JURNAL FAIRNESS
Volume 3 Nomor 3, November Tahun 2013 ISSN 2303-0348
ANALISIS IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH
DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Dika Jaya Apriani, Irwansyah, Baihaqi
PENGARUH PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN
DANPENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA
PENGELOLAKEUANGAN DAERAH
Erna Sari, Saiful, Nila Aprila
INFLUENCE AUDITOR PROFESSIONALISM, ADHERENCE TO A CODE OF
ETHICS AND EXPERIENCE OF THE AUDITOR'S CONSIDERATION OF
MATERIALITY LEVELS
Hendra Taroman, Fachruzzaman, Robinson
PENGARUH PARTISIPASI DALAM ANGGARAN DAN KEJELASAN SASARAN
ANGGARAN SERTA PERAN MANAJERIAL PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada
Pemerintah Provinsi Bengkulu)
Rahmi Nur Emilia , Willy Abdillah , Abdullah
PEMANFAATAN BELANJA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
(APBD) DALAM PENCALONAN KEMBALI INCUMBENT
Romi Yudha Satria, Fachruzzaman, Robinson
PENGARUH IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PENGALAMAN
KERJA TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN KOMISI PEMILIHAN
UMUM Ovita Charolina , Husaini, Abdullah
PENGARUH DEWAN KOMISARIS ASING, DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN
DAN KEPEMILIKAN SAHAM ASING TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011)
Nikmah, Fitrawati Ilyas, Sigit Arifianto
Staff Editorial Jurnal Fairness
Ketua Dewan Editorial
Husaini
Universitas Bengkulu
Anggota Dewan Editorial
Saiful
Universitas Bengkulu
Fadli
Universitas Bengkulu
Nurna Azizah
Universitas Bengkulu
Pengelola Editorial
Sriwidharmanely Universitas Bengkulu
Madani Hatta Universitas Bengkulu
Mitra Bestari/Reviewer
Kamaluddin
Universitas Bengkulu
Erlina
Universitas Sumatera Utara
Ridwan Nurazi Universitas Bengkulu
Dwi Martani Universitas Indonesia
Irwansyah
Universitas Bengkulu
Fachruzzaman
Universitas Bengkulu Rini Indriani
Universitas Bengkulu
Fuad
Universitas Diponegoro
Puji Harto Universitas Diponegoro
Hary Suharman Universitas Padjajaran
Wahyudin Noor
Universitas Palangkaraya
Tarjo
Universitas Truno Joyo
Hasan Basri Universitas Syiah Kuala
Isnurhadi Universitas Sriwijaya
Helmi Yazid
Universitas Sultan Agung Tirtayasa
Gusnardi
Universitas Riau Murhaban
Universitas Malikussaleh
Islahuddin
Universitas Syiah Kuala
Sekretaris Editorial Yunike Diesty
Universitas Bengkulu
Kantor Penyunting (Editorial Office) Magister Akuntansi FEB-UNIB
Jalan WR. Supratman-Kandang Limun Kota Bengkulu
Telp. (0736) 344196 E-mail: [email protected]
Terbit 3 kali dalam setahun pada bulan Maret, Juli, dan November. Berisi tulisan yang diangkat dari hasil
penelitian atau pemikiran akuntansi akademisi, praktisi, mahasiswa dan lain yang relevan bagi pengembangan
profesi dan praktek akuntansi di Indonesia.
Jurnal Fairness diterbitkan Oleh Magister Akuntansi FEB-UNIB
Redaksi menerima sumbangan tulisan hasil penelitian yang belum pernah diterbitkan dalam media lain. Naskah
diketik di atas kertas HVS A4 spasi 1,5 dengan jumlah 15-25 halaman kerta A4, dengan format seperti yang
tercantum pada Kebijakan Editorial
Jurnal Fairness Volume 3, Nomor 3, November 2013
ANALISIS IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN
PEMERINTAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH Dika Jaya Apriani, Irwansyah, Baihaqi
1 - 18
PENGARUH PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN
DANPENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP
KINERJA PENGELOLAKEUANGAN DAERAH
Erna Sari
19 - 29
PENGARUH PROFESIONALISME, KETAATAN TERHADAP KODE
ETIK DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN
TINGKAT MATERIALITAS PADA AUDITOR BPK-RI
Hendra Taroman, Fachruzzaman, Robinson
30 - 41
PENGARUH PARTISIPASI DALAM ANGGARAN DAN KEJELASAN
SASARAN ANGGARAN SERTA PERAN MANAJERIAL
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA
PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Provinsi
Bengkulu)
Rahmi Nur Emilia , Willy Abdillah , Abdullah
42 - 53
PEMANFAATAN BELANJA ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA DAERAH (APBD) DALAM PENCALONAN KEMBALI
INCUMBENT
Romi Yudha Satria, Fachruzzaman, Robinson
54 - 81
PENGARUH IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAN
PENGALAMAN KERJA TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM Ovita Charolina , Husaini, Abdullah
82 - 94
PENGARUH DEWAN KOMISARIS ASING, DEWAN KOMISARIS
INDEPENDEN DAN KEPEMILIKAN SAHAM ASING TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011) Nikmah, Fitrawati Ilyas, Sigit Arifianto
95 - 103
Jurnal Fairness Volume 3, Nomor 3, November 2013
Kebijakan Editorial dan Pedoman Penulisan Artikel
Kebijakan Editorial
Jurnal Fairness (JF) diterbitkan oleh Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Bengkulu secara berkala (setiap empat bulan) dengan tujuan untuk mempublikasikan hasil penelitian
dan pemikiran akuntansi yang relevan bagi pengembangan profesi dan praktik akuntansi di Indonesia.
Sesuai dengan tujuannya, jurnal ini diharapkan dibaca oleh para akademisi, praktisi, peneliti, regulator, mahasiswa, dan pihak lain yang tertarik dengan perkembangan teori dan praktek akuntansi.
Lingkup tulisan hasil penelitian dan pemikiran akuntansi yang dimuat dalam JF berkaitan
dengan aspek-aspek yang dikaji dalam akuntansi, secara garis besar meliputi bidang:
Akuntansi Keuangan dan Pasar Modal
Akuntansi Manajemen
Akuntansi Sektor Publik
Sistem Informasi Akuntansi
Pengauditan
Corporate Governance
Perpajakan
Corporate Social Responsibility
Jurnal Fairness menerima kiriman artikel hasil penelitian dan pemikiran akuntansi yang ditulis
dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Penulis harus menyatakan bahwa artikel yang dikirim ke
Jurnal Fairness tidak dikirimkan atau telah dipublikasi dalam jurnal yang lain. Untuk penelitian dengan pendekatan survei atau eksperimental, penulis harus melampirkan instrumen penelitian (kuisioner,
kasus, daftar wawancara, dan lain-lain).
Penentuan artikel yang dimuat dalam JF melalui proses blind review oleh editor Jurnal
Fairness dengan mempertimbangan antara lain: relevansi artikel terhadap pengembangan profesi, praktek dan pendidikan akuntansi; dan terpenuhinya persyaratan baku publikasi jurnal. Editor
bertanggungjawab untuk memberikan masukan yang konstruktif dan jika dipandang perlu
menyampaikan hasil evaluasi terhadap kepada penulis artikel.
Pedoman Penulisan Artikel
Berikut ini adalah pedoman penulisan artikel dalam Jurnal Fairness yang dapat menjadi acuan pertimbangan bagi penyumbang artikel:
1. Artikel yang sedang dipertimbangkan untuk dipublikasikan di jurnal lain atau penerbit lain tidak
dapat dikrim ke Jurnal Fairness. Penulis harus menyatakan bahwa artikel tidak dikirim atau
dipulikasikan di media lainnya. 2. Artikel diserahkan selambat-lambatnya pada tenggat waktu setiap edisi Jurnal Fairness yang
diumumkan sebelumnya.
3. Format
a) Artikel diketik dengan huruf Times New Roman ukuran 12 point dengan jarak baris 1.5 spasi pada kertas A4 (8,27” x 11,69”). Kutipan langsung yang panjang (lebih dari 4 baris) diketik
dengan jarak baris satu dengan indented style (bentuk berinden).
b) Artikel ditulis seefesien mungkin sesuai dengan kebutuhan, dengan panjang artikel berkisar 15-
25 halaman.
c) Batas atas, bawah, sisi kiri dan kanan sekurang-kurangnya 2.5 cm
d) Halaman muka (cover) setidaknya menyebutkan judul artikel dan identitas penulis.
e) Semua halaman, termasuk tabel, lampiran, dan referensi harus diberi nomor urut halaman
f) Penulisan judul (headings) suatu bagian di artikel adalah sebagai berikut:
g) Tabel/gambar sebaiknya disajikan pada halaman terpisah dari badan tulisan (umumnya di bagian akhir naskah). Penulis cukup menyebutkan pada bagian di dalam teks, tempat
pencantuman tabel atau gambar.
– Judul utama (sebelum isi artikel) di tengah, dicetak tebal, huruf besar, ukuran 14.
– Judul tingkat satu di tengah, dicetak tebal, huruf besar. – Judul tingkat dua dan tiga di margin kiri, dicetak tebal, huruf besar di awal kata.
h) Setiap tabel atau gambar diberi nomor urut, judul yang sesuai dengan isi tabel atau gambar, dan sumber kutipan (bila relevan).
i) Kutipan dalam teks sebaiknya ditulis di antara kurung buka dan kurang tutup yang menyebutkan nama akhir penulis, tahun tanpa koma, dan nomor halaman jika perlu.
j) Setiap artikel harus memuat daftar referensi (hanya yang menjadi sumber kutipan) mengacu penyusunan daftar pustaka yang menggunakan sistem Harvard.
4. Sistematika Penulisan
Abstrak/Sinopsis bagian ini memuat ringkasan hasil penelitian atau pemikiran akuntansi, antara lain mengenai: masalah, tujuan, metode/pembahasan, temuan, dan kontribusi hasil
penelitian/artikel. Abstrak disajikan di awal teks dan terdiri antara 100-200 kata (sebaiknya
disajikan dalam bahasa Inggris). Abstrak diikuti dengan sedikitnya tiga kata kunci (keywords) untuk memudahkan penyusunan indeks artikel. Abstrak diketik dengan huruf
Times New Roman ukuran 12 point dengan jarak baris 1 spasi
Pendahuluan menguraikan latar belakang (motivasi), rumusan masalah, pernyataan tujuan, dan
(jika dipandang perlu) organisasi penulisan artikel. Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis (jika ada) memaparkan kerangka teoritis
berdasarkan telaah literature yang menjadi landasan logis untuk mengembangkan hipotesis
atau proposisi riset dan model riset (jika dipandang perlu). Metode Riset memuat metode seleksi dan pengumpulan data, pengukuran dan definsi operasional
variable, dan metode analisis data.
Analisis Data menguraikan analisis data riset dan deskriptif statistik yang diperlukan. Pembahasan dan Kesimpulan berisi pembahasan mengenai temuan dan kesimpulan riset.
Implikasi dan Keterbatasan menjelaskan implikasi temuan dan keterbatasan riset, serta jika perlu
saran yang dikemukan peneliti untuk riset yang akan dating.
Daftar Referensi memuat sumber-sumber yang dikutip dalam penulisan artikel. Hanya sumber yang diacu yang dimuat di daftar referensi ini.
Lampiran memuat table, gambar, dan instrument riset yang digunakan.
Sistematika penulisan artikel berupa pemikiran akuntansi, terdiri dari: abstrak, pendahuluan
(dapat berupa alinea pembuka) yang mengungkap latarbelakang dan tujuan, pembahasan,
pemikiran, dan kesimpulan.
5. Biografi Penulis, pada bagian akhir artikel ditulis biografi atau CV singkat penulis yang minimal
berisi:
– Nama
– Nama Institusi – Pekerjaan dan Profesi saat ini (dapat ditambahkan pekerjaan atau profesi sebelumnya yang
dianggap penting)
– Pendidikan formal terakhir
– Alamat korespodensi dan email.
6. Kebijakan Reproduksi
Artikel yang telah dipublikasi di JF menjadi hak cipta Jurusan Akuntansi FEB-UNIB. Untuk tujuan edukatif, isi dari JF dapat dikopi atau direproduksi selama menyebut sumber dari artiket tersebut.
Permintaan tertulis harus diajukan kepada Editor untuk memperoleh ijin mereproduksi ini dari
Jurnal Fairness untuk tujaun lainnya selain tujuan edukatif.
7. Kebijakan atas Ketersediaan Data
Konsisten dengan tujuan dari JF, penulis artikel diharapkan dapat memberikan data yang dimiliki kepada yang memerlukannya dan memberikan informasi cara memperoleh data tersebut.
Jurnal Fairness Volume 3, Nomor 2, 2013: 95-103 ISSN 2303-0348
PENGARUH DEWAN KOMISARIS ASING, DEWAN KOMISARIS
INDEPENDEN DAN KEPEMILIKAN SAHAM ASING
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Tahun 2009-2011)
Nikmah, Fitrawati Ilyas, Sigit Arifianto Jurusan Akuntansi Universitas Bengkulu
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dewan komisaris asing, dewan komisaris
independen dan kepemilikan saham asing terhadap nilai perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode pengamatan (2009-2011).
Penelitian ini merupakan penelitian empiris dengan pendekatan kuantitatif yang melibatkan
penggunaan analisa statistik. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Alat analisisnyang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dengan bantuan sofware SPSS
(Statistical Package for Social Scienc)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dewan komisaris asing dan kepemilikan saham asing
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan variabel dewan
komisaris independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.
Kata Kunci : Dewan Komisaris Asing, Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Saham
Asing, Nilai Perusahaan
1. PENDAHULUAN
Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan
kekayaan pemegang saham melalui maksimisasi nilai perusahaan (Salvatore, 2005). Nilai
perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham
dan Gapensi, 2006). Nilai perusahaan tercermin dari harga saham. Semakin tinggi harga
saham semakin tinggi pula nilai perusahaan, dengan kata lain kekayaan pemegang saham
dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari
keputusan investasi, pendanaan dan manajemen aset
Pada perusahaan perseorangan, pemilik perusahaan atau pemegang saham dapat
sekaligus merangkap sebagai manajer dalam mengambil keputusan berkaitan usaha
memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Tetapi dengan semakin berkembangnya
perusahaan, hal tersebut tidak dapat dilakukan sendiri oleh pemegang saham. Perkembangan
perusahaan menuntut perusahaan memisahkan antara kepemilikan perusahaan dengan
pengelolaan perusahaan, terutama pada perusahaan yang sudah go public. Pemilik
perusahaan akan mendelegasikan otorisasi pengambilan keputusan dan pengelolaan
perusahaan kepada manajer yang dipekerjakan (agent). Pengelolaan perusahaan yang
memisahkan kepemilikan dengan manajemen ini memberikan potensi terjadinya masalah
agensi dimana manajer yang bertindak sebagai agen tidak bertindak sesuai dengan
kepentingan principal (pemilik).
Untuk memberi keyakinan kepada pemegang saham bahwa manajer akan
memberikan keuntungan bagi mereka dengan cara meningkatkan kinerja perusahaan maka
lahirlah konsep Corporate Governance (CG) yang didasarkan pada teori agensi. Menurut
Sheifer dan Vishny (1997), CG berkaitan dengan bagaimana pemegang saham yakin bahwa
manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka, manajer tidak akan
mencuri/menggelapkan atau menginvestasikan ke dalam proyek-proyek yang tidak
Nikmah, Fitrawati Ilyas, Sigit Arifianto
96
menguntungkan berkaitan dengan dana/kapital yang telah ditanamkan oleh pemegang
saham dan berkaitan juga dengan bagaimana para pemegang saham mengendalikan para
manajer.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa keterlibatan pihak asing dapat menjadi salah
satu pendukung mekanisme CG karena pihak asing dianggap akan meningkatkan atau
memperbaiki tata kelola suatu perusahaan. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI)
tercatat pada bulan Agustus 2012 kepemilikan saham investor asing di BEI mencapai Rp
1.354,53 triliun (58%) sementara kepemilikan saham oleh investor domestik mencapai Rp
930,20 triliun (42%).(Melani, 2012). Keterlibatan pihak asing dalam perusahaan di
Indonesia bisa dalam bentuk investasi (kepemilikan saham) maupun posisi di struktural
perusahaan, salah satunya posisi dewan komisaris.
Dewan komisaris asing dianggap membawa dampak positif dalam meningkatkan nilai
perusahaan. Masuknya dewan komisaris asing akan meningkatkan mekanisme monitoring
terhadap perusahaan karena dewan komisaris asing biasanya adalah komisaris yang
independen dan memiliki konflik yang lebih kecil. Keberadaan dewan komisaris asing yang
memiliki pengalaman yang lebih baik tentang operasi perusahaan dapat memberikan nilai
tambah bagi perusahaan (Burns dan Scapens (2000); Reese dan Weisback (2002))
Peran dewan komisaris independen juga sangat penting dalam perusahaan karena
komisaris independen berperan sebagai penyeimbang dalam pengawasan perusahaan publik.
Dewan komisaris independen memberikan dampak positif terhadap nilai perusahaan (Daily
dan Dalton (1994); Herawaty (2007)
Pihak asing secara signifikan mengurangi investasi di perusahaan yang memiliki
struktur kepemilikan yang tidak kondusif dan memiliki proteksi yang lemah terhadap pihak
luar dan pengungkapan. Perusahaan yang dipilih oleh investor asing untuk ditanamkan
saham atau modalnya ialah perusahaan yang memiliki proteksi yang baik dan struktur
pengelolaan perusahaan yang baik pula, sehingga keberadaan kepemilikan asing dalam
suatu perusahaan dapat mendorong menciptakan tata kelola perusahaan yang baik sehingga
nilai perusahaan tersebut baik pula. Drobetz et al. (2003) mengungkapkan bahwa CG yang
baik akan meningkatkan nilai perusahaan, dimana investor bersedia membeli dengan harga
premium, dan saham perusahaan dengan CG yang buruk hanya akan dibeli dengan harga
diskon.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Oxelheim dan Randøy (2003).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Oxelheim dan Randøy (2003) adalah penggunaan
proksi yang berbeda untuk mengukur variabel yang diteliti, yaitu menggunakan proksi
proporsi untuk mengukur variabel dewan komisaris asing, dewan komisaris independen, dan
variabel kepemilikan saham asing yang sebelumnya mengunakan proksi keberadaan dewan
komisaris asing, ukuran dewan komisaris independen dan keberadaan saham asing. Tujuan
penelitian ini menguji pengaruh positif dewan komisaris asing, dewan komisaris independen
dan kepemilikan asing terhadap nilai perusahaan khususnya perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2011
Permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh
dewan komisaris asing, dewan komisaris independen dan kepemilikan saham asing terhadap
nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun
2009-2011. Pemilihan perusahaan manufaktur didasarkan pada alasan bahwa perusahaan
manufaktur merupakan sektor dengan jumlah emiten terbesar dari total seluruh emiten yang
listing di BEI dan sektor manufaktur merupakan salah satu sektor yang kepemilikan
asingnya besar (ICMD, 2008). Perusahaan manufaktur dikenal pula peka terhadap
perkembangan ekonomi Indonesia, oleh karena itu perusahaan manufaktur dianggap dapat
mewakili dinamika perdagangan di BEI.
Nikmah, Fitrawati Ilyas, Sigit Arifianto
97
2. . PENELITIAN TERDAHULU DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Hubungan keagenan merupakan dasar perspektif yang biasa digunakan untuk memahami
corporate governance. Menurut Anthony dan Govindarajan (2003), teori agensi
menggambarkan hubungan atau kontrak antara prinsipal dan agen. Principal mempekerjakan
agent untuk melakukan tugas untuk kepentingan principal, termasuk pendelegasian otorisasi
pengambilan keputusan dari principal kepada agent. Pada perusahaan yang modalnya terdiri
atas saham, pemegang saham bertindak sebagai principal, dan CEO (Chief Executive
Officer) sebagai agen mereka. Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang
digunakan untuk memahami hubungan antara manajer dan pemegang saham.
Agency theory mengasumsikan bahwa masing-masing individu termotivasi oleh
kepentingan dirinya sendiri sehingga dapat menyebabkan agency conflict antara principal
dan agent. Pihak principal mempunyai kepentingan untuk meningkatkan kemakmuran
perusahaannya dengan cara mengadakan kontrak dengan agent, sedangkan agent cenderung
berperilaku oportunis dan berorientasi pada pemenuhan kepentingan pribadi dengan
mengorbankan kepentingan prinsipal. Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan bahwa
pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan akan selalu diikuti oleh
munculnya agency cost akibat tidak sinkronnya kepentingan antara pemilik dan pengelola.
Dari perspektif agency theory tersebut lahirlah konsep corporate governance yang berfungsi
sebagai mekanisme untuk memberi keyakinan kepada investor bahwa mereka akan
menerima return atas dana yang mereka investasikan (Sheifer dan Vishny, 1997).
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI, 2001) mendefinisikan corporate
governance sebagai seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang
saham, pengelola saham, kreditor, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan
intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka dalam
mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Kaen (2003), corporate governance adalah
tentang siapa yang mengontrol perusahaan dan mengapa dia mengontrol. Penerapan Good
Corporate Governance dapat meminimalkan agency cost, cost of capital, meningkatkan citra
perusahaan, meningkatkan nilai perusahaan dan meningkatkan kinerja keuangan dan
persepsi stakeholder terhadap masa depan perusahaan yang lebih baik (Utama, 2003)
2.1. Pengaruh Dewan Komisaris Asing Terhadap Nilai Perusahaan
Dewan komisaris dalam Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG, 2006) diartikan
sebagai organ perusahaan yang bertugas dan bertanggungjawab secara kolektif untuk
melakukan fungsi pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi serta memastikan
bahwa perusahaan melaksanakan good corporate governance. Studi yang dilakukan oleh
McKinsey & Co pada bulan Juni 2000 dengan tajuk Investor Opinion Study menyimpulkan
sebagian besar investor menganggap untuk menilai kinerja keuangan perusahaan terutama
dinegara berkembang pertama-tama mereka perlu melakukan evaluasi mengenai peran
dewan pengawas dalam melakukan tugasnya. Lebih dari 80% investor mengatakan mereka
rela membayar lebih untuk saham-saham perusahaan yang dikelola dengan baik
(Prasetyantoko, 2008).
Reese dan Weisback (2002) keberadaan dewan komisaris asing pada suatu
perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan karena mereka lebih ketat dalam
melakukan pengawasan, lebih transparan dan lebih patuh pada aturan tata kelola perusahaan
sehingga menghambat manajer dalam mengejar keuntungan pribadi. Burns dan Scapens
(2000) menjelaskan komisaris asing memiliki pengalaman yang lebih baik tentang operasi
perusahaan termasuk kompetisi yang harus dilakukan sehingga memberikan nilai tambah
bagi perusahaan. memperkuat komitmen perusahaan untuk melindungi kepentingan
pemegang saham minoritas.
Oxelheim dan Randøy (2003) menguji pengaruh dewan komisaris asing terhadap nilai
perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q pada perusahaan di Norwegia dan Swedia dari
tahun 1996-1998. Hasil penelitiannya menunjukkan dewan komisaris asing berpengaruh
positif signifikan terhadap nilai perusahaan di Swedia. Hasil penelitian Choi (2010) di Korea
Nikmah, Fitrawati Ilyas, Sigit Arifianto
98
selama periode 1993-2007 juga menunjukkan bahwa dewan komisaris asing dan
kepemilikan modal asing berpengaruh positif signifikan pada nilai. Penelitian Animah dan
Ramadhani (2008) juga menunjukkan ukuran dewan komisaris dan ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, komite audit, dan proporsi dewan komisaris independen tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka
hipotesis pertama penelitian ini adalah :
H1 : Dewan komisaris asing berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Indonesia
2.2. Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap Nilai Perusahaan
Dewan komisaris independen berdasarkan ketentuan Bapepam No. Kep 29/PM/2004, di
definisikan sebagai “anggota komisaris yang berasal dari luar emiten atau perusahaan
publik, tidak mempunyai saham, baik langsung maupun tidak langsung pada emiten atau
perusahaan publik, tidak mempunyai afiliasi dengan emiten atau perusahaan publik,
komisaris, direksi atau pemegang saham utama emiten atau perusahaan publik serta tidak
memiliki hubungan usaha, baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan
kegiatan usaha emiten atau perusahaan publik.” Sebagai pihak yang berasal dari
luarperusahaan komisaris independen lebih leluasa untuk mengawasi perusahaan dan
komisaris independen dianggap sebagai mekanisme pemeriksa dan penyeimbang di
dalam meningkatkan efektivitas dewan komisaris (Mangel dan Singh (1993).
Daily dan Dalton (1994) menyatakan dewan komisaris independen memberikan
dampak yang positif terhadap nilai perusahaan karena dewan komisaris independen
diharapkan dapat bertindak independen dan kritis, baik antara satu sama lain, maupun
terhadap direksi dalam fungsi pengawasan. Dengan fungsi pengawasan yang dijalankan
dengan baik oleh dewan komisaris independen akan menciptakan good corporate
governance yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian yang
dilakukan oleh Herawaty (2007) juga menunjukkan bahwa komisaris independen
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan penjelasan
tersebut maka hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah :
H2 : Dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia
2.6. Pengaruh Foreign Ownership Terhadap Nilai perusahaan
Menurut UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, penanam modal asing diartikan
sebagai perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, dan/atau pemerintah asing
yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia. Sedangkan
pengertian modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan warga
negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing, dan/atau badan hukum Indonesia yang
sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing.
Kepemilikan asing dianggap dapat mengurangi agency problem karena investor asing
cenderung berinvestasi di perusahaan yang memiliki struktur kepemilikan yang kondusif
untuk mengelola masalah dan pada perusahaan yang memiliki proteksi yang baik terhadap
pihak luar. Penelitian Oxelheim dan Randøy (2003) dan Choi (2010) membuktikan bahwa
kepemilikan modal asing berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah :
H3 : Kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Indonesia
Nikmah, Fitrawati Ilyas, Sigit Arifianto
99
3.1. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dari tahun 2008 sampai tahun 2011. Pengambilan sampel dilakukan dengan
purposive sampling, yaitu sampel yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1) Perusahaan Manufaktur yang terdaftar (listed) selama periode pengamatan 2009-2011.
2) Perusahaan Manufaktur yang menerbitkan annual report di Bursa Efek Indonesia (BEI)
selama periode pengamatan (2009-2011)
3) Perusahaan Manufaktur tidak delisting selama periode pengamatan 2009-2011
4) Data annual report lengkap selama periode pengamatan berturut – turut (2009-2011)
5) Terdapat Kepemilikan Saham Asing
6) Terdapat informasi kewarganegaraan anggota dewan komisaris asing
3.2. Pengkuran Variabel
3.2.1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu nilai perusahaan yang diukur dengan
menggunakan rasio Tobin’s Q. Pada penelitian ini Tobin’s Q dihitung dengan menggunakan
rumus yang dimodifikasi dan disederhanakan oleh Chung & Pruitt (1994) dalam Oxelheim
dan Randøy (2003).
3.2.2. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah dewan komisaris asing, dewan komisaris
independen, kepemilikan saham asing. Variabel dewan komisaris asing diproksi oleh
proporsi dewan komisaris asing yang diukur dengan membandingkan jumlah dewan
komisaris asing terhadap total dewan komisaris yang ada di perusahaan tersebut.
Variabel dewan komisaris Independen diproksi oleh proporsi dewan komisaris
independen. Proporsi dewan komisaris independen merupakan perbandingan jumlah dewan
komisaris independen terhadap total dewan komisaris yang ada di perusahaan tersebut.
Variabel kepemilikan saham asing diproksi oleh proporsi saham asing. Proporsi saham asing
merupakan perbandingan jumlah saham asing terhadap total saham yang ada di perusahaan
tersebut :
3.2.3 Variabel Kontrol
Penelitian ini menggunakan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Penggunaan
ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol didasarkan pada asumsi secara teoritis
perusahaan yang lebih besar mempunyai kepastian yang lebih besar daripada perusahaan
kecil sehingga akan mengurangi tingkat ketidakpastian mengenai prospek perusahaan ke
depan. Hal tersebut dapat membantu investor memprediksi risiko yang mungkin terjadi
jika investor berinvestasi pada perusahaan itu sehingga akan berpengaruh pada nilai
perusahaan.
Menurut Daniati dan Suhairi (2006), perusahaan yang memiliki total aktiva besar
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam
tahap ini perusahaan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang
relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan
lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil.
Hal ini juga didukung oleh penelitian Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011)
menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, semakin
besar ukuran perusahaan maka semakin tinggi keyakinan investor akan kemampuan
perusahaan dalam memberikan tingkat pengembalian investasi. Keyakinan investor yang
tinggi atas kemampuan perusahaan dalam memberikan tingkat pengembalian investasi ini
akan menyebabkan nilai perusahaan tinggi. Ukuran perusahaan diproksi oleh natural
logaritma dari total asset .
Nikmah, Fitrawati Ilyas, Sigit Arifianto
100
3.3. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda untuk menguji hipotesis dengan model
persamaan regresi sebagai berikut :
Q = a + ß1PDKA+ ß2PDKI + ß3PSA + ß4SIZE + e
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan kriteria sampel, selama periode pengamatan 2009-2011 diperoleh 31
perusahaan yang memenuhi kriteria dengan gambaran sampel penelitian sebagai berikut :
Tabel 4.1 Sampel Penelitian
Keterangan Jumlah
Perusahaan Persentase
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (2009-2011) 132 100
Perusahaan Manufaktur tidak menerbitkan annual report
di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode
pengamatan (2009-2011) (12) 9.1
Perusahaan Manufaktur yang delisting selama periode
pengamatan (2009-2011) (2) 1.5
Data annual report tidak lengkap selama periode
pengamatan berturut – turut (2009-2011) (52) 39
Tidak terdapat informasi Kepemilikan Saham Asing (11) 8.3
Tidak terdapat informasi kewarganegaraan anggota dewan
komisaris Asing (24) 18.2
Total Perusahaan yang dijadikan sampel 31 23.5
Total Observasi penelitian (31 x 3 tahun) 93 Observasi
Sumber: Data Sekunder diolah, 2013
Hasil analisis regresi berganda untuk pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2 Hasil Analisis Regresi Panel A (Tanpa Variabel Kontrol)
Variabel Koefisien Regresi t hitung t tabel Sig. Kesimpulan
PDKA 0,007 2,5981 1,664 0,004** Berpengaruh (+)
PDKI -0,006 -1,839 -1,664 0,070* Tidak Berpengaruh
PSA 0,005 3,139 1,664 0,003** Berpengaruh (+)
F hitung F Tabel Sig.
Nilai F 15,271 2,504 0,000**
R Square 0.410
Adj. R Square 0.383
Panel B (Dengan Variabel Kontrol)
Variabel Koefisien Regresi t hitung t tabel Sig. Kesimpulan
PDKA 0,007 3,218 1,664 0,002* Berpengaruh (+)
PDKI -0,006 -1,922 -1,664 0,059** Tidak Berpengaruh
PSA 0,004 2,330 1,664 0,023* Berpengaruh (+)
SIZE 0,033 1,676 1,664 0,099** Tidak Berpengaruh
F hitung F Tabel Sig.
Nilai F 12,469 2,504 0,000**
R Square 0.434
Adj. R Square 0.399
Change Statistics (Perubahan Nilai R Square Change)
Nilai R Square Sig. F Change Kesimpulan
Panel A 0,410 0,000 Mengurangi Bias
Panel B 0,434 0,000
Sumber: Data sekunder Diolah, 2013 *
Signifikan pada level 1% **
Signifikan pada level 5%
Nikmah, Fitrawati Ilyas, Sigit Arifianto
101
Berdasarkan Hasil pengujian hipotesis pertama diperoleh hasil variabel PDKA
(Proporsi Dewan Komisaris Asing) berpengaruh positif terhadap variabel Q (Nilai
Perusahaan) yang ditunjukkan dengan nilai t-hitung 2,5981 dengan nilai signifikan 0,004.
Dengan demikian hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima. Hasil ini mendukung
teori keagenan dan konsep corporate governance serta konsisten dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Oxelheim dan Randoy (2003),Choi (2010) dan Reese dan Weisback
(2002). Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa dewan komisaris asing
berperan dalam meningkatkan nilai perusahaan. Fungsi pengawasan yang dilakukan oleh
dewan komisaris asing dapat menghambat manajer dalam mengejar keuntungan pribadi dan
memperkuat komitmen perusahaan untuk melindungi kepentingan pemegang saham, karena
dewan komisaris asing cenderung lebih ketat dalam melakukan pengawasan, lebih
transparan dan lebih patuh pada aturan tata kelola perusahaan. Kondisi ini berkaitan dengan
situasi Indonesia sebagai negara berkembang yang masih dalam proses menuju perbaikan
tata kelola. Dewan komisaris asing biasanya berasal dari negara yang sudah memiliki tata
kelola perusahaan yang lebih baik sehingga keberadaan dewan komisaris asing dapat
mentransfer nilai-nilai pengelolaan perusahaan yang baik dari negara asalnya.
Untuk pengujian hipotesis kedua, menunjukan hasil PDKI (Proporsi Dewan
Komisaris Independen) tidak berpengaruh positif signifikan pada Q (Nilai Perusahaan) yang
ditunjukkan dengan nilai t-hitung -1,839 dengan nilai signifikan 0,070. Ini berarti bahwa
semakin tinggi proporsi dewan komisaris independen tidak akan menjamin semakin tinggi
nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini
ditolak. Hal ini dimungkinkan karena fungsi pengawasam oleh dewan komisaris
independen pada perusahaan di Indonesia masih belum efektif yang disebabkan secara
historis struktur kepemilikan saham perusahaan masih terkonsentrasi pada kepemilikan
keluarga sehingga perusahaan dikendalikan pemegang saham mayoritas yaitu keluarga atau
pendiri perusahaan. Fungsi pengawasan yang seharusnya menjadi tanggungjawab anggota
dewan komisaris menjadi tidak efektif. Kondisi ini juga ditegaskan dari hasil survey Asian
Development Bank (ADB) dalam Boediono (2005) yang menyatakan bahwa kuatnya
kendali pendiri perusahaan dan kepemilikan saham mayoritas menjadikan dewan komisaris
tidak independen. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Herawaty (2007), namun hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Tham and Romuald (2012) dan Animah dan Ramadhani (2008) yang
hasilnya menunjukkan proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Kepemilikan Saham Asing yang diproksikan oleh PSA berdasarkan analisis regresi
berganda diperoleh hasil PSA (Proporsi Saham Asing) berpengaruh positif signifikan pada
Q (Nilai Perusahaan) yang ditunjukkan dengan nilai t-hitung 3,139 dengan nilai signifikan
0,003. Ini berarti bahwa kepemilikan saham asing dapat menciptakan nilai perusahaan yang
baik. Hasil penelitian ini konsisten dengan hipotesis yang diajukan bahwa Kepemilikan
Saham Asing berpengaruh positif pada Q (Nilai Perusahaan). Dengan demikian hipotesis
ketiga dalam penelitian ini diterima. Hasil pengujian hipotesis ketiga mengindikasikan
bahwa keterlibatan kepemilikan asing dapat meningkatkan nilai perusahaan karena investor
asing menganggap perusahaan yang di mereka pilih merupakan perusahaan yang memiliki
struktur kepemilikan yang kondusif untuk mengelola masalah, memiliki proteksi yang baik
terhadap pihak luar dan pengungkapannya informasinya baik, sehingga akan berpengaruh
pada nilai perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Oxelheim dan Randoy (2003), Choi (2010).
Penelitian ini juga menggunakan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Hasil analisis
regresi berganda pada persamaan regresi dengan memasukkan variabel kontrol ukuran
perusahaan (SIZE) ke dalam model persamaan, menunjukkan ukuran perusahaan (SIZE)
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Q). Hal ini ditunjukkan dengan nilai
signifikansi sebesar 0,099 diatas 0,05, tetapi jika dilihat dari nilai R Square terjadi
Nikmah, Fitrawati Ilyas, Sigit Arifianto
102
peningkatan nilai R Square dari 0,410 menjadi 0,0434 pada model persamaan dengan
memasukkan variabel kontrol, hal ini berarti walaupun variabel SIZE tidak mempengaruhi
nilai perusahaan tetapi variabel ini mampu mengurangi bias pada pengujian hipotesis.
5. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Penelitian ini ini bertujuan meneliti pengaruh Dewan Komisaris Asing, Dewan Komisaris
Independen dan Kepemilikan Saham Asing terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan –
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009-2011. Berdasarkan hasil analis
regresi berganda menunjukkan hasil analisis sebagai berikut :
1. Dewan Komisaris Asing (diproksi oleh Proporsi dewan komisaris asing) berpengaruh
pada Q (Nilai Perusahaan) dan arah pengaruhnya positif. Ini berarti bahwa keberadaan
dewan komisaris asing dapat membantu menciptakan nilai perusahaan yang lebih baik
melalui fungsi pengawasan dan transfer nilai-nilai tata kelola yang baik dari negara
asalnya kepada perusahaan di Indonesia.
2. Dewan Komisaris Independen yang diproksi oleh proporsi dewan komisaris independen
tidak berpengaruh positif signifikan pada Q (Nilai Perusahaan). Ini berarti bahwa
semakin tinggi proporsi dewan komisaris independen tidak akan menjamin nilai
perusahaan akan tingggi.
3. Kepemilikan saham Asing yang diproksi oleh proporsi kepemilikan saham asing
berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Ini berarti bahwa kepemilikan
asing pada suatu perusahaan dapat menciptakan nilai perusahaan yang baik karena
investor asing menganggap perusahaan yang di investasikan tersebut merupakan
perusahaan yang memiliki prospek yang bagus sehingga akan menciptakan nilai
perusahaan yang lebih baik.
Hasil penelitian ini harapkan dapat memperkaya referensi penelitian dalam teori agensi
dapat memberikan tambahan bukti empiris khususnya bagi investor dalam pengambilan
kebijakan untuk berinvestasi.
DAFTAR PUSTAKA Animah dan Ramadhani, 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Mekanisme Corporate Governance
dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan (Survei Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2003–2007). Skripsi. Universitas Diponegoro.
Anthony dan Govindarajan. 2003, Management Control System 11th (eleventh) Edition, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
Brigham, E and Gapensi L, 2006, Intermediate Financial Management, 11th ed, USA. The Dryden
Harcourt Brace College Publishers
Boediono, 2005. “Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak
Manajemen Laba dengan Analisis Jalur.” Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, September.
Burns dan Scapens (2000). Strategic Management Accounting, New York. Prentice Hall.
Choi, Jay Jongmoo. 2010, Foreign Capital and Local Firms: The Effect of Foreign Ownership and
Management on Corporate Performance. Financial Journal, 4, 2`5-241
Daniati dan Suhairi, 2006. Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Arus Kas, Laba Kotor dan
Size Perusahaan Terhadap Expected Return Saham Pada Industri Textile dan Automotive yang
Terdaftar di BEJ. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang, Agustus.
Daily, Catharine M. and Dan R. Dalton, 1994. Corporate Governance and the Bankrupt Firm: an
Empirical Assessment, Strategic Management Journal, 15(8): 643-654.
FCGI, 2001. Corporate Governance: Tata Kelola Perusahaan. Edisi Ketiga. Jakarta
Herawaty, Vinola. 2007. Peran Praktik Corporate Governance sebagai Moderating Variable dari
Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XI di
Makassar, 26–28 Juli.
ICMD, 2008. Indonesia Capital Market Directory 2008, Jakarta. PT. Bursa Efek Indonesia
Jensen, Meckling. 1976. Theory Of The Firm: Manajerial Behavior, Agency Cost And Ownership
Structure, Journal of Financial Economics, Vol 3: 305360
Nikmah, Fitrawati Ilyas, Sigit Arifianto
103
Kaen, Fred. R, A. 2003. Blueprint for Corporate Governance: Strategy, Accountability, and the
Preservation of Shareholder Value, USA, AMACOM.
Keputusan Ketua BAPEPAM. 2004, nomor : Kep-29/PM/2004.
Melani, Agustina 2012. Asing Masih Kuasai Kepemilikan Saham di BEI,
hhtp://pasarmodal.inilah.com/read/detail/1901464/asing-masih-kuasaikepemilikan-saham-di-bei.
Diakses tanggal 15 Maret 2013
Oxelheim, L., Randøy, T., 2003. The Impact Of Foreign Board Membership On Firm Value, Journal
of Banking and Finance, 27 (12), 2369–2392
Prasetyantoko. (2008). Corporate Governance: Pendekatan Institusional. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Reese, & Weisbach, 2002. Protection of minority shareholder interests, cross-listings in the United
States, and subsequent equity Offerings. NBER Working Paper, No. 816.
Salvatore, Dominick. 2005, Ekonomi Manajerial Dalam Perekonomian Global. Salemba Empat.
Jakarta
Shleifer, A. dan R.W. Vishny. 1997. A Survey of Corporate. Governance. Journal of Finance, Vol 52.
No. 2. June 737-783
Sofyaningsih dan Hardiningsih. 2011. Struktur Kepemilikan, Kebijakan Dividen, Kebijakan Utang
Dan Nilai Perusahaan Ownership Structure, Dividend Policy And Debt Policy and Firm Value .
Skripsi. Universitas Stikubank
Tham and Romuald. 2012. The Impact of Corporate Governance Mechanism and Corporate
performance : A study of listed companies in Malaysia. International Journal for the dvancement
of Science & Arts, Volume 3 Number 1, 31-45.
Utama, Siddharta. 2003. Corporate Governance, Disclosore and its Evidence In Indonesia. Jurnal
Manajemen dan Usahawan, Vol. 32, No. 05, 11-15.
Top Related