HG 4, DPK 1 :
Kartika Chaerani
Dewi Ayu Anggraeni
Dara Rezky Sukandari
Kartika Chaerani
Tri Novitasari
Yuli Astuti
APA ITU SISTEM IMUN?
sistem mekanisme pada organisme
yang melindungi tubuh terhadap
pengaruh biologis luar dengan
mengidentifikasi dan membunuh
patogen serta sel tumor.
Fungsi
1. Melindungi tubuh dari
invasi penyebab penyakit2.
Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak, debris sel.3. Mengenali
dan menghilangkan
sel yang abnormal
• bakteri patogen• virus
Sasaran Utama
• Leukosit sel imun utama• Sel plasma• Makrofag• Sel mast
Sel Sistem Imun
KOMPONEN SISTEM IMUN
Sistem imun
Thymus
SpleenBone
marrow
Antibodi
Sel darah putih
KOMPONEN SISTEM IMUN
• ada dalam dada, diantara tulang dada dan jantung
• bertanggung jawab membuat T-cell, dan penting bagi bayi yang baru lahir (tanpanya, bayi bisa kolaps dan mati)
Thymus
• bertugas menyaring darah untuk mencari sel-sel penyusup dan sel-sel darah merah yang sudah tua dan perlu digantiSpleen
• bertugas membentuk sel-sel darah, baik darah merah maupun darah putih.
Bone marrow
KOMPONEN SISTEM IMUN• merupakan bagian terpenting
dari sistem kekebalan tubuh kita• Sel darah putih sebenarnya
merupakan kumpulan sel-sel berbeda yang bekerja sama untuk menghancurkan bakteri dan virus
Sel darah putih
• diproduksi sel darah putih, berbentuk Y yang merespon antigen khusus (bakteri, virus atau racun)
Antibodi
PENGELOMPOKAN ANTIBODIAntibod
i IgMIgA
IgD IgGIgE
ISOTIPE MONOGLO
BULIN
IgA
Molekul IgA mencapai
15% dari semua antibodi
dalam serum darah dan
ditemukan dalam sekresi
tubuh .
Fungsi : melawan
mikroorganisme pada
setiap titik masuk
potensial ke dalam tubuh
ISOTIPE MONOGLO
BULIN
IgD
Pada serum darah dan
limfe jumlahnya relatif
sedikit dan banyak
ditemukan di limfosit B
Fungsi : membantu
memacu respons imun
ISOTIPE MONOGLO
BULIN
IgE
Biasa ditemukandalam
konsentrai darah yang
rendah
Kadarnya meningkat
selama reaksi alergi pada
penyakit parasitik
tertentu
Menyebabkan pelepasan
histamin
ISOTIPE MONOGLO
BULIN
IgG
Mencapai 80%-85% dari
keseluruhan antibodi
Satu-satunya antibodi yang
dapat menembus plasenta
Fungsi : pelindung terhadap
mikroorganisme dan toksin
yang bersirkulasi, mengaktivasi
sistem komplemen, dan
meningkatkan keefektifan sel
fagosit
ISOTIPE MONOGLO
BULIN
IgM
Antibodi pertama yang
sampai di sisi infeksi pada
pajanan awal terhadap
antigen
Umurnya relatif pendek
Fungsi : mengaktivasi
komplemen dan
memperbanyak
fagositosis.
Klasifikasi Sistem Imun
Non Spesifik (Natural)
a) Pertahanan Fisik
b) Pertahanan Biokimia
c) Pertahanan Humoral
d) Pertahanan Seluler
Spesifik (Acquired)
a) Pertahanan Humoral
b) Perthanan Seluler
NON SPESIFIK (NATURAL)
Sistem imun non spesifik merupakan pertahanan
tubuh terdepan dapat memberikan respons
langsung.
Disebut sistem non spesifik karena tidak ditujukan
terhadap satu mikroorganisme tertentu, telah ada
pada tubuh kita dan siap berfungsi sejak lahir.
Dilihat dari caranya diperoleh, mekanisme
pertahanan non spesifik disebut juga respons imun
alamiah.
NON SPESIFIK• Pertahanan Fisik terdiri dari
kulit, , kulit, selaput lendir, silia saluran napas, batuk dan bersin.• Permukaan tubuh
merupakan pertahanan pertama terhadap penetrasi mikroorganisme misalnya kulit.
• Produk kelenjar menghambat penetrasi mikroorganisme, demikian pula silia pada mukosa.
Pertahanan Fisik
• Pertahanan biokimia terdiri dari lisozim (keringat), sekresi sebaseus, asam lambung, laktoferin, dan asam neuraminik.• Enzim seperti lisozim dapat merusak dinding sel mikroorganisme.
Pertahanan
Biokimia
NON SPESIFIK• 1) Komplemen mempunyai 3 fungsi yaitu, Lisis
Kemotaktik dan Opsonisasi bakteri.• 2) Interferon adalah sitokin berupa glikoprotein
yang dihasilkan oleh berbagai sel tubuh yang mengandung nukleus dan dilepas sebagai respon terhadap infeksi virus dan dapat mengaktifkan Natural Killer Cell (sel NK).
• 3) Protein Fase Akut adalah protein plasma yang dibentuk tubuh akibat adanya kerusakan jaringan.
Pertahanan
Humoral
• Fagosit, makrofag, sel NK berperan dalam sistem imun non spesifik seluler. Meskipun berbagai sel dalam tubuh dapat melakukan fagositosis, tetapi sel utama yang berperan dalam dalam pertahana non spesifik adalah sel mononukliear (monosit dan makrofag) serta sel polimorfonuklier atau granulosit. Morfologi sel NK merupakan limfosit dengan granula besar.
Pertahanan
Seluler
SPESIFIK
• Atau sistem kekebalan adaptif dapat menghancurkan patogen yang lolos dari sistem kekebalan non-spesifik.• Mencakup:
(1) kekebalan humoral produksi antibodi oleh limfosit B (sel plasma)(2) kekebalan selular produksi limfosit T yg teraktivasi • Harud dapat membedakan sel asing yg harus
dirusak dari sel-diri antigen (molekul besar, kompleks, & unik yg memicu respons imun spesifik jika masuk ke dalam tubuh)
SPESIFIK (ACQUIRED)Limfosit B• Dibuat di sumsum tulang yaitu sel batang
yang sifatnya pluripotensi(pluripotent stem cells) dan dimatangkan di sumsum tulang(Bone Marrow)
• Berperan dalam imunitas humoral• Menyerang antigen yang ada di cairan
antar sel• Terdapat 3 jenis sel Limfosit B yaitu :
• · Limfosit B plasma, memproduksi antibodi
• · Limfosit B pembelah, menghasilkan Limfosit B dalam jumlah banyak dan cepat
• · Limfosit B memori, menyimpan mengingat antigen yang pernah masuk ke dalam tubuh
Limfosit T• Dibuat di sumsum tulang dari sel batang
yang pluripotensi(pluripotent stem cells) dan dimatangkan di Timus
• Berperan dalam imunitas selular• Menyerang antigen yang berada di
dalam sel• Terdapat 3 jenis Limfosit T yaitu:
• · Limfosit T pempantu (Helper T cells), berfungsi mengantur sistem imun dan mengontrol kualitas sistem imun
• · Limfosit T pembunuh(Killer T cells) atau Limfosit T Sitotoksik, menyerang sel tubuh yang terinfeksi oleh patogen
• · Limfosit T surpressor (Surpressor T cells), berfungsi menurunkan dan menghentikan respon imun jika infeksi berhasil diatasi
SISTEM KEKEBALAN HUMORAL
Antigen (Ag) merangsang sel B berubah menjadi sel plasma yg memproduksi antibodi (Ab).
Ab disekresi ke darah atau limf lokasi sel plasma yg teraktivasi; semua Ab akan mencapai
darah gamma globulin = imunoglobulin (Ig)
22
RES
PO
N I
MU
N S
PES
IFIK
Melibatkan
Pengaktifan Sel B Terhadap Antigen
Ketika menghadapi antigen spesifik, sel B berikatan
dengan antigen seperti “kunci dengan gemboknya”. Hal ini
menyebabkan sel B berdiferensiasi menjadi sel plasma. Sel plasma pada
gilirannya mulai mensekresi jutaan molekul antibodi yang
dibentuk secara spesifik untuk melawan antigen. Setelah dibentuk, antibodi yang disebut imunoglobulin,
beredar melalui aliran darah menemukan antigen yang
merangsang pembentukannya dan akhirnya
menghancurkannya. Respons yang diperantarai antibodi
diperlukan sebagai mekanisme pertahanan terhadap bakteri dan virus yang bersirkulasi serta terhadap toksin yang
dihasilkan bakteri.
immunoglobulin
ANTIGENMolekul yang dapat
merangsang respons imun spesifik untuk melawan
antigen itu sendiri atau sel yang membawanya. Antigen yang dapat berikatan dengan sel B atau T termasuk antigen yang melekat pada dinding sel
bakteri atau mikroplasma, selubung virus, atau serbuk,
debu, atau makanan.
SISTEM KEKEBALAN SELULERLimfosit T spesifik untuk kekebalan terhadap infeksi virus & pengaturan pd mekanisme kekebalan.Sel-sel T harus kontak langsung dg sasaranAda 3 subpopulasi sel T: sel T sitotoksik, sel T penolong, & sel T penekanMajor histocompatibility complex (MHC): kode human leucocyte-associated antigen (HLA) yg terikat pd permukaan membran sel; khas pd setiap individuSurveilens imun: kerjasama sel T sitotoksik, sel NK, makrofag, & interferon
24
RESPON IMUN T TERHADAP ANTIGEN
Sewaktu berikatan dengan antigen imunogenik, sel T terangsang untuk matur dan bereproduksi. Hal ini
menyebabkan paling sedikit empat subtipe sel T yang mampu bekerja pada satu antigen: sel T sitotoksik, sel T
helper, sel T regulatori, dan sel T pengingat. Respons sel T terhadap antigen disebut respons diperantara sel, karena sel T berespons secara langsung; sel ini tidak perlu menjadi sel
plasma dan menghasikan antibodi untuk menghancurkan antigen. Sel T terdiri dari 5 jenis
Sel T Sitotoksik secara langsung menghancurkan antigen dengan mengeluarkan bahan kimia toksik.
Bahan-bahan kimia ini melubangi membran pada sel-sel yang membawa antigen.
Sel T Helper mensekresikan peptida, disebut sitokinin, yang bekerja sebagai pemberi pesan cell (cell
messenger) untuk mengoordinasi respons sel T sitotoksik dan sel B
Sel T Regulatori bekerja dengan menekan respons ilmu pejamu, suatu fungsi yang di satu sisi, dapat
meningkatkan resiko infeksi dan di sisi lain, dapat melindungi pejamu terhadap system imun yang
berlebihan
Sel T Pengingat beredar dalam aliran darah sampai bertemu lagi dengan antigen spesifik yang merangsang
pembentukannya. Respons muncul dengan cepat setelah sel ini bertemu dengan antigen tersebut.
26
Thankyou…………………..
Top Related