Download - HNP - Ratih

Transcript
Page 1: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

Pendahuluan

Secara anatomik pinggang adalah daerah tulang belakang L-1 sampai seluruh

tulang sakrum dan otot-otot sekitarnya. Daerah pinggang mempunyai fungsi yang

sangat penting pada tubuh manusia. Fungsi penting tersebut antara lain, membuat

tubuh berdiri tegak, pergerakan, dan melindungi beberapa organ penting. Tiap ruas

tulang belakang berikut dengan diskus intervertebralis sepanjang kolumna vertebralis

merupakan satuan anatomik dan fsiologik. Bagian depan yang terdiri dari korpus

vertebrae dan diskus intervertebralis berfungsi sebagai penyokong yang kuat, tetapi

cukup fleksibel serta bisa tahan terhadap tekanan-tekanan menurut porosnya, dan

yang menahan tekanan tersebut adalah nukleus pulposus.

Hernia Nukleus Pulposus merupakan salah satu dari sekian banyak “Low Back

Pain” akibat proses degenerative. Penderita penyakit ini sering mengeluh sakit

pinggang yang menjalar ke tungkai bawah terutama pada saat aktifitas membungkuk

(sholat). Penderita mayoritas melakukan suatu aktifitas mengangkat beban yang berat

dan sering membungkuk. Hernia Nucleus Pulposus mempunyai banyak sinonim

antara lain : hernia disk intervertebralis, rupture diskus, slipped disk, dan sebagainya.

HNP merupakan salah satu penyebab dari nyeri punggung bawah (NPB) yang

penting. Prevalensinya berkisar antara 1-2% dari populasi. HNP lumbalis paling

sering (90%) mengenai diskus intervetebralis L5-S1, L4-L5. Biasanya NPB oleh

karena HNP lumbalis akan membaik dalam waktu kira-kira 6 minggu. Tindakan

pembedahan jarang diperlukan kecuali pada keadaan tertentu.

Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

1

Page 2: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

1. Definisi

Hernia Nucleus Pulposus (HNP) atau herniasi diskus intervertebralis, yang

sering pula disebut sebagai Lumbar Disc Syndrome atau Lumbosacral radiculopathies

adalah penyebab tersering nyeri pugggung bawah yang bersifat akut, kronik atau

berulang.1

Hernia Nukleus pulposus (HNP) atau potrusi Diskus Intervertebralis (PDI)

adalah suatu keadaan dimana terjadi penonjolan pada diskus intervertebralis ke dalam

kanalis vertebralis (protrusi diskus) atau ruptur pada diskus vebrata yang diakibatakan

oleh menonjolnya nukleus pulposus yang menekan anulus fibrosus yang

menyebabkan kompresi pada syaraf, terutama banyak terjadi di daerah lumbal dan

servikal sehingga menimbulkan adanya gangguan neurologi (nyeri punggung) yang

didahului oleh perubahan degeneratif pada proses penuaan.1

Penyakit HNP ini bisa terjadi pada seluruh ruas tulang belakang, mulai dari

tulang leher sampai tulang ekor (cervical, thorakal, lumbal atau sacrum). Herniasi

diskus dapat terjadi pada dua sisi, tetapi lebih sering terjadi pada satu sisi. Keluhan

nyeri dapat unilateral, bilateral atau bilateral tetapi lebih berat ke satu sisi. Daerah

sakitnya tergantung di mana terjadi penjepitan, semisal di leher maka akan terjadi

migrain atau sakit sampai ke bahu. Bisa juga terjadi penjepitan di tulang ekor, maka

akan terasa sakit seperti otot ketarik pada bagian paha atau betis, kesemutan, sakit

pinggang yang menjalar ke tungkai bawah sesuai dengan distribusi dermatof saraf

yang terkena terutama pada saat aktifitas mengangkat beban yang berat dan

membungkuk, bahkan bisa sampai pada kelumpuhan. Penderita penyakit ini sering

mengeluh hernia diskus lebih banyak terjadi pada daerah lumbosakral, namun juga

dapat terjadi pada daerah servikal dan thorakal tetapi kasusnya jarang terjadi. HNP

dapat terjadi pada semua usia, rata-rata 35 - 45 tahun .2

2. EpidemiologiDi Amerika hampir 80% dari populasi dewasa pernah mengalami nyeri pinggang

dalam kehidupannya (Bose K, Lee EH, 1986). Dari poliklinik unit penyakit saraf

Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

2

Page 3: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

RSCM Jakarta dilaporkan bahwa penderita nyeri pinggang bawah pada tahun 1976

sebanyak 5,8% (Judana et all, 1983). Dari poliklinik rematologi RS Sutomo Surabaya

pada tahun 1980 sebanyak 17,7% (Effendi et all, 1980). Dari Rumah Sakit Umum

Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta melaporkan penderita nyeri pinggang bawah yang

datang berobat ke RSUP Dr. Sardjito sebanyak 190 penderita, 43 diantaranya adalah

penderita nyeri pinggang bawah yang disertai nyeri radikuler, ditinjau dari

keseluruhan penderita baru (3,75%) maka 190 penderita nyeri pinggang bawah

adalah merupakan sebagian kecil saja (5,63%). Tidak dijumpai nyeri pinggang bawah

pada pada anak 6-10 tahun, kemudian diikuti 41-50 tahun, kemudian 31-40 tahun

dan 51-60 tahun. Tahun 1986 didapatkan dari 49 orang penderita nyeri pinggang

belakang sebanyak 19 orang menderita HNP (45,24%). 3

HNP sering terjadi pada daerah L4-L5 dan L5 –S1 kemudian pada C5-C6 dan

paling jarang terjadi pada daerah torakal, sangat jarang terjadi pada anak-anak dan

remaja tetapi kejadiannya meningkat setelah umur 20 tahun. Dengan insidens hernia

lumbosakral lebih dari 90% sedangkan hernia servikalis sekitar 5-10% .4

3. Etiologi Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya HNP adalah sebagai berikut :

1. Riwayat trauma

2.Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat beban berat, duduk,

mengemudi

dalam waktu lama.

3 Sering membungkuk.

4 Posisi tubuh saat berjalan.

5 Proses degeneratif (usia 30-50 tahun).

6 Struktur tulang belakang.

7 Kelemahan otot-otot perut, tulang belakang

Contoh kejadian sehari-hari yang dapat membuat terjadinya HNP adalah sebagai

berikut:

Mengejar bola yang cukup jauh dengan ayunan langkah yang tidak akurat

Saat bermain tennis.

Mengepel lantai dengan cara yang salah.

Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

3

Page 4: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

Tergelincir saat berjalan.

Melompat.

Mengambil sesuatu di atas lemari.

Membungkuk tiba-tiba.

Tiba-tiba berlari mengejar sesuatu.

Berpijit dan punggungnya di injak-injak.

4. Faktor Risiko Faktor risiko yang tidak dapat dirubah : 5

a. Umur: makin bertambah umur risiko makin tinggi.

b. Jenis kelamin: laki-laki lebih banyak dari wanita.

c. Riwayat cidera punggung atau HNP sebelumnya.

Faktor risiko yang dapat dirubah

a. Pekerjaan dan aktivitas: duduk yang terlalu lama, mengangkat atau menarik

barang-barang serta, sering membungkuk atau gerakan memutar pada punggung,

latihan fisik yang berat, paparan pada vibrasi yang konstan seperti supir.

b. Olahraga yang tidak teratur, mulai latihan setelah lama tidak berlatih, latihan yang

berat dalam jangka waktu yang lama.

c. Merokok. Nikotin dan racun-racun lain dapat mengganggu kemampuan diskus

untuk menyerap nutrien yang diperlukan dari dalam darah.

d. Berat badan berlebihan, terutama beban ekstra di daerah perut dapat menyebabkan

strain pada punggung bawah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi:

a. Beban yang diperkenankan, jarak angkut dan intensitas pembebanan.

b. Kondisi lingkungan kerja yaitu licin, kasar, naik atau turun.

c. Keterampilan pekerja.

d. Peralatan kerja beserta keamanannya.

5. Anatomi dan Fisiologi

Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

4

Page 5: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

Ruas-ruas tulang belakang manusia tersusun dari atas ke bawah dan diantara

ruas-ruas dihubungkan dengan tulang rawan yang disebut cakram sehingga tulang

belakang dapat tegak dan membungkuk. Dan disebelah depan dan belakangnya

terdapat kumpulan serabut kenyal yang memperkuat kedudukan ruas tulang belakang.

Tulang belakang terdiri dari 33tulang yang terdiri atas :

Vertebra servicalis sebanyak 7 ruas dengan badan ruas kecil dan lubang ruasnya

besar. Pada taju sayapnya terdapat lubang saraf yang disebut foramen

transversalis. Ruas pertama disebut atlas yang memungkinkan kepala

mengangguk. Ruas kedua disebut prosesus odontoit (aksis) yang memungkinkan

kepala berputar ke kiri dan kekanan.

Vertebra thorakal sebanyak 12 ruas. Badan ruasnya besar dan kuat, taju durinya

panjang dan melengkung.

Vertebra lumbalis sebanyak 5 ruas. Badan ruasnya tebal, besar dan kuat, taju

durinya agak picak. Bagian ruas kelima agak menonjol disebut promontorium.

Vertebra sacralis sebanyak 5 ruas. Ruas-ruasnya menjadi satu sehingga

menyerupai sebuah tulang.

Vertebra koksigialis sebanyak 4 ruas. Ruasnya kecil dan menjadi sebuah tulang

yang disebut os koksigialis. Dapat bergerak sedikit karena membentuk persendian

dengan sacrum.

Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

5

Page 6: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

Secara umum struktur tulang belakang tersusun atas dua kolom yaitu :

Kolom korpus vertebra beserta semua diskus intervetebra yang berada di

antaranya.

Kolom elemen posterior (kompleks ligamentum posterior) yang terdiri atas

lamina, pedikel, prosesus spinosus, prosesus transversus dan pars artikularis,

ligamentum-ligamentum supraspinosum dan intraspinosum, ligamentum flavum,

serta kapsul sendi.

Korpus

Merupakan bagian terbesar dari vertebra, berbentuk silindris yang mempunyai

beberapa facies (dataran) yaitu : facies anterior berbentuk konvek dari arah

samping dan konkaf dari arah cranial ke caudal. Facies superior berbentuk konkaf

pada lumbal 4-5

Arcus

Merupakan lengkungan simetris di kiri-kanan dan berpangkal pada korpus menuju

dorsal pangkalnya disebut radik arcus vertebra dan ada tonjolan ke arah lateral

yang disebut procesus spinosus.

Foramen vertebra

Merupakan lubang yang besar yang terdapat diantara corpus dan arcus bila dilihat

dari columna vetebralis, foramen vetebra ini membentuk suatu saluran yang

disebut canalis vetebralisalis, yang akan terisi oleh medula spinalis

Stabilitas pada vertebra ada dua macam yaitu stabilisasi pasif dan stabilisasi aktif.

Untuk stabilisasi pasif adalah ligament yang terdiri dari : Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

6

Page 7: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

ligament longitudinal anterior yang melekat pada bagian anterior tiap diskus

dan anterior korpus vertebra, ligament ini mengontrol gerakan ekstensi.

Ligament longitudinal posterior yang memanjang dan melekat pada bagian

posterior dikcus dan posterior korpus vertebra. Ligament ini berfungsi untuk

mengontrol gerakan fleksi.

ligament flavum terletak di dorsal vertebra di antara lamina yang berfungsi

melindungi medulla spinalis dari posterior.

ligament tranfersum melekat pada tiap procesus tranversus yang berfungsi

mengontrol gerakan fleksi.6

Setiap ruas tulang belakang dapat bergerak satu dengan yang lain oleh karena

adanya dua sendi di posterolateral dan diskus intervertebralis di anterior. Bila dilihat

dari samping, pilar tulang belakang membentuk lengkungan atau lordosis di daerah

servikal, torakal dan lumbal. Keseluruhan vertebra maupun masing-masing tulang

vertebra berikut diskus intervertebralisnya bukanlah merupakan satu struktur yang

elastis, melainkan satu kesatuan yang kokoh dengan diskus yang memungkinkan Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

7

Page 8: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

gerakan bergesek antar korpus ruas tulang belakang. Lingkup gerak sendi pada

vertebra servikal adalah yang terbesar. Vertebra torakal berlingkup gerakan yang

sedikit karena adanya tulang rusuk yang membentuk toraks, sedangkan vertebra

lumbal mempunyai ruang lingkup gerak yang lebih besar dari torakal tetapi makin ke

bawah lingkup geraknya makin kecil .7

Kolumna vertebralis tersusun atas seperangkat sendi antar korpus vertebra

yang berdekatan, sendi antar arkus vertebra, sendi kortovertebralis, dan sendi

sakroiliaka. Ligamentum longitudinal dan discus intervertebralis menghubungkan

korpus vertebra yang berdekatan.

Diantara korpus vertebra mulai dari cervikalis kedua sampai vertebra sakralis

terdapat discus intervertebralis. Discus-discus ini membentuk sendi fobrokartilago

yang lentur antara dua vertebra. Discus dipisahkan dari tulang yang diatas dan

dibawanya oleh lempengan tulang rawan yang tipis. Discus intervertebralis

menghubungkan korpus vertebra satu sama lain dari servikal sampai lumbal atau

sacral. Diskus ini berfungsi sebagai penyangga beban dan peredam kejut (shock

absorber). Diskus intervertebralis terdiri dari tiga bagian utama yaitu:

Annulus fibrosus, terbagi menjadi 3 lapis:

Lapisan terluar terdiri dari lamella fibro kolagen yang berjalan menyilang

konsentris mengelilingi nucleus pulposus sehingga bentuknya seakan-akan

menyerupai gulungan per (coiled spring)

Lapisan dalam terdiri dari jaringan fibro kartilagenus

Daerah transisi.

Nucleus pulposus

Nucleus pulposus adalah bagian tengah discus yang bersifat semigetalin,

nucleus ini mengandung berkas-berkas kolagen, sel jaringan penyambung dan sel-sel

tulang rawan. Juga berperan penting dalam pertukaran cairan antar discus dan

pembuluh-pembuluh kapiler.

Vertebral endplate

Tulang rawan yang

membungkus apofisis korpus vertebra,

membentuk batas atas dan bawah dari diskus.

Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

8

Page 9: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

Diskus intervertabralis berfungsi secara hidrodinamik. Tekanan pada nucleus

disebarkan ke semua arah, hal inilah yang menjaga tetap terpisahnya vertebral end

plates. Serabut-serabut annulus fibrosus mempunyai kemampuan cukup untuk

bergerak fleksi dan ekstensi sehingga memungkinkan perubahan bentuk dari nukleus

pulposus. Fleksibilitas dari annulus fibrosus dimungkinkan oleh karena adanya (1)

kelenturan, (2) kemampuan memanjang dan (3) adanya lubrikasi atau pelumasan dari

lembaran-lemabaran annulus.

Nucleus Pulposus adalah suatu gel yang viskus terdiri dari proteoglycan

(hyaluronic long chain) mengandung kadar air yang tinggi (80%) dan mempunyai

sifat sangat higroskopis. Nucleus pulposus berfungsi sebagai bantalan dan berperan

menahan tekanan atau beban.

Diskus intervertebralis, baik annulus fibrosus maupun nukleus pulposus

adalah bangunan yang tidak peka nyeri. Bagian yang peka nyeri adalah :

Ligamentum longitudinal anterior

Ligamentum longitudinal posterior

Corpus vertebrae dan periosteumnya

Ligamentum supraspinosum

Fasia dan otot

Medula spinalis merupakan jaringan saraf berbentuk kolum vertical yang

terbentang dari dasar otak, keluar dari rongga kranium melalui foramen occipital

magnum, masuk kekanalis sampai setinggi segmen lumbal-2. medulla spinalis terdiri

dari 31 pasang saraf spinalis (kiri dan kanan) yang terdiri atas :

8 pasang saraf servical.

15 pasang saraf thorakal.

5 pasang saraf lumbal.

5 pasang saraf sacral.Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

9

Page 10: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

1 pasang saraf cogsigeal.

Penampang melintang medulla spinalis memperlihatkan bagian bagian yaitu

substansia grisea (badan kelabu) dan substansia alba. Substansia grisea mengelilingi

kanalis centralis sehingga membentuk kolumna dorsalis, kolumna lateralis dan

kolumna ventralis. Kolumna ini menyerupai tanduk yang disebut conv. Substansia

alba mengandung saraf myelin (akson).

Sumsum tulang belakang berjalan melalui tiap-tiap vertebra dan membawa

saraf yang menyampaikan sensasi dan gerakan dari dan ke berbagai area tubuh.

Semakin tinggi kerusakan saraf tulang belakang, maka semakin luas trauma yang

diakibatkan. Misal, jika kerusakan saraf tulang belakang di daerah leher, hal ini dapat

berpengaruh pada fungsi di bawahnya dan menyebabkan seseorang lumpuh pada

kedua sisi mulai dari leher ke bawah dan tidak terdapat sensasi di bawah leher.

Kerusakan yang lebih rendah pada tulang sakral mengakibatkan sedikit kehilangan

fungsi.8

Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

10

Page 11: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

adams and victor_s principle of neurology 2009 page 197

6. Klasifikasi

Macnab’s Classification membagi HNP berdasarkan pemeriksaan MRI menjadi :

Bulging Disc, suatu penonjolan atau konveksitas dari diskus melewati batas diskus

tetapi anulus tetap intak.

Proalapsed Disc, suatu penonjolan dari diskus melalui annulus fibrosus yang

mengalami robekan yang tidak komplit.

Extruded Disc, suatu penonjolan dari diskus melalui annulus fibrosus yang

mengalami robekan komplit, dan nucleus pulposus mendesak ligamentum

longitudinalis posterior.

Sequesteres Disc, sebagian dari nucleus pulposus keluar melalui annulus fibrosus

yang telah robek, kehilangan kontinuitas dengan nucleuos pulposus yang berada

didalam diskus dan telah berada dalam kanal.

Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

11

Page 12: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

Menurut lokasi penonjolan Nucleous Pulposus, terdapat 3 tipe :

Central, tidak selalu didapatkan gejala radikular. Dapat menimbulkan gangguan

pada banyak akar saraf bila mengenai cauda equina atau nielopati apabila

mengenai medula spinalis.

Posterolateral, pada umunya terjadi pada vertebra lumbalis sehubungan dengan

menipisnya ligamentum longitudalis posterior pada daerah tersebut, misal HNP

vertebra L4-L5 akan menimbulkan iritasi pada akar saraf L5.

Far-laterall foraminal, tidak selalu didapatkan gejala nyeri punggung bawah.

Mengenai akar saraf yang terekat, misal HNP vertebra L4-L5 akan mengenai

akar saraf L4 .

Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

12

Page 13: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

Berdasarkan lesi terkenanya terbagi atas : Hernia Lumbosacralis

Penyebab terjadinya lumbal menonjol keluar, bisanya oleh kejadian luka pada

posisi fleksi, tapi perbandingan yang sesungguhnya pada pasien non trauma

adalah kejadian yang berulang. Proses penyusutan nucleus pulposus pada

ligamentum longitudinal posterior dan annulus fibrosus dapat diam di tempat

atau ditunjukkan atau dimanifestasikan dengan ringan, penyakit lumbal yang

sering kambuh. Bersin, gerakan tiba-tiba, biasa dapat menyebabkan nucleus

pulposus prolaps, mendorong ujungnya atau jumbainya dan melemahkan anulus

posterior. Pada kasus berat penyakit sendi, nucleus menonjol keluar sampai

anulus atau menjadi “extruded” dan melintang sebagai potongan bebas pada

canalis vertebralis. Lebih sering, fragmen dari nucleus pulposus menonjol

sampai pada celah anulus, biasanya terjadi pada satu sisi atau lainnya (kadang-

kadang ditengah), dimana mereka mengenai sebuah serabut atau beberapa

serabut saraf. Tonjolan yang besar dapat menekan serabut-serabut saraf melawan

apophysis artikuler.

Hernia Servikalis

Keluhan utama nyeri radikuler pleksus servikobrakhialis. Penggerakan

kolumma vertebralis servikal menjadi terbatas, sedang kurvatural yang normal

menghilang. Otot-otot leher spastik, kaku kuduk, refleks biseps yang menurun

Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

13

Page 14: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

atau menghilang. Hernia ini melibatkan sendi antara tulang belakang dari C5

dan C6 dan diikuti C4 dan C5 atau C6 dan C7. Hernia ini menonjol keluar

posterolateral mengakibatkan tekanan pada pangkal syaraf.

Hernia Thorakalis

Hernia ini jarang terjadi dan selalu berada digaris tengah hernia. Gejala-

gejalannya terdiri dari nyeri radikal pada tingkat lesi yang parastesis. Hernia

dapat menyebabkan melemahnya anggota tubuh bagian bawah, membuat kejang

paraparese, kadang-kadang serangannya mendadak dengan paraparese.

7. Patofisiologi

Melengkungnya punggung ke depan akan menyebabkan menyempitnya atau

merapatnya tulang belakang bagian depan, sedangkan bagian belakang merenggang,

sehingga nucleus pulposus akan terdorong ke belakang.

Prolapsus discus intervertebralis, hanya yang terdorong ke belakang yang

menimbulkan nyeri, sebab pada bagian belakang vertebra terdapat serabut saraf spinal

serta akarnya, dan apabila tertekan oleh prolapsus discus intervertebralis akan

menyebabkan nyeri yang hebat pada bagian pinggang, bahkan dapat menyebabkan

kelumpuhan anggota bagian bawah .9

Herniasi atau ruptur dari discus intervertebra adalah protrusi nucleus pulposus

bersama beberapa bagian anulus ke dalam kanalis spinalis atau foramen

Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

14

Page 15: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

intervertebralis. Karena ligamentum longitudinalis anterior jauh lebih kuat daripada

ligamentum longitudinalis posterior, maka herniasi diskus hampir selalu terjadi ke

arah posterior atau posterolateral. Herniasi tersebut biasanya menggelembung berupa

massa padat dan tetap menyatu dengan badan diskus, walaupun fragmen-fragmennya

kadang dapat menekan keluar menembus ligamentum longitudinalis posterior dan

masuk lalu berada bebas ke dalam kanalis spinalis. Perubahan morfologik pertama

yang terjadi pada diskus adalah memisahnya lempeng tulang rawan dari korpus

vertebra di dekatnya.

Pada tahap pertama sobeknya anulus fibrosus itu bersifat sirkumferensial.

Karena adanya gaya traumatik yang berulang, sobekan itu menjadi lebih besar dan

timbul sobekan radial. Apabila hal ini telah terjadi, maka risiko HNP hanya

menunggu waktu dan bisa terjadi pada trauma berikutnya.

Herniasi nukleus pulposus dapat mencapai ke korpus tulang belakang di atas

atau di bawahnya. Sobekan sirkumferensial dan radial pada annulus fibrosus diskus

intervertebralis berikut dengan terbentuknya nodus Schmorl atau merupakan kelainan

yang mendasari low back pain subkronis atau kronis yang kemudian disusul oleh

nyeri sepanjang tungkai yang dikenal sebagai iskhialgia. Keluarnya nukleus pulposus

ke kanalis vertebralis berarti bahwa nucleus pulposus menekan radiks yang bersama-

sama dengan arteria radikularis yang berada dalam lapisan dura. Hal itu terjadi jika

penekanan berada di sisi lateral. Tidak akan ada radiks yang terkena jika tempat

herniasinya berada di tengah.

Pada tingkat L2, dan terus ke bawah tidak terdapat medula spinalis lagi, maka

herniasi yang berada di garis tengah tidak akan menimbulkan kompresi pada kolumna

anterior. Setelah terjadi HNP, sisa diskus intervertebral ini mengalami lisis, sehingga

dua korpora vertebra bertumpang tindih tanpa ganjalan.Kemampuan menahan air dari

nucleus pulposus berkurang secara progresif dengan bertambahnya usia. Mulai usia

20 tahun terjadi perubahan degenerasi yang ditandai dengan penurunan vaskularisasi

kedalam diskus disertai berkurangnya kadar air dalam nucleus sehingga diskus

mengkerut dan menjadi kurang elastis.

Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

15

Page 16: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

Sela intervertebra lumbal L4-L5 dan L5-S1 adalah yang paling sering terkena,

terutama L5-S1. Sedangkan L3-L4 merupakan urutan berikutnya. Ruptur diskus

lumbal yang lebih tinggi jarang dan hampir selalu akibat trauma masif. Karena

hubungan anatomis pada vertebra lumbal, protrusi diskus biasanya menekan radiks

saraf yang muncul satu vertebra di bawahnya. Jika terdapat fragmen diskus bebas,

biasanya mengenai radiks yang muncul di atas diskus yang mengalami herniasi.

Sebagian besar HNP terjadi pada L4-L5 dan L5-S1 karena:

Daerah lumbal, khususnya daerah L5-S1 mempunyai tugas yang berat, yaitu

menyangga berat badan. Diperkirakan 75% berat badan disangga oleh sendi L5-

S1.

Mobilitas daerah lumabal terutama untuk gerak fleksi dan ekstensi sangat tinggi.

Diperkirakan hampir 57% aktivitas fleksi dan ekstensi tubuh dilakukan pada sendi

L5-S1.

Daerah lumbal terutama L5-S1 merupakan daerah rawan karena ligamentum

longitudinal posterior hanya separuh menutupi permukaan posterior diskus. Arah

herniasi yang paling sering adalah postero lateral.

Selain itu serabut menjadi kotor dan mengalami hialisasi yang membantu

perubahan yang mengakibatkan herniasi nucleus pulpolus melalui anulus dengan

menekan akar–akar saraf spinal. Pada umumnya herniassi paling besar kemungkinan

terjadi di bagian koluma yang lebih banyak bergerak. Sebagian besar dari HNP terjadi

pada lumbal antara VL 4 sampai L 5, atau L5 sampai S1. Arah herniasi yang paling

sering adalah posterolateral. Karena radiks saraf pada daerah lumbal miring kebawah

Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

16

Page 17: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

sewaktu berjalan keluar melalui foramena neuralis, maka herniasi discus antara L 5

dan S 1.

Perubahan degeneratif pada nukleus pulpolus disebabkan oleh pengurangan kadar

protein yang berdampak pada peningkatan kadar cairan sehingga tekanan intra distal

meningkat, menyebabkan ruptur pada anulus dengan stres yang relatif kecil. 10

Trauma baik secara langsung atau tidak langsung pada diskus intervertebralis

akan menyebabkan komprensi hebat dan herniasi nucleus pulposus (HNP). Nukleus

yang tertekan hebat akan mencari jalan keluar, dan melalui robekan anulus tebrosus

mendorong ligamentum longitudinal maka terjadilah herniasi. Protrusi atau ruptur

nucleus pulposus biasanya didahului dengan perubahan degeneratif yang terjadi pada

proses penuaan. Kehilangan protein polisakarida dalam diskus menurunkan

kandungan air nukleus pulposus. Perkembangan pecahan yang menyebar di anulus

melemahkan pertahanan pada herniasi nucleus. Setelah trauma (jatuh, kecelakaan,

dan stress minor berulang seperti mengangkat) kartilago dapat cidera.

8. Manisfestasi Klinis

Manifestasi klinis HNP tergantung dari radiks saraf yang terkena. Gejala

klinis yang paling sering adalah ischialgia (nyeri radikuler sepanjang perjalanan

nervus ischiadikus). Nyeri biasanya bersifat tajam seperti terbakar dan berdenyut

menjalar sampai di bawah lutut. Bila saraf sensorik yang besar terkena akan timbul

gejala kesemutan atau rasa tebal sesuai dengan dermatomnya. Pada kasus berat dapat

terjadi kelemahan otot dan hilangnya refleks tendon patella dan Achilles. Bila

Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

17

Page 18: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

mengenai konus atau kauda equina dapat terjadi gangguan miksi, defekasi dan fungsi

seksual.

Sindrom kauda equina dimana terjadi saddle anasthesia sehingga

menyebabkan nyeri kaki bilateral, hilangnya sensasi perianal (anus), paralisis

kandung kemih, dan kelemahan sfingter ani. Sakit pinggang yang diderita pun akan

semakin parah jika duduk, membungkuk, mengangkat beban, batuk, meregangkan

badan, dan bergerak. Istirahat dan penggunaan analgetik akan menghilangkan sakit

yang diderita.

Keluhan awal biasanya nyeri punggung bawah (low back pain) yang onsetnya

perlahan-lahan, bersifat tumpul atau terasa tidak enak, sering intermitten, walaupun

kadang-kadang nyeri tersebut onsetnya mendadak dan berat. Nyeri ini terjadi akibat

regangan ligamentum longitudinalis posterior, karena diskus itu sendiri tidak

memiliki serabut nyeri. Nyeri tersebut khas yaitu diperhebat oleh aktivitas dan

pengerahan tenaga serta mengedan, batuk, atau bersin. Nyeri ini biasanya menghilang

bila berbaring pada sisi yang tidak terkena dengan tungkai yang sakit difleksikan.

Sering terdapat spasme refleks otot-otot paravertebra yang menyebabkan nyeri dan

membuat pasien tidak dapat berdiri tegak secara penuh.

Setelah periode waktu tertentu, timbul nyeri pinggul dan sisi posterior atau

posterolateral paha serta tungkai sisi yang terkena, yang biasanya disebut skiatika atau

iskialgia. Ada kalanya pasien mengeluh nyeri pada tepi luar telapak kaki (S1) dan

tepi luar betis dan paha dalam (L3-L4-L5). Ini semua bergantung pada radian saraf

pinggang yang terkena dorongan dari nucleus pulposus yang merosot tersebut. Pasien

tidak tahan duduk lama apalagi bila duduk bersila. Sebentar-sebentar pasien akan

menjulurkan kaki, gejala ini sering disertai rasa baal dan kesemutan yang menjalar ke

bagian kaki yang dipersarafi oleh serabut sensorik radiks yang terkena. Kekuatan otot

tungkai pada umumnya tidak terlalu terganggu, namun sensasi raba mungkin dapat

berkurang.

Pada keadaan yang tidak lazim dimana protrusi diskus sentral terjadi dengan

adanya kanalis spinalis yang sempit pada regio lumbal, kompresi kauda ekuina dapat

timbul, dengan paraparesis dan hilangnya tonis sfingter. Sindrom klaudikasio palsu

telah dilaporkan dengan nyeri tungkai bila beraktivitas, akibat sekunder dari

kompresi intermitten kauda ekuina.2

Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

18

Page 19: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

Tanda dan gejala yang spesifik pada berbagai jenis HNP adalah : 4

a. Henia Lumbosakralis

Gejala pertama biasanya low back pain yang mula-mula berlangsung secara

periodik kemudian menjadi konstan. Rasa nyeri di provokasi oleh posisi badan

tertentu, ketegangan, cuaca dingin dan lembab, pinggang terfikasi sehingga kadang-

kadang terdapat skoliosis. Gejala patognomonik adalah nyeri lokal pada tekanan atau

ketokan yang terbatas antara 2 prosesus spinosus dan disertai nyeri menjalar kedalam

bokong dan tungkai. Low back pain ini disertai rasa nyeri yang menjalar ke daerah

ischium sebelah tungkai (nyeri radikuler). Sindrom sendi intervertebral lumbalis yang

prolaps terdiri dari:

Kekakuan atau ketegangan, kelainan bentuk tulang belakang.

Nyeri radiasi pada paha, betis dan kaki.

Kombinasi paresthesiasi,  lemah, dan kelemahan refleks.

b. Hernia Servicalis

Parasthesi dan rasa sakit ditemukan di daerah extremitas (sevikobrachialis).

Atrofi di daerah biceps dan triceps.

Refleks biceps yang menurun atau menghilang.

Otot-otot leher spastik dan kaku kuduk.

c. Hernia thorakalis

Nyeri radikal.

Melemahnya anggota tubuh bagian bawah dapat menyebabkan kejang

paraparesis.

Serangannya kadang-kadang mendadak dengan paraplegia.

9. Pemeriksaan FisikSecara klinis dapat dilakukan beberapa gerakan seperti:

a. Tes Lasegue

Tes Lasegue disebut juga tes Straight Leg Raising (SLR) test. Caranya adalah

dengan membaringkan pasien dan kemudian satu tungkai lurus diatas pembaringan

meja periksa dan satu tungkai diangkat keatas. Pasien akan menjerit kesakitan pada

saat tungkai diangkat tinggi sebelum mencapai sudut 70 derajat. Pada keadaan seperti

Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

19

Page 20: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

ini dikatakan tes Laseque positif. Bila tes Lasegue positif maka hampir dapat

dikatakan HNP positif. Bila tungkai kanan diangkat terasa sakit maka disebut tes

Lasegue kanan positif berarti lesi HNP di kanan. Sebaliknya bila tes Lasegue kiri

yang positif maka lesi HNP ada di sisi kiri pula.

b. Tes Braggard

Tes Braggard dilakukan dengan posisi sama seperti pada tes Laseque namun

ketika tungkai diangkat maka telapak kaki pasien di dorong kuat keatas (dorsofleksi

maksimal), maka akan terasa nyeri sepanjang tungkai.

c. Tes Siccard

Tes Siccard dilakukan dengan posisi sama seperti pada tes Braggard namun

dengan ibu jari di dorong maksimal ke arah atas (dorsofleksi maksimal) dan akan

terasa nyeri sepanjang tungkai.

Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

20

Page 21: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

Ada tes lain yaitu tes Patrick dan contra Patrick tetapi justru tes ini untuk

menunjukkan bahwa penyebab nyeri pinggang bukan HNP tetapi suatu proses arthritis

/ coxitis. Tes yang lain adalah Valsalva, dimana pasien diminta untuk menahan nafas.

Bila terasa nyeri di pinggang dan menjalar ke tungkai disebut tes Valsalva positip dan

HNP positip. Tes Naffziger adalah dengan menekan vena jugularis jika setelah

ditekan terasa nyeri bertambah berarti terdapat HNP.11

10.Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis

pasti dari hernia nukleus pulposus yaitu :

a. Foto pinggang polos

Foto pinggang polos kadang-kadang sudah menunjukkan indikasi HNP bila

sudut ruas tulang belakang miring kesalah satu sisi. Pada umumnya bila pasien

cenderung memiringkan tubuh ke kiri maka berarti HNP di kanan. Foto polos

vertebra tidak lagi dilakukan sesering masa sebelum CT-scan. Kadang-kadang

pemeriksaan ini bermanfaat untuk menyingkirkan anomali atau deformitas

kongenital, penyakit reumatik tulang belakang, tumor metastatik atau primer. Pada

penyakit diskus, foto ini normal atau memperlihatkan perubahan degeneratif

dengan penyempitan sela intervertebra dan pembentukan osteofit.

b. Foto caudografi

Foto caudografi adalah foto dengan memberikan kontras ke dalam rongga

subarakhnoid yang dimasukkan dengan jarum pungsi lumbal antara L3-L4, L4-

L5 atau L5-S1. Setelah kontras dimasukkan maka dilakukan foto dan akan

terlihat pada foto ada bagian yang tidak terisi kontras yaitu daerah yang terkena

HNP (filling defects). Foto ini sangat populer pada tahun 1980 an namun dengan

Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

21

Page 22: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

masuknya tehnik CT Scan dan MRI (magnetic resonance imaging) mulai

berkurang permintaan untuk foto caudografi ini.

c. Foto MRI

MRI mampu memperlihatkan daerah yang terkena HNP dengan jelas tanpa

pasien merasa kesakitan, hanya proses foto cukup lama dan biaya besar. MRI

terutama bermanfaat untuk diagnosis kompresi medula spinalis atau kauda ekuina.

Alat ini sedikit kurang teliti bila dibandingkan dengan CT scan dalam hal

mengevaluasi gangguan radiks saraf.

d. Kadar serum kalsium, fosfat, alkali, dan asam fosfatase, serta kadar gula harus

diperiksa pada setiap pasien sebab penyakit tulang metabolik, tumor metastatik,

dan mononeurotis diabetik dapat menyerupai penyakit diskus intervertebra.

e. Punksi lumbal

Walaupun cairan serebrospinal dapat memperlihatkan peningkatan kadar

protein ringan dengan adanya penyakit diskus, punksi lumbal biasanya hanya

kecil manfaatnya untuk diagnostik. Jika terdapat blok spinal total, kadar protein

dapat meningkat sedikit dengan manuver Queckendstedt yang abnormal.

f. Pemeriksaan neurofisiologis

EMG dapat normal pada penyakit diskus, atau potensial fibrilasi dan

gelombang tajam positif dapat dijumpai pada otot-otot yang dipersarafi radiks

yang terkena setelah beberapa minggu.

g. Mielografi

Bila diagnosis sindrom diskus sudah pasti, dan tidak ada kemungkinan tumor

kauda ekuina atau beberapa kelainan lain, mielografi tidak perlu dilakukan kecuali

operasi dipertimbangkan. Mielografi untuk menentukan tingkat protrusi diskus.

h. Diskografi,namun manfaatnya belum begitu jelas karena hasilnya sulit ditafsirkan.

Malahan, prosedur ini dapat merusak diskus intervertebra.

11. DiagnosisDiagnosis ditegakkan berdasarkan amanesis, pemeriksaan klinis umum, pemeriksaan

neurologik dan pemeriksaan penunjang. Ada adanya riwayat mengangkat beban yang

berat dan berulang kali, timbulnya low back pain. Gambaran klinisnya berdasarkan

lokasi terjadinya herniasi.10

Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

22

Page 23: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

a. Anamnesis

Lokasi dari nyeri

Penjalaran rasa nyeri

Posisi tubuh yang membuat pasien nyaman jika rasa nyeri menyerang

Apakah ada riwayat trauma

Apakah ada proses bertambah beratnya nyeri

Apakah pasien mengkonsumsi obat antinyeri, berapa banyak yang diminum

untuk menghilangkan nyeri

Apakah ada riwayat keganasan

b. Pemeriksaan klinik umum

Inspeksi dapat di mulai saat penderita jalan masuk ke ruang pemeriksaan.

Cara berjalan (tungkai sedikit di fleksikan dan kaki pada sisi sakit di jinjit),

duduk (pada sisi yang sehat). Palpasi, untuk mencari spasme otot, nyeri

tekan, adanya skoliosis, gibus dan deformitas yang lain.

c. Pemeriksaan neurologik,

Pemeriksaan sensorik.

Pemeriksaan motorik adalah dicari apakah ada kelemahan, atrofi atau

fasikulasi otot.

Pemeriksaan tendon.

Pemeriksaan yang sering dilakukan.

Tes untuk meregangkan saraf ischiadikus (tes laseque, tesbragard, tes

Sicard).

Tes untuk menaikkan tekanan intratekal (tes Nafzigger, tes Valsava).

d. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan neurofisiologi. Terdiri dari:

Elektromiografi (EMG) bisa mengetahui akar saraf mana yang terkena

dan sejauh mana gangguannya, masih dalam tahap iritasi atau tahap

kompresi.

Somato Sensoric Evoked Potential (SSEP)

Berguna untuk menilai pasien spinal stenosis atau mielopati

Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

23

Page 24: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

Pemeriksaan Radiologi

Foto polos untuk menemukan berkurangnya tinggi diskus

intervetebralis sehingga ruang antar vertebralis tampak menyempit

Kaudografi, mielografi, CT Mielo dan MRI

Untuk membuktikan HNP dan menetukan lokasinya.

MRI merupakan standar baku emas untuk HNP.

12.PENATALAKSANAAN

Terapi Konservatif

Tujuan terapi konservatif adalah mengurangi iritasi saraf, memperbaiki

kondisi fisik pasien dan melindungi serta meningkatkan fungsi tulang punggung

secara keseluruhan. Perawatan utama untuk diskus hernia adalah diawali dengan

istirahat dengan obat-obatan untuk nyeri dan anti inflamasi, diikuti dengan terapi

fisik. Dengan cara ini, lebih dari 95% penderita akan sembuh dan kembali pada

aktivitas normalnya. Beberapa persen dari penderita butuh untuk terus mendapat

perawatan lebih lanjut yang meliputi injeksi steroid atau pembedahan. Terapi

konservatif meliputi ;

Tirah baring

Tujuan tirah baring untuk mengurangi nyeri mekanik dan tekanan

intradiskal,lama yang dianjurkan adalah 2-4 hari. Tirah baring terlalu lama akan

menyebabkan otot melemah. Pasien dilatih secara bertahap untuk kembali ke aktifitas

biasa. Posisi tirah baring yang dianjurkan adalah dengan menyandarkan

punggung,lu tu t da n punggung bawa h pada pos i s i s e d ik i t f l e k s i .

F l eks i r i ngan da r i ve r t e b ra lumbosakral akan memisahkan permukaan sendi

dan memisahkan aproksimasi jaringan yang meradang.

Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

24

Page 25: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

Medikamentosa

Analgetik dan NSAID.

Pelemas otot: digunakan untuk mengatasi spasme otot.

Opi o id : t i d ak t e rbuk t i l e b ih e f ek t i f da r i a na lge t ik b i a sa .

P em aka ian jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan.

Kortikosteroid oral: pemakaian dapat dipertimbangkan pada kasus HNP

berat untuk mengurangi inflamasi.

Analgetik ajuvan: dipakai pada HNP kronis

Terapi Fisik

Traksi pelvis

Menurut panel penelitian di Amerika dan Inggris traksi pelvis tidak

terbukti bermanfaat. Penelitian yang membandingkan tirah baring, korset dan

traksi dengan tirah baring dan korset saja tidak menunjukkan perbedaan dalam

kecepatan penyembuhan.

Diatermi atau kompres panas/dingin

Tujuannya adalah mengatasi nyeri dengan mengatasi inflamasi dan spasme otot.

keadaan akut biasanya dapat digunakan kompres dingin, termasuk bila terdapat

edema.Untuk nyeri kronik dapat digunakan kompres panas maupun dingin.

Korset lumbal

Korset lumbal tidak bermanfaat pada HNP akut namun dapat digunakan

untuk mencegah timbulnya eksaserbasi akut atau nyeri HNP kronis. Sebagai

penyangga korsetdapat mengurangi beban diskus serta dapat mengurangi spasme.

Latihan

Direkomendasikan melakukan latihan dengan stres minimal punggung

seperti jalan kaki, naik sepeda atau berenang. Latihan lain berupa

kelenturan dan penguatan. Latihan bertujuan untuk memelihara

fleksibilitas fisiologik, kekuatan otot, mobilitas sendi dan jaringan

lunak. Dengan latihan dapat terjadi pemanjangan otot, ligamen dan

tendon sehingga aliran darah semakin meningkat.

Rehabilitasi MedikKepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

25

Page 26: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

a.   High frequency current ( HFC CFM)

Arus kontinu elektromagnetik (CEM) berfrekuensi 27MHz dan panjang

gelombang 11,06 m, dapat memberikan efek lokal antara lain :

- Mempercepat resolusi inflamasi kronik

- Mengurangi nyeri

- Mengurangi spasme

- Meningkatkan ekstensibilitas jaringan fibrous

b.   Traksi Mekanik

Traksi merupakan proses mekanik menarik tulang sehingga sendi saling menjauh.

Efek mekanis traksi pada tulang belakang adalah :

- Mengulur otot-otot paravertebralis, ligamen dan kapsul sendi

- Peregangan terhadap diskus intervertebralis

- Peregangan dan penambahan gerakan sendi apofisial pada prosesus

- artikularis.

- Mengurangi nyeri sehingga efek relaksasi akan lebih mudah diperoleh

c.   Bugnet Exercises

Bugnet exercises (terapi tahanan sikap) adalah metode pengobatan

berdasarkan kesanggupan dan kecenderungan manusia untuk mempertahankan sikap

badan melawan kekuatan dari luar. Kemampuan mempertahankan sikap tubuh

melibatkan aktivitas sensomotorik dan mekanisme refleks sikap. Aktivitas motorik

terapi ini bersifat umum yang diikuti oleh fungsi sensorik untuk bereaksi

mempertahankan sikap tubuh. Tujuan terapi ini:

- Memelihara dan meningkatkan kualitas postur tubuh dan gerakan tubuh

- Mengoreksi sikap tubuh yang mengalami kelainan

- Memelihara dan meningkatkan kekuatan dan kemampuan fisik dan psikis

sehingga tidak mudah lelah melalui perbaikan sirkulasi darah dan pernafasan.

- Mengurangi nyeri

Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

26

Page 27: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

Double knee-to-chest stretch Pelvic tilt exercise

Pelvic tilt exercise

Curl-up exercise

Lower trunk rotation stretch Curl-up exercise

Alternate arm-leg extension exercise

Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

27

Page 28: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

Alternate leg extension

Trunk flexion stretch Alternate arm-leg extension exercise

Prone Lumbar Extension Alternate leg extension

Hamstring stretch while standing

Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

28

Page 29: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

13.Pencegahan

Latihan Punggung Setiap Hari

1. Berbaringlah terlentang pada lantai atau matras yang keras. Tekukan satu lutut

dan gerakkanlah menuju dada lalu tahan beberapa detik. Kemudian lakukan

lagi pada kaki yang lain. Lakukanlah beberapa kali.

2. Berbaringlah terlentang dengan kedua kaki ditekuk lalu luruskanlah ke lantai.

Kencangkanlah perut dan bokong lalu tekanlah punggung ke lantai, tahanlah

beberapa detik kemudian relaks. Ulangi beberapa kali.

3. Berbaring terlentang dengan kaki ditekuk dan telapak kaki berada flat di

lantai. Lakukan sit up parsial,dengan melipatkan tangan di tangan dan

mengangkat bahu setinggi 6 -12 inci dari lantai. Lakukan beberapa kali.

Berhati-Hatilah Saat Mengangkat

1. Gerakanlah tubuh kepada barang yang akan diangkat sebelum

mengangkatnya.

2. Tekukan lutut , bukan punggung, untuk mengangkat benda yang lebih rendah

3. Peganglah benda dekat perut dan dada

4. Tekukan lagi kaki saat menurunkan benda

5. Hindari memutarkan punggung saat mengangkat suatu benda

Lindungi Punggung Saat Duduk dan Berdiri

1. Hindari duduk di kursi yang empuk dalam waktu lama

2. Jika memerlukan waktu yang lama untuk duduk saat bekerja, pastikan bahwa

lutut sejajar dengan paha. Gunakan alat Bantu (seperti ganjalan/bantalan kaki)

jika memang diperlukan.

3. Jika memang harus berdiri terlalu lama,letakkanlah salah satu kaki pada

bantalan kaki secara bergantian. Berjalanlah sejenak dan mengubah posisi

secara periodic.

4. Tegakkanlah kursi mobil sehingga lutut daapt tertekuk dengan baik tidak

teregang.

Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

29

Page 30: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

5. Gunakanlah bantal di punggung bila tidak cukup menyangga pada saat duduk

dikursi

Tetaplah Aktif dan Hidup Sehat

1. Berjalanlah setiap hari dengan menggunakan pakaian yang nyaman dan sepatu

berhak rendah

2. Makanlah makanan seimbang, diit rendah lemak dan banyak mengkonsumi

sayur dan buah untuk mencegah konstipasi.

3. Tidurlah di kasur yang nyaman.

4. Hubungilah petugas kesehatan bila nyeri memburuk atau terjadi trauma.

Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

30

Contoh posisi yang benar saat beraktivitas

Page 31: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

Program Rehabilitasi Medik

1. Fisioterapi.

Evaluasi:

-          Nyeri punggung bawah

-          Kram-kram kedua telapak kaki sampai tungkai bawah bilateral

-          Spasme otot bagian punggung

Program:

-          Micro Wave Diatermi (regio lumbal)

-          Back exercise

-          Proper back mechanism

-          Vibrator message punggung bawah

2. Okupasi terapi.

Evaluasi: Gangguan AKS.

Program: Proper back mechanism

3. Psikologis.

Evaluasi: Kontak, komunikasi dan pengertian penderita baik.

Program: Saat ini belum diperlukan.

4. Terapi wicara.

Evaluasi: Tidak ada gangguan dalam berbicara

Program: Saat ini belum diperlukan

5. Ortotik prostetik.

Evaluasi: Penderita masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari meskipun tidak

sama seperti sebelum mendapat nyeri punggung bawah. Penderita masih dapat

berjalan tanpa alat bantu

Program: Saat ini belum diperlukan.

6. Edukasi

-          Menghindari mengangkat beban yang berat

-          Back exercise

-          Tempat tidur alas keras

- Proper back mechanism

Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

31

Page 32: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

PembedahanTerapi bedah berguna untuk menghilangkan penekanan dan iritasi saraf sehingga

nyeri dan gangguan fungsi akan hilang. Tindakan operatif  HNP harus

berdasarkanalasan yang kuat yaitu berupa:

Defisit neurologik memburuk.

Gangguan otonom (miksi, defekasi, seksual).

Paresis otot tungkai bawah

1. Disektomi : Mengangkat fragmen herniasi atau yang keluar dari diskus

intervertebral

2. Laminektomi : Mengangkat lamina untuk memajankan elemen neural pada kanalis

spinalis, memungkinkan ahli bedah untuk menginspeksi kanalis spinalis,

mengidentifikasi dan mengangkat patologi dan menghilangkan kompresi medula dan

radiks.

3. Laminotomi : Pembagian lamina vertebra.

4. Disektomi dengan peleburan.

Pada  discectomy,  sebagian  dari  discus  intervertebralis  diangkat

untuk mengurangi  tekanan  terhadap  nervus.  Discectomy  dilakukan untuk

memindahkan bagian yang menonjol dengan general anesthesia. Hanya

sekitar 2 – 3 hari tinggal dirumah sakit. Akan diajurkan untuk berjalan

pada hari pertama setelah operasi untuk  mengurangi resiko pengumpulan darah.

Untuk sembuh total memakan waktu beberapa minggu. Jika lebih dari satu

diskus yang harus ditangani jika ada masalah lain selain herniasi  diskus.

Operasi  yang  lebih  ekstensif  mungkin  diperlukan  dan  mungkin memerlukan

waktu yang lebih lama untuk sembuh (recovery).

Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

32

Page 33: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

5. Microdisectomy

Pilihan  operasi  lainnya  meliputi  mikrodiskectomy,  prosedur  memindahkan

fragmen dari nucleated disk melalui irisan yang sangat kecil dengan

menggunakan chemonucleosis.  Chemonucleosis  meliputi  injeksi  enzim

(yang  disebut chy mopapa in ) ke da l am he r n i a s i d i s kus un t uk

me l a ru tkan s ub s t a ns i ge l a t i n ya n g menonjol. Prosedur ini merupakan

salah satu alternatif disectomy pada kasus-kasus tertentu.

13. Prognosa Sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu dengan terapi

konservatif.

Sebagian kecil berkembang menjadi kronik meskipun sudah diterapi.

Pada pasien yang dioperasi : 90% membaik terutama nyeri tungkai,

kemungkinan terjadinya kekambuhan adalah 5%.

14. KomplikasiKomplikasi yang dapat timbul dari hernia nukleus pulposus adalah atrofi otot-otot

ekstremitas inferior. Otot-otot yang mengalami atrofi tergantung dari radix saraf yang

mengalami lesi. Lesi pada radix saraf L4 menyebabkan atrofi pada m.quadriceps

femoris, lesi pada radix saraf S1 menyebabkan atrofi pada m.gastroknemius dan

m.soleus. Atrofi yang tidak mendaptkan rehabilitasi akan menyebabkan kelumpuhan

ekstremitas inferior.9

15. Diagnosis Bandinga. Tumor tulang spinalis yang berproses cepat, cairan serebrospinalis yang

berprotein tinggi. Hal ini dapat dibedakan dengan menggunakan myelografi.

b. Spondylolisthesis

Spondylolisthesis adalah kelainan yang disebabkan perpindahan ke depan (masuk;

tergelincir) satu bodi vertebra terhadap vertebra di bawahnya. Tersering L4-L5.

c. Spondylosis

Spondylosis adalah kelainan degeneratif yang menyebabkan hilangnya suktur

dan fungsi normal spinal. Proses degeneratif pada regio cervical, thorak, atau lumbal

dapat mempengaruhi discus intervertebral dan sendi facet.

KESIMPULAN

Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

33

Page 34: HNP - Ratih

Hernia Nucleus Pulposus

1. Hernia Nukleus Pulposus merupakan salah satu dari sekian banyak “Low Back

Pain” akibat proses degeneratif. Penyakit ini banyak ditemukan di masyarakat.

2. Penderita penyakit ini sering mengeluh sakit pinggang yang menjalar ke tungkai

bawah terutama pada saat aktifitas membungkuk (sholat). Penderita

mayoritas melakukan suatu aktifitas mengangkat beban yang berat dan sering

membungkuk.

3. Prevalensinya berkisar antara 1-2% dari populasi. HNP lumbalis paling sering

mengenai diskus intervertebralis L5-S1 dan L4-L5. Biasanya HNP lumbalis

akan membaik dalam waktu kira-kira 6 minggu. Tindakan pembedahan jarang

diperlukan kecuali pada keadaan tertentu.

4. Terapinya meliputi medikamentosa dan rehabilitasi medik. Terapi medikamentosa

seperti obat AINS untuk pemberian jangka pendek. Sedangkan terapi rehabilitasi

medik seperti High frequency current (HFC CFM), Traksi Mekanik dan Bugnet

Exercises.

5. Prognosisnya pada sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu dengan

terapi konservatif.

Kepaniteraan bagian ilmu SarafFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRSUD Loekmono Hadi KudusPeriode 14 Desember 2015 – 16 Januari 2016

34