Download - Jepang Pun Terus Berkreasifukuoka.unhabitat.org/kcap/activities/acjc/pdf/14_acjc06.pdfSpanyol 0,4 persen, dan negara-negara lain totalnya 10 persen. Wisatawan terbanyak masih dari

Transcript
Page 1: Jepang Pun Terus Berkreasifukuoka.unhabitat.org/kcap/activities/acjc/pdf/14_acjc06.pdfSpanyol 0,4 persen, dan negara-negara lain totalnya 10 persen. Wisatawan terbanyak masih dari

48 KO M PA S, J U M AT, 1 2 D E S E M B E R 2 014TER OPONGTER OPONG

I N T E R N A S I O N A L

Tidak ada yangmenyangsikan Jepangdalam penguasaan ilmupengetahuan danteknologi. Bahkan,kehebatan itu pula yangmembuat ”NegeriMatahari Terbit” itutermasuk salah satunegara maju di dunia.Akan tetapi, dalamp e r ke m b a n g a npariwisata, Jepangmulai gelisah. OrangJepang lebih sukaberwisata ke negara laindibanding orang asingmengunjungi ”NegeriS akura” te r s e b u t .

kitar 150.000 orang. Ketidakse-imbangan itu terjadi merata disemua negara, terutama di Asia.

Dari sekitar 10 juta wisatawanasing yang berkunjung ke Jepangpada tahun 2013, yang mendo-minasi adalah masyarakat KoreaSelatan sebanyak sekitar 23,7persen, disusul Taiwan 21,3 per-sen, Tiongkok 12,7 persen, Ame-rika Serikat 7,7 persen, Hongkong7,2 persen, Thailand 4,4 persen,Australia 2,4 persen, Inggris 1,9persen, Singapura 1,8 persen,Malaysia 1,7 persen, Perancis 1,5persen, Kananda 1,5 persen, Jer-man 1,2 persen, Italia 0,6 persen,Spanyol 0,4 persen, dan negara-negara lain totalnya 10 persen.

Wisatawan terbanyak masihdari Asia, yakni 78,3 persen, ke-mudian Eropa 8,7 persen, danAmerika Serikat 7,7 persen. ”Me -lihat potensi yang kita punyai,maka kita harus terus berupayaagar wisatawan asing yang ber-kunjung ke Jepang meningkatsetiap tahun. Kita harus meya-kinkan masyarakat dunia untuksegera mengubah pandangan da-ri saya ingin pergi ke Jepangsuatu saat nanti menjadi sayaingin mengunjungi Jepang se-karang,” kata Matsuyama.

Asia terus tumbuhMatsuyama memaparkan, pa-

da tahun 2000, jumlah wisata-

wan di dunia masih sekitar 675juta orang. Namun, tahun 2010melonjak menjadi 940 jutaorang, dan 2011 sebanyak 983juta orang. Diperkirakan, padatahun 2020 akan mencapai 1,360miliar orang.

Yang menarik adalah jumlahwisatawan dari Asia cenderungmeningkat. Misalnya, tahun2000 hanya 16 persen, sedangkanAmerika 19 persen, Eropa 57 per-sen, dan lainnya 7 persen. Lalu,tahun 2010, wisatawan dari Asianaik menjadi 22 persen, Amerikaturun jadi 16 persen, Eropa jugaberkurang menjadi 51 persen,dan lainnya 12 persen.

Untuk tahun 2020, wisatawan

Asia menjadi 26 persen, Amerikahanya 15 persen, Eropa turun lagimenjadi 45 persen, dan lainnya14 persen. Pertumbuhan wisa-tawan yang begitu besar di Asiatidak terlepas dari kehadiran per-usahaan penerbangan yang ber-tarif murah. Hingga tahun 2012,ada 13 perusahaan penerbanganmurah di Asia Tenggara dan tu-juh perusahaan penerbangan se-jenis di India.

Kehadiran perusahaan pener-bangan bertarif murah tersebutikut memicu masyarakat kelasmenengah untuk melakukan per-jalanan wisata ke negara-negaralain. Terbukti, selama 2005-2011,masyarakat di Asia Tenggara

yang melakukan perjalanan wi-sata keluar dari negara ma-sing-masing meningkat menca-pai 8 persen per tahun, AsiaSelatan 7,2 persen per tahun.Padahal, pertumbuhan tingkatdunia hanya rata-rata 3,5 persenper tahun.

Khusus Asia Tenggara, jumlahwisatawan dari kawasan itu yangpada tahun 2010 sebanyak 70juta orang akan terus meroket.Tahun 2020 diprediksi mencapai123 juta orang dan tahun 2030sekitar 187 juta orang. ”Pe l u a n gini yang harus kita ambil denganmengupayakan sebanyak mung-kin wisatawan asing yang ber-kunjung ke Jepang. Apalagi, ta-hun 2020 akan digelar Olimpiadedi Tokyo,” ujar Matsuyama yangmenargetkan pada 2020, wisa-tawan yang berkunjung ke Je-pang minimal 20 juta orang pertahun.

Rencana JepangUntuk mewujudkan target ter-

sebut, pemerintah dan para pe-laku usaha di Jepang pun terusmelakukan berbagai rencana. Da-lam acara pertemuan wartawanse-Asia pada 2-4 Desember 2014di Fukuoka, misalnya, mereka se-cara khusus meminta masukantentang upaya menggiatkan wi-sata kota.

Selain itu, diundang pula OngKeng Sen, seorang direktur teaterpaling produktif di dunia asalSingapura untuk berbagi peng-alaman seputar penyelenggaraanfestival seni bertaraf internasi-onal.

Keng Sen menyarankan agarfestival seni internasional yangingin digelar di Kyushu atau Je-pang pada umumnya harus ber-kesinambungan setiap tahun se-hingga bisa bergema dan menjadidaya tarik bagi masyarakat dunia.Untuk itu, diperlukan persiapanmatang, baik organisasi maupunmasyarakat dan pihak lainnya.

Peluang lain yang ingin segeradigarap adalah menjadikan Je-pang sebagai salah satu negarautama untuk pertemuan, insen-tif, konferensi, dan pameran(meetings, incentives, conferences,

and exhibitions/MICE) tingkatdunia. Industri MICE sebetulnyasudah berkembang pada sejum-lah kota di Jepang. Pada 2013,misalnya, Tokyo menggelar 79kali pertemuan internasionalatau berada pada urutan ketujuhdari semua kota besar di AsiaPa s i fi k .

Urutan pertama Singapura se-banyak 175 kali, disusul Seoul(Korea) 125 kali, Beijing (105 ka-li), Bangkok 93 kali, Sydney (93kali), Hongkong (89 kali). AdapunBali menempati urutan ke-11 de-ngan 55 kali atau lebih banyakdibandingkan dengan Kyoto (Je-pang) 43 kali, Jakarta 26 kali.

Untuk kategori negara, makaselama tahun 2013, Jepang ter-masuk paling banyak menggelarpertemuan internasional, yakni342 kali. Disusul Tiongkok 340kali, Korea 260, dan Australia 231kali. Indonesia hanya berada pa-da urutan ke-10 dengan 106 kali.

”Jadi, Jepang memiliki potensibesar untuk menggelar kegiat-an-kegiatan MICE bertaraf in-ternasional. Potensi itu ingin di-tingkatkan lagi, termasuk di wi-layah Kyushu. Semakin banyakdigelar, semakin banyak pula wi-satawan asing yang berkunjungke Jepang, termasuk Kyushu,”ujar Ketua Federasi EkonomiKyushu Yutako Aso.

Selain itu, segala potensi wi-sata yang masih tersembunyiakan digali dan dikembangkanagar bisa menarik minat ma-syarakat dunia untuk ke Jepang.Termasuk menjadikan kota-kotayang saat ini berhasil menjadisehat dengan menekan emisihingga 0 persen sebagai dayatarik bagi masyarakat interna-sional untuk datang melihat danmempelajarinya di Jepang.

Lebih penting lagi, PemerintahJepang juga akan menyederha-nakan prosedur masuk ke negaratersebut bagi warga dari negaralain, termasuk persyaratan dalampenerbitan visa.

”Kami takkan berhenti ber-kreasi guna menarik wisatawanasing sebanyak mungkin berkun-jung ke Jepang,” tegas YutakoA s o.

PA R I W I SATA

Jepang Pun Terus Berkreasi

OLEH JANNES EUDES WAWA

Kegelisahan itu tampak da-ri wajah Ryoichi Matsu-yama, Presiden Japan Na-

tional Tourism Organization(JNTO), saat menjadi pembicarakunci dalam acara Ky u s h u - A s i aMedia Conference di Fukuoka,November lalu. Dia membericontoh Tiongkok. Pada tahun2013, masyarakat Jepang yangmengunjungi Tiongkok sekitar2,8 juta orang. Sebaliknya, orangTiongkok yang berkunjung ke Je-pang hanya sekitar 1,3 jutaorang.

Begitu pula Thailand. Masya-rakat Thailand yang mengun-jungi Jepang hanya sekitar400.000 orang, tetapi wisatawanasal Jepang yang berkunjung ke”Negeri Gajah Putih” itu men-capai 1,55 juta orang. Orang Je-pang yang berwisata ke Indo-nesia mencapai 500.000 orang,sedangkan orang Indonesia yangmengunjungi Jepang hanya se-

KOMPAS/JANNES EUDES WAWA

Sejumlah wisatawan mengamati sumber air panas di wilayah Oita, Pulau Kyushu, Jepang. Air panas menjadi salah satu wisata andalanwilayah Oita dan banyak diminati wisatawan asing.