Download - Jagung Manis (Sweet Corn)

Transcript

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Jagung 2.1.1 Asal usul dan perkembangan tanaman jagung Banyak pendapat dan teori mengenai asal tanaman jagung, tetapi secara umum para ahli sependapat bahwa jagung berasal dari Amerika Tengah atau Amerika Selatan. Jagung secara historis terkait erat dengan suku Indian, yang telah menjadikan jagung sebagai bahan makanan sejak 10.000 tahun yang lalu. Tanaman jagung yang ada di wilayah Asia diduga berasal dari Himalaya. Hal ini ditandai oleh ditemukannya tanaman keturunan jali (jagung jali, Coix spp) dengan famili Aropogoneae. Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai6

sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.

2.1.2 Botani Tanaman Jagung Tanaman jagung (Zea mays L.) berasal dari benua Amerika. Menurut Linnaeus dalam Warisno (1998), klasifikasi tanaman jagung adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Subfamilia Genus Species : Spermathophyta : Angiospermae : Monocotyledonena : Graminae : Graminaceae : Ponicoidae : Zea : Zea mays L.

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun7

beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.

2.1.3 Klasifikasi Tanaman Jagung 1. Berdasarkan tekstur biji (kernel) Berdasarkan penampilan dan tekstur biji (kernel), jagung

diklasifikasikan ke dalam 7 tipe yaitu : a. Jagung mutiara (flint corn) Zea mays indurata Biji jagung tipe mutiara berbentuk bulat, licin, mengkilap dan keras karena bagian pati yang keras terdapat di bagian atas dari biji. Pada waktu masak, bagian atas dari biji mengkerut bersama-sama, sehingga menyebabkan permukaan biji bagian atas licin dan bulat. Pada umumnya varietas lokal di Indonesia tergolong ke dalam tipe biji mutiara. Sekitar 75% dari areal pertanaman jagung di Pulau Jawa bertipe biji mutiara. Tipe biji ini disukai oleh petani karena tahan hama gudang. b. Jagung gigi kuda (dent corn) Zea mays identata Bagian pati keras pada tipe biji dent berada di bagian sisi biji, sedangkan pati lunaknya di tengah sampai ke ujung biji. Pada waktu biji mengering, pati lunak kehilangan air lebih cepat dan lebih mengkerut dari pada pati keras, sehingga terjadi lekukan (dent) pada bagian atas biji. Tipe biji dent ini bentuknya besar, pipih dan8

berlekuk. Jagung hibrida tipe dent adalah tipe jagung yang populer di Amerika dan Eropa. Di Indonesia, terutama di Jawa, kira-kira 25% dari jagung yang ditanam bertipe biji semi dent (setengah gigi kuda). c. Jagung manis (sweet corn) Zea mays saccharata Bentuk biji jagung manis pada waktu masak keriput dan transparan. Biji jagung manis yang belum masak mengandung kadar gula lebih tinggi dari pada pati. Sifat ini ditentukan oleh satu gen sugary (su) yang resesif. Jagung manis umumnya ditanam untuk dipanen muda pada saat masak susu (milking stage). d. Jagung berondong (pop corn) Zea mays everta Pada tipe jagung pop, proporsi pati lunak dibandingkan dengan pati keras jauh lebih kecil dari pada jagung tipe flint. Biji jagung akan meletus kalau dipanaskan karena mengembangnya uap air dalam biji. Volume pengembangannya bervariasi (tergantung pada varietasnya), dapat mencapai 15-30 kali dari besar semula. Hasil biji jagung tipe pop pada umumnya lebih rendah daripada jagung flint atau dent. e. Jagung tepung (floury corn) -Zea mays amylacea Zat pati yang terdapat dalam endosperma jagung tepung semuanya pati lunak, kecuali di bagian sisi biji yang tipis adalah pati keras. Pada umumnya tipe jagung floury ini berumur dalam9

(panjang) dan khususnya ditanam di dataran tinggi Amerika Selatan (Peru dan Bolivia). f. Jagung ketan (waxy corn) Zea mays ceratina Endosperma pada tipe jagung waxy seluruhnya terdiri dari amylopectine, sedangkan jagung biasa mengandung 70% amylopectine dan 30% amylose. Jagung waxy digunakan sebagai bahan perekat, selain sebagai bahan makanan. g. Jagung pod (pod corn) Zea mays tunicata Setiap biji jagung pod terbungkus dalam kelobot, dan seluruh tongkolnya juga terbungkus dalam kelobot. Endosperma bijinya mungkin flint, dent, pop, sweet atau waxy. Dari ketujuh jagung tersebut, jagung mutiara (flint corn) dan semi gigi kuda (dent corn), serta jagung manis (sweet corn) yang banyak dibudidayakan di Indonesia. 2. Klasifikasi Jagung Berdasarkan Umur Tanaman Kelompok varietas tanaman jagung berdasarkan umur tanamannya terbagai menjadi tiga seperti dijelaskan dibawah ini : 1. Varietas Berumur Pendek (Genjah) : umur panennya berkisar antara 70 80 hari setelah tanam (HST). Contoh : varietas Medok, Madura, Kodok, Putih Nusa, Impa Kina, dan Abimayu.

10

2. Varietas Berumur Sedang (Medium) : umur panennya berkisar antara 80 100 HST. Contoh : varietas Panjalinan, Bromo, Arjuna, Sadewa, Parikesit, Hibrida C-1 dan CPI-1. 3. Varietas Berumur Panjang (Dalam) : umur panennya berkisar antara 80 110 HST. Contoh : varietas Harapan, Metro, Pandu, Bima dan Composit-2. 3. Klasifikasi Jagung Berdasarkan Tempat Penanaman Tanaman jagung dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi. Berdasarkan ketinggian tempat penanaman, jagung dibedakan menjadi dua kelompok varietas sebagai berikut : a. Varietas jagung dataran rendah : dapat tumbuh dan berproduksi baik di daerah yang mempunyai ketinggian kurang dari 1.000 m dpl. Contoh : varietas Harapan, Arjuna, Sadewa, Parikesit, Bromo, Abimayu, Kalingga dan Wiyasa. b. Varietas jagung dataran tinggi : dapat tumbuh dan berproduksi baik di daerah yang mempunyai ketinggian lebih dari 1.000 m dpl. Contoh : varietas Bima, Pandu, Kania Putih, dan Baster Kuning 4. Klasifikasi Jagung Berdasarkan Ketahanan Terhadap Hama dan Penyakit Setiap varietas jagung memiliki ketahanan yang berbeda dengan varietas lain terhadap serangan hama dan penyakit. Berdasarkan sifat

11

ketahanan tersebut tanaman jagung dapat dibedakan menjadi empat jenis varietas : a. Varietas yang Tahan (Resisten) : varietas yang tahan (tetap tumbuh dan berproduksi dengan baik) apabila dalam keadaan hama dan penyakit berkembang dengan baik serta merupakan tanaman yang jagungnya terserang kurang dari 10%. Contoh : C-1, Pioneer-1, Pioneer-2, Sadewa, Semar-1 dan Semar-2. b. Varietas yang Toleran : varietas yang toleran terhadap hama dan penyakit ditandai dengan kemampuan varietas jagung yang hanya terserang 11%-25% pada saat hama dan penyakit berkembang dengan baik. Contoh : DMR 5, C1, C2, dan IPB-4. c. Varietas Setengah Toleran : tanaman yang ditandai dengan kemampuan terserang antara 26%-50% oleh hama dan penyakit pada saat organisme tersebut berkembang dengan baik. Cotohnya : semua varietas jagung unggul. d. Varietas Peka : tanaman yang ditandai dengan kemampuan terserang lebih dari 50% pada waktu organisme tersebut berkembang biak. Contohnya : varietas Metro. 5. Klasifikasi Jagung Berdasarkan Pembentukannya Tanaman jagung adalah tanaman yang menyerbuk silang, artinya sebagian besar ( 95%) penyerbukannya berasal dari tanaman lain. Pada umumnya tanaman menyerbuk silang atau bersari bebas, susunan12

genetik antar satu tanaman dengan yang lain dalam suatu varietas akan berlainan. Oleh sebab itu sifat-sifat pada tanaman menyerbuk silang akan menunjukkan suatu varietas yang besar. Walaupun demikian, varietas tersebut masih menunjukkan sifat-sifat yang dapat diukur, seperti tinggi tanaman, bentuk tongkol, tipe biji, warna biji dan sebagianya. Varietas yang telah mengalami seleksi dan adaptasi pada suatu lingkungan akan menunjukkan suatu keseragaman fenotipe yang dapat dibedakan dengan varietas lain. Pada dasarnya varietas jagung digolongkan ke dalam dua golongan varietas berikut. b. Varietas bersari bebas (non hibrida atau Open Pollinated Variety / OPV) c. Varietas hibrida

2.1.4 Kandungan Gizi Jagung Manis Jenis ini mengandung kadar gula yang relatif tinggi, kerana itu biasanya dipungut muda untuk dibakar atau direbus. Ciri dari jenis ini adalah bila masak bijinya menjadi keriput. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence).13

Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri). Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa.. Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah: Kalori Protein Lemak Karbohidrat Kalsium : 355 Kalori : 9,2 gr : 3,9 gr : 73,7 gr : 10 mg14

Fosfor Ferrum Vitamin A Vitamin B1 Air

: 256 mg : 2,4 mg : 510 SI : 0,38 mg : 12 gr

Dan bagian yang dapat dimakan 90 %. Sumber Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia

2.1.5 Teknis Budidaya Jagung Manis Syarat Tumbuh Curah hujan yang terjadi selama bulan penanaman cukup tinggi sebesar 309 mm dan 501 mm (rata-rata 427 mm/bulan), nilai curah hujan yang cukup tinggi apabila dibandingkan dengan distribusi hujan yang ideal bagi pertumbuhan jagung yaitu 200 mm/bln (Sutoro et al., 1988) dan berpotensi menyebabkan pencucian pada unsur hara yang terdapat di tanah. Dalam suatu langkah budidaya ada hal-hal yang perlu diperhatikan diantaranya syarat tumbuh, adapun syarat tumbuh tanaman jagung yaitu ketinggian 5-1.200 m dpl, kelembaban 80%, pH 2,3 dan suhu 15 20oC. Teknik Budidaya a) Benih Peranan benih sangat vital sebelum memulai budidaya. Benih juga merupakan biji tanaman jagung yang tumbuh menjadi tanaman muda.15

Tanaman muda tersebut menjadi tanaman dewasa yang dapat menghasilkan bunga dan berbuah. Mutu benih yang bersifat kualitas memegang peranan penting dan peningkatan produksi, mutu benih meliputi mutu fisik, genetik fisiologis benih. Beberapa benih jagung manis yang sudah beredar diantaranya Sweet boy merupakan hibrida, Super Sweet inbrida dari produsen terkenal Cap Kapal Terbang dan lain-lain. b) Persiapan Lahan Pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki kondisi tanah menjadi gembur, sehingga pertumbuhan akar tanaman maksimal. Pengolahan tanah juga akan memperbaiki tekstur tanah. Adapun tahapan dari pengolahan tanaman jagung manis, yaitu: Membuat bedengan dengan lebar 1 m , jarak bedengan 30 m dan panjangnya sesuai dengan lahan. Penggemburan ketanah dengan kedalaman 30 40 cm

c) Pemupukan Organik dan Non Organik Pemberian pupuk kandang diberikan sebelum pemasangan mulsa dan diratakan di atas tanah bedengan. Pemberian pupuk Organik SP 36, ZA, Kcl dengan perbandingan 1:1: berfungsi untuk penyanter tanaman vegetatif, cara pemupukan dengan meratakan di atas bedengan dengan jarak per 1 m dan diberikan 100 g.

16

d) Pembuatan Lubang Tanaman Pembuatan lubang Komoditas untuk tanaman jagung, jarak tanaman 40 30 cm., dengan bedengan yang sudah ditutupi dengan mulsa, yang sudah dilubangi. Setelah itu dilakukan penunggalan sedalam 2 3 cm. e) Penanaman Penanaman di lapangan dilakukan dengan menggunakan benih bukan biji. Sebelum penanaman benih kita semai terlebih dahulu, dengan cara: Biji disimpan ke pot dengan media: pupuk kandang, arang sekam, selama 7 hari; Beri pupuk organik; Setelah tumbuh 3 5 daun, siap ke lahan. Penanaman dilakukan pada lubang yang sudah diberi pupuk dengan kedalaman lubang 3 cm dengan jumlah bibit per lubang tanam sebanyak 2 bibit kemudian ditutup dengan tanah. Jarak tanam yang digunakan adalah 75 cm x 25 cm. f) Penyiraman Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari yang bertujuan mencegah tanaman layu. Apabila musim kemarau penyiraman dilakukan setiap hari.

17

g) Penyiangan Penyiangan dilakukan untuk mengendalikan gulma di sekitar tanaman yang dilakukan sebanyak 3 kali. Penyiangan pertama dilakukan pada umur 21 hst dengan cara mencabut gulma. Penyiangan ke 2 dilakukan umur 42 hst dengan menggunakan kored. Yang dimaksud penyiangan adalah membrantas atau membuang gulma bagi tanaman yang dibudidayakan. Akibatnya daun menjadi berimbang, cara pengendalian yaitu dengan mencabut rumput-rumput yang tumbuh di sekitar tanaman guna mengatasi persaingan unsur hara pada tanaman. h) Penjarangan dan Penyulaman Penjarangan dilakukan 7 hst dengan cara meninggalkan satu tanaman yang pertumbuhannya baik. Sedangkan penyulaman

dilakukan apabila tanaman pada lubang tanam tidak ada yang tumbuh atau mati. i) Pembumbunan Pembumbunan dimaksudkan untuk memperkokoh berdirinya tanaman dan mendekatkan unsur hara. Pembumbunan dilakukan secara bersamaan dengan penyiangan ke 2 yaitu pada umur 42 HST. j) Pengendalian Hama dan Penyakit Untuk mencegah serangan hama pada awalnya pertumbuhan dan tanaman diberikan insektisida Furadan 3G pada saat tanam sebanyak18

20 kg/ha (9 gr/petak) yang di berikan pada lubang tanam. Pengendalian hama selanjutnya dengan menyemprotkan insektisida decis 2,5 EC dengan konsentrasi 2 ml/liter, larutan yang diberikan pada umur 20 hst, 27 hst dan 33 hst. Adapun penyakit yang menyerang yaitu: Bulai Penyakit ini terkenal bagi tanaman jagung disebabkan oleh cendawa yang merajalela, tanaman yang terserang cenderung mengalami kematian. Penyakit ini di takuti para petani. Cara pengendaliannya; tanaman di cabut jika terserang lalu dimusnahkan atau disemprot dengan fungisida. Bercak Daun. Penyakit ini ditemukan di daerah lembab, yang disebabkan oleh Cendawan. Cara pengendaliannya; mengatur kelembaban lahan agar tidak lembab, atau dengan cara menyemprotkan Pestisida. - Karat. Tanaman ini tumbuh di tanaman yang sudah tua, Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Pucunia songin. Akibatnya: bijinya tidak sempurna. Proses pembuahan tidak terbentuk. Cara pengendalian: melakukan sanitasi pada areal penanaman

19

jagung, mencabut tanaman jika terserang, menyemprotkan fungisida pestisida. k) Pemanenan Pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 60 hst yang ditandai dengan kelobot sudah bewarna kuning, bijinya sudah cukup keras dan mengkilap, apabila ditusuk dengan kedua ibu jari biji tersebut tidak berbekas, kadar air biji sekitar 25% 30%

2.2

Usahatani Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan yang didirikan di atas tanah dsb. Farm, yaitu sebagai suatu tempat atau bagian dari permukaamn bumi dimana pertanian diselenggarakan oleh seorang petani tertentu apakah ia seorang pemilik, penyakap ataupun manager yang digaji. Ilmu usahatani (farm management), yaitu bagian dari ilmu ekonomi pertanian yang mempelajari cara-cara petani menyelenggarakan usahatani, Sutikno (2005). Menurut Soekartawi (1995) bahwa ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.20

Menurut Adiwilaga (1982), ilmu usahatani adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan orang melakukan pertanian dan permasalahan yang ditinjau secara khusus dari kedudukan pengusahanya sendiri atau Ilmu usahatani yaitu menyelidiki caracara seorang petani sebagai pengusaha dalam menyusun, mengatur dan menjalankan perusahaan itu. Menurut Mosher (1968) usahatani adalah: suatu tempat atau sebagian dari permukaan bumi di mana pertanian diselenggarakan seorang petani tertentu, apakah ia seorang pemilik, penyakap atau manajer yang digaji himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat pada tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah dan air, perbaikan- perbaikan yang dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah itu dan sebagainya . Menurut Kadarsan (1993), usahatani adalah suatu tempat dimana seseorang atau sekumpulan orang berusaha mengelola unsur-unsur produksi seperti alam, tenaga kerja, modal dan ketrampilan dengan tujuan berproduksi untuk menghasilkan sesuatu di lapangan pertanian.

2.3

Teori Produksi Hubungan antara faktor produksi dengan produksi, dinyatakan dengan hubungan fungsi produksi. Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara faktor

21

produksi dan hasil produksi yang biasa dinyatakan dengan rumus sebagai berikut : Y=f(X) Dimana : Y = Produksi sebagai variabel dependen X = Faktor produksi sebagai variabel independent (Soekartawi, 1989). Fungsi produksi menjelaskan bahwa suatu persamaan yang

menunjukkan sebuah hubungan antara tingkat output dan tingkat input. Analisa produksi sering dilakukan oleh para peneliti, karena mereka menginginkan bagaimana sumber daya yang terbatas seperti tanah, tenaga kerja dan modal dapat dikelola dengan baik agar produksi yang diperoleh dapat secara maksimal (Mubyarto, 1989). Faktor-faktor produksi (input) dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu : 1. Input yang dapat dikuasai oleh petani sifatnya seperti luas lahan, jumlah pupuk, tenaga kerja dan lain lain. 2. Input yang tidak dapat dikuasai oleh petani dan sifatnya tidak tetap seperti iklim ( Soekartawi, 1983 ) Salah satu cara untuk menganalisis suatu fungsi produksi adalah dengan menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas. Menurut Soekartawi (1995) fungsi produksi yang umum dibahas serta dipakai oleh peneliti yaitu CobbDouglas. Fungsi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel, yaitu variabel dependent (Y) dan variabel

22

independent (X), penyelesaian hubungan antara Y dan X biasanya dengan cara regresi, dimana variasi dari Y dipengaruhi oleh variasi X. Produksi hasil komoditas pertanian (on-farm) sering disebut korbanan produksi karena faktor produksi tersebut dikorbankan untuk menghasilkan komoditas pertanian. Oleh karena itu, untuk menghasilkan suatu produk diperlukan hubungan antara faktor produksi (input) dan komoditas (output). Secara sistematik, dapat dituliskan dengan menggunakan analisis fungsi produksi Cobb-Douglas. Menurut Rahim (2008), fungsi produksi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel (variabel bebas / independent variable dan variabel tidak bebas / dependent variable). Y = 0X11X22XiiXnne Jika di ubah kedalam bentuk linier : Ln Y = Ln Bo +B1LnX1+B2LnX2+B3LnX3+B4LnX4+B5LnX5+e Dimana X1, X2, X3, X4, X5 adalah variabel yang menjelaskan, yaitu luas tanam , tenaga kerja, benih, pupuk, pestisida. Sedangkan B1, B2, B3, B4, dan B5 adalah parameter-parameter positif yang ditentukan oleh data. Y adalah variabel yang akan dijelaskan yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel X. Dan e adalah gangguan stokhastik atau kesalahan (distrubance term).

23

2.4

Pendapatan Pendapatan adalah sumber utama dalam berbagai kegiatan yang dilakukan semua masyarakat, semua kebutuhan akan barang maupun jasa dapat terpenuhi dengan adanya pendapatan baik dalam bentuk uang maupun barang. Daya beli ataupun konsumsi seseorang tergantung dari pendapatan yang dibelanjakan, apabila pendapatan yang dibelanjakan berubah maka jumlah barang atau jasa yang diminta juga berubah (Sudarsono, 1985). Setiap kegiatan usaha membutuhkan berbagai input untuk menghasilkan output, sehingga produksi yang dihasilkan akan dinilai secara ekonomi berdasarkan biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh. Selisih keduanya merupakan pendapatan kegiatan usaha. Pendapatan ini dianggap balas jasa untuk faktor-faktor produksi yang digunakan atau dapat sebagai tanda berhasil tidaknya suatu kegiatan usaha, pendapatan dapat diartikan sebagai nilai dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat keseluruhan dalam jangka waktu tertentu. Besarnya pendapatan yang diperoleh dari kegiatan pengolahan dapat diperoleh dengan mengurangkan total penerimaan terhadap total biaya (Soekartawi, 1995).

24

2.5

Faktor produksi Faktor produksi yang berhubungan dengan pendapatan usahatani jagung manis, antara lain : 1) Tenaga Kerja Tenaga kerja dalam hal ini petani merupakan faktor penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi komoditas pertanian. Penggunaan tenaga kerja dapat dinyatakan sebagai curahan tenaga kerja. Curahan tenaga kerja adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai. Usahatani yang mempunyai ukuran lahan berskala kecil biasanya disebut usahatani skala kecil dan biasanya pula menggunakan tenaga kerja keluarga. Jika masih dapat diselesaikan oleh tenaga kerja keluarga sendiri maka tidak perlu mengupah tenaga luar yang berarti menghemat biaya (Suratiyah, 2008). 2) Benih Benih atau bibit menentukan keunggulan dari suatu komoditas. Benih yang baik yaitu benih dapat berkecambah minimal 80%, biji harus kering, bebas dan tahan hama serta penyakit, tidak tercemar bahan yang dapat menggangu kesehatan manusia, baik langsung atau tidak langsung (Pracaya, 2009).

25

3)

Pupuk Jenis pupuk yang sering digunakan adalah pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik adalah hasil akhir dari perubahan atau penguraian bagian-bagian atau sisa-sisa tanaman dan binatang, misalnya pupuk kandang. Pupuk anorganik adalah hasil industri atau hasil pabrikpabrik pembuat pupuk, misalnya pupuk urea, TSP, dan KCl.

4)

Pestisida Pestisida sangat dibutuhkan tanaman untuk mencegah serta membasmi hama dan penyakit yang menyerangnya. Menurut Rahim (2008) pestisida merupakan racun yang mengandung zat-zat aktif sebagai pembasmi hama dan penyakit pada tanaman.

26

2.6

Kerangka Pemikiran Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :Usahatani Jagung manis

Faktor yang mempengaruhi Pendapatan Usahatani / (input variabel) - Tenaga Kerja - Benih - Pupuk - Pestisida

Fungsi Produksi Cobb-Douglass

Pendapatan

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Keterangan : : Alur penelitian : Alat / metode analisis Gambar 1 menunjukkan bahwa penelitian terhadap usahatani jagung manis diawali dengan menganalisa faktor-faktor produksi yang diduga mempengaruhi pendapatan usahatani, kemudian diolah atau dianalisis dengan menggunakan metode fungsi produksi cobb-Douglas, sehingga akan diketahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor produksi tersebut terhadap pendapatan usahatani jagung manis.

27