Penguatan Pengawasan Publik
untuk R-APBN 2022 : Perubahan
Konsep Hak Budget DPR Menurut
UU No. 2 Tahun 2020 dan Proyeksi
Keuangan Negara Pasca 2023
Oleh
Beni Kurnia IllahiPengajar Hukum Administrasi dan Keuangan Negara
Fakultas Hukum Univ. Bengkulu dan
Peneliti PUSaKO Fakultas Hukum Univ. AndalasZoom Clouds Meeting, 4 Juni 2021
DISKUSI PUBLIKIndonesia Parliamentary Center (IPC)
Telaah KonsepPengaturan Keuangan Negara Darurat
Kerangka Normatif
A B C D E F
Penyesuaian APBN dengan perkembangan
dan/atau perubahan keadaan dibahas bersama
DPR dengan Pemerintah Pusat dalam rangka
penyusunan prakiraan perubahan atas APBN
tahun anggaran yang bersangkutan, apabila
terjadi: perkembangan ekonomi makro yang tidak
sesuai dengan asumsi yang digunakan dalam
APBN; perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal;
keadaan yang menyebabkan harus dilakukan
pergeseran anggaran antarunit organisasi,
antarkegiatan, dan antarjenis belanja; keadaan
yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun
sebelumnya harus digunakan untuk pembiayaan
anggaran yang berjalan.
Pasal 27 ayat (3)
dalam keadaan darurat Pemerintah dapat
melakukan pengeluaran yang belum tersedia
anggarannya, yang selanjutnya diusulkan dalam
rancangan perubahan APBN dan/atau
disampaikan dalam Laporan Realisasi
Anggaran.
Pasal 27 ayat (4)
Kebijakan keuangan negara
sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
meliputi kebijakan pendapatan negara
termasuk kebijakan di bidang
perpajakan, kebijakan belanja negara
termasuk kebijakan di bidang keuangan
daerah, dan kebijakan pembiayaan.
Pasal 1 ayat (4)
Kebijakan stabilitas sistem keuangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
meliputi kebijakan untuk penanganan
permasalahan lembaga keuangan yang
membahayakan perekonomian nasional
dan/atau stabilitas sistem keuangan.
Pasal 1 ayat (5)
UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan NegaraUU Nomor 2 Tahun 2020 tentang
Kebijakan Keuangan COVID-19
“Perumusan APBN tidak
bisa semata-mata hanya
membicarakan pada
aspek kebijakan, atau
dikenal dengan politik
anggaran. Namun harus
melihat bagaimana
implementasinya ketika
kebijakan itu diterapkan.
Kondisi darurat akan
menjadi ‘angin segar’
bagi hajat hidup orang
banyak, manakala
pengambil kebijakan
meletakkan APBN dalam
sebuah kedaulatan,
bukan kekuasaan”
Perbandingan Pengaturan Penyusunan APBN Dalam Keadaan Normal dan Darurat Menurut UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
No. UU APBN Materiil Keadaan Normal UU APBN Materiil Keadaan Darurat
1.
UU APBN merupakan UU penetapan yang berlaku
dan dipertanggungjawabkan pemerintah yang materi
muatannya berlaku prinsip dalam UU Keuangan
Negara
UU APBN merupakan UU penetapan yang berlaku
dan dipertanggungjawabkan pemerintah yang
materi muatannya disesuaikan dengan fakta dan
kondisi darurat
2.
UU APBN memuat asumsi makro yang diusulkan
kepada DPR dan melalui pembahasan biasa.
UU APBN memuat penyesuaian asumsi makro
yang disampaikan kepada DPR dan melalui
pembahasan saat realisasi
3.
Persetujuan DPR sebagai hak budget disampaikan
setelah Presiden Menyerahkan RUU APBN dan Nota
Keuangan dan pembahasannya dengan pemerintah
Persetujuan DPR sebagai hak budget disampaikan
setelah penyerahan Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat yang diperiksa BPK terlebih
dahulu, dan pembahasannya dengan pemerintah
4.
Persetujuan sebagai hak budget diberikan dengan
mempertimbangkan nilai kebutuhan alokasi anggaran
untuk tahun berjalan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan (wetmatigheid, rechtmatigheid)
Persetujuan sebagai hak budget diberikan dengan
mempertimbangkan nilai kemanfaatan alokasi
anggaran untuk tahun berjalan yang telah
dikeluarkan (doelmatigheid)
Kewenangan Pemerintah dalamPelaksanaan Kebijakan Keuangan Negara
1. menetapkan batasan defisit anggaran, dengan ketentuan sebagai berikut :
melampaui 3% (tiga persen) dari Produk Domestik Bruto (PDB) selama
masa penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau untuk
menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional
dan/atau stabilitas sistem keuangan paling lama sampai dengan berakhirnya
Tahun Anggaran 2022; dan sejak Tahun Anggaran 2023 besaran defisit akan
kembali menjadi paling tinggi sebesar 3% (tiga persen) dari Produk Domestik
Bruto (PDB);
2. melakukan penyesuaian besaran belanja wajib (mandatory spending)
sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan terkait;
3. melakukan tindakan yang berakibat pengeluaran atas APBN, yang anggaran
untuk membiayai pengeluaran tersebut belum tersedia atau tidak cukup
tersedia, serta menentukan proses dan metode pengadaan barang /jasa;
4. menerbitkan Surat Utang Negara dengan tujuan tertentu khususnya dalam
rangka pandemi COVID-19 untuk dapat dibeli oleh Bank Indonesia, BUMN.
5. menetapkan sumber-sumber pembiayaan Anggaran yang berasal dari dalarn
danf atau luar negeri;
6. memberikan pinjaman kepada LPS;
7. melakukan pengutamaan penggunaan alokasi anggaran untuk kegiatan
tertentu (refocussing), penyesuaian aiokasi, dan/atau pemotongan/
penundaan penyaluran anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desa,
dengan kriteria tertentu;
8. memberikan hibah kepada Pemerintah Daerah;
9. melakukan penyederhanaan mekanisme dan simplifikasi dokumen di bidang
keuangan negara.
Beberapa Kealpaan Norma
Kebijakan keuangan negara untuk penanganan Covid-19, hanya
sampai Pelaporan namun minus norma yang mengatur soal
Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan
Pertanggungjawaban Keuangan01
Lembaga Pengawas Keuangan yang diberikan amanat oleh konstitusi
dan UU tidak dicantumkan secara jelas batas kewenangannya
Nir-Pelibatan Lembaga
Pengawasan Keuangan02
Saat ini pemerintah lebih banyak mengatur peraturan pelaksana dari
UU ini melalui aturan beleids, ex : Permenkeu, Permendagri, dll
Peraturan Pelaksana lebih banyak
diatur melalui beleidsregel03
Pengabaian Prinsip Hukum Keuangan
Public
Participation
01 02 03 04 05
Rule of Law
and Equity
Transparency and
Strategic Vision
Accountability and
Responsiveness
Effectiveness
and Efficiency
Sumber : United Nations Development Programme (UNDP) &
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
Arah Kebijakan R-APBN 2022
Pemerintah dan DPR diharapkan melakukan Pembahasan
R-APBN 2022 berfokus pada Penanganan COVID-19
RAPBN 2022 harus menjamin perlindungan sosial dan PEN.
RAPBN 2022 harus dirancang guna meningkatkan pelayanan
terhadap masyarakat, khususnya pelayanan kesehatan,
pendidikan, perlindungan sosial, dan pemulihan ekonomi.
Instrumen pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan keuangan
negara mesti diperketat dan Pemerintah melalui R-APBN 2022
nantinya harus menyiapkan sejumlah instrument untuk memastikan
masa transisi keuangan negara darurat ke keuangan negara normal
R-APBN 2022 harus menjadi alat intervensi terakhir
bagi Pemerintah untuk memastikan bahwa pelebaran
defisit anggaran lebih dari 3% harus sesuai dengan
tujuan dan dilakukan dg prinsip kehati-hatian
Keuangan Negara Darurat Berimplikasi Pada
Persoalan Keuangan Daerah
Proyeksi Kebijakan Keuangan Negara 2023
4321 5
Perlunya perhatian yang
cukup besar terhadap
perimbangan keuangan pusat
dan daerah terutama dalam
masa transisi darurat ke
normal
Pemerintah melalui R-
APBN 2023 nantinya
harus menyiapkan
sejumlah instrument dan
komponen untuk
memastikan masa
transisi keuangan negara
darurat ke keuangan
negara normal dapat
berjalan efektif dan
proporsional
pemerintah harus
merujuk kembali
ketetapan dalam UU
Nomor 17 tahun 2003
yang mengatur batas
defisit APBN 3%
terhadap PDB.
Bagaimanapun caranya
yang dilakukan oleh
Pemerintah
Perlunya ruang yang amat
besar terhadap penguatan
pengawasan publik untuk
pelaksanaan APBN 2023
tersebut
*efektivitas program pemerintah sangat bergantung pada tahap perencanaan dan penganggaran.
Program, kegiatan, dan belanja pemerintah harus dirancang dengan baik, jelas hasil atau dampak yang ingin dicapai, dan jelas ukuran keberhasilannya
Progress steps
Dengan target defisiit
2,97% dari PDB Sektor
Kesehatan dan
Pendidikan mesti tetap
menjadi anggaran
prioritas dalam
pelaksanaan keuangan
negara.
(1) Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara
diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat
dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah
(2) Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan anggaran
pendapatan dan belanja negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah
menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang lalu
Landasan Konstitusional
Kewenangan memberikan persetujuan dalam Hak Budget
DPR, telah menempatkan kedudukan DPR lebih tinggi
dari pada Presiden. Hal tersebut sejalan dengan teori
Kedaulatan Rakyat – Rene Strourm
Dalam Teori :
01
02
03
04
Konsep Hak Budget DPR Dalam Konstitusi
Budget Cyclus(Robert Lee, Ronald Johson, & Burkhead, 1987)
Executive
preparation and
submission
Legislative
authorization
Audit
Execution
“The phases
of the budget
cycle can be
generally
identified as”
Desain Ke Depan dan Cetak Biru Kebijakan Pengawasan Pelaksanaan APBN Sebagai Upaya Mengantisipasi Kerugian Negara di Tengah Gejolak EkonomiGlobal
1
42
3 Mendesain Konsep Take and Give
terhadap Pejabat Pemerintah yang akan
mengeluarkan Tindakan atau Keputusan
yang Berhubungan dengan Keuangan
Melakukan Reformasi Teknis terhadap Sistem
Pengawasan Keuangan Sebagai Platform di
setiap Instansi Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah
Menata Ulang Peraturan Pelaksana dari
UU Kebijakan Keuangan COVID-19 dan
UU nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara
Merekayasa dan Mendesain Lembaga
Pengawas Keuangan dan Aparat Penegak
Hukum untuk Bersinergi Mengawasi
Kebijakan Keuangan COVID-19
Kebjiakan
Keuangan Negara
wajib taat pada
Prinsip & Kaidah
Meskipun kebijakan abnormal
keuangan negara
mengatasnamakan kondisi
darurat, tapi bukan berarti
Prinsip-prinsip Good Financial
Governance bisa diabaikan
begitu saja oleh pemerintah
dalam membentuk kebijakan.
Khittah akan kaidah dan prinsip
mesti disematkan ketika
hendak membentuk kebijakan.
Jika diabaikan, imunitas
kekuasaan dan potensi
mengakarnya invisible hand
dalam pelaksanaan anggaran
sulit bakal terbendung
Top Related