- 1. Jilbab dan Kesucian DiriOleh: Muhsin hHariyantoKita sepakat
untuk menyatakan bahwa simbol tan selalu terkaitdengan substansi.
Tetapi, kita pun harus jujur menyatakan bahwasimbol -- dalam
pelaksanaan ajaran Agama tetap menjadi sesuatuyang penting.
Sebagaimana jilbab bagi seorang muslimah.Al-Quran dalam pandangan
ulama salaf menyatakan bahwa''penggunaan jilbab sebagai penutup
aurat bagi setiap muslimahadalah wajib, meskipun dalam wacana
tafsir al-Quranm kitatemukan beragam pendapat. Sebagaimana tersebut
dalam al-Quran:''Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu,
anak-anak perempuanmu,dan istri-istri orang Mukmin, hendaklah
mereka mengulurkanjilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian
itu supaya merekalebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak
diganggu. DanAllah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'' (QS
Al-Ahzab[33]: 59). Dengan jilbab, identitas seorang wanita menjadi
jelas.Bahwa, mereka seorang Muslimah. Dengan jilbab pula,
seorangwanita akan terhindar dari tatapan mata liar, sehingga
mereka tidakdiganggu. Kesucian mereka pun menjadi terjaga.Namun,
jilbab bukan sekadar pakaian penutup tubuh (aurat) wanita.Ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi agar pakaian yangdikenakan
seorang wanita bisa dikatakan jilbab yang sebenarnya(jilbab
syar'i).Mengutip Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani ---
dalamkitabnya yang berjudul Jilbab Al-Mar'ah Al-Muslimah --- ada
delapansyarat jilbab syar'i.Pertama, menutup seluruh tubuh, kecuali
muka dan telapak tangan.Kedua, bukan untuk tabarruj (bersolek) yang
bisa menyebabkanpandangan mata tertuju padanya (QS Al-Ahzab [33]:
33).Ketiga, bahannya terbuat dari kain yang tebal, tidak tipis dan
tidaktembus pandang (transparan).Keempat, kainnya longgar, tidak
ketat, dan tidak membentuk lekuktubuh.
2. Kelima, tidak diberi wewangian atau parfum. ''Wanita mana
saja yangmemakai wewangian, lalu ia lewat di muka orang banyak
agarmereka mendapatkan baunya, maka ia adalah pezina.'' (HR
AbuDawud dan At-Tirmidzi).Keenam, tidak menyerupai pakaian
laki-laki. Sebab, Rasulullah SAWmelaknat laki-laki yang memakai
pakaian wanita, dan wanita yangmemakai pakaian laki-laki (HR Abu
Dawud, Ibnu Majah, Al-Hakim,dan Ahmad).Ketujuh, tidak menyerupai
pakaian orang-orang kafir. ''Barangsiapamenyerupai suatu kaum, maka
dia termasuk bagian dari mereka.''(HR Ahmad dan Abu
Dawud).Kedelapan, bukan pakaian yang dikenalan untuk mencari
popularitas.''Barangsiapa mengenakan pakaian untuk mencari
popularitas didunia, niscaya Allah akan mengenakan pakaian kehinaan
kepadanyapada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api
neraka.'' (HRAbu Dawud dan Ibnu Majah).Kedelapan, syarat ini
bukanlah sesuatu yang sulit untuk dipenuhi.Sebab, tidak ada yang
sulit dalam syariat Islam. Semuanya mudah.''Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendakikesukaran bagimu.'' (QS
Al-Baqarah [2]: 185). Dalam firman-Nyayang lain, ''Dan Dia (Allah)
sekali-kali tidak menjadikan untuk kamudalam agama ini suatu
kesempitan.'' (QS Al-Hajj (22): 78).Penulis adalah Dosen Tetap FAI
UM Yogyakarta dan Dosen TidakTetap STIKES Aisyiyah Yogyakarta