Download - III. Rafa Andika

Transcript

12

BAB IPENDAHULUAN

Kontraksi merupakan suatu proses yang normal pada proses penyembuhan luka, sedangkan kontraktur merupakan suatu keadaan patologis tingkat akhir dari suatu kontraksi. Umumnya kontraktur terjadi apabila pembentukan sikatrik berlebihan dari proses penyembuhan luka.Penyebab utama kontraktur adalah tidak ada atau kurangnya mobilisasi sendi akibat suatu keadaan antara lain imbalance kekuatan otot, penyakit neuromuskular, penyakit degenerasi, luka bakar, luka trauma yang luas, inflamasi, penyakit kongenital, ankilosis dan nyeri. 1,2,3,4,5,6Definisi kontraktur adalah hilangnya atau kurang penuhnya lingkup gerak sendi secara pasif maupun aktif karena keterbatasan sendi, fibrosis jaringan penyokong, otot dan kulit.1,2,3,7Banyaknya kasus penderita yang mengalami kontraktur dikarenakan kurangnya disiplin penderita sendiri untuk sedini mungkin melakukan mobilisasi dan kurangnya pengetahuan tenaga medis untuk memberikan terapi pengegahan, seperti perawatan luka, pencegahan infeksi, proper positioning dan mencegah immobilisasi yang lama. Efek kontraktur menyebabkan terjadinya gangguan fungsional, gangguan mobilisasi dan gangguan aktifitas kehidupan sehari-hari.2,8

BAB IILAPORAN KASUS

1. 1. 1. Identifikasi

Nama: RAUmur: 3 tahunJenis kelamin: Laki-lakiBangsa: IndonesiaAgama: IslamStatus: Belum Menikah Alamat: KertapatiMRS tanggal: 20 Januari 2015Medrek: 868108No Registrasi: RJ15003130

1. Anamnesis (Alloanamnesis Ibu pasien pada tanggal 20 Januari 2015 )

Keluhan UtamaKulit wajah dan leher menempel

Keluhan TambahanKeterbatasan pergerakan leher, mulut, dan mata.

Riwayat Perjalanan PenyakitBerdasarkan Alloanamnesis, 6 bulan SMRS penderita mengalami luka bakar api pada bagian wajah, leher, kaki kanan, dan tangan kanan akibat ledakan lampu teflon. Pasien dibawa ke rumah sakit di Linggau dan dilakukan perawatan selama 2 bulan. Pasien mengeluhkan gatal pada daerah luka, perlahan bekas luka bakar berubah menjadi keloid dan menyebabkan perlengketan sehingga membatasi pergerakan pasien pada daerah leher, mulut, dan mata. Ibu pasien mengaku tidak diberi edukasi mengenai proses penyembuhan luka bakar sebelumnya di Linggau.

Riwayat Penyakit DahuluRiwayat alergi: disangkalRiwayat asma: disangkalRiwayat demam: disangkal

1. Pemeriksaan Fisik (Tanggal 20 Januari 2015)Status Generalisata Kesadaran: Compos mentisTekanan Darah: 100/65 mmHgNadi: 88 x/menitPernafasan: 22 x/menitSuhu: 36,6CStatus Gizi: Sedang

Keadaan Spesifik Kulit:Kontraktur (+) regio colli, oris, palpebra inferior sinistra et dekstra, petekie (-), sianotik (-) ikterik (-)Mata:Konjungtiva anemis (-/-) sclera ikterik (-/-) Reflek cahaya (+/+), pupil isokor (+/+)Hidung:Nafas cuping hidung (-), sekret (-), darah (-)Telinga:Sekret (-/-), darah (-/-)Mulut:Posisi mulut terbuka 2 jari, Sianosis bibir (-), mukosa basah (+), fungsi otot mengunyah baik.Leher:Kontraktur (+), ROM aktif dan pasif terbatas (fleksi sangat terbatas, tidak dapat melakukan hiperekstensi, tidak dapat melakukan internal dan eksternal rotasi), Deviasi trachea (-), pembesaran kelenjar getah bening (-), Thorax: Normochest, simetris, retraksi (-) Jantung: BJ I dan II normal, reguler, murmur (-), gallop (-)PulmoInspeksi: Pengembangan dada kanan = kiriPalpasi: Fremitus raba kanan = kiriPerkusi: Sonor/sonorAuskultasi: Suara dasar vesikuler (+/+), Suara tambahan (-/-)AbdomenInspeksi : DatarPalpasi: LemasPerkusi: TimpaniAuskultasi: BU (+) NGenitourinaria: Kencing kuning jernih, kencing darah (-)

--Ekstremitas :

----Akral dingin Edema

--

1. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Laboratorium (Tanggal 2 Maret 2015) HematologiHemoglobin: 11,3g/dl (11,7-15,5 g/dL)Eritrosit: 5.400.000 (4.400.000-4.480.000/mm3)Leukosit: 19.600/mm3(6.000 - 17.500/mm3)Hematokrit: 40%(37-41%)Trombosit: 491.000/L(217.000-497.000/L)Hitung Jenis Leukosit: 0/7/32/51/10(0-1/1-6/50-70/25-40/2-8)

Kimia KlinikMetabolisme KarbohidratGlukosa sewaktu: 74 mg/dL(