Hubungan Status Gizi Dengan Prestasi Belajar
Pada Siswa Siswi SD Dharma Wanita Medan
Nama : Fauziah Diniy HanifNIM: 100100038
Dosen Pembimbing :dr. Dedi Ardinata, M.Kes
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2013
PENDAHULUANBAB I :
Latar Belakang
Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan
mental.
Gizi sangat berperang dalam kematangan dan perkembangan otak.Pengaruh makanan sangat
penting dalam hal metabolisme otak
Status gizi adalah keadaan kesehatan individu-individu atau kelompok-kelompok yang
ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat gizi yang diperoleh dari pangan
dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara antropometri. (Almatsier, 2001)
Di Korea Selatan, 20,5% penduduk tergolong overweight dan 1,5% tergolong
obesitas.Di daerah perkotaan Cina, prevalensi overweight adalah 12,% pada
laki-laki dan 14,4% pada perempuan
Di Thailand, 16% penduduknya mengalami overweight dan 4%
mengalami obesitas. Di Malaysia menunjukkan angka prevalensi obesitas
13,8% pada usia 10 tahun keatas.
Prevalensi nasional anak usia sekolah gemuk (Laki-laki) adalah 9,5%, sedangkan
prevalensi nasional anak usia sekolah gemuk (Perempuan) adalah 6,4%
(Riskesdas, 2007).
di Indonesia sendiri, angka kejadian obesitas sering dialami di kota-kota besar,
seperti Yogyakarta yaitu 9,7% anak sekolah dan Denpasar 15,8% anak
sekolah .
Prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan dalam mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan tes yang diberikan oleh guru. (KBBI)
Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar meliputi faktor internal (menyangkut seluruh pribadi termasuk kondisi fisik maupun mental dan psikis) dan faktor eksternal (bersumber dari luar individu yang bersagkutan).
Kecerdasan kognitif seseorang erat kaitannya dengan status gizi seseorang (Hardinsyah, 2007 dalam Efendi, 2012). Gizi kurang dapat mengganggu motivasi anak, kemampuannya untuk berkonsentrasi, dan kesanggupannya untuk belajar.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mulyanti (2004) pada siswa SD Kajar 02 Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati, hubungan berarti antara status gizi anak dengan prestasi belajar. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Tawali et al. (2011) pada siswa SDN Galur 01 Padi dan SD Swasta PUI 1
1.2. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut, penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan status gizi dengan prestasi belajar siswa-siswi sekolah dasar di SD Dharmawanita Medan?
1.3 Tujuan Penelitian
• Tujuan Umum– Mengetahui apakah ada hubungan status
gizi terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Dharmawanita Medan.
• Tujuan Khusus– Mengetahui hubungan status gizi dengan
prestasi belajar pada siswa-siswi sekolah dasar di SD Dharmawanita Medan
– Mengetahui prestasi belajar anak-anak kelas siswa-siswi sekolah dasar di SD Dharmawanita Medan
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian
dapat dijadikan referensi
untuk mendapatkan sumber daya manusia yang
berkualitas terutamanya dalam segi pendidikan
Bagi pihak masyarakat
Hasil penelitian
dapat digunakan
sebagai bahan masukan maklumat
bagi mengetahui status gizi anak-anak
sekolah dasar tersebut dan seterusnya
mencari resolusi pada
peringkat sekolah untuk meningkatkan
prestasi belajar anak-
anak SD sekolah
tersebut.
Bagi pihak sekolah
Dapat digunakan
sebagai bahan masukan
untuk meningkatkan
prestasi belajar anak-anak sekolah
terutama sekolah dasar
di Kota Medan.
Bagi Dinas Pendidikan Kota
Medan
Dapat digunakan
sebagai bahan masukan,
untuk mengadakan
kebijakan sebagai solusi
bagi meningkatkan
status gizi pada siswa-
siswi terutama
pada sekolah dasar.
Bagi Kota Medan
TINJAUAN PUSTAKABAB II :
GIZI
Defenisi
Kata gizi berasal dari bahasa arab ghidza, yang berarti makanan. Di satu sisi ilmu gizi berkaitan dengan makanan dan di sisi lain berkaitan dengan tubuh manusia.
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi (Supriasa, dkk, 2002).
Secara klasik gizi dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk menyediakan energi, membangun dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh (Almatsier, 2010).
GIZI PADA USIA SEKOLAH
• Anak-anak mengembangkan dan meningkatan kefasihan dalam berbahasa, meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan, serta pada koordinasi fisik dan ketangkasan saat mereka melalui prasekolah dan usia sekolah.
• Kebutuhan gizi anak pada umumnya dapat dibagi makronutrisi dan mikronutrisi. Jumlah kebutuhan akan nutrisi seorang anak dipengaruhi oleh; usia anak, berat badan, dan tingkat aktivitas.
GIZI PADA USIA SEKOLAH
LEMAKLemak merupakan makanan tetap yang
menjadi makronutrien kunci dalam tahun-tahun prasekolah. Namun memasuki usia sekolah,
total lemak secara bertahap harus dikurangi ke tingkat lebih dekat dengan orang dewasa
(Wardlaw, 2009).
KARBOHIDRATKebutuhan karbohidrat untuk anak-anak adalah 130 g / hari, yaitu sekitar 45% sampai 65% dari total energi harian. Karbohidrat kompleks dari biji-bijian, buah-buahan, sayuran, dan kacang-
kacangan harus lebih diprioritaskan.
PROTEINJumlah kebutuhan protein meningkat untuk
anak-anak karena anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan
akan terus meningkat meskipun laju pertumbuhan mereka telah melambat.
Kebutuhan akan protein adalah 0,95 g / kg berat badan per hari.
MAKRONUTRISI
GIZI PADA USIA SEKOLAH
VITAMINKebutuhan mikronutrien meningkat
sedikit untuk anak-anak sampai usia 8 tahun karena mereka
pertambahan ukuran tubuh akibat pertumbuhan anak. Kenaikan tajam terjadi selama tahun-tahun transisi
mendekati masa remaja.
VITAMINPada anak dan remaja terutama
sangat penting adalah dalam masa pertumbuhan dan perkembangan organ-organ seksual, disarankan
untuk konsumsi buah dan sayuran
MINERALmenjadi perhatian diantaranya
adalah kebutuhan kalsium, zat besi, dan seng, yang terutama berasal
dari sumber makanan hewani. Daging lembut dan unggas adalah sumber besi yang mudah diterima oleh sebagian besar anak-anak,
- Kebutuhan untuk kalsium adalah 800 mg / hari untuk anak usia 4
sampai 8 tahun dan 1.300 mg / hari- Kebutuhan besi untuk anak usia 4
sampai 8 tahun untuk besi dan seng sedikit meningkat sampai 10
mg/hari dan 5 mg/hari.
MIKRONUTRISI
STATUS GIZI : DEFENISI
Almatsier2001
• Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi. Dibedakan atas status gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih.
Soekirma
n 2011
• Status gizi adalah merupakan keadaan kesehatan akibat interaksi antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia.
Gibson
1990
• Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan.
PENILAIAN STATUS GIZI
Dasar pengukuran status
gizi
Berat badan / Tinggi Badan
Tinggi badan / Umur
Berat badan / Umur
Body mass index berdasarkan Kurva CDC• Pengukuran yang lebih signifikan
keakuratannya adalah dengan menggunakan kurva CDC yaitu dengan menggunakan kurva berdasarkan umur dari anak serta memasukkan tinggi badan serta berat badan anak.
Prestasi Belajar
Prestasi belajar atau pencapaian belajar adalah tingkat keberhasilan peserta didik selama mengikuti kegiatan belajar dan mengajar di sekolah • Alam Bakti 2010
Prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan dalam mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan tes yang diberikan oleh guru.• KBBI 2012
DEFENISI
Faktor-faktor mempengaruhi prestasi belajar
Internal
Eksternal
Faktor lntelegensi
Minat dan Bakat
Kondisi Fisiologis
Kondisi Psikologis
Faktor Lingkungan
Faktor
Instrumental
Penilaian Prestasi Belajar• Tes formatif• Tes sub sumatif• Tes sumatif
Hubungan Status Gizi dan Prestasi Belajar
Status gizi berpengaruh pada proliferasi dan pematangan dari sel-sel saraf mencapai usia 10 sampai dengan 12 tahun. Serta mempengaruhi sistem hormonal seorang anak yaitu estrogen dan testosterone, penentuan pola pikir serta penalaran yang akan matang pada usia 11 sampai 14 tahun • Judith 2005
Ada dua faktor yang mempengaruhi gizi dalam perkembangan otak yaitu mikronutrisi dan makronutrisi. Makronutrisi yang berperan antara lain lemak dan protein sedangkan mikronutrisi yang berperan adalah vitamin yakni vitamin A, B, C, D dan E dan mineral seperti seng, besi magnesium dan kuprum
Berdasarkan status gizi:• Gizi buruk;
– Turunnya fungsi otak yang berpengaruh terhadap kemampuan belajar.
– Anak lebih apatis dan respon lingkungan berkurang
– Perubahan kepribadian• Gizi kurang;
– Kurangnya pertumbuhan anak– Tenaga kurang dan aktivitas menurun– Penurunan kekebalan tubuh– Struktur dan Fungsi Otak terganggu– Perubahan prilaku
Berdasarkan status gizi:
• Gizi Baik– Berdasarkan penelitian Florencio di Filipina,
prestasi akademik dan mental siswa dengan status gizi yang baik secara signifikan lebih tinggi daripada siswa dengan status gizi buruk, bahkan ketika pendapatan keluarga, kualitas sekolah, kemampuan guru, atau kemampuan mental dikontrol (Levinger, 1992).
• Gizi Lebih– Akibat dari gizi lebih dapat membuat anak lebih
muda terkena penyakit hipertensi, diabetes mellitus, penyakit empedu dan lainnya (Muliadi, 2007).
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
BAB III :
3.1 Kerangka Konsep
Status Gizi Prestasi Belajar
Pada penelitian ini, kerangka konsep tentang hubungan status gizi dengan prestasi belajar pada siswa siswi SD
Dharma Wanita adalah.
3.2 Defenisi Operasional
Status Gizi
Defenisi : Menurut Soekirman (2000), status gizi adalah merupakan keadaan kesehatan akibat interaksi antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia.
Cara Ukur : Berat badan dengan menggunakan timbangan dan tinggi badan dengan menggunakan meteran
Alat Ukur : Kurva CDC 2011
Skala : Skala Ordinal
Hasil Pengukuran : Hasil ukur dinilai berdasarkan kategori kurva CDC tahun 2011 pada tabel 3.1
Tabel 3.1. Kategori Berat Badan Berdasarkan Kurva CDC (CDC, 2011)
Kategori Berat Badan Persentil
Berat Badan Kurang Kurang dari persentil 5
Berat Badan Sehat Antara persentil 5 sampai 85
Berat Badan Lebih Antara persentil 85-95
Obesitas Lebih dari persentil 95
• Gambar 3.1 : Kurva CDC untuk anak usia 2 hingga 20 tahun
DEFENISI OPERASIONAL
Prestasi Belajar
Defenisi : Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012) prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan dalam mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan tes yang diberikan oleh guru. Cara Ukur : Metode Tes Sumatif
Alat Ukur : Nilai Raport Terakhir
Skala : Skala Ordinal
Hasil Pengukuran : Hasil ukur dinilai berdasarkan kategori nilai pada sekolah tersebut pada tabel 3.2
Tabel 3.2. Kriteria Prestasi Belajar Nilai Rapor Nilai Prestasi Belajar (Buku Laporan Evaluasi
Belajar SD Dharmawanita Medan)
Nilai Interpretasi
86-100 Baik Sekali
71-85,9 Baik
56-70,9 Cukup
41-55,9 Kurang
< 40,9 Sangat Kurang
3.3 Hipotesis• Hipoteis Null (Ho)
– Tidak ada hubungan antara status gizi siswa SD Dharmawanita dengan Prestasi Belajar
• Hipotesis Alternatif (Ha) – Ada hubungan antara status gizi
siswa SD Dharmawanita dengan Prestasi Belajar
METODE PENELITIANBAB IV:
METODE PENELITIAN
• Jenis Penelitian : Analitik cross sectional• Waktu dan Tempat Penelitian:
– Waktu : September 2013– Tempat : SD Dharmawanita Medan
• Populasi dan Sampel Penelitian– Populasi : Seluruh siswa SD
Dharmawanita Medan– Sampel : Cluster sampling, dari rumus
didapatkan jumlah 72 sampel. Dengan kriteria ekslusi, siswa yang tidak kooperatif pada saat penelitian.
• Pengumpulan Data – Siswa dari setiap tingkatan dengan
jumlah yang telah ditentukan dikumpulkan di beberapa kelas kemudian akan diukur tinggi badannya serta ditimbang berat badannya untuk dimasukkan kedalam kurva CDC. Berikutnya peneliti melihat raport masing-masing siswa tersebut untuk menentukan prestasi sekolah tiap-tiap siswa.
• Metode Analisis Data – Akan dilakukan entry, coding, processing
dan cleaning dengan bantuan SPSS
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V :
Gambaran Umum Sekolah Dasar
• Sekolah Dasar Dharma Wanita Medan merupakan salah satu sekolah dasar yang bertempat di jalan melati 2 no. 32 komplek pemda tingkat 1 Kecamatan Medan Selayang Kelurahan Tanjung Sari. Sekolah Dasar Dharma Wanita Medan termasuk kedalam sekolah dibawah asuhan Pemerintah Wilayah Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Sekolah Dasar Dharma Wanita berdiri pada tahun 1989 dan telah menghasilkan 1260 alumni.
• Sekolah Dasar Dharma Wanita Medan mempunyai batas sebagai berikut: – Batas Utara : Tanah Kosong– Batas Selatan : Jalan Melati Raya– Batas Timur : Tanah Kosong– Batas Barat : Tanah Kosong
Deskripsi karakteristik Sampel
Tabel 5.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ( n = 72 )
0
10
20
30
40
50
N Frekuensi
Laki-laki
Perempuan
Deskripsi karakteristik Sampel
Tabel 5.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Umur ( n = 72 )
Umur Re-sponden
6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10 Tahun 11 Tahun0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Tabel 5.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Status Gizi ( n = 72 )
0
10
20
30
40
50
60
N % Frekuensi
Berat Badan Kurang
Berat Badan Sehat
Berat Badan Lebih
Obesitas
Tabel 5.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Prestasi Belajar ( n = 72 )
0
10
20
30
40
50
60
70
N %Frekuensi
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Interpretasi
Status Gizi
TotalBerat Badan Kurang
Berat Badan Sehat
Berat Badan Lebih
Obesitas
Baik Sekali 2 (2.8%) 11 (15.3%) 3 (4.2%) 2 (2.4%) 18 (25%)
Baik 11 (15.3%) 25 (34.7%) 4 (5.6%) 10 (13.9%)
50 (69.4%)
Cukup 2 (2.8%) 1 (1.4%) 0 (0%) 1 (1.4%) 4 (5.6%)
Kurang 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)
Total 15 (20.8%) 37 (51.4%) 7 (9.7%) 13 (18.1%)
72 (100%)
Tabel 5.5 Distribusi Status Gizi Terhadap Prestasi Belajar ( n = 72 )
Dengan nilai p = 0,768 (p = <0,05) Tidak ada hubungan
PEMBAHASAN
Umur Sampel
Pada penelitian ini didapatkan bahwa berdasarkan umur dari 72 orang yang menjadi sampel antara kisaran 6-12 tahun.
Hal ini sesuai dengan pendapat Soebadi (2013) usia yang tepat memulai sekolah dasar adalah pada usia 6 atau 7 tahun,
Aspek yang harus dinilai selain usia adalah kemampuan untuk berkonsentrasi, kemampuan berbahasa, kemampuan motorik, kemampuan mengenal konsep, kemampuan menyamakan dan membedakan bentuk, daya ingat dan kemampuan menggambar (Supartini, 2006).
Status Gizi Sampel
• Berdasarkan status gizi dapat diketahui sampel dengan berat badan sehat sebanyak 37 orang (51,4%), kemudian berat badan kurang 15 orang (20,8%), obesitas sebanyak 13 orang (18,1%) dan yang paling sedikit adalah berat badan lebih yaitu 7 orang (9,7%).
• SD Negeri No. 173441 Onan Ganjang Tahun 2006, dengan jumlah anak dengan gizi baik 79,2% dan kurang 20,8%.
• SD Swasta Muhammadiyah 03 Jalan Setia Budi Pasar 1 Medan ditemukan 66,66% dengan status gizi normal dan 27.77% gizi kurang.
• SD Swasta Muhammadiyah 03 Jalan Setia Budi Pasar 1 Medan ditemukan 66,66% dengan status gizi normal dan 27.77% gizi kurang.
Prestasi Belajar
• Berdasarkan prestasi belajar dapat diketahui sebanyak 50 orang (69,4%) memiliki prestasi belajar baik, kemudian 18 orang (25%) dengan prestasi belajar baik sekali dan 4 orang (5.6%) memiliki prestasi belajar cukup. Sedangkan sampel dengan prestasi belajar kurang tidak ditemukan.
• SD Arjowinangun I Pacitan, dari hasil penelitian didapatkan sampel dengan prestasi belajar yang baik 89% dan prestasi belajar yang kurang 7%.
• SD Swasta Muhammadiyah 03, Jalan Setiabudi, Pasar 1 Medan pada tahun 2010, pada penelitian ini didapatkan sampel dengan prestasi baik adalah 64,4% dan prestasi belajar yang cemerlang 35,5%
• Hubungan antara Status Gizi dengan Prestasi Belajar sampel – Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa
tidak ada hubungan antara status gizi berdasarkan CDC dan prestasi belajar pada siswa siswi Sekolah Dasar Dharma Wanita Medan.
– Hal ini juga ditemukan pada penelitian oleh Badiuzzaman (2010) pada SD Swasta Muhammadiyah, Pasar 1, Kota Medan dimana pada penelitian tersebut diketahui tidak adanya hubungan antara status gizi terhadap prestasi belajar siswa.
• Tidak adanya hubungan tersebut karena banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seorang anak selain faktor nutrisi.
• Menurut Suryowati (2010) meliputi faktor internal berupa intelegensia, minat dan bakat, kondisi fisiologis dan kondisi psikologis. Dan faktor dari eksternal diantaranya meliputi segala sesuatu yang berasal dari luar diri individu yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya baik itu di lingkungan sosial maupun lingkungan lain
• ( Djamara,2008)
KESIMPULAN DAN SARANBAB VI:
KESIMPULAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan indeks prestasi pada siswa-siswi di SD Dharma Wanita Medan (p>0,05).
Sampel yang memiliki prestasi belajar yang baik pada penelitian ini adalah 50 orang (69,4%), prestasi belajar baik sekali 18 orang (25,2%), prestasi belajar cukup 4 orang (5,6%) dan tidak ada yang memiliki prestasi belajar yang kurang
SARAN
Diperlukan penelitian lebih lanjut berupa analisis
multivariate mengenai berbagai faktor – faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar tidak hanya status gizi saja.
Diperlukan penelitian lebih lanjut mencari tahu kontribusi indeks status gizi yang mana yang paling mempengaruhi
status gizi seseorang.
Terima Kasih
Top Related