HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG
DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA
DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA
PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Oleh:
Muhammad Shoqibul Iza Zulfikhar
J 210 120 024
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
i
HALAMAN PERSETUJUAN
HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG
DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA
DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA
PUBLIKASI ILMIAH
oleh:
Muhammad Shoqibul Iza Zulfikhar
J 210 120 024
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen Pembimbing
Supratman, SKM., M.Kep., Ph.D
NIK. 755
ii
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA
DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA
Disusun oleh:
MUHAMMAD SHOQIBUL IZA ZULFIKHAR J210120024
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 28 Juni 2016 dan dinyatakan telah
memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Susunan Dewan Penguji
1. Supratman, SKM., M.Kep., Ph.D (……………..)
2. Winarsih Nur Ambarwati, S.Kep., Ns., ETN., M.Kep (……………..)
3. Endang Zulaicha Susilaningsih, S.Kp., M.Kep (……………..)
Surakarta, 28 Juni 2016 Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta Dekan,
Dr. Suwaji, M.Kes
NIP. 195311231983031002
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
.
Surakarta, 28 Juni 2016
Penulis
Muhammad Shoqibul Iza Zulfikhar
J 210 120 024
1
PENELITIAN
HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG
DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA
DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA
Oleh :
Muhammad Shoqibul Iza Zulfikhar*, Supratman, SKM., M.Kep., Ph.D**
Abstrak
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk memberikan pengaruh yang
konstruktif kepada orang lain untuk melakukan satu usaha kooperatif mencapai
tujuan yang sudah direncanakan. Motivasi adalah sesuatu yang berupa kekuatan,
tenaga atau daya, atau suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan
merupakan dorongan dalam diri individu untuk bergerak kearah tujuan tertentu.
Motivasi seorang perawat pun dapat mengalami perubahan yang disebabkan oleh
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
hubungan gaya kepemimpinan kepala ruang dengan motivasi kerja perawat.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan metode penelitian yang digunakan
pendekatan korelasional. Populasi dalam penelitian ini sebesar 232 orang perawat
pelaksana. sampel penelitian berjumlah 56 responden dengan teknik pengambilan
sampel menggunakan Simple random sampling. Pengukuran gaya kepemimpinan
pada kepala ruang dan motivasi perawat pelaksana menggunakan kuesioner dan
analisa data menggunakan uji Chi Square . Hasil penelitian diperolah data 5
orang kepala ruang (8,9%) menerapkan gaya kepemimpinan secara otokratik, 49
orang kepala ruang (87,5%) menerapkan gaya kepemimpinan secara Demokratis,
2 orang kepala ruang (3,6%) menerapkan gaya kepemimpinan secara Bebas
Tindak. 4 responden (7,1%) mempunyai motivasi kerja yang cukup, 52 responden
(92,9%) mempunyai motivasi kerja yang baik. Hasil uji statistic Chi Square
diperoleh nilai signifikansi p = 0,024. Hasil uji tersebut disimpulkan ada
hubungan antara gaya kepemimpinan kepala ruang dengan motivasi kerja perawat
di Rumah Sakit Islam Surakarta.
Kata kunci : perawat,gaya kepemimpinan,motivasi kerja,RS Islam Surakarta
2
RESEARCH
CORRELATION BETWEEN LEADERSHIP STYLE OF HEAD ROOM
WITH WORK MOTIVATION OF NURSES IN SURAKARTA
ISLAMIC HOSPITAL
By :
Muhammad Shoqibul Iza Zulfikhar*. Supratman, SKM., M.Kep., Ph.D**
Abstracts
Leadership is the ability to provide a constructive influence others to do the
business of the cooperative achieve the planned objectives. Motivation is form of
strength, force or power, or a state of readiness is complex and encouragement
within the individual to move towards a certain goal. Motivation was a nurse may
change due to factors that influence it. the objective was aim know correlation
between leadership style of head room with work motivation of nurses. This
research is a quantitative and research method used correlation approach.
population are 232 nursing staff. sample are 56 nurse practitioner with taking
sample was using simple random sampling technique. instrument research of
leadership style and motivation nursing staff using questionnaire. data analysis
using Chi Square test. the results obtained data. 5 respondents (8.9%) to
implement autocratic leadership style, 49 respondents (87.5%) apply democratic
leadership style, 2 respondents head room (3.6%) to implement free act leadership
style. 4 respondents (63.2%) have medium motivation to work, 52 respondents
(92.9%) had high motivation. Chi Square statistic test results with a significance
of p = 0.024. the results concluded there was correlation between leadership style
of head room with work motivation of nurses in Surakarta Islamic Hospital.
Keywords : Nurse,Leadership Style,Work Motivation, Surakarta Islamic Hospital
3
1. PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi seperti saat ini banyak persaingan dalam pelayanan
kesehatan. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan mutu pelayanan sehingga
menghasilkan pelayanan kesehatan yang maksimal. Mutu pelayanan kesehatan
dipengaruhi beberapa faktor, faktor yang paling menonjol adalah sumber daya
manusia.
Menurut Ilyas (2004) mengemukakan bahwa sumber daya manusia adalah
kunci dari keberhasilan dan kesuksesan organisasi. Sumber daya manusia yang
berhubungan dengan pemberian pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah tenaga
perawat. Untuk meningkatkan kualitas perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan kepada klien membutuhkan peran kepemimpinan dalam
mempengaruhi dan menggerakkan perawat
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk memberikan pengaruh kepada
orang lain untuk melakukan satu usaha kooperatif dalam pencapaian tujuan
yang sudah direncanakan, sehingga pemimpin itu harus bisa melaksanakan
kepemimpinannya, jika dia ingin sukses dalam melakukan tugas-tugasnya
(Kartono, 2011).
Kepala ruang sebagai pemimpin perlu melakukan pembinaan atau pengarahan
kepada perawat pelaksana dan pengembangan motivasi, inisiatif dan
keterampilan agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, dalam hal ini
pemimpin harus mampu memberitahu, menjelaskan, bekerja sama dan
memonitor perilaku perawat sesuai dengan situasi yang ada untuk dapat
meningkatkan motivasi kerja perawat sehingga dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang telah disepakati.
Dari wawancara yang telah dilakukan dengan bagian bidang keperawatan
Rumah Sakit Islam Surakarta mengatakan bahwa dalam menentukan kepala ruang
berdasarkan pengalaman kerja di Rumah Sakit Islam Surakarta minimal 4 tahun,
memiliki sertifikat manajemen bangsal, memiliki pendidikan minimal D3 dan
memiliki kompetensi. Wawancara yang telah dilakukan dengan perawat pelaksana
bahwa sebagai perawat pelaksana harus bisa menyelesaikan dokumentasi selama
24 jam dan dengan sebaik mungkin walaupun dengan jumlah pasien yang
berbanding terbalik dengan jumlah perawat pelaksana terutama pada saat berjaga
pada shift siang dan malam hari. Sedangkan salah satu kepala ruang menyatakan
bahwa melakukan rapat dan bertatap muka dengan perawat pelaksana selama
sebulan sekali dalam membahas sistem,operan dan shift. Sedangkan melakukan
motivasi kerja pada perawat pelaksana hanya dilakukan apabila diperlukan dan
dalam kondisi tertentu saja
Disamping itu terdapat fenomena yang menarik ketika dilakukan pengamatan
saat survey pendahuluan. Terdapat beberapa jumlah perawat pelaksana yang
berbeda – beda dengan pasien yang relatif sama di dalam suatu ruangan yang
4
bekerja. Tetapi walaupun terdapat perbedaan itu di setiap ruangan selalu tercipta
suasana ruang begitu senang tidak terlihat adanya beban kerja sebagai perawat
pelaksana, tidak terlihat perselisihan dalam bertugas antar perawat pelaksana.
Disamping itu terlihat kepala ruang juga mau untuk bertindak langsung ke pasien
walaupun terdapat perawat pelaksana di ruang tersebut. Kepala ruang juga terlihat
begitu akrab dan mengedepankan hubungan yang baik dengan perawat pelaksana
sehingga tidak terlihat adanya perbedaan jabatan.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Hubungan antara gaya kepemimpinan kepala ruang dengan motivasi kerja
perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam Surakarta”
2. METODE
2.1 Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif
dengan menggunakan pendekatan korelasional. Metode kuantitatif
merupakan pendekatan ilmiah yang memandang suatu realitas itu dapat
diklasifikasikan, konkrit, teramati dan terukur,hubungan variabelnya
bersifat sebab akibat dimana data penelitiannya berupa angka-angka dan
analisisnya menggunakan statistik (Sugiyono, 2008). Selain itu metode
kuantitatif memiliki sifat mengukur tingkat kejadian, membuktikan sesuatu
(apakah ada hubungan, pengaruh, dan perbedaan faktor yang dominan),
tindakan atau eksperimen serta memprediksi sesuatu variabel berdasarkan
variabel lain.
2.2 Populasi dan Sample
Populasi dari penelitian ini yaitu seluruh perawat yang berada di
bangsal rawat inap. Jumlah perawat pelaksana menurut data bidang
keperawatan sekitar 232 orang. Dalam penelitian ini menggunakan teknik
pengambilan sampel random sampling. Jadi sampel yang digunakan
sebanyak 56 orang. Teknik pengambilan sampel setiap ruangan akan
menggunakan teknik proporsional sampling.
2.3 Instrumen Penelitian
Penelitian ini dalam melakukan pengambilan data menggunakan
instrumen penelitian kuesioner atau angket. Dalam penelitian ini terdapat 2
jenis kuesioner yaitu kuesioner untuk menilai gaya kepemimpinan kepala
ruang dan kuesioner untuk mengukur motivasi kerja perawat pelaksana.
Dalam pengukuran gaya kepemimpinan kepala ruang dan motivasi kerja
perawat pelaksana masing-masing menggunakan kuesioner yang berjumlah
18 pernyataan.
5
2.4 Analisa Data
Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara
kepemimimpinan kepala ruang dengan motivasi kerja perawat pelaksana
maka digunakan analisis korelatif. Teknik analisis korelatif yang dipakai di
penelitian ini adalah Analisis Chi Square.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Karakteristik Responden
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Perawat Pelaksana
Rumah Sakit Islam Surakarta
Karakteristik Frekuensi Persentase %
Umur
23-30 tahun 34 60,7
31- 39 tahun 15 26,8
>40 tahun 7 12,5
Total 56 100,0
Jenis Kelamin
Laki-laki 9 16,1
Perempuan 47 83,9
Total 56 100,0
Tingkat
Pendidikan
D3 Kep 47 83,9
S1 8 14,3
SPK 1 1,8
Total 56 100,0
Lama Bekerja
2-10 tahun 44 78,6
>11 tahun 12 21,4
Total 56 100,0
6
3.2 Gaya Kepemimpinan
Gambar 3.2.1 Distribusi responden berdasarkan gaya kepemimpinan
3.3 Motivasi Kerja Perawat
Gambar 3.2.2 Distribusi responden berdasarkan motivasi kerja
3.4 Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Motivasi Kerja Perawat
Pelaksana
Tabel 2 Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang dengan Motivasi
Kerja Perawat Pelaksana
Gaya
Kepemimpinan
Kepala Ruang
Motivasi Keja Perawat Pelaksana
Cukup Baik Total Statistik
Frek % Frek % Frek %
Otokratik 1 20,0 4 80,0 5 100 x
2= 7,48
Demokratik 2 4,1 47 95,9 49 100 p =0 ,024
Bebas Tindak 1 50,0 1 50,0 2 100
Total 4 7,1 52 92,9 56 100
8,9%
87,5%
3,6%
Gaya Kepemimpinan
Otokratik
Demokratik
Bebas Tindak
7,1%
92,9%
Motivasi Kerja
Cukup
7
4. PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Responden
4.1.1 Karakteristik Umur Responden
Data karakteristik responden menurut umur diperoleh hasil
sebagian besar responden berumur 23-30 tahun sebanyak 34 responden
(60,7%), sedangkan untuk responden yang beumur 31- 39 tahun sebanyak
15 responden (26,8%) dan sebanyak 7 responden (12,5%) berumur lebih
dari 40 tahun. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Farida
(2011) yaitu bahwa umur ≤ 40 tahun merupakan usia produktif dalam
bekerja, memiliki semangat cukup tinggi untuk berkompetensi dan bekerja
lebih baik dibandingkan dengan orang lain, sehingga mereka cenderung
lebih inovatif dan kreatif dalam melakukan pekerjaan.
4.1.2 Karakteristik Jenis Kelamin Responden
Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki jenis kelamin
perempuan sebanyak 47 responden (83,9%). Hal ini sesuai dengan
kenyataan pada umumnya bahwa profesi keperawatan didominasi oleh
perempuan. Hal ini mungkin dikarenakan pekerjaan sebagai seorang
perawat yang mengedepankan pelayanan lebih cocok dilakukan oleh
perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Dibandingkan dengan laki-laki,
perempuan secara tabiat lebih intuitif (lebih peka), sehingga sebagai suatu
pekerjaan yang didasarkan atas naluri keperawatan banyak dilakukan dan
diminati oleh perempuan (Asmadi, 2008).
4.1.3 Karakteristik Tingkat Pendidikan Responden
Hasil distribusi frekuensi berdasarkan tingkat pendidikan
menunjukkan bahwa sebagian besar perawat memiliki tingkat pendidikan
D3 keperawatan sebanyak 47 orang (83,9%). Pendidikan adalah salah satu
karakteristik yang harus dipertimbangkan karena dapat mempengaruhi
persepsi seseorang dalam memilih tindakan ketika terjadi sesuatu di
lingkungannya. Pendidikan dapat mempengaruhi proses belajar mengajar,
semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah orang tersebut
untuk menerima informasi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
idealnya akan memiliki pengetahuan yang lebih baik terhadap suatu hal
(Astuty, 2011)
4.1.4 Karakteristik Lama Bekerja Responden
Distribusi responden berdasarkan lama bekerja menunjukkan bahwa
sebagian besar responden bekerja selama 2–10 tahun sebanyak 44 orang
(78,16%). Masa kerja yang lebih lama akan mengkondisikan seseorang
8
dalam beradaptasi dengan kondisi kerjanya. Kinerja masa lalu sering
dikaitkan dengan produktivitas kerja yang lebih baik, namun sesungguhnya
lama bekerja tidak bisa dijadikan acuhan seseorang untuk memiliki
produktivitas kerja yang lebih baik dibandingkan dengan seseorang yang
belum lama bekerja (Robbins dan Judge, 2008).
4.2 Karakteristik Berdasarkan Variabel
4.2.1 Distribusi Berdasarkan Gaya Kepemimpinan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa sebagian besar
gaya kepemimpinan yang diterapakan oleh kepala ruang merupakan gaya
kepemimpinan demokratik (87,5%). Hasil penelitian ini hampir sama
dengan penelitian yang dilakukan oleh Hutahaen (2009) diperoleh gaya
kepemimpinan demokratis (49%) dan penelitian yang dilakukan oleh
Kontesa (2014) didapatkan hasil penelitian bahwa sebanyak (44,7%)
perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah dr. Rasidin
Padang berpendapat bahwa gaya kepemimpinan kepala ruangan adalah
demokratis.
4.2.2 Distribusi Berdasarkan Motivasi Kerja
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 56 perawat
pelaksana diperoleh data bahwa sebagian besar motivasi kerja yang
dimiliki perawat pelaksana baik (92,9%). Penelitian ini bertentangan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra (2012) yang berjudul
Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang Dengan Motivasi Kerja
Perawat Dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan Di RSUD Dr. Raden
Soedjati Grobogan dengan penelitian yang dilakukan kepada 68 perawat
didapatkan hasil bahwa motivasi kerja perawat masih kurang (63,2%).
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad, Herman dan
Hendry (2013) yang berjudul Hubungan Kepemimpinan Kepala Ruangan
Menurut Persepsi Perawat Terhadap Motivasi Kerja Perawat Pelaksana Di
Ruang Instalasi Rawat Inap F Blu Rsup Prof. Dr. R.D. Kandou Manado
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan kepala
ruang menurut persepsi perawat dengan motivasi kerja perawat dan ini
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Terdapat
beberapa faktor yang dapat memotivasi kerja perawat pelaksana sehingga
memiliki motivasi kerja yang baik meliputi karakteristik dan kondisi kerja
perawat, diantaranya merupakan situasi dalam pekerjaan, gaji ataupun
insentif, teman kerja dan promosi dalam hal kenaikan jabatan. Hal ini
membuktikan teori Motivasi Herzberg bahwa motivasi dipengaruhi oleh
9
faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik. Sedangkan gaya kepemimpinan
merupakan salah satu faktor esktrinsik.
4.3 Hubungan antara Gaya Kepemimpinan dengan Motivasi Kerja
Perawat Pelaksana
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 56 perawat
pelaksana menunjukkan bahwa terdapat responden yang menilai kepala
ruang menggunakan gaya kepemimpinan otokratik yaitu 2 perawat
pelaksana dengan motivasi kerja cukup (20%) dan 3 perawat pelaksana
dengan motivasi kerja baik (80%). Gaya Kepemimpinan otokratik ternyata
tidak menonjol dibandingkan dengan gaya kepemimpinan demokratik.
Gaya kepemimimpinan otokratik merupakan kepemimpinan yang befokus
pada tugas atau pekerjaan. Pemimpin menentukan semua tujuan yang akan
dicapai dalam pengambilan keputusan. Hasil penelitian ini sejalan dengan
peneitian yang dilakukan Khuong dan Dang (2015) yang berjudul The
Effects of Leadership Styles on Employee Motivation in Auditing
Companies in Ho Chi Minh City, Vietnam dengan hasil bahwa gaya
kepemimpinan otokratik memiliki hubungan yang positif dengan motivasi
kerja. Hal ini bisa dijelaskan dengan baik ketika dalam situasi luar biasa
mendesak untuk menyelesaikan tugasnya maka tidak perlu
mempertimbangkan pendapat staf sehingga keputusan dapat dibuat secara
cepat. Saat semacam ini diperlukan kepemimpinan yang kuat sehingga
mendapatkan sesuatu yang dicapai secara cepat dan efisien.
Dalam penelitian ini terdapat responden yang menilai kepala ruang
menggunakan gaya kepemimpinan demokratik dengan terdapat responden
memiliki motivasi kerja yang cukup (4,1%) dan responden yang memiliki
motivasi kerja tinggi (95,9%). Gaya kepemimpinan demokratik dalam
penelitian ini merupakan gaya kepemimpinan yang dominan dibandingkan
gaya kepemimpinan yang lainnya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Al-Ababneh (2010) dengan judul The Influence Of
Managerial Leadership Style On Employee Job Satisfaction In Jordanian
Resort Hotels yang mendapatkan hasil bahwa gaya kepemimpinan
demokratik lebih dominan atau sering digunakan oleh manajer
dibandingkan dengan gaya kepemimpinan otoriter dan bebas tindak. Gaya
kepemimpinan demokrasi merupakan gaya dimana pemimpin selalu
melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan, dan membutuhkan
waktu yang lebih untuk berkonsultasi dengan banyak orang sehingga akan
menyebabkan proses pengambilan keputusan menjadi lambat dan dapat
menimbulkan frustasi bagi perawat yang menginginkan pengambilan
keputusan yang cepat (Marquis dan Huston, 2010).
10
Hasil lain dari penelitian ini terdapat responden yang menilai
kepala ruang menggunakan gaya kepemimpinan bebas tindak dan masing-
masing memiliki motivasi kerja cukup (50%) dan tinggi (50%). %). Gaya
kepemimpinan bebas tindak merupakan kepemimpinan dimana anggota
menentukan kegiatannya tanpa adanya pengarahan, supervisi dan
koordinasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Gopal dan Rima (2014) yang berjudul Leadership Styles And Employee
Motivation: An Empirical Investigation In A Leading Oil Company In
India dengan hasil bahwa gaya kepemimpinan bebas tindak memiliki
hubungan yang negatif dengan motivasi kerja. Ini berarti bahwa karyawan
tidak puas apabila di bawah kepemimpinan bebas tindak.
Dari seluruh responden yang memiliki motivasi kerja baik (95,9%)
dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan demokratik. Dari tiga gaya yang
diidentifikasi, gaya demokratik paling dominan dibanding dengan gaya
yang lainnya. Seperti yang disebut dalam literatur bahwa gaya demokratik
dipengaruhi oleh faktor pemimpin dan juga dari bawahannya. Bawahan
yang “mampu” dan “mau” bekerja serta berpartisipasi dalam pelayanan
dan asuhan keperawatan. Sehingga dalam mengatur kinerja perawat lebih
tepat menggunakan gaya kepemimpinan demokratik. Menurut peneliti hal
ini bisa terjadi dikarenakan gaya kepemimpinan demokratik merupakan
gaya dengan melakukan pendekatan dimana kepala ruang memberikan
kesempatan dan keterlibatan dari perawat pelaksana. Dimana menentukan
tujuan diperlukan peran aktif dari perawat pelaksana untuk memberikan
sebanyak mungkin ide dan masukannya.
Sedangkan dari statistik juga memperlihatkan bahwa diantara
kedua variabel tersebut memiliki nilai p=0.024, dan ini menunjukkan nilai
p < 0, 05. Sehingga H0 ditolak, yang berarti ada hubungan antara gaya
kepemimpinan kepala ruang dengan motivasi kerja perawat pelaksana di
Rumah Sakit Islam Surakarta.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Sebagian besar perawat pelaksana berpersepsi kepala ruang
menerapkan gaya kepemimpinan demokratis (87,5%), sedangkan gaya
kepemimpinan otokratik (8,9%) dan gaya kepemimpinan bebas tindak
(3,6%)
5.1.2 Sebagian besar perawat pelaksana memiliki motivasi kerja yang
tinggi (92,9%)
5.1.3 Berdasarkan persepsi perawat pelaksana gaya kepemimpinan
demokratis memiliki motivasi kerja tinggi (95,9%) dibandingkan dengan
11
gaya kepemimpinan otoriter (80%) dan gaya kepemimpinan bebas tindak
(50%)
5.1.4 Terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan kepala ruang
dengan motivasi kerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam Surakarta
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Institusi
Diharapkan dengan adanya penelitian ini pimpinan rumah sakit
dapat mempertahankan dan meningkatkan gaya kepemimpinan yang
demokratis terutama dalam hal melibatkan diri dalam interaksi bersahabat,
tetapi terus berusaha memastikan bahwa semua anggota menyadari
tanggung jawab dan standar pelayanan serta bersama-sama terlibat dalam
pemecahan masalah.
5.2.2 Bagi Peneliti Lain
Untuk peneliti lain dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan
sebagai referensi serta dapat dikembangkan untuk menambah variabel lain
yang sekiranya dapat menjadi faktor yang mempengaruhi motivasi kerja
perawat pelaksana
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ababneh, M. (2010). The Influence Of Managerial Leadership Style On
Employee Job Satisfaction In Jordanian Resort Hotels. epubs.surrey.ac.uk/.../
Al-Ababneh hotels.pdf diakses tanggal 14 Juni 2016
Asmadi. (2008). Konsep dasar keperawatan. Jakarta: EGC
Astuty. (2011). Hubungan Pelaksanaan Fungsi Pengarahan Kepala Ruangan
dengan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Haji Jakarta.
Jurnal Keperawatan Universitas Indonesia.(http://lontar.ui.ac.id). Diakses 13
Juni 2016
Farida. (2011). Kepemimpinan Efektif Dan Motivasi Kerja Dalam Penerapan
Komunikasi Terapeutik Perawat. Jurnal Ners Vol. 6 No. 1 April 2011 : 31-
41
Gopal,R & Rima, G. C. (2014). Leadership Styles And Employee Motivation: An
Empirical Investigation In A Leading Oil Company In India. IMPACT:
International Journal of Research in Business Management (IMPACT:
IJRBM) ISSN(E): 2321-886X; ISSN(P): 2347-4572 Vol. 2, Issue 5, May
2014, 1-10
Hutahaen. (2009). Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan dan Pengaruh Semangat
Kerja Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Umum Pusat Adam Malik Medan
2009.http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pkr_0703849_chapte r2.pdf
diakses 14 Juni 2016.
12
Ilyas, Y. (2004). Perencanaan SDM rumah sakit: teori, metoda dan formula.
Jakarta: Pusat kajian ekonomi kesehatan, FKM UI.
Kartono. (2011). Pemimpin dan kepemimpinan edisi 18. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Khuong, M. N., & Dang, T. H. (2015). The Effects of Leadership Styles on
Employee Motivation in Auditing Companies in Ho Chi Minh City,
Vietnam. International Journal of Trade, Economics and Finance, Vol. 6, No.
4, August 2015
Kontesa, M. (2014). Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan Dengan
Motivasi Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. Rasidin Padang Tahun 2014.
journal.mercubaktijaya.ac.id/downlotfile.php?file=8g.pdf diakses 14 Juni
2016
Marqus, B. & Huston, C. (2010). Kepemimpinan Dan Manajemen
Keperawatan.(ed.4).Jakarta:EGC
Muhammad, H. Y., Herman, W., Hendry, P. (2013). Hubungan Kepemimpinan
Kepala Ruangan Menurut Persepsi Perawat Terhadap Motivasi Kerja
Perawat Pelaksana Di Ruang Instalasi Rawat Inap F Blu Rsup Prof. Dr. R.D.
Kandou Manado. ejournal Keperawatan (e–Kp) Volume. 1 Nomor. 1
Agustus 2013.
Putra, N. A. P. (2012). Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang Dengan
Motivasi Kerja Perawat Dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan Di Rsud
Dr. Raden Soedjati Grobogan. Skripsi, Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2008). Perilaku organisasi. Jakarta: Salemba
Medika.
* Muhammad Shoqibul Iza Zulfikhar : Mahasiswa S1 Keperawatan FIK
UMS. Jln A Yani Tromol Post 1 Kartasura
** Supratman Ph.D: Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol Post
1 Kartasura.
Top Related