i
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN NASIONALISME
DALAM KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEROHANIAN
ISLAM DI SMK NEGERI 1 TENGARAN KAB. SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
Lella Nur Ariyanto Putri
NIM. 23010 16 0181
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
ii
iii
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN NASIONALISME
DALAM KEGIATANEKSTRAKULIKULER KEROHANIAN
ISLAM DI SMK NEGERI 1 TENGARAN KAB. SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
Lella Nur Ariyanto Putri
NIM. 23010160181
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
iv
v
vi
vii
MOTTO
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, Jadikanlah
negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-
buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada
Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang
kafirpun aku beri kesenangan sementara, kemudian aku paksa ia
menjalani siksa neraka dan Itulah seburuk-buruk tempat kembali"
viii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat serta karunia-Nya,
skripsi ini penulis persembahkan untuk :
1. Kedua orang tua saya Bapak Surata dan Ibu Nur Hayati Amd yang selalu
membimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih sayang, motivasi dalam
kehidupanku, serta mendengarkan keluh kesah selama menjadi mahasiswa.
Semoga kedua orang tuaku selalu diberikan kesehatan, dilapangkan rizkinya,
dijauhkan dari segala malapetaka, dan diberikan umur yang panjang penuh
barokah.
2. Saudara kandungku Adikku Dimas Ariya Nur Ariyanto Putra atas candaan dan
tawanya dalam menghiburku selama megerjakan sekripsi. Penulis mendoakan
semoga selalu diberikan kesehatan, umur yang panjang, rizki, dilancarkan
sekolahnya serta menjadi kebangaan keluarga.
3. Keluarga Besarku Simbah Sunadi, Simbah Sunarti, Mak Ni, Tante Rina
Hidayati Amd, Tante Ida Rahmawati Amd, Tante Eli Khoiriwati S.Sos, Tante
Ratna Imaningsih S.Pd, Brigader Om Surya Joni Prasetyo ST, Om Maman
yang telah mendukungku, membantuku selama dalam perkuliahan serta
memotivasiku selama menjadi mahasiswa. Penulis mendoakan semoga
diberikan kesehatan, rizki, dan umur panjang penuh barokah.
ix
4. Saudara sepupuku Firdha Avivia Putri Kiswari S.Pd, Dek Arfin, Dek Lutfia
Rahman, Dek Ghalih Bakti Negara, Dek Aqila Rahman, dan Dek Shanum
Alula Prasetyo terimakasih telah menjadi rumah setiap pulang, Penulis
mendoakan diberikan kelancaran sekolahnya, umur panjang dan menjadi anak
yang bermanfaat.
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, Penulis panjatkan kepada Allah
Swt yang selalu memberikan nikmat, kaunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada
penulis sehinggap penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Implementasi Pendidikan Nasionalisme Ekstrakulikuler Kerohanian Islam di
SMK Negeri 1 Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020.”
Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi
agung Muhammad Saw, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang
selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya
umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan
menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama Islam.
Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh
karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyudin, M.Ag selaku Rektor IAIN Salatiga;
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga;
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si Ketua Program Studi PAI IAIN Salatiga;
4. Ibu Dra. Widiyastuti, M.Pd. selaku Pembimbing skripsi yang telah
membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, memberikan ide dan inspirasi
kepada Penulis serta meluangkan waktunya untuk Penulis sehingga skripsi ini
terselesaikan;
xi
5. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta
karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang
pendidikan S1;
6. Sahabat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kota Salatiga dan teman dekatku
yang selalu memberikan motivasi kepadaku dan membantu menyelesaikan
skripsi ini;
7. Sahabat-sahabati di organisasi ekstra kampus kota salatiga, terimakasih atas
doa dan motivasinya sehingga penulisan skripsi ini bisa terselesaikan;
8. Sahabat-sahabat seperjuanganku angkatan 2016 khususnya prodi PAI.
9. Keluarga besar SMK Negeri 1 Tengaran Kabupaten Semaramg; dan
10. Sahabat Kos Putri Aldafi atas doa dan dukungan nya sehingga penulisan
sekripsi ini bisa tereselesaikan.
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.Semoga
hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca
pada umumnya.Amin.
Salatiga, 15 November 2019
Lella Nur Ariyanto Putri
NIM. 23010 16 0181
xii
ABSTRAK
Ariyanto Putri, Lella Nur. 2020. Implementasi Pendidikan Nasionalisme
Ekstrakulikuler Kerohanian Islam Smk Negeri 1 Tengaran Kab.Semarang
Tahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi, Salatiga: Program Studi Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
Pembimbing: Dra. Widiyastuti, M.Pd.
Kata Kunci: Pendidikan, Nasionalisme, Ekstrakurikulikuler Kerohanian Islam.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui 1) Implementasi Penanaman
Pendidikan Nasionalisme; 2) Faktor Pendukung dan Penghambat Penanaman
Nilai Nasionalisme pada Peserta Didik SMK Negeri 1 Tengaran.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.Teknik pengumpulan data
menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.Subjek dalam
penelitian ini adalah Pembina SKI dan Peserta didik sebagai Informan.Teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif meliputi reduksi data,
display data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Penanaman nilai nasionalisme yang
ada di ekstrakurikuler SKI berlandaskan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila, undang-undang dan pendidikan karakter.Persiapan yang dilakukan nilai
nasionalisme pada kegiatan SKI yaitu megikuti standar kurikulum yang
diterapkan dari sekolah meliputi sikap tanggungjawab, toleransi, peduli, gotong
royong dan peduli sosial antar sesama masyarakat elemen sekolah. Faktor
pendukung penanaman nilai nasionalisme meliputi: 1) Sarana dan prasarana; 2)
Bimbingan dari Pembina SKI 3) Dukungan dari sekolah, guru dan anggota SKI;
4) Sikap tanggungjawab peserta didik terhadap progam kerja SKI; 5) Dukungan
dari pihak sekolah dan anggota SKI. Sedangkan Faktor penghambat penanaman
nasionalisme di ekstrakulikuler SKI meliputi: 1) Sifat malas siswa ketika
mengikuti ekstrakulikuler SKI; 2) Waktu pelaksanaan Kegiatan SKI yang kurang
masksimal; dan 4) Pengaruh lingkungan pergaulan.
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL LUAR ........................................................................... i
LEMBAR BERLOGO......................................................................................... ii
HALAMAN SAMPUL DALAM........................................................................ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN......................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN............................................................................. vi
MOTTO................................................................................................................ vii
PERSEMBAHAN................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR......................................................................................... ix
ABSTRAK............................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
xii
xiii
DAFTAR TABEL................................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................. 1
B. Fokus Penelitian......................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian....................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian..................................................................................... 8
E. Penegasan Istilah........................................................................................ 9
F. Sistematika Penulisan................................................................................
10
BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................................ 12
A. Landasan Teori ......................................................................................... 12
1. Pendidikan Nasionalisme...................................................................... 12
a. Pengertian Pendidikan...................................................................... 12
b. Unsur-Unsur Pendidikan.................................................................. 15
c. Tujuan Pendidikan............................................................................ 16
2. Nasionalisme.........................................................................................
a. Pengertian Nasionaisme................................................................ .
b. Unsur-unsur Nasionalisme..............................................................
c. Evolusi Nasionalisme……………………………………………..
18
18
21
24
3. Ekstrakurikuler...................................................................................... 27
B. Kajian Pustaka............................................................................................
32
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 36
A. Jenis Penelitian........................................................................................... 36
B. Lokasi Penelitian dan Waktu..................................................................... 37
C. Sumber Data............................................................................................... 37
D. Prosedur Pengumpulan Data...................................................................... 38
E. Analisis Data.............................................................................................. 41 F. Pengecekan Keabsahan Temuan................................................................ 43
xiv
BAB IV PAPARAN DAN ANALISISDATA............................................... 45
A. Paparan Data......................................................................................... 45
1. Gambaran Umum dan Objek Penelitian SMKN 1 Tengaran.......... 45
2. Deskripsi Data Penelitian................................................................ 58
B. Analisis Data......................................................................................... 66
BAB V PENUTUP......................................................................................... 71
A. Simpulan................................................................................................ 71
B. Saran......................................................................................................
72
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 73
LAMPIRAN...................................................................................................... 75
xv
DAFTAR TABEL
Tabel. 4.1 Jumlah Siswa.................................................................................... 61
Tabel. 4.2 Jumlah Tenaga Pendidik dan Kependidikan .................................. 62
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Pedoman Wawancara
2. Lampiran 2 Hasil Wawancara
3. Lampiran 3 Surat Tugas Pembimbing Skripsi
4. Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian
5. Lampiran 5 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
6. Lampiran 6 Lembar Bimbingan Skripsi
7. Lampiran 7 Daftar Nilai SKK
8. Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup
9. Lampiran 9 Foto Hasil Observasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang melaksanakan
pendidikan dan pengajaran dengan sengaja, teratur, dan terencana.Sekolah
melakukan pembinaan pendidikan untuk peserta didiknya didasarkan pada
kepercayaan dan tuntutan lingkungan keluarga dan masyarakat yang tidak
mampu atau tidak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan
pendidikan di lingkungan masing-masing. Karena lingkungan sekolah adalah
lingkungan terkdekat kedua setelah keluarga,
UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan berencana dalam menumbuhkan kegiatan belajar yang secara aktif
peserta didik mengembangkan potensi diri yang dimilikinya sebagai kekuatan
spiritual untuk pengendalian dirinya,pengembangan diri kepribadian
kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan dirinya, untuk masyarakat dan
negara.
Pendidikan adalah sebuah kebutuhan bagi setiap manusia. Melalui
pendidikan dan kesadaran akan pentingnya sebuah pendidikan diharapkan
mampu memiliki sikap budi pekerti yang sesuai dengan aturan norma-norma
yang berlaku di Indonesia. Pendidikan karakter merupakan kunci yang sangat
penting dalam membentuk kepribadian siswa yang harus diterapkan di
2
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial di
masyarakat.
Tahun 2045 menjadi cita-cita pemerintah untuk menjadikan generasi
emas dan menguatkan karakter generasi muda agar memiliki keunggulan
dalam persaingan global abad 21.Karakter yang kuat akan membentuk siswa
menjadi perilaku perubaan bagi diri sendiri, masyarakat dan lingkungan di
sekitarnya.
Penanaman nilai-nilai nasionalisme dan Pancasila dilakukan dengan
penguatan pendidikan karakter disekolah.Pendidikan karakter menjadi salah
satu bagian untuk menanamkan rasa nasionalisme kepada peserta didik
sekedar teori tetapi dapat diimplementasikan oleh peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari.Pendidikan karakter disekolah dapat dilakukan dengan
berbagai kegiatan yang mendukung dalam menanamkan jiwa nasionalisme
peserta didik.
Pemerintah melalui Peraturan Presiden (Perpres) No. 87 Tahun 2017
telah mengeluarkan kebijakan pendidikan yang disebut dengan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK), bertujuan untuk membangun dan membekali
peserta didik dengan jiwa pancasila dan mengembangkan platfrom
pendidikan nasional yang meletakan pendidikan karakter sebagai jiwa utama
dengan dukungan perlibatan publik yang dilakukan melalui jalur pendidikan
formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan keberagaman budaya
Indonesia. Kebijakan PPK dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental
(GNRM) yaitu perubahan cara berfikir, bersikap dan bertindak lebih baik.
3
Memahami konsep dari PPK menjadi sanagt penting bagi pihak sekolah
untuk dapat menerapkannya dalam konteks pendidikan.
Penanaman jiwa nasionalisme perlu diterapkan dilingkungan
sekolah.Sekolah merupakan tempat pendidikan jiwa serta semangat bagi
generasi muda Indonesaia yang akan datang. Penanaman jiwa nasionalisme
juga sebagai penguatan karakter generasi bangsa yang akan memperkokoh
kesatuan dan berkribadian bangsa Indonesia.
Dalam Al-qur’an telah diajarkan akan pentingnya jiwa nasionalisme
seperti yang terdapat pada Qs. Al-Baqarah ayat 126.
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku,
Jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki
dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka
kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang
yang kafirpun aku beri kesenangan sementara, kemudian aku paksa ia
menjalani siksa neraka dan Itulah seburuk-buruk tempat kembali."
Dikalangan pelajar, moral dan etika telah mengikuti budaya barat yang
masuk ke Indonesia, tanpa mereka menyaring mana budaya yang sesuai
dengan Indonesia dan budaya yang seharusnya tidak mereka ikuti.Semua hal
yang mereka lakukan yaitu dengan alasan agar menjadi trendy, tanpa mereka
sadari jika semua ini telah mengkikis jati diri bangsa Indonesia.
4
Generasi muda Indonesia peduli dalam mengikuti upacara-upacara hari
besar seperti peringatan hari Sumpah Pemuda serta hari Kemerdekaan Bangsa
Indonesia.Kegiatan hari upacara hanya dimaknai dengan adanya sebuah
perlombaaan yang dilakukan oleh masyarakat setempat, tanpa mereka
menumbuhkan semangat nasionalisme.Selain itu, banyak para pelajar
sekarang yang tidak menghafal lagu-lagu nasional bangsa Indonesia, mereka
lebih menghafal lagu-lagu K-Pop, barat dan lagu lainnya.
Tantangan yang lebih besar adalah krisis sumber daya manusia terutama
pada krisis karakter. Krisis karakter disebabkan karena pendidikan lebih
berorientasi pada hal-hal yang teknis pragmatis yang berorientasi hasil atau
manfaatnya atau kegunaan daripada yang lebih mendasar (filosofinya) yaitu
pendidikan adalah proses pemanusiaan dalam pembudayaan (Darmaningtiyas,
2005: 4).
Banyaknya kasus yang menimpa pelajar di Indonesia seperti degradasi
etika dan moral, semangat belajar, tawuran dan tindakan anarkis.Perilaku
tersebut menyebabkan para pelajar semakin jauh dari harapan jati diri bangsa
Indonesia. Sikap para pelajar yang saat ini ialahHendonisme, matrealiisme,
individualisme serta egoisme semakin menjauhnya dari keterpurukan moral
bangsa Indonesia,
Lunturnya semangat nasionalisme dari generasi muda terhadap visi
Indonesia yang akan datang menjadi tantangan globalisasi yang maju ini.
Tantangan yang lain yaitu paham liberlis negara barat yang memberikan
damai bagi kegidupan pelajar pada saat ini pula. Kedisiplinan, etika, moral
5
dan semangat kerja yang kuat harus ditanamkan pada para pelajar saat
ini.Generasi muda perlu adanya pendidikan khusus dalam membangun jiwa
nasionalisme nya.
Guru sebagai pendidik pengajar sangat berperan dalam memberikan
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman lain diluar jam pelajaran
sekolah, seperti berperilaku dan kegiatan spiritual. Guru sebagai ujung
tombak keberhasilan tombak keberhasilan pembelajaran perlu memerlukan
inovasi dalam pembelajaran. Dengan demikian, maka niali-nilai pendidikan
karakter dapat dikolaborasikan dengan kurikulum yang ada.
Tingkat keberhasilan pendidikan karakter tidak mudah, tetapi dengan
keoptimisan dan kesadaran dai para pelajar akan semangat nasionalisme dan
bertekad dalam membangun bangsa Indonesia, harapan generasi muda
Indonesia akan tetap ada. Dengan tekad yang kuat sebagai pondasi awal
dalam membangun semangat nasionalisme, maka tidak diragukan lagi bahwa
generasi muda para pelajar di Indonesia akan menjadi sebuah agen perubahan
Indonesia ke arah yang lebih baik makmur dan sejahtera.
Pendidikan nasionalisme dapat diwujudkan dengan semangat berprestasi,
sehingga mampu bersaing dengan para pelajar yang berada diluar negeri,
dengan tetap memegang teguh pancasila, serta dapat menerapkan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Nilai-nilai moral bangsa yang tertulis di dalam pancasila kian hari
semakin mempudar.Padahal, nilai pendidikan pancasila yang terkandung
didalamnya mencerminkan kehidupan yang jelas untuk membantu siswa
6
dalam sikap bermoral dan bermartabat.Menurunnya moral di sekolah
menjadikan siswa acuh dengan sikap gotong royong, sopan santun dan
toleransi beragama. Dengan berlandaskan asas pancasila diharapkan pengaruh
budaya asing dapat disaring sehingga para pelajar dapat menjadi generasi
pemuda yang benar-benar mencintai tanah air Indonesia apapun keadannya.
SMK Negeri 1 Tengaran merupakan salah satu sekolah yang
menyelenggarakan berbagai kegiatan yang mendukung pendidikan
nasionalisme peserta didik. Kegiatan tersebut meliputi Orgasasi Intra Sekolah
(OSIS), Pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Bendera
(Paskibra), Paduan Suara (Padus), dan Seksi Kerohani Islam (SKI). Dari
banyaknya kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah memiliki peran dan
kontribusi masing-masing.
Seksi Kerohanian Islam (SKI) merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang
menampung bakat dan minat peserta didik dalam hal keagamaan.Kegiatan ini,
dilaksanakan seminggu sekali setiap hari kamis.Program yang dilaksanakan
ekstrakurikuler SKI diantaranya tuntas baca al-Qur’an, kajian annisa,
pembacaan asmaul husna setiap pagi disesuaikan dengan jadwal, dan jum’at
bersih.
Seksi kerohanian sangat mengedepankan agama dalam kehidupan sehari-
hari.Perilaku peserta didikyang mengikuti ekstrakurikuler SKI menjadi
cerminan bagi peserta didik yang lain. Namun, implementasinya jauh berbeda
dengan tujuan Ekstrakurikuler SKI.Seperti banyak anak SKI yang kurang
peduli dalam mengikuti kegiatan upacara bendera setiap hari senin, malas
7
dalam melaksanakan kegiatan jum’at bersih, suka membuang sampah
sembarangan dan tidak mematuhi peraturan sekolah. Masalah tersebut apabila
tidak lanjuti oleh pihak sekolah akan menganggu kegiatan yang telah
diselenggarakan.
Dari paparan diatas, peneliti tertarik dengan mengambil judul penelitian
“Implementasi Pendidikan Nasionalisme Dalam Kegiatan
Ekstrakulikuler Kerohanian Islam di SMK Negeri 1 Tengaran
Kab.Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian mendapatkan
beberapa pokok permasalahan, di antaranya sebagai berikut:
1. BagaimanaImplementasi Penanaman PendidikanNasionalisme Pada
Kegiatan Ekstrakulikuler SKI Peserta DidikSMK Negeri 1 Tengaran?
2. ApaFaktorPendukung dan PenghambatPenanaman
PendidikanNasionalisme Pada Kegiatan Ekstrakulikuler SKI Peserta
DidikSMK Negeri 1 Tengaran?
C. Tujuan Penelitian
1. MengetahuiImplementasi Penanaman PendidikanNasionalisme Pada
Kegiatan Ekstrakulikuler SKI Peserta DidikSMK Negeri 1 Tengaran;
2. MengetahuiFaktorPendukung dan PenghambatPenanaman
PendidikanNasionalisme Pada Kegiatan Ekstrakulikuler SKI Peserta
DidikSMK Negeri 1 Tengaran.
8
D. Manfaat Penelitian
Setiap ilmu pengetahuan diharapkan memberi informasi baru, manfaat
bagi peneliti dan umumnya pada masyarakat. Dalam laporan ini diharapkan
memiliki manfaat secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat
penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan masukan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan;
b. Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan konstribusi bagi
pemgembangan penelitian di bidang penanaman nilai nasionalisme
pada peserta didik SMK Negeri 1 Tengaran;
c. Bagi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, penilitian ini diharapkan
mampu memberikan tambahan wawasan dan koleksi kepustakaan.
2. Manfaat Praksis
a. Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan
danmenambah wawasan pembaca, khususnya mengenai pendidikan
nasionalisme di SMKNegeri 1 Tengaran;
b. Sebagai acuan di SMKNegeri 1 Tengaran dalam menanamkan
pendiidkan nasionalisme;
c. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis mengenai konsep
pendidikan nasionalisme sehingga dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan sebelumnya.
9
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari adanya kesalahan dalam menafsirkan judul ini, maka
penulis memberikan kerangka teori atau pengertian pada istilah-istilah pada
judul tersebut yang sekaligus menjadi batasan dalam pembahasan yang
selanjutnya. Istilah-istilah tersebut :
1. Implementasi
Implementasi adalah salah satu tahap dalam kebijakan publik yang
dilaksanakan setelah kebijakan dirumuskan dengan tujuan yang jelas
dengan rangkaian aktivitas dalam rangka mengantarkan kebijakan kepada
masyarakat sehingga kebijakan tersebut dapat membawa hasil
sebagaimana yang diharapkan (Afan, 2009: 295).
2. Pendidikan
Feni mengatakan bahwa pengertian pendidikan adalah bimbingan
atau penolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada
perkembangan akan untuk mencapai kedewasaanya dengan tujuan agar
anak cukup melaksanakna tugas dirinya tanpa bantuan orang lain (Feni,
2014: 13).
3. Nasionalisme
Nasionalisme adalah sebuah paham yang direalisasikan dalam sebuah
negara yang mendabakan kepentingan bersama yaitu kepentingan negara
(Moesa, 2007: 28).
10
4. Ekstrakulikuler
Zuhairin mengatakan bahwa kegiatan ekstrakulikuler adalah
kegiatandiluar jam terjadwal termasuk pada saat libur sekolah yang
dilaksanakan diluar sekolah dengan sebuah tujuan untuk memperluas
pengetahuan siswa yang berhubungandengan mata pelajaran dan
menyalurkan bakat dan minat siswa dalam sebuah pembelajaran
(Zuhairin, 1993: 59)
5. Kerohanian
Rohani secara etimologi berasal kata’’rohani’’ dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia berati: 1, roh dan 2, berupa roh yang berkaitan dengan
jasmani. Dapat disimpulkan yaitu kondisi kejiwaan seseorang manusia
dengan Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan dengan budi pekerti
seseorang serta melalui hubungan manusia dengan sesama manusia
melalui ajaran agama yang dianutnya,
6. Islam
Islam berasal dari Bahasa Arab, berasal dari kata salima yang berati
selamat sentausa (Salim. 1991: 13).Kata Islam (askama-yaslimu-islaman)
yang berati damai, aman dan selamat.
F. Sistematika penulisan
Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang laporan ini, maka
dibuat sistematika ini penulisan laporan ini. Adapun sistematika yang
dimaksud adalah :
11
BAB I :Pendahuluan pada bab ini berisikan tentang
uraianmengenaiLatarBelakang Masalah, Fokus Masalah,
Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah,
Sistematika Penulisan.
BAB II :Landasan Teori, Pada bab ini akan di uraikan mengenai
Pendidikan Nasionalisme meliputi Pengertian Pendidikan,
Unsur-unsur Pendidikan, Tujuan Pendidikan.
Nasionalisme meliputi Pengertian Nasionalisme, Unsur-
unsur Nasionalisme.Ekstrakulikuler meliputi Pengertian
Ekstrakulikuler, Macam-Macam Ekstrakulikuler, dan
Manfaat Kegiatan Ektrakulikuler.
BAB III :Membahas tentang A. Jenis Penelitian, Lokasi dan Waktu
Penelitian, Sumber Data, Prosedur Pengumpulan Data,
Analisis Data, Pengecekan Keabsahan Data.
BAB IV :Bab ini membahas tentangPaparan Dan Analisis Data.
BAB V :Penutup yang berisikan kesimpulan dari penelitian, dan
sarandari Peneliti kepada para pembaca dan kepada subyek
yangterkait.
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pendidikan Nasionalisme
a. Pengertian Pendidikan
Istilah pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) berasal dari kata dasar “didik” (mendidik). Beberapa istilah
pendidikan diantaranya: paedagogiek, (ilmu menuntun anak),
opvoending (membesarkan), penggulawentah (mengubah), educare
(melatih/mengajarkan), dan erzhicung (membangkitkan atau
mengaktifkan). Bedasarkan istilah-istilah itu sebagai tutunan kepada
pertumbuhan manusia mulai lahir sampai tercapainya kedewasaan
secara jasmani dan rohani agar dapat memenuhi sendiri tugas hidupnya
(Purwanto, 2014: 19-20).
Definisi pendidikan secara etimologis dijelaskan oleh carter V.
God dalam kamus dictionary of education.Pertama, tentang paedagogy
yang berarti atau profesi sebagai pengajar (pengajaran) dengan arti
bahwa ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan
prinsip-prinsip, metode-metode mengajar, penugasan, dan bimbingan
peserta didik.Kedua, education mengandung makna proses
perkembangan pribadi, proses sosial, rangkaian pembelajaran (kursus)
profesional, seni untuk membuat dan memahami ilmu pengetahuan
13
yang tersusun yang diwarisi atau dikembangkan generasi bangsa (Syam
(dalam Purwanto, 2014: 20)). Muhajir (2000: 20) mengatakan bahwa
pendidikan berasal dari bahasa Yunani paedagogy, yang mengandung
makna seorang anak yang pergi dan pulang untuk mendapatkan sebuah
pelayanan.
Indrakusuma (dalam Sudhita, 2014: 9) mengemukakan bahwa
pendidikan ialah bantuan yang diberikan dengan sengaja kepada anak
dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk mencapai tingkat
kedewasaan. Makna bantuan yang ada dalam definisi itu tidak lain
hanyalah bantuan semata-semata, mengingat dalam diri peserta didik
sudah mempunyai kemampuan atau potensi yang harus dikembangkan.
Bantuan dilaksanakan dengan sengaja dan sadar untuk memberi
konsekuensi anak yang masih bertumbuh dan berkembang sampai
tingkat dewasa sehingga orang yang telah dinyatakan dewasa bukan
menjadi objek pendidik.
Dewantoro (dalam Tirtarahardja, 2005: 40)mengatakan bahwa
pendidikan adalah sebagai upaya yang digunakan untuk membentuk
budi pekerti, agar anak bisa memajukan kesempurnaan hidup dan
menghidupkan anak yang selaras dengan alam.
Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar
dan berencana dalam menumbuhkan kegiatan belajar yang sevara aktif
peserta didik mengembangkan potensi diri yang dimilikinya sebagai
kekuatan spiritual untuk pengendalian dirinya,pengembangan diri
14
kepribadian kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan dirinya untuk
masyarakat dan negara.
Pendidikan merupakan usaha secara sengaja dan orang dewasa
meningkatkan kedewasaan yang selalu diartikan sebagai kemampuan
untuk bertanggungjawab terhadap perbuatannya.Purbakawatja, dkk
(dalam Danardji, dkk, 2014: 3).
Prawironegoro (dalam Hisbanarto, 2014: 55) pendidikan adalah
proses memberitahukan dan mendidikan peserta didik. Memberitahu
artinya memasukan suatu pengertian, pernyataan, dan penalaran ke
dalam otak peserta didik agar tahu tentang sesuatu.Mendidik artinya
merubah perilaku peserta didik sesuai dengan nilai dan aturan sosial
yang berlaku. Proses pendidikan harus ada hubungan saling percaya
antara pendidik dan peserta didik. Peserta didik bersedia percaya
kepada pendidik, jika pendidikan memiliki pola pikir dan perilaku
baik.Pendidikan harus menjadi tauladan, mampu memberi nasihat,
mengenal peserta didik, sabar, mampu menunjukan kekurangan peserta
didik tepat waktu melakukan teguran kepada peserta didik dan mampu
mengarahkan peserta didik ke tujuan membela dan mengabdi kepada
kepentingan sebagian besar masyarakat.
Pendidikan menggambarkan interaksi pendidik dengan peserta
didik guna mencapai visi pendidikan yang berlangsung dalam lembaga
pendidikan forman maupun nonformal. Pendidikan yang dilaksanakan
pada dasarnya semua sama, yakni memberi bimbingan agar peserta
15
didik dapat hidup mandiri sehingga dapat melanjutkan dan melestarikan
tradisi serta nilai-nilai yang berkembang di masyarakat (Zaman, 2018:
130). Melalui pendidikan yang terprogram dan terkelola dengan baik dan
intensif, titik optimum usaha pendidikan akan terwujud. Pendidikan
dikatakan berhasil apabila mampu mengubah tingkah laku manusia ke
arah yang positif (Rochimah & Zaman, 2018: 31).
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan sebuah proses pembelajaran agar peserta didik
mengembangkan potensi dirinya untuk mengembangkan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan bangsa.
Pendidikan yang dilaksanakan dilakukan dengan memberikan sebuah
keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi
peserta didik yang dimiliknya untuk pengembangan diri. Proses
pendidikan diselenggarakan dengan melaksanakan segala komponen
masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan
pengendalian mutu pendidikan. Dalam pendidikan terdapat arah dan
tujuan sebuah bangsa untuk menuntaskan dalam kebodohan dan
penindasan.
b. Unsur-Unsur Pendidikan
Purwanto (dalam Tirtarahardja dan La Sulo, 2014: 24-25)
mengemukakan bahwa konsep atau definisi pendidikan mengandung
unsur-unsur sebagai berikut:
16
1) Peserta didik, berstatus sebagai subjek didik karena ia merupakan
pribadi otonom yang ingin diakui keberadaannya dan
mengembangkan diri secara terus menerus guna memecahkan
masalah dalam kehidupannya;
2) Pendidik, adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peran
pendidik pada umumnya ditunjukan untuk orang tua, guru, dan
pelatih;
3) Interaktif Edukatif, adalah interaksi atau komunikasi secara timbal
balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada
tujuan pendidikan;
4) Tujuan Pendidikan, adalah tujuan dari keseluruhan jenis kegiatan
selama berlangsungnya peristiwa-peristiwa pendidikan;
5) Materi Pendidikan, adalah sarana dalam mencapai tujuan
pendidikan, materi pendidikan mencakup materi inti yang bersifat
nasional yang mengandung misi pengendalian persatuan bangsa.
Materi lokal mempunyai misi mengembangkan kebinekaan
kekayaan budaya sesuai dengan kondisi lingkungan;
6) Metode Penelitian, memilih dan menerapkan metode pendidikan
perlu memperhatikan kesesuain dengan tujuan pendidikan, peserta
didik, pendidik, situasi, dan kondisi lingkungan belajar;
7) Lingkungan Pendidikan, dibagi menjadi tiga yaitu keluarga, sekolah,
dan masyarakat yang biasa disebut tri pusat pendidikan.
17
c. Tujuan Pendidikan
Secara etimology istilah pendidikan yaitu arah, maksud atau
halaman. Dalam bahasa arab disebut Maqoshud, sedangkan dalam
bagasa Inggris disebut dengan sitilah gools, porpose. Secara
terminologi tujuan berarti harapan yang dilakukan setelah adanya usaha
sampai selesai.Tujuan merupakan suatu yang diharapkan yang tercapai
setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai dilaksanakan (Darajat, 2011:
18).
Yasir (2008, 21) berpendapat bahwa tujuan pendidikan mencakup
3 aspek yaitu pertama, memberikan bagi proses pendidikan, kedua,
memberikna motivasi dalam aspek pendidikan, karena pada dasarmya
tujuan pendidikan merupakan niali-nilai pendidikan yang ingin dicapai
dan diinternalisasikan pada peserta didik, Ketiga, tujuan pendidikan
merupakan ukuran dalam evaluasi pendidikan.
Dengan demikian ayat-ayat yang menjelaskan tetang pendidikan
Qs. Isra ayat 24.
Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka
berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai
Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil."
Andrioza dan Badrus Zaman (2016: 126) mendefinisikan
Pendidikan Islam ialah upaya sadar berupa bimbingan dan pengajaran
18
terhadap peserta didik, guna mengembangkan potensi jasmani maupun
rohani berdasarkan nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan agar setelah
memperoleh pembelajaran setiap peserta didik mampu mengamalkan
ajaran agama Islam, serta terbentuk kepribadian muslim yang memiliki
sifat dan amal perbuatan berdasarkan ajaran Islam.
Komponen yang merupakan kekhususan pendidikan Islam yaitu
pendidikan Islam merupakan panduan, latihan, bimbingan dan
pembelajaran, secara sadar yang diberikan guru kepada peserta didik,
proses pemberian bimbingan dilaksanakan seseorang pendidik secara
terstruktur, berkelanjutan dan berlangsung tahap demi tahap sesuai
dengan perkembangan maturitas peserta didik, tujuan pemberian supaya
peserta didik menjalani kehidupannya dijiwai oleh ajaran agama Islam,
dan dalam implementasi pemberian pengajaran tidak terlepas dari
supervisi sebagai instrument atau alat dalam proses evaluasi (Zaman,
2020: 15).
Tujuan pendidikan Islam merupakan penggambaran nilai-nilai
Islami yang diwujudkan dalam pribadi manusia. Dengan kata lain
pendidikan Islam perwujutan nilai-nilai Islami dalam diri manusia yang
diikhtiarkan oleh pendidik muslim melalui proses yang terminal pada
hasil produk yang bernuansa Islam, yang beriman, bertakwa, berilmu
yang sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah yang taat.
19
2. Nasionalisme
a. Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme adalah sebuah paham yang direalisasikan dalam
sebuah negara, yang mendambakan kepentingan bersama yaitu
kepentingan negara (Moesa, 2007: 28).Nasionalisme adalah satu
paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah
negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk
sekelompok manusia.
Mulkan (1996: 14) mengatakan bahwa nasionalisme adalah
sebuah gaggasan mengenai kesatuan kebangsaan dalam sebuah
politik kenegaraan. Menurut Marvin Perry (2013: 94) Nasionalisme
adalah suatu ikatan sadar yang dimiliki bersama oleh sekelompok
orang yang memiliki kesamaan bahasa, kebudayaan, dan sejarah
yang dilandasi dengan kejayaan dan penderitaan bersama dan
saling terikat pada negeri tertentu.
Nasionalisme melahirkan sebuah kesadaran dari elemen anak
bangsa untuk menjadi bangsa yang benar-benar
independen.Harapan ini, membentuk kesadaran masyarakat untuk
melawan penjajahan, penindasan, eksploitasi, dan dominasi.
Nasionalisme dalam konteks era global adalah reaktualisasi
komitmen individu warga negara dan institusi negara untuk saling
menyejahterakan.Dengan pangangan seperti ini, dan konsistensi
kita terhadap pandangan ideologi pancasila yang mendasarkan
20
paham kebangsaan. Dengan demikian, makna nasionalisme dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara pada dasarnya akan menjadi
langka primordinal dalam mengimplementasikan cita-cita bangsa.
Nasionalisme adalah bentuk kesadaran nasional berbangsa
dan bernegara itu sendiri, dan kesadaran nasional inilah yang
membentuk nation dalam arti politik yaitu negara nasional (Khon,
1984: 5). Munculnya cita-cita besar yang berkaitan dengan masa
depan bangsa Indonesia di kehidupan yang akan datang yaitu
adanya komitmen dan konsistensi untuk mebangun masyarakat
yang adil dan makmur, sejahtera, guna memungkinkan tercapainya
cita-cita bangsa.
Nasionalisme yang ada di Indonesia merupakan suatu cara
untuk “saringan ideologis” yang berbasis nilai-nilai luhur yang
berkembang di Indonesia (Hariyono, 2014: 59).
Nasionalisme dalam kehidupan masyarakat sejatinya
menempati posisi yang sangat strategis melalui nasionalisme
bangsa Indonesia mulai termotivasi untuk terus
mengindentifikasikan cita-cita idealnya yaitu menjadikan bangsa
Indonesia sebagai bangsa yang utuh yang sudah berjalan secara
alami dan spontan bahkan merupakan politikal engineering yang
jauh kesan arifisial (Ilahi, 2012: 15).
Nasionalisme begitu penting bagi kehidupan bangsa
Indonesia.Semangat nasionalisme yang tinggi melahirkan konsep
21
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dimana sebuah perbedaan
dari suku, ras, agama dan antar golongan serta bahasa dijadikan alat
pemersatu dan sebagai kekayaan keanekaragaman yang ada di
Indonesia.
Renan (dalam Alius, 2019: 75) nasionalisme atau kebangsaan
adalah sekelompok manusia yang ingin bersatu dan tetap ingin
mempertahankan rasa persatuan tersebut.Untuk membangun jiwa
nasionalisme, perlu dilakukan pendidikan moral dan penanaman
nilai-nilai kebangsaan sejak dini. Hal ini, perlu dilakukan
mengingat pendidikan merupakan cara untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan dengan metode pembelajaran yang proaktif. Selain
itu, melalui pendidikan peserta didik dapat mengembangkan
potensi diri dan kepribadian dengan pendidikan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, akhlak mulia, dan keterampilan
sosialnya.
Al-qur’an telah diajarkan akan pentingnya jiwa nasionalisme
seperti yang terdapat pada Qs. Al-Baqarah ayat 126.
22
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya
Tuhanku, Jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa,
dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya
yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari
kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun
aku beri kesenangan sementara, kemudian aku paksa ia
menjalani siksa neraka dan Itulah seburuk-buruk tempat
kembali."
b. Unsur-Unsur Nasionalisme
Nasionalisme secara konseptual memiliki makna yang
beragam. Ada yang mengartikan nasionalisme sebagai 1)
Kulturnations dan Statition; 2) loyalitas (etnis dan nasional) dan
keinginan menegakan negara identitas budaya dan bahasa, dan
sebagainya (Dewi, 2008: 2).
Secara objektif nsionalisme mengandung unsur-unsur seperti
bahasa, etnik agama, peradaban wilayah, negara dan
kewarganegaraan (Daki Natalis , 2000: 27).
Adapun nilai-nilai nasionalisme menurut Ahmadi dan
Dalyono (1996: 129) yaitu, a) menetapkan persatuan dan kesatuan,
kepentinagn dan keselamatan, bangsa dan negara di atas
kepentinagn pribadi dan kelompok, b) cinta tanah air dan bangsa
Indonesia danberani untuk rela berkorban. Merupakan faktor-
faktor dan unsur-unsur nasionalisme yang objektif yang sangat
penting dalam membentuk nasionalisme serta mempercepat
membangaun evolusi ke arah pembentukan negara nasional.
Nasionalisme yang berkembang di Indonesia tumbuh dan
berkembang atas jawaban atas kondisi struktural sosial, dimana
23
nasionalisme di Indonesia lahir untuk menghilangkandeskriminasi
dari para penjajah. Dan untuk memerangi kemiskinan serta
kebodohan untuk menuntaskan kemiskinan (Trubus, 2004: 33).
Nasionalisme mempunyai banyak unsur diantaranya
tanggungjawab, toleransi, , peduli sosial, peduli lingkungan, cinta
damai, cinta tanah, semangat kebangsaan, dan demokrasi.
1) Tanggungjawab, adalah kewajiban dalam melaksanakan tugas
tertentu yang wajib menanggung segala sesuatu. Dengan
kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja, bertanggungjawab
berarti sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban (Dwi,
2009: 143). Seseorang yang diberikan tanggungjawab dapat
menyatakan diri sendiri bahwa segala sesuatu yang dilakukan
itu baik dengan mengikuti norma yang berlaku dan akan
dimintai pertanggungjawaban apabila memenuhi syarat
tertentu seperti pengetahuan, kemampuan, dan kesadaran.
2) Toleransi, adalah sikap dan tindakan yang menghargai
perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan
orang lain yang berbeda dengan dirinya. Toleransi memberikan
kebebasan berpendapat, kebebasan memeluk agama, dan
kebebasan untuk mengatur hidupnya sendiri, selama
menjalankan dan menentukan dan sikapnya tidak melanggar
24
norma-norma yang berlaku di masyarakat sehingga tidak
merusak perdamaian.
3) Peduli Sosial, yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberi bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan.
4) Peduli Lingkungan, yaitu sikap dan tindakan yang berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan
yang sudah terjadi.
5) Cinta Damai, yaitu sikap, perkataan dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas
kehadiran dirinya.
6) Cinta Tanah Air, yaitu cara berpikir, bersikap, dan berbuat
yang menunjukan kesetian, kepedulian dan penghargaan yang
tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi dan politik bangsa.
7) Semangat Kebangsaan, adalah cara berpikir, bertindak, dan
berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa di atas
kepentingan sendiri dan kelompok.
8) Demokratis, adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang
menilai hak sama dan kewajiban dirinya dan orang lain
(Narwanti, 2014: 27-28).
25
Wibowo (2011: 43) Karakter Utama Bangsa yang
dikembangkan kepada anak bangsa Indonesia dan para pelajar
untuk kembali menumbuhkan nasionalisme yaitu:
1) Demokratis, agar cara berfikir, bersikap, dan bertindak dna
nmenilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain;
2) Semangat kebnagsaan, yaitu cara berpikir, bertindak dna
berwawasan tang menempatkan bangsa dan bernegara diatas
kepentinagn diri dari kelompoknya;
3) Cinta Tanag Air, yaitu cara berpikir, bersikap dan berbuat,
yang menunjukn sikap kesetiaan, kepedulian dna penghargaan
yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsa;
4) Toleransi, yaitu sikap dan yang menghargai perbedan, agam,
suku, etnis, dna budaya, pendapat, sikap da ntindakan orang
lain yang berbeda dengan dirinya;
5) Mandiri, yaitu sikap dna perilaku yang tidak mudah tergantung
orang lain, dan menyelesaikan tugas-tugasnya dengan mandiri.
c. Evolusi Nasionalisme
Evolusi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
perubahan, pertumbuhan, dan perkembangan secara beransur-ansur
dan perlahan-lahan. Evolusi merupakan suatu proses perubahan
secara perlahan pada makhluk hidup (manusia) yang menyimpang
menjadi manusia yang lebih baik. Perubahan yang dialami oleh
26
manusia bertujuan untuk mempertahankan kedudukan sebagai
makhluk ciptaan Allah Swt agar senantiasa menjadi insan yang
mulia. Sedangkan nasionalisme merupakan rasa cinta pada tanah
air, ras, bahasa atau budaya yang sama. Nasionalisme merupakan
semangat kebangsaan atau persatuan dalam perkembangannya
dijadikan sebuah paham yang menempatkan persatuan dari
berbagai elemen sebagai suatu yang vital ada dalam jiwa setiap
individu yan bernaung dalam suatu komunitas.
Jadi dapat disimpulkan bahwa evolusi nasionalisme adalah
proses perubahan dan perkembangan sikap cinta tanah air atau
bangsa pada individu dari tidak peduli (apatis) menjadi peduli.
Evolusi nasionalisme sama artinya dengan perkembangan cinta
tanah air. Perkembangan nasionalisme yang terjadi di kalangan
pelajar akan mempengaruhi masa depan bangsa Indonesia.
Semakin baik sikap nasionalisme generasi muda maka bangsa
Indonesia ke depan akan menjadi bangsa yang utuh dan tidak dapat
diusik oleh oknum-oknum yang merusak tatanan negara. Akan
tetapi sebaliknya, apabila sikap nasionalisme pemuda/pemudi
melorot maka bangsa Indonesia akan mudah dipecah belah.
Kahin (2013: 55) menyatakan awal mula nasionalisme
Indonesia tidak dapat diperkirakan.Awal nasionalisme Indonesia
merupakan fase yang baru mulai disuarakan dan diorganisir pada
27
dasawarsa kedua abad ke-20. Terdapat lima unsur yang membuat
pertumbuhan nasionalisme Indonesia.
1) Tingginya homogenitas keagamaan di Indonesia
Penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam akan
mudah membangun solidaritas. Selain, untuk menangkal
kristenisasi, Islam yang berdiri tipis di atas kebudayaan Hindu-
Budha dan mistisme Jawa, semakin mempermudah
penerimaannya di tataran rakyat, khususnya rakyat Jawa;
2) Sikap superioritas orang-orang Belanda yang tidak mau
disamakan dengan orang pribumi dalam berbahasa menjadi
faktor integrasi penting lainnya. Perkembangan bahasa
persatuan yang digunakan adalah bahasa Melayu mampu
menghancurkan solidaritas-solidaritas sempit dalam
nasionalisme Indonesia;
3) Dengan dibentuknya majelis perwakilan tertinggi bagi orang
Indonesia yang disebut Volksraad, mampu mengorganisir
gerakan-gerakan kebangkitan nasional meskipun banyak yang
berpedapat posisi Volksraad tidak begitu berpengaruh di mata
Pemerintah Belanda;
4) Perkembangan radio dan surat kabar menjadi saluran untuk
penyebaran gagasan nasinalisme dan;
5) Adanya rangsangan oleh mobilitas geografis gagasan maupun
penduduk. Dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat
28
sebagai akibat dari pola transportasi abad ke-20 di Indonesia,
mobilitas ini begitu berpengaruh sebagai faktor penyebab
integrasi.
Dimulai dari berkembangnya nasionalisme Indis yang juga
menyokong tumbuhnya nasionalisme Indonesia dan kemudian
dengan dikeluarkannya politik etis, nasionalisme yang digagas
oleh intelektual muda yang menjadi tokoh pergerakan sebuah
dinamika sejarah nasionalisme Indonesia. Proklamasi 17
agustus 1945 adalah salah satu bukti sejarah perkembangan
nasionalisme yang telah berada pada level yang lebih tinggi,
lahirnya pancasila turut menjadi saluran perkembangan dan
transformasi nasionalisme untuk bangsa Indonesia. Ide
persatuan yang disampaikan Soekarno dalam pidato lahirnya
pancasila, semakin mempertegas bahwa nasionalisme adalah
sebuah keniscayaan bagi bangsa Indonesia dengan melihat
bangsa ini merupakan serangkaian heterogenitas yang beridiri
atas persamaan, kesadaran, dan kehendak untuk bersatu
(Alfaqi, 2016: 214).
3. Ekstrakulikuler
a. Pengertin Ekstrakulikuler
Mentri Pendidikan Nasioanal Republik Indonesia No. 39
Tahun 2008 mengenai pembinaan kegiatan ekstrakuikuler
merupakan salah satu jalur pembinaan kesiswaan, kegiatan
29
ekstrakulikuler siswa yang telah diikuti dan dilaksanakan oleh
siswa yang bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan
memperluas diri.
Ekstrakulikuler adalah kegiatan pendidikan diluar jam
pelajaran yang ditunjukan untuk membantu perkembangan
peserta didik, sesuai dengan kebutuhan, potensi dasar, dan
minat mereka sesuai dengan kegiatan-kegiatan secara khusus
diselenggarakan oleh peserta didik atau tenaga kependidikan
yang berkemauan dan berkewenangan di sekolah (Wiyani,
2013: 128). Dengan adanya kegiatan ekstrakulikuler dapat
mendorong lembaga pendidikan sekolah untuk memiliki
sebuah tanggung jawab untuk memberi pengetahuan,
keterampilan, dan mengembangkannya baik melalui
pendidikan formal atau non formal.
Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan peserta didik diluar
jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan
kurikulum dan dilakukan dibawah bimbingan sekolah dengan
tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, yang
dikembangkan oleh kurikulum (Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan RI No. 81A Tahun 2013). Dalam kurikulum
2013 ada dua jenis ekstrakurikuler yaitu ekstra wajib dan
pilihan.Ekstrakurikuler wajib merupakan program
ekstrakurikuler yang harus diikuti peserta didik, kecuali bagi
30
peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak
memungkinkan untuk mengikutinya.Sedangkan
ekstrakurikuler pilihan merupakan program ekstrakurikuler
yang dapat diikuti oleh peserta didik sesuai bakat dan minatnya
masing-masing.
Wiyani (2013: 107) menyatakan bahwa kegiatan
ekstrakulikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam
mengembangkan aspek-aspek tertentu yang ditemukan dalam
pada kurikulum yang sedang dijalankan, yang berhubungan
dengan bagaimana penerapan sesungguhnya dari ilmu
pengetahuan yang telah dipelajari peserta didik sesuai dengan
tuntutan kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan sekitar.
Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan diluar
jam sekolah yang telah di tentukan berdasarkan kurikulum
yang berlaku. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk lebih
mengaitkan pengetahuan yang diperoleh dalam program
kurikuler dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan yang
dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah guna
memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan atau
kemampuan meningkatkan nilai sikap dalam rangka penerapan
pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari dari
berbagai mata pelajaran dan kurikulum sekolah (Zaman, 2017:
147).
31
Ekstrakulikuler yang dilakukan diluar jam pelajaran
ditunjukan untuk membantu perkembangan peserta didik
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka
melalui kegiatan yang secara khusus dikembangkan oleh
peserta didik atau tenaga kependidikan yang berkemampuan
dan berkewenangan di sekolah.
Ekstrakulikuler dapat diartikan sebagai kegiatan
pendidikan yang dilakukan diluar jam pelajaran tatap muka.
Kegiatan tersebut dilakukan atau dilaksanakan dalam atau
diluar lingkunan sekolah dalam rangka memperluas
pengetahuan, meningkattkan pengetahuan, meningkatkan
keterampilan dan menanamkan nilai-nilai atau sebuah aturan
sosial yang baik yang telah terkoordinasi yang sesuai progam
yang telah ditentukan.
b. Macam-Macam Ekstrakulikuler
Anifralhendri (2008: 2-3) mengemukakan pendapat
umumnya mengenai beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler
dalam beberapa bentuk:
1) Krida diantaranya Kepramukaaan Latian Dasar
Kepemimpinan Siswa, Palang Merah Remaja, dan Pasukan
Pengibar Bendera;
32
2) Karya Ilmiah diantaranya Kegiatan Ilmia Remaja (KIR),
Kegiatan Penguasaan Keilmuan dan Kemampuan
Akademik dan Penelitian;
3) Latihan/Olah Bakat/Prestasi diantaranya Pengembangan
Olahraga, Seni Budaya, Cinta Alam, dan Keagamaan.
4) Seminar, lokarya dan pameran atau bazar dengan subtansi
antara lain karir pendidikan, kesehatan, pelindungan HAM,
keagamaan.
Upaya melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler banyak
sekali hambatan atau permasalah yang harus dihadapi dengan
sumber daya manusia, sarana, dan dana, tingkat kepedulian
orang tua serta masyarakat sebagai petunjuk pelaksanaan
ekstrakurikuler itu sendiri. Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
harus berjalan sebagaimana mestinya, di mana peserta didik
saat ini dituntut belajar penuh pagi dan sore.
c. Manfaat Kegiatan Ektrakulikuler
Inti dari sebuah kegiatan ektrakulikuler adalah
mengembangkan kepribadian siswa. Dalam sebuah kegiatan
yang dijalankandisekolah tentunya memiliki sebuah manfaat
yaitu:
1) Pengembangan, yaitu manfaat kegitan ektrakulikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas siswa sesuai
bakat yang dimiliki siswa.
33
2) Sosial, yaitu manfaat dari kegiatan ektrakulikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab
sosial peserta didik.
3) Rekreatif, yaitu manfaat kegiatan ektrakulikuler untuk
mengembangkan suasana rileks dan memberi kesenengan
pada peserta didik untuk menunjang sebuah proses
perkembangan.
4) Persipaan karir, yaitu manfaat kegiatan ektrakulikuler untuk
mengembangkan karir peserta didik (Adib, 2011: 69).
d. Kerohanian Islam
Secara etimologi kerohanian berasal kata’’rohani’’ dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia berati: 1, roh dan 2, berupa roh
yang berkaitan dengan jasmani. Dapat disimpulkan yaitu
kondisi kejiwaan seseorang manusia dengan Tuhan Yang
Maha Esa yang diwujudkan dengan budi pekerti seseorang
serta melalui hubungan manusia dengan sesama manusia
melalui ajaran agama yang dianutnya,
Secara etimologi Islam berasal dari Bahasa Arab, berasal
dari kata salima yang berati selamat sentausa (Salim, 1991:
13). Kata Islam (askama-yaslimu-islaman) yang berati damai,
aman dan selamat. Dimana pengertian itu yang sejalan dengan
firman Allah Swt yang berbunyi “Islam adalah Agama Allah
yang diwasiatkan dengan ajaran-ajarannya sebagaimana yang
34
terdapat dalam pokok ajaran dan syariatnya Nabi Muhammad
Saw dan mewajibkan kepadanya untuk menyampaikan kepada
seluruh umat manusia untuk memeluk Agama Islam”
Jadi kegiatan Ekstrakurikuler Rohis adalah sekumpulan
orang-orang atau kelompok orang atau wadah tertentu dan
untuk mencapai tujuan atau cita-cita yang sama dalam badan
kerohanian sehingga manusia yang bergabung di dalamnya
dapat mengembangkan diri berdasarkan konsep nilai-nilai ke-
Islaman dan mendapatkan siraman kerohanian (Zaman, 2017:
149).
B. Kajian Pustaka
Kajian pustaka ini, peneliti mengacu pada penelitian sebelumnya.
Dimana penelitian tersebut menjadi tolak ukur dan perbandingan antara
penelitian terdahulu dan penelitian ini serta menjadi referensi dalam
penelitian yang akan dilaksanakan oleh Peneliti. Berikut ini, beberapa
hasil penelitian yang ada relavansinya dengan penelitian ini di antaranya
adalah:
1. Penelitian yang telah dilakukan OlehNovyana Dwi Anugrahenytahun 2016
dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah DasarJurusan Pendidikan
Sekolah DasarFakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Yogyakarta
yang berjudul “Pendidikan Nilai Nasionalisme Dalam Pembelajaran di
Kelas III SD Negeri Mejing Kalibawang”. Hasil penelitian ini menunjukan
35
bahwa pendidikan nilai nasionalisme dilakukan dalam dua kegiatan
pokok yaitu: 1) Kegiatan pembelajaran, menggunakan metode
penanaman, keteladanan, fasilitasi, dan pengembangan keterampilan; 2)
Melalui kegiatan pendukung di luar pembelajaran, yaitu: penanaman,
melalui pembiasaan terprogram dan tidak terprogram, serta
modelling/keteladanan. Nilai-nilai nasionalisme yang diberikan yaitu
rela berkorban, tanggung jawab, toleransi, sopan santun, bangga
dengan bangsa sendiri, gotong royong dan lain-lain. Pelaksanaan
pendidikan nilai nasionalisme dalam pembelajaran masih ditemui
beberapa kekurangan yaitu penggunaan metode dan pengembangan
model pembelajaran belum maksimal.
Letak perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah
Penelitian Novyana Dwi Anugraheny membahas tentang pendidikan nilai
nasionalisme melalui pembelajaran dan kegiatan diluar pembelajaran.
Sedangkan penelitian ini mengkaji pendidikan nasionalisme melalui
kegiatan ekstrakulikuler kerohanian Islam.Persamaan kedua penelitian ini
adalah sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif.
2. Penelitian yang telah dilakukan Oleh Mujazirotun Syariah tahun 2018 dari
Progam Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah
Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Semarang yang berjdul
“Implementasi “Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air dan Semangat
Kebangsaan Melalui Menyanyikan Lagu Nasional Peserta Didik Kelas II
SD Nurul Islam Purwoyoso Ngaliuan Searang Tahun Pelajaran
36
2017/2019”. Hasil penelitian 1) mendiskripsikan Implementasi pendidikan
karakter cinta tanah air dan semangat kebangsaan melalui menyanyikan
lagu nasional peserta didik kelas II SD Nurul Islam. Melalui
menyanyikan lagu nasional peserta didik kelas II SD Nurul Islam.; 2)
SD Nurul Islam Purwoyoso Ngaliyan Semarang sudah
mengimplementasikan pendidikan karakter cinta tanah air dan semangat
kebangsaan melalui menyanyikan lagu wajib nasional. Meskipun ada
sedikit hambatan, akan tetapi guru sudah memberikan solusi supaya
hambatan tersebut dapat diminimalisir. Sehingga, implementasi
pendidikan karakter cinta tanah air dan semangat kebangsaan benar-
benar tercapai dan berjalan sebagaimana mestinya dalam dunia
pendidikan di Indonesia.
Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini terletak pada
tahun dan lokasi. Penelitian di atas mengkaji tentang implementasi
pendidikan karakter cinta tanah air dan semangat kebangsaan melalui
menyanyikan lagu nasional. Sedangkan penelitian yang sedang dikaji
membahas implementasi pendidikan nasionalisme melalui ekstrakulikuler
Kerohanian Islam. Persamaan kedua penelitian ini adalah sama-sama
membahas cinta tanah air atau dalam arti kata lain nasionalisme.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Fajar Kawantar tahun 2015 Progam Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan dan Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang betjudul
“Pelaksanaan Penanaman Nilai Nasionalisme di SD Negeri 02 Klaten”.
37
Hasil penelitian 1) penanaman nilai nasionalisme di dalam kegiatan
pembelajaran adalah seperti, guru dan siswa selalu menyanyikan lagu
indonesia raya sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran,
mengumandangkan salam ABITA, dan guru juga selalu menyelipkan
nilai nasionalisme di dalam kegiatan pembelajaran: 2) penanaman nilai
nasionalisme di luarpembelajaran adalah sebagai berikut, ekstrakulikuler
tari dan pramuka, upacara hari senin, upacara hari besar, membiasakan
memakai baju adat pada hari-hari tertentu, membiasakan bersalaman
dengan guru sebelum memasuki kelas.
Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah tahun,
objek penelitian, dan penanaman nilai nasionalisme dilakukan dengan dua
cara yaitu dalam proses pembelajaran dan dilaksanakan diluar proses
pembelajaran. Sedangkan persamaan kedua penelitian ini adalah sama-
sama membahas tentang pendidikan nasionalisme.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini penulis menitik beratkan pada “Implementasi
Pendidikan Nasionalisme Ekstrakulikuler Kerohanian Islam SMK Negeri 1
Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2019/2020”,denganmenggunakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif
berupa data deskriptif berupa ucapan atau perilaku orang-orang yang diamati.
jenis penelitian penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang
mengedepankan penelitian observasi, dan metode penggumpulan data untuk
meyajikan respon dari perilaku subjek penelitian (dalam Agustinova, 2015:
10). Sedangkan penelitian deskriptif kualitatif menurut Sugiyono (2010 : 15)
adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat Postpositifme (berdasarkan
deskripsi), digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah.
Penelitidalam halinibertindak sebagaiinstrumen sekaligus pengumpuldata
dan statusnyadiketahuio1ehsubjekKepalasekolahdanguru di SMK Negeri 1
Tengaran. Ada juga objek Pembina Seksi Kerohanian Islam dan (Peserta
didik)yang sedang diteliti. Namun tidak mengetahui
maksudpenelitianinisehinggatidakadakesanrekayasajustruakanmenghasilkand
atayang akuratdanapaadanyauntukmendapatkanhasilyang
validsesuaidengankondisiyang terjadi di SMK Negeri 1 Tengaran.
39
B. Lokasi danWaktu Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini di SMK Negeri 1 Tengaran Kabupaten
Semarang. Jl. Darum Na’im, Tengaran, Karangduren, Kabupaten Semarang,
Jawa Tengah-Indonesia. No. Telepone: (0298)3405144. Waktu penelitian
pada tanggal 5 November 2019 – 18 November 2019.SMK Negeri 1
Tengaran dipilih sebagai objek penelitian karena sekolah ini merupakan salah
satu sekolah dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendik)
yang menerapkan program penanaman nasionalisme melalui ekstrakurikuler
Kerohanian Islam.
C. SumberData
Sumberdatadalampenelitiankualitatifialahsemuainformasiyang telah di
dapatdari kepala sekolah, pembina seksi kerohanian Islammaupun
parapeserta didikyang dianggap penting,Adapundata dalam penelitian
iniadalah:
1. Data Primer
SekarandanRoger (2017:130), Data primeradalah mengarahpada
informasiyang diperolehsecaralangsungdari Informanyangterkait dengan
temadan fokus penelitian untuk memperoleh tujuan tertentu dari suatu
penelitian. Dataprimer berupa
wawancara.Adapansumberdatadalampenelitianiniadalahhasil
wawancarayangdiperoleh dari Informan.
SekarandanRoger (2017:130), Data primeradalahmengarahpada
informasiyang diperolehsecaralangsungdari Informanyangterkait dengan
40
temadan fokus penelitian untuk memperoleh tujuan tertentu dari suatu
penelitian. Dataprimer berupa
wawancara.Adapansumberdatadalampenelitianiniadalahhasil
wawancarayangdiperoleh dari informan.Dalampenelitiaan inidatayang
berbentukkata-katadiambildaripara Informan pada waktu
merekadiwawancarai.Dengankatalaindata-
datatersebutberupaketerangandarikepala sekolah, guru dan
beberapapeserta didik SMK Negeri 1 Tengaran Kabupaten Semarang
untuk memberikanketerangan yang relevan.
2. Data Sekunder
DataSekunderadalah datayang diperolehataudikumpulkanpenelitidari
berbagaisumberyang telahada.Datayang berbentuktulisandiperolehPeniliti
saat beradadi SMK Negeri 1 Tengaran Kabupaten
Semarang.Catatantersebutberisi Profil, VisiMisi,DataSiswa, Tata tertib,
Struktur Organisasi dan lain sebagainya.
D. ProsedurPengumpulanData
Kajianilmiahdapatdisajikansecarasistematis,makalangkahpertama
yangperludilakukanadalahpenentuanseperangkatmetode.Halinidimaksudkan
agar metodepenelitianrasionaldanterarahmakaPenelitimenggunakanteknik-
teknik pengumpulan data sepertiyangtersebutdi bawahini:
1. Observasi
PenelitimelakukanpengamatanyangmemungkinkanPenelitiuntukmeli
hat danmengamatibagaimanasituasiyanglangsung
41
diperolehdaridata.Penelitianinimenggunakanteknikobservasiterusterang
dantersamar.Sugiyono(2010:459-460),Observasiterusterang
dantersamaradalahsuatu penelitianyang
sudahdiketahuipihaklainsejakawalsampaipenelitian selesai. Akan
tetapi,terkadangPeneliti jugatidak terus terangatau
tersamar.Prosespengamatanyangdilakukansaatobservasimerupakansalahsat
u
motifyangdisebabkankarenakebiasaan,kepercayaan,perhatian,perilakutaksa
dar.
2. Wawancara atauInterview
Sugiono (dalam Agustinova, 2015: 33) wawancara adalah
pertemuan antar dua orang untuk bertukar informasi dan gagasan
melalui tanyajawab sehingga dapat dikontruksikan makna dari dalam
suatu topik.
Penelitianini, Penelitimenggunakanteknikwawancara(interview)
kepada kepala sekolah, guru dan peserta didik di SMK Negeri 1
Tengaran. Adapun teknik wawancara yang digunakanadalah
denganwawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
Moleong (2007:186), Wawancaraterstrukturadalahsuatu
percakapanyang dilakukanolehlebihdarisatuorang danpewawancaranya
memilihsendiri masalah dan mengajukan pertanyaan sendiri. Peneliti
lebih bnayak sering mendengarkan apa yang diceritakanoleh Informan.
Wawancara itu dilakukan terhadap Pembina SKI dan peseerta didik SMK
42
Negerti 1 Tengaran melalui tanya jawab antara Peneliti dan Informan
tentang rangkaian pendidikan nasionalisme. Sedangkan
wawancaratidakterstrukturadalah wawancarayang dilakukansecarabebas,
sehinggatidakmenutupkemungkinanpewawancaratidakmenggunakanpand
uan. Teknik sampling data yang digunakanPeneliti yaitu metode snow
ball sampling. Snow ball atau teknik bola salju adalah metode
pengambilan data yang diperoleh melaui proses bergulir dari informan
satu ke informan lainnya. Peneliti berusaha mencari jawaban sebanyak-
banyaknya secara bergulir hingga tidak ditemukan data baru lagi.Peneliti
menanyakan langsung 3 Pembina SKI dari 5 orang dan 5 peserta didik
dari 35 anggota SKI.Data tersebut cukup untuk menjawab pertanyaan
pedoman wawancara karena sudah tidak ditemukan data baru lagi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi menurut Sukadi yang dikutip okeh (Agustinova, 2014:.
39) adalah teknik pengumpulan data memperoleh informasi dari
bermacam-macam sumber tertulis maupun dokumen yang ada pada respon
atau tempat dimana responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan
sehari-hari. Metode pengumpulan data yanng diperoleh melalui proses
bergulir dari Informan satu ke informan yang lainnya. Peneliti
mengumpulkan dokumen berupa tulisan, gambar serta dokumentasi yang
berisi foto kegiatan guru maupun peserta didik disekolah dan profil
sekolah.
43
E. Analisis Data
Miles dan Huberman (dalam Agustinova, 2015: 63) mengemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
jenuh.Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data
atau informasi baru.
Teknik analisis yang digunakan oleh Peneliti yaitu analisis deskriptif
yang meliputi reduksi data, display data, serta penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Analasis ini dipilih karena data yang dihasilkan dalam proses
penelitian cukup banyak dan rumit. Sehingga membutuhkan teknik analisis
data yang mudah dipahami serta sesuai dengan fokus penelitian. Hal ini
senada dengan analisis data model (Miles and Huberman) yang akan
dijabarkan sebagai berikut (Pranowo, 2012: 241-242):
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah Peneliti mengumpulkan data penelitian
yang banyak, data tersebut diperoleh dari hasil observasi, wawancara,
dan dokumentasi yang dilakukan oleh Peneliti kepada Subjek penelitian
dalam hal ini adalah Pembina SKI dan Peserta didik.
2. Tahap Reduksi Data
Tahap reduksi data adalah proses penyempurnaan data, baik
pengurangan terhadap data yang kurang perlu dan tidak relavan, maupun
penambahan terhadap data yang di rasa masih kurang. Reduksi data ini,
Peneliti peroleh dari awal sampai akhir penelitian dengan dibantu alat
44
elektronik seperti tape recorder, atau catatan kecil.Selama pengumpulan
data di lapangan Peneliti membuat ringkasan, mengkode, membuat
catatan objektif, reflektif dan menyimpan data tersebut. Data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah
Peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya
bila diperlukan.
3. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data merupakan proses pengumpulan informasi yang
disusun berdasarkan kategori atau pengelompokan-pengelompokan yang
diperoleh. Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi
terorganisirkan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga mudah
dipahami dan merencanakan kerja selanjutnya. Pada tahap ini, Peneliti
menyusun data yang relavan sehingga menjadi informasi yang dapat
disimpulkan dengan cara menampilkan data, membuat hubungan antar
fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang
perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian.
4. Tahap Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Penarikan kesimpulan adalah proses perumusan makna dari hasil
penelitian yang diungkapkan dengan kalimat yang singkat, padat dan
mudah dipahami serta dilakukan dengan cara berulangkali melakukan
peninjauan mengenai kebenaran dari penyimpulan itu, khususnya yang
relavan dengan judul, tujuan, dan fokus penelitian. Peneliti melaporkan
hasil temuan baru yang berbeda dengan penemuan sebelumnya.
45
F.PengecekanKeabsahanData
Sugiyono (dalam Prastowo, 2012:265) ada 4 teknik pemeriksaan
keabsahan data yaituderajat kepercayaan (credibility), kereralihan
(transferrability),keberuntungan (dependability)
dankepastian(confirmability).
Berikut penjelasan dari 4 (empat) teknik pemerikasan keabsahan data,
yaitu:
1. Credibility (derajat kepercayaan)
a) Perpanjangan keikutsertaan, di mana peneliti ikut serta dalam
pengumpulan data sebagai penentu. Sehingga penambahan latar
penelitian sangat diperlukan untuk terkumpulnya data penelitian dari
satu, dua bulan dan seterusnya sampai data penelitian benar-benar
valid.
b) Ketekunan Pengamat, bermaksud untuk menemukan isu-isu yang
relavan dengan permasalah yang sedang di cari kemudian
memfokuskan persoalan tersebut secara rinci.
c) Tringulasi, berarti cara terbaik untuk mengeliminasi perbedaan
kontruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu
mengumpulkan data tentang kejadian dan hubungan dari berbagai
pandangan.
2. Transferability (Kesehatan Eksternal), adalah penelitian yang dilakukan
dalam konteks tertentu dapat diaplikasikan atau di transfer pada konteks
lain. Penelitian ini terungkap segala sesuatu yang dibutuhkan oleh
46
pembaca agar dapat membantu memahami temuan yang telah diperoleh
Peneliti (Sugiono, 2011: 11).
3. Dependenbility (Keterandalan), merupakan pengujian yang dilakukan
dengan melaksanakan pengecekan terhadap keseluruhan proses
penelitian.
4. Confirmability (objektivitas) adalah pengujian untuk mencapai
objektivitas penelitian.
Penelitianinimenggunakanteknikkeabsahandata denganmodel
triangulasi.Moleong (dalam Pratowo, 2012: 269) mengatakan trigunalasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data memanfaatkan suatu yang lain
diluar data tersebut untuk keperluan pengecekan atas sebuah perbandingan
data tersebut. Halinidilakukanuntukmembandingkandengandatayang telah
diperoleh dengan waktu dan alat yang berbeda.
Moleong (2007: 331), Cara mengecek dengan menggunakan teknik
triangulasi sumber adalah:
1. Membandingkan data yang diamati dengan hasil pengamatan dan hasil
wawancara;
2. Membandingan hasilwawancarasatu orangdengan oranglain;
3. Membandingkan pendapat satu orangdengan masyarakat lain;
4. Membandingkan hasilwawancaradengan dokumenyangterkait.
47
BAB IV
PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. PAPARAN DATA
1. Gambaran Umum Obyek Penelitian SMK Negeri 1 Tengaran
a. Sejarah Singkat Berdirinya SMK Negeri 1 Tengaran
Berdiri sebagai Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kecil
yang berlokasidi SMP Negeri 2 Tengaran beralamat Jalan Raya
Solo-Semarang KM.07 Karangduren Tengaran dengan jadwal
masuk mulai jam 13.00 WIB. Pada tanggal 1 Agustus 2005, SMK
Kecil tersebut berpindah di Jalan Darun Na'im, Karangduren,
Tengaran dengan menempati gedung sendiri yang berposisi berada
di belakang SMP Negeri 2 Tengaran. SMK Kecil Tengaran
tersebut dengan Program Keahlian yaitu Teknik Kendaraan Ringan
(TKR) dan Tata Busana (TB) yang dipimpin oleh Bapak Drs.
Saliminudin, MM Tahun Pelajaran 2006/2007 berganti nama
menjadi SMK Negeri 1 Tengaran hingga sekarang.
b. Profil SMK Negeri 1 Tengaran
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Tengaran
merupakan bagian terpadu dari sistem Pendidikan Kejuruan di
bawah naungan kementrian Pendidikan Nasional, dalam hal ini
Dinas Pendidikan dan Pengajaran Propinsi Jawa Tengah. Serta
mengemban misi untuk meningkatkan pendidikan kejuruan di
48
Wilayah Indonesia bagian barat, khususnya Kabupaten Semarang
bagian selatan dan sekitarnya.Dalam mempersiapkan tugas
tersebut, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Tengaran telah
mengembangkan sumber daya manusia, terutama mengikuti
program pengembangan tenaga kependidikan baik di dalam
maupun di luar negeri. Sesuai dengan potensi dan eksistensi
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Tengaran melaksanakan
pendidikan dan pelatihan pada lima paket keahlian antara lain: Tata
Busana, Teknik Kendaraan Ringan, Rekayasa Perangkat Lunak,
Teknik Sepeda Motor, dan Tata Boga yang dalam melaksanakan
kegiatan didukung oleh beberapa urusan antara lain: ketatausahaan,
urusan kurikulum, urusan hubungan industri dan masyarakat,
urusan kesiswaan, serta urusan sarana dan prasarana. Berikut ini
identitas Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Tengaran secara
lengkap:
Alamat : Jl Darun Na‟im Karangduren Tengaran
Kabupaten Semarang 50775
NIS : 32.03.22.02.011
Nomor Telepon : 0298.3405144
Nomor Fax : 0298.3405166
Web site : smkn1tengaran.sch.id
e-mail : [email protected]
49
Luas Tanah : 15.257 m2
Luas Bangunan : 5.038 m2
Pemerintah Indonesia telah memberikan tugas pokok kepada
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Tengaran untuk
menyelenggarakan program-program pendidikan dan pelatihan
bagi masyarakat, khususnya dalam mempersiapkan calon pengisi
dan pencipta lapangan kerja di wilayah Indonesia bagian
barat.Perbaikan dan inovasi berlangsung secara berkesinambungan
guna mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan dan perubahan-
perubahan.Semua pelatihan diorientasikan sesuai dengan
kebutuhan pasar atau lapangan kerja.Hubungan kerjasama dan
kemitraan kami dengan banyak perusahaan dan industri, ditambah
pengalaman yang diperoleh melalui unit produksi dan jasa memberi
bekal pengetahuan yang mendalam tentang standar di lapangan
kerja, kebutuhan serta harapan-harapannya. Adapun paket keahlian
yang ada di SMK Negeri 1 Tengaran adalah sebagai berikut:
1) Paket Keahlian Tata Busana
Gencarnya upaya pemerintah untuk memajukan negara
dalam sektor industri real menjadi tantangan tersendiri bagi
kemajuan wilayah Indonesia bagian barat, sehingga benar-
benar dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki ketrampilan
tinggi dalam Tata Busana. Unit kerja Paket keahlian Tata
Busana mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan di
50
dunia tekstil dan garment bagi peserta yang akan mengisi
pekerjaan sehubungan terus membaiknya perekonomian
terutama dalam sektor industri tekstil dan garment baik nasional
maupun internasional.
2) Paket Keahlian Teknik Kendaraan Ringan
Tuntutan pasar dan persaingan yang semakin bebas dan
terbuka memunculkan konsekuensi terhadap kompetensi
sumber daya manusia terdidik dan terampil di bidang Teknik
Otomotif. Oleh karena itu untuk menyediakan tenaga yang
teruji yang dibutuhkan di bidang tersebut, khususnya di wilayah
Indonesia bagian barat, salah satu paket keahlian yang
menyediakan jasa pendidikan dan pelatihan bagi dunia otomotif
adalah Paket keahlian Teknik Kendaraan Ringan Unit kerja ini
(Paket keahlian Teknik Kendaraan Ringan) telah memberikan
sumbangan berharga bagi keberhasilan institusi. Banyak tenaga
kerja perusahaan otomotif atau pendukungnya di wilayah
Indonesia bagian barat khususnya di DKI Jakarta yang
memanfaatkan hasil program pendidikan pelatihan kami.
Berbagai perusahaan atau industri dengan segala kelas
mempercayakan kami untuk Teknik Otomotif(Teknik
Kendaraan Ringan).
51
3) Paket Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak
Era globalisasi atau era milenial saat ini telah memberikan
konsekuensi cepatnya perkembangan dalam dunia teknologi
informasi, setiap saat dan dimanapun posisinya setiap orang
bisa berbagi informasi dengan kecangihan teknologi
informasi.Melihat realita yang ada pemerintah berusaha
memajukan negara dalam sektor industri teknologi informasi
menjadi tantangan tersendiri bagi kemajuan wilayah Indonesia
yang berkepulauan, sehingga benar-benar dibutuhkan tenaga
kerja yang memiliki ketrampilan tinggi dalam Teknik Rekayasa
Perangkat Lunak.
Unit kerja Paket keahlian Rekayasa Perangkat Lunak
mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan di dunia
teknologi informasi terutama dalam bahasa pemrograman
perangkat lunak dengan semakin maraknya komputerisasi
dalam segala sektor baik industri besar ataupun
kecil.Sehubungan dengan hal tersebut paket keahlian ini
dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas yang
memungkinkan untuk menghasilkan tenaga-tenaga terlatih di
bidangnya.Sehingga hasil tamatan pendidikan dan pelatihan
kami selalu terserap di lapangan kerja yang tersedia ataupun
berwiraswasta.
52
4) Paket Keahlian Teknik Sepeda Motor
Perkembangan pasar otomotif terutamanya pasar sepeda
motor meningkat pesat seiring tuntutan kebutuhan masyarakat
yang meningkat, memunculkan konsekuensi terhadap
kompetensi sumber daya manusia terdidik dan terampil di
bidang Teknik Otomotif. Oleh karena itu untuk menyediakan
tenaga kompeten yang dibutuhkan di bidang tersebut,
khususnya di wilayah Indonesia bagian barat, salah satu paket
keahlian yang menyediakan jasa pendidikan dan pelatihan bagi
dunia otomotif adalah Paket keahlian Teknik Sepeda Motor.
Unit kerja ini telah mempersiapkan diri untuk bersaing dan
berkompetisi dalam mengisi setiap kebutuhan akan tenaga
terampil dan kompeten dalam teknik sepeda motor dengan
mengandeng dunia usaha dan dunia industri untuk melakukan
kerjasama dalam rangka mempersiapkan tenaga kerja yang
sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri.
Diharapkan banyak perusahan berskala besar ataupun yang
kecil dapat memanfaatkan hasil program pendidikan pelatihan
kami.
5) Paket Keahlian Tata Boga
Perkembangan pasar pariwisata dan hotel terutamanya
pasar kuliner meningkat pesat seiring dengan laju pertumbuhan
penduduk dan kesibukan yang meningkat seiring dengan
53
semakin kompetitifnya persaingan dunia usaha, masyarakat
membutuhan hiburan untuk menghilangkan stress akibat beban
kerja yang tinggi. Unit kerja ini (Paket keahlian Tata Boga)
baru dalam tahap mempersiapkan diri untuk bersaing dan
berkompetisi dalam mengisi setiap kebutuhan akan tenaga
terampil dan kompeten dalam dunia kuliner. Diharapkan
banyak perusahan atau pelaku industri pariwisata berskala besar
ataupun yang kecil dapat memanfaatkan hasil program
pendidikan pelatihan kami.
6) Paket Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan
Era globalisasi menuntut adanya perdangan bebas (free
trade) dimana nantinya semua orang, negara akan melakukan
sistem tersebut kita dituntut untuk memiliki skill (kemampuan)
untuk bersaing, terlebih persaingan dalam hal kesempatan
bekerja. Setiap tenaga kerja dari tiap negara akan bebas masuk
untuk mendapatkan pekerjaan dinegara yang ditujunya untuk
bekerja . Teknik Komputer dan Jaringan atau TKJ adalah
sebuah Paket Keahlian Sekolah Menengah Kejuruan Paket
keahlian Teknik Komputer dan Informatika Bidang Keahlian
Teknologi Informasi dan Komunikasi dan merupakan salah satu
paket keahlian unggulan di SMK Teknologi Informatika
Komputer, dimana jurusan ini merupakan jurusan yang sudah
mendekati ilmu praktisi yang langsung dapat
54
diimplementasikan dilingkungan dunia kerja profesional.
Diharapkan banyak perusahan atau pelaku industri komputer
dan teknik informatika berskala besar ataupun yang kecil dapat
memanfaatkan hasil program pendidikan pelatihan kami.
c. Visi, Misi dan Tujuan SMK Negeri 1 Tengaran
1) Visi
Terwujudnya lulusan yang unggul, profesional,
kompetitif, berwawasan lingkungan yang didasari Iman dan
Taqwa;
2) Misi
a) Mengembangkan keunggulan dengan mengedepankan
kemandirian dan kreatifitas;
b) Mendidik dan melatih peserta didik yang berkarakter
berdasarkan iman dan taqwa;
c) Mendidik dan melatih peserta didik sesuai kebutuhan dunia
kerja;
d) Menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan kondusif
untuk mengasah khasanah keilmuan;
e) Memberikan layanan prima kepada pelanggan;
f) Mewujudkan sekolah sebagai wadah kreasi, inovasi untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
55
3) Tujuan
a) Mempersiapkan peserta didik menjadi manusia produktif,
mampu bekerja mandiri, dan dapat diserap oleh DU/DI
sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan
kompetensi yang dimilikinya;
b) Memberikan pembekalan agar mampu berkarir, ulet dan
giat dalam berkompetisi, mampu beradaptasi di lingkungan
kerja dan dapat mengembangkan sikap professional sesuai
kompetensi yang dimilikinya;
c) Membekali peserta didik dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni dan wawasan entrepreneur agar mampu
mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mendiri
maupun melanjutkan pada jenjang pendidikan lebih tinggi.
d. Jumlah Peserta Didik, Tenaga Pendidik dan Kependidikan
1) Jumlah Peserta Didik
No
Kompetensi
Kelas X
Kelas XI
Kelas XII
Jumlah
Keahlian
Kelas Siswa Kelas Siswa Kelas Siswa Kelas
Teknik
1 Kendaraan 4 141 4 135 4 135 12 411
Ringan
2 Teknik 4 140 4 133 4 133 12 406
56
Sepeda Motor
Rekayasa
3 Perangkat 4 136 3 102 3 101 10 339
Lunak
4 Tata Busana 3 79 3 89 3 104 9 272
5 Tata Boga 2 58 2 58 1 34 5 150
Teknik
6 Komputer & 2 72 2 65 2 65 6 202
Jaringan
Jumlah 19 626 18 582 17 572 54 1780
2) Jumlah Tenaga Pendidik dan Kependidikan
No. Tenaga Pendidik dan Kependidikan Jumlah
1. Guru PNS 48
2. Guru Tidak Tetap (GTT) 56
3. Petugas Tata Administrasi 8
4. Petugas Keamanan 5
5. Petugas Kebersihan 9
57
Jumlah 126
e. Fasilitas Pendukung
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Tengaran terletak di
tempat yang srategis tepatnya di jalan yang dapat diakses oleh
semua transportasi umum, hal ini memudahkan bagi setiap
pelanggan yang hendak berhubungan dengan pihak kami.Secara
planologis letak Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Tengaran
berada perbatasan wilayah Kota Salatiga dan Kabupaten Boyolali
di Provinsi Jawa Tengah, yang dikelilingi oleh bukit-bukit hijau
dan pemandangan yang sangat indah.Selain itu juga didukung oleh
tatanan organisasi dan sistem manajemen yang siap menghadapi
persaingan global. Tidak mengherankan bila banyak peserta
pendidikan dan pelatihan maupun para stake holders memberikan
komplimen terhadap organisasi kami dari sisi geografis.
1) Aula
Gedung pertemuan berdaya tampung 250 orang, yang
dilengkapidengan sound system. Apabila tidak digunakan
untuk pertemuan, dapat difungsikan sebagai tempat latihan
olah raga bagi guru dan siswa diluar jam pelajaran atau dapat
difungsikan untuk kegiatan kesiswaan, rekrutmen tenaga kerja
dan sebagainya.
58
2) Ruangan Belajar
Sejumlah 54 kelas teori, 3 ruang praktek Tata Busana, 2
ruang praktekTeknik Kendaraan Ringan, 2 ruang praktek
Rekayasa Perangkat Lunak, 2 ruang praktek Teknik Sepeda
Motor, 2 ruang praktek Tata Boga, 2 ruang praktek Teknik
Komputer dan Jaringan, 2 laboratorium komputer, 1
laboratorium IPA, 2 ruang perpustakaan, menjadikan tanda
kesiapan sarana dan prasarana yang dimiliki SMKN 1
Tengaran.
3) Perpustakaan
Perpustakaan kami memiliki stok buku sebanyak kurang
lebih 4.000 eksemplar yang terdiri dari buku pelajaran, BSE,
buku kurikulum 2013, buku fiksi, buku non fiksi, dan buku
referensi yang ditulis dalam bahasa Indonesia, Inggris, belum
termasuk majalah, tabloid, dan penerbitan lainnya. Juga
termasuk data elektronik melalui e-mail dan akses internet
yang dapat digunakan setiap saat serta adanya Hot Spot area
dimana setiap orang dapat mengakses internet secara gratis. Di
SMK Negeri 1 Tengaran mempunyai 2 gedung perpustakaan.
Yang diberi nama perpustakaan 1 dan perpustakaan 2. Di
perpustakaan 1 menyediakan buku-buku jurusan tingakat kelas
XII serta buku-buku umum. Sedangkan di perpustakaan 2
menyediakan buku-buku jurusan tingakat kelas X dan XI yang
59
ada di SMK Negeri 1 Tengaran serta buku-buku umum.
Misalnya buku penjaskes, bahasa Indonesia, bahasa Jawa, seni
budaya, dan lain sebagainya.
f. Prestasi SMK Negeri 1 Tengaran
1) Prestasi Peserta didik
a) Tahun 2009 Juara I Ladies Dressmaking Tingkat Provinsi
Jawa Tengah;
b) Tahun 2012 Juara III Sofware Aplikasi Tingkat Provinsi
Jawa Tengah;
c) Tahun 2012 menjadi wakil Indonesia diajang International
Exhibition for Young Inventor (IEYI) di Bangkok Thailand
dengan membuat aplikasi teka teki silang berbasis mobile;
d) Tahun 2014 Juara I Lomba Artikel Ilmiah Tingkat Provinsi
Jawa Tengah;
e) Tahun 2015 Juara Umum Lomba Ketrampilan Siswa
Tingkat Kabupaten Semarang;
f) Tahun 2015 Juara III Lomba Rancang Busana Muslim
Tingkat Nasional;
g) Tahun 2015 Juara I Safety Riding Kapolres Cup Kabupaten
Semarang.
2) Prestasi Tenaga Pendidik
a) Tahun 2012 Juara 2 Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten
Semarang;
60
b) Tahun 2012 Juara 2 Forum Ilmiah Guru Pkn Tingkat
Nasional;
c) Tahun 2014 Juara 2 Guru Anugrah Konstitusi Tingkat
Nasional;
d) Tahun 2015 Juara 1 Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten
Semarang;
e) Tahun 2016 Juara 1 Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten
Semarang;
f) Tahun 2016 Juara 1 Guru Anugrah Konstitusi Tingkat
Kabupaten Semarang.
2. Diskripsi Data Penelitian
a. Implementasi Penanaman Pendidikan Nasionalisme Pada Kegiatan
Ekstrakurikuler SKI Peserta Didik SMK Negeri 1 Tengaran
Implementasi pendidikan nasionalisme yang diterapkan di SMK
Negeri 1 Tengaran menjadi landasan utama untuk mendidik peserta
didik menjadi insan yang berakhlakul karimah.Melalui ekstrakurikuler
SKI diharapkan peserta didik dapat menerapkan nilai-nilai
nasionalisme.Hal ini, diungkapkan oleh Informan.
Landasan utama untuk menanamkan nilai-nilai
nasionalisme di SKI yaitu kita disini menanamkan
nilai-nilai akhlak budi pekerti yang baik serta
menanamkan karakter Islam. Soalnya anak SMK
emosinya yang masih labil belum matang untuk
berfikir positif banyak terpengaruh lingkungan, maka
dari itu kita diadakan ekstrakulikuler SKI ini untuk
menaruh atau membiasakan kebiasaan anak-anak
dari hal yang negatif ke hal-hal yang positif.
Contohnya seperti kegiatan-kegiatan yang Islami atau
61
rohani karakter anak atau kepribadian anak yang
dulunya tidak atau belum mengetahui mana yang
benar dan mana yang baik di SKI ini insyaallah bisa
menanamkan rasa nilai-nilai Islam tersebut. (Naf, Gr)
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Informan dibawah ini.
Yang menjadi hal-hal yang melandasi penanaman
nilai nasionalisme dalam SKI adalah kita ketahui
bersama bahwa di SMKN 1 Tengaran ini juga
menerapkan pendidikan karakter dimana sebagian
besar terdapat dalam salah satu atau beberapa unsur
nasionalisme misal tanggungjawab, toleransi, peduli
terhadap sesama , peduli lingkungan, cinta terhadap
tanah air, semangat kebangsaan, itu termasuk
landasan dimana kami sebgai pembina SKI di SMKN
1 Tengaran untuk senantiasa menanamkan nilai
nasionalisme kepada peserta didik. (Fand, Gr)
Pernyataan di atas juga diungkapkan oleh Informan.
Yang menjadi landasan utama untuk menanamkan
nilai nasionalisme di SKI adalah membangun
karakter kebangsaan yang diawali membangun
persatuan dan kesatuan karena dalam ajaran islam
yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits memang
menyerukan kepada persatuan dan anti perpecahan,
kesamaan dan kebebasan, meningkatkan sikap kritis
terhadap lingkungan sekolah. (Des, Mr)
Persiapan penanaman nasonalisme kepada peserta didik
pembina SKI di SMK Negeri 1 Tengaran mempersiapkan.
Persiapan yang dilakukan oleh pembina SKI dalam
penanaman nasionalisme di SKI persiapan yang kami
lakukan tentu secara kurikulum kami mengambil apa
yang sudah menjadi anak-anak harapkan dikelas
kemudian kami turunkan utnuk materi terkait dengan
kajian kajian yang dibahas didalam ekstra itu sendiri.
Misalnya bentuk tanggungjawab bisa kita sampaikan
kepada anak kemudian memberikan kajian peserta yang
lain bahwa tanggungjawab itu sangat penting untuk
ditumbuhkan didalam diri manusia atau siswa. Yang
lain toleransi kita selalu sampaikan ketika ada kegiatan
iduladha itu otomatis juga selain solat idul adha juga
62
penyembelian hewan kurban, kita utamakan
penyembelihan hewan kurban kita bagikan ke warga
yang ada di lingkungan sekolah yang kurang mampu
tidak memperdulikan bahwa muslim atau non muslim.
Selama disana ada keterangan bahwa disitu tidak
mampu adalah kewajiban kita untuk menumbuhkan
cinta terhadap sesama meskipun itu berbeda
keyakinan, hal ini termasuk dalam kategori peduli
sosial yang tidak membeda bedakan mana muslim
mana non muslim tetapi disini untuk kebersamaan
warga diseluruh sekolah. Nilai-nilai yang lain ada
demokratis cara berpikir dalam bersikap tentunya kita
mengedepankan bebas pendapat selama tidak keluar
dari koridor yang diajarkan Allah Swt. sehingga
terdapat kemufakatan atau hasil yang nanti bisa
diterima oleh semua pihak.(Fand, Gr)
Penanaman pendidikan nasionalisme yang dilaksanakan di
SMK Negeri 1 Tengaran melalui ekstrakurikuler SKI memiliki
peran penting dalam membina kepribadian peserta didik.Hal ini,
diungkapkan oleh Informan.
Pentingnya pendidikan nasionalisme yang diterapkan
dikegiatan ekstrakulikuler sangat penting yaitu
apabila seandainya tidak ada ekstrakulikuler SKI
mungkin anak-anak yang terpengaruh lingkungan
yang negatif mungkin belum bisa untuk merubah
sikapnya atau akhlaknya, maka dari itu kita di SMKN
1 Tengaran membuat kegiatan ekstrakulikuler atau
menerapkan ekstrakulikuler SKI agar karakter atau
tingkah laku siswa dulunya yang negatif bisa menjadi
yang positif, bisa bersosialisasi tentang keagamaan,
bisa menerapkan nilai-nilai Islam, lebih bisa
mendalami tentang syariat islam yang dulunya belum
mengatahui dan sekarang lebih mengetahui. (Naf, Gr)
Nilai nilai yang ditanamkan pada anak anak yang ada
didalam SKI kami ajarkan kepada mereka terkait
dnegan Tanggungjawab. Bagaimana setia
tanggungjawab disetiap kegiatan ski peringatan hari
besar Islam, hari ramadhan, kegiatan idul adha itu
kami tanamkan anak anak kami untuk senantiasa
bertanggungjawab, kemudian juga meningkatkan
63
toleransi kepada sesama, misalnya dalam setiap
kegiatan bisa saling bekerja sama, saling peduli
dengan apa yang masing-masing tugas yang
diberikan kepada anak-anak yang terkait denan
kegiatan kegiatan ektrakulikuler SKI baik itu didalam
ekstra itu sendiri atau dalam kehidupan anak dalam
kelas atau dalam lingkingan sekolah. (Fand, Gr)
Pentingnya pendidikan nasionalisme di Ekstrakurikuler SKI
dirasakan oleh peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler
tersebut.
Pentingnya pendidikan nasionalisme di
ekstrakurikuler SKI adalah dapat menjadikan dan
membentuk karakter dari seorang siswa untuk lebih
cinta lagi terhadap negerinya. (Nurm, Mr)
Sangat penting gunanya untuk menciptakan sikap
cinta tanah air dan solidaritas antara anggota SKI
serta meningkatkan kekompakan agar saling berkerja
sama dalam melakukan kegiatan dan kerja. (Nurd,
Mr)
Menurut pandangan saya, di dalam ekstrakurikuler
SKI terdapat banyak sekali nilai-nilai pendidikan,
nilai-nilai agama, dan sebagainya.Hal tersebut
merupakan hal yang sangat penting yang harus
dimiliki oleh peserta didik yang berkualitas.Karena
sesuatu yang sangat penting bagi peserta didik
bukanlah sebuah prestasi, melaikan yaitu pribadi
yang baik dan bermoral.Yang memiliki etika dan
sopan santun dalam beragama maupun
berkomunikasi.Serta dapat menerapkan perilaku-
perilaku agama dengan baik dalam lingkungan
sekolah. (Teg, Mr)
Penanaman nilai-nilai nasionalisme di SMK Negeri 1
Tengaran yang diterapkan di SKI banyak memiliki nilai.
Nilai nilai yang ditanamkan pada anak anak yang ada
didalam SKI kami ajarkan kepada mereka terkait
dengan tanggungjawab. Bagaimana disetiap
tanggungjawab disetiap kegiatan SKI peringatan hari
64
besar Islam, hari ramadhan, kegiatan idul adha itu
kami tanamkan anak anak kami untuk senantiasa
bertanggungjawab, kemudian juga meningkatkan
toleransi kepada sesama, misalnya dalam setiap
kegiatan bisa saling bekerja sama, saling peduli
dengan apa yang masing-masing tugas yang
diberikan kepada anak-anak yang terkait denan
kegiatan kegiatan ektrakulikuler SKI baik itu didalam
ekstra itu sendiri atau dalam kehidupan anak dalam
kelas atau dalam lingkungan sekolah. (Fand, Gr)
Pernyataan tersebut juga diungkapkan oleh Informan.
Nilai-nilai yang diterapkan yaitu sopan santun,
akhlak, budi pekerti dan keterampilan dan berjuang
dijalan Allah. (Suhar, Gr)
Penanaman nilai-nilai nasionalisme yang ada di SKI dapat
diimplementasikan oleh peserta didik.
Kami di ajarkan bagaimana cara untuk menghormati
satu sama lain tanpa ada perselisihan. Dalam
kehidupan bernegara, kami juga diajarkan
bagaimana cara menegakan keutuhan NKRI
walaupun tidak secara langsung. (Teg, Mr)
Melaksanakan kegiatan kegiatan yang bersifat
membangun nilai nasionalisme, mematuhi aturan
aturan yang telah dibuat dalam organisasi SKI,
menjalankan kewajiban yang telah ditetapkan oleh
Allah SWT sebagai bentuk menaati dasar negara
pancasila pada sila pertama Ketuhanan yang Maha
Esa, menjalin kebersamaan dalam segala aspek
pendidikan yang ada dalam lingkungan sekolah, dan
menjadi suri tauladan yang baik bagi lingkungan
sekolah. (Des, Mr)
Dalam penerapan penanaman nasionalisme di
sekolah, guru mengimplementasikan nilai-nilai
nasionalisme dengan cara implementasi penanaman
nasionalisme di kegiatan ski yaitu seperti sikap
gotong royong, tanggungjawab, demokrasi dna sopan
santun. (Naf, Gr)
65
Implementasi dari penanaman nasionalisme yang
diterapkan di SKI yaitu semua tujuan dalam
penanaman sikap kita mengharapkan tentunya dalam
diri anak itu memiliki sikap yang baik, memiliki
manfaat untuk dirinya sendiri, juga untuk orang-
orang yang ada disekitarnya. Maka dari itu tujuan ini
menjadi sangat penting ketika anak sudah lulus dari
SMKN 1 Tengaran apa yang mereka dapatkan di SKI
ini bisa mereka terapkan dikehidupan masyarakat
ketika musyawarah dan dimana mereka hidup
dimasyralat itu bisa mereka terapkan dilingkungan
masing-masing. (Fand, Gr)
b. Faktor Yang Pendukung Dan Penghambat Penanaman Nilai
Nasionalisme Pada Kegiatan Ekstrakurikuler SKIPeserta Didik SMK
Negeri 1 Tengaran
Setiap kegiatan yang dilaksanakan di sekolah memiliki tujuan
yang ingin dicapai. Namun, disisi lain tidak mudah untuk
merealisasikanya. Hal ini, harus ada faktor yang mendukung untuk
dapat mencapai tujuan dari kegiatan itu sendiri.Sebagaimana yang
dikatakan oleh Informan.
Faktor pendukung dalam penanaman nasionalisme
yaitu sarana dan prasarana, terus kita peringatan
hari-hari besar itu mendukung anak-anak untuk
menguji kreativitas mereka, nilai nilai Islam mereka
sejauh mana mereka peduli dengan hari besar agama
yang sudah dilaksanakna yaitu ski sudah
melaksanakan santuann yatiman, dan akan
melakukan maulid nabi di SMKN 1 Tengaran dengan
ini anak-anak bisa berkreasi melaksanakan kegiatan-
kegiatan nilai-nilai islam dala peringatan hari hari
raya Islam. (Naf, Gr)
Faktor pendukung penanaman nasionalisme
berkenaan dengan agama dan kewarganegaraan
sangat didukung oleh sekolah. Semua pihak
memberikan dukungannya terkait penanaman nilai-
nilai nasionalisme sehingga apa yang menjadi tujuan
66
sekolah untuk mewujudkan siswa yang berhasil
secara harfiah maupun secara material batinnya
didapatkan di keseharian mereka sehingga banyak
faktor yang kemudian menjadi pendukung penanaman
nasionaisme di SKI, kami selaku pembina selalu
mengharakan mendapati suatu permasalahan untuk
segera diatasi secara bersama-sama agar kemudian
tidak terbengkalai, dan adanya tanggungjawab
masalah-masalah di SKI itu sulit bisa untuk segera
diselesaikan. (Fand, Gr)
Pernyataan di atas juga diungkapkan oleh peserta didik.
Faktor pendukung dalam penanaman nasionalisme di
seksi kerohanian Islam adalah keteladanan yang
dapat ditiru baiknya dari sikap dan perilakunya juga
dari diri sendiri. (Nurm, Mr)
Faktor pendukung saat ada progam kerja dengan
sikap dan penuh tanggungjwab untuk melaksankana
proker tersebut, sesuai dengan tugas masing maisng
serta saling membantu daN yang paling
menyenangkan kita tidak membeda bedakan sama
rata saling berbagi dan melakukan canda tawa
bersama agar terciptanya sikap saling menyanyangi
dan peduli. (Nurd, Mr)
Beberapa faktor pendukung, yaitu dukungan yang
baik dari pihak sekolah, support dari seluruh anggota
bahkan teman-teman sebaya, koordinasi yang bagus
antar pengurus, anggota, dan pembina, serta niat dan
usaha seluruh anggota SKI dalam mencapai suatu
tujuan yang mulia dan bermanfaat bagi diri sendiri
dan bagi orang lain. (Teg, Mr)
Penanaman nasionalisme di SKI tentu tidak akan berjalan dengan
baik. Hal ini, dikarenakan masih banyak hambatan dalam menjalankan
penanaman nasionalisme.
Faktor penghambat dalam penanaman sikap
nasionalisme tidak mudah kadang ketika anak naik
turun dalam artian disini adalah iman, terkadang
anak rajin terkadang malas suatu hal yang lumrah
kemudian kita untuk segera menanggulangi itu
67
sehingga sekiranya menjadi penghambat dalam
penanaman nasionalisme kita bisa untuk segera
memperbaiki dan apa yang menjadi tujun harapan itu
bisa terlaksana. (Fand, Gr)
Faktor penghambat dalam penanaman nasionalisme
di SKI adalah keterbatasan waktu. Waktu yang
digunakan hanya satu jam dalam seminggu itu pun
terburu-buru karena anak-anak ingin cepat-cepat
pulang. (Suhar, Gr)
Faktor penghambat dalam penanaman nasionalisme juga dirasakan
oleh peserta didik.
Faktor penghambat penanaman nasionalisme di seksi
kerohanian Islam adalah lingkungan, faktor
penghambat dalam penanaman nasionalisme malalui
pembiasaan lingkungan. Tidak semua lingkungan
memberikan pengaruh positif,, sehingga menjadi
faktor penghambat dalam penanaman nasionalisme.
(Nurma, Mr)
Faktor penghambat dalam penanaman sikap
nasionalisme tidak mudah kadang ketika anak naik
turun dalam artian disini adalah iman, terkadang
anak rajin terkadang malas suatu hal yang lumrah
kemudian kita untuk segera menanggulangi itu
sehingga sekiranya menjadi penghambat dalam
penanaman nasionalisme kita bisa untuk segera
memperbaiki dan apa yang menjadi tujun harapan
itu bisa terlaksana. (Fan, Gr)
Ketidakpedulian generasi muda pada pentingnya
sikap nasionalisme, kurangnya pengawasan pada
sikap anggota.(Masr, Mr)
Faktor penghambat dalam penanaman nasionalisme
malalui pembiasaan lingkungan.Tidak semua
lingkungan memberikan pengaruh positif, sehingga
menjadi faktor penghambat dalam penanaman
nasionalisme. (Nurm, Mr)
Ketidakpedulian generasi muda pada pentingnya
sikap nasionalisme, kurangnya pengawasan pada
sikap anggota.(Masr, Mr)
68
Sedikitnya rasa tanggung jawab yang dimiliki di
setiap individu dalam SKI, Kurangnya kesadaran
yang dimiliki setiap individu dalam SKI untuk
membangun maupun untuk menjadi contoh yang baik
bagi lingkungan sekolah. (Des, Mr)
B. Analisis Data
1. Implementasi Penanaman Pendidikan Nasionalisme Pada Kegiatan
Ekstrakulikuler SKIPeserta Didik SMK Negeri 1 Tengaran
Implementasi penanaman pendidikan Nasionalisme merupakan
penerapan dari konsep pendidikan karakter.Pendidikan karakter
adalah pendidikan yang menekankan pada sikap dan perilaku peserta
didik agar menjadi insan yang memiliki pribadi yang mulia. Pribadi
peserta didik yang baik akan mencerminkan perilaku yang baik.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surat At-Tin: 4
artinya: sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baikmya. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk
ciptaan Allah swt yang paling sempurna diantara makhluk yang lain.
Manusia diberika kelebihan berupa akal dan nafsu.Diberikannya akal
dan nafsu agar manusia dapat menggunakannya dengan baik dan
benar.
Di surat Al-Baqoroh: 126 Allah swt telah mengajarkan kepada
hamba-hambanya untuk mencintai dan menjaga negrinya agar
menjadi negri yang aman dan makmur. Implementasi Al-Qur’an Surat
Al-Baqoroh: 126 menjadi pedoman dan dasar bagi sekolah untuk
69
melatih dan mendidik anak-anak menjaga dan mencintai tanah
kelahirannya.
Upaya dalam penanaman nasionalisme disekolah yaitu terkait
dengan materi-metari kajian kerohanian islam seperti materi dakwah
nabi muhammad pada periode madinah, kegiatan peringatan hari raya
besar Islam seperti peringatan hari raya Idul fitri Idul Adha, Isra’
mi’raj dan maulid nabi, Kegiatan Baksos dalam artian menjenguk
orang sakit, membantu penyediaan air bersih, membantu santunan
anak yatim setiap 6 bulan sekali.
Implementasi nilai nasionalisme yang diterapkan di SMK Negeri
1 Tengaran melalui ekstrakurikuler SKI adalah dimulai dari hal
terkecil.Hal sederhana yang dilakukan oleh peserta didik dapat
melatih dan mendidik karakter atau kepribadian peserta didik untuk
dapat mencintai dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.Hal sederhana tersebut seperti kegiatan upacara bendera,
jumat bersih, dan cinta lingkungan.Kegiatan jum’at bersih yang
dilakukan oleh peserta didik berupa membersihkan mushola,
membersihkan halaman sekolah.Bentuk cinta lingkungan sebagai
wujud implementasi dalam menanamkan sikap peduli terhadap
lingkungan sekolah seperti tidak membung sampah sembarangan,
slalu menjaga kebersihan kelas, berhemat menggunakan penggunaan
listrik dan air dam kebersihan lingkungan sekitar.Perilaku sederhana
70
itu, ternyata dapat mengantarkan peserta didik untuk mencintai tanah
air.
Nilai pendidikan nasionalisme yang diterapkan di SKI meliputi
tanggungjawab, toleransi, peduli sosial, sikap saling menghormati dan
sopan santun, cinta tanah air.
Tanggungjawab berarti menjalankan segala sesuatu yang telah
diamanahi dan dapat menyelesaikan tugasnya.Peserta didik yang
mengikuti ekstrakurikuler SKI diberi tanggungjawab sesuai
kemampuan untuk melaksanakan kegiatan yang diadakan oleh ekstra
SKI.Sikap tanggungjawab yang diajarkan di SKI dapat dirasakan oleh
peserta didik.Sikap selanjutnya yang diterapkan di SKI adalah Sikap
toleransi seperti dalam peringatan hari raya besar Islam dimana
sesama siswa baik Islam maupun non Islam ikut berpartisipasi dalam
kegitan yang sedang berlangsung, menghormati ketika beribadah
disekolah.Sikap toleransi berarti menanamkan sikap saling
menghargai perbedaan agama, ras, etnis dan budaya.Di SKI juga
diajarkan untuk menjalankan kegiatan ibadah di lingkungan sekolah
sesuai dengan keyakinannya seperti membaca asmaul husna setiap
pagi sebelum pembelajaran, membaca surah yasin setiap hari jun’at,
melaksanakan infak setiap hari jum’at.
Peduli sosial berarti sikap dan perilaku yang menunjukan
kepedulian terhadap lingkungan setempat.Lingkungan yang dimaksud
adalah sekolah.Di SMK Negeri 1 Tengaran peserta didik diajarkan
71
untuk menjadi insan yang memiliki jiwa sosial tinggi. Sikap peduli
sosial juga diajarkan di SKI. Hal ini, dibuktikan dengan adanya
perilaku peserta didik yang menjenguk temannya yang sedang sakit,
bakti sosial, gotong royong dan berinfaq.Perilaku tersebut merupakan
salah satu implementasi dari sikap nasionalisme.
2. Faktor Pendukung Dan Penghambat Penanaman Nilai Nasionalisme
Pada Kegiatan Ekstrakulikuler SKI Peserta Didik SMK Negeri 1
Tengaran
Faktor pendukung merupakan sesuatu yang sifatnya mendukung
dan menunjang dalam kegiatan untuk mencapai tujuan yang ingin
dicapai.Faktor pendukung memiliki peran penting untuk mengukur
tingkat keberhasilan suatu program kerja. Faktor pendukung dalam
penanaman pendidikan nasionalisme di SKI diantaranya:
a. Sarana prasarana yang mendukung kegiatan SKI seperti tempat
yang memadai dan buku penunjang;
b. Kerjasama antar pihak sekolah dilakukan atas dasar perintah
dari kepala sekolah untuk membina SKI dengan menugaskan
guru sesuai dengan bidang atau kompetensi yang dimiliki;
c. Alokasi waktu kegiatan SKI diimulai pukul 16.00-17.00 WIB;
d. Sikap keteladan yang ada pada diri anggots SKI menjadi contoh
bagi peserta didik lain. Sikap teladan yang perlu dicontoh seperti
ibadah yang rajin, displin dalam sholat, rajin mengaji, dan
mematuhi tata tertib sekolah;
72
e. Kegiatan SKI mendapatSuport dari teman-teman ynng
lain.Dukungan tersebut berupa ajakan untuk mengikuti kegiatan
SKI;
f. Komunikasi antara anggota dan pembina SKI terjalin hubungan
yang harmonis dan;
g. Angota SKI memiliki tujuan yang sama dalam mengemban
amanah menerapkan nilai-nilai Islam.
Faktor penghambat adalah suatu hal yang dapat mengganggu dan
menghambat jalannya program yang telah diselenggarakan oleh suatu
pihak, lembaga atau institusi. Faktor penghambat penanaman
pendidikan nasionalisme di SKI meliputi:
a. Kurangnya waktu dalam kegiatan SKI dikarenkan kegiatan
dilaksanakan setelah kegiatan belajar mengajar. Disisi lain yang
seharusnya berlangsung selama 2 jam menjadi 1 jam dikarenakan
kegiatan belajar mengajar sekarang full day;
b. Waktu pelaksaanan SKI kurang efektif, sehingga peserta didik
kurang tertarik untuk mengikuti ekstrakurikuler SKI dan;
c. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang menghambat jalan
nya kegiatan SKI. Lingkungan yang baik dalam hal ini adalah
kondisi yang membuat naik dan turunnya motivasi peserta didik
untuk mengikuti kegiatan SKI.
73
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Penanaman nasionalisme yang diterapkan di SMK Negeri 1 Tengaran
yaitu berlandaskan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila, undang-
undang serta pendidikan karakter.Penanaman nasionalisme yang
diterapkan di SMK Negeri 1 Tengaran yaitu tanggungjawab, sikap
toleransi, sikap peduli gotong royong serta sikap peduli sosial antar sesama
masyarakat elemen sekolah.Persiapan yang dilakukan oleh pembina SKI
dalam mengimplementasikan nilai nasionalisme pada kegiatan SKI yaitu
megikuti standar kurikulum yang diterapkan dari sekolah. Penanaman ini,
bertujuan agar peserta didik setelah lulus dari SMK Negeri 1 Tengaran
memiliki jiwa nasionalisme yang dapat implementasikan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
2. Faktor pendukung penanaman nasionalisme ekstrakurikule SKI meliputi
a) Sarana dan prasarana; b) Bimbingan dari Pembina SKI c) Dukungan
dari sekolah, guru dan anggota SKI; d) Sikap tanggungjawab peserta didik
terhadap progam kerja SKI; e) Dukungan dan suport dari pihak sekolah
dan anggota SKI. Sedangkan Faktor penghambat dalam pelaksanaan
penanaman nasionalisme di ekstrakulikuler SKI antara lain: a) sifat malas
siswa dalam mengikuti ekstrakulikuler SKI; b) Waktu pelaksanaan
Kegiatan SKI kurang masksimal; dan 3) Pengaruh lingkungan pergaulan.
74
B. SARAN
1. Bagi Pendidik
Guru memberikan bimbingan akan pentingnya penanaman
nasionalisme kepada siswa, membuat suasana yang lebih baik, dan
membuat waktu yang efektif dalam penanaman nasionalisme di
ekstrakulikuler SKI agar terealisasikan dengan baik, dan bisa diterapkan
dalam kehidupan sehari siswa baik dilingkungan sekolah atau masyarakat.
2. Bagi Sekolah
Pihak sekolah perlu memberikan arahan kepada orang tua agar anak-
anaknya dapat terkontrol dengan baik.
3. Bagi Peserta Didik
Peserta didik selalu mengikuti kegiatan penanaman nasionalisme yang
telah diimplementasikan dalam lingkungan sekolah dan mematuhi aturan
yang ada di sekolah agar dapat teraktualisasikan nilai nasionalisme dalam
lingkungan sekolah, masyarakat dan negara.
75
DAFTAR PUSTA
Afan, Ghoffar. 2009. Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi. Cet. I.
Yogyakarta: Pusaka Pelajar.
Alfaqi, Mifdal Zusron. 2016. Melihat Sejarah Nasionalisme Indonesia untuk
Memupuk Sikap Kebangsaan Generasi Muda.Civis (13): 2/12.
Alius, Suhardi. 2019. Resonansi Kebangsaan Membangkitkan Nasonalisme dan
Keteladanan.Jakarta: PT. Gramedia.
Andrioza dan Badrus Zaman, 2016. Edutainment dalam Mapel PAI. Jurnal
Mudarrisa Vol. 8, No. 1.
Danarjati, Dwi Prasetia, Murtiadi & Ari Ratna Ekawati. 2014. Psikologi
Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Darmaningtiyas. 2005. Pendidikan Rusak-rusakan. Yogyakarta: LKIS Pelangi
Aksara.
Dwi, Ratna. 2009. Kamus Ensiklopedi Umum Bahasa Indonesia.Bandung:
Prakarya.
Hisbanarto, Yakub Vico. 2014. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan.
Yogyakarta: Graha Ilmu. https://www.jogloabang.com/pendidikan/perpres-no-87-tahun-2017-tentang-
penguatan-pendidikan-karakter).
Ilahi, Mohamad Takdir. 2012. Nasionalisme Dalam Bingkai Pluralitas Bangsa.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Kahin, G. M. dkk. 2013. Nasionalisme dan Revolusi Indonesia. Depok:
Komunitas Bambu.
Kemedikbud. 2013. Kurikulum 2013 dan Profesionalisasi Bimbingan dan
Konseling.
Kohn Hans, 1984.Nasionalisme Arti dan Sejarah, Jakarta: Erlangga.
Kusumawardani, Anggraeni dan Faturchman. 2004. Nasionalisme. Buletin
Psikologi. 12 (2): 61-72.
Lilis Setyowati, Moh, Uzer Usman, 1993, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar
Moesa, Ali Maschab. 2007. Nasionalisme Kyai. Jogjakarta: LKIS.
Narwanti, Sri. 2014.Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Familia.
Natalis -Decki, 2000. Evolusi Nasionalisme dan Sejarah, Jakarta: PT: Penerbit
Swadaya.
Prastowo, Andi. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dan Perspektif Rancangan
Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Purwanto, Nanang. 2014. Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Retor Kaligis, Marhaen dan Wong Cilik, 2014.Membedah Wacana dan Praktik
Nasionalisme bagi Rakyat Kecil dan PNI sampai PDI Perjuangan,
Tangerang Selatan: Marjin Kiri.
Rochimah, Nur Apriliya & Badrus Zaman. 2018. Pendidikan Moral Anak
Jalanan. Yogyakarta: Trussmedia Grafika.
Romi Sudhita, I Wayan. 2014. Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
76
Salim, Yenny, 1991.Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer.Jakarta:
Moderen English.
Silaban, Winner. 2012. Pemikiran Soekarno Tentang Nasional. Jurnal Dinamika
Politik. 1(3): 1-6.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung:Alfabeta.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Bisnis. Cet. Pertama. Bandung: ALFABETA.
Sujak dan Zainal Adib. 2011.Kegiatan Ektrajukijuker di Sekolah. Jakarta:
Depdikbud.
Tirtarahardja, Umar dan S.L La Sulo. 2005.Pengantar Pendidikan. Jakarta:
Renika Cipta.
Trubus, Priyanto. 2004. Kebangsaan Demokrasi dan Hak Asasi Manusia, Jakarta:
Universitas Tri Sakti.
Wibowo, Agus. 2011.Pendidikan Karakter Strategi MembangunKarakter Bangsa
dan Berperadaban, Jogjakarta: Pustaka Belajar.
Wiyani, Novan Ardi. 2013. Menumbuhkan Pendidikan Karakter di SD (Konsep
dan Strategi).Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Zaman, Badrus, 2017. Pelaksanaan Mentoring Ekstrakurikuler Rohani Islam
(Rohis) dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas X di SMA
Negeri 3 Boyolali Tahun Ajaran 2015/2016. Jurnal Inspirasi Vol. 2 No. 2
Undaris Ungaran.
Zaman, Badrus. 2018. Pendidikan Akhlak pada Anak Jalanan di Surakarta. Jurnal
Inspirasi Vol. 2 No. 2 Undaris Ungaran.
Zaman, Badrus. 2020. Penerapan Active Learning dalam Pembelajaran
PAI. Jurnal As-Salam, 4(1), 13-27. https://doi.org/10.37249/as-
salam.v4i1.148
Zuhairin, 1993.Metodologi Pendidikan Agama Islam. Solo:Ramadhani.
77
Lampiran 1: Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
Narasumber : Pembina SKI SMK N 1 Tengaran
Judul Penelitian : Implementasi Pendidikan Nasionalisme Ekstrakulikuler
Kerohanian Islam Di Smk N 1 Tengaran Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020 M
Identitas Diri
Nama :
Jenis Kelamin :
Asal :
Jabatan : Pembina SKI
Pertanyaan:
1. Apa yang menjadi landasan utama untuk menanamkan nilai nasionalisme
di SKI?
2. Apa pentingnya pendidikan nasionalisme yang diterapkan di
Ekstrakulikuler SKI?
3. Apa saja nilai-nilai nasionalisme yang diterapkan di Ekstrakulikuler SKI?
4. Persiapan apa yang saja yang dilakukan oleh bapak/Ibu dalam penanaman
nasionalisme di SKI?
5. Apa indikator/tolak ukur keberhasilan dalam penanaman nasionalisme di
SKI?
6. Apa tujuan penanaman nasionalisme yang diterapkan di SKI?
7. Bagaimana Implementasi penanaman nasionalisme di SKI?
8. Apa faktor penghambat dalam penanaman nasionalisme di SKI?
78
9. Apa faktor pendukung dalam penanaman nasionalisme di SKI?
10. Apakah penanaman nasionalisme yang diterapkan di SKI sudah sesuai
dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)?
79
PEDOMAN WAWANCARA
Narasumber : Peserta Didik SKI SMK N 1 Tengaran
Judul Penelitian : Implementasi Pendidikan Nasionalisme Ekstrakulikuler
Kerohanian Islam Di Smk N 1 Tengaran Kabupaten
SemarangTahun Pelajaran 2019/2020
Identitas Diri
Nama :
Jenis Kelamin :
Asal :
Jabatan :
1. Apa pentingnya pendidikan nasionalisme yang diterapkan di
Ekstrakulikuler SKI ?
2. Apa saja nilai-nilai nasionalisme yang diterapkan di Ekstrakulikuler SKI ?
3. Apa indikator/tolak ukur keberhasilan dalam penanaman nasionalisme di
SKI ?
4. Apa tujuan penanaman nasionalisme yang diterapkan di SKI ?
5. Bagaimana Implementasi penanaman nasionalisme di SKI ?
6. Apa faktor penghambat dalam penanaman nasionalisme di SKI ?
7. Apa faktor pendukung dalam penanaman nasionalisme di SKI ?
8. Apa manfaat nasionalisme bagi diri anda sendiri ?
80
Lampiran 2: Hasil Wawancara
VERBATIM WAWANCARA GURU
Tempat Wawancara : Mushola
Hari : Rabu
Tanggal : 30 Oktober 2019
Waktu : 10.00-Selesai
No Informan Pertanyaan Jawaban
1 Naf 11. Apa yang menjadi landasan
utama untuk menanamkan
nilai nasionalisme di SKI?
Landasan utama untuk menanamkan
nilai-nilai nasionalisme di ski yaitu
kita disini menanamkan nilai nilai
akhlak budi pekerti yang baik serta
menanamkan karakter islam.
Soalnya anak smk emosinya yang
masih labil belum matang untuk
berfikir positif banyak terpengaruh
lingkungan, maka dari itu kita
diadakan ekstrakulikuler ski ini
untuk menaruh atau membiasakan
kebiasaan anak-anak dari hal yang
negatif ke hal-hal yang positif.
Contohnya seperti kegiatan-
kegiatan yang Islami atau rohani
karakter anak atau kepribadian anak
yang dulunya tidak atau belum
mengetahui mana yang benar dan
mana yang baik di ski ini insyaallah
bisa menanamkan rasa nilai-nilai
81
islam tersebut
12. Apa pentingnya pendidikan
nasionalisme yang
diterapkan di
Ekstrakulikuler SKI?
Pentingnya pendidikan
nasionalisme yang diterapkan
dikegiatan ekstrakulikuler sangat
penting yaitu apabila seandaninya
tidak ada ekstrakulikuler ski
mungkin anak-anak yang
terpengaruh lingkungan yang
negatif mungkin belum bisa untuk
merubah sikapnya atau akhlaknya,
maka dari itu kita di smkn 1
tengaran membuat kegiatan
ekstrakulikule atau menerapkan
ekstrakulikuler ski agar karakter
atau tingkah laku siswa dulunya
yang negatif bisa menjadi yang
positif, bisa bersosialisasi tentang
keagamaan, bisa menerapkan nilai-
nilai islam, lebih bisa mendalami
tentang syariat islam yang dulunya
belum mengatahui dan sekarang
lebih mengetahui.
13. Apa saja nilai-nilai
nasionalisme yang
diterapkan di
Ekstrakulikuler SKI?
Menunjukan sikap dan perilaku
berusaha menjadi orang baik,
bermoral baik dengan harapan
menjadi harapan untuk bangsa,
4 Persiapan apa yang saja
yang dilakukan oleh Ibu
dalam penanaman
Persiapan yang dilakukan dalam
penanaman nasionalisme di ski
tentunya kita memotivasi atau
82
nasionalisme di SKI? menasehati anak agar mereka kalo
seandainya ada hal-hal yang negatif
atau kejadian apapun kita tidak
boleh menirunya. Dan apabila kalo
ada anak-anak ski atau anak-anak
yang ikut ekstrakulikuler ski
melakukan hal kesalahan kiita
langsung lakukan evaluasi kenapa
kok nisa melakukan tingkah laku
perilaku tersebut, dan kita
memberitau dampaknya apabila
melakukan hal-hal tersebut.
5 Apa indikator/tolak
ukur keberhasilan
dalam penanaman
nasionalisme di SKI?
Tolak ukur keberhasilan danalan
penanaman nasionalisme di ski ,
alhamdulillah setelah adanya
kegiatan ekstrkulikuler ski atau
anak-anak yang telah mengikuti ski
tidak pernha yang namanya ada
pelanggaran dalam sekolah,
contohnya seperti kurang disiplin,
atau pelanggran pelecehan seksual
atau apapun itu alhamdulillah
selama ini belum ada anak-anak ski
yang melanggar peraturan sekolah
6. Apa tujuan penanaman
nasionalisme yang
diterapkan di SKI?
Tujuan penanaman nasionalisme
yang diterapkan di ski, tujuannya
agar anak-anak keluar dari smkn 1
tengaran menbawa hal ha yang
positif khususnya untuk nilai nilai
agama islam, kita sebagai guru
83
agama islam kita bertanggung
jawab untuk mmebentuk karakter
anak agar mereka setelah keluar
dari smk negeri 1 tengaran menjadi
orang-orang yang berguna
khususnya dalam menanaman nilai
nilai agama islam.
7. Bagaimana
Implementasi
penanaman
nasionalisme di SKI?
Implementasi penanaman
nasionalisme di kegiatan ski yaitu
seperti sikap gotong royong,
tanggung jawab, demokrasi dna
sopan santun.
8. Apa faktor penghambat
dalam penanaman
nasionalisme di SKI?
Faktor penghambat dalam penanaan
nasionalisme, yang menghambat
dalam penanaman nasionalisme ini
kadang-kadang anak kalo kita
menasehati ada yang tidak
mendengarkan, tidak serius dalam
mendengarkan nasihat kita, dalam
baca tulis alquran atau juga mereka
ada beberapa mereka bukan semua
satu dua anak ada rasa malu soalnya
meraka belum lancar dalam
membaca alquran . ada yang malu
tulisn arabnya jelak . itu yang
menjadi hambatan dalam kegiatan
ski.
9. Apa faktor pendukung
dalam penanaman
nasionalisme di SKI?
Faktor pendukung dalam
penanaman nasionalise yaitu sarana
dna prasarana, terus kita peringatn
84
hari-hari besar itu mendukung anak-
anak untuk menguju kreativitas
mereka, nilai nilai islam mereka
sejauh mana mereka peduli dengan
hari besar agama yang sudah
dilaksanakna yaitu ski sudah
melaksanakan santuann yatiman,
dan akan melakukan maulid nabi di
smkn 1 tengaran dengan ini anak-
anak bisa berkreasi melaksanakan
kegiatan-kegiatan nilai nilai islam
dala peringatan hari hari raya islam
10. Apakah penanaman
nasionalisme yang
diterapkan di SKI sudah
sesuai dengan
Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK)?
Penanaman nasionalisme sudah
diterapkan. Tetapi masih ada
beberapa kendalan dalam
penanmaan nasionalisme yabg
diterapkan di ski. yang pertama
kendalanya di ekstra ini kan
dilaksanakna ketika kita pulang
sekolah baru melaksanakan kegiatan
ski selesai knm mereka mengeluh
capel, mungkin mengeluh keiyika
tidak membawa bekal mungkin
mereka lapar, ini menjadi kendala
setelah kbm. Dan tidka ada waktu
selain habis kegiatan belajar
mengajar itu tidak ada waktu lagi.
Maka dairi itu kita sebagi guru
merasakan caoek juga setelah kbm
masih ada kegiatan yang selesai
smapai jam 5 lebih. Anak-anak
85
yang hadir dan yag tidak hadir
banyak yang hadir, tapi kadang-
kadang juga sediit yang datang dna
tidak menentu. Penanaman
alhamdulillah sudah 70 persen
selama saya membimbing di ski.
setiap pertemuan kita slalu kasih
motuvasi, kita sebgaia umat islam
menjadi sisiwa yang teladan. Di
smkn 1 tengaran anal-anak ski
memang menjadi panutan anak
anak yang lain. Contohnya seperti
bertutut kata, bersikap, bertingkah
laku sesama teman , dan bisa
menghormati serta ditanamkan
dalam kegidupan sehari-hari.
2, Fan 1. Apa yang menjadi
landasan utama untuk
menanamkan nilai
nasionalisme di SKI?
Yang menjadi hal-hal yang
melandasi penanaman nilai
nasionalisme dalam ski adalah kita
ketahui bersama bahwa di smkn 1
tengaran ini juga menerapkan
pendidikan karakter dimana
sebagian besar terdapat dalam salah
satu atau beberapa unsur
nasionalisme misal tanggungjawab,
toleransi, peduli terhadap sesama ,
peduli lingkungan , cinta terhadap
tanah air, semangat kebangsaan, itu
termasuk landasan dimana kami
sebgai pembina ski di smkn 1
tengran untuk senantiasa
86
menanamkan nilai nasionalisme
kepada peserta didik.
2. Apa pentingnya
pendidikan
nasionalisme yang
diterapkan di
Ekstrakulikuler SKI?
Pentingnya penanaman pendidikan
nasionaisme di ekstrakulikuler tentu
tidak terlepas juga dari apa yang
sudah didapatkan dari anak anak
didalam kegiatan intrakulikuler
bagaimana anak juga mendapatkan
materi terkait dengan moralitas dan
kewarganegaraan, dalam artian di
sini baik dari pendidikan agama
dan kewarganegaraan untuk
senantiasa menanamkan pentingnya
nasionalisme didalam kehidupan
peserta didik. Dalam ekstrakulikuler
ski memiliki daya dukung terhadap
mereka yang didapatkan dalam
kegiatan intrakulikuler disekolah.
Meskipun ski adalah seksi
kerohanian islam tapi tidak jauh dari
apa yang sudah menjadi pendukung
terkait dengan apa yang sudah
mereka dapatkan dikelas. Ski adalah
wadah untuk berdakwah terkait
dengan keislaman tetapi terkait
dengan kehidupan siswa sehar hari
juga tidak terlepas dari kehiidupan
masyarakat. Yang kita sampaikan
dalam kegiatan ekstrakulikule tidak
terlepas dari masyratakt
87
3. Apa saja nilai-nilai
nasionalisme yang
diterapkan di
Ekstrakulikuler SKI?
Nilai nilai yang ditanamkan pada
anak anak yang ada didalam ski
kami ajarkan kepada mereka terkait
dengan tanggungjawab. Bagaimana
disetia tanggungjawab disetiap
kegiatan ski peringatan hari besar
islam, hari ramadhan, kegiatan idul
adha itu kami tanamkan anak anak
kami utnuk senantiasa
bertanggungjawab , kemudian juga
meningkatkan roleransi kepada
sesama, misalnya dalam setiap
kegiatan bisa saling bekerja sama,
saling peduli dengan apa yang
masing-masing tugas yang
diberikan kepada anak-anak yang
terkait denan kegiatan kegiatan
ektrakulikuler ski baik itu didalam
ekstra itu sendiri atau dalam
kehidupan anak dalam kelas atau
dalam lingkingan sekolah.
14. Persiapan apa yang saja
yang dilakukan oleh
bapak dalam
penanaman
nasionalisme di SKI?
Persiapan yang dilakukan oleh
pembina ski dalam penanaman
nasionalisme di ski persiapan yang
kami lakukan tentu secara
kurikulum kami mengambil apa
yang sudah menjaidi anak-anak
harapkan dikelas kemudian kami
turunkan utnuk materi terkait
dengan kajian kajian yang dibahas
didalam ekstra itu sendiri. Misalnya
88
bentuk tanggungjawab bisa kita
sampaikan kepada anak kemudian
memberikan kajian peserta yang
lain bahwa tanggungjawab itu
sangat penting untuk ditumbuhkan
didalam diri manusia atau siswa.
Yang lain toleransi kita selalu
sampaikan ketika ada kegiatan
idula adha itu otomatis juga sselain
solat idul adha juga penyembelian
hewan kurban, kita utamakan
penyembelihan hewan kurban kita
bagikan ke warga yang ada di
lingkungna sekolah yang kurang
mampu tidak memperdulikan bahwa
muslim atau non muslim. Selama
disana ada keterangan bahwa disitu
tidak mampu adalah kewajiban kita
untuk menumbuhkan cinta terhaap
sesama meskipun itu berbeda
keyakinan, hal ini termasuk dalam
kategori peduli sosial yang tidak
membeda bedakan mana muslim
mana non muslim tetapi disini
untuk kebersamaan warga diseluruh
sekolah. Nilai nilai yang lain ada
demokratis vara berfikir dalam
bersikap tentunya kita
mengedepankan bebas pendapat
selama tidak keluar dari koridor
yang diajarkan allah swt sehinggaa
89
terdapat kemufakatan atau hasil
yang nanti bisa diterima oleh semua
pihak.
15. Apa indikator/tolak
ukur keberhasilan
dalam penanaman
nasionalisme di SKI?
Tolak ukur keberhasilan dalam
penanaman nasionalise ski itu
sendiri bisa kita lihat dari aktivitas
yang mereka lakukan baik didalam
ekstra itu sendriri bisa diterpkan di
lingkungan sekolah sehingga tidak
terjadi hal hal yang diluar keinginan
kita bersamaa bahwa yang menjadi
tolak ukur adalah anak baik kepada
sesama, anak baik kepada guru, baik
kepada orangtua, ketika dilihat
semuanya tertib, tidak semua gaduh
sendiri, ketika terjadi kegaduhan
sedah ada pihak yang menertibkan
penanaman nasionalisme didalam
ekstra itu sendiri bisa dilihat dalam
keseharian anak.
16. Apa tujuan penanaman
nasionalisme yang
diterapkan di SKI?
Tujuan dari penanaman nasionalise
yang diterapkan di ski yaitu semua
tujuan dalam penanaman sikap kita
mengharapkan tentunya dalam diri
anak itu memiliki sikap yang baik ,
memiliki manfaat untuk dirinya
sendiri, juga untuk orang-orang
yang ada disekitarnya. Maka dari itu
tujuan ini menjadi sangat penting
ketika anak sudah lulus dari smkn 1
90
tengaran apa yang mereka dapatkan
di ski ini bisa mereka terapkan
dikehidupan masyarakat ketika
musyawarah dna dimana mereka
hidup dimasyralat itu bisa mereka
terapkan dilingkungan masing-
masing,
17. Bagaimana
Implementasi
penanaman
nasionalisme di SKI?
Implementasi dari penanaman
nasionalise yang diterapkan di ski
yaitu semua tujuan dalam
penanaman sikap kita
mengharapkan tentunya dalam diri
anak itu memiliki sikap yang baik ,
memiliki manfaat untuk dirinya
sendiri, juga untuk orang-orang
yang ada disekitarnya. Maka dari itu
tujuan ini menjadi sangat penting
ketika anak sudah lulus dari smkn 1
tengaran apa yang mereka dapatkan
di ski ini bisa mereka terapkan
dikehidupan masyarakat ketika
musyawarah dan dimana mereka
hidup dimasyralat itu bisa mereka
terapkan dilingkungan masing-
masing,
18. Apa faktor penghambat
dalam penanaman
nasionalisme di SKI?
Faktor penghambat dalam
penanaman sikap nasionalisme
tidak mudah kadang ketika anak
naik turun dalam artian disini
adalah iman, terkadang anak rajin
91
terkadang malas suatu hal yang
lumrah kemudian kita untuk segera
menanggulangi itu sehingga
sekiranya menjadi penghambat
dalam penanaman nasionalisme
kita bisa untuk segera memperbaiki
dan apa yang menjadi tujun harapan
itu bisa terlaksana.
19. Apa faktor pendukung
dalam penanaman
nasionalisme di SKI?
Faktor pendukung penanaman
nasionalisme berkenaan dengan
agama dan kewarganegaraan sangat
didukung oleh sekolah. Semua
pihak memberikan dukungannya
terkait penanaman nilai nilai
nasionalisme sehingga apa yang
menjadi tujuan sekolah untuk
mewujudkan siswa yang berhasil
secara harfiah maupun secara
material batinnya didapatkan di
keseharian mereka sehingga
banyak faktor yang kemudian
menjadi pendukung penanaman
nasionaisme di SKI, kami selaku
pembina selalu mnegharakan
mendapati suatu permasalahan
untuk segera diatasi secara bersama-
sama agar kemudian tidak
terbengkalai, dan adanya
tanggungjawab masalah-masalah di
SKI itu sulit bisa untuk segera
diselesaikan.
92
20. Apakah penanaman
nasionalisme yang
diterapkan di SKI sudah
sesuai dengan
Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK)?
Penanaman nasionalisme di ski
insyaalllah sudah sesui dnegan
penguatan pendidikan karakter
terkait dengan nasionaisme terkait
dengan bagaimana bersikap
terhadap sebuah permasalahan itu
senantiasa sesuai dengan apa yang
diajarkan tidak keluar dari koridor
koridor islam . terkait dengan
rasulullah bagaimana allah
mengajarkan kita telah ada pada
diri rasulullaj itu uritauladan
sehingga apa yang kita sampaikan
sesuai dengan ajaran silam.
Suhar 1. Apa yang menjadi
landasan utama untuk
menanamkan nilai
nasionalisme di SKI?
Berlandaskan pancasila dan undang
undamg dasar
2. Apa pentingnya
pendidikan
nasionalisme yang
diterapkan di
Ekstrakulikuler SKI?
Pentignya pendidikan nasionalisme
di ski yaitu untuk meningkatkan
mutu pendidikan agama islam
3. Apa saja nilai-nilai
nasionalisme yang
diterapkan di
Ekstrakulikuler SKI?
Nilai nilai yang diterapkan yaitu
sopan santun, akhlak, budi pekerti
dna keterampilan dan berjuang
dijalan allah
4. Persiapan apa yang saja
yang dilakukan oleh
bapak dalam
Persiapan apa yang dilakukan dalam
penanaman nasionalisme yaitu
mempersiapkan diri, dan saya harus
93
penanaman
nasionalisme di SKI?
melakukan terlebih dahulu baru
diterapkan
5. Apa indikator/tolak
ukur keberhasilan
dalam penanaman
nasionalisme di SKI?
Indikator keberhasilan pendidikan
nasionalisme di SKI adalah anak
dapat menampilkan sikap dan
perilaku terbaik, seperti
bertanggungjawab, mandiri, dan
jujur.
6. Apa tujuan penanaman
nasionalisme yang
diterapkan di SKI?
Tujuan penanaman nasionalisme di
SKI adalah menjadi anak yang
terdidik, agamis, anak yang baik,
beriman, bertanggungjawab, dan
bertaqwa
7. Bagaimana
Implementasi
penanaman
nasionalisme di SKI?
Implemrntasi penanaman
nasionalisme di SKI adalah menjadi
anak yang terdidik, agamis, anak
yang baik, beriman,
bertanggungjawab, dan bertaqwa
8. Apa faktor penghambat
dalam penanaman
nasionalisme di SKI?
Faktor penghambat dalam
penanaman nasionalisme di SKI
adalah keterbatasan waktu. Waktu
yang digunakan hanya satu jam
dalam seminggu itu pun terburu-
buru karena anak-anak ingin cepat-
cepat pulang.
9. Apa faktor pendukung
dalam penanaman
nasionalisme di SKI?
Faktor pendukung dalam
penanaman nasionalisme di SKI
adalah wisata religi. Piknik religi
yang dimaksud adalah ziarah. Selain
94
itu faktor pendukung lainnya seperti
baca buku, nonton vidio
10. Apakah penanaman
nasionalisme yang
diterapkan di SKI sudah
sesuai dengan
Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK)?
Penguatan pendidikan karakter di
SKI bisa dikatakan sudah sesuai
atau belum. Karena banyak kegiatan
yang bersamaan dengan kegiatan
ski sehingga dapat menganggu
jalannya kegiata sebelumnya yang
telah direncanakan.
95
Lampiran 3: Surat Tugas Pembimbing Skripsi
96
Lampiran 4:Surat Izin Penelitian
97
Lampiran 5: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
98
Lampiran 6: Lembar Pembimbing Skripsi
99
100
101
Lampiran 7: Daftar Nilai SKK
102
103
104
Lampiran 8: Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Lella Nur Ariyanto Putri
NIM : 23010 16 0181
Tempat Tanggal Lahir : Sragen, 17 Juni 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Desa Suwatu, Dsn Suwatu, RT. 05/RW.02,
Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, Jawa
Tengah
No. Handphone : 0822 2939 1086
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan : SD Negeri Suwatu 02 Tahun 2010
SMP 2 Tungkal Jaya Tahun 2013
SMA Negeri 13 Luwu Timur Tahun 2016
Demikian daftar riwayat hidup yang saya buat ini dengan sebenar-benarnya.
105
Lampiran9: Foto Penelitian
Wawancara dengan ketua SKI tahun 2019
106
Wawancara dengan pembina SKI Bersama anggota SKI
Top Related