KEBIJAKAN UMUM
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
KABUPATEN KENDAL
TAHUN ANGGARAN 2011
~ i ~
NOTA KESEPAKATAN ANTARA
PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL DENGAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KENDAL
NOMOR : 910 / 47 / 2010 TANGGAL : 21 JUNI 2010
TENTANG
KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2011
Yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama : Dra. Hj. SITI NURMARKESI
Jabatan : Bupati Kendal yang melaksanakan tugas dan kewajiban Bupati Kendal
Alamat Kantor : Jl. Soekarno Hatta No. 193 Kendal
Bertindak selaku dan atas nama Pemerintah Kabupaten Kendal.
2. a. Nama : Hj. ANIK KASIYANI
Jabatan : Ketua DPRD Kabupaten Kendal
Alamat Kantor : Jl. Soekarno Hatta No. 218 Kendal
b. Nama : dr. Hj. WIDYA KANDI SUSANTI, MM
Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kendal
Alamat Kantor : Jl. Soekarno Hatta No. 218 Kendal
c. Nama : H. PAMUDJI WIDO UTOMO, A.Md
Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kendal
Alamat Kantor : Jl. Soekarno Hatta No. 218 Kendal
d. Nama : SYAEFUDIN, A.Md
Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kendal
Alamat Kantor : Jl. Soekarno Hatta No. 218 Kendal
Sebagai Pimpinan DPRD bertindak selaku dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) Kabupaten Kendal.
Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) diperlukan Kebijakan Umum APBD yang disepakati bersama
antara DPRD dengan Pemerintah Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar
penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran sementara APBD Tahun Anggaran 2011.
~ ii ~
Berdasarkan hal tersebut di atas, para pihak sepakat terhadap kebijakan umum APBD
yang meliputi asumsi-asumsi dasar dalam penyusunan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran 2011 dan dalam hal terjadi
pergeseran asumsi yang melandasi penyusunan KUA akibat adanya kebijakan
pemerintah, dapat dilakukan penambahan/pengurangan program serta pagu anggaran
indikatif.
Secara lengkap Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2011 disusun dalam lampiran
yang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Nota Kesepakatan ini.
Demikian Nota Kesepakatan ini dibuat untuk dijadikan dasar dalam penyusunan
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2011.
Kendal, 21 Juni 2010
BUPATI KENDAL
Selaku, PIHAK PERTAMA
Dra. Hj. SITI NURMARKESI
PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KENDAL
Selaku, PIHAK KEDUA
Hj. ANIK KASIYANI KETUA
dr. Hj. WIDYA KANDI SUSANTI, MM WAKIL KETUA
H. PAMUDJI WIDO UTOMO, A.Md WAKIL KETUA
SYAEFUDIN, A.Md WAKIL KETUA
I. PENDAHULUAN ……………………………………………………...………………………………………….1
A. Latar Belakang ……………………...………………..……………………………………….1
B. Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum APBD ……………………………………………….1
C. Dasar Penyusunan Kebijakan Umum APBD ………………………...…………………….2
II. KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH …………………………………………………………….…………………….2
A. Kondisi Perekonomian …………………………………..…………………………………….2
B. Prospek Ekonomi Tahun 2011 ………………………………………...…...………………..5
III. ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)……………………………………………7
IV. KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH ………………………………………………………7
A. Pendapatan Daerah …………………………………………….……………………………………….8B. Belanja Daerah ……….….….………………………...……………………………………………….10C. Pembiayaan Daerah …………………………………………….………………………………………16
V. PENUTUP ………………………………….……………………………………..……………………….17
DAFTAR ISI
HALAMAN
Kebijakan Umum APBD Tahun Anggarana 2011 ~ i ~
Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2011 ~ 1 ~
KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2011
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyusunan kebijakan umum APBD (KUA) mengacu pada Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD). RKPD merupakan rencana kerja tahunan daerah
disusun berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang
Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam Undang-Undang tersebut setiap
pemerintah daerah wajib untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Kebijakan umum APBD pada dasarnya adalah rencana tahunan yang bersifat
makro merupakan bagian dari rencana jangka panjang daerah dan rencana jangka
menengah daerah disusun dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda
Pembangunan Nasional, Kebijakan Pemerintah Pusat serta Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD).
Kebijakan Umum APBD Kabupaten Kendal Tahun Anggaran 2011 memuat
program-program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah untuk setiap
urusan pemerintahan daerah yang disertai dengan proyeksi pendapatan daerah,
alokasi belanja daerah, sumber dan penggunaan pembiayaan yang disertai dengan
asumsi yang mendasarinya.
B. Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum APBD
Tujuan penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
adalah :
1. Memberikan arah bagi pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan pada
tahun 2011 agar berdayaguna dan berhasilguna ;
Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2011 ~ 2 ~
2. Mengoptimalkan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ;
3. Meningkatkan koordinasi antara eksekutif dan legislatif dalam memantapkan
penyusunan perencanaan anggaran yang transparan dan akuntabel.
C. Dasar Penyusunan Kebijakan Umum APBD
Dasar penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2011 adalah :
1. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ;
2. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional ;
4. Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pemerintah Pusat dan Daerah;
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.
8. Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pokok-
Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Kendal sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 3 Tahun 2008
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 11 Tahun
2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Kendal.
Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2011 ~ 3 ~
II. KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH
A. Kondisi Perekonomian
Kondisi perekonomian di Kabupaten Kendal berdasarkan indikator PDRB,
terlihat semakin membaik. Nilai PDRB terus mengalami peningkatan dari tahun
2006 sampai dengan tahun 2009 dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 11,37 %
untuk PDRB berdasarkan harga berlaku dan 4,08 % untuk PDRB atas dasar harga
konstan. PDRB berdasarkan harga berlaku pada tahun 2006 sebesar Rp. 6.914.938,90
juta dan meningkat menjadi Rp. 9.316.508,91 juta pada tahun 2009. PDRB atas dasar
harga berlaku menunjukkan kemampuan sumberdaya ekonomi yang dihasilkan
oleh suatu daerah, peningkatan nilai PDRB tersebut menunjukkan peningkatan
sumberdaya ekonomi di Kabupaten Kendal. Sedangkan PDRB atas dasar harga
konstan menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Data secara
lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1 Produk Domestik Regional Bruto dan Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Kendal Tahun 2006-2009
Harga Berlaku Harga Konstan Tahun
(Jutaan Rupiah) Pertumbuhan (%) (Jutaan Rupiah) Pertumbuhan
(%)
2005 6.062.457,28 4.277.605,53
2006 6.914.938,90 14,06 4.434.408,17 3,67
2007 7.697.675,55 11,32 4.625.455,58 4,31
2008 8.699.639,51 13,02 4.822.465,28 4,26
2009 9.316.508,91 7,09 5.020.087,37 4,10 Sumber data : BPS Kabupaten Kendal, *) angka sangat sementara
Empat sektor utama yang memberikan kontribusi terhadap PDRB
Kabupaten Kendal adalah sektor industri pengolahan, sektor pertanian, sektor
perdagangan, hotel & restoran, serta sektor jasa-jasa. Sektor industri pengolahan
merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar pada nilai PDRB di
Kabupaten Kendal, dimana pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2009
kontribusi sektor tersebut terhadap nilai PDRB berkisar antara 35,56% pada
tahun 2006 dan pada tahun 2009 menjadi sebesar 34,95 %. Penurunan persentase
Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2011 ~ 4 ~
kontribusi sektor industri pengolahan tersebut dibarengi dengan peningkatan
kontribusi sektor jasa-jasa dan sektor keuangan, persewaan & jasa perusahaan.
Dimana sektor jasa-jasa persentasenya terus mengalami peningkatan dari 9,67%
pada tahun 2006 menjadi 10,27% pada tahun 2009. Sedangkan sektor sektor
keuangan, persewaan & jasa perusahaan pada tahun 2009 kontribusinya
mencapai 3,20%. Sedangkan kontribusi sektor pertanian cenderung konstan dari
tahun ke tahun, dengan proporsi 24-25% dari PDRB atas dasar harga berlaku.
Hal tersebut menunjukkan bahwa struktur perekonomian di Kabupaten Kendal
berbasis pada sektor industri pengolahan dan pertanian, namun sektor-sektor
informal perdagangan dan keuangan juga tumbuh tiap tahunnya. Kontribusi
sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Kendal tahun 2006 sampai
dengan tahun 2009 dapat dillihat pada Tabel 2.2 berikut ini.
Tabel 2.2 Kontribusi Sektor Produk Domestik Regional Bruto
Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Kendal Tahun 2006-2009
No Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009*)
1 Pertanian 1.419.016,16 1.721.487,89 1.917.346,55 2.149.845,29 2.271.396,99
2 Pertambangan dan Penggalian 63.578,40 76.435,10 92.427,28 105.295,92 116.460,71
3 Industri Pengolahan 2.278.843,17 2.459.051,68 2.728.472,51 3.076.225,13 3.256.161,69
4 Listrik, Gas, & Air Minum 89.837,23 107.185,92 131.818,72 147.737,10 154.441,04
5 Bangunan 225.552,96 271.349,21 285.025,89 311.125,50 357.305,91
6 Perdagangan, Hotel & Restoran
1.072.344,36 1.191.663,89 1.333.648,35 1.497.457,44 1.586.171,31
7 Pengangkutan dan Komunikasi
174.674,93 225.348,04 253.537,11 293.682,01 319.369,40
8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
167.945,84 194.074,14 218.784,82 251.547,90 298.418,73
9 Jasa-jasa 570.664,23 668.343,03 736.614,32 866.723,22 956.783,13
PDRB 6.062.457,28 6.914.938,90 7.697.675,55 8.699.639,51 9.316.508,91
Sumber data : BPS Kabupaten Kendal
Pendapatan perkapita yang ditunjukkan dengan nilai PDRB perkapita
adalah salah satu angka yang dipakai untuk melihat keberhasilan pembangunan
dari aspek perekonomian suatu wilayah. Perkembangan PDRB perkapita
Kabupaten Kendal atas dasar harga berlaku maupun harga konstan
menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun, dari tahun 2005 sampai
Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2011 ~ 5 ~
dengan tahun 2008. Dalam kurun waktu tiga tahun dari tahun 2005 hingga 2009,
PDRB perkapita Kabupaten Kendal berdasarkan harga berlaku mengalami
peningkatan sebesar 45,23% dari Rp 6.714.762,93 juta menjadi Rp 9.751.706,61 juta
pada tahun 2009. Sedangkan PDRB per kapita berdasarkan harga konstan
mengalami pertumbuhan rata-rata 2,62% per tahun, dimana tahun 2009 nilainya
menjadi sebesar Rp. 5.254.588,36 juta. Data selengkapnya sebagaimana dalam
Tabel 2.3 berikut :
Tabel 2.3 PDRB Per Kapita Kabupaten Kendal dan Pertumbuhannya
Tahun 2005-2009
PDRB Per Kapita (Rp) Pertumbuhan (%)
Tahun Atas Dasar Harga Berlaku
Atas Dasar Harga Konstan
Atas Dasar Harga Berlaku
Atas Dasar Harga Konstan
Laju Inflasi
2005 6.714.762,93 4.737.865,48
2006 7.548.540,79 4.840.724,02 12,42 2,17 6,08
2007 8.296.348,32 4.985.192,01 9,91 2,98 6,96
2008 9.190.640,98 5.108.830,56 10,78 2,48 12,74
2009 9.751.706,61 5.254.588,36 6,1 2,85 2,38 Sumber data : BPS Kabupaten Kendal
B. PROSPEK EKONOMI TAHUN 2011
Berdasarkan latar belakang kondisi ekonomi Kabupaten Kendal pada tahun-
tahun sebelumnya dan dengan mempertimbangkan kondisi umum perekonomian
Nasional dan regional Jawa Tengah, ekonomi daerah Kabupaten Kendal tahun 2011
dalam konteks makro regional diestimasikan masih mampu berkembang dan
tumbuh secara dinamis dalam kerangka pembangunan daerah dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Prediksi perekonomian tahun 2011 diharapkan akan lebih
baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya, walaupun mungkin akan sedikit
melambat pada awal tahun, akibat kenaikan harga barang yang terjadi sebagai
dampak dari rencana kenaikan TDL yang diperkirakan akan dilaksanakan pada
pertengahan tahun 2010 dan rencana pencabutan subsidi BBM untuk kendaraan
roda dua. Hal tersebut tentu saja akan berpengaruh langsung terhadap
Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2011 ~ 6 ~
perekonomian makro secara nasional. Kenaikan TDL sebesar 18% diperkirakan akan
memberikan dampak langsung terhadap tingkat inflasi sebesar 0,36%, dampak yang
terjadi tentunya akan semakin besar jika ditambah dengan perilaku pengusaha yang
memanfaatkan momentum tersebut untuk menaikkan harga barang dengan dalih
kenaikan TDL. Kenaikan harga barang tentunya akan sangat berpengaruh terhadap
daya beli masyarakat, terutama masyarakat rentan dan juga berpengaruh terhadap
laju pertumbuhan ekonomi untuk sementara waktu sehingga pada tahun 2011
diperlukan berbagai upaya untuk dapat meredam dampak yang diperkirakan akan
terjadi tersebut.
Berdasarkan kondisi dan situasi perekonomian daerah Kabupaten Kendal
dan melihat prospek perekonomian tahun 2011 maka fokus kebijakan perekonomian
Kabupaten Kendal adalah:
1. Meningkatkan peran UMKM dalam pemenuhan kebutuhan pasar domestik
dan berorientasi ekspor serta pengembangan kewirausahaan untuk mendorong
daya saing;
2. Meningkatkan struktur perekonomian daerah melalui pengembangan potensi
dan produk unggulan daerah yang berorientasi ekspor dan memiliki daya
saing;
3. Meningkatkan produktivitas pertanian, perikanan, kelautan dan kehutanan
yang berorientasi pada sistem agribisnis dan agroindustri guna
mempertahankan swasembada pangan dan ketahanan pangan daerah;
4. Meningkatkan kualitas produk sektor perindustrian, perdagangan dan
pariwisata melalui pemanfaatan dan inovasi teknologi, kelembagaan dan
sarana prasarana pendukung;
5. Meningkatkan investasi dan akses pasar untuk mendorong pertumbuhan
sektor riil dalam rangka memperluas kesempatan kerja dan penanggulangan
kemiskinan.
Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2011 ~ 7 ~
III. ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)
Asumsi-asumsi dasar ekonomi makro dalam penyusunan Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) adalah :
A. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 4,76%
B. Laju inflasi Kabupaten Kendal pada tahun 2011 berada pada kisaran 6-7%
C. PDRB menurut lapangan usaha berdasarkan harga berlaku dapat mencapai
kurang lebih 10,999 triliun rupiah. PDRB atas dasar harga konstan 5,414
triliun rupiah dan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku Rp. 9.674.525,77.
Tabel 3.1
Prediksi Indikator Ekonomi Makro Kabupaten Kendal Tahun 2011
No Indikator 2011
1 PDRB
a. Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah) 10.999.524,70
b. Atas Dasar Harga Konstan (juta rupiah) 5.414.617,09
2 Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 4,76
3 Inflasi (%) 6-7
4 PDRB Per Kapita Atas dasar harga berlaku (Rp) 9.674.525,77 Sumber data : BPS Kabupaten Kendal
IV. KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH
Kebijakan alokasi penganggaran dalam rangka mewujudkan pembangunan
Kabupaten Kendal tahun 2011 secara umum ditujukan dalam rangka memecahkan
permasalahan penting (important) dan mendesak ( urgent ) yang dapat menjadi
sektor/bidang pengungkit ( leverage sector ) dan mengarah pada sektor/bidang
pendorong utama (prime move) pembangunan guna tercapainya pertumbuhan
ekonomi yang tinggi dan berkualitas, serta penciptaan lapangan kerja yang
memadai. Dengan tetap memperhatikan pemenuhan kebutuhan dasar seperti
pendidikan; kesehatan dan perumahan pemukiman serta penanggulangan
kemiskinan.
Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2011 ~ 8 ~
Berkenaan dengan hal tersebut diatas, agar alokasi anggaran pada program dan
kegiatan SKPD lebih realistis, terukur serta akuntabel perlu disusun kebijakan
pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah sebagai pedoman dalam penyusunan
APBD Kabupaten Kendal tahun 2011.
A. Pendapatan Daerah
Dalam kebijakan perencanaan pendapatan daerah Pemerintah Daerah
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas
umum daerah, yang menambah ekuitas dana lancar sebagai hak pemerintah
daerah dalam 1 (satu) tahun, anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh
daerah.
2) Seluruh pendapatan daerah dianggarkan dalam APBD secara bruto,
mempunyai makna bahwa jumlah pendapatan yang dianggarkan tidak boleh
dikurangi dengan belanja yang digunakan dalam rangka menghasilkan
pendapatan tersebut dan/atau dikurangi dengan bagian pemerintah
pusat/daerah lain dalam rangka bagi hasil.
3) Pendapatan daerah merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang
dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan.
Pendapatan daerah terdiri dari:
1) Pendapatan Asli Daerah (PAD)
a) Dalam merencanakan target pendapatan daerah dari kelompok
Pendapatan Asli Daerah ditetapkan secara rasional dengan
mempertimbangkan realisasi penerimaan tahun lalu, potensi, dan asumsi
pertumbuhan ekonomi yang dapat mempengaruhi terhadap masing -
masing jenis penerimaan, obyek penerimaan serta rincian obyek
penerimaan;
b) Dalam upaya peningkatan pendapatan asli daerah, pemerintahan daerah
tidak menetapkan kebijakan yang memberatkan dunia usaha dan
Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2011 ~ 9 ~
masyarakat. Upaya peningkatan pendapatan asli daerah dapat ditempuh
melalui penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi pemungutan
pajak dan retribusi daerah, meningkatkan ketaatan wajib pajak dan
pembayar retribusi daerah serta peningkatan pengendalian dan
pengawasan atas pemungutan pendapatan asli daerah untuk terciptanya
efektifitas dan efisiensi yang diikuti dengan peningkatan kualitas,
kemudahan, ketepatan dan kecepatan pelayanan;
c) Upaya Intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah dan retribusi daerah
serta lain-lain pendapatan yang sah terus ditingkatkan sesuai dengan
potensi pungutan;
d) Regulasi Peraturan daerah tentang Pendapatan Daerah yang tidak
bertentangan dengan kebijakan investasi ( Pro Investasi );
e) Mengoptimalkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah yakni PDAM;
Perusda Farmasi; Perusda Aneka Usaha; Perusda BPR Kendali Artha dan
Perusda BPR/BKK untuk memberikan konstribusi kepada pemerintah
daerah.
f) Menyelenggarakan pelayanan prima melalui pengadaan sarana dan
prasarana yang dapat memberikan kenyamanan dan keamanan serta
pelayanan yang cepat dan sederhana dengan didukung oleh teknologi
informasi yang memadai.
2) Dana Perimbangan
Sebelum adanya penetapan pagu Dana Perimbangan Tahun Anggaran 2011
dari pemerintah atasan yakni Pusat maupun Provinsi , maka proyeksi
pendapatan dari pos Dana Perimbangan pemerintah daerah dapat
menggunakan pagu definitif Dana Perimbangan Tahun Anggaran 2010.
Untuk penyesuaian pagu definitif Dana Perimbangan Tahun Anggaran 2011
akan ditampung di dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2011.
Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2011 ~ 10 ~
3) Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
a) Lain-lain pendapatan yang ditetapkan pemerintah termasuk dana
penyesuaian dan dana otonomi khusus dianggarkan pada lain-lain
pendapatan daerah yang sah.
b) Dana bagi hasil pajak dari provinsi yang diterima oleh Kabupaten
merupakan lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Proyeksi APBD tahun 2011 dengan asumsi tidak ada perubahan kebijakan
peraturan perundangan yang mengatur tentang pendapatan yang berakibat
hilangnya obyek pendapatan seperti pembatalan PERDA berkaitan dengan
pendapatan; Tidak terjadi kenaikan harga yang ekstrem seperti inflasi atau
devaluasi serta kondisi perekonomian yang stabil maka proyeksi pendapatan
tahun 2011 digambarkan sebagai berikut : Pendapatan Asli Daerah diprediksi
sebesar Rp 85.875.360.700,- yang terdiri dari Hasil Pajak Daerah Rp
18.541.000.000,-; Hasil Retribusi Daerah sebesar Rp 14.606.708.000,- ; Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan sebesar Rp 4.444.809.500,- Serta
Lain-lain pendapatan yang sah Rp 48.282.843.200,-. Sedangkan Dana
Perimbangan sebesar Rp 634.400.649.000,- yang terdiri dari Bagi hasil
Pajak/Bukan Pajak Rp. 57.179.063.000,- Dana Alokasi umum Rp 520.676.886.000,-
dan Dana Alokasi Khusus Rp 58.544.700.000,-. Selanjutnya untuk Pos Lain-lain
Pendapatan yang sah sebesar Rp 121.254.262.800,- terdiri dari dari Dana Bagi
Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya Rp 36.467.927.000,-,
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus sebesar Rp. 54.658.267.800,- dan
Bantuan Keuangan dari Provinsi sebesar Rp 30.128.068.000,-. Dengan demikian
Total pendapatan tahun 2011 diprediksi sebesar Rp 843.530.272.500,-.
B. Belanja Daerah
Dengan berpedoman pada prinsip –prinsip penganggaran, belanja daerah
tahun anggaran 2011 disusun dengan pendekatan anggaran berbasis kinerja yang
berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Belanja daerah
tahun 2011 akan dipergunakan untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintah
Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2011 ~ 11 ~
yang menjadi kewenangan Kabupaten, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan
pilihan.
Kebijakan perencanaan belanja daerah yang dianggarkan dalam APBD Tahun
anggaran 2011 sebagai berikut :
1) Belanja dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib digunakan untuk
melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya
memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan
pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum
yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial dan penanggulangan
kemiskinan.
2) Belanja daerah disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang
berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan secara
terukur. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas
perencanaan anggaran serta memperjelas efektivitas dan efisiensi
penggunaan anggaran.
3) Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, pemerintah daerah
memberikan perhatian yang maksimal terhadap upaya peningkatan investasi
di daerah, termasuk investasi bidang pendidikan.
4) Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang efektivitas
pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam rangka
melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang menjadi tanggung
jawabnya. Peningkatan alokasi anggaran belanja yang direncanakan oleh
setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah harus SMART ( Spesifict, Measurable,
Acceptable, Reliable, Time ) yang diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
5) Penggunaan dana perimbangan diprioritaskan untuk kebutuhan sebagai
berikut:
Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2011 ~ 12 ~
a) Penerimaan dana bagi hasil pajak diprioritaskan untuk mendanai
perbaikan lingkungan pemukiman di perkotaan dan di perdesaan,
pembangunan irigasi, jaringan jalan dan jembatan;
b) Penerimaan dana bagi hasil sumber daya alam diutamakan
pengalokasiannya untuk mendanai pelestarian lingkungan areal
pertambangan, perbaikan dan penyediaan fasilitas umum, sosial,
pelayanan kesehatan dan pendidikan untuk tercapainya standar
pelayanan minimal yang ditetapkan peraturan perundang - undangan;
c) Dana alokasi umum ditujukan untuk mendanai kebutuhan belanja
pegawai negeri sipil daerah dan urusan wajib dalam rangka peningkatan
pelayanan dasar dan pelayanan umum;
d) Dana alokasi khusus (DAK) dialokasikan kepada daerah tertentu untuk
mendanai kebutuhan fisik, sarana dan prasarana dasar yang menjadi
urusan daerah antara lain program dan kegiatan pendidikan, kesehatan
dan lain-lain sesuai dengan petunjuk teknis yang ditetapkan oleh menteri
teknis terkait sesuai dengan peraturan perundang - undangan;
e) Pemerintah daerah menyediakan dana pendamping/ cost sharing pada
program/kegiatan yang berasal dari pusat maupun Provinsi sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
6) Belanja Pegawai.
a) Besarnya penyediaan gaji pokok/tunjangan Pegawai Negeri Sipil Daerah
(PNSD) mempedomani ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil;
b) Penganggaran gaji dan tunjangan ketiga belas PNSD dan tunjangan
jabatan struktural/fungsional dibayarkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
c) Untuk mengantisipasi pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah
(CPNSD), pemerintah daerah menganggarkan dalam APBD sesuai dengan
jumlah CPNSD dan formasi pegawai tahun 2011 ;
Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2011 ~ 13 ~
d) Dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan produktivitas PNSD,
khususnya bagi PNSD yang tidak menerima tunjangan jabatan struktural,
tunjangan jabatan fungsional atau yang dipersamakan dengan tunjangan
jabatan, diberikan Tunjangan Umum setiap bulan. Besarnya Tunjangan
Umum dimaksud tetap berpedoman pada Peraturan Presiden Republik
lndonesia Nomor 12 Tahun 2006 tentang Tunjangan Umum Bagi Pegawai
Negeri Sipil;
e) Dalam merencanakan belanja pegawai diperhitungkan "accres" gaji paling
tinggi 2,5% yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk mengantisipasi
adanya kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga, dan
penambahan jumlah pegawai akibat adanya mutasi;
f) Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pegawai negeri sipil daerah
dan pegawai tidak tetap diberikan uang makan dengan memperhatikan
kemampuan keuangan daerah yang diatur dalam peraturan bupati.
g) Pemberian honorarium bagi PNSD dibatasi dengan mempertimbangkan
asas efisiensi, kepatutan dan kewajaran serta pemerataan penerimaan
penghasilan, yang besarannya ditetapkan dalam keputusan kepala daerah.
7) Belanja Hibah
a) Belanja Hibah digunakan untuk menganggarkan pemberian uang, barang
dan/atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya,
perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang
secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan
tidak mengikat serta tidak secara terus menerus. Uang dan barang yang
diberikan dalam bentuk hibah harus digunakan sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam naskah perjanjian hibah daerah.
b) Hibah dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada pemerintah atau
pemerintah daerah lainnya dapat diberikan dalam rangka menunjang
peningkatan penyelenggaraan fungsi pemerintahan di daerah dan layanan
Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2011 ~ 14 ~
dasar umum sepanjang ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan.
c) Hibah dapat diberikan kepada perusahaan daerah dalam rangka
menunjang peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan hibah kepada
badan/lembaga/organisasi swasta dan/atau kelompok
masyarakat/perorangan sepanjang berpartisipasi dalam penyelenggaraan
pembangunan daerah.
d) Pemberian hibah dalam bentuk barang dapat dilakukan apabila barang
tersebut tidak dimanfaatkan oleh pemerintah daerah yang bersangkutan
tetapi dibutuhkan oleh pemerintah atau pemerintah daerah lainnya
dan/atau kelompok masyarakat/perorangan.
8) Bantuan Sosial
a) Bantuan sosial digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan
dalam bentuk uang dan/atau barang kepada masyarakat yang bertujuan
untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pemberian bantuan sosial
tersebut tidak secara terus menerus/tidak berulang setiap tahun anggaran,
selektif dan memiliki kejelasan peruntukan penggunaannya.
b) Untuk optimalisasi fungsi APBD sebagaimana diamanatkan dalam
ketentuan Pasal 16 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
pengalokasian bantuan sosial tahun demi tahun diupayakan semakin
berkurang agar APBD berfungsi sebagai instrument pemerataan dan
keadilan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pengurangan jumlah bantuan sosial bertujuan agar dana APBD dapat
dialokasikan mendanai program dan kegiatan pemerintahan daerah yang
dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, menciptakan lapangan
kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta
meningkatkan efisiensi dan efektifitas perekonomian. Dengan demikian
dapat dihindari adanya diskriminasi pengalokasian dana APBD yang
hanya dinikmati oleh kelompok masyarakat tertentu saja.
Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2011 ~ 15 ~
9) Belanja Bantuan Keuangan
a) Belanja bantuan keuangan digunakan untuk menganggarkan bantuan
keuangan yang bersifat umum atau khusus dari pemerintah provinsi
kepada kabupaten, pemerintah desa dan kepada pemerintah daerah
lainnya atau dari pemerintah kabupaten kepada pemerintah desa atau
pemerintah daerah lainnya dalam rangka pemerataan dan/atau
peningkatan kemampuan keuangan bagi daerah dan/atau desa penerima
bantuan.
b) Bantuan keuangan yang bersifat umum peruntukan dan penggunaannya
diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah/pemerintah desa
penerima bantuan, sedangkan bantuan keuangan yang bersifat khusus
peruntukan dan pengelolaannya diarahkan/ditetapkan oleh
pemerintah/pemerintah daerah pemberi bantuan. Untuk pemberi bantuan
bersifat khusus dapat mensyaratkan penyediaan dana pendamping dalam
APBD atau anggaran pendapatan dan belanja desa penerima bantuan.
c) Dalam rangka menghindari duplikasi penganggaran, dalam APBD
kabupaten, urusan pemerintahan daerah yang bukan merupakan
kewenangan kabupaten tidak dapat dianggarkan dalam bentuk program
dan kegiatan pada SKPD Kabupaten, namun dapat dianggarkan pada
Belanja Bantuan Keuangan, baik yang bersifat umum maupun bersifat
khusus. Bantuan keuangan tersebut disalurkan ke kas daerah/desa yang
bersangkutan.
d) Untuk penganggaran bantuan keuangan kepada partai politik agar
mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang
Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik.
10) Belanja Tidak Terduga
Belanja Tidak Terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak
biasa/tanggap darurat dalam rangka pencegahan dan gangguan terhadap
stabilitas penyelenggaraan pemerintahan demi terciptanya keamanan dan
Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2011 ~ 16 ~
ketertiban di daerah dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan
bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya,
termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun
sebelumnya yang didukung dengan bukti-bukti yang sah.
Proyeksi belanja daerah tahun 2011 sebesar Rp 890.978.401.125,- terdiri dari
Belanja Tidak Langsung meliputi belanja pegawai, bunga, hibah, bantuan sosial,
belanja bantuan keuangan dan belanja tidak terduga sebesar Rp 653.473.630.125,-
dan Belanja Langsung meliputi belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta
belanja modal sebesar Rp. 237.504.771.000,-.
C. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu
dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada
tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran
berikutnya.
1) Penerimaan pembiayaan bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Tahun Lalu; Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan; Penerimaan
Pinjaman Daerah; Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman; Penerimaan
Piutang Daerah dan Penerimaan Kembali Penyertaan Modal (Investasi)
Daerah.
2) Pengeluaran Pembiayaan digunakan untuk Pembentukan Dana Cadangan;
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah pada Perusahaan Daerah/BUMD;
Pembayaran Pokok Utang; Pemberian Pinjaman Daerah dan Sisa lebih
Pembiayaan Anggaran Tahun Berjalan (SILPA).
Sisi pembiayaan daerah dari penerimaan daerah tahun anggaran 2011
sebesar Rp 55.721.676.475,- dan pengeluaran daerah sebesar Rp. 8.273.547.850,-.
Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2011 ~ 17 ~
V. PENUTUP
Demikian kebijakan umum APBD ini disusun untuk dibahas dan disepakati untuk
menjadi pedoman dalam penyusunan PPAS dan RAPBD Tahun Anggaran Tahun
Anggaran 2011.
Kendal, 21 Juni 2010
BUPATI KENDAL
SITI NURMARKESI