IV. METODE PENELITIAN
Menurut Anwar (1990), penelitian merupdm suatu aktivitas yang
seyogyanya dapat di lhkan dengan cara pduktif, dalam rangka untuk menggdi
ilmu pengetahum atau idormasi yang bermanfaat, agar dapat disurnbangkan
kepada perbaikan &lam pengambilan keputusan-keputusan, Lebih jauh
dinyataJcan bahwa setiap jenis penelitian tertentu menghasilkan bentuk
pengetahtian yang tertentu pula, dm ha1 ini sangat ditentukan oleh bagairnana
metodologi yang dilakulcan. Metoddogi pemlitian ini terutama menymgkut
asp& hndasan kerangka berfikir dari penelitian yang baangkutan.
Dalam melakulcan penelitian, untuk mencapai tujuan penelitian akan
mengikuti langkah-langkah yang disusun sebelum penelitian dilakukan. Hal ini
dimaksudkan agar proses penelitian yang dilalclltnn lebih jeIas dan tesnrah.
Bab ini akan menjelaskan proses penelitian yang merupakan penjabman
alur Irerangla penelitian yang digambarkan pada bab sddumnya. Dijelasksn pula
seam terperinci metode adisis, serta pragnrm komputer yang digunakan untuk
mempmudah prom analisis.
4.1. Penenturn Lobui dm Wabm Pcditirn
Penelitian ini dihkukan pada wilayah pula Jawa bagian barat meliputi
Provinsi Jawa Barat, Provinsi Banten dan Pro- DKI Jakarta. Wilayah
penelitian yang meliputi tip proving hi dipilii dengan pestimbangan mdiputi
wilayah perkohan &lam k h g a i ti&at hirarlci (mgadm, metropotitan, kotlr
be= dm kota kecil) dan wilayah perdesaan. Juga nknn dapat memu- dalam
meaeutukan -tan perkotaan - perdeJaan d a b kaitamya deqm sektor
t ransprk i pada berbagai hirarld kata dm desa yang diidentifikasi.
h v i n s i Jawa Barat dan Provinsi Banten sebelumnya merupakan satu
Provinsi Jawa Barat, sehingga sebagian besar ketersediaan data masifi merupakan
kesatuan. S&ng Provinsi DKI Jakarta dikategorikan sebagai wilayah pdotaan
dalarn wilayah penelitim.
Sesuai dengan wilayah yang diliputinya, msfca pa& Tabel 8 dapat dilihat
jumIah kecamatan dan desa sebagai wilayah penelitian. Terdapat 31
krtbupatmkota, 578 kecamatan dm 7.374 dedkelurahan di wilayah penelitian.
Tabef 8, Wilayah Penelitiatr berdasarkan Propinsi, KabupatenlKota, Kecamatan, KelurahanDesa
No. wmd JumMKecamatan JumbhKeturabaa/Desa Provinsi DKi Jakarta : 1 JakartaPusat 8 44 2 Jakarta Barat 8 56
3 Jakarta Selatan I I 65
4 Jakarta Timur 10 65 5 Jakarta Uara 7 35 Provinsi J a w Barat :
6 - 0 ~ 3 1 424 7 Sukabumi 30 338
8 Cianjur 24 34 1
9 Bandung 43 45 1 10 G a d 3 1 405 11 TmikmaIaya 30 412 12 Ciarnis 34 361 13 Kuningan 19 369 14 C h h n 23 424
15 Majaleagka 2 1 330 16 Sumtdang 18 269 I7 Indramayu 22 310 18 Su- 22 250 19 Pumalam 11 192
20 Karawang 20 306 21 B e h i 15 187 22 KocaBogor 6 68 23 KotaSukabumi 5 33 24 -Bandung 26 139 25 KotaCirebon 5 22
26 KoQBekasi 6 45 ProvinsiBatlcen:
27 pafidegw 19 335 28 Lebak 19 300
29 T-g 2 1 325 30 s-% 27 369 31 KotaT- 6 104 J u m l a h 578 7374 Sumber : Potensi Desa Tahun 2000iBadan Pusst Statistik
Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama lebih kurang 1 (satu)
tahun, dimulai dengan persiapan sarnpai pet aporm. Penelitian lapangan pads
desadesa yang dipilih dilahkan selama lebih kurang 1 (satu) bulan.
4.2. Metode Pengumpulan Data, denis dan Sumber Data
Pengumpula data di labkm dengan cara :
(1) S t d literatur dm survei i-onal, dimxdadh untuk
memperoleh data h d e r pada wilayah penelit ian
(2) W m m w m dengan men- b l w o isian terhadtrp masyarakat
perdesaan sebagai responden.
Data &under adalah data clan infonnasi yang teIah dido- baik
d a h be& buku, pets mapun web site. Didapat dari instansi -it, s e p d
d e ~ ~ n , dimdinas terkait clan dari h negeri.
Data yang digunakan untuk -n ketehitau -tam - perdamn sektor mportasi a h dipilah d a b beberapa bagian :
(1) Data wilayah, yang rnenggambarkan kondisi wiiayah stud4 bersumber
drui Potensi Desa (PODES) yang diterbitkan okh Badan Pusat
S W i tabun 2000 dan Pemfrktah D& Provinsi Sawa Barat,
Provinsi &mta dan Pmvid DKT Jakarta. Unbk h g h wilayah
d i g u m h data PODS setingkat bamtaa.
(2) S&or tmqmrhsi, meliputi jmhgm jalan, bersutnber dari
Dejwkmn P h b u n g m dm Departemen Pemukiman dm Prasamm
Wilayah dan Kecamatan maupun Desa yang di9urvei.
(3) Data a d - tujutrn perjalanan bamng dm pwnpang asid - tujuan
pejdanan kcdamn btrrang dan kendaman penurnpang &a
199611997 dm tahm 2001, dm& untuk d i s i s k e t e d a h antar
wilayah (kabuptm) sektor transpomi. Bersumber dari Badan
Penelitian dan Pengembangan Departmen P h b u g a n .
(4) Sektor elcormmi antar wilayah, digunakan data PDRB masing-masing
kabupaten tahun 2002, didapat dari Badan Pusat Statistik dan data
W m Quohent hhm 2000 yang didapat dari WOC Statistik Jawa
Barai.
( 5 ) Sektor ekonomi dan sosial, digunakan tabel Sistem Naaca Sosial
Ekonomi Provinsi Jawa Barat tahun 1999, yang didapat dari Kantor
Statistik Jawa Barat.
(6) Data kin yang m e n d b g tujuan penelitian, baik data primer hsil
suwey lapangan maupun data sekunder. Data primer seperti
pergadcan penduduk, pekesjaan, kegiatan sosialekonomi dan lain-lain
di peroleh pada desadesa yang disurvei. Keselutuhan data temeht
didapat melalui wawancara rumah tangga p& desadesa yang dipilih.
Data sekunder mengenai desa didapat dari kantor kelurahan/kantor
desa yang bersangkutan.
Untuk mengetahui ketebitan pekotaan - perdesaan sektor transportasi
d i l h k a n penelitian l q n g di lapangan pada desa-desa yang dipilih sesuai hasil
tipologi wilayah Dihhdm wawancanr langsung terhsdsp responden pada 6
( e m ) desa yang diiw dengan menggunakan tehik sampling p l r e
snmpliing maka jumlab responden &ah 160 orang.
43. Mctodt Analisis
Data yang kahmpul akan disajikan dalam bentuk tabel, peta clan gambar,
diguaakan untuk mempenrurdah dalam proses analisis.
Andisis data dihkdtm ddam dua kategoi yaitu d i s i s deskrim baik
secara lolalitatif m a u p kmn&tif pada wilayah pcnelitisn, Kategori kedua
dilalnrkan analisis sbthrth dan matmmk, dengan menggudcm data hmtihtif
yang tersedia Data dan analisis W i f diguMkan u& mend- hasil
disis statistkt dan mateaatis. B&t penjelasan masing-masing disis
tersebut:
I) Adbb Sistem Nemm Sori Ekoaomi (SNSE), digunalcan untuk
mengetabui ketdmitan antar s e b r di wilayah penelitian. Utamanya
keterkaitan dan penganrh selrtor transportasi terhadaQ sektor lainnya. Data
yang digu- addatr tabel SNSE Pmvinsi Jawa Barat.
2) Andisis Entmpi Intcnksi Spuirl, d i g u d m urrtuk menjawab tujuan
pertama, yaitu rnqyhhui ket- antar wiIayah kabupatenlkota di
wilayah penelitian. Digunakan data a d - tujuan pejalanan kendaraan barang
dan k e h a a n penurnpang, asal - tujuan perjalanan barang dan pejalanan
penurnpang antar kabupatenlkota di wilayah penelitian.
3) Analisis Location Quotient (I@). Serelah bemnyalintensitas ketehitan
antar wilayah diietahui, maka tahap selanjutnya adalah menjawab pertany aan
&or-sektor dominan pada masing-wing wilayah yang m e l h k a n
keterhtm. Bagi wilayah ymg mempunyai kekuatan daya tar& besar,
dengan nilai LQ akan dapat diduga sektor yang memberih keiaratan
penarik ymg besar di wilayah tersebut. Sedang bagi wilayah yang
mempunyai k- bangkitan perjalanan yang besar, d m dapai diduga
sektor yang akan r n e n c i p t h bangk~tan peja1amn tersebut.
4) Andisis Dwkriptit digundm untuk mengetahui gambaran umum di
wilayah penelitian. Kemudian untuk desa sampel dmgm mengguntikan data
dari basil wawancara dapat digambarkan kondii kemhitan pab tam - pertham di wilayah penelitian.
5) Andisis Mllltivarirt, digunakan untuk menjawab tujuan laya ah an
perkotaan dan perdesam di wilaytfi peneiitian, y a h untuk mengetahui
tipologi wilsyah - keselututtan. Batas adrnidmui yang digunakan
adalah pada tioglrtrt a t a n
6) A d k i o MuMn0mi.l Logit, untuk meng&hui k&dmitan perkomn - perdesaan di wihyah penelitian, utamanya s e b r ~ p o ~ m d u i
kegiatan bekeja, beIanjq sekolah dan keg* d W y a pads a y a h
perdesaan. Model MuMinomiaI Logit digunakm urntuk pendugaan maksud
p e r j h m yang berpeagaruh terhadap -torn perlrotaan - p d e a m di
wilayah penelitiaa Untuk rnengetahui pengtuuh peningkatao jaringm j h di
wilayah penelhian digumkan mdisb dcskriptir.
7) AnMi Cam w. Digunakan untuk meng&ahui langkah-lmghh yang
mungkin dilalnrkan oleh para pengambil Iceputwan yang m e i d d m
interaksi. Dalmn studi ini para pengmbil Iceputusan adalah Pemerintab dan
pemeridDaerah.
Untuk mengetahui keterkaitan antar sektor di wilayah penelitian digunakan
d e l Sistem Neraca Sosial Ekonomi/SNSE " atau juga dikenal dengan h i a l
Accmnting Matrices ( S W . Dengan model ini akan didapat keterkaitan antar
sektor yang dikelompokkan dalam 4 (empat) nerw utama, yaitu:
(1) neraca faktor produksi,
(2) neraca institusi yang dapat dirinci lagi rnenjadi neraca rumahtangga,
perusahaan, dan pemerintah, yang akan memperoleh dampak dari
kegiatan sektor transportasi;
(3) neraca sektor pmduksi, seperti @tan dan komuuikasi; dan
(4) ne!raca Iainnya (rest of the world)
Disusun keran&a data dalam kntuk matrik yang mcranglalm berbagai
variabel sosial dm ekonomi secara kompak dan terintegrasi sehingga dapat
memberikan gambaran umum mengenai perekonornian swtu mgm atau wilayah
dan ketabitan antar variabel-variabel ekoaomi dan sosd pada waktu tertentu.
Keempat aeraca tersebut menempati sisi baris dm sisi kolom, prpotongan
srntara satu neraca dengin nersca lain tnempunyai arti tersendiri, dapat dilihat
pada T h I 9 (Anwar, 1995).
LRbih jauh Anwar (1995) may- drui sbulrtur SNSE pada
Tabel 9, maka @at dijelaskan bafiwa SNSE dibentuk dengan memperhatikan
bahwa masyank rnempunyai kebutuhm dasar (basic amd wants) ymg
harus dipemhi meldui pembelian sejum paket (bum%) koaboditas.
Permintaan tersebut kemudian dipemhi oleh i ~ - ~ s t r i yang menghasilkan
berbagai output (komoditas-komoditas).
Untuk dapat menghasilkan output, industri membutuhkan be&& input,
seperti bahan bah, dan juga membutuhkan faktor-War produkk, seperti
tamgakmja dan kapitd. Rumahtangga seb@ d a h saiu institusi ekonomi
l5 D a b SNSE h h m i a tahua 1995 d i m bahwa SNSEjuga mmqmhm srrata sistwn ~ ~ ~ ~ s o s i a l d a n e l c w o a t i ~ d a h n b t n t u k o e r a c a - n e r a m yangratmpmyaisisi~dansisikred&,dan~sisi~selaluberadadalam k d a m seimbang
merupakan sat ah satu pen yedia faktor-faktor produksi yang dimaksud. Dari
kegiatan ini, rumahtangga memperoieh balas jasa (comperwtion) berupa upah
dan gaji (wages a d crredIaries) untuk faktor produksi tenagakerja, dan bunga,
dividen dan sebagainya, untuk faktor produksi kapital.
Tabel 9. Struktur Sederhana Sistem Neraca Sosial Ekonomi
Distribusi balas-jasa seperti ini oleh rumhtangga memberikan informasi
m e w distribusi pendapatm faktor Cfacoriai inwme dishfr!bufion). Pendapatan
ini merupalm umber pendapatan ru- yang mempengaruhi pendapatan
clan pengeluaran rumahtangga. Semakin bsar k q e m i l i h fahr-faktor p o d h i
oleh rumahtangga atau dengan perkataan lain makin bear f a o r e w e n t s dari
rumah&ngga, maka makin besw pendapatm yang dapat diterima oleh
rumahtangga; dan sebali knya. Pendapatan tersebut kemudian dibelanjakan
Pengelumn Faktor Produbi
Lnstitusi
2
T12
0
T22
Transfer antar h t i t u s i
1
TII
0
TZI Alokasi Pendapatan F&orke Mitusi
Penerimaan
Sektor Produksi
3
T13
AIokasi Nilai Tambah ke Faktor Produksi
Tu
0
Faktor Produksi
lnstitusi
T33
Pmminhm Amma
T43
Impor dm Pajak Tidak w n g
1
2
Sektor Pduks i
&aal Lainn ya
Neraca Lainnya
4
T14 Pendapatan Faktor Produksi dari Luar Negeri
T24
Transfer dariLuar Negeri
3
4
T ~ I
0
T41 Alokasi Pendapatan Faktor ke Luar Negeri
Total
5
XI Distribusi Pendapatan Faktorial
XZ Distribusi P & p m Institusiona 1
T34
Ekspordan Investasi
T32
Permintaan
T42
Tabungan
x3
Total Output
T44
Transfer Lainn ya
menunrt SeIctor Produksi
Jh Total Penerimaan Nemx Lainnya
kembali untuk memenuhi krbagai kebutuhan rumahtangga yang di keluarkan
sebagai pengeluaran konsumsi (consumption expenditures) dimana keseluru han
pendapatan dapat habis dikeluarkan untuk pengeluaran konsumsi tanpa adanya
tabungan, atau sebagian pendapatan dapat disisi hkan sebagai tabungan karena
pengeluam konsumsi lebih kecil dari pendapatan. Tabungan mmah tangga
tersebut merupakan sumber dana investasi bagi perusahaan yang akan
meninghtkan lapasitas produksinya; dan dengan dmikian output dan sekaligus
pendapatan nasional atau regional menjadi menin&at. Proses tersebut dalam
ekonomi makro dikenal sebagai model pengel-- (circular $ow
d l ) dan akan menjadi sempuma bila menyertdm juga peranan sektor-selrtor
I a i ~ y a , sepem pemerintah dm Iw negeri, dalam model tersebut.
Selanjutnya Anwar (2004) menyatakaa SNSE bmpaya untuk
menggambarkaa keterkaitan anttira 1
a Kegiatan atau stnlkh~ prduksi d t a tdau pendapatan nasional
m p u n regio.sl
b. ~ ' b u s i pendapatan W t o r (f-l &tribution),
d. Konsurnsi, tabungan, investasi, dan m - k e g i a i a n lab masing - tnasing sektor yang m e m m h i p d a p h nasional dan regional,
seperti ekspor dm impor, untuk dapat membdkan gambaran intemksi
antara p a - h d d m ekonomi dengtm peayerapan k&nagakajaan
(kesempatan kerja) dan distribusi p d a p a m rumah tangga.
dm bila digambarkan a a m be& shddm SNSE dapat d i l i pada Tabel 10.
Tabel 10. Struktur dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi
Penerirnaan Aktivitas Komditi Faktor hstitusi Dunia
Aktivitas Penjual Total
K o d i t i Input Intermediate
Faktor NiIai Tambah
Institusi Pajak tak Pajak tak Pathpatan Transfer & Inflows Langsung Langsung Fabor Pajak
& Tarif
Total Biaya-biaya Total Pdapahn Pendapatan Devisa Total supply Faktor Domestik Masuk
43.2 Daya Pcsycbamn drtn m a t Ktpt&rn
a. h y a Penyebaran
Pada tabel I -0, hdmgm antam wtput dan permintam akhir di jabdm 1 I seb@ X - (1 - A )- F' . a dim* dalam bentuk maaiLs adalah sebagai
k h t (BPS, 1999) :
dimam :
bg = sel mabdcs kebalikm (1 -A')-' pada baris i dm kolorn j
X i = output &tor i
F: = permintaan akhir sektor i
i j = 1,2,. ..,n
Jumlah dampak akibat W a h a n permintaan akhir su~tu sektor t&p
output seluruh sektor ekonomi adalah :
r j = b u + b z j + ... + 6 @ = C i b i i
dimana :
r j = jumlah dampak akibat penrbahan permi- athir sektor j terhadap
output selunrh sektor ekonomi
blj = dampak yang terjadi terhadap output sektor i akibat perubahan
permintam akhir seldor j
Berdasarkan persarnaan d i m maka rata-rata dam& yang ditimbulkan
terhadap output masing-masing sektm &bat perubahan pmhtaan akhir suatu
sektor d a h h :
dimana :
y , = rata-rata dampak terbdap output masing-masing sektor &bat
Untuk kepluan pa%andingan, maka persamadn hams d~~ yaitu
dmgan ara membagi rata-rata dampgk suatu selrtor dengm r a t a d damp&
seluruh &tor. Ulnrran yang ditLasilkan dari proses ini disebut sesudeks daya
penyebaran yang difomlasikan sebagai bdmt:
(f )C,b, . .
dimana a erlntah indeks daya penyebaran *or j dan lebih dilcenal sebagai daya
penyebaran s e b r j .
b. kajat Kepiman
Jumlah dsmpak terhadap output suatu dctm I skibat perubahan pcrmintaan
akhir kbagai (scIuruh) sektor dapot Wiskan dalarn beta& persamaan (BPS,
1999) :
atau dalam persamaan umurn
si = Zjb dimana :
8, = jumlah dampak terhadap selaor i sebagai aki bat pembahan seluruh seldor
Untuk keperluan perbandingan antar sektor dan logika yang serupa dengan
pembahasan daya penyebmq maka permmaan tersebut dinormal kan menjdi :
dimana :
p = indeks derajat kepekaan &or i atau lebih sering disebut sebagai derajat
kepekaan saja
NiIai fl > 1 menunjukkau bahwa dmajat kepekaan selctor i lebih t i e dari rats-
k q e h m sektor i 16i rendah dari r a t a m indeks derajat kepkaaan disebut
juga sebagai clamp& keteakrtitan kedepan (fbmad linkages egect d o )
433. Ao&L himpi hbraksi Spasirtl
Untuk mengetahui ketehitan antar d a y a h kabupatmhta di wilayah
petaelitian digunakan model Entropi hehi ~ ~ a s i a l ' ~ . Model ini rnmqakan
turunan dari mde l Gravitasi, yang dapat -barkan mobilitas spasial
(tmqmrtasi) dari individu (dapllt merupakan orang barang, kendamn, dan
sebagainya) yang melakukan calm dari satu wilayah i (kabupaterdkota)
sebagai tempat a d Ice matu wilayah j (WwpaWkota) s&gai tempat tujuan
Dari hasil entropi pda susrtu wilayah a h dapat digambadcan intensitas interaksi
spasial dari wilayah t d t . Tadapt 31 tempat d (kabupatdkota) dan 31
tempat tujuan (kabupatmbta) di wihyah penelitian Jawa Barat (lihat Tabd 8).
Model entropi interaksi spasial secara matematis dapat dirumuskan sebagai
memaksimumkan fungsi entropi :
dimana :
N : keseluruhan individu yang melhkan mobilitas spasial
- nilai entropi dari mobilitas spasid yang diharapkan d i lhkan oleh W,) - keseluruhan N buah individu antar besbagai alternatif tempat asat
i(i = l,2,..,9 den* berbagai a l t d f tempat tujuan j 0 = 1,2 ,..., 4 : nilai harapan (expc&d vahre) banyakoyi~ individu yang melakukan
rnobilitas spasiat antara tempat asai ke - i dengan tempat tujuan ke -j.
Kemudian setetah diturunkan wadi model Entropi interaksi spasial
dengan Kendala Ganda, persamamya adalah sebagai berikut :
Ea = A~O~.B~.D,.Q(P(~~'#) dimana :
Keterangan :
nilai harapan (eqwcted wlw) banyaknya individu yang rnelzdculmn E, . mobilitas spasial antara tempat asal ke - i &mgm tempt tujuan ke - j.
Oi banyaknya individu yang melahrkan mobilitas spasial berasal dari
tempat asat ke - i D, : bydcnya individu yaqz melahkan mobilitas spasid memju Lie
tempat tujuan ke - j.
d , : jarak tempuh (rataan biaya mobilitas spasial per individu) antara
tempstasalke-idengantempattujuanke-j.
Ai : kekuatan bangkitan pejalanan (inpSpnerutiunpower)
B kekuatan tarikan pejalanan (nip amaction power) I
f l gambaran hambatan spasial atau aksessibilitas di wilayah yang diteliti
A i : pengganda lagrange dari keSruatan bangkitan pesjalanan (ukuran
perluasan interaksi spasial dikaitkan dengan kekuatm bangkitan
pejalanan)
pqganda lagrange dari keloJatan h k a n perjalanan (damn '' perluasan interhi spasial dikaitkan dengan lrelolatan tarikan
perjal-n) Unhrk membantu prose analisis, digunalclrn program Entropi I n t h i Spasial
(SaefUlhakim, 2003) dengin b a h a pemropmm Basic, s e w d i d a p b
.ik-nilai pen- bagi A, . B, , f l , ;1, day,
perjalanan (q u#action p e r ) p d a masing-masing wilayah @&upaten dm
kota di Jawa Barat).
2, mmmjukhn m y a penin* hip generation power dikaitkan
t & h p nilai entropi (uhmm pertuarraa intmaksi spasid). Bila 0, d q dikaitkafi
dgqpn ~p generdm power A,, & nilai 2, akan sehingga nilai q i
terhadap d a i entropi (ulruran perluasM interalrsi spasial). Bila D,naik,
beragam atau tarikan secara spasial semakin meluas. Dengan demikian wilayah
tersebut semakin berkembang.
Nilai f i memberikan gambaran hambatan spasial atau aksessibilitas di
wilayah yang diteliti. Semakin kecil nilai maka hambatan spasid di wilayah
penelitian semakin kecil, atau absibil itas di wilayah penelitian semakin tinggi
atau berarti intensitas pergerakan di wihyah d i sangat besar. Sedang ni1ai t
merupakan koefisien korelasi. Semakin besar nilai r maka hasil pendugaan
mampu memberikan gambaran sesuai kondisi rryata Sehingga hasil pendugaan
dapat digunakan untuk melakubn analisis dan perkiraan perg&n masa
mendat ang .
43.4. -tion Quoticnt (LQ)
Untuk mengetahui kemampuan &or di suatu wilayah digunakan d e l
-on Quotient (LQ). Btaclcley (1994) menyrtnLan bshwa LQ rnmpdm
tekaik andisis yang diguMksn untuk menunjrJlrtan lolcasi pernusatanhais
(&ti*) dan untuk mengerahnri k a p s i i eksport perebm&n suatu witayah
serb -pan bnrang/jasa - dari praduksi bkal - iruatu wilayah (Rustdi
2000). Sehinggsl setelab diketnhari intemiitas kebkah i antsr wilayah, dengan
metode LQ dapat diduga penyebab intensitas k e k h h tessebut.
Rums matematila dari made1 ~ O Y I Quotient &h :
dimana :
X , = derajat aldifitas b j di wilryah ke-i
X , = total aktifitas di wilayah keG
X , = total aktifitas ke-j di semua wilayah
X = derajat aktifitas total wilayah
Interprdasi analisis LQ adalah sebagai besikut :
Jika nilai > 1, maka ha1 ini memmjullcan terjadinya konsentrasi suatu
aktifitas di sub wilayah ke - i secara relatitif dibandingkan dengan total wilayah
atau tejadinya pernusatan aktifitas di sub wilayah ke - i. Atau kemampuan
wi tayah tersebut melakukan eksport atas barangljasa tersebut ke luar wilayah.
Jika nilai LQ r = 1, maka sub wilayah ke - i t d t mempunyai pangsa &ifitas
dengan pangsa total atau komntrasi aklifttas di wilayah ke 4 sama dengan rata-
rata total wilayah.
J i i nilai LQ I < 1, maka sub wilayah ke i tersebut mempunyai panpa relatif
lebih kecil dibandingkan dengan ahifitas yang secara urnurn d i t e m h di duruh
wilayah. Atau kurangnya produksi atas barangljw di wilayah tersebut sehiagga
hams mengimpor dari wilayah lain.
Data yang digunakan untuk andisis LQ antara lain dapat merupakan : data tenaga
kerja, data produksi suatu bmdbs, data PDRB atau data lain.
Untuk menentukan tipologi wikyah dip* model analisis muhivariat i7.
Akan dapat ditentukan wilayah pabtaan dan wilayah perd- s e w dapat
543 objek (kewmtm). Mash-masing objek mmpmyai satu sa v a d d yang
berbeda dan mempunyai h u m yang kompleks, s e w pdu diiahtlran tmnsforrmrsi agr d i vadbel dengan dimensi yang lebih s d d m m tetapi
map mamp rnmmm$m kagamm data (&pan informasi) dari objek yang
Arsa&sbPCA). Analisis Faktor &h usah untuk m e n y e d e r b h W m g a n
yang kompleks dan berbeda yang teajadi pa& saiu & variab1-variabel penelitian
deagsln menyingkap dimensidirnensi atau h r - W o r yang umum yang
" Memum - (2002) adisis Ediwrbt wxhmgm aatid y a n g - ~ - ( s h d m ) m e l a k u k s n a n a l i s i s ~ ~ h d a r i d u a ~ padadapobjeka~auorsqg S a & m g v a r i a t d & h i s h u ~ ~ ~ r n h variakl-variabel dengrm bobot variabel yang ditmukm secrlrmr tmpiris
bersama-sama terkait dari variabel-variabel yang keli hatann ya ridak berhubungan.
Sedang analisis komponen utama adatah salah satu tipe dari analisa Wor @illon
dan Goldstein, 1984).
Wilnya yaitu variabel - variabel baru, akan merupakan kombiwi linier
dari variabel - variabel lama, dimna variabel bam dan wrriabel lama tetap
berkorelasi pada tingkat tertentu. Variabel - variabel barn tersebut bersifat
ortogorial, yaitu berkorelasi satu sama lain.
Tahapan teknik analisis statist&-matemat ik yang digunakan untuk
penentuan variabel-variabel bani tersebut dapat dilihat pada Gambar 14.
S&h didapat variabel-variabel barn dari data yang telah diortogodimsi
dan distandarisasi dmgan metode PCA atau F q maka tahrrp selsnjutnya addah
rneiahkan tipologi wilayah (wilayah perkotaan dan perdesaan) dengan teknik
d i s i s gerombl ( m a r d y s i s ) . Analisis gerornbol adaIsh melakukan
pengelompokkan (gerombol) variabel-variabel yang d i i 1 k a n @am), bertujuan
mengelompokkaa objek (unit-unit wilayah) ke dab kelompok yang lebih
homogen berdasarkan satu ulauan kedehhn tertentu. L h r a a kdebtan tersebut
sangat pada sifat variabel (diskret, kontinu, bier) atau skala
peagulruran (nomid, ordid, interval, rasio) dan pengetahan b i yang akan
ditetiti. Ulorran ked&atan tersebut addah merupakan &wan jar&
STRUKTUR DATAASAL
STANOARISASIVARIABEL ASAL
v STWKTURDATASETELAH
MSTANDARlSASl
ORTOGONAUSASI VARIABEL
rn
STWKTUR DATA SFlELRHDlOATOGONAUSASi
STAWARISASI VARWEEL MRU ORTOOOWL
STRUKTUR IMTASETElAHOMOOOHAUSASI DAN DISTANDARISASi
Gsmbar 14. Proses Ortogonalisasi dm Penyedahmn V-I dempn Metode Principal Componmi AnaIysis (PCA) atau Factor Analysis (FA)
Sumber : Pusat Pengkorjian Permamam dan Pengembagan Wilayah, 2002 dm 2003
43.6, Andbia Multinornifl Logit
Analisis Multinomid Logrt digundm untuk menjawab tujuan identifikasi
k W perkotaan - perdesaan pada hdaa sampel, setelah dilakukm
tipologi wilayah.
Pernodelan ketdaitan perkotaan-pdesaan dalam analisis ini
menggunakan model pilihan biner (binary choice dl), yaitu binomial
dishburion dengan f u n g i keterkaitan logit, atau sering disebut multinmial logit
model.
Maddala mengasumsikan suatu model regresi sebagai berikut :
dimana y: ti& clapat diarnati. Sering disebut suatu variabel "latent', yang dimati
adalah variabel dummy y yang didefinisikan oleh : I
pada persamaan (1 1) darn kams keterkaitan perk- - perdesaan akan
menggambarkan keterkaitan berdasadm tujun pejdanan &lam kegiatan
bekerja maupun belanja dari penduduk perdesaan Artinya bila penduduk
melakuh kegiegiaran bekaja maupun belanja di desanya, maka Y = 1, sbdang 1
untuk menjelaskan apakah @duk desa melakukan kegiatm bekerja mupun
belanja di luar desa (sebagai wilayah pal-), maLs Y = 0 . i
Pada pasuaaan (12) mengalikan ~ ~ ' o l e h suatu konstmta positif tidak akan i
maubah y, . Oleh karena itu bih d i i yj, pada (11) d w m a n yaog positif akan dapat d i i r f3. Sebgga Iazimnya d - i h
~ ( ~ ~ ) = l . hi mencnhlLan sLda Dari -tan antva (11) dan (12) I
didapatkan :
dimam F adalah distribusi hmulatif dari u.
Bila distribusi u simetris, karena 1 -F(-Z)=F(Z), maka dapat dituliskan :
Bentuk fungsi untuk F pada persarnaan (14) akan bergantung pada asumsi yang
dibuat oleh error term u. Bila kumulatif distribusi dari ~ ,adalah logistik maka
akan didapat model let sebagai berikut :
Oleh karena itu
P- k
Untuk model logit : log -l= Po + Pj Xw I - Pi j=l
sisi lciri dari persamaan tersebut disebut log-&& rotio. Jadi l o g 4 rafio addah
suatu hngsi linier dari variabel penjelas. Untuk model probabilitas linier
pi dhmnsihn sebagai suatu fungsi Enier dari variabel penjelas.
Menurut Hosmw dan Lemeshow(l989), odds ratio, (ry ) d k h i s i i n
seb@ rasio dari odds untuk x = 1 t d & p odds untuk x = 0, dan diberihn
Penggunsan odds ratio a h p luas, medebt i pada bagaham "Iebih m i
( a t a u t i ~ m e n y u k a i ) d t l r i h a S i l m e r ~ ~ x = l tu-bdapmerekapada x=O.
43.7. A n W Teori Perrmiarrn (G- -1 Menurut Anwar (2002) teori (game theory) ~~n
pentlaahan madmar yang menyanght iateraksi antrrra para pengambilan
keputussn tenrtama yang menyangkut hemhi-interzlksi strate@ yang terjadi
antara para elcornmi. Teori ini rnenjadi penting h e n a dapat memberihn
landasan fbndsmental bagi setiap i n t d i hubungan-hubungan sosid dan
ekommi antar manusia.
W i h jauh Anwar (2002) m e n y a w b a h a secara garis b, permainan
m) dapat dibagi menjadi dua, yaitu permainan yang tidak bekeja sama ( m n
mprot ive) dan permainan yang bekerja sama ( ~ r a t i v e ) . Permainan
"Dilema Narapidana" merupakan kategori permainan yang tidak bekerj a =ma,
yang diasumsikan kedua narapidana tidak meiakukan interaksi atau kornunikasi
sebelumnya, m p a i tejadinya pertemuan. Dalam dilema narapidam, untuk
mengaku merupakan suatu strategi dominan, dan apabila kedua Narapidana
mengaku, ha1 itu menlpakan suatu hminant sh.afe&v equilibrium .Oleh karena itu
kedua narapidana tersebut teqmangkap pada suahl k& yang disebut
kesei m bangan strategi dominan ' s ( ~ i m n t sprltegy equilibrium).
Nash eqlibritim juga merupakan permainan yang tidak bekerja sama ( m n
cooperative). Jika ada segugus stmtegi-strategi yang mempunyai karakteristik
dimma tid& satupun dari pemain yang dapat beruntung dengan merubah
str-nya, sementara pemain lain-lainnya juga tecap mempertabankan (tidak
mengubah) strategi mereka, rnaka gugus strategi itu dan pahala yang berkaitan
d e n w y a disebut kmeimbmgan Nash flash IGpilibriwn ). Dagan demikian
masing-masing strategi dari pemain (yang teramalkan) hams rnmpbn response
terbaik kept& stmtegi-stmtegi temdkm dmi pihak-pihak pemain W y a
Ramalm terrebut dqat didnit sebagai strategi yang d i l (strategidfy mbIe)
atau strata yang dapai bajalan dengan sendirinya (serf+wcing), h m a tidak
ada =rang dari pemain manapun yang m u berubah dari strate sepmti yang
t h h d i k a n n y a (Anwar 2002).
Permainan rebut-tam (bargaining game) dari Nash adalah permainan dari
dua-pmah yang tidak bekesjasama (m m a f i v e gm), dimsrna kedua
pemain m m b a membagi sebwh barang. Jika permirrtaannya berkesesuaian
(c-ble), masing-ming pemain ahan menerima barang sesuai yaog
dimintanyq namm bila tidak, setiap pemain tidak akan menerima qapm. Bentuk
sederhana dari pmmim bargaining dari Nash mqpmmhn d m y a fungi
utility untuk masing-masing pemain yang bentuknya dised- sebagai
fungsi Iinier h i sejumlah barang yang mereka peroleh. Jadi s lain secara intuisi
permainan ini menpairan sauatu yang rasional dapat dilhkan (miod Mi
rnemaksimumkan harapan utility bagi dirinya), tetapi juga sebagai sesuatu yang
dipandang adil untuk diiakukan vair).
Dalam permainan yang bekerjasama ( ~ r a f j i w game), menggunakan
landasan pareto optimum, yaitu jika suatu h i 1 tidak dapat diperbaiki keadaannya
M e m t pagertian &ut, d q a n perkatam lain j ika ti& ada seseorang yang
dapat dibuat lebih baik keadaannya tanpa membuat -rang lain menjadi lebih
jeleb maka kita dapat mengatdm bahwa b i l tersebut rnerupdcan suatu pmem
optimal; yitu suatu k d a a n yang tak dapat di@aiki lagi dalam pengertian
loit& Pareto. Apabila terjadi perubahan dari keadaan psueto optimal, maka ini
akan terjadi kefllgbm untuk keseluruhannya. (Anwar 2002).
Bentuk game ekstensif (a-ve fm game) merupakan srrlah satu dari
permainan yang bekeja sama (cmpraiive game). Menurut Anwar (2002)
r e p r m i dari suatu bentuk pmmbn yang &asif mempunyai kekhkeichususan
yaitu:
1) ada pemain-pemain dalarn permainan
2) bilamana masing-masing pemain bergerak, apa yang dapat diperbuat
oleh wing-masing pemain U a r n hempaiamya untuk berg- apa
yang diketahui oleh masing-masing @n pada kesempatmnya untuk
b e r s d 3) pahala (pay M s ) yang diterima oleh masing-masing pemain u& setiap
k o m b i i i gemkm-gerakan yang dapat dipiliih oteh pemain.
4.4. Dcfibi Opemsiorul Variabd
Variabel rnerclpakan matu kuantitas homogen yang nihnya dapat berubah
p a d a ~ i a p & y a n g b e r b e d a . V a r i a b e I d a p a t ~ s ~ a a l s i m b o l , y a n g
&pat d ipah untuk rn-kan satu set nilai-nihi atau domahmya.
Dalam penelitim ini variabel digudan dalam M q a ~ metoda analisis,
disesuaikan tujuan penggum metoda t d u t . Untuk penentuan tipologi
WiIayah, d e w m e n g p d m analisis mulitniriat. 27 variabel yang diguaakan
untuk peraenhlan tipologi wilayah diperkecil menjadi I6 variabei.
Top Related