8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 1/53
HERPETOFAUNA DI PULAU WAIGEO
Oleh :
Amir Hamidy dan Mulyadi
Museum Zoologicum Bogoriense
Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi
Lembaga Ilmu Penetahuan Indonesia
2007
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 2/53
HERPETOFAUNA DI PULAU WAIGEO
Oleh :
Amir Hamidy dan Mulyadi
LATAR BELAKANG
Herpetofauna pulau Waigeo
Studi keanekaragaman jenis herpetofauna di Pulau Waigeo ini, merupakan bagiandari Tim Terestrial dalam “Ekspedisi Widya Nusantara LIPI 2007”. Pulau Waigeo
berarti pulau air, yang juga merupakan bagian dari kepuluan Raja Ampat, wilayah
kepuluan ini terletak di sekitar kawasan Wallacea dan Papua yang memiliki potensi biodiversitas sangat menarik, mengingat proses geologi yang terjadi telah menentukan
pola biogeografinya. Keanekaragaman jenis herpetofauna di wilayah Wallacea dan Papua
masih kurang diketahui dibandingkan wilayah Indonesia lainnya. Sejarah informasiherpetofauna di pulau Waigeo pertama kalinya adalah van Kampen (1923) mencatat 4
jenis katak, sedangkan de Roiij (1915 dan 1917) mencatat 25 jenis reptil. Survei
herpetofauna lanjutan baru dilakukan oleh oleh Richards et al. pada tahun 2005, yangmeliputi kepulauan Raja Ampat, telah mencatat 12 jenis katak dan 23 jenis reptil di pulau
Waigeo (unpublished data). Jumlah ini sangat berbeda dibandingkan checklist terdahulu,
sehingga cheklist herpetofauna dari pulau ini sampai saat ini belum terdokumentasikan
dan terpublikasikan kembali. Dari sejarah catatan ilmiah spesimen Museum, masih sangatsedikit dan belum mewakili jenis-jenis dari pulau Waigeo. Penelitian ini bertujuan
mengungkap keanekaragaman jenis herpetofauna di pulua Waigeo. Inventarisasi jenis
herpetofauna akan dilaksanakan selama 21 hari selama bulan Mei-Juni 2007. Metodeyang digunakan adalah sampling aktif (eksploratif jelajah ke seluruh wilayah pulau) dan
sampling pasif (penangkapan dengan perangkap) di habitat herpetofauna yang sesuai.
Dari hasil penelitian ini diharapkan akan menambah koleksi spesimen Museum, catatan
ilmiah dan data potensi keanekaragaman hayati di pulau Waigeo sehingga akan sangatmendukung pengembangan wilayah tersebut dan kawasan Indonesia timur secara umum.
Biogeografi Pulau Waigeo (Halmahera vs Papua)
Pulau Waigeo termasuk dalam jajaran kepuluan Kepulaun Raja Ampat yangterletak antara pulau Halmahera dan Papua. Pulau-pulau tersebut sangat menarik untuk
dikaji biogeografinya, mengingat kawasan ini merupakan pulau-pulau yang berbatasan
dengan kawasan Wallacea. Daerah peralihan yang merupakan pertemuan dua asal biogeografi yang sangat berbeda, yaitu Asia dan Australia. Setiadi & Hamidy
(unpublished data) telah mencatat 9 jenis amfibi dan 33 jenis reptil dari pulau Halmahera,
dibandingkan dengan data komposisi jenis amfibi dan reptil di pulau Waigeo (de Rooij,1915 & 1917; Richards et al. (unpublished data); van Kampen, 1923), maka terdapat 3
jenis amfibi dan 11 jenis yang ditemukan di kedua pulau tersebut dan Papua. Hal inicukup menarik karena keberadaan pulau-pulau tersebut sangat mungkin menjadi“stepping stone” penyebaran jenis-jenis fauna Australia ke kawasan Wallacea. Hipotesis
ini harus didukung dengan data fauna yang lebih lengkap dari setiap pulau-pulau
perbatasan di sekitar kawasan Wallacea dan Papua.Barir lautan yang memisahkan daratan Papua dengan pulau-pulau sekitarnya
menjadikan isolasi bagi fauna-faunanya, amfibi merupakan takson yang tidak memiliki
kemampuan untuk menyeberang lautan, maka takson ini sangat terisolasi dengan adanya
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 3/53
barir tersebut. Isolasi yang terjadi pada pulau-pulau ini menghadirnya jenis-jenis
endemik. Hal ini memberikan harapan ditemukannya karakter biodiversitas yang khas pada setiap pulau.
Sejarah Eksplorasi
Walaupun Pemerintah Hindia Belanda telah berada di Indonesia sejak tahun 1600
sampai 1949, tetapi sejarah koleksi herpetofauna untuk tujuan ilmiah baru dimulai padaabad ke-19 oleh Komisi Natural Histori, Hindia Belanda. Hal ini telah menjadi pondasi
penting pengetahuan herpetologi di Indonesia. Publikasi ilmiah yang komprehensif dan
relatif lengkap telah dimulai oleh de Rooij (1915 dan 1917) untuk studi reptil dan VanKampen (1923) untuk studi Amfibi. Karya monumental de Rooij dan van Kampen telah
menjadi dasar bagi studi herpetofauna selanjutnya. Pulau Waigeo sebenarnya telah
memiliki sejarah koleksi herpetofauna yang paling tua di kawasan Papua-New Guinea.Jenis katak yang pertama kalinya dideskripsi dari New Guinea adalah Rana papua oleh
Lesson pada tahun 1830, berdasarkan spesimen yang dikoleksi dari pulau Waigeo.
Beberapa penemuan jenis baru Biawak, yakni Varanus macraei (dari Batanta) olehBőhme & Jacobs pada tahun 2001; kemudian Varanus bohmei (dari Waigeo) oleh Jacobs
pada tahun 2003 serta Varanus reisingeri oleh Eidenmuller & Wicker pada tahun 2005,merupakan bukti bahwa herpetofauna dari beberapa pulau tersebut masih belum
terdokumentasikan dan mungkin saja memiliki tingkat endemisitas yang penting untuk beberapa takson tertentu (Richards et al., 2000).
Pentingnya koleksi spesimen
van Kampen (1923) telah mencatat 4 jenis katak, sedangkan de Roiij (1915 dan1917) telah mencatat 25 jenis reptile dari pulau Waigeo. Survei herpetofauna lanjutan
yang dilakukan oleh oleh Richards et al. (unpublished data) di pulau Waigeo, telah
mencatat 12 jenis katak dan 23 jenis reptil. Dalam jumlah jenis katak, hal ini sangat luar biasa, karena terjadi peningkatan jumlah jenis sebanyak 3 kali, sedangkan untuk reptil
terdapat penurunan jenis sebanyak 2. Hal tersebut di atas umum terjadi pada sebuaheksplorasi lanjutan di suatu wilayah, misalnya Iskandar dan Tjan (1996) telah
menemukan keanekaragaman amfibi di Sulawesi yang jauh dari perkiraan; van kampen
(1923) dan Inger & Stuebing (1997), mengkaji jumlah jenis amfibi di Borneo, meningkatdari 85 menjadi 140 jenis. Pada periode yang sama jumlah jenis amfibi di Philiphina
meningkat juga dari 50 (Inger, 1954) menjadi 90-110, hal ini kemungkian akan terus
meningkat (Brown et al.,1999, 2000).
Dalam studi sistematik, koleksi spesimen merupakan hal yang mutlak dilakukanuntuk mengakaji keanekaragaman jenis suatu wilayah. Bukti photo tidaklah cukup untuk
mengungkap biodiversitas di suatu kawasan. Ada beberapa hal yang menyebabkan
koleksi spesimen herpetofauna menjadi hal paling penting ; 1) Identifikasi pada tahap jenis harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan akurat, perbedaan jenis dalam kelas
reptilia terletak pada beberapa karakter diagnostik penting, seperti pola sisik di kepala,
jumlah sisik di beberapa bagian tubuh, karakter sisik-sisiknya, karater ruas jari-jari kakidan tangannya, sisik pada ekor dan anus, sedangkan pada amfibi meliputi pola karakter
telapak pada jari-jari kaki dan tangan, selaput, proporsi ukuran, kehadiran gigi vomerine
dan lain sebagainya. Karakter warna sangat bervariasi, sehingga tidak direkomendasikanuntuk menjadi diagnostik karakter, untuk identifikasi. Kesemua hal ini hanya bisa
dilakukan pada spesimen yang telah mati dan terawetkan; 2) Dalam penentuan jenis,
tidak hanya dilakukan dengan pengkajian karakter morfologi, hadirnya fenomena “sibling
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 4/53
species” (dua jenis berbeda yang tidak bisa dibedakan secara morfologi) menuntut
pemecahan kajian lebih mendalam karakter molekulernya, melalui analisis DNA; 3)Bukti koleksi spesimen yang disimpan di Museum akan menjadi bukti otentik ilmiah
keberadaan suatu jenis dalam suatu wilayah; 4) Spesimen yang terawetkan dan tersimpan
baik di Museum akan menjadi bahan studi lanjutan dan acuan bagi masyarakat nasional
maupun internasional dalam mengkaji fauna Indonesia, walaupun untuk ratusan tahunmendatang bahkan sampai waktu yang tidak terbatas.
TUJUAN
1. Memperoleh data keanekaragaman jenis herpetofauna di pulau Waigeo.
2. Menemukan jenis-jenis herpetofauna baru dan yang belum terecord di pulau
Waigeo.3. Mengumpulkan spesimen untuk dijadikan koleksi MZB yang mewakili kawasan
pulau Waigeo.
METODE
Koleksi spesimenKoleksi spesimen dilakukan dengan dua metode sampling; yaitu :
1. Puposive sampling
Metode ini adalah penelusuran secara acak sejauh mungkin aktif koleksi mencari
herpetofauna pada semua lingkungan yang representative dijadikan habitat, meliputi
bawah seresah, bawah kayu lapuk, tumpukan bebetauan, lubang-lubang di tanah dan pohon, semak-semak, sumber-sumber air, genangan air dan aliarn sungai (rocky stream),
pencarian aktif dilakukan pada malam hari (19.00-22.00) di sepanjang aliran sungai.
2. Passive sampling Metode ini adalah koleksi herpetofauna dengan menggunakan perangkap. Perangkap
yang digunakan berupa “glue trap”(perangkap lem), total perangkap yang digunakanadalah 40 buah, perangkap-perangkap ini diletakkan di setiap 10 meter sebelah kanan dan
kiri line transect yang telah ditentukan sebelumnya, jarak perangkap dengan line transect
adalah 5 meter. Perangkap mulai diletakkan pada pukul 08.00, merupakan waktu saatreptilia berjemur untuk mulai aktif. Perangkap ini akan dicek kembali setiap 3 jam
berikutnya.
Gambar 1. “Glue trap” untuk
koleksi kadal (Scincidae) foto
oleh R. T. Purnanugraha
Selain glue trap juga
digunakan perangkap tali
jerat yang didesain untukuntuk koleksi biawak,menggunakan senar
pancing dan umpan berupa
daging yang telahmembusuk.
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 5/53
Gambar 2. “Trap jerat” untuk koleksi Biawak foto oleh A.Hamidy
Setiap spesimen yang tertangkap akan disimpan di kantong plastik beroksigen, yang
selanjutnya didokumentasikan, difiksasi, diambil materi DNA, serta diawetkan sebagaispesimen museum. Pengawetan spesimen dilakukan sesuai dengan Standar PengawetanMuseum Zoologicum Bogoriense.
Gambar 3. Pengawetan spesimen
sesuai standar MZB foto oleh
A.Hamidy
Proses identifikasi :Morfologi
Spesimen yang telah terpreservasi diidentifikasi sampai tingkat jenis. Karakter yang
diambil datanya merupakan karakter untuk identifikasi sampai pada tingkatan jenis.Untuk reptil karakter umum yang digunakan berhubungan erat dengan pola sisik, perbandingan ukuran kepala dengan tubuh dan pola warna. Sedangkan amfibi meliputi
karakter-karakter umum menuju kelompok jenis.
MolekulerKerja molekuler hanya dilakukan sebagai studi lebih mendalam mengenai takson tertentu
saja yang dihasilkan dari koleksi lapangan. Hal yang dilakukan secara umum merupakan
koleksi materi DNA untuk keperluan studi sistematik.
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 6/53
Kompilasi dataDari data jenis yang diperoleh diharapkan menghasilkan checklist jenis-jenis
herpetofauna dari pulau Waigeo dan publikasi yang nantinya akan mendukung data
herpetofaua kawasan Papua.
LOKASI STUDI
Lokasi studi untuk inventarisasi herpetofauan ini dilakukan di pulau Waigeo, pada tahap
pertama (tahun 2007) ini dikonsentrasikan di sekitar teluk Manyailibit.
Gambar 4. Lokasi pulau Waigeo (warna merah)
Waigeo Pulau yang memiliki panjang 125 km dan
lebar 50 km ini membentang dari 130 derajat-10'
sampai 131 derajat-20' bujur timur, dan 0 derajatsampai 0 derajat-28' lintang selatan. Pulau Waigeo
hampir terbagi dua oleh Teluk Mayalibit yang
memiliki panjang 38 km dan lebar 12 km. Teluk inimemanjang menjorok jauh ke dalam pulau. Koleksi
herpetofaua akan dikonsentrasikan pada wilayah-
wilayah yang memiliki habitat yang relatif belum terganggu, sehingga mengacu pada
kawasan lindungan, yaitu Cagar Alam. Terdapat dua Cagar Alam di pulau Waigeo, yaituCagar Alam Waigeo Barat seluas 153.00 ha sesuai dengan SK Menhut No
395/kpts/Um/1981 tertanggal 7 Mei 1981, dan Cagar Alam Waigeo Timur seluas 119.500
ha sesuai SK Menhut No 251/kpts-II/1992 tanggal 25 November 1992 (Wijaksena,2005). Wilayah sampling adalah distrik teluk Manyailibit meliputi : Lopintol, Wairabiai,
Bayon, Tanjung kontol, dan Mumes. Sebagain besar lokasi sampling termasuk dalam
kawasan Cagar Alam Waigeo Barat.
Gambar 5. Peta Cagar Alam PulauWaigeo Barat (sumber :
http//www.dephut.go.id)
Pengambilan data lapangan
dilaksanakan pada tanggal 30Mei sampai tanggal 13 Juni
2007, mengingat waktu yang
tersedia selama 3 minggu (27
Mei-16 Juni 2007) telah
terkurangi dengan lamanya perjalanan.
HASIL DAN PEMBAHASAN.
Dari hasil survei dan koleksi lapangan telah didapatkan 194 spesimen, yang terdiri dari
12 jenis amfibia dan 32 jenis reptilia. Untuk kelas amfibi terdapat 2 jenis suspect new
species (katak pohon hijau besar dan katak Callulops) , 6 jenis new record untuk pulau
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 7/53
Waigeo, dimana 1 diantaranya teridentifikasi sampai kategori genus saja. Sedangkan
kelas reptilia, 1 jenis suspect new species (ular), 14 jenis sebagai new record untuk pulauWaigeo, dan 3 jenis teridentifikasi sampai kategori genus.
Tabel 1. Jenis-jenis Herpetofauna di pulau Waigeo
No Nama Spesies Nama Inggris Status
AMFIBIA
Hylidae
1 Litoria infrafrenata infrafreanata Australian Giant Treefrog Recorded
2 Litoria sp 1 (hunti group) Australian Giant Treefrog Suspect new species
3 Litoria nigropunctata Black-dotted Treefrog New record
4 Litoria genimaculata Brown-spotted Treefrog New record
Microhylidae
5 Asterophrys turpicola New Guinea Bush Frog New record
6 Callulops sp Callulops Frog Suspect new species
7 Cophixalus sp Rainforest Frog New record/unidentified
Ranidae
8 Platymantis batantae Batanta Wrinkled Ground Frog New record
9 Platymantis punctatus Wrinkled Ground Frog Recorded
10 Platymantis dorsalis Wrinkled Ground Frog New record
11 Rana papua Papuan Wood Frog Recorded
12 Rana arfaki Arfak Mountains Frog Recorded
REPTILIA
Lizards
Agamidae
13 Hydrosaurus amboinensis Sailfin Lizard Recorded
14 Hypsilurus dilophus Forest Dragon New record
Gekkonidae
15 Cyrtodactylus marmoratus Marbled Bow-fingered Gecko New record
16 Cyrtodactylus loriae Boulenger's Bow-fingered Gecko New record
17 Gehyra baliola Dumeril’s Dtella New record
18 Hemidactylus frenatus Common House Gecko Cosmopolite
19 Hemidactylus garnotii Indopacific Gecko Cosmopolite
Scincidae
20 Lygisaurus novaeguineae New Guinea Four-Fingered
Skink New record
21 Crytoblepharus novaeguineae New Guinea Snake-eyed Skink New record
22 Emoia caeruleocauda Pasific Bluetail Emo Skink Recorded
23 Emoia atracostata Mangrove Emo Skink Recorded
24 Emoia physicae Slender Emo Skink Recorded
25 Emoia kordoana Meyer's Emo Skink Recorded
26 Emoia sp Emo Skink Unidentified
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 8/53
27 Lamprolepis smaragdina Emerald Skink Recorded
28 Sphenomorphus variegatus Forest Skink Recorded
29 Sphenomorphus sp Forest Skink Unidentified
30 Glaphyromorphus sp Blacktail Skink New record/unidentified
31 Tiliqua gigas Giant Bluetongue Skink New record
Varanidae
32 Varanus jobiensis Peach-throated Monitor Recorded
33 Varanus indicus Mangrove Monitor Recorded
34 Varanus doreanus Bluetail Monitor New record
Snakes
Boidae
35 Candoia aspera New Guinea Viper Boa Recorded
Colubridae
36 Stegonotus sp (undescribed) Frog-eating Snake Suspect new species
37 Dendrelaphis calligastra Northern Bronzeback Recorded38 Boiga irregularis Brown Tree Snake New record
Elapidae
39 Micropechis ikaheka Pacific Coral Snake Recorded
40 Laticauda laticauda Black-banded Sea Krait New record
Pythonidae
41 Morelia amethestina Srub Python New record
42 Leiopython albertisii White Lipped Python New record
Turtles
43 Elseya novaeguineae Snapping Turtle New record
Crocodiles
Crocodylidae
44 Crocodylus porosus Saltwater Crocodile Recorded
Catatan : berdasarkan checklist Iskandar & Ed Colijn (2000); Iskandar & Ed Colijn
(2001); Ziegler et. al (2007); Frost (1985); Bauer (1994); de Roiij (1915 & 1917); Piankaet al. (2004); Brown (1991); Manthey & Schuster (1996) dan Iskandar ( in press.)
Suspect new species : kemungkinan besar jenis baru
New record : Record baru spesies untuk pulau WaigeoUnidentified : Belum teridentifikasi Recorded : Telah terecord sebelumnya di pulau Waigeo New record/unidentified : Record baru genus untuk pulau Waigeo dan belumteridentifikasiCosmopolitan : Common species, widely distributed
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 9/53
Tabel 2. Jenis-jenis Herpetofauna di pulau Waigeo, lokasi koleksi dan status
konservasinya
No Nama Spesies Lokasi
Status Konservasi
(UU/PP; Red List IUCN;CITES)
AMPHIBIANS 1 2 3 4 5 6
Hylidae
1 Litoria infrafrenata infrafreanata Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
2 Litoria sp 1 (hunti group) Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
3 Litoria nigropunctata Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
4 Litoria genimaculata Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
Microhylidae
5 Asterophrys turpicola Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
6 Callulops sp Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
7 Cophixalus sp Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
Ranidae
8Platymantis batantae
Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES9 Platymantis punctatus Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
10 Platymantis dorsalis Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
11 Rana papua Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
12 Rana arfaki Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
REPTILES
Lizards
Agamidae
13 Hydrosaurus amboinensis Lindungan; -; Apendik 1 CITES
14 Hypsilurus dilophus Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
Gekkonidae
15 Cyrtodactylus marmoratus Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
16 Cyrtodactylus loriae Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
17 Gehyra baliola Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
18 Hemidactylus frenatus Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
19 Hemidactylus garnotii Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
Scincidae
20 Lygisaurus novaeguineae Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
21 Crytoblepharus novaeguineae Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
22 Emoia caeruleocauda Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
23 Emoia atracostata Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
24 Emoia sp
25 Emoia physicae
Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES26 Emoia kordoana Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
27 Lamprolepis smaragdina Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
28 Sphenomorphus variegatus Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
29 Sphenomorphus sp Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
30 Glaphyromorphus sp Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
31 Tiliqua gigas Lindungan; -; Apendik 1 CITES
Varanidae
32 Varanus jobiensis Non Lindungan; -; Apendik 2 CITES
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 10/53
33 Varanus indicus Non Lindungan; -; Apendik 2 CITES
34 Varanus doreanus Non Lindungan; -; Apendik 2 CITES
Snakes
Boidae
35 Candoia aspera Non Lindungan; -; Apendik 2 CITES
Colubridae
36 Stegonotus sp Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
37 Dendrelaphis calligastra Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
38 Boiga irregularis Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
Elapidae
39 Micropechis ikaheka Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
40 Laticauda laticauda Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
Pythonidae
41 Morelia amethestina Non Lindungan; -; Apendik 2 CITES
42 Leiopython albertisii Non Lindungan; -; Apendik 2 CITES
Turtles43 Elseya novaeguineae Non Lindungan; - ; Non Apendik CITES
Crocodiles
Crocodylidae
44 Crocodylus porosus Lindungan; -; Apendik 2 CITES
Keterangan : 1=Lopintol; 2=Wairabiai; 3=Mumes, 4=Bayon, 5=Tanjung kontol;
6=Warsamdin
AMFIBI
FAMILIA HYLIDAE1. Litoria infrafrenata infrafrenata (Guenther, 1867)
Nama Inggris : Australian Giant Treefrog
Spesimen : dua spesimen jantan telah dikoleksi yaitu : MZB Amp 13322 dan 13323
Litoria infrafreanata
foto oleh A. Hamidy
Ekologi : Jenis ini termasukgolongan katak pohon yang
sangat umum dijumpai pada
semua tipe habitat, baik hutan
primer, sekunder, persawahanmaupun pemukiman. Dari
ketinggian 0 meter dpl sampai
pada ketinggian 800 mdpl.Umumnya dikoleksi di pohon
dengan ketinggian dari
permukaan tanah lebih dari 1,5m, sedangkan jarak horizontal
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 11/53
dari sungai atau sumber air dari 0 meter sampai lebih dari 200 meter. Jenis ini umumnya
bersuara sangat gaduh sekali (jantan), dan mengumpul pada kolam-kolam dan genanganair di pinggir jalan, pemukiman, hutan maupun pinggir sungai
Distribusi : Koleksi berasal dari perkampungan Lopintol (distrik Teluk Manyailibit).
Penyebaran jenis ini cukup luas, meliputi Maluku, New Guinea dan Australia (Iskandar
& Ed Colijn, 2000). Van Kampen (1923) juga mencatat jenis ini di pulau Waigeo,sedangkan Setiadi & Hamidy (2006; in press.) mencatat jenis tersebar ini diseluruh
wilayah Halmahera dan ternate, sedangkan Brogersma (1948) juga mencatat jenis ini dari
Pulau Morotai berdasarkan 4 koleksi H. A. Bernstein tahun 1862 yakni RMNH 1833.Berdasarkan catatan spesimen koleksi di MZB, jenis ini dikoleksi juga dari Maluku utara
maupun selatan (Seram dan Banda), Papua serta pulau Gag. Berdasarkan beberapa
karakter, di antaranya perbedaan warna iris mata, maka Richards et al. (2006a & 2006b)telah mendeskripsi 3 jenis baru kelompok katak pohon hijau besar ini dari wilayah utara
New Guinea dan bagian selatan New Guinea, yaitu Litoria hunti, Litoria dux dan Litoria
sauroni.
Litoria infrafreanata foto oleh A. Hamidy
Catatan Taksonomi : Jenis ini merupakan satu satunya jenis Litoria yang telah diketahuidari pulau Waigeo (van Kampen, 1923). Populasi yang menghuni Maluku, New Guinea
dan Australia adalah anak jenis Litoria infrafreanata infrafreanata, sedangkan populasidi New Ireland, Bismarck dan Papua New Guinea adalah anak jenis Litoria infrafreanata
militaria (Iskandar & Ed Colijn, 2000). Bagi MZB, koleksi Litoria infrafreanata
infrafreanata kali ini merupakan koleksi pertama jenis ini dari pulau Waigeo.
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 12/53
2. Litoria sp. (undescribed species) Spesimen : hanya satu spesimen jantan dikoleksi, yaitu : MZB Amp 13338
Nama Inggris : Australian Giant Treefrog
Litoria sp. (undescribed species)
foto oleh A.Hamidy
Ekologi : Jenis initermasuk golongan katak
pohon hijau besar, dijumpai
di hutan hutan primerdekat desa Lopintol, pada
ketinggian 35 m dpl. Satu
spesimen yang dikoleksi,dijumpai di dahan pohon
pada ketinggian 3 meter
dari permukaan tanah.Sedangkan jarak horizontal
dari sungai atau sumber air,
500 meter.
Distribusi : Dari informasi spesimen yang telah dikoleksi, berasal dari hutan primer
gunung Bomnyai, desa Lopintol (distrik Teluk Manyailibit).
Litoria sp.
MZB Amp 13338
foto oleh A.Hamidy
Catatan Taksonomi : Informasi ilmiah mengenaikeberadaan taxa ini sangat
menarik, karena jenis ini
merupakan kelompok katak pohon hijau besar, yang
sementara ini telah dikenal
beberapa jenis, yaitu Litoria infrafrenata, Litoria
graminea, Litoria caerulea.Richards et al. (2006a)
mendeskripsi satu jeniskelompok Litoria “katak
pohon besar hijau” ini, yaitu Litoria hunti. Dari beberapa gabungan karakter, Litoria sp.
(undescribed species) ini sangat mirip dengan Litoria hunti, yaitu : 1) Memiliki garis
putih di sepanjang bibir mandibulanya dan tidak lebih dari batas tympanumnya; 2)
Memiliki lipatan kulit putih sepanjang jari bagian luar lengan, dan jari kaki luar sampai
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 13/53
tumit (melingkar di tumit); 3) Timpanum berwarna hijau kecuali pada bagian telapak
kudanya; 4) Jari tangan dan jari kaki berikut webnya berwarna hijau muda kekuningan;5) Iris didominasi warna merah. Richards et al. 2006 mendeskripsikan Litoria hunti dapat
dibedakan dengan Litoria lainnya diantarnya oleh kombinasi beberapa karakter, yaitu : 1)
Ukurannya yang relatif besar (SVL jantan 57,9-60,4 mm); 2) Strip putih ptial pad pada
masing-masing jarinya; 3) Warna tubuh didominasi hijau; 5) Terdapat lipatan kulit putihdi lengan dan kaki (dari ujung jari kaki terluar sampai melingkar ke tumit) di madibula
yang memnajang tidak lebih dari timpanumnya; 4) Memiliki dua kelompok nuSedangkan
khusus yang yang membedakan dengan Litoria hunti adalah ukuran SVL (panjang tubuhdari moncong sampai ke anus), yaitu 74 mm, spesimen tunggal yang telah dikoleksi
(MZB Amp 13338) adalah jantan dewasa. Sedangkan dari informasi original deskripsi
semua tipe Litoria hunti adalah jantan dengan kisaran ukuran SVL 58,4-60,4 mm.Perbedaan lainnya yaitu warna jari tangan dan kakinya, yaitu bagian dorsal hijau
kekuningan, sedangkan pada Litoria hunti berwarna oranye. L. Hunti memiliki iris
merah, tanpa warna hitam, sedangkan pada spesimen MZB Amp 13338 warna iris merahdengan lingkaran hitam bagian luarnya. Dari semua informasi tersebut penulis
menempatkan jenis ini sebagai undescribed species
3. Litoria nigropunctata Meyer, 1875 Nama Inggris : Black-dotted Treefrog
Spesimen : tiga spesimen telah dikoleksi, yaitu : MZB Amp 13327-13329
Litoria nigropunctata
foto oleh A. Hamidy
Ekologi : Jenis ini
termasuk golongan katak
pohon kecil (<40 mm),
spesimen dikoleksi didahan di atas sungai dengan
ketinggian dari permukaan
air 0,5-1,5 m, sedangkan jarak horizontal dari
sumber air (sungai) adalah
0 m. Di Waigeo, katak pohon ini hanya dijumpai
di hutan primer. Sepasang
spesimen yang sedangkawin.
Spesimen tersebut dikoleksi dari sungai Wailepe (desa Lopintol), lokasi breedingnya berada di pinggir sungai, pada jarak horizontal 0 m sedangkan jarak vertikalnya 1 m.
Distribusi : Jenis ini terdistribusi di Gebe, Serui dan Papua (Iskandar & Ed Colijn,
2000), Yapen (Jobi island) (Frost, 1985). Populasi jenis ini di pulau Halmahera, masihditempatkan sebagai undescribed species (Setiadi & Hamidy, 2006; in press.; Richards pers comm.). Ketiga spesimen yang dijumpai, dikoleksi dari pinggir sungai Wailepe dan
Waipale, desa Lopintol (distrik Teluk Manyailibit).
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 14/53
Litoria nigropunctata
foto oleh A. Hamidy
Catatan Taksonomi : (Richards pres. comm.)
masih menggolongkan beberapa populasigiropunctata group di beberapa pulau sekitar
Papua dan Halmahera
(Setiadi & Hamidy, 2006;in press.) sebagaiundescribed species.
4. Litoria genimaculata (Horst, 1833) Nama Inggris : Brown-spotted Treefrog
Spesimen : tiga spesimen jantan telah dikoleksi, yaitu : MZB Amp 13324-13326
Litoria genimaculata
foto oleh A. Hamidy
Ekologi : Jenis ini
termasuk golongan katak
pohon, tiga spesimendikoleksi di dahan pada
ketinggian 1,5 - 2 m,
dengan jarak horizontal darisungai adalah 100 m.
Sedangkan ketinggian
dahan dari tanah adalah 1,5meter. Pada saat dikolesi,
katak pohon ini dijumpai
berkumpul pada dua pohon
yang saling berdekatan,
fenomena ini biasanyaterjadi pada kumpulan katak jantan yang siap mengadakan perkawinan di lokasibreeding.
Distribusi : Jenis ini terdistribusi di dataran rendah New Guinea, Gebe, Gag island(Iskandar & Ed Colijn, 2000). Frost (1985) mencatat jenis ini terdistribusi di dataran
rendah New Guinea dan pulau-pulau sekitarnya. Ketiga spesimen jantan tersebut
dikoleksi dari sekitar sungai Waimaririn, Wairabiai (distrik Teluk Manyailibit).
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 15/53
Litoria genimaculata
foto oleh A. Hamidy
Catatan Taksonomi : Keberadaannya di pulau
Waigeo merupakan catatan
baru untuk jenis ini.
Berdasarkan koleksispecimen MZB, terdapat
juga jenis ini dikoleksi dari
Lopintol dan Waifoi padatahun 2002 oleh B.
Tjaturadi (CI), namun
masih baru teridentifikasisebagai Litoria sp.
FAMILIA MICROHYLIDAE
5. Asterophrys turpicola (Schlegel, 1837) Nama Inggris : New Guinea Bush Frog
Spesimen : enam spesimen telah dikoleksi, yaitu : MZB Amp 13296-13302
Asterophrys turpicola
foto oleh A.Hamidy
Ekologi : Jenis ini
termasuk golongan katak
seresah, semua spesimenyang telah dikoleksi,
berasal dari hutan sekunder pada ketinggian 0-30 m dpl.
Spesimen dikoleksi dari
tempat yang jarak
horizontal dari sumber air(kolam) atau sungai adalah
30-100 m. Jenis ini dikenali
dengan suara jantan yangmelengking seperti burung
malam (kwiik..kwiik), seringkali ditemukan di balik seresah daun, namun juga adadijumpai sedang bersuara di banir akar pohon, terkadang dijumpai berpasangan. Katak inimemiliki prilaku yang agresif jika dipegang, yaitu membuka mulut dan mengigit,
fenomena ini tidak umum pada kelompok amfibi.
Distribusi : Jenis ini terdisribusi di Pupua dan Papua New Guinea bagian barat (Iskandar& Ed Colijn, 2000). Sedangkan Frost (1985) mencatat jenis ini tersebar di hutan dataran
rendah New Guinea namun tampaknya tidak ada di bagian timur Papua New Guinea.
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 16/53
Asterophrys turpicola
foto oleh A.Hamidy
Catatan Taksonomi : Koleksi ilmiah dari jenis
sangat penting karena
merupakan record baru jenis ini di pulau Waigeo.
6. Callulops sp (undescribed specises)
Nama Inggris : Rainforest FrogSpesimen : delapan spesimen dikoleksi, yaitu : MZB Amp 13330-13337
Callulops spfoto oleh A. Hamidy
Ekologi : Jenis ini
termasuk golongan katak
seresah, semua spesimenyang telah dikoleksi,
berasal dari dalam gua di
hutan sekunder padaketinggian <100 m dpl.
Spesimen dikoleksi dari
tempat yang jarakhorizontal dari sumber air
(kolam) atau sungai adalah
10 m. Semua specimenditemukan dalam satu gua
yang berupa cerukan dan lorong pendek (panjang <7 m) diantara rekahan batuan yang
sempit. Di dalam cerukan tersebut kering, kemungkinan jenis ini hanya menggunakan
gua ini sebagai tempat istirahat, mengingat waktu perjumpaan terhadap jenis ini di siang
hari pada saat penelusuran gua.
Distribusi : Genus ini terdistribusi di kepulauan Maluku, New Guinea, Sebelah utaraQueensland dan Australia (Frost, 1985), sedangkan Iskandar & Ed Colijn, (2000)
menyebutkan Maluku, New Guinea dan Australia.
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 17/53
Callulops sp
foto oleh A. Hamidy
Catatan Taksonomi : Sampai saat ini telahdideskripsi 17 jenis, namun
untuk koleksi specimen dari
pulua waigeo ini belum
dapat teridentifikasi sampai pada tahap spesies. Namun
demikian keberadaan genus
ini di pulau Waigeomerupakan record baru
untuk pulau ini.
7. Cophixalus sp Nama Inggris : Cross Frog
Spesimen : dua spesimen dikoleksi, yaitu : MZB Amp 13339 dan 13340
Cophixalus sp
foto oleh A.Hamidy
Ekologi : Jenis ini
termasuk golongan
katak mulut sempit,
umumnya arboreal,semua spesimen yang
telah dikoleksi, berasal dari hutan
primer pada
ketinggian 0-30 m
dpl. Spesimendikoleksi dari tempat
yang jarak horizontal
dari sumber air(sungai) atau sungai
adalah 500 m.
Distribusi : Genus ini terdistribusi di kepuluan Filipina selatan, Sulawesi, Kepulauan
Lesser Sunda, Maluku, New Guinea dan New Britain (Frost, 1985). Sedangkan (Iskandar
& Ed Colijn, 2000) menambahkan catatn distribusi genus ini di Bali.
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 18/53
Cophixalus sp
foto oleh A. Hamidy
Catatan Taksonomi : Koleksi ilmiah dari jenisini sangat penting,
karena genus ini
merupakan record baru
untuk pulau Waigeo.
FAMILIA RANIDAE
8. Platymantis batantae Zweifel, 1969 Nama Inggris : Batanta Wrinkled Ground Frog
Spesimen : dua belas spesimen telah dikoleksi, yaitu : MZB Amp 13285-13296
Platymantis batantae
foto oleh A. Hamidy
Ekologi : Di pulau Waigeo jenis ini termasuk golongan
katak seresah yang seringdijumpai di hutan-hutan
primer, sekunder dan di
sungai pada ketinggian <
100 m dpl. Jarak horizontaldengan sumber air terdekat
0-20 m. S.
Distribusi : Jenis initerdistribusi di pulau
Batanta dan pulau Gag(Iskandar & Ed Colijn,
2000). Frost (1985) menyebutkan pulau batantan dan Irian Jaya (New Guinea) sebagai
lokasi distribusinya.
Catatan Taksonomi : Koleksi ilmiah dari jenis sangat penting karena keberadaan jenis
ini di pulau waigeo merupakan record baru.
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 19/53
9. Platymantis dorsalis (Dumeril, 1853) Nama Inggris : Wrinkled Ground FrogSpesimen : enam spesimen telah dikoleksi, yaitu : MZB Amp 13303-13308
Platymantis dorsalis
foto oleh A. Hamidy
Ekologi : Jenis ini
termasuk golongan katakseresah yang sering
dijumpai di seresah lantai
hutan pada ketinggian <100 m dpl. Spesimen yang
dikoleksi didapatkan pada
saat bersuara dari balikseresah pada jarak
horizontal dari sumber air
20 m.
Distribusi : Jenis ini terdistribusi di Filipina (Frost 1985; Iskandar & ed Colijn, 2000)Maluku? Gag? (Iskandar & ed Colijn, 2000). Belum pernah ada record dari Mainland
Papua.
Platymantis dorsalis
foto oleh A. Hamidy
Catatan Taksonomi : Koleksi ilmiah dari jenis
sangat penting karena jenisini merupakan record baru
untuk pulau Waigeo.
Informasi keeradaan jenis
ini di pulau Waigeomemberikan gambaran
menarik persebaran fauna
dari utara Wallacea kewilayah Papua.
10. Platymantis punctatus Peters & Doria, 1878
Nama Inggris : Wrinkled Ground Frog
Spesimen : dua puluh empat spesimen telah dikoleksi, yaitu : MZB Amp 13260-13282
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 20/53
Platymantis punctatus
foto oleh A. Hamidy
Ekologi : Jenis ini
termasuk golongan katakumum dijumpai di pulua
Waigeo, spesimen yang
dikoleksi didapatkan dari
pinggir sungai, bersuara diantara bebatuan. Jantan
memiliki suara keras dan
pendek “Took Took” . Jenisini dijumpai pada
ketinggian < 500 m dpl.
Distribusi : Jenis ini terdistribusi di Batanta, Waigeo dan Papua (Iskandar & Ed Colijn,2000; Frost, 1985) pegunungan Arfak New Guinea (Frost, 1985).
Platymantis punctatus foto oleh A. Hamidy
Catatan Taksonomi : katak merupakan jenis umum yang dijumpai di pulua Waigeo.Beberapa koleksi spesimen MZB dari jenis ini juga dikoleksi dari daratan Papua. Dari
karakter morfolologi sangat bervariasi, meliputi warna coklat, kehitaman sampai coklat
kemerahan bintik putih pada bagian dorsalnya. Kulit umumnya licin dengan granula disekitar pundak.
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 21/53
11. Rana papua Lesson, 1830 Nama Inggris : Papua Wood Frog
Spesimen : enam belas spesimen telah dikoleksi, yaitu : MZB Amp 13341-13356
Rana papua
foto oleh A.Hamidy
Distribusi : Jenis ini
terdistribusi di Waigeo,Yapen dan Papua (van
Kampen, 1923; Iskandar &
Ed Colijn, 2000),sedangkan Frost (1985)
hanya menyebutkan New
Guinea sebagai lokasidistribusinya. Brogersma
(1948) mencatat jenis ini
juga terdistribusi di pulauMorotai, berdasarkan satu
spesimen di RMNH no
8685 yang dikoleksi oleh H.A. Bernstein tahun 1862.
Ekologi : Jenis ini termasuk golongan katak hanya dijumpai di kolam dan sungai hutansekunder, pinggiran hutan, pinggiran pemukiman pada ketinggian lokasi 0-800 m dpl.
Spesimen dikoleksi dari tempat yang jarak horizontal dari kolam 0-50 m. Jenis ini
biasanya berkumpul pada satu kolam dengan tumbuhan air yang lebat, sehingga sangatsulit untuk terlihat, selain itu apabila merasa terganggu, maka mereka juga akan
mengeluarkan alert call.
Rana papuafoto oleh A. Hamidy
Catatan Taksonomi : Type locality jenis ini
bersal dari pulau Waigeo,
namun koleksi specimenmasih sangat dibutuhkan
untuk mengkaji taksonomi
populasi di beberapa pulauseperti Ternate, Halmahera,
Waigeo dan mainlandPapua.
12. Rana arfaki Meyer, 1874
Nama Inggris : Arfak Mountains FrogSpesimen : tiga belas spesimen telah dikoleksi, yaitu : MZB Amp 13309-13321
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 22/53
Rana arfaki
foto oleh A. Hamidy
Ekologi : Jenis ini
termasuk golongan katakyang berukuran besar,
umum dijumpai di Waigeo,
di pinggir-pinggir sungai.
Semua spesimen dikoleksidari sungai di hutan primer
pada ketinggian lokasi 0-30
m dpl. Spesimen dikoleksidari tempat yang jarak
horizontal dari sungai 0-1,5
m.Distribusi : Jenis ini
terdistribusi di Aru, Papua,
Papua New Guinea (Iskandar & Ed Colijn, 2000), sedangakn Frost (1985) hanyamencatat jenis ini di pulau Aru dan New Guinea, namun demikian sebelumnya van
Kampen (1923) telah mencatat jenis ini sebagai salah satu jenis amfibi di pulau Waigeo.
Dari lokasi distribusinya, maka pulau Waigeo merupakan batas distribusinya paling utara.
Rana arfaki foto oleh A. Hamidy
Catatan Taksonomi : Koleksi ilmiah dari jenis sangat penting untuk MZB karena
merupakan koleksi baru jenis ini dari kepulauan sekitar Papua. Secara taksonomi jenis ini belum banyak dikaji, mengingat keterbatasan ketersediaan sample.
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 24/53
14. Hypsilurus dilophus (Dumeril & Bibron, 1837)
Nama Inggris : Bunglon Naga hutan
Spesimen : hanya satu spesimen telah dikoleksi, yaitu : MZB Lac 6453
Hypsilurus dilophus
foto oleh A. Hamidy
Ekologi : Jenis dijumpai
pada saat berjemur di pucuk pohon pada
ketinggian 7 meter di lokasi
hutan sekunder. KelompokAgamids ini, aktif di siang
hari, mengkamuflasekan
dirinya dengan hijaunyadedaunan.
Distribusi : Jenis ini terdistribusi luas, di kepulauan Kei dan Aru, Batanta, New Guinea,
pulau Fergusson dan kepulauan d’Entrecasteaux (de Roiij, 1915; Manthey & Schuster,
1996)
Hypsilurus dilophus foto oleh A.Hamidy
Catatan Taksonomi : Keberadaan jenis ini di pulua Waigeo merupakan record baru,
sehingga menambah luasan wilayah distribusinya.
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 25/53
FAMILIA GEKKONIDAE
15. Cyrtodactylus marmoratus Gray, 1831
Nama Inggris : Marbled Bow-fingered Gecko
Spesimen : tujuh spesimen telah dikoleksi, yaitu : MZB Lac 6494-6500
Cyrtodactylus marmoratus
foto oleh A. Hamidy
Ekologi : Jenis ini adalh nocturnaldijumpai di pinggir sungai,
merayap di pohon dan jembatan.
Semua spesimen dikoleksi darilokasi dengan ketinggian 0-100 m
dpl di pohon dengan jarak vertikal
dari permukaan tanah 1,5 meter.Distribusi : Distribusi jenis sangat
luas meliputi kepulauan Indo-
Australian (Bauer, 1994).
Cyrtodactylus marmoratus foto oleh A. Hamidy
Catatan Taksonomi : Koleksi ilmiah dari jenis sangat penting karena sampai sekarang
MZB belum memiliki koleksi jenis dari pulau Waigeo.
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 26/53
16. Cyrtodactylus loriae (Boulenger, 1898)
Nama Inggris : Boulenger's Bow-fingered GeckoSpesimen : hanya satu spesimen telah dikoleksi, yaitu : MZB Lac 6454
Cyrtodactylus loriae
foto oleh A. Hamidy
Ekologi : Tokek ini
merupakan hewannocturnal dijumpai di
pohon besar, specimen
dijumpai pada saat turun ke banir akar pohon besar di
hutan primer . Pada malam
hari biasanya jenis ini berada pada banir-banir
akar pohon besar untuk
mencari seranngga sebagaimangsanya.
Distribusi : Jenis ini terdistribusi di bagian barat daratan New Guinea (Bauer, 1994).
Beberapa specimen MZB dikoleksi dari Sorong oleh Djoko T. Iskandar pada tahun 1999.
Cyrtodactylus loriae foto oleh A. Hamidy
Catatan Taksonomi : Koleksi ilmiah dari jenis sangat penting karena merupakan record
baru jenis ini di pulau Waigeo.
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 27/53
17. Hemidactylus frenatus Dumeril & Bibron, 1836
Nama Inggris : Common House Gecko
Spesimen : tiga specimen telah dikoleksi, yaitu : MZB Lac 6501-6503
Hemidactylus frenatus
foto oleh M. I. Setiadi
Ekologi : Jenis ini sangat
umum dijumpai, dikenalsebagai cicak rumah biasa,
terutama dijumpai sekitar
perumahan. Seringkali
terlihat aktif di siang hari(diurnal).
Distribusi : Jenis ini
terdistribusi sangat luas,yaitu meliputi Asia Selatan,
Thailand, Malaysia,Indonesia, Philiphina,Papua New Guinea,
Australia and Pasifik
(Iskandar, in press.), meliputi wilayah sub tropic dan tropic (Bauer, 1994). De rooij(1915) juga mencatat jenis ini di pulua Waigeo.
Catatan Taksonomi : Koleksi ilmiah dari jenis sangat umum, namun demikian koleksi
jenis ini dari Waigeo merupakan yang pertamakalinya untuk MZB.
18. Hemidactylus garnotii Dumeril & Bibron, 1836 Nama Inggris : Indopacific Gecko
Spesimen : hanya satu spesimen telah dikoleksi, yaitu : MZB Lac 6504
Hemidactylus garnotii foto oleh
M.I. Setiadi
Ekologi : Secara umum
jenis ini sangat umumdijumpai, tetapi di Waigeo
dijumpai di semak-semak
tertangkap di sweep netserangga, pada saat koleksi
serangga.
Distribusi : Jenis ini terdistribusi sangat luas, yaitu meliputi China, Asia Tenggara,
Thailand, Malaysia, Sumatera, Kalimantan, Jawa, Tahiti, Filiphina, Irian Jaya, Papua
New Guinea dan Pasifik (Iskandar, in press.), India dan Asia Selatan dan Polynesia(Bauer, 1994; Kluge, 2001)
Catatan Taksonomi : Koleksi ilmiah dari jenis sangat umum, namun demikian koleksi
jenis ini dari Waigeo, merupakan yang pertamakalinya untuk MZB.
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 28/53
19. Gehyra baliola (Dumeril & Dumeril, 1851) Nama Inggris : Dumeril’s Dtella
Spesimen : hanya satu spesimen dikoleksi, yaitu : MZB Lac 6520
Ekologi : Jenis dijumpai pohon-pohon besar yang memiliki permukaan batang halus,tumbuh di pinggir-pinggir sungai, sama pada umumnya tokek, seringkali turun ke banir
akar untuk mencari serangga pada malam hari.
Distribusi : Jenis ini terdistribusi di New Guinea bagian selatan, pulua-pulua di selatTorest dan Great Barrier Reef (Bauer, 1994).
Catatan Taksonomi : Keberadaan jenis ini di pulua Waigeo merupakan catatan penting
sebagai record baru, mengigat ketdaklaziman tersebut, kajian mendalam terhadapspecimen sangat diperlukan.
FAMILIA SCINCIDAE
20.
Lygisaurus novaeguineae (Meyer, 1874) Nama Inggris : New Guinea Four-Fingered Skink
Spesimen : hanya tujuh spesimen berhasil dikoleksi, yaitu : MZB Lac 6513-6519
Lygisaurus novaeguineae foto oleh A. Hamidy
Ekologi : Spesimen dijumpai di lantai hutan primer di hutan sekitar sungai Waimaririn,
Wairabiai dan sungai Waipale Lopintol, distrik teluk Manyailibit.
Distribusi : Jenis ini terdistribusi Maluku dan New Guinea (Iskandar, in press.)Catatan Taksonomi : Keberadaan jenis ini di pulua Waigeo merupakan new record dan
koleksi baru jenis ini dari pulau Waigeo.
21. Cryptoblepharus novaeguineae Mertens, 1928Nama Inggris : New Guinea Snake-eyed Skink
Spesimen : tiga spesimen telah dikoleksi, yaitu : MZB Lac 6508-6510
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 29/53
Cryptoblepharus novaeguineae
foto oleh A.Hamidy
Ekologi : Spesimen
dikoleksi dari atasrerumputan di perumahan
desa Lopintol, teluk
Manyailibit. Semua
spesimen yang dikoleksidijumpai pada saat
memanjat pohon.
Kebanyakan jenis darigenus Cryptoblepharus
dikenal sebagai kadal
pantai yang aktif di permukaan pasir dan di
antara tumbuhan pantai.
Distribusi : Jenis ini terdistribusi sebelah utara New Guinea (Iskandar, in press.) .
Cryptoblepharus novaeguineae foto oleh A.Hamidy
Catatan Taksonomi : Keberadaan jenis ini di pulua Waigeo merupakan new record dan
koleksi baru jenis ini dari pulau Waigeo.
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 30/53
21. Emoia caeruleocauda (de Vis, 1892)
Nama Inggris : Pasific Bluetail Emo Skink
Spesimen : enam belas spesimen telah dikoleksi, yaitu MZB Lac 6478-6493
Emoia caeruleocauda
foto oleh A. Hamidy
Status Taksonomi : Kadal
ini telah mengalami banyak
perubahan nama, pertama
kalinya jenis ini dikenaldengan nama Scincus
cyanurus, kemudian
mengalami beberapa nngdikenal dan diikuti oleh
banyak author adalah Lygosoma cyanura yangdiusulkan oleh Boulenger
pada tahun 1887.
Selanjutnya Loveridge pada tahun 1948 mengusulkan nama Emoia caeruleocauda, namaini cukup diterima dan diikuti oleh author-author selanjutnya sampai sekarang.
Distribusi : Borneo, Sulawesi, Philippines, Maluku, New Guinea, Solomon, Pasific
(Iskandar, in press.)
Habitat : Jenis ini dikoleksi dari habitat hutan sekunder. Di Petea jenis ini dikoleksi padasaat terjebak di perangkap lem yang diletakkan di atas tanah dibawah rumpun pohon
bambu.
Biologi : Jenis ini merupakan oviparus, jumlah telurnya adalah dua butir, berkembangbiak sepanjang tahun, namun puncak perkembangbiakan adalah bulan
November sampai Februari (Brown, 1991). Kadal ini adalah kadal semi arboreal.
Emoia caeruleocauda
foto oleh A. Somadijaya
Deskripsi : Panjang tubuh
dewasa (SVL) berukuran
40,3 - 65 mm untuk jantan,
dan 40,9- 54,5 untuk betina
(Brown, 1991). Pola sisik :terdapat tujuh sisik
supraciliaries, sepasangnuchal, sisik loreal anterior
berbentuk lebih pendek,sisik supralabial berjumlah
enam atau tujuh, sisik lower
labial berjumlah enam atau
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 31/53
tujuh juga, sisik-sisiknya smooth, jumlah sisik keliling tubuh bagian tengah 27-36
(Brown, 1991). Pola warna : bagian dorsal berwarna hitam kecoklatan, terdapat tiga garis putih sepanjang tubuhnya, garis strip putih tersebut dimulai dari moncongnya sampai ke
posterior tubuhnya, ekor berwarna biru, namun warna ini akan berubah ketika sudah
dewasa menjadi coklat tua dengan ekor berwarna coklat muda kemerahan.
22. Emoia atrocostata (Lesson, 1830)
Nama Inggris : Mangrove Emo Skink
Spesimen : dua spesimen telah dikoleksi, yaitu : MZB Lac 6505 dan 6506
Emoia atrocostata foto oleh A.
Hamidy
Ekologi : Spesimen
dikoleksi hutan mangrove, jenis ini sering terlihat
berjemur di sekitar hutan
mangrove.Distribusi : Jenis ini
terdistribusi sangat luas,
meliputi Mariana, Carorila
Barat, palau, Bismarcks,Sepanjang batas Lempeng
Pasifik dan Australia,
Sebelah barat New Guinea,Pulau-pulau di selat Torest,
East Indies, Pulau Christmas, Semenanjung Malaysia, Indochina, Borneo, Philippines,
Taiwan dan pulau Miyakoshima di Ryukyus (Brown, 1991). Di WaigeoHalmahera, jenis
ini hanya dikoleksi dari Mumes.
Emoia atrocostata
foto oleh A. Hamidy
Catatan Taksonomi : Jenis ini dikenalsebelumnya dikenal sebagai Lygosoma atracostatum (de
Rooij, 1915). Koleksiilmiah jenis ini merupakan
yang pertama dari Waigeountuk MZB.
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 33/53
24. Emoia physicae (Dumeril & Bibron, 1839) Nama Inggris : Slender Emo SkinkSpesimen : enam belas spesimen telah dikoleksi, yaitu : MZB Lac 6460- 6475
Emoia physicae
foto oleh A. Hamidy
Ekologi : jenis iniseringkali dijumpai di lantai
hutan sekunder dan primer.
Informasi ekologi dari jenis
ini masih sangat terbatas.Distribusi : Jenis ini
terdistribusi di New Guinea
tengah dan TenggaraIskandar in press.; Brown,
1991).
Emoia physicae foto oleh A. Hamidy
Catatan Taksonomi : Jenis ini dikenal sengai grup besar physicae Iskandar in press.;
Brown, 1991). Kajian mendalam sangat dibutuhkan untuk memperjelas statustaksonomininya.
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 34/53
25. Emoia kordoana (Meyer, 1874) Nama Inggris : Meyer's Emo SkinkSpesimen : hanya satu spesimen telah dikoleksi, yaitu : MZB Lac 6507
Emoia kordoana foto oleh A.Hamidy
Ekologi : Spesimen tunggal ini dikoleksi di sekitar pemukiaman desa Lopintol, disemak-semak. Jenis ini merupaka species semi arboreal, sangat gesit lari dan
bersembunyi di antara semak belukar.
Emoia kordoana foto oleh A.Hamidy
Distribusi : Jenis ini terdistribusi
di New Guinea, Admiraly,Bismarck (Iskandar in press.;
Brown, 1991). Maluku (Brown,
1991).
Catatan Taksonomi : Jenis inidikenal termasik dalamcyanogaster group (Brown, 1991).Koleksi jenis ini dari pulua Waigeo
merupakan new record .
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 35/53
26. Lamprolepis smaragdina (Lesson, 1830)
Nama Inggris : Emerald SkinkSpesimen : tiga spesimen telah dikoleksi, yaitu : MZB Lac 6455-6457
Lamprolepis smaragdina
foto oleh A. Hamidy
Ekologi : Spesimendikoleksi dari sekitar
pemukiaman desa
Lopintol. Umumnyadijumpai di pohon
mangga ( Mangifera
indica). Jenis iniadalah kadal arboreal.
Distribusi : Jenis ini
terdistribusi di NewGuinea dan Solomon
(Iskandar, in press.),
namun Barbour
(1911) menggolongkan populasi di New Guinea sebagai anak jenis tersendiri, yaitu Lamprolepis smaragdina perviridis.
Lamprolepis smaragdina foto
oleh A. Hamidy
Catatan Taksonomi :
Jenis ini dikenal umum diIndonesia Timur, tersebar
mulai dari Sulawesi, New
Guinea sampai keSolomon. Ada emat anak
jenis yang sudah
didekripsi. Populasi yangmenghuni Halmahera
adalah Lamprolepis
smaragdina perviridis.
Koleksi ilmiah jenis ini merupakan yang pertama kalinya dari Waigeo untuk MZB.
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 36/53
27. Sphenomophus variegatus (Peters, 1867)
Nama Inggris : Forest Skink Spesimen : Hanya dua spesimen berhasil dikoleksi, yaitu : MZB Lac 6458-6459
Sphenomorphus variegates
foto oleh A.Hamidy
Ekologi : Spesimen
dijumpai di atas tumpukandaun kelapa dan tertangkap
di glue trap.
Distribusi : Jenis ini hanya
terdistribusi di Mindanao,Basilan, Dinagat, Jolo,
Leyte, Bohol, Sulu,
Camiguin dan Sulawesi(Iskandar, in press.)
Catatan Taksonomi : Jenis ini dulunya dikenal sebagai Lygosoma variegatus (de Rooij, 1915). Koleksi ilmiahdari jenis sangat penting karena jenis ini merupakan record baru untuk pulau Waigeo.
Informasi keeradaan jenis ini di pulau Waigeo memberikan gambaran menarik
persebaran fauna dari utara Wallacea ke wilayah Papua.
28. Sphenomorphus sp. (unidentified species)
Nama Inggris : Forest Skink
Spesimen : hanya dua spesimen berhasil dikoleksi, yaitu : MZB Lac 6511 dan 6512
Sphenomorphus sp.
(unidentified species)foto oleh A. Hamidy
Ekologi : Spesimen
ini dijumpai di
seresah hutan
sekunder gunungBomnyai, pada
ketinggian < 100 m
dpl. Informasi jenisini masih belum
diketahui.
Distribusi : Jenis ini hanya ditemukan di gunung Bomnyai, dekat desa Lopintol, distrikteluk Manyailibit.
Catatan Taksonomi : kejelasan status jenisnya perlu untuk dikonfermasi.
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 37/53
29. Glaphyromorphus sp. (unidentified species) Nama Inggris : Black Tail Skink
Spesimen : hanya satu spesimen berhasil dikoleksi, yaitu : MZB Lac 6477
Ekologi : Spesimen dikoleksi dari glue trap yang dipasang di pinggir sungai berbatu.
Informasi ekologi jenis ini masih belum diketahui.Distribusi : Genus ini umumnya tersebar di Australia, Nusa Tenggara dan New Guinea
(Iskandar, in press.)
Catatan Taksonomi : keberadaan jenis ini di pulua Waigeo merupakan new record. Cirikhas spesifik adalah memiliki alur di tengah pada dorsal tubuhnya. Di MZB dua koleksi;Glaphyromorphus cf nigricaudis dikoleksi oleh D.T. Iskandar dari pulau Gag, dan satu
spesimen dari Halmahera (Setiadi & Hamidy, 2006)
30. Tiliqua gigas (Schneider, 1801)
Nama Inggris : Giant Bluetongue Skink
Spesimen : hanya dua spesimen yang berhasil dikoleksi, yaitu : MZB Lac 6451 dan 6452
Tiliqua gigas foto oleh A.Hamidy
Ekologi : Spesimen dikoleksi pada saat terrperangkap di perangkap tikus, pada saat
koleksi mamalia di Wairabiai, sedangkan spesimen yang lain dikoleksi dari bawah
tumpukan kayu lapuk di hutan sekunder desa Lopintol, distrik Manyailibit. Jenis inimemilki prilaku difensif yang unik, yaitu mendesis, membuka mulut, meneluarkan lidah
sampai mengejar. Sehingga mayarakat lokal sangat takut terhadap jenis ini, dikenal juga
sebagai ular kaki empat.
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 38/53
Distribusi : Jenis ini terdistribusi di New Guinea (Iskandar in press.).
Tiliqua gigas foto oleh
A.Hamidy
Catatan Taksonomi :
Jenis ini pertama kalinyadideskripsi oleh Schneider
pada tahun 1801,selanjutnya Oudemans
mendeskripsi anak jenis
tersendiri Tiliqua gigas
keiensis, pada tahun 1894.Sedangkan Tiliqua di
sebelah selatan New
Guinea dan Australia merupakan jenis yang berbeda yaitu Tiliqua scincoides. Jenis inidibedakan dengan T. gigas, adalah warna lidahnya yang merah, sedangkan T. gigas
memiliki warna ujung lidah biru. Koleksi jenis ini merupakan new record untuk puluaWaigeo.
FAMILIA VARANIDAE
31. Varanus jobiensis Ahl, 1932
Nama Inggris : Peach-throated Monitor
Spesimen : Hanya dua spesimen telah dikoleksi, yaitu : MZB Lac 6443 dan 6450
Varanus jobiensis foto oleh A.Hamidy
Ekologi : Jenis ini jarangdikoleksi dengan trap
khusus dengan
menggunakan umpan berupa bangkai yang telah
membusuk. Jenis ini
dijumpai di hutan primerdan sekunder dekat desa
Lopintol. Sedangkan
spesimen lainnya dikoleksi
pada saat tidur di dalam
lubang pohon pada posisi vertikal pada ketinggian 1,5 meter.V. jobiensis umumnya dijumpai di hutan dengan vegetasi yang rapat, seringkali dijumpai
mencari makan di tanah, berjemur dan akan segera memanjat pohon apabila terancam(Philipp et al. 1999b in Pinka et al. (unpublish data). Data tentang mangsa dari 7
spesimen yang dibedah lambungnya adalah tarantula, serangga, kodok dan telur reptile.Hamper 75 % dari total mangsanya berupa serangga; jangkrik, rhynchota, kumbang,
tawon bahkan kupu-kupu (Philipp et al. 1999b in Pinka et al. (unpublish data)
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 39/53
Distribusi : Jenis ini hanya terdistribusi di Yapen, Biak, Salawati, Waigeo dan daratan
Papua New Guinea (Pinka et al. (unpublish data); Ziegler et al., 2007)
Varanus jobiensis foto oleh A. Hamidy
Catatan Taksonomi : Bagi MZB, spesimen yang dikoleksi merupakan koleksi pertama
jenis ini dari Waigeo.
32. Varanus indicus (Daudin, 1802)
Nama Inggris : Mangrove Monitor
Spesimen : empat spesimen telah berhasil dikoleksi, yaitu : MZB Lac 6444-6446 dan
6448
Varanus indicus foto oleh A. Hamidy
Ekologi : semua individu
dari hasil trap yang telah
dipasang dengan
menggunakan umpan bangkai yang sudah
membusuk. Tiga specimendikoleksi dari hutanmangrove dekat desa
Lopintol, sedangkan satu
spesimen lainnya dikoleksidari pinggiran hutan
primer, sungai Waimaririn,
Wairabiai. Di Irian jenis
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 40/53
ini, menghuni habitat yang cukup bervariasi, lebih umum dijumpai di habitat hutan yang
dekat dengan perairan asin (pantai) (Phillip, 1999). Jenis ini juga sangat mungkinmenghuni habitat sekitar pemukiman manusia (Bohme et al., 1994).
Distribusi : Jenis ini hanya terdistribusi di cukup luas, meliputi Maluku dan New Guinea
(Iskandar, in press.). Menurut Bennett (1998) jenis ini terdistribusi di Sumba, Sumbawa,
Flores, Timor, Kepuluan Maluku, Sula, Papua New Guinea sampai ke Australia bagianutara. Namun demikian, dengan dipecahnya indicus group ini menjadi 10 spesies, hal ini
perlu ditinjau ulang (Pianka et al. (unpublish data). Di Waigeo, jenis ini dikoleksi dari
Desa Lopintol dan Wairabiai, distrik Manyailibit.
Varanus indicus
foto oleh A. Hamidy
Catatan Taksonomi : Jenis ini dikenal sebagaiindicus group, yang saat ini
telah dipecah menjadi
beberapa jenis. Koleksiilmiah jenis ini dari pulau
Waigeo merupakan yang
pertamakalinya untuk
MZB.
33. Varanus doreanus (Meyer, 1874)
Nama Inggris : Bluetail MonitorSpesimen : Hanya dua spesimen saja yang berhasil dikoleksi, yaitu : MZB Lac 6447 dan
6449Varanus doreanus foto oleh A. Hamidy
Ekologi : Individudikoleksi dari hasil trap
yang dipasang di sekitar
sungai Waimaririn,Wairabiai, distrik
Manyailibit. Jenis ini bukantermasuk jenis arboreal ,dewasa biasanya menghuni
semak yang tebal,
sedangkan juvenile dan
subadult (TL, 40-75 cm)
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 41/53
menghuni tumbuhan strata atas. Fenomena juvenile dan sub adult yang menjadi arboreal
ini untuk menghindari kompetisi dan kanibalisme dari yang dewasa, seperti padaKomodo (Varanus komodoensis) (Bohme et al. in Pianka et al., 2004)
Distribusi : Jenis ini terdistribusi di Pulau Salawati, Biak, Warmar, kepulauan Aru, New
Guinea, sebelah utara Queensland, Australia (Dryden, et al. 2004, Ziegler et al., 1999b,
2001, 2007). Satu record jenis ini dari pulau Halmahera (Yuwono, 1998; Ziegler et al.,1999a, 1999b) namun demikian hal ini perlu diverifikasi (Bohme et al. in Pianka et al.,
2004). Setiadi dan Hamidy (in press) juga tidak memasukkan jenis ini dalam jenisVaranus yang menghuni pulau Halmahera.
Varanus doreanus foto oleh A. Hamidy
Catatan Taksonomi : Koleksi jenis ini dari pulau Waigeo merupakan new record untuk
pulau ini, sehingga menambah informasi ilmiah distribusinya.
SERPENTES
FAMILIA BOIDAE
34. Candoia aspera (Smith & Tepedelen, 2001)
Nama Inggris : New Guinea Viper BoaSpesimen : hanya satu spesimen telah dikoleksi,
yaitu : MZB Oph 3565
Ekologi : Jenis ular ini umum dijumpai siang harisetelah hujan lebat di hutan sekunder , dekat desa
Lopintol. Spesimen ini dikoleksi saat terperangkap
di mist net (jaring kabut). Warna tubuhnya coklat
sangat sempurna terkamuflasekan dengan anah danseresah.Candoia aspera (MZB Oph 3565) foto oleh A. Hamidy
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 42/53
Distribusi : Misool, Waigeo, Batanta, Salawati, Papua, Biak, Numfor, Seleo, Yapen dan
Papua New Guinea (termasuk Walis, Karkar, Umboi, Bismarck dan pulau Admiralty)(Iskandar & Ed Colijn, 2001).
Candoia aspera (MZB Oph 3565) foto oleh A. Hamidy
Catatan Taksonomi : Jenis ini masih monotypic, koleksi jenis ini dari pulau Waigeomerupakan yang pertamakalinya untuk MZB.
FAMILIA PYTHONIDAE
35. Morelia amethestina (Schneider, 1801)Nama Inggris : Srub Python
Spesimen : satu spesimen telah dikoleksi, yaitu : MZB Oph 3572 Morelia amethestina (MZB Oph 3572)
foto oleh A.Hamidy
Ekologi : Jenis ular inimerupakan kelompok
python semak, jenis ini
dijumpai pada saatmelingkar di atas pohon
jambu ( Eugene sp.) yang
tumbuh di tebing di atas permukaan air laut.
Ketinggian dari permukaanair adalah 7 meter.
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 43/53
Distribusi : Jenis ini terdistribusi di kepulauan Kei dan Aru, Misool, salawati, Gag,
Papua, Biak, Yapen, Papua New Guinea (termasuk Umboi, Bismarck, Kiriwina,d’Entrecasteaux dan kepulauan Louisiade) dan Australia (pulau-pulau di selat Torres)
(Iskandar & Ed Colijn, 2001).
Morelia amethestina (MZB Oph
3572) foto oleh A.Hamidy
Catatan Taksonomi : Harvey et al. (2001)merevisi Morelia
amethestina group,
kemudian mendeskripsitiga jenis baru : Morelia
clastolepis (Banda) Ambon,
Haruku, Saparua danSeram); Morelia nauta
(Banda), Taimbar; Morelia
tracyae (Halmahera).Keberadaan jenis ini di
pulau Waigeo merupakannew record .
Morelia amethestina (MZB Oph 3572) dengan panjang length 3.5 meter. foto oleh A.Hamidy
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 44/53
36. Leiopython albertisii (Peters & Doria, 1878)
Nama Inggris : White Lipped PythonSpesimen : hanya satu specimen dikoleksi yaitu : MZB Oph 3571
Leoipython albertisi (MZB Oph
3571) foto oleh A.Hamidy
Ekologi : Jenis ular dikoleksi
di dalam rumah penduduksetempat (desa Lopintol),
yaitu di dalam lubang di
bawah lantai semen.
Spesimen tersebut telahmemakan tikus rumah.
Distribusi : Jenis ini
terdistribusi di : Salawati,Papua, Biak, Papua New
Guinea (termasuk kepulauan Normanby dan Bismarck)Mussau dan Australia (pulau-
pulau di selat Torres) (Iskandar & Ed Colijn, 2001). .
Leoipython albertisi (MZB Oph 3571) foto oleh A.Hamidy
Catatan Taksonomi : Genus Leiopython ini masih satu spesies saja, yaitu L. albertisii,
jenis ini juga masih monotypic. Koleksi jenis ini dari pulau Waigeo merupakan new
record .
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 45/53
FAMILIA COLUBRIDAE
37. Dendrelaphis calligastra calligastra (Gunther, 1867)
Nama Inggris : Northern Bronzeback
Spesimen : hanya satu specimen saja telah dikoleksi, yaitu : MZB Oph 3565
Dendrelaphis calligastra
foto oleh A. Hamidy
Ekologi : spesimendikoleksi dari semak-
semak di Wairabiai, jenis
ini adalah diurnal, cukupgesit bergerak di semak.
Mangsa ular ini adalah
katak, kadak dan burungkecil. Pada malam hari
jenis ini biasanya tidur di
atas dahan pohon atausemak dengan posisi
horizontal.
Distribusi : anak jenis ini terdistribusi di kepulauan Aru, Waigeo, Misool, Batanta,
Salawati, Yos Sudarso, Papua, Biak, Numfor, Yapen, Papua New Guinea dan Australia
(pulau-pulau di selat Torres dan semenanjung Cape York) (Iskandar & Ed Colijn, 2001).
Dendrelaphis calligastra
foto oleh A. Hamidy
Catatan Taksonomi : Sampai saat ini jenis
Dendrelaphis calligastraterbagi menjadi dua anak
jenis, anak jenia yang
lain adalah Dendrelaphis
calligastra keiensis (Mentens, 1926), anak
jenis ini terdistribusi di
pulua Buru, Boano,Manipa, Seram, Saparua,
Ambon, Barbar, Taimbardan kepulauan Kei(Iskandar & Ed Colijn,
2001).
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 46/53
38. Stegonotus sp (undescribed species) Nama Inggris : Frog-eating Snake
Spesimen : hanya tiga specimen telah dikoleksi, yaitu : MZB Oph 3565-3567
Stegonotus sp foto oleh A.Hamidy
Ekologi : semua spesimen dijumpai di seresah dan bebatuan di pinggir sungai pada
malam hari ketika mereka mencari makan. Jenis ini merupakan kelompok ular nocturnal,
mangsanya berupa katak, dan reptile kecil lainnya.Distribusi : Genus ini tersebar di Serawak dan Sabah, Maluku, Lesser Sunda, New
Guinea, Papua New Guinea dan Australia.
Stegonotus sp
foto oleh A.Hamidy
Catatan Taksonomi : keberadan genus ini di
pulau Waigeo
merupakan record baru.Jenis ini memiliki
karakter mirip S.
parvus, S. modestus danS. cucullatus, namun
dari jumlah kombinasi
jumlah sisik-sisiknya
masih menunjukkankarakter yang berbeda.
Namun demikian, status
taksonomi jenis ini banyak belum
diketahui, sehingga jenis-jenis Stegonotus di Indonesia perlu untuk segera direvisi
(Iskandar & Ed Colijn, 2001).
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 48/53
ELAPIDAE
40. Micropechis ikaheka ikaheka (Lesson, 1829)
Nama Inggris : Pacific Coral Snake
Spesimen : -
Ekologi : jenis ini merupakan kelompok ular sangat berbisa, merupakan kelompok ular
nocturnal, namun juga dijumpai bergerak lambat di sntsrs seresah hutan di siang hari.Jenis ini dijumpai di hutan dekat sungai Wairabiai.
Distribusi : anak jenis ini terdistribusi di Batanta, Misool, Salawati, Waigeo, Papua,
Numfor, Yapen dan Papua New Guinea (Iskandar & Ed Colijn, 2001; O’Shea, 1996).Catatan taksonomi : sampai saat ini ada dua anak jenis, anak jenis yang lain adalah M.
ikaheka fasciatus (Fischer, 1884). Anak jenis ini terdistribusi di keplauan Aru, Papua dan
Papua New Guinea (Iskandar & Ed Colijn, 2001).
41. Laticauda colubrina (Scheineder, 1799)
Nama Inggris : Banded Sea Krait
Spesimen : tiga specimen telah dikoleksi, yaitu : MZB Oph 3568-3570 Laticauda laticauda
foto oleh A.Hamidy
Ekologi : seperti pada umumnya
kelompok ular laut, jenis ini sangat
berbisa, waluapun perilakunya tidakagresif. semua spesimen dijumpai
pada siang hari di pantai Lopintol,
distrik teluk Manyailibit.
Distribusi : lautan India bagian
timur (termasuk kepuluan Andaman dan Nicobar), Jepang, Taiwan, Bangladesh,
Myanmar, Vietnam, Thailand, semenajung Malaysia, Singapore, Brunai, Indonesia,Filipina, Papua New Guinea, kepulauan Solomon dan Palau, Australia, Caroline, Fiji,
Cook, pulau Gilbert, Nauru, New Caledonia, Tonga, Vanatua dan New Zealand (Iskandar
& Ed Colijn, 2001). Keberadaan jenis ini di pulua Waigeo merupakan new record.
Laticauda laticauda foto oleh A.Hamidy
Catatan taksonomi :
Di perairan Indonesia terdapat 38
jenis ular laut dari total 60 jenis yang
ada di dunia. Namun demikian samadengan kelompok ular laut ini masih
sangat diperlukan kajian taksonomi
dan evolusinya.
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 49/53
TESTUDINATA
CHELYIDAE
42. Elseya novaeguinea (Meyer, 1874)
Nama Inggris : Snapping TurtleSpesimen : satu spesimen betina telah dikoleksi MZB Test 374
Elseya novaeguinae foto oleh A.Hamidy
Ekologi : Spesimen inidijumpai di tebing
pinggiran sungai
Bayon, setelah terjadi banjir besar
sebelumnya. Spesimen
betina yang dikoleksiterdapat 7 butir telur,,
hal ini memberikan
informasi
reproduksinya.Distribusi : New
Guinea (Iskandar & Ed
Colijn, 2001).
Elseya novaeguinae
foto oleh A.Hamidy
Catatan taksonomi :
Jenis ini masih banyak
belum diketahui, dan
jenis ini belum banyak
diketahui dari pulau- pulua sekitar New
Guinea, namun de Roiij
(1915) jugamemasukkan jenis ini
sebagai salah satureptilia dari pulauWaigeo.
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 50/53
CROCODILIA
CROCODYLIDAE
43. Crocodylus porosus Schneider, 1801 Nama Inggris : Salt Water Crocodile
Spesimen : -
Crocodilus porosus di tempat rearing Buaya Sorong foto oleh A.Hamidy
Ekologi : walaupun pada saat survei tidak dijumpai, namun jenis ini dilaporkan dari
muara sungai Bayon. Jenis buaya ini paling umum dijumpai, sama seperti kelompok
buaya lainnya jenis ini aktif menjelang senja.
Distribusi : Asia Tenggara, Indonesia, Filipina dan Australia (Iskandar & Ed Colijn,2001).
Masyarakat local mengkoleksinya apabila
ada pesanan dari supplier di Sorong.Keberadaan jenis ini di Muara sungai
Bayon juga dikuatkan informasi dari pusat
rearing buaya di Sorong.
Crocodilus porosus foto oleh A.Hamidy
Catatan taksonomi : Jenis ini masih
monotypic species.
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 51/53
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil survei dan koleksi lapangan telah didapatkan 194 spesimen, yang terdiri dari12 jenis amfibia dan 32 jenis reptilia. Untuk kelas amfibi terdapat 2 jenis suspect new
species (katak pohon hijau besar dan katak Callulops) , 6 jenis new record untuk pulau
Waigeo, dimana 1 diantaranya teridentifikasi sampai kategori genus saja. Sedangkan
kelas reptilia, 1 jenis suspect new species (ular), 14 jenis sebagai new record untuk pulauWaigeo, dan 3 jenis teridentifikasi sampai kategori genus. Dari informasi tersebut, sangat
disarankan untuk mengkaji taksonomi herpeteofauna pulau Waigeo secara mendalam,
dan memperluas wilayah sampling, mengingat masih banyak wilayah waigeo yang belum banyak terungkap keragaman herpetofaunanya.
DAFTAR PUSTAKA
Bauer, A.M. 1994. Familia Gekkonidae (Reptilia, Sauria) Part 1 Australia and Oceanica.
Walter de Gruyter. Berlin.Boettger, O. 1895. Liste der Reptilien und Batrchier der Insel Halmaheira nach den
Sammlungen Prof. Dr. W. Kükenthal’s Zoologischer Anzeiger 18 : 129 – 138Böhme, W. and T. Ziegler. 2005. A new monitor lizard from Halmahera, Moluccas,
Indonesia (Reptilia: Squamata: Varanidae). Salamandra. 41 (1/2): 51-59.Bohme, W., Kai M. Philip & Thomas Ziegler in R. Pianka, Dennis R King & Ruth A.
King. 2004. Varanoid Lizards of the World. Indiana University Press.
Indianapolis. Pp 168Bőhme, W. and Jacobs, H.J. 2001. Varanus macraei sp. nov., eine neue Waranart der V.
prasinus-Gruppe aus West Irian, Indonesia. Herpetofauna 23: 5-10
Brongersma, L. D. 1948. Frogs and Snakes from the island of Morotai (Moluccas). Zoologische Mededelingen 29: 306-310
Brown, R. M., A. E. Levinton & R. V. Sison, 1999. Description of new species ofPseudorabdion (Serpentes : Colubridae) from Panay Island, Philiphines with a
revised key to genus. Asiatic Herpetol Res 8 : 7-12.
Brown, R. M., J. Supriatna & H. Ota, 2000. Discovery of new species of Luperosaurus (Squamata ; Gekkonidae) from Sulawesi, with phylogenetic analysis of the
genus, and comments on the status of Luperosaurus serraticaudus. Copeia I :
191-209.
Brown, W. C. 1991. Lizards of the genus Emoia (Scincidae) with Observations on TheirEvolution and Biogeography. The California Academy of Sciences and
Chistensen Research Institute. San Fransisco
De Rooij, N. 1915. The reptiles of the Indo-Australian Archipelago. I. Lacertilia,Chelonia, Emydosauria. 1-384. Brill E. J., Leiden, the Netherlands
De Rooij, N. 1917. The reptiles of the Indo-Australian Archipelago. II. Ophidia. 1-334.
Brill E. J., Leiden, the Netherlands.Dryden, G. & Thomas Ziegler in R. Pianka, Dennis R King & Ruth A. King. 2004.
Varanoid Lizards of the World. Indiana University Press. Indianapolis. Pp 189
Eidemuller, B. and Wicker, R. 2005. Eine weitere neue Waranart aus dem Varanus prasinus-Komplex von der insel Misol, Indonesia. Sauria 27:3-8
George, W. 1981. Wallace and his line. in : Whitmore, T.C. (ed). 1981. Wallace’s line
and plate tectonics. Clarendon Press, Oxford.
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 52/53
Hall, R. 1998. The plate tectonics of Cenozoic SE Asia and the distribution of land and
sea. in Hall, R. & J. D. Holloway (eds.). 1998. Biogeography and GeologicalEvolution of SE Asia. Backhuys Publisher, Leiden.
Harvey, M. B., D. G. Barker, L. K. Ammerman & P. T. Chippindale. 2000. Systemaatics
of Pythons of the Morelia amethestina complex (Serpentes: Boidaae) with
descriptions of the tree new species. Herpetological Monographs 14 : 139-185Iskandar, D. T. & Ed Colijn. 2001. Checklist of Southeast Asian Herpetofauna I.
Amphibians. Treubia 31. part 3 (Supplement) : 1-133
Iskandar, D. T. & Colijn. 2002. Checklist of Southeast Asian Reptiles I. Snakes.Biodiversity conservation Project. Jakarta, binamitra 195 pp.
Iskandar, D. T. (tentative). Checklist of Southeast Asian Reptiles . Lacertilia (in press)
Iskandar, D.T & Tjan, K. N. (1996). The amphibian and reptiles of Sulawesi, with notes
on the distribution and chromsom number of frogs (eds D. J. Kitchener & A.
Suyanto) pp. 39-46. Proceedings of the first international conference on eastern
of Indonesian-Australian vertebrate fauna. MenadoInger, R. F. 1954. Systematics and zoogeography of Philiphine amphibia. Fieldiana :
Zoology, 33, 185-531.Inger, R. F. & Stuebing, R. B. 1997. A field guide to the frogs of Borneo. Natural
History Publications, Kota Kinabalu, 205 pp.Jacobs, H.J. 2003. A further new emerald tree monitor lizard of the Varanus prasinus
species group from Waigeo, West Irian (Squamata: Sauria: Varanidae).
Salamandra 39(2):39-64Kopstein, F. 1926. Reptilien von den Molukken und den benachbarten Inseln.
Zoologische Mededelingen 9:71-112
Kluge, A. G. 2001. Gekkotan Lizard Taxonomy. Hamadryad. Vol 26 No. 1.Lesson, R.P. 1830. Observations generales sur les reptiles recuellis dans le voyage. In L.I.
Duperrey, (ed), Voyage autour de monde, execute par order du Roi, sur la
corvette de sa Maestee La Coquille, pendant les annees 1822-1825. Arthus
Bertrand, Paris. Zoologie 2 (10): 1-65.
Manthey, U. & N. Schuster. 1996. Agamid Lizards. T.F.H. Publications, Inc. UnitedStates. pp 104
Monk, K. A., Y. de Freetes & G. Reksodiharjo-Liley. 1997. The ecology of Nusatenggara
& Maluku. Periplus, Hongkong
O’Shea, M. 1996. A Guide to The Snakes of Papua New Guinea. Independent Group PtyLtd. Port Moresby
Pianka, E. R. & D. R. King with R. A. King. 2004. Varanoid Lizards of the World.
Indiana University Press. Bloomington & IndianapolisPhillipp, K. M., T. Ziegler & W. Böhme, 2004 dalam Pianka, E. R. & D. R. King with R.
A. King. 2004. Varanoid Lizards of the World. Indiana
Philip, K.M., Bohme, W., & Thomas Ziegler in R. Pianka, Dennis R King & Ruth A.King. 2004. Varanoid Lizards of the World. Indiana University Press.
Indianapolis. Pp 189
Richards, S. J. , Paul Oliver, Chris Dahl & Burhan Tjaturadi. 2006. A new species oflarge green tree frog (Anura : Hylidae: Litoria) from nothern New Guinea.
Zootaxa (1208) : 57-68
8/15/2019 Herpetofauna Waigeo Papua
http://slidepdf.com/reader/full/herpetofauna-waigeo-papua 53/53
Richards, S. J. & Paul Oliver. 2006. Two new species of large green canopy-dwelling
frogs (Anura : Hylidae: Litoria) from Papua New Guinea. Zootaxa (1295) : 41-60
Richards, S., B. Tjaturadi, K. Krey, R. Kurniati, A. Werimon, H. Kafiar, S. Roni, E. Kore
& Arthur Tipawel. 2007. Draft for Discussion only : Herpetofauna (unpublished
data)Setiadi, M.I. dan A. Hamidy. 2006. Jenis-jenis Herpetofauna di pulau Halmahera.
Kerjasama Pusat Biodiversitas, Universitas Indonesia dengan Museum
Zoologicum Bogoriense, Puslit Biologi-LIPI. (unpublished data)Setiadi, M.I. dan A. Hamidy. (tentative). The Herpetofauna of Halmahera. (in press.)
Van Kampen, P. N. 1923. The Amphibia of the Indo-Australian Archipelago. E.J. Brill,
LeidenWijaksena, A. 2005. Fauna pulau waigeo yang perlu diselamatkan. Media Indonesia edisi
7 Juni 2005 dalam http://www.infopapua.com/
Ziegler, T., Andreas Schmitz, Adre Koch & W. Bohme. 2007. A review of the sub genusEuprepiosaurus of Varanus (Squamata: Varanidae): morphological and
molecular phylogeny, distribution and zoofeography, with an identification keyfor the members of the V. indicus and V. prasinus species group. Zootaxa 1472:
1-28.
Top Related