Download - Implikasi uu koperasi (yuti)

Transcript
Page 1: Implikasi uu koperasi (yuti)

Seminar“Implikasi UU Koperasi No. 17 Tahun 2012 Terhadap

Pembangunan Pertanian” PERHEPI Bogor, 11 Juli 2013

Analisis kelembagaan

Gapoktan vs KoperasiOleh: Syahyuti

Page 2: Implikasi uu koperasi (yuti)

2

Richard Scott (Stanford University, USA.) 2008. Institutions and Organizations. Third Edition. SAGE Publications, Inc

Institution= “….are composed of cultured-cognitive, normative, and regulative elements that, together with associated activities and resources, provide stability and meaning of social live”.

Page 3: Implikasi uu koperasi (yuti)

Kekeliruan yang sering terjadi:

1. Menyebut “lembaga” (=institution) sama dengan “organisasi” (=organization)

2. Menganggap dengan membuat organisasi telah menyelesaikan masalah kelembagaan

3. Menganggap dengan mempelajari organisasi telah menganalisis kelembagaan

4. Kajian kelembagaan biasanya hanya meneliti kebijakan-kebijakan (belum masuk aspek normatif dan kultural kognitif).

Page 4: Implikasi uu koperasi (yuti)

4

In English Biasa diterjemahkan

menjadi

Terminologi semestinya

Batasan dan materinya

1. institution Kelembagaan, institusi

Lembaga norma, regulasi, pengetahuan-kultural. Menjadi pedoman dalam berperilaku aktor

2. institutional Kelembagaan, institusi

Kelembagaan Hal-hal berkenaan dengan lembaga.

3. organization Organisasi, lembaga, kelembagaan

Organisasi social group, yg sengaja dibentuk, punya anggota, utk mencapai tujuan tertentu, aturan dinyatakan tegas. (kelompok tani, koperasi, Gapoktan)

4. organizational Organisasi, keorganisasian, kelembagaan

Keorganisasian Hal-hal berkenaan dengan organisasi (struktur org, anggota, kepemimpinannya, manajemennya, dll).

Rekonseptualisasi “Lembaga” dan “Organisasi”

Page 5: Implikasi uu koperasi (yuti)

1.Regulative pillar “rules define relationship among role” rule setting, monitoring, sanksi kapasitas untuk menegakkan aturan reward and punishment melalui mekanisme informal (folkways) dan formal (polisi, pengeadilan) represi, constraint, dan meng-empower aktor

2.Normative pillar norma menghasilkan preskripsi (=lebih dari antisipasi dan prediksi), evaluatif, dan tanggung jawab

mencakup: value (= prefered and desirable) dan norm (how things should be done)

Gunanya agar tahu apa goal dan objectives kita, dan cara mencapainya meng-constraint dan meng-empower aktor

3.Cultural-cognitive pillar

Intinya meaning Konsep bersama tentang kehidupan sosial dan kerangka dimana makna-makna

diproduksi Sedimentasi makna dan kristalisasi makna dalam bentuk objektif Berisi proses interpretatif internal yang dibentuk oleh kerangka kultural eksternal Situation shared secara kolektif Bersifat individual dan variatif Culture = what is and what should be

Menurut New Institutionalism, ada 3 pilar dalam lembaga:

Page 6: Implikasi uu koperasi (yuti)

Aspek kelembagaan (dan

organisasi)

Kondisi dan permasalahan

1. Regulatif UU 17 tahun 2012: semakin kuatnya kontrol negaraUU belum dilengkapi Permen dan PPApa yang salah dengan UU lama (UU No. 25 tahun 1992)

2. Normatif Koperasi tidak lagi “dari, oleh, dan untuk anggota” (?)Koperasi adalah “binaan Kemenkop dan UKM”Koperasi tidak bisa menerima bantuan dari Kementan“Formalitas” tidak selalu sesuai dengan seluruh kondisi masyarakat

3. Kultural kognitif Koperasi bukanlah pilihan untuk collective actionTanpa berorganisasi (koperasi), agribisnis bisa dijalankanAda banyak koperasi fiktif

4. keorganisasian Terbatasnya wewenang RAT (mis. dalam pembagian SHU, pasal 78 ayat 2 )Koperasi adalah organisasi formal, dibentuk per jenis

Gambaran Kelembagaan Koperasi:

Page 7: Implikasi uu koperasi (yuti)

UU No 25 Tahun 1992 UU No 17 Tahun 2012

Definisi koperasi “badan usaha” dan “badan hukum” (=tidak konsisten)

“badan hukum” (=konsisten)

Makna koperasi Kurang luas makna yang lebih luas (general), detail dan tegas pada peran sebagai “koperasi pelayanan”

Modal koperasi kurang jelas Modal koperasi dan modal anggota terpisah.

Bidang cakupan bidang ekonomi. bidang ekonomi, sosial, dan budaya.

Tentang pedoman koperasi

Hanya menguraikan prinsip koperasi sebagai pedoman yang dianut koperasi (pasal 5)

Menguraikan prinsip koperasi sebagai pedoman untuk menjalankan kegiatan operasional, juga pada hal nilai (pasal 5)

Makna prinsip koperasi

sifat keanggotaan dan pengelolaan koperasi, dan balas jasa dari SHU yg diperoleh (pasal 5).

pelayanan prima sebagai prinsip koperasi, merevisi balas jasa dari SHU, krn dianggap bukan dlm makna pelayanan (pasal 6).

Asa kekeluargaan Diuraikan dengan jelas Kurang jelas menguraikannya

Perbedaan UU 25/1992 dengan UU 17/2012 (http://fitranhebat.blogspot.com)

Page 8: Implikasi uu koperasi (yuti)

Kel. Tani Gapoktan Koperasi P3A KUBA UPJA Posludes - klinik Agb –

kelompencapir

1. penyediaan benih V V V - V V -

2. Penyediaan pupuk dan obat-obatan

V V V V

3. penyediaan modal V V V - V V -

4. Penyediaan alsintan

V V V V

5. penyediaan air irigasi

V - - V - - -

6. Penyediaan tenaga kerja

V - - - - V -

7. Pengolahan hasil panen

V V V - V V -

8. Pemasaran hasil panen

V V V - V - -

9. penyediaan informasi pasar

V V - - - V V

10. Penyediaan informasi teknologi

V V V - V V V

Aktivitas agribisnis dan organisasi-organisasi yang dapat menjalankannya

Page 9: Implikasi uu koperasi (yuti)

9

Relasi yang dijalankan petani dalam menjalankan usaha (Kasus di Kec Ciawi, Bogor):

Aktivitas Sec mandiri relasi individual relasi kolektif

1. Pemenuhan benih dan bibik

benih sendiri, Beli dari kios dan petani lain Bantuan pemerintah melalui kel tani

2. pupuk dan obat-obatan

pupuk organik sendiri membeli dari kios dari koperasi bantuan pemerintah melalui kel tani

3. Modal modal sendiri Meminjam saudara, pelepas uang, dan bank

dari Gapoktan

4. Lahan Lahan milik sendiri Menyewa, menyakap, membeli gadaian, dan tanah terlantar

disewakan oleh Gapoktan.

5. Pengolahan lahan TK keluarga sendiri buruh tani, ternak, traktor ---

6. air irigasi “menggiring” air sendiri Mengupahkan orang lain ---

7. TK untuk budidaya TK keluarga sendiri TK tetangga dan saudara ---

8. Pengolahan hasil Olah sendiri, jasa huller ---

9. Pemasaran hasil --- Menjual ke pedagang di desa dan di pasar

melalui Gapoktan

10.Pemenuhan teknologi

Mencari sendir Bertanya ke tetangga, saudara, penyuluh, dan ketua kelompok

pertemuan di kelompok tani dan Gapoktan

Page 10: Implikasi uu koperasi (yuti)

Gapoktan Koperasi

1. legalitas Tidak berbadan hukum Berbadan hukum

2. Level organisasi intergroup association, representatives of groups, secondary level organization

Individual organization (primer koperasi) dan secondary level organization (induk koperasi)

3. administrasi Menerima bantuan dari Kementan

Menerima bantuan dari Kemenkop dan UKM

4. Cakupan pelayanan

Tujuan multipurpose Single (Pasal 83: koperasi konsumen, produsen, jasa, SP)

5. Dasar hukum Permentan 273/2007 UU 17 tahun 2012

Perbedaan aspek keorganisasian Gapoktan dan koperasi

Page 11: Implikasi uu koperasi (yuti)

Nota kesepakatan bersama Menteri Pertanian dan Kementerian Koperasi dan UKM tentang Pembinaan dan Fasilitasi Gapoktan

membentuk koperasi pertanian. (No. 01/Mentan/MOU/OT.220/I/2011 dan No.

01/NKB/M.KUM/I/2011) :

1. Kementan bertanggung jawab dalam pengembangan sistem pemberdayaan petani dan kelembagaan petani

2. Pengembangan Gapoktan diarahkan untuk meningkatkan kekuatan, status dan daya tawar petani

3. Gapoktan diarahkan untuk membentuk “koperasi pertanian” (tidak ada dalam UU 17/2012 ?)

4. Gapoktan dilatih dan difasilitasi untuk dapat badan hukum.

Page 12: Implikasi uu koperasi (yuti)

Permasalahan:

1. Gapoktan adalah secondary level organization yang “anggotanya” kelompok tani

2. Jika Gapoktan langsung jadi Koptan, maka ia adalah koperasi primer (individual organization) yang anggotanya adalah orang (individu)

3. Jika mau membentuk koperasi induk (secondary level org), maka harus dibentuk dulu individual org (= setidaknya 3 koperasi primer). Apakah kelompok tani akan menjadi koperasi juga?

4. Bagaimana pemilahan peran antara kelompok tani dan koperasi, dan organisasi2 yang lain.

Page 13: Implikasi uu koperasi (yuti)

13

Kebutuhan organisasi petani ke depan:

Fungsi yang harus dipenuhi:1. Fungsi administrasi pembangunan (= untuk

kepentingan penyaluran bantuan, dll)2. Fungsi komunikasi horizontal dan vertikal3. Fungsi partisipasi dalam pembangunan4. Fungsi kolektifitas (= ekonomi) 5. Fungsi perwakilan/representatif (=politik)

Page 14: Implikasi uu koperasi (yuti)

Demikian, terima kasih