Download - HNP CERVIKALIS

Transcript

HNP CERVIKALIS

Definisi

Hernia Nucleus Pulposus Cervicalis (HNP Cervicalis) atau Cervical Disc

Herniation adalah rupturnya atau penonjolan (bulge) annulus fibrosus pada diskus

intervertebralis cervikalis sehingga isi diskus atau nukleus pulposus keluar (herniasi) dan

menekan radix saraf pada foramina intervertebralis atau medula spinalis pada kanalis

vertebralis sehingga menyebabkan nyeri radikuler sepanjang daerah yang dipersarafi oleh

saraf yang terjepit tersebut.3

Epidemiologi

Kejadian HNP cervikalis merupakan kejadian HNP terbanyak kedua setelah HNP

lumbalis, yaitu sekitar 5-10% dari populasi penderita HNP di Indonesia. Secara umum

kejadian HNP bertambah seiring dengan pertambahan usia, namun pada HNP cervikalis

sekitar 60% penderita berada pada kelompok usia 30-40 tahun. Lebih sering terjadi pada

laki-laki dari pada perempuan yaitu sekitar 2:1.3,4

Anatomi Vertebra Cervikalis

Tulang belakang manusia (vertebra) merupakan salah satu struktur penopang tubuh

yang tersusun dari 33 ruas vertebra, yaitu: 7 ruas vertebra cervikalis, 12 ruas vertebra

thorakalis, 5 ruas vertebra lumbalis, 5 ruas vertebra sakralis, dan 4 ruas coccigeus yang

saling menyatu.4

Sumber: www.MedlinePlusMedicalEncyclopedia.com

Gambar 2.1 Vertebra

Vertebra cervikalis merupakan penyusun vertebra yang berada tepat di bawah tulang

tengkorak (Skull), yang terdiri dari 7 ruas, yaitu cervikalis-1 (C1) hingga cervikalis-7

(C7), yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda.6

Sumber: www.wikipedia.com

Gambar 2.2 Letak dan Posisi Vertebra Cervikalis

Secara umum seperti struktur vertebra yang lain, vertebra cervikalis juga tersusun

dari struktur yang berupa tulang (bone) dan jaringan lunak (soft tissues). Struktur yang

berupa tulang termasuk diantaranya adalah bagian corpus dan processus-processus.

Sedangkan jaringan lunak berupa diskus intervertebralis, ligamen-ligamen, dan

persendian.9

Sumber: www.e-anatomy.com

Gambar 2.3 Vertebra Cervikalis

Tulang vertebra ini dihubungkan satu sama lainnya oleh ligamentum dan tulang

rawan. Bagian anterior columna vertebralis terdiri dari corpus vertebra yang dihubungkan

satu sama lain oleh diskus fibrokartilago yang disebut diskus invertebralis dan diperkuat

oleh ligamentum longitudinalis anterior dan ligamentum longitudinalis posterior. Diskus

invertebralis menyusun seperempat panjang columna vertebralis. Diskus ini paling tebal

di daerah cervical dan lumbal, tempat dimana banyak terjadi gerakan columna

vertebralis, dan berfungsi sebagai bantalan sendi dan shock absorber agar columna

vertebralis tidak cedera bila terjadi trauma.5

Diskus intervertebralis terdiri dari lempeng rawan hyalin (Hyalin Cartilage Plate),

nukleus pulposus (gel), dan annulus fibrosus. Sifat setengah cair dari nukleus pulposus,

memungkinkannya berubah bentuk dan vertebra dapat mengjungkit ke depan dan ke

belakang di atas yang lain, seperti pada flexi dan ekstensi columna vertebralis. Diskus

intervertebralis, baik anulus fibrosus maupun nukleus pulposusnya adalah bangunan yang

tidak peka nyeri. Stabilitas vertebra tergantung pada integritas korpus vertebra dan diskus

intervertebralis serta dua jenis jaringan penyokong yaitu ligamentum (pasif) dan otot

(aktif).5

Sumber: www.google.com

Gambar 2.4 Diskus Intervertebralis (terdiri dari Anulus Fibrosus dan Nucleus Pulposus)

Sumber: www.google.com

Gambar 2.5 Ligamentum Penyokong Vertebra

Vertebra Cervikalis I (V.C1)

Vertebra cervikalis I disebut juga dengan tulang atlas. Terletak tepat di bawah tulang

tengkorak. Ciri khas pada tulang ini adalah tidak memiliki corpus, sehingga hanya berupa

arcus anterior dan posterior. Pada masing-masing arcus anterior terdapat fovea articularis

superior yang berhubngan dengan condilus occipitalis. Sedangkan yang berhubungan

dengan vertebra cervikalis II adalah facies artikularis posterior atau disebut juga fovea

dentis. Pada medio sagital terdapat tuberculum anterior dan posterior. Dan memiliki

foramen vertebralis yang besar.5

Sumber: www.google.com

Gambar 2.6 Vertebra Cervikalis I (Atlas), Dilihat dari Kranial (kiri) dan Kaudal (kanan)

Vertebra Cervikalis II (V. C2)

Vertebra cervikalis II disebut juga tulang axis yang ditandai oleh adanya

epistropheus. Ciri khas lain pada cervikalis II ini adalah adanya dens atau processus

odontoid. Memiliki corpus vertebra yang kecil, apex dentis yang disertai facies articularis

anterior dan facies articularis posterior. Facies articularis lateralis berhubungan dengan

facies articularis inferior tulang atlas. Serta processus spinosus yang tidak selalu

bercabang dua.5

Sumber: www.google.com

Gambar 2.7 Vertebra Cervikalis II (Axis) Dilihat dari Ventral (kiri) dan Dorsal (kanan)

Sumber: www.google.com

Gambar 2.8 Atlas dan Axis pada Potongan Sagital

Vertebra Cervikalis III-VI (V. C3-C6)

Vertebra cervikalis III-VI memiliki komponen dan bentuk yang sama, yaitu masing-

masing memiliki Corpus vertebrae arcus vertebrae yang terdiri dari pedicle dan lamina,

processus articularis superior yang menghadap ke posterior, processus articularis inferior

yang menghadap ke anterior, incisura vertebralis superior dan inferior, processus spinosus

yang bercabang dua, sepasang processus transversus pada sisi lateral, serta foramen

vertebralis.4,6

Sumber: www.google.com

Gambar 2.9 Vertebra Cervikalis III-VI

Vertebra Cervikalis VII (V. C7)

Merupakan ruas terakhir dari vertebra cervikalis. Secara umum komponen dan

bentuknya sama dengan C3-C6, hanya ciri khas pada ruas ini adalah processus

spinosusnya panjang (prominent).6

Sumber: www.googe.com

Gambar 2.10 Vertebra Cervikalis VII

Etiologi dan Faktor Predisposisi

Hal yang dapat menyebabkan HNP cervikalis adalah:

Trauma

Biasanya terjadi pada kelompok usia yang lebih muda. Trauma pada vertebra

cervikal dapat terjadi akibat adanya gerakan tiba-tiba pada daerah leher,

misalnya whiplash injury.4

Proses Degeneratif

Terjadi pada kelompok usia yang lebih tua. Proses degeneratif menyebabkan

perubahan komponen penyusun diskus intervertebralis menjadi lebih tidak

elastis atau kaku sehingga apabila mendapatkan beban yang berlebihan atau

tiba-tiba menyebabkan isi diskus keluar atau scara langsung menyebabkan

trauma pada vertebra cerikalis.4

Faktor risiko yang dapat menyebabkan HNP cervikalis diantaranya adalah:1,3

1. Genetik, individu dengan riwayat genetik kelainan vertebra (skoliosis, spondilolistesis,

dan ankylosing spondilitis) lebih mudah terjadi HNP.

2. Kebiasaan beraktivitas dengan posisi tubuh yang tidak tepat, misalnya mengangkat

beban berat dengan menopangkan pada kepala, dan lain-lain.

3. Pola hidup tidak sehat, misalnya merokok, alkohol, kurang gizi, kurang olah raga, yang

akan berakibat penurunan kualitas tubuh sehingga lebih mudah terjadi kerusakan pada

vertebra.

4. Vibrational Stress

5. Aging, kejadian HNP cervikalis meningkat seiring dengan peningkatan usia.

Dalam hal ini perlu diperhatikan adanya Red Flag, yaitu tanda dan gejala yang menandai adanya kelainan serius yang mendasari

nyeri. Red flags dapat diketahui melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik.1, 4, 5

Kelainan Red flags

Kanker atau infeksi - Usia <20 tahun atau >50 tahun

- Riwayat kanker

- Penurunan berat badan tanpa sebab

yang jelas

- Terapi imunosupresan

- Infeksi saluran kemih, iv drug abuse,

demam, menggigil

- Nyeri punggung tidak membaik

dengan istirahat

Fraktur vertebra - Riwayat trauma bermakna

- Penggunaan steroid jangka panjang

- Usia >70 tahun

Sindroma kauda ekuina atau defisit

neurologik berat

- retensi urine akut atau inkontinensia

overflow

- inkontinensia alvi atau atonia

sfinger ani

- saddle anesthesia

- paraparesis progresif atau

paraplegia

Patogenesis

HNP cervikalis terjadi akibat keluarnya komponen nukleus pulposus dari diskus

intervertebralis cervikalis yang menekan radix saraf atau medula spinalis sehingga

menimbulkan iritasi pada saraf yang tertekan tersebut.1

Herniasi dari nukleus pulposus dapat terjadi akibat perubahan penyusun komponen-

komponen diskus intervertebralis, atau trauma. Diskus intervertebralis terdiri dari nukleus

pulposus yang tersusun dari komonel gel dan anulus fibrosus dengan kolagen sebagai

penyusunnya. Pada proses degeneratif komponen gel nukleus pulposus dan kolagen dari

anulus fibrosus lambat laun akan berkurang sehingga diskus intervertebralis yang

seharusnya elastis dan befungsi sebagai bantalan atau shock absorber menjadi kaku.1,3

Pada keadaan normal, apabila tubuh menerima beban, oleh gel nukleus pulposus

diskus intervertebralis beban tersebut akan disebarkan ke segala arah sehingga vertebra

dan tubuh tetap pada posisi seimbang dan tidak terjadi prolaps atau keluarnya nukleus

pulposus dari diskus. Namun pada keadaan degeneratif, kondisi nukleus pulposus yang

tidak lagi berupa gel tidak dapat menyebarkan beban ke segala arah, namun hanya arah

tertentu saja, sehingga nukleus pulposus akan menonjol ke arah tertentu saja, dan pada

kondisi yang berat dapat sampai menembus anulus fibrosus dan menimbulkan penekanan

pada radix maupun medula spinalis.12,13

Pada kasus trauma, beban atau gerakan yang tiba-tiba akan menimbulkan efek kejut

bagi diskus intervertebralis, sehingga beban tidak dapat diterima secara imbang dan tidak

dapat disebarkan ke segala arah, atau trauma tersebut secara lagsung merusak anulus

fibrosus sehingga dapat menyebabkan keluarnya nukleus pulposus.1

Sumber: www.aafp.org

Gambar 2.11 Mekanisme Terjadinya HNP

Sumber: www.neckpainsupport.com

Gambar 2.12 HNP Cervikalis pada Trauma (trauma menyebabkan kerusakan pada anulus

fibrosus sehingga nuleus pulposus keluar)

Derajat dan Tipe

Sesuai dengan anatominya, radix saraf cervikalis akan keluar melalui foramina

intervertebralis yang terletak lateral dari kolumna vertebra, dan medula spinalis terletak

pada kanalis vertebralis yang terletak di sebelah posterior dari kolumna vertebralis.

Karena pada sebelah posterior terdapat ligamen longitudinal posterior yang tebal, herniasi

dari diskus intervertebralis paling sering terjadi ke arah postero-lateral dan menekan radix

saraf, sehingga gajala yang ditimbulkan bersifat radikuler unilateral.6

Sumber: www.google.com

Gambar 2.13 HNP Menekan Radix Saraf dan Menimbulkan Iritasi pada Radix

Sumber: www.google.com

Gambar 2.14 HNP Cervikalis Menekan Medula Spinalis

Derajat HNP:1,2

Disc Degeneration, terjadi perubahan komposisi anulus pulposus sehingga apabila

ada beban nukleus pulposus menonjol ke salah satu sisi dengan anulus fibrosus

masih intak, dan belum terjadi herniasi.

Prolapse atau Bulging Disc atau Protrution Disc, terjadi penonjolan nukleus

pulposus dan anulus fibrosus, anulus fibrosus dan ligamen longitudinal posterior

masih utuh, sudah terjadi herniasi dan mulai terjadi penekanan pada radix atau

medula spinalis.

Extrusion, terjadi ruptur anulus fibrosus, sehingga gel nukleus pulposus keluar dari

diskus intervertebralis, tetapi ligamen longitudinal posterior masih intak.

Sequestration atau Sequestered Disc, telah terjadi ruptur ligamen longitudinal

posterior, sehingga gel nukleus pulposus keluar melewati celah ligamen menuju ke

kanalis spinalis.

Sumber: www.google.com

Gambar 2.15 Derajat HNP

Sumber: www.google.com

Gambar 2.15 Derajat HNP (a. Normal; b. Degeneration; c. Prolapse atau Bulging; d.

Extrusion; e&f. Sequestered)

Manifestasi Klinik

HNP cervikalis paling sering terjadi pada segmen vertebra C5-C6, C6-C7, dan C4-

C5. Hal ini terjadi karena pada vertebra tersebut (C5-C6 dan C6-C7) merupakan daerah

yang paling banyak menerima beban diantara vertebra cervikal yang lain dan yang paling

banyak mengalami pergerakan. Apabila terjadi herniasi pada C5-C6 maka radix yang

tertekan adalah radix C6, sedangkan apabila terjadi herniasi pada C6-C7, efek yang

terjadi adalah gangguan pada radix C7, dan seterusnya. 4,6

Pada umumnya herniasi terjadi pada salah satu sisi (unilateral). Gejala-gejala yang

dapat timbul pada HNP cervikalis diantaranya adalah nyeri yang dapat bersifat tajam

maupun tumpul pada leher atau daerah bahu, yang dapat memberat dengan suatu gerakan

atau perpindahan posisi leher. Terjadi cervical radiculopathy, yaitu nyeri yang menjalar

dari legan hingga jari-jari tangan. Rasa tebal, kesemutan, hingga kelemahan dari bahu

hingga jari-jari tangan. Namun dapat juga herniasi terjadi dan menekan medula spinalis

sehingga terjadi gangguan bilateral, gangguang dapat berupa nyeri dan kelemahan pada

kedua tangan dan kaki (tetraplegi).4

Beberapa gejala yang dapat muncul pada HNP cervikalis adalah sesuai dengan radix

yang terkena, yaitu:4

C4-C5 (gangguan pada radix C5), terjadi kelemahan pada muskulus deltoideus dan

nyeri pada bahu

C5-C6 (gangguan pada radix C6), terjadi kelemahan pada muskulus biseps dan wrist

ekstensor, nyeri yang disertai rasa tebal dan kesemutan pada ibu jari tangan

C6-C7 (gangguan pada radix C7), terjadi kelemahan pada muskulus triceps dan

ekstensor jari-jari tangan, nyeri menjalar yang disertai rasa tebal dan kesemutan dari

muskulus triseps hingga jari tengah

Sumber: www.google.com

Gambar 2.16 Persarafan Radix Cervikalis

Diagnosis

Anamnesis

Menanyakan kepada pasien tentang gejala yang muncul dan mencari faktor risiko

maupun penyebab yang mungkin. Seperti bagaimana sifat gejala yang muncul, hal-hal

yang memperberat dan memperingan gejala, hingga pengobatan yang telah dilakukan.

Ditanyakan juga tentang riwayat penyakit atau trauma sebelumnya dan riwayat penyakit

keluarga serta riwayat sosial dan kebiasaan-kebiasaan penderita.1

Pemeriksaan Klinis

Pemeriksaan klinis yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan neurologis secara

obyektif dan untuk menentukan letak herniasi yang terjadi. Pemeriksaannya seperti

memeriksa sistem motorik, sensorik, dan refleks-refleks yang ada pada regio yang

dipersarafi oleh radix cervikalis maupun medula spinalis segmen vertebra cervikalis,

sehingga dapat diketahui gejala tersebut kemungkinan merupakan akibat dari adanya

herniasi atau kelainan yang lain.1,2

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis antara

lain:6

1. X-Ray, posisi AP (anteroposterior), Lateral, dan Obliq. Pemeriksaan penunjang awal

yang dapat dilakukan untuk melihat adanya penyempitan diskus intervertebralis dan

foramina intervertebralis pada HNP. Selain itu juga untuk menyingkirkan

kemungkinan penyebab yang lain misalnya tumor, infeksi, spondilolistesis, fraktur,

atau osteoarthritis.

2. Computed Tomography Scan (CT Scan), dapat menunjukkan struktur tulang dan soft

tissue vertebra, namun masih belum dapat menunjukkan dengan jelas proses herniasi.

Sumber: www.BuffaloNeurosurgeryGroup.com

Gambar 2.17 Gambaran HNP pada CT Scan

3. Magnetic Resonance Imaging (MRI), merupakan gold standart pemeriksaan untuk

HNP. Karena dapat menunjukkan lebih jelas keadaan soft tissue daripada CT Scan,

sehingga gambaran herniasi diskus dapat terlihat jelas.

Sumber: www.google.com

Gambar 2.18 Gambaran HNP pada MRI

4. Myelography, merupakan suatu pemeriksaan X-ray dengan kontras yang dapat

menunjukkan adanya stuktur yang menekan radix dan medula spinalis seperti HNP,

tumor, ataupun spur.

Sumber: www.BuffaloNeurosurgeryGroup.com

Gambar 2.18 Gambaran HNP pada Myelography

Penatalaksanaan

Prinsip terapi pada kasus HNP adalah meredakan nyeri, mengembalikan fungsi

sarafnya, dan mencegah kekambuhan. Terapi berupa konservatif dan pembedahan atau

kombinasi keduanya. Pemilihan terapi dilakukan berdasarkan gejala dan stadium HNP

yang terjadi.4

Non-Surgical Treatment (Konsrvatif)4,5

Non-Farmakologis, antara lain:

- Cervical collar/bracing

- Rehabilitasi fisik (traksi dan exercise)

- Bed Rest

- Ice and Heat Therapy

Farmakologis, antara lain:

- Antiinflamasi (NSID, steroid injeksi)

- Analgesik

- Muscle Relaxan

Surgical Treatment1,2,4,

Discectomy (Anterior Cervical Discectomy and Fusion)/ACDF

Yaitu membuka dan membuang diskus intervertebralis yang terjadi herniasi dari

arah anterior cervikal, kemudian tempat yang kosong tersebut dapat dilakukan

bone grafting dan selanjutnya dilakukan platting untuk menyatukan kedua segmen

vertebra.

Sumber: www.ALeadigExpertinPediatricandAdult Spinalsurgery.com

Gambar 2.19 Anterior Cervical Discectomy and Fusion (ACDF)

Posterior Cervical Laminoforaminotomy

Yaitu dengan cara melakukan insisi pada bagian posterior cervikalis (laminotomy)

yang kemudian menuju ke foramina intervertebralis untuk mengevkuasi diskus

intervertebralis yang terjadi herniasi.

Sumber: www.wiki.com

Gambar 2.20 Posterior Cervical Laminoforaminotomy

Komplikasi

Komplikasi pada kasus HNP cervikalis dapat terjadi apabila tidak diterapi dengan

baik dan tuntas. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain adalah gangguang saraf

permanen, nyeri kronik, paralisis, dan gangguan postur tubuh yang permanen.6

Prognosis

• Prognosis dari HNP cervikalis bergantung pada keadaan masing-masing

penderita, stadium yang terjadi, terapi yang dilakukan, serta faktor penyebab.

Semakin ringan stadium, dan dini serta tepat terapinya, prognosis semakin bagus

dan angka kekambuhan menurun. Begitu juga sebaliknya.6 Sebagian besar pasien

akan membaik dalam 6 minggu dengan terapi konservatif, sebagian kecil akan

berkembang menjadi kronik meskipun telah diterapi. Pada pasien yang dioperasi,

90% akan membaik tertutama nyeri tungkai, tetapi kemungkinan terjadinya

kekambuhan adalah 5% dan biasanya pada diskus yang sama atau berbeda.

Diagnosis Banding

Diagnosis banding HNP cervikalis diantaranya adalah:6

Spondilosis Cervikalis, yaitu penyakit yang menyerang usia pertengahan dan usia

lanjut, dimana diskus dan tulang belakang di leher mengalami kemunduran

(degenerasi).

Sumber: www.google.com

Gambar 2.21 Spondilosis Cervikal

Spondilolistesis, merupakan salah satu bentuk kelainan tulang belakang (vertebra)

dimana salah satu atau beberapa segmen vertebra berada lebig anterior daripada

segmen vertebra di bawahnya.

Sumber: www.google.com

Gambar 2.22 Spondilolistesis

Canal Stenosis, merupakan penyempitan kanalis spinalis (vertebra) yang biasanya

terjadi akibat proses degeneratif.

Sumber: www.google.com

Gambar 2.23 Canal Stenosis

Abses atau Tumor, adanya massa yang berupa abses atau tumor pada daerah sekitar

vertebra cervikalis yang menekan saraf cervikal sehingga menimbulkan gejala mirip

HNP cervikalis.

Discitis, adalah keradangan yang terjadi pada diskus intervertebralis yang disebabkan

oleh inokulasi hematogen atau post operasi spinal.

Sumber: www.google.com

Gambar 2.24 Discitis

Osteomyelitis, adalah proses inflamasi akut atau kronik pada tulang dan struktur

sekundernya karena infeksi oleh bakteri piogenik.

Sumber: www.google.com

Gambar 2.25 Osteomyelitis

Pencegahan

Terjadinya HNP cervikalis dapat dicegah dengan cara merubah faktor risiko yang

dapat dirubah, seperti pola hidup yang sehat, kebiasaan yang baik untuk kesehatan tulang

belakang, seperti tidak membebani kepala dengan beban berat, dan menghindari trauma

leher.1,3

Pembahasan

Dari anamnesis ditemukan pasien wanita usia 48 tahun dengan nyeri bahu kanan sejak 1

bulan yang lalu.

Pasien tersebut memiliki gejala klinis nyeri bahu kanan yang menjalar hingga ke lengan

kanan. Nyeri tersebut bertipe radikuler dimana pemeriksaan penunjang yang signifikan

dibutuhkan adalah MRI. Selain itu EMG juga diperlukan. Dari hasil EMG ditemukan

adanya penyempitan pada C5 dan C6 namun tidak ada kelainan sensorik.

Diagnosis banding yang saya pikirkan sebelum menegakkan diagnosis pastinya adalah

spondilosis cervikalis mengingat usia pasien juga menjadi factor resiko adanya nyeri

tersebut.

Dari hasil MRI ditemukan adanya saraf yang terjepit pada radiks saraf vertevra cervical

ke 5 dan 6. Lesi yang terkena pada radiks area cervical vertebrae ke 5 dan ke 6 tersebut

diduga disebabkan oleh penekanan karena adanya Hernia Nucleus Pulposus.

Pasien tidak menunjukkan gejala paresis, hipertonus, dan oeningkatan pada reflex

fisiologis dan patologis. Dari hal tersebut mendorong saya untuk cenderung

mendiagnosis pasien dengan HNP cervicalis tipe lateran dengan lesi LMN.

HNP pada pasien ini diduga akibat trauma ringan berulang saat pasien melakukan

aktivitas berat serta degenarti karena usia pasien sudah cukup kmendukung.

Seperti pada pemeriksaan fisik hasil reflex fisiologis pada pasien ini menurun serta reflex

patologis negative. Pasien tidak flasid dan juga hipotonus. Atrofi pada pasien juga tidak

ditemukan Jadi belum menunjukkan tanda-tanda pada penekanan medulla spinalis. Sesuai

dermatom saraf cranialis C5 dan C6, arah impuls saraf dari radiks setempat menjalar dari

bahu hingga ke lengan bawah. Nyeri tersebut bersifat neurogenik karena penjalaran nyeri

sesuai dengan arah dermatom sarafnya.

Tipe HNP pada pasien ini yaitu Prolapse atau Bulging Disc atau Protrution Disc dimana

terjadi penonjolan nukleus pulposus dan anulus fibrosus, anulus fibrosus dan ligamen

longitudinal posterior masih utuh, sudah terjadi herniasi dan mulai terjadi penekanan

pada radix.

Terapi medikamentosa yang diberikan adalah Tramadol 2mg sehari dua kali untuk

mengurangi nyeri serta Proveolin yang mengandung pregabalin yang membantu hantaran

impuls saraf pada canal calcium system saraf dosisnya 70gr pada malam hari.

Pada pasien ini diharapkan akan membaik dengan penaganan yang sedini mungkin agar

menghindari komplikasi lebih lanjut. Untuk terapi non farmakologis pada pasien ini

dianjurkan untuk menggunakan Cervical collar/bracing dan menghindari penggunaan

aktivitas leher secara berlebihan agar tidak terjadi penyempitan yang lebih dalam.