Download - Interpretasi Lingkungan Pengendapan, Lingkungan Pengendapan Delta

Transcript
Page 1: Interpretasi Lingkungan Pengendapan, Lingkungan Pengendapan Delta

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

GEOLOGI BATUAN KARBONAT

”INTERPRETASI LINGKUNGAN PENGENDAPAN, LINGKUNGAN PENGENDAPAN

DELTA”

TUGAS PENDAHULUAN

OLEH : RAJENDRA PRAZAD

D61 110 252

MAKASSAR 2013

Page 2: Interpretasi Lingkungan Pengendapan, Lingkungan Pengendapan Delta

GEOLOGI BATUAN KARBONAT D611 10 252

RAJENDRA PRAZAD | TEKNIK GEOLOGI | FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS HASANUDDIN 1

PRINSIP INTERPRETASI LINGKUNGAN PENGENDAPAN DAN

KLASIFIKASI

I. Konsep Tentang Lingkungan Pengendapan

Lingkungan pengendapan adalah tempat mengendapnya material sedimen

beserta kondisi fisik, kimia, dan biologi yang mencirikan terjadinya mekanisme

pengendapan tertentu (Gould, 1972).

Interpretasi lingkungan pengendapan dapat ditentukan dari struktur sedimen

yang terbentuk. Struktur sedimen tersebut digunakan secara meluas dalam

memecahkan beberapa macam masalah geologi, karena struktur ini terbentuk pada

tempat dan waktu pengendapan, sehingga struktur ini merupakan kriteria yang sangat

berguna untuk interpretasi lingkungan pengendapan. Terjadinya struktur-struktur

sedimen tersebut disebabkan oleh mekanisme pengendapan dan kondisi serta

lingkungan pengendapan tertentu.

Beberapa aspek lingkungan sedimentasi purba yang dapat dievaluasi dari data

struktur sedimen di antaranya adalah mekanisme transportasi sedimen, arah aliran

arus purba, kedalaman air relatif, dan kecepatan arus relatif. Selain itu beberapa

struktur sedimen dapat juga digunakan untuk menentukan atas dan bawah suatu

lapisan.

Didalam sedimen umumnya turut terendapkan sisa-sisa organisme atau

tumbuhan, yang karena tertimbun,terawetkan. Dan selama proses Diagenesis tidak

rusak dan turut menjadi bagian dari batuan sedimen atau membentuk lapisan batuan

sedimen. Sisa-sia organisme atau tumbuhan yang terawetkan ini dinamakan fossil.

Jadi fosill adalah bukti atau sisa-sisa kehidupan zaman lampau. Dapat berupa sisa

organisme atau tumbuhan, seperti cangkang kerang, tulang atau gigi maupun jejak

ataupun cetakan.

Page 3: Interpretasi Lingkungan Pengendapan, Lingkungan Pengendapan Delta

GEOLOGI BATUAN KARBONAT D611 10 252

RAJENDRA PRAZAD | TEKNIK GEOLOGI | FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS HASANUDDIN 2

Dari studi lingkungan pengendapan dapat digambarkan atau direkontruksi

geografi purba dimana pengendapan terjadi.

Lingkungan pengendapan merupakan keseluruhan dari kondisi fisik, kimia dan

biologi pada tempat dimana material sedimen terakumulasi. (Krumbein dan Sloss,

1963)

“Jadi, lingkungan pengendapan merupakan suatu lingkungan tempat terkumpulnya

material sedimen yang dipengaruhi oleh aspek fisik, kimia dan biologi yang dapat

mempengaruhi karakteristik sedimen yang dihasilkannya”.

Secara umum dikenal 3 lingkungan pengendapan, lingkungan darat, transisi, dan

laut. Beberapa contoh lingkungan darat misalnya endapan sungai dan endapan danau,

ditransport oleh air, juga dikenal dengan endapan gurun dan glestsyer yang

diendapkan oleh angin yang dinamakan eolian. Endapan transisi merupakan endapan

yang terdapat di daerah antara darat dan laut seperti delta,lagoon, dan litorial.

Sedangkan yang termasuk endapan laut adalah endapan-endapan neritik, batial, dan

abisal.

Contoh :

Lingkungan Pengendapan Pantai

Proses Fisik : ombak dan akifitas gelombang laut

Proses Kimia : pelarutan dan pengendapan

Proses Biologi : Burrowing

Page 4: Interpretasi Lingkungan Pengendapan, Lingkungan Pengendapan Delta

GEOLOGI BATUAN KARBONAT D611 10 252

RAJENDRA PRAZAD | TEKNIK GEOLOGI | FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS HASANUDDIN 3

Ketiga proses tersebut berasosiasi dan membentuk karakteristik pasir pantai, sebagai

material sedimen yang meliputi geometri, tekstur sedimen, struktur dan mineralogy.

II. Parameter Lingkungan Pengendapan

Parameter fisik meliputi elemen static dan dinamik dari lingkungan pengendapan.

1. Elemen fisik

1.1 Elemen fisik statis meliputi geometri cekungan (Basin) : material yang

diendapkan seperti kerakal silisiklastik, pasir, dan lumpur; kedalaman air;

suhu dan kelembapan.

1.2 Elemen fisik dinamik adalah faktor seperti energy dan arah aliran dari angin,

air dan es, air hujan, dan hujan salju.

2. Parameter kimia termasuk salinitas, pH, Eh, dan karbondioksida dan oksigen

yang merupakan bagian dari air yang terdapat pada lingkungan pengendapan.

3. Parameter biologi dari lingkungan pengendapan dapat dipertimbangkan untuk

meliputi kedua-duanya dari aktifitas organism, seperti pertumbuhan tanaman,

penggalian, pengeboran, sedimen hasil pencernaan, dan pengambilan dari

silica dan kalsium karbonat yang berbentuk material rangka. Dan kehadiran

dari sisa organism disebut sebagai material pengendapan.

III. Proses Sedimentasi dan Produknya

Tiap lingkungan sedimen memiliki karakteristik akibat parameter fisika,

kimia, dan biologi dalam fungsinya untuk menghasilkan suatu badan karakteristik

sedimen oleh tekstur khusus, struktur, dan sifat komposisi. Hal tersebut biasa disebut

sebagai fasies. Istilah fasies sendiri akan mengarah kepada perbedaan unit stratigrafi

akibat pengaruh litologi, struktur, dan karakteristik organik yang terdeteksi di

Page 5: Interpretasi Lingkungan Pengendapan, Lingkungan Pengendapan Delta

GEOLOGI BATUAN KARBONAT D611 10 252

RAJENDRA PRAZAD | TEKNIK GEOLOGI | FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS HASANUDDIN 4

lapangan. Fasies sedimen merupakan suatu unit batuan yang memperlihatkan suatu

pengendapan pada lingkungan.

Proses Pengendapan Di Air Dan Darat

Proses pengendapan di air, terbentuknya berupa timbunan di laut dan akan

berakhir di air hangat. Namun pada kenyataan yang sering dijumpai, beberapa

dikarenakan oleh aliran sungai. Ini juga termasuk timbunan di danau dan delta.

Keseluruhan proses pengendapan hingga saat ini dapat diamati dalam berbagai

bentuk walaupun ada beberapa aspek pengendapan yang tidak sempurna.

Kemungkinan ini digunakan untuk mengklasifikasikan cara utama dimana material

mengendap karena perpindahan air.

Proses pengendapan di daratan, sebagai tempat awal, tertransportasikan oleh arus

sungai yang deras. Batuan yang terpisah / tanah yang tererosi akan dibawa oleh

aliran sungai, mulai dari dasar hingga menuju puncaknya. Selama arus bergerak

membelok dan memasuki area, kecepatannya akan menurun dan semakin banyaknya

muatan yang dibawa akan terendap pada kerucut aluvial atau kipas aluvial. Endapan

akan dapat dibedakan disekitar pegunungan dan sering dijumpai pada derah yang

luas dan dalam. Banyak material sedimen ditemukan di daratan pesisir di Amerika

dan kemungkinan terbentuk di daerah tersebut. Timbunan menunjukkan stratigrafi

yang berasal dari formasi alaminya, dan karena perubahan volume aliran sungai yang

deras, lapisan yang ada di dekatnya akan menjadi sangat berubah. Timbunan kerucut

aluvial selalu menunjukkan perbedaan utama dari endapan kasar [termasuk

bongkahan] di puncak dengan lempung di luarnya. Jika proses erosi terus berlanjut

tanpa adanya pergerakan bumi, material yang ada di kerucut alivisl akan tererosi

sendirinya.

Tingkat akhir dalam proses pertumbuhan sungai juga menjadi faktor proses

pengendapan. Setelah sungai mencapai tingkat dewasa, akan bertambah volume

pengangkatan material sedimennya. Natural leeves akan terbentuk pada saluran

sungai dan pada saat itu juga air meluap, mengisi area lain disetiap sampingnya

Page 6: Interpretasi Lingkungan Pengendapan, Lingkungan Pengendapan Delta

GEOLOGI BATUAN KARBONAT D611 10 252

RAJENDRA PRAZAD | TEKNIK GEOLOGI | FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS HASANUDDIN 5

dimana proses pengendapannya lambat. Area ini lebih dikenal sebagai alluvial /

plain. Timbunan material di area tersebut juga akan terstratigrafikan.

Didaerah padang pasir, sungai mengalir menuju ke cekungan dalam yang kering /

terisi air yang dangkal. Pengendapannya terjadi di bebrapa daerah dimana ketika air

meluap membawa banyak material. Jika pergerakan bumi mendukung proses

pengendapan, dalamnya timbunan akan menjadi seimbang dan kejadian ini ternyata

sudah berlangsung dari waktu yang cukup lama. Material akan terstratigrafikan,

namun banyak juga yang hilang. Material tersebut bervariasi, biasanya mencakup

lapisan garam dan gypsum. Sungai mengalir menuju danau dan membawa timbunan

kemudian menuju delta dan laut.

Pengendapan di laut biasanya terbentuk dalam 3 daerah, yaitu :

1. Zona pantai

2. Zona dangkalan

3. Zona laut dalam

Material pada zona pantai memiliki keadaan alami secara sementara, sejak

timbul di garis pantai dan akan berubah secara tetap. Material ini didominasi oleh

material kasar [pasir dan kerikil].

Page 7: Interpretasi Lingkungan Pengendapan, Lingkungan Pengendapan Delta

GEOLOGI BATUAN KARBONAT D611 10 252

RAJENDRA PRAZAD | TEKNIK GEOLOGI | FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS HASANUDDIN 6

Transportasi

Proses transprtasi adalah proses perpindahan / pengangkutan material yang

diakibatkan oleh tenaga kinetis yang ada pada sungai sebagai efek dari gaya

gravitasi. Sungai mengangkut material hasil erosinya dengan berbagai cara, yaitu

a. Traksi, yaitu material yang diangkut akan terseret pada dasar sungai.

b. Rolling, yaitu material akan terangkut dengan cara menggelinding pada dasar

sungai.

c. Saltasi, yaitu material akan terangkut dengan cara meloncat pada dasar

sungai.

d. Suspensi, yaitu proses pengangkutan material secara mengambang dan

bercampur dengan air sehingga menyebabkan air sungai menjadi keruh.

e. Solution, yaitu pengangkutan material larut dalam air dan membentuk larutan

kimia.

Sedimentasi

Proses sedimentasi adalah proses pengendapan material karena aliran sungai

tidak mampu lagi mengangkut material yang dibawanya. Apabila tenaga angkut

semakin berkurang, maka material yang berukuran besar dan lebih berat akan

terendapkan terlebih dahulu, baru kemudian material yang lebih halus dan ringan.

Bagian sungai yang paling efektif untuk proses pengendapan ini adalah bagian hilir

atau pada bagian slip of slope pada kelokan sungai, karena biasanya pada bagian

kelokan ini terjadi pengurangan energi yang cukup besar. Ukuran material yang

diendapkan berbanding lurus dengan besarnya energi pengangkut, sehingga semakin

ke arah hilir, energi semakin kecil, material yang diendapkanpun semakin halus.

Sedimentasi adalah terbawanya material hasil dari pengikisan dan pelapukan oleh air,

angin atau gletser ke suatu wilayah yang kemudian diendapkan. Semua batuan hasil

Page 8: Interpretasi Lingkungan Pengendapan, Lingkungan Pengendapan Delta

GEOLOGI BATUAN KARBONAT D611 10 252

RAJENDRA PRAZAD | TEKNIK GEOLOGI | FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS HASANUDDIN 7

pelapukan dan pengikisan yang diendapkan lama kelamaan akan menjadi batuan

sedimen. Hasil proses sedimentasi di suatu tempat dengan tempat lain akan berbeda.

Pengendapan oleh air laut

Batuan hasil pengendapan oleh air laut disebut sedimen marine. Pengendapan

oleh air laut dikarenakan adanya gelombang. Bentang alam hasil pengendapan oleh

air laut, antara lain pesisir, spit, tombolo, dan penghalang pantai. Pesisir merupakan

wilayah pengendapan di sepanjang pantai. Biasanya terdiri dari material pasir.

Ukuran dan komposisi material di pantai sangat bervariasi tergantung pada

perubahan kondisi cuaca, arah angin, dan arus laut. Arus pantai mengangkut material

yang ada di sepanjang pantai. Jika terjadi perubahan arah, maka arus pantai akan

tetap mengangkut material material ke laut yang dalam. Ketika material masuk ke

laut yang dalam, terjadi pengendapan material. Setelah sekian lama, terdapat

akumulasi material yang ada di atas permukaan laut. Akumulasi material itu disebut

spit. Jika arus pantai terus berlanjut, spit akan semakin panjang. Kadang kadang spit

terbentuk melewati teluk dan membetuk penghalang pantai (barrier beach).

Pengendapan oleh angin

Sedimen hasil pengendapan oleh angin disebut sedimen aeolis. Bentang alam

hasil pengendapan oleh angin dapat berupa gumuk pasir (sand dune). Gumuk pantai

dapat terjadi di daerah pantai maupun gurun. Gumuk pasir terjadi bila terjadi

akumulasi pasir yang cukup banyak dan tiupan angin yang kuat. Angin mengangkut

dan mengedapkan pasir di suatu tempat secara bertahap sehingga terbentuk timbunan

pasir yang disebut gumuk pasir.

Pengendapan oleh gletser

Sedimen hasil pengendapan oleh gletser disebut sedimen glacial. Bentang

alam hasil pengendapan oleh gletser adalah bentuk lembah yang semula berbentuk V

menjadi U. Pada saat musim semi tiba, terjadi pengikisan oleh gletser yang meluncur

Page 9: Interpretasi Lingkungan Pengendapan, Lingkungan Pengendapan Delta

GEOLOGI BATUAN KARBONAT D611 10 252

RAJENDRA PRAZAD | TEKNIK GEOLOGI | FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS HASANUDDIN 8

menuruni lembah. Batuan atau tanah hasil pengikisan juga menuruni lereng dan

mengendap di lembah. Akibatnya, lembah yang semula berbentuk V menjadi

berbentuk U.

1. Deposisi

Pengendapan – Terjadi saat pengangkutan partikel yang membutuhkan energi

dan terjadi pada waktu yang relatif singkat. Endapan tersusun atas butiran – butiran

mineral. Dapat juga menghasilkan endapan kimia pada kondisi yang berbeda.

2.Litifikasi

Terjadi dalam beberapa tahap, All taken together are termed Diagenesis.

a. Kompaksi - Squeezing out of water.

b. Sementasi - Precipitation of chemical cement from trapped water and circulating

water.

c. Rekristalisasi-Growth of grains in response to new equilibrium conditions

IV. Hubungan Lingkungan Sedimentasi dan Fasies Sedimentasi

Walaupun para ahli geologi setuju pada hasil pengertian dari lingkungan

pengendapan, mereka ternyata menemukan kesulitan dalam penyusunan pengertian

yang tepat dari lingkungan pengendapan ini. Sebagai ilustrasinya, lingkungan

sedimen telah digambarkan dalam beberapa variasi yaitu :

Page 10: Interpretasi Lingkungan Pengendapan, Lingkungan Pengendapan Delta

GEOLOGI BATUAN KARBONAT D611 10 252

RAJENDRA PRAZAD | TEKNIK GEOLOGI | FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS HASANUDDIN 9

1. Tempat pengendapan dan kondisi fisika, kimia, dan biologi yang

menunjukkan sifat khas dari setting pengendapan [Gould, 1972].

2. Kompleks dari kondisi fisika, kimia, dan biologi yang tertimbun [Krumbein

dan Sloss, 1963].

3. Bagian dari permukaan bumi dimana menerangkan kondisi fisika, kimia, dan

biologi dari daerah yang berdekatan [Selley, 1978].

4. Unit spasial pada kondisi fisika, kimia, dan biologi scara eksternal dan

mempengaruhi pertumbuhan sedimen secara konstan untuk membentuk

pengendapan yang khas [Shepard dan Moore, 1955].

Definisi tersebut memang berbeda, tetapi pada umumnya memberikan

tekanan pada kondisi fisika, kimia, dan biologi. Pada konteks ini, lingkungan

pengendapan mengarah pada unit geomorfik dimana terjadi pengendapan.

Lingkungan ini dibentuk dari parameter khusus fisika, kimia, dan biologi yang sesuai

terhadap unit geomorfik dari geometri dan ukuran partikular. Proses ini akan

mengoperasikan tingkat dan intensitas yang menghasilkan tekstur khas, struktur, dan

sifat lainnya, sehingga pengendapan yang khusus akhirnya terbentuk. Sebagai

contohnya, pantai akan mempertimbangkan unit geomorfik dari ukuran dan bentuk

tertentu, proses fisika tertentu [gelombang dan aktivitas arus], proses kimia [solusi

dan presipitasi], dan proses biologi [penggalian, sedimen ingestion, dan aktivitas

serupa] yang terjadi untuk menghasilkan badan pasir pantai yang khas oleh partikular

geometri, tekstur dan struktur sedimen, dan mineralogi.

Fasies menunjukkan unit stratigrafi yang mengacu pada aspek litologi,

struktural, dan karakter organisme yang dapat dikenali di lapangan.

Tiap lingkungan sedimen memiliki karakteristik akibat parameter fisika,

kimia, dan biologi dalam fungsinya untuk menghasilkan suatu badan karakteristik

sedimen oleh tekstur khusus, struktur, dan sifat komposisi. Hal tersebut biasa disebut

sebagai fasies. Istilah fasies sendiri akan mengarah kepada perbedaan unit stratigrafi

akibat pengaruh litologi, struktur, dan karakteristik organik yang terdeteksi di

Page 11: Interpretasi Lingkungan Pengendapan, Lingkungan Pengendapan Delta

GEOLOGI BATUAN KARBONAT D611 10 252

RAJENDRA PRAZAD | TEKNIK GEOLOGI | FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS HASANUDDIN 10

lapangan. Fasies sedimen merupakan suatu unit batuan yang memperlihatkan suatu

pengendapan pada lingkungan

Interpretasi lingkungan umumnya menghambat karena adanya suatu kenyataan

mengenai kecenderungan fasies yang sama yang dihasilkan pada setting lingkungan

yang berbeda. Hal tersebut sering terjadi sehingga akan membuat suatu penyajian

lingkungan yang khas pada suatu dasar fasies pengendapan tunggal. Sebagai

contohnya, perlapisan silang siur dari batupasir dapat dibentuk karena transportasi

angin dan air. Jika terendap pada air, mereka akan terbentuk pada suatu pantai,

sungai, pada saluran pasang surut, pada dangkalan samudera, atau pada lingkungan

yang lain dimana proses traksi dapat berlangsung. Interpretasi lingkungan akan dapat

kita kuasai jika kita mampu mempelajari hubungan fasies dengan urutan yang benar

dibandingkan dengan fasies tunggal. Hubungan suatu fasies dapat digagaskan dalam

pembagian grup fasies yang terjadi secara bersama – sama yang selanjutnya akan

berkaitan dengan lingkungan. Sebagai contohnya, jika pada perlapisan silang siur

batupasir asosiasi terdekatnya adalah dengan terkandungnya tanah, batubara, atau

serpih lanauan yang mengandung akar, daun, dan batang, kita bisa membuat

interpretasi pengendapannya pada sistem sungai. Dalam mempelajari hubungan

fasies dan urutannya, kita harus benar – benar memperhatikan keadaan alami dari

kontak hubungan antara fasies dan derajat urutan baik acak maupun tidak. Dengan

adanya aplikasi dari prinsip stratigrafi, kita dapat menduga hubungan dari dua fasies

karena kontak derajat atau penggambaran batas dari pendekatan lateral. Sementara

itu, hubungan fasies karena kenaikan atau akibat erosi perbatasan yang mungkin

dapat menggambarkan lingkungannya ataupun tidak, pada pendekatan lateral. Pada

kenyataannya, fasies karena kontak erosi umumnya menandakan perubahan dari

kondisi pengendapan dan menjadi permulaan siklus sedimentasi yang baru. Fasies di

dalam hubungan partikular akan tersebar vertikal pada suatu cara pengacakan yang

nyata atau mungkin menunjukkan pola tertentu dari perubahan vertikal. Dua tipe

umum dari perubahan fasies vertikal yaitu Coarsening Upward Sequence dan Fining

Upward Sequence.

Page 12: Interpretasi Lingkungan Pengendapan, Lingkungan Pengendapan Delta

GEOLOGI BATUAN KARBONAT D611 10 252

RAJENDRA PRAZAD | TEKNIK GEOLOGI | FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS HASANUDDIN 11

• Coarsening-upward sequences menunjukkan adanya penambahan kenaikan ukuran

butir dari dasar erosi atau kenaikannya. Hal ini menunjukkan peningkatan energi arus

pengendapan.

• fining-upward sequences sendiri merupakan kebalikannya, yaitu ukuran butir akan

semakin halus dari puncak erosinya. Menunjukkan penurunan energi arus

pengendapan

V. Dasar-dasar Analisis Lingkungan

Pengenalan lingkungan sedimen didasarkan pada dua kriteria pokok:

1. Kriteria berdasarkan komponen pengendapan primer

a. Kriteria fisik

- Geometri unit fasies, menunjukkan bentuk 3 dimensi dari tubuh sedimen, antara

lain:

• bentuk equidimensional, seperti lembaran atau selimut, prisma

• bentuk elongate, seperti pods, rebbon atau shoestring, dendroids (Potter, 1962).

- litologi, unit sedimen gross litologi merupakan indicator lingkungan pengendapan

yang sangat umum. Contohnya, tend batugamping menjadi deposit karena suhu

hangat. shelves laut dangkal.

- asosiasi fasies menyamping dan vertikal, hubungannya dengan pengamatan outcrop

atau penentuan data bagian permukaan, sangat penting untuk membedakan

lingkungan

- struktur sedimen, penting untuk indikator lingkungan karena dibentuk oleh proses

pengendapan, terutama yang terbentuk di lingkungan pengendapan.

b. Kriteria geokimia

Komposisi unsur utama batuan sedimen silisiklastik berfungsi sebagai komposisi

kimia partikel silisiklastik yang membentuk batuan.

c. Kriteria biologi

Page 13: Interpretasi Lingkungan Pengendapan, Lingkungan Pengendapan Delta

GEOLOGI BATUAN KARBONAT D611 10 252

RAJENDRA PRAZAD | TEKNIK GEOLOGI | FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS HASANUDDIN 12

Digunakan untuk rekonstruksi paleoenvironmental, fosil adalah salah satu yang

sangat berguna.

2. Kriteria berdasarkan kenampakan sedimen

a. Kenampakan ukuran dari log sumur mekanik, meliputi resistivity, sonic

velocity, dan radioaktivity.

b. Kenampakan interpretasi dari pengukuran sumur log meliputi

density/porosity, ukuran butir, litologi, dip perlapisan.

3. Karakteristik dari interpretasi darai reakaman refleksi seismic, antara lain

hubungan kontak utama (uniformity, comformity), strata kontinuitas, dip

strata, identifikasi unit fasies seismik.

VI. Klasifikasi Lingkungan Pengendapan

Klasifikasi lingkungan pengendapan dapat dibedakan menjadi:

a. kontinetal, antara lain gurun atau eolian, fluvial termasuk braided river dan

point bar river, dan limnic

b. peralihan, termasuk delta. lobate, esturine, litoral (pantai, laguna, dan barrier

islands, offshore bar, tidal flat.

c. marine, meliputi neritis atau laut dangkal, deep neiritis, batial, abisal.

VII. Fasies Model

Model fasies adalah miniatur umum dari sedimen yang spesifik. Model fasies

dapat diiterpretasikan sebagai urutan ideal dari fasies dengan diagram blok atau

grafik dan kesamaan. Ringkasan model ini menunjukkan sebagaio ukuran yang

bertujuan untuk membandingkan framework dan sebagai penunjuk observasi masa

depan. model fasies memberikan prediksi dari situasi geologi yang baru dan bentuk

dasar dari interpretasi lingkungan. pada kondisi akhir hidrodinamik. Model fasies

Page 14: Interpretasi Lingkungan Pengendapan, Lingkungan Pengendapan Delta

GEOLOGI BATUAN KARBONAT D611 10 252

RAJENDRA PRAZAD | TEKNIK GEOLOGI | FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS HASANUDDIN 13

merupakan suatu cara untuk menyederhanakan, menyajikan, mengelompokkan, dan

menginterpretasikan data yang diperoleh secara acak.

Ada bermacam-macam tipe fasies model, diantaranya adalah :

a) Model Geometrik berupa peta topografi, cross section, diagram blok tiga

dimensi, dan bentuk lain ilustrasi grafik dasar pengendapan framework

b) Model Geometrik empat dimensi adalah perubahan portray dalam erosi dan

deposisi oleh waktu .

c) Model statistik digunakan oleh pekerja teknik, seperti regresi linear multiple,

analisis trend permukaaan dan analisis faktor. Statistika model berfungsi

untuk mengetahui beberapa parameter lingkungan pengendapan atau

memprediksi respon dari suatu elemen dengan elemen lain dalam sebuah

proses-respon model.

Page 15: Interpretasi Lingkungan Pengendapan, Lingkungan Pengendapan Delta

GEOLOGI BATUAN KARBONAT D611 10 252

RAJENDRA PRAZAD | TEKNIK GEOLOGI | FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS HASANUDDIN 14

Lingkungan Pengendapan Delta

Definisi

Pengertian delta adalah sebuah lingkungan transisional yang dicirikan oleh

adanya material sedimen yang tertransport lewat aliran sungai (channel), kemudian

terendapkan pada kondisi di bawah air (subaqueous), pada tubuh air tenang yang

diisi oleh aliran sungai tersebut, sebagian lagi berada di darat/subaerial (Friedman &

Sanders, 1978, vide Serra, 1985). Delta terbentuk di hampir semua benua di dunia

kecuali di Antarika dan Greenland, yang daerahnya tertutup salju), dimana terdapat

pola penyaluran sungai dengan dimensi yang luas dan jumlah material sedimen yang

besar (Boggs, 1987). Pada umumnya, delta akan terbentuk apabila material sedimen

dari daratan yang terangkut lewat sungai dalam jumlah yang besar masuk ke dalam

suatu tubuh air yang tenang (standing body water). Sebagian material yang

terendapkan di muara sungai tersebut terendapkan pada kondisi subaerial (Barrel,

1912 vide Walker 1984). Proses pengendapan pada delta menghasilkan pola

progradasi yang menyebabkan majunya garis pantai. Litologi yang dihasilkan

umumnya mempunyai struktur gradasi normal pada fasies yang berasosiasi dengan

lingkungan laut (marine facies). Dalam pembentukan delta, material sedimen yang

dibawa oleh sungai merupakan faktor pengontrol utama.

Page 16: Interpretasi Lingkungan Pengendapan, Lingkungan Pengendapan Delta

GEOLOGI BATUAN KARBONAT D611 10 252

RAJENDRA PRAZAD | TEKNIK GEOLOGI | FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS HASANUDDIN 15

Pembentukan delta dikontrol oleh interaksi yang rumit antara berbagai faktor

yang berasal/bersifat fluviatil, proses di laut dan kondisi lingkungan pengendapan.

Faktor-faktor tersebut meliputi iklim, pelepasan air, muatan sedimen, proses yang

terjadi di mulut sungai, gelombang (wave), pasang surut (tide), arus, angin, luas

shelf, dan lereng (slope), tektonik, dan geometri cekungan penerima (receiving basin)

akan mengontrol distribusi, orientasi, dan geometri internal endapan delta (Wright et

al., 1974, vide Walker, 1984).

Hanya beberapa proses saja yang tergolong sangat penting dalam mengontrol

geometri, proses internal yang bersifat progradasi pada delta (progradational

framework) serta kecenderungan arah penyebaran (trend) delta, yaitu : pasokan

sedimen, tingkat energi gelombang, dan tingkat energi pasang surut (Galloway,

1975; Galloway & Hobday, 1983 vide Boggs, 1987). Ketiga faktor inilah yang

nantinya akan sangat berperan dalam penggolongan delta ke dalam tiga tipe dasar

delta yang sangat fundamental yaitu (1) fluvial-dominated, (2) tide-dominated, dan

(3) wave-dominated (Boggs, 1987). Adanya dominasi diantara salah satu faktor

pengontrol tersebut akan mempengaruhi geometri delta yang terbentuk. Menurut

Curray (1969) delta memiliki beberapa bentuk yang umum, yaitu :

1. Birdfoot : Bentuk delta yang menyerupai kaki burung

2. Lobate : Bentuk delta seperti cuping

3. Cuspate : Bentuk delta yang menyerupai huruf (v)

4. Arcuate : Bentuk delta yang membundar

5. Estuarine : Bentuk delta tidak dapat berkembang dengan sempurna

Page 17: Interpretasi Lingkungan Pengendapan, Lingkungan Pengendapan Delta

GEOLOGI BATUAN KARBONAT D611 10 252

RAJENDRA PRAZAD | TEKNIK GEOLOGI | FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS HASANUDDIN 16

http://www.pnas.org/content/104/43/16804/F1.large.jpg

Klasifikasi Delta menurut Galloway (1975) Vide Serra (1985)

Klasifikasi Delta

Klasifikasi merupakan suatu usaha pengelompokkan berdasarkan kesamaan sifat,

fisik yang dapat teramati (Tabel 4.1). Dalam hal klasifikasi delta, ada beberapa

klasifikasi yang sering digunakan. Klasifikasi delta yang sering digunakan adalah

klasifikasi menurut Galloway, 1975 dan klasifikasi menurut Fisher, 1969

Dalam klasifikasi Galloway (1975) ditampilkan beberapa contoh delta di dunia yang

mewakili tipikal proses yang relatif dominan bekerja membentuk setiap tipikal delta,

sebagai contoh fluvial dominated delta akan membentuk delta yang berbentuk

elongate contohnya adalah Delta Missisipi, kemudian tide dominated delta akan

membentuk delta yang berbentuk estuarine contohnya Delta Gangga- Brahmaputra,

selanjutnya wave dominated delta akan menghasilkan delta yang berbentuk cuspate

Page 18: Interpretasi Lingkungan Pengendapan, Lingkungan Pengendapan Delta

GEOLOGI BATUAN KARBONAT D611 10 252

RAJENDRA PRAZAD | TEKNIK GEOLOGI | FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS HASANUDDIN 17

contohnya Delta San Fransisco. Namun, pada dasarnya setiap delta yang terdapat di

dunia tidaklah murni dihasilkan oleh dominasi salah satu faktor pengontrol di atas,

namun lebih merupakan hasil interaksi antara dua atau bahkan tiga faktor pengontrol,

sebagai contoh Delta Mahakam dan Delta Ebro yang berbentuk lobate yang

dihasilkan utamanya dari proses fluvial dan tidal dengan sedikit pengaruh gelombang

(wave),

Selain klasifikasi menurut Galloway, juga terdapat klasifikasi menurut Fisher (1969).

Dalam klasifikasi ini, Fisher menyimpulkan bahwa proses pembentukan delta

dipengaruhi oleh dua faktor pengontrol utama yaitu proses fluvial dan pasokan

sedimen, serta proses asal laut (marine processes). Berdasarkan dominasi salah satu

faktor tersebut, Fisher dalam klasifikasinya membagi delta menjadi dua kelompok

yaitu delta yang bersifat high constructive, apabila proses fluvial dan pasokan

sedimen yang dominan mengontrol pembentukan delta dan delta yang bersifat high

desctructive apabila proses asal laut yang lebih dominan. Pada gambar klasifikasi

Fisher dapat dilihat beberapa geometri delta berdasarkan proses dominan yang

mengontrolnya menurut Fisher et al., (1969)

Sublingkungan Pengendapan Delta

Page 19: Interpretasi Lingkungan Pengendapan, Lingkungan Pengendapan Delta

GEOLOGI BATUAN KARBONAT D611 10 252

RAJENDRA PRAZAD | TEKNIK GEOLOGI | FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS HASANUDDIN 18

Secara garis besar delta di bagi menjadi beberapa sublingkungan antara lain ;

1. Delta Plain

Merupakan bagian delta yang berada pada bagian lowland yang

tersusun atas active channel dan abandoned channel .yang dipisahkan oleh

lingkungan perairan dangkal dan merupakan permukaan yang muncul atau

hampir muncul. Delta Plain dicirikan oleh suatu distributaries dan

interdistributaries area. Proses sedimentasi utama di delta plain adalah arus

sungai, walaupun arus tidal juga muncul. Pada daerah dengan iklim lembab,

Delta plain mungkin mengandung komponen organik penting (gambut yang

kemudian menjadi batubara). Gambut merupakan kemenerusan dari paleosol

ke arah downdip (terletak pada bidang kronostratigrafi yang sama) yang

mewakili suatu periode panjang terbatasnya influks sedimen klastik.

Kemudian Delta Plain Di bagi lagi menjadi 2 yaitu

- Upper Delta Plain

Merupakan bagian delta yang berada di atas area pengaruh pasang

surut (tidal) dan laut yang signifikan (pengaruh laut sangat kecil).

- Lower Delta Plain

Sublingkungan ini terletak pada interaksi antara sungai dan laut yang

terbentang mulai dari batas surutnya muka air laut yang paling rendah hingga

batas maksimal air laut pada saat pasang.

Page 20: Interpretasi Lingkungan Pengendapan, Lingkungan Pengendapan Delta

GEOLOGI BATUAN KARBONAT D611 10 252

RAJENDRA PRAZAD | TEKNIK GEOLOGI | FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS HASANUDDIN 19

Bagian-bagian sand deposit pada sistem Delta (Coleman & Prior, 1982)

2. Delta Front

Delta front merupakan sublingkungan dengan energi tinggi, dimana sedimen secara

konstan dirombak oleh arus pasang surut (tidal), arus laut sepanjang pantai (marine

longshore current) dan aksi gelombang (kedalaman 10 meter atau kurang). Endapan

pada delta front meliputi sheet sand delta front, distributary mouth bar, endapan

river-mouth tidal, near shore, longshore, dan endapan stream mouth bar. Delta front

terdiri dari zona pantai dangkal yang berbatasan dengan delta plain

Delta front ditunjukkan oleh suatu sikuen yang coarsening upward berskala besar

yang merekam perubahan fasies vertikal ke arah atas dari sedimen offshore

berukuran halus atau fasies prodelta ke fasies shoreline yang biasanya didominasi

batupasir. Sikuen ini dihasilkan oleh progradasi delta front dan mungkin terpotong

oleh sikuen fluvial distibutary channel atau tidal distributary channel saat progradasi

berlanjut (Serra, 1985).

Page 21: Interpretasi Lingkungan Pengendapan, Lingkungan Pengendapan Delta

GEOLOGI BATUAN KARBONAT D611 10 252

RAJENDRA PRAZAD | TEKNIK GEOLOGI | FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS HASANUDDIN 20

3. Pro Delta

Morfologi Delta Mahakam secara keseluruhan (Modifikasi Allen & Chamber, 1998)

Prodelta merupakan lingkungan transisi antara delta front dan endapan

marine shelf. Merupakan bagian dari delta di bawah kedalaman efektif erosi

gelombang, terletak di luar delta front dan menurun ke lantai cekungan sehingga

tidak ada pengaruh gelombang dan pasang surut dimana terjadi akumulasi mud,

umumnya dengan sedikit bioturbasi . Sedimen yang ditemukan pada bagian delta ini

tersusun oleh material sedimen berukuran paling halus yang terendapkan dari

suspensi.

Page 22: Interpretasi Lingkungan Pengendapan, Lingkungan Pengendapan Delta

GEOLOGI BATUAN KARBONAT D611 10 252

RAJENDRA PRAZAD | TEKNIK GEOLOGI | FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS HASANUDDIN 21

Struktur sedimen masif, laminasi, dan burrowing structure. Seringkali dijumpai

cangkang organisme bentonik yang tersebar luas, mengindikasikan tidak adanya

pengaruh fluvial (Davis, 1983). Endapan prodelta terdiri dari marine dan lacustrine

mud yang terakumulasi dilandas laut (seaward). Endapan ini berada di bawah efek

gelombang, pasang surut dan arus sungai.

Referensi :

- Allen, G.P., Laurier, D., Thouvenin, J.M., 1976, Sediment Distribution Pattern In

The Modern Mahakam Delta, Indonesian Petroleum Association, Proceedings 5th

Annual Convention Jakarta, p 159-178.

- Bachtiar, A., et.al., 1999, Geological Study on Semberah Block, Final Report. PT

Intibumi Sarana Makmur (GDA Group)

- Fisher, W.L., Brown, L.F., Scott, A.J., and McGowen, J.H., 1969. Delta System in

The Exploration for Oil & Gas. A research Colloquium, Bureau of Economic

Geology, University of Texas at Austin, Austin, Texas.

- Galloway, W.E., 1983, Depositional System and Sequence in The Exploration for

Sandstone and Stratigraphic Traps, Springer – Verlag, New York, USA.

- Koesoemadinata, R.P., 1978. Geologi Minyak dan Gas Bumi. ITB, Bandung.