Download - Isi Makalah

Transcript
Page 1: Isi Makalah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Korosi pada logam menimbulkan kerugian tidak sedikit. Hasil riset yang

berlangsung tahun 2002 di Amerika Serikat memperkirakan, kerugian akibat

korosi yang menyerang permesinan industri, infrastruktur, sampai perangkat

transportasi di negara adidaya itu mencapai 276 miliar dollar AS. Ini berarti 3,1

persen dari Gross Domestic Product (GDP)-nya. sebenarnya, negara-negara di

kawasan tropis seperti Indonesia paling banyak menderita kerugian akibat korosi

ini. tetapi, tidak ada data yang jelas di negara-negara tersebut tentang jumlah

kerugian setiap tahunnya.

Korosi yang dipengaruhi oleh mikroba merupakan suatu inisiasi atau aktifitas

korosi akibat aktifitas mikroba dan proses korosi. Korosi pertama diindentifikasi

hampir 100 jenis dan telah dideskripsikan awal tahun 1934. bagaimanapun korosi

yang disebabkan aktifitas mikroba tidak dipandang serius saat degradasi

pemakaian sistem industri modern hingga pertengahan tahun1970- an. Ketika

pengaruh serangan mikroba semakin tinggi, sebagai contoh tangki air stainless

steel dinding dalam terjadi serangan korosi lubang yang luas pada permukaan

sehingga para industriawan menyadari serangan tersebut. Sehingga saat itu, korosi

jenis ini merupakan salah satu faktor pertimbangan pada instalasi pembangkit

industri, industri minyak dan gas, proses kimia, transportasi dan industri

kertaspulp. Selama tahun 1980 dan berlanjut hingga awal tahun 2000, fenomena

1

Page 2: Isi Makalah

tesebut dimasukkan sebagai bahan perhatian dalam biaya operasi dan pemeriksaan

sistem industri. Dari fenomena tersebut, banyak institusi mempelajari dan

memecahkan masalah ini dengan penelitian-penelitian untuk mengurangi bahaya

korosi tersebut.

Penulisan ini makalah ini ditujukan sebagai bahan perhatian kembali kepada

pelaku indutriawan, dosen dan pendidikan secara khususnya dan orang- orang

yang berkompeten terhadap bidang, kimia, korosi dan ilmu pengetahuan alam

pada umumnya, bagaimana bahayanya korosi bakteri di lingkungan bebas baik

air, udara dan tanah di sekitar kita.

Mikroba merupakan suatu mikrooranisme yang hidup di lingkungan secara

luas pada habitat-habitatnya dan membentuk koloni yang pemukaanya kaya

dengan air, nutrisi dan kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan mikroba

terjadi pada rentang suhu yang panjang biasa ditemukan di sistem air, kandungan

nitrogen dan fosfor sedikit, konsentrat serta nutrisi-nutrisi penunjang lainnya.

Mikroorganisme yang mempengaruhi korosi antara lain bakteri, jamur, alga

danprotozoa. Korosi ini bertanggung jawab terhadap degradasi material di

lingkungan. Pengaruh inisiasi atau laju korosi di suatu area, mikroorganisme

umumnya berhubungan dengan permukaan korosi kemudian menempel pada

permukaan logam dalam bentuk lapisan tipis atau biodeposit. Lapisan film tipis

atau biofilm. Pembentukan lapisan tipis saat 2 – 4 jam pencelupan sehingga

membentuk lapisan ini terlihat hanya bintik-bintik dibandingkan menyeluruh di

permukaan.

2

Page 3: Isi Makalah

Lapisan film berupa biodeposit biasanya membentuk diameter beberapa

centimeter di permukaan, namun terekspos sedikit di permukaan sehingga dapat

meyebabkan korosi lokal. Organisme di dalam lapisan deposit mempunyai efek

besar dalam kimia di lingkungan antara permukaan logam/film atau logam/deposit

tanpa melihat efek dari sifat bulk electrolyte.

Mikroorganisme dikatagorikan berdasarkan kadar oksigen yaitu :

1. Jenis anaerob, berkembang biak pada kondisi tidak adanya oksigen.

2. Jenis Aerob, berkembang biak pada kondisi kaya oksigen.

3. Jenis anaerob fakultatif, berkembang biak pada dua kondisi.

4. Mikroaerofil, berkembang biak menggunakan sedikit oksigen.

1.2. Rumusan Masalah

a. Apakah yang dimaksud dengan korosi?

b. Menghitung kecepatan laju korosi?

c. Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya proses korosi?

d. Apa saja bentuk-bentuk korosi?

e. Bagaimana proses terjadinya korosi pada besi?

f. Apa saja cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya korosi?

1.3. Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui pengertian dari korosi.

b. Untuk mengetahui kecepatan laju korosi.

c. Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab korosi.

3

Page 4: Isi Makalah

d. Untuk mengetahui bentuk-bentuk korosi.

e. Untuk mengetahui proses terjadinya korosi pada besi.

f. Untuk mengetahui cara pencegahan terjadinya korosi.

4

Page 5: Isi Makalah

BAB II

PEMBAHASAN

Korosi merupakan salah satu musuh besar dalam dunia industri, beberapa

contoh kerugaian yang ditimbulkan korosi adalah terjadinya penurunan kekuatan

material dan biaya perbaikan akan naik jauh lebih besar dari yang diperkirakan.

Sehingga diperlukan suatu usaha pencegahan-pencegahan terhadap serangan

korosi.

2.1. Pengertian korosi

Korosi adalah proses degradasi / deteorisasi / perusakan material yang

disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan sekitarnya. Ada pengertian dari pakar

lain, yaitu :

1. Korosi adalah perusakan material tanpa perusakan material

2. Korosi adalah kebalikan dari metalurgi ekstraktif

3. Korosi adalah system thermodinamika logam dengan lingkungan ( udara, air,

tanah ), yang berusaha mencapai kesetimbangan.

2.2. Faktor Penyebab korosi

Marsudi dalam “Hand Out Teknik Pelapisan” meninjau dari segi material

faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan korosi, adalah:

1. Homogenitas fisik dan kimia

5

Page 6: Isi Makalah

2. Nilai elektro potensial di dalam larutan

3. Kemampuan membentuk lapisan pelindung

4. Hidrogen- over voltage

5. Selain air dan oksigen sebagai elektrolit juga gas pembentuk asam

(CO2,SO2, NaCl) yang pada musim penghujan atau pada kelembaban tinggi

2.3. Uniform attack ( korosi seragam )

Adalah korosi yang terjadi pada permukaan logam akibat reaksi kimia karena

pH air yang rendah dan udara yang lembab,sehingga makin lama logam makin

menipis. Biasanya ini terjadi pada pelat baja atau profil, logam homogen.

Korosi jenis ini bisa dicegah dengan cara :

a. Diberi lapis lindung yang mengandung inhibitor seperti gemuk.

b. Untuk jangka pemakain yang lebih lama disarankan diberi logam

berpaduan tembaga 0,4%

c. Dengan melakukan pelapisan dengan cat atau dengan material yang lebih

anodic

d. Melakukan inhibitas dan proteksi katodik (cathodik protection)

Gambar korosi merata pada kaleng

minuman

6

Page 7: Isi Makalah

2.4. Pitting corrosion ( korosi sumur )

.     

Gambar korosi sumuran pada westafle

Korosi sumuran adalah korosi lokal dari permukaan logam yang dibatasi pada

satu titik atau area kecil, dan membentukn bentuk rongga. Korosi sumuran adalah

salah satu bentuk yang paling merusak dari korosi, karena sulit terlihat

kerusakaanya jika tanpa alat bantu.

Mekanisme Korosi Sumur : Untuk material bebas cacat, korosi sumuran

disebabkan oleh lingkungan kimia yang mungkin berisi spesies unsur kimia

agresif seperti klorida. Klorida sangat merusak lapisan pasif (oksida) sehingga

7

Page 8: Isi Makalah

pitting dapat terjadi pada dudukan oksida. Lingkungan juga dapat mengatur

perbedaan sel aerasi (tetesan air pada permukaan baja, misalnya) dan pitting dapat

dimulai di lokasi anodik (pusat tetesan air).

Cara pengendalian korosi sumuran adalah sebagai berikut:

a. Hindari permukaan logam dari goresan.

b. Perhalus permukaan logam

c. Menghindari komposisi material dari berbagai jenis logam.

d. Pilih bahan yang homogen

e. Diberikan inhibitor

f. Diberikan coating dari zat agresif

Gambar mekanisme pitting corrosion

8

Page 9: Isi Makalah

2.5. Errosion Corrosion ( korosi erosi )

Korosi yang terjadi karena keausan dan menimbulkan bagian – bagian

yang tajam dan kasar, bagian – bagian inilah yang mudah terjadi korosi dan juga

diakibatkan karena fluida yang sangat deras dan dapat mengkikis film pelindung

pada logam. Korosi ini biasanya terjadi pada pipa dan propeller. Korosi jenis ini

dapat dicegah dengan cara :

a. Pilih bahan yang homogen

b. Diberi coating dari zat agresif

c. Diberikan inhibotor

d. Hindari aliran fluida yang terlalu deras

e. Menghindari partikel abrasive pada fluida.

Gambar sebuah blade akibat korosi erosi

9

Page 10: Isi Makalah

Gambar mekanisme korosi erosi

2.6. Galvaniscorrosion (korosi galvanis )

10

Page 11: Isi Makalah

Gambar Korosi Galvanic pada Sambungan Baut

Galvanic atau bimetalic corrosion adalah jenis korosi yang terjadi ketika dua

macam logam yang berbeda berkontak secara langsung dalam media korosif.

Mekanisme korosi galvanik : korosi ini terjadi karena proses elektro kimiawi

dua macam metal yang berbeda potensial dihubungkan langsung di dalam

elektrolit sama. Dimana electron mengalir dari metal kurang mulia (Anodik)

menuju metal yang lebih mulia (Katodik), akibatnya metal yang kurang mulia

berubah menjadi ion – ion positif karena kehilangan electron. Ion-ion positif metal

bereaksi dengan ion negatif yang berada di dalam elektrolit menjadi garam metal.

11

Page 12: Isi Makalah

Karena peristiwa tersebut, permukaan anoda kehilangan metal sehingga

terbentuklah sumur - sumur karat (Surface Attack) atau serangan karat

permukaan.

Gambar Mekanisme Korosi Galvanis

Metode-metode yang dilakukan dalam pengendalian korosi ini adalah:

Menekan terjadinya reaksi kimia atau elektrokimianya seperti reaksi anoda

dan katoda

 Mengisolasi logam yang cukup tebal dari lingkungannya sehingga tidak

terjadi aliran elektrolit

Mengurangi ion hydrogen di dalam lingkungan yang di kenal dengan

mineralisasi

Mengurangi oksigen yang larut dalam air

Mencegah kontak dari dua material yang tidak sejenis

Memilih logam-logam yang memiliki unsure-unsur yang berdekatan

12

Page 13: Isi Makalah

Mencegah celah atau menutup celah

Mengadakan proteksi katodik,dengan menempelkan anoda umpan.

Pasang proteksi katodik

Penambahan anti korosi inhibitor pada cairan

2.7. Stress corrosion (korosi tegangan )

Gambar korosi SCC pada sebuah logam

13

Page 14: Isi Makalah

Korosi retak tegangan (SCC) adalah proses retak yang memerlukan aksi

secara bersamaan dari bahan perusak (karat) dan berkelanjutan dengan tegangan

tarik. Ini tidak termasuk pengurangan bagian yang terkorosi akibat gagal oleh

patahan cepat. Hal ini juga termasuk intercrystalline atau transkristalin korosi,

yang dapat menghancurkan paduan tanpa tegangan yang diberkan atau tegangan

sisa. Retak korosi tegangan dapat terjadi dalam kombinasi dengan penggetasan

hidrogen.

Mekanisme SCC : terjadi akibat adanya hubungan dari 3 faktor komponen,

yaitu (1) Bahan rentan terhadap korosi, (2) adanya larutan elektrolit (lingkungan)

dan (3) adanya tegangan. Sebagai contoh, tembaga dan paduan rentan terhadap

senyawa amonia, baja ringan rentan terhadap larutan alkali dan baja tahan karat

rentan terhadap klorida.

Gambar mekanisme korosi SCC

  Cara pengendalian korosi tegangan adalah:

14

Page 15: Isi Makalah

a. Turunkan besarnya tegangan

b. Turunkan tegangan sisa termal

c. Kurangi beban luar atau perbesar area potongan

d. Penggunaan inhibitor.

2.8. Crevice corrosion ( korosi celah )

Korosi celah (Crecive Corrosion) ialah sel korosi yang diakibatkan oleh

perbedaan konsentrasi zat asam . Korosi yang terjadi pada logam yang

berdempetan dengan logam lain diantaranya ada celah yang dapat menahan

kotoran dan air sehingga kosentrasi O2 pada mulut kaya dibanding pada bagian

dalam, sehingga bagian dalam lebih anodic dan bagian mulut jadi katodik

Mekanisme Crevice Corrosion : dimulai oleh perbedaan konsentrasi beberapa

kandungan kimia, biasanya oksigen, yang membentuk konsentrasi sel

elektrokimia (perbedaan sel aerasi dalam kasus oksigen). Di luar dari celah

(katoda), kandungan oksigen dan pH lebih tinggi - tetapi klorida lebih rendah.

15

Page 17: Isi Makalah

Gambar korosi celah pada sambungan pipa

Cara pengendalian korosi celah adalah sebagai berikut:

Hindari pemakaian sambungan paku keeling atau baut, gunakan

sambungan las.

Gunakan gasket non absorbing.

Usahakan menghindari daerah dengan aliran udara.

Dikeringkan bagian yang basah

Dibersihkan kotoran yang ada

2.9. Korosi mikrobiologi

Korosi yang terjadi karena mikroba Mikroorganisme yang mempengaruhi

korosi antara lain bakteri, jamur, alga dan protozoa. Korosi ini bertanggung jawab

terhadap degradasi material di lingkungan.

17

Page 18: Isi Makalah

Pengaruh inisiasi atau laju korosi di suatu area, mikroorganisme umumnya

berhubungan dengan permukaan korosi kemudian menempel pada permukaan

logam dalam bentuk lapisan tipis atau biodeposit. Lapisan film tipis atau biofilm.

Pembentukan lapisan tipis saat 2 – 4 jam pencelupan sehingga membentuk lapisan

ini terlihat hanya bintik-bintik dibandingkan menyeluruh di permukaan.

Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara :

a. Memilih logam yang tepat untuk suatu lingkungan dengan kondisi-kondisinya

b. Memberi lapisan pelindung agar lapisan logam terlindung dari lingkungannya

c. Memperbaiki lingkungan supaya tidak korosif

d. Perlindungan secara elektrokimia dengan anoda korban atau arus tandingan.

e. Memperbaiki konstruksi agar tidak menyimpan air,lumpur dan zat korosif

lainnya.

3.0. Fatigue corrosion ( korosi lelah )

Korosi ini terjadi karena logam mendapatkan beban siklus yang terus

berulang sehingga smakin lama logam akan mengalami patah karena terjadi

18

Page 19: Isi Makalah

kelelahan logam. Korosi ini biasanya terjadi pada turbin uap, pengeboran minyak

dan propeller kapal.

Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara :

a. Menggunakan inhibitor

b. Memilih bahan yang tepat atau memilih bahan yang kuat korosi.

c. Memilih bahan yang tepat atau memilih bahan yang kuat korosi.

3.1. Bakteri Penyebab Korosi

Fenomena korosi yang terjadi dapat disebabkan adanya keberadaan dari

bakteri. Jenis-jenis bakteri yang berkembang yaitu :

1. Bakteri reduksi sulfat 

Bakteri ini merupakan bakteri jenis anaerob membutuhkan lingkungan bebas

oksigen atau lingkungan reduksi, bakteri ini bersirkulasi di dalam air aerasi

termasuk larutan klorin dan oksidiser lainnya, hingga mencapai kondisi ideal

untuk mendukung metabolisme. Bakteri ini tumbuh pada oksigen rendah. Bakteri

ini tumbuh pada daerah-daerah kanal, pelabuhan, daerah air tenang tergantung

pada lingkungannya. 

19

Page 20: Isi Makalah

Bakteri ini mereduksi sulfat menjadi sulfit, biasanya terlihat dari

meningkatnya kadar H2S atau Besi sulfida.Tidak adanya sulfat, beberapa turunan

dapat berfungsi sebagai fermenter menggunakan campuran organik seperti

pyruvnate untuk memproduksi asetat, hidrogen dan CO2, banyak bakteri jenis ini

berisi enzim hidrogenase yang mengkonsumsi hidrogen. 

2. Bakteri oksidasi sulfur-sulfida 

Bakteri jenis ini merupakan bakteri aerob yang mendapatkan energi dari

oksidasi sulfit atau sulfur. Bebarapa tipe bakteri aerob dapat teroksidasi sulfur

menjadi asam sulfurik dan nilai pH menjadi 1. bakteriThiobaccilus umumnya

ditemukan di deposit mineral dan menyebabkan drainase tambang menjadi asam. 

3. Bakteri besi mangan oksida 

Bakteri memperoleh energi dari osidasi Fe2+ Fe3+ dimana deposit

berhubungan dengan bakteri korosi. Bakteri ini hampir selalu ditemukan di

Tubercle (gundukan Hemispherikal berlainan ) di atas lubang pit pada permukaan

baja. Umumnya oksidaser besi ditemukan di lingkungan dengan filamen yang

panjang. 

20

Page 21: Isi Makalah

3.2. Selective Leaching Corrosion

Gambar selective leaching corrosion pada pipa

Selective leaching adalah korosi selektif dari satu atau lebih komponen

dari paduan larutan padat. Hal ini juga disebut pemisahan, pelarutan selektif atau

serangan selektif. Contoh dealloying umum adalah dekarburisasi,

decobaltification, denickelification, dezincification, dan korosi graphitic.

Mekanisme selective leaching : logam yang berbeda dan paduan memiliki

potensial yang berbeda (atau potensial korosi) pada elektrolit yang sama. Paduan

modern mengandung sejumlah unsur paduan berbeda yang menunjukkan

potensial korosi yang berbeda. Beda potensial antara elemen paduan menjadi

kekuatan pendorong untuk serangan preferensial yang lebih "aktif" pada elemen

dalam paduan tersebut.

21

Page 22: Isi Makalah

Dalam kasus dezincification dari kuningan, seng istimewa terlarut dari

paduan tembaga-seng, meninggalkan lapisan permukaan tembaga yang keropos

dan rapuh.

Gambar mekanisme selective leaching corrosion

Cara pengendalian atau mencegah selective leaching adalah :Menghindari

komposisi yang berbeda dari material penyusun

3.3. Intergranular Corrosion

22

Page 23: Isi Makalah

Gambar korosi batas butir pada pipa

Intergranular corrosion kadang-kadang juga disebut "intercrystalline korosi"

atau "korosi interdendritik". Dengan adanya tegangan tarik, retak dapat terjadi

sepanjang batas butir dan jenis korosi ini sering disebut "intergranular retak korosi

tegangan (IGSCC)" atau hanya "intergranular stress corrosion cracking".

Mekanisme intergranular corrosion : jenis serangan ini diawali dari beda

potensial dalam komposisi, seperti sampel inti “coring” biasa ditemui dalam

paduan casting. Pengendapan pada batas butir, terutama kromium karbida dalam

baja tahan karat, merupakan mekanisme yang diakui dan diterima dalam korosi

intergranular.

23

Page 24: Isi Makalah

Gambar mekanisme korosi batas butir

·         Cara pengendalian korosi batas butir adalah:

a. Turunkan kadar karbon dibawah 0,03%.

b. Tambahkan paduan yang dapat mengikat karbon.

c. Pendinginan cepat dari temperatur tinggi.

d. Pelarutan karbida melalui pemanasan.

e. Hindari pengelasan.

3.4. Sistem Proteksi Korosi

Ada beberapa prinsip pencegahan korosi yang penggunaannya disesuaikan dengan

jenis peralatan, tempat, serta jenis lingkungan yang korosif. Adapun prinsip-

prinsip pencegahan korosi tersebut adalah sebagai berikut.

1. Prinsip perbaikan lingkungan yang korosif

2. Prinsip netralisasi zat koroden sedemikian rupa sehingga tidak berbahaya

lagi

24

Page 25: Isi Makalah

3. Prinsip penggunaan bahan yang sama dengan yang tahan terhadap jenis

korosi tertentu

4. Penggunaan zat pelambat korosi (corrosion inhibitor)

5. Perlindungan katodik dan perlindungan anodik

6. Prinsip perlindungan permukaan dengan cara :

Pelapisan dengan cat (organic coating)

Pelapisan metal coating, lining, overlay, dan clodding

Pelapisan anorganik

pembalutan (wrapping)

Proses pelapisan secara umum bertujuan untuk perlindungan (protektif),

hiasan(dekoratif) atau memperbaiki sifat permukaan lainnya, misalnya sifat tahan

panas, tahan cuaca, tahan korosi, tahan goresan (abrasi), penghantar panas dan

sebagainya. Pelapisan terdiri dari bermacam-macam, seperti pelapisan dengan

cat (coating), pelapisan dengan logam, pelapisan anorganik dan lain-lain. Jenis-

jenis proses pelapisan logam sering digunakan antara lain :

1.      Elektroplating

Elektroplating atau yang lebih dikenal dengan pelapisan listrik adalah

suatu pelapisan logam dengan mengendapkan suatu logam pelapis terhadap logam

lain yang akan di lapisi melalui elektrolisis. Dengan kata lain elektroplating

adalah proses mengendapkan bahan logam pelapis terhadap bahan yang akan

25

Page 26: Isi Makalah

dilapisi melalui pertukaran elektron secara konduktif melalui proses oksidasi-

reduksi.

Proses pelapisan listrik ini telah memberikan dampak yang cukup besar pada

penghematan pemakaian logam, serta dapat memberikan alternatif pemakaian

bahan yang lebih murah.

2.       Galvanisasi

Proses galvanisasi sebenarnya hampir sama dengan proses elektroplating,

hanya saja pada proses galvanisasi tidak terjadi perpindahan elektron tapi terjadi

penempelan atau pembekuan logam pelapis terhadap logam yang dilapisi.

Mekanismenya berlangsung pada suhu tinggi sehingga mengakibatkan difusi yang

akan menyebabkan transisi karena banyak fasa, sehingga adhesinya lebih kuat

dibanding elektroplating. Proses galvanisasi relatif singkat. Cara ini disebut

galvanisasi karena pelindungnya adalah seng (zinc) dan berfungsi sebagai logam

yang bersifat anodik terhadap baja yang dilindungi, biasa disebut juga proses

pencelupan panas (hot dipping).

3.      Semprotan Logam (Metal spray)

Menurut Ir. Wahyudin dalam “Metal Spray “ (metallizing proces,

Puslitbang Metalurgi-LIPI:1) dikatakan bahwa semprotan logam adalah proses

metalisasi (metallizing proces),di mana logam leleh atau cair disemprotkan pada

suatu permukaan dan membentuk lapisan. Logam yang disemprotkan baik murni

ataupun paduan dicairkan oleh sumber arus dan diatomisasikan oleh udara

26

Page 27: Isi Makalah

membentuk butir-butir yang sangat halus dan disemprotkan pada permukaan

benda kerja membentuk lapisan logam padat.

Prinsip dari proses ini adalah bahwa semprotan gas tekan tinggi dapat

membuat logam menjadi butiran-butiran halus, kecepatan gas tersebut kira-kira

200-270 m/s. Butiran-butiran leleh tersebut kemudian melekat pada permukaan

logam yang akan dilindungi melalui proses pendingin cepat seperti pada casting.

Bahannya berasal dari bentuk kawat atau serbuk yang kemudian meleleh karena

semprotan gas panas yang terbakar (misalnyaOxy- acetylene) atau dengan busur

listrik (electric arc).

4.      Sementasi (cementation)

Caranya adalah dengan mengguling-gulingkan peralatan yang akan

dilindungi ke dalam campuran serbuk logam pelindung atau fluks yang tepat pada

suhu tinggi, sehingga menyebabkan logam pelindung tadi terdifusi pada

permukaan logam yang dilindungi. Selain dengan serbuk logam dapat juga

dilakukan dengan mencelupkan bahan yang akan dilindungi ke dalam kalsium

yang mencair dan mengandung salah satu bahan yang dipergunakan sebagai

pelindung dengan regangan yang inert.

5.      Penggunaan Zat Pelambat Pengkorosian (Inhibitor)

Inhibitor adalah suatu zat kimia yang apabila ditambahkan dalam jumlah

sedikit ke dalam suatu zat koroden (lingkungan yang korosif), dapat secara efektif

27

Page 28: Isi Makalah

memperlambat atau mengurangi laju pengkorosian yang ada. Ada beberapa jenis

inhibitor, yaitu:

1. Inhibitor pemasif (passivating inhibitor)

2. Inhibitor katodik (catodic inhibitor)

3. Inhibitor organis (organic inhibitor)

4. Inhibitor penyebab pengendapan (preccipitate inducing inhibitor)

5. Inhibitor berbentuk uap (Vapor phase inhibitor).

Cara pemakaian inhibitor ada beberapa teknik, diantaranya adalah :

1. Injeksi terus menerus

2. Pemasokan secara setakar-setakar (batch)

3. Cara pengecatan (squeeze treatment)

4. Valetilasi (dengan ketel uap dan kontainer tertutup)

5. Pelapisan (coating).

Penggunaan inhibitor selain untuk mencegah terjadinya pengkaratan juga dapat

menimbulkan beberapa masalah, seperti di bawah ini :

a) Pembuihan (foaming) akibat pengaruh organic inhibitor

b) Terjadinya emulsi karena fase-fase gas dan cair bercampur disertai gerakan

agitasi

c) Penyumbatan (plugging) karena adanya lapisan oksidasi dan kerak terkelupas,

sehingga ikut aliran dan menyumbat pada filter, turbin dan lain-lain.

28

Page 29: Isi Makalah

d) Terciptanya karat baru, karena ada beberapa inhibitor dapat bereaksi dan

menghasilkan produk yang dapat merusak

e) Masalah heat transfer, karena adanya endapan fosfat, silikat atau sulfat yang

berlebihan

f) Pengaruh beracun

g) Kehilangan inhibitor karena pengendapan (presipitation), proses adsorpsi

atau terlalu mudah atau lambat larut.

Penggunaan inhibitor bertujuan untuk melindungi permukaan logam dari serangan

korosi, diantaranya yaitu:

1. Memperpanjang usia pakai peralatan

2. Mencegah penghentian pabrik (shut down)

3. Mencegah kecelakaan karena rusaknya peralatan

4. Mencegah kehilangan pertukaran panas (heat transfer)

5. Mempertahankan rupa permukaan yang menarik (attractive appearance)

29

Page 30: Isi Makalah

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. Korosi merata dapat terjadi pada logam dan paduan logam karena reaksi

oksidasi dan reduksinya tersebar secara merata pada logam dengan laju korosi

yang relatif sama.

2. Logam yang terkorosi merata terjadi akibat seluruh permukaan logam kontak

dengan lingkungannya.

3. Aktivitas mikroba khususnya bakteri reduksi ,oksida sulfat dan mangan

oksidasi mengakibatkan degradasi fungsi peralatan yang memakai bahan dasar

logam dengan kondisi lingkungan kritis dan temperatur tertentu. Maka

pencegahan dengan pemilihan lingkungan kerja material yang tidak

memberikan nutrisi dan temperatur untuk berkembang dan perlindungan korosi

berupa pengecatan dan proteksi katodik.

3.2. Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu

kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar memperluas

pengetahuan kami, Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama

mahasiswa-mahasiswi Pendidikan Teknik Mesin STKIP Sebelas April Sumedang.

30

Page 31: Isi Makalah

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Anggraini sang pisces. Korosi. Internet: http://kimia-korosiku.blogspot.co.id/.

September 17, 2015 [Okt. 19, 2015]

[2]. Sains for Human. Apa itu Korosi? Penyebab dan Cara Mencegah Korosi.

Internet: http://sainsforhuman.blogspot.co.id/2013/07/apa-itu-korosi-penyeba

b-dan-cara.html. October 06, 2015 [Okt. 19, 2015]

[3]. Nova Novianti. CHEMICAL ENGINEERING. Internet: http://nova-

novianti.blogspot.co.id/2011/ 03/korosi-pengertian-korosi-korosi-adalah.html.

October 14, 2014 [Okt. 19, 2015]

[4]. Iriansyah Putra. Pengertian Korosi. Internet: http://irianpoo.blogspot.

co.id/2010/ 10/pengertian-korosi.html. October 12, 2015 [Okt. 19, 2015]

31