Download - Hse Planning

Transcript
Page 1: Hse Planning

PT. Global Securitech

HEALTHY

SAFETY

ENVIRONMENT

PLANNING

PROYEK PONDOK MAKMUR

1

Page 2: Hse Planning

PT. Global Securitech

DAFTAR ISI

BAB I. ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN

BAB II. INSPEKSI TERENCANA – Planned Inspections

BAB III. LAPORAN KECELAKAAN, PENYELIDIKAN DAN TINDAK

LANJUT

BAB IV. PERSONAL COMMUNICATION

BAB V. KESELAMATAN TRANSPORTASI DARAT

BAB VI. PROSEDUR KEADAAN DARURAT

BAB VII. PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

BAB VIII. ALAT PELINDUNG DIRI

BAB IX. PERLINDUNGAN TERHADAP GAS H2S

BAB X. PEDOMAN KESELAMATAN DALAM BEKERJA

2

Page 3: Hse Planning

PT. Global Securitech

BAB I

ADMINISTRASI dan MANAJEMEN

“The most valuable fringe benefit of considering safety an operational

strategy has been the general improvement in line management’s ability to

manage all aspects of their total jobs. Believe be, this is not just mere

rhetoric ………. It is proven fact.”

----------lester A Hudson’ President and Chief Officer, Dan River, Inc

1.1. PHILOSOPHY

PT.Global Securitech menetapkan kebijakan manajemen K3LL

dengan tujuan :

Membina keteladanan seluruh karyawan untuk menciptakan lingkungan kerja yang selamat, sehat, dan aman, serta mentaati setiap peraturan dan perundang – undangan tentang Keselamatan, Kesehatan, kerja dan lindungan lingkungan yang berlaku.

Untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan program K3LL ini, kita harus melaksanakan dengan konsisten prinsip - prinsip keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan, di lingkungan pekerjaan, keluarga dan masyarakat umum.

Adalah tugas kita untuk menerapkan setiap pengetahuan dan kemampuan tentang keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan dalam setiap pelaksanaan pekerjaan, sehingga akan meningkatkan kehandalan dan daya saing perusahaan maupun pribadi para karyawan.

1.2. TANGGUNG JAWAB K2LL

Tanggung jawab, dukungan dan keterlibatan penuh dari manajemen

dan seluruh karyawan merupakan unsur utama untuk mencapai tujuan

yang diharapkan dalam pelaksanaan program K3LL.

A. Tanggung Jawab Perusahaan

3

Page 4: Hse Planning

PT. Global Securitech

Tanggung jawab utama perusahaan adalah menciptakan suasana

bekerja yang selamat, sehat dan aman serta memastikan bahwa

setiap karyawan mengetahui dan melaksanakan setiap peraturan

keselamatan kerja yang menjadi tanggung jawabnya.

B. Tanggung Jawab Pimpinan

1. DIREKTUR UTAMA

Bertanggung jawab tehadap tujuan kebijakan perusahaan dalam

pelaksanaan program keselamatan kerja dan lindungan

lingkungan (K3LL). Tujuan ini dapat dicapai dengan melakukan

pendelegasian wewenang kepada : Direktur Operasi, HRD

Manager, Area Manager, Superitendent, Supervisor, HSE Officer

dan seluruh karyawan.

2. DIREKTUR OPERASI

Bertanggung jawab atas Perencanaan Pengorganisasian dan

pelaksanaan program keselamatan, kesehatan kerja, dan

lindungan lingkungan (K3LL). Melakukan evaluasi dan penilaian

tahunan untuk memastikan bahwa program K3LL dilaksanakan

oleh seluruh unit operasi perusahaan dengan cara yang paling

efektif.

3. H R D MANAGER

Bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan program

pelatihan bagi karyawan menindak lanjuti rekomendasi terhadap

tindakan disiplin dan melakukan penilaian terhadap pengalaman

dan kemampuan yang diperlukan masing-masing karyawan

untuk melaksanakan program K3LL.

4. PIMPINAN LAPANGAN

4

Page 5: Hse Planning

PT. Global Securitech

Pimpinan lapangan adalah Area Manager, Superintendent dan

Supervisor. Bertanggung jawab atas pelaksanaan program K3LL

untuk seluruh operasi yang berada dibawah tanggung jawabnya,

meliputi: inspeksi berkala untuk memastikan kepatuhan

karyawan terhadap pelaksanaan program K3LL, mengidentifikasi

setiap kondisi dan tindakan-tindakan penyimpangan dari standar

keselamatan kerja yang ditetapkan serta melakukan tindakan –

tindakan perbaikan yang diperlukan.

5. K3LL OFFICER ( HSE OFFICER )

Bertanggung jawab atas koordinasi pelaksanaan program K3LL,

melakukan pengawasan / pemeriksaan terhadap kelengkapan

dan kesiapan perlalatan pendukung agar selalu dalam keadaan

siap pakai, melakukan audit / inspeksi, membuat analisa dan

laporan serta melakukan kegiatan – kegiatan lain yang

berhubungan dengan program K3LL. Baik untuk hubungan keluar

(external) maupun kedalam (intenal).

C. Tanggung Jawab Karyawan

Mematuhi dan melaksanakan prosedur kerja yang aman untuk

mencegah kecelakaan pada diri sendiri dan rekan sekerja, dan

menjaga peralatan keselamatan kerja yang disediakan oleh

perusahaan: peralatan penyelamat dan peralatan perlindungan

perorangan.

1.3. SAFETY COMMITTEE

Secara operasional, pelaksanaan program K3LL dikoordinasi Safety

Commitee ( lampiran 1-1 ) yang terdiri dari : Ketua, Wakil Ketua,

5

Page 6: Hse Planning

PT. Global Securitech

Sekretaris, dan Anggota, serta dibantu oleh Safety Coordinator di

masing-masing unit operasi, dengan tanggung jawab :

1. Menganalisa dan mengevaluasi pelaksanaan program K3LL

2. Mengkoordinasi dan mengkomunikasikan semua program

K3LL kepada seluruh karyawan

3. Melakukan konsultasi pelaksanaan program K3LL dengan

eksekutif manajemen

4. Mengembangkan sistem pelaporan K3LL

5. Mewakili perusahaan dalam berhubungan dengan aparat –

aparat Pemerintaha atau badan – badan terkait

sehubungan dengan masalah K3LL

6. Menyelenggarakan program pemberian penghargaan atas

prestasi pelaksanaan program K3LL kepada individu

karyawan ataupun kelompok.

1.4. RAPAT KESELAMATAN KERJA – Safety Meeting

Rapat Keselamatan Kerja atau Safety Meeting harus dilakukan oleh

setiap Departemen atau Bagian dan dipimpin Supervisor, atau

Karyawan yang ditunjuk untuk mewakili Departemen atau Bagian

terkait dan dilaksanakan secara periodik sebulan sekali atau

seminggu sekali, tergantung dari kebutuhan dan sifat operasi dari

masing – masing Departemen atau Bagian.

Di lokasi menara pemboran (Rig). Maka rapat harus dilaksanakan

setiap pergantian Mud Engineer dan setiap akan dimulainya aktifitas

baru (toolbox / tailgate meeting ) dengan tujuan untuk menjelaskan

tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan dan mengingatkan

tentang faktor – faktor keselamatan yang harus diperhatikan.

Maksud dari rapat ini adalah :

6

Page 7: Hse Planning

PT. Global Securitech

Membentuk forum untuk saling tukar informasi dimana masalah

keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan dapat

didiskusikan diantara para supervisor dan karyawan.

Mencatat informasi mengenai kondisi dan praktek – praktek kerja

yang tidak aman serta sara-saran untuk perbaikan dan peningkatan.

Mengembangkan hubungan dan suasana kerja yang baik dan

harmonis diantara semua karyawan.

Membahas kasus – kasus karyawan kecelakaan yang pernah terjadi

dan cara – cara kerja yang aman dan penanganan keadaan bahaya.

Membantu perusahaan dalam pelaksanaan program keselamatan

kesehatan kerja dan lindungan lingkungan.

Memberi penjelasan tentang prosedur kerja standar (Standard

Operating Prosedure – SOP) dan potensi – potensi bahaya yang ada.

1.5. PENGHARGAAN K3LL - Safety Reward and Commendation

Perusahaan akan menyelenggarakan program penghargaan kepada

individu atau kelompokk karyawan yang memperlihatkan prestasi

dan kepedulian yang tinggi terhadap semua program K3LL, seperti

contoh berikut :

Saran – saran yang menghasilkan system kerja yang lebih

aman dan sehat.

Saran – saran untuk meningkatkan reputasi Perusahaan dalam

operasi kerja yang lebih aman.

Tindakan – tindakan yang telah meningkatkan reputasi

Perusahaan dalam operasi kerja yang lebih aman dan handal.

7

Page 8: Hse Planning

PT. Global Securitech

Menunjukkan kepatuhan yang tinggi terhadap peraturan dan

prosedur keselamatan kerja.

Pencapaian Safe Manhours untuk periode tertentu dari satu

Departemen atau kelompok kerja tanpa Lost Time Accident.

House Keeping, penataan tempat kerja dan peralatan, dan

kondisi – kondisi lain yang dapat dijadikan penilaian prestasi

pelaksanaan program K3LL.

Prosedur pemberian penghargaan akan diberitahukan kepada

karyawan melalui pelaksanaan orientasi karyawan baru, safety

meeting dan publikasi secara umum melalui papan – papan

pengumuman dan lain-lain.

Seluruh karyawan diharapkan untuk memberikan saran-saran

secara tertulis dan disampaikan kepada Supervisor yang akan

memberikan pertimbangan dan catatan-catatan untuk dilanjutkan

kepada Superintendent.

Superintendent akan mempelajari proposal yang diajukan. Jika

dinilai layak, maka akan meneruskannya kepada Safety

Commitee. Setiap tindakan atau praktek yang telah meningkatkan

reputasi perusahaan dalam hal safe operation harus dilaporkan

dan diusulkan oleh Supervisor untuk mendapat penghargaan.

Departemen K3LL akan mengidentifikasi catatan prestasi

mengenai safe manhours tanpa lost time accident untuk setiap

group atau bagian.

Safety Commitee akan menentukan siapa diantara karyawan atau

kelompok yang akan mendapat penghargaan.

8

Page 9: Hse Planning

PT. Global Securitech

Catatan dan proposal mengenai penelitian karyawan harus

disimpan dalam file karyawan dan salinannya disimpan oleh

Departemen K3LL dan Departemen HRD.

1.6. TINDAKAN DISIPLIN – Disciplinary Actions

Adalah kebijakan Perusahaan untuk mengambil tindakan disiplin

manakala peraturan dan prosedur kerja yang aman tidak dipatuhi.

Tindakan ini bertujuan untuk mengembangkan, menjaga dan

mempertahankan agar seluruh karyawan dapat bekerja dengan

tenang dan aman.

Tindakan disiplin yang akan diterapkan :

a. Mendapat teguran lisan untuk pelanggaran pertama

b. Mendapat peringatan tertulis untuk pelanggaran kedua

c. Mendapat peringatan tertulis terakhir untuk peringatan ketiga

d. Peringatan keempat dapat mengakibatkan pemutusan hubungan

kerja

e. Pemutusan hubungan kerja dengan seketika sesuai dengan

peraturan yang berlaku apabila karyawan / supervisor melakukan

pelanggaran berat yang menyebabkan orang lain terluka atau

meninggal, dan/atau mengakibatkan kerusakan berat pada

fasilitas perusahaan.

Surat peringatan harus dibuat oleh bagian yang terkait dan

ditandatangani oleh Supervisor dan Superintendent yang

bersangkutan, kemudian dilaporkan ke area manager.

Semua catatan tentang pelanggaran harus disimpan dibagian yang

terkait sebagai data pribadi karyawan di departemen K3LL untuk

manajemen kontrol dan di Departemen HRD untuk arsip pribadi

karyawan.

9

Page 10: Hse Planning

PT. Global Securitech

1.7. PENOLAKAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN – Refusal to Work

on the ground safety

Setiap karyawan dengan alasan yang masuk akal menyatakan bahwa

pelaksanaan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya mengandung

resiko bahaya bagi dirinya maupun orang lain, mempunyai hak yang

dijamin oleh perundang – undangan (lihat. Peraturan mengenai

Tindakan Keselamatan dan Kesehatan, no. 1 tahun 1970 pasal VIII,

ayat 12, butir e) untuk menolak melaksanakan pekerjaan apabila

berdasar pertimbangannya. Kondisi dan situasi kerja tidak aman.

Segera melapor ke Supervisor untuk mendiskusikan keadaan dan

situasi yang dihadapi Supervisor akan segera memberi pengarahan

untuk melakukan tindakan – tindakan yang diperlukan.

Jika karyawan masih belum merasa puas dengan kondisi dan situasi

kerja yang dihadapi, ia bias melanjutkan penolakan tugas dengan

membuat laporan tertulis yang menjelaskan mengapa ia menolak

untuk melaksanakan tugas, laporan tersebut di tujukan ke tingkat

manajemen yang lebih tinggi di departemennya dan mengirim

salinan surat penolakan tugas tersebut ke Safety Officer.

Supervisor dan Safety Officer akan melakukan penyelidikan terhadap

kasis ini pada situasi dimana :

a. Hasil penyelidikan menghasilkan fakta bahwa kondisi dan situasi

kerja yang dilaporkan oleh karyawan adalah benar, maka

karyawan akan mendapat penghargaan atas kewaspadaan dan

pengetahuannya terhadap tugas yang diberikan kepadanya.

b. Apabila hasil penyelidikan menghasilkan fakta bahwa kondisi dan

situasi kerja adalah aman, karyawan akan dianjurkan untuk

melaksanakan pekerjaannya.

10

Page 11: Hse Planning

PT. Global Securitech

c. Apabila karyawan masih menolak melaksanakan tugas, maka

kasusnya akan dilaporkan ke Area Manager untuk keputusan

akhir dan tindakan-tindakan yang diperlukan.

Pada situasi dimana seorang karyawan menolak melaksanakan

pekerjaannya dengan alasan keselamatan, terlepas dari hasil

penyelidikan yang dilakukan, maka supervisor yang bersangkutan

harus membuat catatan dan laporan untuk Pimpinan Departemen,

Departemen K3LL untuk manajemen kontrol dan Departemen HRD

untuk disimpan sebagai arsip karyawan.

BAB II

INSPEKSI TERENCANA – Planned Inspections

“ To look is one thing, to see what you look is another. To understand what

you see is another. To learn from what you understand is something else.

But to act on what you learn is all that really matters.”

----------winston churchill

Inspeksi Terencana dan dilakukan secara teratur merupakan tindakan pro-

aktif dalam program keselamatan kerja, untuk mengetahui dengan pasti

11

Page 12: Hse Planning

PT. Global Securitech

setiap kondisi dan praktek-praktek yang menyimpang dari prosedur dan

peraturan yang berlaku, untuk segera diidentifikasi dan dikoreksi, sebelum

hal ini menimbulkan masalah baik terhadap manusia, proses operasi, asset

perusahaan maupun lingkungan.

Tujuan Program Inspeksi Terencana :

1. Mengidentifikasi masalah yang tidak diantisipasi sebelumnya,

dengan melakukan inspeksi kesiapan peralatan dan wawancara

terhadap karyawan.

2. Mengidentifikasi penyimpangan dan kerusakan peralatan akibat :

pemakaian ( wear and tear ), pemakaian yang melampaui batas/

dipaksakan (abuse) dan penggunaan peralatan yang salah.

3. Mengidentifikasi praktek kerja yang tidak benar dan menyimpang

dari prosedur, yang dapat menjadi penyebab terjadinya kecelakaan.

4. Mengidentifikasi pelaksanaan tindakan perbaikan. Tindakan

perbaikan diperlukan untuk masalah-maslah yang spesifik, untuk

mencegah munculnya kembali masalah yang pernah terjadi.

5. Mendapat informasi tentang pelaksanaan program keselamatan dan

kesehatan kerja :

. Kondisi peralatan yang baik maupun peralatan yang sudah mulai

rusak.

. Penataan ruang yang efisien maupun pemanfaatan ruang yang

tidak teratur.

. Alat – alat kerja yang tertata rapi maupun berserakan.

. Material siap pakai maupun material yang tertimbun diantara

benda-benda lain.

. Area kerja yang aman maupun areal kerja yang penuh bahaya baik

terhadap kemungkinan cidera, maupun kesehatan karyawan.

. Area kerja yang bersih maupun area kerja yang kotor.

6. Menunjukkan komitmen manajemen terhadap program keselamatan

dan kesehatan kerja melalui kegiatan nyata.

12

Page 13: Hse Planning

PT. Global Securitech

Kegiatan inspeksi merupakan cara terbaik untuk mengkomunikasikan

kepada seluruh karyawan betapa pentingnya program keselamatan dan

kesehatan kerja yang diterapkan oleh perusahaan. Ketika para manajer

dan supervisor melakukan inspeksi, baik secara resmi maupun tidak resmi,

seluruh karyawan akan menyadari bahwa pimpinan turut bertanggung

jawab terhadap keselamatan dan kesehatan karyawan. Dengan demikian,

karyawan akan terpacu untuk melaksanakan apa – apa yang menjadi

bagian dari tugasnya, terlibat aktif dalam program keselamatan, merasa

bangga dengan pekerjaannya dan menjaga produktifitas kerja.

Pelaksanaan Inspeksi Terencana meliputi :

A. Sr. Management Inspection Tours

Sr. Manajemen : Direktur Utama, Direktur atau Manajemen akan

melakukan inspeksi paling tidak setiap enam bulan sekali di semua

lokasi operasi yang termasuk dalam daftar program Audit dan

Inspeksi. Tujuan inspeksi ini adalah memberi dukungan dan

komitmen terhadap pelaksanaan program K3LL.

Komitment dukungan ini berupa diskusi dan dialog dengan seluruh

manajemen dan karywan di lapangan mengenai pelaksanaan dan

hasil-hasil yang telah dicapai dalam pelaksanaan program K3LL

berdasarkan hasil audit dan inspeksi yang lalu, terencana audit dan

inspeksi berikut masalah-masalah yang dihadapi, saran-saran untuk

perbaikan dan peningkatan.

B. Inspeksi Manajemen ( Manajemen Inspection )

Manajer Lapangan akan melakukan Inspeksi Manajemen didaerah

operasi yang dijadwalkan, paling tidak sekali dalam tiga bulan

(Quarterly). Tujuan inspeksi adalah untuk mengevaluasi :

13

Page 14: Hse Planning

PT. Global Securitech

pelaksanaan tindakan perbaikan dan hasil temuan dari inspeksi

bulanan.

C. Inspeksi Umum

Superintendent dan Supervisor bersama safety Representative

melakukan inspeksi menyeluruh sekali dalam sebulan di masing-

masing daerah operasi yang telah tercantum dalam jadwal inspeksi.

Setiap kondisi atau praktek – praktek yang menyimpang dari

prosedur kerja standar dicatat dalam Formulir Laporan Inspeksi

Bulanan ( Formulir 2-1 ). Salinan dari laporan ini dikirim ke Area

Manajer dan Departemen K3LL. Rangkuman dari laporan inspeksi ini

akan dikirim oleh area manajer ke Direktur Operasi.

Rekomendasi yang belum dilaksanakan tetap berada pada laporan

untuk bulan berikutnya sampai ada ketetapan bahwa tindakan

perbaikan telah dilaksanakan.

Inspeksi menyeluruh dilaksanakan dengan melakukan tinjauan

langsung secara umum dan terperinci didaerah operasi yang telah

ditentukan, dan memeriksa segala sesuatu yang berhubungan

dengan aktifitas kerja dengan menggunakan Formulir Daftar Periksa

(Checklist) sebagai panduan untuk memastikan bahwa inspeksi telah

dilakukan dengan seksama.

D. Technical Inspection

Supervisor harus melakukan inspeksi teknik di daerah operasi kerja

yang menjadi tanggung jawabnya, paling tidak satu kali dalam

seminggu. Tujuan Inspeksi Teknik adalah untuk mengidentifikasi

kondisi substandard dari kesiapan peralatan dan praktek kerja, yang

dapat menimbulkan bahaya. Supervisor harus segera melakukan

14

Page 15: Hse Planning

PT. Global Securitech

tindakan perbaikan dan membuat laporan tertulis untuk

Superintendent dan Departemen K3LL.

E. Critical Parts / Items Inspections

Kita mengetahui bahwa kerusakan yang terjadi pada perlengkapan

peralatan dan material dapat mengakibatkan bahaya dan bencana.

Setiap orang yang pernah bekerja di sekitar operasi alat berat (crane)

yang mengangkat beban berat, akan mengetahui betapa pentingnya

melakukan inspeksi terhadap tali baja (sling) yang digunakan.

Critical Parts dapat didefinisikan sebagai komponen dari mesin,

peralatan, dan material yang apabila dalam keadaan operasional

mengalami kerusakan, kondisi sudah using, dan digunakan tidak

dengan semestinya dapat menyebabkan masalah besar. Critical

items ini adalah komponen tersebut diatas yang disimpan di tempat

penyimpanan dan memerlukan penanganan secara khusus.

Setiap manajer dan supervisor harus selalu memperhatikan kondisi

dari critical part/items ini. Seorang supervisor yang profesional dapat

menerangkan dengan cepat jenis-jenis alat dan material yang sering

mengalami kerusakan atau tidak berfungsi dengan baik dan

kerugian-kerugian yang diakibatkannya. Program inspeksi yang

efektif dapat memastikan bahwa semua Critical Part and items ini

diidentifikasikan, dievaluasi dan disimpan pada tempat yang baik.

Manajer dan Supervisor mempunyai kewajiban melaksanakan

inspeksi untuk mencegah timbulnya masalah yang disebabkan oleh

kerusakan dari Critical part / items.

Membuat Inventory. Formulir 2-2 dapat digunakan untuk

mengembangkan Critical Part Inventory. Critical Inventory :

15

Page 16: Hse Planning

PT. Global Securitech

1. Buat kategori untuk segala sesuatu milik perusahaan, seperti :

mesin, peralatan, bangunan, barang-barang dan material.

2. Rencanakan daerah operasi dan pemberian tanggung jawab

kepada masing-masing daerah operasional.

3. Daftar semua objek berdasarkan kategori (mesin, peralatan,

bangunan, material, dst). Untuk masing-masing daerah operasi,

gunakan inventory yang sudah tersedia seperti : accounting,

inventory, purchasing log, insurance and storage, dan stockroom

inventory.

4. Kumpulkan semua daftar (list) dan identifikasi semua critical

part/items dengan menggunakan pendekatan tim.

a. Anggota tim dapat terdiri dari : manajemen, operator,

manufacture’s reps, loss control specialist, occupational

health specialist.

b. Alat bantu yang terdiri dari : loss record, maintenance

record, operator manual, taining manual, safety publication,

job procedures.

c. Identifikasi beberapa critical part atau items yang dapat

mengakibatkan masalah utama apabila mengalami

kerusakan.

5. Buat daftar semua alat dan material dalam satu system yang

tetap.

a. Identifikasi bagian dari peralatan, bangunan, dll

b. Identifikasi critical part / items

c. Nyatakan apa yang harus diinspeksi

d. Identifikasi siapa yang harus melakukan inspeksi dan

tentukan frekuensinya.

Record Keeping. Catatan yang baik dan terperinci merupakan

unsur yang penting dari system critical part inventory. Untuk

itu dapat digunakan Formulir 2-3.

16

Page 17: Hse Planning

PT. Global Securitech

Pre-use equipment checks. Banyak jenis peralatan yang

melengkapi dengan system control, seperti : emergency,

lampu, breaker, dll. Yang sangat vital untuk keamanan operasi.

F. House keeping Evaluation

” Housekeeping” evaluation meruoakan faktor yang penting dalam

pelaksanaan general planned inspections yang efektif. Disini

termasuk kebersihan dan penataan lingkungan tempat bekerja.

Banyak diantara manajer dan safety specialist menganggap hal ini

sangat penting dan mereka setuju bahwa the first law of good work

adalah ” be clean and orderly ”.

Lingkungan yang kotor dan tidak tertata dengan baik adalah musuh

dari keselamatan kualitas, produktivitas dan efektifitas biaya. Salah

satu executive opini mengenai house keeping mengatalan :

” tidak peduli apa yang anda kerjakan, jika lingkungan Departemen

anda kotor dan tidak tertata, biaya yang anda keluarkan lebih tinggi

dari seharusnya dan --- hal yang akan mengejutkan --- apabila datang

seseorang ke departemen anda, walaupun dia tidak tahu apapun

mengenai pekerjaan anda, dia dapat membuat segala sesuatu

menjadi bersih dan teratur, maka dia akan dapat menurunkan biaya

produksi yang dikeluarkan.”

Inspeksi memberikan kesempatan yang baik untuk menemukan

tanda – tanda ketidateraturan, seperti misalnya :

Penataan ruang kerja yang kacau dan kotor.

Penataan barang – barang yang semrawut dan berbahaya.

17

Page 18: Hse Planning

PT. Global Securitech

Barang – barang berlebih, sudah usang atau tidak di perlukan

lagi.

Jalan yang terhalang.

Materil yang tertumpuk, barang-barang yang bedesakan di rak,

bak penampungan yang meluap, dll.

Alat dan perlengkapan kerja yang tertinggal di area kerja

Jumlah material yang berlebih

Barang – barang terbuang, tidak terpakai dan kelebihan

material yang membuat sesak area kerja

Ceceran, kebocoran dan material berbahaya yang dapat

menimbulkan bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan.

Banyak organisasi memberi perhatian khusus pada kebersihan dan

penataan ruang kerja dengan mengadakan kontes housekeeping,

pemberian hadian dan penghargaan. Penilaian didasarkan pada standar

seperti terlihat dalam contoh formulir. 2-5

18

Page 19: Hse Planning

PT. Global Securitech

Formulir 2-2

CRITICAL PARTS OR ITEMS INVENTORY

SPECIFIC ITEM

( MACHINE, EQUIPMENT, SUBSTANCE, MATERIAL, STRUCTURE, AREA )

DEPARTEMENT LOCATION INVENTORIED BY : APPROVED BY :

COMPONENTCONSIDERED

CRITICAL

REASON FOR CRITICALCLASSIFICATION

CRITICAL ?

NO YES

19

Page 20: Hse Planning

PT. Global Securitech

Formulir 2-3

Formulir 2-4

CRITICAL PARTS OR ITEMS RECORD CARD

SPECIFIC ITEM

(MACHINE, EQUIPMENT, SUBSTANCE, MATERIAL, STRUCTURE, AREA)

LOCATION OF ITEM

CRITICALPARTS

PRIMARY THINGS TO LOOK FOR

INSPECTIONFREQUENCY

INSPECTIONRESPONSIBILITY

20

Page 21: Hse Planning

PT. Global Securitech

BAB III

LAPORAN KECELAKAAN, PENYELIDIKAN DAN TINDAK LANJUT

PEMERIKSAAN PERALATANSEBELUM DIOPERASIKAN

JENIS PERALATAN NO. ID PERALATAN

ALAT-ALAT YANG DIPERIKSA CATATAN / KOMENTARKB

CATATAN TAMBAHAN :

LAPORAN KERUSAKAN : Kerusakan yang didapat pada peralatan ini pada pemeriksaan awal sebelum dioperasikan hari ini adalah :

OPERATOR :

NAMA/ TANDATANGAN

TANGGAL : SUPERVISOR :

NAMA/TANDATANGAN

TANGGAL :

21

Page 22: Hse Planning

PT. Global Securitech

3.1. PENDAHULUAN

Prosedur pelaporan, penyelidikan dan analisa kecelakaan harus

dilaksanakan oleh semua unit operasi perusahaan untuk mencegah

kemungkinan terjadinya kematian atau luka pada manusia akibat

kecelakaan, terhentinya operasi, dan dampak lingkungan. Pencegahan

terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan dapat dilakukan apabila

faktor – faktor penyebab utama terjadinya kecelakaan dapat diidentifikasi

dan secara sistematis dapat dihilangkan, sehingga dapat diciptakan tempat

dan kondisi kerja yang aman bagi seluruh karyawan. Maka seluruh

karyawan harus melaporkan semua keadaan yang diketahui tidak aman

dan berbahaya, baik bagi manusia, fasilitas operasi perusahaan maupun

lingkungan. Paduan ini merupakan ketentuan dasar yang dapat digunakan

oleh seluruh unit operasi perusahaan untuk membuat laporan, penyelidikan

dan analisa kecelakaan serta penanggulangannya.

Secara umum ada empat (4) unsur operasi perusahaan yaitu : manusia,

peralatan, material dan lingkungan yang secara sendiri –sendiri dan

berinteraksi satu sama lain merupakan unsur utama penyebab terjadinya

kejadian-kejadian yang tidak diharapkan (undersired incident).

1. MANUSIA – PEOPLE

Didalam unsur ini termasuk : manajemen, karyawan, pelanggan,

tamu, pendatang dan masyarakat.

Unsur manusia mempunyai keterlibatan yang sangat dominan

terhadap terjadinya kecelakaan. Manusia disini tidak hanya berarti

karyawan yang terjadi kecelakaan, tetapi lebih luas, menyangkut :

- manajemen yang bertanggung jawab atas prosedur,

peraturan, dan aspek-aspek yang berhubungan dengan

budaya perusahaan.

- Arsitek yang merancang tempat dan lingkungan kerja

karyawan.

22

Page 23: Hse Planning

PT. Global Securitech

- Manajer yang memilih, menerima dan menempatkan para

karyawan pada pekerjaan spesifik masing-masing.

- Supervisor yang memberi orientasi, informasi, instruksi,

motivasi, dan memimpin karyawan.

- Mereka yang melaksanakan perawatan peralatan dan

perlengkapan kerja agar selalu dalam kondisi baik dan aman.

Berdasarkan pengalaman, 80 % dari kesalahan yang dilakukan oleh

karyawan, melibatkan suatu sebab yang penangananya hanya dapat

dilakukan oleh tingkat manajemen.

2. PERALATAN – EQUIPMENT

Termasuk dalam unsur ini adalah semua peralatan yang dioperasikan

oleh manusia misalnya : mesin-mesin yang tidak bergerak, kendaraan

motor ringan dan berat, peralatan pengangkut, peralatan keselamatan,

dll. Semua peralatan ini sangat memungkinkan untuk menjadi

penyebab terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan cidera dan

kematian bagi manusia. Untuk mencegah maka diperlukan

perencanaan dan perancangan tempat bekerja yang aman, seperti :

penempatan peralatan kerja yang teratur, luas tempat bekerja yang

cukup, dll. Penyebab kecelakaan yang terjadi akibat tidak terpenuhinya

ketentuan-ketentuan tersebut dapat dikualifikasikan sebagai ” unsafe

practices.”

3. MATERIAL

Termasuk kategori material adalah bahan –bahan dasar, bahan kimia,

dan bahan-bahan lain yang dipakai, dikerjakan dan diproses oleh

manusia. Banyak kasus cidera yang diakibatkan oleh kebakaran,

ledakan, dll yang disebabkan karena penanganan material yang

ceroboh.

23

Page 24: Hse Planning

PT. Global Securitech

4. LINGKUNGAN – ENVIRONMENT

Unsur ini meliputi seluruh bagian yang berada di sekeliling kita,

bangunan, atau tempat yang mengelilingi manusia, peralatan dan

material, udara, bahan-bahan kimia berbahaya, cuaca, penyakit, seperti

: jamur, bakteri, virus, dll, dan kondisi fisik seperti : suara, panas,

dingin, kelembaban, dan radiasi.

Unsur-unsur ini tidak hanya berhubungan dengan masalah kecelakaan

atau sakit (Occupational Illness) tetapi juga mengakibatkan

ketidakhadiran karyawan,rendahnya kualitas produk dan pelayanan,

bahkan dapat mengakibatkan hilangnya produktifitas.

3.2 DEFINISI

Kecelakaan (Accident) adalah, kejadian yang tidak diharapkan dan

mengakibatkan bahaya terhadap manusia, kerusakan fasilitas /

peralatan, terhentinya operasi serta kerusakan terhadap lingkungan.

Incident, adalah kecelakaan yang terjadi dan disebabkan kontak

dengan sumber energi, misalnya : listrik, bahan kimia, panas, dan

peralatan yang bergerak.

Near Miss, adalah kejadian yang tidak diharapkan, yang

mengakibatkan luka pada manusia, kerusakan peralatan, kebakaran dll.

Critical / Sensitive Incident, adalah kecelakaan dengan tingkat

bahaya yang tinggi, misalnya : blow-out,kebocoran gas, ledakan, dan 15

barrels atau lebih minyak tumpah ke sungai.

Pertolongan Pertama (First Aid), adalah pertolongan untuk luka:

terpotong ringan, tergores, luka memar, dll dilakukan tanpa bantuan

dokter atau fasilitas perawatan.

Medical Treatment, adalah pertolongan untuk kecelakaan dilakukan

dengan bantuan dokter atau fasilitas perawatan,tetapi karyawan dapat

kembali bekerja pada hari kerja.

Lost Time Accident, adalah kecelakaan yang mengakibatkan

karyawan tidak dapat bekerja pada hari kerja.

24

Page 25: Hse Planning

PT. Global Securitech

Industrial Incident, adalah kecelakaan yang melibatkan kendaraan

bermotor, peralatan, dll.

Fatality, adalah kecelakaan yang mengakibatkan kematian bagi

manusia.

Occupational Disease, adalah pengaruh yang berakibat kronis pada

kesehatan karyawan yang disebabkan oleh lingkungan kerjanya. Contoh

: kehilangan pendengaran,otot terkilir, dll.

Motor Vehicle Accident ( MVA ), adalah kecelakaan yang melibatkan

kendaraan bermotor yang sedang berjalan.

Preventable Motor Vehicle Accident ( PMVA), adalah kecelakaan

yang diakibatkan karena kegagalan pengemudi untuk mencegah MVA.

Oil Spill, adalah tertumpahnya minyak sebanyak 1 barrel atau lebih

kelingkungan perairan maupun daratan.

Penyebap Utama ( Root Cause ), adalah penyebap utama terjadinya

kecelakaan. Root Cause dapat diidentifikasikan dan dikontrol.

Casual Factor, adalah masalah-masalah atau kondisi-kondisi yang

seharusnya dapat diatasi untuk mencegah terjadinya kecelakaan.

Untuk keperluan laporan ke migas, berikut ini adalah definisi-definisi

penting sebagai acuan dari migas:

Kecelakaan Tambang ( Mining Accident ),adalah setiap kecelakaan

yang terjadi selama waktu kerja yang menyebabkan kehilangan waktu

karena luka ( lost time injury ), hilang/rusaknya peralatan, dampak

terhadap lingkungan diarea pertambangan.

Kecelakaan Lingkungan ( Environment Accident ), adalah

kecelakaan yang menyebabkan kerusakan lingkungan.

Mining Intalation/Equipment Accident, adalah kecelakaan

kerusakan terhadap instalasi/peralatan yang menyebabkan

diperlukannya perbaikan dengan nilai lebih dari 10.000 US$.

25

Page 26: Hse Planning

PT. Global Securitech

Mining Serious Injury, adalah lost time injury yang berpotensi untuk

menyebabkan lost time selama 21 hari atau lebih, atau tidak dapat lagi

bekerja secara permanen.

Dari laporan, penyelidikan dan analisa kecelakaan, akan didapat data-

data yang berkaitan terjadinya kecelakaan. Data-data ini

menginformasikan :

1. Menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi

Dengan penyelidikan dapatr menghilangkan bukti-bukti yang saling

bertentangan, sehingga dihasilkan kesimpulan akhir yang akurat

tentang apa yang sebenarnya terjadi.

2. Menentukan penyebab yang sebenarnya

Menentukan hasil penyidikan yang tidak berguna karena penyebab

utama dari kejadian tidak terdeteksi. Hal ini merupakan suatu

kerugian karena investasi waktu yang sudah digunakan untuk

pelaksanaan penyidikan tidak mungkin dikembalikan.

3. Menentukan tingkat resiko

Penyelidikan yang baik menghasilkan informasi perkiraan

kemungkinan terjadi kecelakaan kembali dan mencegah kehilangan

dua nilai faktor krisis yaitu waktu dan uang yang akan dikeluarkan

untuk melakukan tindakan perbaikan.

4. Mengembangkan sistem pengontrolan

Sistem kontrol yang baik akan tercapai bila telah dilakukan

penyelidikan yang benar-benar mengatasi masalah secara tuntas.

Kalau tidak, masalah yang sama akan muncul dengan gejala yang

berbeda.

5. Menentukan kecenderungan terjadinya kecelakaan

26

Page 27: Hse Planning

PT. Global Securitech

Denag mengungkapkan kasus-kasus kecelakaan melalui penyidikan,

pelaporan dan analisa yang baik, akan dapat diidentifikasi

kecenderungan dari setiap jenis kecelakaan.

6. Menunjukkan perhatian

Kecekaan membarikan informasi kepada setiap orang tentang

ancaman yang terjadi terhadap kehidupan. Penyelidikan yang baik

membantu karyawan untuk lebih memperhatikan penyebab utama

terjadinya kecelakaan, sehingga dapat menghidari terulangnya

kecelakaan yang sama.

3.3 PELAPORAN

Hal yang terpenting untuk menunjang keberhasilan program kecelakaan

adalah pelaporan dari seluruh kecelakaan dan kondisi-kondisi berbahaya

bagi lingkungan sekecil apapun. Penting untuk dimengerti oleh seluruh

karyawan bahwa penyebab utama dari kecelakaan harus dilaporkan,

sehingga hal-hal yang dapat menimnulkan bahaya terhadap manusia,

kerusakan, fasilitas dan peralatan dan kerusakan lingkungan dapat

dicegah.

Formulir baku untuk pelaporan kecelakaan ( NLTA ) seperti pada formulir 3-

1, harus diisi oleh karyawan yang terlibat kecelakaan dan Supervisor ,

untuk kemudian dikirim ke Superintendent dan Safety Officer.

Safety Officer akan melakukan penyidikan untuk mendapat data – data

awal ditempat kejadian dan melaporkan kejadian kecelakaan tersebut ke

Pimpinan Area Kerja Terkait dengan menggunakan formulir laporan

kecelakaan (pendahuluan) pada formulir 3-2.

Seluruh karyawan perusahaan bertanggung jawab untuk melaporkan

langsung ke Supervisor, semua keadaan dan kondisi yang tidak aman

sebagai berikut :

27

Page 28: Hse Planning

PT. Global Securitech

Luka – luka atau sakit

Kerusakan kendaraan

Minyak oli dan bahan kimia yang tercecer

Kebakaran

Penyebaran penyakit di area kerja ( Occupational Disease )

A. Alasan-alasan tidak melaporkan kecelakaan

Ada beberapa alasan yang paling umum, mengapa karyawan enggan

untuk melaporkan kecelakaan :

1. Ketakutan terhadap masalah disiplin

Kebanyakan karyawan menganggap penyelidikan terhadap

kecelakaan merupakan usaha untuk mencari kesalahan, bukan

mencari fakta. Merupakan hal yang wajar bila orang takut akan

hukuman terhadap kelalaian yang telah diperbuatnya dan disiplin

yang baik sangat diperlukan karena sangsi hanyalah merupakan

bagian kecil dari disiplin. Supervisor yang profesional tidak akan

memperlakukan bawahan sebagai tempat penimpalan segala

kesalahan – kesalahan.

2. Khawatir terhadap Safety Record

Karyawan tidak menginginkan catatan safety group mereka

kurang baik. Tidak seorangpun karyawan mau menjadi penyebab

safety record group mereka menjadi jatuh hanya karena terjadi

cedera, kerusakan peralatan atau kecelakaan kecil.

3. Khawatir terhadap Reputasi

Karyawan tidak ingin dianggap sebagai sumber celaka atau

karyawan berbahaya oleh Supervisor dan rekan sekerjanya.

4. Takut terhadap perawatan reputasi

Ada diantara karyawan yang merasa takut terhadap perawatan

yang sederhana. Banyak kejadian kehilangan jari, bahkan

kematian yang disebabkan karyawan menghindar untuk

mendapat perawatan. Ketakutan lain adalah terdeteksinya

28

Page 29: Hse Planning

PT. Global Securitech

penyakit lain yang dideritanya, apabila dilakukan perawatan

medis.

5. Keinginan untuk menghindari tertundanya pekerjaan

Banyak karyawan yang mempunyai keinginan kuat untuk tetap

melaksanakan pekerjaan. Mereka tidak ingin pekerjaan terhenti

karena harus melakukan perawatan medis.

6. Khawatir terhadap sikap karyawan lain

Banyak karyawan, merasa khawatir bahwa melaporkan

kecelakaan yang terjadi akan mengganggu hubungan baik dengan

rekan sekerja atau supervisor.

7. Tidak mengerti tentang pentingnya laporan

Banyak karyawan tidak mengetahui tindakan positif yang segera

dilaksanakan manajemen setelah mereka melaporkan kecelakaan.

Karyawan menganggap hal ini sebagai ketidakpedulian dari

manajemen, sehingga karyawan memilih untuk tidak melakukan

tindakan apa-apa. Hal ini terjadi karena karyawan kurang

mendapat informasi mengenai keuntungan pelaporan kecelakaan

dan tindakan perbaikan yang dilakukan.

B. Memotivasi Pelaporan

Supervisor harus memotivasi karyawan untuk melaporkan setiap

keadaan yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan, dengan

cara :

1. Menanamkan kesadaran akan pentingnya informasi mengenai

kecelakaan.

2. Menunjukkan kepada karyawan, kegunaan dari laporan

kecelakaan dan tindak lanjut perbaikan.

3. Memberikan reaksi positif terhadap setiap laporan dan

menunjukkan kepada karyawan bahwa laporan yang mereka

berikan sangat berperan untuk meningkatkan kualitas operasional

perusahaan.

29

Page 30: Hse Planning

PT. Global Securitech

4. Memberi reaksi positif terhadap setiap usaha pencegahan

kecelakaan.

C. Langkah – langkah Pelaporan

1. Program keselamatan kerja perusahaan dilaksanakan untuk

mencegah terjadi kecelakaan. Bila terjadi kecelakaan, prioritas

pertama adalah melakukan pertolongan untuk karyawan yang

cedera, dan cedera sekecil apapun harus dilaporkan ke supervisor.

2. Segera setelah karyawan yang cidera dirawat, laporan kecelakaan

harus dikirim ke superintendent dan safety officer secara tertulis.

Karyawan tersebut bersama supervisor meninjau kembali apa

yang telah terjadi dan dilakukan analisa penyebab dan metode

yang dapat diterapkan untuk mencegah terjadinya kecelakaan

sejenis dimasa yang akan datang.

3. Laporan pengetahuan seperti formulir 3-2 harus dibuat oleh safety

officer, dikirim ke Departemen K3LL dan Area Manajer pengguna

jasa. Untuk kasus kecelakaan yang menyebabkan LTA dan

diperlukan penyelidikan yang menyeluruh, maka laporan

terperinci harus dibuat dengan menggunakan formulir 3-3 dan

mengikuti petunjuk ”loss Control Model”.

4. Bila terjadi kecelakaan yang mengakibatkan cedera berat atau

kematian mendadak, maka harus segera dilaporkan ke PT. Global

Securitech Departemen K3LL dan Area Manajer pengguna jasa.

Dokumen – dokumen khusus yang diperlukan oleh pemerintah

daerah tempat terjadinya kecelakaan harus diisi dan diproses

menurut instruksi yang berlaku.

1. Laporan kecelakaan industri atau laporan kesehatan laporan

supervisor tentang penyelidikan kecelakaan harus langsung

diserahkan kepada pimpinan lapangan, Departemen K3LL dan

Area Manajer pengguna jasa.

30

Page 31: Hse Planning

PT. Global Securitech

2. Pimpinan lapangan harus membuat laporan bulanan tentang

kecelakaan.

3. Perwakilan K3LL atas nama perusahaan, bertanggung jawab untuk

melaporkan dengan segera setiap kecelakaan yang melibatkan

karyawan atau peralatan perusahaan kepada Departemen K3LL

pengguna jasa.

D. Kejadian Kritis ( Critical / Sensitice Accident )

Kejadian kritis harus segera dilaporkan kepada Area Manager.

Apabila Area Manager tidak berada ditempat atau tidak dapat

dihubungi, maka hal ini harus dilaporkan ke Superintendent atau

Supervisor yang ada, yang akan segera melakukan koordinasi

dengan Tim Kesehatan Darurat (Emergency Team).

Kejadian kritis harus segera dilaporkan secara verbal kepada Direktur

Operasi paling lambat 1 jam setelah kecelakaan, disusul dengan

laporan tertulis dalam waktu 24 jam. Kejadian kritis yang harus

segera dilaporkan :

Kematian karena kecelakaan

Kebakaran besar

Serious Injury / Fatality disebabkan oleh Motor Vehicle Accident

(MVA) atau Industrial Incident.

Bencana alam

Gangguan kesehatan darurat

E. Industrial Incident

Supervisor dan karyawan yang terlibat langsung dalam insiden,

bertanggung jawab untuk membuat laporan awal tentang insiden

31

Page 32: Hse Planning

PT. Global Securitech

yang terjadi dan Safety Officer akan melengkapi laporan tersebut

dengan melampirkan laporan penyelidikan kejadian.

Cidera industry harus mencatat di buku Catatan Kecelakaan

( Accident Record Book ) dan formulir migas III jika kejadian

mengakibatkan lost time.

F. Kecelakaan Kendaraan Bermotor ( Motor Vehicle Accident –

MVA )

Formulir 3-1 dapat digunakan untuk melaporkan kecelakaan

kendaraan bermotor (MVA) dan supervisor bertanggung jawab untuk

membuat laporan awal tentang kecelakaan yang terjadi. Laporkan

awal akan dilengkapi oleh Superintendent dan Safety Officer sama

seperti Industrial Incident

Berikut adalah beberapa kategori dan kriteria kecelakaan secara

umum (Industrial Accident, MVA, Equipment Damage)

a. Minor :

kecelakaan yang disebabkan kesalahan kecil atau ceroboh

Tidak mengakibatkan cidera

Kerusakan < US $ 100

b. Serious :

Kecelakaan yang terjadi akibat kejadian ketidak pedulian

terhadap praktek – praktek keselamatan kerja dan mengemudi

(ugal-ugalan, lalai, salah mengambil keputusan, dll)

Terjadi cidera

Kecelakaan kedua kali dalam 12 bulan

Kerusakan : US $ 100 – US $ 999

c. Major :

Kecelakaan yang disebabkan ketidakpedulian terhadap praktek

keselamatan kerja dan mengemudi, misalnya mengendarai

kendaraan dengan kecepatan tinggi.

32

Page 33: Hse Planning

PT. Global Securitech

Kecelakaan yang mengakibatkan kematian seseorang atau

Cidera berat

Kecelakaan ketiga selama 12 bulan

Kerusakan : US $ 1.000 – US $ 9.999

d. Catastropic :

Kecelakaan yang disebabkan ketidak pedulian yang sangat

menyolok atau pelanggaran yang disengaja terhadap praktek-

praktek keselamatan kerja dan mengemudi (misal : ugal-

ugalan, kecepatan tinggi, dll) dan mengakibatkan dampak

sosial yang cukup luas (misal : unjuk rasa)

Kecelakaan yang sangat serius dan mengakibatkan cidera berat

atau kematian terhadap orang yang tidak ada kaitannya

dengan pekerjaan / aktifitas yang sedang dilakukan.

Kerugian > US $ 10.000

3.5 PENYELIDIKAN dan ANALISA KECELAKAAN – ROTT CAUSE

ANALYSIS

Semua kecelakaan yang mengakibatkan kecelakaan kerusakan –

cidera yang berat harus diselidiki dan dianalisis dengan ceapt dan

tepat untuk dapat menentukan penyebab utama dari kecelakaan

yang terjadi. Pelaksanaannya akan dilakukan oleh Board of

Inquiry (BOI) yang melibatkan pimpinan Lapangan dan Safety

Officer

PT. Global Securitech, K3LL pengguna jasa. Figure 3-1 yang

menggambarkan incident investigation flow chart.

Penyelidikan kecelakaan harus dilaksanakan secepat mungkin setelah

kecelakaan terjadi, agar didapat fakta dan detil yang tepat.

Penyelidikan kecelakaan dapat dilakukan dengan cara :

1. Melakukan wawancara dengan karyawan yang mengalami

kecelakaan, bila secara medis memungkinkan.

33

Page 34: Hse Planning

PT. Global Securitech

2. Melakukan wawancara dengan pihak lain yang terlibat dengan

kecelakaan tersebut.

3. Menentukan penyebab utama terjadinya cidera atau kerusakan.

4. Menentukan faktor penyebab terjadinya kecelakaan.

5. Mencatat penyelidikan kecelakaan pada formulir yang telah

disiapkan.

Yang harus dilakukan penyelidikan kecelakaan :

Supervisor / superintendent

Supervisor bertanggung jawab dan berhak untuk melakukan penyelidikan

kecelakaan, karena :

1. Mempunyai kepentingan secara pribadi

Kecelakaan yang terjadi akan mempengaruhi hasil kerja dan setiap

aspek pekerjaan yang harus diselesaikan. Supervisor bertanggung

jawab dengan tidak hadirnya karyawan karena cidera atau sakit,

kerusakan peralatan, dll.

2. Mengetahui dengan pasti kondisi karyawan

Supervisor membuat keputusan-keputusan terhadap pemilihan orang

pelatihan, standar kerja dan mengetahui informasi-informasi yang

diperlukan untuk penyelidikan kecelakaan.

3. Mengetahui bagaimana dan dimana mendapat informasi yang

diperlukan

Supervisor mengenal baik bawahannya, mengetahui ”siapa tahu apa”

dan dapat mengetahui dengan cepat dan akurat penyebab utama

kecelakaan.

4. Memulai untuk mengambil tindakan

Supervisor dapat menentukan mana yang dapat dikerjakan dan mana

yang tidak, serta mengapa.

5. Mendapat keuntungan dari hasil penyelidikan

a. Menunjukkan perhatian. Para supervisor yang dengan teliti

melakukan penyelidikan kecelakaan, membuktikan tentang

keterlibatan dan perhatiannya terhadap masalah yang

34

Page 35: Hse Planning

PT. Global Securitech

dihadapi, sangat dihargai oleh bawahannya. Supervisor yang

tidak melakukan hal ini akan mengalami masalah moril dan

kepercayaan.

b. Meningkatkan Produktivitas. Supevisor yang melakukan

penyelidikan, tindakan darurat dan perbaikan dengan efektif,

dapat meningkatkan produktifitas kerja karyawan.

c. Menurunkan biaya operasional. Cidera, kerusakan, dan

akibat lain dari kecelakaan merupakan biaya dan waktu yang

hilang. Penyelidikan kecelakaan yang efektif dapat mencegah

kecelakaan serupa dengan demikian mengurangi biaya

operasional dan mengungtungkan karyawan maupun

perusahaan.

d. Menunjukkan kemampuan supervisor dalam

melaksanakan fungsi control. Karyawan yang bekerja

dibawah bimbingan seorang supervisor yang aktif melakukan

control, mempunyai kebanggan yang besar terhadap

pekerjaannya.

PIMPINAN LAPANGAN

Pada situasi tertentu, penyelidikan kecelakaan memerlukan keterlibatan

Pimpinan Lapangan, apabila :

1. Terjadi kecelakaan berat ( High Potential Incident )

Tingkat keseriusan suatu kejadian mungkin berada diluar kewenangan

dan bertanggung jawab supervisor, melibatkan masyarakat dan

pemerintah, sehingga harus ditangani oleh manajer.

2. Kejadiannya melibatkan area supervisor lain

Pada situasi ini, maka penyelidikan kecelakaan harus dilakukan oleh

manajer yang mempunyai operasional terkait.

3. Tindakan perbaikan akan meliputi lingkup yang luas dan biaya

besar.

35

Page 36: Hse Planning

PT. Global Securitech

Untuk beberapa kasus, diperlukan otoritas yang lebih tinggi guna

mengembangkan tindakan-tindakan yang efektif dan praktis.

Langkah-langkah penyelidikan

Banyak hal yang harus dilakukan ketika terjadi kecelakaan, antara lain:

menangani korban yang cidera, memeriksa kejadian, antara lain:

menangani korban yang cidera, memeriksa kejadian, wawancara dengan

saksi, analisa, menulis laporan,pencegahan kejadian lanjutan seperti

kebakaran dan ledakan, dan mengatur karyawan untuk bekerja kembali.

Kebarhasilan program penyelidikan tidak dapat dicapai tanpa metode yang

memperhitungkan semua unsure yang terlibat kecelakaan. Hal ini

direfleksikan pada flow chart Figure 3 – 1.

1. Langkah awal.

Sangat penting bahwa situasi dilokasi kejadian tidak dirubah

sampai dinyatakan lengkap. Pimpinan tim harus memastikan

bahwa kecuali pertolongan terhadap korban dan pemadaman api

untuk kasus kebakaran, situasi di tempat kejadian kecelakaan

adalah tetap tidak berubah seperti pada saat kejadian.

Prioritas pertama memastikan bahwa korban yang mendapat

cidera sudah mendapat pertolongan medis yang diperlukan dan

api sudah dipadamkan. Selanjutnya dilakukan pengamanan

terhadap lokasi kejadian untuk penyelidikan.

Gambar/photo yang baik dan jelas sudut pandangnya harus dibuat

sesegera mungkin setelah kejadian untuk penyelidikan dan

gambar/photo tersebut dilampirkan pada laporan dari tim

penyelidikan.

2. Rencana penyelidikan

Tujuan utama penyelidikan adalah mendapat informasi untuk

mengetahui apa ada dan mengapa kecelakaan terjadi, membuat

36

Page 37: Hse Planning

PT. Global Securitech

daftar orang-orang yang akan diwawancara dan mengidentifikasi

barang bukti.

3. Mengumpulkan Fakta

Peralatan penting yang diperlukan untuk mendapat fakta di

lapangan guna menunjang penyelidikan kecelakaan antara lain :

kamera, 50 meter pita pengukus, pensil /pena warna, kertas

grafik, lampu (flash light) dll.

Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk memperoleh informasi

penyebab terjadi kecelakaan :

Membuat data lengkap : prosedur operasi, pemeliharaan peralatan,

pemasangan peralatan, spesifikasi teknik peralatan, catatan prestasi,

operator, dll.

Membuat foto atau diagram skematik dari kejadian.

Mencatat data lingkungan: panas, kelembaban, kondisi penerangan.

Melakukan wawancara dengan saksi segera setelah terjadi

kecelakaan.

ketika dilakukan wawancara dengan saksi , pastikan saksi mengerti bahwa

alasan wawancara adalah untuk mencari fakta atas terjadinya kecelakaan,

bukan untuk mencari kesalahan. Dan saksi harus membuat pernyataan

tertulis tentang kesaksiannya, serta manandatangani pernyataan

kesaksiannya.

Untuk mendapatkan informasi yang terperinci, hindarilah pernyataan

kepada saksi yang akan menghasilkan jawabkan ”YA” atau ”TIDAK”. Berilah

pernyataan yang akan mengarah pada jawaban yang bersifat

menerangkankesaksian dan apabila seluruh informasi dari saksi sudah

cukup, tanyakan kepada saksi tentang bagaimana perasaannya terhadap

terjadinya kecelakaan tersebut.

37

Page 38: Hse Planning

PT. Global Securitech

Penyelidikan kecelakaan harus memperhatikan kerugian nyata ( actual

loss) yang diakibatkan, baik terhadap: manusia, kerusakan fasilitas, biaya,

dan produksi. Sama pentingnya dengan actual loss, potential loss menjadi

unsure penting dalam penyelidikan kecelakaan. Tingkat bahaya ( severity )

dan kemungkinan terjadinya ( probability ) dari potential loss menjadi

actual loss, menjadi bahan analisa dalam penyelidikan kecelakaan.

Dengan demikian, setiap insiden harus diselidiki dengan menentukan:

severity, probability dan potensi untuk kembali terjadi. Figure 3 – 2

memperlihatkan tingkat kemungkinan terjadinya kembali ( probability of

reccurence ). Figure 3 – 3 memperlihatkan penilaian terhadap resiko ( risk

assessment ).

Tindakan-tindakan penyelidikan dan analisa suatu kecelakaan ( root cause

analysis ) secara terperinci digambarkan pada diagram ” loss Control

Model” ( sumber dari ” modern Safety Management ” Det Norske Veritas

Industry Pte.Ltd, loss Control Management ). Untuk pelaksanaannya dapat

digunakan Form. 3 – 2A.

Ada tiga metode yang dapat dikembangkan untuk melaksanakan

penyelidikan dan analisa kecelakaan dengan menggunakan diagram loss

Control Model, yaitu:

1. Model Penyebab Terjadi kecelakaan ( accident Causation

Model ), dimulai dengan mengidentifikasikan tindakan-tindakan

awal yang menyebabkan terjadinya kecelakaan, kemudian

dikembangkan ke kejadian kecelakaan dan akibat-akibat yanag

ditimbulkannya.

2. Model Penyelesaian Masalah ( problem Solving Model ), data

dari Accident Causation Model dikembangkan secara kronologis

untuk mendapat data penyebab utama kecelakaan.

38

Page 39: Hse Planning

PT. Global Securitech

3. Dimulai dengan metode 1, kemudian dikembangkan sesuai dengan

informasi yang ada dan kemudian digunakan metode 2 untuk

manganalisa mundur, dari mulai kejadian kecelakaan sampai kedua

metode titik temu. Metode ketiga ini biasanya digunakan apabila

informasi yang ada tidak lengkap.

3.5, TIDAK LANJUT PERBAIKAN – CORRECTIVE ACTIONS.

Setelah melakukan penyelidikan dan analisa kecelakaan ( root cause

analysis ), harus segera dilakukan tindak lanjut untuk perbaikan ( corretive

actons ),dan menggunakan Formulir 3 – 3 yang memuat data-data

mengenai: jenis kecelakaan yang terjadi, tanggal kejadian. Faktor-faktor

penyebab kecelakaan, tindakan perbaikan yang disarankan, penanggung

jawab pelaksanaan, dan perkiraan waktu/tanggal penyelesaiannya.

Formulir ini harus digunakan secara aktif sehingga dapat diamati setiap

kejadian kecelakaan dengan perbaikan ( corrective action ) yang

disarankan.

Tindakan-tindakan perbaikan ( corrective action ) tergantung pada jenis

dan penyebab utama kecelakaan. Bisa merupakan langkah sederhana,

seperti halnya seseorang menghapus dan merubah tulisan yang salah pada

computer, tetapi juga bisa merupakan sesuatu yang memerlukan tindakan

khusus dan kreativitas dari pelaksana.

Tindakan-tindakan perbaikan dapat dilakukan dengan menggunakan ”

Smart Technique ” sebagai berikut:

Spesifik menjelaskan tentang siapa yang mengerjakan, apa yang

harus dikerjakan, dan kapan dikerjakan.

Terukur atau measurable, nilai kuantitatif efektifitas untuk

mencegah mengurangi terjadinya kecelakaan dimasa

mendatang.

39

Page 40: Hse Planning

PT. Global Securitech

Accountable orang yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan harus

kompeten dan jangka waktu penyelesaiannya harus

ditentukan dengan jelas.

Beralasan atau reasonable, masuk akal dari segi pengerjaan dan

biaya, tidak menyebabkan akibat sampingan yang akan

menimbulkan bahaya lain.

Timely jika tingkat kerusakan dan konsekuensi cukup besar,

maka harus diperhitungkan waktu untuk perbaikan yang

secepat mungkin.

BAB IV

PERSONAL COMMUNICATIONS

”The ordinary human being would like to receive simple and intelligent

unstruction in what he is expeted to do, hoe it can be done and what

constitutes a job will done.”

---------- lawrence appley

40

Page 41: Hse Planning

PT. Global Securitech

Former President

American management Assosition

4.1 PENDAHULUAN

Bab ini akan memberi informasi kepada para supervisor tentang

pentingnya melekukan komunikasi yang efektif dengan masing-masing

pribadi karyawan, sebagai bagian dari tanggung jawab seorang supervisor

dalam melaksanakan tugasnya.

Kemampuan kominikasi tidak hanya membantu supervisor dalam

meelaksanakan tanggung jawab, tetapi juga akan memberikan rasa

percaya diri dalam menagani situasi dimana diperlukan komunikasi

langsung dengan karyawan ( one - to – one communication ).

Hasil penelitian terhadap bebrapa executive sukses menginformasikan

bahawa dua aktifitas manajemen dari ”20 critical managerial

competencies” yaitu ”mendengar aktif” dan ”memberi instruksi dengan

efektif ” memberi andil terbesar terhadap keberhasilan suatu usaha.

Aktifitas-aktifitas lain yang juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

adalah: mengkomunikasikan kebijakan perusahaan kepada seluruh

karyawan melakukan dialog dengan efektif, menjelaskan pekerjaan dan

menggunakan umpan balik melalui komunikasi, seperti terlihat pada tabel

berikut.

20 CRITICAL MANAGERIAL COMPETENCIES

Importance Rating Survey Rank & Competency

Super Critical

1. Listen actively

2. Give Clear, Effective Instruction

3. Accept Your Share of Responsibility for Problem

4. Identify Real Problem

41

Page 42: Hse Planning

PT. Global Securitech

Highly Critical

5. Manage Time, Set Priorities

6. Give Recognition for Excellent

Performance

7. Communicate Decision to Employees

8. Communicate Effectively ( Oraliy )

9. Shift Prioritas, if necessary

Critical

10. Write Effectively

11. Prepare Action Plan

12. Define Job Qualification

13. Effectively Implement Organization

Change

14. Explain and Use Cost Reduction methods

15. Prepare and Used Cost Reduction methods

16. Develop Written

17. Justify New Personal and Capital Equipment

18. Patricipate in seminar and read

Dengan demikian, lebih dari sepertiga Critical Management

Competencies adalah menyangkut komunikasi dengan bobot

terbesar pada komunikasi langsung dengan pribadi karyawan –

personal communications.

Alexander Cohen dalam artikelnya “ Factor in Successful

Occupational Safety Program “ terhadap pelaksanaan program

keselamatan kerja yaitu :

1. bukti nyata dari komitmen manajemen ( management

commitment ) terhadap pelaksanaan program keselamatan kerja.

2. frekwensi terjadinya kontak / komunikasi antara karyawan,

supervisor, dan anggota manajemen.

42

Page 43: Hse Planning

PT. Global Securitech

ORIENTASI

Dari hasil penyelidikan terhadap beberapa kecelakaan kerja yang terjadi,

secara statistik menunjukkan bahwa kecelakaan yang terjadi pada

karyawan baru hampir dua kali lipat dari yang terjadi pada karyawan yang

berpengalaman. Hal ini semata-mata disebabkan kurangnya informasi yang

memadai sebagai alat pelindung diri karyawan baru.

Karyawan yang baru mulai bekerja dan mereka yang bekerja dengan ruang

lingkup kerja yang baru, sangat rentan kecelakaan. Seorang supervisor

yang professional akan melakukan orientasi yang tepat bagi karyawan baru

untuk membantu melewati periode kritis ini dalam memulai pekerjaannya.

Orientasi yang baik memerlukan empati yaitu kemampuan pribadi untuk

menyelami jiwa seseorang, untuk melihat sesuatu dari sudut pandang

mereka. Sehingga orientasi yang dilakukan merupakan proses komunikasi

untuk mencapai pengertian bersama, membantu mereka terbiasa dengan

lingkungan kerja yang baru dan memberikan dasar-dasar pengetahuan,

keahlian dan sikap pribadi dalam lingkungan pekerjaan.

Memang pelaksanaan orientasi ini memerlukan sebagian investasi waktu

dari supervisor, tetapi untuk jangka panjang tidak ada hal yang paling

menguntungkan selain memberikan bekal kepada para karyawan baru

untuk memulainya dengan langkah yang benar. Orientasi adalah tahap

yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan moril karyawan, peningkatan

efisien dan tingkat kerja yang efektif.

Sebagai paduan pelaksanaan orientasi, dapat digunakan Formulir Daftar

Periksa (Checklist) Formulir 3-1

Tujuan Orientasi :

43

Page 44: Hse Planning

PT. Global Securitech

1. Memberi penjelasan dan petunjuk-petunjuk mengenai sistem

operasi perusahaan dan peraturan keselamatan dan kesehatan

kerja yang diterapkan oleh perusahaan.

2. Membuka kesempatan awal untuk membentuk hubungan kerja

yang baik antara supervisor dengan bawahan.

3. Memberikan dasar-dasar sikap (attitude) kerja yang baik dan

benar.

4. Menujukkan komitment yang kuat dari manajemen perusahaan

terhadap keselamatan dan kesehatan kerja serta

kesejahteraan karyawan.

Mereka yang harus mendapat orientasi :

1. Karyawan yang baru bekerja

2. Karyawan yang dipindahkan dari bagian lain dengan ruang lingkup

kerja yang berbeda

3. Karyawan yang dikembalikan pada jenis pekerjaan yang sudah lama

ditinggalkannya.

Jenis dan ruang lingkup orientasi tergantung pada situasi, latar belakang

karyawan dan lingkungan pekerjaan yang dihadapi.

Jenis dan pelaksanaan orientasi :

1. Orientasi perusahaan (umum), dilakukan oleh lebih dari satu orang

seperti dari HRD, Safety dan bagian-bagian lain yang terkait.

2. Orientasi kerja, dilakukan oleh pimpinan bagian yang bersangkutan

atau supervisor.

Tahap-tahap Orientasi :

1. Persiapan

a. Tentukan waktu dan tempat paling cocok untuk melaksanakan

orientasi, bisa dikantor, ruang pertemuan atau di area operasi.

b. Jadwalkan untuk melakukan peninjauan ke area-area kerja.

44

Page 45: Hse Planning

PT. Global Securitech

c. Kumpulkan informasi mengenai karyawan yang akan mendapat

orientasi, dan beritahu karyawan lain bahwa ada karyawan

yang akan bergabung dengan mereka.

d. Siapkan peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan oleh

karyawan baru.

e. Sebagai panduan bisa digunakan Formulir 3-1 untuk

memastikan bahwa hal-hal yang penting tidak terlewati.

2. Ciptakan suasana wajar, tenang dan bersahabat dengan memberi

perhatian pribadi kepada karyawan yang akan mendapat orientasi.

Beri kesempatan kepada karyawan baru untuk menceritakan data-

data pribadinya, seperti : nama kecil, keluarga, pengalaman kerja

dan kegiatan-kegiatan waktu luangnya.

Hal penting lain yang diperlukan adalah menginformasikan kepada

karyawan baru seberapa penting tugas yang akan dia laksanakan

dan seberapa besar kontribusi terhadap seluruh kepentingan operasi

perusahaan. Inilah tahap awal untuk membangun kebanggan

terhadap pekerjaannya, mengembangkan rasa memiliki dan rasa

tanggung jawab setiap karyawan baru.

3. Pelaksanaan Orientasi meliputi : personal presentation, diskusi,

referensi, material, tour dan lain-lain.

Hal-hal penting yang perlu dikomunikasikan pada saat orientasi :

a. Peraturan dan kebijakan perusahaan tentang keselamatan dan

kesehatan kerja.

b. Bagimana bekerja dengan aman.

c. Perlengkapan dan peralatan keselamatan kerja yang wajib

dikenakan pada waktu memasuki area kerja maupun

melaksanakan pekerjaan.

d. Bagaimana cara meminta pertolongan pada saat situasi bahaya

(emergency) cara-cara melaporkan dan tindakan-tindakan yagn

45

Page 46: Hse Planning

PT. Global Securitech

harus dilakukan untuk memberi pertolongan apabila terjadi

kecelakaan.

e. Sangsi-sangsi yang akan diterapkan terhadap pelanggaran

peraturan keselamatan kerja perusahaan.

Selama tiga bulan sebagai masa percobaan bagi karyawan baru, evaluasi

kemajuan-kemajuan yang dicapai untuk kemudian ditentukan

kualifikasinya.

INSTRUKSI KERJA YANG TEPAT (Proper Job Instruction)

Hasil penyelidikan kecelakaan kerja yang dilakukan oleh U.S Bureau of

Labour Statistics (BLS) melaporkan bahwa :

- 71 % dari pekerja yang mendapat luka dikepala mengatakan, mereka

tidak mendapat instruksi mengenai keselamatan kerja yang

diperlukan.

- 61 % dari pekerja yang terluka pada saat melakukan service

peralatan mengatakan mereka tidak mendapat informasi mengenai

lockout prosedur.

- 19 % dari pekerja yang terluka pada saat menjalankan mesin

pemotong mengatakan mereka tidak mendapat pelatihan untuk

menggunakan peralatan.

Dari informasi tersebut dapat disimpulkan, betapa pentingnya memberi

instruksi kerja yang tepat. Informasi yang cukup, dan pelatihan yang

baik kepada para karyawan agar mereka dapat bekerja dengan baik dan

aman. Instruktur kerja yang tepat tidak hanya menyangkut kepentingan

akan keselamatan tetapi lebih luas lagi akan berpengaruh terhadap

peningkatan produktifitas kerja, pengontrolan biaya dan kualitas dari

hasil kerja itu sendiri. Tingkat keefektifan seorang manager supervisor

dan team leader tergantung pada sejauh mana kehandalan setiap

karyawan didalam kelompoknya mengerti akan tugasnya serta

melaksanakan dengan efisien aman dan produktif.

46

Page 47: Hse Planning

PT. Global Securitech

Instruktur kerja yang tepat adalah ”bagaimana membimbing karyawan

untuk bekerja dengan benar, cepat akurat dan aman ” yang dalam

pelaksanaannya tentu akan membutuhkan perhatian, waktu dan usaha.

Tetapi inilah salah satu jawaban yang tepat terhadap banyaknya

masalah yang dihadapi supervisor. Instruktur yang tepat merupakan

cara yang efektif untuk menggantikan kebiasaan belajar sambil

mencoba – coba yang sering dilakukan oleh karyawan. Tujuan memberi

instruksi kerja yang tepat :

1. Memotivasi karyawan untuk melaksanakan tugas dan pekerjaannya

dengan baik dan benar.

2. Memastikan bahwa karyawan mempunyai kemampuan dan mengerti

bagaimana cara mengerjakan pekerjaannya dengan baik dan benar.

4.4 KONTAK PRIBADI ( Personal Contacts )

Kontak pribadi merupakan unsur tambahan yang terbaik dari rapat

kelompok (mis: safety meeting, toolbox talk, tailgate meeting, dll)

sebagai proses pembinaan dan belajar bagi para karyawan.

Tujuan melakukan kontak pribadi :

Mengkomunikasikan berbagai aspek : keselamatan, kualitas,

produktifitas, dan control biaya kepada masing-masing

karyawan.

Mengembangkan pengertian dan kesadaran yang lebih baik

terhadap keselamatan kerja.

Menunjukkan perhatian pribadi supervisor terhadap masing-

masing karyawan mengenai kondisi dan praktek kerja yang

baik dan benar.

Meningkatkan hubungan kerja yang baik antara supervisor dan

bawahan.

47

Page 48: Hse Planning

PT. Global Securitech

Kontak pribadi harus sering dilakukan agar secara efektif dapat memberi

pengaruh terhadap sikap (attitude), pengetahuan (knowledge) dan

kemampuan teknik (skill) yang lebih baik pada masing-masing karyawan.

Aktifitas kontak pribadi dapat dijadwalkan sekali dalam seminggu atau

minimum satu kali dalam sebulan tergantung jumlah karyawan yang

menjadi anak buah seorang supervisor.

Lima langkah kunci dalam melaksanakan kontak pribadi :

1. Tentukan topic pembicaraan spesifik yang berhubungan dengan

tugas dan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan.

2. Tentukan tujuan pembicaraan yang akan menjadi inti dari kontak

pribadi. Jika diperlukan gunakan referensi atau gambar-gambar yang

akan memperjelas apa yang kita maksudkan.

3. Informasi kepada karyawan, topik yang akan dibicarakan dan beri

pengertian tentang pentingnya diskusi. Berikan dorongan kepada

karyawan untuk berani berbicara dan mengemukakan pendapat

pribadinya. Supervisor yang profesional harus mendengarkan dan

memperhatikan apa yang dikemukakan oleh bawahannya, dengan

demikian akan tercipta komunikasi yang efektif.

4. Buat catatan sederhana mengenai pelaksanaan kontak pribadi,

sebagai managemen kontrol untuk merencanakan kontak – kontak

yang lain.

5. Jika ada informasi tambahan yang belum terjawab pada saat kontak

pribadi, maka setelah di dapat jawaban harus segera disampaikan

kepada karyawan.

Seorang supervisor adalah pembimbing dan pelatih terhadap karyawan.

Setiap karyawan dalam tim (kelompok) harus tahu apa yang diharapkan

dari mereka, bagaimana mereka mengerjakannya dan apa yang harus

48

Page 49: Hse Planning

PT. Global Securitech

mereka tingkatkan. Tanggung jawab terbesar supervisor adalah memberi

bimbingan dan memimpin karyawan untuk bekerja efisien, aman dan

produktif. Seorang supervisor harus tahu dan mengerti apa yang dikerjakan

oleh karyawan agar terus berusaha meningkatkan pengetahuan dan

kemampuannya.

BAB. V

KESELAMATAN TRANSPORTASI DARAT

UMUM

Sarana transportasi darat. Untuk karyawan, dalam operasi perusahaan,

selalu berkaitan dengan masalah keselamatan, kesehatan, dan

kesejahteraan karayawan. Dalam bab ini dijelaskan aspek keamanan

dan persyaratan yang diperlukan untuk memastikan bahwa transportasi

darat dilaksanakan secara terencana, terorganisasi dan terkontrol serta

sesuai undang – undang dan peraturan yang berlaku.

Tujuan pelaksanaan Manajemen Transportasi Darat :

Memastikan bertanggung jawab terhadap masalah transportasi

darat

Memastikan memenuhi semua persyaratan yang berlaku

Mengurangi resiko kecelakaan dalam operasi transportasi darat

Mengembangkan dan menerapkan standar tes dan seleksi

pengemudi

Mengembangkan dan menerapkan program-program dan

prosedur pelatihan pengemudi

Mengembangkan dan menerapkan standar perawatan kendaraan

transportasi untuk memastikan bahwa semua kendaraan dalam

kondisi aman.

49

Page 50: Hse Planning

PT. Global Securitech

TANGGUNG JAWAB DAN PENGAWASAN

A. Manajemen

Dalam pelaksanaan transportasi darat. Perusahaan bertanggung

jawab untuk melindungi keselamatan karyawan dan anggota

masyarakat. Manajemen bertanggung jawab untuk melaksanakan

tindakan-tindakan yang praktis dala hal :

Menjamin memenuhi undang-undang dan peraturan yang

berhubungan dengan transportasi darat.

Melaksanakan kebijakan yang dapat meningkatkan keamanan

transportasi darat, dan disesuaikan dengan kebutuhan

operasional yang diisyaratkan oleh pengguna jasa.

Melakukan evaluasi terhadap setiap aktivitas perusahaan

dalam hal keselamatan transportasi darat.

Memastikan bahwa semua kendaraan dan peralatan

transportasi darat dirawat sesuai dengan standar keselamatan

yang diisyaratkan.

Memastikan bahwa transportasi darat dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan yang berhubungan dengan tanggung jawab

terhadap lingkungan.

B. Pengawas (Supervisor)

Supervisor bertanggung jawab atas keselamatan transportasi

darat dan harus melaksanakan :

Sistem manajemen keselamatan transportasi darat

yang diterapkan oleh perusahaan maupun pihak

pengguna jasa.

Mengembangkan peraturan dan prosedur pelaksanaan

keselamatan transportasi darat.

Mengkomunikasikan peraturan keselamatan

transportasi darat kepada seluruh karyawan.

50

Page 51: Hse Planning

PT. Global Securitech

Memeriksa catatan tentang pengemudi transportasi

darat untuk memastikan bahwa pengemudi melakukan

tugas sesuai dengan ketentuan yagn berlaku.

Melakukan penyelidikan terhadap pelanggaran lalu

lintas yang di lakukan oleh pengemudi, prosedur ini

termasuk :

a. Membuat catatan permanen terhadap

pelanggaran lalu lintas.

b. Menyelidiki setiap pelanggaran dan

kecelakaan yang terjadi

c. Pelatihan ulang dan diskualifikasi terhadap

pengemudi berdasar catatan pelanggaran

dan kecelakaan.

Membuat laporan semua kejadian dan kecelakaan –

kecelakaan transportasi darat.

Bersama tim board of injury (BOI) pengguna jasa,

menyelidiki dan menganalisa semua kecelakaan yang

terjadi untuk menentukan penyebab utama kecelakaan

secara tepat dan melakukan tindakan perbaikan.

C. Karyawan

Karyawan mempunyai tanggung jawab :

Melaksanakan pekerjaan sesuai peraturan dan prosedur yang

diterapkan

Mengoperasikan kendaraan dengan memenuhi ketentuan

prosedur keselamatan

Dilarang mengoperasikan kendaraan dalam keadaan mabuk

karena alcohol dan obat-obatan

Melakukan pemeriksaan sebelum menjalankan kendaraan

Dilarang mengoperasikan kendaraan yang tidak memenuhi

standar keselamatan

51

Page 52: Hse Planning

PT. Global Securitech

Memberi bantuan instruksi kepada karyawan baru

Segera melapor apabila terjadi pelanggaran terhadap undang-

undang yang ditetapkan oleh pemerintah.

KEAMANAN MENGEMUDI

1. Semua calon pengemudi kendaraan perusahaan harus

memenuhi persyaratan sebagai berikut :

o umur minimal 18 tahun

o lulus seleksi yang dilaksanakan oleh perusahaan meliputi :

a. Sikap pribadi (attitude)

b. Tidak buta warna

c. Keterampilan mengemudi – ”behind the wheel” test road

d. Pengetahuan tentang rambu-rambu lalu lintas

o sehat dengan diperkuat surat keterangan dokter

o memiliki surat ijin mengemudi (SIM) yang sah sesuai

kendaraan yang dikemudikannya.

2. Dokumen tentang kendaraan dan surat – surat lain yang

diperlukan harus selalu tersedia di kendaraan milik

perusahaan.

3. Peralatan pada semua kendaraan perusahaan harus memenuhi

persyaratan yang ditentukan.

4. Setiap kecelakaan yang menyangkut kendaraan milik

perusahaan atau kendaraan yang di sewa perusahaan. Baik

kecelakaan berat maupun ringan harus dilaporkan secepat

mungkin kepada supervisor.

5. dilarang masuk atau keluar dari kendaraan yang sedang

berjalan dan naik kendaraan yang tidak dirancang untuk

kendaraan penumpang. Dilarang meninggalkan kendaraan

mesin yang masih hidup dan mengemudikan kendaraan

dengan pintu terbuka.

52

Page 53: Hse Planning

PT. Global Securitech

6. Dilarang merokok didekat kendaraan yang sedang mengisi

bahan bakar.

7. Dilarang mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan

motor di daerah yang mengandung gas, ingat bahwa di semua

operasi perminyakan selalu terproduksi gas, dan gas yang

keluar dapat terbakar oleh api terbuka dan loncatan bunga api.

8. pada waktu turun hujan, semua kendaraan bermotor yang

sedang di parkir dan dijadikan sebagai tempat berteduh

mesinnya harus dimatikan untuk menghindari keracunan gas

karbon monoksida

TEKNIK MENGEMUDI SECARA AMAN

Semua pengemudi harus mempraktekan teknik mengemudi kendaraan

secara aman :

1. Pengemudi harus hafal dan patuh kepada peraturan lalu lintas

baik umum maupun setempat.

2. Pada semua kendaraan perusahaan harus dipasang sabuk

pengaman semua penumpang harus mengenakan sabuk

pengaman.

3. Sebelum menjalankan kendaraan, pengemudi harus melihat

sekeliling untuk memastikan ada tidaknya kemungkinan bahaya.

4. Jika melakukan manufer kendaraan di tempat yang sempit,

pastikan bahwa jalan telah aman. Jika pandangan pengemudi

terhadap jalan terhalang, harus meminta pantauan orang lain.

5. Jika pengemudi yang sedang mengemudikan kendaraan

perusahaan merasa ngantuk, harus digantikan oleh karyawan

yang dapat mengemudi, jika tidak ada orang lain yang dapat

mengemudi, perjalanan tidak boleh dilanjutkan sebelum ada

pengemudi pengganti.

6. Pengemudi yang minum obat-obatan yang mengandung obat

tidur dilarang mengemudikan kendaraan.

53

Page 54: Hse Planning

PT. Global Securitech

7. Sebelum menjalankan mesin mobil dipagi hari, bersihkan semua

jendela dan kaca depan mobil.

8. Mengemudikan adalah tugas utama. Pengemudi tidak boleh

mengendarai kendaran sambil melakukan kegiatan lain seperti :

membuat catatan, mengoperasikan telepon mobil, dll.

9. Pada setiap kendaraan harus dipasang kaca spion, disarankan

menggunakan kaca spion wide angle karena kaca spion jenis ini

menambah luas pandangan.

10. Dilarang mengemudikan kendaraan secara tidak aman dan tidak

sopan, misalnya mengemudi secara ugal-ugalan, tidak

menghormati hak pejalan kaki melanggar peraturan lalu lintas,

dll.

11. Pengemudi harus mempertimbangkan dan mengatur kecepatan

sesuai denagn kondisi kendaraan, keadaan lalu lintas dan cuaca.

PELATIHAN

A. Pelatihan Awal

Setiap pengemudi ahrus lulus ”Kursus mengemudi yang selamat” (safe

driving practice course) setiap pelatihan harus didokumentasikan

secara lengkap.

B. Standard Minimal

Pelatihan awal harus meliputi sekurang-kurangnya empat jam instruksi

klasikal dan empat jam latihan ”behind the wheel” instruksi klasikal

meliputi :

Tinjauan terhadap sistim manajemen keselamatan transportasi

darat

Prinsip-prinsip umum tentang mengemudi yang aman

Tinjauan terhadap peraturan dan tanda-tanda lalu lintas

Prosedur dasar menjalankan, menghentikan dan

memundurkan kendaraan

54

Page 55: Hse Planning

PT. Global Securitech

Menjaga jarak kendaraan

Penjelasan tentang hak dijalan

Peraturan dan prosedur parkir

Mengemudi dalam cuaca yang buruk

Megemudi pada malam hari

Teknik mengemudi dalam situasi darurat

Perlunya inspeksi kendaraan sebelum perjalanan (pre-trip

vehicle inspection)

Teknik menangani kendaraan

Prosedur melaporkan kecelakaan

Prosedur tindakan darurat

Menggunakan peralatan keselamatan

Pelatihan mengemudi kendaraan (behind the wheel) harus dilaksanakan

dikendaraan yang akan dioperasikan, sebagai berikut :

Instruksi dan latihan manuber, parkir, memundurkan kendaraan, dll

Instruksi dan latihan teknik mengelak (evasive maneuver)

Inspeksi sebelum melakukan perjalanan (pre-trip inspection)

Mengemudi di jalan raya (offroad driving course)

C. Pelatihan Tambahan

Pelatihan tambahan diperlukan untuk operasi kendaraan transportasi darat

berdasarkan sifat operasi, daerah tanggung jawab dan persyaratan : local,

nasional dan internasional.

PERAWATAN KENDARAAN

Perawatan yang bener terhadap kendaraan transportasi darat akan

mencegah kecelakaan dan kerusakan yang fatal.

Perawatan kendaran secara rutin harus dilakukan pada basis ”per-

kilometer”, ”perhari” dan ”konsumsi bahar bakar” disesuaikan dengan jenis

kendaran dan sifat operasinya.

55

Page 56: Hse Planning

PT. Global Securitech

Bagian perawatn mempunyai tanggung jawab utama terhadap perawatan

kendaran transportasi darat.

Harus dilakukan pre-trip inspection terhadap setiap kendaraan pengangkut

karyawan dan kendaran cadangan penumpang. Data didokumentasikan.

Gunakan Formulir, 5-1 terlampir pada halamn berikut.

Kendaraan transportasi darat harus memenuhi standar keselamatan,

standar lingkungan, serta sesuai dengan undang-undang dan peraturannya

yang berlaku.

MANAJEMEN PERJALANAN

Tujuan dari manajemen perjalanan adalah untuk menjamin keselamatan

pengemudi, penumpang dan angkutan barang dan meliputi :

A. Pengurangan Perjalanan

Melakukan penilaian (assesmen) dan analisa untuk mengurangi kebutuhan,

perjalanan transportasi darat dapat mengurangi resiko bagi pengemudi,

penumpang dan angkutan barang. Alternatif bagi pengurangan perjalanan

transportasi darat :

Penggunaan alat transportasi alternative seperti udara, air, kereta

api, dll

Mengkombinasikan perjalanan

Metode komunikasi elektronik

B. Perencanaan Perjalanan

Manajemen perencanaan perjalanan harus mempertimbangkan metode

mengurangi resiko perjalanan dengan cara :

Pemilihan rute untuk menghindari daerah – daerah yang padat

lalu lintas

Membuat rute-rute perjalanan

56

Page 57: Hse Planning

PT. Global Securitech

Menentukan kendaraan yang sesuai untuk perjalanan berdasar

analisa daerah, kondisi cuaca, penumpang, angkutan barang,

alat-alat keselamatan yang diperlukan dan keterampilan

pengemudi.

Memilih pengemudi yang sesuai untuk perjalanan dengan

memperhatikan tingkat keterampilan, pengalaman dan kebiasaan

terhadap rute perjalanan. Mengatur jam-jam mengemudi, masa

istirahat dan istirahat makan bagi pengemudi.

Menentukan batas kecepatan maksimum.

Membuat standar jumlah, perjalanan yang dapat dilakukan

termasuk jadwal perjalanan maksimum dan minimum.

Memastikan bahan bakar yang tersedia cukup untuk perjalanan.

Menyediakan alat komunikasi dikendaraan jika diperlukan.

Menyediakan alat keselamatan, seperti P3K, suku cadang, ban,

peta perjalanan, dll.

Membuat perencanaan tindakan darurat.

KECELAKAAN KENDARAAN BERMOTOR (MVA)

Preventable – adalah setiap kecelakaan yang melibatkan

kendaraan perusahaan mengakibatkan kerusakan pada

bangunan, cidera atau kematian manusia, tanpa melihat siapapun

korbannya. Bangunan apa yang rusak dan dimana terjadinya,

yang diakibatkan oleh karena pengemudi perusahaan tidak

melakukan tindakan pencegahan yang seharusnya dapat

dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.

Non – preventable – kecelakaan yang terjadi diluar batas

kemampuan pengemudi untuk menghindarinya.

Jenis Kecelakaan Preventable

Jenis-jenis kecelakaan yang dapat dikategorikan sebagai PREVENTABLE :

57

Page 58: Hse Planning

PT. Global Securitech

Intersections Pengemudi harus berhati-hati saat mendekati,

memasuki dan melintasi persimpangan jalan,

untuk menghindari kemungkinan terjadinya

kecelakaan yang diakibatkan oleh tindakan

pengemudi lain, adanya pergerakan lalu lintas

yang kompleks dan persimpangan jalan yang

tertutup.

Backing Kecelakaan yang terjadi pada waktu

memundurkan kendaraan. Pengemudi tidak

cermat dalam memperhitungkan jarak, ruang

dan gerak kendaraan.

Front–End Collisions Menabrak dari belakang, tidak peduli apakah

kendaraan yang berada dimuka berhenti tiba-

tiba atau tanpa diduga, seorang pengemudi

seharusnya dapat menghindari terjadinya

kecelakaan ini dengan cara menjaga jarak yang

aman.

Rear–End Collisions Tertabrak dari belakang bisa terjadi akibat

kendaraan bergerak ke belakang di daerah

yang menurun, berhenti tiba-tiba pada waktu

melintasi jalan, ketika lampu lalu lintas

berubah atau pengemudi tidak memberi

tanda pada saat berputar.

Passing Kegagalan dalam melewati kendaraan lain

dengan aman adalah cermin dari lemahnya

pertimbangan dan perhitungan dalam

melakukan tindakan dari seorang pengemudi.

58

Page 59: Hse Planning

PT. Global Securitech

Being Passed Gesekan atau singgungan yang terjadi pada

waktu kendaraan disusul oleh kendaraan

lain. Pengemudi seharusnya dapat

mengurangi kecepatan atau meminggirkan

kendaraan lain menyusul.

Lane Encroachment Kecelakaan yang terjadi akibat pelanggaran

atau perpindahan jalur jalan adalah cermin

dari pengemudi yang ceroboh dan tidak

menghargai pengemudi lain.

Opposing Vehicles Sangatlah penting untuk memeriksa

tindakan-tindakan yang dilakukan oleh

pengemudi perusahaan pada waktu mereka

terlibat dalam kecelakaan dengan

kendaraan yang datang dari arah

berlawanan. Posisi dan lokasi kendaraan

sebelum dan pada titik kejadian harus benar-

benar dipastikan. Walaupun mungkin

kendaraan yang berlawanan memotong atau

melanggar jalur jalan, tetapi masih mungkin

untuk menghindari terjadinya kecelakaan,

misalnya dengan berhenti, meminggirkan

kendaraan dan memberi tanda dengan

lampu.

Turning Gerakan memutar, seperti juga menyusul

memerlukan perhatian dan kewaspadaan dari

pengemudi, gerakan memutar dan melintas

jalan harus memperhatikan kemungkinan

59

Page 60: Hse Planning

PT. Global Securitech

adanya kendaraan lain maupun pejalan kaki

di daerah perputaran.

Pedestrians and Bicycle peraturan dan undang-undang lalu lintas

umum memberikan perlindungan terhadap

pejalan kaki dari kemungkinan tertabrak oleh

kendaraan yang sedang berjalan, jalur jalan

yang tidak umum yang diambil oleh pejalan

kaki, misalnya ditengah jalur pemisah jalan

atau diantara kendaraan yang sedang parkir

tidaklah melepas tanggung jawab pengemudi

untuk melakukan tindakan pencegahan agar

tidak terjadi kecelakaan. Semua kecelakaan

yang melibatkan pejalan kaki dan

pengendara sepeda adalah PREVENTABLE.

Weaterher Kondisi cuaca yang kurang baik, seperti

hujan , kabut, gerimis, lumpur, atau debu bisa

meningkatkan faktor bahaya dalam

berkendaraan tetapi bukanlah penyebab utama

dari suatu kecelakaan kelalaian pengemudi

dalam menyesuaikan diri dengan kondisi cuaca

adalah penyebab terjadinya kecelakaan yang

dikategorikan sebagai PREVENTABLE.

Fixed Objects Tabrakan dengan benda yang terpasang

tetap. kecelakaan ini diakibatkan kelalaian

dalam memeriksa dan memperhitungkan jarak

dan ruang.

Mechanical Failure Setiap kerusakan mekanikal kendaraan

seperti: kerusakan dan rem, yang menyebabkan

60

Page 61: Hse Planning

PT. Global Securitech

terjadinya kecelakaan dan mengakibatkan

kematian, cidera, dan kerusakan bangunan

adalah dikategorikan sebagai MVA.

Setiap kecelakaan yang disebabkan oleh

kerusakan mekanik kendaraan yang seharusnya

dapat di deteksi oleh pengemudi, dikategorikan

sebagai PREVENTABLE, adalah tanggung jawab

pengemudi untuk melaporkan kondisi kendaraan

yang tidak aman (unsafe) untuk segera di

perbaiki.

Non – Collision Kecelakaan seperti kendaraan terbalik, atau

keluar dari jalur jalan yang disebabkan oleh

usaha pengemudi untuk menghindari terjadinya

tabrakan. Cara-cara dan prosedur pengemudi

sebelum terjadinya kecelakaan perlu diselidiki

untuk mengetahui kemungkinan pengemudi

tidak melaksanakan prinsip – prinsip pengemudi

yang aman.

Miscellaneos Beban yang berlebihan, barang terjatuh dari

kendaraan pengikat atau rantai kurang kuat,

pintu terbuka, dll. Yang mengakibatkan

kerusakan pada kendaraan angkutan barang

dan cidera terhadap manusia adalah

PREVENTABLE.

PROSEDUR POST INCIDENT

A. Laporan

Laporan awal sangat diperlukan untuk perbaikan dan penanganan

yang benar terhadap kecelakaan transportasi darat yang terjadi.

61

Page 62: Hse Planning

PT. Global Securitech

Maka laporan yang cepat kepada pihak yang bertanggung jawab

harus segera dilakukan setelah terjadi kecelakaan. Hal ini dapat

dilakukan melalui telepon, radio, atau peralatan komunikasi listrik

lainnya. Laporan sebaiknya termasuk :

Identitas pengemudi dan kendaraan yang bersangkutan

Waktu dan lokasi / geografik kecelakaan

Tingkat kerusakan dan cidera

Jenis dankeadaan barang / penumpang

Keadaan cuaca

Petugas kepolisian atau aparat keamanan yang terkait

Keadaan kendaraan

Keterangan singkat tentang peristiwa yang menyebabkan

kecelakaan

Pendukung tambahan yang diperlukan di tempat kejadian

B. Penanganan di Tempat Kejadian

Hal – hal berikut sebaiknya digabungkan kedalam prosedur

penanganan kecelakaan di tempat kejadian :

Prosedur-prosedur laporan untuk layanan darurat

Prosedur laporan untuk pihak kepolisian

Pengenalan sumber-sumber internal dan eksternal yang ada

Prosedur laporan dan tindakan penanganan kecelakaan dan

sumber – sumber reaksi darurat

Pengendalian bahaya lalu lintas

Perlengkapan darurat yang ada di tempat kejadian

Perawatan cidera dan fasilitas perawatan yang ada

Muatan barang dan prosedur penanganan benda-benda

berbahaya

Tindakan tim penyelidik kecelakaan

C. Penyelidikan Kecelakaan

62

Page 63: Hse Planning

PT. Global Securitech

Semua kecelakaan transportasi darat dan kecelakaan yang

hamper terjadi harus diselidiki sesuai prosedur standar yang

diterapkan oleh perusahaan dan pelaksanaan penyelidikan insiden

dilakukan pimpinan lapangan dan K3LL Officer dengan

berkoordinasi dengan tim K3LL pihak pengguna jasa.

Sebagai tambahan terhadap hal-hal khusus berikut yang

berkenaan dengan kecelakaan harus pula diselidiki :

Jenis permukaan jalan seperti : aspal, beton, batu kerikil

Keadaan permukaan jalan, seperti : rata, kasar, lembab,

berpasir, dll

Gerakan roda yang menggelincir atau jejak ban (ukur dan

difoto jika mungkin)

Keadaan cuaca

Kerusakan jalan dan off-road sebagai akibat dari kecelakaan

(foto, jika mungkin)

Kecepatan kendaraan yang bersangkutan

Pengamatan dari segala sisi, seperti : tanjakan, bukit-bukit,

bangunan yang menghalangi pandangan, dll(foto jika perlu)

Batas pandangan sesuai dengan waktu atau keadaan cuaca,

seperti hujan lebat, kegelapan, kabut, asap, dll

Pernyataan pihak-pihak yang terkait

Pernyataan-pernyataan saksi-saksi yang tidak terkait

Kondisi pengemudi yang bersangkutan seperti kelelahan,

pengaruh alcohol dan obat-obat terlarang, dll

Data meteran elektronik kendaraan jika ada

Diagram tempat terjadinya kecelakaan

Foto-foto tempat terjadinya kecelakaan

Seluruh jam mengemudi pengemudi sejak periode terakhir

RESPONSE DARURAT

63

Page 64: Hse Planning

PT. Global Securitech

Jenis-jenis kejadian yang harus dipertimbangkan sebagai keadaan

darurat adalah sebagai berikut :

Kecelakaan kendaraan yang fatal atau luka-luka serius

Kebakaran atau ledakan

Bahan-bahan berbahaya lepas termasuk lepasnya bahan bakar

kendaraan

Cargo / product terjatuh

Kecelakaan kendaraan penumpang ( bus atau van ) yang multiple

Kecelakaan traktor atau trailer

Kendaran yang terbanting atau keluar dari jalan

Pencurian kendaraan

Perawatan kendaraan ( Medical Emergenies )

Kejadian polusi yang serius

Pembajakan ( Hijacking )

64

Page 65: Hse Planning

PT. Global Securitech

BAB.VI

PRROSEDURAL KEADAAN DARURAT

Keadaan darurat dapat terjadi sebagai akibat adanya kebakaran,

ledakan, blow out dan konsentrasi masa yang sukar dikendalikan,

ataupun gabungan dari beberapa masalah tersebut.

Keadaan darurat merupakan hal serius, karena terkaitnya masalah

logistik, badan-badan pemerintah dan keamanan yang berwenang

serta masyarakat setempat. Oleh sebab itu diperlukan pemikiran

untuk menemukan cara-cara pengalaman keadaan darurat yang

efektif. Apabila cara terbaik sudah ditentukan, ketentuan tersebut

harus dicantumkan pada peraturan perusahaan dan seluruh

karyawan harus menjalankan dan mentaati peraturan tersebut.

Rencana penyelamatan darurat harus selalu disesuaikan dengan

keadaan meninjau kembali dan memperbaharui secara berkala.

PERSIAPAN UMUM

Langkah-langkah persiapan yang perlu dilakukan untuk menghadapi

keadaan darurat adalah :

1. Transportasi keadaan darurat harus selalu tersedia dan siap

dilapangan.

2. Fasilitas-fasilitas yang mempunyai unit evakuasi darurat harus

melakukan inspeksi, perawatan dan latihan prosedur keadaan

darurat.

65

Page 66: Hse Planning

PT. Global Securitech

3. Prosedur darurat kebakaran dan pengosongan wilayah operasi

harus dipasang disemua tempat kerja. Karyawan baru harus

mengetahui prosedur keadaan darurat ini, yang dijelaskan saat

pertama mereka diterima/masuk ke lokasi.

4. Ditempat kerja, harus ada seseorang karyawan yang

bertanggung jawab mengawasi ditaatinya peraturan

keselamatan kerja dan prosedur evakuasi jika terjadi

kebakaran atau keadaan darurat.

5. Di instalasi dimana peraturannya belum mantap, petugas yang

bertanggung jawab harus menjelaskan kepada setiap orang di

lokasi tersebut, tentang tindakan yang harus dilakukan jika

terjadi kebakaran, evakuasinya atau keadaan darurat lainnya.

6. Merupakan tanggung jawab setiap orang di instalasi kerja atau

menara pemboran untuk mengetahui apa yang harus

dilakukan pada saat keadaan darurat.

7. Latihan keadaan darurat harus dilakukan oleh setiap regu

kerja, sekurang-kurangnya sebulan sekali, dipimpin oleh orang

yang bertanggung jawab atas instalasi kerja atau menara

pemboran.

8. Harus dibuat laporan tertulis mengenai tanggal dan jam serta

nama-nama orang yang mengikuti latihan tersebut, laporan

asli dikirim ke Departemen K3LL sedang salinannya harus

tetap disimpan sebagai arsip perusahaan.

9. Sesuai dengan ketentuan Migas, arsip laporan latihan tersebut

harus disimpan selama satu tahun untuk diperiksa oleh

Inspektur Migas. Ketentuan dari badan-badan berwenang

lainnya harus ditaati.

10. Sesuai dengan ketentuan Migas, arsip laporan latihan tersebut

harus disimpan selama satu tahun untuk diperiksa oleh

Inspektur Migas. Ketentuan dari badan-badan berwenang

lainnya harus ditaati.

66

Page 67: Hse Planning

PT. Global Securitech

11. Di instansi yahng mempunyai tempat tinggal karyawan,

diperlukan sistem penerangan darurat. Lampu darurat yang

menyala secara otomatis jika sumber tenaga listrik mati, harus

dipasang di jalan-jalan dan jalur penyelatan. Lampu – lampu ini

juga harus dipasang di tempat generator agar mudah

dilakukan perbaikan ketika keadaan darurat.

12. Seluruh karyawan harus mengetahui kegunaan dan

pengoperasian peralatan penyelamatan, serta instruksi

penanggulangan keadaan darurat yang ditempelkan

diperalatan.

13. Tanggung jawab orang yang memantau berita darurat melalui

radio harus sesuai peraturan pemerintah. Berdasarkan

peraturan pemerintah, teks dan jam penerimaan berita harus

dicatat. Disamping itu lokasi unit yang memerlukan bantuan

harus diidentifikasi.

6.2 KEBAKARAN, LEDAKAN, atau BLOW-OUT

Dalam situasi dimana keadaan terjadi akibat terjadinya kebakaran,

ledakan atau blow-out, maka akan dilaksanakan tindakan sebagai

berikut :

1. Seseorang yang mengidentifikasi adanya keadaan bahaya, harus

segera melaporkan kepada supevisor yang kemudian akan

meneruskan laporan Manajer Lapangan, Superintendent dan

Departemen K3LL. Laporan harus terperinci meliputi jenis keadaan

bahaya, lokasi dan tingkat keseriusan bahaya yang terjadi. Segera

setelah menerima laporan, Departmen K3LL akan melakukan

tindakan sebagai berikut :

a. Melakukan koordinasi dengan dengan Area Manajer dan

Superintendent yang bersangkutan untuk segera

mempersiapkan Pusat Pengendalian Keadaan Darurat (PPKD)

67

Page 68: Hse Planning

PT. Global Securitech

dan memanggil seluruh anggota tim pengendali bahaya

(Emergency Response Team)

b. Mengkoordinasi kesiapan peralatan, tim penyelamat dan

pertolongan medis jika diperlukan.

c. Melakukan koordinasi dengan anggota pengaman perusahaan

(Security), atau dengan aparat pemerintahan dan keamanan

setempat jika diperlukan.

2. Manajer Lapangan akan langsung memimpin pelaksanaan

pengendalian keadaan darurat, dengan dibantu team pengendalaian

bahaya (Emergency Response Team ) dan berkoordinasi dengan

pihak K3LL pengguna jasa, melakukan evaluasi terhadap situasi dan

kondisi yang dihadapi dan memutuskan evakuasi personil dari

daerah yang dianggap bahaya.

3. Ruang rapat atau ruang / tempat lain dilapangan yang dianggap

aman akan dijadikan Pusat Pengendalian Keadaan Darurat (PPKD).

Semua laporan harus disampaikan langsung ke PPKD melalui telp

atau radio, dengan demikian semua tindakan yang diperlukan dapat

dikontrol dengan seksama berdasarkan perkembangan diarea

kejadian.

4. Pejabat tertinggi yang sedang bertugas di area kejadian

(Superintendent supervisor) atau yang mewakili berfungsi sebagai

Komandan Lapangan (Field Commander) untuk mengkoordinasi

tindakan di lapangan dan mengkomunikasikan ke PPKD.

Koordinasi dilapangan meliputi, akan tetapi tidak terbatas pada :

a. Koordinasi dan diskusi dengan Representative pengguna jasa

di lapangan.

b. Komunikasi dengan pihak-pihak terkait di kantor pengguna

jasa.

c. Komunikasi dan melaporkan situasi dan keadaan kepada PPKC.

d. Mempersiapkan tindakan praktis penanggulangan darurat.

e. Mempersiapkan tim pemadam kebakaran

68

Page 69: Hse Planning

PT. Global Securitech

f. Mempersiapkan tim evakuasi.

g. Mempersiapkan tim pertolongan pertama

h. Mempersiapkan tim penyelamatan aset.

5. Keadaan Darurat dapat berkembang menjadi suatu keadaan dimana

diperlukan evakuasi personil dengan segera. Setelah terdengar

sirine keadaan bahaya, semua personil harus keluar dari ruangan

atau dari area kerja masing-masing dan berkumpul ditempat

berkumpul yang sudah ditentukan yaitu Assembly Area dan

menunggu instruksi. Petugas evakuasi harus meyakinkan bahwa

seluruh personil telah dievakuasi dengan aman dan selamat.

6. Keadaan normal harus diumumkan apabila keadaan darurat sudah

dapat diatasi dan dikendalikan.

6.3 KONSENTRASI MASA

Penanganan keadaan darurat yang disebabkan oleh konsentrasi masa akan

sangat memerlukan kecermatan dalam membaca situasi dan

mengantisipasi perkembangan keadaan. Koordinasi dan kumunikasi yang

baik dengan pihak-pihak yang mungkin terkait, seperti : Pemerintahan

Daerah setempat, Pihak keamanan, Pemuka-pemuka masyarakat dan

agama, DEPNAKER, BAPEDALDA, General Affair pengguna jasa dan mitra

kerja lainnya sangat penting untuk menghadapi masalah ini.

Penyelesaian kasus seperti ini biasanya memerlukan waktu yang cukup

panjang dan berlarut-larut dalam melakukan waktu yang cukup panjang

dan berlarut-larut dalam melakukan negosiasi ataupun berlanjut keproses

proses hukum. Untuk menjaga konsistensi, penanganan kasus ini akan

ditangani oleh tim khusus ” Hubungan Industrial ” ( Industrial Relation)

yang dibentuk oleh manajemen dan bertanggung jawab kepada Area

Manager. Anggota-anggota tim yang ditunjuk harus dipersiapkan dan diberi

pelatihan untuk mempunyai kemampuan/pengetahuan yang spesifik,

antara lain :

69

Page 70: Hse Planning

PT. Global Securitech

Mengenal dengan baik budaya masyarakat setempat.

Menguasai peraturan dan perundang-undangan mengenai

ketenagakerjaan dan lingkungan.

Mengerti tentang proses hukum yang berlaku.

Mempunyai pengetahuan mengenai cara bernegosiasi.

Mengerti tentang tindakan pengamanan yang diperlukan.

Strategi yang diterapkan untuk mencegah atau mengatasi

permasalahan yang timbul, secara umum meliputi :

1. Melakukan pendekatan budaya, sosial dan agama, dengan

masyarakat / pekerja melalui tokoh-tokoh masyarakat, organisasi

dan agama setempat.

2. Koordinasi dengan mitra kerja pengguna jasa lainnya melalui forum

diskusi untuk saling tukar informasi dan menyamarkan persepsi

terhadap setiap permasalahan yang hadapi

3. Mengintensifkan kontrak pribadi (personal communication) antara

para pimpinan (supervisor) dengan karyawan dibagian masing-

masing.

4. Melalui forum diskusi mitra kerja, lakukan koordinasi dengan pihak

pengguna jasa untuk turut berperan dalam program community

development yang dilaksanakan oleh pihak pengguna jasa.

5. Melakukan koordinasi dengan pihak Pemda dan keamanan

setempat, untuk mengantisipasi apabila proses hukum dan

tindakan-tindakan pengaman diperlukan.

6. apabila sampai pada keadaan dimana negosiasi diperlukan, maka

hanya tim yang akan melaksanakan atas nama perusahaan.

7. Dalam melaksanakan negosiasi, tim harus tetap berpegang dan

berjalan pada jalur – jalur peraturan dan perundang-undangan yang

berlaku, dengan tidak mengabaikan norma-norma yang ada

dilingkungan masyarakat.

70

Page 71: Hse Planning

PT. Global Securitech

8. Proses pembicaraan harus tetap dijaga berada dalam lingkup

permasalahan jangan menyimpan dan memberikan janji apa-apa.

9. Melaksanakan kebijaksanaan ”satu pintu” (One Door Policy). Tidak

ada seorang pun atau pihak manapun yagn boleh mengeluarkan

pernyataan (statement) atas nama perusahaan kecuali tim, dengan

persetujuan dari pimpinan lapangan dan direktur operasi.

BAB. VII

PENCEGAH PENCEMARAN LINGKUNGAN

U M U M

Limbah memiliki arti ”hilangnya kegunaan / kemampuan obyek

benda / produk untuk dimanfaatkan kembali”. Terkadang limbah

diartikan sebagai seusatu tidak bernilai, kotor, gangguan dan untuk

membuangnya memerlukan biaya. Limbah dapat mengakibatkan

71

Page 72: Hse Planning

PT. Global Securitech

dampak bagi lingkungan, biasanya bersifat negatif yang

mempengaruhi kualitas dari lingkungan, baik didarat, laut dan udara.

Pengelolaan limbah secara profesional dapat mengurangi / mencegah

dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan.

Panduan ini juga akan membantu setiap karyawan untuk mengerti tentang pentingnya

pelaksanaan konsep-konsep perlindungan lingkungan terhadap operasi Perusahaan dan

masyarakat secara umum juga memberi panduan kepada setiap karyawan bagaimana

menerapkan konsep-konsep ini dilingkungan pekerjaan, keluarga dan tempat-tempat

lainnya.

DEFINISI

Pencegahan Polusi (Pollution Prevention) : tindakan yang dilakukan

untuk meminimumkan dan menghilangkan terlepasnya barang

buangan (limbah) kelingkungan.

Sampah (Waste) : Setiap material yang tidak berguna atau tidak

dapat digunakan kembali dan harus dibuang.

Release : Terlepasnya limbah buang ke lingkungan dengan tidak sengaja.

Emision : melepas limbah buang berbentuk uap / gas ke udara

Source Reduction, adalah usaha untuk mengurangi atau

menghilangkan sumber-sumber barang buangan (limbah). Sumber-

sumber limbah dapqat meliputi sumur-sumur minyak dan gas untuk

produksi/injeksi, fasilitas dilapangan, lingkungan masyarakat,

lingkungan kantor dan lain-lain. Usaha mengurangi sumber-sumber

limbah: melakukan modifikasi proses, penggantian material, dan

meningkatkan tindakan – tindakan pemeliharaan lingkungan atau

(house keeping).

72

Page 73: Hse Planning

PT. Global Securitech

Recycling / re-use/ recovery, adalah usaha-usaha untuk mengolah

kembali menggunakan kembali dan memanfaatkan / memperbaiki

kembali limbah buang.

Treatment, adalah tindakan merubah sifat-sifat phisik, kimia dan

biologi dari limbah untuk mengurangi jumlah, volume, tingkat bahaya

dan lain-lain agar limbah menjadi lebih aman untuk pengangkutan

penyimpanan dan pembuangan.

Disposal, adalah tindakan untuk melepas, menimbun, menyuntikkan

atau menempatkan limbah dibawah atau dipermukaan tanah – laut

sebagai langkah terakhir, apabila diperkirakan ada kemungkinan

dapat dipergunakan kembali.

Non Hazardous Waste adalah limbah yang dipastikan tidak termasuk

dalam kategori limbah B3 (Bahan Beracun Berbahaya). Bias

berbentuk padatan, semi padatan, cairan, atau material yang

mengandung gas.

Production Waste, adalah limbah yang dihasilkan dari kegiatan

produksi minyak dan gas.

Drilling & Workover Waste, adalah limbah yang dihasilkan dari

kegiatan Drilling & Workover dengan limbah spesifik antara lain :

lumpur pemboran (Drilling Mud), semen, radioactive, Bailing sand,

dan Workover Fluid.

Gas Plaint Waste adalah limbah yang dihasilkan dari operasi Gas

Plaint dan Pigging Job, seperti : Glycol, Kerak (Scale) dll.

73

Page 74: Hse Planning

PT. Global Securitech

Laboratory & Medical Waste, adalah limbah yang dihasilkan dari

kegiatan Laboratorium Seperti : Asam atau Basa, Mercury, Padatan

dan cairan limbah medis, dll.

Industrial Waste, adalah limbah yang dihasilkan dari kegiatan industri

seperti : Metal atau Peralatan tidak terpakai, Battery, dan Pipa,

Pelumas bekas, dll.

Community Waste, adalah limbah yang dihasilkan dari kegiatan

masyarakat, seperti sampah dan makanan terbuang, kertas, cat,

pestisida, media penyaring air, bahan kimia pembersih air dll.

PENCEGAHAN PENCEMARAN

Pencegahan pencemaran lingkungan harus dimulai dengan

meningkatkan perhatian seluruh karyawan terhadap masalah-

masalah lingkungan. Hal ini akan merubah pola pikir dan pandangan

kita terhadapa lingkungan, yang pada akhirnya diharapkan dapat

memotivasi para karyawan untuk merubah pola kerja lama menjadi

pola kerja baru yang berwawasan lingkungan.

Konsep dasar pencegahan pencemaran lingkungan secara ringkas

adalah sebagai berikut :

Source Reduction : Merupakan metoda terbaik dan paling efektif

untuk menangani limbah buang bahaya. Cara ini adalah dengan

mengurangi / mengganti penggunaan material berbahaya dengan

material yang tidak berbahaya akan tetapi apabila limbah buang

berbahaya harus berproduksi, amka segala usaha harus dilakukan

untuk membuat menjadi limbah buang tidak berbahaya atau kurang

berbahaya.

74

Page 75: Hse Planning

PT. Global Securitech

Reuse / Recycling/ Recovery: apabila limbah terbentuk, harus

dikembangkan cara-cara untuk penggunaan kembali, daur ulang dan

pemanfaatan kembali (Reuse/Recycling/Recovery).

Responsible Disposal: Pembuangan limbah secara bertanggung

jawab. Merupakan pilihan terakhir dalam pencegahan pencemaran

lingkungan dan hanya dilakukan apabila kemungkinan –

kemungkinan lain secara ekonomis tidak dapat dilaksanakan.

Responsible Disposal hanya dilaksanakan sesudah dilakukan

treatment yang layak, memenuhi batasan-batasan yang telah

ditentukan oleh peraturan dan undang-undang lingkungan yang

berlaku. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah kondisi –

kondisi : Topografi, geografi, hydrologi dan sistem pengaliran, jenis

tanah, dan semua hal-hal yang peka terhadap lingkungan.

KUALITAS AIR

Paragrap ini akan memberi gambaran dan informasi betapa kompleks

dan rumitnya persoalan yang akan dihadapi manakala terjadi

pencemaran terhadap perairan yang ada disekitar kita. Bukan saja

masalah bagaimana mengatasi pencemaran dan mengembalikan

lingkungan pada keadaan semua, tetapi juga menyangkut masalah-

masalah sosial dan kemasyarakatan yang lebih luas. Pencemaran

yang terjadi akibat limbah industri dan rumah tangga yang terlepas

dari lingkungan. Secara umum menyebabkan dampak yang luas

karena berubahnya kualitas air dilingkungan yang secara langsung

juga akan mempengaruhi kehidupan manusia dan

perkembangbiakan jasad hidup (organisme) di perairan. Variabel

yang dapat berubah karena dampak dari limbah antara lain :

kekeruhan. pH, DO, Nitrogen, BOD dan COD.

1. Padatan, Kekeruhan dan Kecerahan

75

Page 76: Hse Planning

PT. Global Securitech

Kekeruhan menggambarkan nilai optik menentukan bias

cahaya dalam air sedangkan kecerahan menggambarkan

intensitas cahaya. Kekeruhan dan kecerahan air diakibatkan

adanya padatan atau residu berupa bahan organik atau

anorganik yang tersuspensi yang terlarut.

Dampak kekeruhan merusak habitat pemijahan, mengurangi

daya tetas telur mengganggu nafsu makan, menutup insang,

mengganggu habitat dasar atau subtrat, dan akan

mengurangi produksi ikan. Variabel air tersebut diatas bila

terlampau rendah atau terlampau tinggi, tidak baik bagi

kehidupan organisme akuatik. Bagi peruntukkan air bersih

(golongan B) adalah baik apabila nilai kekeruhan air yang

menginformasikan padatan tersuspensi (Total Suspended

Solid) dan padatan terlarut (Total Disoviled) sangat rendah.

2. pH (Power of Hydrogen)2

Nilai pH menunjukkan aktivitas dan kadar ion H+. Dalam

Larutan ion H+ selalu dalam keseimbangan dinamis dalam H2O

membentuk suasana reaksi kimiawi. pH= - log [H+] sehingga

dalam air murni atau netral : [H+] = [OH-] = 10 – 7. atau nilai

pH = 7.

Toleransi organisme akuatik terhadap pH air dipengaruhi oleh

suhu, alkalinitas, oksigen terlarut, aniom dan kation, dan stadia

organisme. Bagi kehidupan binatang didalam air, pH yang ideal

adalah 6,5-8,5 dan masih dalam batas layak untuk pH : 5-9.

bagi ikan, batas toleransi pH adalah 4 (acid death point). Pada

nilai pH4, ikan sudah mati.

3. Oksigen Terlarut (DO)

76

Page 77: Hse Planning

PT. Global Securitech

Oksigen terlarut (DO = Disolve Oxygen) merupakan zat yang

penting untuk pernafasan Biota Akuatik maupun untuk

oksidasi bahan organik oleh bakteri perombak. Kelarutan

oksigen didalam air dipengaruhi oleh : suhu, tekanan persial

gas diudara dan air, kadar garam, senyawa mudah

teroksidasi, kejenuhannya dan gerak air (arbitrasi). Sumber

oksigen terlarut (OT) diperairan selain dari defusi udara

adalah dari hasil fotosintesa.

PP No. 20 tahun 1990 mensyaratkan kriteria air golongan B

memiliki kadar oksigen terlarut (OT) > 6mg/I dan untuk air

golongan C (kegiatan perikanan) memiliki kadar oksigen

terlarut (OT) kurang dari 4mg/I, pertumbuhan ikan menjadi

lurang baik.

4. Nitrogen

Nitrogen dalam air dapat berbentuk N2 yang akan berubah

menjadi Nitrit (NO2), Nitrat (NO3), Ammonium (NH4), dan

Ammonia (NH3). Nitrogen merupakan unsur penting bagi

organisme untuk membentuk : khlorofil melalui fotosintesa,

respirasi, protein, formasi gen dan pertumbuhan.

Dalam kondisi aerob Nitrogen diikat oleh Bakteri

Cyanophyceae diubah menjadi Nitrat Ammonia bakteri

Nitrosomonas diubah menjadi Nitrit dan kemudian diikat oleh

Nitrobocater menjadi Nitrat. Sedangkan dalam kondisi

anaerob Nitrat dan Nitrit diubah oleh Diatomae dan Algae

(Chorelia dan Chlorophyceae) menjadi Ammonia. Ammonia

bersenyawa dengan air menjadi Ammonium. Ammonia selain

merupakan hasil akhir perombakan protein oleh bakteri dalam

keadaan anaerob. Dapat pula berasal dari limbah industri dan

77

Page 78: Hse Planning

PT. Global Securitech

rumah tangga. Daya racun Ammonia sebanding dengan

meningkatnya pH dan kadar CO2 meningkat bila kadar

Oksigen Terlarut (OT) menurun. Daya racun Ammonia juga

meningkat bila ada senyawa Cyanida (keduanya bersifat

sinergistik).

Kadar Ammonium 1 mg/I akan menghambat daya serap

Haemoglobin terhadap oksigen sehingga ikan akan mati

lemas (suffocation). Disarankan agar kadar Ammonium dalam

air. Untuk kehidupan ikan tidak lebih dari 1mg/I. Baku mutu

air golongan B mensyaratkan kadar maksimum Ammonium

adalah 0,5mg/I dan untuk golongan C adalah 0,02 mg/I.

Nitrit merupakan senyawa yang bersifat meracuni dibanding

nitrat. Baku mutu untuk nitrit bagi golongan A dan B adalah

1mg/I dan untuk golongan C adalah 0,06 mg/I. Sedangkan

baku mutu untuk nitrat bagi air golongan A dan B adalah

10mg/I. Dan untuk golongan C tidak disyaratkan.

5. BOD dan COD

BOD (Biological Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen

Demand), menginformasikan adanya bahan organic didalam

air. BOD menunjukkan banyaknya oksigen yang dibutuhkan

oleh mikroorganisme untuk mengoksidasi bahan organic

karbon yang terkandung. Nilai COD biasanya lebih besar

daripada BOD, tergantung dari kondisi air (alami-tercemar),

perbandingan antara BOD dan COD bervariasi antara 0,1-0,6.

Nilai COD dapat menginformasikan adanya bahan organic

mudah urai (biodegradable) maupun sukar urai (non

degradable misalnya : lignin, minyak, pestisida, phenol, dan

senyawa organic beracun lainnya) didalam air, tetapi tidak

78

Page 79: Hse Planning

PT. Global Securitech

dapat menggambarkan proses atau kondisi alam yang ada.

Sedangkan BOD bersama DO dapat menggambarkan

kemampuan asimilasi perairan yang bersangkutan. Karena itu

keduanya sering diukur secara bersama. Pada perairan yang

tercemar oleh bahan organik atau bahan beracun, yang

mengakibatkan kehidupan mikroorganisme terhambat, maka

pengukuran COD lebih baik.

Walaupun pengukuran BOD menginformasikan hanya 50%

bahan organik yang terkandung didalam air lebih rumit (perlu

pengenceran tepat dan inkubasi), tetapi banyak dilakukan

untuk mengetahui kapasitas asimilasi perairan alam atau

untuk desain kolam pengolahan limbah cair. Zat organik

dalam air dapat diukur dengan pereaksi Kmn04 yang juga

sering ditulis sebagai TOM (Total Organic Material), yang

nilainya akan lebih rendah dari COD.

Dalam PP No.22 tahun 1990 baku mutu air golongan A

mensyaratkan kadar Kmn04 maksimum 10 mg/O, sedangkan

golongan B dan C tidak tercantum. Tetapi baku mutu air

limbah (Kep-03/MEN.H/II/1991) mensyaratkan berturut-turut

golongan I sampai dengan IV untuk BOD :20.50.150 dan 300

mg/I sedangkan COD berturut-turut :40.100. 300. 600 mg/I.

6. Pestisida

Pestisida dan Hersida adalah senyawa kimia yang bersifat

racun, yang banyak digunakan untuk membasmi hama dan

tumbuhan pengganggu. Masuk ke perairan melalui aliran air

dan udara. Berbahaya bagi kehidupan ikan, bisa karena

kontak langsung atau melalui makanan. Sebagai contoh DDT

untuk memberantas hama dengan kadar 1-50 mg/l ternyata

menghasilkan residu di dalam tubuh Plangton mencapai 265

79

Page 80: Hse Planning

PT. Global Securitech

kali di dalam tubuh ikan Predator mencapai 35.000 kali.

Karena jenis pestisida yang sukar terurai dapat terakumulasi

di dalam tubuh hewan.

Secara garis besar pestisida dapat dibedakan menjadi 2 group

yaitu Organoklorin dan Oorganofosfat. Pestisida Organaklon

mempunyai toksisitas kronis dan tahan urai (persistensinya

relatif lama), sedangkan yang Organofosfat persistensinya

lebih singkat dan toksisitasnya akut.

Toksisitas pestisida dan senyawa organik beracun lainnya

biasanya dinyatakan dalam MTL (Median Tolerance Limit)

atau LC 50 dalam waktu, 24,48 dan 96 jam. Toleransi hewan

akuatik terhadap pestisida bervariasi tergantung dari jenis

pestisida, jenis dan stadia organisme. Umumnya ikan lebih

tahan dibandingkan invertebrata, dan udang kecil relatif lebih

peka.

Toksisitas pestisida dikualifikasikan sebagai berikut :

- A (sangat toksik) bila LC 50-48 = 1 mg/l.

- B (tinggi) bila LC 50-48 = 1 -1C mg/l.

- C (sedang) bila LC 50-48 = 10-100 mg/l. Dan

- D (rendah) bila LC 50-48 = 100 mg/l.

7.5 LIMBAH B3 (Bahan Beracun Beracun)

Setiap limbah dianggap B3 apabila bersifat : corrosive (mudah berkarat),

flammable (mudah terbakar), reactive (dapat bereaksi), atau toxic

(beracun) dengan nilai ambang diatas limitasi yang ditentukan berdasarkan

kriteria dari BAPEDAL.

80

Page 81: Hse Planning

PT. Global Securitech

Material safety data sheet (MSDS) dan formulir informasi teknis yang biasa

disertakan pada original product biasa mmembantu mengidentifikasi

apakah material tersebut termasuk B3 atau bukan.

Beberapa karakteristik limbah B3 adalah sebagai berikut :

A. filammability

kriteria yang mudah terbakar :

1. Bentuk cair (liquid), zat dengan flash point kurang dari 60 C (140 F)

2. Bentuk padat atau semi padat, zat yang dapat menimbulkan api

melalui pergesekan, dengan penyerapan uap, atau perubahan sifat

kimia yang tiba-tiba, dan dapat terbakar dengan kuat dan cepat.

3. Bentuk gas apabila diberi tekanan akan terbakar.

B. Corrosivity

Kriteria dari material yang mudah berkarat adalah :

1. pH lebih kecil atau sama dengan 2.

2. pH lebih besar atau sama dengan 12,5.

C. Reactivity.

Kriteria dari cepat bereaksi adalah, setiap zat yang mempunyai satu atau

lebih karakteristik sebagai berikut :

1. Mungkin menyebabkan ledakan.

2. Pada keadaan normal tidak stabil.

3. Apabila dicampur air :

a) Bereaksi dengan kuat.

b) Berpotensi terjadi ledakan.

c) Menghasilkan sejumlah racun yang berbahaya atau gas ledak,

uap atau asap.

81

Page 82: Hse Planning

PT. Global Securitech

D.Toxicy

Kriteria untuk zat yang mempunyai sifat beracun adalah berdasarkan hasil

tes terhadap binatang dengan reaksi yang akan menimbulkan : kematian,

gangguan pernapasan, dan kulit terbakar.

D. Barang-barang buangan dari klinik atau rumah sakit pada

umumnya adalah B3 dan harus ditangani sama seperti pada

limbah yang dapat menyebabkan ledakan.

7.6 PENANGANAN LIMBAH

Table 7 – 1 sampai dengan table 7 – 25 memperlihatkan jenis-jenis limbah

yang umum dihadapi para karyawan didalam operasi perusahaan. Serta

kategori limbah dan cara-cara penanganannya TABLE 7 – 1 acid atau

caustic.

Uraian

Cairan caustic, seperti : sodi8um hydroxide atau potassium hydroxide,

umum digunakan sebagai pH kontrol dibagian produksi, drelling &

workover termasuk pengolahan air bersih.

Acid secara umum banyak digunakan dalam kegiatan well acidizing,

pembersih lantai keramik, dll.

Kategori limbah

Limbah B3 (peraturan pemerintah no. 19/1994)

Tindakan pencegahan khusus/intruksi penanganan

Mengacu pada MSDS, hindari kontak dengan mata dan kulit dapat bersifat

reactive dan corrosive. Gunakan alat pelindung diri yang sesuai apabila

bekerja dengan zat tersebut.

82

Page 83: Hse Planning

PT. Global Securitech

Reduksi limbah

Reduce :

Mengurangi atau menghindari penggunaan asam dan basa apabila

memungkinkan, jika tidak, gunakan asam dan basa dengan konsentrasi

rendah.

Recycle :

Pemanfaatan dan penggunaan kembali.

Pengelolaan di tempat

- Kumpulkan material di dalam tangki penampungan atau drum

- Beri label pada penampungan yang meliputi, nama limbah, sumber

limbah, kategori limbah, dan tanggal mulai ditentukan.

Pengelolaan alternative

- Jika diperlukan, koordinasi dengan pihak terkait untuk

pembuangan limbah di tempat yang telah ditentukan.

- Siapkan transportasi untuk pengangkutan.

TABLE 7 – 2

Emisi Udara

Uraian

Gas buang dari instalasi produksi, steam generator, Diesel Generator,

Casing Vapor Collection (CVC) bisa mengandung Benzene, Toluene,

Ethylbenzene dan Xylene, emisi SO2 dan NO2.

Kategori limbah

Bukan limbah B3

Tindakan pencegahan khusus/intruksi penanganan :

- Hindari kontak dengan kulit.

- Bisa bersifat racun.

83

Page 84: Hse Planning

PT. Global Securitech

- Gunakan alat pelindung pernafasan : masker, respirator, dll.

Reduksi limbah

Reduce : Lakukan inspeksi dan pemeliharaan peralatan dan fasilitas

teratur untuk meminimalkan terproduksinya gas buang.

Recycle : pengelolalaan ditempat

TABLE 7 – 3

Asbestos & Ceramic Fiber

Uraian

Penggunaan Asbestos telah diatur dalam peraturan kemurnian tenaga kerja

NO.03/MEN/1985 mengenai keselamatan kerja dan Kementrian Kesehatan

No.453/MENKES/PER/XI/1983 mengenai bahan-bahan berbahaya.

Beberapa material yang mengandung asbestos, antara lain Gasket,

Insolator, lantai ubin, dinding rumah , pipa penyalur, pelapis pipa, dll.

Kategori limbah

- Limbah B3 (Peraturan Pemerintah No. 19/1994)

- Mempunyai potensi bahaya apabila rusak (mudah hancur pada

tekanan tangan)

- Serat-serat terhisap dapat mengakibatkan gangguan pernapasan.

Tindakan pencegahan khusus/instruksi penanganan

- Penanganan limbah Asbestos harus dilakukan dengan hati-hati,

menggunakan kontainer tertutup dan harus dipastikan ada serar-

serat Asbestos yang dapat terlepas.

- Kendaraan pengangkut harus segera dibersihkan setelah

digunakan untuk transportasi limbah Asbestos.

- Gunakan sarung tangan dan pelindung pernafasan pada waktu

menangani material yang mengandung asbestos.

84

Page 85: Hse Planning

PT. Global Securitech

Reduksi Limbah

Reduce :

- Gunakan peralatan dan material yang bebas Asbestos.

- Beri tanda material yang mengandung Asbestos.

Pengolahan di tempat

- Kumpulkan material di dalam kantung atau kotak plastik.

- Persiapan transportasi untuk mengangkut asbestos ke tempat

pembuangan.

- Beri label pada kontainer meliputi : nama limbah, kategori dan

tanggal, mulai dikumpulkan.

- Pembuangan ditempat yang sudah ditentukan.

Pengelolaan Alternative

- Koordinasi dengan pihak terkait.

- Kirim ke WMI/PPLI.

TABLE 7 – 4

Battery – Cell kering atau basah

Uraian

Battery dengan komponen timbal dan asam(lead acid battery) yang rusak

dan tidak dapat digunakan lagi bisa menjadi limbah apabila tidak dilakukan

penanganan yang benar. Termasuk disini adalah battery-battery dari

kendaraan dan pemakaian-pemakaian lain yang umum digunakan dalam

operasi.

Kategori limbah

85

Page 86: Hse Planning

PT. Global Securitech

- limbah B3, kecuali untuk battery yang dapat diisi muatan kembali

(rechargeable) dan battery untuk lampu senter (flashlight).

- Berbahaya akibat corrosive atau mengandung racun timbal

hitam(timbal-lead).

Tindakan pencegahan khusus/instruksi penanganan.

Baterry-baterry yang tidak dipakai harus disimpan ditempat

yang kering dan tertutup.

Disarankan agar tidak lebih dari 6 buah battery yang tersimpan

di dalam satu fasilitas.

Battery-battery yang rusak jangan dikumpulkan, harus segera

mungkin dikirim ketempat recycle atau pembuangan.

Hindari kontak langsung dengan mata dan kulit, gunakan alat

pelindung diri yang sesuai.

Beberapa jenis battery yang rechargerable atau battery yang

tahan lama (long life)

Mungkin mengandung mercury.

Battery-battery bekas tidak boleh dibakar, karena akan

menghasilkan emisi yang berbahaya untuk pernafasan.

Reduksi Limbah

REDUKSI

- Beli battery tahan lama (long life) untuk mengurangi jumlah

battery yang diperlukan, gunakan battery yang dapat diisi kembali

(rechargeable)

- Kembalikan kepada penjualan untuk didaur ulang.

RECYCLE

Melakukan recycle untuk mengambil kembali komponen-

komponen electrolite, plastik dan metal.

Pengelolaan ditempat

86

Page 87: Hse Planning

PT. Global Securitech

Tampung dalam tempat plastik, simpan ditempat yang sudah

ditentukan.

Beri label, meliputi : nama limbah, sumber, klasifikasi dan tanggal

mulai dikumpulkan.

Koordinasi dengan CPI untuk menetralisir acid dan dibuang ke sumur

pembuangan.

Kirim battery ke pedagang (supplier) yang ditunjuk untuk recycle,

simpan lead acid battery dengan penutup yang kuat, tempatkan

dalam posisi berdiri di atas pallet.

Kumpulkan penimbunan yang telah ditentukan (isi battery dengan

semen untuk menghindari kebocoran).

Pengelolaan alternative

Kirim battery ke vendor atau supplier untuk recycle atau reuse.

Kirim battery dan/atau acid ke WMI/PPLI.

Kirim battery kepihak ketiga sebagai sumbangan recycle.

TABLE 7- 5

Cement

Uraian

Sumber, umumnya terjadi dari kelebihan cairan semen dari kegiatan well

Cementing dan kontruksi.

Kategori limbah

Bukan limbah B3

Tindakan pencegahan khusus/insturksi penanganan

Mengacu pada MSDS.

Hindari kontak dengan kulit dan mata dari penghisap debu.

Gunakan sarung tangan dan alat pelindung pernafasan yang sesuai.

Reduksi limbah

87

Page 88: Hse Planning

PT. Global Securitech

Reduce :

- Perencanaan kerja untuk mengurangi kelebihan volume semen.

- Kembalikan semen kering yang tidak digunakan kepada vendor.

- Gunakan kelebihan semen untuk proyek lain.

Recycle

Tidak ada

Pengelolaan ditempat

Kelebihan semen akibat return pada Well Cementing, mungkin dapat

dikubur di lokasi, tergantung hasil evaluasi.

Pengelolaan alternative

Tidak ada.

TABLE. 7-6

Kontaminasi Tanah-Minyak

Uraian

Tanah yang terkontaminasi oleh minyak, pelumas atau solar yang mungkin

berasal dari peralatan atau pipa penyalur yang bocor, kebocoran dari

tangki penampungan, pembersihan peralatan yang mengandung minyak

atau menggunakan minyak, dll.

Kategori Limbah

Limbah B3.

Reduksi Limbah

Reduce :

- Hindari terjadinya tumpahan, kebocoran,ceceran, dll.

- Perbaiki atau ganti peralatan yang rusak.

- Tingkatkan housekeeping dan gunakan penampung tumpahan buat

dinding penyangga, saluran dan kolam penampung (oil trap).

88

Page 89: Hse Planning

PT. Global Securitech

Recycle :

- Jika mungkin, kumpulkan kembali minyak yang tertumpah atau

tercecer untuk dapat dimanfaatkan kembali.

- Tanah yang terkontaminasi dapat dimanfaatkan untuk menimbun

jalan dilokasi.

- Kumpulkan material di dalam drum atau tangki.

- Beri label pada kontrainer limbah : nama limbah, sumber limbah,

klasifikasi dan tanggal mulai dikumpulkan.

- Koordinasi dengan pihak Pengguna Jasa untuk kemungkinan

pemanfaatan limbah dan Pembuangan ke tempat yang sudah

ditentukan.

- Penguburan limbah dilokasi, adalah terlarang.

Pengelolahan Alternative

Tidak ada.

TABLE. 7 – 7

Drilling Mud – Water Based Non Oily

Uraian

Fluida pemboran (Drilling Fluid) adalah media yang digunakan untuk

melakukan sirkulasi pada pemboran sumur. Secara umum fluida pemboran

sumur. Secara umum fluida pemboran yang digunakan di operasi CPI

adalah Water Based Mud dengan bahan dasr air tawar (fresh) atau asin

(saline).

Kategori Limbah

- Limbah B3 (Peraturan Pemerintah No. 19/1994)

- Dinyatakan bukan B3 berdasarkan hasil tes yang dilakukan secara

periodic.

Tindakan Pencegahan Khusus/Instruksi Penanganan

89

Page 90: Hse Planning

PT. Global Securitech

- Hindari kontak dengan mata dan kulit.

- Gunakan alat pelindung diri yang sesuai.

Reduksi Limbah

Reduce :

- Bor lubang sumur dengan diameter yang lebih kecil, pemboran

sumur miring terarah (directional) atau horizontal.

- Tingkatkan pengontrolan untuk meminimumkan jumlah lumpur yang

terbuang dan kalau mungkin mengencerkan sistem lumpur.

- Gunakan sistem aliran lumpur tertutup (closed loop mud system).

- Hindari kelebihan persidian lumpur dan batas jumlah material

(addive, bahan kimia, air, dll) yang ditambahkan ke dalam sistem

lumpur.

- Gunakan bahan-bahan tambahan (additive) untuk lumpur pemboran

dengan kadar toxic yang rendah.

- Kembalikan bahan kimia/additive/lumpur kepada pemasok

(berdasarkan perjanjian)

Recycle :

- Gunakan kembali lumpur untuk lokasi lain.

- Kembalikan lumpur bekas ke pemasok (Mud Company) untuk di

Rekondisi.

Pengelolaan Ditempat

- Kumpulkan material didalam tangki besi.

- Buat label pada tangki pengumpul : nama limbah, sumber, kategori

dan tanggal.

- Jika mungkin pisahkan phasa padatan.

- Koordinasi dengan pihak Pengguna Jasa untuk penganan lebih lanjut.

Pengelolaan Alternative

Tidak Ada

90

Page 91: Hse Planning

PT. Global Securitech

TABLE. 7 – 8

Drilling Mud – Diesel Contamined

Uraian

Water Based Mud dengan bahan dasar air tawar atau air asin yang

dicampur dengan Diesel (solar) biasanya digunakan untuk mengatasi

masalah pipa yang tertimbun atau terjepit dilubang bor, sedangkan

pencampuran dengan minyak karena adanya wll kick atau blow out.

Kategori Limbah

Limbah B3 (Peratutan Pemerintahan No. 19/1994), selain juga karena

terkontaminasi

Dengan solar atau minyak.

Tindakan Pencegahan Khusus / Instruksi Penanganan

Reduce :

- Bor lubang sumur

- Tingkatkan pengontrolan untuk meminimumkan jumlah lumpur yang

terbuang dan kalau mungkin mengencerkan sistem lumpur.

- Gunakan sistem aliran lumpur tertutup (closed loop mud system).

- Hindari kelebihan persidian lumpur dan batas jumlah material

(addive, bahan kimia, air, dll) yang ditambahkan ke dalam sistem

lumpur.

- Bila mungkin gunakan minyak organik (palm oil) atau bahan-bahan

tambahna (additive) sintesis (mis : mineral oil) untuk oil-base mud.

Recycle :

- Gunakan kembali lumpur untuk lokasi lain.

- Kembalikan lumpur bekas ke pemasok (Mud Company) untuk re-

kondisi.

91

Page 92: Hse Planning

PT. Global Securitech

Pengelolaan Ditempat

- Kumpulkan material didalam tangki besi.

- Buat label pada tangki pengumpul : nama limbah, sumber, kategori

dan tanggal mulai dikumpulkan.

- Jika mungkin pisahkan phasa cairan dari phasa padatan.

- Koordinasi dengan pihak Pengguna Jasa untuk penanganan lebih

lanjut.

Pengelolaan Alternative

Tidak ada.

TABLE 7 – 9

Drum dan Kontainer

Uraian

Drum dan kontainer yang termasuk disini adalah drum kosong bekas bahan

kimia, botol kosong bekas, bahan kimia, kaleng-kaleng bekas pestisida,

thinner atau cat.

Kategori Limbah

Reduce :

- Kurangi jumlah kontainer atau pembungkus dengan membeli dalam

paket besar (bulk).

- Beli material didalam tempat/drum yang dapat dikembalikan

(returnable), diisi kembali (refillable) dan didaur ulang (recycleable).

Recycle :

- Gunakan kembali kontainer setelah dibilas dan dikeringkan dengan

baik.

- Gunakan drum yang telah dibersihkan untuk penyimpanan barang-

barang kering atau penggunaan lain yang aman di lapangan.

92

Page 93: Hse Planning

PT. Global Securitech

- Isi drum/kontainer dengan bahan-bahan yang tidak berbahaya

untuk transportasi dan penyimpanan.

- Kembalikan drum kepada pemasok (berdasarkan perjanjian).

Pengelolaan Alternative

Pilih pemasok yang dapat mengambil kembali drum-drum kosong.

TABLE 7 – 10

Sampah dan Limbah Makanan

Uraian

Sampah dalam hal ini diartikan sebagai barang-barang tidak terpakai atau

buangan bahan-bahan non organik seperti : plastik, kaleng, maupun bahan

organik yang mudah membusuk seperti sisa-sisa makanan dan buangan

rumah tangga lainnya.

Kategori Limbah

Bukan Limbah B3

Tindakan Pencegahan khusus/Instruksi Penanganan

Gunakan sarung tangan yang sesuai terutama pada waktu menangani

limbah kaleng dan bahan-bahan organik yang membusuk.

Reduksi Limbah

Reduce :

- Kurangi jumlah pembungkus atau kontainer dengan membeli

material dalam bentuk paket besar.

- Beli dalam jumlah sesuai dengan kebutuhan : hindari surplus.

- Beli material dengan kualitas tinggi dan tahan lama.

- Gunakan peralatan makan, minum yang dapat dicuci dan dipakai

kembali.

93

Page 94: Hse Planning

PT. Global Securitech

- Kurangi penyediaan makanan yang dimasak dengan minyak untuk

mengurangi sisa-sisa/buangan lemak.

- Membuat fotocopy pada dua sisi kertas.

- Gunakan microbial enzyme untuk mengurangi lemak yang

terperangkap di saluran buang.

Recycle :

- Sisa bahan makanan atau bahan-bahan organik yang

membusuk dapat dijadikan kompos untuk digunakan sebagai

pupuk penyubur tanah.

- Pemanfaatan kembali karton, kertas atau plastik sebagai bahan

pembungkus.

- Kirim minyak masak atau lemak bekas, kayu, kertas, kaca,

karton, aluminium atau barang-barang metal lain ke tempat

pemrosesan untuk daur ulang.

Pengelolaan Ditempat

- Pisahkan sampah organik dan non organik, kumpulkan masing-

masing material dan dalam kotak pengumpul atau drum.

- Buang sampah dan limbah makanan ke tempat penimbunan

(sanitary landfill) yang sudah ditentukan.

- Jika material mengandung kaleng metal, kertas dapat dikirim

ke tempat pembakaran (incinerator) atau dibuang ketempat

penimbunan (sanitary landfill)yang sudah ditentukan.

Pengelolaan Alternative

Kirim ke fasilitas daur ulang bahan-bahan : kardus/karton, kaleng

aluminium, plastik, gelas/kaca, dll.

TABLE 7 – 11

Office Trash and Paper

94

Page 95: Hse Planning

PT. Global Securitech

Uraian

Barang-barang buangan kantor meliputi material-material sebagai berikut :

kertas, karton pembungkus, kotoran tanah/debu dari lapangan, potongan

kayu, aluminium, dll.

Kategori Limbah

Bukan limbah B3

Tindakan Pencegahan Khusus/Instruksi Penanganan

Tidak ada.

Reduksi Limbah

Reduce :

- Kurangi jumlah pembungkus atau kontainer dengan membeli

material dalam bentuk paket besar.

- Gunakan peralatan makan, minum, dan alat-alat lain yang

dapat dicuci dan dipakai kembali.

- Membuat fotocopy pada dua sisi kertas.

Recycle :

Pemanfaatan kembali karton, kertas, atau plastik sebagai bahan

pembungkus material.

Kirim baha-bahan buangan kayu, kertas, plastik, kaca, karton, aluminium

atau barang-barang metal alin ke tempat pemrosesan untuk daur ulang.

Pengelolaan ditempat

- Kumpulkan material didalam kantong plastik atau penampung

lain.

- Gunakan kembali material jika memungkinkan.

- Kirim limbah ke tempat pembakaran (incinerator).

95

Page 96: Hse Planning

PT. Global Securitech

Pengelolaan Alternative

Tidak Ada.

TABLE 7 – 12

Material Terkontaminasi Minyak

Uraian

Material tersebut meliputi : Kain lap (rag), kayu dan tanaman yang

terkontaminasi minyak, pelumas atau solar yang seringkali ditemukan

diarea tangki penampungan, pembersihan dan perbaikan peralatan

(maintenance), generator dan mesin pompa, lokasi operasi pemboran, dll.

Kategori Limbah

Bukan Limbah B3.

Tindakan Pencegahan Khusus / Instruksi Penanganan

Gunakan alat pelindung diri yang sesuai untuk mencegah terjadi

kontak dengan kulit dan mata.

Reduksi Limbah

Reduce :

- Pelihara dan jaga peralatan /fasilitas untuk mengurangi

terjadinya tetesan, kebocoran ataupun ceceran yang

memerlukan pembersih segera.

- Gunakan penampung untuk menampung tetesan atau

kebocoran sebelum dilakukan perbaikan.

- Perbaikan atau ganti peralatan yang rusak.

Recycle :

Pisahkan material dan kirim ke fasilitas recycle atau ke tempat penimbunan

yang sudah ditentukan.

Pengelolaan Ditempat

96

Page 97: Hse Planning

PT. Global Securitech

- Kumpulkan material didalam drum atau tangki

- Beri label pada kontainer limbah : nama limbah, klasifikasi dan

tanggal mulai dikumpulkan.

- Buang ke tempat yang sudah ditentukan (Approved landfill)

atau dibakar di incinerator.

- Penguburan limbah di lokasi adalah dilarang

Pengelolaan Alternative

Tidak Ada

TABLE 7 – 13

Filter Terkontaminasi Minyak

Uraian

- Filter yang terkontaminasi oleh minyak adalah limbah yang

umumnya dihasilkan dari perawatan mesin dan peralatan lain

misalnya Filter yang digunakan untuk pemisahan kontaminsai

padatan dari minyak pada mesin diesel.

- Filter untuk minyak pelumas pada mesin.

- Filter minyak hidrraulik, dll

Kategori Limbah

- Limbah B3

- Material yang dapat dimanfaatkan kembali atau recycle tidak

termasuk kategori limbah.

Tindakan pencegahan khusus / instruksi penanganan

Gunakan alat pelindung diri yang sesuai untuk menghindari kontak

dengan kulit dan mata.

Reduksi Limbah

Reduce :

97

Page 98: Hse Planning

PT. Global Securitech

- Gunakan filter permanen, seperti : metal filter yang dapat

dibersihkan dan digunakan kembali.

- Beli filter yang tahan lama (long-life-filter)

- Naikkan jangka waktu penggantian filter berdasarkan

penurunan tekanan pengerasan minayk pelumas, dll. Daripada

secara rutin (routine basis).

Recycle :

Kirim ke fasilitas recycle sesudah dibersihkan dan dikeringkan.

Pengelolaan ditempat

- Kumpulkan material didalam drum atau tangki

- Beri label pada kontainer limbah : nama limbah, klasifikasi, dan

tanggal mulai dikumpulkan.

- Bersihkan, sikat dan keringkan filter dari kontaminasi.

- Koordinasi dengan pihak pengguna jasa untuk kemungkinan

pemanfaatan limbah dan pembuangan ke tempat yang sudah

ditentukan (approved landfill).

Pengelolaan Alternative

Tidak Ada

TABLE 7 – 14

Lumpur Minyak dari Tangki atau Kolam Penampung

Uraian

Lumpur minyak (sludge)adalah endapan yang berupa cairan kental terdiri

dari pasir, padatan dan emulsi (minyak dan air) yang terakumulasi dibagian

bawah tangki atau kolom penampungan. Seringkali terjadi pada

penampungan minyak mentah pada operasi pemboran sumur-sumur

98

Page 99: Hse Planning

PT. Global Securitech

eksplorasi maupun pengembangan. Atau penampungan minyak di fasilitas

produksi dan pengolahan.

Bisa bersifat racun apabila terhisap pernafasan dan terserap melalui kulit.

Uap yang dihasilkan dapat mengakibatkan efek terbakar dan iritasi.

Apabila terbakar dapat menghasilkan gas beracun.

Apabila terlepas ke lingkungan akan mengakibatkan pencemaran yang

berbahaya.

Kategori Limbah

- Limbah B3 (Bab.2 pasal D-220, Peraturan Pemerintah No.1994)

- Menempatkan material ini pada udara terbuka dapat

menurunkan tingkat kandungan benzene, thinner,

ethyl/benzene dan xylene yang akan berpengaruh terhadap

penilaian kategori limbah dan pembuangan akhir dari material.

- Peraturan khusus diterapkan untuk limbah eksplorasi dan

produksi.

Tindakan Pencegahan Khusus / Instruksi Penanganan

Gunakan alat pelindung pernafasan (respirator), sarung tangan

khusus untuk bahan kimia dan pakaian pelindung katika

menangani material ini.

Reduksi Limbah

Reduce :

- Kurangi volume padatan yang terkumpul didalam tangki

dengan meningkatkan sistem pengontrolan pasir, dll.

- Perbaiki atau ganti peralatan yang rusak.

Recycle :

- Jika mungkin pisahkan kandungan minyak (misal : dengan

tekhnik cyclone dan centrifuge)dan kirim ke fasilitas produksi.

99

Page 100: Hse Planning

PT. Global Securitech

- Campur dengan aspal atau premik untuk digunakan sebagai

bahan jalan dilokasi.

Pengelolaan Ditempat

- Kumpulkan material dalam tangki atau kolam penampung dari

semen

- Beri label pada kontainer limbah : nama limbah, sumber

limbah, klasifikasi, dan tanggal mulai dikumpulkan.

- Koordinasi dengan pihak pengguna jasa untuk kemungkinan

pemanfaatan limbah dan pembuangan ke tempat yang sudah

ditentukan.

- Penguburan limbah di lokasi adalah larangan.

TABLE 7 – 15

Cat

Uraian

Cat yang tidak lagi dapat digunakan karena kering, beku atau usang.

Kategori limbah

Limbah B3. berbahaya karena mengandung timah hitam (lead), chromium,

zink atau zat pelarut.

Tindakan pencegahan khusus / instruksi penanganan

Mengacu pada spesifikasi pabrik yang disertakan oleh pemasok.

Reduksi Limbah

Reduce :

- Gunakan ukuran / jumlah cat yang sesuai dengan kebutuhan

- Beli material yang kadar racunnya rendah, tidak mudah

menguap dan pelarut yang kurang berbahaya (mis: kandungan

metalnya rendah, dll)

100

Page 101: Hse Planning

PT. Global Securitech

- Jangan menggunakan cat dengan bahan dasar timbal, gunakan

cat yang berbahan dasar air, dan hindari sedapat mungkin cat

dengan bahan dasar minyak.

- Gunakan penyapu (kwas) untuk pekerjaan terbatas, jangan

memakai penyemprot (spray).

- Kurangi jumlah kontainer dengan membeli material dalam

bentuk paket besar.

Recycle :

Jika mungkin lakukan pemrosesan kembali dengan zat pelarut

Pengelolaan ditempat

- Kumpulkan material di dalam drum penampung

- Beri label pada kontainer limbah : nama limbah, sumber

limbah, klasifikasi dan tanggal mulai dikumpulkan.

- Kirim limbah ke tempat pembuangan atau penimbunan yang

telah ditentukan.

Pengelolaan Alternative

Tidak Ada

TABLE 7 – 16

Sand Blast Materials

Uraian

Setiap residu yang dihasilkan dari operasi sand blasting untuk pengecatan

tangki atau pipa.

Kategori Limbah

Bukan limbah B3. tetapi berpotensi menjadi limbah berbahaya

Tindakan pencegeahan khusus / instruksi penanganan

Hindari menghisap debu

101

Page 102: Hse Planning

PT. Global Securitech

Gunakan full face respirator, sarung tangan dan pakaian pelindung

yang sesuai.

Reduksi Limbah

Reduce :

Perencanaan kerja untuk mengurangi residu.

Recycle :

Jika mungkin lakukan pemanfaatan kembali.

Pengelolaan Alternative

Tidak Ada.

TABLE 7 – 17

Sand Bailed

Uraian

Pasir yang digali dari sumur pada waktu dilakukan perbaikan sumur

(workover).

Kategori Limbah

Limbah B3

Kemungkinan tidak berbahaya, tergantung test kandungan.

Tindakan pencegahan khusus/instruksi penanganan

- Hindari kontak dengan kulit

- Gunakan pelindung keselamatan diri

Reduksi Limbah

Reduce :

Rencanakan tekhnik pengontrolan pasir (mis:gravel pack, screen

liner, dll)

102

Page 103: Hse Planning

PT. Global Securitech

Recycle :

- Jika mungkin pisahkan minyak dari padatan, kirim ke fasilitas

produksi.

- Manfaatkan pasir yang terkontaminasi untuk penimbunan jalan

lokasi.

Pengelolaan ditempat

- Kumpulkan material di dalam tangki penampungan atau drum.

- Beri label pada kontainer limbah : nama limbah, sumber

limbah, klasifikasi, dan tanggal mulai dikumpulkan.

- Kirim limbah ke tempat pembuangan atau penimbunan yang

telah ditentukan.

- Penguburan / penimbunan di lokasi adalah dilarang.

Pengelolaan Alternative

Tidak Ada

TABLE 7 – 19

Sewage or Sanitary Waste

Uraian

Sewage atau Sanitary Waste adalah limbah cair atau padat berasal dari

saluran pembuangan dan toilet diperkantoran ataupun perumahan.

Kategori Limbah

- bukan limbah B3, tetapi bisa mengandung limbah yang dapat

menyebabkan infeksi.

- Lakukan inventory control.

Recycle :

103

Page 104: Hse Planning

PT. Global Securitech

- Recycle solvent dengan bahan dasar minyak ke fasilitas

pengolahan minyak.

- Jika mungkin lakukan penyaringan, pengenceran, dan gunakan

kembali jika memungkinkan.

- Pemrosesan kembali limbah solvent (mis : dengan destilasi)

khususnya dilakukan di laboratorium.

- Kirim limbah solvent ke fasilitas recycle yang sudah ditentukan.

Pengelolaan di tempat

- Kumpulkan solvent atau thinner didalam drum.

- Beri label pada kontainer limbah : nama limbah, klasifikasi dan

tanggal mulai dikumpulkan.

- Buang ketempat penimbunan yang sudah ditentukan

(approved landfill) atau kirim ke fasilitas increator.

Pengelolaan Alternative

Kirim ke WMI / PPLI

TABLE 7 – 21

Minyak Bekas (Lube/Fuel/Hydraulic)

Uraian

Minyak bekas (used oil) dinyatakan dalam peraturan sebagai bahan

berbahaya. Dalam hal ini termasuk :

- Pelumas dan minyak motor bekas

- Minyak Hyraulic bekas

- Minyak gemuk (petroleum grease) bekas

- Minyak untuk pompa listrik dibawah permukaan(submersible

pump)

Kategori Limbah

104

Page 105: Hse Planning

PT. Global Securitech

- Limbah B3

- Tidak dianggap sebagai limbah berbahaya jika cepat dilakukan

recycle

Tindakan pencegahan khusus / instruksi penanganan

- Hindari kontak dengan kulit dan mata. Gunakan peralatan

keselamatan diri yang sesuai.

- Minyak bekas adalah berbahaya jika tidak dilakukan recycle

dan harus dibuang ke tempat pembuangan limbah berbahaya.

- Semua kontainer minyak bekas harus diberi label dengan jelas,

ditandai dan ditimbun ditempat yang sudah ditentukan

(approved landfill) atau dibakar di incinerator.

Reduksi Limbah

Reduce :

- Beli dalam paket besar untuk mengurangi jumlah kontainer.

- Penggantian pelumas berdasarkan pengetesan (predictive

maintenance) bukan berdasarkan jadwal perawatan rutin

(preventive maintenance).

- Buat jadwal inspeksi dan maintenance secara teratur pada

setiap fasilitas untuk mengurangi kemungkinan kebocoran.

- Pasang sistem pemisah padatan mekanik untuk

memperpanjang masa pemakaian minyak.

Recycle :

- Kirim ke fasilitas recycle yang telah ditentukan

- Jika mungkin lakukan pemurnian untuk dapat dimanfaatkan

kembali.

Pengelolaan di tempat

- Kumpulkan minyak bekas di dalam tangki atau drum.

105

Page 106: Hse Planning

PT. Global Securitech

- Beri label pada kontainer limbah : nama limbah, sumber

limbah, klasifikasi, dan tanggal mulai dikumpulkan.

- Buang di tempat penimbunan yang sudah ditentukan

(approved landfill) atau kirim ke fasilitas increator.

Pengelolaan Alternative

Cari kemungkinan recycle oleh pihak ketiga.

TABLE 7 – 22

Ban dan Sepatu bekas

Uraian

Ban dan sepatu bekas yang digunakan di lapangan minyak kemungkinan

mengandung minyak dan oleh karena itu perlu diberikan perhatian

terhadap limbah jenis ini.

Kategori Limbah

Bukan limbah B3

Tindakan pencegahan khusus / instruksi penanganan

Tidak Ada

Reduksi Limbah

Reduce :

- Ban harus selalu dirotasi dan disetel secara teratur

- Jaga tekanan ban yang sesuai

- Beli ban yang mempunyai kemampuan dan jenis yang sesuai

dengan kondisi jalan dan lokasi.

Recycle :

- Kirim material bekas ke fasilitas recycle yang ditentukan

- Gunakan untuk penimbunan jalan

106

Page 107: Hse Planning

PT. Global Securitech

- Sumabangkan untuk digunakan sebagai media pertumbuhan

batu karang laut.

Pengelolaan ditempat

- Kumpulkan material bekas di dalam tangki atau drum

- Beri label pada kontainer limbah : nama limbah, sumber

limbah, klasifikasi dan tanggal mulai dikumpulkan.

- Pisahkan ban sepatu bekas yang mengandung minyak.

- Bersihkan dan keringkan material. Jika memungkinkan gunakan

untuk menimbun jalan atau media buatan untuk pertumbuhan

karang laut.

- Kirim ke pihak ketiga atau buang ke tempat penimbunan yang

sudah ditentukan (approved landfill)atau kirim ke fasilitas

increator.

Pengelolaan Alternative

- Sumbangkan kepada pihak ketiga

- Sumbangkan ke LSM untuk digunakan sebagai sarana

pertumbuhan batu karang buatan.

TABLE 7 – 23

Endapan Vacuum Truck

Uraian

Endapan dari vacuum truck dihasilkan ketika dilakukan pencucian untuk

membersihkan sisa-sisa cairan yang berada didalam tangki. Limbah air

yang dihasilkan bisa berupa air asin sebagai sisa dari brine fluid atau air

terproduksi. Bisa juga mengandung residu minyak dan iron sulfide dari air

terproduksi atau material dari dasar tangki.

Kategori Limbah

107

Page 108: Hse Planning

PT. Global Securitech

Bukan limbah B3. tetapi bisa menjadi B3 tergantung hasil test

kandungan

Tindakan pencegahan khusus / instruksi penanganan

- hindari kontak dengan kulit dan mata. Gunakan google dan

sarung tangan karet.

- Uap yang berbahaya kemungkinan terakumulasi didalam

tangki, ambil tindakan pencegahan jangan menghisap uap

yang keluar dari tutup tangki yang terbuka.

Reduksi Limbah

Reduce :

Lakukan pembersihan hanya bila diperlukan

Recycle :

Jika mungkin recover minyak dengan cara skimming

Pengelolaan di Tempat

- Kumpulkan material di tangki pengumpul atau kolam tembok.

- Penggantian pelumas berdasarkan pengetesan (predictive

maintenance) bukan berdasarkan jadwal perawatan rutin

(preventive mantenance).

- Buat jadwal inspeksi dan maintenance secara teratur pada

setiap fasilitas untuk mengurangi kemungkinan kebocoran.

- Pasang sistem pemisah padatan mekanik untuk

memperpanjang masa pemakaian minyak.

Recycle :

- Kirim ke fasilitas recycle yang telah ditentukan

- Jika mungkin lakukan pemurnian untuk dapat dimanfaatkan

kembali.

108

Page 109: Hse Planning

PT. Global Securitech

Pengelolaan di tempat

- Kumpulkan minyak bekas didalam tangki atau drum

- Beri label pada kontainer limbah : nama limbah, sumber

limbah, klasifikasi dan tanggal mulai dikumpulkan.

- Buang ditempat penimbunan yang sudah ditentukan (approved

landfill) atau kirim ke fasilitas increator.

Pengelolaan Alternative

Cari kemungkinan recycle oleh pihak ketiga.

BAB X

109

Page 110: Hse Planning

PT. Global Securitech

PERLINDUNGAN TERHADAP GAS H2S

10.1 UMUM

Perlindungan terhadap gas Hidrogen Sulfida (H2S) dimaksudkan untuk

menjamin keselamatan karyawan apabila mereka bekerja di daerah yang

beresiko mengandung gas Hidrogen Sulfida (H2S).

Gas Hidrogen Sulfida ( H2S ) adalah gas yang terbentuk dari pembusukan

binatang danatau tanaman oleh bakteri, bersifat beracun dan mudah

terbakar, tidak berwarna dapat larut dalam zat cair seperti minyak mentah

dan air. Gas H2S sering dijumpai di daerah pengeboran minyak dan gas

bumi, saluran pembuangan dan genangan air seperti rawa-rawa, dan di

produksi dalam berbagai proses industry dan biologis.

Pada konsentrasi rendah, gas H2S dapat dengan segera dioksidasimenjadi

Sulfat yang tidak berbahaya. Tetapi gas H2S bebas pada konsentrasi 300

ppm menyebabkan keracunan yang berpengaruh terhadap seluruh badan

(systemic). Konsentrasi gas H2S yang tinggi dapat dengan cepat

menyebabkan ketidaksadaran (pingsan) dan kematian karena kegagalan

pernapasan. Cara masuk secara langsung gas beracun dan zat-zat tertentu

kedalam tubuh adalah melalui saluran pernapasan. Saluran pernapasan

berhubungan dengan peredaran darah, oleh sebab itu bila terhisap gas

beracun maka reaksinya akanmempengaruhi seluruh tubuh dengan cepat.

Seorang yang telah dipengaruhi alkohol dalam 24 jam dapat dipengaruhi

oleh konsentrasi gas H2S yang sangat kecil. Alkohol dan gas H2S tidak

dapat direaksikan , hali ini akan menyebabkan karyawan dalam kondisi

dibawah pengaruh alkohol sangat rentan terhadap gas H2S.

Sangatlah penting bahwa seluruh karyawan harus mengerti terhadap

bahaya gas H2S dan diinstruksikan untuk mengikuti prosedur keamanan

yang benar.

Karakteristik yang berhubungan dengan gas H2S yang harus diketahui oleh

seluruh karyawan antara lain:

110

Page 111: Hse Planning

PT. Global Securitech

Gas H2S dapat diketahui keberadaannya dari baunya yang tidak sedap,

seperti telur busuk. Pada konsentrasi yang tinggi gas H2S dapat segera

melumpuhkan alat penciuman, akan tetapi efek yang sama juga akan

terjadi pada konsentrasi rendah apabila tercium dalam waktu yang lama.

Karena itu alat penciuman tudak dapat dipercaya untuk mendeteksi dan

memonitor adanya gas H2S.

1. Gas H2S lebih berat dari udara. Ini mengakibatkan sangat

berbahaya,karena menyebabkan gas H2S mengumpulkan didaerah

yang rendah.

2. Dengan oksigen dan udara, gas H2S akan membentuk senyawa yang

dapat meledak. Dengan demikian gas H2S dapat menimbulkan

bahaya keracunan dan kebakaran dalam waktu yang bersamaan.

3. Gas H2S adalah gas yang dapat larut dalam air (water soluble),

mempunyai titik didih 76 deg F dan terbakar pada temperature 500

deg F.

4. Gas H2S merangsang mata dan sistem pernafasan. Gas H2S dalam

konsentrasi tinggi menyebabkan kelumpuhan paru-paru dan

mengakibatkan kematian dalam waktu yang sangat cepat

Batas toleransi kerja di daerah yang terdapat gas H2 ditetapkan untuk

mengendalikan tingkat iritasi terhadap mata dan saluran pernafasan. The

American Conference of Government Industrial Hygienist (ACGIH) telah

menetapkan Threshould Limit Vlue – Time Weighted Avarage (TLV-TWA) –

Nilai ambang Batas (NAB) dan batas toleransi yang diizinkan – Permissible

Exposure Limit (PEL) yang direkomendasikan oleh The Occupational Safety

and Health Administration (OSHA) untuk bobot waktu rata-rata 8 jam bagi

toleransi konsentrasi gas H2S ialah 10 ppm. Toleransi terhadap konsentrasi

gas H2S harus dikontrol sehingga tidak ada karyawan yang terkena gas

H2S melebihi konsentrasi 10 ppm selama 8 jam dan konsentrasi gas H2S

19 ppm dalam waktu 15 menit.

111

Page 112: Hse Planning

PT. Global Securitech

Karena daerah tercemar gas H2S dengan konsentrasi 300 ppm ditetapkan

sebagai rentang konsentrasi awal dari keadaan sangat berbahaya bagi jiwa

atau kesehatan maka tidak ada kegiatan apapun yang diizinkan pada

konsentrasi gas H2S mendekati tingkat 300ppm atau lebih.

Rincian akibat keracunan gas H2S dapat dijelaskan sebagai berikut:

KONSENTRASI GAS 9PPM) PENGARUH POTENSIAL

02 – 10 Dapat tercium seperti bau telur busuk. Dalam konsentrasi ini,

pekerja mengalami pedih mata.

10 Konsentrasi maksimum yang bisa dihadapi selama 8 jam.

Peralatan pelindung perlu dipergunakan pada konsentrasiini.

15 Toleransi jangka pendek ditetapkan oleh ACGIH dan OSHA,

untuk bisa di hadapi kurang dari 8 jam.

50 Pedih mata dan tenggorokan, kategori sedang setelah satu jam

toleransi.

100 Mematikan penciuman dalam waktu 3 sampai 15 menit.

Merangsang mata, tenggorokan dan saluran pernafasan.

200 Segera kehilangan kemampuan indra penciuman . ditandai

gangguaniritasi pada mata dan pernafasan.

300 Situasi pada konsentrasi ini dikenal sebagai keadaan segera

berbahaya bagi jiwa dan kesehatan. Tingkat dimana seseorang

dapat menyelamatkan diri dalam 30 menit tanpa ada efek /

kerusakan yang permanen.

500 Gangguan pernafasan dalam 2 sampai 5 menit. Melumpuhkan

korban dan tidak sadarkan diri setelah 0,5 sampai 1 jam.

Bantuan pernafasan diperlukan segera.

700 Hlang kesadaran dengan cepat. Pernafasan berhenti dan

menyebabkan kematian kecuali bila mendapat pertolongan

segera.

112

Page 113: Hse Planning

PT. Global Securitech

1000 Pingsan segera diikuti kerusakan otak permanen. Kematian

dapat terjadi dalam waktu 3 sampai 5 menit, apabila tidak

mendapat pertolonngan dengan segera.

10.2 PERENCANAAN PENCEGAHAN

Keselamatan dilingkungan gas H2S tergantung dari perencanaan yang

matang untuk menghadapi kemungkinan yang terjadi dan yakin bahwa

semua karyawan cukup terlatih dalam pendeteksian, pengontrolan

pemakaian peralatan pelindung dan pertolongan pertama untuk korban gas

H2S.

Perencanaan yang baik terdiri dari:

1. Pendeteksian Gas H2S

Peralatan pendeteksian harus diletakkan secara efektif dan di rawat

dengan baik, dan diperiksa sekurang-kurangnya sekali setiap 12 jam

2. Perlindungan

Tindakan perlindungan terencana untuk dilaksanakan

a) Mengenakan SCBA

b) Mengamankan sumur

c) Karyawan bergerak menuju tempat berkumpul (Assembly Area)

3. Pengosongan (Evakuasi)

Menyiapkan prosedur evakuasi bagi karyawan yang kurang penting,

atau untuk seluruh karyawan apabila situasi siperkirakan tidak

mungkin dapat diatasi lagi.

10.3 TINDAKAN PENCEGAHAN

1. Tata letak (Lay out) menara pemboran harus dirancang

sedemikian rupa sehingga angin yang bertiup mendorong

setiap gas menjauhi tempat bekerja dan daerah untuk istirahat

(living area).

113

Page 114: Hse Planning

PT. Global Securitech

2. Peralatan pernafasan dan perlengkapan keselamatan lain

harus diletakkan berlawanan dengan arah angin dari lubang

sumur.

3. Harus ditentukan beberapa tempat berkumpul/ Assembly Area

yang letaknya selalu berlawanan dengan arah angin.

4. Kantong angin (wind shock) atau bendera harus dipasang

dibeberapa tempat yang terlihat, sehingga seluruh karyawan

dapat menentukan arah angin seandainya gas H2S

terlepas/keluar, pada malam hari, kantong angina tau bendera

tersebut harus mendapat penerangan.

5. Semua kawat, perlengkapan listrk, dan alat penerangan harus

anti meledak untuk mengurangi kemungkinanledakan, setiap

pemanas yang digunakan harus dari jenis anti bakar.

6. Penahan angin (Wind Break) dan rig curtain (tirai) harus

disingkirkan bila ada kemungkinan kontak engan gas H2S.

7. Kipas angin harus dipasang di rig floor, shaker pit, dan mud

room untuk mencegah mengumpulnya gas H2S di daerah ini.

8. Karyawan yang menggunakan lensa kontak harus diketahui,

karena mereka tidak dapat menggunakan alat pelindung

pernafasan. Tekanan dari alat pelindung pernafasan dapat

menyebabkan lensa kontak tersebut tidak dapat menempel di

mata.

9. Seluruh karyawan harus mengetahui tempat dimana peralatan

pelindung pernafasan berada, dan mengetahui cara

menggunakannya. Letak peralatan tersebut harus mudah

dicapai.

10. Di daerah yang tercemar gas H2S, karyawan tidak boleh

memiliki cambang ya ng panjang yang menyebabkan

pelindung muka tidak dapat menutup dengan rapat.

11. Semua peralatan khusus, seperti perlengkapan pembakaran

(Flare Ignitation Devices) perlengkapan pendetaksi gas H2S

114

Page 115: Hse Planning

PT. Global Securitech

dan peralatan pelindung pernafasan harus dirawat dengan

hati-hati agar selalu dalam kondisi siap pakai setiap waktu.

12. Setelah diketahui di daerah mana kemungkinan terdapat gas

H2S, latihan menghadapi gas H2S harus dilaksanakan

seminggu sekali untuk memastikan bahwa seluruh karyawan

betul-betul terlatih.

13. Menara pemboran harus dilengkapi dengan system deteksi

gas H2S, dengan sensor yang diletakkan di daerah dimana gas

H2S kemungkinan berkumpul, seperti shaker pit, mud pit dan

rig floor. System pendeteksi tersebut harus mengaktifkan

lampu peringatan bila konsentrasi gas H2S mencapai 10 ppm,

dan sirine berbunyi bila konsentrasi gas H2S mencapai 20

ppm.

10.4 PROSEDUR DARURAT

Prosedur yang harus dilakukan bila diketahui atau diduga adanya gas H2S

adalah sebagai berikut:

1. Sumur harus ditutup dan seluruh karyawan keluar dari semua tempat

yang rendah atau tertutup, sseperti BOP deck, mud pit dll. Bila

tersedia seluruh karyawan harus memakai perlengkapan pelindung

pernafasan (Breathing Apparatus).

2. Tes harus dilakukan segera dengan menggunakan alat pendeteksi

gas H2S secara periodeik untuk selang waktu tertentu, gunakan

Formulir 10-1.

3. Karyawan harus saling menjaga. Bila mungkin, mereka harus bekerja

berpasangan.

4. Semua listrik dan peralatan yang dapat menimbulkan kebakaran

haarus dimatikan.

115

Page 116: Hse Planning

PT. Global Securitech

5. Bila sudah diastikan adanya konsentrasi gas H2S yang kemungkinan

besar berbahaya, seluruh karyawan harus pindah ketempat yang

tinggi, berlubang angin, seluruh karyawan yang penting harus

diungsikan ke Assembly Area yang sudah ditentukan. Apabila

keadaan sumur sudah tidak mungkin lagi terkontrol, seluruh

karyawan harus diungsikan sesuai dengan prosedur evakuasi yang

telah ditentukan.

6. Tanda peringatan adanya gas H2S harus dipasang pada batas daerah

yang berbahaya.

7. Apabila seseorang telah menjadi korban, tidak seorang pun diizinkan

mencoba menolongnya tanpa mengenakan peralatan pelindung

pernafasan, kalau tidak si penolong tersebut juga akan menjadi

korban.

8. Dilarang memasuki ruang tertutup dimana kemungkinan gas H2S

terkumpul, tanpa memakai peralatan pelindung pernafasan yang

memadai. Bila karyawan yang memerlukan pertolongan berada

sejauh satu jangkauan atau lebih, sabuk pengaman (safety belt)

harus diikat pada file line yang ditahan oleh seorang yang

bertanggung jawab tempat aman.

9. Kantor pusat dantempat pengobatan yang terdekat harus diberitahu

untuk bersiap-siap.

10. Bila pada pengetesan gas yang terbakar berwarna biru, yang

menandakan adanya gas H2S, seseorang dengan memakai Air Pak,

harus melakukan tes untuk memastikan adanya gas H2S. bila

terdeteksi adanya gas H2S jangan meninggalkan nyala tersebut

menunggu karena harus di tutup bila gas tersebut keluar.

1.5. PERTOLONGAN DARURAT KORBAN GAS H2S

116

Page 117: Hse Planning

PT. Global Securitech

Tindakan penyelamatan yang cepat dapat segera memulihkan korban yang

terserang gas H2S. korban harus segera diindahkan dari daerah yang

tercemar gas H2S oleh seorang penolong yang mengenakan pelindung

pernafasan lengkap seperti SCBA. Pertolongan tidak boleh dilakukan tanpa

perlindungan pernafasan yang tepat untuk menghindari penolong menjadi

korban. “ Full – face, pressure – demand SCBA”, adalah yang paling baik

untuk usaha penyelamatan.

Tidakan – tindakan berikut harus dilakukan oleh penolong:

1. Pinadahkan korban ketempat yang berudara bersih dengan segera.

2. Mengistirahatkan korban dan kalau mungkin memberinya oxygen.

3. Periksa saluran udara bersihkan setiap kotoran dari mulut korban.

4. Buka saluran udara dan periksa pernafasan. Jika korban tidak

bernafas segera berikan bantuan pernafasan buatan dari mulut ke

mulut untuk menyadarkan korban sampai alat penyadar otomatis

tersedia.

5. Periksa denyut nadi. Jika tidak berdenyut terapkan resusitasi jantung

– paru. Usaha ini harus terus dilakukan sampai diketahui bahwa

korban sudah tidak mungkin tertolong.

6. Usahakan perawatan medis (dokter). Jika korban tidak memberikan

respon atas pertolongan darurat, bantuan medis darurat harus di

panggil ketempat kejadian.

7. Jaga agar korban tetap hangat.

8. Bila sudah bernafas kembali, berilah perangsang kepada korban

berupa teh atau kopi, tetapi jangan meninggalkan korban tanpa ada

yang menjaga.

117

Page 118: Hse Planning

PT. Global Securitech

9. Bila mata terkena ritasi ringan, cucilah dengan air bersih dengan hati-

hati.

10. Korban harus selalu dalam pengawasan dokter sampai dokter

menyatakan bahwa korban sudah sehat dan dapat bekerja kembali.

Bila korban dipindahkan ketempat berudara segar dan dapt bernafas

kembali dengan normal korban akan cepat sembuh.

11. Apabila korban terkena gas H25 ringan. Dimana korban belum benar-

benar sadar dan ingin kembali bekerja setelah beristirahat sebentar,

tugasnya harus ditangguhkan sampai hari berikutnya, gerak reflex-

nya mungkin belum kembali normal dan dapat menyebabkan

kecelakaan.

Formulir. 10

STANDARISASI ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

(PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT / PPE)

1. Pelindung kepala (Hard Hat)

Standard Acuan : ANSI 89. 1 – 2003

ANSI 89. 1 – 1997

OSHA 29 CFR 1910. 135

Merek yang direkomendasikan : MSA

Protector

118

Page 119: Hse Planning

PT. Global Securitech

King’s

Jenis pekerjaan / bidang kerja :

* Pekerjaan Operasi

Tipe : Class A

* Pekerjaan terkait dengan listrik

Tipe : Class B untuk Tegangan Tinggi

Class A untuk Tegangan Rendah

Pemadam Kebakaran

Tipe : Class D

2. Pelindung Muka dan Mata ( Eye & Face Protection )

Standard Acuan: ANSI Z 87.1 – 2003

NSI 89.1 – 1997

OSHA 29 CFR 1910. 133

Merk yang direkomendasikan :MSA

Vista

UVEX

Jenis pekerjaan / bidang kerja :

Pekerjaan Terkait dengan logam (grinding/hammering)

Tipe : clear faceshield atau chipping goggles

Pekerjaan Terkait dengan Bahan Kimia

Tipe : clear faceshield

Pekerjaan Terkait dengan Pengelasan

Tipe : pelindung muka khusus pengelasan atau welding

Goggles

119

Page 120: Hse Planning

PT. Global Securitech

Pekerjaan Terkait Radiasi

Tipe : impact & optical radiation spectacles

3. Pelindung Telinga (Ear Protection)

Standar Acua : OSHA : 29 CFR 1910.95

Merk yang direkomendasikan : MSA

3M

North

Krisbow

Jenis Pekerjaan / Bidang Kerja :

o Pekerjaan Operasi

Tipe : Ear Plug / Ear Muff

o Pekerjaan di Drilling

Tipe : Ear Plug

o Tamu Visiting Jobs

Tipe : Ear Plug (disposable)

4. Pelindung Kaki (Safety Shoes)

Standar Acuan :

ANSI Z 41 – 2005

ANSI Z 41 – 1999

Merk yang direkomendasikan :

King’s

120

Page 121: Hse Planning

PT. Global Securitech

Cheerah

Dr. OSHA

Jenis Pekerjaan / Bidang Kerja :

Pekerjaan Operasi

Tipe : Steel Toe Shoes

Pekerjaan Terkait Listrik

Tipe : Antistatic safety shoes (untuk bekerja ditegangan

tinggi dan rendah)

Pekerjaan berkaitan dengan Bahan Kimia

Tipe : PVC, Neoprene, Nitril Boots With Steel Toe

Pekerjaan berkaitan dengan Survey

Tipe : PVC Shoes di rawa-rawa atau operation shoes di

tempat kering

5. Pelindung Tangan (Hands Gloves)

Standar Acuan : OSHA : 29 CFR 1910.136

Merk yang direkomendasikan : MSA

Protector

Krisbow

Jenis Pekerjaan / bidang kerja :

Pekerjaan Operasi

Tipe : Industrial / Polkadot Gloves

Pekerjaan Terkait dengan Bahan Kimia

121

Page 122: Hse Planning

PT. Global Securitech

Tipe : PVC Dipped, Butyl, Nitril (Latek), Natural Ruuber

Gloves

Pekerjaan Terkait dengan Pengelasan

Tipe : Leather Welder Gloves

Pekerjaan Terkait dengan Listrik

Tipe : High Voltage Electrical Gloves

Pekerjaan Terkait dengan Panas

Tipe : Heat Resistant Gloves dengan bahan kulit, kanvas,

aluminized asbestos.

6. Pelindung Pernafasan (Respirators)

Standar Acuan : OSHA 29 CFR 1910. 134

Merk yang direkomendasikan : MSA

Protector

3M

North

Jenis pekerjaan / Bidang kerja :

Pekerjaan Terkait dengan Gas / Pemadam Kebakaran

Tipe : Self Contained Breathing Apparatus (SCBA), Supplied

Breating Apparatus (SABA)

Pekerjaan terkait dengan pengelasan

Tipe : Particulate Respirator for Welding and Metal Pouring

122

Page 123: Hse Planning

PT. Global Securitech

Pekerjaan Terkait Debu (Cementing job / Heavy Equipment

Operator / Carpenter dll)

Tipe : Particulate Respirators for dusty conditions

7. Pelindung Badan (Apron)

Standar Acuan : belum ada standar khusus

Merk yang direkomendasikan

MSA

Protector

Jenis Pekerjaan / Bidang Kerja

Pekerjaan Terkait dengan Bahan Kimia

Tipe : PVC / Nylon Apron

Pekerjaan terkait Pengelasan

Tipe : Leather Welder Apron

Pekerjaan Terkait Panas

Tipe : Apron dengan bahan Aluminized Asbetos Apron, kulit

atau kanvas

Pekerjaan Terkait Radiasi

Tipe : Lead Apron

8. Pelindung Jatuh (Safety Harness)

Standar Acuan : Belum ada standar khusus

Merk yang direkomendasikan :

123

Page 124: Hse Planning

PT. Global Securitech

MSA

Protecta

Klein Tools

Jenis Pekerjaan / Bidang Kerja :

- Pekerjaan Memanjat

Tipe : full body harness

- Pekerjaan di ketinggian

Tipe : fall arrest

BAB. XI

PEDOMAN KESELAMATAN DALAM BEKERJA

I. KETAATAN TERHADAP PERATURAN

1. Kunci dari keberhasilan pelaksanaan program keselamatan kerja

adalah disiplin dari seluruh karyawan untuk selalu mematuhi dan

melaksanakan semua peraturan keselamatan kerja yang

diterapkan oleh perusahaan.

2. Seluruh petugas dan tamu yang berada / datang ke daerah kerja

harus mematuhi dan melaksanakan setiap peraturan yang

tercantum didalam buku peraturan keselamatan kerja.

3. Superintendent dan Supervisor yang sedang bertugas

bertanggung jawab terhadap keselamatan kerja karyawan.

II. PENYEBAB KECELAKAAN

124

Page 125: Hse Planning

PT. Global Securitech

Data penelitian terhadap kecelakaan industri mengungkapkan bahwa

penyebab utama dari hampir seluruh kecelakaan yang terjadi adalah

salah satu gabungan dari beberapa hal sebagai berikut :

1. Instruksi kurang lengkap

2. Instruksi tidak diperhatikan

3. Instruksi sangat penting untuk operasi kerja yang aman dan

efisien, karena instruksi kerja harus diperlajari dengan seksama

4. Penggunaan metoda yang tidak tepat

5. Seorang karyawan yang profesional harus mengetahui metoda

yang benar untuk mengejakan suatu tugas, jika merasa ragu

tanyakan kepada supervisor

6. Tidak tersedianya alat keselamatan kerja

7. Kondisi kerja yang aman merupakan hal yang paling penting

dalam mencegah kecelakaan. Perusahaan selalu berusaha

untuk melengkapi semua karyawan dengan alat pelindung

untuk mencegah cidera, sehingga karyawan akan mendapat

manfaat dari penggunaan alat pelindung tersebut.

8. Alat-alat keselamatan kerja tidak dipakai

9. Karyawan harus memakai semua alat dan perlengkapan

keselamatan kerja yang khusus untuk perlindungan

10. Penggunaan alat-alat kerja yang tidak tepat

11. Bekerja efisien membutuhkan alat-alat khusus untuk setiap

jenis pekerjaan, setiap alat kerja mempunyai kegunaan

terbatas, karyawan yang profesional tahu peralatan yang

diperlukan dan menggunakan dengan tepat untuk melakukan

pekerjaan.

12. Kurangnya Inspeksi dan pemeliharaan yang tepat

13. Mesin-mesin dan peralatan harus diinspeksi dan dirawat secara

teratur agar selalu dalam kondisi siap pakai. Perawatan

peralatan merupakan bagan dari tugas seluruh karyawan.

125

Page 126: Hse Planning

PT. Global Securitech

Laporkan secepatnya ke Supervisor, setiap peralatan yang

perlu direparasi

14. Kurang perhatian

15. Pusatkan perhatian pada pekerjaan yang sedang anda lakukan.

Tidak ada tempat untuk melamun. Cemas dan iseng saat

melakukan suatu pekerjaan

16. Sikap tak acuh kepada orang lain

17. Perhatikanlah juga orang lain jangan biarkan kecerobohan dan

sikap tak acuh anda membahayakan orang lain

18. Terburu – buru

19. Karyawan yang bangga dengan hasil kerjanya, sering

melakukan kecerobohan yang membahayakan

20. Kondisi Fisik

21. Tidak seorang boleh tetap bekerja bila sedang sakit. Periksakan

ke dokter dan melaporlah kepada supervisor dengan

menekankan pentingnya larangan bekerja bagi yang sedang

sakit, tidak berarti bahwa sakit yang ringan dapat menjadi

alasan untuk meminta ijin tidak bekerja

22. Salah pertimbangan

23. Seorang karyawan yang profesional tahu persis apa yang

dikerjakan bagaimana cara mengerjakannya dan kapan harus

dikerjakan. Jangan takut bertanya bila anda tidak tahu.

24. Kemauan

25. Mengabaikan praktek-praktek keselamatan kerja, peraturan

perusahaan instruksi dan keselamatan teman sekerja, dapat

dikenakan sanksi disiplin

26. Lemah penglihatan

27. Jika dokter menyarankan untuk memakai kaca mata sakit

(lensa) gunakanlah kaca mata tersebut, kapan dan dimana saja

seperti yang telah ditentukan.

126

Page 127: Hse Planning

PT. Global Securitech

28. Selama operasi kerja yang berbahaya, ”penonton” yaitu orang

yang tidak berkepentingan langsung untuk menyaksikan

keadaan atau peristiwa tertentu, tidak boleh hadir. Jika ingin

melihat harus dari jarak yang aman kecuali jika seseorang

mempunyai alasan yang sah untuk mengamati dari dekat.

III. PENATAAN TEMPAT KERJA

Penataan tempat kerja yang baik, bersih, dan rapi akan menciptakan

lingkungan kerja yang bebas kecelakaan dan menghilangkan bahaya

yang tidak terduga. Maka setiap karyawan diharuskan :

1. Menjaga agar seluruh daerah operasi kerja, misalnya lantai

tangki lumpur lantai rig harus selalu bersih dari olo pelumas dan

bahan-bahan kimia berbahaya.

2. Menyediakan tempat khusus berupa kotak atau rak untuk

penyimpanan peralatan. Simpanlah semua peralatan di tempat

yang sesuai. Peralatan yang tertinggal dapat membahayakan.

3. Peralatan yang telah selesai digunakan harus dikembalikan ke

tempat semula.

4. Jagalah agar setiap jalur jalan masuk utama pintu darurat selalu

bersih dan bebas dari hambatan.

5. Jalan masuk ke tempat peralatan keselamatan kerja (racun, api,

alat pencegah semburan liar) harus bebas hambatan.

6. Bahan cat dan bahan mudah terbakar harus disimpan didalam

lemari khusus.

7. Simpanlah slang, rantai, tali, kabel listrik dan lainnya jika sudah

tidak digunakan supaya tidak mengakibatkan bahaya tersangkut.

127

Page 128: Hse Planning

PT. Global Securitech

8. Taruhlah kain lap yang berminyak dan minyak bekas didalam

kotak logam yang tertutup untuk selanjutnya dibuang ketempat

pembuangan yang sudah ditentukan.

9. Segera bersihkan semua tumpahan minyak dan oli. Jika

tumpahan berasal dari kebocoran peralatan mesin, tumpahan

harus ditampung dan kebocoran harus segera diperbaiki.

10. Periksa dan bersihkan tempat penyimpanan minyak dan oli

secara berkala.

11. Adalah pelanggaran terhadap peraturan pemerintah jika terjadi

tumpahan minyak atau buangan yang mengandung minyak

dialirkan ke sungai.

12. Singkirkan benda-benda yang berserakan.

13. Dilarang memakai sepatu didalam kamar ataupun diruang

makan.

14. Akhirilah setiap pekerjaan dengan membersihkan tempat kerja.

IV. TINDAKAN PERORANGAN

1. Praktek Keselamatan Kerja

Para karyawan harus mengerti bahwa tugas keselamatan kerja

adalah bagian dari tugas aktifnya dan selalu mengamati praktek-

praktek keselamatan kerja yang dilakukan oleh rekan-rekan

sekerja.

2. Resiko yang tidak perlu

A. Berhat-hati dalam berjalan atau bergerak saat

melaksanakan pekerjaan agar tidak terbentur, tersandung,

terpeleset atau jatuh

B. Jangan berjalan diatas pipa dan jangan melakukan

pekerjaan yang berat pada saat berdiri diatas pipa.

C. Jangan berlari selama operasi normal

D. Jangan berusaha mengangkat

128

Page 129: Hse Planning

PT. Global Securitech

3. Berkelakar dalam bekerja

Dilarang keras berolok-olok, usil, berkelakar atau bergurau di –

semua lokasi kerja dan rig, pusatkan pikiran pada keselamatan

dan pelaksanaan pekerjaan.

4. Alkohol, obat terlarang dan senjata

Peraturan mengenai hal ini berlaku bagi tamu yang berkunjung

dan seluruh karyawan yang bekerja di semua daerah kerja dan

unit-unit pendukung operasi.

A. Obat terlarang dan bahan-bahan berbahaya.

B. Dilarang menggunakan, memiliki, memindahkan atau

menjual obat-obat terlarang dan bahan-bahan berbahaya

disemua daerah kerja dan operasi perusahaan.

C. Minuman beralkohol.

D. Dilarang menggunakan, memiliki, memindahkan atau

menjual minuman beralkohol disemua daerah kerja dan

operasi perusahaan.

E. Senjata api dan senjata lainnya.

F. Dilarang menggunakan, memiliki, memindahkan atau

menjual Senjata api dan senjata lainnya disemua daerah

kerja dan operasi perusahaan.

G. Setiap karyawan yang melanggar peraturan ini akan

diberhentikan segera dan dikeluarkan dari tim kerjanya

pada kesempatan pertama.

H. Para karyawan yang melanggar peraturan ini dapat

dituntut jika terbukti ada pelanggaran terhadap hukum

yang berlaku, dan dalam hal ini perusahaan akan bekerja

sama dengan pihak pelaksana hukum yang terikat.

I. Merokok.

Dilarang merokok didaerah operasi sebagai berikut :

129

Page 130: Hse Planning

PT. Global Securitech

a. Ditempat-tempat dengan tanda ”DILARANG

MEROKOK”

b. Ditempat-tempat penerimaan dan pembuangan bahan

yang mudah terbakar.

c. Diseluruh fasilitas pengeboran dan pengolahan

minyak dan gas

d. Di ruang tidur

e. Ditempat-tempat yang ditunjuk oleh Supervisor dan

operator

f. Merokok diijinkan ditempat-tempat khusus yang

ditempatkan oleh Manajemen.

g. Tanda ”No Smoking” harus ditempatkan di daerah-

daerah dimana merokok sama sekali dilarang.

V. KARYAWAN BARU DAN TAMU

Semua karyawan baru dan tamu yang berkunjung ke daerah operasi

perusahaan harus mengikuti prosedur berikut :

1. Harus segera melapor kepada Superintendent atau Supervisor

yang sedang bertugas untuk mendapat penjelasan tentang

peraturan keselamatan kerja dan keadaan darurat.

2. Menggunakan peralatan keselamatan kerja yang diperlukan

dan mematuhi semua peraturan yang berlaku.

3. Dilarang melakukan pemotretan dengan menggunakan lampu

kilat terhadap fasilitas pengeboran, pengolahan minyak dan

gas.

4. Mematuhi larangan membawa korek api atau penyulut bensin

dan gas ke daerah yang berbahaya.

BAB XII

PENUTUP

130

Page 131: Hse Planning

PT. Global Securitech

Manual Guide HSE diharapkan dapat menjadi dasar tindakan-tindakan

preparedness yang dapat dilakukan oleh Satuan Pengamanan dengan

dibantu oleh segenap karyawan yang beraktivitas dilingkungan kerja.

Beberapa hal kecil yang seringkali tidak terlihat dapat menyebabkan

ancaman keselamatan kerja dilingkungan kerja, sehingga analisa-analisa

terhadap situasi dan kondisi disekitar kita perlu mendapatkan perhatian

khusus yang mana dikemudian hari dapat dilakukan perumusan terhadap

ancaman yang sering kali berkembang mengikuti perkembangan populasi

manusia dan tindakan-tindakannya.

Benyamin Sudarmadi

Direktur

131