Download - IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

Transcript
Page 1: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

BAGI KATEGORI PEKERJA BUKAN PENERIMA UPAH (PBPU) DI KABUPATEN LEBAK

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh :

AHMAD HUNAEPI

NIM. 6661081075

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG 2015

Page 2: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)
Page 3: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)
Page 4: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)
Page 5: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

MOTTO

“Jangan pernah menyerah, jadikanlah setiap

kegagalan sebagai proses perbaikan diri”

Skripsi ini kupersembahkan teruntuk Kedua orang tuaku tercinta

Dan kakak-kakakku yang telah membantu secara materil dan moril.

Terimakasih Untuk Segala Keikhlasannya...............,,,,

Page 6: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

ABSTRAK Ahmad Hunaepi. NIM. 081075. 2015. Skripsi. Implementasi Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah di Kabupaten Lebak, Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I Dr. Dirlanudin, M.Si., Pembimbing II Gandung Ismanto, S.Sos., MM. Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) adalah setiap orang yang bekerja atau berusaha atas risiko sendiri atau pekerja diluar hubungan kerja yang iuran kepesertaannya ditanggung sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Tingkat Implementasi Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Bagi Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) di Kabupaten Lebak. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Populasi penelitian adalah Peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah atau Peserta Mandiri di Kabupaten Lebak. Perhitungan sampel menggunakan rumus “Slovin”. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang didasarkan pada indikator keberhasilan implementasi kebijakan menurut teori George Edward III. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan Acidental sampling. Teknik analisa data menggunakan uji hipotesis t-test satu sampel. Hasil penelitian menunjukan Tingkat Implementasi Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi Kategori Pekerja Bukan penerima Upah (PBPU) di Kabupaten Lebak masih rendah atau belum optimal. Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh thitung lebih kecil dari pada ttabel (-3,34<1,645) dan didukung oleh hasil yang dicapai sebesar 58,17% dari angka minimal yang dihipotesiskan sebesar 60 %. Oleh karena itu, untuk memperbaiki Implementasi Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional bagi Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah di Kabupaten Lebak, BPJS Kesehatan dan Faskes harus meningkatkan sosialisasi, menambah lokasi tempat pendaftaraan Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional, juga perbaikan terhadap mekanisme pendaftaran Program Jaminan Kesehatan Nasional. Kata Kunci : Implementasi Kebijakan, Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional, Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah.

Page 7: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

ABSTRACT

Ahmad Hunaepi. NIM. 081075. 2015. Thesis. Membership Implementation of

the National Health Insurance Scheme (JKN) for Category Workers Not

Receiver Wages in Lebak, the State Administration of Science Program, Faculty

of Social and Political Sciences, University of Sultan Agung Tirtayasa.

Supervisor I Dr. Dirlanudin, M.Si.,. Supervisor II Gandung Ismanto, S. Sos.,

MM.

Participant Category Not Receiver Wage Workers (PBPU) is any person who works or undertaking at own risk or workers outside working relationship borne membership dues. On its implementation turns out there are still many obstacles in running JKN Membership Program for Worker Category Not Receiver Wages (PBPU) in Lebak. The aim of this study is to investigate and analyze the level of implementation of the National Health Insurance Program Participation (JKN) For Category Workers Not Receiver Wages (PBPU) in Lebak. The method used is quantitative descriptive. Participants The study population is the National Health Insurance Recipients Not Wage Workers category or Participant Independent in Lebak. The calculation of the sample using the formula "Slovin". The instrument in this research is a questionnaire based on the indicators of successful implementation policy according to the theory of George Edward III. The sampling technique in this study by using Acidental sampling. Data analysis technique using hypothesis testing one sample t-test. The results showed Membership Level Implementation of the National Health Insurance Scheme (JKN) for Category Not receiver Wage Workers (PBPU) in Lebak is still lower or less successful. Based on the calculation results obtained t is smaller than the ttabel (-3.34 <1.645) and supported by the results achieved by 58.17% of the hypothetical figure of 60%. Therefore, to improve the implementation of the National Health Insurance Program Membership for Category Not Receiver Wage Workers in Lebak, BPJS Health and Faskes (Hospitals, health centers, clinics and physician Individual) should improve socialization, add the location of the place of registration of the National Health Insurance Program Membership , as well as improvements to the registration mechanism of the National Health Insurance Scheme. Keywords: Policy Implementation, National Health Insurance Scheme Membership, Category Not Receiver Wage Workers.

Page 8: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah. Puji syukur yang tak terhingga saya panjatkan kepada

Allah SWT karena atas cinta-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Tak

lupa juga shalawat dan salam semoga terlimpah kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW, keluarga beserta sahabatnya.

Hasil penelitian yang selanjutnya dinamakan skripsi ini diajukan untuk

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan Judul

“Implementasi Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional bagi Pekerja

Bukan Penerima Upah di Kabupaten Lebak”.

Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada pihak yang telah

memberikan pengajaran, bantuan, serta dorongan dalam upaya menyelesaikan

skripsi ini. Penulis sampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa;

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

Page 9: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

ii

3. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., selaku Wakil Dekan I

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

4. Ibu Mia Dwiana, S.Sos., M.Ikom., selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

5. Bapak Gandung Ismanto, S.Sos., MM., selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa; dan sekaligus

Pembimbing II Skripsi peneliti, terimakasih tak terhingga atas nasihat dan

motivasinya kepada peneliti;

6. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa;

7. Ibu Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si., Sekretaris Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa;

8. Drs. Atto’ullah, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan arahan serta bimbingan selama proses perkuliahan;

9. Bapak Dr. Dirlanudin, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I Skripsi. Terima

kasih atas bimbingan, arahan dan motivasi yang telah diberikan selama proses

penyusunan skripsi, semoga menjadi modal awal menuju kesuksesan;

10. Ibu Riny Handayani, S.Si., M.Si., selaku penguji sidang seminar proposal

skripsi. Saya ucapakan terimakasih atas saran dan koreksinya.

11. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Terima

Page 10: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

iii

kasih atas bimbingan, motivasi serta bantuan yang telah diberikan baik

selama proses penyusunan skripsi maupun selama proses perkuliahan;

12. Ibu Sri Wahyuni, selaku Kepala Kantor Layanan operasional BPJS Kesehatan

Kabupaten Lebak beserta staf yang telah membantu. Terima kasih atas

kesediaannya membantu dan memberikan data dan informasi dalam proses

penyusunan laporan penelitian skripsi ini;

13. Bapak H. Khaerudin, selaku Kepala Puskesmas Mandala. Saya ucapkan

terima kasih atas keterbukaan informasi dan bantuannya;

14. Bapak Budi Kuswandi, S.H., Selaku Kasubag Humas RSUD Dr. Adjidarmo.

Terima kasih atas kesediannya dalam memberikan informasi;

15. Untuk kedua orang tuaku, yang selalu memberikan do’a penuh ikhlas dan

selalu bersabar demi kebahagiaan anaknya, sesuatu yang tak mungkin pernah

terbalas olehku. I love you;

16. Keluarga khususnya Kakak ku yang selalu memberikan dorongan baik secara

materil maupun moril;

17. Teman-teman seperjuangan kelas A angkatan 2008 Reguler, terimakasih atas

motivasinya yang begitu besar; dan

18. Untuk semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu dalam membantu

peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

Tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan penelitian skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tak luput dari kesalahan.

Peneliti memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini.

Page 11: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

iv

Maka dari itu, dengan segala keterbukaan dan kelapangan dada, peneliti bersedia

menerima segala tegur sapa dan saran yang membangun guna perbaikan pada

penelitian skripsi ini. Akhir kata, peneliti ucapkan terima kasih dan semoga

proposal penelitian skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Serang, Mei 2015

Peneliti

Ahmad Hunaepi

Page 12: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

v

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

ABSTRACT

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR ........................................................................................

DAFTAR ISI .......................................................................................................

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................

DAFTAR TABEL ...............................................................................................

DAFTAR DIAGRAM ........................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah …............................................................................

1.2 Identifikasi Masalah ......................................................................................

1.3 Batasan Masalah ............................................................................................

1.4 Rumusan Masalah ........................................................................................

i

v

ix

x

xii

xiv

1

17

18

18

Page 13: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

vi

1.5 Tujuan Penelitian …………......…….....………………….....…...................

1.6 Manfaat Penelitian .........................................................................................

BAB II DESKRIPSI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori ..............................................................................................

2.1.1 Deskripsi Kebijakan Publik ...............................................................

2.1.2 Konsep Implementasi Kebijakan .......................................................

2.1.3 Model Implementasi Pendekatan Top Down .....................................

2.1.4 Model Implementasi Pendekatan Bottom Up.....................................

2.1.5 Konsep Asuransi Sosial .....................................................................

2.1.6 Asuransi Sosial Menurut UU No.40 Tahun 2004 Tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan UU No.24 Tahun 2011

Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS ......................

2.1.7 Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ...................................

2.1.8 Prosedur Pendaftaraan Kepesertaan Program JKN ...........................

2.1.9 Manfaat Program JKN .......................................................................

2.2 Penelitian Terdahulu ......................................................................................

2.3 Kerangka Berpikir .........................................................................................

2.4 Hipotesis Penelitian .......................................................................................

18

19

20

20

24

27

38

39

45

51

57

61

63

65

69

Page 14: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ..........................................................................................

3.2 Instrumen Penelitian ......................................................................................

3.2.1 Jenis Dan Sumber Data ......................................................................

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ................................................................

3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian ....................................................................

3.4 Teknik Pengolahan Dan Analisis Data ..........................................................

3.4.1 Uji Validitas .....................................................................................

3.4.2 Uji Reliabilitas ...................................................................................

3.4.3 Uji t-Test ............................................................................................

3.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian ......................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.2 Deskripsi Wilayah Kabupaten Lebak ............................................................

4.1.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Lebak ................................................

4.1.2 Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional Kategori

Pekerja Bukan Penerima Upah Di Kabupaten Lebak ........................

4.1.3 Prosedur Pendaftaran Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan

Nasional Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah ............................

4.2 Pengujian Persyaratan Statistik .....................................................................

4.2.1 Uji Validitas Instrumen .....................................................................

4.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen ..................................................................

4.3 Deskripsi Data ...............................................................................................

71

72

76

77

78

81

83

84

85

85

87

87

90

92

94

94

96

98

Page 15: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

viii

4.3.1 Identitas Responden .........................................................................

4.3.1.1 Responden Berdasarkan jenis kelamin ................................

4.3.1.2 Responden Berdasarkan Usia ..............................................

4.3.1.3 Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ......................

4.3.1.4 Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ............................

4.3.1.5 Responden Berdasarkan Status Kelas Perawatan ................

4.3.1.6 Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan ....................

4.3.2 Analisis Data ......................................................................................

4.3.2.1 Komunikasi .........................................................................

4.3.2.2 Sumber Daya .......................................................................

4.3.2.3 Disposisi ............................................................................

4.3.2.4 Struktur Birokrasi ................................................................

4.4 Pengujian Hipotesis .......................................................................................

4.1 Interpretasi Hasil Penelitian ..........................................................................

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ....................................................................................................

5.2 Saran ..............................................................................................................

98

99

100

102

103

104

106

107

109

118

129

134

141

145

160

163

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 16: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

ix

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Tahapan Kebijakan Publik ............................................................ 22

Gambar 2.2 Model Dalam Mengimplementasikan Kebijakan Publik .............. 25

Gambar 2.3 Model Pendekatan Direct and Indirect on Implementation

(George Edward III) ......................................................................

30

Gambar 2.4 Alur Pendaftaraan Peserta Mandiri Program JKN ........................ 60

Gambar 2.5 Kerangka Berpikir ......................................................................... 68

Gambar 4.1 Peta Administratif Kabupaten Lebak ............................................ 88

Gambar 4.2 Alur Pendaftaraan Peserta Mandiri Program JKN ........................ 93

Gambar 4.3 Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis untuk

Uji Hipotesis Pihak Kanan ............................................................

144

Page 17: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

x

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1.1 Besaran Iuran Jaminan Kesehatan Nasional

Bukan Penerima Bantuan Iuran PBI ................................................

4

Tabel 1.2 Data Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional Wilayah Kerja

BPJS Kesehatan Kantor Cabang Serang Juni 2014 .........................

6

Tabel 1.3 Data Kepesertaan Program JKN di Kabupaten Lebak

September 2014 ...............................................................................

7

Tabel 1.4 Jumalah Penduduk Bekerja Berdasarkan

Sektor usaha Di Kabupaten Lebak Tahun 2012-2013 .....................

8

Tabel 2.1 Perbedaan Asuransi Sosial Kengan Asuransi Komersial ................ 52

Tabel 2.2 Kriteria Kepesertaan Program JKN ................................................. 56

Tabel 3.1 Skoring Tiap Indikator Menurut Likert ........................................... 74

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ......................................................... 75

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ............................................................................. 86

Tabel 4.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan Di Kabupaten Lebak

Tahun 2014 ......................................................................................

89

Tabel 4.2 Jumlah Peserta Kategori Pekerja Bukan Penerima

Upah Berdasarkan Status Kelas Perawatan

di Kabupaten Lebak September 2014 .............................................

91

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ......................................... 95

Page 18: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

xi

Tabel 4.4 Statistik Realibilitas Instrumen Penelitian ....................................... 97

Tabel 4.5 Kriteria Analisis Deskripsi .............................................................. 108

Tabel 4.6 Jumlah Skor Rata-Rata Jawaban Responden .................................. 140

Tabel 4.7 Nilai Skor Rata-Rata dan

Nilai Persentase Per-Indikator .........................................................

159

Page 19: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

xii

DAFTAR DIAGRAM

Hal

Diagram 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................... 100

Diagram 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Usia .................................... 101

Diagram 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............ 102

Diagram 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ................... 104

Diagram 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Status Kelas Perawatan ...... 105

Diagram 4.6 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan ............ 106

Diagram 4.7 Sub Indikator Transmisi (Penyaluran Komunikasi) ................. 110

Diagram 4.8 Sub Indikator Kejelasan ........................................................... 112

Diagram 4.9 Sub Indikator Konsistensi ........................................................ 116

Diagram 4.10 Sub Indikator Staf .................................................................... 118

Diagram 4.11 Sub Indikator Informasi ............................................................ 121

Diagram 4.12 Sub Indikator Wewenang ......................................................... 124

Diagram 4.13 Sub Indikator Fasilitas .............................................................. 127

Diagram 4.14 Sub Indikator Pengangkatan Birokrat ...................................... 130

Diagram 4.15 Sub Indikator Insentif ............................................................... 132

Diagram 4.16 Sub Indikator Standart Operating Prosedur (SOPs) ................. 135

Diagram 4.17 Sub Indikator Fragmentasi (Penyebaran Tanggung Jawab

Kegiatan) ..................................................................................

137

Diagram 4.18 Skor Rata-Rata Seluruh Item Instrumen Penelitian ................. 139

Page 20: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

xiii

Diagram 4.19 Indikator Komunikasi ............................................................... 147

Diagram 4.20 Indikator Sumber Daya ............................................................ 151

Diagram 4.21 Indikator Disposisi ................................................................... 154

Diagram 4.22 Indikator Struktur birokrasi ...................................................... 157

Page 21: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Tabel Identitas Responden

Lampiran 3 Tabel Induk Hasil Kesioner (202 Responden)

Lampiran 4 Uji Validitas

Lampiran 5 Uji Realibilitas

Lampiran 6 Nilai-Nilai Product Moment

Lampiran 7 Daftar Nilai Kritis Pearson Product Moment

Lampiran 8 Nilai Kritis Distribusi t

Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Kepada Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial Kesehatan Kabupaten Lebak

Lampiran 10 Surat Balasan Ijin Penelitian dari Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Kesehatan Kabupaten Lebak

Lampiran 11 Surat Ijin Penelitian Kepada RSUD Dr. Adjidarmo

Kabupaten Lebak

Lampiran 12 Surat Ijin Penelitian Kepada Puskesmas Mandala Kecamatan

Cibadak Kabupaten Lebak

Lampiran 13 Catatan Bimbingan Skripsi

Lampiran 14 Daftar Hadir Menyaksikan Sidang Skripsi

Page 22: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila terutama sila ke-5 mengakui

hak asasi warga atas jaminan sosial dan kesehatan. Hak ini juga termaktub

dalam UUD 1945 pasal 28H ayat (1), (2), (3), dan pasal 34 ayat (1), (2), (3).

dan diatur dalam UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Dalam UU No.

36 Tahun 2009 ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama

dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan

memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.

Selain itu, Keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia

yang tertuang dalam TAP Nomor X/MPR/2001, yang menugaskan Presiden

untuk membentuk Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dalam rangka

memberikan perlindungan sosial yang menyeluruh dan terpadu.

Untuk menjalankan amanah konstitusi terebut pemerintah berupaya

membuat sebuah kebijakan mengenai sistem jaminan sosial secara

menyeluruh. Maka dari itu dibentuklah Undang-Undang Nomor 40 Tahun

2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Terbentuknya UU

SJSN merupakan jalan menuju perbaikan atas perlindungan negara terhadap

warganya. Tidak peduli mereka kaya atau miskin, pekerja sektor formal

maupun sektor informal/wiraswasta, karena jaminan sosial tersebut meliputi

1

Page 23: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

2

Jaminan Kesehatan Nasional, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua,

Jaminan Pensiun dan Jaminan Kematian.

Alotnya rancangan kebijakan peraturan pendukung pelaksanaan SJSN

oleh DPR RI membuat Pemerintah Pusat baru bisa mengesahkan Setelah 7

(tujuh) tahun berselang. Salahsatunya pada tahun 2011 dengan membentuk

Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS). BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS

Ketenagakerjaan. Merupakan Badan Hukum yang ditugaskan untuk

menyelenggaarakan Program Jaminan Sosial. Khusus untuk Program Jaminan

Kesehatan Nasional diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang sudah

dimulai sejak 1 Januari 2014. Dengan dilaksanakannya Program JKN oleh

BPJS Kesehatan diharapkan masyarakat nantinya mendapatkan pemenuhan

atas hak-hak dasar kesehatan.

JKN adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta

memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam

memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang

yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah

(Kemenkes, 2013). Jaminan kesehatan ini mengacu pada mekanisme asuransi

sosial kesehatan. Asuransi sosial merupakan mekanisme pengumpulan iuran

yang bersifat wajib dari peserta, guna memberikan perlindungan kepada

peserta atas risiko sosial ekonomi yang menimpa mereka dan atau anggota

keluarganya (Kemenkes, 2013).

Page 24: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

3

Asuransi kesehatan sosial memberikan beberapa keuntungan sebagai

berikut; Pertama, memberikan manfaat yang komprehensif dengan premi

terjangkau; Kedua, asuransi kesehatan sosial menerapkan prinsip kendali

biaya dan mutu. Itu berarti peserta bisa mendapatkan pelayanan bermutu

memadai dengan biaya yang wajar dan terkendali, bukan “terserah dokter”

atau terserah “rumah sakit”. Ketiga; asuransi kesehatan sosial menjamin

sustainabilitas (kepastian pembiayaan pelayanan kesehatan yang

berkelanjutan). Keempat; asuransi kesehatan sosial memiliki portabilitas,

sehingga dapat digunakan di seluruh wilayah Indonesia. Oleh sebab itu, untuk

melindungi seluruh warga, kepesertaan asuransi kesehatan sosial/JKN bersifat

wajib (Kemenkes, 2013).

Dalam Perpres No. 111/2013, Kepesertaan dalam Program Jaminan

Kesehatan Nasional di bagi menjadi 2 (dua) yaitu Peserta Penerima Bantuan

Iuran (PBI) dan Peserta Bukan Penerima Bantuan Iuran (PBI). Peserta PBI

adalah orang yang tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu. Kategori

peserta PBI ini iurannya dibayarkan oleh pemerintah. Sedangkan, Peserta

Bukan PBI adalah peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak

mampu. Peserta Bukan PBI terdiri atas Pekerja Penerima Upah (PPU);

Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU); dan Bukan Pekerja (BP).

Adapun untuk pembayaran preminya yaitu Peserta PPU iurannya

dibayarkan oleh pemberi kerja dan pekerja; Peserta PBPU iurannya

dibayarkan oleh peserta yang bersangkutan; dan Peserta Bukan Pekerja

iurannya dibayarkan oleh peserta yang bersangkutan, khusus bagi Bukan

Page 25: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

4

Pekerja yaitu penerima pensiunan pemerintah iurannya dibayarkan

pemerintah dan penerima pensiun, sedangkan veteran dan perintis

kemerdekaan dibayarkan oleh pemerintah. Dalam Program JKN, Kepesertaan

Program JKN dilaksanakan secara bertahap yaitu dimulai 1 Januari 2014,

sampai paling lambat 1 Januari 2019 agar seluruh penduduk Indonesia

terdaftar dalam asuransi Jaminan Kesehatan Nasional. Lebih jelasnya aturan

iuran Program JKN Bukan PBI termasuk PBPU bisa dilihat dalam tabel 1.1

berikut ini:

Tabel 1.1

Besaran Iuran Program Jaminan Kesehatan Nasional

Bukan Penerima Bantuan 1uran (PBI)

Sasaran Peserta

Bukan PBI

Pekerja Penerima Upah (PPU)

Pekerja Bukan

Penerima Upah

(PBPU)

Bukan Pekerja

(BP)

PNS/TNI/Polri/ PejabatNegara/ Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri

Pegawai Swasta

Pekerja Mandiri

Pensiunan Pemerintah

Pensiunan Swasta

Veteran/ Perintis

Kemerdekaan

Prosentase Upah 5% 4,5% Nilai

Nominal 5% Nilai Nominal

5% dari 45% gaji pokok

Kontribusi

3% Pemerintah 4%

Pemberi Kerja Rp.25.500,-

Rp.42.500,- Rp.59.500,-

3% Pemerintah Rp.25.500,-

Rp.42.500,- Rp.59.500,-

5% dari 45% gaji pokok

2% Pekerja 0,5% Pekerja

2% Penerima Pensiun

Keterangan Gaji Pokok dan

Tunjangan Keluarga

Gaji Pokok dan

Tunjangan Tetap

Kelas 3 Kelas 2 Kelas 1

Gaji Pokok dan

Tunjangan Keluarga

Kelas 3 Kelas 2 Kelas 1

Gaji Pokok

Sumber: Perpres No. 111 tentang Perubahan atas Perpres No 12 tahun 2013 tentang Jaminan

Kesehatan

Page 26: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

5

Dalam Perpres No.12/2013, Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)

adalah setiap orang yang bekerja atau berusaha atas risiko sendiri. Peserta

JKN PBPU merupakan pekerja diluar hubungan kerja atau pekerja mandiri

(Perpres No. 111/2013 pasal 4 ayat 3a). Contoh Pekerja Bukan Penerima

Upah kebanyakan ada pada pekerja sektor informal seperti petani, nelayan,

pembantu, pedagang, supir, tukang ojek, dan semacamnya. Juga pekerja

profesional seperti dokter praktek, pengacara, seniman, konsultan dan

semacamnya. Pada intinya PBPU adalah pekerjaan yang yang tidak berkaitan

dengan formalitas hubungan kerja. Atau pekerja yang upahnya tidak

tetap/menentu. Atau pekerja yang mendapatkan gaji tapi tidak ada formlitas

kontrak kerja. Setiap Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) wajib

mendaftarkan dirinya dan anggota keluarganya secara sendiri-sendiri atau

berkelompok sebagai peserta jaminan kesehatan pada BPJS Kesehatan

dengan membayar iuran (Perpres No. 111/2013 pasal 11 ayat 3). Aturan iuran

pada peserta PBPU dapat memilih dengan pilihan pada kelas I (Satu), II

(Dua), dan III (Tiga). Dengan pembayaran premi kelas I sebesar

Rp.59.500/bulan, kelas II Rp.42.500 dan kelas III Rp.25.500. Dan Bank yang

ditunjuk untuk pembayaran premi antara lain BRI, Mandiri dan BNI.

Di Provinsi Banten sebagian besar pengelolaan Kepesertaan Program

JKN dilakukan oleh BPJS Kesehatan Kantor Cabang Serang dengan cakupan

wilayah yaitu Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang,

Kota Serang, dan Kota Cilegon. Data Kepesertaan BPJS Kantor Cabang

Serang bisa dilihat pada tabel 1.2 sebagai berikut:

Page 27: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

6

Tabel 1.2

Data Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional

Wilayah Kerja BPJS Kantor Cabang Serang Juni 2014

No Kabupaten/Kota

Jenis Kepesertaan Jumlah Kapitasi

(Rupiah) PBI Non PBI

1 Kabupaten Lebak 680.101 79.081 759.182 4.555.092.000 2 Kabupaten Pandeglang 772.300 63.584 835.884 5.015.304.000 3 Kabupaten Serang 436.889 115.034 551.923 3.311.538.000 4 Kota Cilegon 90.868 85.392 176.260 1.057.560.000 5 Kota Serang 121.221 84.409 205.630 1.233.780.000

Jumlah 2.101.379 427.500 2.528.879 15.173.274.000 Sumber : BPJS Kesehatan Kantor Cabang Serang

Berdasarkan tabel 1.2 diatas jumlah peserta Program JKN pada akhir

Juni di Wilayah Kerja BPJS Kantor Cabang Serang sebanyak 2.528.879

orang. Dimana Kabupaten Pandeglang berada pada urutan teratas jumlah

Peserta JKN sebanyak 835.884 orang sedangkan Kota Cilegon berada pada

urutan terendah Peserta JKN sebanyak 176.260 orang. Sedangkan untuk

Bukan Penerima Bantuan Iuran, Kabupaten Serang berada pada urutan teratas

sebanyak 115.034 orang sedangkan urutan terendah ada di Kabupaten

Pandeglang sebanyak 63.584 orang. Dan jika angka jumlah peserta Bukan

Penerima Bantuan Iuran dibandingkan dengan angka jumlah penduduk hasil

Sensus 2010 maka hasilnya ditiap Kabupaten/Kota adalah Kabupaten

Pandeglang (5,6%), Kabupaten Lebak (6,8%), Kabupaten Serang (8,3%),

Kota Cilegon (22,1%), dan Kota Serang (13,8%).

Page 28: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

7

Kabupaten Lebak pada data terakhir bulan September, masyarakat

yang terdaftar dalam kepesertaan Program JKN kategori PBPU di BPJS

Kesehatan Kabupaten Lebak mencapai 17.045 jiwa (1,3% ) dari total jumlah

penduduk sebesar 1.247.906 jiwa (Sumber : BPJS Kesehatan Kabupaten

Lebak, 2014). Rincian data Peserta Program JKN di Kabupaten Lebak dapat

dilihat pada tabel 1.3 sebagai berikut:

Tabel 1.3

Data Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional

di Kabupaten Lebak September 2014

JENIS KEPESERTAAN JKN PESERTA

PBI PBI Nasional 675.221 PBI Daerah 9.086

BUKAN PBI PPU 66.956 PBPU 17.045

Jumlah 768.668 Sumber: BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak 2014

Dari tabel 1.3 diatas, kepesertaan Program JKN di Kabupaten Lebak

sudah mencapai 61,5% dari total jumlah penduduk Kabupaten Lebak.

Mayoritas kepesertaan JKN diisi oleh peserta PBI sebesar 54,8%; Peserta

PPU sebesar 5,3%; dan Peserta PBPU sebesar 1,3% dari total jumlah

penduduk Kabupaten Lebak. Data kepesertaan ini menunjukan bahwa

kepesertaan Program JKN di Kabupaten Lebak sudah mencapai setengah dari

jumlah total jumlah penduduk. Meskipun persentase jumlah peserta JKN

didominasi oleh kategori PBI, namun kategori PBPU pun harus menjadi

perhatian penting karena kategori PBPU merupakan peserta JKN yang harus

Page 29: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

8

mendaftar secara mandiri. Pada data tabel 1.3 diatas, jumlah kategori PBPU

masih terbilang kecil (1,3%), oleh karena itu perlu peran aktif pemerintah

untuk mendorong minat dan kesadaran akan pentingnya jadi peserta JKN.

Kategori PBPU merupakan kelompok yang sangat riskan jika pemerintah

tidak mendorong mereka untuk mendaftarkan dirinya.

Keberhasilan partisipasi peserta program JKN kategori PBPU akan

berkaitan pula dengan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Dimana

tingkat pendapatan akan mempengaruhi peran aktif masyarakat untuk

mendaftarkan dirinya sebagai peserta JKN. Berikut ini peneliti paparkan

sektor usaha dan jumlah masyarakat Kabupaten Lebak yang bekerja di

beberapa sektor tersebut. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel 1.3

berikut:

Tabel 1.4

Jumlah Penduduk Bekerja Berdasarkan Kelompok Sektor Usaha di

Kabupaten Lebak Tahun 2012-2013

No Tahun

Pencaharian / Sektor Usaha

Petani Buruh Tani

Nelayan/ perikanan

Buruh Nelayan

Perdagangan

Lain- Nya Jumlah

1 2012 186.634 101.379 6.695 1.236 1.086 78.002 375.032

2 2013 180.031 120.413 11.374 9.306 34.265 33.401 388.790 (Sumber: Renstra Disnakersos Kabupaten Lebak 2014-2019)

Dari tabel 1.4 di atas menunjukan bahwa pekerja sektor informal di

Kabupaten Lebak pada tahun 2013 mencapai 388.790 jiwa. Jumlah

masyarakat yang bekerja di sektor informal tersebut merupakan referensi

Page 30: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

9

awal bagi peneliti untuk mendeskripsikan jumlah peserta JKN dengan

kategori Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU). Pekerja Bukan Penerima

Upah dalam Program JKN merupakan pekerja diluar hubungan kerja/sektor

informal yang dianggap oleh pemerintah sebagai orang mampu/bukan fakir

miskin. Peserta PBPU merupakan Peserta Program JKN yang secara mandiri

harus mendaftarkan kepesertaannya ke BPJS Kesehatan. Golongan ini

merupakan kategori peserta yang begitu riskan untuk tidak terjamin

kesehatannya. Karena kategori ini harus pro aktif untuk mendaftarkan dirinya

sebagai peserta Program JKN apabila mereka peduli terhadap kesehatannya.

Berbeda dengan kategori PBI, mereka kepesertaannya bersifat pasif artinya

didaftarkan oleh pemerintah atau oleh perusahaaan di tempat peserta bekerja.

Kabupaten Lebak dalam menjalankan Program JKN yang

diselenggarakan BPJS Kesehatan masih terkendala dalam melayani pendataan

kepesertaan. Kendala ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah peserta baru

yang mencapai 150-200 orang per hari yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil

(PNS), Polri, TNI, Purnawirawan, Jamkesmas, Jamkesda dan Mandiri.

Namun peningkatan jumlah peserta JKN ini tidak diimbangi dengan jumlah

aparatur dan kondisi sarana prasarana yang mencukupi di BPJS Kesehatan

Kabupaten Lebak (http://www.ciputranews.com/kesra/minat-warga-lebak-

masuk-bpjs-cukup-tinggi : diakses 22 Nov 2014). Saat ini BPJS Kesehatan

Kabupaten Lebak dalam melayani kepesertaan di Kantor Layanan

Operasional Kabupaten Lebak masih menempati kantor dengan keadaan sewa

kontrak. Dan dilayani oleh 2 (dua) orang staff pegawai tetap dan 1 (satu)

Page 31: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

10

orang Kepala BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak. Sedangankan 3 (Tiga)

orang verificator di tempatkan di BPJS Center RSUD Dr. Adjidarmo dan 1

(Satu) orang verificator di RSUD Malingping. Keterbatasan sumber daya

manusia di BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak ini berdampak kepada

pelaksanaan pelayanan kepesertaan Program JKN menjadi kurang optimal

termasuk bagi kategori PBPU. Saat ini Kantor Layanan Opersional BPJS

Kesehatan Kabupaten Lebak sudah mengajukan untuk penambahan pegawai

tapi sampai saat ini belum terealisasi oleh BPJS Kesehatan Divisi Regional

XIII. Adapun untuk jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Fasilitas

Penunjang Kesehatan di Kabupaten Lebak yang yang sudah bekerja sama

dengan BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak sebanyak 42 Puskesmas, 71

Puskesmas Pembantu (Pustu), 14 Klinik Swasta, 2 Klinik TNI dan 1 Klinik

Polri, 3 Apotik dan 2 Optik. Sementara untuk rujukan (FKRTL), yaitu RSUD

Malingping dan RSUD Dr. Adjidarmo (Sumber : hasil wawancara dengan

Kepala BPJSK Kabupaten Lebak 2014).

Sumber daya manusia, sarana dan prasarana di BPJS Kesehatan

Kabupaten Lebak yang tersedia, merupakan hal yang sangat penting dalam

menunjang implementasi kepesertaan Program JKN di Kabupaten Lebak.

BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak sebagai penyelenggara kepesertaan

dituntut untuk memperbaiki pelayanan kepesertaan di Kabupaten Lebak. Baik

dari sisi pendataan kepesertaan maupun pengelolaan dana kepesertaan agar

masyarakat mudah untuk berpartisipasi terhadap Program JKN. Untuk

menjalankan kepesertaan Program JKN diperlukan koordinasi yang baik

Page 32: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

11

antara BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak dengan Pemerintah Daerah

Kabupaten Lebak. Khususnya koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten

Lebak dan Fasilitas pelayanan kesehatan FKTP (Puskesmas, Klinik) dan

FKTL (Rumah Sakit) di wilayah Kabupaten Lebak agar bisa meningkatkan

jumlah kepesertaan. Selain itu BPJS Kesehatan harus bisa menawarkan

kepada masyarakat mengenai pentingnya manfaat keikutsertaan dalam

asuransi kesehatan. Disamping itu diimbangi dengan perbaikan pelayanan

pada sistem pendaftaraan kepesertaan. Dan pada ujungnya seluruh

masyarakat di Kabupaten Lebak terlindungi dalam sistem asuransi kesehatan

dalam Program JKN.

Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara pendahuluan yang

dilakukan. Peneliti masih menemukan beberapa masalah mengenai

Implementasi Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Bagi

Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) di Kabupaten Lebak.

Sehingga hal ini banyak dikeluhkan oleh calon peserta maupun peserta

program JKN Bagi Kategori PBPU.

Pertama, kurangnya sosialisasi Program Jaminan Kesehatan Nasional

bagi kategori PBPU oleh Pihak BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak di

Wilayah Kabupaten Lebak. Sosialisasi yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan

Kabupaten Lebak selama ini hanya melalui media cetak (Radar Banten),

baliho, spanduk dan penyuluhan peningkatan pelayanan kepada FKTP

(Puskesmas, Klinik) dan FKTL (Rumah Sakit). Dan di bantu oleh BPJS

Kesehatan Pusat dengan sosialisasi melalui iklan di televisi, dan situs internet.

Page 33: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

12

Kegiatan sosialisasi seperti ini masih belum optimal dan tidak mampu

menjangkau masyarakat secara menyeluruh khususnya di Kabupaten Lebak.

Pada dasarnya sosialisasi yang yang dilakukan BPJS Kesehatan Kabupaten

Lebak masih intensif di tataran elite pemerintahan daerah Kabupaten Lebak

(Sumber : hasil wawancara dengan Kepala BPJSK Kabupaten Lebak 2014).

Kedua, kurangnya sikap pro aktif Fasilitas Pelayanan Kesehatan

(Puskesmas, Rumah Sakit) di wilayah Kabupaten Lebak dalam memberikan

informasi mengenai kepesertaan Program JKN kepada kategori PBPU.

Kurangnya sikap pro aktif ini dikarenakan tidak adanya kejelasan aturan

mengenai kewajiban Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk membantu

sosialisasi kepesertaan Program JKN. Kewajiban Fasilitas Pelayanan

Kesehatan hanya sebatas pada pemberian pelayanan kesehatan peserta JKN.

Dalam hal ini Fasilitas Pelayanan Kesehatan kurang mempedulikan

pemberian informasi yang lengkap untuk meningkatkan jumlah kepesertaan

diwilayahnya. Ini diakibatkan karena keterbatasan dalam segi kewenangan

maupun sumber daya manusia, sarana prasarana serta segi keuangan dalam

menjalankan Program JKN. Seharusnya Fasilitas Pelayanan Kesehatan

sebagai pemberi pelayanan pertama kepada masyarakat bertanggungjawab

terhadap kondisi kesehatan masyarakatnya. Salah satunya dengan berperan

aktif dalam mensosialisasikan kepesertaan Program JKN agar masyarakat

tertarik dan berpartisipasi aktif untuk mendaftarkan diri ke BPJS Kesehatan

Kesehatan Kabupaten Lebak. Dan pada akhirnya mempermudah memperoleh

manfaat pelayanan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan

Page 34: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

13

masyarakat khususnya di Kabupaten Lebak (Sumber : hasil wawancara

dengan Humas RSUD Dr. Adjidarmo serta Kepala Puskesmas Mandala

2014).

Ketiga, terbatasnya lokasi pendaftaraan kepesertaan Program JKN di

Kabupaten Lebak. Saat ini pelayanan pendaftaran kepesertaan program JKN

untuk seluruh wilayah Kabupaten Lebak hanya bisa dilayani di Kantor

Layanan Operasional BPJS Kabupaten Lebak. Yaitu berlokasi di Jln. Patih

Derus No.14 Rangkasbitung Kabupaten Lebak. Satu-satunya lokasi

pendaftaraan tersebut memberatkan bagi masyarakat yang bertempat tinggal

jauh (pelosok) dari lokasi pendaftaraan. Selain itu, satu-satunya lokasi

pendaftaraan mengakibatkan antrian yang cukup panjang dan memakan

waktu yang cukup lama dikarenakan calon peserta diseluruh wilayah

Kabupaten Lebak terkumpul disatu lokasi pendaftaran (Sumber : observasi

lapangan 2014).

Keempat, rumitnya tata cara pendaftaran manual kategori Pekerja

Bukan Penerima Upah (PBPU) di Kantor BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak.

Bagi pekerja sektor informal ini, dalam mengikuti kepesertaan program JKN

harus mendaftarkan sendiri ke Kantor Layanan Operasional BPJS Kesehatan

Kabupaten Lebak. Ada 3 (tiga) proses tahapan dalam pendaftaraan peserta

kategori PBPU pengisian formulir di kantor BPJS Kesehatan, Pembayaran

premi di Bank yang ditunjuk BPJS Kesehatan dan Pengambilan Kartu

Anggota di BPJS Kesehatan (Sumber : wawancara dengan staf BPJSK

Kabupaten Lebak 2014). Dalam pelaksananya, Calon Peserta merasa

Page 35: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

14

kesulitan dengan cara pengisian formulir pendaftaraaan dikantor BPJS

Kesehatan. Dikarenakan kurangnya petugas yang membantu ketika calon

peserta kebingungan dalam pengisian formulir. Kemudian mengenai cara

pembayaran iuran/premi, calon peserta dipusingkan dengan bagaimana cara

pembayaran di Bank yang ditunjuk BPJS Kesehatan. Belum cukup sampai

disitu peserta wajib kembali lagi ke kantor BPJS Kesehatan untuk

pengambilan kartu anggota peserta. Di tambah lagi dengan proses antri yang

cukup panjang membuat calon peserta merasa lelah dengan tahap-tahap

proses pendaftaraan secara manual ( Sumber : wawancara dengan Peserta

Mandiri JKN di Kabupaten Lebak 2014).

Kelima, sulitnya pendaftaraan melalui sistem online di Website BPJS

Kesehatan. Kendala pendaftaran kepesertaan online yang sering terjadi yaitu

kegagalan server. Seperti Notifikasi gagal dikirim ke alamat email pada saat

pertama kali pendaftaran. Data sudah berhasil tersimpan akan tetapi notifikasi

email tidak terkirim. Padahal dalam notifikasi tersebut ada nomor virtual

account yang harus dibayar. Kemudian sudah bayar virtual account tapi tidak

bisa aktivasi e-ID. e-ID berfungsi sebagai pengganti kartu BPJS Kesehatan,

sehingga harus dicetak. Sedangkan untuk bisa dicetak e-ID harus lewat

notifikasi alamat email. Belum lagi adanya perintah untuk mengisi nomor

rekening pada pendaftaran BPJS Kesehatan secara online. Sebab tidak semua

orang mempunyai rekening di Bank. Selain sulitnya pendaftaran secara

online, diperparah lagi dengan banyaknya calon peserta yang tidak

mengetahui adanya pendaftaraan secara online di website BPJS Kesehatan (

Page 36: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

15

Sumber : wawancara dengan Peserta Mandiri JKN di Kabupaten Lebak

2014).

Keenam, kurang terjangkaunya aturan besaran nominal premi yang

harus dibayar bagi Peserta kategori Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) di

Kabupaten Lebak. Beberapa pilihan tipe kelas perawatan iuran untuk Peserta

PBPU yaitu kelas I (Satu) Rp. 59.500,-, II (Dua) Rp. 42.500,-, dan III (Tiga)

Rp. 25.500,-,. Dalam pelaksananya, peserta kategori PBPU di Kabupaten

Lebak merasa keberatan dengan besaran premi yang wajib dibayar per orang

setiap bulan. Jika besaran premi tersebut dihitung per orang, maka peserta

yang sudah berkeluarga akan semakin terbebani dengan jumlah besaran

premi. Mengingat kategori peserta PBPU adalah pekerja sektor informal yang

tidak mempunyai penghasilan tetap setiap bulannya ( Sumber : wawancara

dengan Peserta Mandiri JKN di Kabupaten Lebak 2014).

Ketujuh, lamanya aturan aktifasi kartu JKN bagi pendaftar pertama

kepesertaan PBPU di Kabupaten Lebak. Bagi peserta yang baru mendaftarkan

diri di BPJS Kesehatan tidak langsung serta merta bisa mendapatkan manfaat

jaminan kesehatan. Karena kartu JKN hanya bisa digunakan setelah 7 (tujuh)

hari sejak pembayaran premi pertama. Lamanya waktu berlaku kartu JKN,

membuat peserta baru merasa dirugikan karena merasa sudah melakukan

pembayaran tapi belum bisa dijamin kesehatannya. Mereka merasa datangnya

sakit tidak bisa diprediksi. Bagaimana jika sebelum kartu aktif sudah terkena

penyakit dan butuh perawatan di Rumah Sakit. Resikonya Peserta harus

mengeluarkan biaya sendiri karena BPJS Kesehatan belum bisa menjamin

Page 37: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

16

pemberian pelayanan kesehatan sebelum kartu tersebut dinyatakan berlaku.

Yaitu dengan menunggu waktu selama 7 (tujuh) hari sejak pembayaran iuran

pertama ( Sumber : wawancara dengan Peserta Mandiri JKN di Kabupaten

Lebak 2014).

Kedelapan, banyaknya peserta kategori PBPU di Kabupaten Lebak

yang menunggak pembayaran premi. Dalam aturan program JKN untuk

pembayaran premi diwajibkan paling lambat tanggal 10 (Sepuluh) setiap

bulannya. Jika terlambat akan dikenakan sanksi administratif sebesar 2% dari

total premi. Dan apabila secara berturut-turut 3 (tiga) bulan tidak melakukan

pemabayaran premi, kepesertaan akan dikeluarkan dari Program JKN.

Terjadinya tunggakan ini dikarenakan tidak adanya mental gotong royong

dalam hal iuran. Ini dikarenakan kebanyakan peserta yang mendaftarkan diri

di BPJS kesehatan adalah peserta dengan resiko sakit didepan mata. Seperti

peserta yang butuh segera pengobatan kesehatan (riwayat penyakit) dengan

biaya mahal. Atau ibu-ibu hamil yang akan segera melahirkan. Peserta seperti

ini antusias dalam mendaftarkan kepesertaan program JKN tetapi setelah

proses pengobatan kesehatan dilalui, peserta pun acuh terhadap kewajiban

pembayaran premi. Saat ini di Kabupaten Lebak, kepesertaan PBPU bulan

September sebanyak 17.045 peserta dan lebih setengahnya yang menunggak

sebanyak 8.625 peserta ( Sumber : wawancara dengan Kepala BPJS

Kesehatan Kabupaten Lebak 2014).

Melangkah dari beberapa permasalahan tersebut di atas, peneliti

melihat masih ditemukannya beberapa kendala dalam program Jaminan

Page 38: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

17

Kesehatan Nasional (JKN) Pada Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah

(PBPU). Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti dan mengeksplorasi

masalah tersebut dengan judul: “Implementasi Kepesertaan Program

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Bagi Kategori Pekerja Bukan

Penerima Upah (PBPU) di Kabupaten Lebak”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti kemudian

melakukan identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya sosialisasi Program JKN oleh BPJS Kesehatan Kabupaten

Lebak kepada kategori Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) di

Kabupaten Lebak;

2. Kurangnya sikap pro aktif Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Puskesmas,

Klinik, Rumah Sakit) dalam membantu memberikan informasi Program

JKN kepada kategori PBPU di wilayah Kabupaten Lebak;

3. Masih rumitnya penerapan sistem pendaftaraan kepesertaan bagi Kategori

PBPU Program JKN di BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak;

4. Masih kurangnya jumlah SDM, dan sarana prasarana di BPJS Kesehatan

Kabupaten Lebak dalam memberikan pelayanan pendaftaraan kepesertaan

bagi kategori PBPU Program JKN.

Page 39: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

18

1.3 Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian diperlukan untuk lebih

memfokuskan masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti

membatasi penelitian pada fokus utama masalah, yaitu pada Implementasi

Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Bagi Kategori

Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dengan Lokasi di Wilayah Kabupaten

Lebak.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah, peneliti merumuskan

masalah sebagai berikut :

“Bagaimana Tingkat Implementasi Kepesertaan Program Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) Bagi Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah

(PBPU) di Kabupaten Lebak?”

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

menganalisis Tingkat Implementasi Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) Bagi Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) di

Kabupaten Lebak.

Page 40: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

19

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dalam penelitian yang berjudul

Implementasi Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Bagi

Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) di Kabupaten Lebak adalah:

1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan

keilmuan dan pengetahuan karena akan memperkaya khasanah ilmu

pengetahuan dalam dunia akademis khususnya Ilmu Administrasi Negara,

terutama yang berkaitan dengan implementasi kebijakan publik. Selain itu,

penelitian ini juga dapat bermanfaat untuk pengembangan studi

implementasi kebijakan publik.

2. Secara Praktis

Sedangkan manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat praktis bagi peneliti dari hasil penelitian ini adalah dapat

memperkaya pengetahuan yang luas mengenai masalah yang diteliti;

b. Sebagai bahan rekomendasi bagi pihak terkait, khusunya dalam

meningkatkan keberhasilan Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan

Bagi Pekerja Bukan Penerima Upah di Wilayah Kabupaten Lebak

Kabupaten Lebak pada masa mendatang;

c. Bahan referensi bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi

Negara khususnya, dan pembaca pada umumnya dalam memahami

Implementasi Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional.

Page 41: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

20

BAB II

DESKRIPSI TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori

Penggunaan teori sangat penting dalam suatu penelitian. Teori

berfungsi untuk menjelaskan dan menjadi pedoman dalam penelitian.

Berdasarkan uraian sebelumnya, peneliti telah menguraikan masalah-masalah

yang diperoleh di lapangan yang berkaitan dengan penelitian. Pada bab ini,

peneliti mengkaji beberapa teori yang relevan dengan permasalahan

penelitian sehingga akan diperoleh konsep penelitian yang jelas.

Penelitian mengenai Implementasi Kepesertaan Program Jaminan

Kesehatan Nasional Pada Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)

dengan Lokus di Kabupaten Lebak akan dikaji dengan menggunakan

beberapa teori dalam ruang lingkup ilmu administrasi negara, yaitu: Teori

Kebijakan Publik, Teori Implementasi Kebijakan Publik, Konsep Asuransi

Sosial, Konsep Jaminan Kesehatan Nasional.

2.1.1 Deskripsi Kebijakan Publik

Kebijakan publik menurut Dye yang dikutip Subarsono (2005: 2)

adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan

(public policy is whatever governments choose to do or not to do). Konsep

tersebut sangat luas karena kebijakan publik mencakup sesuatu yang tidak

20

Page 42: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

21

dilakukan oleh pemerintah disamping yang dilakukan oleh pemerintah ketika

pemerintah menghadapi suatu masalah publik. Definisi kebijakan publik dari

Dye tersebut mengandung makna bahwa (1) kebijakan publik tersebut dibuat

oleh badan pemerintah, bukan organisasi swasta; (2) kebijakan publik

menyangkut pilihan yang harus dilakukan atau tidak dilakukan oleh badan

pemerintah. Dalam hal ini apakah pemerintah harus membuat program baru

atau tetap pada status quo. Masih dalam Subarsono (2005: 2) Anderson

mendefinisikan kebijakan publik sebagai kebijakan yang ditetapkan oleh

badan-badan dan aparat pemerintah.

Definisi lain mengenai kebijakan publik pun ditawarkan oleh

Eyestone dan Friedrich dalam Agustino (2007: 166). Eyestone

mendefinisikan kebijakan publik sebagai hubungan antara unit pemerintah

dengan lingkungannya. Sedangkan Friedrich mengatakan bahwa kebijakan

adalah “serangkaian tindakan atau kegiatan yang diusulkan oleh seseorang,

kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat

hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan) dan kemungkinan-kemungkinan

(kesempatan-kesempatan) dimana kebijakan tersebut diusulkan agar berguna

dalam mengatasinya untuk mencapai tujuan yang dimaksud (Agustino, 2007:

166).

Kartasasmita dalam Widodo mendefinisikan kebijakan publik adalah

“serangkaian tujuan dan sasaran dari program-program pemerintah (Widodo,

2007: 12).

Page 43: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

22

Sedangkan kebijakan publik menurut Rose dalam Agustino (2006: 7)

adalah sebagai berikut:

“Kebijakan publik sebagai sebuah rangkaian panjang dan banyak atau sedikit kegiatan yang saling berhubungan dan memiliki konsentrasi bagi yang berkepentingan sebagai keputusan yang berlainan. Rose memberikan catatan yang berguna pada kita bahwa kebijakan publik merupakan bagian mozaik atau pola kegiatan dari bukan hanya satu kegiatan dalam pola regulasi (Agustino, 2006: 7).”

Menurut Bridgman dan Davis dalam Suharto (2008: 3) kebijakan

publik pada umumnya mengandung pengertian mengenai “Whatever

government choose to do or not to do” (kebijakan publik adalah apa saja

yang dipilih pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan)”.

Nugroho (2003: 7) memaparkan tentang siklus skematik kebijakan

publik yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.1

Siklus Skematik Kebijakan Publik

Sumber: Nugroho, Rian D (2003:7)

Perumusan Kebijakan

Evaluasi Kebijakan Publik output

outcome

Implementasi Kebijakan

Publik

Isu atau Masalah Publik

Page 44: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

23

Dari gambar tersebut dapat dijelaskan dalam sekuensi sebagai

berikut:

1. Terdapat isu atau masalah publik disebut isu apabila masalah bersifat

strategis, yakin bersifat mendasar, menyangkut banyak orang atau

bahkan keselamatan bersama biasanya berjangka panjang tidak bisa

diselesaikan isu ini di angkat sebagai agenda politik untuk

diselesaikan.

2. Isu ini kemudian menggerakan pemerintah untuk merumuskan

kebijakan publik dalam rangka menyelesaikan masalah tersebut.

Rumusan kebijakan ini akan menjadi hukum bagi seluruh negara dan

warganya termasuk pimpinan negara.

3. Setelah dirumuskan kemudian kebijakan publik ini dilakasanakan

baik oleh pemerintah, masyarakat, atau pemerintah bersama-sama

dengan masyarakat.

4. Namun dalam proses perumusan, pelakasanaan, dan pasca

pelaksanaan di perlukan tindakan evaluasi sebagai siklus baru

sebagai penilaian apakah kebijakan tersebut sudah dirumuskan

dengan bijak dan benar dan di implementasikan dengan baik dan

benar pula.

5. Implementasi kebijkan bermuara kepada output yang dapat berupa

kebijakan itu sendiri maupun manfaat langsung yang dapat dirasakan

oleh pemanfaat.

Page 45: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

24

6. Di dalam jangka panjang kebijkan tersebut menghasilkan outcome

dalam bentuk impac kebijakan yang diharapkan semakin

meningkatkan tujuan yang hendak dicapai dengan kebijakan

tersebut.

Berdasarkan beberapa definisi kebijakan publik oleh para ahli di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik merupakan suatu keputusan

yang diambil oleh pemerintah dari berbagai pilihan yang ada untuk dilakukan

atau tidak dilakukan untuk menangani berbagai masalah yang terdapat di

suatu negara yang mempunyai tujuan tertentu dengan menggunakan tiga

kegiatan pokok yaitu perumusan, implementasi dan evaluasi kebijakan

dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi orang banyak. Untuk itu

kebijakan publik adalah keputusan yang diambil oleh Pemerintah mengenai

pedoman tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya pada perumusan kebijakan

Pada penelitian ini, pembahasan kebijakan publik akan mengarah pada

implementasi kebijakan yang akan dijadikan teori inti sebagai alat analisa

untuk mengukur kebijakan pemerintah yang menjadi objek penelitian.

2.1.2 Konsep Implementasi Kebijakan

Implementasi kebijakan publik merupakan suatu kajian mengenai

pelaksanaan dari suatu kebijakan pemerintah setelah sebuah kebijakan

dirumuskan dan disetujui, langkah berikutnya adalah bagaimana agar

kebijakan tersebut dapat mencapai tujuan. Implementasi kebijakan pada

Page 46: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

25

prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya tidak

lebih dan tidak kurang. Untuk mengimplementasikan kebijakan publik maka

ada dua pilihan langkah yang ada, yaitu langsung mengimplementasikan

dalam bentuk programprogram atau melalui formulasi kebijakan derivat atau

turunan dari kebijakan publik tersebut. Nugroho (2003: 159) secara umum

dapat menggambarkan model implementasi sebagai berikut:

Gambar 2.2

Model Dalam Mengimplementasikan Kebijakan Publik

Menurut Eugene Bardach dalam Agustino (2006: 138) seorang ahli

studi kebijakan menggambarkan tentang kerumitan dalam proses

implementasi tersebut, yaitu :

“Adalah cukup untuk membuat sebuah program dan kebijakan umum yang kelihatannya bagus di atas kertas. Lebih sulit lagi merumuskannya dalam kata-kata dan slogan-slogan yang kedengarannya mengenakkan bagi telinga para pemimpin dan para

Sumber: Nugroho, Rian D (2003 : 159)

Kebijakan Publik

Kebijakan Publik Penjelas

Publik/Masyarakat/ Beneficiares

Proyek Intervensi

Program Intervensi

Kebijakan Intervensi

Page 47: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

26

pemilih yang mendengarkannya. Dan lebih sulit lagi untuk melaksanakannya dalam bentuk dan cara yang memuaskan semua orang termasuk mereka yang dianggap sebagai klien”.

Dalam derajat lain Metter dan Horn dalam Wahab (2005: 65)

mendefinisikan implementasi kebijakan sebagai

”Merumuskan proses implementasi ialah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan”.

Sedangkan menurut Mazmanian dan Sabatier dalam Agustino

(2006: 139) implementasi kebijakan adalah

”Pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan. Keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yamg ingin diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dan berbagai cara untuk menstrukturkan atau mengatur proses implementasinya”.

Berdasarkan definisi di atas dapat diketahui bahwa implementasi

kebijakan menyangkut ( minimal ) tiga hal yaitu: (1) adanya tujuan atau

sasaran kebijakan, (2) adanya aktifitas atau kegiatan pencapain tujuan dan (3)

adanya hasil kegiatan. Berdasarkan uraian ini dapat disimpulkan bahwa

implementasi kebijakan merupakan suatu proses yang dinamis, dimana

pelaksana kebijakan merupakan suatu proses yang dinamis dimana pelaksana

kegiatan melakukan suatu kegiatan. Sehingga pada akhirnya akan

mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu

sendiri.

Page 48: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

27

Menurut Udoji dalam Widodo (2007: 191) dalam mendefinisikan

implementasi kebijakan, yaitu :

”Pelaksanaan kebijakan adalah suatu yang penting bahkan mungkin jauh lebih penting dari pada pembuatan pembuatan kebijakan. Kebijakan-kebijakan hanya akan sekedar berupa impian atau rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak di implementasikan.”

Hal ini tidak jauh berbeda dengan apa yang diutarakan oleh Grindle,

yaitu ” Pengukuran keberhasilan implementasi dapat dilihat dari prosesnya,

dengan mempertanyakan apakah pelaksanaan program sesuai dengan yang

telah ditentukan yaitu melihat pada action program dari individual projects

dan yang kedua apakah tujuan program tersebut tercapai” (Agustino, 2006:

154).

Berdasarkan beberapa definisi yang disampaikan para ahli diatas

mengenai implementasi kebijakan, disimpulkan bahwa implementasi

merupakan suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh pelaksana

kebijakan dengan harapan akan memperoleh suatu hasil yang sesuai dengan

tujuan atau sasaran dari suatu kebijakan itu sendiri.

2.1.3 Model Implementasi Pendekatan Top Down

Dalam perkembangannya, studi implementasi kebijakan memiliki dua

pendekatan dalam memahaminya yaitu yang pertama pendekatan top down.

Menurut Agustino (2006: 140) Dalam pendekatan top down, implementasi

kebijakan yang dilakukan tersentralisir dan mulai dari aktor tingkat pusat, dan

keputusannya pun diambil dari tingkat pusat. Pendekatan top down bertitik

Page 49: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

28

tolak dari perspektif bahwa keputusan-keputusan politik (kebijakan) yang

telah ditetapkan oleh pembuat kebijakan harus dilaksanakan oleh

administrator-administrator atau birokratbirokrat pada level bawahnya. Jadi

inti pendekatan top down adalah sejauhmana tindakan para pelaksana

(administrator dan birokrat) sesuai dengan prosedur serta tujuan yang telah

digariskan oleh para pembuat kebijakan ditingkat pusat.

Berikut ini beberapa pendekatan top down implementasi kebijakan

menurut para ahli :

A. Implementasi kebijakan publik model Van Metter dan Van Horn

(1975) disebut juga dengan A model of the policy.

Model pendekatan ini menjelaskan bahwa proses implementasi

merupakan abstraki suatu implementasi kebijakan yang pada dasarnya

secara sengaja dilakukan untuk meraih kinerja implementasi kebijakan

publik yang tinggi yang berlangsung dalam hubungan berbagai variabel.

Model ini mengandaikan bahwa implementasi kebijakan berjalan secara

linier dari keputusan politik/kebijakan publik, implementor dan kinerja

kebijakan publik. Ada enam variabel yang mempengaruhi kinerja

kebijakan publik tersebut, yaitu:

1. Ukuran dan tujuan kebijakan

2. Sumberdaya

3. Karakteristik agen pelaksana

4. Sikap/kecenderungan (disposition) para pelaksana

5. Komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana

Page 50: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

29

6. Lingkungan ekonomi, sosial dan politik

B. Implementasi kebijakan publik model Mazmanian dan Sabatier

(1983) disebut juga dengan A Frame for policy implementation.

Kedua ahli ini berpendapat bahwa peran penting dari implementasi

kebijakan publik adalah kemampuannya dalam mengidentifikasikan

variabel-variabel yang mempengaruhi tercapainya tujuan-tujuan formal

pada keseluruhan proses implementasi, variabel -variabel tersebut adalah:

1. Mudah atau tidaknya masalah yang akan digarap, meliputi: kesukaran-

kesukaran teknis, keberagaman perilaku yang diatur, presentase totalitas

penduduk yang tercakup dalam kelompok sasaran, serta tingkat dan

ruang lingkup perubahan perilaku yang dikehendaki.

2. Kemampuan kebijakan menstruktur proses implementasi secara tepat,

meliputi: kecermatan dan kejelasan penjenjangan tujuan-tujuan resmi

yang akan dicapai, kehandalan teori kausalitas yang diperlukan,

ketetapan alokasi sumber dana, keterpaduan hirarki di dalam

lingkungan dan diantara lembaga-lembaga atau instansi-instansi

pelaksana, aturanaturan pembuat keputusan dari badan-badan

pelaksana, kesepakatan para pejabat terhadap tujuan yang termaktub

dalam undang-undang, serta akses formal pihak-pihak luar. Variabel-

variabel diluar undang-undang yang mempengaruhi implementasi,

meliputi: kondisi sosial ekonomi dan teknologi, dukungan publik, sikap

dan sumber-sumber yang dimiliki kelompok masyarakat serta

kesepakatan dan kemampuan kepemimpinan para pejabat pelaksana.

Page 51: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

30

C. Implementasi kebijakan publik model Edward III disebut juga

dengan Direct and Indirect Impact on Implementation. (Agustino,

2006:149)

Dalam pendekatan yang diteorikan oleh Edward III, terdapat

empat variabel yang sangat menentukan keberhasilan implementasikan

suatu kebijakan, yaitu:

1. Komunikasi;

2. Sumberdaya;

3. Disposisi; dan

4. Struktur birokrasi.

Gambar 2.3

Model Pendekatan Direct and Indirect Impact on Implementation

(George Edward III)

1. Komunikasi

Variable pertama yang mempengaruhi keberhasilan implementasi

suatu kebijakan, menurut George C Edward III, adalah komunikasi.

Sumber: (Agustino, 2006 :150)

KOMUNIKASI

STRUKTUR BIROKRASI

DISPOSISI

SUMBER DAYA IMPLEMENTASI

Page 52: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

31

Komunikasi, menurutnya lebih lanjut, sangat menentukan keberhasilan

pencapaian tujuan dari implementasi kebijakan pubik. Implementasi yang

efektif terjadi apabila para pembuat keputusan sudah mengetahui apa yang

akan mereka kerjakan. Pengetahuan atas apa yang mereka kerjakan dapat

berjalan bila komunikasi berjaan dengan baik, sehingga setiap keputusan

kebijakan dan peraturan implementasi harus ditransmisikan (atau

dikomunikasikan) kepada bagian personalia yang tepat, akurat, dan

konsisten. Komunikasi (atau pentransmisian informasi) di perlukan agar

para pembuat keputusan dan para implementor akan semakin konsisten

dalam melakasanakan setiap kebijakan yang akan diterapakan dalam

masyarakat. Terdapat tiga indikator yang dapat dipakai (atau digunakan)

dalam mengukur keberhasilan variable komunikasi di atas yaitu :

a) Transmisi; penyaluran komunikasi yang baik akan dapat menghasilakan

suatu implementasi yang baik pula. Seringkali yang terjadi dalam

penyaluran komunikasi adanya salah pengertian (miskomunikasi), hal

tersebut disebabkan karena komuikasi telah melalui beberapa tingkatan

birokrasi, sehingga apa yang diharapkan terdistorsi ditengah jalan.

b) Kejelasan; komunikasi yang diterima oleh pelaksana kebijakan (street-

level-bureuacrats) haruslah jelas dan tidak membingungkan (tidak

ambigu dan mendua). Ketidasakjelasan pesan kebijakan tidak selalu

menghalangi implementasi, pada tataran tertentu, pelaksana

membutuhkan fleksibilitas dalam melaksanakan kebijakan. Tetapi pada

Page 53: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

32

tataran yang lain hal tersebut akan menyelewengkan tujuan yang

hendak dicapai oleh kebijakan yang telah ditetapkan.

c) Konsistensi; perintah yang diberkian dalam pelaksanaan suatu

komunikasi haruslah konsisten dan jelas (untuk diterapkan atau

dijalankan). Karena jika perintah yang diberikan sering berubah-ubah,

maka dapat menimbulkan kebingungan bagi pelaksana dilapangan.

2. Sumber Daya

Variabel atau faktor kedua yang mempengaruhi keberhasilan

implementasi suatu kebijakan adalah sumberdaya. Sumberdaya merupakan

hal penting lainnya, menurut George C. Edward III, dalam

mengimplementasikan kebijakan. Indikator sumber-sumberdaya terdiri

dari beberapa elemen, yaitu :

a) Staf; sumberdaya utama dalam implementasi kebijakan adalah staf.

Kegagalan yang sering terjadi dalam implementasi kebijakan salah

satunya disebagiankan oleh karena staf yang tidak mencukupi,

memadai, ataupun tidak kompeten dibidangnya. Penambahan jumlah

staf dan implementor saja tidak mencukupi, tetapi diperlukan pula

kecukupan staf dan keahlian dan kemampuan yang diperlukan pula

kecukupan staf dengan keahlian dan kemampuan yang diperlukan

(kompeten dan kapabel) dalam menimplementasikan kebijakan atau

melaksanakan tugas yang diinginkanoleh kebiajakan itu sendiri.

b) Informasi; dalam implementasi kebijakan, informasi mempunyai dua

bentuk, yaitu pertama, informasi yang berhubungan dengan cara

Page 54: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

33

melaksanakan kebijakan. Implementor harus mengetahui apa yang

harus mereka lakukan disaat mereka diberi perintah untuk melakukan

tindakan. Kedua, informasi mengenai data kepatuhan dari para

pelaksana terhadap peraturan dan regulasi pemerintah yang telah

ditetapkan. Implementor harus mengetahui apakah orang yang terlibat

di dalam pelaksanaan kebijakan tersebut patuh terhadap hukum.

c) Wewenang; pada umumnya kewenangan harus bersifat formal agar

perintah dapat dilaksanakan. Kewenangan merupakan otoritas atau

legitimasi bagi para pelaksana dalam melasanankan kebijakan yang

telah ditetapkan secara politik. Ketika wewenang itu nihil, maka

kekuatan implementor di mata publik tidak terlegitimasi, sehingga

dapat menggagalkan proses implementasi kebijakan. Tetapi, dalam

konteks yang lain, ketika wewenang formal tersebut ada, maka sering

terjadi kesalahan dalam melihat efektifitas kewenangan. Di satu pihak,

efektifitas kewenangan diperlukan dalam pelaksanaan implementasi

kebijakan; tetapi disisi lain, efektifitas akan menyurut manakala

wewenang diselewengkan oleh para pelaksana demi kepentinngannya

sendiri atau demi kepentingan kelompoknya. Pelimpahan dan

penempatan wewenang yang baik akan menghasilkan efektifitas

kewenangan.

d) Fasilitas; fasilitas fisik juga merupakan faktor penting dalam

implementasi kebijakan. Implementor mungkin memiliki staf yang

mencukupi, mengerti apa yang harus dilakukannya, dan memiliki

Page 55: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

34

wewenang untuk melaksanakan tugasnya, tetapi tanpa ada fasilitas

pendukung (sarana dan prasarana) maka implementasi kebijakan

tersebut tidak akan berhasil.

3. Disposisi

Variabel ketiga yang mempengaruhi tingkat keberhasilan

implementasi kebijakan public, bagi George C. Edward III, adalah

disposisi. Disposisi atau sikap dari pelaksana kebijakan adalah faktor

penting ketiga dalam pendekatan mengenai pelaksanaan suatu kebijakan

publik. Jika pelaksanaan suatu kebijakan ingin efektif, maka para

pelaksana kebijakan tidak hanya harus mengetahui apa yang akan

dilakukan tetapi juga harus memiliki kemampuan untuk melaksanakannya,

sehingga dalam praktiknya tidak terjadi bias. Hal-hal penting yang perlu

dicermati pada variable disposisi, menurut George C. Edward III, adalah :

a) Pengangkatan birokrat; disposisi atau sikap para pelaksana akan

menimbulkan hambatan-hambatan yang nyata terhadap implementasi

kebijakan bila personil yang ada tidak melaksanakan kebijakan-

kebijakan yang diinginkan oleh para pejabat-pejabat tinggi. Karena itu,

pemilihan dan pengangkatan personil pelaksana kebijakan haruslah

orang-orang yang memiliki dedikasi pada kebijakan yang telah

ditetapkan; lebih khusus lagi pada kepentingan warga.

b) Insentif; Edward menyatakan bahwa salah satu teknik yang disarankan

untuk mengatasi masalah kecenderungan para pelaksana adalah dengan

memanipulasi isentif. Oleh karena itu, pada umumnya orang bertindak

Page 56: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

35

menurut kepentingan mereka sendiri, maka memanipulasi insentif oleh

para pembuat kebijakan mempengaruhi tindakan para pelaksana

kebijakan. Dengan cara menambah keuntungan atau biaya tertentu

mungkin akan menjadi faktor pendorong yang membuat para pelaksana

kebijakan melaksanankan perintah dengan baik. Hal ini dilakukan

sebagai upaya memenuhi kepentingan pribadi (self interst) atau

organisasi.

4. Struktur Birokrasi

Variabel Keempat, menurut Edward III, yang mempengaruhi

tingkat keberhasilan implementasi kebijakan publik adalah struktur

birokrasi. Walaupun sumber-sumber untuk melaksanakan suatu kebijakan

tersedia, atau para pelaksana mengetahui apa yang seharusnya dilakukan,

dan mempunyai keinginan untuk melaksanakan suatu kebijakan,

kemungkinan kebijakan tersebut tidak dapat terlaksana atau terealisasi

karena terdapatnya kelemahan dalam struktur birokrasi. Kebijakan yang

begitu kompleks menuntut adanya kerjasama banyak orang, ketika struktur

birokrasi tidak kondusifpada kebijakan yang tersedia, maka hal ini akan

menyebabkan sumberdaya-sumberdaya menjadi tidak efektif dan

menghambat jalannya kebijakan. Birokrasi sebagai pelaksana sebuah

kebijakan harus dapat mendukung kebijakan yang telah diputuskan secara

politik dengan jalan melakukan koordinasi ya ng baik.

Dua karakteristik, menurut Edward III, yang dapat mendongkrak

stuktur birokrasi/organisasi kearah yang lebih baik adalah : melakukan

Page 57: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

36

Standar Operating Prosedures (SOPs) dan melaksanakan Fragmentasi.

SOPs adalah suatu kegiatan rutin yang memungkinkan para pegawai (atau

pelaksana kebijakan/administrator/birokrat) untuk melaksanakan kegiatan-

kegiatannya pada tiap harinya sesuai dengan standar yang ditetapkan (atau

standar minimum yang dibutuhkan warga). Sedangkan pelaksanaan

fragmentasi adalah upaya penyebaran tanggungjawab kegiatan-kegiatan

atau aktifitas- aktifitas pegawai diantara bebrapa unit kerja.

D. Implementasi kebijakan publik model Grindle (1980).

Pendekatan ini dikenal dengan Implementation as a Political and

administrative Proses. Menurut Grindle, ada dua variabel yang

mempengaruhi implementasi kebijakan publik. Keberhasilan implementasi

suatu kebijakan publik, dapat diukur dari proses pencapaian hasil akhir

(outcome) yaitu tercapai atau tidaknya tujuan yang ingin dicapai dengan

melihat pada proses serta pencapaian tujuan kebijakan yaitu pada dampak

atau efek pada masyarakat secara individu dan kelompok serta tingkat

perubahan yang terjadi dan penerimaan kelompok sasaran. Keberhasilan

suatu implementasi kebijakan juga di tentukan oleh tingkat

Implementabilty kebijakan itu sendiri, yang terdiri atas isi kebijakan

(Content of Policy) dan konteks implementasinya (Context of Policy).

1. Isi kebijakan (Content of Policy) terdiri dari: kepentingan yang

mempengaruhi, tipe manfaat, derajat perubahan yang ingin dicapai,

Page 58: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

37

letak pengambilan keputusan, pelaksana program, dan sumberdaya

yang digunakan.

2. Konteks implementasi kebijakan (Context of Policy), terdiri dari:

kekuasaan, kepentingan, dan strategi dari aktor yang terlibat,

karakteristik lembaga dan rezim yang berkuasa, serta tingkat kepatuhan

dan adanya respon dari pelaksana.

E. Implementasi kebijakan publik model Hoogwood dan Gun (1978).

Menurut kedua pakar ini, untuk melakukan implementasi kebijakan

diperlukan beberapa syarat:

a. Jaminan bahwa kondisi eksternal yang dihadapi oleh lembaga/badan

tidak akan menimbulkan masalah yang besar.

b. Apakah untuk melaksanakannya tersedia sumberdaya yang memadai,

termasuk sumberdaya waktu.

c. Apakah keterpaduan sumber-sumber yang diperlukan benar-benar ada.

d. Apakah kebijakan yang akan diimplementasikan didasari hubungan

kausal yang handal.

e. Seberapa banyak hubungan kausalitas yang terjadi. Apakah hubungan

saling ketergantungan kecil. Pemahaman yang mendalam dan

kesepakatan terhadap tujuan. Bahwa tugas-tugas telah dirinci dan

ditempatkan dalam urutan yang benar.

Page 59: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

38

2.1.4 Model Pendekatan Implementasi Bottom Up

Menurut Agustino ((2006: 140), dalam pendekatan bottom up,

memandang bahwa implementasi kebijakan tidak dirumuskan oleh lembaga

yang tersentralisir dari pusat, akan tetapi berpangkal dari keputusan-

keputusan yang ditetapkan pada level warga atau masyarakat yang

merasakan sendiri persoalan dan permasalahan yang dialami oleh masyarakat

tersebut. Jadi intinya pendekatan bottom up adalah implementasi kebijakan

dimana formulasi kebijakan berada ditingkat warga, sehingga mereka dapat

lebih memahami dan mampu menganalisis kebijakan-kebijakan apa yang

cocok dengan sumberdaya yang tersedia di daerahnya, system sosio-kultur

yang mengada agar kebijakan tersebut tidak kontroproduktif, yang dapat

menunjang keberhasilan kebijakan itu sendiri.

Model pendekatan bottom up ini disusun oleh Elmore (1979), Lipsky

(1971), Hjren dan O’Porter (1981). Model ini dimulai dari identifikasi

jaringan aktor yang terlibat didalam proses pelayanan dan menanyakan

kepada mereka: tujuan, strategi, aktivitas, dan kontak-kontak yang mereka

miliki. Model implementasi kebijakan ini didasarkan kepada jenis kebijakan

publik yang mendorong masyarakat untuk mengerjakan sendiri implementasi

kebijakannya atau masih melibatkan pejabat pemerintah, namun hanya tataran

bawah. Oleh karena itu, kebijakan yang dibuat harus sesuai dengan harapan,

keinginan publik yang menjadi target atau kliennya dan sesuai pula dengan

pejabat eselon rendah yang menjadi pelaksananya. Kebijakan model ini

Page 60: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

39

diprakarsai oleh masyarakat baik secara langsung ataupun melalui lembaga-

lembaga nirlaba kemasyarakatan (LSM) (Agustino, 2006: 140-156).

Berdasarkan beberapa teori dan model pendekatan implementasi

kebijakan publik yang telah dipaparkan oleh beberapa tokoh di atas, maka

peneliti menggunakan teori dan model pendekatan top down implementasi

kebijakan publik yang di ungkapkan oleh Georgre C Edward III. Peneliti

memilih model George C Edward III berdasarkan sub variabel yang terdapat

dalam model pendekatan ini yang mampu menjawab permasalahan yang

terjadi dalam Implementasi Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) Pada Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) di

Kabupaten Lebak.

2.1.5 Konsep Asuransi Sosial

Menurut Amrin (2006: 2) dalam bukunya yang berjudul “Asuransi

syariah keberadaan dan kelebihannya ditengah asuransi konvensional”

Menurutnya kata asuransi diambil dari bahasa belanda “assurantie”. Dalam

hukum belanda disebut “Verzekering”, yang berarti pertanggungan. Istilah

tersebut kemudian berkembang menjadi “assuradeur” yang berarti

penanggung dan tertanggung disebut “geassuradeur”. Dalam kamus atau

perbendaharaan kata bangsa Indonesia, tidak dikenal kata asuransi yang

dikenal adalah istilah “jaminan” atau “tanggungan”. Kata asuransi berasal

dari bahasa Inggris insurance, dengan akar kata in-sure yang berarti

“memastikan”.

Page 61: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

40

Menurut Muslehuddin (2005: 3-4) dalam bukunya yang berjudul

“Asuransi dalam Islam” mengatakan asuransi pada awalnya adalah suatu

kelompok yang bertujuan membentuk arisan untuk meringankan keuangan

beban individu dan menghindari kesulitan pembiayaan. “Secara ringkas dan

umum, konsep asuransi adalah persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang

yang masing-masing menghadapi kerugian kecil sebagai sesuatu yang tidak

dapat diduga. Apabila kerugian itu menimpa salah seorang dari mereka yang

menjadi anggota perkumpulan itu, maka kerugian itu akan ditanggung

bersama oleh mereka. Masih dalam Muslehuddin (2005: 4), Adam Smith

berpendapat bahwa cara asuransi membagi-bagikan kerugian yang dialami

oleh individu kepada orang banyak dapat memberi keringanan dan

kesenangan kepada seluruh anggota masyarakat. Dalam Muslehudin (2005:

4) Wagner telah membuktikannya dengan merumuskan teori kerugian sebagai

berikut:

“Perkataan asuransi menurut pengertian ekonomi adalah memaparkan suatu bentuk susunan ekonomi untuk memindahkan atau mengurangi kemungkinan akibat dari peristiwa yang tidak baik yang akan terjadi; bergantung kepada sejauhmana keadaan (Vermoegen) kekhawatiran seorang itu. Kemungkinan peristiwa itu tidak dengan sengaja menimpa seseorang, oleh karena itu setiap adanya satu kejadian maka hal itu peristiwa yang tidak terduga.Asuransi mengendalikan keadaan ini untuk menaksir kadar akibat yang akan menimpa berpedoman satu daftar (Reihe) kejadian yang diduga dengan satu bentuk bahaya yang tidak benar-benar terjadi (Muslehuddin, 2005: 4).”

Sedangkan Willet dalam Muslehuddin (2005: 5) berpendapat bahwa

pentingnya asuransi itu terletak pada kemampuannya untuk memindahkan

resiko ketidakpastian dan tidak jelas itu ke biaya tetap dengan cara

Page 62: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

41

penggabungan. Katanya, sungguhpun resiko itu subjektif dan tidak dapat

diobjektifkan, namun hal itu dapat diukur dengan berpedoman pada

pengalaman dan peristiwa yang lalu. Risiko dapat diukur seandainya

sejumlah risiko ataupun kejadian yang lalu itu dikumpulkan untuk diambil

rata-ratanya secara umum.Dengan kata lain, probabilitas dari fenomena yang

banyak itu dapat dibuat ramalannya berdasarkan sekelompok ukuran yang

sama. Jadi, bilangan banyak dan probabilitas adalah dianggap sebagai dasar

teori risiko. Jadi dalam pengertian diatas asuransi adalah perlindungan

bersama terhadap musibah oleh sekelompok orang yang tidak berdaya akan

bahaya umum.

Pada asuransi konvensional, kita mengenal sistem transfer risk yang

berarti terjadinya transfer risiko dari tertanggung kepada penanggung.

Pengertian asuransi konvensional berdasarkan sudut pandang sosial yaitu:

“Asuransi di definisikan sebagai organisasi sosial yang menerima pemindahan risiko dan mengumpulkan dana dari anggota-anggotanya guna membayar kerugian yang mungkin terjadi pada setiap anggota, anggota yang tidak pernah mengalami kerugian dari sudut pandang sosial merupakan penyumbang terhadap organisasi (Amrin, 2006: 8)”.

Dalam Salim (2003: 2-3), bukunya yang berjudul “Asuransi Dan

Manajemen Risiko” John H. Magee mengklasifikasikan asuransi sebagai

berikut :

1. Jaminan Sosial (Social Insurance)

Jaminan sosial merupakan asuransi wajib. Oleh karena itu, setiap orang

atau penduduk harus memilikinya. Bentuk ini dilaksanakan dengan

“paksa”, misalnya dengan memotong gaji pegawai dengan proporsi sekian

Page 63: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

42

persen setiap bulannya. Contoh jaminan sosial adalah jaminan untuk hari

tua, jaminan pengobatan yang diberikan kepada orang yang sakit,

mengalami kecelakaan, invalid, mencapai umur ketuaan, atau hal-hal yang

menyebabkan timbulnya pengangguran.

2. Asuransi Sukarela (Voluntary Insurance)

yaitu bentuk asuransi yang dijalankan secara sukarela (volunteer).

Asuransi sukarela dibagi menjadi:

a) Government insurance yaitu asuransi yang dijalankan oleh pemerintah

atau negara, misalnya jaminan yang diberikan kepada prajurit yang

cacat sewaktu peperangan (jaminan bagi kaum veteran);

b) Commercial insurance yakni asuransi yang bertujuan untuk melindungi

seseorang atau keluarga serta perusahaan dari risiko-risiko yang bisa

mendatangkan kerugian. Tujuan perusahaan asuransi disini ialah

komersial dan dengan motif keuntungan (profit motive). Contohnya

seperti asuransi jiwa dan asuransi kerugian.

Masih dalam Salim (2003:123-124) Jaminan sosial umumnya lebih

banyak menyangkut “kesejahteraan sosial” dari masyarakat, dari pada arti

mempertanggungkan risiko-risiko kerugian. Agar dapat membedakan dengan

nyata pengertian asuransi jiwa dengan jaminan sosial, perlu dimengerti

makna dan unsur-unsur yang terdapat pada jaminan sosial. “jaminan sosial

dapat dirumuskan secara umum sebagai segala macam jaminan serupa dengan

asuransi, yang melindungi orang terhadap risiko sosial”. Pada umumnya

jaminan sosial yang didukung adalah resiko sosial, dan merupakan tanggung

Page 64: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

43

jawab kepada masyarakat. Sedangkan pada asuransi, yang dijamin adalah

resiko pribadi. Selanjutnya kita dapat mengajukan beberapa karakteristik/ciri-

ciri jaminan sosial tersebut:

1. Resiko yang dijamin menyangkut umum dan merupakan tanggung jawab masyarakat;

2. Jaminan ini dianggap menguntungkan rakyat seluruhnya; 3. Jaminan sosial menanggung sebagian besar dari penduduk; 4. Orang-orang yang langsung berkepentingan tidak memikul seluruh

pembiayaan dan acap kali hanya sebagaian kecil saja yang mereka pikul;

5. Tunjangan yang didapatkan lajimnya hanya memenuhi kebutuhan primer yang minimum (subsistence level);

6. Ikut serta dalam jaminan dan iuran diwajibkan; 7. Jaminan yang diselenggarakan atas dasar tidak mencari

keuntungan; 8. Tujuan yang akan dicapai ialah kesejahteraan sosial (social

welfare) dan bukan keadilan bagi perseorangan (Salim, 2003: 123).

Bahwa inti jaminan sosial adalah:

1. Untuk mencapai kesejahteraan masyarakat pada umumnya; 2. Yang dijamin adalah resiko sosial; 3. Jaminan merupakan beban masyrakat seutuhnya; 4. Tidak mempunyai motif mencari keuntungan (Salim, 2003: 124).

Dan menurut Amrin (2006:101) asuransi sosial yaitu asuransi yang

dilakukan pemerintah dengan tujuan memberikan manfaat untuk masa depan

rakyatnya dengan cara memotong sebagian gaji pegawai dan pekerja.

Sedangkan Man Suparman (2003: 89-90) bukunya yang berjudul “Aspek-

aspek Asuransi dan Surat Berharga”, Emi Pangaribuan mengatakan asuransi

sosial mempunyai sifat wajib dan besarnya santunan (benefit) pada umumnya

ditetapkan oleh pemerrintah. Golongan asuransi ini tidak ditunjukan untuk

memperoleh keuntungan, tetapi lebih ditekankan kepada kepantasan

masyarakat (social adequcy). Penyelengaraannya biasanya oleh pemerintah,

Page 65: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

44

sehingga sering pula disebut Social Goverment Insurance. Dan dalam

Muslehuddin (2005:12) asuransi bersama adalah setiap anggota menjadi

sebagai tertanggung dan penanggung asuransi tanpa memandang suatu

kepentingan. Ia tidak bertujuan mencari keuntungan, bukan usaha kapitalis

ataupun merengguk kekayaan dari kerugian orang lain.

Dalam Man Suparman (2003: 92), Veldkam mengatakan tujuan

asuransi sosial yaitu memberikan jaminan secara materil sebanyak mungkin

agar tergantung tetap dapat menikmati sumber kehidupan yang layak.

Dan menurut Emi Pangaribuan dalam Man Suparman (2003: 94-95)

tujuan asuransi sosial adalah:

“Tujuan dari pertanggungan sosial (social Insurance) adalah untuk menyediakan suatu bentuk jaminan tertentu kepada seseorang atau anggota masyarakat yang menderita kerugian dalam memperjuangkan hidupnya dan keluarganya (Suparman, 2003: 94)”

Masih Menurut Emi Pangaribuan, Unsur-unsur asuransi sosial antara lain

adalah:

1. Diselenggarakan karena ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan;

2. Perikatan yang terjadi antara para pihak; 3. Mempunyai sifat wajib bagi mereka; 4. Pada umumnya yang bertindak sebagai penyelengara atau

penanggung adalah pemerintah; 5. lebih diutamakan perlindungan kepada hal-hal yang berkaiatan

resiko sosial daripada risiko individual; 6. ditunjukan untuk membangun suatu jaminan sosial kepada

masyarakat atau sekelompok masyarakat dan bukan dimaksudkan untuk mencari keuntungan;

7. Perbandingan antara premi dan santunan (benefit) diatur secara progresif;

8. Besarnya premi ditetapkan oleh pemerintah dengan peraturan perundang-undangan;

Page 66: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

45

9. Besarnya santunan ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan dan lebih ditekankan kepada kepantasan masyarakat (social adequacy) daripada keadilan pribadi (private equity);

10. Tidak ada pilihan mengenai masalah kepentingan dan peristiwa (evenement) (Suparman, 2003: 95).

Dapat disimpulkan bahwa bahwa asuransi sosial merupakan suatu

jenis jaminan sosial yang mempergunakan prinsip, ketentuan, dan metode

asuransi. asuransi sosial dimaksudkan untuk menutup risiko-risiko sosial,

yaitu semua jenis risiko yang terdapat dalam masyarakat banyak. Asuransi

sosial diwajibkan oleh Pemerintah dalam bentuk undang-undang. Tujuan

asuransi sosial adalah membangun kesejahteraan dan keadilan masyarakat.

2.1.6 Asuransi Sosial Menurut UU No.40 Tahun 2004 Tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan UU No.24 Tahun 2011

Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

A. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) berdasarkan asas:

1) Kemanusiaan, yaitu berkaitan terhadap penghargaan manusia;

2) Manfaat, yaitu asas yang bersifat oprasional menggambarkan

pengeloalaan yang efisien dan efektif;

3) Keadilan, yaitu yaitu asas yang bersifat idiil, menjamin keadilan bagi

seluruh rakyat indonesia.

B. Prisnsip Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) adalah:

1) Kegotongroyongan; Prinsip ini diwujudkan dalam sistem gotong

royongdari peserta yang mampu ke peserta yang kurang mampu dam

bentuk kepesertaan wajib bagi seluruh rakyat; peserta yang berisiko

Page 67: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

46

rendah membantu yang berisiko tinggi; dan peserta yang sehat

membantu peserta yang sakit. Melalui prinsip kegotong royongan ini,

jaminan sosial dapat menumbuhkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia;

2) Prinsip Nirlaba; Pengelolaan dana amanat tidak dimaksudkan untuk

mencari laba bagi BPJS, akan tetapi tujuan utama penyelenggaraan

jaminan sosial adalah untuk memenuhi sebesar-besarnya kepentingan

peserta. Dana amanat, hasil pengembangannya, dan surplus anggaran

akan dimanfaatkan sebesar-besarnya utuk kepentingan peserta;

3) Prinsip Keterbukaan; Kehati-hatian, Akuntabilitas; Prinsip-prinsip

manajemen ini direrapkan dan mendasari seluruh kegiatan

pengelolaan dana yang berasal dari iuran peserta dan hasil

pengembangannya;

4) Prinsip Portabilitas; Jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan

jaminan yang berkelanjutan meskipun peserta berpindah pekerjaan

atau tempat tinggal dalam wilayah negara kesatuan republik

indonesia;

5) Prinsip Kepesertaan Besifat Wajib; Dimaksudkan agar seluruh rakyat

menjadi peserta sehingga dapat terlindungi. Meskipun kepesertaan

bersifat wajib bagi rakyat, penerapannya tetap disesuaikan dengan

kemampuan ekonomi rakyat dan pemerintah serta kelayakan

penyelenggaraan program. Tahapan pertama dimulai dari pekerja

disektor formal, besamaan dari itu sektor informal dapat menjadi

Page 68: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

47

peserta sukarela, sehingga dapat mencakup petani, nelayan dan

mereka yang bekerja secara mandiri. Sehingga pada akhirnya sistem

jaminan sosial nasional dapat mencakup seluruh Rakyat;

6) Prinsip Dana Amanat; Dana yang terkupul dari iuran peserta

merupaka titipan kepada badan-badan penyelenggara untuk dikelola

sebaik-baiknya dalam rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk

kesejahteraan;

7) Prinsip Hasil Pengelolaan Dana Jaminan Sosial; adalah hasil berupa

dividen dari pemegang saham yang dikembalikan untuk kepentingan

peserta jaminan sosial.

C. Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN)

Dewan Jaminan Sosial Nasional befungsi merumuskan kebijakan

umum dan sinkronisasi penyelenggaraan sistem jaminan sosial;

berwenang melakukan monitoring dan evaluasi program jaminan sosial

serta bertanggung jawab kepada Presiden.

D. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Dalam menjalankan sistem jaminan sosial, UU SJSN

mengamanatkan untuk membentuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) yaitu Undang-Undang No.24 Tahun 2011. BPJS bertugas

menyelenggarakan program-program jaminan sosial. BPJS adalah

gabungan dari empat perusahan asuransi milik pemerintah yaitu

JAMSOSTEK, TASPEN, ASABRI dan ASKES. BPJS mengelola

mengenai kepesertaan jaminan sosial; Dana jaminan sosial wajib dikelola

Page 69: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

48

dan dikembangkan oleh BPJS secara optimal dengan mempertimbangkan

aspek likuiditas, solvabilitas, kehati-hatian, kemanan dana, dan hasil yang

memadai.

1. Tugas dan wewenang BPJS diatur dalam Undang-Undang No. 24 tahun

2011 tentang BPJS.

Adapun BPJS bertugas untuk:

a) melakukan dan/atau menerima pendaftaran Peserta;

b) memungut dan mengumpulkan Iuran dari Peserta dan Pemberi

Kerja;

c) menerima Bantuan Iuran dari Pemerintah;

d) mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan Peserta;

e) mengumpulkan dan mengelola data Peserta program Jaminan Sosial;

f) membayarkan Manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan

sesuai dengan ketentuan program Jaminan Sosial; dan

g) memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program Jaminan

Sosial kepada Peserta dan masyarakat.

Dan BPJS berwenang untuk:

a) menagih pembayaran Iuran;

b) menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka pendek

dan jangka panjang dengan mempertimbangkan aspek likuiditas,

solvabilitas, kehati-hatian, keamanan dana, dan hasil yang memadai;

Page 70: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

49

c) melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan Peserta dan

Pemberi Kerja dalam memenuhi kewajibannya sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan jaminan sosial nasional;

d) membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar

pembayaran fasilitas kesehatan yang mengacu pada standar tarif

yang ditetapkan oleh Pemerintah;

e) membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas

kesehatan;

f) mengenakan sanksi administratif kepada Peserta atau Pemberi Kerja

yang tidak memenuhi kewajibannya;

g) melaporkan Pemberi Kerja kepada instansi yang berwenang

mengenai ketidakpatuhannya dalam membayar Iuran atau dalam

memenuhi kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan; dan

h) melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka

penyelenggaraan program Jaminan Sosial.

2. Program jaminan sosial yang diselenggarakan oleh BPJS meliputi 5

(lima) program yaitu:

1) Program Jaminan Kesehatan

Program Jaminan Kesehatan diselenggarakan berdasarkan prinsip

asuransi sosial dan prinsip ekuitas dengan tujuan menjamin agar para

peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan

perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.

Page 71: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

50

2) Program Jaminan Kecelakaan Kerja

Program Jaminan kecelakaan kerja diselenggarakan berdasarkan

prinsip asuransi sosial dengan tujuan menjamin agar para peserta

memperoleh manfaat pelayanan kesehatan dan santunan uang tunai

apabila seorang pekerja mengalami kecelakaan kerja atau menderita

penyakit akibat kerja.

3) Program Jaminan Hari Tua

Program Jaminan hari tua diselenggarakan berdasarkan prinsip

asuransi atau tabungan wajib dengan tujuan untuk menjamin agar

para peserta menerima uang tunai apabila memasuki usia pensiun,

meninggal dunia atau mengalami cacat total tetap.

4) Program Jaminan Pensiun

Program Jaminan pensiun diselenggarakan berdasarkan prinsip

asuransi atau tabungan wajib dengan tujuan untuk mempertahankan

derajat kehidupan yang layak pada saat peserta kehilangan atau

berkurang penghasilannya karena memasuki usia pensiun atau

mengalami cacat total tetap.

5) Program Jaminan Kematian

Program Jaminan kematian diselenggarakan berdasarkan prinsip

asuransi dengan tujuan memberikan santunan kematian yang

dibayarkan kepada ahli waris peserta yang meninggal dunia.

Page 72: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

51

2.1.7 Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Dalam konteks asuransi kesehatan menurut Thabrany (2014: 49)

dalam bukunya “Jaminan Kesehatan Nasional” pengertian asuransi kesehatan

adalah memastikan seseorang yang menderita sakit akan mendapatkan

pelayanan yang dibutuhkan tanpa harus mempertimbangkan keadaan

kanongnya. Ada pihak yang menjamin atau menanggung biaya pengobatan

atau perawatan orang tersebut. Pihak yang menjamin ini dalam bahasa inggris

disebut insurer atau dalam UU Asuransi disebut asuradur. Asuransi

merupakan jawaban atas sifat ketidakpastian (uncertainy) dari kejadian sakit

dan kebutuhan pelayanan kesehatan. Untuk memastikan bahwa kebutuhan

pelayanan kesehatan didanai secara memadai, maka seseorang atau

kelompok kecil orang akan melakukan transfer risiko kepada

insurer/asuradur, ataupun badan penyelenggara jaminan.

Asuransi sosial menurut UU SJSN adalah merupakan mekanisme

pengumpulan iuran yang bersifat wajib dari peserta, guna memberikan

perlindungan kepada peserta atas risiko sosial ekonomi yang menimpa

mereka dan atau anggota keluarganya. Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah

tata cara penyelenggaraan program Jaminan Sosial oleh Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial

adalah bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat

memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak (Kemenkes, 2014).

Dengan demikian, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang

dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial

Page 73: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

52

Nasional (SJSN). Sistem Jaminan Sosial Nasional ini diselenggarakan

melalui mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat wajib

(mandatory) berdasarkan Undang-Undang No.40 Tahun 2004 tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional. Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia

terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi

kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak. Kelebihan sistem asuransi

sosial dengan asuransi komersial bisa dilihat pada tabel 1.9 dibawah ini:

Tabel 2.1

Perbedaan Asuransi Sosial dengan Asuransi Komersial

No Asuransi Sosial Asuransi Komersial

1 Kepesertaan Bersifat wajib

(Untuk semua penduduk) Kepesertaan bersifat sukarela

2 Non profit Profit

3 Manfaat Komperhensif Manfaat sesuai dengan premi yang dibayarkan

(Sumber: Kemenkes, Buku Pegangan Sosialisasi JKN dalam SJSN)

Dasar hukum Program JKN adalah Undang-Undang Nomor 40

Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN); Undang-

Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; Undang-Undang Nomor

24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS);

Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2012 tentang Penerima Bantuan

Iuran (PBI) Jaminan kesehatan; Perpres Nomor 12 tahun 2013 tentang

Jaminan Kesehatan yang dirubah dengan Perpres Nomor 111 tentang

Perubahan atas Perpres Nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan;

Page 74: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

53

Perpres Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana

Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat

Pertama Milik Pemerintah daerah; sedangkan Pedoman Pelaksanaannya

diatur dalam Peraturan Mentri Kesehatan No 28 Tahun 2014 Tentang

Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional.

Tujuan diberlakukannya program Jaminan Kesehatan Nasional ini

adalah untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat yang layak yang

diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya

dibayar oleh Pemerintah. Setiap peserta berhak untuk memperoleh Jaminan

kesehatan yang bersifat komprehensif (menyeluruh) yang terdiri dari:

a. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama, yaitu Rawat Jalan Tingkat Pertama

(RJTP) dan Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP).

b. Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan, yaitu Rawat Jalan

Tingkat Lanjutan (RJTL) dan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL).

c. Pelayanan Promotif dan Preventif.

d. Pelayanan Kebidanan dan Neonental.

e. Pelayanan Obat dan Alat Kesehatan.

f. Pelayanan Gawatdarurat.

g. Pelayanan Ambulan bagi pasien rujukan dengan kondisi tertentu antar

fasilitas kesehatan.

h. Pemberian Kompensasi Khusus bagi peserta di wilayah yang tidak tersedia

fasilitas kesehatan.

i. Pelayanan Kesehatan lain yang ditetapkan oleh Mentri.

Page 75: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

54

Iuran JKN Sesuai Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 jenis

Iuran dibagi menjadi:

a. Iuran Jaminan Kesehatan bagi penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah

Pusat dibayar oleh Pemerintah Pusat dan iuran yang didaftarkan

Pemerintah daerah dibayar oleh Pemerintah Daerah (orang miskin dan

tidak mampu).

b. Iuran Jaminan Kesehatan bagi peserta Pekerja Penerima Upah (PNS,

Anggota TNI/POLRI, Pejabat Negara, Pegawai pemerintah non pegawai

negeri dan pegawai swasta) dibayar oleh Pemberi Kerja yang dipotong

langsung dari gaji bulanan yang diterimanya.

c. Pekerja Bukan Penerima Upah (pekerja di luar hubungan kerja atau

pekerja mandiri) dibayar oleh Peserta yang bersangkutan.

d. Peserta bukan Pekerja yaitu investor, perusahaan, penerima pensiun

swasta, veteran, dibayar oleh Peserta yang bersangkutan. Sedangkan

penerima pensiunan pemerintah, dibayar oleh pemerintah dan Peserta yang

bersangkutan. Untuk perintis kemerdekaan, janda, duda, anak yatim piatu

dari veteran atau perintis kemerdekaan) dibayar oleh Pemerintah.

Untuk jumlah iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima

Upah yang terdiri atas PNS, Anggota TNI, Anggota Polri, Pejabat Negara,

dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri akan dipotong sebesar 5 persen

dari gaji atau Upah per bulan, dengan ketentuan 3 persen dibayar oleh

pemberi kerja, dan 2 persen dibayar oleh peserta. Tapi iuran tidak dipotong

sebesar demikian secara sekaligus. Karena secara bertahap akan dilakukan

Page 76: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

55

mulai 1 Januari 2014 hingga 30 Juni 2015 adalah pemotongan 4 persen dari

Gaji atau Upah per bulan, dengan ketentuan 4 persen dibayar oleh Pemberi

Kerja dan 0,5 persen dibayar oleh Peserta. Namun mulai 1 Juli 2015,

pembayaran iuran 5 persen dari Gaji atau Upah per bulan itu menjadi 4 persen

dibayar oleh Pemberi Kerja dan 1 persen oleh Peserta.Sementara bagi peserta

perorangan akan membayar iuran sebesar kemampuan dan kebutuhannya.

Untuk saat ini sudah ditetapkan bahwa:

1. Untuk mendapat fasilitas kelas I dikenai iuran Rp 59.500 per orang per

bulan.

2. Untuk mendapat fasilitas kelas II dikenai iuran Rp 42.500 per orang per

bulan.

3. Untuk mendapat fasilitas kelas III dikenai iuran Rp 25.500 per orang per

bulan.

Pembayaran iuran ini dilakukan paling lambat tanggal 10 setiap bulan

dan apabila ada keterlambatan dikenakan denda administratif sebesar 2 persen

dari total iuran yang tertunggak paling banyak untuk waktu 3 (tiga) bulan.

Dan besaran iuran Jaminan Kesehatan ditinjau paling lama dua tahun sekali

yang ditetapkan dengan Peraturan Presiden.

Fasilitas Kelas untuk Peserta JKN yaitu:

a. Penerima Bantuan Iuran (PBI) Orang yang tergolong fakir miskin dan

tidak mampu yang dibayarkan preminya oleh pemerintah mendapatkan

layanan kesehatan kelas III.

Page 77: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

56

b. Pekerja penerima upah ( PNS, Anggota TNI/POLRI, Pejabat Negara,

Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri dan Pegawai Swasta, akan

mendapatkan pelayanan kelas I dan II.

c. Pekerja bukan penerima upah (Pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja

mandiri, karyawan swasta) akan mendapatkan pelayanan kelas I, II dan III

sesuai dengan premi dan kelas perawatan yang dipilih.

d. Bukan pekerja (investor, pemberi kerja, penerima pensiun, veteran,

perintis kemerdekaan serta janda, duda, anak yatim piatu dari veteran atau

perintis kemerdekaan. Termasuk juga wirausahawan, petani, nelayan,

pembantu rumah tangga, pedagang keliling dan sebagainya) bisa

mendapatkan kelas layanan kesehatan I, II, dan III sesuai dengan premi

dan kelas perawatan yang dipilih. Kriteria kepesertaan JKN dapat dilihat

pada tabel 2.2 dibawah ini:

Tabel 2.2

Kriteria Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

No. Kriteria Peserta

1. Peneriman Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan

a. Orang yang tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu.

b. Penetapan peserta PBI Jaminan Kesehatan dilakukan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

2. Pekerja Penerima Upah

a. Pegawai Negeri Sipil; b. Anggota TNI; c. Anggota Polri; d. Pejabat Negara; e. Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri; f. Pegawai Swasta; dan g. Pekerja yang tidak termasuk huruf a samapai dengan

huruf f yang sudah menerima upah

Page 78: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

57

No. Kriteria Peserta

3. Pekerja Bukan Penerima Upah

a. Pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri b. Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan

penerima upah 4. Bukan Pekerja

a. Investor; b. Pemberi Kerja; c. Penerima Pensiun; d. Veteran; e. Perintis Kemerdekaan; dan f. Bukan pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai

dengan huruf e yang mampu membayar iuran 5. Warga Negara

Asing Wargra negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan.

6. Warga Negara Indonesia di Luar Negeri

Jaminan Kesehatan bagi Pekerja Warga Negara Indonesia yang bekerja di Luar Negeri diatur dengan ketentuan peraturan perundang-undangan tersendiri.

7. Anggota Keluarga bagi Pekerja Penerima Upah

a. Istri atau suami yang sah dari peserta; dan b. Anak kandung, anak tiri &/atau anak angkat yang sah

dari peserta, dengan kriteria: - Tidak atau belum pernah menikah atau tidak

mempunyai penghasilan sendiri; dan - Berlum berusia 21 tahun atau belum berusia 25

tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal. Sumber: Peraturan Presiden Nomor 111 tahun 2013.

2.1.8 Prosedur Pendaftaran Kepesertaan Program JKN

A. Pendaftaraan Peserta

1) Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI).

Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan didaftarkan

oleh Pemerintah sebagai peserta kepada Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan). Penduduk yang belum termasuk

sebagai peserta jaminan kesehatan dapat diikutsertakan dalam program

Jaminan Kesehatan pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Page 79: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

58

Kesehatan (BPJS Kesehatan) oleh pemerintah daerah provinsi atau

pemerintah daerah kabupaten/kota.

2) Peserta Bukan Penerima Bantuan Iuran (PBI)

a. Pemberi Kerja mendaftarkan pekerjanya atau pekerja yang

bersangkutan dapat mendaftarkan diri sebagai peserta kepada BPJS

Kesehatan

b. Pekerja Bukan Penerima Upah dan Bukan Pekerja wajib

mendaftarkan diri dan keluarganya sebagai peserta kepada Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan). Proses

pendaftaran dapat dilakukan secara bertahap baik perorangan atau

seluruh anggota keluarga.

B. Lokasi Pendaftaran

Pendaftaran Peserta dilakukan di kantor BPJS terdekat/setempat dari

domisili peserta.

C. Syarat Pendaftaran

Syarat pendaftaraan peserta mandiri atau Pekerja Penerima Upah (PPU),

Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bukan Pekerja yaitu Isi

formulir, Foto copy KTP, Foto copy Kartu Keluarga, Pas foto 3 x 4

berwarna 2 lembar

D. Masa berlaku kepesertaan

1. Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional berlaku selama yang

bersangkutan membayar Iuran sesuai dengan kelompok peserta.

Page 80: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

59

2. Status kepesertaan akan hilang bila Peserta tidak membayar Iuran atau

meninggal dunia.

E. Hak dan Kewajiban Peserta

1. Peserta berhak memperoleh identitas peserta; memilih fasilitas

kesehatan tingkat pertama dan memperoleh manfaat pelayanan

kesehatan di fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS

kesehatan.

2. Peserta wajib membayar iuran dan melaporkan data kepesertaannya

kepada BPJS Kesehatan dengan menunjukan identitas peserta pada saat

pindah domisili.

F. Pentahapan Kepesertaan

1. Tahap pertama mulai tanggal 1 Januari 2014, paling sedikit meliputi :

a) PBI Jaminan Kesehatan;

b) Anggota TNI/Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian

Pertahanan dan anggota keluarganya;

c) Anggota Polri/Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Polri dan anggota

keluarganya;

d) Peserta asuransi kesehatan yang diselenggarakan oleh PT. ASKES

(Persero) meliputi PNS, veteran, pejuang kemerdekaan, penerima

pensiun PNS, TNI/Polri dan seterusnya beserta anggota keluarganya;

e) Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan yang diselenggarakan oleh

PT. JAMSOSTEK (Persero) dan anggota keluarganya;

Page 81: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

60

2. Tahap kedua meliputi seluruh penduduk yang belum masuk sebagai

Peserta BPJS Kesehatan paling lambat pada tanggal 1 Januari 2019.

Gambar alur pendaftaran kepesertaan perorangan Program JKN dapat

dilihat pada gambar 2.4 berikut:

Gambar 2.4

Alur Pendaftaran

Peserta Mandiri Program Jaminan Kesehatan Nasional

PENDAFTARAAN DI KANTOR BPJS KESEHATAN

DOMISILI PENDAFTAR

FOTO COPY KTP

FOTO COPY KK FOTO 3x4 DUA

LEMBAR

KANTOR POS/ATM/SETOR TUNAI DI BANK

BRI,BNI,MANDIRI

PENGAMBILAN KARTU

ANGGOTA

NO KODE PENDAFTARAAN

CALON PESERTA PBPU/MANDIRI

BPJS KESEHATAN

SYARAT

PEMBAYARAN

Page 82: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

61

2.1.9 Manfaat Program Jaminan Kesehatan Nasional

A. Manfaat JKN terdiri atas 2 (dua) jenis, yaitu manfaat medis dan manfaat

non-medis.

1) Manfaat Medis; berupa pelayanan kesehatan yang komprehensif

(promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) termasuk bahan medis

habis pakai dan obat sesuai kebutuhan medis;

2) Manfaat Non Medis; meliputi akomodasi dan ambulan. akomodasi

untuk layanan rawat inap sesuai hak kelas perawatan peserta. Manfaat

ambulan hanya diberikan untuk pasien rujukan antar fasilitas kesehatan,

dengan kondisi tertentu sesuai rekomendasi dokter.

B. Pelayanan kesehatan yang dijamin terdiri atas:

a) Pelayanan kesehatan tingkat pertama, meliputi pelayanan kesehatan non

spesialistik yang mencakup:

1. Administrasi pelayanan;

2. Pelayanan promotif dan preventif;

3. Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;

4. Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non Operatif;

5. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;

6. Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis;

7. Pemeriksaan penunjang diagnostic laboratorium tingkat pertama;

dan

8. Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi medis.

Page 83: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

62

b) Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, meliputi pelayanan

kesehatan yang mencakup:

1. Administrasi pelayanan;

2. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter

spesialis dan subspesialis;

3. Tindakan medis spesialistik, baik bedah maupun non bedah sesuai

dengan indikasi medis;

4. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;

5. Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi

medis;

6. Rehabilitasi medis;

7. Pelayanan darah;

8. Pelayanan kedokteran forensik klinik;

9. Pelayanan jenazah pada pasien yang meninggal di Fasilitas

Kesehatan;

10. Perawatan inap non intensif; dan

11. Perawatan inap di ruang intensif.

C. Manfaat yang tidak dijamin dalam program JKN meliputi:

a) Tidak sesuai prosedur;

b) Pelayanan diluar Fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS;

c) Pelayanan bertujuan kosmetik;

d) General check up, pengobatan alternatif;

e) Pengobatan untuk mendapatkan keturunan, Pengobatan Impotensi;

Page 84: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

63

f) Pelayanan Kesehatan pada saat bencana; dan

g) Pasien bunuh diri/Penyakit yang timbul akibat kesengajaan untuk

menyiksa diri sendiri/Bunuh Diri/Narkoba.

2.2 Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, peneliti mengambil dua

acuan dari penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan penelitian ini.

Pertama, dari penelitian yang dilakukan oleh Rezqi Kurnia Gesar, Nurhayani,

dan Balqis dalam sebuah karya penelitian yang berjudul “Kesiapan

Stakeholder Dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional Di

Kabupaten Gowa”, dari Universitas Hasanudin Fakultas Kesehatan

Masyarakat 2014. Penelitian ini bertujuan mengetahui kesiapan fasilitas

kesehatan, regulasi, dan sosialisasi stakeholder kepada masyarakat dalam

pelaksanaan program JKN di Kabupaten Gowa. Penelitian ini menggunakan

metode kualitatif dengan informan sebanyak delapan orang.Informan dalam

penelitian ini adalah orang yang dianggap layak dan memahami tentang

kesiapan pelaksanaan program jaminan kesehatan.Pengumpulan data

dilakukan dengan metode indepth interview, observasi, dan telaah

dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum ada kesiapan untuk

aspek fasilitas kesehatan dikarenakan alat kesehatan masih kurang, aspek

regulasi juga belum terlihat kesiapannya dikarenakan belum ada petunjuk

teknis di Kabupaten Gowa mengenai jaminan kesehatan, untuk sosialisasi

sudah dilakukan seluruh pihak stakeholder. Namun karena sosialisasi yang

Page 85: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

64

belum optimal sehinggga masih banyak masyarakat belum memahami

tentang program JKN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah belum adanya

kesiapan stakeholder dalam pelaksanaan program JKN di Kabupaten Gowa

disarankan agar fasilitas kesehatan untuk melengkapi dan meningkatkan

sarana prasarananya, pemerintah lebih memperhatikan implementasi program

JKN, serta sosialisasi ke masyarakat lebih dioptimalkan.

Acuan yang kedua yaitu, dari penelitian yang dilakukan oleh Widya

Noorkomalasari dalam sebuah skripsi yang berjudul “Kemampuan Membayar

Iuran Jaminan Kesehatan Nasional Bagi Nelayan Di Kabupaten Jember”, dari

Universitas Jember Fakultas Kesehatan masyarakat 2014. Penelitian ini

bertujuan menghitung besar kemampuan membayar iuran Jaminan Kesehatan

Nasional bagi nelayan di Kabupaten Jember. Penelitian ini merupakan studi

deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan

sampel menggunakan teknik multistage random sampling. Jumlah populasi

rumah tangga nelayan di Kabupaten Jember adalah sebanyak 6.505 keluarga.

Total besar sampel yang digunakan sebanyak 99 keluarga. Penelitian

dilakukan di tiga desa, yaitu Desa Puger Wetan Kecamatan Puger, Desa

Sumberejo Kecamatan Ambulu, dan Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan.

Variabel Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pendapatan per

bulan responden tergolong sedang yakni berada pada interval

≥Rp.3.100.000,- s.d ≤Rp.7.750.000,- dengan rata-rata sebesar Rp.6.200.000,-;

sedangkan rata-rata total pengeluaran rumah tangga mencapai Rp.6.077.424,-

dan secara berturut-turut ratarata pengeluaran pangan sebesar Rp.1.122.303,-,

Page 86: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

65

pengeluaran pangan non esensial sebesar Rp.825.424,-, dan pengeluaran non

pangan sebesar Rp.4.129.697,-. Formula perhitungan ATP yang didapatkan

adalah ATP = Σ Pendapatan – (-63880 + 0,8653X� + 0,6361X3 + 1,277X4 +

1,081X5+ 0,6571X6 + 1,269X7 + 1,151X8 + 1,165X9 + 0,9445X10 + 1,307X11 +

1,540X12 + 0,9707X13 + 1,007X14 + 1,159X15 + 0.9988X16 + 1,047X17 +

1,064X18 + 3,517X19 + 1,015X20). Sebagian besar responden (54,5%) mampu

membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional. Hasil pemaparan menunjukkan

bahwa 33 responden memiliki kemampuan membayar iuran Jaminan

Kesehatan Nasional untuk kelas rawat 3 yang besar nominalnya adalah

Rp.25.500,- per orang per bulan.

2.3 Kerangka Berfikir

Di era JKN ini partisipasi masyarakat terhadap asuransi kesehatan

merupakan faktor penting dalam meningkatakan kualitas kesehatan di suatu

daerah. Peningkatan jumlah kepesertaan sekaligus diimbangi dengan

perbaikan mutu pelayanan kesehatan pada Program JKN merupakan indikator

keberhasilan Program JKN. Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

merupakan salah satu upaya pemerintah dalam rangka mewujudkan tujuan

pembangunan bidang kesehatan. Salah satu daerah yang melaksanakan

program JKN ialah Kabupaten Lebak.

Dari hasil observasi dan wawancara pendahuluan yang dilakukan,

peneliti masih menemukan beberapa permasalahan dalam Implementasi

Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Bagi Kategori

Page 87: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

66

PBPU di Kabupaten Lebak. Maka dari itu, perlu kiranya dilakukan

pengukuran keberhasilan Implementasi Kepesertaan Program Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) bagi kategori PBPU di Kabupaten Lebak sehingga

akan diketahui faktor-faktor pendukung dan pengahambatnya. Pada penelitian

ini, peneliti melakukan pengukuran tingkat keberhasilan implementasi

kepesertaan Program JKN yang diselenggarakan BPJS Kesehatan Kabupaten

Lebak di wilayah Kabupaten Lebak.

Dengan mengacu pada prinsip-prinsip penyelenggaraan Jaminan

sosial yang terkandung dalam Undang-Undang yaitu UU No. 40 tahun 2004

tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), dan Tugas BPJS yang

terkandung dalam UU No. 24 tentang BPJS. Lalu dikolaborasikan dengan

model implementasi kebijakan menurut teori George C Edward III yaitu:

1. Komunikasi, terdapat tiga indikator yang dipakai yaitu: transmisi,

kejelasan dan konsistensi,

2. Sumberdaya, terdapat empat indikator yang dipakai, yaitu: staf, informasi,

wewenang dan fasilitas,

3. Disposisi, terdapat dua indikator yang dipakai, yaitu: pengangkatan

birokrat, dan inisiatif,

4. Struktur birokrasi, terdapat dua indikator yang dipakai, yaitu: standar

operating prosedurs (SOP) dan fragmentasi.

Maka menurut peneliti akan diketahui tingkat keberhasilan

implementasi kepesertaan program JKN bagi kategori PBPU di Kabupaten

Leabak. Dari konsep yang peneliti buat dengan mengacu pada beberapa

Page 88: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

67

Undang-undang diatas dan teori implementasi kebijakan publik menurut

Edward III, diharapkan bisa memberikan output dan outcome yang baik.

Output yang diharapkan yaitu mengetahui seberapa besar tingkat

implementasi kepesertaan Program JKN bagi kategori PBPU di Kabupaten

Lebak. Sedangkan salah satu outcomenya adalah sebagai bahan rekomendasi

pihak terkait khususnya BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak dalam

meningkatkan kepuasan pelayanan kepesertaan dan juga meningkatkan

jumlah kepesertaan program JKN bagi kategori PBPU di wilayah Kabupaten

Lebak. Secara skematis kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat dilihat

pada gambar 2.6 berikut:

Page 89: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

68

Gambar 2.6

Kerangka Berpikir

s 1. Kurangnya sosialisasi program JKN oleh BPJS Kesehatan Kab. Lebak; 2. Kurangnya sikap pro aktif Fasyankes (Puskesmas, Rumah Sakit) dalam membantu

sosialisasi JKN; 3. Masih rumitnya penerapan sistem pendaftaraan kepesertaan Program JKN; 4. Kurangnya jumlah SDM dan sarana prasarana di BPJS Kesehatan Kab. Lebak.

1. Komunikasi 2. Sumberdaya 3. Disposisi 4. Struktur Birokrasi

Output: Mengetahui Tingkat Keberhasilan Implementasi Kepesertaan Program JKN Bagi Kategori PBPU di Kabupaten Lebak

Outcome: Sebagai bahan rekomendasi pihak BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak untuk meningkatkan pelayanan kepesertaan & meningkatkan jumlah kepesertaan kategori PBPU di Kabupaten Lebak

a. Melakukan dan/atau

menerima pendaftaran Peserta;

b. Memungut dan mengumpulkan Iuran dari Peserta dan Pemberi Kerja;

c. menerima Bantuan Iuran dari Pemerintah;

d. Mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan Peserta;

e. Mengumpulkan dan mengelola data Peserta program Jaminan Sosial;

f. Membayarkan Manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan program Jaminan Sosial; dan

g. Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program Jaminan Sosial kepada Peserta dan masyarakat.

1) Prinsip Kegotongroyongan; 2) Prinsip Nirlaba; 3) Prinsip Keterbukaan; 4) Prinsip Portabilitas; 5) Prinsip Kepesertaan Besifat

Wajib 6) Prinsip Dana Amanat; dan 7) Prinsip Hasil Pengelolaan

Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan progam dan untuk sebesar-besarnya kepentingan peserta

Tugas BPJS Menurut UU No 24 Tahun 2011

Prinsip-Prinsip Jaminan Sosial Menurut UU No 40 tahun 2004 Tentang SJSN

Model Pendekatan Implementasi Menurut Teori George C Edward

III

Identifikasi Masalah

Page 90: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

69

2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan

diteliti dan akan dibuktikan kebenarannya. Definisi hipotesis dikemukakan

oleh Trelease dan Good dan Scates dalam Nazir. Menurut Trelease hipotesis

adalah sebagai “suatu keterangan sementara dari suatu fakta yang dapat

diamati. Sedangkan menurut Good dan Scates menyatakan bahwa hipotesis

adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk

sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-

kondisi yang diamati, dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah

penelitian selanjutnya (Nazir, 2005: 151).

Berdasarkan latar belakang masalah yang diperoleh dari observasi

awal peneliti dan pengumpulan data di lapangan, serta berdasarkan kerangka

berpikir di atas, maka dapat disusun hipotesisnya sebagai berikut:

H0 : “Implementasi Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) Bagi Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah

(PBPU) di Kabupaten Lebak kurang dari 60% dari yang

diharapkan”.

Hipotesis statistiknya dapat ditulis sebagai berikut:

H0 : µ0 < 60%.

Page 91: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

70

Ha : “Implementasi Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) Bagi Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah

(PBPU) di Kabupaten Lebak lebih dari atau sama dengan

60% dari yang diharapkan”.

Hipotesis statistiknya dapat ditulis sebagai berikut:

Ha : µ0 ≥ 60%.

Merujuk dua hipotesis tersebut, maka peneliti mengambil salah satu

hipotesis untuk penelitian skripsi ini bahwa:

H0 : “Implementasi Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) Bagi Kategori Pekerja Bukan Penerima

Upah (PBPU) di Kabupaten Lebak kurang dari 60% dari

yang diharapkan”.

Page 92: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

71

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Menurut Usman & Purnomo Setiady (2006: 42) metode ialah suatu

prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-

langkah sistematis. Sedangkan, metodologi ialah suatu pengkajian dalam

mempelajari peraturan-peraturan suatu metode. Jadi, mendefinisikan metode

penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan

yang terdapat dalam penelitian.

Sedangkan menurut Sugiyono (2005: 1) metode penelitian pada

dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang

harus diperhatikan yaitu, cara ilmiah, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah

berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu

rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu

dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh

penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati

oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui

cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam

penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Dan

menurut Irawan (2005: 4) metode penelitian adalah totalitas cara yang dipakai

peneliti untuk menemukan kebenaran ilmiah.

71

Page 93: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

72

Metode penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2005: 8) dapat

diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuanatitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan. Penelitian deskriptif menurut Irawan (2005: 4) adalah penelitian

yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti

apa adanya. Sedangkan menurut Sugiyono (2005: 11) penelitian deskriptif

adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri,

baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau

menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain.

Untuk menemukan jawaban atas masalah-masalah, tujuan, dan

manfaat yang dirumuskan pada bab sebelumnya, maka metode yang

digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian kuantitatif deskriptif.

Yang berjudul ”Implementasi Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan

Nasional Pada Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) di Kabupaten

Lebak”.

3.2 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2005: 119) pada prinsipnya meneliti adalah

melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Oleh karena

itu, maka diperlukan alat ukur yang baik yang dinamakan instrumen

Page 94: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

73

penelitian. Jadi, Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Sedangkan menurut Bungin (2009: 94) Pengertian dasar dari

instrumen penelitian adalah: pertama, instrumen penelitian menempati posisi

teramat penting dalam hal bagaimana dan apa yang harus dilakukan untuk

memperoleh data di lapangan. Kedua, instrumen penelitian adalah bagian

paling rumit dari keseluruhan proses penelitian. Kesalahan bagian ini, dapat

dipastikan suatu penelitian akan gagal atau berubah dari konsep semula.

Ketiga, bahwa pada dasarnya instrumen penelitian kuantitatif memiliki dua

fungsi yaitu sebagai substitusi dan sebagai suplemen. Pada beberapa

instrumen, umpamanya angket, instrumen penelitian menjadi wakil peneliti

satu-satunya di lapangan atau wakil satu-satunya orang yang membuat

instrumen penelitian tersebut. Oleh karena itu, kehadiran instrumen penelitian

di depan responden (khususnya untuk instrumen angket) adalah benar-benar

berperan sebagai pengganti (substitusi) dan bukan suplemen penelitian.

Sebagai suplemen, instrumen penelitian hanyalah pelengkap dari sekian

banyak alat-alat bantu penelitian yang diperlukan oleh peneliti pada

pengumpulan data yang menggunakan instrumen penelitian.Instrumen

penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti (Sugiyono,

2005: 105). Dengan demikian, jumlah instrumen yang akan digunakan untuk

penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti.

Page 95: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

74

Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah berbentuk

kuesioner, dengan jumlah variabel sebanyak satu variabel atau variabel

mandiri. Sedangkan skala pengukuran instrumen yang digunakan adalah skala

Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005:

107). Dengan skala Likert, maka variabel yang diukur akan dijabarkan

menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak

untuk menyusun item-item instrumen dalam bentuk pertanyaan. Jawaban

setiap item instrumen memiliki tingkatan nilai dari sangat positif sampai

negatif. Dan untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban dari setap

item instumen diberi skor sebagai berikut:

Tabel 3.1

Skoring Tiap Indikator Menurut Likert

Jawaban Kritetia Jawaban Skor

A

Sangat Jelas/Sangat Memadai/Sangat Mampu/Sangat

Mudah/Sangat Sering/Sangat Efektif/Sangat Aman/Sangat

Terbuka/ Sangat Cepat/ Sangat Adil/Selalu Dilibatkan.

4

B Jelas/ Memadai/ Mampu/ Mudah/Sering/ Efektif/Aman/

Terbuka/Cepat/Adil/Dilibatkan. 3

C Tidak Jelas/ Tidak Memadai/ Tidak Mampu/Sulit/Tidak Pernah/

Tidak Efektif/ Tidak Aman/ Tidak Terbuka/ Lambat/ Tidak Adil/

Tidak Dilibatkan.

2

D

Sangat Tidak Jelas/ Sangat Tidak Memadai/ Sangat Tidak

Mampu/ Sangat Sulit/Tidak Pernah/ Sangat Tidak Efektif/ Sangat

Tidak Aman/ Sangat Tertutup/ Sangat Lambat/ Sangat Tidak

Adil/ Tidak Dilibatkan.

1

Sumber: Diadaptasi dari skor kategori Likert skala 4

Page 96: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

75

Berikut ini merupakan indikator variabel penelitian mengenai

Implementasi Kepesertaan Program JKN bagi Pekerja Bukan Penerima Upah

di Kabupaten Lebak :

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Sub Indikator No. Item

Kuesioner

Skala

Impl

emen

tasi

Kep

eser

taan

Pro

gram

Jam

inan

Kes

ehat

an N

asio

nal

(JK

N) B

agi P

eker

ja B

ukan

Pen

erim

a U

pah

(PB

PU) D

i Kab

upat

en

Leb

ak

Komunikasi

1. Transmisi (penyaluran komunikasi yang baik) 1,2,

Likert

2. Kejelasan (komunikasi harus jelas dan tidak ambigu) 3,4,5,6

3. Konsistensi (komunikasi harus konsisten dan jelas) 7,8

Sumberdaya

1. Staf (aparatur yang mencukupi dan kompeten) 9,10,11

2. Informasi (informasi cara pelaksanaan kebijakan dan informasi kepatuhan pelaksana)

12,13

3. Wewenang (otoritas atau legitimasi pelaksana kebijakan) 14,15,16

4. Fasilitas (sarana dan prasarana pendukung kebijakan) 17,18,19

Disposisi

1. Pengangkatan birokrat (sikap pelaksana kebijakan harus berdedikasi)

20,21,22

2. Insentif (penambahan biaya tertentu untuk kepentingan pribadi pegawai (self interest))

23,24

Stuktur

Birokrasi

1. Standar Operating Prosedures (SOP) (panduan yang menjelaskan secara terperinci bagaimana suatu proses harus dilaksanakan)

25,26

2. Fragmentasi (upaya penyebaran tanggungjawab terhadap unit-unit kerja)

27,28

Sumber: Peneliti, 2014

Page 97: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

76

3.2.1 Jenis Dan Sumber Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian mengenai Implementasi

Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional bagi Kategori

Pekerja Bukan Penerima Upah di Kabupaten Lebak adalah sebagai

berikut:

1. Jenis Data

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya

(sampel atau responden) dengan menggunakan teknik

pengumpulan data tertentu. Data primer dapat diperoleh melalui

wawancara maupun observasi langsung.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui sumber artikel-

artikel (Tentang Program Jaminan Kesehatan Nasional) dan

gambar-gambar yang dapat berbentuk buku-buku, dokumen dan

data elektronik (website).

2. Sumber data

a. Responden adalah Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional

kategori Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) di Kabupaten

Lebak. Responden dilibatkan secara langsung dalam kegiatan

penelitian ini. Agar dapat memperoleh gambaran atas materi yang

dijadikan objek penelitian.

b. Literatur adalah data-data kepustakaan berdasarkan text book

yang berkaitan dengan penelitian dalam penyusunan deskripsi

teori.

Page 98: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

77

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian mengenai Implementasi Kepesertaan Program

Jaminan Kesehatan Nasional bagi Kategori Pekerja Bukan Penerima

Upah di Kabupaten Lebak menggunakan teknik pengumpulan data

sebagai berikut:

1. Kuesioner,

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner dapat berupa

pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada

responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet

(Sugiyono, 2005: 162). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

kuesioner dalam bentuk pertanyaan tertutup, dengan pertimbangan

keterbatasan peneliti dalam hal waktu, tenaga, dan biaya yang

dimiliki. Alasan lainnya karena dapat membantu responden untuk

menjawab dengan cepat serta dapat memudahkan peneliti dalam

melakukan analisis data terhadap seluruh kuesioner yang telah

terkumpul.

2. Observasi,

Serangkaian pengumpulan data yang dilakukan secara langsung

terhadap objek atau objek penelitian melalui mata, telinga, dan

perasaan dengan melihat fakta-fakta dari objek yang diteliti. Fakta-

fakta dan informasi yang diperoleh secara langsung dilapangan

Page 99: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

78

dicatat dan dirangkum, untuk dijadikan data sekunder sebagai data

pendukung primer yang diperoleh dari hasil jawaban responden

melalui kesioner.

3. Studi kepustakaan, yaitu studi atau teknik pengumpulan data dengan

cara memperoleh atau mengumpulkan data dari berbagai referensi

yang relevan berdasarkan text book.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi menurut Sugiyono (2005: 90) adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Sedangkan menurut Bungin (2009: 99) populasi berasal dari

kata bahasa Inggris population, yang berarti jumlah penduduk. Dalam metode

penelitian, kata populasi amat popular digunakan untuk menyebutkan

serumpun atau sekolompok yang menjadi sasaran penelitian. Oleh karenanya,

populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian

yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai,

peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat

menjadi sumber data penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah

masyarakat Peserta JKN kategori Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) di

Kabupaten Lebak sebanyak 17.045 jiwa.

Setelah menentukan populasi, maka peneliti kemudian menetukan

teknik pengambilan sampel atau teknik sampling. Menurut Sugiyono (2005:

Page 100: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

79

91-95) Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua,

yaitu probability sampling dan nonprobability sampling. Probability

sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang

sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota

sampel. Sedangkan, nonprobability sampling adalah teknik pengambilan

sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau

anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Menurut Suharsimi (2006:

131) Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Oleh karena

itu, pada penelitian ini, tidak semua populasi di jadikan sampel karena

keterbatasan waktu, tenaga dan lain- lain.

Untuk menetukan ukuran sampel dalam penelitian ini maka digunakan

rumus ”Slovin” (Sugiyono, 2006: 57). Dengan jumlah populasi (N) sebanyak

17.045 Peserta Program JKN kategori PBPU dan menetapkan taraf kesalahan

(e) sebesar 7%.

Berikut ini rumus menentukan ukuran sampel menurut Slovin:

Keterangan: n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = Kelonggaran atau ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir misalnya, 2%, 5%, 10%

n= N

1+Ne²

Page 101: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

80

Diketahui: N = 17.045

e = 7% (0,07)

Ditanya: n?

Jawab:

17.045

n =

1 + 17.045 (0,07)²

17.045

n =

1 + 83,5205

17.045

n =

84,5205

n = 201,66 = 202 Sampel

Adapun teknik sampling yang digunakan untuk mengambil sampel

dari jumlah populasi ini adalah teknik Acidental Sampling. Menurut Nanang

Martono (2010: 70) Acidental Sampling yaitu teknik penentuan sampel

berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja secara kebetulan bertemu dengan

peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang

kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

Page 102: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

81

3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Menurut Bungin (2009: 164) pengolahan data adalah kegiatan lanjutan

setelah pengumpulan data dilaksanakan. Pada penelitian kuantitatif,

pengolahan data secara umum dilaksanakan dengan melalui tahap memeriksa

(editing), proses pemberian identitas (coding), dan proses pembeberan

(tabulating).

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah

data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam

analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh

responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan

perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan

untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2005: 169).

Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian

mengenai “Implementasi Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional

Bagi Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah di Kabupaten Lebak” adalah

statistik deskriptif dikarenakan penelitian ini merupakan penelitian kunatitatif

deskriptif. Penelitian kuantitatif deskriftif adalah penelitian kuantitatif yang

bertujuan hanya menggambarkan keadaan gejala sosial apa adanya, tanpa

melihat hubungan-hubungan yang ada (Bungin, 2009: 171). Statistik

deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan

cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2005: 169).

Page 103: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

82

Adapun teknik pengolahan data dalam penelitian ini ditempuh melalui

tahap memeriksa (editing), proses pemberian identitas (coding) dan proses

pembeberan (tabulating) menurut (Bungin, 2009: 165-168) :

1. Editing, yaitu kegiatan yang dilakukan setelah peneliti setelah

menghimpun data di lapangan, dimana dimulai dengan member identitas

pada instrumen penelitian yang telah terjawab, kemudian memeriksa satu

persatu lembaran instrumen pengumpulan data, lalu memeriksa poin-poin

serta jawaban yang tersedia;

2. Coding, yaitu mengklasifikasi data-data yang telah melalui tahap editing

tersebut melalui tahapan koding, dimana data yang telah diedit tersebut

diberi identitas sehingga memiliki arti tertentu pada saat dianalisis.

Pengkodean ini menggunakan dua cara, yaitu pengkodean frekuensi yang

digunakan apabila jawaban pada poin tertentu memiliki bobot atau arti

frekuensi tertentu dan pengkodean lambang yang digunakan pada poin

yang tidak memiliki bobot tertentu;

3. Tabulating, yaitu bagian terakhir dari pengolahan data, dimana data-data

dimasukkan pada tabel-tabel tertentu dan mengatur angka-angka serta

menghitungnya.

Setelah data terkumpul dan diolah dengan tahap-tahap seperti yang

disebutkan diatas, maka data dianalisis dengan menggunakan analisis statistik

sederhana, dimana data mengenai “Implementasi Kepesertaan Program

Jaminan Kesehatan Nasional Bagi Kategori PBPU di Kabupaten Lebak” yang

Page 104: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

83

])Y(YN][()X(XN[(

Y) X)( - XY)N(r

2222

diperoleh dari kuesioner yang bersifat kuantitatif tersebut diuji melalui

analisis data.

3.4.1 Uji Validitas

Menurut Usman & Purnomo Setiady (2008: 287) dalam buku

“Pengantar Statistika” Validitas ialah mengukur apa yang ingin diukur.

Kemudian menurut Sugiyono (2005: 137) Instrumen yang valid berarti alat

ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid

berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara

data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang

diteliti. Kevalidan instrumen berarti bahwa suatu instrumen benar-benar

mampu mengukur variabel yang akan diukur dalam penelitian serta mampu

menunjukkan tingkat kesesuaian antara konsep dan hasil pengukuran. Pada

penelitian ini, pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan rumus

korelasi pearson product moment dengan bantuan piranti lunak Statistic

Program For Social Science (SPSS) versi 17. Berikut rumus dari korelasi

product moment ( Singarimbun, 1989: 137) :

Page 105: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

84

1-kk

i

i

ss2

2

1

Keterangan: r = Koefisien korelasi Pearson Product Moment X = Skor item per pernyataan Y = Skor total X2 = Kuadrat dari skor per item Y2 = Kuadrat dari skor total XY = Skor item per pernyataan dikalikan skor total N = Jumlah sampel

3.4.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas berasal dari bahasa Inggris rely, yang berarti percaya, dan

reliable yang artinya dapat dipercaya (Purwanto, 2007: 161). Pengujian

reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal konsistensi dengan

menggunakan teknik Cronbach Alpha. Cronbach Alpha yaitu penghitungan

yang dilakukan dengan menghitung rata-rata interkolerasi di antara butir-butir

pertanyaan dalam kuesioner, variabel di katakan reliabel jika nilai alphanya

lebih dari 0.30 (Purwanto, 2007: 181). Pengujian reliabilitas dibantu dengan

piranti lunak Statistic Program For Social Science (SPSS) versi 17.

Berikut ini rumus Alpha Cronbach yang digunakan untuk

menguji reliabilitas (Usman & Purnomo Setiady, 2008: 291) :

Keterangan: k = Jumlah item Si² = jumlah varians skor total St² = varians responden untuk item ke i

Page 106: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

85

ns

Xt 0

3.4.3 Uji t-test

Uji t-test digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif satu atau lebih

variabel yang datanya berbentuk interval atau ratio. Untuk mengetahui

Implementasi Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional di

Kabupaten Lebak, maka dalam pengujian hipotesis deskriptif digunakan uji

t-test pada pihak kanan untuk satu sampel atau satu variabel, dengan rumus

sebagai berikut (Sugiyono, 2005: 207) :

Keterangan:

t = Nilai t yang dihitung, selanjutnya disebut t-hitung x = Nilai rata-rata x µ0 = Nilai yang dihipotesiskan S = Simpangan baku sampel n = Jumlah anggota sampel

3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian yang berjudul “Implementasi Kepesertaan Program

Jaminan Kesehatan Nasional Bagi Pekera Bukan Penerima Upah (PBPU) di

Kabupaten Lebak” dilakukan di wilayah Kabupaten Lebak.

Adapun waktu pelaksanaan penelitian yaitu dari bulan April 2014

hingga April 2015. Untuk lebih jelasnya, maka dibuat jadwal penelitian

sebagai berikut:

Page 107: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

86

Tabel 3.3

Jadwal Penelitian

Waktu Penelitian

No Kegiatan

2014 2015

Mei

Apr

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

Nov

Des

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

1 Observasi awal

2 Pengajuan judul skripsi

3 Perizinan dan observasi

4 Pengumpulan data-data

5 Penyusunan proposal

6 Bimbingan proposal

7 Bimbingan kuesioner

8 Daftar seminar

9 Seminar proposal

10 Revisi proposal

11 Penyusunan hasil penelitian

12 Acc dan sidang skripsi

13 Revisi skripsi

Page 108: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

87

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Lebak

Kabupaten Lebak terletak di antara 618’ - 700’ Lintang Selatan dan

10525’ - 10630’ Bujur Timur. Dengan bentang alam yang cukup luas

tersebut Kabupaten Lebak memiliki luas wilayah mencapai 330.507,16

hektar atau sekitar 3.305,07 km². Luas wilayah Kabupaten Lebak ini

mencapai kurang lebih 34,20% dari luas Provinsi Banten.

Kabupaten Lebak terletak di bagian Selatan Provinsi Banten, yang

bersebelahan dengan Kabupaten Pandeglang di batas bagian Baratnya.

Bentuk wilayah yang membujur dari Utara ke Selatan, menghubungkan

Kabupaten Lebak dengan Kabupaten Serang dan sebagian dengan Kabupaten

Tangerang di batas bagian Utaranya. Di bagian Timurnya berbatasan dengan

dua kabupaten paling barat Provinsi Jawa Barat, yaitu Kabupaten Bogor dan

Sukabumi. Sementara pada bagian Selatannya, Kabupaten Lebak terkoneksi

langsung dengan Samudera Indonesia sehingga memiliki wilayah laut sekitar

73,3 km2 dengan panjang pantai mencapai 91,42 km.

87

Page 109: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

88

Gambar 4.1

Peta Administratif Kabupaten Lebak

Sumber : RTRW Kab. Lebak 2014-2034

Secara administratif Kabupaten Lebak dibagi dalam 28 kecamatan,

terdiri dari 340 desa dan 5 kelurahan. Kecamatan Cibeber merupakan

kecamatan dengan wilayah terluas yaitu sekitar 40.096,41 Ha atau sekitar

12,13% dari luas wilayah Kabupaten Lebak. Cibeber juga merupakan

kecamatan dengan jumlah desa terbanyak, yaitu 22 desa. Sementara

kecamatan dengan luas wilayah paling sempit adalah Kecamatan

Kalanganyar yang hanya sekitar 0,87% dari luas wilayah Kabupaten Lebak,

atau sekitar 2.859,34 Ha. Kalanganyar juga termasuk kecamatan dengan

jumlah desa/kelurahan paling sedikit (7 desa), setelah Kecamatan Lebak

Page 110: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

89

Gedong. Tabel 4.1 dibawah memberikan gambaran tentang rincian jumlah

desa/kelurahan dan luas wilayah serta persentase luas wilayah masing-masing

kecamatan di Kabupaten Lebak.

Tabel 4.1

Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Lebak Tahun 2013

No. Kecamatan Jumlah

Desa/Kelu

rahan

Luas (Ha) Persentase 1 Malingping 14 10.201,47 3,09 2 Wanasalam 13 11.419,02 3,45 3 Panggarangan 11 17.715,51 5,36 4 Bayah 11 14.377,21 4,35 5 Cilograng 10 9.601,71 2,91 6 Cibeber 22 40.096,41 12,13 7 Cijaku 10 11.468,42 3,47 8 Banjarsari 20 15.955,50 4,83 9 Cileles 12 15.338,76 4,64 10 Gunungkenca

na

12 13.801,50 4,18 11 Bojongmanik 9 9.591,83 2,90 12 Leuwidamar 12 14.305,09 4,33 13 Muncang 12 8.695,38 2,63 14 Sobang 10 11.149,34 3,37 15 Cipanas 14 6.525,30 1,97 16 Sajira 15 10.466,64 3,17 17 Cimarga 17 18.752,65 5,67 18 Cikulur 13 6.182,97 1,87 19 Warunggunun

g

12 4.736,53 1,43 20 Cibadak 15 3.632,71 1,10 21 Rangkasbitung 16 7.309,70 2,21 22 Maja 14 7.817,14 2,37 23 Curugbitung 10 9.317,33 2,82 24 Cihara 9 12.469,86 3,77 25 Cigemblong 9 15.304,93 4,63 26 Cirinten 10 12.254,92 3,71 27 Lebakgedong 6 9.159,98 2,77 28 Kalanganyar 7 2.859,34 0,87

Kabupaten

Lebak

345 330.507,16 100 Sumber : RTRW Kab. Lebak 2014-2034

Page 111: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

90

4.1.2 Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) di Kabupaten

Lebak

Kepesertaan Program JKN kategori PBPU di Kabupaten Lebak

dijalankan oleh Kantor Layanan Operasional (KLO) BPJS Kesehatan

Kabupaten Lebak termasuk kedalam wilayah kerja BPJS Kantor Cabang

Serang. Wilayah kerja Kantor Cabang Serang terdiri dari 3 (tiga) Kabupaten

dan 2 (dua) Kota yaitu Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak, Kabupaten

Pandeglang, Kota Serang, dan Kota Cilegon. Dimana Kantor Cabang Serang

ada dalam Divisi Regional XIII BPJS Kesehatan atau divisi yang baru

dibentuk pada tahun 2015 untuk wilayah kerja Provinsi Banten dan Provinsi

Lampung.

Di Kabupaten Lebak hanya ada satu lokasi pelayanan pendaftaran

kepesertaan program JKN untuk seluruh wilayah Kabupaten Lebak yaitu di

Kantor Layanan Operasional BPJS Kabupaten Lebak. Berlokasi di Jln. Patih

Derus No.14 Rangkasbitung Kabupaten Lebak. Sedangkan jumlah Fasilitas

Pelayanan Kesehatan yang yang sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan

Kabupaten Lebak di Kabupaten Lebak sebanyak 42 Puskesmas, 71

Puskesmas Pembantu (Pustu), 14 Klinik Swasta, 2 Klinik TNI dan 1 Klinik

Polri, 3 Apotik dan 2 Optik. Adapun rincian jumlah peserta yang mengikuti

Program JKN kategori PBPU di tiap kelas perawatan di Kabupaten Lebak

dapat di lihat pada tabel 4.2 sebagai berikut :

Page 112: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

91

Tabel 4.2

Jumlah Peserta Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah Berdasarkan

Status Kelas Perawatan di Kabupaten Lebak September 2014

No Peserta Mandiri Jumlah Peserta

1 Kelas I 2.387

2 Kelas II 5.113

3 Kelas III 9.545

Total 17.045

Sumber : BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak, 2014

JKN kategori Pekerja Bukan Penerima Upah atau Peserta Mandiri

sesuai Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 adalah Pekerja Bukan

Penerima Upah (pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri) dibayar

oleh Peserta yang bersangkutan. Peserta perorangan akan membayar iuran

sebesar kemampuan dan kebutuhannya. Untuk saat ini sudah ditetapkan

bahwa:

4. Fasilitas kelas I dikenai iuran Rp 59.500 per orang per bulan.

5. Fasilitas kelas II dikenai iuran Rp 42.500 per orang per bulan.

6. Fasilitas kelas III dikenai iuran Rp 25.500 per orang per bulan.

Pembayaran iuran kategori PBPU dilakukan paling lambat tanggal 10

setiap bulan dan apabila ada keterlambatan dikenakan denda administratif

sebesar 2 persen dari total iuran yang tertunggak paling banyak untuk waktu 3

(tiga) bulan. Dan besaran iuran Jaminan Kesehatan ditinjau paling lama dua

tahun sekali yang ditetapkan dengan Peraturan Presiden.

Page 113: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

92

Fasilitas Kelas untuk Peserta JKN Kategori Pekerja Bukan Penerima

Upah (Pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri, karyawan swasta)

akan mendapatkan pelayanan kelas I, II dan III sesuai dengan premi dan kelas

perawatan yang dipilih.

Masa berlaku kepesertaan akan hilang bila Peserta tidak membayar

Iuran atau meninggal dunia. Hak Peserta PBPU adalah memperoleh identitas

peserta; memilih fasilitas kesehatan tingkat pertama dan memperoleh manfaat

pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS

kesehatan. Kewajiban Peserta PBPU wajib membayar iuran dan melaporkan

data kepesertaannya kepada BPJS Kesehatan dengan menunjukan identitas

peserta pada saat pindah domisili. Pentahapan Kepesertaan Jaminan

Kesehatan Nasional kategori PBPU adalah paling lambat pada tanggal 1

Januari 2019.

4.1.3 Prosedur Pendaftaran Kepesertaan Program JKN Kategori

Pekerja Bukan Penerima Upah/Peserta Mandiri

A. Pendaftaraan Peserta Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah

Pekerja Bukan Penerima Upah dan Bukan Pekerja wajib mendaftarkan

diri dan keluarganya sebagai peserta kepada Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan). Pendaftaraan bisa

dilakukan secara menual langsung ke BPJS maupun Online lewat

internet. Proses pendaftaran dapat dilakukan secara bertahap baik

perorangan atau seluruh anggota keluarga.

Page 114: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

93

B. Lokasi Pendaftaran

Pendaftaran Peserta dilakukan di kantor BPJS setempat dari domisili

peserta.

C. Syarat Pendaftaran

Syarat pendaftaraan Peserta Mandiri atau Pekerja Bukan Penerima

Upah (PBPU) yaitu Isi formulir, Foto copy KTP, Foto copy Kartu

Keluarga, Pas foto 3 x 4 berwarna 2 lembar, kepemilikan Rekening

Bank jika Kelas I, atau Kelas II yang dipilih.

Gambar 4.2 Alur Pendaftaran

Peserta Mandiri Program Jaminan Kesehatan Nasional

PENDAFTARAAN DI KANTOR BPJS KESEHATAN

DOMISILI PENDAFTAR

FOTO COPY KTP

FOTO COPY KK FOTO 3x4 DUA

LEMBAR

KANTOR POS/ATM/SETOR TUNAI DI BANK

BRI,BNI,MANDIRI

PENGAMBILAN KARTU

ANGGOTA

NO KODE PENDAFTARAAN

CALON PESERTA PBPU/MANDIRI

BPJS KESEHATAN

SYARAT

PEMBAYARAN

Page 115: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

94

])Y(YN][()X(XN[(

Y) X)( - XY)N(r

2222

4.2 Pengujian Persyaratan Statistik

4.2.1 Uji Validitas Instrumen

Uji validitas digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Kevaliditasan instrumen menggambarkan bahwa suatu

instrumen benar-benar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur

dalam penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep

dan hasil pengukuran. Dalam penelitian ini pengujian validitas tiap butir

pertanyaan digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir

dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir pertanyaan. Adapun

jumlah sampel yang diuji validitas ialah sebanyak 202 responden. Untuk

menguji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan rumus Pearson

Product Moment dengan bantuan program komputer Statistical Product

Service Solution (SPSS) 20.0 for windows. Adapun rumus Pearson Product

Moment tersebut ialah sebagai berikut:

Dari rumus Pearson Product Moment diatas, didapatkan nilai r-hitung

untuk item pertanyaan nomor 1 yaitu = 0,462 dan seterusnya. Bila koefisien

korelasi sama dengan atau lebih 0,138 (merupakan rtabel dengan n = 200 dan

taraf signifikansi 5%, ), maka instrumen dinyatakan valid. Sebaliknya, bila

koefisien korelasi lebih kecil dari 0,138, maka instrumen dinyatakan tidak

Page 116: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

95

valid. Hasil uji validitas instrumen dalam penelitian ini bisa dilihat pada tabel

4.4 dibawah ini:

Tabel 4.3

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

No.Item Nilai r-hitung Nilai r-tabel Keterangan 1 0,462 0,138 Valid 2 0,484 0,138 Valid 3 0,237 0,138 Valid 4 0,388 0,138 Valid 5 0,583 0,138 Valid 6 0,309 0,138 Valid 7 0,266 0,138 Valid 8 0,399 0,138 Valid 9 0,440 0,138 Valid 10 0,407 0,138 Valid 11 0,571 0,138 Valid 12 0,567 0,138 Valid 13 0,494 0,138 Valid 14 0,281 0,138 Valid 15 0,361 0,138 Valid 16 0,348 0,138 Valid 17 0,409 0,138 Valid 18 0,473 0,138 Valid 19 0,324 0,138 Valid 20 0,268 0,138 Valid 21 0,354 0,138 Valid 22 0,255 0,138 Valid 23 0,438 0,138 Valid 24 0,467 0,138 Valid 25 0,419 0,138 Valid 26 0,349 0,138 Valid 27 0,306 0,138 Valid 28 0,347 0,138 Valid

Sumber: Pengolahan data SPSS Statistics 20.0 for windows, 2015.

Page 117: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

96

i

i

ss2

2

1

1-kk

Berdasarkan hasil uji validitas yang tercantum dalam tabel 4.2

menunjukkan bahwa seluruh responden yang berjumlah 202 orang dapat

menjawab seluruh pertanyaan yang peneliti berikan sebanyak 28 instrumen

yang dapat dikatakan valid. Dengan demikian ke 28 instrumen ini dapat

digunakan dalam penelitian dan dapat diolah dalam analisis berikutnya.

4.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas instrumen dilakukan untuk mengetahui kehandalan dari

sebuah instrumen atau kuesioner. Instrumen yang dilakukan uji reliabilitas

adalah instrumen yang dinyatakan valid, sedangkan instrumen yang

dinyatakan tidak valid tidak bisa dilakukan uji reliabilitas. Pengujian

reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal konsistensi dengan

menggunakan teknik Alpha Cronbach. Berikut ini rumus Alpha Cronbach

yang digunakan untuk menguji reliabilitas:

Keterangan:

k = Jumlah item

Si² = jumlah varians skor total

St² = varians responden untuk item ke i

Alpha Cronbach yaitu penghitungan yang dilakukan dengan

menghitung rata-rata interkorelasi di antara butir-butir pertanyaan dalam

kuesioner. Dalam pengukuran reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach

Page 118: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

97

diukur berdasarkan skala dengan bantuan piranti lunak Statistic Productand

Service Solutions (SPSS) versi 20.0 for windows. Jika skala itu

dikelompokkan ke dalam lima kelas dengan reng yang sama, maka ukuran

kemantapan alpha dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Nilai Alpha Cronbach 0,00 s/d 0,20, berarti kurang reliabel

2. Nilai Alpha Cronbach 0,21 s/d 0,40, berarti agak reliabel

3. Nilai Alpha Cronbach 0,41 s/d 0,60, berarti cukup reliabel

4. Nilai Alpha Cronbach 0,61 s/d 0,80, berarti reliabel

5. Nilai Alpha Cronbach 0,81 s/d 1,00, berarti sangat reliabel (Triton,

2005)

Adapun hasil dari uji reliabilitas yang telah dilakukan dalam

penelitian ini adalah nilai Alpha Cronbach yaitu sebesar 0,792. Berdasarkan

tingkat skala di atas, nilai Alpha Cronbach 0,792 berada pada skala kelas ke-

4, maka nilai Alpha Cronbach 0,792 dinyatakan “reliabel” karena berada

pada nilai 0,61 s/d 0,80. Hasil perhitungan uji reliabilitas Alpha Cronbach

dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4

Statistik Reliabilitas Instrumen

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,792 28

Sumber: Pengolahan data SPSS Statistics 20.0 for windows, 2015.

Page 119: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

98

Berdasarkan hasil uji reliabilitas tersebut di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa instrumen dalam penelitian ini dinyatakan reliabel karena

sudah valid dan reliabel berdasarkan uji instrumen, maka instrumen dapat

digunakan untuk mengukur dalam rangka pengumpulan data penelitian yang

berjudul “Implementasi Program Jaminan Kesehatan Nasional Bagi Kategori

Pekerja Bukan Penerima Upah Di Kabupaten Lebak”.

4.3 Deskripsi Data

4.3.1 Identitas Responden

Responden dalam penelitian yang berjudul “Implementasi

Kepesertaan Program Jaminanan Kesehatan Nasional Bagi Kategori Pekerja

Bukan Penerima Upah Di Kabupaten Lebak” adalah Peserta Mandiri

Program JKN yang yang terdaftar di BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak.

Berdasarkan data dari BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak September tahun

2014, tercatat 17.045 sebagai Peserta kategori PBPU atau Peserta Mandiri

Program JKN. Dari jumlah 17.045 Peserta Mandiri tersebut diambil 202

Peserta Mandiri sebagai sampel atau responden penelitian. Penentuan

jumlah sampel tersebut merupakan hasil perhitungan dengan menggunakan

rumus “Slovin” dengan jumlah populasi (N=17.045 Peserta Mandiri

Program JKN) dan taraf kesalahan yang ditentukan sebesar (d=7%),

sehingga didapatkan sampel (n=202 Peserta Mandiri Program JKN di

Kabupaten Lebak) yang dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini.

Page 120: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

99

Adapun teknik sampling yang digunakan untuk mengambil sampel

dari jumlah populasi ini adalah teknik Acidental Sampling. Acidental

Sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa

saja secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai

sumber data.

Kemudian dari sampel 202 orang tersebut, peneliti kemudian

mengkarakteristikkan responden menjadi 6 karakteristik. Pertama, responden

berdasarkan jenis kelamin. Kedua, responden berdasarkan tingkat usia.

Ketiga, responden berdasarkan tingkat pendidikan. Keempat, responden

berdasarkan pekerjaan. Kelima, responden berdasarkan fasilitas kelas

perawatan dan Keenam, berdasarkan tingkat pendapatan perbulan.

4.3.1.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah perbedaan antara laki-laki dengan perempuan

secara biologis sejak seseorang lahir. Identitas responden berdasarkan jenis

kelamin dalam penelitian ini dapat dilihat pada diagram 4.1 berikut:

Page 121: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

100

Diagram 4.1

Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015.

Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa jumlah seluruh

responden dalam penelitian ini ialah sebanyak 202 responden yang terdiri dari

responden pria sebesar 60% atau sebanyak 139 orang, dan responden

perempuan sebesar 40% atau sebanyak 63 orang. Besarnya jumlah responden

laki-laki dikarenakan sebagian besar yang menjadi responden dalam

penelitian ini ialah para Kepala Keluarga. Sehingga dengan besarnya angka

responden pria diharapkan dapat memberikan informasi yang komprehensif

(menyeluruh) terkait pelaksanaan Program JKN ini.

4.3.1.2 Responden Berdasarkan Usia

Usia responden merupakan sejumlah tahun yang menunjukan

pengalaman hidup yaitu akumulasi jumlah tahun sejak lahir. Tingkat usia

responden dalam penelitin ini dibagi menjadi empat kategori yaitu kategori

usia 20-30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun dan 50 tahun ke atas. Sebaran usia

020406080

100120140

Pria Wanita

69%

31%

Page 122: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

101

responden dalam penelitian ini secara jelas dapat dilihat pada diagram 4.2

berikut:

Diagram 4.2

Identitas Responden Berdasarkan Usia

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015.

Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa setengah dari

jumlah responden dalam penelitian ini sebagian besar berusia 31-40 tahun

yaitu sebesar 51% atau sebanyak 103 responden. Sedangkan sisanya yaitu

responden yang berusia 20-30 tahun sebesar 30% atau sebanyak 60

responden, responden yang berusia 41-50 tahun ke atas sebesar 11% atau

sebanyak 23 responden dan responden lebih dari 51 tahun sebesar 8% atau

sebanyak 16 responden. Besarnya jumlah responden dengan usia 31-40 tahun

diharapkan mampu memberikan informasi secara jelas dan objektif, karena

pada usia tersebut kebanyakan responden sudah berkeluarga dan dianggap

memiliki pengalaman yang cukup, khususnya yang berkaitan dengan masalah

Program JKN.

020406080

100120

20-30Tahun

31-40Tahun

41-50Tahun

>51 Tahun

30%

51%

11% 8%

Page 123: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

102

4.3.1.3 Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan pendidikan terakhir yang ditempuh

oleh responden yang didapatkan melalui lembaga sekolah/perguruan tinggi

resmi. Tingkat pendidikan dalam penelitian ini terdiri dari tingkat pendidikan

SD, SMP, SMA, Diploma, S1, dan S2. Sebaran tingkat pendidikan responden

dalam penelitian ini dapat dilihat secara jelas pada diagram 4.3 berikut:

Diagram 4.3

Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015.

Berdasarkan diagram tersebut diatas dapat diketahui bahwa dari

jumlah seluruh responden sebanyak 202 orang, responden dengan kualifikasi

pendidikan SMA memiliki jumlah yang paling besar yaitu sebesar 51% atau

sebanyak 102 responden, responden berpendidikan S1 sebesar 16% atau

sebanyak 32 responden, responden berpendidikan SMP sebesar 14% atau

sebanyak 29 responden, responden berpendidikan SD sebesar 12% atau

020406080

100120

12% 14%

51%

7% 16%

0%

Page 124: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

103

sebanyak 25 responden, responden berpendidikan DIPLOMA sebesar 7%

atau sebanyak 14 responden, dan tidak ada responden berpendidikan S2 atau

0 responden. Dari diagram tersebut dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan

responden yang mengikuti Program JKN bagi Kategori Pekerja Bukan

Penerima Upah di Kabupaten Lebak tergolong tinggi. Besarnya jumlah

responden dengan pendidikan terakhir SMA diharapkan mampu memberikan

informasi yang objektif dan jelas terhadap hasil penelitian ini. Tingkat

pendidikan berpengaruh terhadap cara pandang responden dalam menyikapi

segala hal, termasuk dalam menjawab kuesioner penelitian ini.

4.3.1.4 Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan adalah mata pencaharian responden yang mengikuti

Program JKN Peserta Mandiri. Dalam Penelitian ini jenis pekerjaan dibagi

menjadi empat yaitu Pedagang, Petani, Nelayan, Pegawai Swasta dan Lain-

Lain (tukang ojek, supir, pegawai honor pemerintah, pekerja serabutan,

pemilik kos-kosan, wirausaha). Sebaran responden berdasarkan jenis

pekerjaan dalam penelitian ini dapat dilihat pada diagram 4.4 berikut:

Page 125: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

104

Diagram 4.4

Identitas Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015.

Berdasarkan diagram tersebut diatas secara jelas terlihat bahwa

sebagian besar responden pada penelitian ini didominasi oleh masyarakat

sebagai pekerja swasta sebesar 32% atau sebanyak 66 responden. Kemudian

diikuti oleh responden yang berprofesi sebagai pedagang sebesar 28% atau

sebanyak 56 responden, lain-lain sebesar 21% atau sebanyak 42 responden,

petani sebesar 15% atau sebanyak 30 responden. Sedangkan kelompok

nelayan merupakan responden paling sedikit yang jumlahnya hanya 8

responden atau sebesar 4%.

4.3.1.5 Responden Berdasarkan Status Kelas Perawatan

Kelas perawatan yang disediakan dari Program Jaminan Kesehatan

Nasional terdiri atas tiga kelas pelayanan yaitu Kelas I dengan iuran Rp.

59.500, Kelas II dengan iuran Rp. 42.500, dan Kelas III dengan iuran Rp.

010203040506070

Pedagang Petani Nelayan PekerjaSwasta

Lain-lain

28%

15%

4%

32%

21%

Page 126: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

105

25.500,. Sebaran responden pada penelitian ini berdasarkan status kelas

perawatan, hasilnya ialah sebagaimana yang tergambar pada diagram 4.5

berikut:

Diagram 4.5

Identitas Responden Berdasarkan Status Fasilitas Kelas Perawatan

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram tersebut di atas maka secara jelas dapat dilihat

bahwa dari 202 responden pada penelitian ini, sebagian besar ialah responden

Kelas III sebesar 64% atau sebanyak 130 responden, disusul responden Kelas

II sebesar 23% atau sebanyak 47 responden. Sedangkan yang paling terkecil

jumlahnya ialah responden Kelas I sejumlah 25 responden atau sebesar 13%.

Dari diagram diatas dapat diketahu bahwa sebagian besar masyarakat yang

mengikuti Program JKN kategori PBPU atau Peserta Mandiri kebanyakan

memilih Kelas III atau pada pilihan iuran termurah sebesar Rp. 25.500.

020406080

100120140

Kelas I Kelas II Kelas III

13% 23%

64%

Page 127: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

106

4.3.1.6 Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan

Sebaran responden berdasarkan jumlah pendapatannya pada

penelitian ini dapat dilihat pada diagram 4.6 di bawah ini:

Diagram 4.6

Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Berdasarkan diagram di atas dapat terlihat bahwa dari total responden

sebanyak 202 orang. Responden dengan tingkat pendapatan 1-2 juta

jumlahnya paling besar yaitu sebesar 54% atau sebanyak 108 orang. Disusul

responden dengan tingkat pendapatan sebesar 2-3 juta sebesar 26% atau

sebanyak 52 responden, kemudian responden dengan tingkat pendapatan 0-1

juta sebesar 13% atau sebanyak 27 responden. Sedangkan responden dengan

tingkat pendapatan lebih dari 3 juta jumlahnya paling sedikit yaitu sebanyak

15 orang responden atau sebesar 7%. Dari diagram diatas dapat diketahui

020406080

100120

0 S/D 1 Juta 1 S/D 2 Juta 2 S/D 3 Juta Lebih dari 3Juta

13%

54%

26%

7%

Page 128: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

107

bahwa tingkat pendapatan masyarakat Kabupaten Lebak yang mengikuti

Program JKN kategori PBPU berada pada kisaran 1-2 juta perbulan.

4.3.2 Analisis Data

Analisis data merupakan tahap penyajian data untuk mendeskripsikan

data hasil penelitian yang didapatkan melalui penyebaran kuesioner dan

wawancara kepada 202 Peserta Program JKN kategori PBPU sebagai

responden dalam penelitian ini. Analisis data ini dilakukan untuk

mengetahui tanggapan responden mengenai Implementasi Kepesertaan

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi Kategori Pekerja Bukan

Penerima Upah (PBPU) di Kabupaten Lebak. Lebih jelasnya peneliti

menguraikannya dalam bentuk diagram garis disertai pemaparan dan

analisis hasil jawaban dari pertanyaan yang diajukan melalui kuesioner

kepada para responden yakni para Peserta Program JKN kategori PBPU

atau Peserta Mandiri di Kabupaten Lebak.

Dengan menggunakan satu variabel penelitian, peneliti menggunakan

teori menurut George C Edward III tentang model pendekatan

implementasi kebijakan yang terdiri dari 4 (empat) indikator yang

didalamnya terdapat 11 (sebelas) sub indikator dan kemudian peneliti

menguraikannya ke dalam 28 pertanyaan yang disajikan dalam bentuk

diagram garis dan disertai penjelasan.

Skala yang digunakan dalam kuisioner penelitian ini adalah skala

Likert dengan mengajukan 4 (empat) pilihan alternatif jawaban dan

Page 129: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

108

memiliki bobot nilai yang berbeda. Pilihan alternatif jawaban untuk item

pertanyaan nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 20, 21, 22,

25, 26, 27, 28 adalah poin A dengan bobot nilai 4, poin B dengan bobot

nilai 3, poin C dengan bobot nilai 2, dan poin D dengan bobot nilai 1.

Sedangkan untuk item pertanyaan nomor 7, 8, 11, 18, 19, 23, 24 adalah poin

A dengan bobot nilai 1, poin B dengan bobot nilai 2, poin C dengan bobot

nilai 3, dan poin D dengan bobot nilai 4.

Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian,

digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada rata-rata kategori skor

kuesioner yang diperoleh dari responden. Penggunaaan kategori skor ini

digunakan sesuai dengan empat kategori skor yang dikembangkan dalam

skala Likert dan digunakan dalam penelitian. Adapun kriteria yang

dimaksud adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5

Kriteria Analisis Deskripsi

Rentang Kategori Skor Penafsiran

1,00 – 1,75 Sangat Rendah/Sangat Tidak Baik

1,76 – 2,51 Rendah/Tidak Baik

2,52 – 3,27 Tinggi/Baik

3,28 – 4,00 Sangat Tinggi/Sangat Baik

Sumber: Diadaptasi dari skor kategori Likert skala 4

Page 130: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

109

4.3.2.1 Komunikasi

Terdapat tiga sub indikator yang dapat dipakai (atau digunakan) dalam

mengukur keberhasilan indikator komunikasi yaitu transmisi, kejelasan dan

konsistensi.

a) Transmisi

Transmisi adalah penyaluran komunikasi yang baik akan dapat

menghasilakan suatu implementasi yang baik pula. Seringkali yang terjadi

dalam penyaluran komunikasi adanya salah pengertian (miskomunikasi), hal

tersebut disebabkan karena komunikasi telah melalui beberapa tingkatan

birokrasi, sehingga apa yang diharapkan terdistorsi ditengah jalan. Penyaluran

komunikasi (transmisi) dalam konteks Program JKN ini dilakukan dalam dua

hal yaitu pertama, sosialisasi yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan

Kabupaten Lebak dan kedua, sosialisasi yang dilakukan oleh Fasilitas

Kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik Pratama dan Dokter

Perorangan). Tanggapan responden mengenai sub indikator transmisi secara

jelas dapat dilihat pada diagram 4.7 berikut:

Page 131: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

110

Diagram 4.7

Sub Indikator Transmisi (Penyaluran Komunikasi)

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015 (Item No.1 dan 2).

Berdasarkan diagram di atas menunjukan bahwa skor jawaban

responden untuk sub indikator transmisi (penyaluran komunikasi) skor rata-

ratanya sebesar 2,33 dan apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran

skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada rentang

kategori skor 1,76-2,51 atau berada pada kategori rendah.

Angka rata-rata pada sub indikator transmisi sebesar 2,33 atau berada

pada kategori rendah ini dipengaruhi oleh jawaban responden atas item

pertanyaan pendukungnya yang terdiri dari dua item yaitu: (1) Sosialisasi

kepesertaan Program JKN yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan Kabupaten

Lebak; dan (2) Daya dukung Fasilitas Kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas,

Klinik & Dokter Perorangan) dalam membantu mensosialisasikan

Kepesertaan Program JKN kepada masyarakat di Kabupaten Lebak.

Rendah 2,31

Rendah 2,36

Rendah 2,33

2,30

2,31

2,32

2,33

2,34

2,35

2,36

Sosialisasi ProgramJKN yang dijalankan

BPJS Kesehatan

Sosialisasi yangdilakukan Faskes

Rata-rata

Page 132: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

111

Pada item nomor 1 dengan pertanyaan yang diberikan kepada

responden yaitu “Menurut pendapat anda, bagaimana dengan sosialisasi

Kepesertaan Program JKN yang dilakukan BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak

untuk masyarakat di Kabupaten Lebak?”. Untuk pertanyaan pada item nomor

1, didapatkan skor sebesar 2,31 atau berada pada kategori rendah. Hal ini

sejalan pula dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Kepala

BPJS Kabupaten Lebak yang menyatakan bahwa BPJS selama ini masih

kurang intensif dalam mensosialisasikan program JKN. Selama ini sosialisasi

dilakukan sebagian besar hanya melalui media cetak, baliho, spanduk, televisi

dan internet. Sementara jika dilihat secara seksama, tidak seluruh masyarakat

terakses oleh media sosialisasi ini. Sehingga untuk memberikan pemahaman

yang komprehensif, pro aktif BPJS Kesehatan dalam mensosialisasikan

Program JKN perlu ditingkatkan intensitasnya.

Selanjutnya pada item nomor 2 dengan pertanyaan yang diberikan

kepada responden yaitu “Apakah FASKES (Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik

& Dokter Perorangan) membantu mensosialisasikan mengenai Kepesertaan

Program JKN kepada masyarakat di Kabupaten Lebak?”. Untuk

pertanyaanpada item nomor 2, didapatkan skor sebesar 2,36 atau berada pada

kategori rendah. Rendahnya capaian skor pada item nomor 2, disebabkan

oleh masih kurangnya daya dukung Fasilitas Kesehatan dalam membantu

mensosialisasikan Program JKN kepada masyarakat. Senada dengan

wawawancara yang peneliti lakukan dengan Kepala Puskesmas Mandala dan

Humas RSUD Dr. Adjidarmo bahwa Fasilitas Pelayanan Kesehatan hanya

Page 133: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

112

berkewajiban memberikan pelayan kesehatan kepada peserta Program JKN,

sedangkan untuk sosialisasi kepada masyarakat luas, BPJS Kesehatan yang

lebih berwenang.

b) Kejelasan

Komunikasi yang diterima oleh pelaksana kebijakan (street-level-

bureuacrats) haruslah jelas dan tidak membingungkan (tidak ambigu dan

mendua). Ketidakjelasan pesan kebijakan tidak selalu menghalangi

implementasi, pada tataran tertentu, pelaksana membutuhkan fleksibilitas

dalam melaksanakan kebijakan. Tetapi pada tataran yang lain hal tersebut

akan menyelewengkan tujuan yang hendak dicapai oleh kebijakan yang telah

ditetapkan. Menurut peneliti, agar Program JKN dapat terlaksana dengan

baik, maka terdapat empat hal yang harus disampaikan secara jelas dari

pelaksana kebijakan kepada masyarakat. Peneliti paparkan mengenai sub

indikator kejelasan dalam diagram 4.8 berikut ini:

Diagram 4.8

Sub Indikator Kejelasan

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015 (Item No. 3, 4, 5 dan 6).

Rendah 2,48

Rendah 1,82

Rendah 2,35

Sangat Rendah 1,71

Rendah 2,09

1,50

1,70

1,90

2,10

2,30

2,50

2,70

Kejelasaninformasi yangdiperoleh dari

BPJS Kesehatan

Kejelasaninformasi yangdiperoleh dari

Faskes

Tata CaraPendaftaraan

Manual PesertaMandiri

Tata CaraPendaftaraan

Online PesertaMandiri

Rata-rata

Page 134: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

113

Berdasarkan diagram di atas menunjukan bahwa skor jawaban

responden untuk sub indikator kejelasan skor rata-ratanya sebesar 2,09 dan

apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban

responden, angka sebesar itu berada pada rentang 1,76-2,51 atau berada pada

kategori rendah. Rendahnya capaian rata-rata skor pada sub indikator

kejelasan dipengaruhi oleh empat item pertanyaan dalam sub indikator

kejelasan yaitu: (1) Kejelasan informasi yang diperoleh masyarakat dari BPJS

Kesehatan; (2) Kejelasan Informasi yang diperoleh masyarakat dari Faskes;

(3) Tata cara pendaftaran manual Peserta Mandiri; (4) Tata cara pendaftaran

online Peserta Mandiri.

Pada item nomor 3 dengan pertanyaan yang diberikan kepada

responden yaitu “Dari sosilalisasi dilakukan oleh BPJS Kesehatan mengenai

Kepesertaan Program JKN di Kabupaten Lebak, Menurut anda bagaimana

informasi yang diperoleh?”. Untuk pertanyaan pada item nomor 3, didapatkan

nilai skor sebesar 2,48 atau berada pada kategori rendah. Hal ini sejalan pula

dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan beberapa responden

yang mengungkapkan bahwa BPJS belum mampu menyampaikan informasi

secara jelas kepada masyarakat. Sehingga sebagian besar mereka tahu tentang

Program JKN hanya dari mulut ke mulut.

Kemudian pada item nomor 4 dengan pertanyaan yang diberikan

kepada responden yaitu “Bagaimana Informasi yang diberikan mengenai

Kepesertaan Program JKN yang disampaikan FASKES (Rumah Sakit,

Puskesmas, Klinik & Dokter Perorangan) di Kabupaten Lebak?”. Untuk

Page 135: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

114

pertanyaan pada item nomor 4, didapatkan nilai skor sebesar 1,82 atau berada

pada kategori rendah. Nilai skor sebesar itu tentu relevan dengan kondisi

objektif yang terjadi di lapangan. Selama ini Fasilitas Pelayanan Kesehatan

(Puskesmas, Rumah Sakit) kurang pro aktif dalam mensosialisasikan

Program JKN, karena tidak ada ketegasan aturan yang mewajibkan fasilitas

pelayanan kesehatan untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait

program JKN. Sehingga ketika masyarakat butuh kejelasan informasi,

Fasilitas Kesehatan mengarahkan sepenuhnya kepada BPJS Kesehatan.

Pada item nomor 5 dengan pertanyaan yang diberikan kepada

responden yaitu “Bagaimana tata cara pendaftaraan (manual) Kepesertaan

Program JKN Peserta Mandiri di BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak?”. Untuk

pertanyaan pada item nomor 5, didapatkan nilai skor lebih tinggi dibanding

item lainnya yaitu sebesar 2,35, namun meskipun demikian angka ini masih

berada pada kategori rendah. Hal ini dipengaruhi oleh kurang baiknya sistem

pelayanan yang diberikan oleh BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak terutama

dalam sistem pendaftaran. Beberapa kendala dalam pendaftaran misalnya

pembayaran harus dilakukan lewat rekening Bank dan dibayar setiap bulan.

Dan untuk peserta kategori Kelas I (satu) dan Kelas II (dua) pada aturan

sebelumnya tidak diwajibkan mempunyai rekening bank, namun sekarang

Peserta JKN kelas I (satu) dan Kelas II (dua) harus di wajibkan punya

rekening.

Pada item nomor 6 dengan pertanyaan yang diberikan kepada

responden yaitu “Bagaimana tata cara pendaftaraan Kepesertaan Program

Page 136: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

115

JKN Peserta Mandiri secara online melalui internet?”. Untuk pertanyaan

mengenai tata cara pendaftaran online Peserta Mandiri didapatkan nilai skor

sebesar 1,71 atau berada pada kategori rendah. Kebijakan dalam program

JKN yang mewajibkan masyarakat Peserta JKN melakukan pendaftaran

secara online memang sangat efektif dan efisien, dengan catatan jika

masyarakat sudah paham dan mampu mengoperasikan internet. Sedangkan di

Kabupaten Lebak sendiri, hanya sebagian kecil masyarakat yang mampu

menjadi Peserta Mandiri dengan mendaftarkan dirinya secara online. Sisanya

masih banyak masyarakat yang perlu mendapatkan bimbingan dalam tata cara

pendaftaran online tersebut. Dan hal ini masih belum dilakukan secara

optimal terutama ke beberapa kecamatan yang tergolong pelosok dan tidak

terakses oleh internet.

c) Konsistensi

Perintah yang diberkian dalam pelaksanaan suatu komunikasi haruslah

konsisten dan jelas (untuk diterapkan atau dijalankan). Karena jika perintah

yang diberikan sering berubah-ubah, maka dapat menimbulkan kebingungan

bagi pelaksana dilapangan. Konsistensi dalam Program JKN di Kabupaten

Lebak dilihat dalam dua hal yaitu : (1) Peraturan tata cara kepesertaan JKN;

dan (2) Informasi yang diperoleh masyarakat dari BPJS Kesehatan dan

Faskes. Tanggapan responden terkait sub indikator konsistensi, peneliti

deskripsikan pada diagram 4.9 berikut ini:

Page 137: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

116

Diagram 4.9

Sub Indikator Konsistensi

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015 (Item No. 7 dan 8).

Berdasarkan diagram di atas menunjukan bahwa skor jawaban

responden untuk sub indikator konsistensi diperoleh skor rata-rata sebesar

2,27 dan apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata

jawaban responden, angka sebesar itu berada pada rentang 1,76-2,51 atau

berada pada kategori rendah.

Skor rata-rata pada sub indikator konsistensi sebesar 2,27 atau berada

pada kategori rendah ini dipengaruhi oleh nilai skor pada item pertanyaan

pendukungnya. Pada sub indikator konsistensi item pertanyaan pendukungnya

yaitu: (1) Konsistensi peraturan tata cara kepesertaan Program JKN dan (2)

Informasi yang diperoleh masyarakat terkait pelaksanaan Program JKN.

Pada item nomor 7 dengan pertanyaan yang diberikan kepada

responden yaitu “Bagaimana dengan Peraturan yang dikeluarkan BPJS

Kesehatan mengenai tata cara Kepesertaan Program JKN untuk Peserta

Rendah 2,29

Rendah 2,25

Rendah 2,27

2,24

2,25

2,26

2,27

2,28

2,29

2,30

Konsistensiperaturan Tata Cara

Kepesertaanberubah-ubah

Perbedaaninformasi yang

diperolehmasyarakat

Rata-rata

Page 138: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

117

Mandiri, Apakah selalu berubah-ubah?”. Untuk pertanyaan pada item nomor

7, didapatkan nilai skor sebesar 2,29 atau berada pada kategori rendah. Dari

wawancara yang peneliti lakukan dengan responden, banyak dari mereka

yang mengatakan bahwa peraturan tata cara kepesertaan Program JKN

seringkali berubah-ubah. Awalnya Peserta JKN Kelas I (satu) dan Kelas 2

(dua) tidak dipersyaratkan memiliki rekening, namun sekarang wajib punya

rekening. Kemudian dalam hal pendaftaran, sebelumnya bisa diwakilkan oleh

orang lain sedangkan sekarang tidak bisa diwakilkan. Ketidak konsistenan

peraturan ini tidak jarang membingungkan masyarakat ketika hendak

mendaftar.

Tidak berbeda jauh dengan item sebelumnya, item nomor 8 dengan

pertanyaan yang diberikan kepada responden yaitu “Dari sosialisasi Program

JKN yang dilakukan oleh BPJS & FASKES (Rumah Sakit, Puskesmas,

Klinik & Dokter Perorangan), apakah anda menemukan perbedaan informasi

dari sosialisasi JKN oleh Instansi tersebut?”. Pada item nomor 8 nilai skor

yang diperoleh masih dalam kategori rendah yaitu sebesar 2,25. Rendahnya

capaian nilai skor pada item ini dikarenakan seringkali adanya penyampaian

informasi yang berbeda antara yang disampaiakan oleh BPJS Kesehatan

Kabupaten Lebak dengan informasi yang disampaikan oleh Fasilitas

kesehatan.

Page 139: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

118

4.3.2.2 Sumber Daya

Indikator sumber daya memberikan pengaruh terhadap keberhasilan

implementasi kebijakan. Terdapat 4 (empat) sub indikator dalam indikator

sumberdaya antara lain staf, informasi, wewenang dan fasilitas.

a) Staf

Sumberdaya utama dalam implementasi kebijakan adalah staf.

Kegagalan yang sering terjadi dalam implementasi kebijakan salah satunya

disebabkan oleh karena staf yang tidak mencukupi, memadai, ataupun tidak

kompeten dibidangnya. Dalam pelaksanaan Program JKN, jumlah pegawai,

kemampuan (kompetensi) pegawai dan proses antrian dalam memberikan

pelayanan pendaftaran JKN kepada masyarakat menjadi tolak ukur dari

kualitas staf ini. Tanggapan responden mengenai sub indikator staf di BPJS

Kesehatan Kabupaten Lebak bisa dilihat pada diagram 4.10 berikut :

Diagram 4.10

Sub Indikator Staff

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015 (Item No. 9,10 dan 11).

Rendah 2,12

Tinggi 2,62

Rendah 2,38

Rendah 2,37

2,00

2,10

2,20

2,30

2,40

2,50

2,60

2,70

JumlahPegawai

KemampuanPegawai

Proses Antrian Rata-rata

Page 140: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

119

Berdasarkan diagram di atas menunjukan bahwa skor jawaban

responden untuk sub indikator staf diperoleh skor rata-rata sebesar 2,37 dan

apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban

responden, angka sebesar itu berada pada rentang 1,76-2,51 atau berada pada

kategori rendah.

Rendahnya nilai rata-rata skor pada sub indikator staf ini dikarenakan

tanggapan responden atas item pertanyaan pendukungnya juga rendah.

Terdapat tiga item pertanyaan yang berkaitan dengan sub indikator staf yaitu :

(1) ketersediaan jumlah pegawai di BPJS Kesehatan; (2) kemampuan

(kompetensi) pegawai di BPJS Kesehatan; dan (3) Proses antrian dalam

memberikan pelayanan pendaftaran Program JKN kepada masyarakat.

Item nomor 9 dengan pertanyaan yang diberikan kepada responden

yaitu “Menurut anda, bagaimana dengan jumlah pegawai di Kantor BPJS

Kesehatan Kabupaten lebak dalam melayani masyarakat?”. Untuk pertanyaan

item nomor 9, didapatkan nilai skornya ialah sebesar 2,12 atau berada pada

kategori rendah. Nilai skor ini merupakan gambaran dari kondisi yang

sesungguhnya. Hasil pengamatan yang peneliti lakukan terkait jumlah

pegawai di BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak memang masih kurang. Jumlah

pegawai yang ada terdiri dari 1 orang ketua, 6 orang pegawai tetap BPJS

Kesehatan, 2 orang pegawai yang magang, dan 1 orang staf keamanan

(security), dan 1 orang petugas kebersihan. Sedangkan jika dilihat dari jumlah

masyarakat yang mendaftar jumlahnya rata-rata 100 orang dalam sehari.

Sehingga tidak seimbangnya jumlah pegawai dengan masyarakat yang

Page 141: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

120

mendaftar menjadikan pelayanan kepesertaan BPJS di Kabupaten Lebak

kurang optimal.

Kemudian pada Item selanjutnya yaitu item nomor 10 dengan

pertanyaan yang diberikan kepada responden yaitu “Menurut anda,

bagaimana dengan kemampuan pegawai BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak

dalam melayani masyarakat?”. Untuk pertanyaan pada item nomor 10,

didapatkan nilai skornya ialah sebesar 2,62 atau berada pada kategori

tinggi/baik. Meskipun dari sisi jumlah pegawainya terbatas, namun peneliti

melihat kemampuan pegawainya sudah bagus. Hal ini diungkapkan oleh

beberapa responden yang menyatakan bahwa pegawai BPJS Kesehatan dalam

melayani masyarakat, cara berkomunikasinya mudah dipahami dan mampu

memberitahu masyarakat mengenai tata cara kepesertaan Program JKN.

Sedangkan pada item nomor 11 dengan pertanyaan yang diberikan

kepada responden yaitu “Apakah anda menunggu lama (antri) ketika

mengurus pendaftaran Kepesertaan Program JKN di Kantor BPJS Kabupaten

Lebak?”. Untuk pertanyaan pada item nomor 11, didapatkan nilai skor yang

tergolong rendah yaitu hanya sebesar 2,38. Kondisi ini sangat masuk akal

karena masyarakat seringkali harus antri dalam waktu yang lama dalam

proses pendaftaran. Hal ini dikarenakan jumlah pegawai di staf pelayanan

tidak sebanding dengan jumlah pendaftar Program JKN. Sehingga antrian

yang panjang sering terjadi.

Page 142: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

121

b) Informasi

Dalam implementasi kebijakan, informasi mempunyai dua bentuk,

yaitu pertama, informasi yang berhubungan dengan cara melaksanakan

kebijakan. Implementor harus mengetahui apa yang harus mereka lakukan

disaat mereka diberi perintah untuk melakukan tindakan. Kedua, informasi

mengenai data kepatuhan dari para pelaksana terhadap peraturan dan regulasi

pemerintah yang telah ditetapkan. Implementor harus mengetahui apakah

orang yang terlibat di dalam pelaksanaan kebijakan tersebut patuh terhadap

hukum. Untuk mengukur sub indikator informasi diajukan dua item

pertanyaan yang diberikan kepada responden yaitu (1) Kemampuan pegawai

BPJS Kesehatan dalam menginformasikan kembali Program JKN; (2)

Pemahaman pegawai BPJS Kesehatan terhadap tugas pokok dan fungsi

(tupoksi) pegawai. Tanggapan responden mengenai sub indikator informasi

bisa dilihat pada diagram 4.11 berikut:

Diagram 4.11

Sub Indikator Informasi

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015 (Item No. 12 dan 13).

Tinggi 2,58

Tinggi 2,60

Tinggi 2,59

2,58 2,58 2,58 2,59 2,59 2,59 2,59 2,59 2,60 2,60 2,60

Kemampuan PetugasBPJS Kesehatan

dalam memberikaninformasi

Pegawai BPJS KMemahami Tupoksi

Rata-rata

Page 143: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

122

Berdasarkan diagram di atas menunjukan bahwa skor jawaban

responden untuk sub indikator informasi diperoleh skor rata-rata sebesar 2,59

dan apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban

responden, angka sebesar itu berada pada rentang 2,52-3,27 atau berada pada

kategori tinggi. Capaian nilai rata-rata skor pada sub indikator informasi

dipengaruhi oleh tanggapan responden atas 2 item pertanyaan yang diajukan

yang nilai skornya kedua-duanya juga tinggi.

Pada item nomor 12 dengan pertanyaan yang diberikan kepada

responden yaitu “Apakah Petugas BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak mampu

menyampaikan informasi kembali mengenai tata cara kepesertaan Program

JKN?”. Untuk pertanyaan nomor 12, didapatkan nilai skor sebesar 2,58 atau

berada pada kategori tinggi. Hal ini sejalan dengan informasi yang peneliti

dapatkan melalui wawancara dengan beberapa responden yang mengatakan

bahwa pegawai BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak mampu menyampaikan

informasi dengan jelas dan detail mulai dari sistem pendaftaran hingga

pembayaran.

Selanjutnya pada item nomor 13 dengan pertanyaan yang diberikan

kepada responden yaitu “Sejauh yang anda ketahui, Apakah seluruh pegawai

BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak paham terhadap tugas pokok dan

fungsinya (tupoksi) sebagai pegawai dalam memberikan pelayanan

kepesertaan program JKN?”. Untuk pertanyaan pada item nomor 13,

didapatkan nilai skor sebesar 2,60 atau berada pada kategori tinggi. Dari hasil

skor pada item nomor 13 dapat diketahui bahwa rata-rata seluruh pegawai di

Page 144: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

123

BPJS Kesehatan dalam menjalankan tugas pada umumnya sudah memahami

tugas pokok dan fungsinya masing-masing, seperti pegawai staf pelayanan

yang mengurus tata cara pendaftaran Program JKN atau Petugas verificator

yang mengurusi klaim peserta Program JKN.

c) Wewenang

Pada umumnya kewenangan harus bersifat formal agar perintah dapat

dilaksanakan. Kewenangan merupakan otoritas atau legitimasi bagi para

pelaksana dalam melasanankan kebijakan yang telah ditetapkan secara

politik. Pada pelaksanaan program JKN di Kabupaten Lebak, untuk

mengukur sub indikator wewenang peneliti mengajukan tiga item pertanyaan

mengenai Program JKN yaitu : (1) Besaran iuran yang ditetapkan oleh

pemerintah kepada Peserta Mandiri Program JKN; (2) Aturan masa aktif

kartu JKN yang bisa digunakan setelah 7 hari setelah pendaftaran, dan (3)

Aturan bagi bayi yang baru lahir tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan sebelum

dilakukan pendaftaran terlebih dahulu. Tanggapan responden mengenai sub

indikator wewenang dapat dilihat pada diagram 4.12 berikut:

Page 145: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

124

Diagram 4.12

Sub Indikator Wewenang

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015 (Item No. 14,15 dan 16).

Berdasarkan diagram di atas menunjukan bahwa skor jawaban

responden untuk sub indikator wewenang diperoleh skor rata-rata sebesar

2,11 dan apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata

jawaban responden, angka sebesar itu berada pada rentang 1,76-2,51 atau

berada pada kategori rendah.

Temuan penelitian ini menunjukan bahwa wewenang pemerintah

dalam penentuan kebijakan dan aturan mengenai program JKN belum

mendapat respon yang baik dari masyarakat. Hal ini ditunjukan dengan skor

rata-rata responden dari ketiga item tersebut berada pada kategori rendah.

Pada item nomor 14 dengan pertanyaan yang diberikan kepada

responden yaitu “Dalam penilaian anda, Apakah aturan besaran iuran yang di

tetapkan per orang tiap bulan Peserta Mandiri Program JKN di Kabupaten

Lebak sebesar (Kelas I Rp.59.500,-, Kelas II Rp. 42.500,-, Kelas III

Rendah 2,31

Rendah 1,96

Rendah 2,06

Rendah 2,11

1,90 1,95 2,00 2,05 2,10 2,15 2,20 2,25 2,30 2,35

Aturan BesaranIuran

Aturan Masaaktif Kartu JKN

Aturan Bayi yangbaru lahir tidakdapat di jamin

sebelum dilakukan

Pendaftaraan

Rata-rata

Page 146: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

125

Rp.25.500,-) sudah terjangkau?”. Untuk pertanyaan nomor 14, didapatkan

skor rata-rata sebesar 2,31 atau berada pada kategori rendah. Tarif yang

ditetapkan untuk pembayaran iuran masih belum terjangkau dan dianggap

tidak sesuai kondisi ekonomi masyarakat. Besaran iuran tersebut antara lain

untuk kelas I sebesar Rp. 25.500,00; kelas II sebesar Rp. 42.500,00; dan kelas

III sebesar Rp 59.500,00.

Kemudian pada item nomor 15 dengan pertanyaan yang diberikan

kepada responden yaitu “Apakah anda setuju dengan aturan mengenai

pendaftar baru Kartu JKN (Peserta Mandiri) hanya bisa digunakan setelah 7

hari dari hari pendaftaraan?”. Untuk pertanyaan pada item nomor 15,

didapatkan skor sebesar 1,96 atau berada pada kategori rendah. Aturan ini

banyak disayangkan oleh masyarakat, karena jika ada anggota keluarga

mereka yang sakit sebelum 7 hari setelah pendaftaran, maka mereka tidak

bisa menggunakan kartu JKN ini untuk pelayanan kesehatan. Idealnya setelah

kartu dicetak maka kartu tersebut bisa digunakan untuk memperoleh

pelayanan kesehatan di semua Fasilitas Kesehatan yang bekerjasama dengan

BPJS Kesehatan.

Hal yang sama juga terjadi pada item nomor 16 dengan pertanyaan

yang diberikan kepada responden yaitu “Apakah anda setuju dengan aturan

mengenai bayi yang lahir dari peserta mandiri tidak dapat dijamin oleh BPJS

Kesehatan sebelum dilakukan pendaftaraan terlebih dahulu?”. Pertanyaan

pada item nomor 16, didapatkan skor sebesar 2,06 atau berada pada kategori

rendah. Tanggapan responden atas aturan mengenai bayi yang baru lahir tidak

Page 147: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

126

dapat dijamin kesehatannya sebelum didaftarkan terlebih dahulu ke BPJS

Kesehatan sebagian besar tidak setuju, karena ketika ada keluarga yang

melahirkan tidak semua orang langsung mendaftarkan bayinya ke BPJS

Kesehatan. Apalagi jika masyarakat yang tinggal di daerah pinggiran yang

jaraknya jauh dari Kantor BPJS Kesehatan.

d) Fasilitas

Fasilitas fisik juga merupakan faktor penting dalam implementasi

kebijakan. Implementor mungkin memiliki staf yang mencukupi, mengerti

apa yang harus dilakukannya, dan memiliki wewenang untuk melaksanakan

tugasnya, tetapi tanpa ada fasilitas pendukung (sarana dan prasarana) maka

implementasi kebijakan tersebut tidak akan berhasil. Untuk mengukur sub

indikator fasilitas peneliti mengajukan tiga item pertanyaan kepada responden

yaitu : (1) Keadaan fasilitas di Kantor BPJS Kesehatan; (2) Keadaan Fasilitas

pendukung di Kantor BPJS Kesehatan; (3) Penambahan lokasi pelayanan

pendaftaraan Program JKN. Tanggapan responden mengenai sub indikator

fasilitas secara jelas dapat dilihat pada diagram 4.13 berikut:

Page 148: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

127

Diagram 4.13

Sub Indikator Fasilitas

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015 (Item No. 17, 18 dan 19).

Berdasarkan diagram di atas menunjukan bahwa skor jawaban

responden untuk sub indikator fasilitas skor rata-ratanya sebesar 1,86, dan

apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban

responden, angka sebesar itu berada pada rentang 1,76-2,51 atau berada pada

kategori rendah.

Pada item nomor 17 dengan pertanyaan yang diberikan kepada

responden yaitu “Dalam penilaian anda, bagaimana dengan fasilitas yang

diberikan oleh BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak dalam melayani

masyarakat?” Untuk pertanyaan pada item pertanyaan nomor 17, didapatkan

skor rata-rata sebesar 1,90 atau berada pada kategori rendah. Hal ini

ditunjukan dengan kondisi ruang tunggu yang sempit, minimnya petunjuk

bagan/alur pelayanan, lahan parkir yang sempit serta tidak ada fasilitas kamar

mandi bagi calon Peserta Program JKN.

Rendah 1,90

Rendah 2,04

Sangat Rendah

1,64

Rendah 1,86

1,60 1,65 1,70 1,75 1,80 1,85 1,90 1,95 2,00 2,05 2,10

Fasilitas KantorBPJS

KetersediaanFasilitas

pendukung

Lokasi (unit)Pelayanan

Pendaftarantambahan

Rata-rata

Page 149: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

128

Kemudian pada item nomor 18 dengan pertanyaan yang diberikan

kepada responden yaitu “Menurut anda, perlukah diadakan fasilitas

pendukung lain di Kantor BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak dalam melayani

masyarakat?” Untuk pertanyaan pada item nomor 18, didapatkan skor rata-

rata sebesar 2,04 atau berada pada kategori rendah. Fasilitas pendukung yang

masih kurang di Kantor BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak antara lain belum

tersedianya televisi, ruangan pelayanan tanpa AC dan lain sebagainya.

Sedangkan pada item nomor 19 dengan pertanyaan yang diberikan

kepada responden yaitu “Menurut anda, perlukah BPJS Kesehatan Kabupaten

Lebak Lebak menambah lokasi pelayanan pendaftaraan kepesertaan Program

JKN di Kab.Lebak?”. Untuk pertanyaan pada item nomor 19, didapatkan skor

rata-rata sebesar 1,64 atau berada pada kategori rendah. Antrian masyarakat

yang sering terjadi dalam pelayanan pendaftaran Peserta JKN di Kantor BPJS

Kesehatan Kabupaten Lebak merupakan gambaran bahwa satu kantor saja

tidak cukup untuk melayani masyarakat. Oleh karena itu ketersediaan unit

pelayanan pendaftaran tambahan sangat dibutuhkan guna mengoptimalkan

program JKN ini. Selain itu dengan kondisi wilayah Kabupaten Lebak yang

luas sangat diperlukan penambahan lokasi pelayanan pendaftaraan Program

JKN agar masyarakat yang ada dipelosok dipermudah untuk mendaftar diri

sehingga masyarakat tidak terhambat oleh jauhnya lokasi pendaftaraan. Satu-

satunya lokasi pelayanan pendaftaraan yang ada di Kota Rangkasbitung

menghambat keikutseraan masyarakat yang jauh dari lokasi pendaftaraan.

Page 150: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

129

4.3.2.3 Disposisi

Keberhasilan implementasi kebijakan publik dipengaruhi oleh

Disposisi. Disposisi merupakan sikap dari pelaksana kebijakan. Pelaksana

kebijakan harus mengetahui apa yang akan dilakukan dan juga memiliki

kemampuan untuk melaksanakannya. Pada indikator dispososi terdapat 2

(dua) sub indikator yaitu pengangkatan birokrat dan insentif.

a) Pengangkatan Birokrat

Pengangkatan birokrat merupakan strategi untuk memilih pelaksana

kebijakan agar orang yang terpilih memiliki dedikasi pada kebijakan yang

telah ditetapkan, lebih khusus lagi pada kepentingan warga. Kriteria yang

dilihat dari hasil pengangkatan birokrat ini yaitu sikap pegawai, respon

pegawai, dan tanggapan pegawai terhadap keluhan (complaint) dari

masyarakat. Untuk mengukur sub indikator “pengangkatan birokrat” peneliti

mengajukan empat item pertanyaan yaitu : (1) Mengenai sikap pegawai; (2)

Mengenai respon pegawai; (3) Mengenai tanggapan pegawai terhadap

keluhan peserta. Tanggapan responden terkait sub indikator pengangkatan

birokrat ini secara jelas dapat dilihat pada diagram 4.14 berikut:

Page 151: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

130

Diagram 4.14

Sub Indikator Pengangkatan Birokrat

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015 (Item No. 20, 21 dan 22).

Berdasarkan diagram di atas menunjukan bahwa skor jawaban

responden untuk sub indikator pengangkatan birokrat skor rata-ratanya

sebesar 2,35, dan apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-

rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada rentang 1,76-2,51 atau

berada pada kategori rendah.

Meskipun skor rata-rata yang diperoleh pada sub indikator

pengangkatan birokrat berada pada kategori rendah, namun ada satu item

nomor 20 menunjukan hasil yang tinggi. Pada item nomor 20 dengan

pertanyaan yang diberikan kepada responden yaitu “Sejauh yang anda alami,

Bagaimana dengan sikap pegawai BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak dalam

memberikan pelayanan kepesertaan Program JKN kepada masyarakat?”.

Untuk pertanyaan item nomor 20, diperoleh dengan nilai skor sebesar 2,56.

Nilai skor ini sejalan pula dengan hasil wawancara peneliti dengan beberapa

Tinggi 2,56

Rendah 2,23

Rendah 2,27

Rendah 2,35

2,20 2,25 2,30 2,35 2,40 2,45 2,50 2,55 2,60

Sikap Pegawai Respon PegawaiBPJS

Tanggapan BPJSterhadap Keluhan

Peserta

Rata-rata

Page 152: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

131

responden yang menyatakan bahwa sikap pegawai di BPJS Kesehatan selalu

ramah dan sopan ketika melayani masyarakat.

Berbeda dengan item nomor 20 untuk sub indikator pengangkatan

birokrat, pada item nomor 21 dengan pertanyaan yang diberikan kepada

responden yaitu “Sejauh yang anda alami, Bagaimana dengan respon

pegawai BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak dalam memberikan pelayanan

kepesertaan Program JKN kepada masyarakat?”. Untuk pertanyaan item

nomor 21, didapatkan nilai skornya sebesar 2,23 atau berada pada kategori

rendah. Kurangnya respon pegawai dalam melayani masyarakat dikarenakan

jumlah pegawai yang tidak sebanding dengan orang yang dilayani. Pegawai

BPJS Kesehatan hanya terdiri dari 4 orang untuk bagian staf pelayanan ,

sedangkan orang yang harus dilayani rata-rata dalam sehari hampir mencapai

100 orang.

Kemudian pada item nomor 22 dengan pertanyaan yang diberikan

kepada responden yaitu “Keluhan yang diadukan Peserta Mandiri JKN

terhadap pelayanan yang diberikan FASKES (Rumah Sakit, Puskesmas,

Klinik & Dokter Perorangan). Apakah keluhan Peserta ditanggapi secara

serius?” untuk pertanyaan mengenai tanggapan pegawai terhadap keluhan

(complaint) dari masyarakat terkait program JKN didapatkan skor sebesar

2,27 atau berada pada kategori rendah. Sebagaimana yang sudah dipaparkan

pada item nomor 21, bahwa jumlah pegawai yang sedikit seringkali tidak

mampu untuk melayani kepesertaan Program JKN, termasuk dalam

menanggapi keluhan dari masyarakat. Keluhan yang seringkali disampaikan

Page 153: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

132

masyarakat ialah mengenai ketidaksesuaian pelayanan yang diberikan oleh

Fasilitas Kesehatan khususnya untuk pelayanan di Fasilitas Kesehatan

Rujukan Tingkat Lanjutan (Rumah Sakit).

b) Insentif

Insentif merupakan cara menambah keuntungan atau biaya tertentu

yang bertujuan agar menjadi faktor pendorong yang membuat para pelaksana

kebijakan melaksanankan perintah dengan baik. Hal ini dilakukan sebagai

upaya memenuhi kepentingan pribadi (self interst) atau organisasi. Pada sub

indikator insentif peneliti mengajukan dua item pertanyaan yaitu (1) Tentang

pungutan liar di Kantor BPJS Kesehatan; dan (2) Tentang balas jasa yang

diberikan masyarakat kepada pegawai BPJS Kesehatan. Tanggapan

responden terkait sub indikator insentif ini secara jelas dapat dilihat pada

diagram 4.15 sebagai berikut :

Diagram 4.15

Sub Indikator Insentif

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015 (Item No. 23 dan 24).

Tinggi 2,93

Tinggi 3,18

Tinggi 3,05

2,90

2,95

3,00

3,05

3,10

3,15

3,20

Pungutan Liar yangdilakukan Pegawai

Pemberian Balas JasaBerupa Uang

Rata-rata

Page 154: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

133

Berdasarkan diagram di atas menunjukan bahwa skor jawaban

responden untuk sub indikator insentif skor rata-ratanya sebesar 3,05, dan

apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban

responden, angka sebesar itu berada pada rentang 2,52-3,27 atau berada pada

kategori tinggi.

Capaian rata-rata skor pada sub indikator ini nilainya sudah baik. Ini

artinya bahwa tanggapan responden atas pemberian insentif kepada pegawai

BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak tidak ada permasalahan.

Pada item nomor 23 dengan pertanyaan yang diberikan kepada

responden yaitu “Sejauh yang anda ketahui, Apakah sering ada pungutan liar

yang dilakukan pegawai BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak dalam

mempercepat pelayanan kepesertaan Program JKN?”. Untuk pertanyaan pada

item nomor 23, didapatkan skor sebesar 2,93 atau berada pada kategori tinggi.

Dari pengakuan beberapa responden yang peneliti wawancarai, pegawai BPJS

Kesehatan tidak pernah melakukan pungutan liar untuk mempercepat

pelayanan. Mereka selalu bekerja sesuai dengan prosedur yang telah

ditetapkan. Adapun yang meminta pungutan adalah calo untuk pembayaran

iuran ke Bank. Hal ini disebabkan karena kebanyakan peserta tidak memiliki

rekening Bank sehingga ada beberapa calo yang menawarkan jasa

pembayaran iuran melalui rekeningnya.

Kemudian pada item nomor 24 dengan pertanyaan yang diberikan

kepada responden yaitu “Sejauh yang anda ketahui, apakah masyarakat

pernah memberikan balas jasa berupa uang kepada pegawai BPJS Kesehatan

Page 155: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

134

dalam mempermudah pelayanan kepesertaan program JKN?”. Untuk

pertanyaan item nomor 24, didapatkan skor sebesar 3,18 atau berada pada

kategori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat, pegawai BPJS tidak pernah meminta uang tambahan

untuk mempercepat pelayanan. Semua masyarakat pada prinsipnya

diperlakukan secara adil dan tanpa diskriminasi.

4.3.2.4 Struktur Birokrasi

Struktur birokrasi merupakan mekanisme kerja yang dibentuk untuk

mengelola pelaksanaan sebuah kebijakan. Pada indikator struktur birokrasi

terdapat dua sub indikator untuk mengukur struktur birokrasi yaitu pertama,

Sub indikator Standar Operating Prosedures (SOPs) dan kedua, Sub

indikator Fragmentasi.

a) Standar Operating Prosedures (SOPs)

Standar Operating Prosedures (SOPs) adalah suatu kegiatan rutin

yang memungkinkan para pegawai (atau pelaksana kebijakan/ administrator/

birokrat) untuk melaksanakan kegiatan- kegiatannya pada tiap harinya sesuai

dengan standar yang ditetapkan (atau standar minimum yang dibutuhkan

warga). Pada sub indikator Standar Operating Proseruds (SOPs), peneliti

mengajukan dua item pertanyaan untuk mengukur sub indikator Standar

Operating Proseruds (SOPs), yaitu (1) Tentang pelaksanaan SOP oleh

pegawai BPJS Kesehatan; dan (2) Tentang koordinasi antar pegawai di

Page 156: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

135

Kantor BPJS Kesehatan. Tanggapan responden atas sub indikator Standar

Operating Proseruds (SOPs) dapat dilihat pada diagram 4.16 berikut:

Diagram 4.16

Sub Indikator Standar Operating Prosedures (SOPs)

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015 (Item No. 25 dan 26).

Berdasarkan diagram di atas menunjukan bahwa skor jawaban

responden untuk sub indikator Standar Operating Prosedur (SOPs) skor rata-

ratanya sebesar 2,72, dan apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran

skor rata-rata jawaban responden, angka sebesar itu berada pada rentang 2,52-

3,27 atau berada pada kategori tinggi.

Capaian rata-rata skor pada sub indikator Standar Operating Prosedur

dengan kriteria baik menggambarkan bahwa pegawai BPJS Kesehatan

Kabupaten Lebak sudah mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Dalam

konteks ini terdapat 2 hal yang menjadi tolak ukur pelaksanaan Standar

Tinggi 2,75

Tinggi 2,68

Tinggi 2,72

2,67 2,68 2,69 2,70 2,71 2,72 2,73 2,74 2,75 2,76

Pelaksanaan SOPoleh pegawai

Koordinasi antarPegawai BPJS

Rata-rata

Page 157: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

136

Operating Prosedur yaitu pelaksanaan SOP oleh pegawai di BPJS Kesehatan

dan koordinasi antar pegawai di BPJS Kesehatan.

Pada item nomor 25 dengan pertanyaan yang diberikan kepada

responden yaitu “Sejauh yang anda alami, apakah pegawai BPJS Kesehatan

Kab.Lebak dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sudah sesuai

dengan SOP (Standar Operating Prosedur) BPJS Kesehatan?”. Untuk

pertanyaan item nomor 25, didapatkan skor sebesar 2,75 atau berada pada

kategori baik. SOP merupakan standar bagi pegawai dalam melaksanakan

tugasnya, melalui SOP ini pelayanan yang prima diharapkan terwujud.

Capaian skor dengan kriteria baik tersebut menggambarkan kepatuhan dan

komitmen pegawai dalam memberikan pelayanan yang prima kepada

masyarakat.

Selanjutnya pada item dengan pertanyaan yang diberikan kepada

responden yaitu “Sejauh yang anda alami, bagaimana dengan koordinasi antar

pegawai di Kantor BPJS Kesehatan Kab. Lebak dalam melayani

masyarakat?”. Untuk pertanyaan nomor 26 mengenai koordinasi antar

pegawai di BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak didapatkan skor sebesar 2,68

atau berada pada kategori tinggi. Pegawai di Kantor BPJS Kesehatan

Kabupaten Lebak terdiri dari 1 orang ketua, 2 orang staff pelayanan, 4 orang

verifikator di BPJS Center dan 1 petugas keamanan, 1 pembantu kebersihan

dan 2 orang staf magang. Meskipun secara jumlah (kuantitas) masih kurang,

namun dalam pelaksanaan tugas mereka mampu bekerja secara tim melalui

koordinasi yang baik antar bagian.

Page 158: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

137

b) Fragmentasi (Penyebaran Tanggungjawab Kegiatan)

Fragmentasi adalah upaya penyebaran tanggungjawab kegiatan-

kegiatan atau aktifitas- aktifitas pegawai diantara beberapa unit kerja. Dalam

konteks pelaksanaan program JKN ini, untuk mengukur sub indikator

fragmentai, peneliti mengajukan dua item pertanyaan dengan

mempertanyakan : (1) Tentang cara pengelolaan kepesertaan Program JKN

oleh BPJS Kesehatan; dan (2) Tentang pembagian tugas di Kantor BPJS

Kesehatan Kabupaten Lebak. Untuk lebih jelasnya mengenai tanggapan

responden mengenai sub indikator fragmentasi dapat dilihat pada diagram

4.17 berikut:

Diagram 4.17

Sub Indikator Fragmentasi (Penyebaran Tanggung jawab Kegiatan)

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015 (Item No. 27 dan 28).

Berdasarkan diagram di atas menunjukan bahwa skor jawaban

responden untuk sub indikator fragmentasi skor rata-ratanya sebesar 2,39, dan

Rendah 2,05

Tinggi 2,73

Rendah 2,39

1,90 2,00 2,10 2,20 2,30 2,40 2,50 2,60 2,70 2,80

PengelolaanKepesertaan Program

JKN oleh BPJSKesehatan

Penempatan SturukturKepegawaian di BPJS

Rata-rata

Page 159: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

138

apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban

responden, angka sebesar itu berada pada rentang 1,76-2,51 atau berada pada

kategori rendah.

Skor rata-rata yang diperoleh pada sub indikator ini merupakan

akumulasi dari 2 nilai skor item instrument antara lain : (1) Pengelolaan

kepesertaan Program JKN oleh BPJS Kesehatan; dan (2) Penempatan struktur

kepegawaian di BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak.

Pada item nomor 27 dengan pertanyaan yang diberikan kepada

responden yaitu “Sejauh yang anda alami, Bagaimana dengan pengelolaan

kepesertaan Program JKN bagi Peserta Mandiri di Kabupaten Lebak?” untuk

pertanyaan mengenai Pengelolaan kepesertaan Program JKN oleh BPJS

Kesehatan pada item 27 didapatkan skor sebesar 2,05, atau berada pada

kategori rendah. Rendahnya skor pada item ini disebabkan oleh masih

kurangnya pemberian informasi tentang JKN kepada masyarakat, sistem

pendaftaran yang tidak konsisten serta keterbatasan pegawai BPJS dalam

melayani masyarakat yang melakukan pendaftaran.

Berbeda dengan item pertanyaan sebelumnya, pada item nomor 28

dengan pertanyaan yang diberikan kepada responden yaitu “Bagaimana

tanggapan anda dengan pembagian tugas di Kantor BPJS Kesehatan Kab.

Lebak, dilihat dari penempatan struktur kepegawaian?”. Untuk item

pertanyaan nomor 28 ini didapatkan skor sebesar 2,73, atau berada pada

kategori tinggi. Skor tersebut mununjukan bahwa pegawai yang ditempatkan

sudah sesuai dengan kompetensinya. Mereka sudah paham dengan tugas

Page 160: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

139

pokok dan fungsinya atau yang dikenal dengan istilah the right man on the

right job.

Dengan demikian, berdasarkan pemaparan yang disajikan pada

seluruh diagram sub indikator diatas, didapatkan skor rata-rata jawaban

responden dari skor rata-rata tertinggi sampai dengan skor rata-rata terendah.

Skor rata-rata dari 28 item instrumen ini secara jelas dapat dilihat pada

diagram 4.18 berikut:

Diagram 4.18

Skor Rata-Rata Seluruh Item Instrumen Penelitian

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015 (Item No. 1 s/d 28).

Berdasarkan diagram di atas didapatkan skor rata-rata dari 28 item

pertanyaan sebesar 2,33 atau berada pada kategori rendah. Skor rata-rata

tertinggi terdapat pada item nomor 24 sebesar 3,18; sedangkan skor rata-rata

terendah terletak pada item nomor 19 sebesar 1,64. Skor rata-rata jawaban

2,31

2,36 2,48

1,82

2,35

1,71

2,29

2,25 2,12

2,62

2,38

2,58 2,60

2,31

1,96

2,06

1,90

2,04

1,64

2,56

2,23

2,27

2,93

3,18

2,75 2,68

2,05

2,73

2,33

1,50

1,70

1,90

2,10

2,30

2,50

2,70

2,90

3,10

3,30

Item

1Ite

m 2

Item

3Ite

m 4

Item

5Ite

m 6

Item

7Ite

m 8

Item

9Ite

m 1

0Ite

m 1

1Ite

m 1

2Ite

m 1

3Ite

m 1

4Ite

m 1

5Ite

m 1

6Ite

m 1

7Ite

m 1

8Ite

m 1

9Ite

m 2

0Ite

m 2

1Ite

m 2

2Ite

m 2

3Ite

m 2

4Ite

m 2

5Ite

m 2

6Ite

m 2

7Ite

m 2

8R

ata-

rata

Page 161: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

140

responden tersebut memiliki nilai yang berbeda-beda. Oleh karena itu,

peneliti kemudian mengklasifikasikan semua skor rata-rata tersebut kedalam

empat kategori yaitu: Sangat Rendah/Sangat Tidak Baik, Rendah/Tidak Baik,

Tinggi/Baik, dan Sangat Tinggi/Sangat Baik. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.6

Jumlah Skor Rata-Rata Jawaban Responden

Rentang Kategori

Skor

Skor

Penafsiran Nomor Item Jumlah (Item)

Jumlah (Persen)

1,00 – 1,75 Sangat Rendah/ Sangat Tidak

Baik 4,6,19 3

10,71%

1,76 – 2,51 Rendah/Tidak

Baik

1,2,3,5,7,8,9,10,11, 14,15,16,17,18,20,21

22,27 18 64,29%

2,52 – 3,27 Tinggi/Baik 12,13,23,24,25,26,28 7 25,00%

3,28 – 4,00 Sangat Tinggi/ Sangat Baik

- -

Jumlah 28 100% Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 28 item

pertanyaan, sebagian besar skor rata-rata jawaban responden terpusat pada

kategori Rendah/Tidak Baik sebesar 64,29% atau sebanyak 18 item; Tinggi/

Baik sebesar 25% atau sebanyak 7 item; dan Sangat Rendah/Sangat Tidak

Baik sebesar 10,71% atau sebanyak 3 item; dan tidak ada skor rata-rata

jawaban responden pada kategori Sangat Tinggi/Sangat Baik.

Page 162: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

141

4.4 Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian yang berjudul “Implementasi Kepesertaan Program

Jaminan Kesehatn Nasional Bagi Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah di

Kabupaten Lebak”, hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol (H0), yaitu

sebagai berikut:

H0 : µ < 60%

“Implementasi Kepesertaan Program Program Jaminan

Kesehatan Nasional Bagi Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah

di Kabupaten Lebak kurang dari 60% dari yang diharapkan”.

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui tingkat signifikasi

dari hipotesis yang diajukan. Berdasarkan metode penelitian, maka pada

tahap pengujian hipotesis penelitian ini peneliti menggunakan rumus t-test

satu sampel. Adapun penghitungan pengujian hipotesis tersebut yakni sebagai

berikut:

Berdasarkan data yang diperoleh, maka didapatkan skor ideal

instrumen sebesar 22624. Skor ideal instrumen didapatkan dari hasil

perkalian antara 4 x 202 x 28 = 22624. (4 = nilai tertinggi dari setiap jawaban

yang ditanyakan pada responden, kriteria skor berdasarkan pada skala Likert;

202 = jumlah sampel yang dijadikan responden; dan 28 = jumlah pertanyaan

yang ditanyakan kepada responden). Sedangkan untuk hasil skor total item

instrumen adalah sebesar 13161 ((lihat lampiran tabel hasil kuesioner).).

Dengan demikian nilai “Implementasi Kepesertaan Program Jaminan

Page 163: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

142

Kesehatan Nasional Bagi Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah di

Kabupaten Lebak” adalah hasil skor total instrumen dibagi skor ideal yaitu

x100%2262413161 58,17%

Selanjutnya untuk menguji hipotesis maka peneliti menggunakan

rumus t-test satu sampel (one tailed test) dengan uji satu pada pihak kanan.

Skor ideal untuk “Implementasi Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan

Nasional Bagi Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah di Kabupaten

Lebak”adalah 4 x 202 x 28 = 22624. (4 = nilai tertinggi dari setiap jawaban

yang ditanyakan pada responden, kriteria skor berdasarkan pada skala Likert;

202 = jumlah sampel yang dijadikan responden; dan 28 = jumlah pertanyaan

yang ditanyakan kepada responden). Dengan nilai mean (nilai rata-rata)

sebesar 22624 : 202 = 112. Nilai yang dihipotesesiskan dari Implementasi

Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional Bagi Kategori Pekerja

Bukan Penerima Upah di Kabupaten Lebak adalah kurang dari 60% dari yang

diharapkan. Dengan demikian, maka nilai µ yang dihipotesiskan adalah 0,60

x 112 = 67,2. Ho untuk memprediksi µ kurang dari 60% dari skor ideal yang

diharapkan. Sedangkan Ha untuk memprediksi µ lebih dari atau sama dengan

60% dari skor ideal yang diharapkan. Untuk perhitungan hipotesis

statistiknya adalah sebagai berikut :

Ho = µ < 60%. < 0,60x 112 = 67,2

Ha = µ ≥ 60%. ≥ 0,60x 112 = 67,2

Page 164: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

143

Pengujian Hipotesis menggunakan rumus t–test satu sampel (one

tailed test) dengan uji pihak kanan adalah sebagai berikut :

Diketahui :

x = Rata- Rata

x =

20213161

65,15

= Nilai yang dihipotesiskan

= 67,2

s = Standar Deviasi

s = 8,726

n = Jumlah anggota sampel

n = 202

Ditanya : t Hitung ?

Jawab :

ns

x t

2028,726

2,6765,15 t

614,0

05,2t

t = -3,34

Page 165: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

144

Harga thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel

dengan derajat kebebasan (dk) = (n–1) = (202–1) = 201 dan taraf kesalahan

= 5% untuk uji satu pihak kanan, maka harga ttabel nya yaitu 1,645. Karena

harga thitung lebih kecil dari pada harga ttabel (-3,34<1,645) dan jatuh pada

penerimaan Ho, maka hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis kerja (Ha)

ditolak.

Jadi, hipotesis penelitian yang menyatakan Implementasi Kepesertaan

Program Jaminan Kesehatan Nasional Bagi Kategori Pekerja Bukan Penerima

Upah di Kabupaten Lebak kurang dari 60% diterima. Harga ini dapat

ditunjukan pada Gambar 4.3 harga (-3,34) terletak pada daerah penerimaan

Ho. Berikut adalah gambar kurva daerah penerimaannya :

Gambar 4.3

Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

untuk Uji Hipotesis Pihak Kanan

Daerah Penerimaan Ho Daerah Penerimaan Ha

-3,34 0 1,645 58,17% 60%

Page 166: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

145

4.5 Interpretasi Hasil Penelitian

Interpretasi hasil penelitian adalah pemaparan atas hasil uji hipotesis

yang merupakan jawaban dari rumusan masalah dalam penelitian. Pada

penelitian ini rumusan masalah yang akan peneliti interpretasikan yaitu

“Bagaimana Tingkat Implementasi Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) Bagi Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) di

Kabupaten Lebak?”

Rumusan masalah ini dapat dijawab dengan melihat hasil uji hipotesis

di atas. Berdasarkan hasil uji hipotesis didapatkan nilai sebesar 58,17% dari

angka yang dihipotesiskan yaitu sebesar kurang dari 60%. Tingkat

implementasi sebesar 58,17% didapatkan dari hasil pembagian antara skor

total item instrumen dengan skor ideal instrumen. Perhitungan untuk skor

ideal instrumen adalah 4 x 202 x 28 = 22624. (4= nilai dari setiap jawaban

setiap pertanyaan yang dinyatakan pada responden, kriteria skor berdasarkan

pada skala Likert; 202 = jumlah sampel yang dijadikan responden; dan 28 =

jumlah pertanyaan yang ditanyakan kepada responden). Sedangkan untuk

skor total item instrumen adalah sebesar 13161. Dengan demikian nilai

Tingkat Implementasi Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN) Bagi Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) di Kabupaten

Lebak adalah x100%2262413161

= 58,17%.

Kemudian dengan menggunakan rumus t-test satu sampel (one tailed

test) dengan menguji pihak kanan, didapatkan nilai t-hitung sebesar (-3,34)

dengan perbandingan nilai t-tabel sebesar (1,645). Dengan demikian dapat

Page 167: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

146

dikatakan bahwa nilai t-hitung < t-tabel atau (-3,34<1,645), sehingga

hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis altternatif (Ha) ditolak.

Sehingga interpretasi yang tepat untuk menjawab rumusan masalah

pada penelitian ini yaitu tingkat implementasi kepesertaan Program Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) bagi kategori Pekerja Bukan Penerima Upah

(PBPU) di Kabupaten Lebak masih rendah karena baru mencapai 58,17% dari

angka minimal yang dihipotesiskan yaitu kurang dari 60%. Artinya

implementasi kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi

kategori Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) di Kabupaten Lebak belum

optimal.

Masih rendahnya tingkat implementasi kepesertaan Program Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) Bagi Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah

(PBPU) di Kabupaten Lebak dapat dilihat relevansinya berdasarkan grand

theory yang digunakan oleh peneliti yaitu teori implementasi kebijakan

menurut Edward III yang mencakup 4 (empat) indikator yaitu : (1)

Komunikasi; (2) Sumber Daya; (3) Disposisi; dan (4) Struktur birokrasi.

1. Komunikasi

Indikator pertama dalam penelitian ini adalah Komunikasi. Menurut

George C Edward III, komunikasi menurutnya menentukan keberhasilan

pencapaian tujuan dari implementasi kebijakan pubik. Implementasi yang

efektif terjadi apabila para pembuat keputusan sudah mengetahui apa yang

akan mereka kerjakan. Pengetahuan atas apa yang mereka kerjakan dapat

Page 168: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

147

berjalan bila komunikasi berjalan dengan baik, sehingga setiap keputusan

kebijakan dan peraturan implementasi harus ditransmisikan (atau

dikomunikasikan) kepada bagian personalia yang tepat, akurat, dan konsisten.

Komunikasi (atau pentransmisian informasi) di perlukan agar para pembuat

keputusan dan para implementor akan semakin konsisten dalam

melakasanakan setiap kebijakan yang akan diterapakan dalam masyarakat.

Terdapat tiga sub indikator yang dapat dipakai (atau digunakan) dalam

mengukur keberhasilan indikator komunikasi yaitu transmisi, kejelasan dan

konsistensi. Pada penelitiaan ini, indikator komunikasi yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah seperti sosialisasi Kepesertaan Program JKN, Kejelasan

Kepesertaan Program JKN dan Konsistensi Peraturan Kepesertaan Program

JKN. Peneliti kemudian menyimpulkan mengenai indikator komunikasi yang

tergambar dalam diagram 4.19 berikut ini:

Diagram 4.19

Indikator Komunikasi

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2015. (item no 1 s/d 8)

Rendah 2,33

Rendah 2,09

Rendah 2,27

Rendah 2,23

2,06

2,11

2,16

2,21

2,26

2,31

2,36

TRANSMISI KEJELASAN KONSISTENSI RATA-RATA

Page 169: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

148

Dari diagram diatas, indikator komunikasi tersusun dari 3 (tiga) sub

indikator yaitu: (1) Sub indikator transmisi; (2) Sub indikator kejelasan; dan

(3) Sub indikator konsistensi. Dan dijabarkan menjadi 8 item instrumen

pertanyaan oleh peneliti yaitu pada item pertanyaan no 1 s/d 8. Sehingga

dapat diketahui bahwa hasil skor rata-rata jawaban responden mengenai

indikator komunikasi yang tersusun dari 3 sub indikator yaitu transmisi,

kejelasan dan konsistensi didapatkan skor rata-rata indikator komunikasi

sebesar 2,23. Dan apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-

rata jawaban responden, angka 2,23 pada indikator komunikasi berada pada

rentang kategori 1,76-2,51 atau berada pada kategori rendah/tidak baik

Kemudian, jika indikator Komunikasi dilihat dari nilai persentase

yaitu dengan cara hasil skor total instrumen dibagi dengan skor ideal

instrumen dan dikalikan 100%. Maka, didapatkan hasilnya yaitu : Hasil skor

total instrumen indikator Komunikasi yaitu instumen nomor 1 s/d 8 sebesar

3548 (lihat lampiran tabel hasil kuesioner). Kemudian, skor ideal sebesar 4 x

202 x 8 = 6464 (4 = nilai tertinggi dari setiap jawaban yang ditanyakan pada

responden, kriteria skor berdasarkan pada skala Likert; 202 = jumlah sampel

yang dijadikan responden; dan 8 = jumlah pertanyaan yang ditanyakan

kepada responden). Jadi, nilai persentasenya adalah sebesar 3977 : 6464 x

100% = 54.88%.

Hasil indikator komunikasi ini sesuai dengan observasi awal yang

dilakukan peneliti bahwa proses komunikasi yang dilakukan pihak BPJS

Kesehatan Kabupaten Lebak kepada masyarakat masih belum optimal. Hal

Page 170: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

149

ini terlihat dari tahap sosialisasi sebagai proses awal (penyaluran komunikasi)

masih di Kabupaten Lebak belum menyeluruh. Sosialisasi yang dilakukan

BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak hanya terfokus pada media cetak dan

elektronik, sedangkan tidak semua masyarakat di Kabupaten Lebak

mengakses media informasi tersebut. hal ini di akibatkan oleh kekurangan

sumber daya aparatur di BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak. Sehingga tidak

seimbangnya antara beban sosialisasi dan jumlah aparatur membuat proses

sosialisasi menjadi tidak maksimal. Dalam proses sosialisasi BPJS kesehatan

juga melibatkan pihak Faskes (Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik & Dokter

Perorangan) yang di koordinasi oleh pihak Dinas Kesehatan setempat. Tetapi

pada kenyataanya pihak Faskes lebih mengutamakan pemberian pelayanan

kesehatan peserta dan mengesampingakan proses sosialisasi kepada

masyarakat. Padahal jika dilihat dari sisi sumber daya untuk sosialisasi

seharusnya pihak Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik &

Dokter Perorangan harusnya bisa membantu secara maksimal jika dilihat dari

kuantitas sumber daya manusia.

Selanjutnya masalah kejelasan dan konsistensi kepesertaan Program

JKN, informasi yang diperoleh masyarakat masih minim dan kurang begitu

paham tentang tata cara pendaftaraan dan manfaaat mengenai Program JKN.

Selain itu belum konsistennya informasi dan aturan mengenai sistem

pendaftaran Program, misalnya aturan semula pendaftaran bisa diwakilkan

dan tidak harus memiliki rekening. Namun sekarang masyarakat yang

mendaftar tidak bisa diwakili dan harus punya rekening. Hal ini

Page 171: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

150

mengakibatkan masyrakat menjadi bingung ketika akan mengikuti

kepesertaan Program JKN.

2. Sumber Daya

Dalam penelitian Implementasi Program Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN) di bagi Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah di Kabupaten Lebak,

Indikator Sumber daya dalam hal ini mencakup : Sumber Daya Staf di BPJS

Kesehatan Kabupaten Lebak, Sumber Daya Informasi yaitu mengenai cara

melaksanakan kebijakan Program JKN oleh Pegawai BPJS Kesehatan

Kabupaten Lebak; Sumber Daya Wewenang yaitu kewewenangan yang

diperoleh BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak dan Sumber daya Fasilitas yaitu

sarana prasarana pendukung yang dimiliki BPJS Kesehatan Kabupaten

Lebak. Seperti yang sudah dipaparkan pada beberapa diagram sub indikator

sebelumnya pada sub Bab IV tentang analisis data. Peneliti kemudian

menyimpulkan mengenai indikator sumber daya yang tergambar dalam

diagram 4.20 berikut ini:

Page 172: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

151

Diagram 4.20

Indikator Sumber Daya

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015.

Dari diagram diatas, indikator sumber daya tersusun dari 4 (empat)

sub indikator yaitu: (1) Sub indikator staf; (2) Sub indikator informasi; dan

(3) Sub indikator wewenang; dan (4) Sub indikator fasilitas. Dan dijabarkan

menjadi 11 item instrumen pertanyaan oleh peneliti yaitu pada item

pertanyaan no 9 s/d 19.

Dari diagram 4.20 mengenai indikator sumber daya, dapat diketahui

bahwa hasil skor rata-rata jawaban responden mengenai indikator sumber

daya yang tersusun dari 4 sub indikator yaitu staf, informasi, wewenang, dan

fasilitasi didapatkan skor rata-rata indikator sumber daya sebesar 2,23. Dan

apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban

responden, angka 2,23 pada indikator sumber daya berada pada rentang

kategori 1,76-2,51 atau berada pada kategori rendah/tidak baik.

Rendah 2,37

Tinggi 2,59

Rendah 2,11

Rendah 1,86

Rendah 2,23

1,71,81,9

22,12,22,32,42,52,62,7

STAF INFORMASI WEWENANG FASILITAS RATA-RATA

Page 173: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

152

Kemudian, jika indikator sumber daya dilihat dari nilai persentase

yaitu dengan cara hasil skor total instrumen dibagi dengan skor ideal

instrumen dan dikalikan 100%. Maka, didapatkan hasilnya yaitu : Hasil skor

total instrumen indikator sumber daya yaitu instumen nomor 9 s/d 19 sebesar

4890 (lihat lampiran tabel hasil kuesioner). Kemudian, skor ideal sebesar 4 x

202 x 11 = 8888 (4 = nilai tertinggi dari setiap jawaban yang ditanyakan pada

responden, kriteria skor berdasarkan pada skala Likert; 202 = jumlah sampel

yang dijadikan responden; dan 11 = jumlah pertanyaan yang ditanyakan

kepada responden). Jadi, nilai persentasenya adalah sebesar 4890 : 8888 x

100% = 55.01%.

Dari hasil penelitian mengenai indikator sumber daya, sumber daya

yang mencakup aparatur pegawai di BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak

dilihat dari sisi kualitas pegawai sudah mumpuni. Dimana pegawai BPJS

Kesehatan Kabupaten Lebak khususnya, sudah mampu melayani masyarakat

dalam kepesertaan program JKN dengan baik dengan mengedepankan

pelayanan secara prima. Namun dari sisi kuantitas (jumlah pegawai) masih

kekurangan. Jumlah pegawai yang tersedia sangat tidak sebanding dengan

banyaknya masyarakat yang harus dilayani.

Selain itu kalau dilihat dari ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana

pendukung, tentu masih kurang. Misalnya ruang tunggu di kantor BPJS

Kesehatan yang tidak dilengkapi AC, Lahan parkir yang sempit, tidak

tersedia kamar mandi serta minimnya skema/bagan alur pendaftaran

kepesertaan program JKN. Belum optimalnya pelayanan di kantor BPJS

Page 174: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

153

Kesehatan ini juga disebabkan tidak adanya kantor pembantu di beberapa

kawasan di Kabupaten Lebak. Sehingga semua masyarakat harus terpusat

dilayani di satu kantor.

3. Disposisi

Disposisi merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi tingkat

keberhasilan implementasi kebijakan publik, bagi George C. Edward III,

adalah disposisi. Disposisi atau sikap dari pelaksana kebijakan adalah faktor

penting ketiga dalam pendekatan mengenai pelaksanaan suatu kebijakan

publik. Jika pelaksanaan suatu kebijakan ingin efektif, maka para pelaksana

kebijakan tidak hanya harus mengetahui apa yang akan dilakukan tetapi juga

harus memiliki kemampuan untuk melaksanakannya, sehingga dalam

praktiknya tidak terjadi bias.

Terdapat dua sub indikator yang dapat dipakai (atau digunakan) dalam

mengukur keberhasilan indikator Disposisi yaitu pengangkatan birokrat dan

insentif. Mencakup tentang sikap pegawai BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak,

respon pegawai BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak, keluhan yang diadukan

peserta kepada BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak, pungutan liar di BPJS

Kesehatan Kabupaten Lebak dan balas jasa berupa uang dari peserta kepada

pegawai BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak. Seperti yang sudah dipaparkan

pada beberapa diagram sub indikator sebelumnya pada sub Bab IV tentang

analisis data. Peneliti kemudian menyimpulkan mengenai indikator Sumber

Daya yang tergambar dalam diagram 4.21 berikut ini:

Page 175: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

154

Diagram 4.21

Indikator Disposisi

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2015.

Dari diagram diatas, indikator disposisi tersusun dari dua sub indikator

yaitu: (1) Sub indikator pengangkatan birokrat; dan (2) Sub indikator insentif.

Kemudian dijabarkan menjadi 5 item instrumen pertanyaan oleh peneliti yaitu

pada item pertanyaan no 20 s/d 24. Sehingga dapat diketahui bahwa hasil

skor rata-rata jawaban responden mengenai indikator Disposisi yang tersusun

dari dua sub indikator yaitu pengangkatan birokrat dan insentif didapatkan

skor rata-rata indikator disposisi sebesar 2,71. Dan apabila dikonsultasikan

dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka 2,71 pada

indikator disposisi berada pada rentang kategori 2,52-3,27 atau berada pada

kategori tinggi/baik.

Kemudian, jika indikator disposisi dilihat dari nilai persentase yaitu

dengan cara hasil skor total instrumen dibagi dengan skor ideal instrumen dan

dikalikan 100%. Maka, didapatkan hasilnya yaitu : Hasil skor total instrumen

Rendah 2,35

Tinggi 3,05

Tinggi 2,71

2,32,42,52,62,72,82,9

33,1

PENGANGKATANBIROKRAT

INSENTIF RATA-RATA

Page 176: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

155

indikator Disposisi yaitu instumen nomor 20 s/d 24 sebesar 2659 (lihat

lampiran tabel hasil kuesioner). Kemudian, skor ideal sebesar 4 x 202 x 5 =

4040 (4 = nilai tertinggi dari setiap jawaban yang ditanyakan pada responden,

kriteria skor berdasarkan pada skala Likert; 202 = jumlah sampel yang

dijadikan responden; dan 5 = jumlah pertanyaan yang ditanyakan kepada

responden). Jadi, nilai persentasenya adalah sebesar 2659 : 4040 x 100% =

65.81%.

Dari hasil penelitian mengenai indikator disposisi, secara umum para

pegawai mampu melayani dengan baik tanpa adanya pungutan liar dan biaya-

biaya tambahan. Semua pelayanan dan biaya yang dibebankan kepada

masyarakat yang mendaftarkan dirinya sesuai dengan peraturan perundang-

undangan. Namun hal lain yang menurut peneliti yang masih harus

diperbaiki ialah masalah responsivitas pegawai. Respon pegawai masih

kurang cepat melayani masyarakat khususnya dalam pendaftaran. Hal ini

tentunya sangat logis mengingat jumlah pegawai di BPJS Kesehatan yang

masih kurang. Sehingga kedepan perlu adanya penambahan lokasi pelayanan

beserta jumlah pegawai di BPJS Kesehatan Kesehatan Kabupaten Lebak

untuk mengoptimalkan pelayanan Program JKN di Kabupaten Lebak.

4. Struktur Birokrasi

Menurut Edward III, yang mempengaruhi tingkat keberhasilan

implementasi kebijakan publik adalah struktur birokrasi. Walaupun sumber-

sumber untuk melaksanakan suatu kebijakan tersedia, atau para pelaksana

Page 177: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

156

mengetahui apa yang seharusnya dilakukan, dan mempunyai keinginan untuk

melaksanakan suatu kebijakan, kemungkinan kebijakan tersebut tidak dapat

terlaksana atau terealisasi karena terdapatnya kelemahan dalam struktur

birokrasi. Kebijakan yang begitu kompleks menuntut adanya kerjasama

banyak orang, ketika struktur birokrasi tidak kondusif pada kebijakan yang

tersedia, maka hal ini akan menyebabkan sumberdaya-sumberdaya menjadi

tidak efektif dan menghambat jalannya kebijakan. Birokrasi sebagai

pelaksana sebuah kebijakan harus dapat mendukung kebijakan yang telah

diputuskan secara politik dengan jalan melakukan koordinasi yang baik.

Terdapat dua sub indikator yang dapat dipakai dalam mengukur

keberhasilan indikator Struktur Birokrasi yaitu Standar Operating Prosedur

(SOPs) dan Fragmentasi. Pada penelitiaan ini, indikator struktur birokrasi

yang dimaksud adalah mencakup Pelaksanaan SOP Pegawai BPJS Kesehatan

Kabupaten Lebak; Koordinasi antar pegawai BPJS Kabupaten Lebak;

Pengelolaan kepesertaan Program JKN oleh BPJS Kesehatan Kabupaten

Lebak; Penempatan struktur kepegawaian di Kantor BPJS Kabupaten Lebak.

Kemudian peneliti menyimpulkan mengenai indikator Struktur Birokrasi

yang tergambar dalam diagram 4.19 berikut ini:

Page 178: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

157

Diagram 4.22

Indikator Struktur Birokrasi

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2015

Dari diagram diatas, indikator struktur birokrasi tersusun dari dua sub

indikator yaitu: (1) Sub indikator standar operating prosedur (SOPs); dan (2)

Sub indikator fragmentasi. Kemudian dijabarkan menjadi 4 item instrumen

pertanyaan oleh peneliti yaitu pada item pertanyaan no 25 s/d 28. Sehingga

dapat diketahui bahwa hasil skor rata-rata jawaban responden mengenai

indikator struktur birokrasi sebesar 2,55. Dan apabila dikonsultasikan dengan

skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden, angka 2,55 pada indikator

Disposisi berada pada rentang kategori 2,52-3,27 atau berada pada kategori

tinggi/baik.

Kemudian, jika indikator struktur birokrasi dilihat dari nilai persentase

yaitu dengan cara hasil skor total instrumen dibagi dengan skor ideal

instrumen dan dikalikan 100%. Maka, didapatkan hasilnya yaitu : Hasil skor

total instrumen indikator struktur birokrasi yaitu instumen nomor 25 s/d 28

Tinggi 2,72

Rendah 2,39

Tinggi 2,55

2,32,35

2,42,45

2,52,55

2,62,65

2,72,75

STANDAROPERATING

PROSEDUR (SOPs)

FRAGMENTASI RATA-RATA

Page 179: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

158

sebesar 2064 (lihat lampiran tabel hasil kuesioner). Kemudian, skor ideal

sebesar 4 x 202 x 4 = 3232 (4 = nilai tertinggi dari setiap jawaban yang

ditanyakan pada responden, kriteria skor berdasarkan pada skala Likert; 202 =

jumlah sampel yang dijadikan responden; dan 4 = jumlah pertanyaan yang

ditanyakan kepada responden). Jadi, nilai persentasenya adalah sebesar 2064

: 3232 x 100% = 63.86%.

Dari hasil penelitian mengenai indikator struktur birokrasi, yaitu

pelaksanaan standar operating prosedur (SOPs) pegawai di BPJS Kesehatan

Kabupaten Lebak, koordinasi antar pegawai di Kantor BPJS Kesehatan dan

penempatan struktur kepegawaian di BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak pada

umumnya sudah menunjukan hasil yang baik. Namun yang masih kurang

yaitu dalam pengelolaan kepesertaan program JKN dikarenakan masih

kurangnya pemberian informasi tentang Program JKN kepada masyarakat,

serta sistem pendaftaran yang tidak konsisten dan keterbatasan jumlah

pegawai BPJS Kesehatan dalam melayani masyarakat.

Berdasarkan pemaparan dari ke- empat indikator yaitu Komunikasi,

Sumber Daya, Disposisi dan Struktur Birokrasi. Maka peneliti

menyederhanakan kedalam bentuk tabel sebagai berikut :

Page 180: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

159

Tabel 4.7

Nilai Skor Rata-Rata dan Nilai Persentase Per-Indikator

Variabel Indikator Skor

Rata-Rata Persentase Penasfsiran

Impl

emen

tasi

Kep

eser

taan

Pro

gram

JKN

bagi

Kat

egor

i Pek

erja

Buk

an P

ener

ima

Upa

h D

i Kab

upat

en L

ebak

Komunikasi 2,23 54,88% Tidak

Baik/Rendah

Sumber

Daya 2,23 55,01%

Tidak

Baik/Rendah

Disposisi 2,71 65,81% Baik/Tinggi

Struktur

Birokrasi 2,55 63,86% Baik/Tinggi

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian, 2015

Berdasarkan tabel diatas, jika dilihat dari kriteria rentang kategori dari

ke-empat indikator mengenai variabel Implementasi Kepesertaan Program

JKN bagi Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah Di Kabupaten Lebak.

Diketahui bahwa ada dua indikator yaitu Indikator Komunikasi dan Indikator

Sumber Daya yang mendapatkan hasil rendah/tidak baik. Dan dua indikator

yang mendapatkan hasil yang tinggi/baik yaitu Indikator Disposisi dan

Indikator Struktur Birokrasi.

Page 181: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

160

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini mengkaji tentang implementasi kebijakan yang berjudul

“Implementasi Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi

kategori Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) di Kabupaten Lebak”.

Penelitian ini mengunakan pendekatan kuantitatif deskriftif dan dianalisa

dengan mengunakan teori implementasi kebijakan model Edward III.

Pendekatan implementasi ini dikenal juga dengan Direct and Indirect Impact

on Implementasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka

dapat dapat disimpulkan bahwa “Implementasi Kepesertaan Program Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) bagi kategori Pekerja Bukan Penerima Upah

(PBPU) di Kabupaten Lebak belum optimal karena baru mencapai 58,17%

dari angka minimal yang dihipotesiskan yaitu kurang dari 60%”.

Belum optimalnya Implementasi Kepesertaan Program Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) bagi kategori Pekerja Bukan Penerima Upah

(PBPU) di Kabupaten Lebak ini didasarkan atas hasil penelitian

menggunakan teori implementasi menurut Edward III, antara lain :

1. Indikator Komunikasi, dalam hal ini belum optimalnya proses

komunikasi yang dilakukan pihak BPJS Kesehatan dan Fasilitas

Pelayanan Kesehatan (Puskesmas, Rumah Sakit, Klinik & Dokter

Perorangan) kepada masyarakat. Komunikasi termasuk didalamnya

160

Page 182: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

161

sosialisasi yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan kurang menjangkau

masyarakat luas dikarenakan media sosialisasi yang digunakan belum

bisa memberikan pengetahuan yang cukup bagi masyarakat. Sementara

itu untuk pihak Faskes (Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik Pratama dan

Dokter Perorangan) masih kurang pro aktif dalam sosialisasi kepesertaan

Program JKN di Kabupaten Lebak. Hal ini disebabkan karena Faskes

lebih mengutamakan mengenai pemberian pelayanan kesehatan peserta

Program JKN. Selain itu efek dari proses komunikasi yang tidak lancar

adalah, adanya kerumitan aturan dalam mekanisme pendaftaran

kepesertaan Program JKN yang disebabkan oleh sering terjadinya

pergantian peraturan tentang kepesertaan oleh BPJS Kesehatan sehingga

masyarakat kebingungan dengan adanya peraturan yang baru tersebut.

Hasil penelitian menunjukan inidkator komunikasi masih rendah yaitu

baru mencapai 54,88%.

2. Indikator Sumber Daya, termasuk masih kurangnya sumber daya aparatur

dan fasilitas sarana prasarana kantor di BPJS Kesehatan Kabupaten

Lebak. Termasuk tidak adanya unit kantor pembantu BPJS Kesehatan di

tiap kecamatan atau Puskesmas di Kabupaten Lebak dalam melayani

pendaftaran kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional di

beberapa kecamatan di Kabupaten Lebak sehingga pelayanan kurang

berjalan dengan optimal. Hasil penelitian menunjukan inidkator sumber

daya masih rendah yaitu baru mencapai 55,01%.

Page 183: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

162

3. Indikator Disposisi, pada indikator disposisi hasil penelitian yang didapat

menunjukan hasil yang tinggi yaitu sebesar 65,81%. Hal ini dikarenakan

jawaban responden secara umum untuk indikator disposisi baik. Dalam

hal ini pandangan responden terhadap seluruh pegawai di BPJS

Kesehatan Kabupaten Lebak menilai mampu memberikan pelayanan

dengan baik. Tinggal tinggkat responsitas pegawainya di tingakatkan

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

4. Indikator Struktur Birokrasi, pada indikator stuktur birokrasi hasil

penelitian yang didapat menunjukan hasil yang tinggi yaitu sebesar

63,86%. Hal ini dikarenakan jawaban responden secara umum untuk

indikator struktur birokrasi di BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak sudah

baik. Adapun sub indikatornya adalah Pelaksanaan Standar Operating

Prosedur (SOPs) pegawai, Koordinasi antar pegawai, dan Penempatan

struktur kepegawaian menunjukan hasil yang baik.

Page 184: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

163

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Implementasi Kepesertaan

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi Kategori Pekerja Bukan

Penerima Upah (PBPU) di Kabupaten Lebak, peneliti menemukan beberapa

permasalahan baik pada aspek komunikasi, sumber daya, disposisi dan

struktur birokrasi. Oleh karena itu, sebagai masukan dari hasil penelitian ini,

peneliti merekomendasikan beberapa saran antara lain:

1. BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak harus meningkatkan kerjasama dengan

Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Faskes (Rumah Sakit, Puskesmas-

puskesmas, Dokter perorangan serta Klinik-klinik) untuk melakukan

sosialiasi program Jaminan Kesehatan Nasional secara intensif kepada

masyarakat khususnya yang ke daerah pelosok Kabupaten Lebak.

2. Bekerja sama dengan Puskesmas-Puskesmas agar bisa mengerahkan

kader-kader Puskesmas untuk mensosialisaskan Program JKN bagi

Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah.

3. Bekerja sama dalam meningkatkan pelayanan kepesertaan dengan seluruh

BANK yang ditunjuk BPJS Kesehatan untuk membuat stand pembayaran

iuran di Kantor BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak.

4. Penambahan pegawai di BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak sangat

dianjurkan, terutama pegawai staf pelayanan pendaftaraan. Juga

penambahan pegawai lapangan agar sosialisasi bisa lebih intensif.

5. Selain itu, informasi mengenai pendaftaraan online terutama alamat

website BPJS Kesehatan serta tata cara pendaftarannya perlu

Page 185: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

164

disosialisasikan kepada masyarakat agar masyarakat paham dan bisa

langsung mendaftarkan diri melalui internet.

6. Menghapus aturan kepemilikan rekening bagi yang ingin mendaftar

Program JKN untuk kelas I, dan Kelas II.

7. Perbaikan fasilitas seperti penambahan kursi ruang tunggu, dan perluasan

tempat parkir serta diadakanya kamar mandi di Kantor BPJS Kesehatan.

8. BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak membuka Unit Kantor Pelayanan

Pembatu yang mengurus kepesertaan Program Jaminan Kesehatan

Nasional di Puskesmas-puskesmas (setiap kecamatan).

Page 186: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Agustino, Leo. 2006. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Cetakan Pertama. Bandung: Alfabeta.

. 2007. Perihal Ilmu Politik Sebuah Bahasan Memahami Ilmu

Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Abdul Solichin Wahab. 2005 Analisis Kebijaksanaan (Dari Formulasi Ke Implementasi Kebijaksanaan Negara). Jakarta: Bumi Aksara.

Amrin, Abdullah. 2006. Asuransi syariah keberadaan dan kelebihannya ditengah

asuransi konvensional. Jakarta: PT. Elek Media Komputindo. Bungin, Burhan. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Irawan, Prasetya. 2005. Metodologi Penelitian Administrasi. Jakarta: Universitas

Terbuka. Kemenkes, 2013. Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Muslehuddin, Mohammad. 2005. Asuransi Dalam Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Nanang martono. 2010. Metode penelitian kuantitatif analisis isi dan analisis data sekunder. Jakarta : Grafindo

Nazir, Mohammad. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nugroho, Rian T. 2003. Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi, dan

Evaluasi. Jakarta: Elex Media Komputindo. Hal 4.

Salim, A. Abbas. 2003. Asuransi dan Manajemen Resiko. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Sastrawidjaja, Man Suparman. 2003. Aspek-aspek Asuransi dan Surat Berharga.

Jakarta: PT. Alumni. Silalahi, Ulber. 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.

Page 187: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

Singarimbun, Masri & Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES

Subarsono, A.G. 2005. Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suharto, Edi. 2008.Kebijakan sosial sebagai kebijakan public. Bandung: Alfabeta. Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. . 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.

Thabrany, Hasbullah. 2014. Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Triton, SPSS 13.0 Terapan, Riset Statistik Parametrik, Yogyakarta: Andi, 2005. Usman, Husaini & Purnomo Setiady A. 2006. Metodelogi Penelitian Sosial.

Jakarta: Bumi Aksara.

. 2008. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.

Purwanto. 2007. Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Widodo, Joko. 2007. Analisis Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi Proses Kebijakan Publik. Malang: Bayumedia.

Widodo, Joko. Good Governance: Akuntability dan Kontrol Birokrasi. Surabaya:

Insan Cendikian. Dokumen:

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial

Page 188: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan

Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Peraturan Presiden Nomor 108 Tahun 2013 tentang Bentuk dan Isi Laporan

Pengelolaan Program Jaminan Sosial Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2013 tentang Penahapan Kepesertaan

Program Jaminan Sosial Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan

Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengeloalaan Dan

Pemanfaataan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan

Pada Jaminan Kesehatan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2014 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman

Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Standar Tarif

Pelayanan Kesehatan Dalam penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Nomor 1 Tahun 2014 tentang

Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Nomor 4 Tahun 2014 tentang

Tata Cara Pendaftaraan Dan Pembayaran Peserta Perorangan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

Peraturan Direksi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 211

Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaraan Dan Penjaminan Peserta Perorangan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

Data Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional di Kabupaten Lebak

Tahun 2014

Page 189: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

Data Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Lebak Agustus Tahun 2014 Renstra Disnakersos Kabupaten Lebak 2014-2019 Sumber Lain:

http://www.ciputranews.com/kesra/minat-warga-lebak-masuk-bpjs-cukup-tinggi (diakses 22 Nov 2014) http://www.harianterbit.com/read/2014/09/09/7976/29/29/Di-Lebak-Angka-Kematian-Ibu-Akibat-Kehamilah-Masih-Tinggi (diakses 17 Nov 2014) http://www.jkn.kemkes.go.id/attachment/unduhan/BAHAN%20PAPARAN%20JKN.pdf

Page 190: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

LAMPIRAN

Page 191: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

Lampiran 1

KUESIONER

Petunjuk Pengisian

1. Bacalah kuesioner ini dengan teliti, supaya Bapak/Ibu/ mengerti maksud pertanyaannya.

2. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap benar dari beberapa pilihan dengan cara

disilang ( X ).

3. Bila ada pertanyaan yang kurang dimengerti bisa ditanyakan secara langsung pada

peneliti.

Identitas responden

No. Responden : .............

Jenis Kelamin : PRIA WANITA

Umur : ...........................................

Pendidikan Terakhir : SD SMP SMA DIPLOMA S1 S2

Pekerjaan : PEDAGANG PETANI NELAYAN PEKERJA SWASTA

LAIN-LAIN

Fasilitas Kelas Perawatan : KELAS I KELAS II KELAS III

Pendapatan : A. Rp.0,- sampai Rp.1.000.000,- per bulan

B. Rp.1.000.000,- sampai Rp.2.000.000,- per bulan

C. Rp.2.000.000,- sampai Rp.3.000.000,- per bulan

D. Lebih dari Rp.3.000.000,- per bulan

Page 192: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

Pertanyaan Mengenai Implementasi Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Bagi Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) Di Kabupaten Lebak

1. Menurut pendapat anda, bagaimana dengan sosialisasi Kepesertaan Program JKN yang dilakukan BPJS Kesehatan Kab. Lebak untuk masyarakat di Kabupaten Lebak? a. Sangat Baik c. Buruk b. Baik d. Sangat Buruk

2. Apakah FASKES (Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik & Dokter Perorangan) membantu mensosialisasikan mengenai Kepesertaan Program JKN kepada masyarakat di Kab. Lebak? a. Sangat Rutin c. Kadang-Kadang b. Rutin d. Tidak Pernah

3. Dari sosilalisasi dilakukan oleh BPJS Kesehatan mengenai Kepesertaan Program JKN di Kab. Lebak, Menurut anda bagaimana informasi yang diperoleh ? a. Sangat Jelas c. Tidak Jelas b. Jelas d. Sangat Tidak Jelas

4. Bagaimana Informasi yang diberikan mengenai Kepesertaan Program JKN yang disampaikan FASKES (Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik & Dokter Perorangan) di Kab. Lebak? a. Sangat Lengkap c. Tidak Lengkap b. Lengkap d. Sangat Tidak Lengkap

5. Bagaimana tata cara pendaftaraan (manual) Kepesertaan Program JKN Peserta Mandiri di BPJS Kesehatan Kab. Lebak? a. Sangat Mudah c. Rumit b. Mudah d. Sangat Rumit

6. Bagaimana tata cara pendaftaraan Kepesertaan Program JKN Peserta Mandiri secara online melalui internet? a. Sangat Mudah c. Rumit b. Mudah d. Sangat Rumit

7. Bagaimana dengan Peraturan yang dikeluarkan BPJS Kesehatan mengenai tata cara Kepesertaan Program JKN untuk Peserta Mandiri, Apakah selalu berubah-ubah? a. Sangat Sering c. Kadang-Kadang b. Sering d. Tidak Pernah

Page 193: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

8. Dari sosialisasi Program JKN yang dilakukan oleh BPJS & FASKES (Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik & Dokter Perorangan), apakah anda menemukan perbedaan informasi dari sosialisasi JKN oleh Instansi tersebut? a. Sangat Sering c. Kadang-Kadang b. Sering d. Tidak Pernah

9. Menurut anda, bagaimana dengan jumlah pegawai di Kantor BPJS Kesehatan Kab. lebak dalam melayani masyarakat? a. Sangat Mencukupi c. Tidak Mencukupi b. Mencukupi d. Sangat Tidak Mencukupi

10. Menurut anda, bagaimana dengan kemampuan pegawai BPJS Kesehatan Kab. Lebak dalam melayani masyarakat? a. Sangat Baik c. Buruk b. Baik d. Sangat Buruk

11. Apakah anda menunggu lama (antri) ketika mengurus pendaftaran Kepesertaan Program JKN di Kantor BPJS Kabupaten Lebak? a. Sangat Lama c. Cukup Lama b. Lama d. Cepat

12. Apakah Petugas BPJS Kesehatan Kab. Lebak mampu menyampaikan informasi kembali mengenai tata cara kepesertaan Program JKN? a. Sangat Mampu c. Tidak Mampu b. Mampu d. Sangat Tidak Mampu

13. Sejauh yang anda ketahui, Apakah seluruh pegawai BPJS Kesehatan Kab. Lebak paham terhadap tugas pokok dan fungsinya sebagai pegawai dalam memberikan pelayanan kepesertaan program JKN? a. Sangat Paham c. Tidak Paham b. Paham d. Sangat Tidak Paham

14. Dalam penilaian anda, Apakah aturan besaran iuran yang di tetapkan per orang tiap bulan Peserta Mandiri Program JKN di Kab. Lebak sebesar (Kelas I Rp.59.500,-, Kelas II Rp. 42.500,-, Kelas III Rp.25.500,-) sudah terjangkau ? a. Sangat Terjangkau c. Tidak Terjangkau b. Terjangkau d. Sangat Tidak Terjangkau

15. Apakah anda setuju dengan aturan mengenai pendaftar baru Kartu JKN (Peserta Mandiri) hanya bisa digunakan setelah 7 hari dari hari pendaftaraan? a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju

Page 194: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

16. Apakah anda setuju dengan aturan mengenai bayi yang lahir dari peserta mandiri tidak dapat dijamin oleh BPJS Kesehatan sebelum dilakukan pendaftaraan terlebih dahulu?

a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju

17. Dalam penilaian anda, bagaimana dengan seluruh fasilitas yang diberikan oleh BPJS Kesehatan Kab. Lebak dalam melayani masyarakat? a. Sangat Mencukupi c. Tidak Mencukupi b. Mencukupi d. Sangat Tidak Mencukupi

18. Menurut anda, perlukah diadakan fasilitas pendukung lain di Kantor BPJS Kesehatan Kab. Lebak dalam melayani masyarakat? a. Sangat Perlu c. Tidak Perlu b. Perlu d. Sangat Tidak Perlu

19. Menurut anda, perlukah BPJS Kesehatan Kab. Lebak menambah lokasi pelayanan pendaftaraan kepesertaan Program JKN di Kab.Lebak? a. Sangat Perlu c. Tidak Perlu b. Perlu d. Sangat Tidak Perlu

20. Sejauh yang anda alami, Bagaimana dengan sikap pegawai BPJS Kesehatan Kab. Lebak dalam memberikan pelayanan kepesertaan Program JKN kepada masyarakat? a. Sangat Ramah c. Tidak Ramah b. Ramah d. Sangat Tidak Ramah

21. Sejauh yang anda alami, Bagaimana dengan respon Pegawai BPJS Kesehatan Kab. Lebak dalam memberikan pelayanan kepesertaan kepada masyarakat? a. Sangat Cepat c. Lambat b. Cepat d. Sangat Lambat

22. Keluhan yang diadukan Peserta Mandiri JKN terhadap pelayanan yang diberikan FASKES (Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik & Dokter Perorangan). Apakah keluhan Peserta ditanggapi secara serius? a. Sangat Serius c. Tidak Serius b. Serius d. Mengabaikan

23. Sejauh yang anda ketahui, Apakah sering ada pungutan liar yang dilakukan pegawai BPJS Kesehatan Kabupaten Lebak dalam mempercepat pelayanan kepesertaan Program JKN? a. Sangat Sering c. Kadang-Kadang b. Sering d. Tidak Pernah

Page 195: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

24. Sejauh yang anda ketahui, apakah masyarakat pernah memberikan balas jasa berupa uang kepada pegawai BPJS Kesehatan dalam mempermudah pelayanan kepesertaan program JKN? a. Sangat Sering c. Kadang-Kadang b. Sering d. Tidak Pernah

25. Sejauh yang anda alami, apakah Pegawai BPJS Kesehatan Kab.Lebak dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sudah sesuai dengan SOP (Standar Operating Prosedur) BPJS Kesehatan? a. Sangat Sesuai c. Tidak Sesuai b. Sesuai d. Sangat Tidak Sesuai

26. Sejauh yang anda alami, Bagaimana dengan koordinasi antar Pegawai di Kantor BPJS Kesehatan Kab. Lebak dalam melayani masyarakat? a. Sangat Baik c. Buruk b. Baik d. Sangat Buruk

27. Sejauh yang anda alami, Bagaimana dengan pengelolaan Kepesertaan Program JKN bagi Peserta Mandiri di Kabupaten Lebak? a. Sangat Baik c. Buruk b. Baik d. Sangat Buruk

28. Bagaimana tanggapan anda dengan pembagian tugas di Kantor BPJS Kesehatan Kab. Lebak, dilihat dari penempatan struktur kepegawaian ? a. Sangat baik c. Buruk b. Baik d. Sangat Buruk

Page 196: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

Lampiran 2

IDENTITAS RESPONDEN

No. Res JK Usia Pendidikan Pekerjaan Fasilitas

Kelas Pendapatan

1 W 35 SMA PEKERJA SWASTA KELAS III 1 S/D 2 JUTA

2 W 39 SMA PEKERJA SWASTA KELAS II 1 S/D 2 JUTA

3 P 34 SMA LAIN-LAIN KELAS II 2 S/D 3 JUTA

4 P 32 S1 PEKERJA SWASTA KELAS II 2 S/D 3 JUTA

5 W 38 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

6 P 25 S1 LAIN-LAIN KELAS II 2 S/D 3 JUTA

7 W 21 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

8 W 34 S1 LAIN-LAIN KELAS I LEBIH DARI 3 JUTA

9 P 42 DIPLOMA PEKERJA SWASTA KELAS II 2 S/D 3 JUTA

10 P 28 SMA LAIN-LAIN KELAS II 2 S/D 3 JUTA

11 P 45 SD NELAYAN KELAS III 1 S/D 2 JUTA

12 W 32 SMP LAIN-LAIN KELAS II 1 S/D 2 JUTA

13 W 46 SMP PEDAGANG KELAS II 1 S/D 2 JUTA

14 P 42 SMP LAIN-LAIN KELAS III 1 S/D 2 JUTA

15 P 37 SD PETANI KELAS II 2 S/D 3 JUTA

16 P 25 SMA PEKERJA SWASTA KELAS III 0 S/D 1 JUTA

17 P 30 SMP PETANI KELAS II LEBIH DARI 3 JUTA

18 W 51 SD LAIN-LAIN KELAS III 0 S/D 1 JUTA

19 P 54 SMP PETANI KELAS III 0 S/D 1 JUTA

20 P 39 SMA PEKERJA SWASTA KELAS III 0 S/D 1 JUTA

21 P 25 SD PETANI KELAS II 2 S/D 3 JUTA

22 P 42 SMA PETANI KELAS III 1 S/D 2 JUTA

23 P 29 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

24 P 26 SMA PEKERJA SWASTA KELAS II 2 S/D 3 JUTA

25 P 45 SMA PEDAGANG KELAS II 2 S/D 3 JUTA

26 W 30 S1 LAIN-LAIN KELAS II 2 S/D 3 JUTA

27 W 35 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

28 W 26 DIPLOMA PEKERJA SWASTA KELAS II 2 S/D 3 JUTA

29 P 34 SMA PEDAGANG KELAS III 2 S/D 3 JUTA

30 W 35 DIPLOMA PEDAGANG KELAS III LEBIH DARI 3 JUTA

31 W 40 S1 LAIN-LAIN KELAS I LEBIH DARI 3 JUTA

32 P 36 SMA PEKERJA SWASTA KELAS III 1 S/D 2 JUTA

33 P 29 SMA PEKERJA SWASTA KELAS III 1 S/D 2 JUTA

34 P 35 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

35 P 32 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

36 W 23 S1 PEKERJA SWASTA KELAS II LEBIH DARI 3 JUTA

37 P 35 S1 PEKERJA SWASTA KELAS I 2 S/D 3 JUTA

Page 197: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

38 P 43 SD PETANI KELAS III 0 S/D 1 JUTA

39 P 22 SD PETANI KELAS III 0 S/D 1 JUTA

40 P 32 SMP NELAYAN KELAS III 0 S/D 1 JUTA

41 P 35 S1 PEDAGANG KELAS I 2 S/D 3 JUTA

42 P 35 SD NELAYAN KELAS III 1 S/D 2 JUTA

43 P 32 S1 LAIN-LAIN KELAS I 2 S/D 3 JUTA

44 P 40 SD PETANI KELAS II 0 S/D 1 JUTA

45 W 35 SMP LAIN-LAIN KELAS III 0 S/D 1 JUTA

46 P 45 SMP PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

47 W 34 DIPLOMA PEDAGANG KELAS I 1 S/D 2 JUTA

48 P 25 S1 LAIN-LAIN KELAS II 1 S/D 2 JUTA

49 P 58 SMA PEKERJA SWASTA KELAS I LEBIH DARI 3 JUTA

50 W 20 SMA PEKERJA SWASTA KELAS II 2 S/D 3 JUTA

51 P 51 S1 LAIN-LAIN KELAS I LEBIH DARI 3 JUTA

52 W 41 SMA LAIN-LAIN KELAS II 0 S/D 1 JUTA

53 P 25 SMA PEKERJA SWASTA KELAS III 1 S/D 2 JUTA

54 P 34 SMA PEDAGANG KELAS I 2 S/D 3 JUTA

55 P 33 S1 PEKERJA SWASTA KELAS III LEBIH DARI 3 JUTA

56 P 27 S1 LAIN-LAIN KELAS I 2 S/D 3 JUTA

57 P 51 SD NELAYAN KELAS III 0 S/D 1 JUTA

58 P 32 SMP PETANI KELAS III 0 S/D 1 JUTA

59 P 34 SMP PETANI KELAS III 0 S/D 1 JUTA

60 W 26 SMA LAIN-LAIN KELAS III 1 S/D 2 JUTA

61 P 39 DIPLOMA PEKERJA SWASTA KELAS II 2 S/D 3 JUTA

62 W 38 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

63 P 29 SMA PEKERJA SWASTA KELAS III 1 S/D 2 JUTA

64 P 53 SD NELAYAN KELAS III 1 S/D 2 JUTA

65 W 34 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

66 W 36 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

67 P 39 S1 PEKERJA SWASTA KELAS I 2 S/D 3 JUTA

68 P 27 SMA LAIN-LAIN KELAS III 1 S/D 2 JUTA

69 W 26 S1 LAIN-LAIN KELAS I 2 S/D 3 JUTA

70 P 43 SD LAIN-LAIN KELAS III 0 S/D 1 JUTA

71 W 32 SMA PEKERJA SWASTA KELAS III 1 S/D 2 JUTA

72 P 42 S2 LAIN-LAIN KELAS I LEBIH DARI 3 JUTA

73 P 23 SMA PEKERJA SWASTA KELAS III 1 S/D 2 JUTA

74 W 28 SMA PEKERJA SWASTA KELAS III 1 S/D 2 JUTA

75 W 37 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

76 W 27 DIPLOMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

77 P 43 SD PETANI KELAS III 1 S/D 2 JUTA

78 P 41 SMP PETANI KELAS III 1 S/D 2 JUTA

79 P 35 SMA PEKERJA SWASTA KELAS III 0 S/D 1 JUTA

80 P 38 DIPLOMA PEKERJA SWASTA KELAS III 1 S/D 2 JUTA

81 P 26 SMA PEKERJA SWASTA KELAS III 1 S/D 2 JUTA

82 P 34 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

Page 198: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

83 P 53 SD PETANI KELAS III 0 S/D 1 JUTA

84 P 22 SMA PEKERJA SWASTA KELAS III 1 S/D 2 JUTA

85 W 40 SMA PEKERJA SWASTA KELAS III 1 S/D 2 JUTA

86 P 28 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

87 P 24 SMA PEKERJA SWASTA KELAS III 1 S/D 2 JUTA

88 P 48 S2 LAIN-LAIN KELAS III LEBIH DARI 3 JUTA

89 W 25 SMA LAIN-LAIN KELAS III 1 S/D 2 JUTA

90 P 28 SMA PEKERJA SWASTA KELAS III 1 S/D 2 JUTA

91 P 33 S1 LAIN-LAIN KELAS II 2 S/D 3 JUTA

92 W 28 SMA LAIN-LAIN KELAS III 1 S/D 2 JUTA

93 W 32 SMA LAIN-LAIN KELAS III 1 S/D 2 JUTA

94 P 38 SMP PETANI KELAS III 0 S/D 1 JUTA

95 W 25 SMA PEKERJA SWASTA KELAS III 1 S/D 2 JUTA

96 P 52 DIPLOMA LAIN-LAIN KELAS III 1 S/D 2 JUTA

97 P 36 SMA PEKERJA SWASTA KELAS III 1 S/D 2 JUTA

98 P 39 SMA PEKERJA SWASTA KELAS III 1 S/D 2 JUTA

99 W 37 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

100 P 40 SMA PEKERJA SWASTA KELAS III 1 S/D 2 JUTA

101 P 39 SMP PETANI KELAS III 0 S/D 1 JUTA

102 P 53 SD LAIN-LAIN KELAS III 1 S/D 2 JUTA

103 P 26 S1 LAIN-LAIN KELAS I 2 S/D 3 JUTA

104 P 32 SMA PEKERJA SWASTA KELAS III 1 S/D 2 JUTA

105 P 36 SMA PEKERJA SWASTA KELAS III 1 S/D 2 JUTA

106 P 33 S1 LAIN-LAIN KELAS I LEBIH DARI 3 JUTA

107 P 35 SMA PEKERJA SWASTA KELAS III 1 S/D 2 JUTA

108 P 29 S1 PEKERJA SWASTA KELAS II 2 S/D 3 JUTA

109 W 34 SMA LAIN-LAIN KELAS III 1 S/D 2 JUTA

110 W 27 SMA LAIN-LAIN KELAS III 1 S/D 2 JUTA

111 W 23 SMA LAIN-LAIN KELAS III 1 S/D 2 JUTA

112 P 52 DIPLOMA PEKERJA SWASTA KELAS II 2 S/D 3 JUTA

113 W 28 SMA LAIN-LAIN KELAS III 1 S/D 2 JUTA

114 W 35 SMA LAIN-LAIN KELAS III 1 S/D 2 JUTA

115 P 28 SMA PEKERJA SWASTA KELAS III 1 S/D 2 JUTA

116 W 37 SMA LAIN-LAIN KELAS III 1 S/D 2 JUTA

117 W 22 SMA LAIN-LAIN KELAS III 1 S/D 2 JUTA

118 P 32 SMA PEKERJA SWASTA KELAS II 2 S/D 3 JUTA

119 P 38 SMA PEKERJA SWASTA KELAS II 2 S/D 3 JUTA

120 P 40 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

121 P 29 SMA PEKERJA SWASTA KELAS II 2 S/D 3 JUTA

122 P 25 SMA PEKERJA SWASTA KELAS II 2 S/D 3 JUTA

123 P 31 DIPLOMA PEKERJA SWASTA KELAS II 2 S/D 3 JUTA

124 W 35 DIPLOMA PEKERJA SWASTA KELAS II 2 S/D 3 JUTA

125 P 38 SMA PEKERJA SWASTA KELAS III 1 S/D 2 JUTA

126 W 50 SMP PEDAGANG KELAS III 0 S/D 1 JUTA

127 W 41 SMP PEDAGANG KELAS III 0 S/D 1 JUTA

Page 199: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

128 P 45 SD PETANI KELAS III 1 S/D 2 JUTA

129 P 51 SD PETANI KELAS III 1 S/D 2 JUTA

130 P 40 SMA PEKERJA SWASTA KELAS III 1 S/D 2 JUTA

131 P 37 SMP PEDAGANG KELAS II 2 S/D 3 JUTA

132 P 34 SMA PEKERJA SWASTA KELAS III 1 S/D 2 JUTA

133 P 51 SMP PETANI KELAS III 0 S/D 1 JUTA

134 W 39 SD PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

135 W 31 SMP PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

136 P 24 S1 LAIN-LAIN KELAS I 2 S/D 3 JUTA

137 P 52 SMP PETANI KELAS III 1 S/D 2 JUTA

138 P 50 SD PETANI KELAS III 1 S/D 2 JUTA

139 P 52 S2 LAIN-LAIN KELAS II LEBIH DARI 3 JUTA

140 P 50 SMP PETANI KELAS III 1 S/D 2 JUTA

141 P 45 SMP PETANI KELAS III 1 S/D 2 JUTA

142 W 31 SMA PEDAGANG KELAS II 2 S/D 3 JUTA

143 W 33 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

144 P 38 S1 PEKERJA SWASTA KELAS II 2 S/D 3 JUTA

145 W 29 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

146 P 52 SD PETANI KELAS III 0 S/D 1 JUTA

147 P 28 S1 LAIN-LAIN KELAS I 2 S/D 3 JUTA

148 W 37 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

149 P 39 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

150 P 40 S1 PEKERJA SWASTA KELAS I 2 S/D 3 JUTA

151 P 32 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

152 P 30 SMA PEDAGANG KELAS II 2 S/D 3 JUTA

153 P 53 SD PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

154 W 36 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

155 W 29 S1 PEKERJA SWASTA KELAS II 2 S/D 3 JUTA

156 P 51 DIPLOMA PEKERJA SWASTA KELAS II 2 S/D 3 JUTA

157 P 35 S2 LAIN-LAIN KELAS I 2 S/D 3 JUTA

158 P 34 S1 PEKERJA SWASTA KELAS I LEBIH DARI 3 JUTA

159 P 24 SMA PEKERJA SWASTA KELAS II 2 S/D 3 JUTA

160 P 22 SMA PEKERJA SWASTA KELAS II 2 S/D 3 JUTA

161 P 39 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

162 P 40 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

163 P 51 SD NELAYAN KELAS III 1 S/D 2 JUTA

164 W 50 SMP PETANI KELAS III 1 S/D 2 JUTA

165 P 29 SMA PEKERJA SWASTA KELAS III 1 S/D 2 JUTA

166 W 42 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

167 W 38 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

168 P 35 SMA PETANI KELAS III 0 S/D 1 JUTA

169 W 40 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

170 P 29 S1 PEKERJA SWASTA KELAS I LEBIH DARI 3 JUTA

171 W 33 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

172 P 27 SMA PEKERJA SWASTA KELAS II 2 S/D 3 JUTA

Page 200: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

173 P 52 SD NELAYAN KELAS III 1 S/D 2 JUTA

174 P 54 SMP PETANI KELAS III 0 S/D 1 JUTA

175 P 30 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

176 P 33 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

177 W 39 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

178 W 28 S1 PEKERJA SWASTA KELAS II 2 S/D 3 JUTA

179 P 34 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

180 W 29 S1 PEKERJA SWASTA KELAS I 2 S/D 3 JUTA

181 P 30 S1 LAIN-LAIN KELAS I 2 S/D 3 JUTA

182 P 34 SMA PEDAGANG KELAS III 0 S/D 1 JUTA

183 P 53 SD PETANI KELAS III 1 S/D 2 JUTA

184 W 36 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

185 W 27 DIPLOMA PEKERJA SWASTA KELAS II 2 S/D 3 JUTA

186 P 30 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

187 P 27 SMA PEKERJA SWASTA KELAS III 1 S/D 2 JUTA

188 P 34 S1 PEKERJA SWASTA KELAS I 2 S/D 3 JUTA

189 P 36 DIPLOMA PEKERJA SWASTA KELAS II 2 S/D 3 JUTA

190 P 38 SMA PEKERJA SWASTA KELAS II 2 S/D 3 JUTA

191 P 25 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

192 P 40 SMP PETANI KELAS III 1 S/D 2 JUTA

193 P 43 SMP PETANI KELAS III 0 S/D 1 JUTA

194 P 35 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

195 W 37 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

196 W 31 S1 LAIN-LAIN KELAS I LEBIH DARI 3 JUTA

197 P 41 SD NELAYAN KELAS III 1 S/D 2 JUTA

198 P 28 SMA PEKERJA SWASTA KELAS II 2 S/D 3 JUTA

199 P 36 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

200 P 32 SMA PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

201 P 45 SMP PETANI KELAS III 0 S/D 1 JUTA

202 P 40 SD PEDAGANG KELAS III 1 S/D 2 JUTA

Page 201: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

Lampiran 3

TABEL HASIL KUESIONER 202 RESPONDEN

Nomor Nomor Instrumen JUMLAH

Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 1 1 1 3 2 1 1 2 3 3 2 3 55

2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 1 1 1 3 2 2 2 2 3 3 2 3 57

3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 1 1 1 3 2 2 2 2 1 2 2 3 54

4 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 3 3 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 45

5 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 47

6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 53

7 3 3 3 3 2 1 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 73

8 2 1 2 1 1 1 1 3 2 2 1 3 3 2 2 2 2 2 1 3 2 2 3 3 3 2 2 3 57

9 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 3 2 2 3 3 2 1 3 3 2 3 3 3 3 2 3 62

10 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 3 3 3 1 1 1 1 2 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 55

11 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 4 4 3 3 3 3 83

12 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3 3 3 83

13 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 2 3 84

14 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 4 4 3 4 2 3 82

15 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 4 4 3 4 2 3 83

16 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 4 4 3 3 3 4 83

17 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 2 2 2 3 2 3 2 3 4 4 3 3 3 4 82

18 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 1 2 2 3 3 4 4 4 3 3 2 3 81

19 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 2 2 2 1 1 3 3 2 4 4 3 2 2 3 76

20 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 1 1 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 66

Page 202: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

21 2 3 3 2 2 1 4 3 3 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 63

22 3 3 3 3 2 1 4 4 2 4 4 3 4 3 3 2 2 1 1 3 2 3 4 4 3 2 3 4 80

23 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 60

24 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 3 3 3 3 3 3 2 2 53

25 1 2 2 1 2 1 2 4 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 57

26 1 1 2 2 2 2 2 1 2 4 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 4 4 3 3 2 2 65

27 2 1 2 1 2 2 2 1 2 4 4 3 3 3 2 2 2 1 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 66

28 1 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 2 2 2 1 1 2 2 3 3 3 3 3 2 2 62

29 2 1 2 1 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 1 2 2 3 4 4 3 3 3 3 68

30 2 2 2 1 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 63

31 3 1 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 1 2 2 1 2 2 2 3 4 4 3 3 2 3 68

32 3 1 1 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 1 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 71

33 3 1 1 2 2 1 2 3 2 3 3 3 3 1 2 2 2 3 3 3 2 3 4 4 3 3 2 3 69

34 2 1 1 1 2 2 2 3 2 3 3 3 3 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 63

35 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 1 1 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 64

36 2 1 1 2 2 1 2 3 2 4 1 3 3 1 2 4 3 1 1 2 2 2 2 3 3 3 2 3 61

37 3 1 1 2 2 1 2 3 2 4 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 72

38 2 4 2 4 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 74

39 2 4 1 4 4 4 2 1 3 3 2 3 3 3 4 2 2 1 1 2 2 2 3 3 3 3 2 3 72

40 3 4 3 4 4 4 2 1 1 4 3 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 3 72

41 2 4 1 4 4 1 3 3 3 3 3 3 3 2 1 2 2 2 1 2 2 2 4 4 3 3 2 3 72

42 3 4 3 4 4 1 3 3 3 2 2 3 3 2 2 1 1 1 1 2 1 2 3 3 2 1 2 2 64

43 3 4 1 4 4 3 3 3 1 4 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 1 1 2 2 3 2 3 70

44 3 4 3 4 2 2 3 3 3 3 2 3 3 1 1 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 75

45 2 4 1 4 3 1 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 1 1 2 2 3 4 4 3 3 2 3 70

46 4 1 1 1 1 1 3 3 1 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 4 4 3 3 2 3 68

47 2 1 3 3 1 1 2 1 1 3 2 1 1 2 1 3 2 2 2 2 2 2 4 4 3 3 3 3 60

Page 203: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

48 1 4 2 3 1 1 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 58

49 1 1 2 2 1 1 3 1 1 2 2 2 2 2 1 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 59

50 2 1 2 1 1 2 2 3 3 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 54

51 2 4 2 1 1 1 3 1 3 3 2 3 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 60

52 4 1 2 2 3 2 1 1 1 3 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 3 3 2 3 2 3 53

53 3 1 2 2 1 1 3 3 3 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 4 4 3 3 2 3 60

54 2 4 2 1 3 1 2 3 3 3 3 3 4 2 3 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 63

55 2 1 3 2 1 1 3 3 1 3 3 3 4 2 3 1 1 2 2 2 1 2 2 3 2 1 2 2 58

56 2 1 3 1 1 1 1 3 3 3 3 3 4 2 3 4 4 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 60

57 2 1 4 2 4 3 3 3 1 1 3 2 2 1 1 1 1 2 2 3 3 1 2 2 2 2 1 2 57

58 3 4 1 1 3 1 3 2 3 3 3 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 3 4 3 3 73

59 1 4 1 2 1 1 3 1 1 2 3 2 1 2 2 3 2 3 3 2 2 2 4 4 3 3 2 3 63

60 2 4 3 1 1 1 1 2 1 2 3 2 1 2 1 3 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 1 3 57

61 3 4 1 2 1 1 1 1 1 3 3 3 4 3 2 2 2 1 2 2 2 3 3 3 3 3 1 3 63

62 1 1 1 1 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 2 1 1 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 65

63 2 1 4 2 1 2 1 1 2 1 3 2 2 2 1 4 2 1 1 2 2 2 3 3 3 3 2 3 58

64 3 1 1 1 3 2 3 3 1 3 3 1 2 1 3 2 2 2 1 2 2 2 3 3 3 3 2 3 61

65 1 2 1 2 3 2 1 1 1 1 3 2 1 4 1 1 1 1 1 2 2 3 3 3 3 2 1 2 51

66 2 2 1 2 3 2 4 3 1 3 2 3 3 4 3 2 2 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 66

67 3 3 3 1 3 2 1 1 1 3 2 3 3 4 3 2 2 1 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 63

68 1 3 3 1 3 2 2 3 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 3 3 2 2 3 3 3 2 3 60

69 3 2 3 1 3 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 3 2 3 3 2 2 2 54

70 2 2 3 1 3 2 2 3 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 3 4 4 3 2 1 1 55

71 2 3 3 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 3 4 3 4 4 3 3 2 3 60

72 3 3 3 2 3 1 2 4 2 3 1 2 1 3 2 2 2 2 2 3 4 2 4 4 3 3 2 3 71

73 3 2 3 2 3 1 4 4 2 3 2 2 1 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 1 69

74 1 2 3 2 1 1 4 4 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 2 1 67

Page 204: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

75 2 2 3 1 3 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 1 60

76 2 2 3 1 1 1 2 2 2 4 4 4 4 1 2 2 2 2 2 3 2 4 4 4 3 2 2 2 69

77 2 1 2 2 1 2 1 1 1 3 2 2 2 1 3 2 2 1 1 3 2 2 4 4 3 2 2 3 57

78 2 4 2 2 1 1 1 1 1 4 4 3 4 1 4 2 2 1 1 1 1 2 4 4 3 2 2 3 63

79 4 2 2 1 1 3 2 1 3 3 3 3 4 1 2 2 2 2 1 3 2 2 3 3 3 3 2 3 66

80 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 4 3 2 2 2 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 72

81 2 2 2 2 3 2 1 3 4 3 3 4 3 2 2 2 2 1 1 2 2 3 3 3 3 3 2 3 68

82 2 4 2 1 3 2 2 3 4 2 3 2 2 1 1 2 2 2 1 3 2 2 3 3 3 2 2 3 64

83 2 4 2 3 1 1 2 3 3 3 2 3 3 1 1 1 1 2 1 3 2 3 2 3 3 3 1 3 62

84 1 1 3 2 2 2 1 3 3 1 2 2 2 4 1 1 1 1 1 1 2 3 4 4 3 2 2 2 57

85 3 1 3 1 1 2 2 1 1 3 2 3 3 4 2 2 2 2 1 3 3 2 4 4 3 3 3 3 67

86 2 1 3 1 1 2 1 3 4 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 3 2 2 3 3 3 3 2 3 58

87 2 4 1 1 4 4 2 1 2 3 4 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 3 3 2 3 67

88 2 2 3 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 2 2 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 71

89 3 3 3 2 3 2 1 1 3 3 3 4 4 4 2 2 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 4 4 76

90 2 1 1 1 1 2 3 2 1 1 2 2 2 4 1 2 2 2 1 1 2 3 3 3 3 3 2 3 56

91 3 4 4 2 3 2 3 3 1 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 1 2 2 3 2 2 1 2 69

92 3 3 4 2 1 1 3 3 1 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 4 4 3 3 2 3 71

93 2 1 2 1 3 1 1 1 2 3 1 3 3 2 2 2 2 1 1 3 2 2 3 3 2 2 3 3 57

94 2 4 4 1 4 4 4 4 3 2 3 2 2 4 1 2 2 4 2 3 1 1 2 3 2 2 2 2 72

95 3 4 1 1 3 1 3 3 1 2 1 2 2 2 1 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 1 2 63

96 2 1 4 1 1 1 3 3 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 1 3 56

97 3 1 1 4 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 1 1 3 3 2 3 2 3 67

98 2 3 4 1 4 1 2 1 2 4 3 4 4 1 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 64

99 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 4 1 3 45

100 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 47

101 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 48

Page 205: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

102 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 1 1 2 2 1 1 1 2 46

103 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 4 3 1 1 2 1 2 2 3 1 3 2 2 51

104 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 3 2 1 1 2 2 2 2 3 2 3 2 2 50

105 2 3 3 3 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 3 2 3 4 4 3 3 2 3 62

106 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 4 4 3 2 2 2 55

107 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 3 3 2 1 2 3 2 4 3 3 3 2 3 62

108 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 3 2 2 3 2 3 1 3 47

109 3 4 4 2 3 2 3 3 2 3 3 3 4 4 2 3 2 3 1 2 3 2 4 4 3 3 2 3 80

110 3 4 4 2 3 2 3 3 2 3 3 3 4 4 2 3 2 3 1 2 3 2 2 3 2 3 2 2 75

111 3 4 4 2 3 2 3 3 2 3 2 2 1 2 1 3 3 3 1 3 3 3 4 4 3 3 1 2 73

112 3 4 4 2 3 2 3 3 2 3 2 2 1 2 2 2 2 3 2 3 3 3 4 4 3 3 1 2 73

113 4 4 4 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 1 1 3 2 3 3 3 2 2 2 4 2 3 74

114 3 4 4 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 4 4 3 3 3 4 82

115 3 4 4 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 4 3 3 2 4 78

116 3 4 4 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 4 3 4 4 3 2 2 79

117 3 4 4 1 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 4 3 3 1 2 73

118 3 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 68

119 2 3 3 2 1 1 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 1 2 66

120 3 3 3 3 2 1 4 4 2 4 3 4 4 3 4 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 1 3 79

121 2 1 1 1 2 2 2 1 2 3 3 4 3 3 4 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 66

122 2 2 2 1 2 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 66

123 2 2 2 1 2 1 2 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 74

124 2 1 2 2 2 2 2 1 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3 4 74

125 2 1 2 1 2 2 2 1 2 4 2 1 2 2 1 2 2 3 2 2 3 2 4 4 3 3 2 3 62

126 1 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 4 3 4 4 2 2 4 2 3 2 3 4 4 3 3 2 4 74

127 2 1 2 1 2 2 2 1 2 3 3 4 3 4 4 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 74

128 1 2 2 1 2 2 2 1 4 3 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 66

Page 206: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

129 3 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 1 2 2 4 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 66

130 3 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 2 3 2 3 3 3 4 4 3 3 2 3 68

131 3 1 2 2 2 1 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 4 4 3 3 2 3 65

132 2 1 2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 59

133 2 1 2 1 2 2 2 3 2 3 2 3 4 2 2 1 1 2 2 3 4 2 4 4 3 2 2 2 65

134 2 1 2 1 2 1 2 3 1 4 2 3 4 1 3 4 3 1 1 3 4 2 4 4 3 3 2 3 69

135 3 1 2 1 2 1 2 3 3 4 2 3 4 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 4 4 74

136 2 4 2 4 2 2 3 3 3 3 2 2 2 4 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 76

137 2 4 2 4 4 2 2 1 3 3 2 4 3 3 3 2 2 1 2 2 4 2 3 3 3 3 2 3 74

138 3 4 3 4 4 1 2 1 1 4 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 69

139 2 4 2 2 1 1 3 3 3 3 3 4 4 4 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 4 3 2 2 71

140 3 4 4 2 2 1 3 3 3 2 3 2 2 3 2 1 1 1 2 2 1 2 2 3 2 2 2 4 64

141 3 4 1 3 2 2 3 3 1 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 4 1 1 2 2 3 2 3 69

142 3 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 2 2 2 2 2 3 4 3 3 2 2 74

143 2 4 1 2 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 2 3 4 3 4 4 3 3 2 2 74

144 4 1 1 1 2 2 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 4 4 3 3 2 3 70

145 1 1 3 3 2 2 2 1 3 2 2 1 2 2 1 3 2 2 1 2 2 2 3 4 3 3 3 3 61

146 1 4 2 3 2 1 2 1 3 4 3 3 3 4 3 2 2 1 1 2 2 2 2 3 3 2 3 2 66

147 1 1 2 2 2 2 3 3 1 1 2 2 2 4 1 4 3 2 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 60

148 2 1 2 1 2 2 2 3 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 3 2 2 2 3 2 3 2 4 53

149 2 4 2 1 2 1 3 1 3 3 2 3 3 4 3 1 1 3 1 3 2 2 2 3 2 2 2 3 64

150 4 1 2 2 3 2 1 1 1 3 1 1 2 2 2 1 1 1 1 3 2 2 2 3 2 3 2 4 55

151 3 1 2 2 1 1 3 1 3 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 3 2 2 3 3 3 3 2 2 54

152 2 4 2 1 3 1 2 3 3 3 2 3 3 2 2 1 1 2 1 3 2 2 2 3 2 2 1 2 60

153 1 1 3 2 2 1 3 3 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 3 1 2 2 3 3 2 2 2 52

154 2 1 3 1 2 1 1 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 1 1 3 1 2 1 2 3 2 2 2 64

155 2 1 4 2 4 2 3 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 3 3 3 3 1 2 2 2 2 1 2 54

Page 207: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

156 3 4 1 1 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 4 3 4 76

157 1 4 1 2 2 2 3 1 1 2 1 1 1 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 61

158 2 4 3 1 2 2 1 2 3 1 2 1 1 4 1 3 2 1 1 3 2 2 3 4 3 3 1 3 61

159 3 4 1 2 2 2 1 1 1 3 3 3 4 2 3 2 2 1 1 3 2 3 3 3 3 3 1 3 65

160 1 1 1 1 3 2 3 2 4 3 2 3 3 4 3 1 1 3 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 62

161 2 1 4 2 4 2 1 1 4 1 1 2 2 4 1 4 2 1 1 3 2 2 3 3 3 3 2 3 64

162 3 1 1 1 3 2 3 3 1 3 2 1 1 1 3 2 2 3 1 3 2 2 3 3 3 3 2 2 60

163 1 2 1 2 3 3 1 1 1 1 2 2 2 4 1 1 1 1 1 3 2 3 3 3 3 2 1 2 53

164 2 2 1 2 3 2 4 3 1 3 2 3 3 2 2 2 2 4 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 67

165 3 3 4 1 3 2 1 1 1 3 2 3 3 4 3 2 2 1 1 3 2 2 3 3 3 2 2 2 65

166 1 3 4 1 3 2 2 3 1 1 2 1 2 4 1 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 3 2 2 59

167 3 2 4 1 3 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 3 2 3 2 2 2 2 2 2 52

168 2 2 4 1 3 2 2 3 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 3 2 3 3 3 3 3 2 2 57

169 2 3 4 1 3 2 2 1 4 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 3 2 3 2 2 2 3 2 2 58

170 3 3 4 2 3 2 2 4 4 3 3 3 3 2 3 2 2 2 1 4 4 2 4 4 3 3 2 3 80

171 3 2 4 2 4 2 4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 2 4 2 4 2 2 3 3 3 3 2 3 81

172 1 2 4 2 3 2 4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 2 4 2 3 2 3 4 4 3 3 2 3 80

173 2 2 4 1 4 3 2 2 4 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 71

174 2 2 4 1 3 1 2 2 4 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 4 4 4 3 3 2 3 69

175 2 1 2 2 2 1 1 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 4 4 3 3 2 3 58

176 2 4 2 2 2 1 2 1 3 4 3 4 4 2 2 2 2 1 1 1 1 2 4 4 3 3 2 3 67

177 4 2 2 1 4 2 2 1 3 3 3 3 4 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 4 3 3 2 3 71

178 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 75

179 2 2 2 2 3 2 1 3 4 3 3 3 4 2 3 2 2 1 1 3 2 3 3 4 3 3 2 3 71

180 2 4 2 1 3 2 2 3 4 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 4 2 2 3 63

181 2 4 2 3 2 1 2 3 1 3 3 3 3 2 2 1 1 2 2 3 2 3 2 2 3 2 1 2 62

182 1 1 4 2 2 2 1 3 3 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 3 2 3 3 3 4 2 2 2 57

Page 208: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

183 3 1 4 1 4 2 2 1 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 70

184 2 1 4 1 2 1 2 3 4 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 3 2 2 3 3 3 3 4 2 58

185 2 4 1 1 2 1 2 1 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 3 3 3 2 2 63

186 1 2 3 2 1 2 3 3 4 3 3 3 3 2 2 4 2 3 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 72

187 3 3 3 2 3 2 1 1 1 3 3 3 4 2 2 2 2 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 68

188 2 1 1 1 1 2 3 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 3 3 3 3 3 2 3 53

189 3 4 4 2 3 2 3 1 1 3 4 4 3 2 3 2 2 3 2 3 1 2 2 3 2 2 1 2 69

190 3 3 4 2 4 3 3 3 1 3 4 4 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 4 4 3 2 2 3 77

191 1 1 2 1 3 2 2 1 4 3 2 2 1 2 2 2 2 1 1 3 2 2 3 3 2 2 3 4 59

192 2 4 4 4 1 1 4 4 3 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 3 2 2 2 3 60

193 3 4 1 4 3 2 3 4 1 2 2 2 2 2 1 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 1 2 68

194 3 1 4 1 4 2 3 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 3 2 2 2 2 3 3 3 2 1 3 59

195 3 1 1 1 2 2 3 2 2 3 4 4 3 2 3 2 2 3 2 3 1 1 3 3 2 3 2 3 66

196 2 3 4 1 4 2 2 1 4 2 2 3 3 1 2 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 65

197 1 3 4 1 3 2 2 3 1 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 3 3 2 4 4 3 3 2 3 69

198 3 2 4 1 3 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 58

199 2 2 4 1 3 2 2 3 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 4 2 3 3 3 3 1 2 3 61

200 2 3 4 1 4 2 2 1 4 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 4 2 3 3 3 3 3 2 2 67

201 3 3 4 2 3 2 2 4 4 3 4 4 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 4 4 3 3 2 3 80

202 3 2 4 2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 2 2 2 2 4 2 4 2 2 3 3 3 2 2 4 82

JUMLAH 467 476 501 367 475 345 463 454 429 529 480 522 525 466 395 416 383 413 332 517 450 459 591 642 555 542 415 552 13161

Page 209: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

Lampiran 4 Uji Validiatas

Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28

JUMLAH

P1

Pearson Correlatio

n 1

,222*

*

,145* ,159

* ,227

** ,143

* ,216

**

,201*

*

-,011 ,316

*

*

,207*

*

,223*

*

,259*

*

-,031 ,180

*

*

,026 ,066 ,185

*

*

,208*

*

,129* ,139

* ,030

,183*

*

,195*

*

,022 ,199

*

*

,006 ,205

*

*

,462**

Sig. (1-tailed)

,001 ,020 ,012 ,001 ,021 ,001 ,002 ,437 ,000 ,002 ,001 ,000 ,332 ,005 ,356 ,177 ,004 ,001 ,034 ,024 ,335 ,005 ,003 ,379 ,002 ,467 ,002 ,000

N 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202

P2

Pearson Correlatio

n

,222*

*

1 ,190

*

*

,387*

*

,263*

*

,057 ,232

*

*

,172*

*

,213*

*

,206*

*

,266*

*

,247*

*

,184*

*

,205*

*

,053 ,054 ,066 ,068 ,065 ,024 ,111 ,089 ,016 ,112 ,087 ,089 -,115 ,014 ,484**

Sig. (1-tailed)

,001

,003 ,000 ,000 ,212 ,000 ,007 ,001 ,002 ,000 ,000 ,004 ,002 ,227 ,222 ,175 ,167 ,179 ,370 ,057 ,103 ,409 ,056 ,108 ,103 ,052 ,422 ,000

N 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202

P3

Pearson Correlatio

n ,145

*

,190*

*

1 -,007 ,236

*

*

,115 ,164

*

*

,192*

*

,175*

*

-,161

*

,104 -,084 -,078 ,023 -

,167*

*

-,017 -,098 ,081 -,003 ,249

*

*

,064 ,117* ,036 ,087 ,030

-,153

*

-,041 -,105 ,237**

Sig. (1-tailed)

,020 ,003

,463 ,000 ,051 ,010 ,003 ,006 ,011 ,071 ,116 ,134 ,374 ,009 ,406 ,083 ,125 ,482 ,000 ,183 ,049 ,305 ,109 ,335 ,015 ,283 ,069 ,000

N 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202

P4

Pearson Correlatio

n ,159

*

,387*

*

-,007 1 ,124* ,089

,245*

*

,201*

*

,085 ,241

*

*

,075 ,161* ,161

* ,064 ,046 ,121

* ,071 -,002 ,058 -,047 ,028 ,028 ,116

* ,125

* ,096 ,041 ,107

,181*

*

,388**

Sig. (1-tailed)

,012 ,000 ,463

,039 ,105 ,000 ,002 ,114 ,000 ,145 ,011 ,011 ,182 ,259 ,044 ,157 ,487 ,208 ,255 ,344 ,344 ,050 ,038 ,087 ,279 ,066 ,005 ,000

N 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202

P5

Pearson Correlatio

n

,227*

*

,263*

*

,236*

*

,124* 1

,444*

*

,071 ,040 ,139* ,042 ,105 ,061 ,061 ,095 ,067

-,157

*

-,049 ,128* ,028

,233*

*

,141* ,006 -,032 -,006 -,041 -,034 -,061 -,061 ,309

**

Sig. (1-tailed)

,001 ,000 ,000 ,039

,000 ,159 ,284 ,024 ,276 ,068 ,193 ,194 ,090 ,173 ,013 ,243 ,035 ,346 ,000 ,023 ,465 ,325 ,468 ,282 ,315 ,193 ,195 ,000

N 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202

P6

Pearson Correlatio

n ,143

* ,057 ,115 ,089

,444*

*

1 ,079 -,026 ,072 -,014 ,214

*

*

,005 ,012 ,184

*

*

,014 ,015 -,002 ,240

*

*

-,048 ,062 ,075 -,051 ,015 ,030 ,100 ,059 ,003 ,124* ,266

**

Sig. (1-tailed)

,021 ,212 ,051 ,105 ,000

,131 ,358 ,155 ,419 ,001 ,474 ,432 ,004 ,422 ,417 ,491 ,000 ,249 ,190 ,144 ,234 ,414 ,334 ,079 ,203 ,485 ,040 ,000

N 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202

P7 Pearson

Correlation

,216*

*

,232*

*

,164*

*

,245*

*

,071 ,079 1 ,463

*

*

,071 ,134*

,181*

*

,107 ,047 ,082 ,037 ,035 ,001 ,549

*

*

,357*

*

,068 -,032 -

,155*

,033 ,024 -,045 ,029 -,012 -,012 ,399**

Page 210: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

Sig. (1-tailed)

,001 ,000 ,010 ,000 ,159 ,131

,000 ,158 ,029 ,005 ,065 ,252 ,124 ,300 ,311 ,493 ,000 ,000 ,167 ,327 ,014 ,322 ,369 ,261 ,341 ,433 ,434 ,000

N 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202

P8

Pearson Correlatio

n

,201*

*

,172*

*

,192*

*

,201*

*

,040 -,026 ,463

*

*

1 ,229

*

*

,097 ,169

*

*

,086 ,068 -,051 -,055 ,092 ,116*

,284*

*

,206*

*

,239*

*

,150* ,100

,181*

*

,181*

*

,180*

*

,024 -,044 -,012 ,440**

Sig. (1-tailed)

,002 ,007 ,003 ,002 ,284 ,358 ,000

,001 ,085 ,008 ,111 ,170 ,237 ,217 ,096 ,050 ,000 ,002 ,000 ,017 ,078 ,005 ,005 ,005 ,367 ,265 ,431 ,000

N 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202

P9

Pearson Correlatio

n -,011

,213*

*

,175*

*

,085 ,139* ,072 ,071

,229*

*

1 ,071 ,253

*

*

,218*

*

,188*

*

,029 ,039 ,072 ,082 ,039 -,053 ,242

*

*

,039 ,100 ,083 ,126* ,162

* ,128

*

,249*

*

,158* ,407

**

Sig. (1-tailed)

,437 ,001 ,006 ,114 ,024 ,155 ,158 ,001

,159 ,000 ,001 ,004 ,340 ,290 ,155 ,123 ,290 ,226 ,000 ,290 ,078 ,121 ,037 ,011 ,034 ,000 ,013 ,000

N 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202

P10

Pearson Correlatio

n

,316*

*

,206*

*

-,161

*

,241*

*

,042 -,014 ,134* ,097 ,071 1

,436*

*

,622*

*

,595*

*

,067 ,585

*

*

,201*

*

,322*

*

,211*

*

,232*

*

-,029 ,116* ,010 ,153

*

,209*

*

,129* ,126

*

,240*

*

,225*

*

,571**

Sig. (1-tailed)

,000 ,002 ,011 ,000 ,276 ,419 ,029 ,085 ,159

,000 ,000 ,000 ,173 ,000 ,002 ,000 ,001 ,000 ,342 ,050 ,444 ,015 ,001 ,034 ,037 ,000 ,001 ,000

N 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202

P11

Pearson Correlatio

n

,207*

*

,266*

*

,104 ,075 ,105 ,214

*

*

,181*

*

,169*

*

,253*

*

,436*

*

1 ,591

*

*

,508*

*

,142*

,324*

*

,121* ,154

*

,175*

*

,198*

*

-,025 ,006 ,106 ,125*

,195*

*

,168*

*

,087 ,058 ,165

*

*

,567**

Sig. (1-tailed)

,002 ,000 ,071 ,145 ,068 ,001 ,005 ,008 ,000 ,000

,000 ,000 ,022 ,000 ,044 ,014 ,006 ,002 ,364 ,464 ,067 ,039 ,003 ,008 ,109 ,207 ,009 ,000

N 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202

P12

Pearson Correlatio

n

,223*

*

,247*

*

-,084 ,161* ,061 ,005 ,107 ,086

,218*

*

,622*

*

,591*

*

1 ,773

*

*

,192*

*

,520*

*

,105 ,195

*

*

,154* ,147

* -,010 ,049 ,063 ,076 ,089 ,124

* ,049 ,139

*

,184*

*

,563**

Sig. (1-tailed)

,001 ,000 ,116 ,011 ,193 ,474 ,065 ,111 ,001 ,000 ,000

,000 ,003 ,000 ,068 ,003 ,015 ,018 ,442 ,243 ,187 ,141 ,103 ,039 ,244 ,024 ,004 ,000

N 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202

P13

Pearson Correlatio

n

,259*

*

,184*

*

-,078 ,161* ,061 ,012 ,047 ,068

,188*

*

,595*

*

,508*

*

,773*

*

1 ,140*

,497*

*

,093 ,141* ,077 ,063 -,043 ,038 ,039 ,021 ,066 ,088 ,003 ,151

* ,155

* ,494

**

Sig. (1-tailed)

,000 ,004 ,134 ,011 ,194 ,432 ,252 ,170 ,004 ,000 ,000 ,000

,023 ,000 ,093 ,022 ,138 ,188 ,273 ,294 ,291 ,384 ,174 ,105 ,481 ,016 ,014 ,000

N 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202

P14

Pearson Correlatio

n -,031

,205*

*

,023 ,064 ,095 ,184

*

*

,082 -,051 ,029 ,067 ,142*

,192*

*

,140* 1

,223*

*

,164*

*

,100 ,066 -,042 -,041 ,066 ,020 -,023 -,052 ,067 ,074 ,148* ,022 ,281

**

Sig. (1-tailed)

,332 ,002 ,374 ,182 ,090 ,004 ,124 ,237 ,340 ,173 ,022 ,003 ,023

,001 ,010 ,078 ,176 ,278 ,280 ,177 ,391 ,373 ,231 ,173 ,147 ,018 ,377 ,000

Page 211: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

N 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202

P15

Pearson Correlatio

n

,180*

*

,053 -

,167*

*

,046 ,067 ,014 ,037 -,055 ,039 ,585

*

*

,324*

*

,520*

*

,497*

*

,223*

*

1 ,103 ,174

*

*

,115 ,087 ,072 -,038 -,071 -,005 -,004 -,026 -,044 ,140* ,147

* ,361

**

Sig. (1-tailed)

,005 ,227 ,009 ,259 ,173 ,422 ,300 ,217 ,290 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001

,073 ,007 ,051 ,109 ,153 ,294 ,158 ,470 ,478 ,354 ,269 ,024 ,019 ,000

N 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202

P16

Pearson Correlatio

n ,026 ,054 -,017 ,121

*

-,157

*

,015 ,035 ,092 ,072 ,201

*

*

,121* ,105 ,093

,164*

*

,103 1 ,778

*

*

,091 ,032 -,067 ,088 -,024 ,168

*

*

,204*

*

,204*

*

,295*

*

,246*

*

,090 ,348**

Sig. (1-tailed)

,356 ,222 ,406 ,044 ,013 ,417 ,311 ,096 ,155 ,002 ,044 ,068 ,093 ,010 ,073

,000 ,099 ,328 ,171 ,108 ,368 ,009 ,002 ,002 ,000 ,000 ,101 ,000

N 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202

P17

Pearson Correlatio

n ,066 ,066 -,098 ,071 -,049 -,002 ,001 ,116

* ,082

,322*

*

,154*

,195*

*

,141* ,100

,174*

*

,778*

*

1 ,154* ,126

* -,016 ,115 -,004

,233*

*

,252*

*

,236*

*

,307*

*

,266*

*

,126* ,409

**

Sig. (1-tailed)

,177 ,175 ,083 ,157 ,243 ,491 ,493 ,050 ,123 ,000 ,014 ,003 ,022 ,078 ,007 ,000

,015 ,037 ,413 ,052 ,479 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,037 ,000

N 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202

P18

Pearson Correlatio

n

,185*

*

,068 ,081 -,002 ,128*

,240*

*

,549*

*

,284*

*

,039 ,211

*

*

,175*

*

,154* ,077 ,066 ,115 ,091 ,154

* 1

,554*

*

,246*

*

,094 ,034 ,137* ,128

* ,117

*

,200*

*

,060 ,128* ,473

**

Sig. (1-tailed)

,004 ,167 ,125 ,487 ,035 ,000 ,000 ,000 ,290 ,001 ,006 ,015 ,138 ,176 ,051 ,099 ,015

,000 ,000 ,091 ,315 ,026 ,034 ,049 ,002 ,199 ,034 ,000

N 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202

P19

Pearson Correlatio

n

,208*

*

,065 -,003 ,058 ,028 -,048 ,357

*

*

,206*

*

-,053 ,232

*

*

,198*

*

,147* ,063 -,042 ,087 ,032 ,126

*

,554*

*

1 ,076 ,050 -,030 ,108 ,057 ,011 ,135* -,025 ,079 ,324

**

Sig. (1-tailed)

,001 ,179 ,482 ,208 ,346 ,249 ,000 ,002 ,226 ,000 ,002 ,018 ,188 ,278 ,109 ,328 ,037 ,000

,142 ,240 ,334 ,064 ,211 ,437 ,027 ,361 ,130 ,000

N 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202

P20

Pearson Correlatio

n ,129

* ,024

,249*

*

-,047 ,233

*

*

,062 ,068 ,239

*

*

,242*

*

-,029 -,025 -,010 -,043 -,041 ,072 -,067 -,016 ,246

*

*

,076 1 ,252

*

*

,188*

*

,090 ,011 ,093 -,003 ,023 ,027 ,268**

Sig. (1-tailed)

,034 ,370 ,000 ,255 ,000 ,190 ,167 ,000 ,000 ,342 ,364 ,442 ,273 ,280 ,153 ,171 ,413 ,000 ,142

,000 ,004 ,101 ,441 ,095 ,485 ,371 ,351 ,000

N 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202

P21

Pearson Correlatio

n ,139

* ,111 ,064 ,028 ,141

* ,075 -,032 ,150

* ,039 ,116

* ,006 ,049 ,038 ,066 -,038 ,088 ,115 ,094 ,050

,252*

*

1 ,230

*

*

,312*

*

,252*

*

,317*

*

,346*

*

,161* ,142

* ,354

**

Sig. (1-tailed)

,024 ,057 ,183 ,344 ,023 ,144 ,327 ,017 ,290 ,050 ,464 ,243 ,294 ,177 ,294 ,108 ,052 ,091 ,240 ,000

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,011 ,022 ,000

N 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202

Page 212: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

P22

Pearson Correlatio

n ,030 ,089 ,117

* ,028 ,006 -,051

-,155

*

,100 ,100 ,010 ,106 ,063 ,039 ,020 -,071 -,024 -,004 ,034 -,030 ,188

*

*

,230*

*

1 ,395

*

*

,351*

*

,387*

*

,152* ,053 ,009 ,255

**

Sig. (1-tailed)

,335 ,103 ,049 ,344 ,465 ,234 ,014 ,078 ,078 ,444 ,067 ,187 ,291 ,391 ,158 ,368 ,479 ,315 ,334 ,004 ,000

,000 ,000 ,000 ,016 ,226 ,449 ,000

N 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202

P23

Pearson Correlatio

n

,183*

*

,016 ,036 ,116* -,032 ,015 ,033

,181*

*

,083 ,153* ,125

* ,076 ,021 -,023 -,005

,168*

*

,233*

*

,137* ,108 ,090

,312*

*

,395*

*

1 ,832

*

*

,514*

*

,246*

*

,153*

,178*

*

,438**

Sig. (1-tailed)

,005 ,409 ,305 ,050 ,325 ,414 ,322 ,005 ,121 ,015 ,039 ,141 ,384 ,373 ,470 ,009 ,000 ,026 ,064 ,101 ,000 ,000

,000 ,000 ,000 ,015 ,006 ,000

N 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202

P24

Pearson Correlatio

n

,195*

*

,112 ,087 ,125* -,006 ,030 ,024

,181*

*

,126*

,209*

*

,195*

*

,089 ,066 -,052 -,004 ,204

*

*

,252*

*

,128* ,057 ,011

,252*

*

,351*

*

,832*

*

1 ,529

*

*

,262*

*

,112 ,211

*

*

,467**

Sig. (1-tailed)

,003 ,056 ,109 ,038 ,468 ,334 ,369 ,005 ,037 ,001 ,003 ,103 ,174 ,231 ,478 ,002 ,000 ,034 ,211 ,441 ,000 ,000 ,000

,000 ,000 ,057 ,001 ,000

N 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202

P25

Pearson Correlatio

n ,022 ,087 ,030 ,096 -,041 ,100 -,045

,180*

*

,162* ,129

*

,168*

*

,124* ,088 ,067 -,026

,204*

*

,236*

*

,117* ,011 ,093

,317*

*

,387*

*

,514*

*

,529*

*

1 ,279

*

*

,226*

*

,130* ,419

**

Sig. (1-tailed)

,379 ,108 ,335 ,087 ,282 ,079 ,261 ,005 ,011 ,034 ,008 ,039 ,105 ,173 ,354 ,002 ,000 ,049 ,437 ,095 ,000 ,000 ,000 ,000

,000 ,001 ,033 ,000

N 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202

P26

Pearson Correlatio

n

,199*

*

,089 -

,153*

,041 -,034 ,059 ,029 ,024 ,128* ,126

* ,087 ,049 ,003 ,074 -,044

,295*

*

,307*

*

,200*

*

,135* -,003

,346*

*

,152*

,246*

*

,262*

*

,279*

*

1 ,202

*

*

,363*

*

,349**

Sig. (1-tailed)

,002 ,103 ,015 ,279 ,315 ,203 ,341 ,367 ,034 ,037 ,109 ,244 ,481 ,147 ,269 ,000 ,000 ,002 ,027 ,485 ,000 ,016 ,000 ,000 ,000

,002 ,000 ,000

N 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202

P27

Pearson Correlatio

n ,006 -,115 -,041 ,107 -,061 ,003 -,012 -,044

,249*

*

,240*

*

,058 ,139* ,151

* ,148

* ,140

*

,246*

*

,266*

*

,060 -,025 ,023 ,161* ,053 ,153

* ,112

,226*

*

,202*

*

1 ,432

*

*

,306**

Sig. (1-tailed)

,467 ,052 ,283 ,066 ,193 ,485 ,433 ,265 ,000 ,000 ,207 ,024 ,016 ,018 ,024 ,000 ,000 ,199 ,361 ,371 ,011 ,226 ,015 ,057 ,001 ,002

,000 ,000

N 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202

P28

Pearson Correlatio

n

,205*

*

,014 -,105 ,181

*

*

-,061 ,124* -,012 -,012 ,158

*

,225*

*

,165*

*

,184*

*

,155* ,022 ,147

* ,090 ,126

* ,128

* ,079 ,027 ,142

* ,009

,178*

*

,211*

*

,130*

,363*

*

,432*

*

1 ,347**

Sig. (1-tailed)

,002 ,422 ,069 ,005 ,195 ,040 ,434 ,431 ,013 ,001 ,009 ,004 ,014 ,377 ,019 ,101 ,037 ,034 ,130 ,351 ,022 ,449 ,006 ,001 ,033 ,000 ,000

,000

N 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202

JUMLAH

Pearson Correlatio

n

,462*

*

,484*

*

,237*

*

,388*

*

,309*

*

,266*

*

,399*

*

,440*

*

,407*

*

,571*

*

,567*

*

,563*

*

,494*

*

,281*

*

,361*

*

,348*

*

,409*

*

,473*

*

,324*

*

,268*

*

,354*

*

,255*

*

,438*

*

,467*

*

,419*

*

,349*

*

,306*

*

,347*

*

1

Page 213: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

Sig. (1-tailed)

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).

Page 214: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

LAMPIRAN 5

Uji Realibilitas

RELIABILITY

/VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14

P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22

P23P24 P25 P26 P27 P28

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL

/MODEL=ALPHA.

Reliability

[DataSet0]

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 202 100,0

Excludeda 0 0,0

Total 202 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,792 28

Page 215: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

LAMPIRAN 6

NILAI - NILAI PRODUCT MOMENT

db Harga r pada Taraf Signifikansi

db

Harga r pada Taraf Signifikansi

95% 99%

95% 99%

1 0,997 1,000

24 0,388 0,496

2 0,950 0,990

25 0,381 0,487

3 0,878 0,959

26 0,374 0,478

4 0,811 0,917

27 0,367 0,470

5 0,754 0,874

28 0,361 0,463

6 0,707 0,834

29 0,355 0,456

7 0,666 0,798

30 0,349 0,449

8 0,632 0,765

35 0,325 0,418

9 0,602 0,735

40 0,304 0,393

10 0,576 0,708

45 0,288 0,372

11 0,553 0,684

50 0,273 0,354

12 0,532 0,661

60 0,250 0,325

13 0,514 0,641

70 0,232 0,302

14 0,497 0,623

80 0,217 0,283

15 0,482 0,606

90 0,205 0,267

16 0,468 0,590

100 0,195 0,254

17 0,456 0,575

125 0,174 0,228

18 0,444 0,561

150 0,159 0,208

19 0,433 0,549

200 0,138 0,181

20 0,423 0,537

300 0,113 0,148

21 0,413 0,526

400 0,098 0,128

22 0,404 0,515

500 0,088 0,115

23 0,396 0,505

1000 0,062 0,081

Sumber: Muhidin, Sambas Ali & Maman Abdurrahman. 2009. Analisis Korelasi,

Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: CV. Pustaka Setia. Hal 277

Page 216: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

LAMPIRAN 7

DAFTAR NILAI KRITIS PEARSON PRODUCT MOMENT (PPM) (r)

Tingkat Signifikansi

dari One - Tailed Test

Tingkat Signifikansi dari One - Tailed

Test

.05 .025 .01 .005

.05 .025 .01 .005

df

df

1 .988 .997 .9995 .9999

24 .330 .388 .453 .496

2 .900 .950 .980 .990

26 .317 .374 .437 .479

3 .805 .878 .934 .959

28 .306 .361 .423 .463

4 .729 .811 .882 .917

30 .296 .349 .409 .449

5 .669 .755 .833 .875

35 .275 .325 .381 .418

6 .662 .707 .789 .834

40 .257 .304 .358 .393

7 .582 .666 .750 .798

45 .243 .288 .338 .372

8 .549 .632 .716 .765

50 .231 .273 .322 .354

9 .521 .602 .685 .735

55 .220 .261 .307 .339

10 .497 .576 .658 .708

60 .211 .250 .295 .325

11 .476 .553 .634 .684

70 .195 .232 .274 .302

12 .458 .532 .612 .661

80 .183 .217 .256 .283

13 .441 .514 .592 .641

90 .173 .205 .242 .267

14 .426 .497 .574 .623

100 .164 .195 .230 .254

15 .412 .482 .558 .606

120 .150 .178 .210 .232.

16 .400 .468 .542 .590

150 .134 .159 .189 .208

17 .389 .456 .529 .575

200 .116 .138 .164 .181

18 .378 .444 .516 .561

300 .095 .113 .134 .148

19 .369 .433 .503 .549

400 .082 .098 .116 .128

20 .360 .423 .492 .537

500 .073 .088 .104 .115

22 .344 .404 .472 .515 1000 .052 .062 .073 0.81

Sumber: Usman, Husaini & Purnomo Setiady A. 2009. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara. Hal 357.

Page 217: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

LAMPIRAN 8

NILAI KRITIS DISTRIBUSI t

α for Two-Tailed Test

df 0.50 0.20 0.10 0.05 0.02 0.01

α for One-Tailed Test

df 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005

1 1.000 3.078 6.314 12.706 31.821 63.657

2 0.816 1.886 2.920 4.303 6.955 9.925

3 0.765 1.638 2.353 3.182 4.541 5.841

4 0.741 1.533 2.132 2.776 3.747 4.604

5 0.727 1.476 2.015 2.571 3.365 4.032

6 0.718 1.440 1.943 2.447 3.143 3.707

7 0.711 1.415 1.895 2.365 2.998 3.499

8 0.706 1.397 1.860 2.306 2.896 3.355

9 0.703 1.383 1.833 2.261 2.821 3.250

10 0.700 1.372 1.812 2.228 2.764 3.169

11 0.697 1.363 1.796 2.201 2.718 3.106

12 0.695 1.356 1.782 2.179 2.681 3.055

13 0.694 1.350 1.771 2.160 2.650 3.012

14 0.692 1.345 1.761 2.145 2.624 2.977

15 0.691 1.341 1.753 2.132 2.602 2.947

16 0.690 1.337 1.746 2.120 2.583 2.921

17 0.689 1.333 1.740 2.110 2.567 2.898

18 0.688 1.330 1.734 2.101 2.552 2.878

19 0.688 1.328 1.729 2.093 2.539 2.861

20 0.687 1.325 1.725 2.086 2.528 2.845

21 0.686 1.323 1.721 2.080 2.518 2.831

22 0.686 1.321 1.717 2.074 2.508 2.819

23 0.685 1.319 1.714 2.069 2.500 2.807

24 0.685 1.318 1.711 2.064 2.492 2.797

25 0.684 1.316 1.708 2.060 2.485 2.787

26 0.684 1.315 1.706 2.056 2.479 2.779

27 0.684 1.314 1.703 2.052 2.473 2.771

28 0.683 1.313 1.701 2.048 2.467 2.763

29 0.683 1.311 1.699 2.045 2.462 2.756

30 0.683 1.310 1.697 2.042 2.457 2.750

40 0.681 1.303 1.684 2.021 2.423 2.704

60 0.679 1.296 1.671 2.000 2.390 2.660

120 0.677 1.289 1.658 1.980 2.358 2.617

x 0.674 1.282 1.645 1.960 2.326 2.576

Sumber: Usman, Husaini & Purnomo Setiady A. 2009. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara. Hal 346.

Page 218: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

LAMPIRAN 10

Page 219: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

LAMPIRAN 11

Page 220: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

LAMPIRAN 12

Page 221: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

LAMPIRAN 13

Page 222: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

LAMPIRAN 14

Page 223: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

LAMPIRAN 15

Page 224: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

LAMPIRAN 16

Page 225: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

LAMPIRAN 17

Page 226: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)
Page 227: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

BIODATA PENELITI

A. Identitas Mahasiswa

Nama : Ahmad Hunaepi

Umur : 26 Tahun

Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 10 Februari 1989

Agama : Islam

Alamat : Kampung Cipacung RT 02/RW 01 - Desa

Cikeusal – Kecamatan Cikeusal – Kabupaten

Serang – Propinsi Banten

No. HP : 085939511999

E-Mail : [email protected]

Twitter/Facebook : @Hunaepers/Chupiliers

B. Identitas Orang Tua

Nama Ayah : Hasbullah

Nama Ibu : Siti Rodah

C. Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 2 Cikeusal (2001)

2. SMP Negeri 1 Cikeusal (2004)

3. SMA Negeri 1 Cikeusal (2007)

4. FISIP UNTIRTA. Program Studi Ilmu Administrasi Negara (2015)

D. Pengalaman Organisasi

- Anggota Organisasi Untirta Movement Comunity (UMC) 2008

- Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Untirta Periode 2009/2010

- Anggota Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Periode 2009/2010

- Ketua Dewan Perwakilan Himpunan Mahasiswa Cikeusal (HMC)

Periode 2010

Page 228: IMPLEMENTASI KEPESERTAAN PROGRAM JAMINAN …repository.fisip-untirta.ac.id/573/1/(SKRIPSI FULL) AHMAD HUNAEPI... · implementasi kepesertaan program jaminan kesehatan nasional (jkn)

Ahmad Hunaepi, dilahirkan di Desa Cikeusal

Kabupaten Serang pada tanggal 10 Februari 1989

sebagai anak terakhir dari delapan bersaudara dari

keluarga pasangan Bapak Hasbullah dan Ibu Siti

Rodah. Sebelumnya peneliti menempuh

pendidikan dasar di SD Negeri 2 Cikeusal dan

lulus tahun 2001; pendidikan menengah pertama

di SMP Negeri 1 Cikeusal dan lulus tahun 2004;

dan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Cikeusal dan lulus tahun 2007.

Kemudian pada tahun 2008, peneliti berhasil terdaftar sebagai mahasiswa pada

Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(FISIP), Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pada tahun 2015, penelti berhasil

menyelesaikan skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ilmu Sosial pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Konsentrasi

Kebijakan Publik dengan judul: “Implementasi Kepesertaan Program Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) bagi Kategori Pekerja Bukan Penerima Upah Di

Kabupaten Lebak”.