetahuan ini berupa pemimpin masyarakat baik

    formal maupun informal, ahli agama, pemegang

    pemerintahan dan sebagai berikut. Pengetahuan dapat

    diperoleh berdasarkan otoritas, baik tradisi otoritas

    pemerintahan, agama, maupun ahli pengetahuan. Dimana

    prinsip ini orang berpendapat dikemukakan oleh orang yang

    mempunyai otoritas tanpa menguji dulu membuktikan

  • 14

    kebenarannya berdasarkan fakta empiris atau penalaran

    sendiri.

    c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

    Pengalaman pribadi dapat digunakan untuk memperoleh

    pengetahuan, dengan cara mengulang kembali pengalaman

    yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang di hadapi

    dimasa lalu bila ada kegagalan dengan cara ini maka

    akandiulang dengan cara ini dan berusaha mencari cara lain

    sampai memecahkan masalah.

    2) Cara modern atau Ilmiah

    Cara baru memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih

    sistematis, logis, dan ilmiah yang disebut metode ilmiah.

    Kemudian metode berfikir induktif bahwa dalam memperoleh

    kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung

    membuat pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan

    objek yang diamati. (Notoadmodjo, 2005).

    e. Kriteria pengetahuan

    Pengetahuan dapat dikategorikan menjadi:

    Penilaian-penilaian didasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan

    sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya,

    dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak

    yang kekurangan gizi. Menurut Nursalam (2008) kriteria untuk

    menilai dari tingkatan pengetahuan menggunakan nilai:

  • 15

    1) Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1SD

    2) Cukup : bila nilai responden mean 1SD x mean + 1 SD

    3) Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean 1SD

    2. Kehamilan

    a. Pengertian

    Menurut Federasi Obstetri ginekologi Internasional, kehamilan

    didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

    ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari

    saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

    berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan

    menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,

    dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester

    kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga

    13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Sarwono, 2012).

    b. Klasifikasi ibu hamil berdasarkan paritas

    Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida

    1) Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama

    kalinya. Dimana pada masa ini pengetahuan ibu tentang kesehatan

    ibu dan anak sangatlah kurang sehingga perlu diberikan banyak

    informasi tentang KIA terutama masalah perawatan payudara

    karena baru pertama kali akan menjadi seorang ibu menyusui.

  • 16

    2) Multigravida adalah Seorang wanita yang pernah melahirkan anak

    hidup beberapa kali, dimana persalinan tersebut tidak lebih dari

    empat kali (ilmu kebidanan, 2009).

    c. Tujuan Asuhan Antenatal

    Menurut Jannah (2012), pemberian asuhan antenatal pada masa

    kehamilan sangat penting dilakukan terutama pada ibu primigravida.

    Karena pada masa ini adalah masa dimana ibu belum pernah

    mengalami kehamilan sebelumnya. Dan ibu memerlukan tenaga

    kesehatan, terutama bidan untuk menjelaskan Konseling Informasi

    dan Edukasi (KIE) tentang perawatan payudara dengan tujuan untuk

    mempersiapkan ibu agar mampu dan terampil dalam memberikan ASI

    Eksklusif danbayi dapat tumbuh kembang secara normal dan sehat.

    3. Perawatan Payudara

    a. Definisi

    Perawatan payudara sering disebut Breast Care yang bertujuan

    untuk memelihara kebersihan payudara dan memperbanyak atau

    memperlancar produksi ASI Jumiati (2007). Dengan melakukan

    Perawatan payudara selama hamil yang sering disebut dengan Breast

    Care During Pregnancy diharapkan segala permasalahn kehamilan

    dapat ditangani (Kristiyanasari, 2009).

    b. Fisiologi Laktasi

    Selama kehamilan, hormone estrogen dan progesterone

    menginduksi (membangkitkan) perkembangan alveolus dan dukus

  • 17

    (lactiferus duct) di dalam mammae (payudara), disamping

    menstimulasi (merangsang) produksi kolostrum (Perinansia, 2006).

    Namun demikian saat ini belum ada produksi ASI. Sesudah

    bayi dilahirkan, disusul kemudian terjadi peristiwa penurunan kadar

    hormon estrogen. Penurunan kadar hormon estrogen ini mendorong

    naiknya kadar prolaktin. Mulailah aktivitas produksi ASI berlangsung

    (Saryono, 2009).

    Ketika bayi mulai menyusu pada ibunya, aktivitas bayi

    menyusu pada mammae ini menstimulai terjadinya produksi prolaktin

    yang terus menerus secara berkesinambungan. Sekresi ASI sendiri,

    berada dibawah pengaruh atau kendali oleh neuro-endokrin.

    Rangsangan sentuhan pada payudara yakni ketika bayi menghisap

    puting susu menyebabkan timbulnya rangsangan yang menyebabkan

    terjadinya produksi oksitosin. Oksitosin merangsang terjadinya

    kontraksi sel-sel miopitel (Perinansia, 2006).

    Proses ini disebut refleks let down atau pelepasan ASI.

    Setelah berlangsung beberapa hari, emosi dapat berpengaruh pada

    fisiologi pelepasan ASI. Sebagai contoh rasa takut, lelah, malu, pendek

    kata kondisi stress pada ibu dapat menghambat pelepasan ASI keluar

    payudara.

    Pada tahap awal emosi ibu tersebut sama sekali tidak

    bepengaruh. Baru setelah bayi menghisap ASI pada hari-hari

  • 18

    berikutnya (tidak sama pada setiap ibu, hari keberapa) maka emosiibu

    berpengaruh pada pelepasan ASI tersebut (Perinansia, 2006).

    Hisapan bayi pada mammae ibu dapat merangsang atau

    memicu pelepasan ASI dari alveolus mammae melalui duktus ke sinus

    laktiferus. Secara fisiologi, hisapan bayi pada mammae ibu

    mearangsang produksi oksitosin oleh kelenjar hipofisis posterior.

    Oksitosin memasuki darah dan menyebabkan kontraksi sel-sel khusus

    (sel-sel mioepitel) yang mengelilingi alveolus mammae dan duktus

    laktiferus. Kontraksi sel-sel khusus ini mendorong ASI keluar dari

    alveolus melalui duktus laktiferus menuju ke sinus laktiferus dan

    disana ASI tersebut akan disimpan. Pada saat bayi menghisap puting

    payudara, ASI didalam sinus tertekan keluar, ke mulut bayi. Gerakan

    ASI dan sius ini dinamakan let down atau pelepasan. Dikemudian

    hari atau pada akhirnya, let down tersebut dapat dipicu tanpa

    rangsangan hisapan. Mendengar bayi menangis saja bahkan

    memikirkan kondisi bayinya sajapun dapat terjadi let down tersebut.

    Menurut Pearce C.E. (2005), laktasi atau pengeluaran susu serta

    penyaluran keluar payudara sewaktu dihisap adalah fungsi payudara.

    Hal ini dapat diuraikan menjadi dua tahap :

    1) Sekresi air susu (terjadinya didalam jaringan payudara)

    2) Pengeluaran dari payudara (Suherni, dkk, 2008)

  • 19

    c. Perawatan payudara masa kehamilan

    Menurut Saryono (2009), Kondisi kehamilan membuat banyak

    perubahan pada wanita. Dilihat dari segi fisik perubahan-perubahan itu

    antara lain berat badan bertambah, perubahan pada kulit, dan

    perubahan pada payudara. Daerah puting juga memiliki banyak

    kelenjar minyak keringat yang berfungsi agar kulit puting senantiasa

    lembut, lentur, dan terlindungi dari iritasi akibat hisapan bayi. Minyak

    yang timbul dari kelenjar ini membunuh kuman di sekitar puting .

    sementara itu, ASI sendiri dapat membunuh kuman. Selam hamil,

    puting menjadi lebih besar. Kadang, kelenjar minyak di daerah ini

    menjadi terlihat besar seperti benjolan di daerah areola.

    Perawatan payudara selama kehamilan adalah salah satu

    bagian penting yang harus diperhatikan sebagai persiapan dalam

    pemberian ASI. Kenapa ASi eksklusif penting tak lain karena pada

    usia tersebut sesungguhnya bayi belum mampu mencerna makanan

    lain selain ASI. Di samping memang ginjalnya belum cukup sempurna

    untuk mengeluarkan sisa-sisa pembakaran makanan, enzim-enzim

    dalam usus juga belum banyak untuk mencerna makanan lain. Pada

    saat hamil, terjadi pembengkakan dari payudara akibat pengaruh

    hormonal termasuk juga pembengkakan dari puting susu, selain itu

    daerah sekitar puting warnanya akan lebih gelap. Dengan adanya

    pembengkakan tersebut, payudara menjadi mudah teriritasi bahkan

  • 20

    mudah luka., oleh karenaitu biasanya perlu dilakukkan perawatan

    payudara selama hamil.

    d. Tahapan Perawatan Payudara

    Menurut Saryono (2009), tahapan perawatan payudara saat kehamilan,

    yaitu :

    1) Kehamilan usia 3 bulan

    Periksa puting susu untuk mengetahui apakah puting susu datar

    atau masuk ke dalam dengan cara memijat dasar puting susu

    secara perlahan. Puting susu yang normal akan menonjol keluar.

    Apabila puting susu tetap datar atau masuk kembali ke dalam

    payudara, maka sejak hamil 3 bulan harus dilakukan perbaikan

    agar bisa menonjol. Caranya dengan menggunakan kedua jari

    telunjuk atau ibu jari, daerah di sekitar puting susu diurut ke arah

    berlawanan menuju ke dasar payudara sampai semua daerah

    payudara. Dilakukan sehari dua kali selama 6 menit.

    2) Kehamilan usia 6-9 bulan

    a) Kedua telapak tangan dibasahi dengan minyak kelapa

    b) Puting susu sampai areola mammae ( daerah sekitar puting

    dengan warna lebih gelap) dikompres dengan minyak kelapa

    selama 2-3 menit. Tujuannya untuk memperlunak kotoran

    atau kerak yang menempel pada puting susu sehingga mudah

    dibersihkan

  • 21

    c) Jangan membersihkan dengan alkohol atau yang lainnya yang

    bersifat iritasi karena dapat menyebabkan puting susu lecet

    d) Kedua puting susu dipegang lalu ditarik, diputarkearah dalam

    dan ke arah luar (searah dan berlawanan jarum jam)

    e) Pangkal payudara dipegang dengan kedua tangan, lalu diurut

    kearah puting susu sebanyak 30 kali sehari

    f) Pijat kedua areola mammae hingga keluar 1-2 tetes

    g) Kedua puting susu dan sekitarnya dibersihkan dengan handuk

    kering dan bersih

    h) Pakailah BH yang tidak ketat dan bersifat menopang

    payudara, jangan memakai BH yang ketat dan menekan

    payudara. Bila BH sudah mulai terasa sempit, sebaiknya

    menggantinya dengan BH yang pas dan sesuai dengan ukuran

    untuk memberikan kenyamanan dan juga support yang baik

    untuk payudara. Bila berencana untuk menyusui, dapat

    memulai menggunakan BH untuk menyusui pada akhir

    kehamilan. Pilihlah BH yang ukuranya sesuai dengan

    payudara, memakai BH yang mempunyai ukuran yang tidah

    sesuai dengan ukuran payudara dapat menyebabkan infeksi

    seperti mastitis (suatu infeksi pada kelenjar susu di payudara).

  • 22

    e. Dampak jika tidak dilakukan perawatan payudara

    Apabila selama masa kehamilan ibu tidak melakukan perawatan

    payudara, dan perawatan tersebut hanya dilakukan pasca

    persalianan, maka akan menimbulkan beberapa permasalahan,

    seperti :

    1) ASI tidak keluar, susu akan keluar setelah beberapa hari

    kemudian

    2) Puting susu tidak menonjol (puting inverted) sehingga bayi

    sulit menghisap

    3) Produksi ASI sedikit dan tidak lancar sehingga tidak cukup

    dikonsumsi bayi

    4) Infeksi pada payudara, payudara bengkak atau bernanah

    5) Muncul benjolan di payudara

    f. Tahapan perawatan puting susu

    Puting susu memegang peranan penting dalam proses menyusui.

    ASI akan keluar dari lubang-lubang puting susu. Oleh karena itu,

    puting susu harus dijaga sehingga bisa bekerja dengan baik. Perlu

    diketahui bahwa tidak semua wanita memiliki puting susu dengan

    bentuk datar atau puting susu yang masuk kedalam. Kedua puting

    susu tersebut tetap dapat mengeluarkan ASI jika dirawat dengan

    baik dan benar.

    Berikut ini langkah-langkah untuk mendapatkan puting susu yang

    sehat dan baik :

  • 23

    1) Kedua puting susu dikompres dengan kapas yang telah

    dibasahi minyak selama lima menit agar kotoran disekitar

    puting susu mudah terangkat.

    2) Jika puting susu normal, dilakukan perawatan sebagai berikut :

    Oleskan minyak pada ibu jari dan telunjuk, lalu tekankan pada

    puting susu. Lakukan gerakan memutar kearah kanan sebanyak

    30 kali putaran untuk kedua puting susu, gerakan ini

    meningkatkan elastisitas otot puting susu.

    3) Jika puting susu datar atau masuk kedalam, lakukan tahap

    sebagai berikut :

    Letakan kedua jari disebelah kiri dan kanan puting susu,

    kemudian tekanan dihentakan kearah luar menjauhi puting

    susu secara perlahan. Letakkan ibu jari di atas dan di bawah

    puting susu, lalu tekan dan hentakan kearah luar menjauhi

    puting susu secara perlahan (Huliana, 2003)

    g. Manfaat Perawatan Payudara saat kehamilan

    Menurut (Saryono, 2009), perawatan payudara saat kehamilan

    memiliki beberapa manfaat, antara lain :

    1) Menjaga kebersihan payudara terutama kebersihan puting susu

    2) Melenturkan dan menguatkan puting susu sehingga

    memudahkan bayi untuk menyusu,

    3) Merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI

    banyak dan lancar

  • 24

    4) Dapat mendeteksi kelainan-kelainan payudara secara dini dan

    melakukan upaya untuk mengatasinya

    5) Mempersiapkan mental (psikis) ibu untuk menyusui

  • 25

    Definisi

    Manfaat perawatan

    payudara

    Fisiologi Laktasi

    Perawatan

    payudara masa

    kehamilan

    Masa

    kehamilan

    4. Kerangka Teori

    Sumber : Notoatmojo (2007), suherni (2009) modifikasi

    Gambar 2.1 kerangka teori

    Perawatan

    payudara

    Pengetahuan

    ibu

    primigravida

    Tahapan perawatan

    payudara

    1. Umur

    2. Pendidikan

    3. Paritas

    4. Pekerjaan

    5. Informasi

    6. Sosial dan ekonomi

  • 26

    5. Kerangka Konsep Penelitian

    Gambar 2.2 Kerangka Konsep

    Keterangan :

    = Variabel Yang diteliti

    = Variabel Yang Tidak Diteliti

    Pengetahuan ibu

    primigravida tentang

    perawatan payudara

    baik

    cukup

    kurang

    1. Umur

    2. Pendidikan

    3. Pekerjaan

  • 27

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Dan Rancangan Penelitian

    Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

    Deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan fenomena yang ditemukan

    dan hasil penelitian disajikan apa adanya (Sugiyono, 2007). Penelitian

    deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa

    yang penting yang terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan

    secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual dari pada

    menyimpulkan (Nursalam, 2008). Penelitian deskriptif kuantitatif adalah

    penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu fenomena dengan berbentuk

    angka-angka ( Hidayat, 2007). Pada penelitian ini menggambarkan tingkat

    pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan payudara di BPS Sunarsi

    Sumberlawang Sragen.

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian

    1. Lokasi

    Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama

    kasus berlangsung (Notoatmodjo, 2003). Penelitian ini dilakukan di BPS

    Sunarsi Sumberlawang Sragen.

  • 28

    2. Waktu Penelitian

    Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk

    memperoleh data studi kasus yang dilaksanakan (Budiarto, 2005).

    Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juni 2013.

    C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

    1. Populasi

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

    subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

    ditetapkan oleh penneliti dan dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya

    (Hidayat, 2007). Populasi pada penelitian di BPS Sunarsi Sumberlawang

    Sragen adalah ibu primigravida sebanyak 30 responden.

    2. Sampel

    Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

    (Arikunto, 2010). Jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua,

    tetapi jika populasi lebih 100 dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25%

    atau lebih (Arikunto, 2006). Pada penelitian ini sampel yang diambil yaitu

    30 ibu primigravida di BPS Sunarsi.

    3. Teknik sampling

    Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang

    digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah

    sampel akan mewakili keseluruhuan populasi yang ada (Alimul, 2007).

    Dalam penelitian ini teknik sampling dengan menggunakan total

  • 29

    sampling yaitu teknik penelitian sampel bila semua anggota dijadikan

    sampel (Sugiyono, 2007).

    D. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh

    responden. Kuesioner adalah sejumlah penyataan tertulis yang digunakan

    untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-

    hal yang ia ketahui dan sudah disediakan jawabannya (Arikunto, 2006).

    Kuesioner diambil dari sumber teori tentang perawatan payudara pada ibu

    primigravida. Pernyataan terdiri dari pernyataan positif (favorable) dan

    pernyataan negatif (unfavorabel) dengan pilihan jawaban benar dan salah,

    penilaian pernyataan positif (favorable) jika benar

    dengan skor 1 dan jika salah dengan skor 0. Pernyataan negatif

    (unfavorable) jika benar dengan skor 0 dan jika salah denga skor 1. Pengisian

    kuisioner tersebut dengan pemberian tanda centang ( ) pada jawaban yang

    dianggap benar

  • 30

    Tabel 3.1

    Kisi-Kisi Pernyataan

    Variabel Sub Variabel Pernyataan Jumlah

    Soal

    Favorable Unfavorable

    Pengetahuan

    ibu

    primigravida

    tentang

    perawatan

    payudara

    1. Definisi

    2. Manfaat

    perawatan

    payudara

    3. Fisiologi

    Laktasi

    4. Perawatan

    payudara masa

    kehamilan

    5. Tahapan

    perawatan

    payudara

    1,2,3

    4,5,33

    11,12

    7,8,9,14,15,

    27,28,29,31

    17,18,19,20,

    21,22,24,25

    10

    6,13,26,30,

    35

    16,23

    3

    4

    2

    14

    10

    Jumlah 33

    Kuisioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas

    dan reabilitas dengan karakteristik seperti sejenis si luar lokasi penelitian.

    1. Uji Validitas

    Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat

    kevalidan atau kesahiihan suatu instrumen (Arikunto, 2006). Validitas

  • 31

    adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrument pengukur

    mampu mengukur apa yang ingin diukur ( Riwidikdo, 2010).

    Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus Korelasi

    Pearson Product Moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai

    rhitung>rtabel. Menurut Riwidikdo (2010), rumus product moment adalah

    : Keterangan :

    N : jumlah responden : koefisien korelasi product moment x : Skor pernyataan

    y : skor total

    xy : skor pernyataan dikalikan skor total

    Uji validitas dikatakan valid apabila besarnya hitung lebih

    besar dari tabel atau secara lebih mudah bila nilai p-value < dari

    0,05 (Riwidikdo, 2010).

    Uji validitas telah dilaksanakan di BPS Nina Kecamatan

    Sumberlawang Kabupaten Sragen pada bulan Januari 2013. Untuk

    menarik kesimpulan mengenai validitas suatu item, statistik rhitung

    dibandingkan dengan rtabel untuk 30 ibu primigravida dan signifikasi

    5% yaitu 0.361, sedangkan untuk signifikasi 1% yaitu sebesar 0.463.

    kriteria pegambilan keputusan yang dipergunakan adalah jika nilai

  • 32

    rhitung lebih besar dari rtabel maka item tersebut valid. Setelah 36 soal

    dilakukan uji validitas didapatkan hasil 33 soal valid dan 3 soal tidak

    valid yaitu pada soal nomer 10, 21 dan 29. Kemudian 3 soal yang tidak

    valid tersebut dihilangkan.

    2. Uji Reabilitas

    Reabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen

    cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

    karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan

    bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban

    tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,

    maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya

    (Arikunto, 2006).

    Untuk menguji reabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha

    Chrobach dengan bantuan program komputer SPSS for windows.

    Rumus Alpha Chrobach adalah sebagai berikut :

    Keterangan : = Reabiltas instrument k = banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal = jumlah varian butir =Varians total

  • 33

    Kuesioner dinyatakan reliable bila nilai alpha chrobach > rkriteria (0,75)

    (Riwidikdo, 2010). Setelah 33 soal dilakukan uji reabilitas terhadap 30

    responden di BPS Nina Pagak Kecamatan Sumberlawang Kabupaten

    Sragen dapat diperoleh hasil reliabel karena besar Alpha Chrobach 0,939

    > 0,75

    E. Teknik Pengumpulan Data

    Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar

    pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner pada ibu primigravida di

    BPS Sunarsi, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden

    disuruh mengisi quesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu

    juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari :

    1. Data Primer

    Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek

    penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2006).

    Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner

    tentang perawatan payudara yang diisi ibu primigravida di BPS Sunarsi

    Sragen.

    2. Data Sekunder

    Data sekunder adalah data yang didapat secara langsung dari objek

    penelitian (Riwidikdo, 2006). Data sekunder didapatkan dari data rekam

    medis di BPS Sunarsi Sragen tentang jumlah ibu primigravida.

  • 34

    F. Variabel Penelitian

    Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

    yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

    tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007).

    Dalam penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu Pengetahuan Ibu

    primigravida tentang perawatan payudara.

    G. Definisi Operasional

    Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang

    lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti

    Notoatmodjo (2010)

    Tabel 3.2

    Definisi Operasional

    Nama

    Variabel

    Pengertian Indikator Skala

    Pengetahuan

    ibu tentang

    perawatan

    payudara

    Kemampuan

    ibu

    menjawab

    kuesioner

    perawatan

    payudara

    1. Baik : Bila nilai responden yang

    diperoleh (x) > mean + 1SD

    2. Cukup : bila nilai responden mean

    1SD x mean + 1 SD 3. Kurang : Bila nilai responden yang

    diperoleh (x) < mean 1SD

    Ordinal

    H. Metode pengolahan dan Analisi Data

    1. Pengolahan Data

    Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya

    adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Arikunto (2006)

    adalah :

    a. Editing

  • 35

    Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari

    kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian

    dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing

    dilakukan di lapangan sehingga bia terjadi kekurangan atau tidak

    sesuai dapat segera dilengkapi.

    b. Coding

    Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap

    dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data

    selanjutnya.

    c. Tabulating

    Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban

    kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan

    kedalam tabel.

    2. Analisa Data

    Analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari

    hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan

    presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini hanya

    mmendeskripsikan pengetahuan responden tentang Tingkat Pengetahuan

    Ibu Primigravida tentang Perawatan Payudara.

    Menurut Riwidikdo (2009), maka digunakan perhitungan sebagai berikut :

    Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1SD

    Cukup : Bila nilai responden mean 1SD x mean + 1 SD

    Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean 1SD

  • 36

    Menurut Riwidikdo (2009) , rumus mean yaitu :

    Rumus : Keterangan :

    X : rata- rata (mean)

    x : Jumlah seluruh jawaban responden

    n : jumlah responden

    Menurut Riwidikdo (2009), simpangan baku (standart deviation)

    adalah ukuran yang dapat di pakai untuk mengetahui tingkat penyebaran

    nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya.

    Rumus :

    Keterangan :

    x : Nilai responden

    n : jumlah responden

    I. Etika Penelitian

    Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian

    dengan memperhatikan maslah etika menurut Hidayat (2007), meliputi :

    1. Informed consent (lembar persetujuan menjadi responden)

  • 37

    Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subjek penelitian peneliti

    menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta

    manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan,

    lembar persetujuan diberikan kepada subjek penelitian. Jika subjek

    penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar

    persetujuan, namun jika subjek penelitian menolak untuk diteliti maka

    mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subjek

    penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan

    tetap menghormati haknya.

    2. Anonimity (tanpa nama)

    Untuk menjaga kerahasiaan subjek penelitian, peneliti tidak

    mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan

    inisial dan memberi nomor pada masing masing lembar tersebut.

    3. Confidentiality (kerahasiaan)

    Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian

    dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan

    disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.

  • 38

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum

    Penelitian ini dilakukan di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen dengan

    jumlah responden 30 responden. BPS Sunarsi terletak di Desa Sumberlawang

    kabupaten Sragen dengan luas BPS 96 m. Sebelah timur berbatasan dengan

    Desa Pagak, sebelah barat berbatasan dengan Desa Ngandul, sebelah selatan

    berbatasan dengan Desa Mojopuro dan sebelah utara berbatasan dengan Desa

    Tlogotirto. Secara umum jenis pelayanan yang diberikan di BPS Sunarsi

    Kabupaten Sragen antara lain pelayanan kesehatan yang meliputi ANC

    (Ante Natal Care), persalinan normal, KB, Imunisasi, konseling gizi dan

    pelayanan balita. Tenaga Kesehatan di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen yaitu

    terdiri 1 bidan sebagai pimpinan BPS dan 1 bidan sebagai asisten bidan.

    Fasilitas untuk mendukung pelayanan rawat inap khususnya persalinan sudah

    cukup memadai, yaitu 1 ruang nifas ibu dan bayi dirawat dengan sistem rawat

    gabung (rooming in) selama 24 jam penuh, 1 ruang bersalin, 1 ruang

    pemeriksaan. Keadaan BPS Sunarsi Sragen dengan tempat pelayanan bersih,

    dan lingkungan yang nyaman.

  • 39

    B. Hasil Penelitian

    Penelitian ini mengambil judul Tingkat Pengetahuan Ibu

    Primigravida tentang Perawatan Payudara di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen

    dengan jumlah responden 30 orang.

    Setelah dilakukan penelitian didapatkan nilai mean dan standar deviasi

    yaitu :

    Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi

    Variabel Mean Standar Deviasi

    Tingkat Pemgetahuan Ibu

    Primigravida tentang Perawatan

    Payudara

    23.3 5,04

    Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1SD

    x > 23,3+ 1x 5,04 = x > 28,34

    Jadi pengetahuan baik jika nilai responden > 28,34

    Cukup : Bila nilai responden mean 1 SD x mean + 1 SD

    23,31x 5,04 x 23,3 +1x 5,04 = 18,26 x 28,34

    Jadi pengetahuan cukup jika nilai responden 18,26 x

    28,34

    Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh ( x ) < mean 1 SD

    ( x ) < 23,3 1 x 5,04 = x < 18,34

    Jadi pengetahuan kurang jika nilai responden < 18,34

  • 40

    Sehingga tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan payudara

    di BPS Sunarsi Kabupaten sragen didapatkan hasil sebagai berikut :

    Tabel 4.2 Frekuensi tingkat Pengetahuan Ibu Primigravida tentang

    Perawatan Payudara di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen

    No Pengetahuan Jumlah Prosentase ( % )

    1 Baik 1 3,3

    2 Cukup 28 93,4

    3 Kurang 1 3,3

    Total 30 100

    Sumber : Data Primer, 2012

    Berdasarkan tabel diatas tingkat pengetahuan ibu primigravida

    tentang perawatan payudara di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen dapat

    dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 1 responden (3,33%),

    pengetahuan cukup sebanyak 28 responden (93,4%), dan pengetahuan

    kurang sebanyak 1 responden (3,33%). Jadi Tingkat pengetahuan Ibu

    Primigravida tentang perawatan payudara di BPS Sunarsi kabupaten

    Sragen mayoritas dapat dikategorikan pengetahuan cukup yaitu sebanyak

    28 responden (93,4%).

    C. Pembahasan

    Tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan payudara di

    BPS Sunarsi Kabupaten Sragen dapat dikategorikan pengetahuan baik

    sebanyak 1 responden (3,33%), pengetahuan cukup sebanyak 28 responden

    (93,4%), pengetahuan kurang sebanyak 1 responden (3,33%).

    Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu primigravida

    tentang perawatan payudara di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen mayoritas

  • 41

    dapat dikategorikan pengetahuan cukup yaitu sebanyak 28 responden (93,4%).

    Berdasarkan beberapa teori, pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor,

    seperti yang diungkapkan oleh Soekanto (2005), faktor usia mempengaruhi

    terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan

    semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga

    pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik, individu akan lebih

    berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak

    melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia

    tua dan akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.

    Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan

    semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.

    Tetapi teori tersebut tidak dapat dibuktikan, karena berdasarkan hasil

    penelitian yang didapatkan usia responden mayoritas antara 21-30 tahun

    dengan rata-rata tingkat pengetahuan yang sama. Menurut Muhibbin Syah

    (2003) pada salah satu bukunya berjudul Psykologi Pendidikan bahwa usia

    21-30 termasuk dalam masa dewasa awal (early adulthood ) yaitu fase

    perkembangan saat seorang remaja mulai memasuki masa dewasa yang sudah

    mampu untuk belajar hidup bersama pasangan dan dalam suasana rumah

    tangga, yakni dengan suaminya dan menerima tanggung jawab serta sudah

    mampu dan siap dengan keadaannya yang sedang hamil, berperan aktif

    terhadap kehamilannya dan proses persalinannya kelak. Berdasarkan kedua

    teori tersebut tidak dapat membuktikan bahwa usia mempengaruhi tingkat

    pengetahuan, karena dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis

  • 42

    terhadap ibu primigravida usia 21 30 tahun atau tahap dewasa awal memiliki

    rata-rata tingkat pengetahuan yang sama. Jadi berdasarkan perbandingan

    antara teori dengan hasil penelitian tidak membuktikan bahwa usia masuk

    dalam faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan

    Sedangkan menurut Notoadmodjo (2003), faktor yang mempengaruhi

    pengetahuan antara lain berdasarkan pikiran kritis pengalaman yang disusun

    secara sistematis oleh otak. Sesuatu yang pernah dialami oleh seseorang akan

    menambah tentang sesuatu yang bersifat informasi. Pengalaman itu

    merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara

    untuk memperoleh kebenaran. Pengalaman pribadi dapat digunakan supaya

    memperoleh pengetahuan. Dari hasil analisa peneliti mengungkapkan bahwa

    pengalaman para responden mayoritas masih menengah keatas, karena

    dipengaruhi pula kebiasaannya setiap hari sebagai ibu rumah tangga dan

    lingkungannya yang jauh dari kota. Sebagaimana teori yang dikemukakan

    oleh Nursalam (2009) lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar

    manusia dan pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku

    orang atau kelompok.

    Faktor lain yang mempengaruhi adalah pendidikan, Menurut

    Koencoroningrat (2008) bahwa pendidikan diperlukan untuk mendapatkan

    informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga

    meningkatkan kualitas hidup. Oleh sebab itu makin tinggi tingkat pendidikan

    seseorang maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak

    pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan

  • 43

    menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru

    diperkenalkan. Setelah di lakukan penelitian di BPS Sunarsi, pendidikan

    terakhir responden mayoritas adalah SLTA dan pekerjaannya mayoritas

    sebagai IRT (ibu rumah tangga). Dari hasil wawancara kegiatan ibu rumah

    tangga dirumah hanya membersihkan rumah dan mengurus suami serta

    menonton tv sehingga responden hanya mengandalkan informasi seputar

    kehamilannya dari penyuluhan bidan saat kelas ibu hamil ataupun saat ANC

    (antenatal care). Bagi sebagian ibu yang pendidikannya tinggi selalu

    menyempatkan waktu senggangnya untuk bermain internet dan mencari

    informasi-informasi penting terhadap kehamilannya. Sedangkan sebagian lagi

    yang hanya memiliki pendidikan rendah, waktu senggangnya digunakan untuk

    saling bertukar pikiran tentang kehamilannya dengan teman yang sesama

    hamil maupun tetangga yang sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya

    dengan pengalaman yang sederhana. Sebagaimana teori yang diungkapkan

    oleh Soekanto (2005), faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain

    informasi. Seseorang yang mempunyai sumber informasi lebih banyak akan

    memiliki pengetahuan yang luas. Pengetahuan dipengaruhi oleh banyak hal

    diantaranya adalah sumber informasi dan media informasi, baik media cetak,

    elektronik, human media antara lain bidan.

    Dari hasil pengisian kuesioner, hasil wawancara dan dari hasil analisa

    peneliti kategori pengetahuan cukup di atas dipengaruhi oleh beberapa faktor,

    yaitu dari tingkat pendidikan mayoritas SLTA (menengah ke atas), lingkungan

    yang jauh dari kota, informasi yang hanya sedikit, pengalaman yang

  • 44

    sederhana, dan pekerjaan yang mayoritas sebagai ibu rumah tangga sedangkan

    usia seperti pembahasan diatas tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu

    primigravida.

    Keterbatasan Penelitian

    1. Kelemahan yaitu ketepatan waktu saat pengisian kuesioner dan perbedaan

    trimester pada ibu primigravida. Penelitian ini dilakukan pada saat kelas

    ibu hamil, ada beberapa responden yang datang terlambat atau tidak tepat

    waktu sehingga kesulitan memberikan informasi ulang kepada responden

    yang baru datang sehingga mungkin responden tidak terlalu paham.

    Kemudian kelemahan berikutnya terletak pada perbedaan trimester.

    2. Keterbatasan yaitu terletak pada variabel penelitian ini merupakan variabel

    tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada pengetahuan tentang

    perawatan payudara dan penelitian ini akan berbeda hasil jika faktor yang

    mempengaruhi diteliti dan kuesioner yang digunakan kuesioner tertutup

    sehingga responden hanya bisa menjawab ya atau tidak dan jawaban

    responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan secara mendalam

  • 45

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Penelitian ini mengambil judul Tingkat Pengetahuan Ibu Primigravida

    tentang Perawatan Payudara di BPS Sunarsi Sumberlawang Kabupaten Sragen

    Tahun 2013 dengan jumlah responden 30 ibu primigravida.

    1. Tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan payudara di BPS

    Sunarsi Kabupaten Sragen dikategorikan pengetahuan baik sebanyak

    1 responden dengan prosentase 3,33 %.

    2. Tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan payudara di BPS

    Sunarsi Kabupaten Sragen dikategorikan pengetahuan cukup sebanyak

    28 responden 93,4 %.

    3. Tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan payudara di BPS

    Sunarsi Kabupaten Sragen dikategorikan pengetahuan kurang sebanyak

    1 responden 3,33 %.

    B. Saran

    1. Bagi responden

    Responden lebih memperbanyak pengetahuan tentang perawatan payudara

    masa hamil untuk mempersiapkan laktasi saat menyusui dan mningkatkan

    produksi ASI serta dapat mencegah terjadinya bendungan ASI atau

    pembengkakan payudara dan hendaknya aktif mengikuti penyuluhan pada

  • 46

    kelas ibu hamil dan mencari informasi dari media, baik elektronik maupun

    media cetak.

    2. BPS / Pelayanan kesehatan

    Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan masukkan dalam

    upaya meningkatkan mutu pelayanan bidan dalam upaya menekankan

    pentingnya perawatan payudara pada ibu primigravida melalui

    penyuluhan-penyuluhan maupun pelatihan.

    3. Peneliti Selanjutnya

    Bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan variabel dalam penelitian

    dan menambah jumlah sempel penelitian, sehingga didapatkan hasil yang

    lebih baik.

    4. Bagi Pendidikan

    Pendidikan mampu memberikan referensi lebih banyak tentang perawatan

    payudara masa kehamilan.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, S,2006, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek, Edisi revisi V.

    Jakarta : Rineka Cipta

    Ghoozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS/

    Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

    Hidayat, Alimul Aziz, A.2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa

    Data. Jakarta : Salemba Medika

    Jannah, 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta : Penerbit

    Andi

    Kary, 2012. Kehamilan. http://www.kehamilan.com. 17 Januari 2012

    Kristiyanasari, Weny, 2009. ASI, Menyusui dan Sadari. Yogyakara: Nuha Medika

    Notoatmodjo, S,2003. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan seni. Jakarta : Rineka

    Cipta

    ____________, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

    Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

    Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

    ____________, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

    Riwidikdo, H. 2006. Statistik Kesehatan, Yogyakarta : Mitra Cendekia Press.

    Bunda

    Riwidikdo, H. 2010. Statistik untuk Penelitian Kesehatan, Yogyakarta : Pustaka

    Rihama

    Saryono, 2009. Perawatan Payudara. Yogyakarta : Mitra Cendikia

    Sugiyono, 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

    Syah, Muhibbin, 2003.Psikologi pendidikan dengan Pendekatan Baru.. Bandung :

    PT Remaja Rosdakarya

    Yuliana, Intan 2012, Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Perawatan Payudara di BPS Ariyanti Gemolong Sragen.Karya Tulis Ilmiah.