1. Jelaskan struktur histologis lobules hati.
Komponen strukural utama hati adalah sel-sel hati, atau hepatosit. Sel-sel
epitelnya berkelompok membentuk lempeng-lempeng yang saling
berhubungan. pada sediaan mikroskop cahay, tampak satuan struktural yang
disebut lobules hati. Lobulus hati dipisahkan satu dari lainnya oleh selapis
jaringan ikat. Hal tersebut tidak berlaku bagi manusia, yaitu sebagian besar
keliling lobuli saling berdekatan sehingga sulit untuk menentukan batas
masing-masing lobulus. Pada daerah perifer tertentu, lobuli dipisahkan oleh
jaringan ikat yang mengandung duktus biliaris, pembuluh limfe, saraf, dan
pembuluh darah. Daerah ini, yaitu celah portal, dijumpai pada sudut-sudut
lobulus. Hati manusia mengandung 3-6 celah portal per lobulus, masing-
masing dengan venula (cabang vena porta), sebuah arteriol (cabang arteri
hepatica), sebuah duktus (bagian dari sistem duktus biliaris), dan pembuluh
limfe. Venula tersebut mengandung darah dari vena mesentrika superior dan
inferior serta vena lienalis. Arteriol menerima darah dari trunkus seliakus dari
aorta abdominalis. Hepatosit ada lobulus hati tersusun radier. Celah antara
lempeng sel ini mengandung kapiler, yaitu sinusoid hati. Sel-sel endotel
terpisah dari hepatosit dan celah subendotel yang dikenal sebagai celah Disse
yang mengandung mikrovili hepatosit. Selain sel endotel, sinusoid juga
mengandung makrofag yang dikenal sebagai sel Kupffer. Sel ini ditemukan
pada permukaan luminal sel endotel. Fungsi utamanya adalah memetabolisme
eritrosit tua, mencerna hemoglobin, menyekresi protein yang berhubungan
dengan proses imunologis.
2. Sebutkan transport, absorbs, dan sekresi mineral.
1. Transport Mineral
- Difusi
Difusi merupakan bercampurnya molekul-molekul dalam cairan, gas, atau zat padat secara bebas dan acak. Proses difusi dapat terjadi bila dua zat bercampur dalam sel membran. Dalam tubuh, proses difusi air, elektrolit, dan zat-zat lain terjadi melalui membran kapiler yang permeabel. Kecepatan proses difusi bervariasi, bergantung pada faktor ukuran molekul, konsentrasi cairan, dan temperatur cairan. Zat dengan molekul yang besar akan bergerak lambat dibanding molekul kecil. Molekul akan lebih mudah berpindah dari larutan dengan konsentrasi tinggi ke larutan dengan konsentrasi rendah.
Larutan dengan konsentrasi yang tinggi akan mempercepat pergerakan molekul, sehingga proses difusi berjalan lebih cepat.
- Osmosis
Proses perpindahan zat ke larutan lain melalui membran semipermeabel biasanya terjadi dari larutan dengan konsentrasi yang kurang pekat ke larutan dengan konsentrasi lebih pekat. Solut adalah zat pelarut, sedang solven adalah larutannya. Air merupakan solven, sedang garam adalah solut. Proses osmosis penting dalam mengatur keseimbangan cairan ekstra dan intra sel. Osmolaritas adalah cara untuk mengukur kepekatan larutan dengan menggunakan satuan mol. Natrium dalam NaCl berperan penting dalam mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Apabila terdapat tiga jenis larutan garam dengan kepekatan yang berbeda dan di daiamnya dimasukkan sel darah merah, maka larutan yang mempunyai kepekatan sama yang akan seimbang dan berdifusi. Larutan NaCl 0,9% merupakan larutan yang isotonik karena larutan NaCl mempunyai kepekatan yang sama dengan larutan dalam sistem vaskular. Larutan isotonik merupakan larutan yang mempunyai kepekatan sama dengan larutan yang dicampur. Larutan hipotonik mempunyai kepekatan lebih rendah dibanding larutan intrasel. Pada proses osmosis dapat terjadi perpindahan dari larutan dengan kepekatan rendah ke larutan yang kepekatannya lebih tinggi melalui membran semipermeabel, sehingga larutan yang berkonsentrasi rendah volumenya akan berkurang, sedang larutan yang berkonsentrasi lebih tinggi akan bertambah volumenya.
- Transport Aktif
Proses perpindahan cairan tubuh dapat menggunakan mekanisme transpor aktif. Transpor aktif merupakan gerak zat yang akan berdifusi dan berosmosis. Proses penting untuk mempertahankan natrium dalam cairan intra dan ekstrasel. Proses pengaturan cairan dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu tekanan cairan dan membran.a. Tekanan Cairan
Proses difusi dan osmosis melibatkan adanya tekanan cairan. Proses osmotik juga menggunakan tekanan osmotik, yang merupakan kemampuan partikel pelarut untuk menarik larutan melalui membran. Bila dua larutan dengan perbedaan konsentrasi dan larutan yang mempunyai konsentrasi lebih pekat molekulnya tidak dapat bergabung, maka larutan tersebut disebut koloid. Sedangkan, larutan yang mempunyai kepekatan yang sama dan dapat bergabung disebut sebagai kristaloid. Sebagai contoh, larutan kristaloid adalah larutan garam, tetapi dapat menjadi koloid apabila protein bercampur dengan plasma. Secara normal, perpindahan cairan menembus membran sel permeabel tidak terjadi. Prinsip tekanan osmotik ini sangat penting dalam proses pemberian cairan intravena. Biasanya, larutan yang sering digunakan dalam pemberian infus intravena bersifat isotonik karena mempunyai
konsentrasi yang sama dengan plasma darah. Hal ini penting untuk mencegah perpindahan cairan dan elektrolit ke dalam intrasel. Larutan intravena bersifat hipotonik, yaitu larutan yang konsentrasinya kurang pekat dibanding konsentrasi plasma darah. Tekanan osmotik plasma akan lebih besar dibandingkan tekanan osmotik cairan interstisial karena konsentrasi protein dalam plasma dan molekul protein lebih besar dibanding cairan interstisial, sehingga membentuk larutan koloid dan sulit menembus membran semipermiabel. Tekanan hidrostatik adalah kemampuan tiap molekul larutan yang bergerak dalam ruang tertutup. Hal ini penting guna mengatur keseimbangan cairan ekstra dan intrasel.
b. Membran Semipermiabel
Membran semipermiabel merupakan penyaring agar cairan yang
bermolekul besar tidak tergabung. Membran semipermiabel terdapat
pada dinding kapiler pembuluh darah, yang terdapat di seluruh
tubuh sehingga molekul atau zat lain tidak berpindah ke jaringan.
2. Absorb Mineral
a. Absorpsi Secara Pasif
- Teori Difusi
Briggs dan Robertson (1957) melihat gejala bahwa apabila sel tumbuh atau
jaringan tumbuhan dipindahkan dari medium yang memiliki konsentrasi
rendah ke konsentrasi tinggi , menunjukkan adanya gerak ion mengalir
turun. Gejala ini menunjukkan bahwa sebagian jaringan tumbuh terbuka
untuk difusi ion secara bebas menuju kedua arah.
- Pertukaran Ion
Menurut teori pertukaran Ion, apabila jaringan tumbuh dicelupkan kedalam
larutan, ion dari larutan di luar jaringan akan bertukar dengan ion yang
melekat pada permukaan dinding sel atau yang melekat pada membran
jaringan.
- Teori Aliran Massa
Teori aliran massa menerangkan bahwa gerakan ion melalui akar (masuk
kedalam air) bersama-sama aliran massa air, dipengaruhi oleh transpirasi.
Apabila transpirasi meningkat, akan meningkatkan pula proses absorbsi zat.
b. Absorpsi Secara Aktif
Laties (1957) dan Sutcliffle ((1957) mengemukakan teori ATP. Menurut
teori ATP, pengangkutan ion masuk kedalam sel menggunakan energi ATP
(adenosin trifosfat). Energi yang diperoleh dari hidrolisis molekul ATP
digunakan untuk mengaktifkan “pompa ion” melalui aksi dari enzim
Peranan ATP dalam mengangkut kation ke bagian atas terjadi melalui dua
cara, yaitu dengan melepaskan gugusan fosfat dan dengan menambah
gugusan fosfat.
Absorpsi secara aktif atau dikenal dengan transpor aktif melibatkan
pertukaran ion Na+ dan K+, serta protein pembawa yang dikenal dengan
protein kotranspor.
Protein kontranspor akan mengangkut io Na+ bersama zat-zat lain yang
terlarut di dalam sitoplasma, seperti gula dan asam amino dari luar sel ke
dalam sel melalui membran.
3. Sekresi Mineral
- Urine >> Pembentukan urine terjadi di ginjal dan dikeluarkan melalui vesikaurinaria (kandung kemih). Proses ini merupakan proses pengeluaran cairantubuh yang utama. Cairan dalam ginjal disaring pada glomerulus dan dalamtubulus ginjal untuk kemudian diserap kembali ke dalam aliran darah. Hasilekskresi terakhir proses ini adalah urine. Jika tejadi penurunan volume dalam sirkulasi darah, reseptor atrium jantung kiri dan kanan akan mengirimkan impuls ke otak, kemudian otak akan mengirimkan impuls kembali ke ginjal dan memproduksi ADH sehingga memengaruhi pengeluaran urine.
- Keringat >> Keringat terbentuk bila tubuh menjadi panas akibat pengaruh suhu yang panas. Keringat banyak mengandung garam, urea, asam laktat, dan ion kalium. Banyaknya jumlah keringat yang keluar akan memengaruhi kadar natrium dalam plasma.
- Feses >> Feses yang keluar mengandung air dan sisanya berbentuk padat.
Pengeluaran air melalui feses merupakan pengeluaran cairan yang paling
sedikit jumlahnya. Jika cairan yang keluar« melalui feses jumlahnya
berlebihan, maka dapat mengakibatkan tubuh menjadi lemas. Jumlah rata-
rata pengeluaran cairan melalui feses adalah 100 ml/hari
3. Timbulnya hipoalbuminemia karena sirosis hepatis dan atau sindroma
nefrotik.
Sirosis hepatis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif.
Berbagai jenis tugas yang dijalankan oleh hati, dilakukan oleh hepatosit. Hingga saat ini belum ditemukan organ lain atau organ buatan atau peralatan yang mampu menggantikan semua fungsi hati. Fungsi hati sangat banyak, salah satu nya memproduksi albumin, komponen osmolar utama pada plasma darah.
Pada keadaan normal hanya 20-30% hepatosit yang memproduksi albumin. Sintesis albumin hanya terjadi di hepar dengan kecepatan pembentukan 12-25 gram/hari.
Sirosis hati menimbulkan berbagai gangguan fungsi hati, salah satunya adalah gangguan sintesis albumin, sehingga terjadi keadaan hipoalbuminemia yang menimbulkan berbagai manifestasi klinis seperti edema tungkai, asites maupun efusi pleura.
Pada penurunan fungsi hepatoseluler terjadi penurunan dari sintesis albumin, dimana albumin ini memegang peranan penting dalam menjaga tekanan osmotik darah. Dengan menurunnya kadar albumin, maka tekanan osmotik akan menurun yang berakibat eksudasi cairan intravaskular ke dalam jaringan interstitial di seluruh tubuh, diantaranya adalah rongga peritoneum.
Sindrom nefrotik (SN) adalah sekumpulan gejala yang terdiri dari proteinuri massif, hipoalbuminemia yang disertai atau tidak dengan edema dan hiperkolestrolemia
Secara klinis SN terdiri dari:
1. Edema massif2. Proteinuria3. Hipoalbuminemia4. Hiperkolestrolemia atau mormokolestrolemia
Pada anak kausa SN tidak jelas sehingga disebut sindrom nefrotik idiopatik (SNI). Dari segi usia, sindrom nefrotik yang menyerang anak dibagi menjadi sindrom nefrotik infantile dan sindrom nefrotik congenital. Sindrom nefrotik infantil diartikan sebagai sindrom nefrotik yang terjadi setelah umur 3 bulan sampai 12 bulan sedangkan sindrom nefrotik yang terjadi dalam 3 bulan pertama kehidupan disebut sindrom nefrotik congenital (SNK) yang didasari kelainan genetik. Kelainan histologis sindrom nefrotik idiopatik (SNI) menunjukan kelainan-kelainan tidak jelas atau sangat sedikit perubahan yang terjadi sehingga disebut minimal change nephrotic syndrome atau sindrom nefrotik kelainan minimal (SNKM) atau sering disebut NIL (Nothing In Light Microscopy) disease.
4. Mekanisme dasar kaki bengkak pada protein energi malnutrition.
Malnutrisi adalah keadaan patologis yang disebabkan oleh konsumsi makanan yang
bertitik berat pada zat makanan yang kualitasnya tidak memadai dibanding dengan
kwantitasnya, sebagai akibat kekurangan atau kelebihan makanan esensial tertentu
secara relatif atau absolut. Karena yang dimaksud pada umumnya adalah kekurangan
kalori dan protein selanjutnya malnutrisi berarti kurang kalori dan protein (KKP).
Spektrum derajad KKP luas, mulai dari ringan, sedang sampai berat. KKP yang berat
dibedakan menjadi kwashiorkor, marasmus dan marasmic kwashiorkor.
Defisiensi protein dalam diit menyebabkan kekurangan berbagai asam amino esensiil
untuk tujuan sintesis. Sedangkan hidrat arang yaang cukup dalam diit menyebabkan
produksi insulin me ningkat, sehingga asam amino serum yang sudah berkurang
akan disalurkan ke otot. Berkurangnya asam amino akan menyebabkan produksi
albumin di hati berkurang. Albumin serum rendah menye- babkan edema.
Di hati terjadi perubahan jaringan berupa perlemakan yang disebabkan penimbunan
lemak akibat pengangkut lemak (beta lipoprotein) dari hati ke depot lemak
berkurang.
Top Related