Download - Interaksi Simbolik

Transcript
Page 1: Interaksi Simbolik

1.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Interaksi simbolik pertama kali diperkenalkan oleh Herbert Blumer dalam

lingkup sosiologi, sebenarnya ide ini telah dikemukakan oleh George Herbert

Mead (guruBlumer) yang kemudian dimodifikai oleh Blumer untuk tujuan

tertentu. Karakteristik dasar ide ini adalah suatu hubungan yang terjadi

secara alami antara manusia dalam masyarakat dan hubungan masyarakat

dengan individu. Interaksi yangterjadi antar individu berkembang melalui

simbol-simbol yang mereka ciptakan. Realitas sosial merupakan rangkaian

peristiwa yang terjadi pada beberapa individu dalam masyarakat. Interaksi

yang dilakukan antar individu itu berlangsung secara sadar dan berkaitan

dengan gerak tubuh, vokal, suara, dan ekspresi tubuh, yang kesemuanya itu

mempunyai maksud dan disebut dengan “simbol”.

Pendekatan interaksi simbolik yang dimaksud Blumer mengacu pada tiga

premis utama, yaitu:

Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang

ada pada

sesuatu itu bagi mereka

Makna itu diperoleh dari hasil interaksi sosial yang dilakukan oleh

orang lain, dan

Makna-makna tersebut disempurnakan di saat proses interaksi sosial

sedang

Berlangsung.

Interaksi simbolik dalam pembahasannya telah berhasil membuktikan

adanya hubungan antara bahasa dan komunikasi. Sehingga, pendekatan ini

menjadi dasar pemikiran ahli-ahli ilmu sosiolinguistik dan ilmu komunikasi.

Esensi interaksi simbolik adalah suatu aktivitas yang merupakan cirri khas

Page 2: Interaksi Simbolik

manusia, yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna.

Blumer mengintegrasikan gagasan-gagasan tentang interaksi simbolik lewat

tulisannya, terutama pada tahun 1950an dan 1960an, diperkaya dengan

gagasan-gagasan dari John Dewey, Wiliam I. Thomas dan Charles H.

Cooley.

Interaksi simbolik mempelajari sifat interaksi yang merupakan kegiatan

sosial dinamis manusia. Bagi perspektif ini, individu bersifat aktif, reflektif,

kreatif, menafsirkan, menampilkan perilaku yang rumit dan sulit diramalkan.

Paham ini menolak gagasan bahwa individu adalah organisme yang pasif

yang perilakunya ditentukan oleh kekuatan-kekuatan atau struktur yang ada

di luar dirinya. Oleh karena individu terus berubah maka masyarakat pun

berubah melalui interaksi. Jadi interaksilah yang dianggap variabel penting

yang menentukan perilaku manusia bukan struktur masyarakat. Struktur itu

sendiri tercipta dan berubah karena interaksi manusia, yakni ketika idividu-

individu berfikir dan bertindak secara stabil terhadap seperangkat objek yang

sama. Senada dengan asumsi di atas, dalam fenomenologi Schutz,

pemahaman atas tindakan, ucapan, dan interaksi merupakan prasyarat bagi

eksistensi sosial siapa pun. Dalam pandangan Schutz, kategori pengetahuan

pertama bersifat pribadi dan unik bagi setiap individu dalam interaksi tatap

muka dengan orang lain. Kategori pengetahuan kedua adalah berbagai

pengkhasan yang telah terbentuk dan dianut oleh semua anggota budaya.

1.2 Permasalahan

A. Pengertian Interaksionisme Simbolik dan Akar Historis Utama

B. Ide-ide George Herbert Mead

C. Prinsip-prinsip Dasar Interaksionisme Simbolik

D. Menuju Interaksionisme Simbolik yang Makin Sintetik dan Intregatif

Page 3: Interaksi Simbolik

2. PEMBAHASAN

A. Interaksi Simbolik

Interaksionisme Simbolik yaitu dimana dalam proses interaksi sosial,

manusia secara simbolik mengomunikasikan arti terhadap orang lain yang

terlibat. Orang lain menafsirkan simbol komunikasi itu dan mengorentasikan

tindakan balasan mereka berdasarkan penafsiran mereka. Dengan kata lain,

dalam interaksi sosial para aktor terlibat dalam proses saling mempengaruh.

Historis Utama:

Pragmatisme adalah pemikiran fisafat yang meliputi banyak hal ada bebrapa

aspek pragmatisme yang memengaruhi oreantasi sosiologi yang

dikembangkan oleh Mead (charon:2000; joas, 1993).

Pertama menurut pemikir pragmatisme, realitas sebenarnya tak

berada “di luar” dunia nyata, “realitas diciptakan secara aktif ketika kita

bertindak di dalam dan terhadap dunia nyata”.

Kedua, manusia mengingat dan mendasarkan pengetahuan mereka

mengenai dunia nyata pada apa yang telah terbukti bagi mereka.

Ketiga, manusia mendefinisikan “objek” sosial dan fisik yang mereka

temui di dunia nyata menurut kegunaanya bagi mereka.

Keempat, bila kita ingin memahami actor, kita harus mendasarkan

pemahaman itu di atas apa-apa yang sebenarnya mereka kerjakan

dalam dunia nyata.

Ada 3 hal yang penting bagi interaksionisme simbolik :

Memusatkan perhatian pada interaksi antara aktor dan dunia nyata.

Memandang baik actor maupun dunia nyata sebagai proses dinamis

dan bukan sebagai struktur yang statis.

Dan arti penting yang dihubungkan kepada kemampuan aktor untuk

menafsirkan poin terakhir adalah paling menonjol dalam karya filosof

pragmatis John Dewey.

Page 4: Interaksi Simbolik

Mead sebenarnya menyebut basis pemikirannya sebagai behaviorisme

sosial untuk membedakannya dari behaviorisme radikal dari john B. watson

(salah seorang murid Mead). Mead dan behavioris radikal juga berbeda

pandangan mengenai hubungan antara perilaku manusia dan perilaku

binatang, sementara behavioris radikal cenderung melihat tak ada perbedaan

antara perilaku manusia dan binatang, sedangkan Mead menyatakan adanya

perbedaannya adalah bahwa manusia mempunyai kapasitas mental yang

memungkinkannya menggunakan bahasa antara stimulus dan respon untuk

memutuskan bagaimana cara merespon. Charles Morris dalam pengantarnya

untuk buku Mead, Mind, Self and Society menyebutkan satu persatu tiga

perbedaan mendasar antara Mead dan Watson.

Pertama, Mead menganggap pemutusan perhatian Watson terhadap

perilaku terlalu disederhanakan. Karena itu ia menuduh watson

merenggut perilaku keluar dari konteks sosialnya yang lebih luas.

Mead ingin memperlakukan perilaku sebagai bagian kecil dari

kehidupan sosial yang lebih luas.

Kedua, Mead menuduh Watson tak berkeinginan memperluas

behavioris ke proses mental, Watson dianggap tak memahami proses

mental dan kesadaran actor. Mead membandingkan perspektifnya

dengan perspektif Watson: “Perspektif saya adalah perspektif

behavioristik; tetapi berbeda dengan behavioris watsonian, perspektif

saya mengakui bagian yang tak dapat diamati secara external.

Terakhir, karena watson menolak variabel pikiran, Mead

memandangnya mempunyai citra pasif tentang actor sebagai boneka.

Mead sebalikya mempunyai citra yang jauh lebih dinamis dan kreatif

tentang actor dan inilah yang menyebabkannya menarik perhatian

penganut interaksionis-simbolik kemudian.

Page 5: Interaksi Simbolik

B. Ide-ide George Herbert Mead

Menurut mead, keseluruhan sosial mendahului pemikiran individu baik secara

logika maupun secara temporer. Individu yang berfikir dan sadar diri adalah

mustakhil secara logika menurut teori Mead tanpa didahului adanya

kelompok sosial. Kelompok sosial muncul lebih dulu dan kelompok sosial

menghasilkan perkembangan keadaan mental kesadran diri. Mead

mengidentifikasikan empat basis dan tahap tindakan yang saling

berhubungan, keempat tahap itu mencerminkan satu kesatuan organik, Mead

selain tertarik pada kesamaan tindakan binatang dan manusia, juga terutama

tertarik pada perbedaan tindakan antara kedua jenis makhluk itu. Implus.

Tahap pertama adalah dorongan hati/implus (impulse) yang meliputi

rangsangan spontan yang berhubungan dengan alat indera, dan

reaksi aktor terhadap rangsangan, kebutuhan untuk melakukan

sesuatu terhadap rangsangan itu, rasa lapar adalah contoh yang tepat

dari implus. Persepsi. Aktor menyelidiki bereaksi terhadap rangsangan

yang berhubungan dengan implus, dalam hal ini rasa lapar dan juga

berbagai alat yang tersedia untuk memuaskannya. Manusia

mempunyai kapasitas untuk merasakan dan memahami stimuli melalui

pendengaran, senyuman, rasa, dan sebagainya.

Manipulasi.

Tahap kedua adalah manipulasi. Segera setelah implus menyatakan

dirinya sendiri dan objek telah dipahami, langkah selanjutnya adalah

manipulasi objek atau mengambil tindakan berkenaan dengan objek

itu. Disamping keuntungan mental, manusia mempunyai keuntungan

lain ketimbang binatang. Konsumasi. Yakni tahap ketiga tindakan,

pelaksanaan/konsumasi atau mengambil tindakan yang memuaskan

dorongan hati yang sebenarnya. Baik manusia maupun binatang

mungkin memakan cendawan, tetapi manusia lebih kecil kemungkinan

memakan cendawan beracun karena kemampuannya untuk

Page 6: Interaksi Simbolik

memanipulasi cendawan dan memikirkan mengenai implikasi dari

memakanya.

Simbol signifikan adalah sejenis gerak isyarat yang hanya dapat

diciptakan manusia. Isyarat menjadi simbol signifikan bila muncul dari

individu yang membuat simbol-simbol itu sama dengan sejenis tanggapan

(tetapi tak selalu sama) yang diperoleh dari orang menjadi sasaran isyarat.

Jadi disini dapat disimpilkan simbol-simbol signifikan itu ada 2, yaitu: Simbol

Bahasa dan Simbol Isyarat Fisik: -fungsi bahasa atau simbol yang signifikan

pada umumnya adalah menggerakkan tanggapan yang sama dipihak individu

yang berbicara dan juga dipihak lainya. Pengaruh lain dari bahasa

merangsang orang yang berbicara dan orang yang mendengarnya. –Simbol

isyarat fisik, menciptakan peluang diantara individu yang terlibat dalam

tindakan sosial tertentu dengan mengacu pada objek atau objek-objek yang

menjadi sasaran tindaka itu, dengan demikian muka yang cemberut yang tak

disengaja mungkin dibuat untuk mencegah seorang anak kecil teralu dekat

ditepi jurang dan dengan cara demikian mencegahnya berada dalam situasi

yang secara potensial berbahaya.

Pikiran (Mind)

Didefinisikan Mead sebagai proses percakapan seorang dengan dirinya

sendiri, tidak ditemukan didalam diri individu; pikiran adalah fenomena sosial.

Pikiran muncul dan berkembang dalam proses sosial dan merupakan bagian

intregal dari proses sosial. Dan karakteristik istimewa dari pikiran adalah

kemampuan individu untuk “memunculkan dalam dirinya sendiri tidak hanya

satu respon saja, tetapi juga respon komunitas secara keseluruhan, itulah

yang kita namakan pikiran”.

Diri (Self)

Pada dasarnya diri adalah kemampuan untuk menerima diri sendiri

sebagai sebuah objek. Diri adalah kemampuan khusus untuk menjadi subjek

maupun objek, untuk mempunyai diri, individu harus mampu mencapai

Page 7: Interaksi Simbolik

keadaan “diluar dirinya sendiri” sehingga mampu mengevaluasi diri sendiri,

mampu menjadi objek bagi dirinya sendiri. Dalam bertindak rasional ini

mereka mencoba memeriksa diri sendiri secara impersonal, objektif, dan

tanpa emosi. Mead mengidentifikasi dua aspek atau fase diri, yang ia

namakan “I” dan “Me”. Mead menyatakan, diri pada dasarnya diri adalah

proses sosial yang berlangsung dalam dua fase yang dapat dibedakan, perlu

diingat bahwa “I” dan “M” adalah proses yang terjadi di dalam proses diri

yang lebih luas, keduanya bukanlah sesuatu (things).

Masyarakat

Pada tingkat paling umum, Mead menggunakan istilah masyarakat

(society) yang berarti proses sosial tanpa henti yang mendahului pikiran dan

diri. Masyarakat penting perannya dalam membentuk pikiran dan diri.di

tinggat lain, menurut Mead, masyarakat mencerminkan sekumpulan

tanggapan terorganisir yang diambil alih olehindividu dalam bentuk

“aku”(me).

C.    Prinsip-Prinsip Interaksionisme Simbolik

Ada beberapa perbedaan signifikan dalam interaksionisme simbolik, sebagai

berikut,

beberapa tokoh interaksionisme simbolik (Blumer, 1969a, Manis dan Meltzer,

1978;Rose, 1962;Snow,2001) telah mencoba menghitung jumlah prinsip dasar

teori ini,

yang meliputi:

a)      Tak seperti binatang, manusia dibekali kemampuan untuk berfikir.

b)      Kemampuan berfikir dibentuk oleh interaksi sosial

c)      Dalam interaksi sosial manusia mempelajari arti dan simbol yang

memungkinkan mereka menggunakan kemampuan berfikir mereka yang

khusus itu.

Page 8: Interaksi Simbolik

d)     Makna dan simbol memungkinkan manusia melanjutkan tindakan khusus

dan berinteraksi

e)      Manusia mampu mengubah arti dan simbol yang mereka gunakan dalam

tindakan dan interaksi berdasarkan penafsiran mereka tahap situasi

f)       Manusia mampu membuat kebijakan modifikan dan perubahan, sebagaian

karena kemampuan mereka berinteraksi dengan diri mereka sendiri, yang

memungkinkan mereka menguji serangkaian peluang tindakan, menilai

keuntungan dan kerugian relatif mereka, dan kemudian memilih satu diantara

serangkaian peluang tindakan itu.

g)      Pola tindakan dan interaksi yang saling berkaitan akan membentuk

kelompok dan masyarat. Kapasitas berfikir. Pikiran menurut intersionisme

simbolik, sebenarnya berhubungan dengan setiap aspek lain termasuk

sosialisasi, arti, simbol, diri, interaksi dan juga masyarakat.

Berfikir dan berinteraksi. Manusia yang hanya memiliki kapasitas umum

untuk berfikir, kapasitas ini harus dibentuk dan diperluas dalam proses

interaksi sosial. Pandangan ini menyebabkan teoritisi interaksionisme

simboloik memusatkan perhatian pada bentuk khusus interaksi sosial yakni,

sosialisasi dan bagi teoritisi simbolik adalah proses yang lebih dinamis yang

memungkinkan manusia mengembangkan kemampuan untuk berfikir, untuk

mengembangkan cara hidup manusia tersendiri. Sedangkan interaksi adalah

proses dimana kemampuan berfikir dikembangkan dan diperlihatkan.

Blummer (mengikuti Mead) membedakan dua bentuk interaksi yang relevan

dikemukakan disini, pertama: interaksi nonsimbolik, percakapan atau gerak

isyarat menurut Mead tidak melibatkan pemikiran. Kedua: interaksi simbolik

memerlukan proses mental. Karya Erving Goffman, karya terpenting tentag

diri dalam interaksionisme simbolik adalah Presentation of self in everyday

life oleh Evring Goffman, konsep Goffman sangat dipengaruhi oleh pemikiran

Mead, khususnya dalam diskusinya mengenai ketegangan antara diri

spontan, “I” dan “me”diri yang di atasi oleh kehidupan sosial. Ketegangan ini

tercermin dalam pemikiran Goffman tentang apa yang disebutnya”

Page 9: Interaksi Simbolik

ketaksesuaian antara diri manusiawi kita dan diri kita sebagai hasil proses

sosialisasi. Goffmen memusatkan perhatian pada pelaksanaan audiensi

sosial dengan diri sendiri ini. Dalam hal ini Goffman membangun konsep

Dramartugi atau pandangan tentang kehidupan sosial sebagai serentetan

pertunjukan drama, seperti yang ditampilkan di atas pentas.

D.    Menuju Interaksionisme Simbolik yang Makin

Sintetik dan Intregatif ketika berkembang berdasarkan arahan blumer,

interaksionisme simbolik jelas bergeser ke arah analisis mikro. Penekanan

pada analisis Mikro sebenarnya bertolak belakang dengan maksut dengan

judul buku Herbert Mead , selain upaya terus menerus menyintensiskan

karya dalam interaksionisme simbolik dan pula upaya mendefinisikan kembali

pemikiran utama Mead karena mempunyai oreantasi yang lebih intregatif

ketimbang yang dibayangkan orang. Seperti terlihat sebelumnya, meski

Mead kurang memperhatikan fenomena tingkat makro, namun dalam

pemikirannya mengenai pikiran, diri, dan masyrakat, banyak hal yang

menunjukkan adanya intregasi teori sosiologi.

Page 10: Interaksi Simbolik

3.PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Interaksionisme Simbolik yaitu dimana dalam proses interaksi sosial,

manusia secara simbolik mengomunikasikan arti terhadap orang lain yang

terlibat. Orang lain menafsirkan simbol komunikasi itu dan mengorentasikan

tindakan balasan mereka berdasarkan penafsiran mereka. Dengan kata lain,

dalam interaksi sosial para aktor terlibat dalam proses saling memengaruhi.

. Prinsip-Prinsip Interaksionisme Simbolik

a)      Tak seperti binatang, manusia dibekali kemampuan untuk berfikir.

b)      Kemampuan berfikir dibentuk oleh interaksi sosial.

c)      Dalam interaksi sosial manusia mempelajari arti dan simbol yang

memungkinkan mereka menggunakan kemampuan berfikir mereka yang

khusus itu.

d)     Makna dan simbol memungkinkan manusia melanjutkan tindakan khusus

dan berinteraksi.

e)      Manusia mampu mengubah arti dan simbol yang mereka gunakan dalam

tindakan dan interaksi berdasarkan penafsiran mereka tahap situasi.

f)       Manusia mampu membuat kebijakan modifikan dan perubahan, sebagaian

karena kemampuan mereka berinteraksi dengan diri mereka sendiri, yang

memungkinkan mereka menguji serangkaian peluang tindakan, menilai

keuntungan dan kerugian relatif mereka, dan kemudian memilih satu diantara

serangkaian peluang tindakan itu.

g) Pola tindakan dan interaksi yang saling berkaitan akan membentuk kelompok

dan masyarakat.

Page 11: Interaksi Simbolik

Referensi :

Baut, S. Paul, Effendi, T, Teori- Teori Sosiologi Modern, PT.Raja Grafindo Persada

Jakarta 14240

Ritzer, George, Teori Sosiologi Modern, Kencana, 2007