Basyir Al Banjari
0896-5985-6821
mechtermlighlismfism
DC3BCE5B
www.basyiralbanjari.wordpress.com
Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota
Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821
Follow my Instagram @basyir.elphisic.elbanjari
Hal | 1
OSK Fisika 2015 Number 1
TUMBUKAN MOBIL BERPEGAS
Sebuah mobil massa 2𝑚 bergerak dengan kecepatan 𝑣 pada saat mendekati mobil lain
massa 4𝑚 yang sedang dalam keadaan diam. Pada saat tumbukan terjadi, pegas
terkompresi (lihat gambar!).
Tentukan:
a. Kecepatan mobil 4𝑚 pada saat pegas terkompresi maksimum (energinya dianggap
kekal)
b. Kecepatan akhir mobil 4𝑚 setelah lama bertumbukan (energi dianggap kekal)!
c. Kecepatan akhir mobil 4𝑚 jika tumbukannya tidak elastis!
Pembahasan :
a. Tepat ketika pegas terkompresi maksimum, kedua mobil akan bergerak dengan
kecapatan yang sama. Karena tidak ada gaya eksternal pada sistem pada arah
horizontal, maka momentum linear sistem pada arah horizontal akan kekal.
2𝑚𝑣 = (2𝑚 + 4𝑚)𝑉
2𝑣 = 6𝑉 ⟹ 𝑉 =1
3𝑣
b. Setelah lama bertumbukan, kedua mobil akan terpisah kembali. Misalkan kecepatan
mobil 2𝑚 setalh tumbukan adalah 𝑣1 sedangkan mobil 4𝑚 adalah 𝑣2. Dari hukum
kekekalan momentum linear akan kita dapatkan
2𝑚𝑣 = 2𝑚𝑣1 + 4𝑚𝑣2
𝑣 = 𝑣1 + 2𝑣2
𝑣1 = 𝑣 − 2𝑣2…(1)
Energi sistem kekal 1
22𝑚𝑣2 =
1
22𝑚𝑣1
2 +1
24𝑚𝑣2
2
𝑣2 = 𝑣12 + 2𝑣2
2…(2)
Subtitusi persamaan (1) ke (2)
𝑣2 = (𝑣 − 2𝑣2)2 + 2𝑣2
2
𝑣2 = 𝑣2 + 4𝑣22 − 4𝑣𝑣2 + 2𝑣2
2
6𝑣22 = 4𝑣𝑣2 ⟹ 𝑣2 =
2
3𝑣
𝑣 2𝑚 4𝑚
Basyir Al Banjari
0896-5985-6821
mechtermlighlismfism
DC3BCE5B
www.basyiralbanjari.wordpress.com
Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota
Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821
Follow my Instagram @basyir.elphisic.elbanjari
Hal | 2
c. Jika tumbukan tidak elastis, berarti kedua mobil setelah tumbukan akan bergerak
dengan kecepatan yang sama. Alhasil, kecepatan mobil 4𝑚 akan sama dengan hasil
(a)
𝑉 =1
3𝑣
OSK Fisika 2015 Number 2
GERAK MELINGKAR
Sebuah partikel bergerak dalam lintasan lingkaran dimana jarak yang ditempuh sebagai
fungsi waktu dapat dirumuskan dalam bentuk
𝑠 = 𝐶1𝑡2 + 𝐶2𝑡 + 𝐶3
dengan 𝐶1 suatu tetapan positif, sedangkan 𝐶2 dan 𝐶3 suatu tetapan sembarang. Jika pada
saat 𝑡 jarak yang ditempuh adalah 𝑠1 dan 𝑠2 (dimana 𝑠2 > 𝑠1) maka percepatan totalnya
dari partikel berturut-turut adalah 𝑎1 dan 𝑎2 (dimana 𝑎2 > 𝑎1). Tentukan jari-jari
lingkaran tersebut dinyatakan dalam 𝑎1, 𝑎2, 𝑠1 dan 𝑠2.
Pembahasan :
Pada soal ini partikel yang kita amati melakukan Gerak Melingkar Berubah Beraturan
Dipercepat (GMBB Dipercepat).
Jarak yang ditempuh partikel sebagai fungsi waktu adalah
𝑠 = 𝐶1𝑡2 + 𝐶2𝑡 + 𝐶3
Kecepatan tangensial partikel adalah perubahan jaraknya terhadap waktu atau turunan
pertama jarak terhadap waktu
𝑣𝑡 =𝑑𝑠
𝑑𝑡=𝑑
𝑑𝑡(𝐶1𝑡
2 + 𝐶2𝑡 + 𝐶3) ⟹ 𝑣𝑡 = 2𝐶1𝑡 + 𝐶2
Percepatan tangensial partikel adalah perubahan kecepatan tangensial partikel terhadap
waktu atau turunan pertama kecepatan tangensial terhadap waktu
𝑎𝑡 𝑎𝑠
𝑣𝑡
𝑎
𝑅
Basyir Al Banjari
0896-5985-6821
mechtermlighlismfism
DC3BCE5B
www.basyiralbanjari.wordpress.com
Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota
Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821
Follow my Instagram @basyir.elphisic.elbanjari
Hal | 3
𝑎𝑡 =𝑑𝑣𝑡𝑑𝑡
=𝑑
𝑑𝑡(2𝐶1𝑡 + 𝐶2) ⟹ 𝑎𝑡 = 2𝐶1
Percepatan sentripetal partikel adalah
𝑎𝑠 =𝑣𝑡2
𝑅
Kuadrat kecepatan tangensial partikel adalah
𝑣𝑡2 = 4𝐶1
2𝑡2 + 𝐶22 + 4𝐶1𝐶2𝑡
𝑣𝑡2 = 4𝐶1(𝐶1𝑡
2 + 𝐶2𝑡) + 𝐶22
𝑣𝑡2 = 4𝐶1 (𝐶1𝑡
2 + 𝐶2𝑡 + 𝐶3⏟ 𝑠
− 𝐶3) + 𝐶22
𝑣𝑡2 = 4𝐶1(𝑠 − 𝐶3) + 𝐶2
2
Sehingga percepatan tangensial partikel akan menjadi
𝑎𝑠 =4𝐶1(𝑠 − 𝐶3) + 𝐶2
2
𝑅
Percepatan total partikel dapat kita peroleh dari teorema phytagoras karena percepatan
tangensial tegak lurus dengan percepatan sentripetal
𝑎2 = 𝑎𝑡2 + 𝑎𝑠
2
𝑎2 = (2𝐶1)2 + (
4𝐶1(𝑠 − 𝐶3) + 𝐶22
𝑅)
2
Gunakan data dari soal yaitu ketika 𝑠 = 𝑠1 dan 𝑠 = 𝑠2 maka 𝑎 = 𝑎1 dan 𝑎 = 𝑎2
𝑎12 = (2𝐶1)
2 +16𝐶1
2(𝑠12 + 𝐶3
2 − 2𝑠1𝐶3) + 𝐶24 + 8𝐶1(𝑠1 − 𝐶3)𝐶2
2
𝑅2
𝑎22 = (2𝐶1)
2 +16𝐶1
2(𝑠22 + 𝐶3
2 − 2𝑠2𝐶3) + 𝐶24 + 8𝐶1(𝑠2 − 𝐶3)𝐶2
2
𝑅2
Kita bisa dapatkan 𝑅 dengan sedikit manipulasi matematika untuk kedua persamaan di
atas. Kurangkan kedua persamaan di atas
𝑎22 = (2𝐶1)
2 +16𝐶1
2(𝑠22 + 𝐶3
2 − 2𝑠2𝐶3) + 𝐶24 + 8𝐶1(𝑠2 − 𝐶3)𝐶2
2
𝑅2
𝑎12 = (2𝐶1)
2 +16𝐶1
2(𝑠12 + 𝐶3
2 − 2𝑠1𝐶3) + 𝐶24 + 8𝐶1(𝑠1 − 𝐶3)𝐶2
2
𝑅2
𝑎22 − 𝑎12 =16𝐶1
2(𝑠22 − 𝑠12 − 2(𝑠2 − 𝑠1)𝐶3) + 8𝐶1(𝑠2 − 𝑠1)𝐶22
𝑅2
−
𝑅2 =16𝐶1
2((𝑠2 + 𝑠1)(𝑠2 − 𝑠1) − 2(𝑠2 − 𝑠1)𝐶3) + 8𝐶1(𝑠2 − 𝑠1)𝐶22
𝑎22 − 𝑎12
𝑅2 =8𝐶1(𝑠2 − 𝑠1)
𝑎22 − 𝑎12[2𝐶1(𝑠2 + 𝑠1 − 2𝐶3) + 𝐶2
2]
Basyir Al Banjari
0896-5985-6821
mechtermlighlismfism
DC3BCE5B
www.basyiralbanjari.wordpress.com
Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota
Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821
Follow my Instagram @basyir.elphisic.elbanjari
Hal | 4
𝑅 = √8𝐶1(𝑠2 − 𝑠1)
𝑎22 − 𝑎12[2𝐶1(𝑠2 + 𝑠1 − 2𝐶3) + 𝐶2
2]
OSK Fisika 2015 Number 3
SISWA DI MEJA BERPUTAR
Seperti diperlihatkan dalam gambar, seorang siswa dengan massa 𝑀 berdiri di atas
sebuah meja berbentuk lingkaran, sejauh 𝑟 dari pusat meja. Katakan koefisien gesek
antara sepatu siswa dengan meja tersebut adalah 𝜇. Pada saat awal 𝑡 = 0 meja mulai
berotasi dengan percepatan sudut 𝛼 = �̈� konstan. Anggap gerakan berada dibawah
pengaruh percepatan gravitasi konstan 𝑔 yang arahnya ke bawah.
a. Hitung besar percepatan sudut maksimum (𝛼maks) hingga siswa tersebut belum
sempat mengalami slip.
b. Dengan menganggap bahwa 𝛼 < 𝛼maks , tentukan vektor gaya gesek total yang dialami
oleh siswa tersebut sebelum ia mengalami slip dinyatakan sebagai fungsi waktu (𝑡).
(Petunjuk : gunakan koordinat polar 𝑟, 𝜃)
c. Dengan menganggap bahwa 𝛼 < 𝛼maks, tentukan kapan siswa tersebut mulai
mengalami slip terhitung sejak meja pertama kali berotasi.
Pembahasan :
a. Kita tinjau kondisi awal saat piringan tepat baru dipercepat dengan percepatan sudut
𝛼. Maka kecepatan sudut piringan pada saat awal ini dapat dianggap nol. Gaya gesek
hanya mengatasi efek gaya fiktif akibat percepatan tangensial titik di mana siswa
tersebut berdiri. Agar siswa tersebut tidak slip, gaya gesek yang bekerja haruslah
lebih kecil dari nilai gaya gesek statik maksimumnya. Katika gaya gesek statik tepat
bernilai maksimum, maka percepatan sudut 𝛼 tepat bernilai maksimum
𝑓 = 𝑚𝛼maks𝑟
𝜇𝑚𝑔 = 𝑚𝛼maks𝑟
𝛼maks =𝜇𝑔
𝑟
b. Percepatan total pada titik di piringan di mana siswa tersebut berdiri adalah
𝑎2 = 𝑎𝑡2 + 𝑎𝑠
2
𝛼
𝜇 𝑟
𝑂
𝑔
Basyir Al Banjari
0896-5985-6821
mechtermlighlismfism
DC3BCE5B
www.basyiralbanjari.wordpress.com
Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota
Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821
Follow my Instagram @basyir.elphisic.elbanjari
Hal | 5
Dimana 𝑎𝑡 dan 𝑎𝑠 adalah percepatan tangensial dan percepatan sentripetal titik
tersebut.
𝑎𝑡 = 𝛼𝑟
𝑎𝑠 = 𝜔2(𝑡)𝑟
𝜔 adalah kecepatan sudut titik di mana siswa
tersebut berdiri di atasnya. Kecepatan sudut
sebagai fungsi waktu adalah 𝑑𝜔
𝑑𝑡= 𝛼
𝑑𝜔 = 𝛼𝑑𝑡
∫ 𝑑𝜔𝜔(𝑡)
0
= 𝛼∫ 𝑑𝑡𝑡
0
𝜔(𝑡) = 𝛼𝑡
Maka
𝑎2 = 𝛼2𝑟2 + 𝛼4𝑡4𝑟2
𝑎 = √𝛼2𝑟2 + 𝛼4𝑡4𝑟2
Gaya fiktif yang diarasakan siswa akibat percepatan 𝑎 adalah
𝐹𝑓 = 𝑚𝑎 = 𝑚√𝛼2𝑟2 + 𝛼4𝑡4𝑟2
Agar siswa tidak slip di atas piringan, akan ada gaya gesek yang bekerja untuk
mengantisipasi gaya fiktif ini yang besarnya sama
𝑓 = 𝐹𝑓 = 𝑚√𝛼2𝑟2 + 𝛼4𝑡4𝑟2
Maka gaya gesek total yang dialami siswa tersebut sebagai fungsi 𝑡 adalah
𝑓 = 𝑚𝛼𝑟√1 + 𝛼2𝑡4
Kita juga mendapatkan hasil di atas dengan meninjau sistem dari koordinat polar.
Percepatan titik di mana siswa berdiri dalam koordinat polar adalah
�⃗� = 𝛼𝑟𝜃 − 𝜔2(𝑡)𝑟�̂�
Vektor gaya fiktif akibat percepatan ini adalah (arahnya berlawanan dengan arah
percepatan total)
�⃗�𝑓 = 𝑚�⃗� = 𝑚(𝛼𝑟𝜃 − 𝛼2𝑟2𝑡�̂�)
Maka gaya gesek yang dialami siswa agar dia tidak slip adalah
𝑓 = �⃗�𝑓 = 𝑚(𝛼𝑟𝜃 − 𝛼2𝑟2𝑡�̂�)
Dan besarnya adalah
𝑓 = 𝑚√(𝛼𝑟)2 + (−𝛼2𝑟2𝑡)2
𝑓 = 𝑚𝛼𝑟√1 + 𝛼2𝑡4
c. Ketika siswa tepat akan slip, gaya gesek yang bekerja padanya adalah gaya gesek
statik maksimum
𝑎𝑡 𝑎𝑠
𝜔
𝑎
𝑟
Basyir Al Banjari
0896-5985-6821
mechtermlighlismfism
DC3BCE5B
www.basyiralbanjari.wordpress.com
Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota
Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821
Follow my Instagram @basyir.elphisic.elbanjari
Hal | 6
𝑓 = 𝜇𝑚𝑔
Dan ini terjadi saat
𝜇𝑚𝑔 = 𝑚𝛼𝑟√1 + 𝛼2𝑡4
1 + 𝛼2𝑡4 =𝜇2𝑔2
𝛼2𝑟2⟹ 𝑡 = √
𝜇2𝑔2
𝛼4𝑟2−1
𝛼2
4
⟹ 𝑡 =1
𝛼√𝜇2𝑔2
𝑟2− 𝛼2
4
OSK Fisika 2015 Number 4
KATROL TERHENTAK
Sebuah silinder bermassa 𝑀 dan jari-jari 𝑅 dapat berotasi bebas terhadap sumbu
horisontalnya. Sebuah tali tak bermassa dililitkan pada permukaan silinder, kemudian
sebuah beban bermassa 𝑚 dipasang pada ujung tali. Mula-mula tali berada di bawah
silinder. Kemudian beban tersebut dinaikkan setinggi ℎ dan dilepaskan tanpa kecepatan
awal. Percepatan gravitasi 𝑔 ke bawah. Tentukan waktu yang dibutuhkan sejak beban
dilepas hingga menempuh jarak 2ℎ. (Tali tidak dapat mulur, interaksi bersifat seketika
dan tidak lenting sama sekali)
Pembahasan :
Kecepatan balok tepat ketika tali lurus kembali adalah
𝑣 = √2𝑔ℎ
Ketika tali sudah lurus kembali, tali akan mulai menegang. Impuls akibat gaya tegangan
tali akan memperlambat kecepatan balok dan membuat katrol berotasi. Misalkan impuls
dari gaya tegangan tali terjadi pada selang waktu 𝑑𝑡 yang sangat singkat dan kecepatan
balok setelah diberi impuls ini adalah 𝑉 dan kecepatan sudut katrol menjadi 𝜔 maka
Impuls linear pada balok 𝑚
−∫𝑇𝑑𝑡 = 𝑚(𝑉 − 𝑣) ⟹ ∫𝑇𝑑𝑡 = 𝑚(𝑣 − 𝑉)
Impuls angular pada katrol
ℎ
𝑀 𝑅
𝑚
𝑚
𝑅
Basyir Al Banjari
0896-5985-6821
mechtermlighlismfism
DC3BCE5B
www.basyiralbanjari.wordpress.com
Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota
Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821
Follow my Instagram @basyir.elphisic.elbanjari
Hal | 7
∫𝑇𝑅𝑑𝑡 = 𝐼𝜔
∫𝑇𝑅𝑑𝑡 =1
2𝑀𝑅2𝜔 ⟹ ∫𝑇𝑑𝑡 =
1
2𝑀𝑅𝜔
Sehingga
𝑚(𝑣 − 𝑉) =1
2𝑀𝑅𝜔…(1)
Karena tumbukan bersifat tidak lenting sama sekali, kecepatan balok 𝑚 setelah mendapat
impus dari tegangan tali akan sama dengan kecepatan tangensial sisi katrol, sehingga
akan berlaku
𝜔 =𝑉
𝑅
Persamaan (1) akan menjadi
𝑚(𝑣 − 𝑉) =1
2𝑀𝑅
𝑉
𝑅⟹ 𝑉 =
2𝑚
2𝑚 +𝑀𝑣 =
2𝑚
2𝑚 +𝑀√2𝑔ℎ
Selanjutnya balok 𝑚 akan bergerak dipercepat ke bawah akibat pecepatan gravitasi
dengan kecepatan awal 𝑣0 = 𝑉. Kita cari dulu percepatan balok 𝑚.
Menggunakan Hukum II Newton untuk gerak balok 𝑚 dan katrol
Balok 𝑚 (gerak translasi arah vertikal)
𝑚𝑔 − 𝑇 = 𝑚𝑎…(2)
Katrol 𝑀 (gerak rotasi)
𝑇𝑅 = 𝐼𝛼
Tali tidak slip terhadap katrol dan percepatan balok 𝑚 sama dengan percepatan tali,
maka akan berlaku
𝛼 =𝑎
𝑅
𝑇𝑅 =1
2𝑀𝑅2
𝑎
𝑅
𝑇 =1
2𝑀𝑎… (3)
Subtitusi persamaan (3) ke (2)
𝑚𝑔 −1
2𝑀𝑎 = 𝑚𝑎
𝑚𝑔 =2𝑚 +𝑀
2𝑎 ⟹ 𝑎 =
2𝑚
2𝑚 +𝑀𝑔
Hasil ini sebenarnya dapat pula kita dapatkan dengan menurunkan persamaan (7)
terhadap waktu, dengan mengingat bahwa kecepatan 𝑉(setelah tumbukan) bersesuaian
dengan percepatan 𝑎 sedangkan kecepatan 𝑣 (sebelum tumbukan) bersesuaian dengan
percepatan 𝑔. Dari posisi awal sampai tepat setelah tumbukan, balok sudah turun sejauh
ℎ, berarti ketika balok turun sejauh 2ℎ sejak dilepas, artinya dia turun sejauh ℎ dari posisi
ketika tumbukan terjadi (saat tali tepat menegang).
Basyir Al Banjari
0896-5985-6821
mechtermlighlismfism
DC3BCE5B
www.basyiralbanjari.wordpress.com
Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota
Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821
Follow my Instagram @basyir.elphisic.elbanjari
Hal | 8
Waktu dari sejak dilepas sampai terjadi tumbukan adalah
𝑡1 = √2ℎ
𝑔
Wakru sejak sesaat setelah tumbukan sampai turun lagi sejauh ℎ adalah
ℎ = 𝑉𝑡2 +1
2𝑎𝑡2
2
2𝑚
2𝑚 +𝑀𝑔𝑡2
2 + 22𝑚
2𝑚 +𝑀√2𝑔ℎ𝑡2 − 2ℎ = 0
𝑡22 + 2√
2ℎ
𝑔𝑡2 −
2𝑚 +𝑀
𝑚
ℎ
𝑔= 0
Dengan menggunakan rumus kuadrat, kita bisa menyelesaikan persamaan di atas
𝑡2 =−2√
2ℎ𝑔 ±
√42ℎ𝑔 + 4
2𝑚 +𝑀𝑚
ℎ𝑔
2
𝑡2 = √ℎ
𝑔(−√2 ±√2 +
2𝑚 +𝑀
𝑚)
Waktu tidak mungkin negatif (kita mencari nilainya yang positif). Maka agar syarat ini
terpenuhi, kita ambil solusi yang positif
𝑡2 = √ℎ
𝑔(√4 +
𝑀
𝑚− √2)
Sehingga, waktu yang dibutuhkan sejak beban dilepas hingga menempuh jarak 2ℎ adalah
𝑇 = 𝑡1 + 𝑡2
𝑇 = √2ℎ
𝑔+ √
ℎ
𝑔(√4 +
𝑀
𝑚− √2)
𝑇 = √ℎ
𝑔(√4 +
𝑀
𝑚)
OSK Fisika 2015 Number 5
KERETA PADA BIDANG MIIRING
Dua kereta masing-masing bermassa 𝑚1 dan 𝑚2 dihubungkan dengan tali tak bermassa
yang terhubung dengan katrol licin tak bermassa. Kereta 𝑚1 berada pada permukaan
horisontal, sedangkan kereta 𝑚2 berada pada bidang miring dengan sudut kemiringan 𝛼
terhadap horisontal. Di dalam masingmasing kereta terdapat bandul yang massanya
Basyir Al Banjari
0896-5985-6821
mechtermlighlismfism
DC3BCE5B
www.basyiralbanjari.wordpress.com
Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota
Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821
Follow my Instagram @basyir.elphisic.elbanjari
Hal | 9
dapat diabaikan relatif terhadap massa kereta. Setelah dilepas, posisi masing-masing
bandul membentuk sudut terhadap garis vertikal serta diasumsikan bahwa bandul
tersebut tidak berayun di dalam kereta. Seluruh permukaan bersifat licin. Percepatan
gravitasi ke bawah. Tentukan sudut kemiringan masing-masing bandul relatif terhadap
garis vertikal. Asumsikan jari-jari roda sangat kecil dan massanya dapat diabaikan.
Pembahasan :
Pertama kita cari dulu percepatan kedua kereta. Dengan meninjau sistem searah
pergerakannya menggunakan Hukum II Newton akan kita dapatkan
𝑚2𝑔 sin 𝛼 − 𝑇 + 𝑇 = (𝑚1 +𝑚2)𝑎
𝑎 =𝑚2𝑔 sin 𝛼
𝑚1 +𝑚2
Massa kereta sudah termasuk bandul di dalamnya. Sekarang kita tinjau masing-masing
bandul relatif terhadap masing-masing kereta. Kita namakan bandul yang ada di kereta
𝑚1 sebagai bandul 1 dan yang berada di kereta 𝑚2 sebagai bandul 2. Karena kita tinjau
relatif terhadap kereta, sedangkan kereta dipercepat, bandul akan mendapatkan gaya
fiktif yang arah nya berlawanan dengan percepatan kereta dan besarnya sama dengan
massa bandul di kali percepatan kereta. Kita misalkan massa bandul adalah 𝑚. Berikut
diagram gaya pada kedua bandul
Relatif terhadap kereta, kedua bandul berada dalam keseimbangan.
𝑚1
𝑚2
𝛼
𝜙
𝑇
𝑚𝑔
𝑚𝑎
𝜃
𝑇
𝑚𝑔
𝑚𝑎
𝛼
𝛼
Bandul 1 Bandul 2
Basyir Al Banjari
0896-5985-6821
mechtermlighlismfism
DC3BCE5B
www.basyiralbanjari.wordpress.com
Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota
Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821
Follow my Instagram @basyir.elphisic.elbanjari
Hal | 10
Bandul 1
Keseimbangan arah horizontal
𝑇 sin 𝜙 = 𝑚𝑎… (1)
Keseimbangan arah vertikal
𝑇 cos𝜙 = 𝑚𝑔…(2)
Bagi persamaan (1) dengan (2) 𝑇 sin𝜙
𝑇 cos𝜙=𝑚𝑎
𝑚𝑔
tan𝜙 =𝑎
𝑔=𝑚2 sin 𝛼
𝑚1 +𝑚2⟹ 𝜙 = arctan (
𝑚2 sin 𝛼
𝑚1 +𝑚2)
Bandul 2
Keseimbangan arah horizontal
𝑇 sin 𝜃 = 𝑚𝑎 cos 𝛼… (3)
Keseimbangan arah vertikal
𝑇 cos 𝜃 + 𝑚𝑎 sin 𝛼 = 𝑚𝑔
𝑇 cos 𝜃 = 𝑚𝑔 −𝑚𝑎 sin 𝛼 … (4)
Bagi persamaan (1) dengan (2) 𝑇 sin 𝜃
𝑇 cos 𝜃=
𝑚𝑎 cos 𝛼
𝑚𝑔 −𝑚𝑎 sin 𝛼
tan 𝜃 =𝑎 cos𝛼
𝑔 − 𝑎 sin 𝛼
tan 𝜃 =
𝑚2𝑔 sin 𝛼𝑚1 +𝑚2
cos 𝛼
𝑔 −𝑚2𝑔 sin 𝛼𝑚1 +𝑚2
sin 𝛼
tan 𝜃 =𝑚2 sin 𝛼 cos 𝛼
𝑚1 +𝑚2 −𝑚2 sin2 𝛼
tan 𝜃 =𝑚2 sin 𝛼 cos 𝛼
𝑚1 +𝑚2 cos2 𝛼⟹ 𝜃 = arctan (
𝑚2 sin 𝛼 cos 𝛼
𝑚1 +𝑚2 cos2 𝛼)
OSK Fisika 2015 Number 6
BOLA DI ATAS BIDANG MIRING
Sebuah bola pejal homogen bermassa mdan berjari-jari 𝑅, dilepaskan dari puncak suatu
bidang miring dengan sudut kemiringan 45𝑜 dan bermassa 𝑀 = 2𝑚. Bidang miring dapat
bergerak bebas pada suatu bidang horizontal licin (lihat gambar) dan bola selalu
bergerak menggelinding tanpa slip. Jika diketahui panjang sisi miring dari bidang miring
adalah 𝐿 dan percepatan gravitasi adalah 𝑔.
Basyir Al Banjari
0896-5985-6821
mechtermlighlismfism
DC3BCE5B
www.basyiralbanjari.wordpress.com
Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota
Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821
Follow my Instagram @basyir.elphisic.elbanjari
Hal | 11
Tentukan :
a. besar percepatan pusat massa bola relatif terhadap bidang miring.
b. besar percepatan pusat massa bola relatif terhadap bidang horizontal yang diam.
c. waktu yang dibutuhkan bola untuk sampai di tepi bawah bidang miring
Pembahasan :
a. Misalkan
Percepatan bidang miring terhadap lantai adalah 𝐴
Percepatan pusat massa bola relatif terhadap lantai adalah 𝑎
Percepatan sudut bola terhadap pusat massanya adalah 𝛼
Jika kita tinjau relatif terhadap bidang miring, bola akan mendapatkan gaya fiktif yang
arahnya berlawanan arah dengan percepatan bidang miring dan besarnya sama
dengan massa bola di kali percepatan bidang miring. Berikut diagram gaya pada
bidang miring dan pada bola relatif terhadap bidang miring
Kita kedua benda menggunakan Hukum II Newton
Bidang miring (arah horizontal)
𝑁 sin 𝜃 − 𝑓 cos 𝜃 = 𝑀𝐴…(1)
Bola (arah sejajar bidang miring)
𝑚𝑔 sin 𝜃 − 𝑓 +𝑚𝐴 cos 𝜃 = 𝑚𝑎… (2)
𝐿
𝑚
𝑅
𝜃
𝑀
lantai licin
𝑚𝐴
𝑚𝑔 𝑓
𝜃
𝑁 𝜃
𝜃
𝜃
𝜃 𝜃 𝑎
𝑓
𝑁 𝛼
𝐴
Basyir Al Banjari
0896-5985-6821
mechtermlighlismfism
DC3BCE5B
www.basyiralbanjari.wordpress.com
Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota
Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821
Follow my Instagram @basyir.elphisic.elbanjari
Hal | 12
Bola (arah tegak lurus bidang miring)
𝑁 −𝑚𝑔 cos 𝜃 + 𝑚𝐴 sin 𝜃 = 0… (3)
Bola (gerak rotasi)
𝑓𝑅 = 𝐼𝛼
Karena bola menggelinding tanpa slip di permukaan bidang miring akan berlaku
𝛼 =𝑎
𝑅
Gunakan momen inersia bola
𝐼 =2
5𝑚𝑅2
𝑓𝑅 =2
5𝑚𝑅2
𝑎
𝑅⟹ 𝑓 =
2
5𝑚𝑎… (4)
Subtitusi persamaan (4) ke (2)
𝑚𝑔 sin 𝜃 −2
5𝑚𝑎 +𝑚𝐴 cos 𝜃 = 𝑚𝑎
𝑚𝐴 cos 𝜃 =7
5𝑚𝑎 −𝑚𝑔 sin 𝜃
𝐴 cos 𝜃 =7
5𝑎 − 𝑔 sin 𝜃 … (5)
Persamaan (2) dan (3) dapat diubah menjadi
𝑓 = 𝑚𝑔 sin 𝜃 + 𝑚𝐴 cos 𝜃 − 𝑚𝑎… (2′)
𝑁 = 𝑚𝑔 cos 𝜃 −𝑚𝐴 sin 𝜃… (3′)
Subtitusi persamaan (2’) dan (3’) ke (1)
(𝑚𝑔 cos 𝜃 − 𝑚𝐴 sin 𝜃) sin 𝜃 − (𝑚𝑔 sin 𝜃 +𝑚𝐴 cos 𝜃 − 𝑚𝑎) cos 𝜃 = 𝑀𝐴
𝑚𝑎 cos 𝜃 − 𝑚𝐴(sin2 𝜃 + cos2 𝜃) = 𝑀𝐴
𝐴 =𝑚𝑎 cos 𝜃
𝑀 +𝑚…(6)
Subtitusi persamaan (6) ke (5) 𝑚𝑎 cos 𝜃
𝑀 +𝑚cos 𝜃 =
7
5𝑎 − 𝑔 sin 𝜃
5𝑚𝑎 cos2 𝜃 = 7(𝑀 +𝑚)𝑎 − 5(𝑀 +𝑚)𝑔 sin 𝜃
[7𝑀 +𝑚(7 − 5 cos2 𝜃)]𝑎 = 5(𝑀 +𝑚)𝑔 sin 𝜃
𝑎 =5(𝑀 +𝑚)𝑔 sin 𝜃
7𝑀 +𝑚(7 − 5 cos2 𝜃)
Subtitusi nilai 𝑀 = 2𝑚 dan sin 𝜃 = cos 𝜃 = √2 2⁄
𝑎 =5(2𝑚 +𝑚)𝑔√2 2⁄
7.2𝑚 +𝑚 (7 − 5(√2 2⁄ )2)
𝑎 =15√2
37𝑔
b. Percepatan bidang miring adalah
Basyir Al Banjari
0896-5985-6821
mechtermlighlismfism
DC3BCE5B
www.basyiralbanjari.wordpress.com
Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota
Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821
Follow my Instagram @basyir.elphisic.elbanjari
Hal | 13
𝐴 =𝑚
2𝑚 +𝑚(15√2
37𝑔)√2 2⁄
𝐴 =5
37𝑔
Komponen percepatan bola terhadap tanah pada sumbu 𝑥 dan 𝑦 adalah
𝑎𝑥 = 𝑎 cos 𝜃 − 𝐴
𝑎𝑥 =15√2
37𝑔 √2 2⁄ −
5
37𝑔 ⟹ 𝑎𝑥 =
10
37𝑔
𝑎𝑦 = −𝑎 sin 𝜃
𝑎𝑦 = −15√2
37𝑔√2 2⁄ ⟹ 𝑎𝑦 = −
15
37𝑔
Maka percpatan pusat massa bola terhadap bidang horizontal yang diam adalah
𝑎′ = √𝑎𝑥2 + 𝑎𝑦2⟹ 𝑎′ =5√6
37𝑔
c. Kita tinjau gerak bola relatif terhadap bidang miring. Ketika sampai di ujung bawah
bidang miring, dia telah menempuh jarak sejauh 𝐿, maka
𝐿 =1
2𝑎𝑇2
𝑇 = √2𝐿
𝑎⟹ 𝑇 = √
37√2𝐿
15𝑔
OSP Fisika 2015 Number 7
MOBIL AKROBATIK
Sebuah mobil akrobatik diatur memiliki percepatan konstan 𝑎 Mobil ini akan melewati
sebuah tanjakan miring bersudut 𝛼 untuk kemudian melakukan gerak parabola menuju
target. Target berada pada jarak 𝐿 dari titik awal keberangkatan mobil. Tanjakan berada
pada jarak 𝑥 dari titik awal keberangkatan mobil. Panjang tanjakan adalah 𝑑. Saat mobil
mulai menaiki tanjakan, kemiringan tanjakan berkurang sebesar 𝑚 𝐾⁄ kali sudut awal,
dimana 𝑚 adalah massa dari mobil dan 𝐾 adalah suatu konstanta. Percepatan mobil pun
berkurang sebesar 𝑔 sin 𝛼 saat melalui tanjakan, dimana 𝛼 adalah sudut kemiringan
antara tanjakan dengan tanah. Mobil dipercepat dari keadaan diam dari garis start.
𝐿
start
𝛼 𝑥
𝑑 finish
Basyir Al Banjari
0896-5985-6821
mechtermlighlismfism
DC3BCE5B
www.basyiralbanjari.wordpress.com
Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota
Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821
Follow my Instagram @basyir.elphisic.elbanjari
Hal | 14
Tentukanlah percepatan yang harus dimiliki oleh mobil agar tepat mencapai garis finish.
Anggap mobil adalah partikel titik.
Pembahasan :
Gerak mobil dari start sampai tiba di kaki tanjakan
Mobil melakukan gerak lurus berubah beraturan dipercepat
Kecepatan awal 𝑣0 = 0
Kecepatan akhir 𝑣𝑡 = 𝑣
Jarak yang ditempuh 𝑠 = 𝑥
Percepatan 𝑎
Dengan rumus GLBB akan diperoleh
𝑣𝑡2 = 𝑣0
2 + 2𝑎𝑠
𝑣2 = 02 + 2𝑎𝑥 ⟹ 𝑣 = √2𝑎𝑥
Gerak mobil dari kaki sampai puncak tanjakan
Mobil melakukan gerak lurus berubah beraturan dipercepat
Kecepatan awal 𝑣0 = 𝑣 = √2𝑎𝑥
Kecepatan akhir 𝑣𝑡 = 𝑉
Jarak yang ditempuh 𝑠 = 𝑑
Percepatan mobil mengalami pengurangan sebesar 𝑔 sin 𝛼. Namun, karena sudut
kemiringan tanjakan berkurang menjadi
𝛼′ = (1 −𝑚
𝐾)𝛼
Maka percepatan mobil ketika menaiki tanjakan adalah
𝑎′ = 𝑎 − 𝑔 sin 𝛼′
Dengan rumus GLBB akan diperoleh
𝑣𝑡2 = 𝑣0
2 + 2𝑎′𝑠
𝑉2 = 2𝑎𝑥 + 2[𝑎 − 𝑔 sin 𝛼′]𝑑
𝑉2 = 2𝑎(𝑥 + 𝑑) − 2𝑔 sin 𝛼′…(1)
Gerak mobil dari puncak tanjakan sampai tiba di target
Mobil melakukan gerak parabola. Pada arah sumbu 𝑥 mobil melakukan gerak lurus
beraturan dan pada arah sumbu 𝑦 mobil melakukan gerak lurus berubah beraturan
diperlambat dan dipercepat.
Komponen kecepatan mobil pada sumbu 𝑥 dan 𝑦 adalah
𝑣0𝑥 = 𝑉 cos 𝛼′
𝑣0𝑦 = 𝑉 sin 𝛼′
Jadikan posisi start sebagai acuan
Posisi awal mobil
𝑥0 = 𝑥 + 𝑑 cos 𝛼′
𝑦0 = 𝑑 sin 𝛼′
Posisi akhir mobil
Basyir Al Banjari
0896-5985-6821
mechtermlighlismfism
DC3BCE5B
www.basyiralbanjari.wordpress.com
Ahmad Basyir Najwan Jln. Mr. Cokrokusumo No.54 RT.015/005, Kel. Cempaka, Kec. Cempaka, Kota
Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kode Pos 70733 Contact Person : 0896-5985-6821
Follow my Instagram @basyir.elphisic.elbanjari
Hal | 15
𝑥 = 𝐿
𝑦 = 0
Dengan rumus GLB untuk gerak arah sumbu 𝑥 akan kita dapatkan
𝑥 = 𝑥0 + 𝑣0𝑥𝑡
𝐿 = 𝑥 + 𝑑 cos𝛼′ + 𝑉 cos 𝛼′ 𝑡 ⟹ 𝑡 =𝐿 − 𝑥 − 𝑑 cos 𝛼′
𝑉 cos𝛼′
Kemudian dengan rumus GLBB untuk gerak arah sumbu 𝑦 diperoleh
𝑦 = 𝑦0 + 𝑣0𝑦𝑡 −1
2𝑔𝑡2
0 = 𝑑 sin 𝛼′ + 𝑉 sin 𝛼′ 𝑡 −1
2𝑔𝑡2
0 = 𝑑 sin 𝛼′ + 𝑉 sin 𝛼′𝐿 − 𝑥 − 𝑑 cos 𝛼′
𝑉 cos 𝛼′−1
2𝑔 (𝐿 − 𝑥 − 𝑑 cos 𝛼′
𝑉 cos𝛼′)
2
0 = 𝑑 sin 𝛼′ + (𝐿 − 𝑥) tan 𝛼′ − 𝑑 sin 𝛼′ −1
2𝑔(𝐿 − 𝑥 − 𝑑 cos 𝛼′)2
𝑉2 cos2 𝛼′
𝑔(𝐿 − 𝑥 − 𝑑 cos𝛼′)2
𝑉2 cos2 𝛼′= 2(𝐿 − 𝑥) tan 𝛼′
𝑉2 =𝑔(𝐿 − 𝑥 − 𝑑 cos 𝛼′)2
2(𝐿 − 𝑥) sin 𝛼′ cos 𝛼′
𝑉2 =𝑔(𝐿 − 𝑥 − 𝑑 cos 𝛼′)2
(𝐿 − 𝑥) sin 2𝛼′…(2)
Persamaan (1) sama dengan (2)
2𝑎(𝑥 + 𝑑) − 2𝑔 sin 𝛼′ =𝑔(𝐿 − 𝑥 − 𝑑 cos 𝛼′)2
(𝐿 − 𝑥) sin 2𝛼′
𝑎 =1
𝑥 + 𝑑[𝑔(𝐿 − 𝑥 − 𝑑 cos 𝛼′)2
2(𝐿 − 𝑥) sin 2𝛼′− 𝑔 sin 𝛼′]
Subtitusi
𝛼′ = (1 −𝑚
𝐾)𝛼 =
𝛼
𝐾(𝐾 −𝑚)
Maka percepatan mobil agar mencapai target adalah
𝑎 =1
𝑥 + 𝑑[𝑔 (𝐿 − 𝑥 − 𝑑 cos [
𝛼𝐾(𝐾 −𝑚)])
2
2(𝐿 − 𝑥) sin [2𝛼𝐾(𝐾 −𝑚)]
− 𝑔 sin [𝛼
𝐾(𝐾 −𝑚)]]