Kelompok 3 Tutor: drg. Widodo
Anggota : - Ardi Siswanto - Nita Herlina - Ariska Endariantari - M. Nur Rizky - Melinda Hairi - Putri Sri Hartini - Retno Septiana A - Anis Belinda Z - Seri Septiani - Novie Aprianti - Virgi Agustia P
Sakitnya kok hilang timbul gini ya.......Seorang pria usia 28 tahun datang ke dokter gigi untuk melakukan perawatan gigi setelah dilakukan perawatan gigi didapatkan keluhan bahwa terjadi kesulitan dalam membersihkan sisa makanan di gigi geraham bawah kanan paling belakang yang hanya tumbuh separuh, selain itu sudah beberapa kali pria tersebut mengeluhkan rasa sakit dan bengkak dalam beberapa bulan terakhir, dokter gigi menyarankan agar pria tersebut melakukan rongen foto dan dilakukan perawatan terhadap gigi tersebut setelah hasil rongen didapatkan.
DEFINISI ETIOLOGI
PERAWATAN
PENCEGAHAN
IMPAKSI
KLASIFIKAS I
EPIDEMIOLOGI DIAGNOSA
KOMPLIKASI
Gigi
impaksi adalah gigi yang tidak dapat erupsi seluruhnya atau sebagian karena tertutup jarigan keras atau lunak atau keduanya (Firmansyah, Dicky. 2008) dikatakan impaksi apabila setelah mengalami pertumbuhan akar sempurna, gigi mengalami kegagalan erupsi ke bidang oklusi (Dwipayanti, Adisti. 2009)
Gigi
-
Menurut Berger etiologi impaksi terbagi 2 yaitu (Firmansyah, Dicky. 2008): 1. Faktor lokal : - Abnormalnya posisi gigi - rahang terlalu kecil untuk erupsi gigi - Tekanan pada gigi mesial M3 pada distal M2 - Pencabutan prematur pada gigi sulung - Penyakit yang menimbulkan nekrosis tulang karena inflamasi atau abses - Penebalan tulang yang mengelilingi gigi tsb
2. Faktor umum : - genetik - defisiensi nutrisi dan kalsium - kelainan pertumbuhan
Menurut
Beshara (samsudin, jusuf. 2005):
Faktor Primer : Trauma gigi sulung, benih gigi rotasi, erupsi gigi di celah palatum (palatosisis). Faktor Sekunder : Kelainan endokrin, defesiensi vit. D. tekanan otot yang abnormal
Klasifikasi impaksi berdasarkan jaringan (Ellysa. 2010): 1. Impaksi jaringan lunak 2. Impaksi jaringan keras Menurut -
-
Killey and Kay (Ellysa. 2010): Erupsi sempurna Erupsi Sebagian Tidak erupsi
-
-
Berdasarkan kedalaman Impaksi dengan jaraknya ke M2 Posisi A Posisi B Posisi C
-
Berdasarkan relasi M2 RB dengan ramus mandibula: Klas I Klas II Klas III
-
Visual Palpasi Radiografi
(Ellysa. 2010)
Rata-rata
individu yang berusia 18- 26 tahun. Prevalensi penduduk perkotaan (10,7%) lebih tinggi daripada penduduk pedesaan kasus impaksi = 28,3 % dari 7468 orang dan 82, 5 % nya adalah impaksi M3 (Ellysa.2010)
I2 RA
M3 RB
M3 RA
I1 RA
C RA
P RA
C RB
P RB
Mempertahankan
gigi (observasi) Exodonti -> Odontektomi Operasi pengangkatan penghalang(Poedikayii, faizal. 2011)
memaksimalkan fungsi kunyah Memperbaiki pola makan Mencegah premature loss. Deteksi dini anomali dengan rontgen .
Sakit Mengganggu fungsi kunyah Karies dan kalkulus Resorbsi patologis akar gigi yang berdekatan Kista foliakular perikoronitis inflamasi abses
osteomyelitis Fraktur mandibula Kompliasi odontoektomi : trismus, parastesi, edema (Dwipayantii, Adisti. 2009)
Diwayanti, Adisti. Komplikasi Post Odontektomi Gigi M3 RB Impaksi. Jurnal PDGI. 2009. 58(2); 20-24 Ellysa. Beberapa Teknik Perawatan Ortodontik pada Kaninus Impaksi. 2010. Medan: USU
Faizal, Peedikayii. Delayed Tooth Eruption. Journal of Dentistry. 2011. 1(4)Firmansyah, Ficky, Teguh Iman. Faktur Patoogis Mandibula Akibat Komplikasi Odontektomi Gigi M3 Bawah. Indonesia Journal of Dentistry. 2008. 15(3); 192-195. FKG UI. Samsudin, Juyuf. Perawatan Gigi Impaksi Anterior RA pada Remaja. Dent. Journal. 2005. 38(3); 142-145
Top Related