Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
PENGANTAR
Salah satu prioritas pembangunan yang ditetapkan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur
dalam mencapai Visi Daerah sebagai pusat perdagangan dan jasa yang terkemuka di Indonesia Timur dan Asia
Pasifik adalah pembangunan pertanian dalam arti luas. Kalimantan Timur dengan kekayaan sumberdaya dan
agroekologinya menyimpan potensi pengembangan komoditi pertanian seperti Jeruk.
Dalam upaya untuk mendorong dunia usaha menanamkan investasinya di Kalimantan Timur, perlu
diberikan informasi yang jelas tentang prospektif pengembangan Jeruk Keprok Borneo Prima di Kalimantan
Timur. Untuk memperoleh gambaran yang komprehensif mengenai profil investasi Budidaya Jeruk Keprok
Borneo Prima, Badan Promosi dan Investasi Daerah (BPID) Kalimantan Timur bekerjasama dengan Center for
Community Empowerment and Economic (FORCE) melakukan studi penyusunan profil proyek investasi
budidaya Jeruk Keprok Borneo Prima. Saya menyambut gembira atas tersusunnya laporan studi Pra FS Profil
Proyek Komoditi Unggulan Daerah dengan judul: Prospek Menguntungkan ; Investasi Budidaya Jeruk Borneo
Prima, sebagai wujud realisasi dari kerjasama tersebut.
Kami berharap semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi dunia usaha dan pemerintah sebagai
dasar dalam mengambil kebijakan pengembangan Jeruk di Kalimantan Timur.
Akhirnya, kepada Direktur Center for Community Empowerment and Economic (FORCE) dan Tim
Studinya kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih atas usaha dan sumbangan pemikiran yang
diberikan. Ucapan yang sama juga ditujukan kepada walikota/bupati beserta jajarannya di daerah studi dan
semua pihak yang telah memberikan kontribusinya sejak awal hingga tersusunnya laporan.
Terima Kasih.
Samarinda, Juni 2009
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah
Provinsi Kalimantan Timur,
KEPALA
H. Nusyirwan Ismail
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang…………………………………………......................................... 1 1.2 Maksud dan Tujuan……………………………………………………………………………….………. 4 1.3 Kegunaan………………………………………………………………………………………………………. 4 BAB II SITUASI PEMASARAN 2.1 Jeruk Keprok Borneo Prima.......................................................... 6 2.2 Pasar Dunia dan Pasar Domestik.................................................... 7 2.3 Struktur Industri....................................................................... 9 BAB III POTENSI DAERAH DAN TEKNIS PRODUKSI 3.1 Potensi Daerah………………………………………………………………………………………………. 12 3.2 Teknis Produksi…………………………………………………………………………………………….. 16 BAB IV KEBIJAKAN DAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG 4.1 Sarana dan Prasarana……………………………………………………..……………………………. 33 4.2 Legalitas................................................................................ 37 BAB V ANALISIS FINANSIAL 5.1 Kebutuhan Biaya Investasi……………………………………………………………………………. 46 BAB VI PENUTUP…………………………………………………………………………………………………………………. 52 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………………… 53 LAMPIRAN………………………………………………………………………………………………………………………………….. 55
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perkembangan produksi, ekspor, impor, konsumsi, dan kebutuhan jeruk tahun 2000-2004.. 8 Tabel 2 Pangsa pasar jeruk Indonesia dalam perdagangan jeruk dunia pada tahun 2003............... 9 Tabel 3 Beberapa faktor penentuan lokasi untuk perkebunan jeruk keprok.............................. 13 Tabel 4 Analisa kesesuaian lahan untuk tanaman jeruk pada desa Rantau Makmur, Kecamatan
Rantau Pulung, Kabupaten Kutai Timur.............................................................. 15
Tabel 5 Frekuensi pemupukan yang digunakan untuk perkebunan jeruk(400 tanaman per
ha).................................................................................................. 20
Tabel 6 Masa panen jeruk di Indonesia.......................................................................... 28 Tabel 7 Penggolongan jeruk keprok berdasarkan besar/beratnya.......................................... 31 Tabel 8 Penggolongan jeruk keprok berdasarkan syarat mutu............................................... 31 Tabel 9 Produksi, biaya produksi,penjualan, dan perhitungan laba rugi jeruk keprok berdasarkan
tahun tanam............................................................................................... 45
Tabel 10 Kebutuhan Biaya Investasi Tanaman Jeruk Keprok.................................................. 46 Tabel 11 Hasil Analisa Finansial Proyek........................................................................... 47 Tabel 12 Analisis sensitivitas kelayakan usaha budidaya jeruk keprok borneo prima..................... 50
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bagan pohon industri komoditas jeruk.......................... 11 Gambar 2 Salah satu kondisi perkebunan jeruk keprok di Kecamatan Rantau Pulung Kabupaten
Kutai Timur............................................................................................... 14
Gambar 3 Tahapan kegiatan penyediaan bibit jeruk bebas penyakit di
Indonesia.................................................................................................. 17
Gambar 4 Tanaman jeruk keprok borneo prima................................................................ 17 Gambar 5 Bagan alir dari Standar Operasional Prosedur (SOP) penyaluran bibit
jeruk....................................................................................................... 19
Gambar 6 Penanganan pasca panen............................................................................ 30
Gambar 7 Diagram alir pembuatan bubuk sari jeruk keprok dan sari/jus jeruk keprok.......... 32
Gambar 8 Hubungan antara petani plasma dan perusahaan besar/eksportir..................... 43
Gambar 9 Mekanisme Proyek Kemitraan Terpadu antara petani plasma, perusahaan besar/ekportir, dan bank ....................................................................
43
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Diagram alir proses perijinan................................................................... 56 Lampiran 2 Cash flow investasi budidaya jeruk keprok borneo prima.................................. 57
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
PPEENNDDAAHHUULLUUAANN
1.1. Latar Belakang
Provinsi Kalimantan Timur mempunyai 10 kabupaten
dan 4 kota. Sebagian besar dari Kabupaten mencanangkan
program pengembangan pertanian sebagai arah
pembangunannya sebagai antisipasi dari menipisnya cadangan
kekayaan alam berupa emas, batubara, minyak bumi, dan
kayu. Salah satu prioritas pengembangannya adalah komoditas
hortikultura unggul asli asal Kalimantan Timur. Beberapa
komoditas hortikultura yang telah dilepas antara lain durian dan salak. Pada tahun
2003 ditemukan komoditas hortikultura unggulan lain, yaitu jeruk keprok yang berasal dari
kecamatan Rantau Pulung, Kabupaten Kutai Timur. Kemudian pada tahun 2006 jeruk ini
mulai serius dikembangkan karena keunikannya sebagai jeruk keprok dataran rendah yang
mempunyai warna kulit orange.
Sesuai dengan arah pengembangan agribisnis untuk komoditas jeruk yang
dikeluarkan oleh Departemen Pertanian pada tahun 2005, akan dilakukan perluasan
tanaman jeruk untuk mengantisipasi permintaan jeruk baik nasional maupun dunia yang
cenderung meningkat. Data-data yang ada menunjukkan bahwa jeruk merupakan salah
satu produk sub-sektor pertanian (hortikultura) yang mempunyai pasar dalam negeri yang
masih sangat terbuka, disamping juga mempunyai pasar luar negeri yang baik.
Pada tahun 2004 luasan produksi jeruk nasional mencapai 70.000 ha dengan
produksi sebesar 1.600.000 ton (produktivitas berkisar antara 17-25 ton/ha). Angka ini
menempatkan Indonesia sebagai negara penghasil utama jeruk dunia ke-13 setelah
Vietnam (Suyamto et al., 2005). Pada tahun yang sama, Kalimantan Timur hanya
menyumbang produksi jeruk nasional sebesar 0,63 % (BPS Provinsi Kaltim, 2007).
Tanaman jeruk meja, seperti jeruk siem, jeruk manis, dan jeruk keprok, tersebar di
seluruh Indonesia dengan sentra produksi terdapat di Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara
Timur (Agrimas Kapitalindo, 2007). Sedangkan Kalimantan Timur belum disebut sebagai
sentra produksi jeruk. Pada tahun 2003 diketahui bahwa luas panen jeruk di Kalimantan
Timur adalah 75 ha dengan produksi sebesar 2.887 ton (Suyamto et al., 2005). Sampai
sekarang, secara nasional perkebunan jeruk masih diusahakan dalam skala kecil secara
terpisah dalam luasan 1-5 ha. Di Kalimantan Timur, jeruk mulai dilirik sebagai komoditas
hortikultura yang potensial karena permintaannya terus meningkat. Jeruk yang paling
JJeerruukk kkeepprrookk BBoorrnneeoo PPrriimmaa
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
banyak dibudidayakan dan dipasarkan di Kalimantan Timur adalah jeruk siem, sedangkan
jeruk keprok baru sedikit sekali.
Mulai tahun 2007 ini, petani jeruk di Kalimantan Timur dikenalkan dengan varietas
baru jeruk keprok lokal yang dapat tumbuh dan menghasilkan buah dengan warna orange
pada dataran rendah (± 50 m diatas permukaan laut), tidak seperti biasanya jeruk keprok
dataran rendah yang berwarna hijau. Daerah asal jeruk keprok, yang diberi nama Borneo
Prima, tersebut adalah Kecamatan Rantau Pulung, Kabupaten Kutai Timur (Warta Prima,
2007).
Dibandingkan jeruk siem yang hanya berasa manis, jeruk keprok mempunyai rasa
khas, yaitu rasa manisnya terasa lebih segar karena terdapat campuran rasa asam. Dari
penampilannya, jeruk ini juga lebih menarik karena lebih mudah dikupas dan tidak terasa
pahit. Kulit jeruk yang pahit biasanya mempengaruhi rasa jeruk karena rasa pahitnya akan
masuk ketika pengupasan kulit (jeruk siem biasanya sulit dikupas). Sebagai tempat asal
ditemukannya jeruk keprok Borneo Prima ini, Kecamatan Rantau Pulung di Kabupaten Kutai
Timur dipilih sebagai daerah pengembangan perkebunan jeruk yang diusahakan dalam
skala besar. Melalui koordinasi dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi Kalimantan Timur, di Kecamatan Rantau Pulung akan dikembangkan luasan
produksi untuk jeruk keprok ini sampai 500 ha (Kompas, 2007). Bahkan dalam arah
kebijakan pengembangan jeruk nasional oleh Departemen Pertanian, luas areal perkebunan
jeruk nasional ditargetkan menjadi hampir 28.000 ha dengan target di Kalimantan Timur
sekitar 365 ha pada tahun 2010 (Suyamto et al., 2005).
Perkiraan konsumsi jeruk dalam negeri tahun 2010 adalah 2.355.500 ton atau
meningkat 1,5 kali dibanding konsumsi pada tahun 2004 yaitu sebesar 1.570.333 ton
(Suyamto et al., 2005). Terdapatnya kecenderungan kekurangan produksi dibandingkan
konsumsi untuk jeruk di Indonesia merupakan peluang bagi pelaku agribisnis untuk
“bermain” di sektor ini. Apalagi selama ini Indonesia dikenal sebagai importir jeruk terbesar
kedua di ASEAN setelah Malaysia (Agrimas Kapitalindo, 2007). Impor jeruk Indonesia pada
tahun 2004 mencapai 94.711.000 ton senilai US$50.516.000, sedangkan ekspornya hanya
sekitar 657.000 ton senilai US$542.000 (Suyamto et al., 2005)
Salah satu kendala dalam pengembangan perkebunan jeruk umumnya adalah
pengendalian hama dan penyakit (terutama Citrus Vieun Ploem Degeneration, CVPD),
pemilihan varietas yang cocok untuk setiap daerah, gambaran tata niaga jeruk nasional dan
gambaran kelayakan proyeknya sesuai dengan karakteristik lahan dan iklimnya.Profil
investasi perkebunan jeruk ini merupakan salah satu jawaban untuk menarik investor
menanamkan modalnya di sektor ini, khususnya di Kalimantan Timur, dengan memberikan
gambaran yang sejelas-jelasnya tentang peluang pengembangan perkebunan jeruk keprok
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
di Kalimantan Timur dengan telah dilepasnya varietas baru jeruk keprok yang dapat tumbuh
dan berproduksi dengan baik di dataran rendah (Jeruk Keprok Borneo Prima), termasuk
didalamnya kemungkinan pengembangan kegiatan ini ke arah pengolahannya, seperti
sari/jus jeruk.
1.2. Maksud dan Tujuan
Penyusunan profil perkebunan jeruk keprok dimaksudkan untuk mengidentifikasi
kelayakan teknis, pasar dan finansial jeruk keprok. Dari hasil identifikasi ini disusun buku
yang dapat memberikan informasi mengenai kelayakan teknis, pasar dan finansial
perkebunan bagi investor.
1.3. Kegunaan
Dengan terbitnya buku Profil Investasi Perkebunan Jeruk Keprok, diharapkan dapat
berguna sebagai:
a. Informasi peluang usaha dan investasi tanaman hortikultura jeruk keprok kepada
investor baik asing maupun dalam negeri serta kalangan dunia usaha, sehingga dapat
memacu pertumbuhan investasi di Kalimantan Timur.
b. Dasar bagi pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan pengembangan sektor
tanaman hortikultura khususnya jeruk keprok di Kalimantan Timur.
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
SITUASI PEMASARAN
Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari China, sedangkan
jeruk yang ada sekarang di Indonesia dipercaya merupakan peninggalan orang Belanda
yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Italia (Kemal Prihatman,
2000).
Sekitar 70-80 % jeruk yang dikembangkan di Indonesia adalah jeruk siem, dan
sisanya adalah jeruk keprok unggulan daerah dan jeruk lainnya (Suyamto et al., 2005). Jeruk
siem Pontianak, siem Garut, dan siem Lumajang merupakan beberapa jenis jeruk siem yang
ditanam di Indonesia, sedang jeruk keprok yang dikenal antara lain adalah keprok Garut
dari Jawa Barat, keprok Siompu dari Sulawesi Tengara, keprok Tejakula dari Bali, keprok
Kacang dari Sumatera Barat, keprok Batu 55 dari Batu, keprok Madura dari jawa Timur, dan
keprok So’e dari Nusa Tenggara Timur (Kemal Prihatman, 2000).
Sampai saat ini, pasar di Indonesia masih didominasi oleh jeruk siem karena
produksinya yang mencapai 70-80 % dari total produksi jeruk nasional (Winarno, 2004).
Seiring dengan makin berkembangnya luasan tanaman jeruk keprok diharapkan dapat
meningkatkan pasar untuk jenis jeruk ini, disamping juga melirik peluang ekspor.
Kulit jeruk keprok mudah dikupas karena kulitnya lebih mudah patah dibandingkan
dengan jeruk siem. Hal ini menyebabkan tingkat kesulitan pasca panen dari jeruk keprok
lebih tinggi dari jeruk siem. Distribusi jeruk keprok harus dilakukan dengan kemasan yang
dapat menahannya dari bahaya kerusakan fisik seperti “pecah”. Disamping itu, konsumen
belum banyak mengenal jenis-jenis jeruk dan keistimewaannya. Hal ini menyebabkan jeruk
siem masih lebih favorit di kalangan pedagang sebagai komoditas yang diperdagangkan
dibanding jeruk-jeruk lainnya seperti jeruk keprok dan jeruk manis.
Saat ini hampir semua produksi jeruk dipasarkan dalam bentuk buah segar. Beberapa
produk pangan olahan berupa sari jeruk masih didominasi oleh produk “serupa” sari jeruk,
yaitu minuman yang menggunakan BTP (bahan tambahan pangan) essence jeruk. Untuk sari
jeruk dengan bahan baku jeruk sendiri kebanyakan masih didominasi oleh produk impor.
2.1. Jeruk Keprok Borneo Prima
Klasifikasi botani tanaman jeruk adalah sebagai berkut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
Ordo : Rutales
Family : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus sp.
Jenis jeruk lokal yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah jeruk siem (C.
microcarpa L.) antara lain Siem Pontianak, Siem Garut, Siem Lumajang, Siem Purworejo;
Jeruk keprok (C. reticulata) antara lain keprok batu 55, keprok garut, keprok
tejakula, keprok matsuma; Jeruk manis (C. auranticum L.); Jeruk sitrun/lemon (C. medica);
Jeruk besar/pamelo (C. maxima Herr.) antara lain jeruk Nambangan-Madiun dan jeruk Bali;
jeruk nipis (C. aurantifolia), jeruk purut (C. hystrix) dan jeruk sambal (C. hystrix
ABC) (Kemal Prihatman, 2000)
Pada tahun 2003, Tim Monitoring Program Pengembangan Agribisnis Jeruk Rantau
Pulung yang digagas oleh Community Development (Comdev) PT Kaltim Prima Coal (KPC)
berkerja sama dengan Balai Penelitian Buah (Balitbu) Solok, Sumatera Barat, dan Loka
Penelitian Jeruk (Lolit Jeruk) Tlekung, Malang, menemukan tanaman jeruk keprok di
Kecamatan Rantai Pulung, Kabupaten Kutai Timur. Tidak seperti jeruk keprok dataran
rendah pada umumnya, jeruk keprok ini cukup unik karena buahnya berwarna orange
seperti jeruk keprok yang tumbuh di dataran tinggi. Lokasi ditemukannya jeruk keprok di
Kecamatan Rantau Pulung ini berada pada ketinggian ± 50 m dari permukaan laut. Atas
prakarsa Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur,
Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah-Subtropika Tlekung, Dinas Pertanian Kabupaten
Kutai Timur dan PT Kaltim Prima Coal, jeruk tersebut telah dilepas oleh Departemen
Pertanian sebagai varietas baru jeruk keprok dengan nama Jeruk Keprok Borneo Prima
(Citrus reticulata Blanco) pada pertengahan tahun 2007 (Warta Prima, 2007).
Menurut sumber : Warta Prima, 2007 ada beberapa alasan yang membuat jeruk keprok
Borneo Prima layak untuk diusahakan atau dikembangkan adalah :
1. Produktivitasnya yang tinggi sekitar 20-25 kg per pohon per tahun.
2. Harga ditingkat petani lebih tinggi antara 75-100 % dibanding jeruk siem.
3. Penampilan buahnya lebih menarik dibanding jeruk siem.
4. Aroma dan cita rasa sangat khas, sehingga berpeluang sebagai komoditas ekspor.
5. Termasuk buah meja dan mudah dikupas.
6. Peluang pemasaran masih terbuka.
7. Masa simpannya lebih lama dibandingkan jeruk siem.
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
2.2. Pasar Dunia dan Pasar Domestik
Antara tahun 2000-2004, luas panen dan produksi jeruk dalam negeri menunjukkan
peningkatan rata-rata per tahun yang cukup pesat, masing-masing mencapai 18,14 % dan
27 %. Pada tahun 2004 luas panen jeruk di Indonesia adalah 70 ha dengan produksi sekitar
1.600.000 ton, produktivitasnya mencapai 22,86 ton/ha.
Pada tahun yang sama, kondisi pasar dalam negeri juga menunjukkan perkiraan
permintaan jeruk yang tinggi, yaitu sebesar 639.000 ton, dengan peningkatan konsumsi
pada tahun 2000-2004 kurang lebih 25 % per tahun. Data tentang pasar jeruk
nasional disajikan pada Tabel 1.
Pada tahun 2003, pangsa volume pasar jeruk Indonesia dalam perdagangan jeruk
dunia adalah yang terendah. Walaupun demikian, Indonesia masih mempunyai peluang
peningkatan pangsa pasar karena mempunyai potensi perluasan areal produksi disamping
nilai FOB-nya yang termasuk rendah, yaitu hanya sekitar 328 US$/ton (Tabel.2) Dari data
konsumsi baik dunia maupun nasional diketahui bahwa peluang usaha di sektor ini cukup
besar.
Tabel 1. Perkembangan produksi, ekspor, impor, konsumsi, dan kebutuhan jeruk 2000-2004
(dalam ton)
Tahun Produksi Ekspor Impor Konsumsi
2000 644.052 1.079 34.879 275.027
2001 691.433 1.919 75.622 385.841
2002 968.132 1.097 76.650 429.919
2003 1.441.680 954 57.480 637.661
2004 1.600.000 1.261 94.606 639.0001)
Perkembangan
(% / tahun)
27 14 39 25
Keterangan: 1) Perkiraan
Sumber : Suyamto et al.(2005)
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
Tabel 2. Pangsa pasar jeruk Indonesia dalam perdagangan jeruk dunia pada tahun
2003
No. Negara Pangsa
Volume (%)
Harga FOB
(US$/ton)
1 Indonesia 0,003 328,95
2 Cina Hongkong 1,13 195,54
3 India 1,14 195,54
4 Italia 1,62 629,36
5 USA 3,12 541,33
6 Mesir 3,31 234,96
7 Turki 3,49 332,54
8 Belanda 4,46 576,50
9 Meksiko 5,20 416,48
10 Yunani 5,66 458,25
1 Afrika Selatan 14,34 295,14
12 Spanyol 28,61 671,49
Dunia 100,00 -
Sumber : (Suyamto et al., 2005)
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
2.3. Struktur Industri
Terdapat 5 jenis jeruk yang diusahakan di Indonesia, diantaraya adalah jeruk
besar/pamelo, jeruk nipis/purut, dan jeruk manis, jeruk siem, dan jeruk keprok. Diantara
jenis tersebut, jeruk siem merupakan jenis jeruk paling banyak dibudidayakan dan kini
masih mendominasi pasar nasional.
Jeruk sempat menjadi primadona produk hortikultura di Indonesia sampai tahun
1993. Salah satu sentra jeruk di Indonesia adalah Kalimantan Barat yang terkenal dengan
jenis jeruknya, yaitu jeruk pontianak, tetapi pada tahun 1994 kejayaan ini hancur karena
persoalan hama dan tata niaga yang kurang menguntungkan petani. (Pirawan, 2007)
Sebagian besar perkebunan jeruk yang diusahakan kini masih diusahakan dalam
area-area kecil, 1-5 ha, dan tidak tersentra, tetapi dengan semakin baiknya pasar jeruk
nasional maka perkebunan jeruk skala besar sudah mulai dibuka. Di Kalimantan Barat,
perusahaan perkebunan jeruk swasta yang membuka perkebunan jeruk skala besar adalah
Mitra Jeruk Lestari yang mengusahakan perkebunan jeruk dengan luas 500 ha.
Dari segi luasan produksi, perkembangan perkebunan jeruk di Indonesia cukup
menggembirakan, produknya lebih banyak dipasarkan dalam bentuk segar. Sedangkan
produk olahan seperti sari/jus jeruk keprok masih terbatas. Kegiatan produk olahan jeruk
harus didukung oleh suplai bahan baku yang stabil, sehingga bila perkebunan jeruk ini
berkembang dengan baik maka akan mendorong pertumbuhan sektor lain, yaitu industri
pengolahan sari/jus jeruk keprok. Pohon industri komoditas jeruk disajikan dalam bentuk
bagan pada Gambar 1.
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
Buah
Buah segar
Buah
segar
Buah
segar
Segmen
tanpa biji Biji Kulit Ampas
Pupuk organik
Makanan ternak
Gula tetes
Bangsal
Pengemasangan
Makanan ternak Minyak
Makanan ternak
Pektin Jam, jelly, marmalade
Cuka, cider
- Sari murni
- Konsentrat
- Sari buah siap saji
- Minyak lemon
- Pektin
- Kulit kering
- Serat pangan
Fruit kalker dan puree
Tepung instant
Pengalengan
Bioessence
Industri
Benih
On-farm Jasa / Industri
Pendukung
Industri kemasan
Transportasi
Informasi
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
Gambar 1. Bagan pohon industri komoditas jeruk
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
PPOOTTEENNSSII DDAAEERRAAHH DDAANN TTEEKKNNIISS PPRROODDUUKKSSII
Tidak seperti di daerah-daerah lain yang telah berkembang perkebunan jeruknya
sehingga terkenal seperti Pontianak, Garut dan lain-lain, petani jeruk di Kalimantan Timur
masih mencari identitas untuk berusaha menjadi salah satu sentra jeruk. Mereka masih
menanam atas inisiatif sendiri. Walaupun demikian, beberapa lokasi menunjukkan bahwa
lokasi tersebut cocok untuk pengembangan tanaman jeruk keprok.
Teknis produksi jeruk keprok telah menjadi perhatian pemerintah yang melalui Dinas
Pertanian mendirikan Balitjestro (Balai Penelitian Jeruk dan Buah Sub-tropis) di Batu,
Malang. Teknis produksi ini meliputi pemilihan lokasi, pengadaan bibit, pemeliharaan
(pengolahan tanah, pemupukan, pemangkasan, pengendalian hama dan penyakit),
pemanenan, dan penanganan lepas panen.
3.1. Potensi Daerah
Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi perkebunan
jeruk keprok disajikan pada Tabel 3. Berdasarkan aspek teknis tersebut, serta arah dan
strategi program pengembangan produk hortikultura dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur serta Dinas Pertanian Kabupaten/Kota di
Kalimantan Timur, prioritas wilayah kabupaten yang berpotensi dilakukannya perkebunan
jeruk adalah Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Pasir, dan Kabupaten Kutai
Timur. Salah satu kebun jeruk milik petani di Rantau Pulung disajikan pada Gambar 2.
Keempat kabupaten tersebut telah diketahui sebagai penghasil jeruk jenis siem yang
cukup potensial. Walaupun pangsa pasarnya baru lokal dan keberadaanya hanya
melengkapi jeruk yang diperdagangkan antar pulau dari Sulawesi, tetapi kecocokan lokasi
dan adanya sumberdaya petani yang telah menggeluti tanaman jeruk cukup lama
menjadikan keempat kabupaten ini merupakan daerah pengembangan jeruk keprok yang
potensial.
Tabel 3. Beberapa faktor penentuan lokasi untuk perkebunan jeruk keprok
No. Faktor kondisi
tumbuh Persyaratan
1. Karakteristik tanah
Tanah jenis latosol dan andosol, tidak boleh tergenang air, pH tanah 5-7,5
dengan pH optimum adalah 6, dapat tumbuh baik pada daerah yang mempunyai
kemiringan sampai 30o
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
2. Ketinggian dari
permukaan laut
Dapat tumbuh pada dataran rendah dan tinggi, tetapi banyak varietas jeruk
keprok tumbuh dengan baik pada ketinggian 800-1.500 dpl.
3. Bibit jeruk keprok Tersedia bibit jeruk keprok untuk dataran rendah dan bibit jeruk keprok untuk
dataran tinggi
4. Iklim dan curah
hujan
Daerah tropis dan subtropis (35o LU – 35o LS), dengan suhu 25-30oC, curah
hujan berkisar antara 1.250-1.900 mm per tahun, kelembaban udara 70-80 %,
dan penyinaran matahari 50-60 % (tidak menyukai tempat yang terlindung), air
tanah terdapat pada kedalaman 0,5 m pada saat musim penghujan dan 1,5 m
pada saat musim kemarau. Memerlukan 5-9 bulan basah (musim hujan), suplai
air yang cukup diperlukan pada bulan Juli-Agustus.
Sumber: Bank Indonesia, 2007; Kemal Prihatman, 2000
Untuk penilaian kesesuaian lahan di kecamatan rantau Pulung untuk tanaman jeruk
termasuk kurang sampai cukup sesuai. Salah satu contoh analisa tanah dan lingkungan
disajikan pada Tabel 4. Faktor utama yang membuat kesesuaian lahan hanya sampai pada
tahap kurang sampai cukup adalah tanahnya yang kurus (kurang unsur hara), seperti
umumnya lahan di Kalimantan Timur. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan pengolahan
tanah yang baik. Sedangkan untuk faktor yang tidak dapat dimanipulasi seperti cuaca,
tergolong sangat sesuai, sehingga kondisi tersebut tetap menjadikan daerah Rantau Pulung
sebagai sentra jeruk yang potensial.
a b
Gambar 2. Salah satu kondisi perkebunan jeruk di Kecamatan Rantau Pulung, Kabupaten Kutai
Timur. (a) Perkebunan jeruk siem rakyat; (b) Penangkar bibit jeruk siem
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
Tabel 4. Analisa kesesuaian lahan untuk tanaman jeruk pada desa Rantau Makmur,
Kecamatan Rantau Pulung, Kabupaten Kutai Timur Parameter Lokasi A Lokasi B Lokasi C
Lokasi :
BT
LU Curah hujan (mm/thn) Bulan kering (bulan) Elevasi (m dpl) Kemiringan (%) Jeluk tanah (cm) Batu permukaan (%) Potensi genangan (hari) Permukaan air tanah (cm) Tekstur Drainase Kimia tanah :
pH
C-organik
KPK (me/100g)
N (%)
P2O5 (%)
K2O (%) Toksisitas : Kejenuhan Al (%)
117o16.910’ 0o35.125’ 2055 (S1)
1 (S1) 97 (S1)
0-10 (S1) 100 (S2) 0 (S1) 0 (S1)
>150 (S1) silty c (S2) sedang (S2)
4.8 (S3) 0.92 (S3) 9.77 (S3) 0.1 (S2)
0.0007 (S3) 0.0094 (S3)
49.23 (S3)
117o18.135’ 0o34.286’ 2055 (S1)
1 (S1) 69 (S1) 0-5 (S1)
>150 (S1) 0 (S1) 0 (S1) - (S1)
silty c (S2) sedang (S2)
4.8 (S3) 0.92 (S3) 9.77 (S3) 0.1 (S2)
0.0007 (S3) 0.0094 (S3)
49.23 (S3)
117o16.905’
0o34.716 2055 (S1)
1 (S1) 83 (S1) 0-5 (S1)
> 150 (S1) - (S1) 0 (S1)
120 (S2) sandy c.(S2) buruk (S3)
5.3 (S2) 0.91 (S3) 6.77 (S3) 0.08 (S3)
0.0013 (S2) 0.0094 (S3)
29.99 (S3)
Parameter Lokasi A Lokasi B Lokasi C
Kesimpulan: Potensi kesesuaian lahan Kesesuaian lahan aktual
S2,r,d S3,n,x
S2,r,d S3,n,x
S3,d
S3,d,n,x
Sumber: Comdev PT Kaltim Prima Coal (2007)
Keterangan notasi: S1 = Sesuai (Suitable) S2 = Cukup sesuai (Moderately suitable) S3 = Kurang sesuai (Marginally suitable) N = Tidak sesuai (Not suitable) c = Iklim (Climate) t = Tinggi tempat (Elevation) s = Kemiringan (Slope) r = Sifat fisik tanah (Physical properties) d = Genangan/drainasi (Drainage) n = Sifat kimia tanah (Chemical properties) x = Toksisitas (Toxicity)
3.2. Teknis Produksi
Di kabupaten-kabupaten yang terdapat luasan produksi jeruk, dilakukan juga
bantuan teknis produksi yang dilakukan oleh Dinas Pertanian atau Perusahaan-perusahaan
yang mempunyai program Community Development. Bantuan ini meliputi penyediaan bibit
dan teknis pemeliharaan terutama teknik pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit.
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
3.2.1 Bibit jeruk keprok
Bibit jeruk keprok yang cocok dikembangkan di Kalimantan Timur yang lahannya
termasuk dataran rendah adalah varietas jeruk keprok yang berasal dari Kecamatan Rantau
Pulung, Kabupaten Kutai Timur, dengan nama jeruk keprok Borneo Prima. Harga per
bibitnya adalah dtingkat binaan PT KPC adalah Rp 1.500,-, tetapi bila telah dilempar di
pasaran harganya sekitar Rp 2.500,-.
Diperkirakan pada pertengahan tahun depan (2008) perbanyakan bibit telah dapat
dilakukan di Rantau Pulung setelah tersedia Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT) Jeruk
Keprok Borneo Prima di Kecamatan Rantau Pulung menyusul telah telah tersedianya Blok
Fondasi dari jeruk tersebut di Kebun Pembibitan (KP) Tlekung Balitjestro, Batu, Malang.
Baru tersedianya bibit jeruk keprok Borneo Prima pada pertengahan 2008 disebabkan
jenis jeruk ini merupakan varietas yang baru ditemukan dan baru pertengahan tahun 2007
berhasil disediakan bibit jeruk bebas penyakit untuk jenis jeruk keprok borneo prima ini
oleh Balai Penelitian Jeruk dan Buah-buahan Tropis (BALITJESTRO) di Batu, Malang.
Pembersihan bibit jeruk dari 7 penyakit tanaman jeruk disebut sebagai indeksing, dan ini
telah selesai dilakukan. Tahap kegiatan penyediaan bibit jeruk bebas penyakit di Indonesia
disajikan pada Gambar 3. Sedangkan contoh tanaman jeruk keprok Borneo Prima disajikan
pada Gambar 4.
Gambar 3. Tahapan kegiatan penyediaan bibit jeruk bebas penyakit di Indonesia
(Soelarso, 1996)
SELEKSI
POHON INDUK
INDEKSING
BLOK
FONDASI
BLOK
PENGGANDAAN
MATA TEMPEL
PENANGKAR
BIBIT
PETANI
PENYAMBUNGAN
MATA TEMPEL
SERTIFIKASI BIBIT
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
Gambar 4. Tanaman jeruk keprok borneo prima. (a) Tanaman asal “jeruk keprok Borneo
Prima” disebelah pemiliknya, Pak Sarmin, di kecamatan Rantau Pulung; (b)
Tanaman induk jeruk keprok Borneo Prima hasil seleksi oleh BALITJESTRO
Batu, Malang; (c) Tanaman jeruk keprok Borneo Prima untuk Blok Fondasi
BALITJESTRO Batu, Malang
Pemilihan bibit dalam budidaya jeruk merupakan hal yang sangat penting. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam pemilihan bibit ini antara lain:
1. Bibit yang disediakan dengan perbanyakan vegetatif dengan penempelan mata
tempel, dimana batang bawah dipilih dari jenis jeruk Japanese Citroen (JC) yang tahan
penyakit busuk akar, dan batang atas dipilih dari tanaman yang menghasilkan jeruk
dengan rasa manis, besar, dan produktivitasnya tinggi.
2. Perbanyakan batang bawah dilakukan secara generatif (dengan biji) untuk
mendapatkan perakaran yang kuat, sedangkan perbanyakan batang atas dilakukan
dengan penyediaan mata tempel dari ranting mata tempel (entrees).
Untuk pembinaan sentra produksi jeruk dalam hal penyediaan bibit untuk sentra
jeruk di kecamatan Rantau Pulung, kini telah dikembangkan SOP distribusi bibit jeruk oleh
Comdev PT. Kaltim Prima Coal. Hal ini sangat penting untuk mencegah bibit dari
terserangnya penyakit. SOP distribusi bibit jeruk disajikan pada Gambar 5.
3.2.2 Pemeliharaan jeruk keprok
Budidaya jeruk keprok harus dilakukan dengan sistem drainase yang baik karena
tanaman tersebut tidak suka pada air yang tergenang. Hal itu dapat dilakukan dengan
membuat guludan dengan ukuran 1x1x1 m untuk setiap pohonnya. Jarak tanam yang
diterapkan untuk jeruk keprok adalah 5x5 m sehingga dalam 1 ha dapat ditanami sebanyak
400 pohon.
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
1. Pengapuran
Untuk daerah Kalimantan Timur yang karateristik lahannya adalah asam, maka dalam
pengolahan tanah perlu dilakukan pengapuran untuk mengkondisikan lingkungan tanah
dengan pH sekitar 6-7. Keperluan kapur untuk keperluan ini berkisar antara 2-3 ton per
ha. Harga kapur saat ini adalah Rp 25.000 per 50 kg dalam bentuk dolomit.
Gambar 5. Bagan alir dari Standar Operasional Prosedur (SOP) penyaluran bibit jeruk (PT. Kaltim
Prima Coal, 2007)
2. Pemupukan
Pemupukan yang dilakukan untuk jeruk dapat dilakukan dengan pupuk sintetis,
pupuk kandang, atau kombinasi keduanya. Bila digunakan pupuk sintetik, sampai tahun
ke-5 dilakukan pemupukan dengan frekuensi 2-4 kali pertahun dengan menggunakan
pupuk urea, TSP dan ZK seperti disajikan pada Tabel 5.
Serahkan bibit
Seleksi
Tidak
Selesai
Mulai
Proposal dari
petani
CE Departemen &
PEMDES
Ok ?
CE Departemen
Dampingi
CE Departemen
Evaluasi
CE Departemen
Laporan
Rekomendasi
Pemerintah Desa
YaBukti serah
terima bibit
Bantuan :
-Teknis
- Material
Monitor
CE Departemen
Cek lapangan
dari waktu ke
waktu
- Kondisi riil di lapangan
sampai periode tertentu
- Prilaku petani / anggota
kelompok
Ok ?
Tidak
Laporan
Ya
Siapkan bantuan
tahap berikutnya
CE Departemen
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
Tabel 5. Frekuensi pemupukan yang digunakan untuk perkebunan jeruk (400 tanaman per ha)
Umur
(th)
Gram per pohon Selang
waktu Urea TSP ZK
0-1 40 25 10 Tiap 3
bulan
1-2 65 50 35 Tiap 3
bulan
2-3 145 70 70 Tiap 4
bulan
3-4 230 110 230 Tiap 6
bulan
4-5 285 140 285 Tiap 6
bulan
> 5 Berdasarkan jumlah produksi 2 kali
setahun
Pada masa produksi, pupuk yang harus ditambahkan adalah sekitar 3 % dari berat
produksi buah dengan komposisi 2 N, 1 P2O5, dan 2 K2O, artinya setiap 100 kg buah perlu
penambahan pupuk sekitar 3 kg pupuk yang dapat dirinci sebagai 2,7 kg urea (45 % N), 1,7
kg SP36 (36 % P2O5) dan 2 kg KCl (60 % K2O).
3. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan untuk meningkatkan produktifitas karena akan
meningkatkan jumlah cabang, mengurangi jumlah daun yang hasilnya dapat merangsang
pertumbuhan yang lebih banyak per tanaman, serta menghambat pertumbuhan hama dan
penyakit. Pemangkasan pertama (dasar) dilakukan pada saat tanaman mempunyai tinggi
kira-kira 60 cm untuk mendapatkan percabangan dan bentuk pohon yang baik. Tahapan
pemangkasan dasar yaitu pemotongan batang utama, pemeliharaan tunas, kemudian
pemilihan dan pemeliharaan cabang utama. Pangkas pemeliharaan adalah pemangkasan
yang dapat dilakukan setiap saat jika kondisi menghendaki atau pemangkasan yang
dilakukan bersamaan/setelah panen dengan tujuan untuk menjaga kesehatan tanaman,
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
menjaga kestabilan produksi dan kualitas buah atau untuk peremajaan dan pembentukan
profil pohon.
4. Penjarangan buah
Penjarangan dilakukan pada pohon yang mempunyai buah lebat dengan tujuan untuk
memperbaiki kualitas buah dan kestabilan pada musim panen berikutnya. Penjarangan
buah pada tanaman jeruk keprok Tejakula sebanyak 40 % dapat meningkatkan jumlah buah
kelas A (diameter >7,1 cm atau >151 gram/buah) sebanyak 5,82 % dan kelas B (diameter
6,1-7 cm atau 101 -150 gram/buah) sebanyak 3,67 %. Di luar negeri,
penjarangan buah dihitung dengan menggunakan alat yang disebut “kuadran”. Alat ini
berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 0,5x0,5 m. Dalam satu kuadran, jumlah buah yang
disisakan adalah 10 sampai 15. Waktu penjarangan dilakukan pada saat diameter buah
mencapai 1-2 cm.
5.Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit merupakan hal penting dalam pengelolaan
pertanian. Bila ini dikerjakan dengan baik maka akan dapat mempertahankan produktifitas
maksimum setiap tanaman. Disamping itu juga dapat mencegah kegagalan usaha pertanian
ini. Kegagalan dalam pengendalian hama dan penyakit ini telah banyak menghancurkan
usaha pertanian termasuk perkebunan jeruk, misalnya jeruk pontianak yang pada tahun
1993 hilang dipasaran karena tanamannya terserang penyakit.
Jenis hama dan penyakit jeruk termasuk banyak dan pengendaliannya memerlukan
usaha yang intensif dan rumit. Jenis hama dan penyakit serta cara pengendaliannya
diuraikan di bawah ini:
- Hama
1) Kutu loncat (Diaphorina citri)
Bagian yang diserang: tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda.
Gejala: tunas keriting, tanaman mati.
Pengendalian: menggunakan insektisida bahan aktif dimethoate (Roxion 40 EC, Rogor
40 EC), Monocrotophos (Azodrin 60 WSC) dan endosulfan (Thiodan 3G, 35 EC dan
Dekasulfan 350 EC). Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas, Selain itu
buang bagian yang terserang.
2) Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii)
Bagian yang diserang: tunas muda dan bunga.
Gejala: daun menggulung dan membekas sampai daun dewasa.
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
Pengendalian: menggunakan insektisida dengan bahan aktif Methidathion (Supracide
40 EC), Dimethoate (Perfecthion, Rogor 40 EC, Cygon), Diazinon (Basudin 60 EC),
Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Malathion (Gisonthion 50 EC).
3) Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella)
Bagian yang diserang: daun muda.
Gejala: alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda mengkerut,
menggulung, rontok.
Pengendalian: semprotkan insektisida dengan bahan aktif Methidathion (Supracide 40
EC, Basudin 60 EC), Malathion (Gisonthion 50 EC, 50 WP)< Diazinon (Basazinon 45/30
EC). Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah.
4) Tungau (Tenuipalsus sp., Eriophyes sheldoni, Tetranychus sp.)
Bagian yang diserang: adalah tangkai, daun dan buah. Gejala: bercak keperakperakan
atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun.
Pengendalian: semprotkan insektisida Propargite (Omite), Cyhexation (Plictran),
Dicofol (Kelthane), Oxythioquimox (Morestan 25 WP, Dicarbam 50 WP).
5) Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)
Bagian yang diserang: buah.
Gejala: lubang yang mengeluarkan getah.
Pengendalian: memetik buah yang terinfeksi kemudian menggunakan insektisida
Methomyl (Lannate 25 WP, Nudrin 24 WSC), Methidathion (Supracide 40 EC) yang
disemprotkan pada buah berumur 2-5 minggu.
6) Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii)
Bagian yang diserang: daun.
Gejala: bercak coklat kehitaman dengan pusat berwarna lebih terang pada tunas dan
buah muda, bercak disertai keluarnya cairan buah yang menjadi nekrosis.
Pengendalian: semprotkan insektisida Fenitrotionmothion (Sumicidine 50 EC),
Fenithion (Lebaycid), Metamidofos (Tamaron), Methomil (Lannate 25 WP).
7) Ulat penggerek bunga dan puru buah (Prays sp.)
Bagian yang diserang: adalah kuncup bunga jeruk manis atau jeruk bes.
Gejala: bekas lubang-lubang bergaris tengah 0,3-0,5 cm, bunga mudah rontok, buah
muda gugur sebelum tua.
Pengendalian: gunakan insektisida dengan bahan aktif Methomyl (Lannate 25 WP) dan
Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian buang bagian yang diserang.
8) Thrips (Scirtotfrips citri)
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
Bagian yang diserang: tangkai dan daun muda.
Gejala: helai daun menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas
menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan kadang-
kadang disertai nekrotis.
Pengendalian: menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat dan sinar matahari
measuk ke bagian tajuk, hindari memakai mulsa jerami. Kemudian gunakan
insektisida berbahan aktif Difocol (Kelthane) atau Z-Propargite (Omite) pada masa
bertunas.
9) Kutu dompolon (Planococcus citri)
Bagian yang diserang: adalah tangkai buah.
Gejala: berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur.
Pengendalian: gunakan insektisda Methomyl (Lannate 25 WP), Triazophos (Fostathion
40 EC), Carbaryl (Sevin 85 S), Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian cegah
datangnya semut yang dapat memindahkan kutu.
10) Lalat buah (Dacus sp.)
Bagian yang diserang: buah yang hampir masak.
Gejala: lubang kecil di bagian tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam
buah.
Pengendalian: gunakan insektisida Fenthion (Lebaycid 550 EC), Dimethoathe
(Roxion 40 EC, Rogor 40 EC) dicampur dengan Feromon Methyl-Eugenol atau protein
Hydrolisate.
11) Kutu sisik (Lepidosaphes beckii, Unaspis citri.)
Bagian yang diserang: daun, buah dan tangkai. Gejala: daun berwarna kuning, bercak
khlorotis dan gugur daun.
Gejala serangan berat terlihat ranting dan cabang kering dan kulit retak buah gugur.
Pengendalian: gunakan pestisida Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G, Basazinon 45/30
EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Dichlorophos (Nogos 50 EC),
Methidhation (Supracide 40 EC).
12) Kumbang belalai (Maeuterpes dentipes)
Bagian yang diserang: daun tua pada ranting atau dahan bagian bawah.
Gejala: daun gugur, ranting muda kadang-kadang mati. Pengendalian: perbaiki
sanitasi kebun, kurangi kelembaban perakaran. Kemudian gunakan insektisida
Carbaryl (Sevin 85 S) dan Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G).
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
- Penyakit
1) CVPD
Penyebab: Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri. Bagian
yang diserang: silinder pusat (phloem) batang.
Gejala: daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah
oranye.
Pengendalian: gunakan tanaman sehat dan bebas CVPD. Selain itu penempatan lokasi
kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yang terserang CVPD. Gunakan insektisida
untuk vektor dan perhatikan sanitasi kebun yang baik.
2) Tristeza
Penyebab: virus Citrus tristeza dengan vektor Toxoptera. Bagian yang diserang jeruk
manis, nipis, besar dan batang bawah jeruk Japanese citroen.
Gejala: lekuk batang, daun kaku pemucatan, vena daun, pertumbuhan terhambat.
Pengendalian: perhatikan sanitasi kebun, memusnahkan tanaman yang terserang,
kemudian kendalikan vektor dengan insektisida Supracide atau Cascade.
3) Woody gall (Vein Enation)
Penyebab: virus Citrus Vein Enation dengan vektor Toxoptera citridus, Aphis gossypii.
Bagian yang diserang: Jeruk nipis, manis, siem, Rough lemon dan Sour Orange.
Gejala: Tonjolan tidak teratur yang tersebar pada tulang daun di permukaan daun.
Pengendalian: gunaan mata tempel bebas virus dan perhatikan sanitasi lingkungan.
4) Blendok
Penyebab: jamur Diplodia natalensis. Bagian yang diserang adalah batang atau
cabang.
Gejala: kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian kumbang,
warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas.
Pengendalian: pemotongan cabang terinfeksi, bekas potongan diberi karbolineum
atau fungisida Cu. dan fungisida Benomyl 2 kali dalam setahun.
5) Embun tepung
Penyebab: jamur Odidium tingitanium. Bagian yang diserang adalah daun dan tangkai
muda.
Gejala: tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda.
Pengendalian: gunakan fungisida Pyrazophos (Afugan) dan Bupirimate (Nimrot 25 EC).
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
6) Kudis
Penyebab: jamur Sphaceloma fawcetti. Bagian yang diserang adalah daun, tangkai
atau buah.
Gejala: bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye.
Pengendalian: pemangkasan teratur. Kemudian gunakan Fungisida Dithiocarbamate
/Benomyl (Benlate).
7) Busuk buah
Penyebab: Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae. Bagian
yang diserang adalah buah.
Gejala: terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit.
Pengendalian: hindari kerusakan mekanis, celupkan buah ke dalam air
panas/fungisida benpmyl, pelilinan buah dan pemangkasan bagian bawah pohon.
8) Busuk akar dan pangkal batang
Penyebab: jamur Phyrophthoranicotianae. Bagian yang diserang adalah akar dan
pangkal batang serta daun di bagian ujung dahan berwarna kuning.
Gejala: tunas tidak segar, tanaman kering.
Pengendalian: pengolahan dan pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada waktu
penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20 cm dari permukaan tanah.
9) Buah gugur prematur
Penyebab: jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp. Bagian yang diserang:
buah dan bunga Gejala: dua-empat minggu sebelum panen buah gugur.
Pengendalian: Fungisida Benomyl (Benlate) atau Caprafol.
10) Jamur upas
Penyebab: Upasia salmonicolor. Bagian yang diserang adalah batang.
Gejala: retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit
dikelupas.
Pengendalian: kulit yang terinfeksi dikelupas dan disaput fungisida carbolineum.
Kemudian potong cabang yang terinfeksi.
11) Kanker
Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris cv. Citri. Bagian yang diserang adalah
daun, tangkai, buah. Gejala: bercak kecil berwarna hijau-gelap atau kuning di
sepanjang tepi, luka membesar dan tampak seperti gabus pecah dengan diameter 3-
5 mm.
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
Pengendalian: Fungisida Cu seperti Bubur Bordeaux, Copper oxychlorida. Selain itu
untuk mencegah serangan ulat peliang daun adalah dengan mencelupkan mata
tempel ke dalam 1.000 ppm Streptomycin selama 1 jam.
3.2.3 Pemanenan
Produksi pertama jeruk keprok dimulai pada tahun ke-3 setelah tanam tetapi
produksi jeruk pertama kali ini biasanya dihilangkan untuk memperpanjang masa produksi
tanaman jeruk. Produksi pertama yang diambil untuk tujuan komersial adalah pada tahun
ke-4 setelah tanam dan dapat terus bertahan sampai sekitar tahun ke-20 setelah tanam.
Jeruk diproduksi pada kisaran bulan Februari sampai dengan September dan panen
raya terjadi pada Mei sampai dengan Juli setiap tahunnya. Masa panen jeruk keprok di
beberapa daerah di Indonesia disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Masa panen jeruk di Indonesia
NNoo LLookkaassii
BBuullaann
JJaann FFeebb MMaarr AApprr MMeeii JJuunn JJuull AAgguuss SSeepptt OOkktt NNoopp DDeess
1 NAD
2 Sumatera
Utara
3 Sumatera
Barat
4 Riau
5 Jambi
6 Sumatera
Selatan
7 Bengkulu
8 Lampung
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
9 Jawa Barat
10 Jawa
Tengah
11 Jawa Timur
12 Bali
13 Nusa
Tenggara
Timur
14 Kalimantan
Barat
15 Kalimantan
Selatan
16 Kalimantan
Timur
17 Sulawesi
Selatan
18 Sulawesi
Tenggara
Jeruk termasuk jenis buah non-klimakterik, yaitu buah yang tidak dapat melanjutkan
kematangannya setelah buah dipetik (dipisahkan dari tanaman induknya), sehingga
pemanenan buah jenis ini harus dilakukan pada saat buah matang di pohon, yaitu sekitar
umur buah 28-36 minggu agar rasanya sesuai dengan karakteristik aslinya, yaitu manis.
Untuk itu pemanenan buah dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan masa
kematangannya untuk menghindari buah yang belum masak yang kandungan asamnya
masih sangat tinggi sehingga berasa masam.
Buah dipetik dengan menggunakan gunting pangkas. Data yang ada menunujukkan
bahwa jeruk keprok dapat menghasilkan buah sebanyak 20-25 kg per tanaman per tahun,
ini sama dengan 8-10 ton pe hektar per tahun. Produksi ini masih dibawah produksi negara
subtropis yang dapat mencapai 40 ton per hektar.
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
3.2.3Penanganan pascapanen
Untuk keperluan pemasaran dilakukan tahap sortasi menurut besarnya, yang
biasanya terdiri dari 4 kelas. Kelas A adalah buah dengan diameter dan berat terbesar
sedangkan kelas D memiliki diameter dan berat terkecil.
Jeruk sebaiknya disimpan pada tempat yang teduh, lebih baik bila pada suhu dingin
sekitar 8-10oC. Distribusi jeruk keprok dilakukan dengan menggunakan kotak-kotak kayu
yang didalamnya (pada sela-sela jeruk tersebut) disisipkan jerami untuk menghindari
kerusakan fisik karena benturan atau tekanan antar jenuk atau dengan kemasan. Distribusi
ini sebaiknya dilakukan pada suhu dingin untuk mempertahankan masa simpan jeruk.
Setiap wadah pengemas jeruk ini berkapasitas 50-60 kg jeruk atau 300-900 buah.
Sedangkan untuk keperluan ekspor, jeruk dikemas dalam wadah karton dengan kapasitas
maksimum 30 kg per wadah. Suasana penangan pasca panen jeruk dapat dilihat pada
Gambar 6.
Gambar 6. Penanganan pasca panen
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
3.2.4 Standar produksi
Jeruk keprok yang dimaksud adalah buah dari tanaman jeruk keprok (Citrus
reticulata) dengan karakteristik kulit mudah dikupas, utuh segar dan bersih. Kelas
penggolongan jeruk keprok berdasarkan besar/beratnya dapat dilihat pada Tabel 7.,
sedangkan syarat mutunya disajikan pada Tabel 8.
Dalam penentuan mutu jeruk tersebut dilakukan dengan ketentuan bahwa setiap
kemasan diambil contoh sebanyak minimum 20 buah dari bagian atas, tengah, dan bawah
yang diambil secara acak. Pengujian ini dilakukan oleh orang yang berpengalaman/terlatih
dan mempunya ikatan dengan badan hukum.
Untuk pengambilan contoh jeruk dalam kemasan dalam jumlah banyak, yang
diperlukan adalah :
1) Jumlah partai (lot) sampai dengan 100, contoh yang diambil 5
2) Jumlah partai (lot) 101-300, contoh yang diambil 7
3) Jumlah partai (lot) 301-500, contoh yang diambil 9
4) Jumlah partai (lot) 501-1000, contoh yang diambil 10
5) Jumlah partai (lot) lebih dari 1000, contoh yang diambil 15 (minimum)
Tabel 7. Penggolongan jeruk keprok berdasarkan besar/beratnya
Kelas Diameter
(cm)
Berat per
buah
A > 7,1 > 151 gram
B 6,1 – 7,0 101 – 150
gram
C 5,1 – 6,0 51- 100
gram
D < 5,0 < 51 gram
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
Tabel 8. Penggolongan jeruk keprok berdasarkan syarat mutu
3.2.4 Pengolahan jeruk keprok menjadi sari/jus jeruk
Investasi jeruk keprok diperkirakan tidak terkendala oleh kelebihan produksi karena
dari jenis jeruk ini dapat diolah menjadi sari/jus jeruk yang merupakan minuman bergizi
layaknya minuman dari buah-buahan lainnya. Industrinya cukup sederhana sehingga dapat
dibangun suatu industri pengolahan jeruk keprok skala rumah tangga (industri kecil
menengah). Proses pembuatan sari/jus jeruk disajikan pada Gambar 7.
Syarat mutu Hasil
Pengamatan
Cara uji
Keasaman sifat
varietas
Seragam Organoleptik
Tingkat ketuaan Tidak terlalu
matang
Organoleptik
Kekerasan Cukup keras Organoleptik
Ukuran Kurang
seragam
SP-309-1981
% Kerusakan Maks 5-10 SP-SMP-310-
1981
Kotoran Bebas Organoleptik
% Busuk Maks 1-2 SP-SMP-311-
1981
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
Pemasakan
Pembotolan
Sterilisasi
Pendinginan
Sari buah dalam kemasan
botol
Penguapan
Pengeringan/oven
Penghalusan/ Penggilinganan
Penghalusan/ Penggilinganan
Pengkemasan
Bubuk sari buah dalam
kemasan
Gula
Asam sitrat
Sari buah
Buah Jeruk
Pengupasan kulit
Pemerasan
Asam sitrat
Na-benzoat
Gula
Air
Gambar 7. Diagram alir pembuatan bubuk sari jeruk keprok dan sari/jus jeruk keprok
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
KKEEBBIIJJAAKKAANN DDAANN IINNFFRRAASSTTRRUUKKTTUURR PPEENNDDUUKKUUNNGG
4.1. Sarana dan Prasarana
Pengembangan investasi budidaya jeruk keprok telah didukung dengan tersedianya
jaringan jalan, airport, pelabuhan laut, terminal, fasilitas air bersih dan listrik, serta hotel.
4.1.1 Pelabuhan Beserta Spesifikasinya
Berau memiliki pelabuhan di Tanjung Redeb yang mampu menampung kapal seberat
3.000 ton. Kutai Timur memiliki pelabuhan laut yaitu di Sengata 2 buah (milik KPC 1.800
m2 dan Pertamina 725 m2) dan pelabuhan umum di Sangkulirang seluas 189 m2. Saat ini
pemerintah Kabupaten Kutai Timur sedang mengembangkan pelabuhan laut Maloy dalam
suatu kawasan industri terpadu seluas 10.000 ha.
4.1.2 Airport Beserta Fasilitas
Kalimantan Timur memiliki 11 bandara, dengan kualifikasi 1(satu) bandara
internasional, dan 10 (sepuluh) lainnya bandara perintis, yaitu bandara internasional
Sepinggan Balikpapan dan beberapa bandara perintis lainnya adalah, Temindung
Samarinda, Juata Tarakan, Kalimarau Berau, Nunukan dan Tanjung Harapan Bulungan.
Ketersediaan bandara ini mampu untuk memberikan dukungan bagi pengembangan
investasi dan kegiatan ekonomi daerah. Bandara internasional Sepinggan di Balikpapan
memiliki 27 operator maskapai penerbangan dengan 15 penerbangan terjadwal (schedule)
seperti Garuda Indonesia, Lion Air, Batavia, Adam Air, Sriwijaya Air, Merpati Airlines, Silk
Air dan 12 penerbangan tidak terjadwal.
Berau memiliki bandara umum dan bandara swasta. Bandara Kalimaru dikelola oleh
Pemerintah dan dapat disinggahi oleh penerbangan nasional dan bandara swasta seperti
Bandara Luncuran Naga, Mankajang milik PT Kiani Kertas, Bandara Batu Putih di Kecamatan
Talisayan, Merasa dan Merapu di Kecamatan Kelay dan Bandara Long Caai di Kecamatan
Segah.
Kutai Timur memiliki 9 bandara yaitu KPC di Tanjung Bara dan Bandara Pertamina di
Sangkimah serta 7 bandara perintis yaitu di Long Lees, Sautara, Batu Ampar, Jabdan, Miau
Baru, Long Segar, Pengadan.
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
4.1.3 Listrik Beserta Kapasitas
Listrik merupakan utilitas yang amat penting untuk memasok kebutuhan industri di
Kalimantan Timur. Sumber listrik hingga saat ini masih dipasok oleh Perusahaan Umum
Listrik Negara. Kota Bontang telah dilayani jaringan listrik yang telah menjangkau seluruh
wilayah kota. Pada tahun 2004, tenaga listrik yang diproduksi Kota Bontang sebesar
63.390,02 MWH dengan kapasitas terpasang 13,65 MWH. Kabupaten Kutai Timur,
produksi tenaga listrik mencapai 47.519,32 MWH dengan kapasitas terpasang 10,40 MWH.
Kabupaten Berau juga telah bekerjasama dengan PT Indonesia Power dalam
membangun PLTU Tanjung Redeb dengan power plan 2 x 25 MW. Produksi tenaga listrik
Kabupaten Berau tahun 2004 berjumlah 38.759 MWH dengan kapasitas terpasang 21 MW
(BPS Kaltim, 2006).
Kabupaten Kutai Timur tahun 2003 memproduksi tenaga listrik sebesar 38.085 MWH
dengan kapasitas terpasang 10,07 MW.
4.1.4 Air Bersih dan Kapasitasnya
Seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Timur memiliki jaringan air yang dikelola
PDAM dengan kapasitas potensial 4.124 liter/detik dan kapasitas efektif 3.088 liter/detik.
Kabupaten Berau memiliki kapasitas terpasang 140 liter/detik dan produksi air bersih
yang terpakai 140 liter/detik. Produksi total air bersih tahun 2003 sebesar 4.432.712 m3.
Produksi total air bersih tahun 2003 di Kabupaten Kutai Timur 923.464 m3.
4.1.5. Hotel dan Restoran
Kalimantan Timur sebagai daerah sentra perdagangan dan jasa, serta tujuan wisata
terdapat sarana pendukung berupa hotel dan restoran. Jumlah hotel berbintang maupun
non bintang pada tahun 2004 sebanyak 404 buah. Hotel berbintang 17 buah yang memiliki
1.775 kamar dan 2.777 tempat tidur, sedangkan hotel melati 297 buah dengan 3.063
kamar dan 4.987 tempat tidur.
Selain hotel, di Kalimantan Timur terdapat pula restoran sebanyak 912 buah.
Keberadaan hotel dan restoran ini mendukung fasilitas bagi investor.
4.1.6. Sekolah/ PT/Lembaga Pendidikan
Kalimantan Timur memiliki fasilitas pendidikan yang memadai dari pendidikan dasar
hingga perguruan tinggi. Universitas Mulawarman sebagai perguruan tinggi negeri di
Kalimantan Timur memiliki Fakultas Pertanian yang mampu menyediakan tenaga ahli untuk
kebutuhan pengembangan investasi budidaya jeruk. Di Kutai Timur terdapat pula Sekolah
Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER), yang salah satunya memiliki jurusan pertanian. Untuk
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
wilayah utara Kalimantan, juga terdapat perguruan tinggi yaitu Universitas Borneo dan
memiliki Fakultas Pertanian. Selain pendidikan formal, pelatihan-pelatihan pun
dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pelatihan swasta maupun oleh dinas tenaga kerja dan
dinas teknis terkait.
4.1.7. Jalan/ transportasi
Untuk memperlancar arus lintas bahan input maupun hasil jeruk keprok telah
dibangun jalan lintas kalimantan yang terdiri 3 poros, yaitu poros selatan, tengah dan
utara. Infrastruktur perhubungan darat yang tersedia telah memadai untuk angkutan antar
kota dalam provinsi maupun antar kota antar provinsi.
Pembangunan jembatan seperti jembatan Dondang dan Mahakam II yang
memperpendek jarak jarak tempuh Samarinda-Balikpapan merupakan bagian dari
pembangunan highway Bontang-Samarinda-Balikpapan.
Pembangunan jalan pintas utara Kalimantan Timur Sangata, Kutai Timur dan Tanjung
Redeb, Berau akan mempercepat arus angkutan barang/jasa.
4.1.8. Perbankan/Asuransi
Lembaga perbankan di Kalimantan Timur pada tahun 2004 berjumlah 223 unit yang
tersebar di kabupaten/kota di Kalimantan Timur. Posisi kredit yang telah tersalurkan
kepada sektor usaha berjumlah Rp 8 trilyun. Posisi kredit untuk wilayah, Berau sebesar
Rp 477,61 milyar dan Kutai Timur sebesar Rp 350,514 milyar.
Di Kabupaten Berau terdapat 9 unit bank. Di Kabupaten Kutai Timur terdapat 4 unit
bank dengan 3 unit bank pemerintah dan 1 unit bank swasta serta lembaga non perbankan
188 koperasi, dan ada 3 lembaga asuransi yaitu Asuransi Bumi Putera, Asuransi Jiwasraya
dan Asuransi Jiwa Mubarakah.
4.1.9. Pos dan Telekomunikasi
Kalimantan Timur melalui PT. Telkom pada tahun 2004/2005 telah membangun
197.573 SST (Suara Satuan Langsung). Penggunaan jasa telekomunikasi telepon saat ini
meningkat pesat, dengan diindikasikan tercatatnya 9 operator sembilan telepon selular.
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
4.2. Legalitas
Izin usaha pembukaan kebun di Kabupaten dan Kota di Kalimantan Timur mengacu
kepada perundangan dan peraturan nasional yaitu Undang-undang Nomor 24 tahun 1994
tentang Sistem Budidaya Tanaman; Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
pengelolaan Lingkungan Hidup; Undang-undang Nomor 24 Tahun 1997 tentang Tata
Ruang (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3702; Undang-undang Nomor 24 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; Peraturan
Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
Propinsi Sebagai Daerah Otonomi (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3952); Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah
Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Teknik Penyusunan dan Materi Muatan Produk Hukum
Daerah; Keputusan Menteri Pertanian Nomor 357/pts/HK.350/5/2002 tentang Pedoman
Perizinan Usaha Perkebunan.
Adapun izin usaha perkebunan di daerah harus memenuhi ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
1. Usaha Perkebunan Rakyat wajib mendaftarkan usahanya kepada Dinas Pertanian
2. IUP dapat diberikan kepada:
a. Koperasi;
b. Badan Usaha Milik Daerah;
c. Badan Usaha Milik Nasional;
d. Badan Usaha Swasta Nasional;
e. Patungan Badan Usaha Nasional dengan Badan Usaha Asing.
3. Usaha budidaya perkebunan wajib memiliki IUP, diberikan oleh Bupati/ Walikota;
4. IUP berlaku selama 30 tahun dan dapat diperpanjang dengan periode waktu
yang sama;
5. Untuk memperoleh IUP, perusahaan harus menyampaikan permohonan kepada
Bupati/Walikota melalui Kepala Dinas Pertanian;
6. Perusahaan pemohon IUP harus melengkapi persyaratan permohonan berupa:
a. Akte pendirian perusahaan dan perubahannya;
b. Proposal mengenai usaha yang akan dijalankan yang telah disetujui oleh
Kepala Dinas;
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
c. Rencana kerja usaha Budidaya Hortikultura (jeruk);
d. Dokumen AMDAL sesuai ketentuan yang berlaku;
e. Rekomendasi dari dinas teknis;
f. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah
(NPWPD);
g. Surat keterangan domisili kantor perusahaan;
h. Peta calon usaha dengan skala 1 : 100.000.
i. Menyetor uang jaminan kesungguhan pada Bank yang ditunjuk sebesar Rp.
15.000,- (Lima Belas Ribu Rupiah) untuk setiap 1 ha luasan areal.
7. Dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah permohonan diterima dengan
lengkap, pejabat pemberi IUP harus memutuskan IUP tersebut dapat diberikan
atau ditolak.
Selanjutnya izin usaha industri perkebunan harus memenuhi ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan kegiatan usaha industri perkebunan wajib memperoleh izin
tertulis dari Bupati;
2. Izin usaha industri perkebunan dapat diberikan kepada pihak-pihak sebagaimana
tercantum dalam Peraturan Daerah;
3. Untuk memperoleh izin, perusahaan harus menyampaikan permohonan kepada
Bupati/Walikota melalui kepada dinas dengan melengkapi:
a. Akte pendirian perusahaan dan perubahannya;
b. Proposal mengenai usaha yang akan dijalankan yang telah disetujui oleh Kepala
Dinas Pertanian;
c. Rencana kerja usaha pertanian;
d. Dokumen AMDAL sesuai ketentuan yang berlaku;
e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD);
f. Surat keterangan domisili kantor perusahaan;
g. Izin lokasi bagi perusahaan bukan pemilik kebun sumber bahan baku industri;
h. Analisis kelayakan usaha;
i. Kepastian pasokan bahan baku;
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
j. Izin HO/gangguan dari pejabat berwenang.
4. Dalam waktu 2 (dua) bulan setelah permohonan diterima dengan lengkap, pejabat
pemberi izin harus memutuskan permohonan izin tersebut dapat diberikan atau
ditolak.
Selain peraturan perundangan yang berkaitan dengan kegiatan usaha perkebunan,
maka pemrakarsa kegiatan hendaknya juga memahami tentang tata cara penanaman
modal dalam negeri, yaitu;
I. Surat Permohonan (Blangko Model 1/PMDN) dan ditanda tangani diatas materai Rp.
6,000.- oleh pemohon dibuat rangkap dua dengan dilampiri persyaratan sbb:
1. Bukti Diri Pemohon:
a. Photo Copy Akte Pendirian (PT, BUMN, BUMD, CV, Firma dll);
b. Photo Copy Anggaran Dasar bagi Badan Usaha Koperasi;
c. Photo Copy KTP;
2. Photo Copy Nomor Wajib Pajak (NPWP) Pemohon;
3. Proposal Proyek atau Bidang Usaha yang dimohon dan atau rencana kegiatan dari
awal penanaman modal hingga pemasaran hasil produksi.
4. Peta Lokasi Proyek Skala 1 : 100.000.
5. Persyaratan dan atau ketentuan sektoral yaitu, rekomendasi dari :
1). Lurah/Kades;
2). Camat;
3). Instansi Teknis yang menjelaskan tentang bahwa lokasi yang dimohon tidak
bermasalah dan layak untuk proyek dimaksud seperti rekomendasi dari :
a. Dinas Kehutanan;
b. Dinas Perkebunan;
c. Dinas Pertanian dan Peternakan;
d. Badan Pertanahan Nasional;
e. Dinas/Instansi lainnya yang berkaitan dengan proyek yang dimohon.
6. Laporan keuangan dan atau akuntabilitas;
7. Pernyataan bersedia berkantor pusat di Kota/Kabupaten;
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
Surat Kuasa dari yang berhak apabila permohonan bukan dilakukan oleh pemohon
sendiri.
8. Kesepakatan/perjanjian kerjasama untuk bermitra dengan Usaha Kecil yang antara
lain memuat :
1. Nama dan alamat masing-masing pihak;
2. Pola kemitraan yang akan digunakan;
3. Hak dan Kewajiban masing-masing pihak;
4.Bentuk pembinaan yang akan diberikan kepada usaha kecil;
5. Hal-hal lain yang dianggap perlu.
9. Akte Pendirian atau perubahannya mengenai penyertaan usaha kecil sebagai
pemegang saham, apabila kemitraan dalam bentuk penyertaan saham;
10. Surat pernyataan diatas materai dari usaha kecil yang menerangkan bahwa yang
bersangkutan memenuhi kriteria usaha kecil sesuai dengan Undang-Undang Nomor
9 Tahun 1995.
II. Setelah Permohonan diterima di Bagian Perekonomian & Penanaman Modal Setda
Kota/Kab, yang selanjutnya Permohonan diperiksa kelengkapannya/ lampirannya oleh
Sub Bagian Penanaman Modal dan BUMD.
III. Setelah lampiran sudah lengkap, maka proposal dipresentasikan oleh Investor dengan
biaya sendiri untuk dipresentasikan dihadapan pejabat Pemerintah Kota/Kab dan bila
dianggap perlu juga diundang dari DPRD, Unsur Organisasi dalam masyarakat, Unsur
Mahasiswa, LSM dll.
IV. Hasil Presentasi dinilai oleh Bagian Perekonomian dan Penanaman Modal atas
persetujuan Pemerintah Kota/Kab.
Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Untuk memenuhi permintaan akan buah jeruk manis segar, pemerintah terus
menggalakkan usaha-usaha untuk meningkatkan produksi dalam negeri, dengan tetap
membuka kesempatan impor jeruk dalam jumlah terbatas. Akibat makin membaiknya
perekonomian masyarakat, kini masyarakat cenderung mengkonsumsi buah jeruk yang
berkualitas. Hal ini menyebabkan angka impor jeruk manis semakin meningkat. Untuk
mengatasi masalah ini pemerintah mendorong investasi bermodal besar dibidang ini.
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
Disamping itu pemerintah juga melakukan usaha-usaha yang mendukung
pengembangan usaha kecil khususnya pengembangan tanaman jeruk melalui Pola
Kemitraan Terpadu (PKT) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia/Urusan Kredit. Pola ini
melibatkan tiga unsur, yaitu (1) petani plasma, (2) perusahaan besar dan
pengelola/eksportir, dan (3) Bank. Hubungan antara petani plasma dengan perusahan
pengelola/eksportir dapat dilakukan dengan dua model, yaitu dengan menempatkan
koperasi sebagai agen penghubung (Gambar 8a) atau sebagai executing agent (Gambar
8b). Sedangkan mekanisme kerjasama antara ketiga unsur tersebut disajikan pada Gambar
9 Proyek Kemitraan Terpadu (PKT) sangat cocok untuk dikembangkan di Indonesia karena
karakteristik pengusahaan tanaman jeruk manis ini dilakukan secara tersebar dan
diusahakan oleh kelompok tani/usaha kecil.
Gambar 8 Hubungan antara petani plasma dan perusahaan besar/eksportir. (a) Koperasi sebagai
agen penghubung; (b) Koperasi sebagai executing agent
Gambar 9 Mekanisme Proyek Kemitraan Terpadu antara petani plasma, perusahaan
besar/ekportir, dan bank
(a)
(b)
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
Aspek sosial ekonomi yang diharapkan dari kebijakan ini adalah adanya peningkatan
pendapatan petani kecil, berlangsungnya rehabilitasi tanaman yang sudah tidak produktif
lagi atau adanya perluasan lahan baru untuk tanaman jeruk, penciptaan lapangan kerja,
dapat menggantikan buah impor, menumbuhkan industri hilir (olahan), peningkatan PAD,
pemanfaatan sumberdaya dengan optimal, serta rangsangan untuk memperkuat teknologi
di bidang tanaman jeruk dengan terus melakukan inovasi untuk merilis varietas jeruk
unggul.
Pembukaan lahan untuk tanaman jeruk secara intensif akan memberikan dampak
negatif terhadap lingkungan antara lain lingkungan fisik kimia, biota, dan kesehatan
masyarakat.
Dampak terhadap lingkungan fisik kimia adalah timbulnya peningkatan efek pencucian
hara tanah, perubahan pH tanah, dan peningkatan kadar kejenuhan basa. Untuk mengatasi
efek negatif perlu dilakukan pengapuran, pemupukan sehingga dapat mengembalikan
lingkungan fisik kimia seperti keadaan semula sehingga berubah menjadi dampak positif.
Dampak terhadap lingkungan biota adalah berubahnya ekosistem yang tadinya
tertutup menjadi ekosistem terbuka, dimana kebanyakan organisme pengganggu tanaman
menyukai kondisi ini. Dampak negatif ini perlu diantisipasi dengan melakukan
pengendalian hama terpadu yang tepat, baik secara mekanis, kimia, maupun biologi.
Dampak terhadap lingkungan sekitar yang muncul karena kegiatan tersebut akibat
banyaknya masyarakat pendatang, sehingga kegiatan awal dari pembukaan lahan akan
memberikan dampak negatif berupa gangguan kesehatan pada masyarakat. Dampak
negatif ini dpat diatasi bila perusahaan (perkebunan inti) menyiapkan fasilitas umum seperti
sarana dan prasarana pengobata termasuk tenaga medisnya. Disamping itu harus dilakukan
juga upaya-upaya penciptaan ligkungan masyarakat yang sehat dan harmonis, sehingga
dapat memberikan dampak positif berupa peningkatan produktifitas kerja yang secara tidak
langsung akan meningkatkan produktivitas kebun dan kesejahteraan masyarakat.
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
ANALISIS FINANSIAL
Asumsi
Perhitungan analisis kelayakan usahatani budidaya jeruk keprok borneo prima
berdasarkan beberapa asumsi sebagai berikut;
Luas lahan Jarak tanam Banyaknya tanaman Harga Rata-rata per buah Jeruk Umur Proyek
: : : : :
1 ha 5 x 5 m 400 pohon per ha Rp. 458,1 20 tahun
Berdasarkan tinjauan lapangan dan penelitian para ahli lainnya, tingkat produksi jeruk
keprok berfluktuasi. Jeruk keprok baru mulai berproduksi pada umur 4 tahun. Produksi
mengalami kenaikan yang tajam pada umumnya terjadi pada tahun ke-8 sampai tahun ke-
15. Pada tahun berikutnya, produksi mengalami penurunan. Harga jual buah jeruk segar
(BJS) keprok adalah Rp. 458,1 yang merupakan harga rata-rata dari 4 grade jeruk. Dalam
perkembangannya penjualan buah jeruk segar meningkat setiap tahunnya mengikuti
produksi.
Tabel 9. Produksi, biaya produksi,penjualan, dan perhitungan laba rugi jeruk keprok
berdasarkan tahun tanam.
Tahun Produksi Penjualan biaya
produksi Laba (rugi)
Kotor
0 0 0 19.841.487,10 2587522,68
1 0 0 8.578.356,70 -19841487,10
2 0 0 10.889.927,22 -8.578.356,70
3 0 0 16.762.753,42 -10.889.927,22
4 68.400 31.334.040,00 16.603.110,00 14.571.286,58
5 70.200 32.158.620,00 24.942.136,58 15.555.510,00
6 72.000 32.983.200,00 25.001.986,58 8.041.063,42
7 73.800 33.807.780,00 22.975.373,00 10.832.407,42
Tahun Produksi Penjualan biaya
produksi Laba (rugi)
Kotor
8 75.600 34.632.360,00 23.035.222,58 11.597.137,42
9 77.400 35.456.940,00 23.095.072,58 12.361.867,42
10 79.200 36.281.520,00 23.154.922,58 13.126.697,42
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
11 81.000 37.106.100,00 23.214.772,58 13.891.327,42
12 82.800 37.930.680,00 23.274.622,58 14.656.057,42
13 84.600 38.755.260,00 23.334.472,58 15.420.787,42
14 86.400 39.579.840,00 23.394.322,58 16.185.517,42
15 88.200 40.404.420,00 15.174.996,00 125.229.424,00
16 84.600 38.755.260,00 15.055.296,00 23.699.964,00
17 81.000 37.106.100,00 14.935.596,00 22.170.604,00
18 77.400 35.456.940,00 14.815.896,00 20.661.044,00
19 73.800 33.807.780,00 14.696.196,00 19.111.584,00
20 68.400 31.334.040,00 14.516.646,00 16.817.394,00
1.324.800 606.890.880,00 397.293.164,24 337.207.425,00
5.1. Kebutuhan Biaya Investasi
Biaya investasi jeruk keprok borneo prima digunakan untuk investasi tanaman dan non
tanaman adalah Rp. 56.072.524,44 dengan perincian biaya investasi untuk per ha tanaman
jeruk dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Kebutuhan Biaya Investasi Tanaman Jeruk Keprok
KEBUTUHAN BIAYA Investasi Tanaman
Investasi Non Tanaman
Jumlah Investasi
- Tahun 0 (TBM 0) - Tahun 1 (TBM 1) - Tahun 2 (TBM 2) - Tahun 3 (TBM 3)
15.304.421,40 7.331.415,00 9.308.130,00
14.330.215,00
4.537.065,70 1.246.417,70 1.581.797,22 2.432.538,42
19.841.487,10 8.578.356,70
10.889.927,22 16.762.753,42
Total 46.274.181,40
9.797.819,04 56.072.524,44
Biaya investasi tanaman pada tahun ke-0 (TBM 0) digunakan untuk pembukaan lahan
(land clearing), penanaman tanaman pelindung dan penanaman kebun plasma jeruk
keprok. Sedangkan untuk Tahun 1 dan ke-2 digunakan untuk perawatan tanaman, seperti
penyulaman, pemupukan dan pencegahan hama dan penyakit. Untuk membantu pendanaan
dana investasi, diasumsikan mendapat fasilitas kredit bank 100 %. Sebagai konsekuensi dari
pinjaman bank dibebankan angsuran dan bunga bank dipatok 14 %. Investasi non-tanaman
digunakan untuk investasi infrastruktur, provisi dan asuransi, PBB, manajemen fee
pembangunan kebun, biaya administrasi, pemeliharaan kebun bahan dan tenaga kerja
pendukung dan lain sebagainya. Peminjaman dilakukan pada bulan Januari 2005 sedangkan
angsuran kepada bank mulai dibayarkan pada tahun ke-5 (tahun 2010) dengan jangka
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
Tabel 11. Hasil Analisa Finansial Proyek Kriteria investasi
Nilai
Gross B/C 1,52
Net B/C 1,05
BEP harga produksi
Rp 41.298,23 per kg Rp. 458,1 BJS
NPV Rp. 7.514.440,00
IRR 39,15
Payback period 6 tahun 7 bulan
waktu pengembalian selama 10 tahun. Angsuran per tahunnya adalah Rp. 7.324.049,39
yang diangsur sampai tahun 2019.
Selama 20 tahun umur proyek, biaya yang dikeluarkan untuk budidaya tanaman jeruk
keprok baik biaya investasi maupun biaya operasional adalah Rp 397.293.164,24,-
sedangkan penerimaan dari hasil penjualan diperoleh sebesar Rp 606.890.880,00 sehingga
diperoleh laba usaha sebesar Rp 337.207.425,00
Kriteria Kelayakan Proyek
Analisis kelayakan proyek diukur melalui
kriteria investasi meliputi benefit/cost (B/C)
ratio, Break even point (BEP) baik harga maupun
produksi, Net present value (NPV), Internal rate
of return (IRR), dan payback period.
B/C Ratio
Analisis B/C ratio adalah perbandingan
antara total cash inflow terhadap total cash outflow. Gross B/C ratio ini menunjukkan
gambaran berapa kali lipat benefit (penerimaan) akan diperoleh dari cost (biaya) yang
dikeluarkan sebelum dikalikan dengan discount factor (DF). Hasil analisis menunjukkan nilai
gross B/C ratio sebesar 1,52. Nilai ini menunjukkan bahwa benefit yang yang diperoleh
1,52 kali lipat dari cost yang dikeluarkan. Sedangkan Net B/C ratio ini menunjukkan
gambaran berapa kali lipat benefit akan diperoleh dari cost yang dikeluarkan setelah
dikalikan dengan discount factor (DF) sebesar 14 %. Berdasarkan perhitungan kelayakan
usaha, nilai Net B/C ratio adalah 1,05 yang artinya benefit yang diperoleh adalah 1,05 kali
lipat dari cost yang dikeluarkan.
Break Even Point (BEP)
BEP (titik impas) adalah kondisi pada saat suatu usaha tidak mengalami keuntungan
maupun kerugian. Nilai BEP dipakai untuk menentukan besarnya volume penjualan dimana
perusahaan tersebut sudah dapat menutupi semua biaya-biayanya tanpa mengalami
kerugian maupun keuntungan.
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
Break Event Point (BEP) diperoleh dari rumus;
Total biaya rata-rata per tahun = ------------------------------------
Harga jual rata-rata per kg
Rp 18.918.722,11 = ----------------------------
Rp 458,1 per buah
= 41.298,23 buah per tahun
Nilai BEP volume produksi jeruk diperoleh pada
tingkat produksi sebesar 41.298,23 buah pertahun.
Artinya, dengan tingkat harga rata-rata sebesar
Rp 458,1 usaha berkebun jeruk keprok tidak akan
mengalami kerugian atau mendapat keuntungan
(impas) dengan hanya memproduksi buah jeruk segar
(BJS) sebanyak 41.298,23 buah pertahun.
Payback period
Payback period diartikan sebagai jangka waktu kembalinya investasi yang telah
dikeluarkan melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek. Hasil perhitungan
analisis kelayakan usaha diperoleh nilai payback period terjadi tahun ke 6 lebih 7 bulan.
Net Present Value (NPV)
NPV dari suatu proyek merupakan nilai sekarang dari selisih benefit dengan cost pada
discount factor (DF) tertentu. NPV menunjukkan kelebihan manfaat dibandingkan dengan
biaya. Apabila NPV lebih besar dari 0 berarti proyek tersebut menguntungkan dan layak
untuk diusahakan. Berdasarkan hasil perhitungan NPV pada discount factor 14 %
menunjukan nilai NPV sebesar Rp. 7.514.440,00 yang artinya nilai NPV > 1. Hal ini berarti
proyek usaha budidaya jeruk keprok layak untuk diusahakan.
Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah suatu kriteria investasi untuk mengatakan persentase keuntungnan dari
suatu proyek tiap-tiap tahun dan juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam
mengembalikan bunga pinjaman. IRR pada dasarnya menunjukkan Discount Factor (DF)
dimana NPV = 0. Berdasarkan hasil analisis perhitungan IRR diperoleh nilai 39,15 %.
Apabila diasumsikan bunga bank yang berlaku adalah 14 % maka proyek tersebut
menguntungkan dan layak untuk diusahakan, karena nilai IRR jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan suku bunga pasar.
Analisis Sensitivitas
Analisis ini digunakan untuk mengetahui sensitivitas usaha budidaya jeruk keprok
borneo prima ketika ada perubahan tertentu yang mempengaruhi usaha. Asumsi kondisi
usaha diambil apabila usaha budidaya jeruk keprok mengalami kenaikan biaya produksi
sebesar 5 % dan harga jual turun 5 %. Selengkapnya tersaji dalam Tabel 12.
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
Tabel 12. Analisis sensitivitas kelayakan usaha budidaya jeruk keprok borneo prima
Kriteria Investasi Sensitivitas
Biaya naik 5 % Harga jual turun 5 %
Gross B/C ratio
Net B/C Ratio
Net present value (NPV)
(Rp)
Internal Rate of Return
(IRR)
Pay back period
1,56
1,15
20.226.218
63,23
5 tahun 11 bulan
1,42
0.89
4.895.817
22,36
6 tahun 11 bulan
Hasil analisis menunjukkan bahwa kenaikan biaya produksi naik 5 % dan harga jual
jeruk keprok turun sebesar 5 %, usaha jeruk keprok masih menguntungkan dan tetap layak
untuk dilaksanakan. Hal ini tercermin dari nilai-nilai criteria investasi yang menunjukkan
kelayakan usaha ini. Hasil analisis sensitivitas sebagaimana Tabel diatas ditunjukkan bahwa
apabila terjadi kenaikan biaya produksi sebesar 5 % dan harga BJS turun 5 %, nilai Net BC
ratio adalah 1,15 lebih besar dari 1, sedangkan pada harga BJS turun 5 % nilai Net BC ratio
adalah 0,89 lebih kecil dari 1, sehingga pada harga dibawah 5 % usaha budidaya jeruk
keprok belum layak. Untuk net benefit yang diperoleh dari usaha budidaya jeruk keprok
adalah 1,56 dan 1,42 kali lipat dari cost yang dikeluarkan. Jangka waktu kembalinya
investasi yang telah dikeluarkan melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek juga
tergolong tidak berubah jauh. Hal ini ditunjukkan oleh nilai payback period terjadi pada 5
tahun 11 bulan jika biaya produksi mengalami kenaikan 5 % dan 6 tahun 11 bulan apabila
harga jual mengalami penurunan sebesar 5 %.
Hasil perhitungan NPV pada discount factor 14 % menunjukan nilai NPV masing-
masing sebesar Rp 20.226.218 dan Rp 4.895.817 yang artinya nilai NPV > 1. Hal ini berarti
proyek pengembangan jeruk keprok layak untuk diusahakan. Berdasarkan hasil analisis
perhitungan IRR juga diperoleh nilai 63,23 % dan 22,36 %. Apabila diasumsikan bunga bank
yang berlaku adalah 14 % maka proyek tersebut menguntungkan dan layak untuk
diusahakan, karena nilai IRR jauh lebih besar dibandingkan dengan suku bunga tersebut.
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
PENUTUP
Berdasarkan pemaparan mengenai peluang investasi budidaya jeruk keprok borneo
prima di Kalimantan Timur, terlihat jelas bahwa wilayah yang memiliki potensi besar untuk
mengembangkan jeruk keprok borneo prima di Kalimantan Timur adalah Kutai Timur
khususnya di Rantau Pulung.
Investasi usaha budidaya jeruk keprok
borneo prima di Provinsi Kalimantan Timur dapat di laksakan karena, menguntungkan dan
layak untuk diusahakan. Para investor tidak perlu ragu menanamkan modalnya untuk
investasi di sektor ini. Ditinjau dari aspek teknis maupun ekonomis serta dukungan
pemerintah daerah setempat yang kuat akan memudahkan bagi para investor dalam
melakukan investasi.
Jika diperlukan informasi lebih lanjut tentang investasi budidaya jeruk keprok borneo
prima dapat melakukan kontak ke alamat:
1. Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Provinsi Kalimantan Timur
Jl Basuki Rahmat No 56 Samarinda KALTIM 75112 Telp. (62-541) 743235 & 743446
Fax : (62-541) 736446
E-mail : [email protected]
Website : http://www.bppmd.kaltimprov.go.id
2. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur
Jl. Basuki Rahmat Samarinda Kalimantan Timur 75117 .
Telp. (62-541) 732079
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
DAFTAR PUSTAKA
Agrimas Kapitalindo (2007) Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis: Jeruk.
http://www.agrimaskapitalindo.com. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2007.
Bambang Soelarso (1996) Budidaya Jeruk Bebas Penyakit. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
BPS Provinsi Kalimantan Timur (2007) Kalimantan Timur dalam Angka. BPS Provinsi
Kalimantan Timur, Samarinda.
Kemal Prihatman (2000) Sistem Informasi Manajemen Pembangunan di Pedesaan.
BAPPENAS, Jakarta.
Kompas (2007) Kaltim budidayakan jeruk keprok. Edisi Senin, 28 Mei 2007. Harian
KOMPAS, Jakarta.
Pirawan S (2007) Jeruk Pontianak, coba bangkit lagi. http://www. amanah.or.id. Diakses
pada tanggal 15 Oktober 2007.
PT Kaltim Prima Coal (2007) Analisa tanah Rantau Pulung. Comdev PT Kaltim Prima Coal,
Komunikasi Pribadi pada tanggal 11 Nopember 2007.
PT Kaltim Prima Coal (2007) Standar Operating Procedur distribusi bibit jeruk. Doc No:
PR/DIS BIBIT JERUK/CE/ESD/KPC/01. Comdev PT Kaltim Prima Coal, Komunikasi
Pribadi pada tanggal 11 Nopember 2007.
Soelarso, R.B. (1996) Budidaya Jeruk Bebas Penyakit. Kanisius Jogjakarta.
Suyamto, Arry Supriyanto, Adang Agustian, Anang Triwiratno, M.Winarno (2005) Prospek
dan Arah Pengembangan Agribisnis Jeruk. Badan Penelitian dan Pengembanga
Pertanian, Departemen Pertanian, Jakarta.
Warta Prima (2007) Varietas jeruk baru dari Rantau Pulung. Edisi Februari 2007. Warta
Prima, Buletin Kemitraan PT Kaltim Prima Coal, Sengata.
Winarno M (2004) Keunggulan dan kelemahan jeruk siam di Indonesia. Prosiding Seminar
Jeruk Siam Nasional 2004. Surabata, 15-16 Juni 2004. Budi Marwoto (ed.). Pusat
Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Jakarta.
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
Prospek Menguntungkan
Investasi Budidaya Jeruk Borneo Prima
Lampiran 1. Diagram Alir Proses Perijinan
1.
P
E
R
M
O
H
O
N
A
N
Model 1 / PMDN
Kelengkapan
- Akte perusahaan atau KTP
bagi perorangan
- Copy NPWP
- Proses dan flowchart
- Uraian produksi / kegiatan
usaha
- Surat kuasa, apabila bukan
ditandatangani Direksi
Model 1 / Foreigen Capital
Investment (PMA)
Peserta Indonesia
-Akta perusahaan
-Copy KTP apabila perorangan
-Copy NPWP untuk PMA peserta
asing
-Akte perusahaan
-Copy paspor apabila perorangan
-Copy NPWP untuk PT PMA
-Proses dan flowchart
-Uraian produksi kegiatan
Surat Persetujuan
untuk PMDN
Surat Persetujuan
untuk PMA
2. PERSETUJUAN
PENANAMAN
RENCANA PERUBAHAN
- Perubahan bidang usaha atau produksi
- Perubahan investasi
- Perubahan/pertambahan TKA
- Perubahan kepemilikan saham
- Preusan PMA atau PMDN atau non PMA/PMDN
- Perpanjangan WPP
- Perubahan status
- Pembelian saham preusan PMDN dan non PMA/PMDN oleh
asing atau sebaliknya
-APIT, untukmengimpor barang modal dan bahan baku yang dibutuhkan
-RPTK untuk mendatangkan/ menggunakan TKA
-Rekomendasi TA.01 kepada Dirjen Imigrasi agar dapat diterbitkan VISA
bagi TKA
-IKTA, untuk memperkerjakan TKA
-SP Pabean BB/P, pemberian fasilitas atas penginfor bahan baku/penolong ===========================================
Di Kabupaten/ Kota : Izin lokasi, IMB, Izin UUG/HO, Sertifikat Atas Tanah
3.
PERIZI-
NAN
PELAK- SANAAN
Copy akta pendirian dan
pengesahan
Kelengkapan
- Copy akte perusahaan
- Copy IMB
- Copy izin UUG/HO
- Copy sertifikat hak atas tanah
- LKPM
- RKL/RPL atau UKL/UPL atau SPPL BAP
- Copy SP PMDN atau SP PMA dan
perubahannya
Sebagai dasar untuk
-Melakukan produksi komersil
-Pengajuan rencana peluasan
investasi
-Pengajuan restrukturisasi
-Pengajuan atau tambahan bahan baku /penolong
4. REALI-
SASI IZIN USAHA
Top Related