VII. Hasil Pengamatan
No. Percb
Prosedur KerjaHasil Pengamatan
Dugaan/Reaksi KesimpulanSebelum Sesudah
1. Denaturasi Proteina.denaturasi karena perubahan asam asetat
-Susu: larutan berwarna putih
-Putih telur: larutan tidak berwarna
-CH3COOH: larutan tidak berwarna
-Protein susu + 2 tetes CH3COOH 1 N: larutan menjadi keruh (+) dan terbentuk endapan putih
-Setelah dipanaskan: endapan putih bertambah banyak (++)
-Protein putih telur +2 tetes CH3COOH 1 N: terbentuk endapan putih
-Setelah dipanaskan: endapan putih bertambah banyak (++)
Protein akan terdenaturasi dengan menambahkan asam asetat yang ditandai dengan terbentuknya endapan
- Protein susu dan telur mengalami denaturasi karena penambahan asam asetat yang ditandai dengan terbentuknya endapan
b. denaturasi karena pemanasan -3 mL larutan protein susu: berwarna putih
-3 mL larutan protein telur: tidak berwarna
-(NH4)2SO4: larutan tidak
-3 mL larutan protein susu setelah dipanaskan: larutan keruh
-Setelah didinginkan : larutan keruh
-Bagian I+ 2 tetes (NH4)2SO4: larutan
Protein akan mengalami denaturasi akibat pemanasan dan penambahan garam yang ditandai dengan terbentuknya endapan
-Protein mengalami denaturasi karena pemanasan dan penambahan garam yang ditandai dengan terbentuknya
5 mL larutan Protein
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi- ditambahkan 2 tetes CH3COOH 1 N
sambil dikocok
Endapan putih
Endapan putih
- Dipanaskan dalam penangas air selama 5 menit
2-3 mL larutan Protein
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi- dipanaskan selama 1 menit
- didinginkan- dibagi menjadi 2 bagian
Endapan putih
berwarna keruh (++) dan terbentuk endapan putih
-setelah dipanaskan larutan keruh (+++)
-Bagian II setelah dipanaskan: larutan keruh(+)
-3 mL larutan protein putih telur setelah dipanaskan larutan menjadi keruh
-Bagian I +(NH4)2SO4 : larutan keruh (+++) berwarna putih
-Bagian II: setelah dipanaskan larutan keruh (+) berwarna putih
Pemanasan:
Penambahan (NH4)2SO4:
endapan-Protein
mengalamai dentaurasi karena penambahan garam (NH4)2SO4
yang ditandai dengan terbentuknya endapan yang semakin banyakLarutan keruh
berwarna putih
Larutan keruh berwarna putih
Bagian I Bagian II
- ditambahkan 1-2 tetes ammonium sulfat
- dipanaskan
- dipanaskan
Bagian IIBagian I
R
NH2
CO2H R
H
NH3+
O
O-
CCC
R
NH2
CO2H R
H
NH3+
O
O-
CCC
NH2SO4 C
O+
R
NHOH C
O+
R
H2SO4 H+
kalor
NH2SO4
R
+ COOH + NH2CHCOOH
R
NH2SO4 C
O+
R
NHOH C
O+
R
H2SO4 H+
kalor
NH2SO4
R
+ COOH + NH2CHCOOH
R
c. denaturasi karena penambahan formaldehid -Formaldehid: larutan jernih tidak berwarna
-Aquades: tidak berwarna
-30 tetes protein susu + 1otein deng mL formaldehid: endapan putih (+)
-30 tetes protein telur + 1 mL formaldehid: endapan putih
Protein pada telur lebih banyak dan lebih cepat terdenaturasi membentuk endapan akibat reaksi gugus amino pada protein dengan formaldehid yang ditandai dengan terbentuknya endapan
Protein mengalami denaturasi karena penambahan formaldehid yang ditandai dengan terbentuknya endapan
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- ditambahkan larutan berprotein
1-15 mL larutan Formaldehid + 2 mL aquades
Endapan putih
R CH
NH3+
C
O
O+ 2CH2 R CH CO2H
NHOCH2CH2OH
R CH
NH3+
C
O
O+ 2CH2 R CH CO2H
NHOCH2CH2OH
2 Reaksi Amfoter Protein -Aquades: tidak berwarna
-HCl: larutan tidak berwarna
-Kertas lakmus: berwarna merah
-Larutan protein susu: berwarna putih
-Larutan protein telur: tidak berwarna
-NaOH: larutan tidak berwarna
-Indikator PP: larutan tidak berwarna
-3 mL aquades + HCl: larutan tidak berwarna dan saat diuji dengan kertas lakmus berwarna merah
-3 mL aquades + HCl+3 mL protein susu: kertas lakmus berwarna merah
-3 mL aquades + HCl+3 mL protein putih telur: kertas lakmus berwarna merah
-3 mL protein susu+NaOH+ 3 tetes Indikator PP: larutan berwarna merah jambu
-3 mL protein putih telur+ NaOH+ 3 tetes indikator PP: larutan jernih berwarna merah jambu
-3 mL NaOH+ 3 tetes indikator PP:larutan keruh berwarna merah jambu
Saat penambahan basa sifat protein yaitu amfoter yang mengakibatkan protein dapat bersifat asam atau basa.
Reaksi ketika ditambahkan asam:
Reaksi ketika ditambahakan basa:
Protein bersifat amfoter, jika protein ditambahkan basa akan bersifat basa yang ditandai dengan terbentuknya warna merah muda saat penambahan NaOH dan indikator PP dan jika protein ditambahkan asam akan bersifat asam yang ditandi dengan perubahan kertas lakmus biru menjadi warna merah
3 mL aquades
Kertas lakmus berwarna merah
2-3 mL larutan protein
- ditambahkan bertetes-tetes larutan NaOH diatas dalam tabung reaksi
3 mL larutan NaOH encer
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi- ditambahkan beberapa tetes indikator PP
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi- ditambahkan 1 tetes HCl 1 N- ditambahkan beberapa tetes indikator
kongoLarutan berwarna biru
- ditambahkan 2-3 mL larutan protein
Larutan berwarna merah jambu
Larutan berwarna merah jambu
R
CNH3+ H + H+
CO2-
NH3+
R
C H
CO2H
R
CNH3+ H + OH-
CO2-
NH2
R
C H + H2O
CO2-
H
R
CNH3+ H + H+
CO2-
NH3+
R
C H
CO2H
R
CNH3+ H + OH-
CO2-
NH2
R
C H + H2O
CO2-
H
R
CNH3+ H + H+
CO2-
NH3+
R
C H
CO2H
R
CNH3+ H + OH-
CO2-
NH2
R
C H + H2O
CO2-
H
R
CNH3+ H + H+
CO2-
NH3+
R
C H
CO2H
R
CNH3+ H + OH-
CO2-
NH2
R
C H + H2O
CO2-
H
3. Pengendapan Proteina.Pengendapan Protein dengan Ammonium Sulfat
-Larutan protein susu: berwarna putih
-Larutan protein putih telur: tidak berwarna
-(NH4)2SO4 : larutan tidak berwarna
-Aquades: Tidak berwarna
-3 mL protein susu + 3 mL (NH4)2SO4 : terbentuk endapan putih
-ketika ditambahkan 3 mL aquades: endapan larut
-3 mL protein putih telur +3 mL (NH4)2SO4: terbentuk endapan putih
-ketika ditambahkan 3 mL aquades : endapan larut
Pengendapan karena penambahan Ammonium sulfat menyebabkan terjadinya dehidrasi protein. Pengendapan ini bersifat reversibel yang dapat dilarutkan kembali dengan penambahan air
Endapan yang terbentuk dengan adanya penambahan ammonium sulfat bersifat reversibel yang dapat larut kembali saat penambahan air
Endapan larut
- ditambahkan 1 mL larutan kedalam tabung reaksi
- ditambahkan 2-3 mL aquades- -dikocok larutan
Larutan keruh
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi- ditambahkan 3-4 mL larutan jenuh ammonium
sulfat- dikocok pelan-pelan
3-4 mL larutan protein
R
CNHCN NHCHC
O O
R
H2O2 H+
NH2SO4 + CO2H +NH2CHCO2H
RRR
CNHCN NHCHC
O O
R
H2O2 H+
NH2SO4 + CO2H +NH2CHCO2H
RR
b. Pengendapan protein dengan asam mineral -HNO3 pekat: larutan tidak berwarna
-HCl pekat: larutan tidak berwarna
-Larutan protein susu: berwarna putih
-Larutan putih telur: tidak berwarna
-1 mL HNO3 pekat + 1 mL larutan protein susu: terbentuk endapan putih
-Ketika ditambah HNO3 pekat lagi: larutan tetap keruh dan terdapat endapan putih
-1 mL HCl pekat +1 mL larutan protein susu: terbentuk cincin putih
-Ketika ditambahkan HCl pekat lagi: endapan larut
-1 mL HNO3 pekat + 1 mL larutan protein putih telur: terbentuk cincin putih
-Ketika ditambahkan HNO3 pekat lagi: larutan keruh dan endapan tetap ada
-1 mL HCl pekat +1 mL larutan protein putih telur: terbentuk cincin putih
-ketika ditambahkan HCl pekat lagi: endapan larut
Reaksi asam dengan gugus amino protein membentuk senyawa garam.
Penambahan HCl bersifat reversibel dan penambahan HNO3 bersifat irreversibel
Endapan yang terbentuk karena penamabhan HCl bersifat reversibel yang dapat larut kembali.
Endapan yag terbentuk karena penambahan HNO3
bersifat irreversibel yang tidak dapat larut kembali saat penambahan HNO3
pekat lagi.
1 mL HNO3 pekat
Endapan lebih banyak
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda
- dimiringkan tabungnya- ditambahkan 1-15 mL larutan protein
bertetes-tetes lewat dinding tabung- ditegakkan kembali tabungnya dan
didiamkanTerbentuk cincin putih
- ditambahkan larutan asam nitrat pekat dan asama klorida pekat pada masing-masing tabung
1-2 mL HCl pekat
Endapan larut
Terbentuk cincin putih
R CO2H + HNO3 pekatCN
NH2
H
R CO2HCN
NH3 + NO3-
R CO2H + HCl pekatCN
NH2
H
R COOHCN
NH3 + Cl-
R CO2H + HNO3 pekatCN
NH2
H
R CO2HCN
NH3 + NO3-
R CO2H + HCl pekatCN
NH2
H
R COOHCN
NH3 + Cl-
R CO2H + HNO3 pekatCN
NH2
H
R CO2HCN
NH3 + NO3-
R CO2H + HCl pekatCN
NH2
H
R COOHCN
NH3 + Cl-
R CO2H + HNO3 pekatCN
NH2
H
R CO2HCN
NH3 + NO3-
R CO2H + HCl pekatCN
NH2
H
R COOHCN
NH3 + Cl-
c. Pengendapan protein dengan logam berat -Larutan protein susu: berwarna putih
-Larutan protein putih telur: tidak berwarna
-CuSO4: larutan berwarna biru
-ZnSO4: larutan tidak berwarna
- FeSO4: larutan tidak berwarna
-Larutan protein susu+ CuSO4 : terbentuk endapan berwarna biru
-Ketika ditambahkan 30 tetes CuSO4: endapan berkurang (larut)
-Larutan protein putih telur + CuSO4 : terbentuk endapan berwarna biru
-Ketika ditambahkan 34 tetes CuSO4 :endapan larut
- Larutan protein susu+ ZnSO4 : terbentuk endapan berwarna biru
-Ketika ditambahkan 20 tetes ZnSO4: terbentuk endapan putih
- Larutan protein putih telur + 10 tetes ZnSO4 : terbentuk endapan putih
-Ketika ditambahkan 28 tetes ZnSO4: endapan berkurang (larut)
- Larutan protein susu+ 10 tetes FeSO4 : endapan berwarna kuning
-Ketika ditambahkan 40 tetes FeSO4 : endapan
Protein mengendap jika ditambahkan logam berat. Sifat pengendapan adalah reversibel.
Warna endapan dengan penambahan logam berat:
-CuSO4 : biru
-ZnSO4 : putih
-FeSO4 : kuning
Protein dapat mengendap dengan adanya penambahan logam berat. Sifat pengendapan reversibel yang artinya dapat larut kembali dengan penambahan garam berlebih
- ditambahkan CuSO4 kembali sampai larut
1-15 mL larutan protein
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi- ditambahkan tetes demi tetes ZnSO4
- dikocok
Larutan berwarna biru
Endapan larut- ditambahkan ZnSO4 kembali sampai larut
1-15 mL larutan protein
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi- ditambahkan tetes demi tetes FeSO4
- dikocokLarutan berwarna biru
Endapan larut
- ditambahkan FeSO4 kembali sampai larut
1-15 mL larutan protein
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi- ditambahkan tetes demi tetes CuSO4
- dikocokLarutan berwarna biru
Endapan larutR COO- + Pb2+C
NH2
H
R COO-CN
NH2
H
Pb2+
2
R COO- + Zn2+C
NH2
H
R COO-CN
NH2
H
Zn2+
2
R COO- + Cu2+C
NH2
H
R COO-CN
NH2
H
Cu2+
2
R COO- + Pb2+C
NH2
H
R COO-CN
NH2
H
Pb2+
2
R COO- + Zn2+C
NH2
H
R COO-CN
NH2
H
Zn2+
2
R COO- + Cu2+C
NH2
H
R COO-CN
NH2
H
Cu2+
2
R COO- + Pb2+C
NH2
H
R COO-CN
NH2
H
Pb2+
2
R COO- + Zn2+C
NH2
H
R COO-CN
NH2
H
Zn2+
2
R COO- + Cu2+C
NH2
H
R COO-CN
NH2
H
Cu2+
2
R COO- + Pb2+C
NH2
H
R COO-CN
NH2
H
Pb2+
2
R COO- + Zn2+C
NH2
H
R COO-CN
NH2
H
Zn2+
2
R COO- + Cu2+C
NH2
H
R COO-CN
NH2
H
Cu2+
2R COO- + Fe2+C
NH2
H
R COO-CN
NH2
H
Fe2+
2
4. Reaksi Warna Proteina. Reaksi Biuret
-Larutan protein susu: berwarna putih
-Larutan putih telur: tidak berwarna
-NaOH 40%: larutan tidak berwarna
-CuSO4: larutan berwarna biru
- 3 mL larutan protein susu + NaOH 40% : berwarna putih
-Ketika ditambahkan CuSO4 : larutan keruh berwarna ungu
-3 mL larutan protein putih telur + NaOH 40%: larutan jernih berwarna ungu
Protein membentuk endapan berwarna ungu dengan pereaksi biuret karena terbentuk senyawa kompleks antara Cu2+ dan N dari molekul ikatan peptida
Protein susu dan telur dapat membentuk senyawa komplek yang dibuktikan dengan warna larutan menjadi ungu setelah ditambahkan dengan pereaksi biuret
b. Reaksi Ksanthoprotein Larutan protein susu: berwarna putih
-Larutan putih telur: tidak berwarna
- HNO3 pekat: larutan tidak
-Larutan protein susu+ HNO3 pekat: larutan berwarna kuning dan terbentuk endapan putih
-Ketika dipanaskan larutan berwarna kuning
-setelah ditambahkan amonia larutan berwarna
Reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna kuning yang disebabkan terbentuknya sutau senyawa polinitro benzena dari asam amino tirosin protein. Pada penambahan alkali
Protein susu dan telur berwarna kuning yang menunjukkan bahwa protein mengandung cincin benzena yaitu asam amino tirosin.
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi- ditambahkan 1 mL NaOH 40%- ditambahkan 0.5 mL CuSO4 bertetes-tetesLarutan berwarna merah/ungu
3 mL larutan protein
Larutan kuning
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi- ditambahkan 1 mL HNO3 pekat- dipanaskan
3 mL larutan protein
COOH
+ NaOH + CuSO4
H2C
OC
Cu
HC
H2C
HC
C
HO
O
NH2 NH2
O
H2C
NH2 HC
O
OH
COOH
+ NaOH + CuSO4
H2C
OC
Cu
HC
H2C
HC
C
HO
O
NH2 NH2
O
H2C
NH2 HC
O
OH
R COO- + Fe2+C
NH2
H
R COO-CN
NH2
H
Fe2+
2
berwarna
-Amonia: larutan tidak berwarna
jingga
-Larutan protein telur+ HNO3 pekat: terbentuk endapan jingga
-Ketika dipanaskan larutan berwarna kuning
-setelah ditambahkan amonia terbentuk endapan berwarna jingga
warna kuning berubah menjadi jingga yang disebabkan sifat keasaman fenol yang bereaksi dengan alkali.
CH2
CH COOH
H2N
+ HNO3 HO
NO2
NO2
H2C C
H
NH2
COOH
CH2
CH COOH
H2N
+ HNO3 HO
NO2
NO2
H2C C
H
NH2
COOH
c. Reaksi Ninhidrin -Larutan protein susu pH 6: berwarna putih
-Larutan putih telur pH 7 : tidak berwarna
-Larutan ninhidrin 0.2%: tidak berwarna
- Larutan protein susu + 10 tetes larutan ninhidrin, setelah dipanaskan: larutan berwarna ungu (++)
-Larutan putih telur + larutan ninhidrin, setelah dipanaskan: larutan berwarna ungu
Reaksi positif bila terbentuk warna ungu/biru jika terdapat kandungan asam α amino pada protein
Perubahan warna menjadi ungu positif terhadap reaksi ninhidrin
d. Reaksi Millon -Larutan protein susu: berwarna putih
-Larutan putih telur: tidak berwarna
-Merkuri sulfat: larutan tidak berwarna
-Larutan protein susu + merkuri sulfat dipanaskan: menggumpal
-Ketika ditambahkan 1% NaNO2 dan dipanaskan: terbentuk endapan merah kekuningan
-Protein putih telur+ merkuri sulfat dipanaskan: terbentuk
Penambahan senyawa Hg ke dalam protein menghasilkan endapan putih dari senyawa merkuri.
Terbentuk endapan merah karena protin mengandung tirosin atau triptofan yang bereaksi dengan Hg dan
Protein positif mengandung tirosin atau triptofan yang ditandai dengan terbentuknya endapan merah
1 mL larutan protein 0.5 % pH 7
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi- ditambahkan 10 tetes ninhidrin 0.2 %- dipanaskan pada sushu 100 selama 10 menit
Larutan berwarna merah/ungu
3 mL larutan protein
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi- ditambahkan 1 mL pereaksi merkuri sulfat
didalam tabung- dipanaskan
Endapan Kuning
- didinginkan dengan air- ditambahkan 1 tetes larutan 1% NaNO2
- dipanaskanEndapan Merah
CO2H
OH
O
+ AgNO3+
CH
NH2
H2C
NO2
CHH2C C
NH2
OHg
CO2H
OH
O
+ AgNO3+
CH
NH2
H2C
NO2
CHH2C C
NH2
OHg
-1% NaNO2: larutan bertidak berwarna
endapan kuning
-ketika ditambahkan 1% NaNO2 dan dipanaskan kembali: merah
pereaksi Millon
CH2CHCO2H
NH2
NH
e. Reaksi Hopkin-Cole -Larutan protein susu: berwarna putih
-Larutan putih telur: tidak berwarna
-Formaldehid: larutan tidak berwarna
-Pereaksi Millon: larutan tidak berwarna
-H2SO4 pekat: larutan tidak berwarna
-1 mL larutan protein susu + 1 tetes formaldehid : larutan menjadi berwarna putih kental
-setelah ditambahkan pereaksi Millon larutan menjadi lebih kental
-setelah ditambahkan H2SO4 pekat: terbentuk 2 lapisan dan terbentuk cicin berwarna ungu
-1 mL larutan protein putih telur + 1 tetes formaldehid : larutan menjadi keruh
-setelah ditambahkan pereaksi Millon larutan menajdi lebih keruh
-setelah ditambahkanH2SO4 pekat: terbentuk 2 lapisan (lapisan atas berwarna putih, lapisan bawah tidak berwarna)
Reaksi warna protein ini menunjukkan positif apabila ditandai dengan terbentuknya cincin ungu pada bidang batas antara larutan protein dengan pereaksi.
Larutan protein positif terhadap pereaksi Hopkin-cole dengan terbentuk cincin ungu
- dimasukkan 1 tetes larutan formaldehid encer didalam tabung reaksi
- ditambahkan 1 tetes pereaksi merkuri sulfat
- ditambahkan 1 mL H2SO4 pekat melalui dinding dan tabung
- dimiringkanTerbetuk dua lapisan
1 mL larutan protein
+ COOH
H
NH
NH
H
H2C
CO2H
H
H2SO4
H H
NH
+ COOH
H
NH
NH
H
H2C
CO2H
H
H2SO4
H H
NH
5. Hidrolisis Protein dan Test Adanya Belerang -Larutan protein susu: berwarna putih
-Larutan putih telur: tidak berwarna
-NaOH 10 %: larutan tidak berwarna
-Pb-Asetat: larutan tidak berwarna
-1 mL larutan protein susu + 1 mL 10 % NaOH : terbentuk endapan
-setelah dipanaskan: larutan berwarna kuning dan terdapat endapan
-setelah ditambahkan Pb-asetat: larutan berwarna kuning kehitaman
- larutan protein putih telur + 1 mL 10 % NaOH : terbentuk endapan
-setelah dipanaskan: larutan berwarna kuning dan terdapat endapan kuning
-setelah ditambahkan Pb-asetat: larutan berwarna hitam
Penmabhan NaOH akan menghidrolisis polimer asam amino pada protein.
Protein yang mengandung asam amino beratom belerang akan memberikan warna hitam jika direaksikan dengan Pb-asetat dan membentuk PbS.Reaksi:S2-+2H2O+PbO2
2-→ PbS↓+4OH-
Protein mengandung asam amino yang beratom S ditandai dengan terbentuknya warna hitam saat direaksikan dengan Pb-asetat
1 mL larutan protein
- ditambahkan larutan 10% NaOH dalam tabung reaksi
- dipanaskan selama 1 menit- ditambahkan 1 tetes Pb asetatWarna hitam
Top Related